38681390-lap-mesra-ii
TRANSCRIPT
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negeri yang sangat kaya. Indonesia adalah
sebuah negeri yang dikaruniai kekayaan alam yang terdapat di darat, laut,
dan bawah tanah yang sangat melimpah. Indonesia juga dikenal sebagai
negara agraris, karena memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Ini yang
membuat kita sangat kaya dengan hasil pertanian, terutama tanaman
pangan. Sangat disayangkan apabila kesemuanya itu tidak dimanfaatkan
dengan semaksimal mungkin. Saat itu nenek moyang kita telah
memanfaatkan dan mengolah hasil-hasil pertanian di negeri kita. Mereka
mengolahnya dengan tehnologi yang tersedia saat itu.
Seiring perkembangan jaman saat ini, teknologi yang digunakan
dalam proses pengolahan pangan harus mengikuti perkembangan jaman.
Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk panagn yang
dihasilkan. Tehnologi yang digunakan pun semkin banyak dan semakin
maju. Dengan adanya kemajuan teknologi diharapkan ragam dan kualitas
produk pangan akan semakin berkembang. Bila pangan diolah dengan
tehnologi yang baik dan tepat maka akan memberikan dampak positif bagi
masyarakat. Bagi produsen, nilai ekonomis produk akan semakin
meningkat. Dan bagi konsumen, akan diperoleh pangan yang berkualitas
dengan harga terjangkau. Yang kesemuanya akan membuat bangsa kita
semakin maju dan sejahtera
Pengetahuan mengenai teknologi pengolahan sangat diperlukan
agar kita dapat mengetahui prinsip-prinsip dan mekanisme pengolahan
yang digunakan. Pengetahuan pengolahan ini berguna untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk pangan yang dihasilkan. Kualitas produk
pangan sangat ditentukan oleh perlakuan yang dilakukan selama proses
pengolahan. Bahan yang bermutu tinggi akan turun kualitasnya jika
dilakukan proses pengolahan yang salah. Sebaliknya, bahan dengan
2
kualitas standar akan meningkat kualitasnya dengan metode pengolahan
yang tepat. Kita tidak harus merencanakan peralatan pengolahan dengan
terperinci, akan tetapi kita harus mengerti bagaimana peralatan itu bekerja.
Untuk dapat mengembangkan teknologi pengolahan, kita harus mengerti
dasar-dasar prinsip kerja mesin. Kita juga harus mampu untuk membuat
dirinya sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh perencana dan
oleh penyalur peralatan yang dipergunakannya.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Mesin dan Peralatan secara keseluruan ini adalah :
1. Mengetahui konstruksi dasar alat/mesin, bagian-bagian alat berikut
fungsinya.
2. Mengetahui mekanisme kerja alat dan mesin.
3. Mengetahui pengoperasian alat dan mesin, antara lain :
a. Kebutuhan bahan baker (tenaga)
b. Lama pemrosesan
c. Randement
d. Kapasitas alat/mesin
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum Mesin dan Peralatan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman (pengenalan) yang lebih
tentang alat dan mesin pertanian.
2. Dapat mengetahui setiap fungsi dan kegunaan dari alat dan mesin
pertanian.
3. Menambah pengetahuan tentang pengoperasian alat-alat dan mesin
pertanian.
D. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Mesin dan Peralatan ini berlangsung selama
dua hari, yaitu pada hari Sabtu, 7 November 2009 pukul 08.00 WIB
sampai dengan 16.00 WIB dan pada hari Minggu, 8 November 2009
3
pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Pelaksanaan praktikum
Mesin dan Peralatan ini dilaksanakan di laboratorium Rekayasa
Pengolahan Pangan dan Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
4
BAB II
TINJAUAN PRAKTIKUM
Alat destilasi biasanya dipanaskan diatas tungku pembakaran dan
dioperasikan secar single stage maupun multi stage. Sebagai contoh
misalnya distilasi yang dilakukan pada minyak bumi. Bahan minyak bumi
mentah dimasukkan dalam still pertama dimana sebagai hasil distilasi ialah
minyak bensin. Kemudian melalui ujung overflow keluar residu pertama
dan masuk kedalam still kedua dimana suhunya lebih tinggi, sebagai hasil
distilasi ialah minyak kerosen. Residu kedua mengalir masuk kedalam still
ketiga, dimana suhunya lebih tinggi lagi sebagai hasil distilasi ialah
minyak gas. Selanjutnya residu ketiga mengalir masuk kedalam still
terakhir yang suhunya lebih tinggi lagi dimana yang terdistilasi ialah
minyak pelumas digunakan steam atau vakum untuk menurunkan suhu
penguapan dan mencegah kerusakan (Muijohardjo, 1991).
Pemisahan menggunakan destilasi sederhana seringkali tidak
memuaskan karena metode tersebut dikembangkan dengan menambahkan
suatu kolom fraksinasi diantara labu didih dan klaisen (still head) dalam
perangkat alat distilasi. Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa
distilasi fraksinasi pada minyak cengkeh dengan perlakuan fraksinasi suhu
200oC dan 250oC tidak memperoleh eugenol murni (minimal 98%) tetapi
kadar eugenolnya meningkat sampai 97,03% w/v dari 93,34%. Perlakuan
tekanan yang lebih kecil dan jumlah refluks yang lebih banyak akan lebih
memurnikan minyak cengkeh menjadi eugenol. Dengan distilasi fraksinasi
pada minyak cengkeh dimana proses berlangsung pada suhu dan tekanan
rendah menghasilkan residu yang mutunya meningkat dengan kriteria
kadar eugenol meningkat, berat jenis meningkat, semakin larut dalam
alkohol, indeks bias yang meningkat dan nilai putaran optik yang sesuai
dengan kriteria minyak cengkeh asli (kecil) (Nurhasanah,2001).
Perajangan (slicing) adalah proses pengecilan ukuran bahan dengan
menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang potongan yang
5
lebih kecil dan tipis dengan arah melintang, miring, atau sejajar panjang
bahan yang dipotong. Tujuan utama dari perajangan yaitu untuk
memperkecil ukuran bahan sehingga dapat mempercepat proses
pengeringan karena permukaan yang diperbesar dan pada akhirnya
penurunan kadar air lebih cepat selama masa pengeringan. Walaupun pada
dasarnya mengiris, merajang, atau memotongadalah sama, tetapi
perajangan yang dilakukan baik di atas landasan maupun tidak, biasanya
menggunakan pisau atau alat-alat lain yang sesuai dengan keperluannya.
Perajangan juga dilakukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan
beragam. Pada dasarnya dalam perajangan diperlukan pisau pengiris yang
tipis dan tajam, arah perajangannya dapat ke segala arah, ukuran lebar
irisan relatif besar bila dibandingkan dengan tebalnya. Pada umumnya
produk yang diperoleh diharapkan mempunyai struktur dan bentuk yang
baik serta beragam (Anonima, 2009).
Perajangan bahan terutama dimaksud untuk memperpendek ukuran
bahan sehingga mudah ditangani dan menjadi lebih seragam dan kompak
di dalam pengolahan. Proses perajangan ini bertujuan agar kelenjar
minyak bahan dapat terbuka sebanyak mungkin. Pada bahan dirajang,
sebenarnya hanya sebagian kecil minyak yang dibebaskan, dan sebagian
besar masih tetap bersatu dengan partikel hasil rajangan. Hasil rajangan
yang dikeringkan akan menghasilkan kadar minyak yang lebih tinggi
(Guenther, 1987).
Satuan operasi dalam pengolahan pangan, pengawetan adalah
alasan utama untuk melakukan proses pengeringan, akan tetapi
pengeringan dapat juga terjadi dalam suatu proses lain bersama, sebagai
contoh dalam pembakaran roti mempergunakan perkembangan gas,
merubah struktur protein dan pati serta pengeringan roti. Kehilangan air
mungkin terjadi apabila hal ini tidak dikehendaki, sebagai contoh selain
proses penyulaian keju dan dalam pembekuan daging (Eadle, 1969).
Ada dua macam cara pengeringan, yaitu pengeringan dengan sinar
matahari dan pengeringan mekanis. Pengeringan dengan sinar matahari
6
merupakan cara pengeringan tradisional. Kerugian pengeringan dengan
sinar matahari adalah masalah waktu, cuaca, tempat, suhu, dan kerusakan
akibat aktivitas mikroba. Untuk pengeringan mekanis ada beberapa jenis,
seperti pengering berbentuk kabinet, pengering berbentuk klin, pengering
yang dapat diputar, dan pengering berbentuk silindris. Pengering
berbentuk kabinet memiliki rak-rak untuk menempatkan bahan yang akan
dikeringakan (Hadiwiyoto, 1980).
Penepungan ditujukan untuk mereduksi ukuran suatu padatan agar
diperoleh luas permukaan yang lebih besar. Penepungan menyebabkan
bahan-bahan padat menjadi dapat diangkut dengan mudah, mempunyai
bentuk komersial yang lebih baik, lebih mudah diproses lanjut. Pada alat
penepungan yang mempunyai efek pemisahan melalui hembusan udara,
butir diperkecil terus menerus selama berada dalam ruang penepung,
sampai butir terbawa oleh arus udara keluar. Butir yang lebih halus dapat
diperoleh dengan mengurangi kecepatan (Purwadi, 1990).
Perajangan ubi kayu yang dilakukan petani dapat dibagi dalam 2
(dua) kelompok, yaitu perajangan gablek berkulit dan perajangan gablek
kupas kulit. Untuk pembuatan gablek berkulit, umumnya petani langsung
merajang tanpa pengupasan kulit ubikayu terlebih dahulu. Untuk
pembuatan gablek kupas kulit, ubikayu terlebih dahulu dikupas kulitnya
dengan bantuan parang atau golok. Pembelahan dilakukan dengan
memotong ubi kayu melintang setebal 4-5 cm. Perajang ubi kayu
sebenarnya terdiri dari kerangka penunjang, corong pengumpanan,
piringan perajang yang mempunyai mata pisau 2-4 buah dan tenaga
penggerak. Perajang singkong (Rasingko) merupakan alat perajang ubi
kayu atau umbi-umbian (talas dan ubi jalar) (Santoso, 1982).
Alat goreng sangan banyak digunakan untuk kegiatan usaha di
bidang pengolahan komoditi kacang tanah. Inovasi design dengan
memanfaatkan perputaran drum sebagai ruang pemangganggan telah
banyak dimanfaatkan untuk kegiatan uasah dibidang pengolahan kopi,
coklat, dan pengeringan sistem kontinyu untuk komoditas bahan pertanian
7
tertentu. Penggunaan daya listik motor penggerak yang cukup rendah
menurunkan biaya ekonomis opersional dalam kegiatan produksi
(Anonimb, 2009).
Goreng sangan merupakan cara pemasakan bahan makanan dengan
radiasi panas, dimana dengan perlakuan-perlakuan tersebut terjadi
perubahan keadaan bahan makanan, baik sifat fisik maupun sifat
kimiawinya sehingga keadaan bahan pangan ada yang menjadi lunak dan
enak dimakan. Dengan pemanasan maka sebagian besar mikroorganisme
dan enzim mengalami kerusakan, sehingga bahan yang telah di masak
lebih tahan lama beberapa hari. Untuk pengorengan sangan, di gunakan
radiasi panas diman terjadi secara secara pancaran dan berlangsung secara
radiasi. Namun bertolak dari itu dalam goreng sangan ini di peroleh dari
kompor gas. Proses pengorengan sangan bisanya dilakukan pada bahan
Jinis biji-bijian seperti kacang tanah. Dalam hal ini alat pengorengan
yang di gunakan terhadap otoklaf tipe vertikal ataupun tipe horizontal.
Pada dasarnya pengorengan sangan dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara, yang terpenting adalah pemrosesan yang benar
(Annonymous, 1970 ).
Sortasi biji yang telah dikeringkan dilaksanakan atas dasar berat
biji, kemurnian, warna dan bahan ikutan serta jamur. Dalam menetapkan
kualitas biji, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah kulit ari, kadar
lemak, dan kadar air turut diperhatikan. Sortasi biji yang dilakukan secara
visual adalah dengan membuang biji yang jelek dan rendah mutunya. Biji
yang telah mengalami proses sortasi dimasukkan ke dalam karung goni
dengan berat maksimum setiap kacang 60 kg (Earle, 1969).
Untuk mendapatkan hasil sortasi yang baik harus memperhatikan
tujuan pengolahan hasil pertanian, yang mana di pisahkan menjadi dua.
Pertama untuk tujuan pengawetan gabah, hasil-hasil sortasi terpisah di
bersihkan dan selanjutnya di tiriskan untuk mengeringkan air yang masih
menempel. Kedua untuk tujuan pengolahan hasil, hasil-hasil sortasi secara
terpisah dari segala kotoranya. Apabila jumlah kotoranya cukup banyak
8
maka gunakanlah winower, yaitu alat sortasi gabah yang di jalankan oleh
tenaga manusia (Hadiwiyoto, 1980).
Pengggilingan geraham dan gas berputar adalah peralatan berat dan
tidak dipergunakan dalam industri pangan secara intensif. Mekanisme
penggilingan geraham yaitu bahan dimasukkan dalam antara dua geraham
berat, yang satu tetap dan yang lain turun naik seperti pengerjaan bahan
jatuh ke dalam ruangan dengan kedalaman sempit, kemudian menggiling
bahan ketika bahan bergerak (Sutarno, 1989).
