3. bab 2 - library & knowledge...

66
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat pengukuran waktu. Setelah melakukan pengukuran waktu maka hal berikutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pengujian kenormalan data, keseragaman data, dan kecukupan data. (Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja, 1979, p. 131) Uji Keseragaman Uji keseragaman data ini dibutuhkan untuk mengatasi perubahan yang terus terjadi dimana perubahan-perubahan yang terjadi tetap harus dalam batas kewajaran. (Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja, 1979) - Masukan data-data ke dalam subgrup-subgrup - Hitung nilai rata-rata masing-masin subgrup (x) - Hitung nilai rata-rata dari rata-rata subgrup (ݔҧ ) - Hitung nilai standar deviasi berdasarkan pada persamaan berikut ߪൌ ට ∑ሺ ௫ҧሻ (1) - Hitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgrup dengan: ݔߪ(2) n adalah jumlah subgrup. - Hitung batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)

Upload: ngodang

Post on 13-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

22

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu

kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat pengukuran

waktu. Setelah melakukan pengukuran waktu maka hal berikutnya yang harus dilakukan

adalah melakukan pengujian kenormalan data, keseragaman data, dan kecukupan data.

(Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja, 1979, p. 131)

• Uji Keseragaman

Uji keseragaman data ini dibutuhkan untuk mengatasi perubahan yang terus

terjadi dimana perubahan-perubahan yang terjadi tetap harus dalam batas

kewajaran. (Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja, 1979)

- Masukan data-data ke dalam subgrup-subgrup

- Hitung nilai rata-rata masing-masin subgrup (x)

- Hitung nilai rata-rata dari rata-rata subgrup ( )

- Hitung nilai standar deviasi berdasarkan pada persamaan berikut

∑ (1)

- Hitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgrup dengan:

(2)

n adalah jumlah subgrup.

- Hitung batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)

   

Page 2: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

23

BKA = + Zσ (3)

BKB = – Zσ (4)

Untuk tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95 % maka nilai Z = 2

dan nilai S = 0.05.

• Uji Kecukupan Data

Untuk melakukan penghitungan atas berapa banyak data yang diperlukan untuk

pengukuran. Uji kecukupan data ini dapat dilakukan dengan rumus:

N’ = / ∑ ∑

∑ (5)

N = Jumlah pengamatan aktual yang dilakukan

N’ = Jumlah pengamatan teoritis yang diperlukan

Xi = waktu penyelesaian

Bila nilai N (data aktual) lebih besar daripada N’ (data teoritis) maka

pengumpulan data dinilai cukup dan sudah dapat mewakili populasi.

(Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja, 1979)

• Uji Kenormalan data

Untuk mengetahui apakah data-data yang dikumpulkan apakah mengikuti

distribusi normal atau tidak maka dilakukan pengujian dengan metode Goodness

of Fit (uji Kebaikan Suai).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian kenormalan data adalah:

a. Mengelompokkan data-data yang didapat kedalam data kelompok dengan

cara:

Range = data terbesar – data terkecil (6)

Page 3: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

24

Kelas : k = 1 + 3.33 log n dimana n adalah banyaknya data

pengamatan (7)

Lebar kelas interval = (8)

b. Menetapkan nilai rata-rata dan standar deviasi

Nilai rata-rata : ∑ (9)

Standard deviasi = σ = ∑ (10)

c. Mencari nilai Z untuk setiap kelas yang ada dengan cara:

Z = Batas Kelas atas interval-Nilai rata-rata (11)

d. Menetapkan nilai luas kurva normal

Luas = p(zi < Z < z2) = P(Z< z2) - P(Z< z1) (12)

Nilai dari Z bisa dilihat pada tabel kurva normal pada lampiran.

e. Menetapkan nilai frekuensi harapan (ei)

ei = luas x N (13)

Nilai dari ei tidak boleh lebih kecil dari 5 maka jika nilai ei masih lebih kecil

dari 5 maka akan digabungkan dengan nilai ei lainnya hingga berjumlah

lebih dari 5.

f. Menghitung nilai khi-kuadrat

∑ (14)

Dimana k = jumlah interval kelas

Oi = frekuensi pengamatan

Ei = frekuensi harapan

Page 4: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

25

Banyaknya derajat bebas yang berkaitan dengan sebaran khi-kuadrat yang

ada berdasarkan pada dua faktor yakni banyaknya sel dalam percobaan yang

bersangkutan dan banyaknya besaran yang diperoleh dari data pengamatan

yang diperlukan dalam perhitungan frekuensi harapannya. Derajat kebebasan

ini memiliki rumus ν = k – m – 1 dimana k adalah jumlah subgrup dan nilai

m = 2 untuk data distribusi normal. Jika nilai dari Χ2hitung < Χ2

tabel maka data

tersebut terdistribusi normal. (Walpole, 1995, p. 326)

Setelah melakukan uji keseragaman, kecukupan dan kenormalan data maka akan

menghitung waktu baku, dimana waktu baku ini didapat dari perhitungan waktu siklus

dan waktu normal.

• Hitung waktu siklus:

Ws = ∑ (15)

Dimana Xi adalah data-data dari nilai pengukuran, sedangkan n adalah

banyaknya jumlah data pengukuran. (Sutalaksana, Anggawisastra, &

Tjakraatmadja, 1979, p. 137)

• Hitung waktu normal:

Waktu diperoleh dengan cara mengalikan waktu rata-rata (Ws) dengan

performance rating. Rumus perhitungan waktu normal adalah:

Waktu Normal = Waktu siklus x (1+ Rating Factor) (16)

Rating Factor adalah faktor yang diperoleh dengan membandingkan kecepatan

bekerja daripada seseorang(operator) dengan kecepatan normal menurut ukuran

si peneliti. Performance rating (p) disebut juga faktor penyesuaian, faktor ini

diperhitungkan jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan

Page 5: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

26

kecepatan tidak wajar, jika pekerja bekerjanya terlalu cepat >1, lambat <1, kalau

normal =1. Untuk penyesuaian menggunakan sistem “Westinghouse System of

Rating” yang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu skill (keterampilan), effort (usaha),

conditions (kondisi kerja), consystency (konsistensi). Untuk lebih jelas mengenai

tabel westinghouse dapat dilihat di lampiran. (Ginting, 2009, p. 257)

• Hitung Waktu Baku:

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja

normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja

terbaik. Waktu standard di peroleh dengan perkalian antara waktu normal dengan

persentase kelonggaran rumus perhitungan waktu standar yaitu:

Waktu Baku = Waktu normal x %

(17)

Menurut Ginting (2009) berdasarkan pada buku karangan Barnes (Motion and

Time Study: Design and Measurement Work, 1968) Dalam menentukan waktu

standar diperlukan suatu kelonggaran waktu, kelonggaran terbagi dalam 3 bagian

yaitu:

- Personal Allowance, yaitu kelonggaran yang diberikan untuk memenuhi

kebutuhan pribadi pekerja, seperti ke WC, ibadah, dan hal-hal lainnya.

- Delay Allowance, yaitu waktu yang diberikan pada pekerja sebagai akibat

dari keadaan yang tidak terduga yang dapat memperlambat jalannya

pekerjaan.

- Fatique Allowance, yaitu kelonggaran diberikan untuk memperpanjang

datangnya keletihan (fatique).

Page 6: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

27

2.2. Peta Proses Operasi

Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-

langkah proses yang akan dialami bahan (bahan-bahan) baku mengenai urutan-urutan

proses operasi dan pemeriksaan sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh

maupun sebagai komponen. (Sutalaksana, Anggawisastra, & Tjakraatmadja, 1979, p. 21)

Menurut Sutalaksana et al, (1979, p. 21) adapun kegunaan dari peta proses

operasi ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui kebutuhan akan mesin dalam proses perakitan komponen

2. Untuk memperkirakan kebutuhan akan bahan baku

3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik

4. Sebagai alat bantu untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.

Menurut Sutalaksana et al, (1979, p. 21) dalam pembuatan peta proses operasi

ini, ada beberapa aturan dasar yang perlu diikuti yakni:

1. Pada baris paling atas perlu dituliskan PETA PROSES OPERASI sebagai kepala

gambar yang diikuti dengan identifikasi kerja lainnya seperti nama objek, nomor

gambar kerja, dan lain- lain.

2. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang

menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.

3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan

terjadinya perubahan proses.

4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai

degnan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau

sesuai dengan proses yang terjadi

Page 7: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

28

5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan

prinsipnya sama degan penomoran untuk kegiatan produksi

2.3. Peramalan

Untuk membuat peramalan permintaan, harus menggunakan suatu metode

tertentu. Pada dasarnya, semua metode peramalan memiliki ide yang sama, yaitu

menggunakan data masa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di masa

yang akan datang. Berdasarkan tekniknya metode peramalan dapat dikategorikan ke

dalam metode kualitatif dan metode kuantitatif. (Baroto, 2002, p. 27)

Metode kualitataif biasanya digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu

yang tersedia. Sedangkan metode kuantitaif, suatu set data historis (masa lalu)

digunakan untuk mengekstrapolasi (meramalkan) permintaan masa depan. Ada dua

kelompok besar metode kuantitatif yaitu metode “Time Series” dan metode “Non Time

Series” Beberapa contoh metode yang digunakan untuk time series adalah metode free

hand, metode moving average, metode exponential smoothing, metode regresi linear

sederhana, metode winter, dan metode lainnya. (Baroto, 2002, p. 27)

Terdapat empat jenis pola permintaan pada time series yaitu pola trend, pola

musiman, pola siklikal, dan pola eratik/random. Pola trend memiliki pola data

permintaan yang cenderung memiliki gerakan menurunan atau kenaikan jangka panjang.

Pola Musiman memiliki data yang berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan berulang

dalam interval tertentu dan biasanya dipengaruhi oleh musim. Pola siklikal memiliki

pola yang berfluktuasi yang membentuk pola siklus. Pola Random memiliki pola data

yang tidak bisa digambarkan dengan pola lainnya. (Baroto, 2002, pp. 32-34)

Page 8: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

29

Metode exponential smoothing adalah suatu metode populer untuk peramalan

time series dengan pola data siklis. Formulasi single exponential smooting ini adalah:

αf 1 α (18)

Dimana = perkiraan permintaan pada periode t

α = sesaut nilai > 0 dan < 1 yang ditentukan secara subjektif

ft = permintaan aktual pada periode t

= perkiraan permintaan periode t - 1

2.4. Penjadwalan

2.4.1. Konsep Dasar Penjadwalan

Penjadwalan adalah pengurutan pembuatan / pengerjaan produk secara

menyeluruh yang dikerjakan pada beberapa buah mesin. Dengan demikian masalah

penjadwalan senantiasa melibatkan pengerjaan sejumlah komponen yang sering disebut

dengan istilah ‘job’. Job sendiri merupakan komposisi dari sejumlah elemen-elemen

dasar yang disebut dengan aktivitas atau operasi. (Ginting, 2009, p. 1)

Dua elemen penting dalam penjadwalan adalah urutan (sequence) job yang

memberikan solusi optimal dan pengalokasian sumber daya (resources). Karakteristik

dari sumberdaya adalah kapasitas kualitatif dan kuantitatif. Pekerjaan (job order) yang

diterima diuraikan dalam bentuk kebutuhan akan sumber daya, waktu proses, waktu

dimulai dan waktu berakhirnya proses. (Ginting, 2009, p. 7)

Menurut Ginting (2009, p. 2) berdasarkan pada Bedworth (1982), beberapa

tujuan dari aktivitas penjadwalan adalah:

Page 9: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

30

• Meningkatkan penggunaan sumberdaya atau mengurangi waktu tunggunya,

sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitas dapat meningkat.

• Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah

pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumberdaya yang ada masih

mengerjakan tuga yang lain.

• Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu

penyelesaian sehingga akan meminimasi penalty cost atau biaya keterlambatan

• Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan

jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat

dihindarkan

2.4.2. Definisi Dalam Penjadwalan

Beberapa definisi yang digunakan dalam penjadwalan mesin

1. Processing time (ti)

Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mngerjakan suatu pekerjaan. Dalam waktu

proses ini sudah termasuk waktu yang dibutuhkan untuk persiapan dan

pengaturan (set-up) selama proses berlangsung.

2. Due-date (di)

Adalah batas waktu dimana suatu operasi terakhir dari suatu pekerjaan harus

selesai.

3. Slack time (SLi)

Adalah waktu tersisa yang muncul akibat dari waktu prosesnya lebih kecil dari

due-date-nya. SLi = di - ti

4. Flow time (Fi)

Page 10: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

31

Adalah rentang waktu antara satu titik dimana tugas tersedia untuk diproses

dengan suatu titik ketika tugas tersebut selesai.

5. Completion time (Ci)

Adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mulai dari saat

terseduianya pekerjaan (t=0) sampai pada pekerjaan tersebut selesai dikerjakan.

6. Lateness (Li)

Adalah selisih antara completion time (Ci) dengan due-date-nya (di).

7. Tardiness (Ti)

Adalah ukuran waktu terlambat yang bernilai positif jika suatu pekerjaan dapat

diselesaikan lebih cepat dari due-date-nya, pekerjaan tersebut akan memiliki

keterlambatan yang negatif.

8. Makespan

Adalah total waktu penyelesaian pekerjaan-pekerjaan mulai dari urutan pertama

yang dikerjakan pada mesin atau work center pertama sampai kepada urutan

pekerjaan terakhir pada mesin atau work center terakhir.

9. Heuristic

Prosedur penyelesaian suatu masalah atau aturan ibu jari (rule of thumb) yang

ditunjukkan untuk memproduksi hasil yang baik tetpai tidak menjamin hasil yang

optimal.

2.4.3. Penjadwalan Flow Shop dan Hybrid Flow Shop

Dalam bukunya Ginting (2009, p. 47), menurut Baker (1974) penjadwalan Flow

Shop merupakan suatu pergerakan unit-unit yang terus-menerus melalui suatu rangkaian

stasiun-stasiun kerja yang disusun berdasarkan produk.

Page 11: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

32

Hybrid Flow Shop adalah generalisasi dari permasalahan flow shop klasik

dengan adanya beberapa mesin paralel setiap stage atau tahap dari suatu proses. (Oguz,

Janiak, & Lichtenstein, 2001, p. 477)

Menurut Ruiz & Rodriguez (2010, p. 1) Hybrid flow shop merupakan lingkungan

manufakturing secara umum dimana sejumlah n job akan diproses pada m stage/tahap

secara berurutan. Ada beberapa karakteristik yang sama untuk hybrid flow shop yakni:

- Jumlah tahapan proses m minimal dua buah

- Setiap tahapan memiliki M(k) ≥ 1 mesin dalam bentuk pararel dan paling

tidak di salah satu stage M(k) > 1.

- Semua job diproses mengikuti alur produksi yang sama seperti stage 1, stage

2, sampai dengan stage m. Sebuah job mungkin saja melewati beberapa stage

dimana job ini tetap diproses paling tidak di salah satu stage tersebut.

2.4.4. Algoritma Nawaz, Enscore dan Ham (NEH)

Algoritma Nawaz, Enscore, dan Ham (NEH) ini merupakan metode yang

dikembangkan pada tahun 1983. Metode ini juga disebut metode Incremental

Construction Algorithms,yang telah mendapatkan penghargaan sebagai metode heuristik

terbaik dalam permutation Flow-Shop Sequencing Problem (PFSP). (Ginting, 2009, p.

96)

Untuk penjadwalan NEH untuk n job terhadap m mesin dilakukan dengan

langkah-langkah:

A. Langkah 1

a. Jumlahkan waktu proses setiap job

Page 12: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

33

b. Urutkan job-job menurut jumlah waktu prosesnya dimulai dari yang

terbesar hingga yang terkecil

c. Hasil dari urutan ini disebut juga dengan daftar pengurutan job-job

B. Langkah 2

a. Set k = 2

b. Ambil job yang menempati urutan pertama dan kedua dari daftar

pengurutan job-job.

c. Buat dua buah alternatif calon urutan parsial baru

d. Alokasikan pada mesin pertama dari waktu job terkecil dari kedua job

yang telah dipilih.

e. Apakah kedua job ini dilanjutkan ke job berikutnya?

f. Lanjutkan perhitungan sampai mendapatkan nilai makespan dan mean

flow time dan total flow time

g. Pilih calon urtan parsial baru yang memiliki makespan parsial terkecil.

Jika ada calon urutan parsial baru yang memiliki makespan parsial

terkecil yang sama, pilihlah calon urutan parsial yang memiliki nilai total

flow time terkecil.

h. Calon urutan parsial baru yang terpilih menjadi urutan parsial baru

i. Coret job yang telah dialokasikan dari daftar pegnurutan job

C. Langkah 3

a. Apakah k = n? Jika tidak maka set k = k + 1

b. Ambil job yang menempati urutan pertama dari daftar pengurutan job.

c. Hasilkan sebanyak k calon urutan parsial yang baru dengan memasukkan

job yang diambil ke dalam setiap slot urutan parsial sebelumnya

Page 13: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

34

d. Hitung setiap makespan parsial dan total flow time parsial dari calon

urutan parsial yang baru

e. Pilih calon urtan parsial baru yang memiliki makespan parsial terkecil.

Jika ada calon urutan parsial baru yang memiliki makespan parsial

terkecil yang sama, pilihlah calon urutan parsial yang memiliki nilai total

flow time terkecil.

f. Calon urutan parsial baru yang dipilih menjadi urutan parsial baru

g. Coret job yang telah diambil dari daftar pengurutan job

h. Periksa apakah k = n. jika ya lanjutkan ke langkah 4 jika tidak lanjutkan

ke langkah 3

D. Langkah 4

a. Urutan parsial baru menjadi urutan final dan stop.

2.4.5. Ant Colony Optimization

Algoritma semut pertama kali dikemukakan oleh Dorigo dan kawan-kawannya

dalam penyelesaiian permasalah tugas ganda. Algoritma ini pada awalnya dibangun

berdasarkan pada pengamatan terhadap koloni semut. Dimana para koloni semut ini

dapat menemukan makanan sumber makanan yang paling dekat dengan sarang para

semut. (Berlianty & Arifin, 2010, p. 61)

Pada dasarnya, pada saat semut mencari makan maka para semut akan

meninggalkan jejak pheromone sepanjang jalannya. Semakin tinggi konsentrasi

pheromone itu maka akan semakin banyak semut yang melewati jalur tersebut. Dan

karena mengikuti jalur pheromone ini dapat membuat para semut untuk menemukan

Page 14: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

35

jalur paling singkat. Hal ini dapat terlihat pada gambar 2.1 (Berlianty & Arifin, 2010, p.

61)

Gambar 2. 1 Jalur Semut pada saat mencari lintasan terpendek

Sumber: Berliaty & Arifin, 2010, p. 63

2.4.6. Proposed Ant Colony Optimization (PACO)

Berdasarkan pada Rajendran & Ziegler (2004) salah pengembangan dari metode

ant colony optimization yang memberikan hasil yang baik adalah proposed ant colony

optimization (PACO) dimana metode ini menunjukkan hasil yang lebih optimal untuk

job yang banyak dan juga dengan jumlah mesin yang lebih banyak. Pada saat

penggunaannya, PACO ini menggunakan setiap semut untuk setiap iterasi.

Dalam mengembangkan struktur dari ACO maka Rajendran & Ziegler (2004, p.

428) mengusulkan struktur umum daripada ACO adalah sebagai berikut:

Step 1: Initialize the pheromone trails and parameters

Step 2: While (termination condition not met) do the following

Construct a solution

Page 15: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

36

Improve the solution by local search

Update the pheromone trail or trail intensities

Step 3: Return the best solution found

Dalam jurnal Rajendran & Ziegler (2004, p. 427) perhitungan algoritma semut,

menggunakan beberapa notasi matematis seperi berikut:

- tij merupakan waktu proses job i di mesin j,

- n merupakan jumlah job yang akan dijadwalkan,

- m merupakan jumlah mesin yang digunakan,

- σ merupakan urutan job yang sudah dijadwalkan dari n job; partial sequence,

- ),( jq σ merupakan waktu penyelesaian partial sequence σ di mesin j,

- ),( jq iσ merupakan waktu penyelesaian dari job i di mesin j, ketika job

diaplikasikan ke partial sequence σ .

Untuk menghitung waktu mulai dan waktu selesai pengerjaan job pada mesin-

mesin, digunakan perhitungan sebagai berikut:

Inisialisasi

Nilai 0)0,( =iq σ

For j=1 to m do

),( jq iσ = max { } ijii tjqjq +−− )1,();,( 1 σσ

Ketika semua job sudah dijadwalkan, nilai makespan didapat dari:

M= max { }mmniCim ,...,2,1;,...,2,1, ==

Tahap inisialisasi trails and parameters pertama kali dikerjakan dengan algoritma

NEH. Setelah didapatkan sequence awal dari algoritma NEH, perhitungan dilanjutkan ke

tahap inisialisasi parameter dengan menggunakan rumus PACO, sebagai berikut:

Page 16: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

37

Set τik = (1/Zbest), jika (|position job i –k| +1) ≤ 4n

= (1/2* Zbest ), jika (|position job i –k| +1) ≤ 2n

= (1/4* Zbest ), jika (|position job i –k| +1) > 2n

(19)

Set ∑ == kq ikikT 1τ

Setelah langkah di atas dikerjakan, perhitungan dilanjutkan ke tahap penentuan ant

sequence. Pertama-tama tentukan bilangan acak (u) yang berada dalam range [0,1]:

- jika u ≤ 0.4, pilih job pertama yang belum dijadwalkan dalam sequence

sebelumnya,

- jika u ≤ 0.8, pilih 1 job dari 5 job pertama yang belum dijadwalkan yang

memiliki nilai ikT paling besar,

- selain itu, pilih job yang memiliki nilai ikP terbesar dengan rumus:

∑=

lik

ikik T

TP , dimana l adalah job yang belum dijadwalkan. (20)

Ketiga poin di atas dilakukan berulang-ulang sampai semua job yang belum

dijadwalkan selesai dijadwalkan. Setelah itu, dilakukan job index based local search

untuk mendapatkan solusi yang paling optimal. Metode ini menggunakan prinsip

insertion dalam pelaksanaannya dengan mengubah urutan yang ada sekarang tanpa

mengubah urutan relatif dari posisi job lainnya. Prosedurnya adalah sebagai berikut:

For i = 1 to n

For k = 1 to n

If k ≠ i

Page 17: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

38

Then

Masukkan job I pada posisi k dengan tidak merubah urutan relatif dari

job yang lain dan hitung nilai makespannya. Pilih urutan (sequence)

yang memiliki nilai makespan terkecil dari (n-1) jumlah urutan yang

didapat. Bila terdapat nilai makespan yang sama, maka hitung total

flowtime dan pilih total flowtime dengan nilai terkecil. Jika urutan yang

baru berbeda dengan urutan sebelumnya maka urutan yang baru akan

menggantikan urutan yang lama.

