3. isi

35
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pabrik plastik merupakan tempat yang mengolah biji-biji plastik menjadi plastik pada umumnya. Pabrik Plastik Setia Kawan yang menjadi tempat praktik lapangan kami juga melakukan pengolahan sampah plastik menjadi biji-biji plastik untuk kemudian diolah menjadi plastik siap pakai kembali. Dalam melakukan pengolahan plastik, pabrik ini melibatkan sekitar 500 orang pegawai. Sanitasi tempat kerja merupakan aspek penting yang menjadi hal yang harus dipenuhi standar minimalnya oleh suatu tempat kerja. Sanitasi tempat kerja merupakan hal yang akan melindungi seluruh karyawan, masyarakat sekitar, dan lingkungan biologi di sekitar tempat itu berada dari hal-hal yang tidak diinginkan. Suatu kegiatan industri apapun, termasuk Pabrik Plastik Setia Kawan ini, pastilah melibatkan karyawan dan menghasilkan limbah yang memerlukan pengolahan khusus, di sinilah peran sanitasi diperlukan untuk mengontrol keselamatan kerja para karyawan dan mengontrol pengelolaan limbah. Mengingat pentingnya sanitasi Pabrik Plastik Setia Kawan ini maka melalui praktik lapangan ini kami 1

Upload: bayu-orlando-ardana

Post on 23-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

we

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pabrik plastik merupakan tempat yang mengolah biji-biji plastik menjadi

plastik pada umumnya. Pabrik Plastik Setia Kawan yang menjadi tempat praktik

lapangan kami juga melakukan pengolahan sampah plastik menjadi biji-biji

plastik untuk kemudian diolah menjadi plastik siap pakai kembali. Dalam

melakukan pengolahan plastik, pabrik ini melibatkan sekitar 500 orang pegawai.

Sanitasi tempat kerja merupakan aspek penting yang menjadi hal yang

harus dipenuhi standar minimalnya oleh suatu tempat kerja. Sanitasi tempat kerja

merupakan hal yang akan melindungi seluruh karyawan, masyarakat sekitar, dan

lingkungan biologi di sekitar tempat itu berada dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Suatu kegiatan industri apapun, termasuk Pabrik Plastik Setia Kawan ini, pastilah

melibatkan karyawan dan menghasilkan limbah yang memerlukan pengolahan

khusus, di sinilah peran sanitasi diperlukan untuk mengontrol keselamatan kerja

para karyawan dan mengontrol pengelolaan limbah.

Mengingat pentingnya sanitasi Pabrik Plastik Setia Kawan ini maka

melalui praktik lapangan ini kami mencoba mengobservasi apakah sanitasi Pabrik

Plastik Setia Kawan sudah memenuhi standar sanitasi tempat kerja.

B.Tujuan

Tujuan dilakukannya praktek lapangan adalah :

1.Mengetahui standarisasi kesehatan di pabrik plastik kaitannya dengan

...............agen-agen penyebab penyakit.

2.Mengidentifikasi sistem sanitasi lingkugan di pabrik plastik.

1

Page 2: 3. Isi

BAB II

GAMBARAN SITUASI

A.Demografi

Pabrik plastik Setia Kawan memiliki kurang lebih 500 pekerja yang dibagi

dalam 3 shift yaitu shift pukul 07.00-15.00; 15.00-23.00; 23.00-07.00 dan pekerja

nonshift pada bagian staff, mekanik, gudang dan marketing yang bekerja mulai

pukul 08.00-16.00. Di pabrik plastik Setia Kawan 70 % adalah pekerja wanita dan

30 % pekerja laki-laki. 75 % pekerja pabrik plastik Setia Kawan berusia produktif

18-45 tahun, dan berpendidikan minimal lulusan dari sekolah menengah atas.

Sebagian besar pekerja di pabrik plastik Setia Kawan ini adalah dari penduduk

sekitar pabrik yaitu daerah rejasari, bantarsoka, dan pasirmuncang.

Di pabrik plastik Setia Kawan ini belum ada penyakit yang termasuk

kejadian luar biasa, hanya sakit biasa seperti flu, pilek, dan panas. Dari dinas

tenaga kerja tercatat ada 20 kejadian kecelakaan kerja di pabrik ini yang sebagian

besar kecerobohan dari pekerja itu sendiri.

