3.docx

9
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Tahun Ajaran 2014/2015 3.2 Cara Kerja A. Standarisasi Larutan Na 2 S 2 O 3 dengan K 2 Cr 2 O 7 Sebanyak 10 mL larutan K 2 Cr 2 O 7 dipipet dan ditambahkan 5 mL KI 10% dan 1 mL HCl pekat kemudian dititrasi degan larutan Na 2 S 2 O 3 sampai warna kuning. Larutan kuning yang diperoleh ditambahkan dengan 1 mL larutan kanji, warna akan berubah menjadi biru, kemudian larutan dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 sampai warna biru tepat hilang. Ditentukan konsentrasi Na 2 S 2 O 3 . B. Menentukan konsentrasi CuSO 4 . Larutan CuSO 4 diencerkan dalam labu ukur 100 mL, larutan dipipet 10 mL ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 10 mL KI 10 % dan ditambahkan 4 mL CH 3 COOH 2 N kemudian dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 sampai warna kuning. Larutan kuning ditambahkan 1 mL kanji, warna berubah menjadi biru, kemudian dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 sampai warna biru tepat hilang. Ditentukan konsentrasi CuSO 4 . Iodometri

Upload: yolanda

Post on 11-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

3.2 Cara Kerja A. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7Sebanyak 10 mL larutan K2Cr2O7 dipipet dan ditambahkan 5 mL KI 10% dan 1 mL HCl pekat kemudian dititrasi degan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning. Larutan kuning yang diperoleh ditambahkan dengan 1 mL larutan kanji, warna akan berubah menjadi biru, kemudian larutan dititrasi dengan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang. Ditentukan konsentrasi Na2S2O3.B. Menentukan konsentrasi CuSO4.Larutan CuSO4 diencerkan dalam labu ukur 100 mL, larutan dipipet 10 mL ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 10 mL KI 10 % dan ditambahkan 4 mL CH3COOH 2 N kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning. Larutan kuning ditambahkan 1 mL kanji, warna berubah menjadi biru, kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang. Ditentukan konsentrasi CuSO4.

3.3 Skema KerjaA. Standarisasi larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7Larutan K2Cr2O7

dipipet 10 mL ditambahkan 5 mL KI 10 % ditambahkan 1 mL HCl pekat Larutan kuningdititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning

ditambahkan 1 mL larutan kanji, warna berubah menjadi biru Konsentrasi Na2S2O3dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang

B. Larutan CuSO4Menetukan konsentrasi CuSO4

diencerkan dalam labu ukur 100 mL dipipet 10 mL ke dalam erlenmeyer ditambahkan 10 mL KI 10 % ditambahkan 4 mL CH3COOH 2 N Larutan kuningditirasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning

ditambahkan 1 mL larutan kanji, warna berubah menjadi biru Konsentrasi CuSO4dititasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang

3.4 Skema Alat

2

31

4

5

Keterangan :1. Standar2. Klem3. Buret4. Erlenmeyer5. Kertas Putih

IV. DATA DAN PERHITUNGAN4.1 Data dan PerhitunganA. Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7Cr2O72- + 2 I- + 14 H+ 2 Cr3+ + I2 + 7H2OI2 + 2 S2O32- S4O62- + 2 I-V K2Cr2O7 = 10 mLV Na2S2O3 = 21,4 mLN K2Cr2O7 = 0,05 N( V. N ) Na2S2O3 = ( V. N ) K2Cr2O721,4 mL . N Na2S2O3 = 10 mL . 0,05 NN Na2S2O3 = 0,0234 N Normalitas N Na2S2O3 yang telah distandarisasikan adalah 0,0234 NB. Menentukan konsentrasi CuSO4I2 + 2 S2O32- S4O62- + 2 I-2 Cu2+ + 2 I- 2Cu+ + I2N teori CuSO4 = 0,5017 NN Na2S2O3 = 0,0234 NV CuSO4 = 10 mL V Na2S2O3= 20,85 mL( V. N ) Na2S2O3= ( V. N ) CuSO420,85 mL . 0,0234 N = 10 mL . N CuSO4N CuSO4 = 0,0488 N . N CuSO4 = 0,5422 NNormalitas N CuSO4 yang telah distandarisasikan adalah 0,5422 N

Persen kesalahan yang diperoleh sebesar 8 %Praktikum Dasar-Dasar Kimia AnalitikTahun Ajaran 2014/2015