Di dalam proses penggilingan, ukuran bahan diperkecil dengan
mengoyaknya. Mekanisme pengoyakan ini belum dimengerti dengan jelas,
akan tetapi di dalam proses, bahan ditekan oleh gaya mekanis dari mesin
penggiling, penekanan awal masuk ke tengah bahan sebagai enerji
desakan. Faktor penting yang dipelajari dalam penggilingan adalah jumlah
enerji yang dipergunakan dan jumlah permukaannya yang terbentuk
sebagai hasil penggilingan (Earle, 1969).
Mesin penggiling sekunder hampir sama dengan penghancuran
silinder hampir sama dengan penghancuran sekunder berpermukaan yang
halus atau silinder yang berpermukaan sedikit bergelombang dan berputar
pada kecepatan yang berbeda. Alat ini sangat umum dipergunakan untuk
menggiling tepung. Oleh karena bentuknya sederhana, ukuran maksimum
partikel yang dapat lolos antara silinder dapat diatur (Hudaya, 1982).
Penghantar panas secara seri berbentuk seperti lapisan-lapisan roti
pada sudut tegak lurus arah pindah panas, akan tetapi penghantar panas
secara pararel, permukaan bahan adalah pararel dengan arah pindah panas
dan antara dan antara bahan atau permukaan satu sama lainnya. Oleh
karena itu, panas melewati setiap permukaan pada saat yang sama tidak
berganti. Sebuah contoh adalah dinding penahan atau pendingin pada oven
(Earle, 1969).
Oven microwave adalah sebuah peralatan dapur yang
menggunakan radiasi gelombang mikro untuk memasak atau memanaskan
makanan. Oven microwave bekerja dengan memancarkan radiasi
9
gelombang mikro, biasanya pada frekuensi 2.450 MHz (dengan panjang
gelombang 12,24 cm), melalui makanan. Molekul air, lemak, dan gula
dalam makanan akan menyerap energi dari gelombang mikro tersebut
dalam sebuah proses yang disebut pemanasan dielektrik (Anonimc,2009).
Pencampuran adalah penyebaran satu komponen lain. Proses
pencampuran ini umum dijumpai sebagai salah satu unit pengolahan pada
industri pangan. Pencampur yang mungkin sangan umum dipergunakan
untuk bahan-bahan berat adalah peremas yang menherjakan dua tangan
berputar berlawanan arah dengan bentuk yang khusus, yang melipat dan
menggunting bahan yang melalui pusat atau bagian dasar pencampur
(Earle, 1969).
Pencampuran atau pengadukan adalah proses untuk mencampur
bahan-bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi suatu makanan.
Pencampuran merupakan salah satu proses yang penting dalam pembuatan
roti yaitu pada proses mixing, pada pencampuran bahan diaduk hingga rata
atau tercampur semua (Anonimd, 2009).
Pengadukan pelan akan memperpendek jarak antar partikel sehingga
gaya tarik-menarik antar partikel menjadi lebih besar dan dominan
dibandingkan gaya tolaknya, yang menghasilkan kontak dan tumbukan
antar partikel yang lebih banyak dan lebih sering. Kontak inilah yang
menggumpalkan partikel-partikel padat terlarut terkoagulasi berukuran
mikro menjadi partikel-partikel flok yang lebih besar. Flok-flok ini
kemudian akan beragregasi. Ketika pertumbuhan flok sudah cukup
maksimal (massa, ukuran), flok-flok ini akan mengendap ke dasar
reservoir, sehingga terbentuk dua lapisan pada reservoir, yaitu lapisan air
jernih pada bagian atas reservoir dan lapisan endapan flok yang
menyerupai lumpur pada dasar reservoir (Karamah, 2009).
Pemarutan merupakan proses pengolahan yang tidak asing bagi
dalam teknologi pengawetan bahan makanan. Proses ini berguna untuk
menghasilkan produk yang berbentuk serabut maupun butiran-butiran
kecil untuk selanjutnya diolah menjadi beberapa jenis makanan. Dapat
10
juga hasil pemarutan di pakai bahan ekstrasi dan pengambilan sari-sari
yang penting pada pembuatan minuman atau minyak sayur (Atjeng, 1983).
Sebelum melakukan proses pemarutan terlebih dahulu bahan yang
akan diparut diletakkan berputarnya motor listrik maka parutanpun ikut
berputar sehingga bahan yang dimasukan tadi akan terparut, karena pada
alat parut ini terdapat baku parut. Hasil dari parutan itu akan turun dan
keluar melalui saluran keluaran yang selanjutnya ditampung pada silinder
penampungan lalu dengan bantuan dongkrak hidrolik bahan yang telah
diparut tadi akan dipres untuk mendapatkan sari (Earle, 1969).
Pengepresan dapat dilakukan sampai beberapa kali sampai
beberapa kandungan cairan hasil ektrasinya habis dan setiap kali akan
mulai mengekstrasi lagi maka dapat ditambahi air secukupnya. Alat press
roller memiliki permukaan yang kasar. Expeller di gunakan sebagai
pengepresan pendahuluan karena pada proses ini tidak sama minyak dapat
keluar dari bahan. Expeller berbentuk silinder dan di dalamnya terdapat
ruang press. Di dalam ruang press terdapat suatu sumbu yang berbentuk
kones yang dapat berputar seperti lingakarn sekrup. Adanya tekanan
diantara sekrup-sekrup mengakibatkan tekanan yang makin kebelakang
semakin kuat. Pada lubang masuk terdapat sekrup pembawa bahan dan
sekrup pembawa diatur lebih cepat dari putaran sumbu expeller. Ekpeller
yang berbentuk kones terdapat pada ujung sumbu dan tekanannya diatur
sesuai kebutuhan (Rismunadar, 1986).
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang diduga mengandung minyak dan lemak. Adapun cara
ekstraksi ini bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet
rendering), mechanical expression dan solvent extracting (Ketaren, 1981).
Ekstrasi merupakan pemindahan komponen dari suatu aliran bahan
cair. Penganalisaan operasi ekstrasi tergantung pada perkembangan dan
kondisi bahan yang di ekstrasi. Pada ekstrasi suatu bahan padat yang larut,
penganggapan bahwa semua bahan yang larut dilarutkan dalam satu tahap,
akan mempengaruhi penyelesaian pemisahan yang du kehendaki. Akan
11
tetapi adalah tidak mungkin untuk mengepres seluruh bahan cair dari
bahan padat. Oleh karena bahan padat menahan sebagian cairan yang telah
diekstrasi dan kandungan bahan ekstrasi yang terlarut di dalam larutan
yang tertahan itu harus sangat menurun sesuai dengan tahap-tahap
pengepresan. Pengepresan dapat digunakan alat seperti roller
pengepresan , expeller dan press hidrolik. Sebagai contohnya daging buah
kelapa parutan di press untuk mendapatkan santannya dan buah nanas
irisan di pres untuk mendapatkan sari buah (Panoesastro, 1975).
Tekanan vaccum merupakan tekanan yang kebih baik kecil dari
tekanan atmosfir disekitar alat ukur (beda tekanan terhadap tekanan
atmosfir). Pada penggunaan alat yang mengukur tekanan kurang (vaccum)
akan timbul kesalahan besar, misalnya karena adanya perubahan tekanan
udara antara 10 dan 20 mbar. Dalam hal ini, pengukuran pada daerah
dibawah 20 mbar akan menyebabkan kesalahan pengukuran 100%
(Brenndorfer, 1995).
Penggorengan vakum memungkinkan pengolahan komoditi peka
panas, seperti buah dan sayur menjadi hasil olahan berupa keripik (chip).
Beberapa tahun belakangan ini produk keripik buah mempunyai potensi
distribusi pemasaran cukup luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di
luar negeri. Apalagi untuk negara-negara tropis seperti di Asia Tenggara
dan Amerika Latin dimana ketersediaan buah-buahan melimpah sepanjang
tahun. Vacuum Frying atau Mesin Penggoreng Hampa (Vaccum Fryer)
adalah mesin produksi untuk membuat aneka keripik buah dan keripik
sayur dengan sistem penggorengan vakum. Dengan Mesin Vaccum Frying,
Anda bisa membuat keripik mangga, keripik melon, keripik nanas, keripik
nangka, keripik pepaya, keripik salak dan aneka keripik buah lainnya
(Anonim e , 2009).
Pengalengan adalah sistem yang memasukkan makanan ke dalam
kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai
pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang
dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu,
12
kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan
teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat
pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara
(Anonimf, 2009).
Tahap-tahap proses pengalengan yang umum dilakukan adalah
persiapan bahan mentah (pemilihan, pemotongan, dan pencucian),
blanching, pengisian, penghampaan (exhausting), penutupan, sterilisasi,
dan pendinginan. Kerusakan makanan-makanan dalam kaleng biasanya
disebabkan oleh proses atau tahap-tahap pengolahan yang tidak baik, atau
disebabkan karena kebocoran kaleng. Kerusakan yang disebabkan oleh
kebocoran kaleng biasanya ditandai dengan adanya jenis mikrobia yang
bervariasi. Kebocoran biasanya terjadi pada sambungan badan kaleng atau
pada sambungan antara tutup dengan badan kaleng. Kaleng yang cembung
(swell) disebabkan oleh adanya bakteri pembentuk gas seperti Clostridium
Botulinum. Clostridium Botulinum dapat mengeluarkan racun (toksin)
yang disebut botulinin yang dapat menyebabkan kematian pada manusia
(Winarno, 1980).
Pemisahan minyak dari santan dapat dilakukan dengan
sentrifugasi. Santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-
3500 rpm sehingga terjadi pemisahan krim dari skim. Selanjutnya krim
diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk
memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.
Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan
dan sentrifugasi. Santan disentrifugasi untuk memisahkan krim. Setelah itu
krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak
dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak
yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih
(Anonimg,2009).
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil atau VCO) merupakan
produk olahan asli Indonesia yang mulai banyak digunakan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat. VCO mengandung 92% asam lemak
13
jenuh yang terdiri dari 48%-53% asam laurat (C12), 1,5 – 2,5 % asam
oleat dan asam lemak lainnya seperti 8% asam kaprilat (C:8) dan 7% asam
kaprat (C:10). Kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan oleat)
dalam VCO, sifatnya yang melembutkan kulit serta ketersediaan VCO
yang melimpah di Indonesia membuatnya berpotensi untuk dikembangkan
sebagai bahan pembawa sediaan obat, diantaranya sebagai peningkat
penetrasi. Disamping itu, VCO efektif dan aman digunakan sebagai
moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidratasi kulit, dan mempercepat
penyembuhan pada kulit (Henny Lucida, Salman, M Sukma Hervian, 2008).
Rotary evaporator merupakan perangkat yang digunakan dalam
kimia untuk laboratorium yang efisien dan lembut mengakibatkan solvents
dari sampel dengan pengasapan. Rotary evaporation yang paling sering
dan nyaman diterapkan untuk memisahkan "rendah mendidih" seperti
solvents n-hexane atau etil asetat dari memanjang yang solid pada suhu
kamar dan tekanan. Namun, hati-hati juga memungkinkan aplikasi yang
mengakibatkan larutan dari sampel yang berisi cair kompleks jika ada
minimal co-penguapan (azeotropic perilaku), dan perbedaan yang cukup
mendidih poin yang dipilih pada suhu dan tekanan berkurang (Anonimh,
2009).
BAB III
ACARA PRAKTIKUM
A. Distilasi
1. Gambar
14
Gambar 3.1 Alat Distilasi
2. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Hot Plate : memanaskan bahan yang akan didistilasi.
b. Erlenmeyer : menampung bahan yang akan didistilasi.
c. Pipa penghubung : menghubungkan erlenmeyer dengan kondensor.
d. Kondensor : mendinginkan uap destilasi.
e. Penampung air : menampung air pendingin.
f. Penampung destilat : menampung produk distilasi.
3. Prinsip Kerja
Memisahkan campuran dua larutan berdasarkan perbedaan titik
didih.
4. Mekanisme Kerja
Bahan(cengkeh) dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambah
pelarut(air) kemudian dididihkan. Zat dengan titik didih lebih rendah
menguap melalui pipa penghubung dan didinginkan dalam kondensor
kemudian hasil distilan ditampung dalam penampung destilan.
5. Cara Kerja
b. Daun cengkeh yang telah dipisahkan dari tangkainya ditimbang dan
dimasukkan kedalam tabung distilasi (steamer).
c. Berat bruto gas metana ditimbang.
15
d. Kompor listrik dinyalakan dan diatur besar panasnya.
e. Menjelang air mendidih, pompa pendingin distilasi diaktifkan.
f. Gelas ukur dipasang untuk menampung uap dan produk hasil
distilasi.
g. Mencatat penambahan dan mengamati kejadian-kejadian yang
terjadi selama proses distilasi, setiap 0,5 jam, proses distilasi berakhir
apabila tidak terjadi produk distilan
h. Proses distilasi berakhir apabila tidak terjadi penambahan produk
distilan.
6. Hasil dan Pembahasan
Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen
antara dua atau lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam
suatu campuran. Pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen
dari campuran. Hal ini membuktikan bahwa beberapa komponen lebih
cepat menguap dari komponen yang lain atau bahwa setiap zat memiliki
titik didih yang berbeda. Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah
untuk memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut.
Pada proses distilasi, bahan yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam
tabung destilan (erlemeyer). Pendidihan terus dilakukan hingga sejumlah
komponen yang mudah menguap terpisahkan, kemudian zat destilan akan
menguap melalui pipa penghubung yang selanjutnya didinginkan didalam
pipa pendingin (kondensor) sehingga hasil destilat ditampung dalam
tempat penampung distilat. Apabila dalam proses distilasi sudah tidak
terjadi penambahan produk distilan, yaitu ketika bahan dalam kondensor
tidak menetes, maka proses distilasi telah berakhir. Bahan yang didistilasi
bersifat mudah menguap atau volatil, seperti : cengkeh, daun kayu putih,
bunga kenanga, rempah-rempah dan sebagainya. Pada praktikum distilasi
kali ini, bahan yang digunakan adalah larutan cengkeh. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mendapatkan minyak cengkeh dengan
memisahkan antara air dengan minyak cengkeh pada larutan cengkeh.
