38681390-lap-mesra-ii

112
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negeri yang sangat kaya. Indonesia adalah sebuah negeri yang dikaruniai kekayaan alam yang terdapat di darat, laut, dan bawah tanah yang sangat melimpah. Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris, karena memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Ini yang membuat kita sangat kaya dengan hasil pertanian, terutama tanaman pangan. Sangat disayangkan apabila kesemuanya itu tidak dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Saat itu nenek moyang kita telah memanfaatkan dan mengolah hasil-hasil pertanian di negeri kita. Mereka mengolahnya dengan tehnologi yang tersedia saat itu. Seiring perkembangan jaman saat ini, teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan pangan harus mengikuti perkembangan jaman. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk panagn yang dihasilkan. Tehnologi yang digunakan pun semkin banyak dan semakin maju. Dengan adanya kemajuan teknologi diharapkan ragam dan kualitas produk pangan akan semakin berkembang. Bila pangan diolah dengan tehnologi yang baik dan tepat maka

Upload: mohamach-asnaquy

Post on 03-Jul-2015

3.204 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 38681390-Lap-Mesra-II

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negeri yang sangat kaya. Indonesia adalah

sebuah negeri yang dikaruniai kekayaan alam yang terdapat di darat, laut,

dan bawah tanah yang sangat melimpah. Indonesia juga dikenal sebagai

negara agraris, karena memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Ini yang

membuat kita sangat kaya dengan hasil pertanian, terutama tanaman

pangan. Sangat disayangkan apabila kesemuanya itu tidak dimanfaatkan

dengan semaksimal mungkin. Saat itu nenek moyang kita telah

memanfaatkan dan mengolah hasil-hasil pertanian di negeri kita. Mereka

mengolahnya dengan tehnologi yang tersedia saat itu.

Seiring perkembangan jaman saat ini, teknologi yang digunakan

dalam proses pengolahan pangan harus mengikuti perkembangan jaman.

Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk panagn yang

dihasilkan. Tehnologi yang digunakan pun semkin banyak dan semakin

maju. Dengan adanya kemajuan teknologi diharapkan ragam dan kualitas

produk pangan akan semakin berkembang. Bila pangan diolah dengan

tehnologi yang baik dan tepat maka akan memberikan dampak positif bagi

masyarakat. Bagi produsen, nilai ekonomis produk akan semakin

meningkat. Dan bagi konsumen, akan diperoleh pangan yang berkualitas

dengan harga terjangkau. Yang kesemuanya akan membuat bangsa kita

semakin maju dan sejahtera

Pengetahuan mengenai teknologi pengolahan sangat diperlukan

agar kita dapat mengetahui prinsip-prinsip dan mekanisme pengolahan

yang digunakan. Pengetahuan pengolahan ini berguna untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas produk pangan yang dihasilkan. Kualitas produk

pangan sangat ditentukan oleh perlakuan yang dilakukan selama proses

pengolahan. Bahan yang bermutu tinggi akan turun kualitasnya jika

dilakukan proses pengolahan yang salah. Sebaliknya, bahan dengan

Page 2: 38681390-Lap-Mesra-II

2

kualitas standar akan meningkat kualitasnya dengan metode pengolahan

yang tepat. Kita tidak harus merencanakan peralatan pengolahan dengan

terperinci, akan tetapi kita harus mengerti bagaimana peralatan itu bekerja.

Untuk dapat mengembangkan teknologi pengolahan, kita harus mengerti

dasar-dasar prinsip kerja mesin. Kita juga harus mampu untuk membuat

dirinya sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh perencana dan

oleh penyalur peralatan yang dipergunakannya.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Mesin dan Peralatan secara keseluruan ini adalah :

1. Mengetahui konstruksi dasar alat/mesin, bagian-bagian alat berikut

fungsinya.

2. Mengetahui mekanisme kerja alat dan mesin.

3. Mengetahui pengoperasian alat dan mesin, antara lain :

a. Kebutuhan bahan baker (tenaga)

b. Lama pemrosesan

c. Randement

d. Kapasitas alat/mesin

C. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum Mesin dan Peralatan ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman (pengenalan) yang lebih

tentang alat dan mesin pertanian.

2. Dapat mengetahui setiap fungsi dan kegunaan dari alat dan mesin

pertanian.

3. Menambah pengetahuan tentang pengoperasian alat-alat dan mesin

pertanian.

D. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum Mesin dan Peralatan ini berlangsung selama

dua hari, yaitu pada hari Sabtu, 7 November 2009 pukul 08.00 WIB

sampai dengan 16.00 WIB dan pada hari Minggu, 8 November 2009

Page 3: 38681390-Lap-Mesra-II

3

pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Pelaksanaan praktikum

Mesin dan Peralatan ini dilaksanakan di laboratorium Rekayasa

Pengolahan Pangan dan Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 4: 38681390-Lap-Mesra-II

4

BAB II

TINJAUAN PRAKTIKUM

Alat destilasi biasanya dipanaskan diatas tungku pembakaran dan

dioperasikan secar single stage maupun multi stage. Sebagai contoh

misalnya distilasi yang dilakukan pada minyak bumi. Bahan minyak bumi

mentah dimasukkan dalam still pertama dimana sebagai hasil distilasi ialah

minyak bensin. Kemudian melalui ujung overflow keluar residu pertama

dan masuk kedalam still kedua dimana suhunya lebih tinggi, sebagai hasil

distilasi ialah minyak kerosen. Residu kedua mengalir masuk kedalam still

ketiga, dimana suhunya lebih tinggi lagi sebagai hasil distilasi ialah

minyak gas. Selanjutnya residu ketiga mengalir masuk kedalam still

terakhir yang suhunya lebih tinggi lagi dimana yang terdistilasi ialah

minyak pelumas digunakan steam atau vakum untuk menurunkan suhu

penguapan dan mencegah kerusakan (Muijohardjo, 1991).

Pemisahan menggunakan destilasi sederhana seringkali tidak

memuaskan karena metode tersebut dikembangkan dengan menambahkan

suatu kolom fraksinasi diantara labu didih dan klaisen (still head) dalam

perangkat alat distilasi. Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa

distilasi fraksinasi pada minyak cengkeh dengan perlakuan fraksinasi suhu

200oC dan 250oC tidak memperoleh eugenol murni (minimal 98%) tetapi

kadar eugenolnya meningkat sampai 97,03% w/v dari 93,34%. Perlakuan

tekanan yang lebih kecil dan jumlah refluks yang lebih banyak akan lebih

memurnikan minyak cengkeh menjadi eugenol. Dengan distilasi fraksinasi

pada minyak cengkeh dimana proses berlangsung pada suhu dan tekanan

rendah menghasilkan residu yang mutunya meningkat dengan kriteria

kadar eugenol meningkat, berat jenis meningkat, semakin larut dalam

alkohol, indeks bias yang meningkat dan nilai putaran optik yang sesuai

dengan kriteria minyak cengkeh asli (kecil) (Nurhasanah,2001).

Perajangan (slicing) adalah proses pengecilan ukuran bahan dengan

menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang potongan yang

Page 5: 38681390-Lap-Mesra-II

5

lebih kecil dan tipis dengan arah melintang, miring, atau sejajar panjang

bahan yang dipotong. Tujuan utama dari perajangan yaitu untuk

memperkecil ukuran bahan sehingga dapat mempercepat proses

pengeringan karena permukaan yang diperbesar dan pada akhirnya

penurunan kadar air lebih cepat selama masa pengeringan. Walaupun pada

dasarnya mengiris, merajang, atau memotongadalah sama, tetapi

perajangan yang dilakukan baik di atas landasan maupun tidak, biasanya

menggunakan pisau atau alat-alat lain yang sesuai dengan keperluannya.

Perajangan juga dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan

beragam. Pada dasarnya dalam perajangan diperlukan pisau pengiris yang

tipis dan tajam, arah perajangannya dapat ke segala arah, ukuran lebar

irisan relatif besar bila dibandingkan dengan tebalnya. Pada umumnya

produk yang diperoleh diharapkan mempunyai struktur dan bentuk yang

baik serta beragam (Anonima, 2009).

Perajangan bahan terutama dimaksud untuk memperpendek ukuran

bahan sehingga mudah ditangani dan menjadi lebih seragam dan kompak

di dalam pengolahan. Proses perajangan ini bertujuan agar kelenjar

minyak bahan dapat terbuka sebanyak mungkin. Pada bahan dirajang,

sebenarnya hanya sebagian kecil minyak yang dibebaskan, dan sebagian

besar masih tetap bersatu dengan partikel hasil rajangan. Hasil rajangan

yang dikeringkan akan menghasilkan kadar minyak yang lebih tinggi

(Guenther, 1987).

Satuan operasi dalam pengolahan pangan, pengawetan adalah

alasan utama untuk melakukan proses pengeringan, akan tetapi

pengeringan dapat juga terjadi dalam suatu proses lain bersama, sebagai

contoh dalam pembakaran roti mempergunakan perkembangan gas,

merubah struktur protein dan pati serta pengeringan roti. Kehilangan air

mungkin terjadi apabila hal ini tidak dikehendaki, sebagai contoh selain

proses penyulaian keju dan dalam pembekuan daging (Eadle, 1969).

Ada dua macam cara pengeringan, yaitu pengeringan dengan sinar

matahari dan pengeringan mekanis. Pengeringan dengan sinar matahari

Page 6: 38681390-Lap-Mesra-II

6

merupakan cara pengeringan tradisional. Kerugian pengeringan dengan

sinar matahari adalah masalah waktu, cuaca, tempat, suhu, dan kerusakan

akibat aktivitas mikroba. Untuk pengeringan mekanis ada beberapa jenis,

seperti pengering berbentuk kabinet, pengering berbentuk klin, pengering

yang dapat diputar, dan pengering berbentuk silindris. Pengering

berbentuk kabinet memiliki rak-rak untuk menempatkan bahan yang akan

dikeringakan (Hadiwiyoto, 1980).

Penepungan ditujukan untuk mereduksi ukuran suatu padatan agar

diperoleh luas permukaan yang lebih besar. Penepungan menyebabkan

bahan-bahan padat menjadi dapat diangkut dengan mudah, mempunyai

bentuk komersial yang lebih baik, lebih mudah diproses lanjut. Pada alat

penepungan yang mempunyai efek pemisahan melalui hembusan udara,

butir diperkecil terus menerus selama berada dalam ruang penepung,

sampai butir terbawa oleh arus udara keluar. Butir yang lebih halus dapat

diperoleh dengan mengurangi kecepatan (Purwadi, 1990).

Perajangan ubi kayu yang dilakukan petani dapat dibagi dalam 2

(dua) kelompok, yaitu perajangan gablek berkulit dan perajangan gablek

kupas kulit. Untuk pembuatan gablek berkulit, umumnya petani langsung

merajang tanpa pengupasan kulit ubikayu terlebih dahulu. Untuk

pembuatan gablek kupas kulit, ubikayu terlebih dahulu dikupas kulitnya

dengan bantuan parang atau golok. Pembelahan dilakukan dengan

memotong ubi kayu melintang setebal 4-5 cm. Perajang ubi kayu

sebenarnya terdiri dari kerangka penunjang, corong pengumpanan,

piringan perajang yang mempunyai mata pisau 2-4 buah dan tenaga

penggerak. Perajang singkong (Rasingko) merupakan alat perajang ubi

kayu atau umbi-umbian (talas dan ubi jalar) (Santoso, 1982).

Alat goreng sangan banyak digunakan untuk kegiatan usaha di

bidang pengolahan komoditi kacang tanah. Inovasi design dengan

memanfaatkan perputaran drum sebagai ruang pemangganggan telah

banyak dimanfaatkan untuk kegiatan uasah dibidang pengolahan kopi,

coklat, dan pengeringan sistem kontinyu untuk komoditas bahan pertanian

Page 7: 38681390-Lap-Mesra-II

7

tertentu. Penggunaan daya listik motor penggerak yang cukup rendah

menurunkan biaya ekonomis opersional dalam kegiatan produksi

(Anonimb, 2009).

Goreng sangan merupakan cara pemasakan bahan makanan dengan

radiasi panas, dimana dengan perlakuan-perlakuan tersebut terjadi

perubahan keadaan bahan makanan, baik sifat fisik maupun sifat

kimiawinya sehingga keadaan bahan pangan ada yang menjadi lunak dan

enak dimakan. Dengan pemanasan maka sebagian besar mikroorganisme

dan enzim mengalami kerusakan, sehingga bahan yang telah di masak

lebih tahan lama beberapa hari. Untuk pengorengan sangan, di gunakan

radiasi panas diman terjadi secara secara pancaran dan berlangsung secara

radiasi. Namun bertolak dari itu dalam goreng sangan ini di peroleh dari

kompor gas. Proses pengorengan sangan bisanya dilakukan pada bahan

Jinis biji-bijian seperti kacang tanah. Dalam hal ini alat pengorengan

yang di gunakan terhadap otoklaf tipe vertikal ataupun tipe horizontal.

Pada dasarnya pengorengan sangan dapat dilakukan dengan berbagai

macam cara, yang terpenting adalah pemrosesan yang benar

(Annonymous, 1970 ).

Sortasi biji yang telah dikeringkan dilaksanakan atas dasar berat

biji, kemurnian, warna dan bahan ikutan serta jamur. Dalam menetapkan

kualitas biji, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah kulit ari, kadar

lemak, dan kadar air turut diperhatikan. Sortasi biji yang dilakukan secara

visual adalah dengan membuang biji yang jelek dan rendah mutunya. Biji

yang telah mengalami proses sortasi dimasukkan ke dalam karung goni

dengan berat maksimum setiap kacang 60 kg (Earle, 1969).

Untuk mendapatkan hasil sortasi yang baik harus memperhatikan

tujuan pengolahan hasil pertanian, yang mana di pisahkan menjadi dua.

Pertama untuk tujuan pengawetan gabah, hasil-hasil sortasi terpisah di

bersihkan dan selanjutnya di tiriskan untuk mengeringkan air yang masih

menempel. Kedua untuk tujuan pengolahan hasil, hasil-hasil sortasi secara

terpisah dari segala kotoranya. Apabila jumlah kotoranya cukup banyak

Page 8: 38681390-Lap-Mesra-II

8

maka gunakanlah winower, yaitu alat sortasi gabah yang di jalankan oleh

tenaga manusia (Hadiwiyoto, 1980).

