3. daftar isi

Upload: hikaryuni

Post on 14-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh daftar isi

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIiDAFTAR ISI

iiiDAFTAR TABEL

ivDAFTAR GAMBAR

vDAFTAR LAMPIRAN

BAB I 2PENDAHULUAN

2A.Latar Belakang

4B.Rumusan Masalah

4C.Tujuan Penelitian

4D.Manfaat Penelitian

4E.Keaslian Penelitian

BAB II 6TINJAUAN PUSTAKA

6A.Depresi

10B.Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

12C.Hemodialisis

BAB III 20LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

20A.Landasan Teori

20B.Hipotesis

BAB IV 20METODE PENELITIAN

20A.Rancangan Penelitian

20B.Populasi dan Sampel

20C.Instrumen Penelitian

20D.Variabel Penelitian

20E.Definisi Operasional

20F.Prosedur Penelitian

20G.Pengumpulan dan Pengolahan Data

20H.Analisis Data

20I.Tempat dan Waktu Penelitian

20J.Biaya Penelitian

22DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABELTabel

Halaman

1.1 Keaslian Penelitian

64.1 Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian ........................... 25DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman3.1

Kerangka Teori Penelitian 183.2 Kerangka Konsep Penelitian...................................................... 194.1Prosedur Penelitian 24DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian

2. Surat persetujuan menjadi subjek penelitian

3. Biodata subjek penelitian

4. Lembar penilaian modefied rankin scale (mRS)

5. Tabel 2 x 2 masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat

6. Tabel 2 x 2 masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat

7. Tabel distribusi masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Depresi merupakan salah satu dari gangguan mo/od yang utama.Depresi yaitu perasaan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.Tanda dan gejala lain gangguan mood adalah perubahan tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, pembicaraan dan fungsi vegetatif seperti tidur, nafsu makan, aktivitas seksual dan irama biologis lainnya. Perubahan tersebut hampir selalu menyebabkan gangguan fungsi interpersonal, sosial, dan pekerjaan.1Depresi merupakan permasalahan psikiatri terbanyak pada pasien yang menjalani hemodialisis.2 Gejala depresi terdapat pada 30% pada pasien yang menjalani hemodialisis. Gejala depresi ini berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan penurunan kualitas hidup dari pasien yang menjalani hemodialisis.3

Di Kalimantan Selatan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin merupakan rumah sakit rujukan terbesar yang memiliki pasien PGK dengan terapi hemodialisis yang cukup tinggi setiap bulannya. Rumah sakit ini memiliki 29 unit mesin hemodialisis operasional yang setiap unitnya dapat digunakan sebanyak 2 kali dalam sehari dengan proses dialisis yang berlangsung 4-5 jam per pasien. Jumlah total tindakan hemodialisis dirumah sakit ini mencapai 14402 tindakan per

tahunnya. Data terakhir pada Januari 2011 didapatkan jumlah pasien PGK yang menjalani hemodialisis di Ruang Hemodialisis RSUD Ulin Banjarmasin sebanyak 184 orang pasien, yang terdiri dari 65 pasien wanita da 119 pasien pria. Usia pasien berkisar antara 10-70 tahun dan lama menjalani hemodialisis antara 1 bulan-14 bulan.4Saat ini depresi sudah menjadi masalah kesehatan mental yang perlu mendapat perhatian serius karena berhubungan dengan gangguan perasaan (mood) yang menyebabkan munculnya keadaan hilang minat, kekurangan energi sehinggal bisa mengakibatkan terganggunya aktivitas.5,6

