3. isi fixx

43
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelenjar hipofisis medulla kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia. Kelenjar ini mengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan testis, control laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang yang linear, dan mengatur osmolitas dan volume dari cairan intravascular dengan memelihara resorpsi cairan diginjal. Kelenjar hipofisis terletak pada sella turcica, pada konvavitas berbentuk sadel dari tulang sphenoid.Superior dari kelenjar hipofisis terdapat diagphragma sella, yang merupakan perluasan secara transversal durameter dimana tungkai hipofisis menembusnya.Diatas diagphargma ini terletak nervus optikus, chiasma dan traktus. Pada dinding lateral dari sella terdapat dinding medial dari sinus kavernosus yang berisi nervus III, IV, VI, V2 dan arteri karotis interna. Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus anterior dan lobus posterior, pada lobus anterior kelenjar ini terdapat 5 tipe sel yang memproduksi hormone peptida.Pada lobus posterior dilepaskan 2 hormone peptida.Sekresi pada hormone adenohipofisis 1

Upload: anisah-muallifah

Post on 07-Nov-2015

274 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah askep adenoma hipofisis

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKelenjar hipofisis medulla kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia. Kelenjar ini mengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan testis, control laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang yang linear, dan mengatur osmolitas dan volume dari cairan intravascular dengan memelihara resorpsi cairan diginjal. Kelenjar hipofisis terletak pada sella turcica, pada konvavitas berbentuk sadel dari tulang sphenoid.Superior dari kelenjar hipofisis terdapat diagphragma sella, yang merupakan perluasan secara transversal durameter dimana tungkai hipofisis menembusnya.Diatas diagphargma ini terletak nervus optikus, chiasma dan traktus. Pada dinding lateral dari sella terdapat dinding medial dari sinus kavernosus yang berisi nervus III, IV, VI, V2 dan arteri karotis interna.Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus anterior dan lobus posterior, pada lobus anterior kelenjar ini terdapat 5 tipe sel yang memproduksi hormone peptida.Pada lobus posterior dilepaskan 2 hormone peptida.Sekresi pada hormone adenohipofisis diatur oleh hypothalamus dan oleh umpan balik negative dari target organ.Sedangkan pada neuro hipofisis vassoresin (ADH) dan oxytosin diproduksi oleh hipotalamus lalu dibawa dan ditimbun untuk akhirnya dilepaskan dari hipofisis.Berbagai factor dari hypothalamus mempengaruhi lebih dari satu type sel pada lobus anterior dan mempengaruhi sekresi lebih dari satu macam horman lobus anterior, miss TRH akan merangsang produksi TSH juga merangsang produksi TSH juga merangsang pelepasan prolactin. Tumor pada kelenjar ini akan memberikan gejala oleh karena adanya efek masa atau gangguan produksi hormone pada penderitanya. Evaluasi endokrin diperlukan untuk mengkonfrimasi ada atau tidak adanya suatu endokrinopathy yang akan menolong menetapkan etiologinya (Dr Iskandar Japardi, 2002).Sekitar 10% dari seluruh tumor intracranial merupakan tumor hipofisis, terutama terdapat pada usia 20-50 tahun, dengan insiden yang seimbang pada laki-laki dan wanita. Adenoma hipofisis terutama timbul pada lobus anterior hipofisis, pada lobus posterior (neurohipofisis) jarang terjadi, tumor ini biasanya jinak (Dr Iskandar Japardi, 2002).Pemeriksaan system endokrin diperlukan untuk memastikan ada atau tidak adanya suatu kerusakan system endokrin yang akan membantu menetapkan etiologinya. Pasien dengan adenoma hipofisis fungsionil menunjukkan adanya beberapa problem dan diagnostic dan penatalaksaannya, apakah pasien akan diterapi dengan obat-obatan saja atau operasi seperti halnya pada adenoma non fungsionil. Juga harus dipertimbangkan factor-faktor usia, kondisi kesehatan dan ukuran tumor sebelum memilih terapi yang diinginkan. Dalam penatalaksanaan pasien ini penting harus diperhatikan follow up yang ketat terhadap kemungkinan timbulnya rekurensi dari tumornya.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :1. Apa definisi dari Adenoma Hipofisis ?2. Apa sajakah klasifikasi Adenoma Hipofisis ?3. Apa etiologi dari Adenoma Hipofisis ?4. Bagaimana manifestasi klinis dari Adenoma Hipofisis ?5. Bagaimana tanda dan gejala dari Adenoma Hipofisis ?6. Bagaimana patofisiologi dari Adenoma Hipofisis ?7. Bagaimana pathway dari Adenoma Hipofisis?8. Apa sajakah masalah keperawatan pada Adenoma Hipofisis ?9. Bagaimana penatalaksanaan dari Adenoma Hipofisis ?10. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Adenoma Hipofisis?11. Apa sajakah komplikasi dari Adenoma Hipofisis ?12. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien Adenoma Hipofisis?

