3. rkas (isi) 25082010

38
Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), mendorong satuan pendidikan untuk memenuhi 8 (delapan) SNP dalam kurun waktu yang ditentukan. Ketentuan Peraturan Peralihan pasal 94 butir b, menyatakan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya. Selain itu UU Sisdiknas dan PP tersebut memberikan pula dorongan kepada satuan pendidikan untuk dapat melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), baik dalam pembelajaran maupun manajemen sekolah. Merespon amanat tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Dit. PSMA) sejak tahun 2007 telah melakukan rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasioanal (SKM/SSN) di 441 SMA tersebar di 33 provinsi 220 kab/kota dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100 SMA, tersebar di 33 provinsi 90 kab/kota. Pada tahun 2008 jumlah SMA rintisan SKM/SSN bertambah menjadi 2.625 SMA untuk rintisan SKM/SSN, sedangkan untuk SMA rintisan PBKL, jumlahnya tetap. Pada tahun 2008 Dit. PSMA juga merintis Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan fokus program adalah sebagai media informasi dan pengembangan bahan ajar/bahan uji di 33 SMA, walaupun secara faktual PSB sudah dimulai sejak tahun 2005 dengan diadakannya kegiatan pelatihan penyusunan pengembangan bahan ajar/bahan uji. Jumlah rintisan SKM/SSN pada tahun 2009 bertambah lagi menjadi 3.252 SMA. Selain program rintisan SKM, PBKL dan PSB, Dit.PSMA juga secara intensif dan berkelanjutan 2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 1-38

Upload: smile76100

Post on 12-Jan-2016

84 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

nn

TRANSCRIPT

Page 1: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amanat Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP), mendorong satuan pendidikan untuk memenuhi 8

(delapan) SNP dalam kurun waktu yang ditentukan. Ketentuan Peraturan

Peralihan pasal 94 butir b, menyatakan bahwa satuan pendidikan wajib

menyesuaikan diri dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 tersebut paling lambat 7

(tujuh) tahun sejak diterbitkannya. Selain itu UU Sisdiknas dan PP tersebut

memberikan pula dorongan kepada satuan pendidikan untuk dapat

melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), penerapan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), baik dalam pembelajaran maupun

manajemen sekolah.

Merespon amanat tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas

(Dit. PSMA) sejak tahun 2007 telah melakukan rintisan Sekolah Kategori

Mandiri/Sekolah Standar Nasioanal (SKM/SSN) di 441 SMA tersebar di 33

provinsi 220 kab/kota dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di 100

SMA, tersebar di 33 provinsi 90 kab/kota. Pada tahun 2008 jumlah SMA rintisan

SKM/SSN bertambah menjadi 2.625 SMA untuk rintisan SKM/SSN, sedangkan

untuk SMA rintisan PBKL, jumlahnya tetap. Pada tahun 2008 Dit. PSMA juga

merintis Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan fokus program adalah sebagai

media informasi dan pengembangan bahan ajar/bahan uji di 33 SMA, walaupun

secara faktual PSB sudah dimulai sejak tahun 2005 dengan diadakannya

kegiatan pelatihan penyusunan pengembangan bahan ajar/bahan uji. Jumlah

rintisan SKM/SSN pada tahun 2009 bertambah lagi menjadi 3.252 SMA. Selain

program rintisan SKM, PBKL dan PSB, Dit.PSMA juga secara intensif dan

berkelanjutan melaksanakan Bintek KTSP dimulai tingkat nasional, provinsi,

maupun tingkat kabupaten/kota/sekolah.

Dalam melaksanakan berbagai kegiatan rintisan tersebut, Dit.PSMA membuka

peluang bagi sekolah-sekolah yang memiliki potensi dan sumber daya dapat

melaksanakan beberapa program rintisan secara sekaligus, dengan tetap

memprioritaskan pemenuhan SNP. Dengan demikian sekolah dapat membuat

perencanaan program yang memuat program pemenuhan SNP, ataupun

program-program lainnya dalam bentuk perencanaan program kerja sekolah

sesuai dengan kondisi dan kesanggupan sekolah masing-masing.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 1-31

Page 2: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Perencanaan program sekolah merupakan hasil analisis dan tindak lanjut dari

kesenjangan antara kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal sesuai dengan

tuntutan SNP, dan program-program sekolah lainnya yang diharapkan.

Rencana kerja sekolah yang disusun bersama-sama oleh warga sekolah dan

stakeholder sekolah bersifat unik, dan berbeda antara satu sekolah dengan

sekolah lainnya, baik dalam melaksanakan program pelayanan terhadap

warganya, maupun pihak lain yang berkepentingan.

Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan pasal 51 ayat 1 menyatakan, bahwa satuan

pendidikan harus membuat kebijakan tentang perencanaan program dan

pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel. Kebijakan pendidikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh satuan pendidikan anak usia dini,

satuan pendidikan dasar, dan satuan pendidikan menengah dituangkan dalam:

a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;

b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan; dan

c. peraturan satuan atau program pendidikan

Sementara itu Permendiknas nomor 19 Tahun 2007 menyatakan, bahwa

sekolah harus membuat Rencana Kerja Sekolah yang terdiri atas Rencana

Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam

kurun waktu empat tahun dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dituangkan

dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang disusun dan

dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka Menengah. Untuk selanjutnya

glosarium nomor 10 pada Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa RKT

adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana

kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari

Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).