Pengggilingan geraham dan gas berputar adalah peralatan berat dan

tidak dipergunakan dalam industri pangan secara intensif. Mekanisme

penggilingan geraham yaitu bahan dimasukkan dalam antara dua geraham

berat, yang satu tetap dan yang lain turun naik seperti pengerjaan bahan

jatuh ke dalam ruangan dengan kedalaman sempit, kemudian menggiling

bahan ketika bahan bergerak (Sutarno, 1989).

Di dalam proses penggilingan, ukuran bahan diperkecil dengan

mengoyaknya. Mekanisme pengoyakan ini belum dimengerti dengan jelas,

akan tetapi di dalam proses, bahan ditekan oleh gaya mekanis dari mesin

penggiling, penekanan awal masuk ke tengah bahan sebagai enerji

desakan. Faktor penting yang dipelajari dalam penggilingan adalah jumlah

enerji yang dipergunakan dan jumlah permukaannya yang terbentuk

sebagai hasil penggilingan (Earle, 1969).

Mesin penggiling sekunder hampir sama dengan penghancuran

silinder hampir sama dengan penghancuran sekunder berpermukaan yang

halus atau silinder yang berpermukaan sedikit bergelombang dan berputar

pada kecepatan yang berbeda. Alat ini sangat umum dipergunakan untuk

menggiling tepung. Oleh karena bentuknya sederhana, ukuran maksimum

partikel yang dapat lolos antara silinder dapat diatur (Hudaya, 1982).

Penghantar panas secara seri berbentuk seperti lapisan-lapisan roti

pada sudut tegak lurus arah pindah panas, akan tetapi penghantar panas

secara pararel, permukaan bahan adalah pararel dengan arah pindah panas

dan antara dan antara bahan atau permukaan satu sama lainnya. Oleh

karena itu, panas melewati setiap permukaan pada saat yang sama tidak

berganti. Sebuah contoh adalah dinding penahan atau pendingin pada oven

(Earle, 1969).

Oven microwave adalah sebuah peralatan dapur yang

menggunakan radiasi gelombang mikro untuk memasak atau memanaskan

makanan. Oven microwave bekerja dengan memancarkan radiasi

Page 9: 38681390-Lap-Mesra-II

9

gelombang mikro, biasanya pada frekuensi 2.450 MHz (dengan panjang

gelombang 12,24 cm), melalui makanan. Molekul air, lemak, dan gula

dalam makanan akan menyerap energi dari gelombang mikro tersebut

dalam sebuah proses yang disebut pemanasan dielektrik (Anonimc,2009).

Pencampuran adalah penyebaran satu komponen lain. Proses

pencampuran ini umum dijumpai sebagai salah satu unit pengolahan pada

industri pangan. Pencampur yang mungkin sangan umum dipergunakan

untuk bahan-bahan berat adalah peremas yang menherjakan dua tangan

berputar berlawanan arah dengan bentuk yang khusus, yang melipat dan

menggunting bahan yang melalui pusat atau bagian dasar pencampur

(Earle, 1969).

Pencampuran atau pengadukan adalah proses untuk mencampur

bahan-bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi suatu makanan.

Pencampuran merupakan salah satu proses yang penting dalam pembuatan

roti yaitu pada proses mixing, pada pencampuran bahan diaduk hingga rata

atau tercampur semua (Anonimd, 2009).

Pengadukan pelan akan memperpendek jarak antar partikel sehingga

gaya tarik-menarik antar partikel menjadi lebih besar dan dominan

dibandingkan gaya tolaknya, yang menghasilkan kontak dan tumbukan

antar partikel yang lebih banyak dan lebih sering. Kontak inilah yang

menggumpalkan partikel-partikel padat terlarut terkoagulasi berukuran

mikro menjadi partikel-partikel flok yang lebih besar. Flok-flok ini

kemudian akan beragregasi. Ketika pertumbuhan flok sudah cukup

maksimal (massa, ukuran), flok-flok ini akan mengendap ke dasar

reservoir, sehingga terbentuk dua lapisan pada reservoir, yaitu lapisan air

jernih pada bagian atas reservoir dan lapisan endapan flok yang

menyerupai lumpur pada dasar reservoir (Karamah, 2009).

Pemarutan merupakan proses pengolahan yang tidak asing bagi

dalam teknologi pengawetan bahan makanan. Proses ini berguna untuk

menghasilkan produk yang berbentuk serabut maupun butiran-butiran

kecil untuk selanjutnya diolah menjadi beberapa jenis makanan. Dapat

Page 10: 38681390-Lap-Mesra-II

10

juga hasil pemarutan di pakai bahan ekstrasi dan pengambilan sari-sari

yang penting pada pembuatan minuman atau minyak sayur (Atjeng, 1983).

Sebelum melakukan proses pemarutan terlebih dahulu bahan yang

akan diparut diletakkan berputarnya motor listrik maka parutanpun ikut

berputar sehingga bahan yang dimasukan tadi akan terparut, karena pada

alat parut ini terdapat baku parut. Hasil dari parutan itu akan turun dan

keluar melalui saluran keluaran yang selanjutnya ditampung pada silinder

penampungan lalu dengan bantuan dongkrak hidrolik bahan yang telah

diparut tadi akan dipres untuk mendapatkan sari (Earle, 1969).

Pengepresan dapat dilakukan sampai beberapa kali sampai

beberapa kandungan cairan hasil ektrasinya habis dan setiap kali akan

mulai mengekstrasi lagi maka dapat ditambahi air secukupnya. Alat press

roller memiliki permukaan yang kasar. Expeller di gunakan sebagai

pengepresan pendahuluan karena pada proses ini tidak sama minyak dapat

keluar dari bahan. Expeller berbentuk silinder dan di dalamnya terdapat

ruang press. Di dalam ruang press terdapat suatu sumbu yang berbentuk

kones yang dapat berputar seperti lingakarn sekrup. Adanya tekanan

diantara sekrup-sekrup mengakibatkan tekanan yang makin kebelakang

semakin kuat. Pada lubang masuk terdapat sekrup pembawa bahan dan

sekrup pembawa diatur lebih cepat dari putaran sumbu expeller. Ekpeller

yang berbentuk kones terdapat pada ujung sumbu dan tekanannya diatur

sesuai kebutuhan (Rismunadar, 1986).

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak

dari bahan yang diduga mengandung minyak dan lemak. Adapun cara

ekstraksi ini bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet

rendering), mechanical expression dan solvent extracting (Ketaren, 1981).

Ekstrasi merupakan pemindahan komponen dari suatu aliran bahan

cair. Penganalisaan operasi ekstrasi tergantung pada perkembangan dan

kondisi bahan yang di ekstrasi. Pada ekstrasi suatu bahan padat yang larut,

penganggapan bahwa semua bahan yang larut dilarutkan dalam satu tahap,

akan mempengaruhi penyelesaian pemisahan yang du kehendaki. Akan

Page 11: 38681390-Lap-Mesra-II

11

tetapi adalah tidak mungkin untuk mengepres seluruh bahan cair dari

bahan padat. Oleh karena bahan padat menahan sebagian cairan yang telah

diekstrasi dan kandungan bahan ekstrasi yang terlarut di dalam larutan

yang tertahan itu harus sangat menurun sesuai dengan tahap-tahap

pengepresan. Pengepresan dapat digunakan alat seperti roller

pengepresan , expeller dan press hidrolik. Sebagai contohnya daging buah

kelapa parutan di press untuk mendapatkan santannya dan buah nanas

irisan di pres untuk mendapatkan sari buah (Panoesastro, 1975).

Tekanan vaccum merupakan tekanan yang kebih baik kecil dari

tekanan atmosfir disekitar alat ukur (beda tekanan terhadap tekanan

atmosfir). Pada penggunaan alat yang mengukur tekanan kurang (vaccum)

akan timbul kesalahan besar, misalnya karena adanya perubahan tekanan

udara antara 10 dan 20 mbar. Dalam hal ini, pengukuran pada daerah

dibawah 20 mbar akan menyebabkan kesalahan pengukuran 100%

(Brenndorfer, 1995).

Penggorengan vakum memungkinkan pengolahan komoditi peka

panas, seperti buah dan sayur menjadi hasil olahan berupa keripik (chip).

Beberapa tahun belakangan ini produk keripik buah mempunyai potensi

distribusi pemasaran cukup luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di

luar negeri. Apalagi untuk negara-negara tropis seperti di Asia Tenggara

dan Amerika Latin dimana ketersediaan buah-buahan melimpah sepanjang

tahun. Vacuum Frying atau Mesin Penggoreng Hampa (Vaccum Fryer)

adalah mesin produksi untuk membuat aneka keripik buah dan keripik

sayur dengan sistem penggorengan vakum. Dengan Mesin Vaccum Frying,

Anda bisa membuat keripik mangga, keripik melon, keripik nanas, keripik

nangka, keripik pepaya, keripik salak dan aneka keripik buah lainnya

(Anonim e , 2009).

Pengalengan adalah sistem yang memasukkan makanan ke dalam

kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai

pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang

dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu,

Page 12: 38681390-Lap-Mesra-II

12

kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan

teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat

pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara

(Anonimf, 2009).

Tahap-tahap proses pengalengan yang umum dilakukan adalah

persiapan bahan mentah (pemilihan, pemotongan, dan pencucian),

blanching, pengisian, penghampaan (exhausting), penutupan, sterilisasi,

dan pendinginan. Kerusakan makanan-makanan dalam kaleng biasanya

disebabkan oleh proses atau tahap-tahap pengolahan yang tidak baik, atau

disebabkan karena kebocoran kaleng. Kerusakan yang disebabkan oleh

kebocoran kaleng biasanya ditandai dengan adanya jenis mikrobia yang

bervariasi. Kebocoran biasanya terjadi pada sambungan badan kaleng atau

pada sambungan antara tutup dengan badan kaleng. Kaleng yang cembung

(swell) disebabkan oleh adanya bakteri pembentuk gas seperti Clostridium

Botulinum. Clostridium Botulinum dapat mengeluarkan racun (toksin)

yang disebut botulinin yang dapat menyebabkan kematian pada manusia

(Winarno, 1980).

Pemisahan minyak dari santan dapat dilakukan dengan

sentrifugasi. Santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-

3500 rpm sehingga terjadi pemisahan krim dari skim. Selanjutnya krim

diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk

memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.

Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan

dan sentrifugasi. Santan disentrifugasi untuk memisahkan krim. Setelah itu

krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak

dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak

yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih

(Anonimg,2009).

Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil atau VCO) merupakan

produk olahan asli Indonesia yang mulai banyak digunakan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat. VCO mengandung 92% asam lemak

Page 13: 38681390-Lap-Mesra-II

13

jenuh yang terdiri dari 48%-53% asam laurat (C12), 1,5 – 2,5 % asam

oleat dan asam lemak lainnya seperti 8% asam kaprilat (C:8) dan 7% asam

kaprat (C:10). Kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan oleat)

dalam VCO, sifatnya yang melembutkan kulit serta ketersediaan VCO

yang melimpah di Indonesia membuatnya berpotensi untuk dikembangkan

sebagai bahan pembawa sediaan obat, diantaranya sebagai peningkat

penetrasi. Disamping itu, VCO efektif dan aman digunakan sebagai

moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidratasi kulit, dan mempercepat

penyembuhan pada kulit (Henny Lucida, Salman, M Sukma Hervian, 2008).

Rotary evaporator merupakan perangkat yang digunakan dalam

kimia untuk laboratorium yang efisien dan lembut mengakibatkan solvents

dari sampel dengan pengasapan. Rotary evaporation yang paling sering

dan nyaman diterapkan untuk memisahkan "rendah mendidih" seperti

solvents n-hexane atau etil asetat dari memanjang yang solid pada suhu

kamar dan tekanan. Namun, hati-hati juga memungkinkan aplikasi yang

mengakibatkan larutan dari sampel yang berisi cair kompleks jika ada

minimal co-penguapan (azeotropic perilaku), dan perbedaan yang cukup

mendidih poin yang dipilih pada suhu dan tekanan berkurang (Anonimh,

2009).

BAB III

ACARA PRAKTIKUM

A. Distilasi

1. Gambar

Page 14: 38681390-Lap-Mesra-II

14

Gambar 3.1 Alat Distilasi

2. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Hot Plate : memanaskan bahan yang akan didistilasi.

b. Erlenmeyer : menampung bahan yang akan didistilasi.

c. Pipa penghubung : menghubungkan erlenmeyer dengan kondensor.

d. Kondensor : mendinginkan uap destilasi.

e. Penampung air : menampung air pendingin.

f. Penampung destilat : menampung produk distilasi.

3. Prinsip Kerja

Memisahkan campuran dua larutan berdasarkan perbedaan titik

didih.

4. Mekanisme Kerja

Bahan(cengkeh) dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambah

pelarut(air) kemudian dididihkan. Zat dengan titik didih lebih rendah

menguap melalui pipa penghubung dan didinginkan dalam kondensor

kemudian hasil distilan ditampung dalam penampung destilan.

5. Cara Kerja

b. Daun cengkeh yang telah dipisahkan dari tangkainya ditimbang dan

dimasukkan kedalam tabung distilasi (steamer).

c. Berat bruto gas metana ditimbang.

Page 15: 38681390-Lap-Mesra-II

15

d. Kompor listrik dinyalakan dan diatur besar panasnya.

e. Menjelang air mendidih, pompa pendingin distilasi diaktifkan.

f. Gelas ukur dipasang untuk menampung uap dan produk hasil

distilasi.

g. Mencatat penambahan dan mengamati kejadian-kejadian yang

terjadi selama proses distilasi, setiap 0,5 jam, proses distilasi berakhir

apabila tidak terjadi produk distilan

h. Proses distilasi berakhir apabila tidak terjadi penambahan produk

distilan.

6. Hasil dan Pembahasan

Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen

antara dua atau lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam

suatu campuran. Pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen

dari campuran. Hal ini membuktikan bahwa beberapa komponen lebih

cepat menguap dari komponen yang lain atau bahwa setiap zat memiliki

titik didih yang berbeda. Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah

untuk memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut.

