materi rkas

Upload: abdul-latif-sifa

Post on 08-Mar-2016

68 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

BAGIAN I

PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Rencana Kerja Sekolah (RKS) merupakan sebuah proses perencanaan atas semua hal dengan baik dan teliti untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan tujuan agar sekolah dapat menyesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, sosial budaya masyarakat, potensi sekolah dan kebutuhan peserta didik. RKS (Rencana Kerja Sekolah) disusun sebagai pedoman kerja dalam pengembangan sekolah, dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah, dan sebagai bahan acuan untuk mengidentifikasi serta mengajukan sumber daya yang diperlukan.

Rencana pengembangan sekolah ini dimaksudkan agar dapat dipergunakan sebagai kerangka acuan oleh kepala sekolah dalam mengambil kebijakan, disamping itu sebagai pedoman dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan progam belajar mengajar dan administrasi sekolah yang lain, agar pengelola sekolah tidak menyimpang dari prinsip-prinsip manajemen.

Keberhasilan perencanaan ini menuntut peran serta aktif dari seluruh warga sekolah dan dukungan dari warga masyarakat. Seluruh komponen sekolah harus mempunyai persepsi yang sama terhadap visi dan misi sehingga seluruh progam yang dijalankan oleh sekolah tidak menyimpang dari visi dan misi tersebut. Dokumen Rencana Kerja Sekolah merupakan sebuah Rencana Strategis Satuan Pendidikan yang disusun sebagai acuan pengembangan program satuan pendidikan di masa yang akan datang. Dokumen RKS ini dihasilkan melalui suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau atas dasar prediksi terhadap kemungkinan trend perkembangan ipteks sebagai dampak globalisasi yang tidak dapat dihindari melalui pendekatan SWOT.

Penyusunan RKS mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemrintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, Permendikbud Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan dasar, Peraturan Bupati Indramayu Nomor 17 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Bantuan Operasional Perawatan dan Fasilitas Sekolah yang bersumber dari anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Indramayu.

Sebagai dokumen rencana sekolah yang dijamin secara yuridis dan filosofis, keberadaan RKS menjadi sebuah dokumen utama sekolah yang mengakomodir semua kepentingan sistem sekolah dan menjadi acuan utama bagi pelaksanaan program sekolah secara transparan dan akuntable, sebagai ciri utama dari penerapan Manajemen Berbasis Sekolah oleh Satuan Pendidikan. Disamping itu, RKS yang disusun dengan menggunakan prinsip SMART juga menjadi acuan ketercapaian penyelenggaraan program sekolah.

Modul Bimbingan Teknis MBS komponen Penyusunan RKS ini disusun, dalam rangka penyegaran dan penggiatan kembali penerapan MBS di satuan pendidikan SD, SMP dan SMA. Dengan pedoman ini, diharapkan dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Kabupaten Indramayu dan tim pengembang/fasilatator MBS di Kabupaten Indramayu memiliki persamaan persepsi dan langkah gerak dalam melaksanakan pembinaan teknis sehingga sekolah dapat melaksanakan MBS dengan baik sesuai yang direncanakan.

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Pedoman Bimbingan teknis (Bimtek) MBS, komponen Penyusunan RKS diselenggarakan untuk memandu pelaksanaan MBS di sekolah melalui peningkatan mutu manajemen dan kinerja sekolah dalam berbagai aspek khususnya aspek penyusunan Rencana Kerja Sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

2. Tujuan Khusus

a. Membangun struktur manajemen terpadu untuk memperkuat dan memperluas pelaksanaan MBS dalam rangka pencapaian Renstra Dinas Pendidikan 2010 s.d. 2015 yaitu 90% Sekolah sudah melaksanakan MBS dengan baik,b. Memanfaatkan kerangka kerja untuk membina dan mengembangkan MBS secara menyeluruh dan berkelanjutan di sekolah.c. Meningkatkan pelaksanaan MBS di tingkat sekolah dengan baik dan benar pada komponen Penyusunan Rencana Kerja Sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

B. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pedoman bimbingan teknis (Bimtek) MBS komponen Penyusunan Rencana Kerja Sekolah meliputi:

1. Konsep Penyusunan Rencana Sekolah

2. Prosedur Penyusunan Rencana Strategis Sekolah

a. Perumusan visi sekolahb. Perumusan misi sekolah

c. Perumusan tujuan sekolah

d. Analisis tantangan

e. Penentuan sasaran sekolah

f. Identifikasi fungsi-fungsi sekolah

g. Analisis SWOT

h. Identifikasi Alternatif Langkah-langkah Pemecahan Persoalan

i. Penyusunan RKAS.

BAGIAN II

RENCANA KERJA SEKOLAH

A. KONSEP RENCANA KERJA SEKOLAH

Rencana kerja sekolah merupakan rencana yang menyeluruh untuk mengoptimalkan menggunaan sumberdaya sekolah, baik sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia untuk mencapai tujuan yang diinginkan di masa yang akan datang. Rencana kerja sekolah sepatutnya berorientasi ke masa depan; dan secara jelas mampu menjembatai kesenjangan (gap) antara kondisi yang ada saat ini dan keinginan, harapan atau impian yang ingin dicapai di masa yang akan datang.

Rencana kerja sekolah sebenarnya merupakan bentuk lain dari, atau dikembangkan dari rencana strategis. Istilah-istilah yang sebelumnya dipakai adalah rencana strategis sekolah (Renstra sekolah), rencana pengembangan sekolah (RPS), dan rencana pengembangan program sekolah. Ketika rencana strategis diterapkan di sekolah, maka kutipan berikut sesungguhnya sangatlah relevan untuk menggambarkan makna rencana kerja sekolah.

Dalam rencana kerja sekolah, sepatutnya memperhatikan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal, serta kemudian mencari dan menemukan strategi dan program-program untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan yang dimiliki, mengatasi tantangan dan kelemahan yang ada, guna mencapai visi yang diinginkan.RENSTRA SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENCAPAI TUJUAN

Dengan demikian, dalam Rencana Kerja Sekolah harus menggambarkan secara jelas tentang:

1. Visi sekolah yang menunjukkan gambaran sekolah di masa mendatang (jangka panjang) yang diinginkan.2. Misi sekolah yang merupakan tindakan/upaya untuk mewujudkan visi sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.3. Tujuan pengembangan sekolah merupakan apa yang ingin dicapai dalam upaya pengembangan sekolah pada kurun waktu menengah, misalnya untuk 3-6 tahun.

4. Tantangan, yaitu kesenjangan (gap) dari tujuan yang diinginkan dan kondisi sekolah saat ini. Tantangan itulah yang harus diatasi oleh sekolah.

5. Sasaran pengembangan sekolah, yaitu apa yang diinginkan sekolah untuk jangka pendek, misalnya untuk satu tahun.

6. Identifikasi fungsi-fungsi yang berperan penting dalam pencapai sasaran.

7. Analisis SWOT terhadap fungsi-fungsi tersebut, sehingga ditemukan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (oportunity) dan ancaman (threat) dan setiap fungsi yang telah diidentifikasi sebelumnya.

8. Identifikasi alternatif langkah untuk mengatasi kelemahan dan ancaman dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki sekolah.

9. Rencana dan program sekolah yang dikembangkan dari alternatif yang terpilih guna mencapai sasaran yang ditetapkan.

Berdasarkan pada rencana dan program sekolah tersebut, kepala sekolah bisa menyusun Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS), dan Penyusunan jadwal pelaksanaan.