Dalam percobaan ini minyak cengkeh lebih cepat menguap (800C)
16
daripada air (1000C). Distilasi pada praktikum ini memakai larutan
cengkeh yang terdiri dari 100 gram cengkeh ditambah 400 ml air. Diatilasi
dimulai pukul 08.33 WIB dan selesai pukul 12.53 WIB sehingga diperoleh
wktu proses distilasi selama 4 jam 20 menit (260 menit). Hasil akhir yang
diperoleh adalah air dan minyak cengkeh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses distilasi adalah bahan
baku yang digunakan dan alat distilasi itu sendiri. Bahan yang digunakan
sangat berpengaruh dalam proses distilasi, karena bahan tersebut haruslah
bahan-bahan tertentu yang memilliki aroma/bau dan mengandung minyak.
Selain itu bobot produk awal, volume air untuk melarutkan zat yang
terkandung pada bahan dan lama destilasi. Semakin banyak produk awal
yang digunakan dalam distilasi, maka semakin banyak volume produk
distilasi yang dihasilkan. Semakin meningkatnya suhu pada saat
pendidihan, maka proses distilasi semakin cepat. Apabila alat distilasi itu
sederhana (terutama pada kondensornya) maka memerlukan waktu yang
lama untuk proses distilasi sedangkan untuk alat distilasi yang modern
(terutama pada kondensornya) memerlukan waktu yang lebih cepat
Selain faktor-faktor diatas, perlu diperhatikan beberapa hal saat
proses distilasi berlangsung. Pada awal proses distilasi, dipastikan semua
alat terpasang dengan benar. Karet penutup erlenmeyer diusahakan benar-
benar rapat. Apabila karet terlalu longgar (kurang rapat), akan
menyebabkan komponen produk menguap keluar sehingga mengurangi
rendemen hasil destilat, namun apabila terlalu rapat maka jika terkena
pemanasan terlalu lama dapat menyebabkan erlenmeyer pecah karena
terkena tekanan uap. Suhu pemanasan dan penambahan air (pelarut) pada
bahan diatur sedemikian rupa sehingga produk menguap dengan
sempurna. Apabila suhu kurang (terlalu rendah) dan airnya kurang, maka
komponen yang terekstrak dari bahan kurang maksimal, namun jika suhu
terlalu tinggi akan menyebabkan penguapan cepat berakhir dan bahan juga
terekstrak kurang sempurna karena produk cepat kering bahkan dapat
17
menyebabkan kegosongan. Jika penambahan airnya terlalu banyak, akan
menyebabkan luapan pada erlenmeyer.
Vaselin digunakan pada alat distilasi agar uap daun cengkeh murni
tidak keluar dari rangkaian alat dan tekanan uap dalam alat tidak keluar
atau stabil. Tujuan di pasangnya pipa penghubung pada alat distilasi untuk
menyalurkan hasil distilat ke alat penampung air dan minyak. Kondensor
di pasang sebagai pendingin air uap minyak murni. Oleh sebab itu proses
pendingin menjadi efektif. Pada percobaan ini kondensor yang di gunakan
adalah kondesor spiral, dimana didalamnya di pasang pipa kecil yang di
bentuk spiral. Ujung pipa yang satu di hubungkan dengan pipa
penghubung sedangkan ujung yang lain di hubungkan dengan alat
penampung dan pemisah cairan distilasi. Pada dinding dari silinder
tersebut juga terdapat lubang pemasukan air pendingin dari alat
penampungan air dan lubang pengeluaran air pendingin. Berakhirnya
proses distilasi ditandai dengan tidak menetesnya lagi bahan dari pipa
kondensor.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Distilasi merupakan pemisahan bahan berdasarkan perbedaan titik
didih.
2. Bahan yang biasa di distilasi adalah bahan yang bersifat volatile yaitu
mudah menguap.
3. Mekanisme kerja alat yaitu memanaskan bahan kemudian uap panas
dari bahan didinginkan dengan kondensor kemudian di tampung.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi distilasi antara lain : bobot produk
awal, volume air untuk melarutkan zat yang terkandung pada bahan,
lama destilasi.
5. Bahan yang digunakan dalam praktikum distilasi kali ini adalah daun
cengkeh
18
B. Perajangan (Slicing)
1. Gambar
Gambar 3.2 Alat Perajangan
2. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Pisau disk : untuk memotong bahan
b. Tempat bahan : untuk menempatkan bahan
c. Tuas penekan : menekan bahan yang akan
dipotong
d. Motor listrik : sumber tenaga/pemutar pisau disk
e. Outlet : tempat keluarnya produk
f. Pulley mesin : menyalurkan tenaga ke
pisau disk
g. Speed Reduction : menurunkan kecepatan motor
h. Pulley motor : menyalurkan energi dari motor ke
pulley mesin.
3. Prinsip Kerja
h
19
Produk diiris atau dipotong dengan pisau disk yang diputar.
4. Mekanisme Kerja
Tuas penekan ditarik kebelakang kemudian produk diletakkan pada
tempat produk dan produk ditekan dengan tuas penekan agar produk tidak
lepas. Bersamaan dengan itu, motor listrik dinyalakan sehingga produk
dapat terpotong.
5. Cara Kerja
a. Alat/mesin slicer disiapkan/dibersihkan
b. Mengatur (stel) posisi blade (pisau pengiris)
c. Produk ditimbang
d. Motor listrik diaktifkan
e. Masukkan produk dalam hopper (bak perajangqn)
f. Tekan produk dengan pelan dengan hand feeding
g. Timbang produk rajangan
6. Hasil dan Pembahasan
Perhitungan
Bobot awal = 1110 gram = 1,110 kg
Bobot akhir = 950 gram = 0,95 kg
Lama perajangan = 0,105 jam
Randement =
=
= 86,36 %
Kapasitas produksi
= 15,438 kg/jam
Slicing/Perajangan merupakan proses mengecilkan ukuran bahan
dengan menggunakan pisau atau alat perajang lain untuk mendapatkan
20
ukuran panjang potongan yang lebih kecil dan tipis dengan arah melintang,
miring, atau sejajar panjang bahan yang dipotong. Slicer (perajang)
bekerja dengan mekanisme tuas ditarik ke belakang dan produk diletakkan
pada tempat produk kemudian ditekan agar tidak lepas. Bersamaan dengan
itu motor listrik dinyalakan sehingga produk dapat terpotong. Slicer
(perajang) merupakan alat yang digunakan untuk merajang bahan yang
masih basah dan kebanyakan berbentuk elips (lonjong). Pada ukuran
potongan, tebal tipisnya dapat diatur dengan mengubah (mengatur) posisi
pisau. Perajangan bertujuan untuk mengecilkan ukuran bahan dan untuk
memperpendek waktu penyiapan bahan untuk proses penanganan
berikutnya.
Praktikum kali ini kita menggunakan ketela pohon/singkong sebagai
bahan yang dirajang dengan berat 1,110 kg dan waktu yang digunakan
4,314 menit. Hasil perhitungan berdasarkan praktikum yang dilakukan
yakni kapasitas kerja alat tersebut adalah 15,438 kg/jam dan randement
sebesar 82,7%. Randement dihitung berdasarkan bobot awal, 1,110 kg dan
bobot akhir, 0,95 kg sedangkan kapasitas dihitung berdasarkan bobot awal
dan waktu yang diperlukan selama perajangan berlangsung.
Dalam menentukan kapasitas perajangan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu jumlah dari bahan yang dirajang dan waktu yang
diperoleh pada saat proses perajangan berlangsung.
Semakin besar kapasitas mesin maka semakin efektif suatu mesin
karena dalam waktu seminimal mungkin dapat mengiris bahan semaksimal
mungkin. Randemen dan kualitas perajangan dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal, antara lain ketajaman pisau disk yang digunakan, sifat bahan
yang akan dirajang dan kekuatan dalam menekan bahan dengan tuas
penekan selama proses perajangan berlangsung. Semakin kuat maka
semakin baik hasil perajangan
Adapun hasil perajangan produknya mempunyai kualitas yang
tergolong jelek. Karena, produk yang dirajang ukurannya kurang seragam
serta dengan tingkat ketebalan yang berbeda-beda pula. Hal ini disebabkan
21
oleh keadaan pisau yang sudah tidak begitu tajam, posisi pisau yang tidak
diatur sedemikian rupa, dan kualitas singkong yang dirajang itu sendiri.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Perajangan berfungsi untuk memperkecil ukuran bahan.
b. Bagian uatam dari alat perajangan adalah pisau disk, tuas penekan,
motor, dan tempat produk.
c. Prinsip kerja perajangan adalah memotong bahan dengan pisau disk
yang diputar oleh mesin listrik.
d. Kapasitas mesin diperoleh berdasarkan berat awal dan waktu selama
perajangan.
e. Randement diperoleh berdasarkan berat awal dan berat akhir.
f. Randement dan kualitas perajangan dipengaruhi oleh ketajaman pisau
disk, sifat bahan, dan kekuatan penekanan.
g. Kapasitas produk perajangan sebesar 15,438 kg/jam dengan rendemen
produk perajangan sebesar 86,36 % dan kualitasnya sangat bagus.
C. PENGERINGAN (DRYING)
1. Gambar
22
a. Cabinet Dryer
Gambar 3.3a Alat Pengering Cabinet Dryer
b. Bin Dryer
Gambar 3.3b Alat Pengeringan Bin dryer
23
2. Bagian Utama Alat/Mesin Beserta Fungsinya
A .Cabinet Dryer :
a. Cerobong : mendistribusikan uap air keluar
b. Blower uap air : menghisap uap air
c. Termostat : mengatur suhu pengering
d. Termometer : mengatur suhu di dalam cabinet
dryer
e. Tuas pengunsi : mengunci pintu cabinet dryer
f. Blower : menghisap uap air
g. Pipa : menghantarkan uap air
h. Heater : sumber panas
i. Ruang pengering : tempat bahan
B. Bing Dryer :
a. Kompor listrik : sumber panas
b. Termometer : untuk mengetahui suhu
c. Ruang pengering : tempat mengeringkan bahan
d. Blower penghisap uap : menghisap uap air dari produk
e. Steker : menghubungkan ke sumber listrik
3.Prinsip Kerja
b. Cabinet Dryer : Mengurangi kadar air suatu bahan pertanian
dengan cara pemanasan bersumber dari heater dan dengan bantuan
blower
c. Bing dryer : Produk dikeringkan dengan sumber panas dari
kompor listrik
4. Mekanisme Kerja
a. Cabinet Dryer : Menghidupkan mesin cabinet dryer hingga
menghasilkan udara panas pada ruang pengeringan dengan suhu
tertentu. Udara panas berasal dari heater yang kemudian dialirkan oleh
blower menuju lubang-lubang penyalur panas sehingga panas
24
memenuhi ruangan pengeringan. Kemudian bahan dimasukkan ke
dalam cabinet dryer. Setelah itu, air dalam bahan akan menguap karena
pengaruh panas tinggi. Uap air dalam bahan akan keluar melalui
cerobong.
b. Bing Dryer : Meletakkan produk di ruang pengering,
menyalakan kompor listrik, panas dari kompor akan mengeringkaan
produk secara radiasi. Uap air dari produk akan terhisap oleh blower.
Suhu ruang pengering dapat diukur dengan termometer.
5. Cara Kerja
a. Cara kerja dari Cabinet Dryer :
1. Menimbang bahan yang
akan dikeringkan yang sebelumnya telah dirajang
2. Menghidupkan cabinet
dryer dan mengatur suhu yang diinginkan
3. Memasukkan bahan ke
dalam ruangan pengeringan
4. Mencatat lama waktu
pengeringan
5. Mengeluarkan bahan dari
cabinet dryer kemudian menimbangnya kembali
b. Cara kerja dari Bing Dryer :
1. Meletakkan produk di
ruang pengering
2. Menyalakan kompor
listrik
3. Mengatur suhunya
dengan termometer
6. Hasil dan Pembahasan
Perhitungan :
Bobot awal = 1525 gram = 1,525 kg
Bobot akhir = 820 gram = 0,82 kg
25
Lama pengeringan = 4 jam
Kapasitas Mesin =
= 0,38125 kg/jam
Laju Pengeringan
= 0,17625 kg uap air/jam
Pembahasan :
Pada percobaan ini, alat pengering yang digunakan adalah tipe
kabinet driyer dan bahan yang digunakan adalah singkong. Pada dasarnya
prinsip yang digunakan dalam pengeringan sama, yaitu bahan dikeringkan
dengan sumber panas yang berasal dari mesin pemanas. Pengeringan
merupakan proses pemindahan kadar air dari suatu bahan padat dengan
cara menguapkan cairan tersebut dan membuang uap yang terbentuk,
dengan tujuan untuk mengawetkan bahan. Salah satu tujuan dari
pengeringan adalah untuk mengawetkan bahan.
Bagian utama dari alat pengering ini adalah unit pemanas, blower,
dan ventilasi. Bahan yang dikeringkan diletakkan pada rak penangsang
yang telah tersedia di dalam mesin pengering. Mesin pemanas dinyalakan
sehingga dapat memberi udara panas sehingga air yang terkandung
menguap. Uap air yang telah dihasilkan akan dihisap oleh blower
penghisap yang nantinya akan dikeluarkan melalui ventilasi. Sebaiknya
suhu yang digunakan adalah suhu yang sedang karena jika suhu terlalu
tinggi ditakutkan bahan menjadi gosong dan jika suhu terlalu rendah maka
waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan akan semakin lama.