Sampai tahap ini, iterasi pertama telah selesai. Sedangkan untuk iterasi kedua

dilakukan tahap updating of trail intensities.

Dalam PACO, memperbarui intensitas jejak tidak hanya berdasarkan urutan yang

dihasilkan setelah penerapan ketiga dari index job berdasarkan prosedur local search

pada ant-sequence, tetapi juga pada jarak relatif antara posisi yang diberikan dan posisi

job i dalam urutan yang dihasilkan. Intensitas jejak diperbarui sebagai berikut:

- Jika n ≤ 40, maka

( ) ,1

current

oldik

newik Zdiff ×

+×= τρτ if 1kh ≤− (21)

Bila tidak, oldik

newik τ×ρ=τ

- Selain itu,

( ) ,1

current

oldik

newik Zdiff ×

+×= τρτ if 2kh ≤− (22)

Bila tidak, oldik

newik τ×ρ=τ

Keterangan:

Page 18: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

39

diff = ( ) 2/11kfar so obtained sequence best the in i job of position +−

75.0=ρ

h = posisi job i dalam sequence terakhir.

Setelah didapat nilai newikτ , kembali ke tahap ant sequence pada iterasi pertama dan

dilanjutkan ke job index based local search sebanyak tiga kali. Kemudian, untuk iterasi

ketiga, lakukan cara yang sama seperti pada iterasi kedua.

2.5. Pengertian Sistem

Menurut O’Brien (2003, p. 8) sistem adalah sebuah kelompok yang saling

bekerja sama dan untuk mencapai satu tujuan yang sama dengan memiliki masukan

(inputs) dan memberikan hasil (outputs) dalam sebuah proses transformasi yang

terorganisir dengan baik

Menurut McLeod (2001, p. 11) sistem adalah sekelompok elemen yang saling

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Contohnya adalah suatu organisasi, dimana organisasi tersebut terdiri dari bidang-

bidang fungsional yang semuanya saling bekerja sama untuk tercapainya tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

.

2.6. Pengertian Informasi

McLeod (2001, p. 12) berpendapat informasi adalah data yang telah melalui

suatu proses atau data yang memiliki telah memiliki arti. Sedangkan menurut O’Brien

(2003, p. 13) informasi adalah data yang telah mengalami proses konversi menjadi

sebuah konteks yang berarti dan berguna bagi seseorang.

Page 19: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

40

2.7. Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2003, p. 7) Sistem Informasi adalah kombinasi dari sumber

daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya

data yang mengubah, mengumpulkan, dan menyebarkan informasi dalam sebuah

organisasi. Pengertian lainnya dari sistem informasi adalah sebagai suatu sistem yang

menerima data sebagai input dan kemudian mengolahnya menjadi informasi sebagai

outputnya.

2.8. Internet, Intranet dan Extranet

Internet adalah koleksi global dari sebuah jaringan yang saling terhubung

menggunakan standar jaringan tingkat bawah secara umum atau yang biasa disebut juga

dengan TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol). World Wide Web

(WWW) yang biasa disebut juga dengan web adalah sekumpulan sumber daya

(program, file, dan servis) yang dapad diakses melalui internet. (Satzinger, Jackson, &

Burd, 2005, p. 274)

Intranet adalah jaringan pribadi yang menggunakan IP tapi hanya bisa diakses

sejumlah pengguna internal (biasanya para pengguna yang sama-sama berada dalam satu

organisasi atau satu kelompok kerja). (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 274)

Extranet adalah intranet yang telah dikembangkan yang menyertakan para

pengguna yang berada diluar organisasi (seperti supplier, customer besar dan partner

penting). Extranet membantu beberapa organisasi berbeda untuk saling bertukar

informasi dan mengkoordinasikan aktivitas organisasi tersebut. (Satzinger, Jackson, &

Burd, 2005, p. 274)

Page 20: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

41

2.9. Analysis and Design Objects

Identitas dari analisis objek mengekspresikan bagaimana user membedakan

objek tersebut dengan objek lainnya di dalam konteks. Identitas dari desain objek

mengekspresikan bagimana objek lain di dalam sistem dapat mengenali objek tersebut

dan juga dapat mengaksesnya. Di dalam analisis, behavior objek dapat diekspresikan

dengan event yang dilakukan ataupun pengalaman.

Analisis dan desain objek mendeskripsikan dua hal yang yang benar-benar

berbeda. Objek analisis mendeskripsikan fenomena diluar sistem seperti orang dan

benda yang mana biasanya dapat berdiri sendiri (independen). Objek desain

mendeskripsikan fenomena di dalam sistem yang dapat dikontrol. Behavior dari objek

yang dideskripsikan sebagai operasi untuk dijalankan oleh komputer. (Mathiassen et al.,

2000, p. 5)

2.10. System Development Life Cycle

Proyek adalah sebuah kegiatan yang direncanakan yang memiliki awal dan akhir

dan menghasilkan sebuah hasil atau produk yang diharapkan. Agar sebuah proyek

pengembangan sistem dapat sukses, para pengembang sistem haruslah memiliki sebuah

perencanaan untuk diikuti. Sebuah kunci, fundamental konsep dalam pengembangan

sistem informasi adalah System Development Life Cycle (SDLC). (Satzinger et al, 2005,

p. 38)

Sepanjang siklus hidup dari sistem informasi, pertama-tama haruslah

mengandung sebuah ide, lalu di disain, di bangun, dan di jalankan selama

pengembangan proyek dan paling akhir dimasukkan ke dalam proses dan digunakan

untuk mendukung proses bisnis. (Satzinger et al, 2005, p. 39)

Page 21: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

42

Salah satu teknik yang berguna untuk mengklasifikasikan sistem secara

komprehensif adalah dengan mengkategorikan pendekatan SDLC apakah lebih kearah

prediktif atau adaptif. Pendekatan prediktif pada SDLC adalah sebuah pedekatan yang

mengasumsikan bahwa pengembangan proyek dapat direncanakan dan di atur lebih

lanjut dan bahwa sistem informasi yang baru ini dapat dikembangkan sejalan dengan

rencana. Sedangkan pedekatan adaptif pada SDLC digunakan pada saat kebutuhan pasti

dari sistem atau kebutuhan dari user tidak dapat dimengerti dengan baik. (Satzinger et al,

2005, p. 39)

Dalam pengembangan SDLC, terdiri atas beberapa aktivitas yakni planning analysis,

analysis activities, design activities, implementation analysis dan support phase.

Planning activitites adalah kegiatan merencanakan, mengatur dan menjadwalkan sebuah

proyek. Analysis activities adalah sebuah aktivitas untuk memahami secara pasti

bagaimana sistem harus bertindak untuk mendukung proses bisnis. Implementation

activities adalah kegiatan yang penting dalam membangun sistem. Support phase adalah

aktivitas yang diperlukan untuk mengembangkan dan menjaga sistem setelah sistem

tersebut dijalankan. Untuk fase-fase dan tujuan dalam SDLC dapat dilihat pada tabel 2.1.

Aktivitas SDLC ini dapat dilihat pada gambar 2.2. (Satzinger et al, 2005, p. 40)

Sumber: Satzinger et al, 2005, p. 40

Gambar 2. 2 Aktivitas dalam SDLC.

Page 22: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

43

Tabel 2. 1 Fase dan tujuan dari SDLC.

SDLC Phase Tujuan

Perencanaan proyek Untuk mengidentifikasikan cakupan dari sistem yang baru,

memastikan bahwa proyek layak untuk dijalankan,

mengembangkan sebuah jadwal, perencanaan sumber daya,

dan perencanaan budget untuk proyek.

Analisis Untuk memahami dan mendokumentasikan dengan detil

kebutuhan bisnis dan kebutuhan proses dari sistem baru.

Desain Untuk mendisain sistem solusi berdasarkan pada kebutuhan

sistem informasi yang didefinisikan dan keputusan yang

dibuat sepanjang analisis

Implementasi Untuk membuat, menguji, dan memasang sebuah sistem

informasi yang dapat terpecaya dengan melatih user menjadi

siap untuk memberikan keuntungan seperti yang diharapkan

berdasarkan pada kegunaan dari sistem.

Support Untuk membuat sistem tetap berjalan produktif dari awal dan

sepanjang usia dari sistem.

Sumber: Satzinger et al, 2005, p. 41

2.11. The Unified Process Life Cycle

Berdasarkan pada kebutuhan atas pengulangan dalam pengembangan sistem (seperti

aktivitas analisis, desain, dan implementasi), sebuah model SDLC baru telah digunakan

untuk membuat perencanaan dan pengaturan menjadi lebih mudah. Pada Unified

Process Life Cycle terdapat satu atau lebih iterasi yang mengikutsertakan analisis, desain

Page 23: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

44

dan implementasi dari sistem. Ke-empat fase dari UP life cycle dinamakan inception,

elaboration, construction dan transition seperti pada gambar 2.3. (Satzinger et al, 2005,

p.45)

Sumber: Satzinger et al, 2005, p.45

Gambar 2. 3Unified Process SDLC

Inception phase

Seperti pada fase perencanaan pada berbagai proyek, pada fase inception manajer

proyek mengembangkan dan menyempurnakan cara pandang untuk sistem baru untuk

melihat bagaimana dapat meningkatkan operasi dan menyelesaikan masalah yang ada.

Pada fase inception, biasanya diselesaikan dalam satu iterasi, bagian dari sistem aslinya

dapat didesain, implementasi dan di uji. (Satzinger et al, 2005, p.46)

Elaboration phase

Fase elaborasi biasanya melibatkan beberapa iterasi, dan pada iterasi awal biasanya telah

menyelesaikan identifikasi dan definisi dari semua kebutuhan sistem. Fase elaborasi juga

menyelesaikan analisis, desain dan implementasi pusat arsitektur dari sistem. (Satzinger

et al, 2005, p.46)

System Development Life

Iteration Phase

Inception Elaboration Construction Transition

PHASES ARE NOT ANALYSIS, DESIGN, AND IMPLEMENT; INSTEAD, EACH ITERATION INVOLVES A COMPLETE

CYCLE OF REQUIREMENTS, DESIGN, IMPLEMENTATION, AND

Page 24: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

45

Construction Phase

Fase construction melibatkan beberapa iterasi yang melanjutkan desain dan

implementasi dari sistem. Dalam pengerjaannya mungkin memasukkan pengendalian

detil sistem seperti validasi data, meningkatkan user interface, memperbaiki fungsi dan

menyelesaikan bantuan dan fungsi sistem.

Transition Phase

Selama fase transisi satu atau beberapa iterasi akhir melibatkan pengguna akhir dan

pengujian beda, dan sistem dibuat siap untuk operasi. Ketika sistem dalam operasi, maka

sistem perlu untuk didukung dan diperbaiki. (Satzinger et al, 2005, p.47)

2.12. Unified Modeling Language (UML)

Unified Modeling Language adalah sebuah standar model yang bentuk dan notasinya

dikembangkan untuk mengembangkan object-oriented. Pada umumnya, dalam

penggambaran diagram-diagram, notasi yang digunakan untuk menunjukkan

menggambarkan model didefinisikan dengan UML. Dengan menggunakan UML, para

analis dan pengguna mampu untuk mengerti berbagai variasi diagram digunakan untuk

mengembangkan sistem proyek. (Satzinger et al, 2005, p.48)

2.13. Disiplin dari Unified Process

Menurut Satzinger et al (2005, p.55) dalam pengembangannya, UP memiliki enam

aktivitas utama yakni:

Page 25: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

46

- Pemodelan bisnis

Tujuan utama dari pemodelan bisnis adalah untuk memahami dan

mengkomunikasikan lingkungan nyata dari bisnis yang akan menggunakan

sistem.