Indeks Barthel (IB) dapat mengukur kinerja dalam aktivitas sehari-hari (AKS). Setiap item kerja memiliki peringkat pada skala ini dengan sejumlah poin tertentu menggambarkan untuk setiap tingkat atau peringkat.7 IB menggunakan sepuluh variabel yang menggambarkan AKS dan mobilitas. Jumlah yang tinggi dikaitkan dengan kemungkinan lebih besar untuk dapat tinggal di rumah dengan tingkat kemandirian setelah pulang dari rumah sakit.8Berdasarkan pemaparan di atas terkait kemandirian pasien dan tingkat depresi, maka perlu dilakukan penelitian apakan terdapat hubungan antara aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien HD di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini penting untuk dilakukan di RSUD Ulin karena sebagai pusat HD di Kalimantan Selatan, belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien HD, sehingga diharapkan nantinya dapat memberikan informasi tentang ada atau tidaknya hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari pada pasien HD yang dilakukan di RSUD Ulin dengan tingkat depresi pasien yang menjalani HD.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalahnya adalah apakah terdapat hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin?C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menilai aktivitas kehidupan sehari-hari pasien hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin2. Menilai tingkat depresi pasien hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin.3. Menganalisis hubungan antara aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Ulin BanjarmasinD. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat teoritis yakni memberikan gambaran secara umum tentang hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien hemodialisis, serta sebagai tambahan referensi penelitian, khususnya penelitian di bidang kedokteran jiwa. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan manfaat praktis berupa informasi

kepada tenaga kesehatan tentang aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien hemodialisis, sehingga membantu pihak hemodialisa RSUD Ulin Banjarmasin untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap pasien yang menjalani terapi hemodialisa untuk memperbaiki kualitas hidupnya terjamin serta memperhatikan pemberian motivasi terhadap pasien. Bagi pendidikan agar bisa menjadi motivasi untuk memperluas ilmu pengetahuan.E. Keaslian Penelitian

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian berupa aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi terdapat pada tabel berikut.Tabel 1.1 Keaslian penelitian

No.Nama Peneliti (Tahun)Judul PenelitianPersamaanPerbedaan

1.

Aditya Rizky Arief Rahman (2012)

Hubungan antara adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup pasien di rumah sakit umum daerah ulin Banjarmasin

- variabel terikat

- Variabel bebas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Depresi1. DefinisiDepresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability, masih baik), kepribadian tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian (Splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal.9Selain itu depresi dapat juga diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (afektif mood), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketidakgairahan hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya.Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri, putus asa, biasanya disertai tandatanda retardasi psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri dan terdapat gangguan vegetatif seperti insomnia dan anoreksia.102. EpidemiologiPrevalensi gangguan depresi seumur hidup berdasarkan jenis kelamin adalah 5 12 % untuk pria dan 10 25 % untuk wanita.11 Hal ini melibatkan perbedaan

hormonal, efek kehamilan, perbedaan stresor pskiososial bagi wanita dan laki-laki. Onset terjadinya depresi lebih sering timbul pada usia 30 sampai 44 tahun, namun gejala yang timbul lebih terlihat pada lanjut usia (>60). Gangguan depresi berat lebih sering terjadi pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal erat atau yang bercerai atau berpisah.11,12

Depresi dapat terjadi pada semua usia. Diperkirakan bahwa 6% dari populasi penduduk Amerika Serikat yang berumur 9-17 tahun dan hampir 10% dari penduduk dewasa Amerika Serikat, atau sekitar 19 juta populasi penduduk 18 tahun dan yang lebih tua, mengalami depresi setiap tahunnya. Meskipun beberapa terapi yang tersedia menurunkan gejala pada 80% pasien yang mendapat terapi, masih terdapat kurang dari setengah pasien depresi yang belum mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan.11

3. EtiologiDepresi merupakan suatu gangguan psikologis yang dapat terjadi pada semua umur, dari anak-anak sampai dewasa, oleh karena itu tidak mungkin depresi disebabkan oleh satu faktor. Depresi merupakan suatu keadaan kecil yang terjadi karena multifaktorial seperti genetik, pengalaman masa kecil, masalah psikososial, dan juga adanya masalah biologi serta fisiologi yang berasa dari suatu penyakit yang di derita.114. Patofisiologi

Gambaran klinis depresi berbeda-beda dari satu episode depresi ke episode depresi lainnya. Ini seolah-olah menggambarkan bahwa episode depresi, walaupun berbeda-beda gejalanya tiap episode, mempunyai sebab yang sama.