B. APA YANG DIMAKSUD DENGAN RKAS?

Sekolah sebagai organisasi penyedia layanan pendidikan kepada masyarakat senantiasa dihadapkan dengan tantangan dalam mencapai tujuan atau cita-citanya. Pengelolaan sekolah dilakukan dengan menggunakan kerangka pikir manajemen, yang tergambar dari rangkaian kegiatan yang terdiri atas merencanakan, mengorganisasikan, menempatkan staf, memberikan arahan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan dan staf. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan memegang peranan mendasar karena membantu pengelola organisasi memperkirakan hambatan/tantangan pencapaian tujuan dan menentukan tindakan sebagai upaya mengatasi hambatan tersebut. Kast dan Rosenzweig (2007) mendefinisikan rencana sebagai metode terinci yang dirumuskan sebelumnya untuk melaksanakan atau membuat sesuatu, sementara Terry dan Rue (2005) memaknai perencanaan sebagai proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar untuk jangka waktu yang akan datang, dan apa saja yang akan dilakukan agar tujuan tersebut tercapai. Bila pengertian ini ditempatkan pada rencana sekolah, maka dapat dimaknai sebagai rincian tujuan yang akan dicapai beserta kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional di tahun 2006 menerbitkan Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). RPS terdiri atas rencana strategis (Renstra) dan rencana operasional (Renop). Sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 53 ayat 1, disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.

Rencana kerja tahunan dikategorikan sebagai rencana operasional, sedangkan rencana kerja jangka menengah berkategori rencana strategis. Sebagai materi yang bersinambung dengan rangkaian materi yang dipaparkan pada topik sebelumnya, fokus panduan ini terletak pada rencana kerja tahunan yang dikenal sebagai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Tentu saja RKAS tidak boleh menyimpang dari RPS atau rencana strategis, karena keberadaan RKAS berfungsi mencapai tujuan-tujuan yang sebelumnya terangkum dalam tujuan besar RPS. RKAS merupakan rencana biaya dan pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran. RKAS adalah dokumen anggaran sekolah resmi yang disetujui kepala sekolah serta disahkan Dinas Pendidikan setempat (bagi sekolah negeri), atau penyelenggara pendidikan/yayasan (bagi sekolah swasta).

Masa RKAS hanya berlaku untuk satu tahun anggaran yang akan datang, terdiri atas pendapatan dan belanja (pengeluaran). Pendanaan yang dicantumkan dalam RKAS hanya mencakup pengeluaran dalam bentuk uang yang akan diterima dan dikelola sekolah. Guna lebih memahami posisi RKAS dan keterkaitannya dengan RKS dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Diagram Penyusunan dan Pelaksanaan Perencanaan SekolahC. MENGAPA HARUS MENYUSUN RKAS?

Pendidikan sebagai layanan yang diberikan sekolah bukanlah suatu hal yang sederhana. Pendidikan selalu diwarnai tuntutan-tuntutan yang bersifat dinamis dan penuh tantangan. Wajar saja, karena pendidikan yang khususnya diselenggarakan sekolah berkaitan dengan investasi dan kondisi kehidupan seseorang di masa depan (Fatah, 2004). Dengan demikian sekolah pun memiliki kompleksitas dan dinamika tersendiri. Hal tersebut berimplikasi perlunya pengelolaan (manajemen) sekolah yang dapat diartikan sebagai cara mengoptimalisasi, mengelola dan mengendalikan berbagai sumber daya. Keberhasilan manajemen sekolah salah satunya bergantung kepada keberhasilan perencanaan.

PP No 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan (pasal 50 dan 51) secara eksplisit menyatakan kewajiban satuan pendidikan merumuskan dan menetapkan kebijakan pendidikan sesuai dengan kewenangannya. Salah satu kebijakan pendidikan yang dirumuskan satuan pendidikan adalah rencana kerja tahunan satuan pendidikan, anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan. Secara tersurat pemerintah menaruh harapan agar satuan pendidikan dapat menunjang sistem pendidikan nasional yang efektif, efisien, dan akuntabel. Harapan pemerintah tersebut cukup mendasar, karena dengan adanya rencana kegiatan sekolah lebih mudah dalam memonitoring dan mengevaluasi pengembangan sekolah. Bagaimana keuntungan yang didapat oleh pihak sekolah sendiri? Rencana kegiatan sekolah berperan sebagai pedoman kerja atau kerangka acuan dalam mengembangan sekolah, selain juga menjadi rujukan identifikasi dalam pengajuan sumberdaya pendidikan yang diperlukan untuk pengembangan sekolah.

Lebih jauh lagi, penyusunan rencana kegiatan sekolah (berikut anggarannya) akan memudahkan sekolah untuk mengetahui secara rinci tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan supaya tujuan dan kewajiban sekolah tercapai. Dari sisi partisipasi, rencana kegiatan dan anggaran sekolah memberikan dukungan terhadap diperhitungkannya harapan-harapan para pemangku kepentingan sekolah baik eksternal maupun internal, tanpa mengabaikan kondisi nyata sekolah.

BAGIAN III.

RENCANA KEGIATAN ANGGARAN SEKOLAHSetelah memahami pentingnya menyusun RKAS, pertanyaan berikutnya yang boleh jadi muncul adalah bagaimana cara menyusunnya. Namun sebelum lebih jauh ke langkah operasional penyusunan RKAS, perlu diingatkan kembali bahwa RKAS adalah bagian dari RPS. Bagian lainnya RPS (Rencana Pengembangan Sekolah/rencana jangka panjang) adalah RKS (Rencana Kegiatan Sekolah/rencana jangka menengah), yakni rencana pengembangan sekolah yang menggambarkan program-program sekolah dalam kurun waktu empat tahun. Cakupan program-program tersebut lebih bersifat umum atau garis besar, dan mengacu kepada standar nasional pendidikan. Adapun RKAS adalah penjabaran operasional dari RKS, artinya isi program RKAS lebih detil dan lebih berjangka waktu pendek (satu tahun). Bila RKS dibuat pada awal tahun untuk empat tahun ke depan, maka RKAS dibuat pada setiap awal tahun pertama, kedua, ketiga dan keempat.Mengenai sumber dana, umumnya dapat diprediksi sebelumnya karena penyusunan RKAS pada prakteknya lebih menggunakan alokasi historis. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan penggalian dana yang berasal dari hibah.

A. KETENTUAN DALAM PENYUSUNAN RKAS

Beberapa ketentuan perlu diperhatikan dalam penyusunan RKAS. Ketentuan yang paling mendasar isinya tidak boleh menyimpang dari RKS. Ketentuan lainnya dalam penyusunan RKAS yaitu:

1. Menggunakan strategi analisis SWOT

2. Analisis SWOT dilakukan setiap tahun

3. RKAS merupakan penjabaran dari RKS

4. Program yang direncanakan bersifat lebih operasional

5. Ada benang merah antara tujuan empat tahunan dan sasaran (tujuan situasional) satu tahunan

6. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis SWOT.

B. LANGKAH PENYUSUNAN RKAS Secara skematis, langkah penyusunan RKAS dapat dilihat pada diagram 2 yang terletak pada halaman berikut.

Diagram Langkah-Langkah Penyusunan RKAS sebagai Bagian dari RPS1. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolahBagian ini pada prinsipnya sama dengan analisis lingkungan strategis pada Renstra atau RKS. Perbedaannya adalah untuk analisis ini lebih menitik beratkan kepada lingkungan sekolah saja yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh langsung kepada operasional sekolah.

