skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35685... · 2017-08-24 · skripsi ini...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEBIJAKAN PERGANTIAN ORGAN PERSEROAN
TERBATAS, UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KAP DAN FINANCIAL
DISTRESS TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
(KAP)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Shafwan Aziz
NIM : 1112082000022
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016
i
PENGARUH KEBIJAKAN PERGANTIAN ORGAN PERSEROAN
TERBATAS, UKURAN PERUSHAAN, UKURAN KAP DAN FINANCIAL
DISTRESSTERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
(KAP)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Shafwan Aziz
NIM : 1112082000022
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016
ii
Pengaruh Kebijakan Pergantian Organ Perseroan Terbatas, Ukuran
Perusahaan, Ukuran KAP dan Financial Distress Terhadap Pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Shafwan Aziz
NIM: 1112082000022
Dibawah Bimbingan
Pembimbing
Atiqah, SE., MS., Ak
NIP. 19820120 200912 2 004
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 7 April 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa/i:
1. Nama : Shafwan Aziz
2. NIM : 1112082000022
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Kebijakan Pergantian Organ Perseroan Terbatas
Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan Financial Distress
terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 April 2016
1. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA.
NIP. 19720516 200901 1 006
2. Husnul Khotimah, SE.,MS.,Ak.
NIP.- (_____________________)
Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 22 Juni 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:
1. Nama : Shafwan Aziz
2. NIM : 1112082000022
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Kebijakan Pergantian Organ Perseroan Terbatas
Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan Financial
Distressterhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik
(KAP)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Juni 2016
1. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA.
NIP. 19720516 200901 1 006 (_____________________)
Ketua
2. Atiqah, SE., MS., Ak.
NIP. 19820120 200912 2 004 (_____________________)
Sekretaris
3. Atiqah, SE., MS., Ak.
NIP. 19820120 200912 2 004 (_____________________)
Pembimbing
4. Yulianti, SE., M.Si
NIP. 19820318 201101 2 011 (_____________________)
Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Shafwan Aziz
NIM : 1112082000022
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian Pernyataan saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 30 Juni 2016
(Shafwan Aziz)
vi
ABSTRACT
The Affect of Change Policy of the Composition Limited (Ltd) Company, Firm
Size, CPA Firm Size and Financial Distress toward the Change of Public
Accounting Firm
The main purpose of this research is examining factors that affect on
change of public accounting firm. Those factors are change policy of the
composition limited (Ltd) company, firm size, CPA firm size and financial
distress. Population of this research is manufacturing companies which are listed
in Indonesian Stock Exchange in the year 2010-2014. Total samples in this
research are 285 companies using purposive sampling method. Data analysis
using logistic regression with SPSS 22. Result of this research is change policy of
the composition limited (Ltd) company has a positive affect on the change of
public accounting firm and CPA firm size has a negative affect on the change of
public accounting firm. Meanwhile, client size and financial distress has no affect
on the change of public accounting firm.
Keyword: change policy of the composition limited (Ltd) company, firm size,
CPA firm size, financial distress and change of public accounting firm
vii
ABSTRAK
PENGARUH KEBIJAKAN PERGANTIAN ORGAN PERSEROAN
TERBATAS (PT), UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN KAP DAN
FINANCIAL DISTRESS TERHADAP PERGANTIAN KANTOR
AKUNTAN PUBLIK (KAP)
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP). Faktor-faktor tersebut
adalah kebijakan pergantian organ Perseroan Terbatas (PT), ukuran perusahaan,
ukuran KAP dan financial distress. Populasi penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Total
sampel dalam penelitian ini adalah 285 perusahaan menggunakan metode
purposive sampling. Analisis data menggunakan regresi logistik dengan SPSS 22.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan pergantian organ PT berpengaruh
positif terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) dan ukuran KAP
berpengaruh negatif terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP).
Sedangkan, ukuran perusahaan dan financial distress tidak berpengaruh terhadap
pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
Kata kunci: kebijakan pergantian organ PT, ukuran perusahaan, ukuran KAP,
financial distress dan pergantian KAP
viii
Shafwan Aziz
Komplek DKI Blok P1 No 2
Pondok Kelapa, Duren Sawit
Jakarta Timur
Email: [email protected]
HP: 089637715579
Nama : Shafwan Aziz
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta/ 21 November 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
2003-2008 : SDN Pondok Kelapa 07 Pagi
2008-2010 : SMPN 252 Jakarta
2010-2012 : SMAN 103 Jakarta
2012- 2016 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2014 : Magang sebagai junior auditor di KAP SMR
2015 : Auditor KAP KANAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
PENDIDIKAN FORMAL
PENGALAMAN KERJA
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allahهلالج لجatas segala karunia dan
rahmatnya yang begitu luas sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Kebijakan Pergantian Organ Perseroan Terbatas, Ukuran Perusahaan,
Ukuran KAP dan Financial Distress terhadap Pergantian Kantor Akuntan
Publik (KAP)” dapat terselesaikan atas kehendak-Nya. Shalawat dan salam tak
lupa dipanjatkan kepada nabi Muhammad ملسو هيلع هللا ىلص beserta keluarga, para sahabatnya
dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari tidak ada daya dan upaya yang dapat
penulis lakukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini tanpa ada kuasa dan
kekuatan dari Allah. Oleh karena itu tidak habisnya penulis bersyukur atas karunia
yang Allah berikan kepada penulis. Selain itu, penulis juga dengan segala
kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih atas do’a, semangat, dan
dukungan sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua Ibu dan Bapak yang selalu memarahi, menanyakan tentang
skripsi, memberikan semangat dan do’anya yang paling utama yang dapat
memudahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Adik-adik saya yang selalu menjadikan semangat saya dalam menyelesaikan
tugas akhir.
3. Ibu Atiqah, SE., MS., Ak selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis
selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala saran dan masukannya
guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan semangat yang telah
diberikan selama ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini,Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
x
5. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa membantu penulis dari awal
menjadi mahasiswa akuntansi sampai penyelesaian tugas akhir penulis.
7. Seluruh dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan pengalaman bagi penulis.
Semoga Allah membalas segala kebaikan ibu dan bapak dosen.
8. Temen-temen BOLANG AKUNTANSI Kurnia, Edo, Berry, Ibam, Muti,
Anin dll
9. Teman-teman Kantor Akuntan Publik (KAP) KANAKA yang telah
memberikan dukungan, kesempatan dan waktu untuk penulis dalam hal ini
untuk menyelesaikan skripsi.
10. Sahabat-sahabat SMA saya yang selalu mendukung dan mendokan saya
dalam penyelesaian tugas akhir yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
11. Teman-teman kelas “Akuntansi A angkatan 2012” yang telah memberikan
banyak cerita selama menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah.
12. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2012 yang saya tidak dapat
sebutkan satu per satu, terimakasih banyak atas doa dan dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Jakarta, 30 Juni 2016
(Shafwan Aziz)
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .........................v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .....................................................................................................x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Perumusan Masalah ............................................................................17
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................18
A. Tinjauan Literatur................................................................................19
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................32
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................37
D. Hipotesis ..............................................................................................39
xii
BAB III Metodologi Penelitian .......................................................................44
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................44
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................44
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................45
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Peneltian ...46
E. Metode Analisis ..................................................................................51
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ..............................................57
A. Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................57
B. Analisis Data .......................................................................................58
C. Pengujian Hipotesis .............................................................................67
D. Pembahasan .........................................................................................69
BAB V PENUTUP ..........................................................................................75
A. Kesimpulan .........................................................................................75
B. Saran ...................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skandal Independensi Kantor Akuntan Publik (KAP) ...............5
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ..............................................32
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ...............................................50
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria .....................................57
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ....................................................................58
Tabel 4.3 Statistik Dekriptif Variabel Penelitian Pergantian KAP ...........59
Tabel 4.4 Statitik Deskriptif Variabel Penelitian Kebijakan Pergantian Or
gan Perseroan Terbataras ..........................................................................59
Tabel 4.5 Statiftik Deskriptif Variabel Penelitian Ukuran KAP ...............60
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas .................................................................61
Tabel 4.7 Nilai -2 Log Likelihood .............................................................63
Tabel 4.8 Likelihood Overall Fit ...............................................................63
Tabel 4.9 Nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square.............64
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow’s Test ......................65
Tabel 4.11 Matriks Klasifikasi ..................................................................66
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................67
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................37
xv
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Data Penelitian .............................................................................83
Lampiran 2 Analisis Deskriptif .....................................................................101
Lampiran 3 Uji Multikolinearitas..................................................................103
Lampiran 4 Analisis Regresi Logistik ..........................................................104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kantor akuntan publik (KAP) merupakan badan usaha yang didirikan
untuk menjalankan praktek audit dengan menyediakan jasa asurans dan jasa
non-asurans lainnya kepada setiap perusahaan yang menggunakan jasanya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 20 tahun 2015 menjelaskan bahwa jasa asurans yang
diberikan oleh akuntan publik meliputi: (1) jasa audit atas informasi keuangan
historis, (2) jasa reviu atas informasi keuangan historis, dan (3) Jasa asurans
lainnya. Menurut Tuanakotta (2015:10), jasa asurans lainnya yang diberikan
oleh akuntan publik yaitu jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan,
dan manajemen sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam memberikan jasanya, kantor akuntan publik (KAP) melalui
auditor yang ditunjuk dalam menjalankan praktek audit berfungsi sebagai
pemeriksa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh setiap perusahaan klien
baik perusahaan go public (terdaftar di bursa efek) maupun perusahaan non
go public (tidak terdaftar di bursa efek).