Banyak hipotesis diajukan antara lain adanya teori defisiensi serotonin, norepinefrin, dopamin, dan GABA yang diduga memberikan kontribusi terhadap terjadinya depresi.6Salah satu teori mengenai fatofisiologi terjadinya depresi adalah teori monoamin yang dikemukakan 30 tahun yang lalu. Teori ini mengatakan bahwa terjadinya depresi adalah karena adanya gangguan fungsional transmiter monoaminergic otak yaitu norepinefrin2 Teori ini mengatakan bahwa terjadinya depresi adalah karena adanya gangguan fungsional transmiter monoaminergic otak yaitu norepinefrin2 Teori ini mengatakan bahwa terjadinya depresi adalah karena adanya gangguan fungsional transmiter monoaminergic otak yaitu norepinefrin (NE) dan atau dopamin (DA). Hipotesis ini dikemukakan berdasarkan observasi dan penelitian padan hewan coba yang menunjukan pemberian obat antihipertensi reserpin, yang dapat menghilangkan simpanan NE, dan DA pada presinaps, menyebabkan terjadinyanya suatu sindrom yang mengarahkan pada depresi.6Teori lainya menyebutkan bahwa terjadinya kenaikan kortisol pada para penderita depresi sedang sampai berat yang mingkin terjadi berhubungan dengan penurunan volume hippocampus.63. Gejala KlinisGejala utama dari episode depresi menurut PPDGJ6 :

a. Afek depresif

b. Kehilangan minat dan kegembiraan

c. Bekurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas.

Gejala lainya dari episode depresi menurut PPDGJ6 :

a. Konsntrasi dan perhatian berkurang

b. Harga diri dan kepercayaan diri berkuran

c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

d. Pandangan masadepan yang suran dan perdimidtis

e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunnuh diri

f. Tidur terganggug. Nafsu makan berkurang

4. KlasifikasiMenurut PPDGJ episode depresi dibagi menjadi6, yaitu6 :

a. Episode Depresi Ringan

Pedoman Diagnostik :

1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi.

2. Di tambah dengan sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya.

3. Tidak boleh ada gejala berat diantaranya.

4. Lama seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu.

5. Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan.

b. Episode Depresi Sedang

Pedoman Diagnostik :

1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama.

2. Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.

3. Lama seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu.

4. Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga.

c. Episode Depresi Berat tanpa Psikotik

Pedoman Diagnostik :

1. Sema gejala deresi harus ada.

2. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.

3. Bila ada gejala penting (misalnya agitas atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mingkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.

4. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih dapat dibenarkan. Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.

5. Sangat tidak mungkin pasien mampu meneruskan kegatan sosial, pekerjaan atau urudan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

d. Episode depresi berat dengan gejala psikotik

Pedoman Diagnostik :

1. Episode berat yang memenuhi kriteria episode depresi berat tanpa gejala psikotik.

2. Disertai waham, halusinasi atau stupor depresi. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengacam, dan pasien merasa bertanggungjawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.

3. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).

e. Episode Depresi Lainnyaf. Episode Depresi Yang Tak Tergolong5. Pengukuran tingkat depresi

Banyak skala dan inventory yang dipakai untuk mengukur tingkat depresi dari seseorang, yaitu12 :

a. Hamilton Depression Rating Scsle (HDRS)b. The Cornell Depression Scale (CDS)c. The Center for Epidemiologic Studies Depression Scale (CESDS)d. The Comprehensive Psychopathological Rating Scale-Depression (CPRSD)e. Geriatric Depression Scale (GDS)f. Ung Self-Rating Depression Scale (SRDS)g. Beck Depression Inventory (BDI)Beck Depression Iventory (BDI)