Meskipun peraturan ini telah digulirkan pada tahun 2007, tetapi sampai saat

ini masih banyak sekolah yang tetap menggunakan istilah RAPBS dari pada

RKAS. Untuk itulah perlu adanya penjelasan dan sosialisasi lebih lanjut tentang

penggunaan istilah RKAS tersebut agar sekolah dapat memahaminya. Untuk

kepentingan tersebut dan untuk memberikan kemudahan bagi sekolah dalam

menyusun RKAS, maka Dit. Pembinaan Sekolah Menengah Atas menyusun

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang

dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah dalam menjalankan program-

programnya.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 2-31

Page 3: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 tentang Pendanaan Pendidikan

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan

6. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

7. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

8. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 dan No. 6 Tahun 2007 tentang

Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

9. Permendiknas No.25 Tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di

Lingkungan Ditjen Mandikdasmen.

10.Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah

11.Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru

12.Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

13.Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

14.Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

Pendidikan

15.Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

16.Permendiknas No. 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru

dan Pengawas Satuan Pendidikan, dan penjabarannya dalam Pedoman

Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas yang diterbitkan oleh Ditjen PMPTK,

Agustus 2009

17.Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan

C. Landasan Operasional

1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 94 butir b menyatakan, bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan mengenai 8 (delapan) SNP paling lambat 7 (tujuh) tahun setelah berlakunya

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 3-31

Page 4: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

PP tersebut.

2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, Lampiran Bagian B butir 1 a menyatakan, bahwa dalam pelaksanaan rencana kerja, sekolah/madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.

3. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pasal 1 menyatakan bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

4. Permendiknas No. 22 tahun 2006 pada Pendahuluan Lampiran menyatakan, bahwa peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

5. Permendiknas No.13 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 2.1 menyatakan kompetensi kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

6. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian A:

a. butir 1: Perencanaan Program meliputi Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah/Madrasah, serta Rencana Kerja Sekolah

b. butir 4 d: Sekolah/Madrasah membuat:

1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang

akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun, berkaitan dengan mutu

lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung

peningkatan mutu lulusan;

2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan

rencana jangka menengah.

7. Permendiknas No.19 Tahun 2007 pada Lampiran bagian B butir 8 b

menyatakan, bahwa Pedoman pengelolaan biaya investasi dan

operasional Sekolah/ Madrasah mengatur:

a) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;

b) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar

dana investasi dan operasional;

c) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam

membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;

d) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan

anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta

institusi di atasnya.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 4-31

Page 5: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

D. Landasan Empiris

1. Masih ada sekolah yang menganggap bahwa Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai barang baru yang esensinya berbeda

dengan Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah (RAPBS),

sehingga perlu adanya sosialisasi tentang RKAS yang merupakan istilah lain

dari RAPBS.

2. Masih ada sekolah yang mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana

Kerja Sekolah (RKS), baik Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) maupun

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sesuai dengan tuntutan

dalam memenuhi SNP dan program-program lainnya

3. Strategi sekolah dalam pencapaian SNP bervariasi, tergantung pada

kemampuan sekolah menganalisis kebutuhan sekolah berdasarkan kondisi

riil, serta kesiapan dan kemampuan sekolah dalam mengelola dan

mengoptimalkan seluruh sumber daya di sekolah.

4. Belum adanya panduan atau petunjuk teknis yang lebih operasional

yang dapat dijadikan acuan oleh sekolah dalam penyusunan RKAS.

E. Tujuan

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) ini

disusun dengan tujuan:

1. Menyamakan pemahaman tentang konsep dan substansi RKAS

2. Memberikan rambu-rambu kepada sekolah dalam menyusun dan

mengembangkan RKAS, sesuai dengan kondisi riil sekolah dengan mengacu

pada tuntutan SNP

F. Hasil yang Diharapkan

1. Setiap sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang konsep dan

substansi RKAS

2. Adanya acuan bagi sekolah dalam menyusun RKAS, sehingga sekolah dapat

menyusun substansi RKAS sesuai dengan kondisi riil sekolah

G. Sasaran Panduan ini dapat digunakan oleh seluruh SMA dalam menyusun Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk memenuhi SNP.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 5-31

Page 6: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

BAB IIRENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH

A. Pengertian

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menyatakan

bahwa Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS) meliputi:

1. Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan

dicapai dalam kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan

yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung

peningkatan mutu lulusan;

2. Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M), dilaksanakan berdasarkan

rencana jangka menengah.

Selanjutnya Glosarium butir 10 Permendiknas tersebut menyatakan, bahwa:

“RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada

rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah

lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah

(RAPB-S/M).

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 6-31

Page 7: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Dalam hal ini juga Muhaimin, et al (2009:185) mengungkapkan bahwa:

“Rencana program dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas

bagaimana suatu visi dapat dicapai. Rencana program pada dasarnya

merupakan upaya untuk implementasi strategi utama organisasi.

Rencana program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis

sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu

rencana”.

B. Komponen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

PP Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS) pada dasarnya harus mencakup substansi yang

telah ditetapkan, sesuai dengan tuntutan SNP. Sementara itu, Permendiknas

No. 19 Tahun 2007 secara rinci mengatakan bahwa RKAS harus memuat

secara jelas tentang;

1. kesiswaan

2. kurikulum dan kegiatan pembelajaran

3. pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya

4. sarana dan prasarana

5. keuangan dan pembiayaan

6. budaya dan lingkungan sekolah

7. peranserta masyarakat dan kemitraan

8. rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan

pengembangan mutu.

Kedua peraturan tersebut pada dasarnya tidak bertentangan, tetapi saling

melengkapi dan menguatkan. Komponen pada Permendiknas No. 19 Tahun

2007 terakumulasi pada 8 (delapan) SNP yang dimaksud oleh PP No. 19 Tahun

2005. Dengan demikian komponen kegiatan pada RKAS mengacu kepada

delapan standar nasional pendidikan.