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban dan
penyampaian informasi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-
pihak yang membutuhkan, eksternal maupun internal (Jensen and Meckling,
1976). Selain itu, laporan keuangan merupakan suatu informasi tentang
2
kinerja suatu perusahaan dalam satu periode yang menjadi bahan informasi
bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan (Harahap 2007: 201).
Suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh kantor akuntan publik (KAP)
melalui auditor yang ditunjuknya, tidak hanya menjalankan kewajiban dalam
proses audit terhadap klien, melainkan selama proses pemeriksaan hingga
menghasilkan laporan audit seorang auditor bertanggungjawab terhadap
kepentingan pihak lain yang berkaitan dengan laporan keuangan auditan.
Pihak-pihak lain perusahaan yang biasanya terdiri atas beberapa pihak seperti:
pemilik perusahaan, karyawan, investor, kreditor, badan pemeritahan,
organisasi nirlaba, dan masyarakat (Simamora 2000: 8).
Keberadaan kantor akuntan publik (KAP) dalam menyediakan jasa untuk
mengaudit laporan keuangan yang dilakukan oleh para auditor yakni untuk
meyakinkan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan tersebut mempunyai
kredibilitas yang berguna bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan, maka
laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh auditor yang independen agar
auditor dapat bersikap obyektif dan independen terhadap informasi yang
disajikan (Santriatini, Sinarwati, dan Musmini: 2014).
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang handal, maka perusahaan
klien diwajibkan untuk melakukan rotasi audit (Nabila dan Laskito: 2011).
Rotasi audit merupakan perpindahan atau pergantian yang dilakukan
perusahaan terhadap auditor atau kantor akuntan publik (KAP) yang
3
melakukan tugas audit. Tujuan utama rotasi kantor akuntan publik yang
dilakukan oleh perusahaan ditujukan untuk menjaga kualitas laporan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode akuntansi.
Selain itu, jika perusahaan tidak melakukan rotasi atau pergantian
terhadap auditor yang memeriksa laporan keuangan perusahaan, maka dapat
menurunkan tingkat kredibilitas dan tingkat kepercayaan masyarakat dalam
menilai laporan keuangan suatu perusahaan karena memiliki ikatan yang lama
antara perushaan klien dengan kantor akuntan publik tersebut ketika tidak
melalukan pergantian. Dalam menjaga sikap professionalisme dan etis
independensi auditor, maka auditor diharapkan tidak memiliki hubungan yang
lebih dalam hal pekerjaan (Rahmawati dan Marsono: 2011).
Independensi seorang auditor adalah kunci utama ketika seorang bekerja
professional sebagai auditor, hal ini dikarenakan pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang auditor memiliki tujuan kepentingan kepada masyarakat umum
sehingga independensi dari seorang auditor sangatlah penting. Menurut Porter
et al., (2003) independensi seorang auditor terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Independence in fact, maksudnya agar auditor menyimpulkan opini
dalam laporan audit sebagai pengamat professional dan tidak berat
sebelah.
2. Independence in appearance, maksudnya auditor menjauhi
keadaan yang dapat membuat orang lain meragukan objektivitas
pola pikiran auditor.
4
Independensi akan hilang jika seorang auditor menjalin ikatan kerja audit
yang lama dengan perusahaan kliennya, karena semakin lama ikatan yang
dijalani keduanya dapat menghilangkan independensi dan
keprofessionalitasan antara kantor akuntan publik dengan perusahaan sebagai
pengguna jasa audit. Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan publik,
melindungi objerktivitas auditor, dan pihak-pihak penting lain terkait serta
menghindari dari konflik kepentingan dalam memberikan opini perlu adanya
pergantian auditor baik dari kantor akuntan publik maupun akuntan publik
yang berada di kantor akuntan publik tersebut.
Kasus-kasus skandal akuntansi dalam beberapa tahun belakangan yang
melibatkan kantor akuntan publik (KAP) sedikit melunturkan
keindependensian akuntan publik di mata publik dan memberikan bukti
bahwa masih ada kegagalan audit yang dilakukan oleh kantor akuntan publik
(KAP). Kasus seperti itu terjadi pada Enron, Parmalat, dan kasus-kasus
lainnya yang membuat pertanyaan tentang keindependensian kantor akuntan
publik (KAP) dalam menjalankan tugas audit.
Berikut adalah beberapa skandal-skandal akuntansi yang melibatkan
akuntan publik dan kantor akuntan publik (KAP) dengan beberapa
perusahaan klien:
5
Tabel. 1.1
Skandal Independensi Kantor Akuntan Publik (KAP)
No. Nama Perusahaan Kasus skandal independensi Kantor
Akuntan Publik (KAP)
1. Enron Co. Keterlibatan para auditor Kantor Akuntan
Publik (KAP) Arthur Andersen dalam
kegiatan internal perusahaan Enron Co.
Dimana Komposisi Internal Audit Enron Co
berisikan auditor para auditor dan partner
dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Artur
Anderson. Andersen sendiri pada tahun 1994
merupakan auditor internal dari Enron Co
(Chicago Tribune).
2. Parmalat Kantor Akuntan Publik (KAP) Grant
Thornton merupakan auditor Parmalat dari
tahun 1990-1999 yang merupakan salah satu
second-accounting firms terbesar. Pada tahun
1999, Parmalat harus mengganti auditor
sesuai dengan undang-undang Italia dan
kemudian Parmalat berganti dengan salah
satu Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four
Deloitte Touche Tohmatsu.
Bersambung pada halaman selanjutnya
6
Tabel 1.1 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Kasus skandal independensi Kantor
Akuntan Publik (KAP)
Akan tetapi, Grant Thornton tetap
melanjutkan audit atas entitas Parmalat di
luar Italia.
3. Tesco Hubungan yang cukup lama terjalin antara
Tesco dan auditornya Pricewaterhouse
Coopers (PwC) lebih dari 31 tahun. Selain
mengaudit Tesco, PwC juga menjadi auditor
Sainsbury’s selama 20 tahun yang
merupakan saingan dari Tesco. Dalam hal
ini PwC tersandung kasus fraud yang
ditemukan oleh Kantor Akuntan Publik
(KAP) Deloitte saat melakukan audit
Investigasi “Area of Focus” yang menjadi
penjelasan singkat PwC dalam Laporan
Audit Independen (LAI) untuk tahun 2014
yang membuktikan bahwa laporan
keuangan Tesco mengalami salah saji
material sebesar £250 juta selama diaudit
oleh PwC.
Bersambung pada halaman selanjutnya
7
Tabel 1.1 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Kasus skandal independensi Kantor
Akuntan Publik (KAP)
4. Herbalife Ltd. Dan
Skechers
Terlibatnya mantan partner Kantor Akuntan
Publik (KAP) KPMG yaitu Scott London yang
terlibat pelanggaran kode etik dengan
melakukan insider trading (perdagangan surat
berharga berdasarkan informasi “orang
dalam”). Scott memberikan informasi surat
berharga dari dua klien KPMG tersebut untuk
membantu temannya yang sedang kesulitan
dalam usaha permata.