- Kebutuhan

Tujuan utama dari kebutuhan ini adalah untuk memahami dan

mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan kebutuhan proses untuk sistem yang

baru.

- Desain

Tujuan utama dari desain ini adalah untuk menggambarkan sistem solusi

berdasrkan pada kebutuhan sebelumnya yang telah didefinisikan.

- Implementasi

Dalam tahap implementasi, tahapan ini melibatkan pemenuhan atas komponen

yang dibutuhkan oleh sistem.

- Pengujian

Tahapan ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap sistem yang telah di

bangun apakah dapat berfungsi dengan baik atau tidak.

- Pemasangan dan penggunaan

Tahapan ini memiliki aktivitas memastikan bahwa sistem yang dibangun dapat

digunakan untuk kegiatan operasional.

Untuk menyelesaikan pengembangan sebuah sistem, tim proyek haruslah

memahami lingkungan bisnis (pemodelan bisnis), mendefinisikan kebutuhan dari sistem

(kebutuhan), mendesain solusi untuk sistem dalam memenuhi kebutuhan (desain),

menulis dan mengintegrasikan kode dalam komputer yang akan membuat sistem dapat

Page 26: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

47

berjalan dengan baik (implementasi), kemudian lakukan pengujian dari sistem

(pengujian) dan setelah selesai maka sistem tersebut diuji-cobakan kepada pengguna

untuk melakukan kegiatan operasionalnya (pemasangan dan penggunaan). (Satzinger et

al, 2005, p.55)

2.14. Konsep Object-Oriented

Pedekatan berbasis objek adalah sebuah penekatan pengembangan sistem yang

melihat sistem informasi sebagai sekelompopk objek yang saling berinteraksi yang

bekerja sama untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Objek itu sendiri berarti sebuah

benda dalam sistem komputer yang merespon terhadap sebuah pesan. (Satzinger et al,

2005, p.60)

Oleh karena pendekatan berbasi objek melihat sistem informasi sebagai

sekumpulan objek yang saling berinteraksi, object-oriented analysis (OOA)

medefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan oleh pengguna untuk bekerja dan

menunjukkan bahwa interaksi dengan pengguna dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan. Object-oriented design (OOD) mendefinisikan semua tipe dari objek penting

untuk mengkomunikasikan orang dengan sistem yang menunjukkan bagaimana objek

berinteraksi untuk menyelesaikan suatu masalah. Object-oriented programming (OOP)

terdiri atas pernyataan tertulis dalam bahasa pemrograman untuk mendefinisikan setiap

tipe dari objek. (Satzinger et al, 2005, p.60)

2.15. Prinsip-prinsip Dalam Analisis dan Perancangan

Dalam pengembangan OOA&D (Object Oriented Analysis and Design) terdapat

empat buah dasar yang menjadi prinsip umum untuk analisis dan desain yaitu:

Page 27: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

48

• Model The Context

Kesuksesan dalam pengembangan sistem biasanya bergantung pada pemahaman

dari pengembang mengenai aplikasi praktis sistem. Seperti yang tergambar dalam

gambar 2.4, konteks sistem dapat dilihat dari dua buah sudut pandang: sistem yang

memodelkan sesuatu (the problem domain) an hal ini dioperasikan oleh user (the

application domain). (Mathiassen et al., 2000, p. 6)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 7

Gambar 2. 4 Sistem Konteks

• Emphasize the architecture

Memahami konteks yang ada memang penting, namun hal lainnya yang tidak

kalah penting adalah untuk memahami sistem itu sendiri. Sistem itu sendiri memiliki

pengertian: sekumpulan komponen yang menerapkan model requirements, functions,

dan interfaces. (Mathiassen et al., 2000, p. 9)

Selama proses analisis dan desain, adalah hal yang penting untuk

mengembangkan pemahaman umum mengenai sistem yang ada. Sistem arsitektur

seharusnya mudah untuk dimengerti karena arsitektur sistem ini berfungsi sebagai dasar

Page 28: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

49

untuk pengambilan keputusan dan sebagai alat komunikasi dan alat kerja dalam

pengembangan kerja kedepannya. Arsitektur sistem ini juga perlu untuk fleksibel karena

pengembangan sistem mengambil tempat di dalam lingkungan kerja. Dan arsitektur

sistem juga sebaiknya berguna karena kesuksesan sistem bergantung pada peran yang

dimainkan di dalam organisasi. (Mathiassen et al., 2000, p. 9)

• Reuse patterns

Sebuah landasan awal untuk memastikan kualitas dan efisiensi dalam analisis

dan desain adalah untuk menggunakan kembali ide yang telah di uji dan

menggunakannya kembali pada situasi lainnya. OOA&D memiliki dua langkah dalam

penggunaan kembali: dengan menggunakan objek dan komponen, dan lebih umum

dengan menggunakan pola analisis dan desain. Pola ini sendiri adalah deskripsi umum

dari sebuah masalah dan solusi yang terkait. Sebagai contoh kita dapat menggunakan

pola peran selama proses analisis untuk memodelkan berbagai peran yang orang

perankan berulang kali. Pada gambar 2.03 menunjukkan contoh pembuatan model

person yang bisa diperankan oleh employee dan customer. (Mathiassen et al., 2000, p.

11)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 12

Gambar 2. 5 Sebuah Contoh role pattern

Page 29: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

50

• Tailor The Method

OOA&D adalah sekumpulan dari panduan umum untuk membuat analisis dan

desain. Oleh karena itulah metode-metode tersebut harus diimplementasikan ke dalam

organisasi dan proyek. Untuk membuat metode yang dibuat menjadi lebih berguna,

dilakukan perancangan metode tersebut agar dapat beradaptasi, berkembang dan

bagiannya akan mudah untuk diimplementasikan. (Mathiassen et al., 2000, p. 12)

2.16. Aktivitas Utama dalam OOA&D

OOA&D memiliki empat buah aktivitas utama yang dapat di lihat dalam gambar 2.04.

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 15

Gambar 2. 6 Aktivitas utama dalam OOA&D

Keempat aktivitas utama relatif penting dan urutan perubahan dari projek ke

projek. Dalam beberapa projek, analisis application domain memiliki karakteristik yaitu

Page 30: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

51

ketidakpastian yang besar. Keempat aktivitas utama dari OOA&D ini kegiatan abstrak

yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan lainnya dalam projek pengembangan

sistem secara praktis. Keempat aktivitas ini adalah analisis problem domain, analisis

application domain, architectual design, dan componen design. (Mathiassen et al., 2000,

p. 15)

2.16.1. Analisis Problem Domain

Dalam perancangan problem domain, terkandung di dalamnya apa yang dihadapi

oleh pengguna dan kapan mereka melakukan pekerjaan (produk, order, invoice, dan

pelanggan) mereka yang dibutuhkan sebagai bagian dari sistem. Sebagai contoh, seorang

pelanggan (external agent) melakukan pemesanan, akan tetapi selain pesanan yang di

simpan itu, sistem juga membutuhkan untuk menyimpan data-data pelanggan. (Satzinger

et al, 2005, p.178)

Tipe data yang dibutuhkan untuk disimpan merupakan aspek penting yang

dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan dari sistem informasi. Dalam pendekatan

berorientasi-objek, hal ini menjadi objek yang berinteraksi dengan sistem.

Mengidentifikasi dan memahami tipe data dalam problem domain merupakan kunci

awal ketika mendefinisikan kebutuhan. (Satzinger et al, 2005, p.178)

Analisis problem domain berfokus pada informasi apa yang harus disediakan

dalam sistem. Penyediaan informasi ini sangat penting dalam aktifitas analisis karena

model problem domain menyediakan sebuah bahasa untuk mengekspresikan kebutuhan

sistem. Dalam pengembangan problem domain, prinsip pertama yang harus

dikembangkan adalah memodelkan dunia nyata sesuai dengan cara pandang dari calon

pengguna. (Mathiassen et al., 2000, p. 45)

Page 31: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

52

Tujuan utama daripada analisis problem domain adalah untuk mengembangkan

sebuah model. Dengan adanya sebuah model yang baik, maka model tersebut dapat

mendesain dan mengimplementasikan sistem yang dapat memproses,

mengkomunikasikan, dan menampilkan informasi mengenai problem domain.

(Mathiassen et al., 2000, p. 46)

Seperti pada gambar 2.7 analisis problem domain terbagi atas tiga aktivitas.

Pertama, melakukan penentuan objek, classes, dan events yang akan menjadi elemen

dari model problem domain. Kedua, membuat model berfokus pada struktur hubungan

antara objek dan classes yang terpilih. Hal ini merepresentasikan sebuah pergerakan dari

objek ke tingkatan model. Ketiga, berfokus pada properti objek dynamic,

merepresentasikan sebuah pergerakan kembali ke tingkatan objek. (Mathiassen et al.,

2000, p. 40)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 46

Gambar 2. 7 Model dari aktivitas dalam problem domain

2.16.1.1. System Definition

System definition adalah sebuah deskripsi singkat dari sistem komputer yang

diekspresikan dalam bahasa natural. System definition mengekspresikan properti dasar

Page 32: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

53

untuk pengembangan dan penggunaan dari sistem. Hal ini menjelaskan mengenai sistem

di dalam konteks, informasi apa yang seharusnya terkandung didalamnya, fungsi apa

yang seharusnya disediakan, dimana harusnya digunakan dan kondisi pengembangan

seperti apa yang harus diterapkan. Sebuah system definition seharusnya singkat dan tepat

dan mengandung sebagian besar dasar keputusan mengenai sistem yang ada. Membuat

sebuah formulasi yang singkat dan tepat menyediakan gambaran umum dan membuat

hal ini mudah untuk membandingkan berbagai alternatif yang ada. (Mathiassen et al.,

2000, p. 24)

2.16.1.1.1. Rich Picture

Rich picture adalah sebuah gambaran tidak formal yang menampilkan

pemahaman sebuah situasi oleh ilustrator. Sebuah rich picture berfokus pada seberapa

penting suatu aspek pada suatu situasi yang mana hal ini ditentukan oleh ilustrator.

Bagaimanapun juga, sebuah rich picture seharusnya memberikan deskripsi secara luas

dari situasi yang memungkinkan beberapan interpretasi alternatif. (Mathiassen et al.,

2000, p. 26)

2.16.1.1.2. Sistem Definisi

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 39), kriteria FACTOR terdiri atas enam

elemen:

• Functionality: fungsi sistem yang mendukung tugas application domain.

• Application Domain: bagian dari organisasi yang melakukan kegiatan

administrasi, memonitor, atau menggendalikan problem domain.

Page 33: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

54

• Conditions: kondisi yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan menggunakan

sistem.

• Technology: kedua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem dan

teknologi dimana sistem itu akan dijalankan.

• Objects: Objek utama dalam problem domain.

• Responsibility: Tanggung jawab sistem secara umum dalam hubungannya

dengan konteks sistem tersebut.