B.Geografi

Secara geografis, PT Pabrik Plastik Setia Kawan ini beralamat di Jalan

Veteran Kelurahan Rejasari, Purwokerto Barat. Luas keseluruhanya adalah 2,5

hektar untuk tanahnya dan 1,5 hektar untuk bangunannya. Batas dari Pabrik

Plastik ini adalah :

Utara : Pemakaman Martadiredja

Barat : Pemakaman Martadiredja

Timur : Jalan Raya Veteran

Selatan : Pemukiman Desa Rejasari

2

Page 3: 3. Isi

Untuk tempat penampungan sementara dari sampah – sampah yang ada

dari pabrik, sampah – sampah ini ditampung di bagian selatan dari pabrik ini.

Pabrik Plastik Setia Kawan bergerak di bidang pembuatan benda – benda

dari plastik seperti kantung plastik, plastik bening, sedotan, tali raffia, dan

sebagainya. Pabrik ini berdiri pada tahun 1977, dan pindah ke purwokerto tahun

1987.

C.Pengolahan Pabrik

Pabrik plastik ini adalah pabrik pengolahan, sehingga hanya proses fisika

yang hanya merubah bentuk dari satu ke yang lainnya. Bahan – bahan yang

digunakan dalam pabrik ini adalah polimer untuk plastik, yaitu Polimer Propilen

dan Polimer Etilen. Hasil jadi pengolahan dua bahan tersebut adalah kantung

kresek dari Polimer Etilen dan kantung plastik bening dari Polimer Propilen.

Didalam pabrik ini ada bagian pencucian, pemrosesan, dan juga penghancuran.

Lalu sampah – sampah yang ada di dalam Pabrik Plastik ini diproses untuk

digunakan kembali, dari sampah – sampah plastik yang akan dijadikan plastik lagi

sampai sampah konsumsi dari para karyawan. Di bagian pencucian, para

karyawan diwajibkan menggunakan sepatu boot agar tidak terpeleset, lalu di

bagian pemrosesan dan penghancuran yang merupakan sumber polusi suara

terbesar, karyawan diberikan pelindung telinga. Sampah – sampah yang ada di

pabrik ini dipisahkan berdasarkan sampah basah dan sampah kering.

Untuk masalah limbah, pabrik ini membagi limbah sebagai limbah padat, cair,

dan gas. Untuk limbah padat, pabrik ini mendaur ulang segala jenis limbah padat

yang ada. Lalu untuk limbah cair, pabrik ini membuang limbahnya ke Sungai

Jenok, yang kadang digunakan oleh warga sekitar, sedangkan untuk limbah gas,

pabrik ini cukup sulit untuk menanggulanginya.

3

Page 4: 3. Isi

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapat setelah kami melakukan pengamatan di Pabrik Plastik

Setia Kawan adalah sebagai berikut:

Indikator yang digunakan :

A. FAKTOR FISIK

1. Suhu dan Kelembaban

a) Hasil :

Di tempat yang menggunakan mesin, suhu di atas suhu normal.

Kerja dari banyak mesin menyebabkan pemanasan. Di tempat yang

tidak menggunakan mesin (seperti tempat pencucian dan

pembilasan), suhu tidak begitu panas karena letaknya di ruangan

terbuka.

b) Standar

Standar suhu dan kelembaban untuk tempat kerja menurut

Kepmenkes RI No. 1405 tahun 2002 adalah :

Suhu : 18 – 280C

Kelembaban : 40 % - 60 %.

Agar ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan perlu

dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.

Bila suhu udara > 280C perlu menggunakan alat piñata udara

seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dll.

Bila suhu udara luar < 180C perlu menggunakan pemanas

ruang.

Bila kelembaban udara ruang kerja > 60% perlu menggunakan

alat dehumidifier.

Bila kelembaban udara ruang kerja < 40% perlu menggunakan

humidifier (misalnya : mesin pembentuk aerosol).

c) Analisis

4

Page 5: 3. Isi

Jika kita menganalisis dari hasil dan standar, suhu pabrik plastik

melebihi standar yang seharusnya karena menggunakan prinsip

thermosetting, yaitu mesin yang menggunakan energi panas

dengan suhu 200 – 250o C.