Sumber: Audit Kontemporer, Theodorrus M. Tuanakota 2015
Bercermin dari kasus diatas dalam buku Audit Kontemporer Tuanakotta
(2015) yaitu Enron Co dan Parmalat, maka pelanggaran kode etis dan lamanya
ikatan kerja yang dijalankan oleh perusahaan klien dengan Kantor Akuntan
Publik (KAP) menjadikan hancurnya aktivitas bisnis perusahaan dan hilang
keindependensian Kantor Akuntan Publik (KAP). Pada kasus Enron Co,
seperti yang dilansir www.chicagotribune.com, Kantor Akuntan Publik
(KAP) Arthur Andersen dinilai tidak dapat menjaga independensinya sebagai
akuntan publik hal ini dikarenakan selain sebagai auditor Enron, Kantor
Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderen juga terlibat dalam memberikan jasa
kepada akuntansi bahkan sebagai audit internal Enron Co.
8
Hal ini disebabkan oleh hubungan kerja yang terjalin antara Enron Co
dengan Andersen sebagai auditor internal Enron Co sebelum pindah menjadi
auditor eksternal Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen. Hubungan
kerja yang terjalin selama 16 tahun lamanya menyebabkan timbulnya kasus
skandal antara Enron Co dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen.
Karena perbuatan mereka ini Enron Co mengalami kebangkrutan dalam
bisnisnya dan meninggalkan utang milayaran dolar. Sedangkan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen kehilangan independensi dan
kepercayaan dari masyarakat. Berbeda dengan kasus Parmalat,
keindependensian Kantor Akuntan Publik (KAP) Grant Thornton
International tercoreng dikarenakan menerima ikatan kerja yang sama dengan
perusahaan parmalat diluar Italia ketika Undang-Undang Italia membuat
peraturan terkait penggantian auditor.
Skandal Enron dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen
merupakan kasus yang mencoreng dunia bisnis, khusunya bagi dunia akuntan
publik. Rotasi rekan audit merupakan jawaban Sarbanex-Oxley Act 2002
terhadap skandal accounting dan gagal audit (audit failure) the Big Five yang
masif di penghujung abad ke-20 (Tuanakotta, 2015:12). Kebijakan regulasi
yang diambil oleh Sarbanex-Oxley Act atas kasus Enron Co menjadikan tolak
ukur bagi setiap negara untuk dijadikan acuan agar kasus yang sama tidak
terulang lagi di Negaranya masing-masing. Di Indonesia, kasus kecurangan
yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) juga terjadi salah satunya
pada kasus kimia farma. Salah satu anjuran adalah memiliki rotasi wajib
9
auditor (AICPA:1978a;1978b) karena dapat meningkatkan kemampuan
auditor dalam melindungi publik melalui peningkatan kewaspadaan untuk
setiap kemungkinan ketidaklayakan, peningkatan kualitas pelayanan, dan
mencegah hubungan yang lebih dekat dengan klien (Mautz, 1974; Winters,
1976; Hoyle, 1978; Brody dan Moscove, 1998 dalam Nasser et al., 2006).
Indonesia merupakan salah satu negara yang menetapkan peraturan
pembatasan pemberian jasa audit terhadap perusahaan klien, bahkan menjadi
kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan rotasi terhadap auditor atau
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengauditnya. Pembatasan jasa audit
tersebut dikenal sebagai kewajiban berlaku untuk: (a) rotasi rekan audit (audit
partner’s rotation) yang membatasi akuntan publik, dan (b) rotasi KAP (audit
firm’s rotation) yang membatasi KAP (Tuanakotta, 2015:11).
Peraturan terkait pembatasan pemberian jasa audit diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang praktek akuntan publik yang
termaktub dalam bab V yaitu pembatasan jasa audit. Aturan yang berlaku
sekarang merupakan perubahan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Secara umum tujuan
pemerintah dalam membuat aturan ini sebagai pedoman bagi jasa akuntan
publik yang memberikan jasanya kepada klien, dengan harapan untuk
menciptakan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif dan
berkesinambungan serta dalam rangka melindungi kepentingan umum (PMK
Nomor: 17/PMK.01/2008). Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat
terjadi secara mandatory mapupun voluntary. Pergantian Kantor Akuntan
10
Publik (KAP) secara mandatory dilakukan hanya berdasarkan peraturan yang
berlaku, yang membatasi audit tenure dengan tujuan untuk menjaga
independensi auditor. Sedangkan pergantian akuntan publik yang dilakukan
secara voluntary merupakan keputusan yang hanya berdasar keinginan dari
perusahaan itu sendiri, diluar dari peraturan yang ada.
Selain itu, pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) secara mandatory
dan voluntary dapat dikategorikan berdasarkan fokus perhatian dan isu terkait
terjadinya switching tersebut. Jika pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
secara mandatory, pihak yang menjadi fokus perhatian ialah pada sisi auditor
(misalnya peraturan akuntan publik, audit fee dan lainnya). Sebaliknya, jika
pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) secara voluntary, pihak yang
menjadi fokus perhatian ialah sisi klien (misalnya kegagalan manajemen,
perubahan kepemilikan, financial distress dan lainnya) (Utami: 2013).
Secara umum didalam sebuah perusahaan memiliki struktur atau organ
perusahaan. Salah satunya perusahaan perseroan terbatas. Didalam
menjalankan aktivitas perusahaan perseroan terdapat beberapa organ
perusahaan penting yang fungsinya membuat kebijakan, mengawas, dan
mengatur didalam aktivitas perusahaan. Dalam UU Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas disebutkan bahwa didalam perusahaan mempunyai
struktur atau organ yang menjalankan aktivitas bisnis perusahaan. Organ
tersebut adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan
Komisaris. RUPS merupakan bagian teringgi didalam organ perusahaan
sebegai pemilik wewenang atas perusahaan yang dia milik, kemudian diikuti
11
oleh dewan komisaris sebagai dewan pengawas perusahaaan dan direksi
adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan.
Manajemen atau direksi merupakan organ perusahaan yang langsung
melihat kinerja bisnis secara kesuluruhan, begitu pula kinerja auditor dalam
mengaudit laporan keuangan. Kegiatan yang dijalani oleh manajemen diawasi
langsung oleh dewan komisaris perusahaan. Ketika pihak manajemen menilai
auditor tidak secara professional dalam melakukan audit atas laporan
keuangannya, maka pihak manajemen akan mempertimbangkan untuk
melakukan pergantian kantor akuntan publik (Pawitri dan Yadnyana:2015).
Dengan adanya pergantian manajemen, kebijakan yang dimiliki
perusahaan berubah sejalan dengan manajer baru yang dimiliki. Wibowo
(2012) menyatakan bahwa masuknya orang baru, CEO atau manajer, dapat
dipakai sebagai tanda bahwa cara lama perlu berubah. Dalam hal ini termasuk
dalam kebijakan pergantian auditor.
Hasil penelitian Erika dan Sabeni (2014) dan Pawitri dan Yadnyana
(2015) yang mengatakan bahwa pergantian manajemen berpengaruh
signifikan pada pergantian kantor akuntan publik. Akan tetapi, berbeda dengan
hasil penelitian Santriantini, Sinarwati, dan Musmini (2014) menyatakan
bahwa tidak dapat pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP). Setiap aktivitas manajemen dalam
pelaksanaanya diawasi atau dikontrol oleh dewan komisaris. Sebagaimana
12
fungsinya yang tertulis didalam UU 40 Tahun 2007 dewan komisaris adalah
organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau
khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.
Dalam struktur Corporate Governance di Indonesia, Dewan Komisaris yang
memiliki kewenangan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP).
Apabila terjadi terjadi pergantian Dewan Komisaris, maka pergantian ini
kemungkinan akan menimbulkan pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
(Rahmawati dan Marsono: 2011).
Didalam dunia akuntan publik seringkali penyebutan Kantor Akuntan
Publik (KAP) besar disandingkan dengan perusahaan besar ataupun
sebaliknya. Kualitas dalam pengauditan yang dilakukan setiap Kantor
Akuntan Publik (KAP) merupakan pertimbangan perusahaan dalam memilih
atau menentukkan Kantor Akuntan Publik (KAP) mana yang digunakan untuk
melakukan audit atas laporan keuangannya tersebut. Semakin besar suatu
perusahaan, perusahaan tersebut akan memiliki operasional bisnis yang akan
semakin kompleks. Hal ini menjadikan perusahaan tersebut harus memiliki
auditor yang memiliki kualifikasi baik.