Kriteria FACTOR dapat digunakan dalam dua cara. Pertama-tama, dapat

digunakan untuk mendukung pengembangan system-definition, tetapi harus tetap

berhati-hati dalam mempertimbangkan bagaimana setiap elemen dari sistem

diformulasikan. Kedua, untuk memulai sebuah definisi dapat dilakukan dengan

mendeskripsikan sistem dan menggunakan kriteria untuk melihat bagaimana sistem-

definition yang ada memuaskan keenam faktor yang ada. (Mathiassen et al., 2000, p. 40)

2.16.1.1.3. Activity Diagram

Setelah mendapatkan informasi mengenai proses bisnis dengan melakukan

interview dengan pengguna dan melakukan observasi proses yang ada, maka perlu

dilakukan proses dokumentasi. Salah satu teknik untuk menangkap informasi yang ada

digunakan sebuah diagram. Dimana diagram ini digunakan untuk mendeskripsikan alur

kerja (workflow) dari sistem yang baru. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 144)

Workflow adalah urutan langkah proses untuk menyelesaikan sebuah transaksi

bisnis. Sebuah workflow bisa berupa sederhana ataupun kompleks. Sebuah workflow

yang kompleks bisa terdiri atas puluhan atau ratusan proses dan mungkin

Page 34: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

55

mengikutsertakan partisipan dari berbagai bagian dalam organisasi. Jika workflow yang

sederhana dapat dibuat dan di lihat lebih mudah dan juga mudah untuk memeriksanya

kembali dengan para pengguna. Salah satu keuntungan dalam menggunakan diagram

dan model adalah diagram tersebut menjadi sebuah alat komunikasi yang sangat berguna

diantara tim proyek dan para pengguna. (Satzinger et al, 2005, p.144)

Metodologi yang digunakan untuk melakukan penggambaran proses bisnis ini

biasanya adalah flowchart ataupun activity diagram. Activity diagram adalah sebuah

diagram workflow yang sederhana yang mendeskripsikan berbagai kegiatan pengguna,

siapa yang melakukan aktivitas tersebut dan urutan dari kegiatan tersebut. (Satzinger et

al, 2005, p.144)

Gambar 2.8 merupakan simbol dasar yang digunakan pada activity diagram.

Bentuk oval merepresentasikan aktivitas individual dalam workflow. Gambar panah

menunjukkan urutan antar kegiatan. Bulatan hitan digunakan untuk notasi awal dan

akhir dari sebuah workflow. Bentuk diamond berarti sebuah keputusan dimana proses itu

akan berlanjut apakah ke satu aktivitas atau ke aktivitas lainnya. Garis lain yang tebal

disebut juga synchronization bar dimana apakah akan memecah kegiatan atau

menggabungkan beberapa kegiatan. Swinlane menunjukkan siapa yang malakukan

aktivitas tersebut. (Satzinger et al, 2005, p.145)

Page 35: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

56

Sumber: Satzinger et al, 2005, p.145

Gambar 2. 8 Simbol dalam activity diagram

Dapat dilihat bahwa activity diagram berfokus pada urutan dari aktivitas.

Diagram ini jelas dan cukup mudah untuk dimengerti. Pada kenyataannya salath satu

kekuatan dari menggunakan activity diagram adalah untuk mendokumenasikan

workflow yang mudah dimengerti oleh para pengguna. Dalam pembuatan activity

diagram, pertama-tama haruslah mengidentifikasikan agent untuk membuat swimlane

yang sesuai. Kemudian ikuti langkah-langkah dan buatlah bentuk oval untuk setiap

aktivitasnya. Lalu hubungkan oval tersebut dengan tanda panah untuk menunjukkan arah

dari workflow. (Satzinger et al, 2005, p.146)

2.16.1.2. Event dan use cases

Use case adalah sebuah aktivitas yabg dikakukan sistem, pada umumnya

merupakan respon atas permintaaan dari pengguna. Berbagai teknik direkomendasikan

untuk mengidentifikasi use case. Salah satu pendekatan adalah dengan membuat catatan

Page 36: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

57

semua pengguna dan memikirkan apa yang mereka butuhkan dari sistem untuk

membantu pekerjaan mereka. Cara lainnya adalah dengan memulai dari sistem yang ada

dan membuat catatan kebutuhan semua sistem yang telah dimasukkan dan

menambahkan beberapa fungsi yang diminta oleh pengguna. Salah satu cara atau

panduan yang paling mendalam untuk mengientifikasi use case disebut dengan event

decomposition technique. (Satzinger et al, 2005, p.166)

Event decomposition

Dalam penentuan use case apa yang digunakan untuk sistem, haruslah berfokus

pada event decomposition yaitu sebuah teknik yang pertama-tama berfokus pada event

yang dibutuhkan oleh sistem untuk merespon dan lalu melihat bagaimana sistem dapat

memberikan respon (use case sistem). (Satzinger et al, 2005, p.167)

Pentingnya konsep dari event untuk mendefinisikan kebutuhan sistem dikenalkan

untuk analisis struktur modern ketika konsep ini diadaptasikan pada waktu nyata pada

tahun 1980an. Sistem ini dibutuhkan untuk beraksi secepatnya untuk event yang ada

pada lingkungan. Pada dasarnya terdapat tiga buah tipe event yakni external event,

temporal event, dan state event. External event adalah event yang terjadi diluar sistem,

biasanya dilakukan oleh external agent. External agent adalah seseorang atau bagian

dari organisasi yang memberikan atau menerima data dari sistem akan tetapi bukan

pengguna sistem langsung. Temporal event adalah sebuah event yang terjadi sebagai

hasil telah sampainya waktu yang telah ditentukan. State event adalah sebuah event yang

terjadi ketika sesuatu terjadi didalam sistem yang memicu untuk sebuah proses.

(Satzinger et al, 2005, p.168)

Page 37: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

58

2.16.1.3. Classes

Secara khusus kita dapat mendeskripsikan objek sebagai sebuah class

dibandingkan sebuah individual. Class sangat berguna untuk memahami objek dan

sangat penting untuk mendeskripsikan objek. Dibandingkan dengan menjelaskan setiap

objek masing-masing, maka akan lebih baik jika mengembangkan sebuah objek bersama

untuk semua objek yang ada dalam class yang sama. Class itu sendiri memiliki

pengertian: sebuah deskripsi dari sekumpulan objek yang memiliki struktur yang sama,

pola behavioral dan atribut. (Mathiassen et al., 2000, p. 4)

Aktivitas class terdiri atas tiga buah kegiatan utama yaitu abstraksi, klasifikasi,

dan pemilihan. Fenomena problem domain diabstraksikan dengan melihat problem

domain sebagai objek dan class. Lalu objek dan class diklasifikasikan dan memilih class

dan event yang mana yang akan mempertahankan informasi pada sistem. Classes adalah

hal pertama yang akan mendefinisikan dan membatasi problem domain. Setiap class

dapat dikarakterisasikan berdasarkan sekumpulan event. (Mathiassen et al., 2000, p. 49)

2.16.1.3.1. Klasifikasi dari objek dan events

Selama proses analisis, sebuah objek adalah abstraksi dari sebuah fenomena di

dalam sistem konteks seperti pelanggan. Objek mengekspresikan sudut pandang user

secara nyata. Orang tertentu adalah pelanggan dan orang tersebut akan diperlakukan

sebagai sebuah entitas tunggal dengan identitas, state dan behavior yang spesifik.

Seorang pelanggan juga bisa menjadi objek desain. Dalam desain, objek pelanggan akan

merepresentasikan bagian dari sejarah orang ternteu dan state selama berada di dalam

sistem dan membuat berbagai operasi dapat dilakukan oleh sistem objek lainnya.

Page 38: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

59

Dengan menggunakan objek ini, sistem dapat mengatur dan menyimpan data pelanggan

secara spesifik.(Mathiassen et al, 2000, p. 4)

Dalam klasifikasi aktivitas, terfokus pada objek yang dikerjakan oleh user

dengan tujuan untuk menciptakan dan memilih abstraksi yang bersangkutan. Dalam

klasifikasi aktivitas ini memiliki tiga buah prinsip dasar. Pertama, klasifikasikan objek di

dalam problem domain. Kedua, karaterisasikan objek berdasarkan event. Ketiga,

memiliki pemikiran yang terbuka, tapi memilih dengan kritis. (Mathiassen et al., 2000,

p. 50)

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 4) dalam Object Oriented Analysis and

Design, yang menjadi dasar utama adalah sebuah objek. Selama proses analisis,untuk

mengorgansisasikan pemahaman akan konteks dari sebuah sistem maka akan digunakan

objek. Selama proses desain, objek digunakan untuk pemahaman dan mendeskripsikan

sistem itu sendiri. Sedangkan objek itu sendiri berarti sebuah entitas dengan identitas,

state, dan behavior. (Mathiassen et al., 2000, p. 50)

Sedangkan event itu menspesifikasikan kualitas dari objek dalam problem

domain. Event memiliki pengertian sebagai sebuah kejadian instant yang melibatkan

satu atau lebih objek. Event juga merupakan sebuah abstraksi dari aktivitas problem-

domain atau proses yang dijalankan atau dirasakan oleh satu atau lebih objek.

(Mathiassen et al., 2000, p. 51)

Untuk mengidentifikasikan semua objek dan event yang ada agar dapat

dimasukkan ke dalam sebuah model problem-domain yang relevan maka objek-objek

tersebut dikelompokkan menjadi beberapa class. Class memiliki pengertian sebagai

sebuah deskripsi dari sekumpulan objek yang berbagi struktur, behavioral pattern, dan

atribut. (Mathiassen et al., 2000, p. 53)

Page 39: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

60

2.16.1.3.2. Menentukan Class

2.16.1.3.2.1. Membuat daftar dari objek

Pemilihan class akan mendefinisikan hal yang paling pertama dan paling dasar

dari sebuah blok bangunan untuk model problem-domain. Untuk mendapatkan sebuah

deskripsi dari problem-domain maka harus bekerja sama dengan user. Dalam

mendapatkan kandidat class, sebaiknya menggunakan nama yang simpel dan mudah

dibaca, original di dalam problem domain, dan mewakili sebuah contoh. (Mathiassen et

al., 2000, p. 55)

Terdapat beberapa panduan umum yang bisa digunakan untuk membantu analis

dalam membuat daftar sumber informasi yang mana sistem perlu untuk menyimpannya.

Beberapa prosedur yang berguna untuk diikuti adalah dengan mendaftar semua kata

benda yang disebutkan oleh pengguna ketika membicarakan mengenai sistem. Untuk

membuat daftarnya bisa dibuat dengan cara pertama yaitu menggunakan event table, dan

informasi mengenai setiap event dan identifikasikan setiap kata benda, kedua

menggunakan informasi lainnya yang berasal dari sistem yang sudah ada, prosedur yang

ada ataupun laporan-laporan yang ada, dan ketiga adalah dengan menentukan apakah

dari kata-kata benda tersebut memang perlu disimpan, hanya merupakan atribut dari kata

benda yang lain, atau memang tidak perlu untuk disimpan. (Satzinger et al, 2005, p.179)

Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 61) untuk dapat memilih sebuah class, class

tersebut harus dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti:

- Apakah bisa mengidentifikasikan sebuah objek dari class tersebut?

- Apakah class tersebut mengandung informasi yang unik?

- Apakah class tersebut dapat mewakili beberapa objek?

Page 40: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

61

- Apakah class tersebut memiliki beberapa event yang sesuai dan dapat

dijalankan?

2.16.1.3.2.2. Asosiasi antar objek

Setelah menemukan dan menyimpan hal apa saja yang disimpan maka

dibutuhkan untuk mencari informasi tambahan. Seperti hubungan antar objek

merupakan hal yang penting untuk sistem. Hubungan tersebut berupa asosiasi yang

muncul dalam hubungan antar objek tertentu sebagai contoh sebuah order diberikan oleh

pelanggan dan pelanggan bekerja pada suatu bagian/divisi. (Satzinger et al, 2005, p.181)

2.16.1.3.2.3. Atribut dari objek

Sebagian besar dari sistem informasi menyimpan dan menggunakan informasi

spesifik mengenai setiap objek. Setiap informasi spesifik ini disebut dengan atribut.