Pada proses distilasi, bahan yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam

tabung destilan (erlemeyer). Pendidihan terus dilakukan hingga sejumlah

komponen yang mudah menguap terpisahkan, kemudian zat destilan akan

menguap melalui pipa penghubung yang selanjutnya didinginkan didalam

pipa pendingin (kondensor) sehingga hasil destilat ditampung dalam

tempat penampung distilat. Apabila dalam proses distilasi sudah tidak

terjadi penambahan produk distilan, yaitu ketika bahan dalam kondensor

tidak menetes, maka proses distilasi telah berakhir. Bahan yang didistilasi

bersifat mudah menguap atau volatil, seperti : cengkeh, daun kayu putih,

bunga kenanga, rempah-rempah dan sebagainya. Pada praktikum distilasi

kali ini, bahan yang digunakan adalah larutan cengkeh. Tujuan dari

praktikum ini adalah untuk mendapatkan minyak cengkeh dengan

memisahkan antara air dengan minyak cengkeh pada larutan cengkeh.

Dalam percobaan ini minyak cengkeh lebih cepat menguap (800C)

Page 16: 38681390-Lap-Mesra-II

16

daripada air (1000C). Distilasi pada praktikum ini memakai larutan

cengkeh yang terdiri dari 100 gram cengkeh ditambah 400 ml air. Diatilasi

dimulai pukul 08.33 WIB dan selesai pukul 12.53 WIB sehingga diperoleh

wktu proses distilasi selama 4 jam 20 menit (260 menit). Hasil akhir yang

diperoleh adalah air dan minyak cengkeh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses distilasi adalah bahan

baku yang digunakan dan alat distilasi itu sendiri. Bahan yang digunakan

sangat berpengaruh dalam proses distilasi, karena bahan tersebut haruslah

bahan-bahan tertentu yang memilliki aroma/bau dan mengandung minyak.

Selain itu bobot produk awal, volume air untuk melarutkan zat yang

terkandung pada bahan dan lama destilasi. Semakin banyak produk awal

yang digunakan dalam distilasi, maka semakin banyak volume produk

distilasi yang dihasilkan. Semakin meningkatnya suhu pada saat

pendidihan, maka proses distilasi semakin cepat. Apabila alat distilasi itu

sederhana (terutama pada kondensornya) maka memerlukan waktu yang

lama untuk proses distilasi sedangkan untuk alat distilasi yang modern

(terutama pada kondensornya) memerlukan waktu yang lebih cepat

Selain faktor-faktor diatas, perlu diperhatikan beberapa hal saat

proses distilasi berlangsung. Pada awal proses distilasi, dipastikan semua

alat terpasang dengan benar. Karet penutup erlenmeyer diusahakan benar-

benar rapat. Apabila karet terlalu longgar (kurang rapat), akan

menyebabkan komponen produk menguap keluar sehingga mengurangi

rendemen hasil destilat, namun apabila terlalu rapat maka jika terkena

pemanasan terlalu lama dapat menyebabkan erlenmeyer pecah karena

terkena tekanan uap. Suhu pemanasan dan penambahan air (pelarut) pada

bahan diatur sedemikian rupa sehingga produk menguap dengan

sempurna. Apabila suhu kurang (terlalu rendah) dan airnya kurang, maka

komponen yang terekstrak dari bahan kurang maksimal, namun jika suhu

terlalu tinggi akan menyebabkan penguapan cepat berakhir dan bahan juga

terekstrak kurang sempurna karena produk cepat kering bahkan dapat

Page 17: 38681390-Lap-Mesra-II

17

menyebabkan kegosongan. Jika penambahan airnya terlalu banyak, akan

menyebabkan luapan pada erlenmeyer.

Vaselin digunakan pada alat distilasi agar uap daun cengkeh murni

tidak keluar dari rangkaian alat dan tekanan uap dalam alat tidak keluar

atau stabil. Tujuan di pasangnya pipa penghubung pada alat distilasi untuk

menyalurkan hasil distilat ke alat penampung air dan minyak. Kondensor

di pasang sebagai pendingin air uap minyak murni. Oleh sebab itu proses

pendingin menjadi efektif. Pada percobaan ini kondensor yang di gunakan

adalah kondesor spiral, dimana didalamnya di pasang pipa kecil yang di

bentuk spiral. Ujung pipa yang satu di hubungkan dengan pipa

penghubung sedangkan ujung yang lain di hubungkan dengan alat

penampung dan pemisah cairan distilasi. Pada dinding dari silinder

tersebut juga terdapat lubang pemasukan air pendingin dari alat

penampungan air dan lubang pengeluaran air pendingin. Berakhirnya

proses distilasi ditandai dengan tidak menetesnya lagi bahan dari pipa

kondensor.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Distilasi merupakan pemisahan bahan berdasarkan perbedaan titik

didih.

2. Bahan yang biasa di distilasi adalah bahan yang bersifat volatile yaitu

mudah menguap.

3. Mekanisme kerja alat yaitu memanaskan bahan kemudian uap panas

dari bahan didinginkan dengan kondensor kemudian di tampung.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi distilasi antara lain : bobot produk

awal, volume air untuk melarutkan zat yang terkandung pada bahan,

lama destilasi.

5. Bahan yang digunakan dalam praktikum distilasi kali ini adalah daun

cengkeh

Page 18: 38681390-Lap-Mesra-II

18

B. Perajangan (Slicing)

1. Gambar

Gambar 3.2 Alat Perajangan

2. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Pisau disk : untuk memotong bahan

b. Tempat bahan : untuk menempatkan bahan

c. Tuas penekan : menekan bahan yang akan

dipotong

d. Motor listrik : sumber tenaga/pemutar pisau disk

e. Outlet : tempat keluarnya produk

f. Pulley mesin : menyalurkan tenaga ke

pisau disk

g. Speed Reduction : menurunkan kecepatan motor

h. Pulley motor : menyalurkan energi dari motor ke

pulley mesin.

3. Prinsip Kerja

h

Page 19: 38681390-Lap-Mesra-II

19

Produk diiris atau dipotong dengan pisau disk yang diputar.

4. Mekanisme Kerja

Tuas penekan ditarik kebelakang kemudian produk diletakkan pada

tempat produk dan produk ditekan dengan tuas penekan agar produk tidak

lepas. Bersamaan dengan itu, motor listrik dinyalakan sehingga produk

dapat terpotong.

5. Cara Kerja

a. Alat/mesin slicer disiapkan/dibersihkan

b. Mengatur (stel) posisi blade (pisau pengiris)

c. Produk ditimbang

d. Motor listrik diaktifkan

e. Masukkan produk dalam hopper (bak perajangqn)

f. Tekan produk dengan pelan dengan hand feeding

g. Timbang produk rajangan

6. Hasil dan Pembahasan

Perhitungan

Bobot awal = 1110 gram = 1,110 kg

Bobot akhir = 950 gram = 0,95 kg

Lama perajangan = 0,105 jam

Randement =

=

= 86,36 %

Kapasitas produksi

= 15,438 kg/jam

Slicing/Perajangan merupakan proses mengecilkan ukuran bahan

dengan menggunakan pisau atau alat perajang lain untuk mendapatkan

Page 20: 38681390-Lap-Mesra-II

20

ukuran panjang potongan yang lebih kecil dan tipis dengan arah melintang,

miring, atau sejajar panjang bahan yang dipotong. Slicer (perajang)

bekerja dengan mekanisme tuas ditarik ke belakang dan produk diletakkan

pada tempat produk kemudian ditekan agar tidak lepas. Bersamaan dengan

itu motor listrik dinyalakan sehingga produk dapat terpotong. Slicer

(perajang) merupakan alat yang digunakan untuk merajang bahan yang

masih basah dan kebanyakan berbentuk elips (lonjong). Pada ukuran

potongan, tebal tipisnya dapat diatur dengan mengubah (mengatur) posisi

pisau. Perajangan bertujuan untuk mengecilkan ukuran bahan dan untuk

memperpendek waktu penyiapan bahan untuk proses penanganan

berikutnya.

Praktikum kali ini kita menggunakan ketela pohon/singkong sebagai

bahan yang dirajang dengan berat 1,110 kg dan waktu yang digunakan

4,314 menit. Hasil perhitungan berdasarkan praktikum yang dilakukan

yakni kapasitas kerja alat tersebut adalah 15,438 kg/jam dan randement

sebesar 82,7%. Randement dihitung berdasarkan bobot awal, 1,110 kg dan

bobot akhir, 0,95 kg sedangkan kapasitas dihitung berdasarkan bobot awal

dan waktu yang diperlukan selama perajangan berlangsung.

Dalam menentukan kapasitas perajangan sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu jumlah dari bahan yang dirajang dan waktu yang

diperoleh pada saat proses perajangan berlangsung.

Semakin besar kapasitas mesin maka semakin efektif suatu mesin

karena dalam waktu seminimal mungkin dapat mengiris bahan semaksimal

mungkin. Randemen dan kualitas perajangan dapat dipengaruhi oleh

beberapa hal, antara lain ketajaman pisau disk yang digunakan, sifat bahan

yang akan dirajang dan kekuatan dalam menekan bahan dengan tuas

penekan selama proses perajangan berlangsung. Semakin kuat maka

semakin baik hasil perajangan

Adapun hasil perajangan produknya mempunyai kualitas yang

tergolong jelek. Karena, produk yang dirajang ukurannya kurang seragam

serta dengan tingkat ketebalan yang berbeda-beda pula. Hal ini disebabkan

Page 21: 38681390-Lap-Mesra-II

21

oleh keadaan pisau yang sudah tidak begitu tajam, posisi pisau yang tidak

diatur sedemikian rupa, dan kualitas singkong yang dirajang itu sendiri.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Perajangan berfungsi untuk memperkecil ukuran bahan.

b. Bagian uatam dari alat perajangan adalah pisau disk, tuas penekan,

motor, dan tempat produk.

c. Prinsip kerja perajangan adalah memotong bahan dengan pisau disk

yang diputar oleh mesin listrik.

d. Kapasitas mesin diperoleh berdasarkan berat awal dan waktu selama

perajangan.

e. Randement diperoleh berdasarkan berat awal dan berat akhir.

f. Randement dan kualitas perajangan dipengaruhi oleh ketajaman pisau

disk, sifat bahan, dan kekuatan penekanan.

g. Kapasitas produk perajangan sebesar 15,438 kg/jam dengan rendemen

produk perajangan sebesar 86,36 % dan kualitasnya sangat bagus.

C. PENGERINGAN (DRYING)

1. Gambar

Page 22: 38681390-Lap-Mesra-II

22

a. Cabinet Dryer

Gambar 3.3a Alat Pengering Cabinet Dryer

b. Bin Dryer

Gambar 3.3b Alat Pengeringan Bin dryer

Page 23: 38681390-Lap-Mesra-II

23

2. Bagian Utama Alat/Mesin Beserta Fungsinya

A .Cabinet Dryer :

a. Cerobong : mendistribusikan uap air keluar

b. Blower uap air : menghisap uap air

c. Termostat : mengatur suhu pengering

d. Termometer : mengatur suhu di dalam cabinet

dryer

e. Tuas pengunsi : mengunci pintu cabinet dryer

f. Blower : menghisap uap air

g. Pipa : menghantarkan uap air

h. Heater : sumber panas

i. Ruang pengering : tempat bahan

B. Bing Dryer :

a. Kompor listrik : sumber panas

b. Termometer : untuk mengetahui suhu

c. Ruang pengering : tempat mengeringkan bahan

d. Blower penghisap uap : menghisap uap air dari produk

e. Steker : menghubungkan ke sumber listrik

3.Prinsip Kerja

b. Cabinet Dryer : Mengurangi kadar air suatu bahan pertanian

dengan cara pemanasan bersumber dari heater dan dengan bantuan

blower

c. Bing dryer : Produk dikeringkan dengan sumber panas dari

kompor listrik

4. Mekanisme Kerja

a. Cabinet Dryer : Menghidupkan mesin cabinet dryer hingga

menghasilkan udara panas pada ruang pengeringan dengan suhu

tertentu. Udara panas berasal dari heater yang kemudian dialirkan oleh

blower menuju lubang-lubang penyalur panas sehingga panas

Page 24: 38681390-Lap-Mesra-II

24

memenuhi ruangan pengeringan. Kemudian bahan dimasukkan ke

dalam cabinet dryer. Setelah itu, air dalam bahan akan menguap karena

pengaruh panas tinggi. Uap air dalam bahan akan keluar melalui

cerobong.

b. Bing Dryer : Meletakkan produk di ruang pengering,

menyalakan kompor listrik, panas dari kompor akan mengeringkaan

produk secara radiasi. Uap air dari produk akan terhisap oleh blower.

Suhu ruang pengering dapat diukur dengan termometer.

5. Cara Kerja

a. Cara kerja dari Cabinet Dryer :

1. Menimbang bahan yang

akan dikeringkan yang sebelumnya telah dirajang

2. Menghidupkan cabinet

dryer dan mengatur suhu yang diinginkan

3. Memasukkan bahan ke

dalam ruangan pengeringan

4. Mencatat lama waktu

pengeringan

5. Mengeluarkan bahan dari

cabinet dryer kemudian menimbangnya kembali

b. Cara kerja dari Bing Dryer :

1. Meletakkan produk di

ruang pengering

2. Menyalakan kompor

listrik

3. Mengatur suhunya

dengan termometer

6. Hasil dan Pembahasan

Perhitungan :

Bobot awal = 1525 gram = 1,525 kg

Bobot akhir = 820 gram = 0,82 kg

Page 25: 38681390-Lap-Mesra-II

25

Lama pengeringan = 4 jam

Kapasitas Mesin =

= 0,38125 kg/jam

Laju Pengeringan

= 0,17625 kg uap air/jam

Pembahasan :

Pada percobaan ini, alat pengering yang digunakan adalah tipe

kabinet driyer dan bahan yang digunakan adalah singkong. Pada dasarnya

prinsip yang digunakan dalam pengeringan sama, yaitu bahan dikeringkan

dengan sumber panas yang berasal dari mesin pemanas. Pengeringan

merupakan proses pemindahan kadar air dari suatu bahan padat dengan

cara menguapkan cairan tersebut dan membuang uap yang terbentuk,

dengan tujuan untuk mengawetkan bahan. Salah satu tujuan dari

pengeringan adalah untuk mengawetkan bahan.