Proses-proses ini termasuk menganalisis kebutuhan masyarakat/daerah setempat, potensi daerah, potensi sekolah, potensi masyarakat sekitar, potensi geografis sekitar sekolah, potensi ekonomi masyarakat sekitar sekolah, dan potensi lainnya. Termasuk di dalamnya juga tentang regulasi atau kebijakan daerah dan peta perpolitikan daerah setempat. Hasil kajian ini (baik yang bersifat kuantitas maupun kualitas) dapat dipergunakan untuk membantu melakukan analisis pendidikan yang ada di sekolah saat sekarang dan perencanaan satu tahun ke depan.2. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini

Adalah suatu analisis atau kajian yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui semua unsur internal sekolah yang akan dan telah mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya. Analisis ini lebih menitikberatkan kepada analisis situasi pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain mengenai kondisi saat ini tentang: PBM, guru, kepala sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga perpustakaan, fasilitas atau sarpras, media pengajaran, buku, peserta didik, kurikulum, manajemen sekolah, pembiayaan dan sumber dana sekolah, kelulusan, sistem penilaian/evaluasi, peran komite sekolah, dan sebaginya. Hasil kajian ini dapat dirumuskan dalam school profile sekolahnya yang dapat dipergunakan untuk menentukan status atau potret sekolah saat ini. Hasil ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan di masa satu tahun mendatang, sehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.

Erat kaitannya dengan upaya pemerintah melakukan standarisasi pendidikan, maka alangkah lebih bijaksananya bila dalam menganalisis kondisi sekolah turut memperhatikan pola atau arah kebijakan pemerintah yang sedang berlaku. Sebagai contoh membandingkan kondisi sekolah saat ini dengan standar-standar yang ditetapkan pemerintah. Pencapaian standar pendidikan sebagaimana pemerintah telah tetapkan bisa menjadi prioritas dalam mengkaji kondisi sekolah sehingga bisa ditemukan nantinya bila terdapat kesenjangan dengan standar yang diatur pemerintah. Contoh peraturan pemerintah yang dapat dirujuk sekolah dalam menganalisis kondisi sekolah adalah sebagai berikut:

a. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

b. Kepmendiknas RI no 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan (Sementara SMA/K/MA mengacu ke peraturan ini)

c. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota.

3. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depanPada dasarnya analisis ini sama dengan yang dilakukan untuk analisis sebelumnya di RPS, bedanya di sini untuk jangka waktu satu tahun. Sekolah melakukan suatu kajian atau penelaahan tentang cita-cita potret sekolah yang ideal di masa datang (khususnya dalam satu tahun mendatang). Dalam analisis ini melibatkan semua stakeholder sekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang yang visioner, sehingga dapat menentukan kondisi sekolah yang benar-benar ideal tetapi terukur, flecible, dan rasional.

4. Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu tahun Kedepan.Dalam menentukan kesenjangan ini pada dasarnya sama ketika menyusun RPS. Berdasarkan pada hasil analisis sekolah saat ini dan analisis kondisi sekolah yang ideal satu tahun mendatang, maka selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antar keduanya. Kesenjangan itulah merupakan sasaran yang harus dicapai atau diatasi dalam waktu satu tahun, sehingga apa yang diharapkan sekolah secara ideal dapat dicapai. Dengan kata lain, kesenjangan tersebut merupakan selisih antara kondisi nyata sekarang dengan kondisi idealnya satu tahun ke depan. Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan mengulas kesenjangan, dapat dikelompokkan menjadi bagian-bagian kelompok aspek

5. Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ke depan.Sekolah menentukan atau merumuskan sasaran atau tujuan jangka pendek satu tahunan. Rumusan tujuan satu tahunan ini merupakan penjabaran lebih rinci, operasional, dan terukur dari tujuan empat tahunan dalam RKS. Oleh karena itu, tujuan di sini tidak boleh berbeda atau menyimpang dari tujuan empat tahunan. Dalam perumusannya harus mengandung aspek SMART (spesific, measurable, achievable, realistic, dan time bound). Secara substansi tujuan tersebut lebih menitikberatkan kepada tujuan pencapaian standar nasional dalam berbagai aspek pendidikan.

Tujuan satu tahun merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang telah dirumuskan berdasarkan pada kesenjangan/selisih yang terjadi antara kondisi sekolah saat ini dengan tujuan sekolah untuk satu tahun ke depan. Berdasarkan pada tantangan nyata tersebut, selanjutnya dirumuskan sasaran mutu yang akan dicapai oleh sekolah. Sasaran harus menggambarkan mutu dan kuantitas berstandar nasional yang ingin dicapai dan terukur agar mudah melakukan evaluasi keberhasilannya.

6. Mengidentifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya;

Setelah sasaran atau tujuan tahunan ditentukan, selanjutnya dilakukan identifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Langkah ini harus dilakukan sebagai persiapan dalam melakukan analisis SWOT. Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya untuk meningkatkan pencapaian ketuntasan kompetensi lulusan yang berstandar nasional adalah fungsi proses belajar mengajar (PBM) berstandar nasional dan pendukung PBM, seperti: ketenagaan, kesiswaan, kurikulum, perencanaan instruksional, sarana dan prasarana dengan standar internasional, serta hubungan sekolah dan masyarakat.

Selain itu terdapat pula fungsi-fungsi yang tidak terkait langsung dengan proses belajar mengajar, diantaranya pengelolaan keuangan dan pengembangan iklim akademik sekolah. Apabila sekolah keliru dalam menetapkan fungsi-fungsi tersebut atau fungsi tidak sesuai dengan sasarannya, maka dapat dipastikan hasil analisis akan menyimpang dan tidak berguna untuk memecahkan persoalan. Untuk itu, diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menentukan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Agar lebih mudah, dalam identifikasi fungsi dibedakan fungsi-fungsi pokok yang berbentuk proses, misalnya KBM, latihan, pertandingan, dan sebagainya serta fungsi-fungsi yang berbentuk pendukung, yang berbentuk input misalnya ketenagaan, sarana-prasarana, anggaran, dan sebagainya. Pada setiap fungsi ditentukan pula faktor-faktornya, baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal agar setiap fungsi memiliki batasan yang jelas dan memudahkan saat melakukan analisis.

Setelah fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran telah diidentifikasi, maka langkah berikutnya adalah menentukan tingkat kesiapan masing-masing fungsi beserta faktor-faktornya melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat).

Harap diperhatikan bahwa dalam menentukan fungsi pada sebuah sasaran agar selalu mencermati unsur-unsur yang lazim di dalam sistem pembelajaran, seperti: PBM, kesiswaan, dana, guru, manajemen, media, buku, dll adalah dari internal sekolah, sedangkan fungsi dari eksternal antara lain: dana, pendidik, fasilitas, dan lain sebagainya. Contoh identifikasi fungsi atau urusan sekolah terkait dengan pencapaian tujuan satu tahun.

7. Melakukan analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.

Dalam melakukan analisis terhadap fungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku ketentuan berikut: Untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya, minimal memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor internal atau ancaman bagi faktor eksternal. Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan standar, kecermatan, kehati-hatian, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat.

Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih adanya fungsi yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak akan dapat tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi siap. Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.

Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan mengoptimalkan fungsi yang dinyatakan siap.

Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan kesiapan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya di sekolah tersebut. Dengan kata lain, sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama. Oleh karena itu dalam analisis SWOT harus dilakukan pada tiap sasaran/tujuan.