2. Kebisingan

a) Hasil

Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga

mengganggu atau membahayakan kesehatan. Di Pabrik Plastik Setia

Kawan, kadang terjadi ledakan hasil letusan gelembung plastik yang

terperangkap dan pecah hingga memekakkan telinga. Kebisingan yang

paling keras terjadi di bagian penghacuran bongkahan plastik yang

merupakan berasal dari plastik gagal. Di Pabrik Plastik Setia Kawan,

tidak atau belum diukur tingkat kebisingan sehingga kami tidak

mengetahui taraf kebisingan yang terjadi di sana. Sementara, sistem

kerja pabrik yang nonstop 24 jam yang terbagi dalam 3 shift (pukul

07.00-15.00, pukul 15.00-23.00, dan pukul 23.00-07.00) menyebabkan

mesin bekerja terus-menerus dan menciptakan kebisingan.

b) Standar

Tingkat kebisingan di ruang kerja maksimal 85 dBA.

Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan

perlu diambil tindakan sebagai berikut :

Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar tidak

menimbulkan kebisingan.

Sumber bising dapat dikendalikan dengan cara antara lain :

meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman

pohon, membuat bukit buatan, dan lain-lain.

Rekayasa peralatan (engineering control).

Tabel 1 : Tingkat pajanan kebisingan maksimal selama 1 hari

5

Page 6: 3. Isi

c) Analisis

Menurut narasumber dari Pabrik Plastik Setia Kawan, di pabrik

tersebut tidak dilakukan suatu pengukuran yang pasti terhadap

tingkat kebisingan yang ada. Namun menurut beliau, tingkat

kebisingan yang paling kuat adalah di mesin crasher dan

berdasarkan pengamatan kami secara langsung kami mendapatkan

fakta bahwa memang mesin tersebut memiliki tingkat kebisingan

yang paling tinggi.

B. FAKTOR KIMIA

1. Debu

a) Hasil

Pengamatan menunjukkan bahwa banyaknya debu di pabrik plastik

tidak begitu mengganggu, artinya konsentrasi debu masih berada

dalam taraf normal.

b) Standar

Tabel 2 : Kandungan debu maksimal di dalam udara selama 8 jam

No. JENIS DEBU KONSENTRASI MAKSIMAL

1. Debu total 0,15 mg/m3

2. Asbes bebas 5 serat/ml udara dengan panjang serat 5

u (Mikron)

6

Tingkat Kebisingan (dBA) Pemaparan Harian

85 8 jam

88 4 jam

91 2 jam

94 1 jam

97 30 menit

100 15 menit

Page 7: 3. Isi

c) Analisis

Meskipun narasumber menyatakan bahwa banyaknya debu di pabrik

masih dalam batas normal, tetapi berdasarkan pengamatan kami,

debunya cukup mengganggu pernapasan kami.

2. Gas Pencemar

a) Hasil

Gas pencemar yang ada di pabrik plastik dihasilkan selama proses

pembuatan pastik. Gas ini keluar melalui cerobong asap yang ada di

pabrik plastik. Menurut narasumber sudah dilakukan suatu

meminimalisir adanya gas pencemar dengan membuat ventilasi

selebar–lebarnya.

b) Standar

Tabel 3 : Kandungan gas pencemar dalam ruang selama 8 jam

No. PARAMETER

KONSENTRASI

MAKSIMAL

(mg/m3) Ppm

1. Asam Sulfida (H2S) 1 -

2. Amonia (NH3) 17 25

3. Karbon Monoksida (CO) 29 25

4. Nitrogen Dioksida (NO2) 5,60 3,0

5. Sulfur Dioksida (SO2) 5,2 2

a. Asam Sulfida atau Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida adalah gas yang berbau telur busuk. Sekalipun

gas ini bersifat iritan bagi paru-paru, tetapi ia digolongkan ke dalam

asphuxiant karena efek utamanya adalah melumpuhkan pusat

pernafasan, sehingga kematian disebabkan oleh terhentinya

pernafasan. Hidrogen sulfida juga bersifat korosif terhadap metal, dan

menghitamkan berbagai material. Karenan H2S lebih berat dari udara,

maka H2S sering terkumpul di udara pada lapisan bagian bawah dan

7

Page 8: 3. Isi

sering didapat di sumur-sumur terbuka, saluran air buangan dan

biasanya ditemukan bersama-sama gas beracun lainnya seperti metana,

dan karbondioksida.