Bagian utama dari alat pengering ini adalah unit pemanas, blower,

dan ventilasi. Bahan yang dikeringkan diletakkan pada rak penangsang

yang telah tersedia di dalam mesin pengering. Mesin pemanas dinyalakan

sehingga dapat memberi udara panas sehingga air yang terkandung

menguap. Uap air yang telah dihasilkan akan dihisap oleh blower

penghisap yang nantinya akan dikeluarkan melalui ventilasi. Sebaiknya

suhu yang digunakan adalah suhu yang sedang karena jika suhu terlalu

tinggi ditakutkan bahan menjadi gosong dan jika suhu terlalu rendah maka

waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan akan semakin lama.

Kapasitas mesin pengering diperoleh dari berat awal dibagi waktu

yang dibutuhkan selama proses pengeringan berlangsung, yaitu sebesar

0,38125 kg/jam. Laju pengeringan adalah jumlah air yang hilang selama

Page 26: 38681390-Lap-Mesra-II

26

proses pengeringan per satuan waktu yakni sebesar 0,17625 kg/jam. Hal-

hal yang mempengaruhi kapasitas mesin dan laju pengeringan antara lain

suhu pengeringan, sifat dan ukuran bahan, kadar air bahan, waktu yang

dibutuhkan selama pengeringan berlangsung.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan dengan jalan

pemanasan, bertujuan untuk memperpanjang daya simpan bahan.

2. Pengeringan memiliki tujuan yaitu mengurangi kadar air bahan agar

enzim-enzim tidak aktif dan mikroorganisme tidak dapat tumbuh.

3. Pengeringan terdiri dari bin dryer dan cabinet dryer.

4. Cabinet dryer dan bin dryer memiliki perbedaan pada sumber energi yang

digunakan, pada bin dryer menggunakkan kompor listrik sedangkan

cabinet dryer menggunakan heater.

5. Prinsip kerja pengeringan adalah dikeringan dengan udara dari unit

pemanas.

6. Kapasitas mesin diperoleh dari berat awal dan waktu pengeringan yakni

sebesar 0,38125 kg/jam

7. Laju pengeringan diperoleh dari salisih berat selama pengeingandan waktu

pengeringan yakni sebesar 0,17625kg/jam.

8. Kapasitas adalah berat maksimal yang bisa masuk per satu kali proses

pengeringan.

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeingan antara lain luas permukaan

bahan, kadar air bahan, suhu serta pH.

Page 27: 38681390-Lap-Mesra-II

27

D. Penepungan (Milling)

1. Gambar

Gambar 3.4 Alat Penepungan

2. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Inlet : sebagai tempat memasukkan bahan

b. Gigi pasif : menghantam produk hingga halus

c. Gigi aktif : menghantam produk hingga halus

d. Outlet : tempat keluar produk

e. Motor listrik : sumber tenaga mesin/penggerak gigi aktif

f. Belt transmission : menyalurkan tenaga dari motor

g. Ruang penepung : tempat proses penepungan

h. Saringan : menyaring produk berdasarkan ukuran

3. Prinsip Kerja

Produk dihantam oleh gigi aktif dan gigi pasif

Page 28: 38681390-Lap-Mesra-II

28

4. Mekanisme Kerja

Motor listrik dihidupkan kemudian produk dimasukkan ke dalam

inlet kemudian masuk dalam ruang penepung, produk dipukul oleh gigi

aktif dan gigi pasif. Produk yang belum halus tertahan oleh saringan

kemudian dihantam lagi oleh gigi aktif dan gigi pasif, kemudian produk

keluar melalui outlet.

5. Cara Kerja

a. Produk yang akan ditepung ditimbang.

b. Bak penampung tepung disiapkan.

c. Produk kering dimasukkan pada hopper penepung.

d. Motor penggerak dihidupkan.

e. Catat lama waktu penepungan.

f. Timbang bobot produk yang telah menjadi tepung.

g. Amati tingkat kelembutannya.

6. Hasil dan Pembahasan

Tabel 3.1. Hasil pengamatan proses penepungan

No Lama penepungan (jam)

KapasitasPenepungan (Kg/Jam)

Randement(%)

Keterangan

1 0,055 4,7272 80,77Saringan 50

meshSumber : Laporan sementara

Perhitungan

Berat awal beras : 260 gram = 0,26 kg

Berat tepung : 210 gram = 0,21 kg

Waktu penepungan : 0,055 jam

Kapasitas penepungan =

= 4,7272 kg/jam

Randement =

Page 29: 38681390-Lap-Mesra-II

29

=

= 80,77 %

Pembahasan

Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan

sehingga ukuran bahannya harus diperkecil, salah satunya dengan

penepungan Penepungan adalah proses untuk mengecilkan ukuran bahan

menjadi bentuk tepung, yang dilakukan menggunakan alat penepung

dengan cara memukul dan menekan. Produk yang masuk akan dihantam

oleh gigi aktif dan gigi pasif sehingga produk akan keluar dari outlet

dalam bentuk tepung. Penepungan juga bertujuan untuk mengecilkan

ukuran bahan dan memperpendek waktu penyiapan bahan untuk proses

penanganan berikutnya.

Sebelum dilakukan penepungan, bahan dari jenis biji-bijian (beras,

ketan) di rendam dahulu dalam air kemudian ditiriskan. Hal ini bertujuan

agar bahan dalam kondisi agak lembab dan mudah untuk digiling, selain

itu tepung yang dihasilan tidak terlalu kering sehingga debunya tidak

beterbangan.

Untuk praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah beras,

bentuk dasar beras yang berupa biji-bijian kemudian diubah menjadi

bentuk tepung. Bagian utama mesin penepungan adalah inlet, gigi aktif-

gigi pasif, dan outlet. Pada percobaan ini berat awal beras adalah 0,26 kg

dan berat akhirnya adalah 0,21 kg. Beras dimasukkan pada inlet alat

penepung kemudian akan dihantam oleh gigi aktif dan gigi pasifnya. Gigi

aktif adalah gigi yang bergerak sedangkan gigi pasif adalah gigi yang

tetap. Hasil dari penghantaman oleh gigi aktif dan pasif tersebut akan

keluar melalui saringan dan pada mesin penepungan, produk yang masih

berukuran kecil melewati saringan terlebih dahulu sehingga produk yang

keluar melalui outlet benar-benar dalam bentuk tepung yang belum halus

akan tertahan oleh saringan kemudian akan dihancurkan lagi. Fungsi

Page 30: 38681390-Lap-Mesra-II

30

saringan atau screening adalah ntuk menentukan tingkat kehalusan dari

hasil penepungan.

Dengan menggunakan berat tepung dan berat produk maka dapat

diketahui besarnya randemen. Kapasitas kerja mesin penepung

dipengaruhi oleh berat bruto produk dan lama proses.

Kualitas produk hasil penepungan kali ini adalah halus. Kapasitas

mesin penepungan ini sebesar 4,7272 kg/jam, randement mesin ini sebesar

80,77 %.Faktor yang mempengaruhi randement dan kualitas antara lain

mesin penghancur (gigi aktif/pasif) dan ukuran saringan yang digunakan.

Semakin kecil ukuran saringan yang digunakan maka semakin halus

produk yang dihasilkan.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Bagian utama mesin

penepungan adalah inlet, gigi aktif, gigi pasif, saringan, dan outlet.

2. Proses penghancuran dalam

penepungan dilakukan oleh gigi aktif dan gigi pasif.

3. Pada proses penepungan

produk menjai lebih kecil dan keluar melewati saringan

4. Faktor yang mempengaruhi

randement dan kualitas antara lain mesin penghancur (gigi aktif/pasif)

dan ukuran saringan yang digunakan.

5. Kapasitas mesin sebesar

4,7272 kg/jam dan randement sebesar 80,77 %.

6. Besarnya randemen

dipengaruhi oleh berat produk dan berat tepung

7. Berat bruto produk dan lama

proses mempengaruhi kapasitas kerja mesin

Page 31: 38681390-Lap-Mesra-II

31

E. GORENG SANGAN (FRYING)

Gambar 3.5 Alat Frying

2. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Silinder luar : menyalurkan radiasi panas ke silinder

b. Silinder dalam : sebagai tempat produk

c. Tuas pengunci : mengunci agar produk tidak dapat keluar

d. Outlet : tempat keluar gas

e. Kompor gas : untuk sumber panas

f. Belt : menghubungkan tiap-tiap pully

g. Speed reduction : mengurangi kecepatan motor listrik

h. Motor listrik : sebagai sumber tenaga

i. Tabung gas : bahan bakar

j. Tombol on – off : untuk menghidupkan / mematikan mesin

3. Prinsip Kerja

j

Page 32: 38681390-Lap-Mesra-II

32

Mematangkan produk dengan radiasi panas yang berasal dari

sumber panas.

4. Mekanisme kerja

Produk (kacang) dimasukkan ke dalam silinder dalam kemudian

menutup tuas pengunci. Dengan mendapatkan sumber panas dari kompor

kemudian diradiasikan ke silinder dalam untuk mematangkan produk.

5. Cara kerja

Cara kerja alat goreng sangan ini adalah

a. Menimbang produk yang akan diproses

b. Menuangkan produk (kacang tanah)

c. Menyalakan kompor gas dan mengatur api sesuai yang

disyaratkan

d. Mengukur dan mencatat kadar dan tingkat kematangan produk

setiap 10 menit sekali sampai produk matang

e. Mencatat total waktu penggorengan

f. Menimbang produk matang

6. Hasil dan pembahasan

Tabel 3.2 Tabulasi Data Hasil Penggorengan Kacang Tanah 0,5 kgNo Lama Proses

(menit)Kadar air Tingkat Masak

1234

10203040

9,4%8,7%

L-

MentahAgak matang

MatangMatang

Sumber: Laporan Sementara

Page 33: 38681390-Lap-Mesra-II

33

Grafik 3.6. Hubungan Kadar Air dan Waktu

Pembahasan

Dalam industri pangan kita kenal adanya penggorengan produk

tanpa menggunakan minyak ataupun air, hal semacam ini disebut

penggorengan sangan. Menggoreng sangan adalah memasak produk

dengan menggunakan panas (radiasi). Goreng sangan relatif lebih murah

apabila dibandingkan dengan proses penggorengan biasa.

Goreng sangan merupakan proses pengolahan bahan pangan

dengan cara pengorengan tanpa minyak tetapi dengan bantuan panas

(radiasi) dari kompor gas. Goreng sangan bertujuan untuk mengurangi

kadar air didalam bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

kacang tanah. Kacang tanah dimasukkan kedalam silinder dalam kemudian

menutup tuas pengunci. Menghidupkan alat goreng sangan dan kompor

gas sehingga silinder dalam berputar. Namun, perputarannya tidak secepat

kecepatan belt pada motor pengerak, hal ini dikarenakan adanya speed

reduction yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran silinder

dalam. Dengan mendapatkan sumber panas dari kompor kemudian

diradiasikan ke silinder dalam untuk mematangkan produk. Berputarnya

silinder dalam dengan bantuan motor penggerak, ditujukan agar produk

atau bahan pangan dapat matang secara merata

Page 34: 38681390-Lap-Mesra-II

34

Alat goreng sangan ini terdiri dari beberapa bagian, seperti silinder

dalam, silinder luar, tuas pengunci, tuas pemutar, dan kompor gas sebagai

sumber panas. Silinder luar berfungsi untuk menyalurkan radiasi panas ke

silinder dalam. Silinder dalam berfungsi menyalurkan panas ke kacang

yang digoreng. Tuas pemutar berfungsi untuk memutar silinder dalam agar

panas dapat merata sampai ke semua bahan.

Selama penggorengan berlangsung, dilakukan pengecekan setiap

sepuluh menit. Hal ini bertujuan untuk mengecek apakah kacang telah

matang atau belum dan untuk mengetahui karakteristik kacang setelah

mengalami proses penggorengan. Selain itu, pengecekan juga dilakukan

dengan cara mencicipi rasa dari kacang, apakah sudah matang atau belum.

Pada percobaan kali ini, digunakan dua berat yang berbeda, yaitu 0,5 kg

dan 1 kg. Namun, kelompok kami mendapat jatah kacang berat 0,5 kg.

Saat praktikum, pada berat 1 kg, waktu yang diperlukan sampai kacang

matang lebih lama daripada berat 0,5 kg. Hal ini disebabkan semakin

banyak materi yang harus dimatangkan sehingga waktu yang diperlukan

juga semakin lama.

Pada grafik dapat dilihat bahwa semakin lama, kadar air dalam

bahan kacang tersebut semakin sedikit. Hal ini ditunjukkan dengan garis

lurus yang semakin lama, semkin turun. Pada menit ke 10, moisturizer

tester menunjukkan angka 9,4%. Untuk 10 menit kedua, angka turun

menjadi 8,7%. Sedangkan saat 10 menit ketiga, alat moisturizer tester

sudah tidak dapat mencatat kadar air yang ada pada bahan kacang tersebut.

Karena, nilai yang terlalu kecil (L=Low) sehingga tidak bisa dibaca

dengan alat tersebut. Sedang pada menit ke 40, sudah tidak ada kadar air

pada kacang dan memiliki tingkat masak, matang.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

Page 35: 38681390-Lap-Mesra-II

35

b. Bagian utama alat goreng sangan ialah inlet, pully mesin, belt,

outlet, pemanas, pully motor, pully pengerak, silinder dalam, dan

silinder luar.

c. Prinsip kerja goreng sangan adalah mematangkan produk dengan

radiasi panas.

d. Kadar air kacang tanah berkurang seiring dengan lamanya waktu

penggorengan.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan bahan adalah berat

bahan, kadar air bahan, besar kecilnya api pada waktu penggorengan,

waktu penggorengan, serta ketelitian dalam praktikum. Sedangkan yang

mempengaruhi kapasitas kerja alat penggorengan sangan ini adalah

berat/banyaknya produk dan waktu.