8. Merumuskan dan mengidentifikasi Alternatif Pemecahan Persoalan.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk sebuah tujuan/sasaran maka dapat diidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua fungsi yang diperkirakan menunjang ketercapaian tujuan tersebut. Sebagai contoh, pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru kurang mampu memberdayakan siswa dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran di kelas serta waktu yang digunakan kurang efektif. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah kurang siapnya siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi dan siang hari menjelang pulang. Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena berdekatan dengan pusat keramaian kota.

Selanjutnya untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah mencari alternatif langkah-langkah memecahkan persoalan. Dengan kata lain, alternatif pemecahan masalah pada dasarnya merupakan cara mengatasi fungsi yang belum memenuhi kesiapan.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka diidentifikasi komponen dan faktor yang TIDAK SIAP terlebih dahulu untuk diatasi lebih dulu;

b. Setiap komponen atau faktor yang tidak siap dicarikan alternatif-alternatif pemecahannya, dan dipilih yang paling ringan, tepat, dan efisien/efektif.

9. Menyusun Rencana Program Berdasarkan pada beberapa alternatif pemecahan persoalan yang dihasilkan dari analisis SWOT tersebut, sekolah selanjutnya menyusun program sesuai dengan kemampuan sekolah. Sekolah yang sukses adalah sekolah yang mampu melaksanakan alternatif pemecahan masalah dengan inovatif maksimal dan biaya minimal. Dari alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan yang ada, Kepala sekolah bersama-sama dengan unsur Komite Sekolah, menyusun dan merealisasikan rencana dan program-programnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan. Hal itu juga diperlukan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan memperoleh dukungan dari pemerintah maupun orangtua peserta didik, baik secara moral maupun finansial.

10. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan/output (milestone)Berdasarkan pada tujuan atau sasaran satu tahunan dan program di atas, maka selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa-apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan dalam waktu kapan akan dicapai dalam waktu satu tahun. Dasar tujuan satu tahun bisa berbasis standar nasional pendidikan, atau lebih spesifik lagi misal terkait dengan rintisan sekolah berstandar internasional. Misalnya dari program pencapaian standar internasional aspek sarana dan prasarana pendidikan, bentuk hasil yang akan dicapai sarana pendidikan apa saja dalam jangka satu tahun bisa terwujud.

Semisal dalam empat tahun akan mencapai standar nasional, sarana pendidikan 100%, maka pada tahun pertama ini akan dicapai 25%-nya. Demikian pula untuk hasil-hasil yang akan dicapai dari program-program lainnya. 11. Menyusun rencana biaya

Selanjutnya sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan satu tahun. Dalam membuat rencana anggaran ini dari setiap besarnya alokasi dana harus dimasukkan asal semua sumber dana, misalnya dana dari rutin atau daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dari pusat, dari komite sekolah, atau dari sumber dana lainnya. Penyusunan rencana anggaran ini dituangkan ke dalam Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam penyusunannya harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dari masing-masing penyandang dana. Sangat dimungkinkan suatu program dibiayai dengan subsidi silang dari berbagai pos atau sumber dana. Program-program yang memerlukan bantuan dari pusat harus dialokasikan sumber dana dari pusat dengan sharing dari sekolah dan komite sekolah atau bahkan daerah. Pada era otonomi daerah ini, maka sekolah dan daerah memiliki kewajiban yang lebih besar dalam hal pemenuhan unit cost pendidikan anak/siswa. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, maka setiap program atau kegiatan harus nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan dalam menentukan besarnya dana yang diperlukan.

Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah (RAPBS) menjadi salah satu bagian Rencana Pengembangan Sekolah yang cukup penting dan strategis dalam pengembangan sekolah. RAPBS menjadi salah satu indikator utama pengembangan sekolah di masa-masa yang akan datang. Besar kecilnya RAPBS sangat ditentukan oleh kepiawaian kepala sekolah dalam mengelola sekolah, di samping juga kemampuan kepala sekolah dalam menggali dana, di luar dana dari pemerintah. Selanjutnya RAPBS disusun dengan tujuan untuk: (1) memberikan arah yang jelas program sekolah dalam kurun waktu tertentu (misalnya 4 tahunan); (2) memprediksi kegiatan-kegiatan sekolah di masa yang akan datang; (3) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi pendanaan pada kegiatan-kegiatan sekolah; (4) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; (5) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam hal dukungan finansial ; dan (6) menjamin tercapainya penggunaan sumber dana secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

12. Menyusun rencana pelaksanaan program

Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program ini lebih mengarah kepada kiat, cara, teknik, dan atau strategi yang jitu, efisien, efektif, dan feasibel untuk dilaksanakan. Cara di sini harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada program tersebut. Beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya dengan pelatihan atau workshop, seminar, lokakarya, temu alumni, kunjungan, in house training, matrikulasi, remedial, pengayaan, pendampingan, bimbingan teknis rutin, dan lainnya. Dalam perencanaan pelaksanaan harus mempertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas, dan sebagainya.

13. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi

Perumusan di sini pada dasarnya sama dan mengacu kepada RKS khususnya tentang rencana supervisi klinis, monitoring, dan evaluasi di sekolah. Sekolah merumuskan tentang rencana supervisi, monitoring internal, dan evaluasi internal sekolahnya oleh kepala sekolah dan tim yang dibentuk sekolah. Harus dirumuskan rencana supervisi yang akan dilakukan sekolah ke semua unsur sekolah, dirumuskan monitoring tiap kegiatan sekolah oleh tim, danharus dirumuskan evaluasi kinerja sekolah oleh tim. Oleh siapa dan kapan dilaksanakan harus dirumuskan secara jelas selama kurun waktu satu tahun. Dengan demikian, sekolah dapat memperbaiki kelemahan proses dan dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan tujuan dalam kurun waktu satu tahun tersebut. Pada akhirnya sekolah akan mengetahui program apa yang dapat dicapai dan kapan suatu target standar internasional akan dicapai dengan pasti. Tanpa adanya langkah ini sekolah akan cenderung berjalan tanpa ada kejelasan dan kepastian. Lebih daripada itu, sekolah akan memiliki daya tawar dengan pihak lain ketika berkepentingan untuk meningkatkan kemajuan sekolah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:

1) Supervisi dilakukan untuk mengetahui dan mengatasi masalah2 proses pelaksanaan semua program dan kegiatan sekolah;

2) Supervisi juga termasuk masalah gurunya, administrasi, sarana, KBM, dll

3) Monev dilakukan pada akhir program untuk mengetahui ketercapaian tujuan/sasaran, untuk perbaikan/masukan sasaran tahun berikutnya.4) Lebih baik tiap sasaran ada evaluasi5) Instrumen, kisi-kisi, pedoman penilaian monev bisa dikembangkan sendiri atau mengacu pada instrumen lain yang relevan;6) Kegiatan supervisi dan monev dilakukan oleh intern sekolah;7) Rincian kegiatan MONEV antara lain:

a. Persiapanb. Pengembangan perangkat instrumen

c. Pelaksanaan (pengambilan data dan analisis data, pemecahan masalah)

d. Pelaporan14. Membuat jadwal pelaksanaan program

Apabila program-program telah disusun dengan baik dan pasti, selanjutnya sekolah merencanakan alokasi waktu per mingguan atau bulanan atau triwulanan dan seterusnya sesuai dengan karakteristik program yang bersangkutan. Fungsi utama dengan adanya penjadwalan ini untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus mengontrol pelaksanaan tersebut.