1.3 Tujuan1.3.1. Tujuan UmumTujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pembuatan makalah mata kuliah Keperawatan Sistem Endokrin 1 dengan judul Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Adenoma Hipofisis.1.3.2. Tujuan KhususTujuan Khusus penulisan makalah ini adalah :1. Untuk mengetahui definisi Adenoma Hipofisis2. Untuk mengetahui klasifikasi Adenoma Hipofisis3. Untuk mengetahui etiologi Adenoma Hipofisis4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Adenoma Hipofisis5. Untuk megetahui tanda dan gejala Adenoma Hipofisis6. Untuk mengetahui patofisiologi Adenoma Hipofisis7. Untuk mengetahui pathway Adenoma Hipofisis8. Untuk mengetahui masalah keperawatan pada Adenoma Hipofisis9. Untuk mengetahui penatalaksanaan Adenoma Hipofisis10. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Adenoma Hipofisis11. Untuk mengetahui komplikasi Adenoma Hipofisis12. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada klien dengan Adenoma Hipofisis

1.4 Manfaat Penulisan1.4.1 Bagi Individu Agar lebih memahami tinjauan pustaka dan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan Adenoma Hipofisis.1.4.2 Bagi Masyarakat UmumAgar masyarakat awam mengetahui bagaimana tinjauan pustaka dan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan Adenoma Hipofisis.

1.4.3 Bagi Dunia PendidikanSebagai referensi bahan ajar dan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai tinjauan pustaka dan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan Adenoma Hipofisis.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiAdenoma adalah suatu tumor jinak yang berasal dari sel epitel. Adenoma hipofisis adalah suatu rung tertutup dengan kapsitas yang sangat terbatas untuk menampung suatu massa yang membesar dsan berasal dari sel yang mengeluarkan hormone sehingga timbul sindrom produksi hormone yang berlebihan (Ganong, 2011)Tumor hipofisis adalah neoplasma intracranial yang relatif sering dijumpai, serta merupakan 10-15% dari seluruh neoplasma intracranial.Tumor jenis ini seringkali sulit diobati dan tidak jarang terjadi kambuhan, meskipun telah dilakukan tindakan bedah (Aru W. Sudoyo, 2007).

2.2 KlasifikasiAdenoma hipofisis biasanya pertumbuhaannya lambat dan bersifat jinak(Aru W. Sudoyo, 2007) Bedasarkan Tipe Adenomaa. GH (Growth Hormone) adenomab. PRL (Prolactin) adenomac. GH (Growth Hormone) and PRL cell adenomad. ACTH (Adrenocorticotropic hormone) cell adenomae. Gonadotroph cell adenomaf. Nonfuctioning adenomag. TSH cell adenomah. Unclassified adenoma Bedasarkan Ukurannyaa. Mikroadenoma (diameter 1cm)

Bedasarkan Karakteristik pewarnaan histopatologia. Kromofobik b. Kromofilik Bedasarkan Lokasi Adenomaa. Lobus frontalisb. Lobus Temporalisc. Lobus oksipitalisd. Serebelume. Lobus Paretalis