C. Prinsip Penyusunan/Pengembangan RKAS

RKAS disusun berdasarkan hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil

sekolah dengan kondisi ideal yang diharapkan dengan memperhatikan skala

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 7-31

Page 8: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

prioritas. Menurut Muhaimin (2009; 196) RKAS disusun dengan tujuan sebagai

berikut:

1. menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang ditetapkan dapat dicapai

dengan tingkatan kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil;

2. mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;

3. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku

sekolah dan/atau antara sekolah dan Dinas Pendidikan;

4. menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

dan pengawasan;

5. mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat;

6. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan, dan berkelanjutan.

Oleh sebab itu, dalam penyusunan RKAS juga harus menerapkan prinsip-

prinsip berikut:

1. demand driven (berdasarkan kebutuhan)

2. data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis konteks

3. dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik

4. membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan)

5. sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), dan menyeluruh

6. tanggap terhadap perubahan

7. bersifat partisipasif, keterwakilan, dan transparansi,

8. berdasarkan pada hasil review dan evaluasi.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

pada lampiran bagian A butir 4.d menyatakan bahwa Rencana Kerja Tahunan

dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan

kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

D. Keterkaitan antar Komponen 8 SNP dalam penyusunan RKAS

Satuan pendidikan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Oleh

sebab itu analisis konteks terhadap satuan pendidikan dan lingkungannya

merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan sebelum menyusun RKAS.

Program dan kegiatan sekolah yang dituangkan dalam RKAS, pelaksanaan,

dan pengawasannya akan dapat menentukan keberhasilan sekolah tersebut

baik dalam peningkatan mutu pendidikan maupun dalam kedudukannya di

masyarakat/lingkungan tempat sekolah itu berada. Selain itu semua program

dan kegiatan yang dicanangkan oleh sekolah merupakan jembatan yang akan

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 8-31

Page 9: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

dijalani sekolah dalam menyongsong masa depan yang diinginkan. Dalam hal

ini Smith (2001; 18) berpendapat bahwa analisis lingkungan merupakan hal

yang sangat penting dalam penentuan program sekolah, karena:

Schools are a subset of society and as such are reflective and dependent upon it

An examination of past trends allows us to understand the present and anticipate the future

Schools have been called upon by society to solve many of its problems. A thorough understanding of such problems provides an opportunity for taking appropriate action with regard to program and personnel development

Schools and the school staff are part of this culture. An understanding of the culture helps us understand and meet staff needs

Dari pernyataan di atas jelas terlihat bahwa sekolah merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari lingkungannya, dan dapat memberikan warna kepada

lingkungannya, serta adanya ketergantungan sekolah terhadap

lingkungannya. Selain itu evaluasi terhadap apa yang sudah dikerjakan dapat

memberikan masukan dan bahan bagi masa depannya, sehingga sekolah

dapat menjadi tumpuan masyarakat dalam membawa mereka ke arah

peningkatan dan kemajuan.

Keterkaitan antar komponen yang menjadi dasar dalam penyusunan RKAS

terlihat pada pada bagan 1 berikut;

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 9-31

1. Perencanaan

Analisis Konteks

Analisis Lingkungan Analisis SNP dan Satdik

Dukungan Ekternal

Page 10: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Bagan 1 Keterkaitan antar komponen dalam penyusunan RKAS

(dimodifikasi dari Model Smith)

Penjelasan Bagan 1

Keseluruhan proses kegiatan yang terjadi di sekolah mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan harus mengacu kepada berbagai ketentuan

yang diatur dalam PP No.17 Tahun 2010 tentang Standar Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan dan Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang

Standar Pengelolaan.

a. Perencanaan

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 10-31

Strategi Perencanaan

Visi & Misi

Tujuan Anaslisis Kesenjangan

n

Strategi

8. St. Pengelolaan

Rencana Kerja Sekolah (RKS)

RKJM RKAS

2. Pelaksanaan

3. Pengawasan

KTSP

1. SI

4. St. Proses

7. St.Pembiayaan Pembiayaan

6. St. Sarana Prasarana

5. St. Pend. & Tendik

2. SKL

3. St. Penilaian

Page 11: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Proses perencanaan dimulai dengan melakukan analisis konteks dan

menelaah hasilnya, dilanjutkan dengan merumuskan/menyusun visi,

misi, tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan, serta strategi

pelaksanaan.

1) Melakukan analisis konteks meliputi:

(a) Analisis konteks 8 SNP

(b) Analisis kondisi satuan pendidikan

(c) Analisis Kondisi lingkungan eksternal satuan pendidikan

(Untuk melakukan analisis konteks sangat dianjurkan membaca Petunjuk

Teknis Analisis Konteks yang telah dikembangkan oleh Direktorat

Pembinaan SMA).

2) Menelaah hasil analisi konteks untuk mendapatkan kesenjangan yang

dihadapi sekolah

Hasil analisis konteks dimaksud, pada dasarnya merupakan acuan utama

bagi sekolah dalam penyusunan program kerja sekolah, sebagai contoh:

hasil pemetaan standar Isi, SKL, dan Standar Penilaian merupakan bahan

dasar dalam penyusunan KTSP yang akan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran. Analisis terhadap pendidik dan tenaga kependidikan,

sarana dan prasarana, serta pembiayaan akan sangat diperlukan dalam

menunjang keberlangsungan proses pembelajaran. Untuk dapat

melaksanakan pemetaan dan analisis standar – standar ini dapat dibaca

di Seri Petunjuk Teknis penyusunan KTSP.

3) Mendata hasil kesenjangan dan menetapkan skala prioritas penanganan

program sekolah.