Suryandari (2010) mengatakan, ukuran perusahaan ini akan membawa
dampak pada pemilihan perusahaan auditee dan jenis layanan yang
diperlukan. Selain itu, karena ukuran perusahaan klien meningkat,
kemungkinan jumlah konflik agen meningkat sehingga meningkatkan
permintaan untuk kualitas audit (Pradhana dan Suputra: 2015). Sebaliknya,
untuk perusahaan yang lebih kecil cenderung untuk melakukan pergantian
13
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan melakukan perpindahan dari Kantor
Akuntan Publik (KAP) Big Four ke Kantor Akuntan Publik (KAP) Non- Big
Four dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan (Suryandari: 2010).
Penelitian Suparlan dan Andayani (2010) berhasil membuktikan ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik
(KAP), artinya semakin kecil ukuran perusahaan mendorong berganti Kantor
Akuntan dan mencari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang harga sewanya
tidak mahal. Sedangkan, Pradhana dan Suputra (2015), membuktikan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada pergantian auditor.
Tidak ada profesi lain yang dikuasai sekelompok kecil praktisi. Sejak
2002, profesi akuntan publik (the accountancy proffesion) didominasi empat
pemain saja, dengan jaringan global dan fee seperti The Big Four (Tuanakotta:
2015). Di Indonesia terdapat beberapa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big
Four.
Pada tahun 2010, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Four
yaitu:
1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernest &
Young (E&Y),
2. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte
Touche Thomatsu (Deloitte),
3. KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Geordeler (KPMG),
14
4. KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse Coopers (PwC).
Pada tahun 2011, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big Four
yaitu:
1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernest &
Young (E&Y),
2. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte
Touche Thomatsu (Deloitte),
3. KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Geordeler (KPMG),
4. KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers
(PwC).
Pada tahun 2012-2014 empat KAP Lokal yang berafiliasi dengan The Big
Four yaitu:
1. Tanudiredja, Wibisana dan Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse Coopers (PwC).
2. Purwantono, Suherman, dan Surja berafiliasi dengan Ernest &
Young (EY).
3. Osman Bing Satrio dan Rekan Berafiliasi dengan Delloite Touche
Thomatsu (Delloite).
4. Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Geordeler (KPMG).
15
Berdasarkan hasil survey tersbut biasanya menjadikan acuan bagi
perusahaan dalam menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk menjadikan
mereka auditor di perusahaan tersebut. Penelitian terdahulu oleh
Chadegani,et.al (2011) berhasil membuktikan ukuran kantor akuntan publik
(KAP) secara signifikan berhubungan dengan pergantian kantor akuntan
publik (KAP). Sedangkan, Santriantini, Sinarwati, dan Musmini (2014)
membuktikan ukuran kantor akuntan publik (KAP) secara statistik tidak
berpengaruh negatif terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP).
Perikatan yang dilakukan antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan
perusahaan klien dipengaruhi oleh beberapa kondisi material, diantaran
kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan merupakan salah
satu faktor penentu terhadap penunjukkan Kantor Akuntan Publik (KAP)
untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Kewajiban yang lebih besar
dibandingkan dengan aset perusahaan hal ini mengidikasikan bahwa kinerja
atau kondisi keuangan sebuah perusahaan mengalami financial distress.
Kesulitan keuangan atau financial distress pada suatu perusahaan akan
mendorong perusahaan untuk mengganti Kantor Akuntan Publik (KAP), hal
ini dikarenakan ketidakmampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran
atas fee audit auditor yang cenderung tinggi. Berdasarkan hasil penelitian
Sinarwati (2010), Apprilia (2013) dan Erika dan Sabeni (2014) menyatakan
perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor dibandingkan
perusahaan yang tidak bangkrut. Hal ini berbanding terbaik dengan penelitian
16
Pradhana dan Suputra (2015) menyatakan bahwa financial distress tidak
berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mahantara (2013) yang
berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan
Publik Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian
ini merupakan pengembangan dari peneliti sebelumnya yaitu Mahantara
(2013). Dimana peneliti menambah tahun pengamatan pengujian menjadi 5
tahun, menggunakan objek peelitian perusahaan manufaktur dan menambah
variabel ukuran KAP dan kebijakan pergantian organ perseroan terbatas.
Selain itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian ini karena
pertama, peneliti ingin menguji kembali variabel-variabel penelitian yang
masih ditemukan ketidakkonsistenan terhadap hasil penelitan sebelumnya
terkait pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) salah satunya variabel
financial distress. Kedua, peneliti ingin mengetahui perkembangan praktek
pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia dan meninjau terkait
kepatuhan Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap aturan terkait pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia. Ketiga, Berdasarkan hal tersebut,
maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebijakan
Pergantian Organ Perseroan Terbatas, Ukuran Perusahaan, Ukuran
KAP dan Financial Distress terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik
(KAP)”
17
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kebijakan pergantian organ perseroan terbatas berpengaruh
terhadap pergantian kantor akuntan publik (KAP) pada perusahaan?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pergantian kantor
akuntan publik (KAP) pada perusahaan?
3. Apakah ukuran kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh terhadap
pergantian kantor akuntan publik (KAP) pada perusahaan?
4. Apakah financial distress berpengaruh terhadap pergantian kantor
akuntan publik (KAP) pada perusahaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan organ perseroan terbatas
terhadap pergantian kantor akuntan publik (KAP) pada suatu
perusahaan.
b. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap pergantian
kantor akuntan publik (KAP) pada suatu perusahaan.
c. Untuk mengetahui pengaruh ukuran kantor akuntan publik (KAP)
terhadap pergantian kantor akuntan publik (KAP) pada suatu
perusahaan.
18
d. Untuk mengetahui pengaruh financial distress terhadap pergantian
kantor akuntan publik (KAP) pada suatu perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Memberikan pengetahuan tambahan secara lebih luas tentang
akuntan publik, secara khusus terkait wawasan tentang pergantian
kantor akuntan kantor akuntan publik (KAP).
2) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan refrensi penelitian selanjutnya.
b. Kontribusi Praktis
1) Memberikan informasi kepada perusahaan untuk melihat
fenomena pergantian kantor akuntan publik secara umum dan
dijadikan rujukan untuk melakukan penununjukan kantor
akuntan publik (KAP) yang akan dijadikan auditor di
perusahaan tersebut.
2) Memberikan informasi kepada kantor akuntan publik (KAP)
alasan-alasan terkait terjadinya pergantian kantor akuntan
publik.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai
suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak
lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal
yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan
kepada agen. Menurut Raharjo (2007), teori agensi terfokus pada dua
individu yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal mendelegasikan responsibility
decision making kepada agen. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan
sebagai orang-orang ekonomi yang rasional yang semata-mata termotivasi
oleh kepentingan pribadi, tapi mereka kesulitan membedakan penghargaan
atas prefensi, kepercayaan, dan informasi.
Hak dan kewajiban dari prinsipal dan agen dijelaskan dalam sebuah
perjanjian kerja yang saling menguntungkan. Dalam penelitian akuntansi
manajemen, teori agensi digunakan untuk mengidentifikasi kombinasi
kontrak kerja dan sistem informasi yang akan memaksimalkan fungsi
manfaat prinsipal, dan kendala-kendala perilaku yang muncul dari
kepentingan agen. Oleh karena itu, auditor independen berperan sebagai
penengah agent dan principle yang berbeda kepentingan. Auditor
independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari
20
perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer). Penugasan auditor
di perusahaan klien merupakan bentuk pengawasan atas kinerja manajemen
selaku agen dari prinsipal disebuah perusahaan dengan adanya laporan audit
yang dihasilkan oleh auditor. Laporan tersebut dijadikan oleh prinsipal
sebagai sumber informasi terpercaya untuk mengevaluasi manajemen
sebagai agen dan membuat rencana-rencana strategis perusahaan
kedepannya.