15. Menentukan penanggungjawab program/kegiatanSekolah akhirnya harus menentukan siapa penanggungjawab suatu kegiatan/ program kelompok program dan atau keseluruhan program. Dengan SK Kepala Sekolah, tiap orangatau kelompok orang dapat menjadi penanggung jawab atau anggota pelaksanprogram/kegiatan. Pertimbangan utamanya adalah profesionalitas, kesesuaian kewenangan, kemampuan, kesediaan, dan kesempatan yang ada. Asas roporsionalitas bisa dipertimbangkan kemudian. Keterlibatan pihak luar, seperti komite sekolah, tokoh masyarakat, dan sebagainya dapat dilibatkan sesuai dengan kepentingannya. Ada prinsipnya RKAS ini harus diketahui, disetujui, dan disahkan oleh berbagai pihak terkait (Sekolah, Komite Sekolah, Dinas Pendidikan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota).BAGIAN IV

PENUTUP

Demikian buku pedoman penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) ini disampaikan sebagai gambaran umum dalam menyusun dan menentukan program sekolah guna mendukung keberhasilan yang terukur dalam implementasi penyusunan rencana kegiatan dan anggaran sekolah.DAFTAR REFERENSI

Fatah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung:

Pustaka Bani Quraisy

Kast, F.E dan Rosenzweig, J.E. (2007). Organisasi dan Manajemen 2. (diterjemahkan A.Hasyim

Ali). Jakarta: Bumi Aksara.

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Pertama. (2006). Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah

(RPS) Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

PP No 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.

Terry, G. R dan Rue, L.W. (2005). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.Peraturan Bupati Indramayu Nomor 19 Tahun 2014 tentang pengelolaan bantuan operasional perawatan fasilitas sekolah yang berseumber dai anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten indramayu

Lampiran : Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor : 13 Tahun 2006

Tanggal : 15 Mei 2006

KODE REKENING BELANJA DAERAHKode ReKeningUraian

5.BELANJA DAERAH

5.1BELANJA TIDAK LANGSUNG

5.1.1BELANJA PEGAWAI

5.1.1.01Gaji dan Tunjangan

5.1.1.01.01Gaji Pokok PNS/Uang Representase*)

5.1.1.01.02Tunjangan Keluarga

5.1.1.01.03Tunjangan Jabatan

5.1.1.01.04Tunjangan Fungsional

5.1.1.01.05Tunjangan Fungsional Umum/TPP

5.1.1.01.06Tunjangan Beras

5.1.1.01.07Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus

5.1.1.01.08Pembulatan

5.1.1.01.09Dst. .......

5.2BELANJA LANGSUNG

5.2.1BELANJA PEGAWAI

5.2.1.01Honorarium PNS

5.2.1.01.01Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan

5.2.1.01.02Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa

5.2.1.01.05Honorarium Tim Teknis PNS

5.2.1.01.04Honorarium Piket

5.2.1.01.07Honorarium Petugas Pelaksana Kegiatan (Sekolah)

5.2.1.02Honorarium Non PNS

5.2.1.02.02Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap

5.2.1.02.03Honorarium Tim Teknis Non PNS

5.2.1.02.04Honorarium Piket Non PNS

5.2.1.02.05Honorarium Petugas Pelaksana Kegiatan Non PNS (sekolah)

5.2.1.03Uang Lembur

5.2.1.03.01Uang Lembur PNS

5.2.1.03.02Uang Lembur Non PNS

5.2.1.07Uang Saku

5.2.1.07.01Uang Saku PNS

5.2.1.07.02Uang Saku Non PNS

5.2.2BELANJA BARANG DAN JASA

5.2.2.01Belanja Bahan Pakai Habis

5.2.2.01.01Belanja Alat Tulis Kantor

5.2.2.01.03Belanja Alat Listrik dan elektronik (lampu pijar, batrery kering)

5.2.2.01.04Belanja materai, perangko dan benda pos lainnya

5.2.2.01.05Belanja Peralatan Kebersihan dan bahan pembersih

5.2.2.01.09Belanja Alat-alat dapur

5.2.2.02Belanja Bahan/Material

5.2.2.02.01Belanja Bahan Baku Bangunan

5.2.2.02.08Belanja Pembelian Tropy/Piala

5.2.2.02.09Belanja Bahan dan Peralatan

5.2.2.03Belanja Jasa Kantor

5.2.2.03.01Belanja Telephon

5.2.2.03.02Belanja Air

5.2.2.03.03Belanja Listrik

5.2.2.03.05Belanja Surat Kabar/majalah

5.2.2.03.06Belanja Kawat/faksimile/internet

5.2.2.03.08Belanja Sertifikasi

5.2.2.03.16Belanja Jasa dokumentasi, publikasi dan dekorasi

5.2.2.06Belanja Cetak dan Penggandaan

5.2.2.06.01Belanja Cetak

5.2.2.06.02Belanja Penggandaan, foto copy dan penjilidan

5.2.2.11Belanja Makanan dan Minuman

5.2.2.11.01Belanja makanan dan minuman harian pegawai

5.2.2.11.02Belanja makanan dan minuman rapat

5.2.2.11.03Belanja makanan dan minuman tamu

5.2.2.15Belanja Perjalanan Dinas

5.2.2.15.01Belanja Perjalanan Dinas dalam daerah

5.2.2.15.02Belanja Perjalanan Dinas luar daerah

5.2.2.20Belanja Pemeliharaan

5.2.2.20.09Belanja Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

5.2.2.20.11Belanja Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan dan Peralatan Gedung Kantor

5.2.2.20.14Belanja Pemeliharaan Gedung Sekolah

5.2.2.20.15Belanja Pemeliharaan Jaringan/Aplikasi Komputer

5.2.2.20.16Belanja Pemeliharaan Peralatan Gedung Kantor

5.2.2.20.18Belanja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kebersihan

5.2.2.20.19Belanja Rehabilitasi Gedung Kantor

5.2.2.20.21Belanja Pemeliharaan Jaringan Listrik

5.2.3BELANJA MODAL

5.2.3.27Belanja modal pengadaan alat kantor

5.2.3.27.01Belanja modal pengadaan mesin ketik

5.2.3.27.02Belanja modal pengadaan mesin Hitung

5.2.3.27.03Belanja modal pengadaan alat reproduksi (Pengganda)/mesin foto copy

5.2.3.27.04Belanja modal pengadaan alat penyimpanan perlengkapan kantor

5.2.3.28Belanja Modal Pengadaan Alat Rumah Tangga

5.2.3.28.01Belanja modal pengadaan mebelair

5.2.3.28.02Belanja modal pengadaan alat pengukur waktu

5.2.3.28.03Belanja modal pengadaan alat pembersih

5.2.3.28.04Belanja modal pengadaan alat pembersih

5.2.3.28.05Belanja Modal pengadaan alat pendingin

5.2.3.28.06Belanja modal pengadaan peralatan dan perlengkapan rumah tangga

5.2.3.28.07Belanja modal pengadaan alat pemadam kebakaran

5.2.3.29Belanja Modal Pengadaan Komputer

5.2.3.29.01Belanja modal pengadaan komputer unit jaringan

5.2.3.29.02Belanja modal pengadaan komputer/PC

5.2.3.29.03Belanja modal pengadaan peralatan komputer mainframe

5.2.3.29.04Belanja modal pengadaan peralatan mini komputer

5.2.3.29.05Belanja modal pengadaan peralatan personal komputer

5.2.3.30Belanja Modal Pengadaan Meja Dan Kursi Kerja/Rapat

5.2.3.30.01Belanja modal pengadaan meja kerja

5.2.3.30.02Belanja modal pengadaan meja rapat

5.2.3.30.03Belanja modal pengadaan kursi kerja

5.2.3.30.04Belanja modal pengadaan kursi rapat

5.2.3.30.05Belanja modal pengadaan kursi hadap depan meja kerja

5.2.3.30.06Belanja modal pengadaan kursi tamu di ruangan

5.2.3.30.07Belanja modal pengadaan lemari dan arsip

5.2.3.32Belanja Modal Pengadaan Alat Komunikasi

5.2.3.32.01Belanja modal pengadaan alat komunikasi telephon

5.2.3.37Belanja Modal Pengadaan Alat Peraga/Praktek Sekolah

5.2.3.37.01Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi Bahasa Indonesia