Kapasitas mesin pengering diperoleh dari berat awal dibagi waktu
yang dibutuhkan selama proses pengeringan berlangsung, yaitu sebesar
0,38125 kg/jam. Laju pengeringan adalah jumlah air yang hilang selama
26
proses pengeringan per satuan waktu yakni sebesar 0,17625 kg/jam. Hal-
hal yang mempengaruhi kapasitas mesin dan laju pengeringan antara lain
suhu pengeringan, sifat dan ukuran bahan, kadar air bahan, waktu yang
dibutuhkan selama pengeringan berlangsung.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan dengan jalan
pemanasan, bertujuan untuk memperpanjang daya simpan bahan.
2. Pengeringan memiliki tujuan yaitu mengurangi kadar air bahan agar
enzim-enzim tidak aktif dan mikroorganisme tidak dapat tumbuh.
3. Pengeringan terdiri dari bin dryer dan cabinet dryer.
4. Cabinet dryer dan bin dryer memiliki perbedaan pada sumber energi yang
digunakan, pada bin dryer menggunakkan kompor listrik sedangkan
cabinet dryer menggunakan heater.
5. Prinsip kerja pengeringan adalah dikeringan dengan udara dari unit
pemanas.
6. Kapasitas mesin diperoleh dari berat awal dan waktu pengeringan yakni
sebesar 0,38125 kg/jam
7. Laju pengeringan diperoleh dari salisih berat selama pengeingandan waktu
pengeringan yakni sebesar 0,17625kg/jam.
8. Kapasitas adalah berat maksimal yang bisa masuk per satu kali proses
pengeringan.
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeingan antara lain luas permukaan
bahan, kadar air bahan, suhu serta pH.
27
D. Penepungan (Milling)
1. Gambar
Gambar 3.4 Alat Penepungan
2. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Inlet : sebagai tempat memasukkan bahan
b. Gigi pasif : menghantam produk hingga halus
c. Gigi aktif : menghantam produk hingga halus
d. Outlet : tempat keluar produk
e. Motor listrik : sumber tenaga mesin/penggerak gigi aktif
f. Belt transmission : menyalurkan tenaga dari motor
g. Ruang penepung : tempat proses penepungan
h. Saringan : menyaring produk berdasarkan ukuran
3. Prinsip Kerja
Produk dihantam oleh gigi aktif dan gigi pasif
28
4. Mekanisme Kerja
Motor listrik dihidupkan kemudian produk dimasukkan ke dalam
inlet kemudian masuk dalam ruang penepung, produk dipukul oleh gigi
aktif dan gigi pasif. Produk yang belum halus tertahan oleh saringan
kemudian dihantam lagi oleh gigi aktif dan gigi pasif, kemudian produk
keluar melalui outlet.
5. Cara Kerja
a. Produk yang akan ditepung ditimbang.
b. Bak penampung tepung disiapkan.
c. Produk kering dimasukkan pada hopper penepung.
d. Motor penggerak dihidupkan.
e. Catat lama waktu penepungan.
f. Timbang bobot produk yang telah menjadi tepung.
g. Amati tingkat kelembutannya.
6. Hasil dan Pembahasan
Tabel 3.1. Hasil pengamatan proses penepungan
No Lama penepungan (jam)
KapasitasPenepungan (Kg/Jam)
Randement(%)
Keterangan
1 0,055 4,7272 80,77Saringan 50
meshSumber : Laporan sementara
Perhitungan
Berat awal beras : 260 gram = 0,26 kg
Berat tepung : 210 gram = 0,21 kg
Waktu penepungan : 0,055 jam
Kapasitas penepungan =
= 4,7272 kg/jam
Randement =
29
=
= 80,77 %
Pembahasan
Bahan mentah sering berukuran lebih besar daripada kebutuhan
sehingga ukuran bahannya harus diperkecil, salah satunya dengan
penepungan Penepungan adalah proses untuk mengecilkan ukuran bahan
menjadi bentuk tepung, yang dilakukan menggunakan alat penepung
dengan cara memukul dan menekan. Produk yang masuk akan dihantam
oleh gigi aktif dan gigi pasif sehingga produk akan keluar dari outlet
dalam bentuk tepung. Penepungan juga bertujuan untuk mengecilkan
ukuran bahan dan memperpendek waktu penyiapan bahan untuk proses
penanganan berikutnya.
Sebelum dilakukan penepungan, bahan dari jenis biji-bijian (beras,
ketan) di rendam dahulu dalam air kemudian ditiriskan. Hal ini bertujuan
agar bahan dalam kondisi agak lembab dan mudah untuk digiling, selain
itu tepung yang dihasilan tidak terlalu kering sehingga debunya tidak
beterbangan.
Untuk praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah beras,
bentuk dasar beras yang berupa biji-bijian kemudian diubah menjadi
bentuk tepung. Bagian utama mesin penepungan adalah inlet, gigi aktif-
gigi pasif, dan outlet. Pada percobaan ini berat awal beras adalah 0,26 kg
dan berat akhirnya adalah 0,21 kg. Beras dimasukkan pada inlet alat
penepung kemudian akan dihantam oleh gigi aktif dan gigi pasifnya. Gigi
aktif adalah gigi yang bergerak sedangkan gigi pasif adalah gigi yang
tetap. Hasil dari penghantaman oleh gigi aktif dan pasif tersebut akan
keluar melalui saringan dan pada mesin penepungan, produk yang masih
berukuran kecil melewati saringan terlebih dahulu sehingga produk yang
keluar melalui outlet benar-benar dalam bentuk tepung yang belum halus
akan tertahan oleh saringan kemudian akan dihancurkan lagi. Fungsi
30
saringan atau screening adalah ntuk menentukan tingkat kehalusan dari
hasil penepungan.
Dengan menggunakan berat tepung dan berat produk maka dapat
diketahui besarnya randemen. Kapasitas kerja mesin penepung
dipengaruhi oleh berat bruto produk dan lama proses.
Kualitas produk hasil penepungan kali ini adalah halus. Kapasitas
mesin penepungan ini sebesar 4,7272 kg/jam, randement mesin ini sebesar
80,77 %.Faktor yang mempengaruhi randement dan kualitas antara lain
mesin penghancur (gigi aktif/pasif) dan ukuran saringan yang digunakan.
Semakin kecil ukuran saringan yang digunakan maka semakin halus
produk yang dihasilkan.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Bagian utama mesin
penepungan adalah inlet, gigi aktif, gigi pasif, saringan, dan outlet.
2. Proses penghancuran dalam
penepungan dilakukan oleh gigi aktif dan gigi pasif.
3. Pada proses penepungan
produk menjai lebih kecil dan keluar melewati saringan
4. Faktor yang mempengaruhi
randement dan kualitas antara lain mesin penghancur (gigi aktif/pasif)
dan ukuran saringan yang digunakan.
5. Kapasitas mesin sebesar
4,7272 kg/jam dan randement sebesar 80,77 %.
6. Besarnya randemen
dipengaruhi oleh berat produk dan berat tepung
7. Berat bruto produk dan lama
proses mempengaruhi kapasitas kerja mesin
31
E. GORENG SANGAN (FRYING)
Gambar 3.5 Alat Frying
2. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Silinder luar : menyalurkan radiasi panas ke silinder
b. Silinder dalam : sebagai tempat produk
c. Tuas pengunci : mengunci agar produk tidak dapat keluar
d. Outlet : tempat keluar gas
e. Kompor gas : untuk sumber panas
f. Belt : menghubungkan tiap-tiap pully
g. Speed reduction : mengurangi kecepatan motor listrik
h. Motor listrik : sebagai sumber tenaga
i. Tabung gas : bahan bakar
j. Tombol on – off : untuk menghidupkan / mematikan mesin
3. Prinsip Kerja
j
32
Mematangkan produk dengan radiasi panas yang berasal dari
sumber panas.
4. Mekanisme kerja
Produk (kacang) dimasukkan ke dalam silinder dalam kemudian
menutup tuas pengunci. Dengan mendapatkan sumber panas dari kompor
kemudian diradiasikan ke silinder dalam untuk mematangkan produk.
5. Cara kerja
Cara kerja alat goreng sangan ini adalah
a. Menimbang produk yang akan diproses
b. Menuangkan produk (kacang tanah)
c. Menyalakan kompor gas dan mengatur api sesuai yang
disyaratkan
d. Mengukur dan mencatat kadar dan tingkat kematangan produk
setiap 10 menit sekali sampai produk matang
e. Mencatat total waktu penggorengan
f. Menimbang produk matang
6. Hasil dan pembahasan
Tabel 3.2 Tabulasi Data Hasil Penggorengan Kacang Tanah 0,5 kgNo Lama Proses
(menit)Kadar air Tingkat Masak
1234
10203040
9,4%8,7%
L-
MentahAgak matang
MatangMatang
Sumber: Laporan Sementara
33
Grafik 3.6. Hubungan Kadar Air dan Waktu
Pembahasan
Dalam industri pangan kita kenal adanya penggorengan produk
tanpa menggunakan minyak ataupun air, hal semacam ini disebut
penggorengan sangan. Menggoreng sangan adalah memasak produk
dengan menggunakan panas (radiasi). Goreng sangan relatif lebih murah
apabila dibandingkan dengan proses penggorengan biasa.
Goreng sangan merupakan proses pengolahan bahan pangan
dengan cara pengorengan tanpa minyak tetapi dengan bantuan panas
(radiasi) dari kompor gas. Goreng sangan bertujuan untuk mengurangi
kadar air didalam bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
kacang tanah. Kacang tanah dimasukkan kedalam silinder dalam kemudian
menutup tuas pengunci. Menghidupkan alat goreng sangan dan kompor
gas sehingga silinder dalam berputar. Namun, perputarannya tidak secepat
kecepatan belt pada motor pengerak, hal ini dikarenakan adanya speed
reduction yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran silinder
dalam. Dengan mendapatkan sumber panas dari kompor kemudian
diradiasikan ke silinder dalam untuk mematangkan produk. Berputarnya
silinder dalam dengan bantuan motor penggerak, ditujukan agar produk
atau bahan pangan dapat matang secara merata
34
Alat goreng sangan ini terdiri dari beberapa bagian, seperti silinder
dalam, silinder luar, tuas pengunci, tuas pemutar, dan kompor gas sebagai
sumber panas. Silinder luar berfungsi untuk menyalurkan radiasi panas ke
silinder dalam. Silinder dalam berfungsi menyalurkan panas ke kacang
yang digoreng. Tuas pemutar berfungsi untuk memutar silinder dalam agar
panas dapat merata sampai ke semua bahan.
Selama penggorengan berlangsung, dilakukan pengecekan setiap
sepuluh menit. Hal ini bertujuan untuk mengecek apakah kacang telah
matang atau belum dan untuk mengetahui karakteristik kacang setelah
mengalami proses penggorengan. Selain itu, pengecekan juga dilakukan
dengan cara mencicipi rasa dari kacang, apakah sudah matang atau belum.
Pada percobaan kali ini, digunakan dua berat yang berbeda, yaitu 0,5 kg
dan 1 kg. Namun, kelompok kami mendapat jatah kacang berat 0,5 kg.
Saat praktikum, pada berat 1 kg, waktu yang diperlukan sampai kacang
matang lebih lama daripada berat 0,5 kg. Hal ini disebabkan semakin
banyak materi yang harus dimatangkan sehingga waktu yang diperlukan
juga semakin lama.
Pada grafik dapat dilihat bahwa semakin lama, kadar air dalam
bahan kacang tersebut semakin sedikit. Hal ini ditunjukkan dengan garis
lurus yang semakin lama, semkin turun. Pada menit ke 10, moisturizer
tester menunjukkan angka 9,4%. Untuk 10 menit kedua, angka turun
menjadi 8,7%. Sedangkan saat 10 menit ketiga, alat moisturizer tester
sudah tidak dapat mencatat kadar air yang ada pada bahan kacang tersebut.
Karena, nilai yang terlalu kecil (L=Low) sehingga tidak bisa dibaca
dengan alat tersebut. Sedang pada menit ke 40, sudah tidak ada kadar air
pada kacang dan memiliki tingkat masak, matang.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
35
b. Bagian utama alat goreng sangan ialah inlet, pully mesin, belt,
outlet, pemanas, pully motor, pully pengerak, silinder dalam, dan
silinder luar.
c. Prinsip kerja goreng sangan adalah mematangkan produk dengan
radiasi panas.
d. Kadar air kacang tanah berkurang seiring dengan lamanya waktu
penggorengan.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan bahan adalah berat
bahan, kadar air bahan, besar kecilnya api pada waktu penggorengan,
waktu penggorengan, serta ketelitian dalam praktikum. Sedangkan yang
mempengaruhi kapasitas kerja alat penggorengan sangan ini adalah
berat/banyaknya produk dan waktu.
F. Sortasi (Sortasing)
1. Gambar
Gambar 3.7 Alat Sortasi
36
2. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Blower : menghembuskan udara
b. Inlet/hopper : sebagai tempat memasukkan produk
c. Katup : mengatur besar kecilnya produk
d. Outlet : tempat keluarnya produk
3. Prinsip Kerja
Pemisahan produk berdasarkan berat jenis
4. Mekanisme Kerja
Blower dihidupkan, bersamaan dengan itu katup juga di atur agar
produk dapat keluar dengan lancar,bahan atau produk dimasukkan ke
dalam inlet, produk keluar dari outlet
5. Cara kerja
a. Alat / mesin sortasi disiapkan.
b. Kipas penghembus diaktifkan.
c. Produk ditimbang.
d. Debit udara yang masuk ke dalam alat/mesin diatur.
e. Produk yang akan di sortasi dituangkan ke dalam alat sortasi dengan
perlahan-lahan.
f. Produk bersih ditimbang.