Gas ini merupakan gas tidak berwarna, beracun, sangat mudah

terbakar, karakteristik bau busuk (sudah tercium pada konsentrasi 0,5

ppb) dengan berat molekul 34,1 dan titik didih : -77oF pada tekanan

760 mmHg, rapat gas : 1,2 serta sedikit larut dalam air. Bila terbakar

menghasilkan gas SO2.

b. Amonia

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus N H 3. Biasanya

senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut

bau amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi

keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan

dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan

Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak

dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam

untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi

dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian.

Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar,

amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan

pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248

L) harus disertai surat izin.

Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia

anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut.

Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus

disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah.

Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat

ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia

rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air.

Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk

larutan komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki

konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada

8

Page 9: 3. Isi

15.5 °C). Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi

5-10 % berat amonia.

Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga

bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25).

c. Karbondioksida

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah

sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat

secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada

keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi.

Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387

ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi

tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah

kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan

kuat.

Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-

tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan

digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu,

karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon.

Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan

bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi

dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.

Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di

bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di

bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut

sebagai es kering.

d. Nitrogen Dioksida (NO2)

Nitrogen dioksida, dikenal luas sebagai gas tertawa, adalah

senyawa kimia dengan rumus N2O. Pada suhu ruang, ia berwujud gas

tak berwarna dan tidak flamabel (tidak mudah meledak). Apabila

dihirup atau dicecap terasa sedikit aroma dan rasa manis.

Gas ini dipakai luas dalam pembiusan (anestesi) dan pematirasaan

(analgesik). Sebutan "gas tertawa" merujuk pada efek kegirangan

9

Page 10: 3. Isi

(euforia) yang dialami manusia apabila menghirupnya, sehingga dulu

pernah digunakan sebagai halusinogen rekreatif (hiburan). Pada suhu

tinggi, N2O memiliki perilaku oksidator sekuat oksigen, sehingga

dipakai dalam pembakaran roket dan motor balap untuk meningkatkan

tenaga yang dikeluarkan mesin. Gas ini juga menjadi penanda bagi

ranjau atau peledak lainnya yang gagal atau belum meledak.

Sebagai salah satu gas rumah kaca dan pencemar udara, N2O

termasuk gas yang berbahaya karena memiliki 298 kali pengaruh yang

lebih kuat per satuan berat daripada CO2 dalam rentang waktu 100

tahun. Di udara, N2O bereaksi dengan atom oksigen membentuk NO,

dan NO kemudian akan memecah ozon.

e. Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak

mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan

komponen yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang

mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida,

tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah

oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah

besar.

Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan

hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga

hasil kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga

bagian lagi berasal dari sumber-sumber alam seperti vulkano dan

terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh

bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah ditimbulkan oleh

bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal

distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah

tertentu. Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam

biasanya lebih tersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada

sumbernya merupakan sumber pencemaran Sox, misalnya pembakaran

arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOx yang

kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,

10

Page 11: 3. Isi

industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik

peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan Sox.

Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam

sulfida misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri

(HgS) dan Timbal (PbS). Kerbanyakan senyawa logam sulfida

dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi

oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan

yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah

untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada

menghasilkannya dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2

secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam industri logam

dan sebagian akan terdapat di udara.

Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan

hewan, kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm.

Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistem

pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi

tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan

pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm.

SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama

terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis

pada sistem pernafasan kadiovaskular.

c) Analisis

Gas yang terdapat di pabrik memang tidak begitu banyak karena sudah

dibuang ke luar pabrik sehingga terdapat kemungkinan mencemari

lingkungan sekitar pabrik.