5.2.3.37.02Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi Matematika

5.2.3.37.03Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi IPA Dasar

5.2.3.37.04Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi IPA Lanjutan

5.2.3.37.05Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi IPA Menengah

5.2.3.37.06Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi IPA Atas

5.2.3.37.07Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi IPS

5.2.3.37.08Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi Agama Islam

5.2.3.37.09Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi Keterampilan

5.2.3.37.10Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi Kesenian

5.2.3.37.11Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi Olah Raga

5.2.3.37.12Belanja modal pengadaan alat peraga bidang studi PMP

5.2.3.82Belanja Modal Aset tetap Lainnya-Pengadaan Buku

5.2.3.82.01Belanja modal pengadaan buku ilmu pengetahuan umum dan peraturan perundang-undangan

5.2.3.82.02Belanja modal pengadaan buku Filsafat

5.2.3.82.03Belanja modal pengadaan buku keagamaan

5.2.3.82.04Belanja modal pengadaan buku Ilmu Sosial

5.2.3.82.05Belanja modal pengadaan buku Ilmu Bahasa

5.2.3.82.06Belanja modal pengadaan buku Matematika dan Pengetahuan Alam

5.2.3.82.07Belanja modal pengadaan buku Pengetahuan Praktis

5.2.3.82.08Belanja modal pengadaan buku arsitektur, kesenian dan olah raga

5.2.3.82.09Belanja modal pengadaan buku Geografi, Biografi, Sejarah

Lampiran : Peraturan Bupati Indramayu

Nomor :

Tanggal :

KODE DAN DAFTAR PROGRAM/KEGIATAN

BIAYA OPERASIONAL PERAWATAN DAN FASILITAS SEKOLAH

KODEPROGRAM/KEGIATAN/SUB KEGIATAN/PELAKSANAAN

1.01.01.17.Program Pendidikan Menengah

1.01.01.17.17Biaya Operasional Perawatan dan Fasilitas Sekolah

1.01.01.17.17.01Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

1.01.01.17.17.01.01Pencapaian Akademis Peserta Didik

1.01.01.17.17.01.01.01Penyusunan Kompetensi Ketuntasan Minimal (KKM)

1.01.01.17.17.01.01.02Penyusunan Kriteria Kenaikan Kelas

1.01.01.17.17.01.01.03Penajaman Materi Ujian Nasional (Tryout)

1.01.01.17.17.01.01.05Pelaksanaan Ujian Sekolah

1.01.01.17.17.01.01.06Pelaksanaan ujian Nasional

1.01.01.17.17.01.01.07Pelaksanaan Test Peningkatan Mutu (TPM)

1.01.01.17.17.01.01.08Pelaksanaan Test Kemampuan dasar (TKD)

1.01.01.17.17.01.01.09Dst. ....

1.01.01.17.17.01.02Pengembangan Potensi Peserta Didik

1.01.01.17.17.01.02.01Pengayaan TIK kreativitas dan inovasi

1.01.01.17.17.01.02.02Peningkatan integritas wawasan kebangsaan

1.01.01.17.17.01.02.03Pelatihan pemanfaatan perpustakaan sekolah

1.01.01.17.17.01.02.04Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat

1.01.01.17.17.01.02.05Penyebarluasan pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif (narkoba), minuman keras, merokok dan HIV AIDS

1.01.01.17.17.01.02.06Penyelenggaraan kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan

1.01.01.17.17.01.02.07Pemeliharaan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah

1.01.01.17.17.01.02.08Dst.....

1.01.01.17.17.02Pengembangan Standar isi

1.01.01.17.17.02.01Pelatihan Relevansi dan Kesesuaian Kurikulum

1.01.01.17.17.02.01.01Penyusunan Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran

1.01.01.17.17.02.01.02Penyusunan Program Tahunan

1.01.01.17.17.02.01.03Penyusunan Program Semester

1.01.01.17.17.02.01.04Penyusunan Silabus

1.01.01.17.17.02.01.05Penyusunan RPP

1.01.01.17.17.02.01.06Penyusunan Program BP/BK

1.01.01.17.17.02.01.07Workshop pelatihan peningkatan kompetensi

1.01.01.17.17.02.01.08Dst. .....

1.01.01.17.17.02.02Penyediaan Kebutuhan Pengembangan Peserta Didik

1.01.01.17.17.02.02.01Penyusunan Program Perpustakaan

1.01.01.17.17.02.02.02Penyusunan Program Pengelolaan Laboratorium IPA

1.01.01.17.17.02.02.03Penyusunan Program Pengelolaan Laboratorium Bahasa

1.01.01.17.17.02.02.04Penyusunan Program Pengelolaan Laboratorium Komputer

1.01.01.17.17.02.02.05Penyusunan Program Pengelolaan Bengkel Keterampilan

1.01.01.17.17.02.02.06Penyusunan Program Pengelolaan Multimedia

1.01.01.17.17.02.02.07Penyusunan Program Ekstrakurikuler

1.01.01.17.17.02.02.08Dst. ....

1.01.01.17.17.03Pengembangan Standar Proses

1.01.01.17.17.03.01Pelaksanaan Pembelajaran Efektif

1.01.01.17.17.03.01.01Penyusunan Program Kesiswaan

1.01.01.17.17.03.01.02Pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB)

1.01.01.17.17.03.01.03Pelaksanaan Ekstrakurikuler Kepramukaan

1.01.01.17.17.03.01.04Pelaksanaan Ekstrakurikuler Kesenian

1.01.01.17.17.03.01.05Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga

1.01.01.17.17.03.01.06Pelaksanaan Ekstrakurikuler Paskibra

1.01.01.17.17.03.01.07Pelaksanaan Ekstrakurikuler PMR Pemula

1.01.01.17.17.03.01.08Pelaksanaan Ekstrakurikuler English Club

1.01.01.17.17.03.01.09Pelaksanaan Ekstrakurikuler UKS/KKR

1.01.01.17.17.03.01.10Pelaksanaan Ekstrakurikuler PKS

1.01.01.17.17.03.01.11Pelaksanaan Ekstrakurikuler Drum Band

1.01.01.17.17.03.01.12Pelaksanaan Ekstrakurikuler Komputer

1.01.01.17.17.03.01.13Pelaksanaan Lomba Mata pelajaran

1.01.01.17.17.03.01.14Pelaksanaan Lomba OSN

1.01.01.17.17.03.01.15Pelaksanaan Lomba O2SN

1.01.01.17.17.03.01.16Pelaksanaan Lomba MIPA

1.01.01.17.17.03.01.17Pelaksanaan Loketa

1.01.01.17.17.03.01.18Penyelengaraan PORSENI

1.01.01.17.17.03.01.19Penyelenggaraan Pentas Seni

1.01.01.17.17.03.01.20Dst. .....