Iodometri

V. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 Pengamatan dan Langkah KerjaNoLangkah Kerja dan ReaksiFotoPengamatanAnalisis

1.Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 K2Cr2O7 + 5 mL KI 10% + 1 mL HCl pekatCr2O72- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O6I- 3I2 + 6e-Cr2O72- + 14H+ + 6I- 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O

Larutan menjadi jinggaLarutan berubah menjadi jingga karena adanya I2 dalam larutan

Titrasi dengan Na2S2O3I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62Larutan jingga berubah menjadi kuning kecoklatanHampir mencapai titik akhir titrasi

Penambahan 1 mL larutan kanjiLarutan berubah menjadi biru kehitaman Kanji bereaksi dengan larutan sehingga larutan menjadi biru

- Dititrasi kembali dengan Na2S2O3

Warna biru larutan menghilang sampai setelah mencapai titik akhirKemudian warna biru larutan menghilang karena nilai stoikiometri analit (K2Cr2O7) sama dengan pentiter (Na2S2O3)

2.Penentuan konsentrasi CuSO4 Diencerkan larutan pada labu ukur 10 mL larutan dipipet dan dimasukkan dalam erlenmeyer

Larutan sampel berwarna biruLarutan sampel yang digunakan adalah CuSO4

- 10 mL KI 10% ditambahkan- 4 mL CH3COOH 2 N

Cu2+ + 2I- CuI + I2

Larutan menjadi jingga kemerahanLarutan berubah menjadi jingga karena adanya I2 dalam larutan

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-

Warna jingga larutan berubah menjadi kuning kecoklatanTitik akhir reaksi hampir tercapai

1 mL kanji ditambahkan

Larutan berubah menjadi biru kehitamanKanji bereaksi dengan larutan sehingga larutan menjadi biru

Titrasi kembali Na2S2O3

Warna biru menghilang berubah menjadi putih susuKemudian warna biru larutan menghilang dan berubah menjadi putih susu karena nilai stoikiometri analit (CuSO4) sama dengan pentiter (Na2S2O3)

5.2 PembahasanPada praktikum kali ini yaitu tentang titrasi iodometri, dengan prinsip kerja yaitu oksidasi reduksi, dimana iod sebagai oksidator dan tiosulfat sebagai reduktor. Titrasi iodometri merupakan titrasi tidak langsung karena dapat dilihat dengan adanya penambahan KI berlebih terlebih dahulu sebelum sampel dititrasi menggunakan Na2S2O3. Penambahan KI berlebih dilakukan agar terbentuknya I2 pada larutan, sehingga I2 yang terbentuk ini akan bereaksi dengan Na2S2O3. Berbeda dengan titrasi iodimetri, pada titrasi iodometri zat yang bisa ditentukan adalah zat zat yang bisa direduksi, pada percobaan ini :Cu +2 + 1e- Cu2I- I2 + 2e-Na2S2O3 adalah larutan standar sekunder, oleh karena itu harus dilakukan standarisasi terlebih dahulu dengan larutan K2Cr2O7 sebagai larutan primer. Pada titrasi ini harus berlangsung cepat dan pada saat penambahan KI erlenmeyer ditutup dengan plastik hitam dan diikat hal ini bertujuan untuk menghindari menguapnya I2. Titrasi harus dilakukan dalam suasana asam, karena jika kita lakukan dalam pH tinggi atau suasana basa maka I2 akan membentuk endapan. Jadi titrasi tentu tidak dapat dilakukan karena sulit dalam pengamatan titik akhir titrasi. Untuk titik akhir titrasi terjadi dengan penambahan larutan kanji hanya memerlukan sedikit larutan natrium tiosulfat. Saat penambahan amilum, yang harus diperhatikan adalah lubang yang terbuka pada erlenmeyer. Sesudah penambahan tersebut harus ditutup agar tidak menguap sehingga penggunaan larutan standar tepat menunjukkan pada konsentrasi yang sebenarnya. Jika tidak ditutup, maka I2 akan menguap, penggunaan larutan standar semakin banyak dan persentasi kesalahan semakin besar pula.Saat I2 terbentuk karena penambahan KI berlebih, larutan tersebut dititrasi dengan larutan tiosulfat sampai berubah menjadi warna kuning. Perubahan warna kuning terjadi karena di dalam larutan tersebut telah terbentuk I2. Setelah iodium terbentuk, ditambah larutan kanji sebagai indikator yang membuat larutan berubah menjadi warna biru yang didalamnya terdapat endapan. Lalu