4311413018 lemak khayatun nufus
DESCRIPTION
kimia bahan pangan, resume jurnal lemakTRANSCRIPT
Tugas Kimia Bahan Pangan
Nama : Khayatun Nufus
NIM : 4311413018
Profil dan karakteristik Lemak Hewan (Ayam, Sapi dan Babi) Hasil Analisa FTIR dan
GCMS
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi/article/view/219
Pendahuluan
Salah satu faktor penyebab polimik masalah kehalalan pangan di masyarakat ada kurangnya
perhatian dan pengawasan dari pemerintah terhadap industri dan pengolahan bahan pangan.
Sejauh ini pemerintah telah mencanangkan sertifikasi halal bagi setiap produsen makanan.
Namun demikian implementasi sistem sertifikasi halal benini masih menemui berbagai
substansi produk pangan yang benar benar bisa menjamin kehalalan dari produk pangan
tersebut (Apriyantono, 2001)
Metode yang dapat di gunakan untuk menganalisa kandungan lemak hewani khususnya lemak
babi adalah dengan melihat komposisi asam lemak yang terkandung di dalamnya, kemudian
mengubah asam lemak tersebut menjadi derivat esternya dan di lakukan analisis dengan GCMS
dan FTIR.
Berdasarkan hasil penelitian Irwandi Jaswir (2003) diketahui FTIR berpotensi sebagai
pendeteksi lemak babi secara cepat dengan hasil yang konsisten. Metode FTIR juga memiliki
keterbatasan karena metode ini tidak dapat mengidentifikasi jenis dan kandungan jenis dan
komponen asam lemak secara pasti. Oleh karena itu hasil analisa dengan dengan FTIR perlu di
tunjang dengan GCMS untuk menentukan komposisi asam lemak yang paling dominan dalam
suatu sampel.
Metode Penelitian
Bahan dan alat
1. Bahan : sampel jaringan lemak hewani (ayam, sapi dan babi) di ambil dari RPH cakung
Jakarta Timur, Larutan BF3 dalam metanol, larutan n-heksana p.a, Na2SO4
2. Alat : GSMS (gas chromatography mass spectrofotometry) QP-2010, shimadu japan
dengan kolom RTx1-MS, Restech 30 mx 0,25 mm ID, 0,25 𝜇𝑚 , polymethyl xiloxane,
FTIR (spektrofotometer Fourier Transform Infra Red) Spectrum one perkin Elmer,
USA, Reftactometer Abbe untuk penentuan indeks bias.
Metode Penelitian
Ekstraksi Lemak Padat (Metode Oven)
2 gram sampel jaringan lemak dicuci, diiris kecil-kecil dan dimasukkan kedalam beaker glass.
Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam dry oven dengan suhu 75℃, di biarkan selam 6 jam
hingga jaringan lemaknya mencair. Dimasukkan kedalam corong pisah untuk selajutnya
dimurnikan dengan perekasi n-heksana. Lemak yang yang sudah di murnikan di tambahkan
dengan Na2SO4 untuk mengikat air yang masih ada pada lapisan lemak. Hasil ekstraksi
ditimbang dan ditentukan rendemennya.
Pengujian sifat fitokimia
Pengujian sifat fitokimia meliputi : bobot jenis, indeks bias, titik leleh, bilangan iodin dan
bilangan penyabunan (AOAC, 2000)
Analisi pola spektrum lemak hewani dengan FTIR
Sampel lemak yang telah disaring dan di murnikan di teteskan pada salah satu permukaan sel
KBr. Diantara kedua sel Kbr diberi pembatas berupa politetraflouroetilen (PTFE) untuk
menganalisa kandungan lemak 0.1 mm. Sel bagian lainnya ditankupkan hingga terbentuk
lapisan tipis lemak. Scaning dilakukan dengan kisaran panjang gelombang 4000cm-1 sampai
650cm-1 dengan resolusi 4 cm-1. Hasil scaing direkam dan dianalisa dengan lebih lanjut.
Esterifikasi asam lemak
2 gr sampel lemak yang telah di ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi dan direaksikan
dengan BF3 dalam metanol. Dikocok dan dipanaskan ±15 menit didiamkan sampai terbentuk
2 lapisan. Lapisan atas dipisahkan dengan sentrifugasi dan di purifigasi lebih lanjut dengan
menambahkan Na2SO4 untuk menghilangkan kadar airnya. Hasil esterifikasi selanjutnya
dimasukkan kedalam vial untuk dianalisa dengan GCMS.
Analisa komposisi asam lemak dengan GCMC
1 𝜇L sampel lemak yang telah diesterifikasi di injeksikan kedalam kolom GC.Pemisahan
dilakukan dalam kolom RTx 1-MS Restech 30m x 0,25 mm ID, 0,25𝜇m, dengan fase diam Poly
dimethyl xiloxan, suhu injetor 280℃ , suhu kolom 70 ℃dinaikkan sampai 300 ℃ dengan
kenaikan 10 ℃/menit laju alir 1,15 mL/menit (David F, Sandra P., 2005)
Hasil dan Pembahasan
Hasil ekstraksi lemak
Dari ketiga sampel lemak yang diekstraksi dengan bobot cuplikan yang relatif sama diperoleh
sampel daging ayam yang paling tinggi kadar lemaknya. Hasil pengujian sifat sifat fitokimia
pada masing-masing sampel tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan kecuali untuk
parameter titik leleh, bilangan iodin dan bilangan penyabunan.
Analisa spektroskopi FTIR didasarkan pada karakteristik gugus fungsi yang terdapat pada
ketiga sampel lemak. Data spekta FTIR masing-masing sampel diperoleh dari hasil scaning
sampel lemak murni. Perbedaan yang cukup signifikan terlihat pada penyerapan spekta di
daerah 3010-3000. 1120-1095 dan 968-966 cm-1 yang mempresentasikan tingkat perbedaan
komposisi asam lemak pada masing-masing sampel. Analisa GCMS dilakukan untuk
mengetahui komposisi masing-masing dari ketiga sampel dilihat dari presentasi asam lemak
jenuh dan tidak jenuhnya. Analisa dilakukan terhadap sampel yang telah di esterifikasi
sebelumnya dan dikarakterisasi lebih lanjut dengan menggunakan instrument GCMS. Hasil
analisa dengan menggunakan GCMS membuktikan adanya perbedaan kandungan SFA
(saturated fatty acid), MUFA (monounsatureted fatty acid) dan PUFA (polyunsaturated fatty
acid) pada ketiga sampel.
Kesimpulan
Terdapat perbedaan komposisi asam lemak yang cukup signifikan diantara ketiga sampel.