1.01.01.17.17.03.02Penyediaan Sumber Belajar

1.01.01.17.17.03.02.01Pembayaran langganan koran dan majalah

1.01.01.17.17.03.02.02Pengadaan Sarana penunjang kegiatan Belajar mengajar (ATK KBM)

1.01.01.17.17.03.02.03Pengadaan alat Pembelajaran (seluruh mata pelajaran termasuk OR)

1.01.01.17.17.03.02.04Pengadaan Bahan/Alat Laboratorium

1.01.01.17.17.03.02.05Pengadaan Bahan Praktek Bahasa

1.01.01.17.17.03.02.06Pengadaan Bahan Praktek Komputer

1.01.01.17.17.03.02.07Pengadaan Bahan Praktek Teknologi Dasar

1.01.01.17.17.03.02.09Pengadaan Bahan Praktek Internet

1.01.01.17.17.03.02.10Pengadaan Bahan Praktek Keterampilan

1.01.01.17.17.03.02.11Pengadaan Bahan Referensi

1.01.01.17.17.03.02.12Pengadaan Bahan Media Pembelajaran

1.01.01.17.17.03.02.13Pengadaan Bahan Buku Perpustakaan

1.01.01.17.17.03.02.14Pengadaan Majalah Sekolah

1.01.01.17.17.03.02.15Dst. ........

1.01.01.17.17.03.03Penggunaan Sumber Belajar Secara Tepat

1.01.01.17.17.03.03.01Pemberdayaan Multimedia

1.01.01.17.17.03.03.02Pemberdayaan Perpustakaan

1.01.01.17.17.03.03.03Dst......

1.01.01.17.17.03.04Pemenuhan Kebutuhan Peserta Didik

1.01.01.17.17.03.04.01Pemberdayaan Toga

1.01.01.17.17.03.04.02Dst. .....

1.01.01.17.17.03.05Promosi Pencapaian Prestasi

1.01.01.17.17.03.05.01Seleksi Peserta Didik Program Kelas Akselerasi

1.01.01.17.17.03.05.02Seleksi Siswa Program Bilingual

1.01.01.17.17.03.05.03Dst. ....

1.01.01.17.17.04Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1.01.01.17.17.04.01Peningkatan Kompetnsi Pendidik dan Tenaga kependidikan

1.01.01.17.17.04.01.01Peningkatan Kualitas Guru Kelas, Mata pelajaran

1.01.01.17.17.04.01.02Peningkatan Kompetansi Kepala sekolah

1.01.01.17.17.04.01.03Pembinaan Administrasi Sekolah

1.01.01.17.17.04.01.04Pembuatan Media Pembelajaran

1.01.01.17.17.04.01.05Penyelenggaraan Kursus ICT

1.01.01.17.17.04.01.06Pembinaan Tenaga Perpustakaan

1.01.01.17.17.04.01.07Pembinaan Tenaga Laboratorium

1.01.01.17.17.04.01.08Pembinaan Tenaga UKS

1.01.01.17.17.04.01.09Pembinaan Tenaga Ekstrakurikuler

1.01.01.17.17.04.01.10Pembinaan Tenaga Ketatausahaan

1.01.01.17.17.04.01.11Dst..........

1.01.01.17.17.05Pengembangan Standar sarana dan Prasarana

1.01.01.17.17.05.01Kecukupan Sarana Sekolah

1.01.01.17.17.05.01.01Pengadaan Komputer

1.01.01.17.17.05.01.02Pengadaan AC

1.01.01.17.17.05.01.03Pengadaan dan Langganan Jaringan Internet

1.01.01.17.17.05.01.04Pengadaan Alat Transportasi bagi Siswa Miskin

1.01.01.17.17.05.01.05Pengadaan Buku Pegangan Guru

1.01.01.17.17.05.01.06Pengadaan Buku Pelajaran Pokok Peserta Didik

1.01.01.17.17.05.01.07Penambahan Meja Kursi Murid

1.01.01.17.17.05.01.08Penambahan Meja Kursi Guru

1.01.01.17.17.05.01.09Dst........

1.01.01.17.17.05.02Pemeliharaan Sekolah

1.01.01.17.17.05.02.01Penambahan Daya dan Jasa Listrik

1.01.01.17.17.05.02.02Pemeliharaan Bangunan Sekolah

1.01.01.17.17.05.02.03Pemeliharaan Atap dan Plafon/eternit

1.01.01.17.17.05.02.04Perbaikan Pintu dan Jendela

1.01.01.17.17.05.02.05Perbaikan Lantai

1.01.01.17.17.05.02.06Pemeliharaan Kamar Mandi/WC

1.01.01.17.17.05.02.07Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

1.01.01.17.17.05.02.08Dst.......

1.01.01.17.17.05.03Pengadaan Perawatan Mebelair

1.01.01.17.17.05.03.01Pemeliharaan Mebelair

1.01.01.17.17.05.03.02Pengadaan Mebelair

1.01.01.17.17.05.03.03Dst. ....

1.01.01.17.17.05.04Pengadaan, Pemeliharaan dan Perawatan Alat kantor/Inventaris Sekolah

1.01.01.17.17.05.04.01Pemeliharaan jaringan internet

1.01.01.17.17.05.04.02Pemeliharaan komputer

1.01.01.17.17.05.04.03Pemeliharaan alat-alat laboratorium

1.01.01.17.17.05.04.04Pengadaan alat kantor/inventaris sekolah

1.01.01.17.17.05.04.05Dst......

1.01.01.17.17.05.05Kebersihan dan Keindahan

1.01.01.17.17.05.05.01Penyediaan peralatan kebersihan dan bahan pembersih

1.01.01.17.17.05.05.02Pembangunan taman sekolah

1.01.01.17.17.05.05.03Dst. ....

1.01.01.17.17.05.06Ruang Perpustakaan

1.01.01.17.17.05.06.01Pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan

1.01.01.17.17.05.06.02Dst. .....

1.01.01.17.17.06Pengembangan Standar Pengelolaan

1.01.01.17.17.06.01Pengelolaan Berbasis Kerja Tim dan Kemitraan

1.01.01.17.17.06.01.01Penyusunan Visi dan Misi

1.01.01.17.17.06.01.02Penyusunan Profil Sekolah

1.01.01.17.17.06.01.03Pelaksanaan Rapat Kerja Kepala Sekolah

1.01.01.17.17.06.01.04Penyusunan Program RAPBS/RKAS

1.01.01.17.17.06.01.05Lokakarya Aplikasi MBS

1.01.01.17.17.06.01.06Dst........

1.01.01.17.17.06.02Penilaian Dampak Rencana Perbaikan Mutu Sekolah

1.01.01.17.17.06.02.01Penyusunan Program Supervisi, Monitoring dan Evaluasi

1.01.01.17.17.06.02.02Pelaksanaan Supervisi Akademik

1.01.01.17.17.06.02.03Pelaksanaan Supervisi Non Akademik

1.01.01.17.17.06.02.04Pelaksanaan Supervisi Ekstrakurikuler

1.01.01.17.17.06.02.05Pelaksanaan Supervisi Perpustakaan

1.01.01.17.17.06.02.06Pelaksanaan Supervisi Laboratorium

1.01.01.17.17.06.02.07Pelaksanaan Supervisi Administrasi Tata Usaha

1.01.01.17.17.06.02.08Pelaksanaan Supervisi Pemberdayaan Alat

1.01.01.17.17.06.02.09Pelaksanaan Monitoring Keuangan

1.01.01.17.17.06.02.10Pelaksanaan Monitoring Kesiswaan

1.01.01.17.17.06.02.11Pelaksanaan Monitoring Kegiatan Belajar Mengajar

1.01.01.17.17.06.02.12Pelaksanaan Monitoring Kegiatan Sarana Prasarana

1.01.01.17.17.06.02.13Kompetensi Pengembangan Status Sekolah

1.01.01.17.17.06.02.14Standar ISO

1.01.01.17.17.06.02.15Dst. ........