Dimana setiap objek bisa memiliki beberapa atribut. Atribut yang merupakan secara

unik mendefinisikan objek disebut dengan identifier atau key.

2.16.1.4. Event table

Informasi yang paling penting untuk mengidentifikasikan adalah use case yang

dibutuhkan oleh sistem untuk merespon setiap event yang ada. Informasi ini dimasukkan

kedalam event table. Event table termasuk di dalamnya baris dan kolom,

merepresentasikan event dan detilnya. Setiap baris dalam event table menyimpan

informasi mengenai satu event dan use case-nya. Setiap kolom dalam tabel

merepresentasikan kunci informasi mengenai event dan use case-nya. Sebagai contoh

dari event table dapat di lihat pada gambar 2.9. (Satzinger et al, 2005, p.174)

Page 41: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

62

Event Trigger Source Use Case Response Desination

Customer wants to

chect item

availability

Item inquiry Customer

Look up

item

availability

Item availability

details Customer

Sumber: Satzinger et al, 2005, p.175

Gambar 2. 9 Contoh dari event table.

Pertama-tama untuk setiap event, bagaimana sistem tau bahwa sebuah event terjadi?

Sebuah signal yang memberi tahu sistem bahwa event terjadi disebut dengan trigger.

Sumber datanya juga penting untuk diketahui. Kemudian apa yang dilakukan oleh

sistem ketika suatu event terjadi dsebut sebagai use case. Hasil atau respon dari use case

dalam sistem tersebut disebut juga response. Dan destination adalah temat dimana

respon apapun dikirimkan, kepada external agent. Terkadang use case tidak

menghasilkan respon apapun. (Satzinger et al, 2005, p.175)

2.16.1.5. Structure

Aktivitas di dalam sebuah struktur berfokus pada hubungan antara classes dan objek.

Pada aktivitas class, dilakukan pemilihan classes untuk pemodelan problem-domain dan

mengkarakterisasikan setiap class dengan event-nya. Sedangkan pada aktivitas struktur,

pengembangan dilakukan dengan menambahkan deskripsi dengan menambahkan

Source: For external event, the

external agent is the source of

Response: what output (if any) is

produce by the system?

The event that causes the system

to do something

Destination: what external

agents gets the output

Trigger: how does the system know the event

occurred? For external events, the trigger is data

entering the system. For temporal events, it is

Use case: what does the system do

when the event occurs? The use case

is what is important to define for

Page 42: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

63

hubungan strutural antara classes dan objek. Hasil dari aktivitas struktur ini adalah class

diagram. (Mathiassen et al., 2000, p. 69)

Pada class diagram, bentuk persegi merepresentasikan class, dan garis yang

menghubungkan persegi menunjukkan asosiasi antar class. Gambar 2.10 menunjukkan

contoh simbol untuk sebuah class customer. Dan gambar 2.11 menunjukkan contoh dari

sebuah class diagram. (Satzinger et al, 2005, p.187)

Sumber: Satzinger et al, 2005, p.187

Gambar 2. 10 Simbol class diagram

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 70

Gambar 2. 11 Contoh sebuah class diagram.

Page 43: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

64

2.16.1.5.1. Struktur Object-Oriented

Dalam pengembangannya, pemodelan problem-domain dengan struktur object-

oriented menggunakan perbedaan mendasar dari objek dan class. Untuk tingkatan objek

yang lebih konkrit, dapat melihat fenomena dari sebuah problem domain sebagai sebuah

objek dengan properti tertentu yang menunjukkan identitas, state dan behavior dari

objek tersebut. Sebagai contoh, terkadang dapat melihat seseorang sebagai karyawan

dari sebuah perusahaan akan tetapi tidak melihat orang tersebut sebagai seorang anggota

keluarga yang memiliki anak, hobi, keluarga dan lainnya. Dari hal ini dapat dilihat

bahwa dalam pembuatan objek terkadang hanya melihat properti tertentu yang memiliki

hubungan dengan problem domain. Untuk menjelaskan hal ini, terdapat dua jenis

struktur dari objek yaitu: pertama, struktur agregasi dimana menjelaskan hubungan

antara objek dan komponen objek, dan kedua, struktur asosiasi dimana menjelaskan arti

hubungan objek yang lain. (Mathiassen et al., 2000, p. 70)

Dalam tingkatan class yang abstrak, lebih memperhatikan hubungan konseptual

antara dua atau lebih class di dalam problem domain. Class adalah sebuah deskripsi dari

properti dan behavioral pattern yang umum diantara semua objek yang ada di dalam

grup tersebut. Untuk mendeskripsikan hubungan konseptual antar class, maka dibagi

menjadi dua jenis struktur class yaitu: pertama, struktur generalisasi dimana menjelaskan

sebuah class yang merupakan spesialisasi dari beberapa class yang lebih umum. Kedua,

struktur cluster, dimana merupakan sebuah grup dari class yang saling berhubungan.

(Mathiassen et al., 2000, p. 71)

Aktivitas struktur di bagi menjadi tiga buah sub-aktivitas. Pada sub-aktivitas

pertama, mengkombinasikan problem-domain dengan tipe struktur yang berbeda untuk

menciptakan kandidat untuk hubungan struktural diantara class dan objek yang terpilih.

Page 44: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

65

Pada sub-aktivitas kedua, mengekplorasi relevansi dari beberapa pola umum untuk

memperluas model dari problem-domain. Di sub-aktivitas ketiga, mengevaluasi dan

memilih hubungan struktural yang dibutuhkan dari beberapa kandidat. Ketiga sub-

aktivitas ini dapat dilihat pada gambar 2.12. (Mathiassen et al., 2000, p. 71)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 72

Gambar 2. 12 Sub-aktivitas untuk memodelkan struktur problem-domain.

2.16.1.5.2. Struktur antar class

Ada 2 cara untuk memahami struktur dari problem domain dalam dunia nyata

yakni generalisasi/spesialisasi hirarki, dan whope-part hirarki. (Satzinger et al, 2005,

p.189)

2.16.1.5.2.1. Generalisasi/spesialisasi hirarki

Struktur generalisasi adalah sebuah relasi antara dua atau lebih class spesial dan satu

atau lebih class umum. Dimana pengertian generalisasi itu sendiri adalah sebuah class

general (super class) mendeskripsikan properti umum kepada sekelompok class spesial

Page 45: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

66

(subclass). Sebagai contoh class dari “taxi” dan “private car” merupakan spesialisasi

dari class general dari “Passenger Car” seperti pada gambar 2.13.(Mathiassen et al.,

2000, p. 72)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 73

Gambar 2.13 Struktur generalisasi.

Tipikal struktur generalisasi adalah hirarkikal oleh karena itu subclass apapun

merupakan spesialiasasi dari tepat satu super class. Bagaimanapun juga, multiple

inheritance (turunan berganda) dimana sebuah class menuruni properti dari dua atau

lebih super class yang dapat meningkatkan model dari beberapa kasus seperti pada

gambar 2.14. .(Mathiassen et al., 2000, p. 74)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 74

Gambar 2. 13Beberapa contoh tipe Account dengan multiple inheritance.

Page 46: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

67

2.16.1.5.2.2. Whole-part hirarki

Cara lain untuk menstrukturisasi informasi adalah dengan mendefinisikan

informasi tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Whole-part hirarki

menggambarkan hubungan yang telah teridetifikasi dalam pembuatan asosiasi antar

objek dan komponennya. Ada dua tipe whole-part hirarki yakni agregasi dan komposisi.

Agregasi digunakan untuk mendeskripsikan asosiasi whole-part antara aggregate(whole)

dan komponennya (parts). Komposisi digunakan untuk menggambarkan asosiasi

whole-part secara lebih kuat, dimana ketika sebuah bagian sekali terasosiasi tidak bisa

lagi dipisahkan. (Satzinger et al, 2005, p.191)

2.16.1.5.3. Struktur antar objek

Terdapat dua buah tipe struktur objek yaitu agregasi dan asosiasi. Kedua struktur

ini menangkap hubungan dinamis antar objek di dalam problem-domain. Struktur objek

ini dideskripsikan di dalam class diagram sebagai hubungan struktural antara dua atau

lebih class. Struktur ini dideskripsikan pada tingkatan class dengan menentukan properti

multiplicity yang menjelaskan beberapa objek dari class yang berhubungan dapat

terkoneksi. (Mathiassen et al., 2000, p. 75)

2.16.1.5.3.1. Struktur Agregasi

Struktur agregasi merupakan hubungan antara dua atau lebih objek. Struktur ini

menunjukkan bahwa satu objek merupakan dasar dan menjelaskan bagian dari yang lain.

Sebuah struktur agregasi menggambarkan sebuah garis antara class yang keseluruhan

dengan bagiannya, dimana garis tersebut diakhiri dengan sebuah belahketupat pada class

yang memodelkan keseluruhan, hal ini dapat dilihat pada gambar 2.14. Secara

Page 47: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

68

pengucapan, agregasi dapat diekspresikan dengan formulasi “kepunyaan” atau “bagian

dari”. (Mathiassen et al., 2000, p. 76)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 75

Gambar 2. 14 Struktur Agregasi.

2.16.1.5.3.2. Struktur Asosiasi

Struktur asosiasi juga merupakan sebuah hubungan antara dua atau lebih objek,

tapi berbeda dengan agregasi, dimana yang mengasosiasikan objek bukan menjelaskan

properti dari sebuah objek. Asosiasi ini sendiri memiliki pengertian hubungan antara

sejumlah objek. (Mathiassen et al., 2000, p. 75)

Struktur asosiasi digambarkan dengan sebuah garis lurus antara class yang

berhubungan. Mendeskripsikan multiplicity dari asosiasi sama dengan ketika

mendeskripsikan multiplicity dari agregasi. Karena struktur asosiasi tidak

mengutamakan urutan, dan penempatan class yang saling berhubungan dapat dimana

saja di dalam class diagram. Asosiasi seringkali digunakan ketika agregasi menunjukkan

Page 48: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

69

keterikatan yang terlalu kuat. Seperti pada gambar 2.15 dimana gambar ini menunjukkan

hubungan antara manusia dengan mobil. Dimana dalam hal ini, tidak masuk di akal

ketika mengatakan bahwa objek dari mobil atau manusia memiliki objek yang lain dari

class yang berbeda sebagai bagiannya. Secara pengucapan, asosiasi dapat diekspresikan

dengan formulasi “diketahui atau dimiliki” atau “memiliki hubungan dengan”.

(Mathiassen et al., 2000, p. 77)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 77

Gambar 2. 15 Struktur Asosiasi.

2.16.1.5.4. Menemukan Kadidat untuk Struktur

Memodelkan hubungan struktural sama seperti ketika melakukan pemilihan class dan

event. Dimulai dari mengumpulkan kandidat untuk hubungan struktural diantara model-

model class. Dimana pengumpulan kandidat ini berdasarkan pada prinsip: mempelajari

abstrak, hubungan statis antar class dan mempelajari konkrit, hubungan dinasmis antar

objek. Dalam mengumpulkan kandidat, didasarkan pada empat tipe struktur.

(Mathiassen et al., 2000, p. 77)

2.16.1.5.4.1. Identifikasi Generalisasi

Untuk menghasilkan kandidat untuk struktur generalisasi terdapat tiga macam

pendekatan. Pertama, memilih dari semua class yang berpasangan dan tentukan apakah

satu dari dua class tersebut merupakan generalisasi dari yang lainnya. Kedua, tentukan

Page 49: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

70

apakah ada class generalisasi yang dapat terbentuk dari sepasang class yang dipilih.