2.3 EtiologiPenyebab tumor hipofisis masih belum diketahui secara pasti, namun sebagian besar diperkirakan tumor hipofisis ini merupakan hasil dari perubahan pada DNA dari satu sel, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Cacat genetik, sindroma neoplasia endokrin multipel tipe I juga dapat dikaitkan dengan tumorhipofisis. Namun, hal tersebut hanya sebagian kecil dari penyebab kasus-kasus tumor hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis juga dapat terjadi akibat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker area organ tubuh yang lain. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria merupakan kanker yangpaling sering diperkirakan dapat menyebar pada kelenjar pituitari. Kanker lainnya yang menyebar pada kelenjar pituitari adalah kanker ginjal, kanker prostat,melanoma, dan kanker pencernaan.Hiperpituitari juga dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus, penyebabnya meliputi :1. Adenoma primer, merupakan salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasilGH, ACTH atau prolakter.2. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar TSHterjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada. (BukuSaku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P., 2000).Disamping itu juga terdapat beberapa klasifikasi pada tumor hipofisis ini, yaitu:A. Klasifikasi berdasarkan gambaran patologi (mulai jarang digunakan)1. Chromophobe, asalnya dianggap sebagai non fungsional, walaupun pada kenyataannya memproduksi prolactin, GH atau TSH. Perbandingan insiden antara chromophobe dengan acidophil 4-20:1. Tumor kromofob adalah tumor non sekretoris yang menekan kelenjar hipofisis, kiasma optikum dan hipotalamus. Gejala-gejala tumor otak ini adalah depresi fungsi seksual, hipotiroidisme sekunder, dan hipofungsi adrenal (amenore, impotensi, rambut rontok, kelemahan, hipotensi, metabolisme basal rendah, hipoglikemi, dan gangguan elektrolit).2. Acidophil (eosinophilic), memproduksi prolactin, TSH dan GH yang menyebabkan acromegaly dan gigantisme. Adenoma eosinofil umumnya berukuran lebih kecil dan tumbuh lebih lambat daripada tumor kromofob. Gejalanya adalah akromegali pada orang dewasa (dan gigantisme pada anak-anak), nyeri kepala, gangguan berkeringat, parestesia, nyeri otot dan hilangya libido. Gangguan pada lapang pandang (hemianopsia bitemporalis) jarang terjadi.3. Basophil, memproduksi LH, FSH, beta lipoprotein dan terutama ACTH yang menyebabkan caushings disease. Adenoma basofilik pada umumnya berukuran kecil. Tumor ini dihubungkan dengan gejala-gejala sindrom cushing (obesitas, kelemahan otot, atrofi kulit, osteoporosis, pletora, hipertensi, retensi garam dan air, hipertrikosis, dan diabetes mellitus). B. Klasifikasi berdasarkan gambaran radiology1. Grade 0: tumor tidak terlihat secara radiologi2. Grade I dan II: adenoma yang terbatas dalam sella turcica3. Grade III dan IV: adenoma yang menginvasi ke jaringan sekitarnyaBerdasarkan penyebaran tumor ke extrasellar maka dibagi lagi dalam subklasifikasi berikut:1. A,B,C yaitu penyebaran langsung ke suprasellar2. D yaitu perluasan secara asimetrik ke sinus kavernosus3. E yaitu perluasan secara asimetrik ke sinus intracranialC. Klasifikasi berdasarkan hormon yang diproduksinya, tumor pada kelenjar ini dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:1. Adenoma hipofisis non fungsional (tidak memproduksi hormon)2. Tumor hipofisis fungsional yang terdiri dari:3. adenoma yang bersekresi prolactin4. adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)5. adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)6. adenoma yang bersekresiadrenokortikotropik hormon (ACTH)

2.4 Manifestasi Klinis(Aru W. Sudoyo, 2007)Gangguan pada hipofisis dapat memiliki gambaran klinis yang bervariasi. Gambaran klinis tersebut dapat berupa satu atau lebih gejala/tanda dibawah ini : Defisiensi satu atau lebih hormone hipofisis Kelebihan hormone (terutama prolaktin, GH, dan ACTH) Efek masa tumor (sakit kepala, herniaopsia bitemporal) Ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan CT atau MRITumor hipofisis dapat menunjukkan gejala dan tanda yang disebabkan oleh hipofungsi atau hiperfungsi dan atau efek masa tumor.Kebanyakan pasien datang dengan gejala dan tanda hipersekresi hormone, defek lapang pandang, sakit kepala dan hipopituitarisme. Diabetes insipidus preoperative sangat jarang ditemukan dan menunjukkan kemungkinan adanya keterlibatan hipotalamus atau infark hipofisisEfek masa tumor pada daerah sella yang sering ditemukan adalah gangguan penglihatan (makroadenoma) dan sakit kepala (makro dan mikroadenoma). Penekanan pada kiasma optikum atau cabangnya akan mengakibatkan defek pada lapang pandang. Gangguan lapang pandang yang sering ditemukan berupa hemianopia bitemporal. Ekstensi lateral dari masa tumor ke sinus kavernosus dapat menyebabkan diplopia, ptosis atau perubahan sensasi wajah. Diantara saraf-saraf cranial yang ada, saraf cranial III, merupakan saraf yang sering terkena.Mengenai sakit kepala oleh efek masa tumor, tidak ditemukan adanya pola yang spesifik dan biasanya sangat mengganggu namun dapat hilang dengan pemberian analgetik.