F. Sortasi (Sortasing)

1. Gambar

Gambar 3.7 Alat Sortasi

Page 36: 38681390-Lap-Mesra-II

36

2. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Blower : menghembuskan udara

b. Inlet/hopper : sebagai tempat memasukkan produk

c. Katup : mengatur besar kecilnya produk

d. Outlet : tempat keluarnya produk

3. Prinsip Kerja

Pemisahan produk berdasarkan berat jenis

4. Mekanisme Kerja

Blower dihidupkan, bersamaan dengan itu katup juga di atur agar

produk dapat keluar dengan lancar,bahan atau produk dimasukkan ke

dalam inlet, produk keluar dari outlet

5. Cara kerja

a. Alat / mesin sortasi disiapkan.

b. Kipas penghembus diaktifkan.

c. Produk ditimbang.

d. Debit udara yang masuk ke dalam alat/mesin diatur.

e. Produk yang akan di sortasi dituangkan ke dalam alat sortasi dengan

perlahan-lahan.

f. Produk bersih ditimbang.

6. Hasil Pengamatan dan pembahasan

Tabel 3.3 Tabulasi Data Pemantauan dan Pengaturan Proses Sortasi 3 kg

Gabah

No. Debid Udara

Berat Bersih ( kg)

Randement (%)

Lama Proses (jam)

Kapasitas(kg/jam)

1234

25 %50 %75 %100 %

2,9402,5502,4402,130

9886,73595,6987,29

0,01300,01380,01220,0138

229,076213,0435209,0164176,8116

Sumber : Laporan Sementara

Page 37: 38681390-Lap-Mesra-II

37

Perhitungan :

Berat awal : 3 Kg

a. Debit udara 25%

Berat awal : 3,000 kg

Berat akhir : 2,940 kg

Lama proses : 0,1305 jam

Rendement 100 %

= = 98%

b. Debit udara 50%

Berat awal : 2,940 kg

Berat akhir : 2,550 kg

Lama proses : 0,1305 jam

Rendement 100 %

= = 86,735%

c. Debit udara 75%

Berat awal : 2,550 kg

Berat akhir : 2,440 kg

Lama proses : 0,0122 jam

Rendement 100 %

Page 38: 38681390-Lap-Mesra-II

38

= = 96,697%

d. Debit udara 100%

Berat awal : 2,440 kg

Berat akhir : 2,130 kg

Lama proses : 0,0138 jam

Rendement 100 %

= = 87,29%

Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah gabah dengan

berat awal 3 kg. Sortasi merupakan proses pemisahan produk berdasarkan

berat jenisnya. Gabah dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenisnya.

Setelah gabah dimasukkan melalui inlet maka gabah akan terkena

hembusan dari blower. Gabah dengan berat jenis terendah akan terlempar

paling jauh dan semua gabah akan keluar melalui outlet. Hembusan blower

akan diatur sesuai dengan yang dikehendaki yaitu pada debit udara 25%,

50%, 75%, dan 100%.

Pada mekanisme kerja alat sortasi dengan bantuan hembusan angin

dari blower yang dipergunakan untuk meniup bahan sehingga bahan yang

mempunyai berat jenis kecil akan tertiup menuju outlet terjauh. Bahan

yang dimasukkan dalam inlet akan diatur keluarnya oleh katub agar

produk keluar dengan lancar. Produk akan keluar melalui outlet yang

terdiri dari 4 (empat) lubang. Masing-masing lubang akan mengeluarkan

Page 39: 38681390-Lap-Mesra-II

39

produk sesuai berat jenisnya. Produk yang mempunyai berat jenis paling

besar akan keluar pada lubang outlet pertama dan produk yang berat

jenisnya paling kecil akan jatuh pada lubang outlet terakhir. Semakin besar

debit udara yang digunakan maka semakin besar pula kapasitas mesin dan

randement yang dihasilkan semakin kecil.

Untuk debit udara dilakukan empat perlakuan yang berbeda. Pada

25%, besar randemen adalah 98 % dan kapasitas 229,0076 kg/jam. Pada

50%, mempunyai randemen 86,735% dan kapasitas 213,0435 kg/jam.

Pada 75% mempunyai randemen 95,69% dan kapasitas 209,0164 kg/jam.

Pada 100% mempunyai randemen 87,29% dan kapasitas 176,8116 kg/jam.

Seharusnya semakin besar bukaan maka randemen semakin kecil, karena

pemisahan gabah menjadi lebih cermat dan kapasitas semakin besar. Pada

percobaan kali ini terjadi beberapa penyimpangan yaitu pada randemen

50% dan kapasitas 75%. Hal ini dikarenakan ayakan (screennya) tersumbat

ketika gabah melewati lubang outlet sehingga gabah tidak terayak secara

maksimal dan diperkirakan selama percobaan ini screennya tidak

disesuaikan dengan pengaturan katubnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sortasi adalah banyaknya

produk, berat jenis produk, waktu dan angin yang dihembuskan oleh

blower. Semakin banyak bahan yang mempunyai berat jenis berbeda dan

angin yang dihembuskan oleh blower semakin besar maka produk yang

dihasilkan (melalui lubang outlet pertama) akan semakin sedikit, bila

dibandingkan dengan angin yang dihembuskan oleh blower dengan debit

yang lebih kecil.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Prisip kerja sortasi yaitu memisahkan produk berdasarkan berat jenis dengan

memanfaat hembusan angin.

2. Bagian utama alat sortasi ialah katup, blower, outlet, dan hopper

Page 40: 38681390-Lap-Mesra-II

40

3. Blower digunakan untuk memberi hembusan pada gabah untuk dipisahkan

berdasarkan berat jenisnya.

4. Hasil praktikum :

a. Pada debit udara 25 % kapasitas mesin yaitu 229,076 kg/jam dan randement yaitu 98 %.

b. Pada debit udara 50 % kapasitas mesin yaitu 213,0435 kg/jam dan randement yaitu 86,735 %

c. Pada debit udara 75 % kapasitas mesin yaitu 209,0164 kg/jam dan randement yaitu 95,69 %.

d. Pada debit udara 100 % kapasitas mesin yaitu 176,8116 kg/jam dan randement yaitu 87,29 %.

5. Semakin besar debit udara maka semakin kecil nilai randement.

6. Semakin besar debit udara maka semakin besar kapasitasnya.

7. Randement dipengaruhi oleh berat bersih dan berat kotor, sedangkan

kapasitas dipengaruhi oleh waktu dan berat bersih.

8. Faktor yang mempengaruhi sortasi adalah banyaknya produk, berat jenis

produk, waktu dan angin yang dihembuskan oleh blower.

G. PENGGILINGAN

1. Gambar

Gambar 3.8Alat Penggilingan

Page 41: 38681390-Lap-Mesra-II

41

2. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Cassing : tempat kedudukan screw roller

b. Hopper : tempat memasukkan produk

c. Outlet : tempat keluarnya produk

d. Pulley mesin: sebagai penerima tenaga dari motor

e. Screw roller : sebagai rol penghancur produk, bentuk ulir

sekrup

f. Motor penggerak : sumber tenaga

g. Pisau disk : memotong produk

h. Belt : menghubungkan motor penggerak dengan

pulley mesin

3. Prinsip Kerja

Produk masuk didorong oleh pisau spiral kemudian dipotong oleh

pisau disk

4. Mekanisme Kerja

Produk dimasukkan ke dalam hopper, kemudian turun ke ruang

penggilingan. Di ruang tersebut produk dihancurkan oleh scraw roller dan

pisau disk dengan cara diputar – putar dan produk keluar melalui outlet.

5. Cara kerja

Cara kerja dari alat penggiling ini adalah :

a. Membersihkan alat/mesin penggilingan

b. Menimbang dan mempersiapkan produk yaitu singkong

c. Menghidupkan motor listrik

d. Memasukkan bahan (singkong)

e. Mencatat waktu awal penggilingan

f. Mencatat lama proses penggilingan

g. Menimbang produk akhir setelah penggilingan

Page 42: 38681390-Lap-Mesra-II

42

6. Hasil dan Pembahasan

Perhitungan :

Berat awal : 500 gram = 0,5 kg

Berat akhir : 350 gram = 0,35 kg

Lama penggilingan : 45 detik = 0,0125 jam

Randement =

=

= 70 %

Kapasitas Mesin =

=

= 40 kg/jam

Pembahasan

Pada praktikum penggilingan ini bertujuan untuk mengurangi

ukuran bahan produk dengan kerja mekanis. Penggilingan sendiri

merupakan proses memperkecil ukuran atau pemotongan bahan yang

semula berukuran besar setelah digiling ukuran bahan tersebut menjadi

kecil dan karakteristik bahan menjadi halus. Penggilingan bertujuan untuk

menghaluskan bahan agar pemanfaatannya dapat lebih dioptimalkan untuk

proses penanganan selanjutnya. Pada percobaan ini bahan yang digunakan

adalah singkong. Pada proses penggilingan, motor listrik dihidupkan

kemudian bahan dimasukkan dalam alat penggilingan kemudian

dihaluskan oleh screw roller dan sebelum keluar melalui outlet, bahan

akan dihaluskan oleh mata pisau yang disebut pisau disk. Sehingga produk

yang sudah halus keluar menuju outlet melalui lubang–lubang seperti

saringan. Semakin halus hasil penggilingan maka semakin baik mutu

Page 43: 38681390-Lap-Mesra-II

43

penggilingan. Screw roller berfungsi untuk menghancurkan dan

melumatkan bahan sedangkan pisau disk berfungsi untuk memotong

bahan.

Berat awal dari singkong sebelum digiling adalah 0,5 kg dan

setelah penggilingan adalah 0,35 kg. Ada selisih perbedaan berat awal dan

berat akhir. Ini dapat diartikan bahwa mesin bekerja dengan kurang baik.

Hal ini terjadi karena terjadi sedikit kesalahan saat proses yang dilakukan

oleh praktikan, sehingga hasil gilingan kurang optimal. Kapasitas mesin

ini adalah 40 kg/jam. Randement dari penggilingan adalah sebesar 70%.

Hal ini berarti mesin bekerja belum kurang baik. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kapasitas kerja produk adalah banyaknya produk,

karakteristik, dan tekstur produk, tingkat ketajaman screw roller, cara

pengunaan elevator sendokan, besar kecilnya potongan produk dan kuat

lemahnya cara penekanan produk.

Berat produk (berat bruto) sangat menentukan lamanya proses

penggilingan semakin banyak produk maka semakin lama pula waktu yang

dibutuhkan untuk penggilingan. Kapasitas alat atau mesin penggiling dapat

dihitung berdasarkan berat produk dan waktu proses penggilingan

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Prinsip penggilingan ini adalah

produk masuk didorong oleh pisau spiral ( screw roller ) kemudian

dipotong oleh pisau disk.

b. Bagian utama alat penggilingan

ialah hopper, outlet, pully mesin, screw roller, pisau disk, motor

penggerak, dan casing.

c. Kapasitas mesin penggiling adalah

40 kg/jam dan randementnya 70%.

Page 44: 38681390-Lap-Mesra-II

44

d. Dari hasil percobaan dapat dilihat

bahwa mesin dalam keadaan kurang baik, karena menghasilkan

rendement 70%

e. Hal ini terjadi karena faktor alat dan faktor kesalahan praktikan

f. Faktor yang mempengaruhi kasar lembutnya hasil penggilingan antara

lain :

1) ketajaman pisau disk

2) banyaknya bahan

3) kecepatan screw roller

g. Semakin banyak produk yang

digiling, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk

penggilingan

h. Waktu dan banyaknya bahan yang

akan digiling berpengaruh terhadap kapasitas kerja alat.

H. Oven dan Pengadukan (Ovening dan Agitaging)

1. Gambar

a. Oven

Page 45: 38681390-Lap-Mesra-II

45

2. a. Bagian dan Fungsi Mesin

a.Katup bahan bakar : mengatur besar kecil panas yang dibutuhkan

b.Pipa pemanas : tempat menyalakan sumber panas

c.Ruang oven : tempat produk

d.Tabung gas : sumber bahan bakar

c. Pengaduk

Gambar 3.10 Alat Pengadukan (Mixer)

2. b. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Tempat adonan : sebagai tempat produk

b. Saklar (on/off) : untuk menghidupkan/mematikan mesin

Gambar 3.9 Alat Oven

Page 46: 38681390-Lap-Mesra-II

46

c. Agigator aktif : mengocok dan mengaduk produk

d. Tuas pengunci : mengunci agar agigator bekerja dengan baik

e. Pulley mesin : penerima tenaga dari motor

f. Pulley motor : menyalurkan tenaga ke pulley mesin

g. Motor : penggerak mesin

h. Belt : menghubungkan pulley motor dengan pulley

mesin

i. Agigator pasif : membantu perputaran pengaduk bahan

3. Prinsip Kerja

a. Mesin oven

Produk dioven dengan pipa pemanas

b. Mesin pengaduk

Produk dihaluskan dengan agigator agar produk dapat tercampur

dengan baik

4. Mekanisme Kerja

a. Mesin oven

Menempatkan produk pada rak yang ada pada ruang oven,

kemudian buka tutup gas dan nyalakan dengan korek api pada pipa

pemanas.

b. Mesin pengaduk

Bahan dimasukkan ke dalam tempat adonan, kemudian mixer

dihidupkan dapat tercampur dan mengembang. Setelah terbentuk

adonan mixer dimatikan.

5. Cara Kerja

a. Mesin oven

1) Alat atau mesin oven

2) Adonan roti dimasukkan dalam oven

3) Kompor gas dihidupkan

Page 47: 38681390-Lap-Mesra-II

47

4) Mencatat waktu lamanya pembuatan roti dan amati perubahan

warnanya

b. Mesin pengaduk

1) Bahan pembuat roti disiapkan

2) Bahan roti disiapkan sesuai resep, kemudian diaduk dengan mesin

agigator sehingga menjadi adonan roti

3) Dicatat lamanya waktu pengadukan

6. Hasil dan Pembahasan

Oven adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat

adonan, mengembang dan matang dengan menggunakan sumber

panas. Prinsip kerja oven yaitu produk dipanaskan dalam ruang oven

dengan pipa pemanas.

Bagian utama oven yaitu tabung gas, ruang oven, pipa

pemanas, dan katub bahan bakar. Proses oven atau pemanggangan

dilakukan dengan menggunakan pipa pemanas dan memasukkan

produk pada rak bawah dalam ruang oven.