1.01.01.17.17.06.03Pengumpulan dan Penggunaan Data Sekolah

1.01.01.17.17.06.03.01Pengelolaan Sekolah Berbasis TIK/ICT

1.01.01.17.17.06.03.02Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIMS)

1.01.01.17.17.06.03.03Workshop Penyusunan pedoman SIM Sekolah dan Dapodik

1.01.01.17.17.06.03.04Penyusunan Program Ketatausahaan

1.01.01.17.17.06.03.05Updating data guru dan Pegawai

1.01.01.17.17.06.03.06Updating data Kesiswaan

1.01.01.17.17.06.03.07Penyusunan Laporan

1.01.01.17.17.06.03.08Pengelolaan Asset Inventaris Barang

1.01.01.17.17.06.03.09Dst. ......

1.01.01.17.17.06.04Pengembangan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1.01.01.17.17.06.04.01Kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri

1.01.01.17.17.06.04.02Kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional luar negeri

1.01.01.17.17.06.04.04Workshop peningkatan kompetensi SIM berbasis TIK bagi PTK sekolah

1.01.01.17.17.06.04.05Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri

1.01.01.17.17.06.04.06Dst. .......

1.01.01.17.17.06.05Peran serta Masyarakat

1.01.01.17.17.06.05.01Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

1.01.01.17.17.06.05.02Penyusunan Leaflet

1.01.01.17.17.06.05.03Sosialisasi kebijakan-kebijakan sekolah

1.01.01.17.17.06.05.04Rapat koordinasi komite sekolah

1.01.01.17.17.06.05.05Penyelenggaraan Lintas Alam

1.01.01.17.17.06.05.06Penyelenggaraan Karang Pamitran

1.01.01.17.17.06.05.07Pembinaan forum masyarakat peduli pendidikan

1.01.01.17.17.06.05.08Dst.......

1.01.01.17.17.07Pengembangan Standar Pembiayaan

1.01.01.17.17.07.01Pelayanan Administrasi Perkantoran

1.01.01.17.17.07.01.01Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

1.01.01.17.17.07.01.02Penyediaan Alat Tulis Kantor, Barang cetakan dan penggandaan

1.01.01.17.17.07.01.03Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

1.01.01.17.17.07.01.04Penyediaan makanan dan minuman

1.01.01.17.17.07.01.05Rapat-rapat koordinasi/konsultasi/kunjungan ke dalam

1.01.01.17.17.07.01.06Dst. ......

1.01.01.17.17.07.02Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1.01.01.17.17.07.02.01Pengadaan perlengkapan dan peralatan kantor

1.01.01.17.17.07.02.02Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

1.01.01.17.17.07.02.03Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan kantor

1.01.01.17.17.07.02.04Dst.......

1.01.01.17.17.07.03Peningkatan pengembangan sistem perencanaan dan pencapaian laporan capaian kinerja dan keuangan

1.01.01.17.17.07.03.01Penyusunan laporan capaian kinerja dan keuangan

1.01.01.17.17.07.03.02Penyusunan dan pelaporan BOS

1.01.01.17.17.07.03.03Supervisi, evaluasi, monitoring dan pelaporan

1.01.01.17.17.07.03.04Dst.......

1.01.01.17.17.08Pengembangan dan Implementasi Standar Penilaian

1.01.01.17.17.08.01Peningkatan Penilaian Bidang Akademik dan Non Akademik

1.01.01.17.17.08.01.01Ulangan Harian

1.01.01.17.17.08.01.02Ulangan Tengah Semester

1.01.01.17.17.08.01.03Ulangan Akhir Semester

1.01.01.17.17.08.01.04Ulangan Kenaikan Kelas

1.01.01.17.17.08.01.05Tindak lanjut hasil penilaian

1.01.01.17.17.08.01.06Dst. ....

STANDAR SATUAN HARGA HONORARIUMBIAYA BANTUAN OPERASIONAL PERAWATAN DAN FASILITAS (BOPF) SEKOLAH

TAHUN ANGGARAN 2015

NOURAIANVOLUMEHARGA (RP)

1Honor mengajar guru non PNS SDOrg/bln500.000,-

2Honor mengajar guru non PNS SMPJP20.000,-

3Honor mengajar guru non PNS SMAJP25.000,-

4Honor mengajar guru non PNS SMKJP25.000,-

5Honor penguji kompetensi untuk SMK

a. InternalSiswa50.000,-

b. Eksternalsiswa100.000,-

6Honor pembuatan naskah soal UAS, US, UTS, TO

a. SDMapel20.000,-

b. SMPMapel25.000,-

c. SMA/SMKMapel30.000,-

7Honor entry soal UAS, US, UTS, TO

a. SDMapel15.000,-

b. SMPMapel20.000,-

c. SMA/SMKMapel25.000,-

8Honor pemeriksaan hasil ujian UAS, US, UTS, TO

a. SDLembar200,-

b. SMPLembar300,-

c. SMA/SMKLembar400,-

9Honor pengawas ruang ujian UAS, US, UTS, TO

a. SDOH20.000,-

b. SMPOH25.000,-

c. SMA/SMKOH30.000,-

10Honor penyusunan dan pelaporan hasil belajarKegiatan150.000,-

11Honor pembina ekstrakurikulerKegiatan200.000,-

12Honor pelatih/instruktur ekstrakurikulerKegiatan200.000,-

13Honor panitia pelaksana kegiatan

a. PenanggunjawabKegiatan250.000,-

b. KetuaKegiatan200.000,-

c. SekretarisKegiatan150.000,-

d. AnggotaKegiatan100.000,-

14Honor pegawai Non PNS

a. Pegawai TU/toolman/teknisi/operator IT/pustakawan/laboranBulan500.000,-

b. Satpam/penjaga malamBulan500.000,-

c. Caraka/pesuruhBulan500.000,-

For many schools, strategic planning is an

activity that fails to effect any long-lasting

positive results for the children who

ultimately should be the beneficiaries.

Bagaimana mencapai tujuan

Evaluasi Diri

Tujuan Tercapai

Cari Strategi

Susunan Rencana

Laksanakan Rencana

Tantangan masa depan/globalisasi.

Nilai dan harapan masyarakat. -undang dan Peraturan-peraturan

Landasan Yurids pendidikan (Undang-undang dan Peraturan-peraturan

Visi dan Misi Sekolah

Tujuan Sekolah

Tantangan yang dihadapi sekolah

Output sekolah saatt ini (Kenyataan)

Sasaran 1

Sasaran 2

Sasaran 3

................

................

Identifikasi Fungsi-fungsi untuk mencapai sasaran

Analisis SWOT setiap fungsi dan faktor-faktornya

Alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan

Rencana, program dan anggaran untuk masing-masing sasaran

Toys:>//Pedoman RKA Disdik Kab.Indramayu 2015

30