BDI adalah kuesioner berupa daftar pertanyaan pilihan ganda untuk mengukur intensitas, keparahan dan tingkat kedalaman depresi dari seseorang. BDI terdiri dari 21 item, setiap item dibuat untuk memperkirakan gejala spesifik

yang biasanya terdapat pada orang depresi. Beck Depression Iventory-Short Form (BDI-SF) terdiri dari 7 item dan dibuat untuk administrasi oleh penyedia primary care.13,14BDI-edisi kedua (BDI-II) telah dibuat pada tahun 1996 untuk merevisi BDI I. Dalam BDI-II hanya 3 item yang tidak direvisi (perasaan tersiksa, ide untuk bunuh diri, dan kehilangan minat untuk melakukan hubungan seksual) dari 21 item, 4 item (kehilangan berat badan, perubahan gambaran tubuh, susah beraktifitas dan somatic preoccupation) telah dieliminasi dan diganti dengan 4item baru (agitasi, perasaan tidak berharga, sulit konsentrasi dan kehilangan energy) dan 2 item (gangguan tidur dan nafsu makan) telah diganti untuk memungkinkan sama-sama meningkatkan atau menurunkan hasil.13,14,15,16

Validasi dari BDI dalam mendeteksi depresi sedang dan berat berdasarkan kriteria International Classification of Dissease, edisi ke-10 (ICD-10) telah diuji oleh Fulanetto dkk (25). Memiliki hasil sensitifitas tinggi dan nilai kemungkinan negatif (NPV) yang diperoleh dengan cut-off score 9/10 (sensitifitas=100%, Spesifisitas=83,1%, NPV=100%). Sensitifitas tinggi dan nilai kemungkinan positif (PPV) yang diperoleh dengan cut-off score 13/14 (sensitifitas=193,5%, Spesifisitas=96%, NPV=85,3%). Dengan tingkat kepercayaan 95% (interval kepercayaan=0.97-1.00). Kesimpulannya, BDI adalah alat yang valid untuk mendeteksi depresi sedang dan berat pada pasien.

B. Aktivitas Kehidupan Sehari-hari1. DefinisiAKS adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari. ADL merupakan aktivitas pokok pokok bagi perawatan diri. AKS meliputi antara lain : ke toilet, makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah tempat .17Sedangkan menurut Brunner & Suddarth18 AKS adalah aktifitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari .AKS adalah ketrampilan dasar dan tugas okupasional yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya secara mandiri yang dikerjakan seseorang sehari-harinya dengan tujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi dalam keluarga dan masyarakat.192. Macam Macam AKSa) AKS dasar, sering disebut AKS saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori AKS dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.19b) ADL instrumental, yaitu AKS yang berhubungan dengan penggunaan alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti menyiapkan makanan, menggunakan telefon, menulis, mengetik, mengelola uang kertas AKS, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang

c) memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori AKS dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.19 d) ADL vokasional, yaitu AKS yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah.e) ADL non vokasional, yaitu AKS yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi waktu luang.3. Cara Pengukuran AKSAKS mencakup kategori yang sangat luas dan dibagi-bagi menjadi sub kategi atau domain seperti berpakaian, makan minum, toileting/higieni pribadi, mandi, berpakaian, transfer, mobilitas, komunikasi, vokasional, rekreasi, instrumental ADL dasar, sering disebut AKS saja, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori AKS dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.19Pengkajian AKS penting untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau besarnya bantuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Pengukuran kemandirian AKS akan lebih mudah dinilai dan dievaluasi secara kuantitatif denagn sistem skor yang sudah banyak dikemukakan oleh berbagai penulis AKS dasar, yaitu ketrampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya meliputi berpakaian, makan & minum, toileting, mandi, berhias. Ada juga

yang memasukkan kontinensi buang air besar dan buang air kecil dalam kategori AKS dasar ini. Dalam kepustakaan lain juga disertakan kemampuan mobilitas.19