Faktor yang berpengaruh pada proses pengovenan yang

paling utama adalah temperatur pemanasan. Ini dapat diatur dengan

menggunakan termometer. Pada saat pengovenan, suhu sebaiknya

jangan terlalu tinggi karena akan menyebabkan kegosongan atau

dapat juga menyebabkan produk yang dari luar kelihatan utuh

matang tetapi ternyata bagian dalam belum. Namun, suhu sebaiknya

juga tidak terlalu rendah karena produk tidak akan cepat matang.

Sebelum melakukan proses pengovenan, terlebih dahulu kita

membuat adonan. Kemudian adonan ditimbang dan dicetak sesuai

keinginnan. Selanjutnya adonan diletakkan pada rak dalam ruang

oven. Rak pada oven disusun secara bertingkat, hal ini bertujuan

untuk memperluas permukaan agar muatan lebih besar serta untuk

meratakan panas pada oven. Tabung gas kemudian dibuka dan pipa

pemanas dinyalakan dengan menggunakan korek api. Suhu pemanas

dalam ruang oven disesuaikan dengan struktur adonan yang dioven.

Page 48: 38681390-Lap-Mesra-II

48

Sumber panas pada oven berfungsi untuk mendifusikan udara panas

agar dapat masuk kedalam cetakan serta adonan,hal ini yang

menyebabkan adonan dapat mengembang. Setelah setengah matang,

poduk dipindah pada rak atas yang berfungsi untuk penyempurnaan

pematangan produk.

Proses oven atau pemanggangan akan berakhir jika adonan

sudah mengembang dan warnanya berubah tetapi tidak sampai

gosong. Hasil dari pemanggangan yaitu berupa roti matang. Dalam

proses oven atau pemanggangan jangan sampai terjadi case

hardening yaitu produk bagian luar atau atas kering tetapi produk

bagian bawah atau dalam masih mentah. Untuk menghindari

terjadinya case hardening, katup bahan baker pada oven, sumber

panas (tabung gas) serta suhu pada ovaen harus selalu dikontrol.

Lama proses oven atau pemanggangan dipengaruhi oleh setingan

api pada pipa pemanas dan tebal tipisnya catakan.

Pengadukan adalah salah satu proses tunggal dimana semua

bahan dicampur bersama-sama dalam satu campuran tunggal. Prinsip

kerja pengadukan yaitu bahan dihaluskan atau diaduk dengan agitator

agar dapat tercampur dengan baik.

Alat pengaduk prinsip kerjanya ialah produk dihaluskan/diaduk

dengan menggunakan agigator agar produk dapat tercampur dengan

baik. Pada proses pengadukan, faktor kecepatan pengadukan dan lama

pengadukan sangat berperan penting. Pengadukan harus dimulai

dengan kecepatan rendah kemudian baru dengan kecepatan tinggi,

sehingga diperoleh produk yang dapat tercampur dan mengambang,

lama pengadukan diatur dengan kecepatan mesin. Semakin cepat

mesin mengaduk bahan, maka waktu yang diperlukan akan semakin

singkat atau sebaliknya. Selain dua hal tersebut proses pengadukan

juga dipengaruhi oleh banyaknya adonan. Semakin banyak adonan

maka waktunya semakin lama karena bahan yang harus dicampur

semakin banyak pula.

Page 49: 38681390-Lap-Mesra-II

49

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka arah adukan

diusahakan searah dan kecepatannya tidak berubah. Di dalam acara ini

pengadukan yang dilakukan adalah untuk mencampur adonan roti yang

bahannya sudah ditentukan. Faktor yang mempengaruhi dalam proses

pencampuran bahan adalah jumlah bahan, kecepatan rotasi dan

pengocokan.

Di dalm acara pengadukan tidak dilakukan praktikum

pengadukan tetapi hanya penjelasa mengenai praktikum pengadukan.

Menurut penjelasan, proses praktikum pengadukan ini yaitu pertama

mesin dinyalakan, kemudian adonan yang telah dibuat dimasukkan ke

dalam loyang dalam waktu yang bersamaan pada saat agitator berputar

sehingga adonan dengan langsung dapat diaduk. Setelah proses

pengadukan selesai, maka mesin langsung dimatikan bersamaan

dengan itu pancatatan waktu dihentikan

7. Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktikum oven atau pemanggangan, dapat

diketahui kesimpulan bahwa :

a. Oven adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat

adonan, mengembang dan matang dengan menggunakan

sumber panas.

b. Prinsip kerja pengovenan dengan memanaskan produk lewat

pipa pemanas supaya matang dengan baik .

c. Bagian utama oven adalah rak, katub bahan bakar, pipa

pemanas, dan gas.

d. Pengaturan besar kecilnya api dalam pengovenan dilakukan

dengan mengatur katub bahan bakar.

e. Faktor yang mempengaruhi kerja oven adalah suhu, besar

kecilnya api yang menyala pada pipa pemanas waktu

pemanggangan.

f. Dalam proses pemanggangan jangan menggunakan suhu

tinggi agar tidak terjadi case hardening.

Page 50: 38681390-Lap-Mesra-II

50

g. Pengadukan adalah salah satu proses tunggal dimana semua

bahan dicampur bersama-sama dalam satu campuran tunggal.

h. Prinsip kerja pengadukan yaitu bahan dihaluskan atau diaduk

dengan agitator agar dapat tercampur dengan baik.

i. Faktor yang mempengaruhi proses pengadukan diantaranya

lama pengadukan dan juga kecepatan pengadukan yang

bersumber pada motor penggerak serta banyaknya adonan

yang akan diaduk.

j. Hasil dari pengadukan (hasil yang baik) dipengaruhi oleh

kecepatan saat pengadukan dimulai dengan kecepatan rendah

kemudian lama kelamaan kecepatan ditambah sedikit demi

sedikit.

I. Pemarutan (Size Reduction)

1. Gambar

Page 51: 38681390-Lap-Mesra-II

51

Gambar 3.11 Mesin Pemarut Kelapa

2. Bagian dan Fungsi Mesin

1. Motor listrik : sebagai sumber tenaga

2. Pulley mesin: kedudukan pengambilan tenaga dari motor

3. Belt : menyalurkan tenaga

4. Silinder aktif : memarut produk

5. Silinder pasif : mendorong masuk produk

ke siulinder aktif

6. Inlet : tempat memasukkan produk

7. Outlet : tempat keluarnya produk

8. Pulley motor: tempat kedudukan belt menyalurkan tenaga kesilinder

aktif

3. Prinsip Kerja

Produk diparut oleh silinder aktif

4. Mekanisme Kerja

Page 52: 38681390-Lap-Mesra-II

52

Motor listrik dinyalakan, kemudian produk dimasukkan kedalam

inlet, kemudian silinder aktif akan memarut produk sedangkan silinder

semi aktif akan mendorong produk. Produk hasil pemarutan keluar melalui

outlet.

5. Cara Pengoperasian Mesin

a. Membersihkan alat / mesin pemarut

b. Menimbang dan menyiapkan produk (kelapa) yang akan diparut

c. Menghidupkan motor listrik

d. Mencatat waktu awal opersi

e. Memasukkan produk ke dalam mesin dan memegangnya

f. Mencatat waktu akhir pengoperasian

g. Mengamati kualitas pemarutan (data visual).

6. Hasil Pengamatan

Percobaan ini dilakukan dengan bahan kelapa.

Perhitungan

Bobot kelapa awal = 1325 gr =1,325 kg

Bobot kelapa akhir = 1250 gr= 1,250 kg

Lama proses =0,060139 jam

- Kapasitas kerja mesin =

=

- Randement pemarutan =

= = 94,33 %

Pembahasan

Pemarutan pada dasarnya ditujukan untuk proses pengecilan

ukuran suatu bahan pangan untuk proses pengolahan lebih lanjut. Prinsip

kerjanya adalah produk diparut oleh silinder aktif, sedangkan silinder semi

aktif untuk mendorong produk. Untuk memperoleh hasil parutan yang

Page 53: 38681390-Lap-Mesra-II

53

halus, bahan dimasukkan secara vertikal. Sedangkan untuk memperoleh

hasil yang kasar, maka bahan dimasukkan pada posisi horisontal

Alat pemarutan adalah alat yang dipergunakan untuk memarut

bahan seperti alat pemarut tradisional yang masih digunakan untuk

memarut. Tetapi pada saat ini alat yang digunakan lebih canggih, sehingga

dalam memarut akan lebih mudah dan efisien. Pada dasarnya pemarutan

dilakukan bertujuan untuk memperkecil ukuran suatu bahan, seperti kelapa

yang digunakan pada percobaan kali ini. Pemarutan dimulai dengan

memasukkan kelapa ke inlet kemudian didorong dengan tangan menuju

silinder aktif untuk diparut Pada praktikum acara pemarutan ini digunakan

alat yang bertumpu pada tenaga pada pulley motor.. Silinder semi aktif

berfungsi untuk menahan bahan agar nantinya dapat diparut oleh silinder

aktif. Hasil pemarutan akan keluar melalui outlet.

Pada proses pemarutan kali ini menggunakan bahan kelapa seberat

1,325 kg. Setelah diparut selama 0,06139 jam dihasilkan 1,250 kg kelapa

parutan. Dari data ini diperoleh hasil kapasitas kerja mesin 21,853 kg/jam.

randementnya adalah 94,33%. Nilai rendemen yang mendekati 100%

menunjukkan bahwa mesin bekerja dengan baik. Faktor yang

mempengaruhi pemarutan adalah jumlah bahan yang akan diparut,

ketajaman alat pemarutan, jenis bahan yang akan diparut dan waktu yang

dibutuhkan dalam proses pemarutan, dapat juga dipengaruhi oleh

kecepatan seseorang dalam memasukkan bahan kedalam inlet.. Hal-hal

tersebut juga berpengaruh tehadap nilai kapasitas dan randement. Semakin

lama waktu pemarutan maka nilai kapasitas semakin kecil. Sedangkan

besar randementnya berdasarkan berat sebelum dan setelah pemarutan..

Hasil parutan dibedakan menjadi dua, yaitu parutan kasar dan

halus. Parutan produk yang kasar diperoleh jika bahan dimasukkan secara

horizontal kedalam inlet. Sedangkan untuk hasil produk yang halus,

diperoleh jika bahan dimasukkan pada posisi vertikal. Karena mesin

pemarut berkapasitas besar sehingga bahan tidak perlu dipotong–potong

kecil untuk dimasukkan dalam inlet.

Page 54: 38681390-Lap-Mesra-II

54

7. Kesimpulan

a. Pemarutan adalah proses pengecilan ukuran sutau bahan

b. prinsip kerja pemarut ini adalah bahan diparut dengan silinder

aktif yang sebelumnya didorong oleh silinder semi aktif Bagian utama

dari mesin pemarut adalah silinder aktif, siliinder semi aktif, inlet,

outlet, bak penampung, pully mesin, pully motor, dan belt.

c. Bahan yang digunakan adalah kelapa

d. .Kapasitas mesin pemarut adalah 21,583kg/jam dan

randementnya 94,33%.

e. Hasil parutan kasar jika bahan dimasukkan secara horizontal,

dan hasil parutan halus jika bahan dimasukkan secara vertikal.

f. Faktor yang mempengaruhi pemarutan adalah jumlah bahan

yang akan diparut, ketajaman alat pemarutan, jenis bahan yang akan

diparut dan waktu yang dibutuhkan dalam proses pemarutan.

J. Press (Extracting)

1. Gambar

Gambar 3.12 alat ekstraksi

2. Bagian Utama Alat/Mesin Beserta Fungsinya

a. Tuas pemutar : Memutar batang pengepres

b. Plat Pengepres : Menekan produk

c. Silinder Pengepres : Sebagai tempat produk

Page 55: 38681390-Lap-Mesra-II

55

d. Outlet : Tempat keluar dari ekstrasi

e. Pompa Hidrolik : Mengepres dari bawah

f. Lubang tempat keluarnya hasil ekstraksi

3. Prinsip Kerja

Produk ditekan atau dipres oleh tuas pengepres sehingga

didapatkan ekstraknya.

4. Mekanisme Kerja

Produk ditiris dahulu kemudian dimasukkan ke dalam

silinder pengepres. Ekstraksi bahan dilakukan dengan

menggunakan tekanan dari atas (plat pengepres) dan juga tekanan

dari bawah ( pompa hidrolik ). Tuas digunakan sebagai dongkrak

( memutar pompa hidrolik ). Dan cairan hasil ekstraksi ini akan

melalui outlet.

5. Cara kerja

Cara kerja dari alat pengepress ini adalah

a. Membersihkan alat press

b. Menimbang produk (kelapa) bersih

c. Menyiapkan panci penampung

d. Membungkus produk dengan menggunakan kain saring

e. Memasukkan produk parutan ke dalam tabung ekstraksi

f. Memutar handel press, sehingga alat dapat memeras produk

g. Menimbang hasil ekstraksi dan mengukur volumenya

h. Mencatat waktu awal hingga akhir proses ekstraksi

i. Menghitung randement ektraksi.

6. Hasil Pengamatan

Perhitungan

Bobot awal kelapa =1250 gr = 1,250 kg

Bobot akhir kelapa = 475 gr = 0, 475 kg

Lama proses = 214 detik = 0,05944 jam

Randement ekstraksi =

Page 56: 38681390-Lap-Mesra-II

56

=

= 38 %

Kapasitas =

=

=21,0438 kg/jam

Pembahasan

Ekstraksi atau pengepresan bertujuan untuk mengekstraksi bahan

dengan cara mengepres bahan untuk diambil ekstraknya. Bahan yang akan

diekstraksi biasanya berupa bahan yang berkadar air tinggi. Bagian-bagian

utama alat pengepress terdiri dari tuas pemutar, plat pengepres, silinder

pengepres, outlet serta pompa hidrolik. Yang perlu diperhatikan adalah

bahan yang akan diekstraksi harus diperkecil ukurannya, seperti diiris atau

diparut.

Proses ekstraksi parutan kelapa bertujuan untuk mengeluarkan

cairan dari parutan kelapa. Untuk mendapatkan hasil yang banyak atau

baik, maka pengepresan dilakukan dari kedua sisi (atas dan bawah).

pengepresan dilakukan dari kedua sisi baik dari sisi atas (pengepres) dan

juga sisi bawah (pompa hidrolik) agar ekstrak yang keluar lebih banyak

dan lebih baik.