2. Teori Pengharapan
Teori harapan/teori ekspektansi (Expectancy Theory of Motivation)
dikemukakan oleh Victor H. Vroom pada tahun 1964. Anatan (2010)
menjelaskan menurut Teori Expectancy, kekuatan yang memotivasi
individu untuk bekerja dengan baik dipengaruhi oleh hubungan timbal balik
antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan, seberapa besar keyakinan
individu bahwa perusahaan akan memberikan kepuasan bagi keinginan
individu sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan. Bila keyakinan
yang diharapkan untuk memperoleh kepuasan cukup besar maka individu
akan bekerja sebaik mungkin dan sebaliknya.
Vroom lebih menekankan pada faktor hasil (outcomes), dibanding
kebutuhan (needs) seperti yang dikemukakan oleh Maslow dan Hezberg.
Tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut:
1) Perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu.
2) Hasil tersebut mempunyai nilai positif baginya.
21
3) Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan
seseorang.
Menurut Vroom’s Expectancy Theory, perilaku yang diharapkan dalam
pekerjaan akan meningkat jika seseorang merasakan adanya hubungan yang
positif antara usaha-usaha yang dilakukannya dengan kinerja (Simamora:
199). Sementara itu, Cokroaminoto (2007), teori pengharapan (Expectancy
Theory) pada dasarnya merupakan fungsi dari tiga karakteristik, yaitu:
1) Persepsi pegawai bahwa upayanya mengarah pada suatu kinerja.
2) Persepsi pegawai bahwa kinerjannya dihargai.
3) Nilai yang diberikan pegawai terhadap imbalan yang diberikan.
Laporan keuangan merupakan suatu informasi tentang kinerja suatu
perusahaan dalam satu periode yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan
(Harahap, 2007:201). Menerbitkan suatu laporan keuangan merupakan
kewajiban perusahaan yang sudah go public (Pawitri dan Yadnyana: 2015).
Perusahaan klien menggunakan jasa kantor akuntan publik melalui
auditornya diharapkan dapat memberikan hasil yang memuaskan dengan
kinerja yang dihasilkannya. Biaya yang dikeluarkan dalam memberikan fee
untuk kantor akuntan publik ini menjadi pemicu agar tujuan yang ingin
dicapai perusahaan dapat terealisasi dengan baik.
3. Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
Pergantian kantor akuntan publik (KAP) merupakan perpindahan atau
pergantian yang dilakukan oleh perusahaan klien terhadap kantor akuntan
22
publik (KAP) dalam melakukan tugas audit. Dalam sejarah rotasi audit ini
merupakan jawaban Sarbanex-Oxley Act 2002 terhadap skandal accounting
dan gagal audit (audit failure) the Big Five yang masif di penghujung abad
ke-20 (Tuanakotta, 2015: 12).
Pergantian akuntan publik ataupun kantor akuntan publik (KAP)
merupakan hal yang umum dilakukan oleh perusahaan. Kantor akuntan
publik (KAP) dapat bersifat mandatory (wajib) atau voluntary (sukarela).
Kantor akuntan publik (KAP) yang bersifat mandatory (wajib) terjadi
karena melaksanakan kewajiban dari ketentuan regulasi berlaku. Sedangkan
kantor akuntan publik (KAP) voluntary terjadi karena suatu alasan atau
terdapat faktor-faktor tertentu dari pihak perusahaan klien maupun dari
kantor akuntan publik (KAP) yang bersangkutan di luar regulasi yang
berlaku (Pawitri dan Yadnyana: 2015).
Menurut Halim (2008) dalam Mahantara (2013) perpindahan atau
pergantian ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya merjer
antara dua perusahaan yang kantor akuntan publik (KAP) yang berbeda,
ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik (KAP) yang dahulu dan
merjer antara kantor akuntan publik (KAP). Indonesia merupakan negara
yang menetapkan ketentuan yang membatasi pemberian jasa audit kepada
perusahaan klien.
Tuanakotta (2015: 12) menjelaskan pembatasan pemberian jasa audit
tersebut dikenal sebagai kewajiban:
23
1) Rotasi rekan audit (audit partner’s rotation) yang membatasi
akuntan publik; dan
2) Rotasi KAP (audit firm’s rotation) yang membatasi KAP.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mengatur
akuntan publik, kantor akuntan publik (KAP) dan partner audit dalam
pemberian jasa audit. Undang-Undang tersebut pertama kali diberlakukan
pada tahun 2002 dengan diberlakukannya Keputusan Menteri Keuanagan
Nomor 423 tahun 2002 yang termaktub dalam pasal 6 ayat 4 yang berbunyi
“mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan entitas dapat
dilakukan oleh kantor akuntan publik (KAP) paling lama 5 (lima) tahun
buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama 3 (tiga)
tahun buku berturut-turut”.
Peraturan terkait kantor akuntan publik (KAP) tersebut mengalami
beberapa perubahan yang kemudian dikeluarkannya Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 pada tahun 2003 dan Peraturan
Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”
pada tahun 2008 sebelum disahkannya Undang-Undang Nomor 5 tahun
2011 tentang “akuntan publik” dan dikeluarkan kembali Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang “praktek akuntan publik”.
Peraturan berkaitan dengan ketentuan pembatasan pemberian jasa
akuntan publik saat ini terinci didalam Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2015 dalam pasal 11 ayat (1) dan (4) yang berbunyi dalam ayat (1)
Pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis sebagaimana
24
dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu entitas oleh seorang
akuntan publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun berturur-turut, (4)
akuntan publik dapat memberikan jasa audit atas informasi keuangan
historis terhadap entitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah dua 2
(dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut. Selain itu
didalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 hanya mewajibkan
rotasi rekan audit saja menggantikan peraturan sebelumnya di dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 yang mewajibkan
rotasi audit dan rotasi KAP.
4. Kebijakan Pergantian Organ Perseroan Terbatas
Organ Perseroan merupakan bagian dari perseroan yang mempunyai
fungsi guna membantu perseroan dalam melaksanakan tugasnya. Organ
Perseroan umumnya terdiri dari tiga unsur, yaitu: Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), dewan komisaris, dan direksi. Organ-Organ tersebut
memiliki fungsi dan kewenangan yang berbeda sebagaimana telah di atur
oleh Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang “Perseroan Terbatas”.
Dari ketiga organ tersebut RUPS merupakan organ tertinggi didalam sebuah
perseroan yang memiliki kewenangan khusus yang tidak dimiliki oleh
direksi maupun dewan komisaris.
Sebagaimana dijelaskan kewenangannya di dalam UU No 40 Tahun
2007, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah Organ Perseroan yang
mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan
komisaris dalam batas yang ditentukkan dalam Undang-Undang ini dan/atau
25
anggaran dasar. Salah satunya kewenangan RUPS yang diberikan dalam UU
PT adalah pengangkatan/pemberhentian/pembagian tugas dan wewenang
Direksi dan Dewan Komisaris.
Direksi merupakan satu-satunya organ dalam Perseroan yang
melaksanakan fungsi pengurusan Perseroan dibawah pengawasan Dewan
Komisaris. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan
untuk kepentingan perseroran, sesuai dengan maksud dan tujuran perseroan,
serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan
(Wihanjaya: 2010). Dengan adanya pergantian direksi/manajemen dalam
suatu perusahaan maka kemungkinan suatu perusahaan klien untuk memilih
auditor baru yang lebih berkualitas dan sepakat dengan kebijakan akuntansi
perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
melakukan pegantian dirkesi atau manajemen (Mahantara: 2013).
Sedangkan dewan komisaris di dalam UU No 40 Tahun 2007 dalam
melaksanakan tugasnya di perseroan memiliki fungsi sebagai Organ
Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau
khusus sesuai dengan anggran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.
Selain itu, melalui komite audit dewan komisaris memliki wewenang
mengangkat KAP (Sihombing: 2012). Sehingga dengan adanya pergantian
yang dilakukan terhadap keanggotan dalam dewan komisari hal ini juga
dapat berdampak terhadap pemilihan terhadap KAP yang baru dari KAP
tahun sebelumnya.
26
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala untuk mengklasifikasikan suatu
perusahaan perusahaan tergolong perusahaan besar atau perusahaan kecil.
Salah satu cara untuk menilai perusahaan itu termasuk perusahaan besar
atau perusahaan kecil adalah kinerja perusahaan tersebut. Dimana kinerja
perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan
keuntungan dari aset, ekuitas, maupun utang (Fachrudin: 2011).
Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 46/M-
DAG/PER/9/2009 tentang penerbitan Surat Izin Usaha pasal 3 ukuran besar
kecilnya perusahaan diukur berdasarkan total aset dikurangi total nilai
kewajiban tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Pengelompokkan besar kecilnya perusahaan berdasarkan Peraturan Menteri
perdagangan tentang penerbitan Surat Izin Usaha pasal 3 adalah sebagai
berikut:
1) SIUP kecil wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang
kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000, - (Lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000, - (Lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
2) SIUP menengah wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan
yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000, - (Lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
27
10.000.000.000, - (Sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha.
3) SIUP besar wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang
kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000, - (Sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Ketika perusahaan memiliki total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi
pasar semakin membesar, maka semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut (Syahtiadi: 2012). Dengan semakin besar perusahaan tersebut
dengan pengelolaan yang baik maka, keuntungan perusahaan pun semakin
meningkat. Selain itu, karena ukuran perusahaan klien meningkat,
kemungkinan jumlah konflik agen juga meningkat sehingga meningkatkan
permintaan kualitas audit (Pradhana dan Suputra: 2015) dan perusahaan
auditee yang besar memerlukan perusahaan audit dengan independensi yang
tinggi (Sihombing: 2012).
6. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Kantor akuntan publik (KAP) merupakan badan usaha akuntan publik
yang menyediakan jasa asurans dan jasa non-asuran kepada perusahaan
klien. Salah satu jasa asurans yang diberikan oleh kantor akuntan publik
(KAP) adalah jasa audit atas informasi keuangan historis. Laporan keuangan
merupakan sumber informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan atas operasi
bisnis yang dijalankan yang akan dipergunakan untuk pihak internal
perusahaan dan pihak berkepentingan lainnya. Laporan keuangan yang
28
diterbitkan oleh perusahaan khusunya perusahaan go public harus dilakukan
audit atas laporan keuangannya.
Keberadaan KAP menyediakan jasa untuk mengaudit laporan keuangan
yang dilakukan oleh para auditor yakni untuk meyakinkan bahwa laporan
keuangan suatu perusahaan tersebut mempunyai kredibilitas yang berguna
bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan, maka laporan keuangan
tersebut harus diaudit oleh auditor yang independen agar auditor dapat
bersikap obyektif dan independen terhadap informasi yang disajikan
(Santriatini, Sinarwati, dan Musmini: 2014).
The big five adalah jaringan KAP global yang secara kolektif
menduduki peringkat pertama dunia menurut abjad mereka adalah Arthur
Andersen. Deloitte Touche Tohmatsu, Ernest & Young, KPMG, dan
Pricewaterhouse Coopers. Tanpa kecuali, the big five menghadapi masalah
dengan klien audit mereka, yang juga besar dalam ukuran global. Bedanya,
dari the Big Five tersebut, hanya Arthur Andersen yang tersingkir dalam
seleksi alam ini. Kelompok ini menciut menjadi the big four (Tuanakotta,
2015:12).
Kantor akuntan publik (KAP) sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
kantor akuntan publik (KAP) big four dan kantor akuntan publik (KAP)
non- big four Semenjak tersingkirnya Kkantor akuntan publik (KAP) Arthur
Andersen, sampai saat ini pasar global kantor akuntan publik masih dikuasai
29
oleh ke empat kantor akuntan publik (KAP) besar tersebut tidak ada
perubahan diantara ke empat kantor akuntan publik (KAP) tersebut.
Namun, diantara kantor akuntan publik (KAP) the big four maupun
kantor akuntan publik (KAP) non- big four, mereka bersaing keras tetapi
dengan kehati-hatian yang tinggi dalam menjaga reputasinya (Tuanakotta:
2015). Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan ukuran KAP
sebagai ukuran kualitas audit telah berhasil membuktikkan secara empiris
bahwa terdapat kualitas yang berbeda antar KAP big four dengan KAP non-
big four (Sihombing: 2012).
Di Indonesia terdapat beberapa kantor akuntan publik (KAP) yang
berafiliasi dengan kantor akuntan publik (KAP) big four. Berikut adalah
empat lantor akuntan publik (KAP) lokal yang berafiliasi dengan big four
pada tahun 2010-2014:
Pada tahun 2010, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan big four
yaitu:
1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernest &
Young (E&Y),
2. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte
Touche Thomatsu (Deloitte),
3. KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Geordeler (KPMG),
30
4. KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse Coopers (PwC).
Pada tahun 2011, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan big four
yaitu:
1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernest &
Young (E&Y),
2. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte
Touche Thomatsu (Deloitte),
3. KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Geordeler (KPMG),
4. KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers
(PwC).
Pada tahun 2012-2014 empat KAP Lokal yang berafiliasi dengan big
four yaitu:
1. Tanudiredja, Wibisana dan Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse Coopers (PwC).
2. Purwantono, Suherman, dan Surja berafiliasi dengan Ernest &
Young (EY).
3. Osman Bing Satrio dan Rekan Berafiliasi dengan Delloite Touche
Thomatsu (Delloite).
4. Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Geordeler (KPMG).
31
7. Financial Distress
Platt dan Platt (2002:1) mendefinisikan bahwa financial distress adalah
tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan,
yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Kondisi ini
pada umumnya ditandai antara lain dengan adanya penundaan pengiriman,
kualitas produk yang menurun, dan penundaan pembayaran tagihan dari
bank.
Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi
jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasi bahwa
perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya
(Brigham dan Daves, 2003 dalam Mahantara: 2013). Menurut Altman
(1968), financial distress digolongkan ke dalam empat istilah kategori:
a. Economic Failure
Yaitu keadaan dimana perusahaan mempunyai pendapatan lebih
rendah terhadap biaya total yang termasuk biaya modal namun
perusahaan masih dapat tetap beroperasi sepanjang kreditur bersedia
memberikan tambahan pinjaman dan pemilik bersedia mendapatkan
return dibawah tingkat bunga pasar.
b. Business Failure
Yaitu keadaan dimana perusahaan berhenti beroperasi karena
ketidakmampuan perusahaan untuk menghasilkan laba untuk
membiayai pengeluaran (laba negatif).
32
c. Insolvency
Technical Insolvency
Yaitu keadaan dimana perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajibannya ketika jatuh tempo.
Bankcruptcy Insolvemcy
Yaitu dimana total kewajiban lebih besar dari nilai pasar total
aset perusahaan.
d. Legal Bankruptcy
Yaitu keadaan dimana perusahaan sudah dinyatakan bangkrut secara
hukum.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Dr. Hussein
Ali
Khasharmeh
(2015)
Determinants of
Auditor Switching in
Bahraini’s Listed
Companies – An
Empirical Study
1. Variabel
kondisi
keuangan,
pergantian
manajemen
dan ukuran
Kantor
Akuntan
Publik (KAP)
1. Variabel
biaya audit,
persaingan
KAP, dan opini
audit.
2. Sample
perusahaan
penelitian.
Kondisi keuangan
klien, ukuran KAP,
dan pergantian
manajemen memilki
hubungan negatif
dengan auditor
switching. Sedangkan
biaya audit, persaingan
KAP, dan opini audit
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Lokasi
Penelitian.
berkualitas memiliki
hubungan dengan
auditor switching.
2. Made Aditya
Bayu
Pradhana dan
I.D.G Dharma
Suputra
(2015)
Pengaruh Audit Fee,
Going Concern,
Financial Distress,
Ukuran Perusahaan,
Pergantian
Manajemen pada
Pergantian Auditor
1. Variabel
ukuran
perusahaan,
financial
sistress dan
pergantian
manajemen.
2. Sampel
perusahaan
manufaktur di
BEI
1. Variabel
audit fee dan
going concern
2. Tahun
pengamatan
Pergantian manajemen
berpengaruh pada
pergantian auditor
sedangkan ukuran
perusahaan dan
financial distress tidak
berpengaruh pada
pergantian auditor.
Bersambung pada halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Ni Made
Puspa Pawitri
dan Ketut
Yadnyana
(2015)
Pengaruh Audit
Delay, Opini Audit,
Reputasi Auditor
dan Pergantian
Manajemen pada
Voluntary Auditor
Switching
1. Variabel
pergantian
manajemen
1. Variabel
audit delay,
opini audit, dan
reputasi auditor
2. Sampel dan
tahun
pengamatan
Pergantian manajemen
berpengaruh signifikan
pada voluntary auditor
switching
4. Moses
Nyakuwanika
(2014)
Why Companies
Change Auditors in
Zimbabwe? (2003-
2015)
1. Variable
peruabahan
manajemen dan
ukuran
perusahaan.