2.5 Tanda dan GejalaTanda gejala dari tumor hipofisis1. Nyeri kepala2. Karena perluasan tumor ke area supra sel, maka akan menekan chiasma optikum, timbul gangguan lapang pandang bitemporal. Karena serabut nasal inferior yang terletak pada aspek inferior dari chiasma optik melayani lapang pandang bagian temporal superior (Wilbrands knee), maka yang pertama kali terkena adalah lapang pandang kuadran bitemporal superior. Selanjutnya kedua pupil akan menjadi atrophi.3. Jika tumor meluas ke sinus cavernosus maka akan timbul kelumpuhan N III, IV, VI, V2, V1, berupa ptosis, nyeri wajah, diplopia. Oklusi dari sinue akan menyebabkan proptosis, chemosis dan penyempitan dari arteria karotis (oklusi komplit jarang)4. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organorgan dalam (seperti tangan,kaki, jari jari tangan, lidah, rahang, kardiomegali)5. Impotensi6. Visus berkurang7. Nyeri kepala dan penurunan kesadaran8. Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas (ketidaksuburan)9. Libido seksual menurun10. Kelemahan otot, kelelahan dan letargi(Hotman Rumahardo, 2000 : 39)11. Tumor yang besar dan mengenai hipotalamus akan menyebabkan adanya perubahan yang dapat mengganggu kenyamanan klien, misalnya : suhu tubuh, nafsu makan dantidur, serta seringkali kondisi status mentalnya kurang baik, yaitu tampak mudah emosi.12. Gangguan penglihatan sampai kebutaan totalTumor yang tumbuh perlahan akan menyebabkan gangguan fungsi hipofisis yang progressif dalam beberapa bulan atau beberapa tahun berupa: a. Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang kasarb. Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelahc. Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan kesuburand. Diabetes insipidus, sangat jarang.Walaupun gangguan lapang pandang bitemporal dan hypopituitarisme yang berjalan progresif merupakan gejala klinik yang khas pada tumor ini, kadang-kadang adenoma hipofisis yang besar memberikan gejala yang akut akibat adanya perdarahan atau Infark.Tumor intrakranial yang paling sering menimbulkan perdarahan adalah adenoma hipofisis. Adanya perdarahan yang besar ke dalam tumor hipofisis akan menyebabkan gejala nyeri kepala yang tiba-tiba, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan dan insufisiensi adrenal yang akut. Pasien yang menderita abcess pada hipofisis akan memberi gejala yang sama disertai demam.

2.6 PatofisiologiPenyebab tumor hipofisis tidak diketahui. Sebagian besar diduga tumor hipofisis hasil dari perubahan pada DNA dari satu sel, menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Cacat genetik, sindroma neoplasia endokrin multipel tipe I dikaitkan dengan tumorhipofisis. Namun, account cacat ini hanya sebagian kecil dari kasus-kasus tumor hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis didapat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker situs lain. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria merupakan kanker yangpaling umum untuk menyebar ke kelenjar pituitari. Kanker lainnya yang menyebar ke kelenjar pituitari termasuk kanker ginjal, kanker prostat,melanoma, dan kanker pencernaan.Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa beberapa agentbertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliputi faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan.. Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor otakmetastase berasal dari paru-paru dan payudara.Klasifikasi dibedakan berdasarkan hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis dan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :1. Adenoma hipofisis non fungsional (tidak memproduksi hormon)Tumor ini berkisar sekitar 30% dari seluruh tumor pada hipofisis. Biasanya muncul pada dekade ke 4 dan ke 5 dari kehidupan, dan biasanya lebih sering ditemukan pada laki-laki dari pada wanita. Nama lain dari tumor ini yaitu Null cell tumor, Undifferentiated tumor dan non hormon producing adenoma. Karena tumor ini tidak memproduksi hormon, maka pada tahap dini seringkali tidak memberikan gejala apa-apa. Sehingga ketika diagnose ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yang sangat besar, atau gejala yang timbul karena efek masanya. Tumor biasanya solid walaupun biasa ditemukan tumor dengan campuran solid dan kistik2. Adenoma hipofisis fungsional Adenoma hipofisis fungsional yang terdiri dari :a. Adenoma yang bersekresi prolaktinProlaktinoma (adeno laktotropin) biasanya adalah tumor jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala yang khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan di mana terjadi tidak menstruasi, galaktorea (sekresi asi spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas. Prolactin adalah sebuah hormon yang diproduksi oleh kelenjar Pituitary di otak, ia berfungsi menstimulasi pertumbuhan payudara dan produksi air susu berkenaan di masa kehamilan. Jumlah kadar hormon Prolactin yang tinggi (dikenal dengan kondisi Hyperprolactinemia), dapat mengakibatkan menekan produksi hormon Gonadotropin sehingga dapat menghambat proses ovulasi.b. Adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)Gejala klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien pada saat terjadi kondisi ini. Misalnya saja pada klien prepubertas, dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien post pubertas, adenoma dapat mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan pembesaran ekstremitas (jari tangan, kaki), lidah, rahang, dan hidung.organ-organ dalam juga turut membesar (misalnya kardiomegali).

c. Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)Hypertiroidism glycoprotein secreting adenoma tidak memberikan gejala yang spesifik sehubungan dengan hipersekresinya, sehingga adenoma ini biasanya baru ditemukan sesudah memberikan efek kompresi pada struktur didekatnya seperti chiasma optikum atau tangkai hipofisis. Pada keadaan ini kelenjar tiroid akan menandakan tanda-tanda seperti pada penyakit hipertiroidisme.d. Adenoma yang bersekresi adrenokortikotropik hormon (ACTH)Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadenoma dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushings. Sindromcushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia korteks anal ginjal berupa adenoma maupun carsinoma yang tidak tergantung ACTH juga mengakibatkan sindrom cushing. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang mengeluarkan ACTH. Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor hipofisis disebut penyakit cusing. Pada metabolisme lipid, glukokortikoid (GC) memberikan 2 efek regulasi. Efek yang pertama adalah redistribusi senyawa lipid dan yang kedua adalah aktivasi senyawa lipolitik. Dosis tinggi GC seperti yang terjadi pada hiperkortisisme akan menyebabkan senyawa lipid bergerak menuju upper trunk dan wajah. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan jumlah pencerap glukosa yang terdapat pada adiposit. Sel lemak yang memiliki jumlah pencerap GLUT (Glucose transporter) lebih banyak, akan merespon kadar GC yang tinggi dengan menurunkan absorpsi glukosa sehingga tidak terjadi penimbunan trigliserida. Sedang sel dengan pencerap lebih sedikit lebih tidak terpengaruh oleh kadar GC sehingga lebih responsif terhadap insulin dan menyebabkan penumpukan glukosa dan trigliserida. Mobilisasi lipid dari tumpukan glukosa/trigliserida distimulasi oleh hormon adrenalin dengan aktivasi GC.

2.7 Pathway

Adanya kanker di organ lainhiperprolaktinemiaPerubahan pada DNA dari suatu selPertumbuhan sel tidak terkendaliMunculnya tumorMetastasis/menyebarSel kanker bermetastasis di hipofisisADENOMA HIPOFISISAdenoma fungsionalAdenoma nonfungsionalPenekanan otak oleh tumorSekresi hormone prolaktine prolaktinSekresi ACTH meningkatMenekan produksi GnSekresi GHMenghambat OvulasiinfertlitasHipersekresi GHPertumbuhan berlebihGigantisme Dan akromegaliGangguan citra tubuhH.Glukokortikoid meningkatSindrome CushingNyeri akutKerusakan control suhu sekunderHipertermiSekresi Hormon Glikoprotein(TSH,FSH,LH)Sekresi Hormon tiroidPeninkatan metabolism tubuh

2.8 Penatalaksanaan1. PengobatanPengobatan adenoma hipofisis dimulai dengan koreksi elektrolit disfungsidan penggantian hormon hipofisis, jika perlu, segera setelah spesimen darah diagnostic telah terkirim.Penggantian hormon tiroid atau adrenal adalah sangat penting.Steroid penggantian harus cukup untuk situasi stres, termasuk periode perioperatif.Tujuan perawatan berbeda sesuai dengan aktivitas fungsional tumor.Untuk tumor endokrinaktif, pendekatan yang agresif terhadap normalisasi hipersekresi sangat penting sekaligus mempertahankan fungsi hipofisis normal. Hal ini biasanya dapat dicapai dengan bedaheksisi, tetapi beberapa Prolaktinoma lebih baik dikontrol secara medis.Untuk nonsecreting tumor, pengobatan diarahkan bedah pengurangan efek massa bertanggung jawab atas gejala, dengan tetap menjaga fungsi hipofisis. Meskipun bedahreseksi lengkap diinginkan, yang radiosensitivity tumor ini mengundang subtotal debulkingdiikuti dengan terapi radiasi untuk mengurangi risiko kekambuhan atau keganasan.Adenomas asimtomatik insidentil tidak memerlukan intervensi tetapi harus diikuti dengan pemeriksaan secara berkala bidang visual dan MRI. Timbulnya gejala atau MRI dokumentasi pertumbuhan indikasi untuk perawatan.2. PembedahanKeberhasilan dan keselamatan pendekatan transsphenoidal membuat prosedur pilihan untuk menghilangkan adenomas. Kebanyakan tumor lunak dan gembur,dan transsphenoidal akses, meskipun terbatas, memungkinkan untuk penghapusan lengkap bahkan jika ada suprasellar signifikan ekstensi atau sella tidak diperbesar. Tingkat kematian kurangdari 1%. Mayor morbiditas, termasuk stroke, kehilangan penglihatan, meningitis, CSF bocor, atau cranial palsy, kurang dari 3,5%. Diabetes insipidus permanen muncul setelah operasi dalam 2 sampai 5% dari pasien dan diperlakukan oleh penggantinya.