3. Uap Air

a) Hasil

Uap air di lingkungan pabrik konsentrasinya tergolong tinggi karena

suhu yang ada di lingkungan pabrik juga tinggi. Uap air sangat dekat

kaitannya dengan kelembaban udara dan temperatur. Banyaknya uap

air di udara dinyatakan dalam kelembaban udara. Sedangkan jumlah

uap air yang ditampung di udara tersebut sangat dipengaruhi oleh

11

Page 12: 3. Isi

temperatur. Ketika temperatur udara rendah, uap air yang dibutuhkan

untuk menjenuhkan udara sedikit. Kondisi tersebut terjadi ketika udara

mulai jenuh.

b) Standar

Namun keberadaan uap air perlu diperhatikan dengan serius dan tidak

bisa disepelekan. Berikut ini beberapa alasan mengapa uap air perlu

diperhatikan dengan serius :

1) Uap air menghalangi banyak panjang gelombang infra merah. Artinya

uap air hanya sedikit meneruskan pancaran panas, sehingga berfungsi

sebagai selimut seperti gas CO2. Tentu pernah kita merasakan dingin

ketika langit terlihat bersih dan jernih, terutama di waktu malam.

Langit jernih berarti tipisnya kelembaban udara atau rendahnya

kandungan uap air, dan ini memudahkan larinya panas ke luar bumi.

Efeknya lebih terasa di daerah gurun yang udaranya sangat kering.

Siang di sana terik sekali dan amat panas, tapi di waktu malam suhu

bisa turun hingga di bawah 0°C.

2) Jumlah uap air di dalam atmosfir lebih banyak dari pada CO2. Ada

sebagian yang ikut serta dalam proses pembentukan awan dan hujan,

ada yang tetap tinggal mengisi udara. Ketiga, aktivitas kehidupan di

bumi serta sebab lainnya mengubah jumlah uap air di udara, sehingga

mempengaruhi keseimbangan yang selama ini berlangsung. Orangpun

perlu mewaspadai efek dari keseimbangan yang mungkin terganggu.

Namun sebelum semua dapat dipastikan, perlu diketahui dulu dengan

tepat berapa besar sebenarnya konsentrasi uap air di udara. Dan

pengetahuan tentang ini perlu dikumpulkan dari bagian-bagian

atmosfir di seluruh penjuru dunia. Tidak hanya meliputi jarak

horisontal yaitu lokasi-lokasi yang berbeda, tetapi juga jarak vertikal.

Seperti diketahui, atmosfir bumi mempunyai tebal lebih dari puluhan

kilometer ke atas, dan kandungan uap air di setiap lapisannya

memberikan pengaruh yang berbeda, terutama terhadap cuaca.

c) Analisis

12

Page 13: 3. Isi

Berdasarkan pengamatan kami, uap air di pabrik tersebut cukup tinggi

lalu hal ini mempengaruhi suhu di pabrik plastik.

4. Asap (Fume)

a) Hasil

Asap di pabrik plastik dikeluarkan dengan memakai cerobong asap.

Tidak diketahui berapa konsentrasi zat yang ada di dalamnya karena

pabrik tidak memiliki alat untuk mengukur konsentrasi pencemaran

udara.

b) Standar

Asap yang dihasilkan oleh pabrik seharusnya diolah menjadi padat lalu

disatukan dengan limbah padat lainnya sehingga lebih mudah untuk

diolah.

c) Analisis

Indikasinya adalah jika asap yang dikeluarkan berwarna hitam, maka

sudah pasti tercemar. Pabrik harus memakai penyaring agar tidak

terjadi kebocoran gas yang ada di sekitar pabrik. Pengujian dari

laboratorium udara sewaktu-waktu diperlukan untuk mengetahui kadar

pencemaran pabrik.

C. FAKTOR BIOLOGI

1. Virus

Ada beberapa virus yang mungkin muncul dalam industri pabrik plastik,

antara lain :

a. Virus Poliomyelitis a.c

Virus Polio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan,

bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularannya.