Pada proses pengepresan atau extraksi, sebelum bahan dimasukkan

ke dalam silinder pengepress bahan dibuat ukuran kecil, yaitu dengan cara

diiris, diparut, dan digiling terlebih dahulu. Kemudian bahan yang sudah

dibuat ukuran kecil dibungkus dengan kain, bertujuan agar bahan tidak

tumpah. Bahan diletakkan dalam silinder pengepres, kemudian tuas diputar

sampai menyentuh produk. Tuas diputar terus sampai ekstrak keluar

melalui lubang-lubang yang ada disekitar silinder pengepres dan hasil

ekstrak keluar melalui outlet.

Randement ekstraksi diperoleh dari berat cairan atau ekstrak yang

didapat dengan berat awal sebelum di-press. Besar randement pada

Page 57: 38681390-Lap-Mesra-II

57

pengepressan kali ini adalah 38%. Kapasitas didapat dari berat awal

sebelum pengepressan dengan waktu yang perlukan selama pengepressan.

Nilai kapasitas mesin ini adalah 21,0438 kg/jam. Faktor yang

mempengaruhi pengepressan antara lain jenis bahan, kadar air bahan, dan

besar tekanan yang diberikan untuk mengepress.

Faktor yang mempengaruhi banyaknya hasil ekstraksi atau

kapasitas kerja adalah bobot produk yang akan diekstraksi, berat cairan

hasil ekstraksi dan lama proses ekstraksi. Dalam proses ekstraksi, hasil

cairan yang diperolah juga dipengaruhi oleh faktor kuatnya

penekanan/pengepresan oleh plat pengepres dan oleh pompa hidrolik.

Apabila pengepres kuat (dibantu pompa hidrolik) maka sari buah yang

dihasilkan akan semakin banyak.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Ekstraksi merupakan proses pengambilan cairan dari dalam komoditas

pangan dengan mengepresnya dan menggunakan konsep pompa

hidrolik.

b. Pengepressan dilakukan untuk mendapatkan ekstrak

dari suatu bahan.

c. Bagian utama alat pengepress adalah silinder

pengepress, tuas pemutar, plat pengepress, pompa hidrolik, dan outlet.

d. Prinsip utama pengepressan adalah dengan menekan

dari atas menggunakan plat pengepress dan menekan dari bawah

menggunakan pompa hidrolik.

e. Kapasitas mesin adalah 21,0438 kg/jam dan

randementnya adalah 38%.

f. Faktor yang mempengaruhi pengepressan antara

lain jenis bahan, kadar air bahan, halus atau tidaknya hasil pemarutan

dan besar tekanan yang diberikan untuk mengepress.

Page 58: 38681390-Lap-Mesra-II

58

K. VACUUM FRYING

1. Gambar

Gambar 3.13 Alat Vacuum Frying

2. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Bak penampung air : tempat menampung air

b. Penglihat tekanan : untuk melihat tekanan

c. Tabung vaccum : tabung sirkulasi air berkecepatan tinggi

d. Penglihat produk : untuk melihat produk dalam tabung

e. Tutup tabung penggorengan : sebagai tutup tabung penggorengan

f. Kompor gas : sumber panas

g. Mesin pompa : untuk menyedot air

h. Pegangan : untuk mengangkat tutup

i. Tuas pemutar : pemutar bahan agar merata

j. Kotak panel : monitor / pengatur

k. Tabung penggorengan : tempat dilakukannya penggorengan (berisi

minyak dan bahan yang digoreng)

3. Prinsip Kerja

Untuk menggorengan bahan yang berkadar air tinggi, dalam

tabung hampa udara dengan suhu rendah dan tekanan vacum.

4. Mekanisme Kerja

Page 59: 38681390-Lap-Mesra-II

59

Memasukkan air dalam bak, kemudian mesin penyedot

dihidupkan, setelah itu tempat produk diisi minyak goreng penuh

kemudian air dalam produk. Menguap melalui pipa uap dan produk itu

keluar dari bak penampungan. Terjadi sirkulasi berkecepatan tinggi,

sehingga tekanan turun sehingga suhu turun atau titik rendah.

5. Cara kerja

a. Memasukkan minyak penggoreng kedalam tabung penggoreng

b. Menyalakan kompor gas

c. Mengamati suhu minyak penggoreng, tekanan penggorengan

d. Memasukkan produk yang akan digoreng

e. Mengamati tingkat masak bahan yang digoreng, apabila produk telah

masak, ambil dan tiriskan pada mesin peniris type centrifuges untuk

diambil minyak yan menempel produk.

f. Mencatat lama penggorengan, suhu penggorengan, tekanan

penggorengan, dan kualitas penggorengan.

6. Pembahasan

vacum fying merupakan alat yang digunakan untuk mengoreng

bahan makanan yang mempunyai kadar air tinggi dan penggorengan

dilakukan dengan menggunakan minyak goreng. seperti buah yang

berkadar air tinggi seperti nanas, salak, dan nangka serta sayur dengan

suhu rendah Keuntungan menggunakan vacum frying yaitu produk matang

sempurna, kandungan gizi tidak rusak, mempercepat proses

penggorengan) Penggorengan ini digunakan minyak goreng, minyak

goreng yang digunakan harus baru dan seimbang dengan bahan agar

kekeringan produk dapat bersamaan, sehingga didapatkan hasil akhir

produk yang berkualitas Apabila minyak yang digunakan adalah jelantah

maka akan merusak warna produk.

Perbedaan dengan penggorengan lain adalah pada cara

penggorengannya. Alat penggoreng vakum menggunakan uap air panas

yang dihasilkan dari tabung vakum, sedangkan alat penggoreng biasa

sumber panas langsung dari kompor. Penggorengan vakum adalah alat

Page 60: 38681390-Lap-Mesra-II

60

untuk menggoreng bahan dengan tabung hampa udara dengan suhu

rendah. Biasanya digunakan untuk menggoreng bahan yang mempunyai

kandungan air yang tinggi. Cara kerja alat ini dipengaruhi oleh banyak

sedikitnya bahan, kandungan air bahan dan banyaknya uap air yang

dihasilkan. Secara keseluruhan, cara kerja alat ini sudah secara otomatis.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penggorengan secara vakum adalah

lama penggorengan, suhu penggorengan, tekanan penggorengan dan

kualitas penggorengan.

Proses penggorengan dengan vacuum frying adalah bak air diisi

sampai penuh, hingga menyentuh selang pompa. Setelah itu memasukkan

minyak goreng kedalam tabung penggoreng hingga memenuhi setengah

tabung kemudian bahan yang mempunyai kadar air tinggi juga

dimasukkan dalam tabung penggorengan. Mesin dinyalakan kemudian

mengaturnya sesuai yang dikehendaki pada kotak panel. Pemvakuman

terjadi saat air disedot dengan menggunakan pompa kemudian dialirkan ke

tabung vakum. Pada tabung vakum terdapat 2 selang yakni selang yang

mengalirkan air kedalam tabung dan keluar tabung. Dengan begitu terjadi

sirkulasi air yang terus menerus. Karena tekanan air yang bersirkulasi

tersebut maka udara didalam tabung penggorengan tersedot hingga vakum.

Dengan vakumnya tabung penggorengan, akhirnya suhu rendah dan

tekanan juga rendah dan produk menjadi matang. Pompa tidak

menggunakan elemen bergerak. Penghisapan menggunakan fluida

pendorong yang bekerja dengan prinsip venturimeter. Fluida pendorong

dapat berupa air, uap air, dan gas tekanan tinggi yang dilewatkan pada

nosel. Energi tekan nosel diubah menjadi energi gerak. Tingginya

kecepatan akan menghasilkan hisapan diujung nosel tempat memancarnya

fluida. Injektor yang menggunakan air sebagai fluida penggerak disebut

water jet. Ruang penggoreng adalah tempat pemanasan minyak yang dapat

dilengkapi dengan keranjang untuk pengangkat dari pencelup bahan yang

digoreng. Kondensor adalah bagian yang digunakan untuk mengembunkan

Page 61: 38681390-Lap-Mesra-II

61

uap air. Bahan pendingin kondensor adalah air yang berasal dari sirkulasi

penggerak water jet. Dan sebagai pemanas digunakan kompor listrik.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penggorengan secara vakum

adalah lama penggorengan, suhu penggorengan, tekanan penggorengan

dan kualitas penggorengan

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Vacum frying adalah penggorengan menggoreng bahan dalam

tabung hampa udara dengan suhu rendah.

b. Keuntungan penggorengan secara vacum antara lain dapat

mematangkan produk dalam suhu yang lebih rendah sehingga

kandungan gizi dapat aman dan penghematan terhadap energi.

c. Kerugian metode ini yaitu, tabung harus terisi minyak penuh dengan

kapasitas yang banyak.

d. Biasanya digunakan pada bahan berkadar air tinggi.

e. Minyak goreng yang digunakan harus baru dan seimbang dengan

bahan agar kekeringan produk dapat bersamaan

f. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penggorengan secara vakum

adalah lama penggorengan, suhu penggorengan, tekanan penggorengan

dan kualitas penggorengan.

L. Pengemasan (Packaging)

1. Gambar

Page 62: 38681390-Lap-Mesra-II

62

Gambar 3.14q Mesin Pengemasan

2. Bagian dan Fungsi Mesin Motor : tenaga penggerak

a. Rol penutup 2 : untuk menutup kaleng

b. Rol penutup 1 : untuk merapikan

c. Handle : mengendalikan rol penutup dan rol merapikan

d. Pemegang kaleng : untuk meletakkan kaleng

e. Pijakan : untuk menurunkan pemegang kaleng

f. Frame : untuk mendorong bagian-bagian utama

g. Saklar : untuk mematikan dan kehidupan mesin

h. Motor : tenaga pengerak

3. Prinsip Kerja

Page 63: 38681390-Lap-Mesra-II

63

Menutup dan merapikan serta merapatkan kaleng menggunakan rol

penutup dan rol merapikan.

4. Mekanisme Kerja

Kaleng diletakkan pada tempat pegangan kaleng dan cetakkan atas

dengan handle, kemudian saklar dinyalakan sehingga motor pemutar

menyala dan kaleng berputar. Tekan rol penutup 2 untuk menutup kaleng

dan rol penutup 1 untuk merapikan.

5. Cara Kerja

a. Mengontrol semua transmisi yang berupa belt sudah terpasang dengan

baik

b. Memastikan rol pengemas, pemegang kaleng dan cetakan atas sudah

terpasang dengan benar

c. Menghubungkan sumber tenaga listrik dengan mesin

d. Menyiapkan kaleng dan bahan yang akan dikemas

e. Menurunkan pemegang kaleng dengan menginjak-injakan ke bawah

f. Meletakkan kaleng berikut bahan yang akan dikemas pada cetakan

g. Menghidupkan mesin dengan menekan tombol listrik

h. Meletakkan penutup kaleng pada kaleng yang akan dijadikan

pengemas

i. Merapatkan penutup kaleng dengan rol penutup

j. Mengamati hasil pengemasan apakah pengemasan sudah baik, apabila

hasil pengemasan belum baik dapat melakukan pemutaran rol

pengemas lagi.

6. Hasil dan Pembahasan

Kemasan adalah wadah atau media yang dipergunakan untuk

membungkus bahan hasil pertanian sebelum bahan tersebut disimpan atau

diedarkan. Yang bertujuan untuk mempermudah pengaturan,

pengangkutan, penempatan, dan penyimpanan. Pada umumnya kondisi

bahan hasil pertanian akan terjaga baik bila disimpan dalam keadaan

dikemas. Beberapa media kemasan yang umum digunakan adalah karung,

Page 64: 38681390-Lap-Mesra-II

64

silo, kotak kayu besar, keranjang bambu, tenong, tong, gentong, dan

kaleng

Pengemasan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu cara cold pack

method, hot pack method dan open ketle method. Cold pack method

adalah proses pengemasan yang bahan makanannya dimasukan dalam

keadaan segar. Hot pack method adalah proses pengemasan yang bahan

makanannya dimasukkan dalam keadaan panas sedangkan open ketlle

method adalah proses pengemasan yang bahan makanannya dimasak

dahulu kemudian dalam keadaan panas dapat tangsung dimasukan

kedalam wadah dan langsung ditutup.

Dalam praktikum acara ini dijelaskan cara penggunaan

pengemasan berupa kaleng.Pengalengan merupakan suatu cara

pengawetan bahan makanan dalam tempat atau wadah hermentis dengan

proses sterilisasi menggunakan panas. Prinsip pengalengan adalah

membunuh mikroorganisme dengan menggunakan panas dan mencegah

masuknya mikroorganisme ke dalam wadah. Penutup kaleng adalah

alat/mesin yang digunakan untuk melekatkan tutup dengan kaleng. Pada

praktikum ini, penutupan kaleng dilakukan dengan mesin penutup/sealing

machine

Alat penutup kaleng biasanya digunakan untuk menutup kaleng

yang biasanya digunakan sebagai tempat makanan kaleng. Alat ini

mempunyai beberapa bagian utama diantaranya adalah rol penutup untuk

menutup kaleng, rol penutup 1 untuk merapikan penutup kaleng, dan rol

penutup 2 untuk merapatkan penutup kaleng.

. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengemasan adalah

jenis bahan pengemas. Semakin baik bahan yang digunakan maka hasil

pengemasan juga semakin baik, dan kualitas produk tetap terjaga.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

Page 65: 38681390-Lap-Mesra-II

65

a. Pengemasan bertujuan untuk mempermudah pengaturan, pengangkutan,

penempatan, dan penyimpanan.

b. Alat penutup kaleng adalah alat yang berfungsi menutup antara penutup

dengan kaleng.

c. Bagian utama alat penutup kaleng adalah rol penutup untuk menutup

kaleng, rol 1 untuk merapikan, dan rol 2 untuk merapatkan.

d. Kualitas pengemasan dipengaruhi oleh baik buruknya mesin.

e. Rutinitas kebersihan dan perawatan mesin harus dijaga.

f. Faktor yang berpengaruh dalam pengemasan ialah bobot produk bahan

pengemas lamanya pengemasan dan jenis bahan pengemas.