3. Terapi RadiasiTerapi radiasi melengkapi operasi dalam mencegah perkembangan atau kekambuhan.Standar teknik radiasi melibatkan penggunaan tiga bidang (bidang menentangsejajar dengan bidang koronal) atau teknik rotasi untuk menghindari dosis yang tidak perludi lobus temporal.Dosis 4.500-5.000 cGy disampaikan dalam pecahan 180-cGydisarankan. Secara umum, pasien dengan tumor subtotally resected diberikan terapi radiasi.Walaupun radiasi mengurangi risiko kekambuhan atau penundaan kambuhnya setelah brutototal reseksi, kita ikuti serial pasien dengan MRI scan dan pemeriksaan bidang visual danmenahan radiasi kecuali ada tumor didokumentasikan regrowth. Untuk tumor termasuk kelenjar pituitary adenoma hipofisis, prolactinoma dan penyakit Cushings, keputusan yang berkaitan dengan pengobatan untuk tumor kelenjar hipofisis bergantung pada pemahaman lengkap tentang risiko bersaing vs manfaat untuk pengobatanyang berbeda.Pilihan untuk perawatan tumor kelenjar pituitari dapat mencakup operasi, Radiosurgery dan gamma pisau.4. Penyulhan Kesehatan Pasien dan KeluargaPasien bersama keluarganya memelukan penyuluhan kesehatan dan dukungan tentang perubahan citra tubuh, kecemasan, disfungsi seksual, intoleransi aktivitas, dan obat yang diteruskan dirumah. Pasien pascareseksi transfenoidal yang perlu diberi tahu untuk menghindari kegiatan yang bisa mengakibatkan peningkatan tekanan intracranial, misalnya membungkuk, mendengus dengan keras (bersin), batuk, dan manuver Valsava ketika defekasi. Pasien perlu menghindari konstipasi. Pasien memerlukan bantuan ketika melakukan aktivitas hidup sehari-hari karena ia cepat merasa lelah.

2.9 Pemeriksaan Penunjanga.Kadar prolaktin serumb.CT Scan / MRI.c.Pengukuran lapang pandang.d.Pemeriksaan hormon.e.Angiografi.f.Tes toleransi glukosa.g.Tes supresi dengan dexamethason. Adenoma Hipofisis non fungsional:4. Pada rontgen foto lateral tengkorak terlihat sella turcica membesar, lantai sella menipisdan membulat seperti balon. Jika pertumbuhan adenomanya asimetrik maka padalateral foto tengkorak akan menunjukkan double floor. Normal diameter AP darikelenjar hipofisis pada wanita usia 13-35 tahun < 11 masing-masing, sedang pada yanglainnya normal < 9 masing-masing.5. MRI dan CT scan kepala, dengan MRI gambaran a.carotis dan chiasma tampak lebihjelas, tetapi untuk gambaran anatomi tulang dari sinus sphenoid CT scan lebih baik.c. Test stimulasi fungsi endokrin diperlukan untuk menentukan gangguan fungsi darikelenjar hipofisis. Adenoma Fungsional1. Adenoma yang bersekresi Prolaktin Penilaian kadar serum prolactin, kadar serum lebih dari 150 ng/ml biasanya berkorelasi dengan adanya prolactinomas. Kadar prolactin antara 25-150 ng/ml terjadi pada adanya kompresi tangkai hipofisis sehingga pengaruh inhibisi dopamin berkurang,juga pada stalk effect (trauma hypothalamus, trauma tungkai hipofisis karena operasi).2. Adenoma yang bersekresi growth hormonePengukuran kadar GH tidak bisa dipercaya karena sekresi hormon ini yang berupa cetusan, walaupun pada keadaan adenoma. Normal kadar basal Gh 5 ng/ml, walaupun pada penderitabiasanya tetap normal. Pengukuran kadar somatemedin C lebih bisa dipercaya, karenakadarnya yang konstan dan meningkat pada acromegali. Normal kadarnya 0,67 U/ml,pada acromegali mebningkat sampai 6,8 U/ml. Dengan GTT kdar GH akan ditekan sampai < 2 ng/ml sesudah pemberian glukosa oral (100 gr), kegagalan penekanan ini menunjukkan adanya hpersekresi dari GH. Pemberian GRF atau TRH perdarahan infusakan meningkatkan kadar GH, pada keadaan normal tidak. Jika hipersekresi telah ditentukan maka pastikan sumbernya dengan MRI, jika dengan MRI tidak terdapatsesuatu adenoma hipofisis harus dicari sumber ektopik dari GH.3. Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)Hormon TSH, LH dan FSH masing-masing terdiri dari alpha dan beta subarakhnoidunit, alpha subarakhnoid unitnya sama untuk ketiga hormon,sedangkan betasubarakhnoid unitnya berbeda. Dengan teknik immunohistokimia yang spesfik bisa diukur kadar dari alpha subarakhnoid unit atau kadar alpha dan beta subarakhnoid unit.Pada tumor ini terdapat peninggian kadar alpha subarakhnoid unit, walaupun padaadenoma non fungsional 22% kadar alpha subarakhnoid unitnya juga meningkat. MRIdengan gadolinium, pada pemeriksaan ini tidak bisa dibedakan antara adenoma yangsatu dengan yang lainnya4. Adenoma yang bersekresi ACTHCRH dilepaskan dari hipotalamus dan akan merangsang sekresi ACTH dari adenihipofisis, ACTH akan meningkatkan produksi dan sekresi cortisol dari adrenalcortex yang selanjutnya dengan umpan balik negatif akan menurunkan ACTH. Pada kondisi stres fisik dan metabolik kadar cortisol meningkat, secara klinik sulit mengukur ACTH, maka cortisol dalam sirkulasi dan metabolitnya dalam urine digunakan untuk status diagnose dari keadaan kelebihan adrenal. Cushingssyndroma secara klinik mudah dikenal tapi sulit untuk menentukan etiologinya.