1. Variabel
opini
berkualitas,
layanan non-
audit, biaya
audit, dan
kualitas audit.
2.Menggunakan
data primer.
Biaya audit, layanan
jasa non-audit, kualitas
audit, perubahan
manajemen, dan
ukuran perusahaan
berperan dalam
perusahaan melakukan
pergantian auditor.
Bersambung pada halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. R. Meike Erika
Dwiyanti dan
Arifin Sabeni
(2014)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Auditor Switching
Secara Voluntary
1. Variabel
pergantian
manajemen,
financial
distress dan
ukuran klien
(perusahaan)
1. Variabel
opini WDP,
kualitas audit,
financial
distress, dan
financial
distress.
2. Sample
perusahaan
manufaktur
Perubahan manajemen,
ukuran perusahaan,
dan financial distress
berpengaruh signifikan
terhadap auditor
switching.
6. Eko Suyono,
Feng Yi, dan
Riswan (2013)
Determinant
Factors Affecting
the Auditor
Switching: An
Indonesian Case
1. Ukuran
perusahaan
1. Kondisi
keuangan klien,
tingkat
persaingan
(KAP), dan
kepemilikan
2. Data Primer
Ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
terhadap auditor
switching
Bersambung pada halaman selanjutnya
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Putu Diah
Santriantini, Ni
Kadek
Sinarwati, dan
Lucy Sri
Musmini
(2013)
Pengaruh Pergantian
Manajemen, Opini
Audit, dan Ukuran
KAP Terhadap
Pergaantian KAP
Pada Perusahaan
Real Estate Dan
Properti Yang
Terdaftar Di BEI
Periode 2009-2013
1. Varibael
pergantian
manajemen,
dan ukuran
KAP
1. Variabel
Opini Audit
2. Sampel
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI
Pergantian manajemen
tidak berpengaruh
terhadap pergantian
KAP dan Ukuran KAP
tidak berpengaruh
negatif terhadap
pergantian KAP.
8. A.A Gede
Widya
Mahantara
(2013)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Pergantian Kantor
Akuntan Publik
Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia (Thesis)
1. Variabel
pergantian
manajemen,
kesulitan
keuangan dan
ukuran
perusahaan
1.Variabel
pertumbuhan
perusahaan,
reputasi auditor,
opini going
concern, dan
penurunan
presentase ROA
Variabel pergantian
manajemen dan
kesulitan keuangan
berpengaruh secara
positif. Variabel
ukuran perusahaan,
berpengaruh negatif.
Bersambung pada halaman selanjutnya
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9. Areezo Aghaei
Chadegani,
Zakiah
Muhammaddun
Mohamed, dan
Azam Jari
(2011)
The Determinant
Factors of Auditor
Switch among
Companies Listed
on Tehran Stock
Exchange
1. Variabel
pergantian
manajemen,
financial
distress dan
ukuran
perusahaan,
1. Variabel
opini wajar
tanpa
pengecualian,
kualitas audit,
dan audit fee.
2. Penelitian
sebelumnya
dilakukan di
Malaysia
Hanya Variabel ukuran
KAP yang
berpengaruh signifikan
terhadap auditor
switching
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan pada gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian
kantor akuntan publik (KAP)
Mempertahankan keindependensian Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan akuntan publik di
mata publik
38
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Pengaruh Kebijakan Pergantian Organ
Perseroan Terbatas (PT), Ukuran Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan Financial Distress
Ukuran Perusahaan terhadap Pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Basis Teori: Teori Keagenan dan Teori
Pengharapan
Kebijakan perg
antian organ PT
(X1)
Ukuran
Perusahaan (X2)
Ukuran KAP (X3)
Fianancial
Distress (X4)
Pergantian
KAP (Y)
Metode Analisis:
Regresi
39
Gambar 2.1 (Lanjutan)
D. Hipotesis
1. Pengaruh Antara Kebijakan Pergantian Organ Perseroan Terbatas
Dengan Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
RUPS merupakan organ tertinggi didalam sebuah perseroan yang
memiliki kewenangan khusus yang tidak dimiliki oleh direksi maupun
dewan komisaris. Sebagaimana dijelaskan kewenangannya di dalam UU
No 40 Tahun 2007, salah satu kewenangan RUPS yang diberikan dalam
Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) adalah pengangkatan/
pemberhentian/ pembagian tugas dan wewenag Direksi dan Dewan
Komisaris.
Penelitian yang dilakukan oleh Erika dan Sabeni (2014) dan Pawitri
dan Yadnyana (2015) yang mengatakan bahwa pergantian dewan
direksi (manajemen) berpengaruh signifikan pada pergantian kantor
akuntan publik (KAP). Akan tetapi, berbeda dengan hasil penelitian
Santriantini, Sinarwati, dan Musmini (2014) menyatakan bahwa tidak
dapat pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian kantor
Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
40
akuntan publik (KAP) dan apabila terjadi terjadi pergantian dewan
komisaris, maka pergantian ini kemungkinan akan menimbulkan
pergantian KAP (Rahmawati dan Marsono: 2011).
Hal ini menjelaskan jika bahwa jika manajemen atau direksi dan
dewan komisaris dilakukan pergantian di dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), khusunya manajemen atau direksi yang
bertanggung jawab atas tugas perseroan dan diawasi oleh dewan
komisaris mempengaruhi atas kebijakan yang dijalankan oleh
manajemen atau direksi baru dan dewan komisaris selaku pengawasnya.
H1: Kebijakan pergantian organ perseroan terbatas berpengaruh
positif terhadap pergantian kantor akuntan publik (KAP)
berpengaruh positif.
2. Pengaruh Antara Ukuran Perusahaan Dengan Kantor Akuntan
Publik (KAP)
Ukuran perusahaan merupakan skala untuk menilai perusahaan
tergolong perusahaan besar atau perusahaan kecil. Salah satu cara untuk
menilai perusahaan itu termasuk perusahaan besar atau perusahaan kecil
adalah kinerja perusahaan tersebut. Suryandari (2010) mengatakan,
ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan
perusahaan auditee dan jenis layanan yang diperlukan. Selain itu, karena
ukuran perusahaan klien meningkat, kemungkinan jumlah konflik agen
41
meningkat sehingga meningkatkan permintaan untuk kualitas audit
(Pradhana dan Suputra: 2015).
Penelitian Suparlan dan Andayani (2010) berhasil membuktikan
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pergantian kantorn
akuntan publik (KAP), artinya semakin kecil ukuran perusahaan
mendorong berganti kantor akuntan publik (KAP) dan mencari kantor
akuntan publik (KAP) yang menawarkan fee audit yang lebih rendah.
Sedangkan, Pradhana dan Suputra (2015) membuktikan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh pada pergantian auditor.
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pergantian
kantor akuntan publik (KAP).
3. Pengaruh Antara Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Dengan
Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
Kantor akuntan publik (KAP) merupakan badan usaha akuntan
publik yang menyediakan jasa asurans dan jasa non-asurans kepada
perusahaan klien. Salah satu jasa asurans yang diberikan oleh kantor
akuntan publik (KAP) adalah jasa audit atas informasi keuangan
historis. Ukuran kantor akuntan publik (KAP) diukur berdasarkan
jaringan global KAP yang menduduki peringkat pertama dunia. Kantor
akuntan publik (KAP) sendiri dapat diklasifikasikan menjadi kantor
akuntan publik (KAP) big four dan kantor akuntan publik (KAP) non-
big four.
42
Penelitian terdahulu oleh Chadegani, Mohamed, dan Jari (2011)
berhasil membuktikan ukuran KAP secara signifikan berpengaruh
dengan pergantian kantor akuntan publik (KAP). Sedangkan,
Santriantini, Sinarwati, dan Musmini (2014) membuktikan ukuran KAP
secara statistik tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian kantor
akuntan publik (KAP).
Didalam penelitian yang berkaitan dengan ukuran KAP masih
ditemukan GAP atas hasil penelitian terkait pengaruh terhadap
pergantian kantor akuntan publik (KAP), namun berdasarkan fakta
dilapangan cenderung perusahaan klien ingin melakukan pergantian
kantor akuntan publik (KAP) ke kantor akuntan publik (KAP) yang
lebih besar. Hal ini dikarenakan, beberapa penelitian terdahulu yang
menggunakan ukuran KAP sebagai ukuran kualitas audit telah berhasil
membuktikkan secara empiris bahwa terdapat kualitas yang berbeda
antar KAP big four dengan KAP non-big four (Sihombing: 2012).