4. Indeks Barthel

Indeks Barthel (IB) adalah skala ordinal digunakan untuk mengukur kinerja dalam aktivitas sehari-hari (AKS). Setiap item kerja memiliki peringkat pada skala ini dengan sejumlah poin tertentu menggambarkan untuk setiap tingkat atau peringkat.7 IB menggunakan sepuluh variabel yang menggambarkan AKS dan mobilitas. Jumlah yang tinggi dikaitkan dengan kemungkinan lebih besar untuk dapat tinggal di rumah dengan tingkat kemandirian setelah pulang dari rumah sakit. Jumlah waktu dan bantuan fisik yang diperlukan untuk melakukan setiap aktivitas yang digunakan dalam menentukan nilai yang diberikan dari setiap item. Faktor eksternal dalam lingkungan mempengaruhi skor setiap item.85. Kesehatan Fisik Sebagai Salah Satu Asfek Kualitas Kidup

World Health Organization (WHO) (dalam Kwan, 2000) mendefenisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dilihat dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, dan hal-hal lain yang menjadi perhatian individu tersebut. Berdasarkan definisi Calman dan WHO mengimplikasikan bahwa kualitas hidup ditentukan oleh persepsi individual mengenai kondisi kehidupannya saat ini.Menurut WHOQOL Group (Power dalam Lopers dan Snyder, 2004), kualitas hidup memiliki enam aspek yaitu kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis,

tingkat kemandirian, hubungan sosial, hubungan dengan lingkungan, dan keadaan spiritual. WHOQoL ini kemudian dibuat lagi menjadi insturment WHOQoLBREF dimana enam aspek tersebut dipersempit menjadi empat aspek yaitu kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan ( Power, dalam Lopez dan Snyder, 2004).Gambar 2.1 Domain dan aspek yang dinilai dalam WHOQOL-BREF

a. Aspek Kesehatan fisikKesehatan fisik dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan aktivitas. Aktivitas yang dilakukan individu akan memberikan pengalaman-pengalaman baru yang merupakan modal perkembangan ke tahap selanjutnya.b. Aspek psikologis

Aspek psikologis yaitu terkait dengan keadaan mental individu. Keadaan mental mengarah pada mampu atau tidaknya individu menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan sesuai dengan kemampuannya, baik tuntutan dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Aspek psikologis juga terkait dengan aspek fisik, dimana individu dapat melakukan suatu aktivitas dengan baik bila individu tersebut sehat secara mental.c. Aspek hubungan sosial

Aspek hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau lebih dimana tingkah laku individu tersebut akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tingkah laku individu lainnya. Mengingat manusia adalah mahluk sosial maka dalam hubungan sosial ini, manusia dapat merealisasikan kehidupan serta dapat berkembang menjadi manusia seutuhnya.

d. Aspek lingkungan

Aspek lingkungan yaitu tempat tinggal individu, termasuk di dalamnya keadaan, ketersediaan tempat tinggal untuk melakukan segala aktivitas kehidupan, termasuk di dalamnya adalah saran dan prasarana yang dapat

menunjang kehidupan. Hubungan dengan lingkungan mencakup sumber financial, kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatan dan social care termasuk aksesbilitas dan kualitas; lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun keterampilan (skill), partisipasi dan mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang, lingkungan fisik termasuk polusi/kebisingan/keadaan air/iklim, serta transportasi.

C. Hemodialisis

Hemodialisis adalah proses pembuangan limbah metabolik dan kelebihan cairan dari tubuh melalui darah.20 Di Indonesia, hemodialisis merupakan cara yang umum dilakukan untuk menangani gagal ginjal dengan mengaliri darah ke dalam suatu tabung buatan (dialyzer) yang terdiri dari dua kompartemen terpisah.21 Proses cuci darah ini dilakukan 1-3 kali seminggu di rumah sakit dan setiap kalinya memerlukan waktu 2-5 jam. Prosedur mencakup pemompaan darah pasien yang telah diberi heparin melewati dialyzer dengan kecepatan 300-500mi/menit, sementara cairan dialisat dialirkan secara berlawanan arah dengan kecepatan 500-800ml/menit. Prinsip utama hemodialisis adalah difusi partikel melewati suatu membran semipermeabel yang memisahkan darah dengan dialisat.22 Prosedur dialisis pertama kali disusun oleh dr. Willem Kolff pada tahun 1943 dan lalu disempurnakan oleh dr. Nils Alwall pada tahun 1946.23Cairan dialisat sikombinasikan sedemikian rupa sehingga memiliki gradien konsentrasi yang lebih rendah daripada darah yang membuat zat-zat sisa akan berdifusi ke dialisat. Kecepata difusi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