4) Merumuskan/menyusun Visi

Wibisono (2006) menyatakan bahwa visi merupakan rangkaian kalimat

yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau

perusahaan yang ingin dicapai di masa depan, atau dapat dikatakan

bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau

perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat “genting” bagi

perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Pernyataan visi harus selalu berlaku pada semua kemungkinan

perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi hendaknya

mempunyai sifat fleksibel.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 11-31

Page 12: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Sementara itu Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran bagian A butir 1.b menyatakan

bahwa visi sekolah/ madrasah;

(a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan

segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;

(b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga

sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;

(c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga

sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras

dengan visi institusi diatasnya serta visi pendidikan nasional;

(d) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala

sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite

sekolah/madrasah;

(e) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan;

(f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan

perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Memperhatikan kedua pernyataan tersebut, maka ada beberapa

persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi, yaitu;

(a) Berorientasi pada masa depan

(b) Tidak dibuat berdasarkan kondisi atau trend saat ini

(c) Mengekspresikan kreativitas

(d) Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi

setiap warga sekolah

(e) Memperhatikan sejarah, kultur, dan nilai sekolah meskipun ada

perubahan

(f) Mempunyai standar yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggota

lembaga sekolah

(g) Memberikan klarifikasi bagi manfaat sekolah serta tujuan-tujuannya

(h) Memberikan semangat dan mendorong timbulnya dedikasi setiap

warga sekolah

(i) Menggambarkan keunikan/ciri khas sekolah dalam kompetisi serta

citranya

(j) Dirumuskan bersama seluruh warga dan dijadikan pedoman atau

cita–cita bersama, dan ditetapkan melalui rapat sekolah

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 12-31

Page 13: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

5) Merumuskan/menyusun misi sekolah

Setelah visi ditetapkan, maka untuk mencapainya dirumuskan misi yang

merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah.

Dalam operasionalnya seluruh personil yang terlibat berpedoman pada

pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi visi. Misi juga

merupakan serangkaian aktivitas yang akan dilakukan oleh sekolah dalam

rangka mewujudkan visi jangka panjangnya. Misi dapat dimaknai juga

sebagai sebuah deskripsi alasan bagi eksistensi suatu sekolah yang

mencerminkan tujuan fundamentalnya. Misi merupakan prinsip yang

mengarahkan dan merangsang proses perumusan tujuan dan strategi.

Welch dalam Nisjar dan Winardi (1997:117) menyatakan bahwa; “Misi

merupakan sebuah “... pervasive, although general, expression of the

philosophical objectives of the entreprise.” Mission should focus on “long-

range economic potentials, attitudes toward customers, product and service

quality, employees, and attitudes toward owners”. Untuk selanjutnya

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

pada Lampiran bagian A butir 2.b menyatakan bahwa misi

sekolah/madrasah;

(a) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional;

(b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;

(c) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;

(d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan

yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;

(e) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan

program sekolah/madrasah;

(f) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan

satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;

(g) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang

berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan

oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala

sekolah/madrasah;

(h) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan;

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 13-31

Page 14: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

(i) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan

perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka proses

perumusannya perlu melibatkan dan memperhatikan masukan-masukan

dari berbagai pihak yang terkait khususnya seluruh warga sekolah serta

sumber-sumber lain yang secara langsung berpengaruh terhadap

kemajuan sekolah. Untuk memberikan tekanan pada faktor komprehensif

dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya mampu

memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan-pertanyaan

diantaranya sebagai berikut:

(a) Apa yang akan dikerjakan oleh sekolah?

(b)Usaha apa yang akan dilaksanakan sekolah dalam meningkatkan

mutunya?

(c) Apa yang yang menjadi ciri khas dari sekolah?

(d)Pihak luar mana yang berkepentingan dengan sekolah dan mengapa?

(e)Apa nilai dasar sekolah?

(f) Apa yang berbeda pada sekolah 4 tahun yang lalu dengan sekarang?

(g)Mengapa berbeda?

(h)Cita – cita apa yang diinginkan sekolah 4 tahun yang akan datang?

(i) Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan visi

sekolah?

6) Merumuskan/menyusun Tujuan Sekolah

Setelah visi dan misi ditentukan, maka kegiatan selanjutnya adalah

menentukan tujuan sekolah yang dijabarkan kedalam masing – masing

tujuan kegiatan/program. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai

dari suatu rencana kegiatan. Tujuan ini harus terdefinisikan dengan tepat

dan dapat ditentukan atau diukur keberhasilan yang ingin dicapainya pada

satuan waktu tertentu, dengan target tertentu, mengacu pada analisis

kesenjangan.

Kesenjangan merupakan hasil pengukuran terhadap perbedaan antara

kondisi riil sekolah dengan kondisi ideal yang dicita - citakan sekolah

sesuai dengan visi atau standar yang berlaku. Analisis kesenjangan

dilaksanakan untuk menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam

penentuan program dan kegiatan yang harus dicanangkan dalam RKAS

mengacu kepada visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah ditentukan.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 14-31

Page 15: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

pada Lampiran bagian A butir 3.b menyatakan bahwa tujuan

sekolah/madrasah:

(a) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka

menengah (empat tahunan);

(b) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan

dengan kebutuhan masyarakat;

(c) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh

sekolah/madrasah dan Pemerintah;

(d) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan

termasuk komite sekolah/madrasah, dan diputuskan oleh rapat

dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

(e) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan.

7) Merumuskan/menyusun Hasil dan Sasaran Yang Akan Dicapai

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh sekolah dalam

rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih

pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.

Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran

untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran

disertai rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran

diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan

secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam

rencana strategik.

Dalam kaitannya dengan RKAS, penentuan sasaran untuk pencapaian

setiap tahun dituangkan dalam RKAS. Sasaran ini bisa berupa dokumen,

orang, atau kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan yang dilaksanakan.