2.10 Komplikasi1. Adenoma akan bermetastasis pada organ lain yang akan menimbulkan kanker dan organ yang terdekat dapat diserang adalah otak yang mengakibatkan menjadi tumor ataupun kanker otak.2. Hypotiroidisme.3. Hypoadrenalisme.4. Hypogonadisme.5. Hyperprolactenemia.6. Gangguan hipotalamus.7. Penyakit organ target seperti gagal tiroid primer, penyakit addison atau gagalgonadal primer.8. Penyebab sindrom chusing lain termasuk tumor adrenal, sindrome ACTHektopik.9. Diabetes insipidus psikogenik atau nefrogenik.10. Syndrom parkinson

BAB 3KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian1. Identitas PasienTerjadi pada wanita dan pada laki-laki dengan pefalensi seimbang dan mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.2. Riwayat kesehatana. Keluhan UtamaKlien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di tengah dahi kabur atau penglihatan ganda; kehilangan samping (perifer) visi, ptosis yang disebabkan oleh tekanan pada saraf yang menuju ke mata, perasaan mati rasa pada wajah, demensia, perasaan mengantuk, kepala membesar, makan berlebih atau berkurang.b. Riwayat Kesehatan sekarangKlien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada kepalanya, dan pandangan kabur.c. Riwayat Penyakit DahuluKaji apakah sebelumnya klien pernah mengalami tumor pada bagian tubuh, Kaji apakah klien pernah mengalami cedera kepala berat ataupun ringan.d. Riwayat Penyakit KeluargaKaji apakah keluarga pernah menderita penyakit tumor hipofisis.3. Pola Fungsi Kesehatana. Aktivitas/istirahat Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala. Sakit kepala yang hebat saat aktivitas. Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan. Kelemahan otot.b. Sirkulasi Edema pada ekstermitas kaki dan tangan. Takikardi.c. Integritas ego Ketidakberdayaan/putus asa sehubungan dengan perubahan penampilan fisik.d. Eliminasi Perubahan pola berkemih. Perubahan warna urin contoh kuning pekat.e. Makanan/cairan Nafsu makan menurun Malnutrisi Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot Perubahan pada kelembababn/turgor kulit, edema.f. Neurosensori Pening, disorientasi (selama sakit kepala), tidak mampu berkonsentrasi. Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas)4. Pemeriksaan Fisik Keadaan umumMeliputi keadaan umum klien seperti penurunan tingkat kesadaran, tanda-tanda fisik seperti lemah. Tanda-tanda Vital (TTV)TD : meningkat (> 80/120 mmHg)ND : meningkatRR : Takikardi (> 16-20 x/menit)S : Hipertermi (>36,5-37 o C)a. B1 (Breath)Adanya gangguan pernafasan (Takikardi).

b. B2 (Blood)Terdapat gangguan di sistem kardiovaskuler yaitu terjadi kardiomegali.c. B3 (Brain)Pasien mengalami diplopia (penglihatan ganda), ptosis, atropi pada pupil, nyeri kepala dan pasien tampak meringis.d. B4 (Bladder)Tidak terdapat gangguan pada sistem perkemihan (normal).e. B5 (Bowel)Mengalami mual-muntah, nafsu makan turun.f. B6 (Bone)Pasien tampak susah menggerakkan bagian tubuh karena kelemahan pada otot.g. Inspeksi Klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruhbagian tubuh (jika timbul saat usia dini) Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang abnormalpada ujung-ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu (timbulpada saat usia dewasa) Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda) Tampak atropi pada pupil Klien tampak susah membedakan warna Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena kelemahan ototh. Palpasi Terdapat nyeri kepala Terdapat kelemahan otot tonus otot

3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus 2. Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat tumor hipofisis3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik

3.3 Rencana KeperawatanNoTujuan/ KHIntervensiRasionalTtd

1.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam nyeri berkurangKH :- Klient tampak tenang- Klien dapat mengatasi rasa nyeri- Skala nyeri 2-41. Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi,intensitas dan waktu nyeri.2. Ajarkan teknik relaksasi

3. Berikan waktu istirahat yang cukup.

4. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti: ekspresi wajah.