besar gradien konsentrasi, luas membran, dan koefisien transfer dari membran. Berat molekul juga berpengaruh dalam menetukan kecepatan difusi. Selain itun transfer zat-zat ini juga bisa dibantu dengan tekanan ultrafiltrasi. Sementara air dan larutan lain yang berlebihan akan ikut terbuang karena tekanan osmosis.22Komplikasi dari hemodialisis yang cukup sering ditemukan mencakup hipertensi, hipotensi, pruritus, insomnia, nyeri otot, reaksi anafilaktoid, dan gangguan sistem kardiovaskuler. Sementara faktor-faktor risiko untuk tiap komplikasi masih bwlum diketahui secara jelas.22BAB III

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Penyakit ginjal kronik perlu mendapatkan perhatian tersendiri mengingat peran ginjal yang sangat vital dalam proses homeostasis tubuh. Penderita dengan PGK akan mengalami kerusakan ginjal yang cukup parah. Masalah yang dapat timbul akibat keadaan ini misalnya hipertensi dan asidosis metabolik. Metode cuci darah atau hemodialisis dapat digunakan untuk mengatasi keluhan-keluhan tersebut. Proses hemodialisis harus dilakukan secara rutin dan berkala oleh pasien (1-3 kali seminggu), tetapi cukup efektif untuk menjaga homeostasis tubuh pasien.22

World Health Organitation (WHO) menjelaskan bahwa sehat tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan, tetapi juga terdapatnya kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Kesehatan fungsional didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan kegiatan normal sehari-hari, untuk memenuhi kebutuhan dasar, untuk menjalani peran pada umumnya, dan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan.24

Depresi merupakan permasalahan psikiatri terbanyak pada pasien yang menjalani hemodialisis.2 Gejala depresi terdapat pada 30% pada pasien yang

menjalani hemodialisis. Gejala depresi ini berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan penurunan kualitas hidup dari pasien yang menjalani hemodialisis.

Depresi merupakan penyulit bagi penderita untuk mengatasi ketidak-berdayaan fisiknya. Depresi pasca-stroke menyebabkan dampak negatif terhadap pulihnya aktivitas sehari-hari penderita stroke, sebaliknya penanganan yang efektif terhadap gejala depresi menunjukkan perbaikan yang nyata pada aktivitas hidup penderita.25Berdasarkan landasan teori tersebut, dibuat kerangka teori seperti ditunjukkan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Skema kerangka Teori PenelitianBerdasarkan landasan teori tersebut, dibuat kerangka konsep seperti ditunjukkan pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Skema kerangka Konsep PenelitianKeterangan :

Yang diteliti

Yang tidak ditelitiB. Hipotesis

Hipotesis untuk penelitian ini adalah terdapat hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin.BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional) untuk melihat hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Ulin Banjarmasin.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi target penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang menjalani HD 2 kali seminggu minimal 3 bulan di RSUD Ulin. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sistematic random sampling. Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 30 orang.C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: informed consent, BDI-II, dan Barthel Indeks.D. Variabel Penelitian

Variabel bebas pada penelitian ini adalah aktivitas kehidupan sehari-hari pasien.

Variabel terikat pada penelitian ini adalah depresi.

Variabel terkontrol pada penelitian ini adalah

1. riwayat keluarga yang menderita depresi berat (genetik)

2. mengkonsumsi obat-obatan antidepresiE. Definisi Operasional

Barthel indeks adalah penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas fungsional.