Sebagai contoh, untuk kegiatan pelatihan yang menjadi sasaran misalnya

guru, pegawai tata usaha, atau peserta didik dengan hasil kegiatan berupa

keterampilan dan/atau dokumen.

8) Merumuskan/menyusun Strategi Pelaksanaan

Strategi merupakan rencana komprehensip yang disusun untuk mencapai

misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditentukan. Strategi harus dapat

memaksimalkan seluruh peluang dan potensi yang tersedia di dalam dan

di luar sekolah yang dapat memacu pengembangan sekolah, dan sekaligus

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 15-31

Page 16: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

mampu meminimalkan permasalahan yang dapat menghambat

peningkatan mutu sekolah tersebut. Richard Vancil dalam Nisjar dan

Winardi (1997) mengemukakan bahwa: “... Strategi sebuah organisasi,

atau sub-unit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi

yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang

bersangkutan, berupa:

(a) sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi

tersebut;

(b) kendala-kendala dan kebijakan-kebijakan, yang ditetapkan sendiri oleh

pemimpin, atau yang diterima dari atasannya, yang membatasi ruang

lingkup aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan, dan

(c) kelompok rencana dan tujuan jangka pendek yang telah diterapkan

dengan harapan akan diberikannya kontribusi mereka dalam hal

mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut”

b. Pelaksanaan

RKAS disusun sebagai pedoman sekolah dalam melaksanakan program dan

kegiatan, serta pembiayaan yang telah dianggarkan. Semua warga sekolah

harus memiliki komitmen bersama untuk mencapai tujuan dan sasaran dan

mematuhi jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, warga sekolah juga harus

mentaati semua peraturan dan membuat pelaporan untuk semua kegiatan

yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam RKAS. Apabila

ada perubahan program/kegiatan, maka harus segera dilakukan

penyesuaian, dan diberitahukan kepada seluruh warga yang berkepentingan,

agar keberlangsungan program dapat berjalan dengan lancar. Dalam hal ini

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

pada Lampiran Bagian B butir 3.b dan 3.c menyatakan:

1) Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan

rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui

rapat dewan pendidik dan komite sekolah/madrasah.

2) Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan

pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik, dan bidang

non akademik pada rapat komite sekolah/madrasah dalam bentuk

laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan

rencana kerja tahunan berikutnya.

c. Pengawasan

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 16-31

Page 17: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian

tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu

sekolah. Sahertian (2000:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi

pendidikan adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder

pendidikan, terutama kepada para guru, baik secara individu maupun secara

kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Burhanuddin (1990:284) memperjelas hakikat pengawasan pendidikan pada

hakikat substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang dimaksud

menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder

pendidikan terutama para guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan

pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus

berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang

objektif serta mendalam, dengan acuan perencanaan program pembelajaran

yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya

peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan

yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan harus

mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar.

Program pengawasan tidak hanya terbatas pada proses pembelajaran saja,

tetapi pengawasan dan kontrol dilaksanakan secara menyeluruh untuk setiap

program dan kegiatan pendidikan di sekolah. Hal ini dilakukan agar sekolah

dapat terus menerus mengevaluasi diri untuk meningkatkan kinerjanya,

sehingga peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut secara umum

dapat terlaksana.

Pengawasan juga merupakan bantuan dalam pengembangan untuk

memperoleh kondisi yang lebih baik, terutama bantuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pengawasan

juga merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu seseorang atau sekelompok orang agar dapat melakukan

pekerjaannya secara efektif, serta merupakan pekerjaan pembinaan yang

menggunakan sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan

dorongan dan bantuan secara profesional untuk memperbaiki kinerja.

Permendiknas No. 19 Tahun 2007 Standar Pengelolaan Pendidikan pada

Lampiran Bagian C butir 1.d menyatakan bahwa pengawasan pengelolaan

sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan,

dan tindak lanjut hasil pengawasan.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 17-31

Page 18: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan baik secara periodik maupun

sewaktu-waktu, tetapi dengan tetap menggunakan prinsip pengawasan

seperti yang dikemukakan oleh Sahertian & Mataheru (1982), yaitu;

(1) Ilmiah, dilakukan secara sistematis, objektif, dan menggunakan

instrumen;

(2)Demokratis, menjunjung tinggi musyawarah dan memiliki jiwa

kekeluargaan;

(3)Kooperatif, seluruh personil sekolah dapat bekerja sama,

mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar

mengajar yang lebih baik;

(4)Konstruktik dan kreatif, membina guru serta mendorong untuk aktif

menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan nyaman.

E. Mekanisme Penyusunan RKAS

Mekanisme penyusunan RKS, RKJM dan RKAS, dapat digambarkan seperti bagan

2 berikut.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 18-31

Kondisi RiilKondisi Riil

Analisis SI, SKL,

St. Penilaian

Anslisis St.Pend & Tendik

Pelatihan/IHT/Workshop

-Nara sumber /fasilitator-Akomodasi-Konsumsi-ATK-Honor Penugasan

-dll.

St. Pengelolaan

St. Pembiayaan

PembiayaanKegiatanP

Page 19: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

F. Penyusunan dan Penentuan Besaran Biaya Kegiatan dan Anggaran

Sekolah

Rencana kegiatan di setiap sekolah tergantung kepada hasil analisis

kesenjangan yang terjadi di sekolah tersebut. Sedangkan besaran biaya dapat

memgacu kepada ketentuan Kabupaten/Kota masing – masing, atau ketentuan

lain yang ditetapkan menurut harga pasar. Semua sumber dana harus

dicantumkan dalam RKAS, baik dana yang diterima sekolah dari Pemerintah,

Pemerintah Daerah, orang tua, masyarakat, dan sumber lainnya. Hal ini

tercantum dalam Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang Standar

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 19-31

Kondisi IdealKondisi Ideal

Siap ?