6. Hasil Pengamatan dan pembahasan
Tabel 3.3 Tabulasi Data Pemantauan dan Pengaturan Proses Sortasi 3 kg
Gabah
No. Debid Udara
Berat Bersih ( kg)
Randement (%)
Lama Proses (jam)
Kapasitas(kg/jam)
1234
25 %50 %75 %100 %
2,9402,5502,4402,130
9886,73595,6987,29
0,01300,01380,01220,0138
229,076213,0435209,0164176,8116
Sumber : Laporan Sementara
37
Perhitungan :
Berat awal : 3 Kg
a. Debit udara 25%
Berat awal : 3,000 kg
Berat akhir : 2,940 kg
Lama proses : 0,1305 jam
Rendement 100 %
= = 98%
b. Debit udara 50%
Berat awal : 2,940 kg
Berat akhir : 2,550 kg
Lama proses : 0,1305 jam
Rendement 100 %
= = 86,735%
c. Debit udara 75%
Berat awal : 2,550 kg
Berat akhir : 2,440 kg
Lama proses : 0,0122 jam
Rendement 100 %
38
= = 96,697%
d. Debit udara 100%
Berat awal : 2,440 kg
Berat akhir : 2,130 kg
Lama proses : 0,0138 jam
Rendement 100 %
= = 87,29%
Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah gabah dengan
berat awal 3 kg. Sortasi merupakan proses pemisahan produk berdasarkan
berat jenisnya. Gabah dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Setelah gabah dimasukkan melalui inlet maka gabah akan terkena
hembusan dari blower. Gabah dengan berat jenis terendah akan terlempar
paling jauh dan semua gabah akan keluar melalui outlet. Hembusan blower
akan diatur sesuai dengan yang dikehendaki yaitu pada debit udara 25%,
50%, 75%, dan 100%.
Pada mekanisme kerja alat sortasi dengan bantuan hembusan angin
dari blower yang dipergunakan untuk meniup bahan sehingga bahan yang
mempunyai berat jenis kecil akan tertiup menuju outlet terjauh. Bahan
yang dimasukkan dalam inlet akan diatur keluarnya oleh katub agar
produk keluar dengan lancar. Produk akan keluar melalui outlet yang
terdiri dari 4 (empat) lubang. Masing-masing lubang akan mengeluarkan
39
produk sesuai berat jenisnya. Produk yang mempunyai berat jenis paling
besar akan keluar pada lubang outlet pertama dan produk yang berat
jenisnya paling kecil akan jatuh pada lubang outlet terakhir. Semakin besar
debit udara yang digunakan maka semakin besar pula kapasitas mesin dan
randement yang dihasilkan semakin kecil.
Untuk debit udara dilakukan empat perlakuan yang berbeda. Pada
25%, besar randemen adalah 98 % dan kapasitas 229,0076 kg/jam. Pada
50%, mempunyai randemen 86,735% dan kapasitas 213,0435 kg/jam.
Pada 75% mempunyai randemen 95,69% dan kapasitas 209,0164 kg/jam.
Pada 100% mempunyai randemen 87,29% dan kapasitas 176,8116 kg/jam.
Seharusnya semakin besar bukaan maka randemen semakin kecil, karena
pemisahan gabah menjadi lebih cermat dan kapasitas semakin besar. Pada
percobaan kali ini terjadi beberapa penyimpangan yaitu pada randemen
50% dan kapasitas 75%. Hal ini dikarenakan ayakan (screennya) tersumbat
ketika gabah melewati lubang outlet sehingga gabah tidak terayak secara
maksimal dan diperkirakan selama percobaan ini screennya tidak
disesuaikan dengan pengaturan katubnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sortasi adalah banyaknya
produk, berat jenis produk, waktu dan angin yang dihembuskan oleh
blower. Semakin banyak bahan yang mempunyai berat jenis berbeda dan
angin yang dihembuskan oleh blower semakin besar maka produk yang
dihasilkan (melalui lubang outlet pertama) akan semakin sedikit, bila
dibandingkan dengan angin yang dihembuskan oleh blower dengan debit
yang lebih kecil.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Prisip kerja sortasi yaitu memisahkan produk berdasarkan berat jenis dengan
memanfaat hembusan angin.
2. Bagian utama alat sortasi ialah katup, blower, outlet, dan hopper
40
3. Blower digunakan untuk memberi hembusan pada gabah untuk dipisahkan
berdasarkan berat jenisnya.
4. Hasil praktikum :
a. Pada debit udara 25 % kapasitas mesin yaitu 229,076 kg/jam dan randement yaitu 98 %.
b. Pada debit udara 50 % kapasitas mesin yaitu 213,0435 kg/jam dan randement yaitu 86,735 %
c. Pada debit udara 75 % kapasitas mesin yaitu 209,0164 kg/jam dan randement yaitu 95,69 %.
d. Pada debit udara 100 % kapasitas mesin yaitu 176,8116 kg/jam dan randement yaitu 87,29 %.
5. Semakin besar debit udara maka semakin kecil nilai randement.
6. Semakin besar debit udara maka semakin besar kapasitasnya.
7. Randement dipengaruhi oleh berat bersih dan berat kotor, sedangkan
kapasitas dipengaruhi oleh waktu dan berat bersih.
8. Faktor yang mempengaruhi sortasi adalah banyaknya produk, berat jenis
produk, waktu dan angin yang dihembuskan oleh blower.
G. PENGGILINGAN
1. Gambar
Gambar 3.8Alat Penggilingan
41
2. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Cassing : tempat kedudukan screw roller
b. Hopper : tempat memasukkan produk
c. Outlet : tempat keluarnya produk
d. Pulley mesin: sebagai penerima tenaga dari motor
e. Screw roller : sebagai rol penghancur produk, bentuk ulir
sekrup
f. Motor penggerak : sumber tenaga
g. Pisau disk : memotong produk
h. Belt : menghubungkan motor penggerak dengan
pulley mesin
3. Prinsip Kerja
Produk masuk didorong oleh pisau spiral kemudian dipotong oleh
pisau disk
4. Mekanisme Kerja
Produk dimasukkan ke dalam hopper, kemudian turun ke ruang
penggilingan. Di ruang tersebut produk dihancurkan oleh scraw roller dan
pisau disk dengan cara diputar – putar dan produk keluar melalui outlet.
5. Cara kerja
Cara kerja dari alat penggiling ini adalah :
a. Membersihkan alat/mesin penggilingan
b. Menimbang dan mempersiapkan produk yaitu singkong
c. Menghidupkan motor listrik
d. Memasukkan bahan (singkong)
e. Mencatat waktu awal penggilingan
f. Mencatat lama proses penggilingan
g. Menimbang produk akhir setelah penggilingan
42
6. Hasil dan Pembahasan
Perhitungan :
Berat awal : 500 gram = 0,5 kg
Berat akhir : 350 gram = 0,35 kg
Lama penggilingan : 45 detik = 0,0125 jam
Randement =
=
= 70 %
Kapasitas Mesin =
=
= 40 kg/jam
Pembahasan
Pada praktikum penggilingan ini bertujuan untuk mengurangi
ukuran bahan produk dengan kerja mekanis. Penggilingan sendiri
merupakan proses memperkecil ukuran atau pemotongan bahan yang
semula berukuran besar setelah digiling ukuran bahan tersebut menjadi
kecil dan karakteristik bahan menjadi halus. Penggilingan bertujuan untuk
menghaluskan bahan agar pemanfaatannya dapat lebih dioptimalkan untuk
proses penanganan selanjutnya. Pada percobaan ini bahan yang digunakan
adalah singkong. Pada proses penggilingan, motor listrik dihidupkan
kemudian bahan dimasukkan dalam alat penggilingan kemudian
dihaluskan oleh screw roller dan sebelum keluar melalui outlet, bahan
akan dihaluskan oleh mata pisau yang disebut pisau disk. Sehingga produk
yang sudah halus keluar menuju outlet melalui lubang–lubang seperti
saringan. Semakin halus hasil penggilingan maka semakin baik mutu
43
penggilingan. Screw roller berfungsi untuk menghancurkan dan
melumatkan bahan sedangkan pisau disk berfungsi untuk memotong
bahan.
Berat awal dari singkong sebelum digiling adalah 0,5 kg dan
setelah penggilingan adalah 0,35 kg. Ada selisih perbedaan berat awal dan
berat akhir. Ini dapat diartikan bahwa mesin bekerja dengan kurang baik.
Hal ini terjadi karena terjadi sedikit kesalahan saat proses yang dilakukan
oleh praktikan, sehingga hasil gilingan kurang optimal. Kapasitas mesin
ini adalah 40 kg/jam. Randement dari penggilingan adalah sebesar 70%.
Hal ini berarti mesin bekerja belum kurang baik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kapasitas kerja produk adalah banyaknya produk,
karakteristik, dan tekstur produk, tingkat ketajaman screw roller, cara
pengunaan elevator sendokan, besar kecilnya potongan produk dan kuat
lemahnya cara penekanan produk.
Berat produk (berat bruto) sangat menentukan lamanya proses
penggilingan semakin banyak produk maka semakin lama pula waktu yang
dibutuhkan untuk penggilingan. Kapasitas alat atau mesin penggiling dapat
dihitung berdasarkan berat produk dan waktu proses penggilingan
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Prinsip penggilingan ini adalah
produk masuk didorong oleh pisau spiral ( screw roller ) kemudian
dipotong oleh pisau disk.
b. Bagian utama alat penggilingan
ialah hopper, outlet, pully mesin, screw roller, pisau disk, motor
penggerak, dan casing.
c. Kapasitas mesin penggiling adalah
40 kg/jam dan randementnya 70%.
44
d. Dari hasil percobaan dapat dilihat
bahwa mesin dalam keadaan kurang baik, karena menghasilkan
rendement 70%
e. Hal ini terjadi karena faktor alat dan faktor kesalahan praktikan
f. Faktor yang mempengaruhi kasar lembutnya hasil penggilingan antara
lain :
1) ketajaman pisau disk
2) banyaknya bahan
3) kecepatan screw roller
g. Semakin banyak produk yang
digiling, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk
penggilingan
h. Waktu dan banyaknya bahan yang
akan digiling berpengaruh terhadap kapasitas kerja alat.
H. Oven dan Pengadukan (Ovening dan Agitaging)
1. Gambar
a. Oven
45
2. a. Bagian dan Fungsi Mesin
a.Katup bahan bakar : mengatur besar kecil panas yang dibutuhkan
b.Pipa pemanas : tempat menyalakan sumber panas
c.Ruang oven : tempat produk
d.Tabung gas : sumber bahan bakar
c. Pengaduk
Gambar 3.10 Alat Pengadukan (Mixer)
2. b. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Tempat adonan : sebagai tempat produk
b. Saklar (on/off) : untuk menghidupkan/mematikan mesin
Gambar 3.9 Alat Oven
46
c. Agigator aktif : mengocok dan mengaduk produk
d. Tuas pengunci : mengunci agar agigator bekerja dengan baik
e. Pulley mesin : penerima tenaga dari motor
f. Pulley motor : menyalurkan tenaga ke pulley mesin
g. Motor : penggerak mesin
h. Belt : menghubungkan pulley motor dengan pulley
mesin
i. Agigator pasif : membantu perputaran pengaduk bahan
3. Prinsip Kerja
a. Mesin oven
Produk dioven dengan pipa pemanas
b. Mesin pengaduk
Produk dihaluskan dengan agigator agar produk dapat tercampur
dengan baik
4. Mekanisme Kerja
a. Mesin oven
Menempatkan produk pada rak yang ada pada ruang oven,
kemudian buka tutup gas dan nyalakan dengan korek api pada pipa
pemanas.
b. Mesin pengaduk
Bahan dimasukkan ke dalam tempat adonan, kemudian mixer
dihidupkan dapat tercampur dan mengembang. Setelah terbentuk
adonan mixer dimatikan.
5. Cara Kerja
a. Mesin oven
1) Alat atau mesin oven
2) Adonan roti dimasukkan dalam oven
3) Kompor gas dihidupkan
47
4) Mencatat waktu lamanya pembuatan roti dan amati perubahan
warnanya
b. Mesin pengaduk
1) Bahan pembuat roti disiapkan
2) Bahan roti disiapkan sesuai resep, kemudian diaduk dengan mesin
agigator sehingga menjadi adonan roti
3) Dicatat lamanya waktu pengadukan
6. Hasil dan Pembahasan
Oven adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat
adonan, mengembang dan matang dengan menggunakan sumber
panas. Prinsip kerja oven yaitu produk dipanaskan dalam ruang oven
dengan pipa pemanas.
Bagian utama oven yaitu tabung gas, ruang oven, pipa
pemanas, dan katub bahan bakar. Proses oven atau pemanggangan
dilakukan dengan menggunakan pipa pemanas dan memasukkan
produk pada rak bawah dalam ruang oven.
Faktor yang berpengaruh pada proses pengovenan yang
paling utama adalah temperatur pemanasan. Ini dapat diatur dengan
menggunakan termometer. Pada saat pengovenan, suhu sebaiknya
jangan terlalu tinggi karena akan menyebabkan kegosongan atau
dapat juga menyebabkan produk yang dari luar kelihatan utuh
matang tetapi ternyata bagian dalam belum. Namun, suhu sebaiknya
juga tidak terlalu rendah karena produk tidak akan cepat matang.