Nilai aktivitas kehidupan sehari-hari :

1. 100: mandiri2. 91-99: ketergantungan ringan3. 61-90: ketergantungan sedang4. 21-60: ketergantungan berat5. 0-20: ketergantungan totalDepresi adalah gangguan mood yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, atau kehilangan semangat hidup. Pengukuran depresi dengan menggunakan BDI yang terdiri dari 21 item, setiap item dibuat untuk memperkirakan gejala spesifik yang biasanya terdapat pada orang depresi.Setiap pertanyaan memiliki skala penilaian 0 sampai 3. Batas yang digunakan untuk menentukan derajat depresi yaitu 1. 013: menunjukan tidak depresi2. 1419: menunjukan depresi ringan

3. 2028: menunjukan depresi sedang

4. 2963: menunjukan depresi beratF. Prosedur Penelitian1. PersiapanPengurusan ethical clearence ke komisi etik penelitian kesehatan fakultas kedokteran universitas lambung mangkurat, serta peneliti mengajukan izin ke RSUD Ulin Banjarmasin.

2. PenelitianPasien hemodialisa dan keluarga akan diberi penjelasan mengenai prosedur dan tujuan penelitian, serta diminta persetujuannya untuk diikutsertakan dalam penelitian dengan menandatangani informed consent.3. PelaporanData yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk menentukan hubungan antar variabel. Hasil akan dilaporkan dan dibahas apakah sesuai dengan hipotesis atau tidak.

Gambar 4.1 Prosedur Penelitian

G. Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang telah terkumpul, sebelum dianalisa terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Editing

Editing data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data. Dilakukan dengan mengkoreksi data yang diperoleh meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan dan kecocokan data yang dihasilkan.2. Coding

Memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data.4. Tabulating

Penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensiH. Analisis Data

Setelah data terkumpul dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan data-data yang terdapat pada kuesioner. Setelah data dipastikan lengkap lalu dilakukan analisis data untuk mengetahui hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasien hemodialisis si RSUD Ulin Banjarmasin menggunakan Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (=0,05).

I. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di ruang Hemodialisa RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian akan dilaksanakan dari Agustus hingga September 2015 dengan rincian kegiatan sebagaimana yang terdapat pada Tabel 4.1Tabel 4.1. Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian

No.KeteranganWaktu

MaretAprilMeiJuniJuliAgususSeptember

1.Pengumpulan dan persiapan referensi

2.Penyusunan proposal

3.Konsultasi

4.Pengumpulan data

5.Pengolahan data

J. Biaya Penelitian

Penelitian inidiperkirakan memerlukan biaya sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Pengumpulan data awal

Rp.50.000,00

b. Penyusunan laporan

Rp 100.000,00

2. Pelaksanaan

a. Pengumpulan data

Rp 150.000,00

b. Pengolahan data

Rp 150.000,00

3. Penyusunan KTI

a. Perbaikan laporan akhir

Rp 50.000,00

b. Penyusunan dan penggandaan

Rp 200.000,00 +

Jumlah

Rp 700.000,00DAFTAR PUSTAKA

1. Sadocks, Benyamin J and Virginia A. Theories of personality and psychopathology, Mood Disorders, Kaplan & Sadocks: Synopsis of psychiatry. New York. 2007;197: 527-55

2. Saeed Z, Ahmad MA, Shakoor A, et al. Depression in patients on hemodialysis and their caregiver. Departement of nephrology and psychiatry, Federal sheikh zayed postgraduate medical institute, Lahore, national health research complex, Federal sheikh zayed postgraduate medical institute, Lahore, Pakistan. 2012;23(5):946-52.

3. Khalil A. Amani, Lennie A. Terry, Frazier K. Susan. Understanding the negative effects of depressive symptoms in patients with ESRD receiving hemodialysis. Nephrology nursing journal.2010;37(3):289-308. 4. Rahmadinie A. Hubungan antara lama menjalani hemodialisis dan kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis rutin di ruang hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. 2011.5. Lubus NL. Depresi tinjauan psikologis. Kencana Prada Media Group. Jakarta: 2009.6. Rusdi M. Buku saku pedoman penggolongan diagnostik gangguan jiwa III (PPDGJIII). Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya; 2013 7. O'Sullivan, Susan B, Schmitz and Thomas J. physical rehabilitation, fifth edition. Philadelphia. PA: FA Davis Company. 2007. 1383. 8. Carroll D. Functional Evaluation: The Barthel Index. Retrieved 12 May 2011 . Setyopranoto I. Stroke: Gejala dan penatalaksanaan. CDK. 2011; 38(4): 247-50.