Penyusunan KTSP

St. Sarpras

Pembenahan/optimalisasi sesuai hasil analisis

-ATK-Honor Penugasan

-Biaya operasional Pesdik/Pend/TU/Administrasi

St. Proses Sesuai?

Memenuhi, DiberdayakanDipelihara/ dirawat

Dukungan Eksternal.

Pemenuhan Pengadaan Pemanfaatan secara optimalPemeliharaan/PerawatanPenambahanPenghapusan/Hibah

-Honor/biaya jasa

-Pembelian-Pembangunan

Cukup?

KoordinasiKonsultasiKemitraan

-Transport-ATK-Akomodasi-Konsumsi

RKJM Skala prioritas RKAS

Page 20: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Pengelolaan Pendidikan pada Lampiran Bagian A butir 8.b.4) yang

menyatakan; “pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta

penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah,

serta institusi di atasnya”. Penghitungan dan penentuan besaran biaya/harga

mengacu kepada besaran biaya/plafon yang berlaku serta pembayaran

kewajiban pajak sesuai dengan peruntukannya.

Cara menentukan program/kegiatan berdasarkan hasil analisis kondisi dapat

dilihat pada contoh 1, sedangkan cara menentukan besaran biaya, terutama

yang berkaitan dengan operasional peserta didik dapat dilihat pada contoh 2.

Untuk selanjutnya contoh 3 dan contoh 4 masing-masing adalah contoh cara

menentukan besaran biaya dalam pelaksanaan In House Training (IHT) dan

cara menentukan biaya untuk kebutuhan administrasi guru. Contoh 5 dan

contoh 6 adalah contoh RKJM dan RKAS. Contoh RKAS dapat dilihat di lampiran

1 panduan ini.

G. Kerangka Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah harus disusun secara sistematik dan

mencakup berbagai komponen yang diperlukan berikut pembiayaan (sumber

dan jumlah dana) yang dibutuhkan. Contoh sistematika RKAS sebagai berikut:

1. Cover

2. Kata Pengantar dan Daftar Isi

3. Identitas Sekolah dan Kepala Sekolah

4. Pendahuluan (Latar Belakang, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran )

5. Analisis Kondisi Riil Sekolah (hasil Analisis Konteks)

6. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah untuk satu tahun dengan

substansinya, yaitu aspek dan uraian kegiatan, tanggal pelaksanaan,

unsur yang terlibat, tujuan kegiatan, hasil kegiatan dan sumber dana

(format seperti contoh 6).

8. Lampiran - lampiran

Guna mendukung kelengkapan informasi, maka program kerja sekolah harus

dilengkapi/dilampiri dengan :

1. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau

Akte pendirian yayasan (bagi sekolah swasta)

2. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah

3. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti

status Kepala Sekolah yang definitif

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 20-31

Page 21: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

4. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)

5. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta

uraian tugasnya.

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 21-31

Page 22: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 1: Penentuan rencana kegiatan yang didasarkan pada hasil analisis dan penentuan kebutuhan biaya dalam RKAS

No.

Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut/Kegiatan

Biaya yang dibutuhkan

Keterangan Sumber Dana

1. Semua pendidik menyusun Silabus secara mandiri

Belum semua pendidik dapat menyusun Silabus

Melakukan kegiatan pelatihan bagi guru, misalnya IHT

Honor fasilitator Konsumsi pendidik

dan fasilitator ATK

Besaran biaya sesuai dengan jumlah fasilitator dan pendidik yg ada

Komite Sekolah

..... 7. Jumlah rombel 18 Jumlah ruang

kelas 151.Penambahan ruang kelas

Biaya pembangunan RKB

Jumlah ruang yang dibangun sesuai dengan kemampu-an /rencana tahun berjalan dengan besaran biaya di-sesuaikan dengan standar yang berlaku

Komite Sekkolah

Masyarakat Pemerintah

..... 18 Semua pendidik

telah tersertifikasi Baru 50% pendidik tersertifikasi

Persiapan dan pengusulan guru unyuk disertifikasi

Transport ATK

Disesuaikan dengan ketentuan Kab./KotaMendorong Dinas Kab/Kota merealisasikan usulan

Komite sekolah

.....

.

22. Semua bangunan/ gedung difungsikan se-cara optimal dan ter-pelihara dengan

Sebagian gedung kurang terpelihara/ terawat

Pemeliharaan/pera- watan bangunan/ gedung

Pemeliharaan rutin berpe- doman pada pembiayaan pemeliharaan dan

Sesuai kebutuhan

Komite Sekolah Block Grant

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 22-31

Page 23: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

No.

Kondisi Ideal Kondisi Riil Rencana Tindak Lanjut/Kegiatan

Biaya yang dibutuhkan

Keterangan Sumber Dana

baik rehab ringan23. Ruang kelas

dilengkapi dengan sarana TIK yang memadai

Baru sebagian ruang kelas yang dileng-kapi sarana TIK

Pemenuhan sarana TIK di ruang kelas

Pembelian sarana TIK (infocus, screen, komputer, dll)

Besaran biaya disesuaikan dengan aturan/harga yang berlaku

Block Grant

.... 30. Peserta didik

memiliki pengalaman berorganisasi

Belum seluruh peserta didik memiliki pengalaman organisasi

Kegiatan OSIS Transport ATK Konsumsi

Disesuaikan dengan ketentuan Kab./Kota

Komite Sekolah

Seluruh peserta didik menjadi anggota OSIS

Baru sebagian peserta didik memiliki kartu OSIS

Pembuatan kartu OSIS

ATK Biaya cetak

Sesuai kebutuhan

Komite Sekolah

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 23-31

Page 24: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 2: Perhitungan biaya operasional peserta didik (non inventaris)

a. Ulangan harian.