5. Kolaborasi, lakukan pemberian analgesik opiat contohnya tramadol.

1. Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan klien.

2. Untuk mengalihkan rasa nyeri.3. Pasien dapat beristirahat dengan tenang.4. Untuk mengidentifikasi perkembangan atas nyeri yang dirasakan.5. Untuk mengurangi rasa nyeri

2.Setelahdilakukan asuhankeperawatanselama 1x24 jam dengan tujuan perubahan suhu tubuh yang normal KH:- Suhu tubuh klient dalam rentang normal 36,5O 37,5O C- Kulit klient tidak tampak kemerahan- Klient tidak mengeluh panas lagi

1. Pantau suhu tubuh pasien (derajat dan pola) perhatikan adanya menggigil.

2. Pantau suhu lingkungan. Batasi penggunaan selimut.

3. Berikan kompres hangat jika ada demam.

4. Pantau masukan dan haluaran. Catat karakteristik urine, turgor kulit, dan membrane mukosa.

5. Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen (Tylenol).

1. Demam biasanya terjadi karena proses inflamasi tetapi mungkin merupakan komplikasi darikerusakan pada hipotalamus2. Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.3. Kompres air hangat menyebabkan tubuh dingin melalui proses konduksi.4. Hipertermia meningkatkan kehilangan air tak kasat mata dan meningkatkan resiko dehidrasi, terutama jika tingkat kesadaran menurun /munculnya mual menurunkan pemasukan melalui oral.5. Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, berguna juga untuk membatasi pertumbuhan organismdan meningkatkan autodestruktif dari sel-sel yang terinfe

3.Setelahdilakukan asuhankeperawatan selama 2x24 jam tuuan menigkatkan harga diri pasien KH:- Pasien menunjukkan adaptasi awal dan merasa tidak malu dengan perubahan bentuk tubuhnya.

1. Kaji kondisi pasien mengenai perubahan bentuk tubuhnya.

2. Berikan motivasi untuk meningkatkan harga diri pasien.

3. Ajarkan pasien untuk menumbuhkan koping positif.

4. Libatkan keluarga memperhatikan pasien dan mengajak pasien berinteraksi.5. Kolaborasi dengan ahli terapi psikologi1. Mengidentifikasi masalah dan untuk menentukan perencanaan selanjutnya.2. Memberikan rasa semangat pada pasien untuk menjalankan hidupnya.3. Memberikan pasien untuk penerimaan tentang perubahan kondisinya yang sekarang.4. Menumbuhkan rasa bahwa ada kepedulian dalam keluarga.5. Pendekatan menyeluruh diperlukan untuk membantu pasien menghadapi rehabilitasi dan kesehatan.

BAB 4PENUTUP

4.1 Kesimpulan Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia, kelenjar inimengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan testis, kontrol laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang yang linear, dan mengaturosmolalitas dan volume dari cairan intravascular dengan memelihara resorpsi cairan diginjal. Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus anterior dan lobus posterior, pada lobus anterior kelenjar ini terdapat 5 tipe sel yang memproduksi 6 hormon peptida. Sedangkanpada lobus posterior dilepaskan 2 macam hormon peptida.Pituitary tumor, pertumbuhan abnormal yang berkembang di kelenjar hipofisis di otak, hampir selalu noncancerous (jinak).Sebagian besar tumor hipofisis (adenomas) tidakmenyebar di luar tengkorak (nonmetastatic) dan biasanya masih terbatas pada kelenjarpituitari atau di dekatnya jaringan otak. Pituitary tumor cukup umum dan seringdidiagnosis melalui scan MRI yang dilakukan untuk alasan lain.

4.2 Saran Mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mempelajari lebih lanjut mengenai penyakit Adenoma Hipofisis beserta Asuhan Keperawatan sebagai pengetahuan dan bekal ilmu di masa depan dan dapat melakukan perawatan dengan benar dan sesuai dengan standar operasional prosedur guna untuk memenuhi kebutuhan dan kesembuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, S. J. (2011). Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5. Jakarta: EGC.Robbins, S. L. (2007). Buku Aajar Patologi Robbins Vol 2 Edisi 7. Jakarta: EGC.Smeltzer, S. C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol 2 Edisi 8. Jakarta: EGC.Sudoyo, A. W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi IV. Jakarta: FK UI.

1