9. Hawari D. Manajemen stress, cemas, dan depresi. Gaya Baru. Jakarta: 2006.10. Kaplan, Saddock. Sinopsis psikiatry, ilmu pngetahuan perilaku psikiatri klinis. Binarupa Aksara. Jakarta: 2003.11. Beck, AT. Alford BA. Depression Causes and Treatment. Philadelpia: University of Pennsylvania Press. 2009. Hal: 3 9.12. Kaplan, Harold I., S. Benjamin J., G. Jack A. Mood Disorder. Dalam: Synopsis of Psychiatry (ed. I Made Wiguna S.). Tanggerang: Binarupa Aksara. 2010. Hal:791-832 13. Agrell B, Dehlin O. Comparison of six depression rating scales in geriatric stroke patients. American Heart Association 2000; 20:1190-4. 14. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 4th edition. Washington DC: American Psychiatric Association, 2000. 15. Beck AT, AJ Rush, BF Shaw and D Emery. Cognitive therapy of depression. New York: Guilford Press, 1979 16. Rabkin JG, Ferrando SJ, Lim S-H. Psychological effects of HAART: a 2-year study. Psychosom Med 2000; 62:413-422. 17. Scalera A, Shear N. Use and sitation of beck depression inventory to assess depression in HIV infection. Psychosomatic 2002; 43:1. 18. Hardywinoto, Setiabudi. Panduan Gerontologi. Gramedia. Jakarta :. 2005.19. Brunner & Suddarth. Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Volume 1. EGC. Jakarta: 2002.20. Sugiarto, Andi. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Pada Lansia Dip Anti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan Menggunakan Berg Balance Scale Dan Indeks Barthel. Semarang : UNDIP 2005. 21. Doulton TW, MacGregor GA. Blood pressure in hemodialysis patients: the importance of the relationship between the renin-angiotensin-aldosterone system, salt intake and extracellular volume. JRAAS 2004; 5: 14-22. 22. Tim Redaksi Vitahealth. Gagal ginjal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. 23. Singh AK, Brenner BM. Dialysis in the treatment of renal failure. In: Harrisons priciples of internal medicine. 16th ed. USA: McGraw-Hill, 2005. 24. Departement of Internal Medicine Lund Hospital. Nill allwall, the artificial kidney and gambro, medicinska fakultaten lunds universitet, 2005.25. Moreira M, Raquel Blanco G. Assessment of health-related quality of life:The cinderella of peritonealdialysis?. International Journal of Nephrology (IJON). doi:10.4061/2011/528685

Robinson RG. Post-stroke depression: prevalence, diagnosis, treatment, and disease progression Biol Psychiatry 2003; 54: 37Hasil

Kesimpulan

Analisis Data

Pengolahan Data

Akumulasi data dan analisis data

Kualitas hidup

Depresi

Pengukuran Data :

Indeks Barthel dan BDI II

Informed Consent

Depresi

Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

Kualitas Hidup

Hemodialisis

hubungan dengan lingkungan

Keamanan fisik, Lingkungan fisik, sumber keuangan, peluang untuk mendapatkan informasi dan keterampilan, partisipasi dan kesempatan untuk rekreasi/aktivitas yang menyenangkan, lingkungan rumah, perawatan kesehatan, dan sosial; kemampuan akses dan kualitas, transportasi

hubungan sosial

hubungan pribadi, dukungan sosial, aktivitas seksual

kesejahteraan psikologis

bodily image dan appearance, perasaan positif, perasaan negatif, self esteem, spiritual/agama/keyakinan pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi

kesehatan fisik

aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas (keadaan mudah bergerak), sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas kerja

Kualitas Hidup

Terapi Hemodialisa

iii1v