M. Centrifugasing

1. Gambar

Gambar 3.15 Mesin Sentrifugasi

2. Bagian dan Fungsi Mesin

1. Penutup : untuk menutup agar bahan tidak berhamburan keluar

2. Sentrifuge : tempat tabung reaksi

3. Tabung reaksi : tempat bahan

4. Indikator power : mendeteksi nyala atau tidak

5. Pengatur waktu : mengukur lamanya waktu yang dikehendaki

6. Pengatur rpm : mengatur rpm (kecepatan) yang dikehendaki

7. Steker : menghubungkan ke sumber listrik

Page 66: 38681390-Lap-Mesra-II

66

3. Prinsip kerja

Memisahkan larutan/komponen dalam larutan berdasarkan berat jenis

dengan gaya sentrifugasi.

4. Mekanisme Kerja

Motor diputar sehingga timbul gaya sentrifugal dari proses mesin.

Gaya tersebut juga akan mengenai atau berlaku atau terjadi di dalam

tabung crude oil (VCO yang belum dimurnikan). Karena berat jenis air

dengan VCO lebih besar akibat gaya sentrifugal ini VCO dan air akan

memisah (pemisahan karena perbedaan berat jenis).

5. Cara Kerja

a. Menyiapkan alat/mesin sentrifuge kemudian membuka penutup

b. Mengambil tabung reaksi kemudian masukkan bahan

c. Menempatkan tabung reaksi ke sentrifuge

d. Menutup kembali penutup

e. Mengatur rpm yang dikehendaki

f. Mengatur waktu

g. Menghubungkan dengan colokan (stop kontak) dan menyalakan

sentrifuge dengan indicator power

h. Mengamati dan mencatat hasil sentrifuge

6. Hasil dan Pembahasan

Produk yang disentifuge = santan kelapa

Hasil = lapisan atas (air dan minyak)

lapisan bawah (padatan)

Pembahasan

Sentrifuge adalah alat atau mesin yang digunakan untuk

memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan berat jenis. Bahan yang

digunakan pada percobaan ini adalah dengan santan kelapa. Santan

kelapa sebelumnya difermentasikan selama 24 jam, bertujuan untuk

memisahkan lapisan minyak dan lapisan air pada santan.

Lapisan minyak yang diperoleh lalu diambil dan dimasukkan pada

kupet lalu diletakkan dalam mesin sentrifuge. Sebaiknya semua tabung

Page 67: 38681390-Lap-Mesra-II

67

terisi agar putarannya dapat sempurna. Motor berputar sehingga timbul

gaya sentrifugal dari poros mesin, kemudian akan mengenai di dalam

tabung crude oil sehingga air dan VCO terpisah. Berat jenis air lebih

besar dari berat jenis minyak, sehingga air terletak di lapisan bawah dan

minyak terletak di lapisan atas. Banyaknya VCO yang didapat

dipengaruhi oleh jenis santan/kelapa yang digunakan sebagai bahan

dasar.

Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan

berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga

substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi

yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut

dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi

dengan kecepatan yang bervariasi.

Centrifugasing ini digunakan untuk memisahkan air dengan VCO

berdasarkan berat jenis. Biasnya bahan yang digunakan adalah santan

kelapa. Didalam santan kelapa terdapat air dan VCO, karena berat jenis

air lebih besar daripada VCO maka VCO akan berada di atas dan air

dibawah. Faktor yang mempengaruhi centrifugasing ialah bahan yang

digunakan, rotasi per menit dan waktu. Walaupun hanya 1 tabung yang

berisi bahan yang akan dipisahkan VCO nya tetapi tabung yang lain juga

harus diisi dengan air agar perputarannya dapat sempurna.

Dalam praktikum ini digunakan bahan air dan VCO, karena berat

jenis air lebih besar daripada VCO maka VCO akan berada di atas dan air

dibawah. Dalam proses sentrifugasi ini perlu diperhatikan bahwa selama

proses berlangsung, tabung reaksi dalam sentrifuge harus terisi penuh.

Karena jika sentrifuge tidak diisi tabung reaksi dengan penuh maka

tabung reaksi lainnya dalam sentrifuge tersebut akan pecah. Hal ini dapat

terjadi karena tidak ada keseimbangan dalam sentrifuge selama proses

sentrifugasi berlangsung. Selain itu agar perputarannya sempurna. Faktor

yang mempengaruhi sentrifugasi ialah bahan yang digunakan, kecepatan

rotasi per menit, jenis produk, berat jenis produk, dan waktu

Page 68: 38681390-Lap-Mesra-II

68

7.Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Centrifugasing adalah proses memisahkan VCO dengan air dengan gaya

sentrifugasi.

b. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan

perbedaan berat jenis.

c. Gaya sentrifugal yang mengenai isi tabung crude oil akan memisahkan air

dengan VCO.

d. Berat jenis air labih besar dari VCO, sehingga air di lapisan bawah dan

VCO di lapisan atas.

e. Banyaknya VCO yang didapat dipengaruhi oleh jenis santan/kelapa yang

digunakan sebagai bahan dasar.

a. Selama proses berlangsung, tabung reaksi dalam sentrifuge harus terisi

penuh. Karena jika sentrifuge tidak diisi tabung reaksi dengan penuh maka

tabung reaksi lainnya dalam sentrifuge tersebut akan pecah.

b. Faktor yang mempengaruhi sentrifugasi ialah bahan yang digunakan,

kecepatan rotasi per menit, jenis produk, berat jenis produk, dan waktu.

Page 69: 38681390-Lap-Mesra-II

69

N. Rotary Evaporating

1. Gambar

Gambar 3.16 Alat/Mesin Rotary Evaporation

2. Bagian dan Fungsi Mesin

a. Water bath : memanaskan air

b. Destilan : tempat awal bahan

c. Destilat : tempat menampung alkohol

d. Kondensor : mendinginkan cairan

e. Katup : menstabilkan tekanan

f. Sumber air untuk kondensor : berisi air dingin untuk kondensor

g. Pompa vacum : memvakumkan udara

h. Tombol on – off : menghidup / mematikan mesin

i. Pengatur rpm : mengatur kecepatan rpm

j. Pengatur suhu : mengatur suhu yang dikehendaki

k. Penyangga : menyanggah keseluruhan bagian

l. Pengatur kemiringan : mengatur kemiringan

m. Cincin pengait : mengaitkan destilan dengan batang evaporator

n. Pull – up : menaik turunkan frame

Page 70: 38681390-Lap-Mesra-II

70

3. Prinsip Kerja

Memisahkan 2 cairan antara pelarut dengan larutan berdasarkan

perbedaan titik didihnya dengan bantuan vacuum dan rotary.

4. Mekanisme Kerja

Larutan/zat yang akan dipisahkan dari pelarutnya dimasukkan

dalam tabung destilan (berada di water bath). Air yang ada di water bath

diukur suhunya hingga sesuai dengan titik didih pelarut, sehingga pelarut

akan berubah fase menjadi gas. Gas mengalir menuju kondensor yang

kemudian didinginkan (kembali ke fase cair) kemudian ditampung pada

tabung destilat.

5. Cara Kerja

1. Menyiapkan produk dan dimasukkan ketabung

produk.

2. Mengisi tempat penangas air.

3. Pasang labu produk diatas penangas air.

4. Mengaktifkan alat dengan mengatur suhu dan

kacepatan berotari (rpm).

5. Menyalakan pompa vacum.

6. Menunggu sampai pelarut terpisah dengan larutan

yang tertampung dalam labu destilat.

6. Hasil dan Pembahasan

Hasil Pengamatan

Bahan yang digunakan = larutan jahe (oleoresin)

Produk = minyak jahe(10ml) dan alkohol

Pembahasan

Pada praktikum kali ini digunakan bubuk jahe yang ditambah

alkohol dengan perbandingan 1:4 dengan tujuna memperoleh minyak

oleoresin. Pemisahan ini menggunakan prinsip perbedaan titik didih. Titik

didih alkohol lebih rendah dari minyak oleoresin, sehingga alkohol akan

terpisah di tabung destilat dan minyak oleoresin akan tertinggal di tabung

Page 71: 38681390-Lap-Mesra-II

71

destilan. Yang mempengaruhi pemisahan antara larutan dengan pelarut

adalah suhu, adanya pompa vakum juga.

Pertama kita menyiapkan semua bahan yang akan kita gunakan.

Setelah semua siap, kita mengatur suhu air yang ada pada water bath. Suhu

diatur hingga sesuai dengan titik didih pelarut, sehingga pelarut akan

berubah fase menjadi gas. Gas mengalir menuju kondensor yang kemudian

didinginkan (kembali ke fase cair) kemudian ditampung pada tabung

destilat.

Selain itu juga putaran tabung destilan juga diatur agak tidak terlalu

kencang putarannya. Disini juga ada pompa vakum. Pompa vacum disini

berfungsi untuk menjaga suhu agar sesuai dengan suhu yang kita

kehendaki. Karena pompa vacum akan menstabilkan suhu yang ada dalam

penangas air, sehingga panas yang diterima oleh labu produk tetap

konstant. Dan hasil yang diperoleh yakni 10ml minyak jahe yang

walaupun didalamnya masih terkandung sedikit alkohol.

7. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil

kesimpulannya sebagai berikut :

1. Produk yang digunakan adalah jahe + alkohol.

2. Titik didih alkohol adalah 80°C.

3. Faktor yang paling mempengaruhi terpisahnya larutan yaitu suhu.

4. Pelarut(alkohol) yang terpisah akan tertampung di labu destilat.

5. Hasil minyak yang diperoleh yakni 10ml minyak jahe

SARAN DAN KRITIK

1. Saran

Sebaiknya waktu praktikum diatur sebaik mungkin. Mengingat

keterbatasan alat. Sehingga praktikan bisa benar – benar mengetahui dan

memahami materi yang dipraktikkan.

Page 72: 38681390-Lap-Mesra-II

72

..

2. Krituk

Pembayaran Rp 10.000 kurang maksimal. Bila memang alasannya untuk

beli bahan, kenapa bahan yang akan digunakan tidak dihitung dulu berapa

banyak yang akan dipakai. Seperi kacang yang pada akhirnya masih

bersisa banyak dan mubazir. Kalau sudah dihitung sebelumnya, sisa uang

bisa dimanfaatkan denganmembeli singkong yang kualitasnya sam

bagusnya. Sehingga bisa dimanfaatkan (dibuat gethuk).

Rentang waktu antara pengembalian laporan sementara dan pengerjaan

laporan jadi terlalu cepat. Kalau pengembaliannya saja molor 10 hari,

aturan laporan jadi juga molor deadlinenya.

Co-ass kurang kompak, tidak satu suara dalam pengambilan keputusan.

Apalagi tentang kebijakan penggunaan gambar

Page 73: 38681390-Lap-Mesra-II

73

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2009. Alat dan Mesin. http :billyjoeadam.blogspot.com . Diakses pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.

Anonimb. 2009. Penanganan Pasca Panen. http:// wikipedia.org.id/goreng

sangan. Diakses pada tanggal 5 Desember 2009. Pukul 23.00 WIB.

Anonimc 2008. oven. http://id.wikipedia.org/wiki/rotary. Diakses pada hari Sabtu,

5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.

Anonimd. 2009. Pencampuran. www.google-mixing.wordpress.com. Diakses

pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.

Anonime. 2009. Penggorengan Vacum. www.wikipedia.com. Diakses pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.

Anonimf. 2009. Pengalengan. http://id.wordpres.com. Diakses pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.

Anonimg. 2009. Sentrifugasi. www.wikipedia.com. Diakses pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.

Anonimh. 2008. Rotary Evaporation. http://id.wikipedia.org/wiki/rotary. Diakses pada hari Jumat, 28 Nopember 2008 pukul 10.00 WIB.

Annonymous. 1970. Mesin-mesin Pertanian. Gadjah Mada University Press

Atjeng. 1983. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Universitas Gadjah Mada:

Yogyakarta.

Brenndorfer, B. 1985. Solar Dryers- Their Role in Postharvest Processing. London: Commonwealth Science Council.

Eadle K. L. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Sastra Budaya.

Earle, R.L. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Sastra Hudaya. Bandung.

Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri. UI-Press. Jakarta.

Page 74: 38681390-Lap-Mesra-II

74

Hadiwiyoto. 1980. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Hudaya, Saripah. 1982. Dasar-Dasar Pengawetan 2. Direktorat Pendidikan dan Kebudayaaan. Jakarta.

Karamah, Eva Fathul. Andrie Oktafauzan Lubis. 2009. Pralakuan Koagulasi Dalam Proses Pengolahan Air Dengan Membran: Pengaruh Waktu Pengadukan Pelan Koagulan Aluminium Sulfat Terhadap Kinerja Membran. Program Studi Teknik Kimia, Departemen Teknik Gas & Petrokimia. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.

Ketaren, Semangat. 1981. Petunjuk Praktikum Pengolahan Hasil Pertanian 3. Depdikbud. Jakarta

Lucida, Henny. Salman. M Sukma Hervian. 2008. Uji Daya Peningkat Penetrasi Virgin Coconut Oil (VCO) Dalam Basis Krim. Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi, Vol. 13, No. 1, 2008. ISSN : 1410 – 0177. Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang

Muljohardjo, Muchjid. 1991. Alat dan Mesin Pengolahan Hail Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Nurhasanah, Siti. Efri Mardawati.Marleen Herudiyanto. 2009. Pemisahan Eugenol

Dari Minyak Cengkeh Dengan Cara Distilasi Fraksinasi Separation Of

Eugenol From Clove Oil With Fractionation Distillation. Teknologi

Industri Pangan, Unpad

Panoesastro, 1975.. Indonesia traditional food processing. Bogor : IPB.

Purwadi. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

Rismunadar, 1986. Berkas lembaran petunjuk latihan teknologi makanan.

Yogyakarta:Pendidikan Guru Pertanian PGP-Kejuruan Teknologi

Makanan.

Santoso. 1982. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. UNY Press. Yogyakarta.

Sutarno, dkk. 1989. Alat – alat Pengolahan Pertanian. Gramedia. Jakarta.

Winarno, F.G. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia. Jakarta