Sebelum melakukan proses pengovenan, terlebih dahulu kita
membuat adonan. Kemudian adonan ditimbang dan dicetak sesuai
keinginnan. Selanjutnya adonan diletakkan pada rak dalam ruang
oven. Rak pada oven disusun secara bertingkat, hal ini bertujuan
untuk memperluas permukaan agar muatan lebih besar serta untuk
meratakan panas pada oven. Tabung gas kemudian dibuka dan pipa
pemanas dinyalakan dengan menggunakan korek api. Suhu pemanas
dalam ruang oven disesuaikan dengan struktur adonan yang dioven.
48
Sumber panas pada oven berfungsi untuk mendifusikan udara panas
agar dapat masuk kedalam cetakan serta adonan,hal ini yang
menyebabkan adonan dapat mengembang. Setelah setengah matang,
poduk dipindah pada rak atas yang berfungsi untuk penyempurnaan
pematangan produk.
Proses oven atau pemanggangan akan berakhir jika adonan
sudah mengembang dan warnanya berubah tetapi tidak sampai
gosong. Hasil dari pemanggangan yaitu berupa roti matang. Dalam
proses oven atau pemanggangan jangan sampai terjadi case
hardening yaitu produk bagian luar atau atas kering tetapi produk
bagian bawah atau dalam masih mentah. Untuk menghindari
terjadinya case hardening, katup bahan baker pada oven, sumber
panas (tabung gas) serta suhu pada ovaen harus selalu dikontrol.
Lama proses oven atau pemanggangan dipengaruhi oleh setingan
api pada pipa pemanas dan tebal tipisnya catakan.
Pengadukan adalah salah satu proses tunggal dimana semua
bahan dicampur bersama-sama dalam satu campuran tunggal. Prinsip
kerja pengadukan yaitu bahan dihaluskan atau diaduk dengan agitator
agar dapat tercampur dengan baik.
Alat pengaduk prinsip kerjanya ialah produk dihaluskan/diaduk
dengan menggunakan agigator agar produk dapat tercampur dengan
baik. Pada proses pengadukan, faktor kecepatan pengadukan dan lama
pengadukan sangat berperan penting. Pengadukan harus dimulai
dengan kecepatan rendah kemudian baru dengan kecepatan tinggi,
sehingga diperoleh produk yang dapat tercampur dan mengambang,
lama pengadukan diatur dengan kecepatan mesin. Semakin cepat
mesin mengaduk bahan, maka waktu yang diperlukan akan semakin
singkat atau sebaliknya. Selain dua hal tersebut proses pengadukan
juga dipengaruhi oleh banyaknya adonan. Semakin banyak adonan
maka waktunya semakin lama karena bahan yang harus dicampur
semakin banyak pula.
49
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka arah adukan
diusahakan searah dan kecepatannya tidak berubah. Di dalam acara ini
pengadukan yang dilakukan adalah untuk mencampur adonan roti yang
bahannya sudah ditentukan. Faktor yang mempengaruhi dalam proses
pencampuran bahan adalah jumlah bahan, kecepatan rotasi dan
pengocokan.
Di dalm acara pengadukan tidak dilakukan praktikum
pengadukan tetapi hanya penjelasa mengenai praktikum pengadukan.
Menurut penjelasan, proses praktikum pengadukan ini yaitu pertama
mesin dinyalakan, kemudian adonan yang telah dibuat dimasukkan ke
dalam loyang dalam waktu yang bersamaan pada saat agitator berputar
sehingga adonan dengan langsung dapat diaduk. Setelah proses
pengadukan selesai, maka mesin langsung dimatikan bersamaan
dengan itu pancatatan waktu dihentikan
7. Kesimpulan
Dari pelaksanaan praktikum oven atau pemanggangan, dapat
diketahui kesimpulan bahwa :
a. Oven adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat
adonan, mengembang dan matang dengan menggunakan
sumber panas.
b. Prinsip kerja pengovenan dengan memanaskan produk lewat
pipa pemanas supaya matang dengan baik .
c. Bagian utama oven adalah rak, katub bahan bakar, pipa
pemanas, dan gas.
d. Pengaturan besar kecilnya api dalam pengovenan dilakukan
dengan mengatur katub bahan bakar.
e. Faktor yang mempengaruhi kerja oven adalah suhu, besar
kecilnya api yang menyala pada pipa pemanas waktu
pemanggangan.
f. Dalam proses pemanggangan jangan menggunakan suhu
tinggi agar tidak terjadi case hardening.
50
g. Pengadukan adalah salah satu proses tunggal dimana semua
bahan dicampur bersama-sama dalam satu campuran tunggal.
h. Prinsip kerja pengadukan yaitu bahan dihaluskan atau diaduk
dengan agitator agar dapat tercampur dengan baik.
i. Faktor yang mempengaruhi proses pengadukan diantaranya
lama pengadukan dan juga kecepatan pengadukan yang
bersumber pada motor penggerak serta banyaknya adonan
yang akan diaduk.
j. Hasil dari pengadukan (hasil yang baik) dipengaruhi oleh
kecepatan saat pengadukan dimulai dengan kecepatan rendah
kemudian lama kelamaan kecepatan ditambah sedikit demi
sedikit.
I. Pemarutan (Size Reduction)
1. Gambar
51
Gambar 3.11 Mesin Pemarut Kelapa
2. Bagian dan Fungsi Mesin
1. Motor listrik : sebagai sumber tenaga
2. Pulley mesin: kedudukan pengambilan tenaga dari motor
3. Belt : menyalurkan tenaga
4. Silinder aktif : memarut produk
5. Silinder pasif : mendorong masuk produk
ke siulinder aktif
6. Inlet : tempat memasukkan produk
7. Outlet : tempat keluarnya produk
8. Pulley motor: tempat kedudukan belt menyalurkan tenaga kesilinder
aktif
3. Prinsip Kerja
Produk diparut oleh silinder aktif
4. Mekanisme Kerja
52
Motor listrik dinyalakan, kemudian produk dimasukkan kedalam
inlet, kemudian silinder aktif akan memarut produk sedangkan silinder
semi aktif akan mendorong produk. Produk hasil pemarutan keluar melalui
outlet.
5. Cara Pengoperasian Mesin
a. Membersihkan alat / mesin pemarut
b. Menimbang dan menyiapkan produk (kelapa) yang akan diparut
c. Menghidupkan motor listrik
d. Mencatat waktu awal opersi
e. Memasukkan produk ke dalam mesin dan memegangnya
f. Mencatat waktu akhir pengoperasian
g. Mengamati kualitas pemarutan (data visual).
6. Hasil Pengamatan
Percobaan ini dilakukan dengan bahan kelapa.
Perhitungan
Bobot kelapa awal = 1325 gr =1,325 kg
Bobot kelapa akhir = 1250 gr= 1,250 kg
Lama proses =0,060139 jam
- Kapasitas kerja mesin =
=
- Randement pemarutan =
= = 94,33 %
Pembahasan
Pemarutan pada dasarnya ditujukan untuk proses pengecilan
ukuran suatu bahan pangan untuk proses pengolahan lebih lanjut. Prinsip
kerjanya adalah produk diparut oleh silinder aktif, sedangkan silinder semi
aktif untuk mendorong produk. Untuk memperoleh hasil parutan yang
53
halus, bahan dimasukkan secara vertikal. Sedangkan untuk memperoleh
hasil yang kasar, maka bahan dimasukkan pada posisi horisontal
Alat pemarutan adalah alat yang dipergunakan untuk memarut
bahan seperti alat pemarut tradisional yang masih digunakan untuk
memarut. Tetapi pada saat ini alat yang digunakan lebih canggih, sehingga
dalam memarut akan lebih mudah dan efisien. Pada dasarnya pemarutan
dilakukan bertujuan untuk memperkecil ukuran suatu bahan, seperti kelapa
yang digunakan pada percobaan kali ini. Pemarutan dimulai dengan
memasukkan kelapa ke inlet kemudian didorong dengan tangan menuju
silinder aktif untuk diparut Pada praktikum acara pemarutan ini digunakan
alat yang bertumpu pada tenaga pada pulley motor.. Silinder semi aktif
berfungsi untuk menahan bahan agar nantinya dapat diparut oleh silinder
aktif. Hasil pemarutan akan keluar melalui outlet.
Pada proses pemarutan kali ini menggunakan bahan kelapa seberat
1,325 kg. Setelah diparut selama 0,06139 jam dihasilkan 1,250 kg kelapa
parutan. Dari data ini diperoleh hasil kapasitas kerja mesin 21,853 kg/jam.
randementnya adalah 94,33%. Nilai rendemen yang mendekati 100%
menunjukkan bahwa mesin bekerja dengan baik. Faktor yang
mempengaruhi pemarutan adalah jumlah bahan yang akan diparut,
ketajaman alat pemarutan, jenis bahan yang akan diparut dan waktu yang
dibutuhkan dalam proses pemarutan, dapat juga dipengaruhi oleh
kecepatan seseorang dalam memasukkan bahan kedalam inlet.. Hal-hal
tersebut juga berpengaruh tehadap nilai kapasitas dan randement. Semakin
lama waktu pemarutan maka nilai kapasitas semakin kecil. Sedangkan
besar randementnya berdasarkan berat sebelum dan setelah pemarutan..
Hasil parutan dibedakan menjadi dua, yaitu parutan kasar dan
halus. Parutan produk yang kasar diperoleh jika bahan dimasukkan secara
horizontal kedalam inlet. Sedangkan untuk hasil produk yang halus,
diperoleh jika bahan dimasukkan pada posisi vertikal. Karena mesin
pemarut berkapasitas besar sehingga bahan tidak perlu dipotong–potong
kecil untuk dimasukkan dalam inlet.
54
7. Kesimpulan
a. Pemarutan adalah proses pengecilan ukuran sutau bahan
b. prinsip kerja pemarut ini adalah bahan diparut dengan silinder
aktif yang sebelumnya didorong oleh silinder semi aktif Bagian utama
dari mesin pemarut adalah silinder aktif, siliinder semi aktif, inlet,
outlet, bak penampung, pully mesin, pully motor, dan belt.
c. Bahan yang digunakan adalah kelapa
d. .Kapasitas mesin pemarut adalah 21,583kg/jam dan
randementnya 94,33%.
e. Hasil parutan kasar jika bahan dimasukkan secara horizontal,
dan hasil parutan halus jika bahan dimasukkan secara vertikal.
f. Faktor yang mempengaruhi pemarutan adalah jumlah bahan
yang akan diparut, ketajaman alat pemarutan, jenis bahan yang akan
diparut dan waktu yang dibutuhkan dalam proses pemarutan.
J. Press (Extracting)
1. Gambar
Gambar 3.12 alat ekstraksi
2. Bagian Utama Alat/Mesin Beserta Fungsinya
a. Tuas pemutar : Memutar batang pengepres
b. Plat Pengepres : Menekan produk
c. Silinder Pengepres : Sebagai tempat produk
55
d. Outlet : Tempat keluar dari ekstrasi
e. Pompa Hidrolik : Mengepres dari bawah
f. Lubang tempat keluarnya hasil ekstraksi
3. Prinsip Kerja
Produk ditekan atau dipres oleh tuas pengepres sehingga
didapatkan ekstraknya.
4. Mekanisme Kerja
Produk ditiris dahulu kemudian dimasukkan ke dalam
silinder pengepres. Ekstraksi bahan dilakukan dengan
menggunakan tekanan dari atas (plat pengepres) dan juga tekanan
dari bawah ( pompa hidrolik ). Tuas digunakan sebagai dongkrak
( memutar pompa hidrolik ). Dan cairan hasil ekstraksi ini akan
melalui outlet.
5. Cara kerja
Cara kerja dari alat pengepress ini adalah
a. Membersihkan alat press
b. Menimbang produk (kelapa) bersih
c. Menyiapkan panci penampung
d. Membungkus produk dengan menggunakan kain saring
e. Memasukkan produk parutan ke dalam tabung ekstraksi
f. Memutar handel press, sehingga alat dapat memeras produk
g. Menimbang hasil ekstraksi dan mengukur volumenya
h. Mencatat waktu awal hingga akhir proses ekstraksi
i. Menghitung randement ektraksi.
6. Hasil Pengamatan
Perhitungan
Bobot awal kelapa =1250 gr = 1,250 kg
Bobot akhir kelapa = 475 gr = 0, 475 kg
Lama proses = 214 detik = 0,05944 jam
Randement ekstraksi =
56
=
= 38 %
Kapasitas =
=
=21,0438 kg/jam
Pembahasan
Ekstraksi atau pengepresan bertujuan untuk mengekstraksi bahan
dengan cara mengepres bahan untuk diambil ekstraknya. Bahan yang akan
diekstraksi biasanya berupa bahan yang berkadar air tinggi. Bagian-bagian
utama alat pengepress terdiri dari tuas pemutar, plat pengepres, silinder
pengepres, outlet serta pompa hidrolik. Yang perlu diperhatikan adalah
bahan yang akan diekstraksi harus diperkecil ukurannya, seperti diiris atau
diparut.
Proses ekstraksi parutan kelapa bertujuan untuk mengeluarkan
cairan dari parutan kelapa. Untuk mendapatkan hasil yang banyak atau
baik, maka pengepresan dilakukan dari kedua sisi (atas dan bawah).
pengepresan dilakukan dari kedua sisi baik dari sisi atas (pengepres) dan
juga sisi bawah (pompa hidrolik) agar ekstrak yang keluar lebih banyak
dan lebih baik.