Ulangan harian diperhitungkan dari jumlah SK/KD untuk setiap mata

pelajaran. Sebagai contoh untuk mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:

Kelas Jumlah SK

Jumlah

KD

Banyak Ulangan

Harian

Kebutuhan

Kertas

X 6 24 8 kali 24 lembar

XI IPA 6 21 7 kali 21 lembar

XI IPS 3 14 5 kali 15 lembar

XI BHS 2 6 4 kali 12 lembar

XII IPA 5 20 6 kali 18 lembar

XII IPS 4 12 4 X 12 lembar

XII BHS 3 8 4 X 12 lembar

Dari daftar di atas, jika dirata–rata setiap mata pelajaran melaksanakan 6 kali

Ulangan Harian setiap yahunnya (diperhitungkan terhadap banyaknya

SK/KD), maka kebutuhan Ulangan Harian dapat dihitung sebagai berikut;

18 MP x 6 UH x 3 lbr kertas = 324 lembar ≈ 0, 67 rim kertas

Tinta 1 tube untuk 800 lembar, sehingga kebutuhan tinta adalah 0,438

tube, dan

Master 1 lembar untuk 100 kertas, maka kebutuhannya adalah 3,24

lembar.

Jumlah biaya untuk kebutuhan Ulangan Harian /peserta didik/tahun adalah

Jenis

kebutuh

an

volume

Harga

satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Keterangan

Kertas 0,67 40.000,00 26.800,00 Harga disesuaikan

dengan plafon/

ketentuan/ harga

pasar

Tinta 0,4378 300.000,00 131.250,00

Master 3,24 3.000,00 9.700,00

Jumlah 167.750,00

b. Praktikum

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 24-31

Page 25: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Rata–rata pelaksanaan praktikum untuk 1 mata pelajaran adalah 4 kali/tahun

(disesuaikan dengan SK/KD mapel yang relevan), maka perhitungan biaya

adalah sebagai berikut:

10 MP x 4 x Rp 5.000,00 = Rp 200.000,00

c. Pembinaan Prestasi

1) Ekstra kurikuler ± Rp 60.000,00

2) Akademik ± Rp 60.000,00

Jumlah kebutuhan Rp 120.000,00/peserta didik/tahun

d. Ulangan Akhir Semester/ Ujian

2 x Rp 30.000,00 = Rp 60.000,00

e. Buku Teks

18 MP x Rp 30.000,00 = Rp 540.000,00/3 tahun, sehingga menjadi

Rp 180.000,00/peserta didik/tahun

f. Administrasi (kartu OSIS, Perpustakaan, dll) Rp 30.000,00

Jumlah kebutuhan operasional /peserta didik/Tahun adalah;

No. Jenis kegiatan

Biaya yang

dibutuhkan

(Rp)

Keterangan

a. Ulangan Harian 167.750,00 Harga/besaran biaya

disesuaikan dengan

ketentuan yang berlaku

b. Praktikum 200.000,00

c. Pembinaan

Prestasi

120.000,00

d. Ulangan Akhir

Semester/ Ujian

30.000,00

e. Buku Teks 180.000,00

f. Administrasi 30.000,00

Jumlah 727.750,00

Contoh 3: Penghitungan biaya In House Training

In House Training (IHT), merupakan pelatihan yang dilakukan di sekolah. Waktu

disesuaikan dengan banyaknya/luasnya substansi materi pelatihan, sedangkan

pembiayaan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, misalnya sesuai dengan

plafon biaya Pemerintah Daerah setempat. Berikut contoh perhitungan

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 25-31

Page 26: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

pembiayaan untuk IHT tentang pelaksanaan dan penyusunan hasil analisis

konteks dilaksanakan selama 2 hari dengan jumlah peserta 50 orang:

No. Jenis Pembiayaan Volume Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Honora. Nara

Sumber/fasilitator16 jam 50.000,00 800.000,00

b. Pengarah 2 orang 500.000,00 1.000.000,002. Konsumsi 55org x 2 hr 30.000,00 3.300.000,003. ATK 55 pkt 25.000,00 1.375.000,00

Jumlah 6.475.000,00

Contoh 4: Penghitungan biaya kebutuhan administrasi guru

Pembiayaan kebutuhan administrasi guru dalam pembelajaran berhubungan

dengan ATK dan honor penugasan. Penghitungan untuk ATK dapat dilakukan

dengan mempertimbangkan banyaknya guru dan program (IPA, IPS, dan Bahasa)

yang ada di sekolah. Penugasan penyusunan administrasi (Silabus, RPP, dan

pedoman/program kegiatan lainnya) dapat dilakukan per mata pelajaran. Sebagai

contoh untuk sekolah dengan banyak guru 55 orang dan hanya ada jurusan IPA

dan IPS saja, serta penugasan dilakukan per kelompok mata pelajaran, maka

penghitungan pembiayaan dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Honor Penugasan: 18 mapel x Rp 200.000 = 3.600.000 /semester

2. ATK diperkirakan

a. Kertas: 1 rim/orang/semester, sehingga kebutuhan ATK keseluruhan

menjadi 55 orang x 1 rim x Rp 40.000 = Rp 2.200.000/semester

b. Tinta; 55 rim x 500 lembar = 27.500 lembar, maka kebutuhan tinta menjadi

(27.500 : 800) x Rp 300.000,00 = Rp 10.312.500,00/semester

c. Master; (27.500 : 100) x Rp 3000,00 = Rp 825.000,00/semester

Dengan demikian maka kebutuhan biaya untuk administrasi guru dalam

satu Tahun adalah sebagai berikut;

No

.