Penularan terutama terjadi akibat tercemarnya lingkungan oleh virus

polio dari penderita yang telah terinfeksi, namun virus ini hidup di

lingkungan terbatas.

b. Virus Influenza

13

Page 14: 3. Isi

Terjadi melalui penyebaran partikel kecil (< 5 um) ke udara, baik

secara langsung atau melalui partikel debu yang mengandung

mikroorganisme infeksius. Partikel ini dapat tersebar dengan cara

batuk, bersin, berbicaradan tindakan seperti bronkoskopi atau

pengisapan lendir. Partikel infeksius dapat menetap di udara selama

beberapa jam dan dapat disebarkan secara luas dalam suatu ruangan

atau dalam jarak yang lebih jauh. Pengelolaan udara secara khusus dan

ventilasi diperlukan untuk mencegah transmisi melalui udara.

c. Virus Trachoma.

Mata merah atau belekan infeksinya oleh trachoma yang

komplikasinya bisa mengakibatkan kebutaan. Penderita yang terkena

penyakit ini akan merasakan pedih pada matanya, mata menjadi merah

dan bengkak, bahkan ketika bangun tidur, si penderita akan kesulitan

untuk membuka matanya, karena terdapat banyak kotoran di seputar

kelopak matanya. Sehingga pandangan menjadi kabur dan terasa ada

ganjalan pada bola mata.

d. Parotitis epidemica virus

Penyakit ini disebut juga gondong, Mudah menular melalui kontak

langsung & droplet dari air liur atau sekresi lain pada nasofaring

2. Bakteri

Bakteri dalam pabrik plastik berasal dari beberapa sumber, antara lain dari

sampah itu sendiri, air pencucian sampah yang berasal dari sungai, alat

pabrik yang berkarat, tanah yang lembab. Bakteri yang terdapat dalam

pabrik plastik antara lain :

Salmonella typhi/paratyphi

Sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya kurang

mengamalkan membasuh tangan manakala airnya mungkin tercemar

dengan sisa kumbahan.

Shigella

Penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus)

disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat

dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella.

14

Page 15: 3. Isi

Vibrio cholera

Gejala-gejala kolera Asiatik dapat bervariasi dari diare cair yang

ringan, sampai diare akut yang ditandai dengan kotoran yang

berwujud seperti air cucian beras.

Entamoeba coli.

Corynebakterium diphtheria

Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk

penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh

bakteri.Biasanya bakteri berkembangbiak pada atau di sekitar

permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan

peradangan.Beberapa jenis bakteri ini menghasilkan toksin yang

sangat kuat, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan

otak.

Mycobacterum tuberculosis

Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar

menjadi droflet nuklei dalam udara

Bordetella pertussis

Pertusis (Batuk Rejan, Whooping Cough) adalah infeksi bakteri pada

saluran pernafasan yang sangat menular dan menyebabkan batuk yang

biasanya diakhiri dengan suara pernafasan dalam bernada tinggi

(melengking). Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah penderita.

3. Jamur

Faktor yang memacu munculnya jamur antara lain kelembapan ruangan

yang tinggi, tanah yang lembab, dan genangan air

Jamur yang banyak terdapat dalam pabrik plastik antara lain :

Sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak dermal

menyebabkan gangguan kesehatan,

Dermatofitosis- Tinea pedis (kutu air) menyerang diantara jari-jari

kaki kulit kemerah- merahan

Jamur kapsulatum, penyebab penyakit histoplasmosis

Jamur fumigatus, penyebab penyakit aspergillosis

D. FAKTOR ERGONOMI

15

Page 16: 3. Isi

1. Penerangan

a. Hasil

Penerangan 100% dari matahari yang menyinari lewat ventilasi udara

pada ruangan yang terbuka. Untuk penerangan di dalam ruangan, jika

siang hari tidak menggunakan lampu. Jika ada pekerja yang lembur

sampai malam, lampu dipergunakan.

b. Standar

Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux. Pencahayaan adalah

jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan secara efektif. Tata cara pelaksanaan agar

pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan tindakan

sebagai berikut :

Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak

menimbulkan kesilauan dan memilki intensitas sesuai dengan

peruntukannya.

Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang

optimum dan bola lampu sering dibersihkan.

Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau

bayangan.

Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan

untuk tidak menggunakan lampu neon.