Pada proses pengepresan atau extraksi, sebelum bahan dimasukkan
ke dalam silinder pengepress bahan dibuat ukuran kecil, yaitu dengan cara
diiris, diparut, dan digiling terlebih dahulu. Kemudian bahan yang sudah
dibuat ukuran kecil dibungkus dengan kain, bertujuan agar bahan tidak
tumpah. Bahan diletakkan dalam silinder pengepres, kemudian tuas diputar
sampai menyentuh produk. Tuas diputar terus sampai ekstrak keluar
melalui lubang-lubang yang ada disekitar silinder pengepres dan hasil
ekstrak keluar melalui outlet.
Randement ekstraksi diperoleh dari berat cairan atau ekstrak yang
didapat dengan berat awal sebelum di-press. Besar randement pada
57
pengepressan kali ini adalah 38%. Kapasitas didapat dari berat awal
sebelum pengepressan dengan waktu yang perlukan selama pengepressan.
Nilai kapasitas mesin ini adalah 21,0438 kg/jam. Faktor yang
mempengaruhi pengepressan antara lain jenis bahan, kadar air bahan, dan
besar tekanan yang diberikan untuk mengepress.
Faktor yang mempengaruhi banyaknya hasil ekstraksi atau
kapasitas kerja adalah bobot produk yang akan diekstraksi, berat cairan
hasil ekstraksi dan lama proses ekstraksi. Dalam proses ekstraksi, hasil
cairan yang diperolah juga dipengaruhi oleh faktor kuatnya
penekanan/pengepresan oleh plat pengepres dan oleh pompa hidrolik.
Apabila pengepres kuat (dibantu pompa hidrolik) maka sari buah yang
dihasilkan akan semakin banyak.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Ekstraksi merupakan proses pengambilan cairan dari dalam komoditas
pangan dengan mengepresnya dan menggunakan konsep pompa
hidrolik.
b. Pengepressan dilakukan untuk mendapatkan ekstrak
dari suatu bahan.
c. Bagian utama alat pengepress adalah silinder
pengepress, tuas pemutar, plat pengepress, pompa hidrolik, dan outlet.
d. Prinsip utama pengepressan adalah dengan menekan
dari atas menggunakan plat pengepress dan menekan dari bawah
menggunakan pompa hidrolik.
e. Kapasitas mesin adalah 21,0438 kg/jam dan
randementnya adalah 38%.
f. Faktor yang mempengaruhi pengepressan antara
lain jenis bahan, kadar air bahan, halus atau tidaknya hasil pemarutan
dan besar tekanan yang diberikan untuk mengepress.
58
K. VACUUM FRYING
1. Gambar
Gambar 3.13 Alat Vacuum Frying
2. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Bak penampung air : tempat menampung air
b. Penglihat tekanan : untuk melihat tekanan
c. Tabung vaccum : tabung sirkulasi air berkecepatan tinggi
d. Penglihat produk : untuk melihat produk dalam tabung
e. Tutup tabung penggorengan : sebagai tutup tabung penggorengan
f. Kompor gas : sumber panas
g. Mesin pompa : untuk menyedot air
h. Pegangan : untuk mengangkat tutup
i. Tuas pemutar : pemutar bahan agar merata
j. Kotak panel : monitor / pengatur
k. Tabung penggorengan : tempat dilakukannya penggorengan (berisi
minyak dan bahan yang digoreng)
3. Prinsip Kerja
Untuk menggorengan bahan yang berkadar air tinggi, dalam
tabung hampa udara dengan suhu rendah dan tekanan vacum.
4. Mekanisme Kerja
59
Memasukkan air dalam bak, kemudian mesin penyedot
dihidupkan, setelah itu tempat produk diisi minyak goreng penuh
kemudian air dalam produk. Menguap melalui pipa uap dan produk itu
keluar dari bak penampungan. Terjadi sirkulasi berkecepatan tinggi,
sehingga tekanan turun sehingga suhu turun atau titik rendah.
5. Cara kerja
a. Memasukkan minyak penggoreng kedalam tabung penggoreng
b. Menyalakan kompor gas
c. Mengamati suhu minyak penggoreng, tekanan penggorengan
d. Memasukkan produk yang akan digoreng
e. Mengamati tingkat masak bahan yang digoreng, apabila produk telah
masak, ambil dan tiriskan pada mesin peniris type centrifuges untuk
diambil minyak yan menempel produk.
f. Mencatat lama penggorengan, suhu penggorengan, tekanan
penggorengan, dan kualitas penggorengan.
6. Pembahasan
vacum fying merupakan alat yang digunakan untuk mengoreng
bahan makanan yang mempunyai kadar air tinggi dan penggorengan
dilakukan dengan menggunakan minyak goreng. seperti buah yang
berkadar air tinggi seperti nanas, salak, dan nangka serta sayur dengan
suhu rendah Keuntungan menggunakan vacum frying yaitu produk matang
sempurna, kandungan gizi tidak rusak, mempercepat proses
penggorengan) Penggorengan ini digunakan minyak goreng, minyak
goreng yang digunakan harus baru dan seimbang dengan bahan agar
kekeringan produk dapat bersamaan, sehingga didapatkan hasil akhir
produk yang berkualitas Apabila minyak yang digunakan adalah jelantah
maka akan merusak warna produk.
Perbedaan dengan penggorengan lain adalah pada cara
penggorengannya. Alat penggoreng vakum menggunakan uap air panas
yang dihasilkan dari tabung vakum, sedangkan alat penggoreng biasa
sumber panas langsung dari kompor. Penggorengan vakum adalah alat
60
untuk menggoreng bahan dengan tabung hampa udara dengan suhu
rendah. Biasanya digunakan untuk menggoreng bahan yang mempunyai
kandungan air yang tinggi. Cara kerja alat ini dipengaruhi oleh banyak
sedikitnya bahan, kandungan air bahan dan banyaknya uap air yang
dihasilkan. Secara keseluruhan, cara kerja alat ini sudah secara otomatis.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penggorengan secara vakum adalah
lama penggorengan, suhu penggorengan, tekanan penggorengan dan
kualitas penggorengan.
Proses penggorengan dengan vacuum frying adalah bak air diisi
sampai penuh, hingga menyentuh selang pompa. Setelah itu memasukkan
minyak goreng kedalam tabung penggoreng hingga memenuhi setengah
tabung kemudian bahan yang mempunyai kadar air tinggi juga
dimasukkan dalam tabung penggorengan. Mesin dinyalakan kemudian
mengaturnya sesuai yang dikehendaki pada kotak panel. Pemvakuman
terjadi saat air disedot dengan menggunakan pompa kemudian dialirkan ke
tabung vakum. Pada tabung vakum terdapat 2 selang yakni selang yang
mengalirkan air kedalam tabung dan keluar tabung. Dengan begitu terjadi
sirkulasi air yang terus menerus. Karena tekanan air yang bersirkulasi
tersebut maka udara didalam tabung penggorengan tersedot hingga vakum.
Dengan vakumnya tabung penggorengan, akhirnya suhu rendah dan
tekanan juga rendah dan produk menjadi matang. Pompa tidak
menggunakan elemen bergerak. Penghisapan menggunakan fluida
pendorong yang bekerja dengan prinsip venturimeter. Fluida pendorong
dapat berupa air, uap air, dan gas tekanan tinggi yang dilewatkan pada
nosel. Energi tekan nosel diubah menjadi energi gerak. Tingginya
kecepatan akan menghasilkan hisapan diujung nosel tempat memancarnya
fluida. Injektor yang menggunakan air sebagai fluida penggerak disebut
water jet. Ruang penggoreng adalah tempat pemanasan minyak yang dapat
dilengkapi dengan keranjang untuk pengangkat dari pencelup bahan yang
digoreng. Kondensor adalah bagian yang digunakan untuk mengembunkan
61
uap air. Bahan pendingin kondensor adalah air yang berasal dari sirkulasi
penggerak water jet. Dan sebagai pemanas digunakan kompor listrik.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penggorengan secara vakum
adalah lama penggorengan, suhu penggorengan, tekanan penggorengan
dan kualitas penggorengan
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Vacum frying adalah penggorengan menggoreng bahan dalam
tabung hampa udara dengan suhu rendah.
b. Keuntungan penggorengan secara vacum antara lain dapat
mematangkan produk dalam suhu yang lebih rendah sehingga
kandungan gizi dapat aman dan penghematan terhadap energi.
c. Kerugian metode ini yaitu, tabung harus terisi minyak penuh dengan
kapasitas yang banyak.
d. Biasanya digunakan pada bahan berkadar air tinggi.
e. Minyak goreng yang digunakan harus baru dan seimbang dengan
bahan agar kekeringan produk dapat bersamaan
f. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penggorengan secara vakum
adalah lama penggorengan, suhu penggorengan, tekanan penggorengan
dan kualitas penggorengan.
L. Pengemasan (Packaging)
1. Gambar
62
Gambar 3.14q Mesin Pengemasan
2. Bagian dan Fungsi Mesin Motor : tenaga penggerak
a. Rol penutup 2 : untuk menutup kaleng
b. Rol penutup 1 : untuk merapikan
c. Handle : mengendalikan rol penutup dan rol merapikan
d. Pemegang kaleng : untuk meletakkan kaleng
e. Pijakan : untuk menurunkan pemegang kaleng
f. Frame : untuk mendorong bagian-bagian utama
g. Saklar : untuk mematikan dan kehidupan mesin
h. Motor : tenaga pengerak
3. Prinsip Kerja
63
Menutup dan merapikan serta merapatkan kaleng menggunakan rol
penutup dan rol merapikan.
4. Mekanisme Kerja
Kaleng diletakkan pada tempat pegangan kaleng dan cetakkan atas
dengan handle, kemudian saklar dinyalakan sehingga motor pemutar
menyala dan kaleng berputar. Tekan rol penutup 2 untuk menutup kaleng
dan rol penutup 1 untuk merapikan.
5. Cara Kerja
a. Mengontrol semua transmisi yang berupa belt sudah terpasang dengan
baik
b. Memastikan rol pengemas, pemegang kaleng dan cetakan atas sudah
terpasang dengan benar
c. Menghubungkan sumber tenaga listrik dengan mesin
d. Menyiapkan kaleng dan bahan yang akan dikemas
e. Menurunkan pemegang kaleng dengan menginjak-injakan ke bawah
f. Meletakkan kaleng berikut bahan yang akan dikemas pada cetakan
g. Menghidupkan mesin dengan menekan tombol listrik
h. Meletakkan penutup kaleng pada kaleng yang akan dijadikan
pengemas
i. Merapatkan penutup kaleng dengan rol penutup
j. Mengamati hasil pengemasan apakah pengemasan sudah baik, apabila
hasil pengemasan belum baik dapat melakukan pemutaran rol
pengemas lagi.
6. Hasil dan Pembahasan
Kemasan adalah wadah atau media yang dipergunakan untuk
membungkus bahan hasil pertanian sebelum bahan tersebut disimpan atau
diedarkan. Yang bertujuan untuk mempermudah pengaturan,
pengangkutan, penempatan, dan penyimpanan. Pada umumnya kondisi
bahan hasil pertanian akan terjaga baik bila disimpan dalam keadaan
dikemas. Beberapa media kemasan yang umum digunakan adalah karung,
64
silo, kotak kayu besar, keranjang bambu, tenong, tong, gentong, dan
kaleng
Pengemasan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu cara cold pack
method, hot pack method dan open ketle method. Cold pack method
adalah proses pengemasan yang bahan makanannya dimasukan dalam
keadaan segar. Hot pack method adalah proses pengemasan yang bahan
makanannya dimasukkan dalam keadaan panas sedangkan open ketlle
method adalah proses pengemasan yang bahan makanannya dimasak
dahulu kemudian dalam keadaan panas dapat tangsung dimasukan
kedalam wadah dan langsung ditutup.
Dalam praktikum acara ini dijelaskan cara penggunaan
pengemasan berupa kaleng.Pengalengan merupakan suatu cara
pengawetan bahan makanan dalam tempat atau wadah hermentis dengan
proses sterilisasi menggunakan panas. Prinsip pengalengan adalah
membunuh mikroorganisme dengan menggunakan panas dan mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam wadah. Penutup kaleng adalah
alat/mesin yang digunakan untuk melekatkan tutup dengan kaleng. Pada
praktikum ini, penutupan kaleng dilakukan dengan mesin penutup/sealing
machine
Alat penutup kaleng biasanya digunakan untuk menutup kaleng
yang biasanya digunakan sebagai tempat makanan kaleng. Alat ini
mempunyai beberapa bagian utama diantaranya adalah rol penutup untuk
menutup kaleng, rol penutup 1 untuk merapikan penutup kaleng, dan rol
penutup 2 untuk merapatkan penutup kaleng.
. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengemasan adalah
jenis bahan pengemas. Semakin baik bahan yang digunakan maka hasil
pengemasan juga semakin baik, dan kualitas produk tetap terjaga.
7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
65
a. Pengemasan bertujuan untuk mempermudah pengaturan, pengangkutan,
penempatan, dan penyimpanan.
b. Alat penutup kaleng adalah alat yang berfungsi menutup antara penutup
dengan kaleng.
c. Bagian utama alat penutup kaleng adalah rol penutup untuk menutup
kaleng, rol 1 untuk merapikan, dan rol 2 untuk merapatkan.
d. Kualitas pengemasan dipengaruhi oleh baik buruknya mesin.
e. Rutinitas kebersihan dan perawatan mesin harus dijaga.
f. Faktor yang berpengaruh dalam pengemasan ialah bobot produk bahan
pengemas lamanya pengemasan dan jenis bahan pengemas.