Ketiga, mengambil setiap class yang dipilih, mencoba untuk mendefinisikan sebuah

generalisasi atau spesialisasi yang sesuai. (Mathiassen et al., 2000, p. 78)

2.16.1.5.4.2. Identifikasi Agregasi

Untuk menemukan kandidat untuk struktur agregasi terdapat tiga macam

pendekatan. Pertama, memeriksa setiap pasang class untuk melihat apakah mungkin

objek dari suatu class merupakan bagian objek dari class yang lain. Kedua, menentukan

apakah sesuai untuk mengagregasikan objek dari setiap pasang class kedalam objek dari

sebuah class yang baru saja dibuat. Ketiga, menentukan apakah setiap class dapat

dipecah menjadi beberapa class yang tidak terdapat dalam model yang sudah di buat.

(Mathiassen et al., 2000, p. 78)

Menurut Mathiassen et al., (2000, p. 79), dalam mendefinisikan hubungan dalam

agregasi, terdapat tiga jenis aplikasi dari struktur agregasi:

• Whole-part, dimana keseluruhan merupakan penjumlahan dari bagian-bagian;

ketika menambahkan atau mengurangi bagian apapun, dapat merubah

keseluruhan secara mendasar

• Container-content, dimana keseluruhan merupakan tempat penampungan dari

bagian-bagian; ketika menambahkan atau mengurangi bagian apapun, properti

dasar dari keseluruhan tidak berubah.

• Union-member, dimana keseluruhan merupakan keteraturan dari kesatuan

anggota. Kesatuan ini tidak dirubah secara fundamental baik dengan

menambahkan atau mengurangi beberapa anggota.

Page 50: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

71

2.16.1.5.4.3. Identifikasi Asosiasi

Untuk menghasilkan struktur asosiasi, perlu diperhatikan sisa dari class yang

berpasangan untuk melihat apakah class-class tersebut dapat saling terhubung dengan

sebuah arti. Sebuah asosiasi perlu untuk dideskripsikan kapanpun harus melakukan

kegiatan administrasi, mengawasi, dan mengendalikan hubungan antar objek yang

dengan kata lain tidak berhubungan dengan model. (Mathiassen et al., 2000, p. 79)

2.16.1.6. Behavior

Oleh karena sistem biasanya berhadapan dengan kenyataan yang dinamis, maka

diperlukan pemahaman terhadap apa yang terjadi di problem-domain secara berulang-

ulang. Sebuah sistem memiliki tujuan mendasar yakni untuk mendaftar, menyimpan dan

menghasilkan informasi mengenai kejadian dalam problem-domain. Agar sistem dapat

mengendalikan suatu batasan dalam suatu event untuk dipatuhi atau dilanggar,

pemodelan problem domain harus memasukkan deskripsi dari event trace yang mungkin

dari setiap class. (Mathiassen et al., 2000, p. 89)

Untuk aktivitas behavior, pengembangan definisi class di dalam class diagram

diperlukan untuk menambahkan deskripsi mengenai behavioral pattern dan atribut dari

setiap class. Hasil dari aktivitas behavior ini diekspresikan dalam gambar dalam sebuah

state chart diagram yang dapat dilihat pada gambar 2.16. (Mathiassen et al., 2000, p.

89)

Page 51: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

72

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 90

Gambar 2.16 Sebuah statechart diagram sederhana untuk class “Customer” di dalam

bank.

2.16.1.6.1. Behavioral pattern dan atribut

Sebuah objek adalah antitas dengan identitas, state dan behaviour. Di dalam

aktivitas class dapat dilihat behavior sederhana sebagai suatu kumpulan event yang tidak

teratur yang melibatkan sebuah objek. Di dalam aktivitas behavior, pendeskripsian

behavior menjadi lebih akurat dengan menambahkan waktu relatif dari suatu event.

Sebuah behavior dari objek didefinisikan oleh sebuah event trace yang menunjukkan

event dalam suatu urutan dari waktu ke waktu. (Mathiassen et al., 2000, p. 90)

Event trace ini memiliki arti yakni sebuah urutan event yang melibatkan objek

tertentu. Sebuah event trace adalah unik untuk sebuah objek tertentu. Ini adalah sebuah

urutan event secara tepat yang melibatkan objek dalan interval waktu tertentu. Sebagai

contoh, objek dari class “Customer” memiliki event trace berikut sepanjang masa hidup

objek ini:

Account opened – amount deposited – amount withdrawn – amount deposited

– account closed. (Mathiassen et al., 2000, p. 90)

Page 52: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

73

Fokus di dalam object oriented pada analisis problem-domain adalah pada

objeknya, tapi untuk alasan tertentu, mendeskripsikan sekelompok objek dengan definisi

class umum. Oleh sebab itu, perulangan untuk mendeskripsikan behavior dari setiap

objek yang ada di dalam problem-domain dilakukan. Sebagai gantinya, behavioral

pattern untuk objek class dapat diartikan sebagai sebuah deskripsi atas event trace yang

mungkin untuk semua objek di dalam class. (Mathiassen et al., 2000, p. 90)

Behavioral pattern mendeskripsikan behavior umum untuk semua objek dari

class. Untuk menghasilkan patern, digunakan contoh dari event traces untuk objek

individu di dalam class berdasarkan pada prinsip: membuat behavioral pattern dari

event trace. Event trace dan behavioral pattern sama-sama berhubungan dengan sebuah

objek atau class. Untuk melangkah dari objek individu ke arah problem domain dinamis,

dilakukan penekanan pada kolaborasi objek dan deskripsi event umum untuk dua atau

lebih objek. Hal ini ditunjukkan pada prinsip: mempelajari event umum. Event umum

dapat digunakan untuk mendeskripsikan interaksi antar class, karena semua event

dinamakan secara umum disepanjang problem-domain.

Ketika memodelkan problem-domain, dapat diformulasikan kebutuhan untuk

data yang akan disimpan oleh sistem, dan oleh karena itu menjadikan data dapat diakses

melalui fungsi dan interface. Untuk menspesifikasikan data digunakan atribut yang

berarti sebuah properti deskriptif untuk sebuah class atau event. Aktivitas behavior

termasuk di dalamnya empat buah sub-aktivitas, seperti digambarkan pada gambar 2.17.

Dimana dimulai dari event table dan class diagram. Untuk memulai mendeskripsikan

behavioral pattern dari setiap class dalam class diagram menggunakan event yang

berhubungan sebagai fondasi awal. (Mathiassen et al., 2000, p. 92)

Page 53: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

74

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 92

Gambar 2. 17 Sub-aktivitas dalam pemodelan behavior objek.

2.16.1.6.2. Notasi untuk Behavioral Pattern

Sebuah behavioral pattern menggunakan event tunggal yang digunakan untuk

pengendalian struktur dasar dari struktur pemrograman yakni:

• Sequence: event dalam sekelompok yang terjadi satu demi satu.

• Selection: Tepat satu dari sekelompok event yang terjadi.

• Iteration: Suatu event terjadi nol sampai beberapa kali.

Behavioral pattern adalah deskripsi yang menangkap karakter dinamis dari problem-

domain tanpa menspesifikasikan kenapa dan bagaimana suatu behavior tertentu dapat

terjadi. (Mathiassen et al., 2000, p. 93)

Page 54: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

75

Sebuah behavioral pattern dengan sequence, selection dan iteration dapat

dideskripsikan menjadi yang paling komprehensif dibandingkan ekspresi biasanya.

Menggunakan simbol “+” yang mewakili sequence, simbol “|” yang mewakili selection

dan simbol “*” yang mewakili iteration, behavior dari customer dapat dideskripsikan

menjadi: account opened + (amount deposited | amount withdrawn)* + account closed.

(Mathiassen et al., 2000, p. 93)

Behavioral pattern juga dapat dideskripsikan berupa gambar dengan menggunakan

statechart diagram. Notasi klasik ini pada umumnya digunakan untuk mendeskripsikan

adanya kedinamisan yang melibatkan sejumlah state dan sejumlah transisi. Seperti pada

gambar 2.18, tiga buah struktur pengendalian klasik yang digunakan dalam ekspresi

biasa dapat juga digunakan untuk diekspresikan dalam statechart diagram. (Mathiassen

et al., 2000, p. 94)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 95

Gambar 2.18 Struktur pengemdalian di dalam statechart diagram.

Page 55: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

76

Sequence diekspresikan dengan menggunakan event yang menjalani melalui beberapa

stte, dimana setiap state hanya memiliki satu buah event. Event tersebut harus terjadi

agar urutannya dapat dijelaskan oleh anak panah. Selection diekspresikan dengan

membuat semua kemungkinan event keluar dari state yang sama. Iteration diekspresikan

dengan membuat event kembali ke state awalnya. (Mathiassen et al., 2000, p. 94)

2.16.2. Analisis Application-Domain

Analisis application-domain berfokus pada bagaimana sistem yang dituju dapat

digunakan. Fokus ini berguna unutk mendefinisikan kebutuhan untuk function dan

interface sistem. Analisis application-domain berinteraksi dengan analisis problem-

domain. Menentukan urutan dalam pengerjaan kedua aktivitas Utama ini adalah sebuah

strategi. Jika memulai dengan menganalisa application-domain maka untuk selanjutnya

akan berfokus pada pekerjaan user dan mungkin menspesifikasikan berbagai kebutuhan

detil. Namun jika memulai dengan menganalisa problem-domain maka untuk

selanjutnya akan berfokus pada bisnis apa yang sebenarnya di jalankan, dibandingkan

dengan interfaces dan function. (Mathiassen et al., 2000, p. 115)

Stable properties

Model Function

Transient properties

Interfaces

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 116

Gambar 2. 19 Stabilitas relative dari property sistem yang berbeda

Page 56: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

77

Pada gambar 2.19 menggambarkan sebuah model sistem yang lebih stabil, dan

untuk function dan interface lebih bersifat sementara. Jadi ketika terjadi perubahan pada

model, function dan interface juga berubah. Akan tetapi perubahan pada function tidak

harus merubah model yang ada. Oleh karena itu, function dan interface kebutuhan untuk

berubah lebih sering, namun model sistem jarang sekali berubah. (Mathiassen et al.,

2000, p. 116)

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 117

Gambar 2. 20 Analisis application domain

Pengarahan kebutuhan berdasarkan pada dua prinsip dasar. Pertama, tentukan

application-domain dengan use case. Dimana use case menawarkan solusi elegan untuk

masalah klasik di analisis application-domain dimana berfokus pada pekerjaan user

dapat menghasilkan terlalu banyak informasi dengan terlalu banyak detil. Kedua,

berkolaborasi dengan user. Spesifikasi kebutuhan tidak menjadi langkah satu arah. User

mungkin tidak mengerti mengenai kebutuhan teknikal dengan baik untuk menulisakan

Page 57: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

78

kebutuhan optimal. Oleh karena itu kerjasama antara user dengan pengembang sangat

dibutuhkan. Kebutuhan akan usage, function dan interface perlu untuk dievaluasi seperti

pada gambar 2.20. Dan aktivitas umum pada application domain analisis dapat dilihat

pada tabel. 2.2. (Mathiassen et al., 2000, p. 117)

Tabel 2. 2 Aktivitas pada analisis application-domain

Activity    Content    Concepts 

Usage

  

How  does  the  system 

interact  with  people 

and  sustems  in  the 

context? 

Uce  Case  and 

actor 

Function  What are the sustem's 

information 

processing capabilities 

Funtion 

Interfaces 

  

What  are  the  target 

system's  interface 

requirements? 