Tabel 4 : Standar pencahayaan setiap kegiatan di lingkungan kerja

Jenis Kegiatan

Tingkat

Pencahayaan

Minimal (Lux)

Keterangan

Pekerjaan kasar

dan tidak terus

menerus

100

Ruang penyimpanan & ruang

peralatan/instalasi yang

memerlukan pekerjaan yang

kontinyu.

Pekerjaan kasar

dan terus-menerus200

Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar.

16

Page 17: 3. Isi

Pekerjaan rutin 300

R. administrasi, ruang kontrol,

pekerjaan mesin & perakitan/

penyusun.

Pekerjaan agak

halus500

Pembuatan gambar atau

berkerja dengan mesin kantor

pekerja pemeriksaan atau

pekerjaan dengan mesin.

Pekerjaan halus 1000

Pemilihan warna, pemrosesan

tekstil, pekerjaan mesin halus &

perakitan halus

Pekerjaan amat

halus

1500

tidak

menimbulkan

bayangan

Mengukir dengan tangan,

pemeriksaan pekerjaan mesin

dan perakitan yang sangat halus

Pekerjaan terinci

3000 tidak

menimbulkan

bayangan

Pemeriksaan pekerjaan,

perakitan sangat halus

2. Sikap Kerja (Duduk/Berdiri)

a. Hasil

Biasanya pekerja pengolah sampah tahap awal yang kontak dengan

sampah kotor, gerakannya kebanyakan mengangkut barang dan

membersihkan dan semua dilakukan dengan berdiri. Gerakan semi-

mesin (sebagian menggunakan mesin) juga mengharuskan karyawan

untuk berdiri.

Pekerja tahap akhir dan kontak dengan plastik yang sudah

jadi/matang, gerakannya duduk teratur. Gerakan sebagai pengatur

mesin, pekerjaan biasanya telah terotomatisasi oleh mesin. Sebagian

17

Page 18: 3. Isi

kursi yang dipakai oleh pekerja yang duduk sudah memenuhi standar

yaitu adanya tempat kaki dan siku untuk istirahat.

Beberapa karyawan mengaku merasakan sakit punggung akibat

posisi duduk/berdiri yang sering membuat rasa tidak nyaman.

Gambar 3 : Karyawan bekerja sambil duduk, kursi sudah dilengkapi tempat

kaki istirahat.

b. Standar

Posisi duduk yang benar adalah :

Posisi kepala dan leher tegak, tidak membungkuk

Duduk dengan punggung lurus dan bahu berada dibelakang serta pantat

menyentuh belakang kursi. Caranya, duduk di ujung kursi dan

bungkukkan badan seolah terbentuk huruf C. Setelah itu tegakkan

badan buatlah lengkungan tubuh sebisa mungkin. Tahan untuk beberapa

detik kemudian lepaskan posisi tersebut secara ringan (sekitar 10

derajat).

Duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul

(gunakan penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling

menyilang.

Sesekali lakukan disguised pauses, istirahat sekedar untuk mengurangi

konsentrasi pada pekerjaan misalnya merubah posisi duduk, berdiri

sebentar dari kursi atau berjalan-jalan sebentar

Hindari duduk dengan mencondongkan kepala ke depan, karena dapat

menyebabkan gangguan pada leher. Dan juga hindari duduk tanpa

18

Page 19: 3. Isi

sokongan lengan bawah, karena dapat menyebebabkan nyeri pada bahu

dan pinggang.

Jaga agar kedua kaki tidak menggantung.

Hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit

Gambar 4 : Posisi duduk yang bena

Gambar 5 : Posisi duduk dengan penempatan perkakas kerja

3. Gerakan repetitif/berulang

a. Hasil

Gerakan berulang yang banyak dilakukan oleh pekerja di pabrik plastik

antara lain gerakan mengambil sampah dalam tempat pencucian,

gerakan memutar roll, gerakan mencetak plastik, dan gerakan

memasukan plastik ke kemasan. Hal ini dapat menyebabkan cumulative

trauma disorders, yaitu kerusakan jaringan halus yang disebabkan

pemakaian berulang-ulang.