M. Centrifugasing
1. Gambar
Gambar 3.15 Mesin Sentrifugasi
2. Bagian dan Fungsi Mesin
1. Penutup : untuk menutup agar bahan tidak berhamburan keluar
2. Sentrifuge : tempat tabung reaksi
3. Tabung reaksi : tempat bahan
4. Indikator power : mendeteksi nyala atau tidak
5. Pengatur waktu : mengukur lamanya waktu yang dikehendaki
6. Pengatur rpm : mengatur rpm (kecepatan) yang dikehendaki
7. Steker : menghubungkan ke sumber listrik
66
3. Prinsip kerja
Memisahkan larutan/komponen dalam larutan berdasarkan berat jenis
dengan gaya sentrifugasi.
4. Mekanisme Kerja
Motor diputar sehingga timbul gaya sentrifugal dari proses mesin.
Gaya tersebut juga akan mengenai atau berlaku atau terjadi di dalam
tabung crude oil (VCO yang belum dimurnikan). Karena berat jenis air
dengan VCO lebih besar akibat gaya sentrifugal ini VCO dan air akan
memisah (pemisahan karena perbedaan berat jenis).
5. Cara Kerja
a. Menyiapkan alat/mesin sentrifuge kemudian membuka penutup
b. Mengambil tabung reaksi kemudian masukkan bahan
c. Menempatkan tabung reaksi ke sentrifuge
d. Menutup kembali penutup
e. Mengatur rpm yang dikehendaki
f. Mengatur waktu
g. Menghubungkan dengan colokan (stop kontak) dan menyalakan
sentrifuge dengan indicator power
h. Mengamati dan mencatat hasil sentrifuge
6. Hasil dan Pembahasan
Produk yang disentifuge = santan kelapa
Hasil = lapisan atas (air dan minyak)
lapisan bawah (padatan)
Pembahasan
Sentrifuge adalah alat atau mesin yang digunakan untuk
memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan berat jenis. Bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah dengan santan kelapa. Santan
kelapa sebelumnya difermentasikan selama 24 jam, bertujuan untuk
memisahkan lapisan minyak dan lapisan air pada santan.
Lapisan minyak yang diperoleh lalu diambil dan dimasukkan pada
kupet lalu diletakkan dalam mesin sentrifuge. Sebaiknya semua tabung
67
terisi agar putarannya dapat sempurna. Motor berputar sehingga timbul
gaya sentrifugal dari poros mesin, kemudian akan mengenai di dalam
tabung crude oil sehingga air dan VCO terpisah. Berat jenis air lebih
besar dari berat jenis minyak, sehingga air terletak di lapisan bawah dan
minyak terletak di lapisan atas. Banyaknya VCO yang didapat
dipengaruhi oleh jenis santan/kelapa yang digunakan sebagai bahan
dasar.
Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan
berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga
substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi
yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut
dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi
dengan kecepatan yang bervariasi.
Centrifugasing ini digunakan untuk memisahkan air dengan VCO
berdasarkan berat jenis. Biasnya bahan yang digunakan adalah santan
kelapa. Didalam santan kelapa terdapat air dan VCO, karena berat jenis
air lebih besar daripada VCO maka VCO akan berada di atas dan air
dibawah. Faktor yang mempengaruhi centrifugasing ialah bahan yang
digunakan, rotasi per menit dan waktu. Walaupun hanya 1 tabung yang
berisi bahan yang akan dipisahkan VCO nya tetapi tabung yang lain juga
harus diisi dengan air agar perputarannya dapat sempurna.
Dalam praktikum ini digunakan bahan air dan VCO, karena berat
jenis air lebih besar daripada VCO maka VCO akan berada di atas dan air
dibawah. Dalam proses sentrifugasi ini perlu diperhatikan bahwa selama
proses berlangsung, tabung reaksi dalam sentrifuge harus terisi penuh.
Karena jika sentrifuge tidak diisi tabung reaksi dengan penuh maka
tabung reaksi lainnya dalam sentrifuge tersebut akan pecah. Hal ini dapat
terjadi karena tidak ada keseimbangan dalam sentrifuge selama proses
sentrifugasi berlangsung. Selain itu agar perputarannya sempurna. Faktor
yang mempengaruhi sentrifugasi ialah bahan yang digunakan, kecepatan
rotasi per menit, jenis produk, berat jenis produk, dan waktu
68
7.Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Centrifugasing adalah proses memisahkan VCO dengan air dengan gaya
sentrifugasi.
b. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan
perbedaan berat jenis.
c. Gaya sentrifugal yang mengenai isi tabung crude oil akan memisahkan air
dengan VCO.
d. Berat jenis air labih besar dari VCO, sehingga air di lapisan bawah dan
VCO di lapisan atas.
e. Banyaknya VCO yang didapat dipengaruhi oleh jenis santan/kelapa yang
digunakan sebagai bahan dasar.
a. Selama proses berlangsung, tabung reaksi dalam sentrifuge harus terisi
penuh. Karena jika sentrifuge tidak diisi tabung reaksi dengan penuh maka
tabung reaksi lainnya dalam sentrifuge tersebut akan pecah.
b. Faktor yang mempengaruhi sentrifugasi ialah bahan yang digunakan,
kecepatan rotasi per menit, jenis produk, berat jenis produk, dan waktu.
69
N. Rotary Evaporating
1. Gambar
Gambar 3.16 Alat/Mesin Rotary Evaporation
2. Bagian dan Fungsi Mesin
a. Water bath : memanaskan air
b. Destilan : tempat awal bahan
c. Destilat : tempat menampung alkohol
d. Kondensor : mendinginkan cairan
e. Katup : menstabilkan tekanan
f. Sumber air untuk kondensor : berisi air dingin untuk kondensor
g. Pompa vacum : memvakumkan udara
h. Tombol on – off : menghidup / mematikan mesin
i. Pengatur rpm : mengatur kecepatan rpm
j. Pengatur suhu : mengatur suhu yang dikehendaki
k. Penyangga : menyanggah keseluruhan bagian
l. Pengatur kemiringan : mengatur kemiringan
m. Cincin pengait : mengaitkan destilan dengan batang evaporator
n. Pull – up : menaik turunkan frame
70
3. Prinsip Kerja
Memisahkan 2 cairan antara pelarut dengan larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya dengan bantuan vacuum dan rotary.
4. Mekanisme Kerja
Larutan/zat yang akan dipisahkan dari pelarutnya dimasukkan
dalam tabung destilan (berada di water bath). Air yang ada di water bath
diukur suhunya hingga sesuai dengan titik didih pelarut, sehingga pelarut
akan berubah fase menjadi gas. Gas mengalir menuju kondensor yang
kemudian didinginkan (kembali ke fase cair) kemudian ditampung pada
tabung destilat.
5. Cara Kerja
1. Menyiapkan produk dan dimasukkan ketabung
produk.
2. Mengisi tempat penangas air.
3. Pasang labu produk diatas penangas air.
4. Mengaktifkan alat dengan mengatur suhu dan
kacepatan berotari (rpm).
5. Menyalakan pompa vacum.
6. Menunggu sampai pelarut terpisah dengan larutan
yang tertampung dalam labu destilat.
6. Hasil dan Pembahasan
Hasil Pengamatan
Bahan yang digunakan = larutan jahe (oleoresin)
Produk = minyak jahe(10ml) dan alkohol
Pembahasan
Pada praktikum kali ini digunakan bubuk jahe yang ditambah
alkohol dengan perbandingan 1:4 dengan tujuna memperoleh minyak
oleoresin. Pemisahan ini menggunakan prinsip perbedaan titik didih. Titik
didih alkohol lebih rendah dari minyak oleoresin, sehingga alkohol akan
terpisah di tabung destilat dan minyak oleoresin akan tertinggal di tabung
71
destilan. Yang mempengaruhi pemisahan antara larutan dengan pelarut
adalah suhu, adanya pompa vakum juga.
Pertama kita menyiapkan semua bahan yang akan kita gunakan.
Setelah semua siap, kita mengatur suhu air yang ada pada water bath. Suhu
diatur hingga sesuai dengan titik didih pelarut, sehingga pelarut akan
berubah fase menjadi gas. Gas mengalir menuju kondensor yang kemudian
didinginkan (kembali ke fase cair) kemudian ditampung pada tabung
destilat.
Selain itu juga putaran tabung destilan juga diatur agak tidak terlalu
kencang putarannya. Disini juga ada pompa vakum. Pompa vacum disini
berfungsi untuk menjaga suhu agar sesuai dengan suhu yang kita
kehendaki. Karena pompa vacum akan menstabilkan suhu yang ada dalam
penangas air, sehingga panas yang diterima oleh labu produk tetap
konstant. Dan hasil yang diperoleh yakni 10ml minyak jahe yang
walaupun didalamnya masih terkandung sedikit alkohol.
7. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil
kesimpulannya sebagai berikut :
1. Produk yang digunakan adalah jahe + alkohol.
2. Titik didih alkohol adalah 80°C.
3. Faktor yang paling mempengaruhi terpisahnya larutan yaitu suhu.
4. Pelarut(alkohol) yang terpisah akan tertampung di labu destilat.
5. Hasil minyak yang diperoleh yakni 10ml minyak jahe
SARAN DAN KRITIK
1. Saran
Sebaiknya waktu praktikum diatur sebaik mungkin. Mengingat
keterbatasan alat. Sehingga praktikan bisa benar – benar mengetahui dan
memahami materi yang dipraktikkan.
72
..
2. Krituk
Pembayaran Rp 10.000 kurang maksimal. Bila memang alasannya untuk
beli bahan, kenapa bahan yang akan digunakan tidak dihitung dulu berapa
banyak yang akan dipakai. Seperi kacang yang pada akhirnya masih
bersisa banyak dan mubazir. Kalau sudah dihitung sebelumnya, sisa uang
bisa dimanfaatkan denganmembeli singkong yang kualitasnya sam
bagusnya. Sehingga bisa dimanfaatkan (dibuat gethuk).
Rentang waktu antara pengembalian laporan sementara dan pengerjaan
laporan jadi terlalu cepat. Kalau pengembaliannya saja molor 10 hari,
aturan laporan jadi juga molor deadlinenya.
Co-ass kurang kompak, tidak satu suara dalam pengambilan keputusan.
Apalagi tentang kebijakan penggunaan gambar
73
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2009. Alat dan Mesin. http :billyjoeadam.blogspot.com . Diakses pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.
Anonimb. 2009. Penanganan Pasca Panen. http:// wikipedia.org.id/goreng
sangan. Diakses pada tanggal 5 Desember 2009. Pukul 23.00 WIB.
Anonimc 2008. oven. http://id.wikipedia.org/wiki/rotary. Diakses pada hari Sabtu,
5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.
Anonimd. 2009. Pencampuran. www.google-mixing.wordpress.com. Diakses
pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.
Anonime. 2009. Penggorengan Vacum. www.wikipedia.com. Diakses pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.
Anonimf. 2009. Pengalengan. http://id.wordpres.com. Diakses pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.
Anonimg. 2009. Sentrifugasi. www.wikipedia.com. Diakses pada hari Sabtu, 5 Desember 2009 pukul 23.00 WIB.
Anonimh. 2008. Rotary Evaporation. http://id.wikipedia.org/wiki/rotary. Diakses pada hari Jumat, 28 Nopember 2008 pukul 10.00 WIB.
Annonymous. 1970. Mesin-mesin Pertanian. Gadjah Mada University Press
Atjeng. 1983. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.
Brenndorfer, B. 1985. Solar Dryers- Their Role in Postharvest Processing. London: Commonwealth Science Council.
Eadle K. L. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Sastra Budaya.
Earle, R.L. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Sastra Hudaya. Bandung.
Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri. UI-Press. Jakarta.
74
Hadiwiyoto. 1980. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Hudaya, Saripah. 1982. Dasar-Dasar Pengawetan 2. Direktorat Pendidikan dan Kebudayaaan. Jakarta.
Karamah, Eva Fathul. Andrie Oktafauzan Lubis. 2009. Pralakuan Koagulasi Dalam Proses Pengolahan Air Dengan Membran: Pengaruh Waktu Pengadukan Pelan Koagulan Aluminium Sulfat Terhadap Kinerja Membran. Program Studi Teknik Kimia, Departemen Teknik Gas & Petrokimia. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.
Ketaren, Semangat. 1981. Petunjuk Praktikum Pengolahan Hasil Pertanian 3. Depdikbud. Jakarta
Lucida, Henny. Salman. M Sukma Hervian. 2008. Uji Daya Peningkat Penetrasi Virgin Coconut Oil (VCO) Dalam Basis Krim. Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi, Vol. 13, No. 1, 2008. ISSN : 1410 – 0177. Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang
Muljohardjo, Muchjid. 1991. Alat dan Mesin Pengolahan Hail Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Nurhasanah, Siti. Efri Mardawati.Marleen Herudiyanto. 2009. Pemisahan Eugenol
Dari Minyak Cengkeh Dengan Cara Distilasi Fraksinasi Separation Of
Eugenol From Clove Oil With Fractionation Distillation. Teknologi
Industri Pangan, Unpad
Panoesastro, 1975.. Indonesia traditional food processing. Bogor : IPB.
Purwadi. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Rismunadar, 1986. Berkas lembaran petunjuk latihan teknologi makanan.
Yogyakarta:Pendidikan Guru Pertanian PGP-Kejuruan Teknologi
Makanan.
Santoso. 1982. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. UNY Press. Yogyakarta.
Sutarno, dkk. 1989. Alat – alat Pengolahan Pertanian. Gramedia. Jakarta.
Winarno, F.G. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia. Jakarta