Jenis Kebutuhan Biaya per

semester (Rp)

Biaya yang diperlukan

dalam satu Tahun (Rp)

1. Honor Penugasan 3.600.000,00 7.200.000,00

2. ATK

a. Kertas 2.200.000,00 4.400.000,00

b. Tinta 10.312.500,00 20.625.000,00

c. Master 825.000,00 1.650.000,00

Jumlah 33.875.000,00

2010-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 26-31

Page 27: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 5: Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)

RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH (RKJM) - PERIODE TAHUN 2010-2013SMA ........ KAB./KOTA : .........PROVINSI: ..........

NO. KOMPONEN KEGIATANURAIAN KEGIATAN (DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS KESENJANGAN)

SASARANTAHUN

2010 2011 2012 2013

1. Standar Isi dan Standar

1.1 Penyusunan/ 1.1.1 Penyusunan program kerja ... naskah

Kompetensi Lulusan

Penyempurnaan Dokumen kurikulum

1.1.2 Penyusunan/penyempurnaan dokumen KTSP

... naskah

1.1.3 Penyusunan/penyempurnaan komponen KTSP

...naskah

1.1.4 Penyusunan/pengembangan silabus

22 naskah 6 6 6 4

2. Standar Proses 2.2 Penyusunan perangkat

2.2.1 Penyusunan RPP 22 MP ... .... ...-

pebelajaran 2.2.2 Penyusunan/pengembangan bahan ajar

5 judul/MP 2 judul/MP

2 judul/MP

2 judul/MP

3. Standar Pendidik dan

3.1 Pemenuhan Kualifikasi

3.1.1 Pendidikan S1 bagi guru 10 orang - 5 orang

5 orang

Tenaga Kependidikan

akademik pendidik dan

3.1.2 Sertifikasi profesi guru ... orang ....-orang

... orang

.... orang

tenaga kependidikan

3.1.3 Peningkatan kompetensi guru dalam pengembangan bahan ajar berbasis TIK, melalui workshop/pelatihan eksternal dan IHT(internal)

....orang ..... .... ....

3.1.5 Peningkatan kompetensi tenaga laboran melalui workshop/pelatihan eksternal

.... orang ... orang

... orang

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 27-31

Page 28: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

NO. KOMPONEN KEGIATANURAIAN KEGIATAN (DISESUAIKAN DENGAN HASIL ANALISIS KESENJANGAN)

SASARANTAHUN

2010 2011 2012 2013dan IHT(internal)

4. Standar Sarana dan Prasarana

4.1 Pemenuhan standar ruang kelas

4.1.1 Penambahan ruang kelas .... ruang ... ruang

... ruang

... ruang

4.1.2 Pemenuhan sarana ruang kelas ... ruang ....ruang

... ruang

... ruang

4.2 Pemenuhan ruang perpustakaan

4.2.1 Perluasan ruang perpustakaan .... unit

4.2.4 Pengembangan perpustakaan berbasis TIK

1 paket

4.3 Pemenuhan Laboratorium

4.3.1 Pembangunan ruang laboratorium komputer

1 unit

Komputer 4.3.2 Pemenuhan sarana 1 paket

dst .....

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 28-31

Page 29: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

Contoh 6: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) - TAHUN 2010/2011

SMA ......KABUPATEN/KOTA: .......PROVINSI: .......

NO

ASPEK DAN URAIAN

KEGIATAN

TGL PELAKSA

NAAN

UNSUR YG TERLIBAT

TUJUAN KEGIATAN

HASIL KEGIATAN SUMBER DANA

JABATAN

PERANURAIANOUT PUT

JUMLAHSEKOLAH

(Rp)BLOCK GRANT

(Rp)

LAIN-NYA(Rp)

1. Standar isi dan standar kompetensi lulusan1.1 Penyusunan/

Penyemp. dok. Kurikulum

1.1.1 Penyempur-naan doku-men KTSP

23-25 Agust

Kasek 3 Wa-

kasek 4

Guru 2 TU

Narasum-berPenyusun

Panitia

Menyempur nakan dokumen KTSP

Dokumen KTSP yang disempu-rnakan melalui analisis konteks

1 naskah

1.800.000 - -

2. Standar Sarana dan Prasarana2.1 Pengadaan 1

unit RKB 18 Juli s.d. 18 Oktober 2010

Panitia pemba-ngunan

Pelaksana Memenuhi kebutuhan ruang kelas

Ruang kelas baru

1 unit 25.000.000

90.000.000.

-

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 29-31

Page 30: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

dst

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 30-31

Page 31: 3. RKAS  (Isi) 25082010

Panduan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggara Sekolah (RKAS)

BAB III

PENUTUP

1. Semua SMA berkewajiban untuk terus berupaya meningkatan kuantitas dan

kualitasnya secara proporsional melalui berbagai kegiatan yang dituangkan

dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), agar pada saatnya

dapat memenuhi SNP.

2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan pedoman dan acuan bagi

sekolah dalam pelaksanaan proses pendidikan yang harus ditaati oleh seluruh

warga sekolah.

3. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah merupakan rencana yang

komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yang

ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang diinginkan di masa

mendatang. RKAS juga harus berorientasi ke depan dan dapat menjembatani

antara kondisi saat ini dan kondisi ideal.

4. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah memiliki komponen dan cakupan yang

harus dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis kondisi, serta memperhatikan

peluang dan tantangan dari lingkungan eksternal, kekuatan dan kelemahan

internal, dalam rangka pemenuhan SNP.

5. Panduan Penyusunan RKAS ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi

sekolah dalam menyusun rencana kerjanya untuk memenuhi SNP.

Untuk selanjutnya kritik, saran, dan masukan demi perbaikan naskah ini sangat

diharapkan.

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 31-31