Penyebab CTD antara lain :

Kedudukan sendi-sendi yang tidak wajar

Penggunaan tenaga yang berlebihan

19

Page 20: 3. Isi

Aktivitas yang berulang-ulang

Faktor-faktor individual

Gambar 6 : Karyawan yang melakukan gerakan repetitif.

b. Standar

Gerakan berulang harus diselingi dengan istirahat berkala dan dengan

peregangan, sehingga tidak menimbulkan keluhan kedepannya.

Diharapkan dengan melaksanakan prinsip ergonomi yang baik,

kesalahan kerja dapat dikurangi, dan produktivitas kerja semakin

meningkat.

20

Page 21: 3. Isi

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

            Setelah kami melakukan peninjauan langsung ke Pabrik Plastik Setia

Kawan, masih banyak yang belum memenuhi standar dan syarat kesehatan disana

baik dari faktor fisik ( suhu, kelembaban, kebisingan ), faktor kimia ( debu, gas,

uap, fume ), faktor biologi ( virus, bakteri, jamur ), dan faktor ergonomik

(penerangan, sikapa kerja, gerakan repetitif) karena memang tidak pernah

dilakukan pengukuran menggunakan alat hanya menilik dari kenyamanan dan

masukan dari para pekerja .   Seharusnya pengelola Pabrik Plastik Setia Kawan

memberlakukan standarisasi yang telah ditetapkan untuk sebuah pabrik dan

pengecekan secara berkala yang bertujuan untuk menjaga kesehatan para

karyawan dan meminimalisir timbulnya sumber penularan penyakit sebagai

sebuah investasi jangka panjang bukan sebagai penambahan ongkos produksi .

B.Saran

1. Perlu penegakan disiplin karyawan terhada pemakaian alat pelindung diri

seperti masker dan penutup telinga.

2. Dilakukan pembersihan setiap sebulan sekali.

3. Kegiatan industri harus memiliki waktu istirahat,bukan Cuma segifisif,

tapi kualitas psikologi, perusahaan belum sepenuhnya menyadari

4. Suhu lingkungan kerja perlu diatur sehingga berada di atas ambang batas

normal, seperti menggunakan alat piñata udara seperti AC dan kipas angin.

5. Kebisingan didalam ruangan cukup tinggi, perusahaan disarankan

melakukan usaha meredam kebisingan seperti menyekat,

21

Page 22: 3. Isi

pemindahan,pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok,

pembuatan bukit buatan dan lain-lain.

6. Adanya ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara, dipasangnya hood, dan

dustenclosure dan harus diolah terlebih dahulu sebelum asap pencemar

dibuang, agar pada saat dikembalikan ke lingkungan kadarnya sudah tidak

membahayakan lingkungan sekitar.

7. Industri harus memiliki waktu istirahat, karena penyakit itu bukan hanya

dari segi fisik tetapi juga tapi juga dilihat dari segi kualitas psikologis.

Perusahaan belum sepenuhnya menyadari bahwa hal ini akan berdampak

terhadap hasil produksi.

8. Limbah cair harus diolah terlebih dahulu sebelum nantinya akan dibuang

limbahnya ke lingkungan. Jika tidak diolah, maka nanti dalam pengolahan

limbahnya akan lebih menyulitkan dalam pengolahannya.

9. Adanya suatu dokter perusahaan di dalam suatu tempat kerja. Kemudian

disertai dengan adanya perealisasian Jamsostek atau jaminan lain bagi para

pekerja. Karena jika tidak, kejadian kecelakaan kerja beberapa kali pernah

terjadi dan tidak disediakannya Poliklinik atau dokter perusahaan.

10. Perlunya sebuah pemahaman antara kesehatan pekerja dengan

produktivitas, sehingga perusahaan benar – benar mengayomi dan

menjunjung tinggi derajat keshatan para pekerjanya.

22

Page 23: 3. Isi

DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes No.1405 tahun 2002.

Para Kontributor Surya Online. “Surya Madaeng Sarang ISPA, Mepet Pabrik dan Sanitasi Buruk” dalam Surya Online Berita Terkini Surabaya. www.surya.co.id (Diakses pada 14 Desember 2011).

PT.Charoen Pokphand Indonesia Balairaja.2009. “K4, Kualitas, Keselamatan

Kerja”. Buletin PT Charoen Pokphand Indonesia Balairaja. Vol. 6.

23