Interface,  user 

interface,  and 

system 

interface 

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 117

2.16.2.1. Usage

Untuk dapat digunakan sistem harus sesuai dengan application domain. Untuk

melakukan penyesuaian ini dapat dilakukan dengan mendeskripsikan actor dan use case

berdasarkan pada pemahaman atas aktivitas application domain. Use case menyediakan

Page 58: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

79

gambaran umum dari kebutuhan sistem dari sudut pandang user dan menyediakan

landasan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi fungsi dasar yang lebih banyak dan

kebutuhan interface. (Mathiassen et al., 2000, p. 119)

2.16.2.1.1. Use Case

Menganalisis application domain yang sudah ada dapat menciptakan sejumlah

besar informasi detil yang memiliki sedikit nilai untuk mengembangkan proses. Untuk

kemudahan, diperlukan untuk mempertahankan tingkatan abstraksi yang relevan dan

berfokus pada interaksi antara user dan sistem. Use case dapat membantu dalam

mendapatkan tingkatan fokus dan abstraksi yang relevan. (Mathiassen et al., 2000, p.

119)

Menurut Mathiassen et al.(2000, p. 119), actor adalah abstraksi dari user atau

sistem lain yang berinteraksi dengan sistem tujuan. Dan use case adalah sebuah pola

untuk interaksi antara sistem dan aktor di dalam application domain. Sebuah use case

menentukan semua kegunaan dari sistem yang dituju dengan application domain.

Prinsip utama dalam menentukan kegunaan sistem adalah menentukan application

domain dengan use case.

Page 59: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

80

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 117

Gambar 2. 21 sub-aktivitas dari usage.

Menentukan use case merupakan aktivitas multi aspek. Pertama, memerlukan

kerjasama antara user dan pengembang. Kedua menentukan use case adalah proses

analitikal seperti aktivitas kreatif. Ketiga, menentukan use case adalah aktivitas

deskriptif dan eksperimental. Keempat, use case mendefinisikan target sistem dan

application domain-nya. Pada gambar 2.21 menunjukkan rangkuman aktivitas pada

analisis usage dimana actor dan use case didefinisikan, dan sering menggunakan pola

sebagai inspirasi. Pada tabel 2.3 menunjukkan actor table menunjukkan interaksi secara

umum. Dan pada gambar 2.22 menunjukkan informasi yang sama pada tabel 2.3 akan

tetapi menggunakan use case diagram. (Mathiassen et al., 2000, p. 120)

Page 60: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

81

Tabel 2.3 Sebuah contoh actor table..

   Actors          

Use cases

Account

Owner Creditor Administrator

Liquidity

Monitor

Payment  √ √      

Cash withdrawal  √

Money Transfer  √ √ √

Account 

Information √ √ √

Credit Information  √ √

Registration  √

Monitoring  √

Error Correcting        √   

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 121

Sumber: Mathiassen et al., 2000, p. 122

Gambar 2. 22 Contoh use case diagram..

Page 61: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

82

Dalam penggambaran use case, use case itu sendiri dilambangkan dengan bentuk

oval dengan nama dari use case-nya berada di dalam. Garis yang menghubungkan actor

dengan use case menunjukkan actor yang mana yang menjalankan use case yang mana.

(Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 215)

2.16.2.1.2. Use case descriptions

Diagram use case membantu dalam mengidentifikasi berbagai proses yang user

lakukan dan hal yang harus didukung oleh sistem baru. Untuk membuat sebuah sistem

secara mendalam, maka diperlukan pemahaman secara mendalam mengenai semua

langkah yang harus dimengerti. Terdapat tiga tahapan dalam penulisan use case

description yaitu: brief description, intermediate description, dan fully developed

description.

Brief description digunakan untuk use case yang sangat sederhana, terutama

ketika sistem akan dikembangkan adalah sistem yang kecil dan juga merupakan aplikasi

yang mudah dimengerti. Intermediate description merupakan pengembangan dari brief

description dimana menyertakan alur dari aktivitas dari sebuah use case. Jika ada

beberapa skenario maka setiap aktivitas dideskripsikan masing-masing. Kondisi

pengecualian (exception conditions) juga di ikut sertakan jika memang diperlukan.

(Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 220)

Fully developed descriptions merupakan metode dokumentasi use case yang

paling formal. Dalam pembuatannya, terdapat beberapa bagian yakni bagian pertama

dan kedua digunakan untuk mengidentifikasikan use case dan skenario untuk use case-

nya. Bagian ketiga digunakan untuk mengidentifikasikan pemicu untuk use acse

tersebut. Bagian keempat merupakan brief description daru use case. Bagian kelima,

Page 62: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

83

mengidentifikasikan aktornya. Bagian keenam digunakan untuk mengidentifikasi use

case lain dan bagaimana use case ini saling terhubung. Bagian keenam digunakan untuk

mengidentifikasikan bagian lain yang terhubung selain dari aktor utama. Dua bagian

berikutnya digunakan untuk menyediakan informasi penting mengenai kondisi use case

sebelum dan sesudah use case tersebut dijalankan. Kedua bagian terakhir digunakan

untuk mendeskripsikan alur aktivitas dari use case. Kondisi alternatif dan kondisi

eksepsi dijelaskan pada bagian terakhir. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, pp. 221-225)

2.16.2.1.3. Function

Menurut Mathiassen, et al. (2000, pp137-138). Function berfokus pada

bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan pekerjaan

mereka. Function memiliki empat tipe yang berbeda, yaitu:

• Update

Fungsi update diaktifkan oleh event problem domain dan menghasilkan

perubahan status model.

• Signal

Fungsi signal diaktifkan oleh perubahan status model dan menghasilkan

reaksi di dalam context.

• Read

Fungsi read diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan

menghasilkan tampilan model sistem yang relevan.

Page 63: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

84

• Compute

Fungsi compute diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan berisi

perhitungan yang dilakukan baik oleh actor maupun oleh model. Hasilnya

adalah tampilan dari hasil perhitungan yang dilakukan.

Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan sistem

memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar function-function

yang merinci function-function yang kompleks. Daftar function harus lengkap

menyatakan secara keseluruhan kebutuhan kolektif dari pelanggan dan aktor sehingga

harus konsisten dengan use case. (Mattiassen et al, 2000, p.139)

Untuk beberapa fungsi, perlu untuk mendeskripsikan isinya dengan lebih

mendetail untuk mengerti apa yang harus dilakukan. Deskripsi lebih mendetail ini hanya

untuk fungsi yang paling kompleks. Fungsi-fungsi yang ada harus konsisten dengan

hasil analisis lainnya. (Mattiassen et al, 2000, p.140-141)

2.16.2.1.4. User Interface

Interface digunakan oleh seorang actor untuk melakukan interaksi dengan sistem.

Interface juga menghubungkan sistem untuk semua actor yang saling terkait di dalam

sistem. Sebuah user interface yang baik membantu user dalam melakukan pekerjaannya

dan konsep mengenai sistem. (Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, & Stage, 2000, p.

152)

Menurut Satzinger et al (2005, p. 444) user interfae terdiri atas tiga aspek yaitu,

pertama aspek fisik yang berupa semua alat yang digunakan atau disentuh oleh user

dalam menggunakan user interface berupa keyboard, mouse, dan lainnya, kedua aspek

persepsi yang berupa semua hal yang di dengar, dilihat oleh user, dan yang ketiga adalah

Page 64: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

85

aspek konseptual, yakni semua yang diketahui oleh user mengenai penggunaan sistem,

termasuk didalamnya hal-hal yang berkaitan dengan “problem-domain” yang dapat

dimanipulasi atau operasi yang dapat digunakan oleh user.

2.16.2.2. Sequence Diagram

Sequence Diagram digunakan untuk mendeskripsikan alur informasi dari sistem

dan menuju ke sistem. Dalam pembuatan sequence diagram menggunakan sebuah

gambar stik orang yang mewakili user yang menggunakan sistem. Dalam sequence

diagram ini menunjukkan bagaimana user berinteraksi dengan sistem dengan melakukan

pemasukkan data dan menghasilkan data.

Dalam sequence diagram terdapat garis putus-putus yang disebut dengan

lifelines. Sebuah lifelines merupakan pengembangan dari objek secara sederhana,

Gambar anak panah menunjukkan pesan yang diterima atau yang dikirmkan oleh aktor

kepada sistem. Sebuah pesan dituliskan untuk mendeskripsikan pesan yang diterima

ataupun yang dikirimkan. Dan pesan yang dikembalikan oleh sistem diwakili oleh

gambar garis panah yang terputus-putus. Garis panah putus-putus ini menandakan

respon atau jawaban dan secara langsung mengikuti pesan yang dikirimkan sebelumnya.

(Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, pp. 226-228)

2.16.3. Architectual Design

Architectural design berfungsi sebagai kerangka kerja dalam aktivitas

pengembangan sistem dan menghasilkan struktur komponen dan proses sistem.

Tujuannya adalah untuk menstrukturisasi sebuah sistem yang terkomputerisasi.

Architectual design juga berguna untuk menjembatani kriteria-kriteria dengan platform

Page 65: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

86

yang tersedia. Dalam pengembangannya, architectural design terdiri dari tiga aktivitas

yaitu criteria, component architecture, dan process architecture seperti yang pada

gambar 2.23.

Gambar 2. 23 Aktivitas Architectural Design

Sumber: Mathiassen et al (2000, p176)

2.16.3.1. Component Architecture

Menurut Satzinger et al (2005, p. 280) Component architecture adalah struktur sistem

dari komponen-komponen yang berkaitan yang membantu dalam pembuatan sebuah

software. Beberapa contoh software architecture adalah:

- Client/server architecture

Client dan server merupakan sebuah model umum dari software di dalam suatu

organisasi yang dapat diterapkan dengan berbagai bentuk. Salah satunya adalah

dimana proses pengaksesan menggunakan sebuah workstation dan database

mengakses sistem yang lebih besar.

- Three-layer client/server architecture

Merupakan sebuah aplikasi software yang lebih besar lagi dimana membagi

layer-nya menjadi data layer yang digunakan untuk menyimpan database,

business logic layer yang digunakan untuk menjalankan prosedur-prosedur dari

Page 66: 3. Bab 2 - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00684-TISI Bab 2.pdf · 3. Sebagai alat bantu untuk menentukan tata letak pabrik 4. ... Dua

87

proses bisnis, dan view layer yang menerima masukkan dan format dari user juga

menampilkan hasil-hasilnya.

- Middleware

Merupakan software yang menjadi penengah dalam proses komunikasi antar

layer. Middleware menghubungkan berbagai bagian dari aplikasi yang

membantu dalam pengiriman data diantara layer.

- Internet and web-based software architecture

Web arsitektur digunakan untuk perancangan berbasis web dimana para user

mengirimkan data melalui web yang melalui protocol.

2.16.3.2. Process architecture

Menurut Mathiassen et al (2000, p. 211) process architecture adalah sebuah

sistem eksekusi yang terdiri atas proses yang saling bergantung. Dalam buku Satzinger

et al (2005, p. 379), dalam penggambarannya, deployment diagram menggunakan dua

buah simbol yakni component symbol dan node symbol. Component symbol adalah

program yang dapat dijalankan dan terkandung didalamnya semua class yang dijalankan

menjadi sebuah entitas tunggal. Node symbol adalah sebuah simbol yang

merepresentasikan sebuah sumber daya komputer.

Menutur Satzinger et al (2005, pp. 380-385)Dalam proses implementasi,

deployment diagram dapat digunakan pada berbagai bentuk pada sistem berbasis

internet, seperti:

- Simple Internet Architecture

- Two Layer Architecture

- Three Layer Architecture