H3: Ukuran kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh positif
terhadap pergantian kantor akuntan publik (KAP)
4. Pengaruh Antara Ukuran Financial Distress Dengan Pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP)
Platt dan Platt (2002: 1) mendefinisikan bahwa financial distress
adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu
perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun
likuidasi. Kesulitan keuangan yang dialami perusaahaan merupakan
43
salah satu pendorong bagi perusahaan untuk melakukan pergantian KA,
hal ini dikarenakan terjadinya penurunan kinerja perusahaan yang
disebabkan lebih tingginya kewajiban yang harus dibayarkannya
dibandingkan dengan aset yang dimilikinya.
Menurut Schwartz dan Menon, Hudaib dan Coke (dalam Chadegani
et.al, 2011), klien yang mengalami kesulitan keuangan lebih cenderung
untuk mengganti KAP mereka dibandingkan dengan perusahaan lain
yang lebih sehat. Pernayataan ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Erika dan Sabeni (2014) yang menyatakan bahwa
financial distress berpengaruh terhadap auditor switching. Akan tetapi
bertentangan dengan penelitian Pradhana dan Suputra yang menyarakan
bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap pergantian kantor
akuntan publik (2015).
H4: Financial distress berpengaruh positif terhadap pergantian
kantor akuntan publik (KAP).
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel indpenden, yaitu kebijakan
pergantian organ perseroan terbatas, ukuran perusahaan, Ukuran KAP dan
financial distress terhadap variabel dependen yaitu pergantian kantor akuntan
publik (KAP). Populasi penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-2014.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder
yang diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik dengan alat bantu
pengujian yaitu SPSS 22.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Sampel adalah bagian dari populasi
yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian (Utami: 2013).
Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode purposive sampling.
Metode Purposive sampling adalah metode pemilihan sampel yang didasrkan
pada kriteria tertentu untuk memperoleh sampel yang representative terhadap
populasi (Utami: 2013). Kriteria yang dipertimbangkan dalam pengambilan
sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
45
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut selama
periode pengamatan yaitu 2010-2014.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang
rupiah untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan telah
diaudit oleh auditor independen pada periode pengamatan yaitu 2010-
2014.
3. Perusahaan melakukan pergantian KAP selama tahun pengamatan.
4. Perusahaan memiliki data lengkap yang dibutuhkan peneliti.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik pengumpulan
dokumenter yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang
sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan
pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan sampel. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan annual report, laporan keuangan beserta laporan audit oleh
auditor independen dan data lain yang diperlukan berdasarkan penjelasan
sebelumnya.
Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari jurnal-
jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan
penelitian ini. Data diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan
(Annual Report), laporan keuangan dan laporan audit oleh laporan auditor
independen.
46
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara meberikan arti atau menspesifikasi kegiatan,
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengatur
kontrak atau variabel tersebut (Nasir, 1999:152).
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Variabel Bebas (X), terdiri dari:
a) Kebijakan pergantian Organ Perseroan Terbatas (X1)
Kebijakan pergantian Organ Perseroan Terbatas adalah kebijakan
pergantian manajemen yang juga disebut sebagai dewan direksi atau
pergantian dewan komisaris. Pergantian manajemen dapat ditandai
dengan pergantian direksi dan pergantian dewan komisaris ditandai
dengan pergantian komisaris. Pergantian ini diakibatkan oleh keputusan
yang diperoleh dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Variabel
pergantian direksi/manajemen atau pergantian dewan komisaris atas
hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam penelitian ini
menggunakan variabel dummy. Pemberian nilai 1 bagi perusahaan yang
terdapat pergantian manajemen dan 0 bagi yang tidak melakukan
pergantian manajemen (Erika dan Sabeni: 2014).
b) Ukuran Perusahaan (X2)
Salah satu cara untuk menilai perusahaan itu termasuk perusahaan
besar atau perusahaan kecil adalah kinerja dari perusahaan tersebut.
47
Kinerja perusahaan tersebut memperlihatkan kemampuan perusahaan
untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun uutang
(Fachrudin: 2011). Kinerja perusahaan didalam perusahaan dapat
dilihat dengan perolehan total aset selama satu periode akuntansi.
Semakin besar total aset yang dimiliki mengindikasikan bahwa ukuran
perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Variabel ukuran
klien dalam penelitian ini dihitung dengan Log natural (Ln) atas total
aset perusahaan (Nasser et al, 2006).
c) Ukuran Kantor Akuntan Publik (X3)
KAP sendiri dapat diklasifikasikan menjadi KAP big four dan KAP
non- big four. Semenjak tersingkirnya KAP Arthur Andersen, sampai
saat ini pasar global kantor akuntan publik masih dikuasai oleh ke
empat KAP besar tersebut tidak ada perubahan diantara ke empat KAP
tersebut. Namun, diantara KAP big four maupun KAP non- big four,
mereka bersaing keras tetapi dengan kehati-hatian yang tinggi dalam
menjaga reputasinya (Tuanakotta: 2015).
Berikut adalah empat kantor akuntan publik (KAP) lokal yang
berafiliasi dengan big four pada tahun 2010-2014:
Pada tahun 2010, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan big four
yaitu:
1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernest
& Young (E&Y),
48
2. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte
Touche Thomatsu (Deloitte),
3. KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Geordeler (KPMG),
4. KAP Tanudiredja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse Coopers (PwC).
Pada tahun 2011, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan big four
yaitu:
1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernest
& Young (E&Y),
2. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte
Touche Thomatsu (Deloitte),
3. KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Geordeler (KPMG),
4. KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse
Coopers (PwC).
Pada tahun 2012-2014 empat KAP lokal yang berafiliasi dengan the
big four yaitu:
1. Tanudiredja, Wibisana dan Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse Coopers (PwC).
2. Purwantono, Suherman, dan Surja berafiliasi dengan Ernest &
Young (EY).
49
3. Osman Bing Satrio dan Rekan Berafiliasi dengan Delloite
Touche Thomatsu (Delloite).
4. Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Geordeler (KPMG).
Variabel ukuran KAP ini menggunakan variabel dummy. KAP
yang termasuk kategori the big 4 Auditors diberi kode 1, apabila tidak
diberi kode 0 (Pawitri dan Yadnyana: 2015).
d) Financial Distress
Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang
dalam keadaaan kesulitan keuangan yang dihitung dengan
menggunakan Altman Z score, yang merupakan prediktor terbaik untuk
mengukur status financial distress perusahaan dalam studi akademin
(Nasser et all., 2006). Adapun pengukuran financial distress dengan
menggunakan Altman Z score sebagai berikut:
𝑧 = 0,717𝑊𝐶
TA+ 0,847
RE
TA+ 3,017
𝐸𝐵𝐼𝑇
TA+ 0,42
𝑀𝑉𝐸
𝑇𝐿+ 0,998
𝑆
𝑇𝐴
Keterangan:
WC = Working Capital (current asset - current liabilities)
TA = Total Asset
RE = Retained Earning
MVE = Market Value of Equity
TL = Total Liabilities
S = Net Sales
50
Skor:
Z > 2,99 = zona aman
1,80 < Z < 2,99 = zona abu-abu
Z < 1,80 = zona distress
2. Variabel terikat (Y), terdiri dari:
a) Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) (Y)
Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan perpindahan
atau pergantian yang dilakukan oleh perusahaan klien terhadap auditor
atau KAP dalam melakukan tugas audit. Nilai 1 diberikan apabila
terjadi pergantian KAP dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan
nilai 0 bila tidak terjadi pergantian KAP dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (Mahantara: 2013).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
Kebijakan
Pergantian Organ
Perseroan
Terbatas (X1)
1 Jika terjadi pergantian dewan
direksi (manajemen) atau dewan
komisaris dan 0 sebaliknya.
Nominal
Ukuran
Perusahaan (X2)
Logaritma Natural (Ln) Total
Aset
Rasio
Ukuran KAP (X3) 1 jika perusahaan diaudit oleh
KAP Big Four dan 0 Jika
perusahaan diaudit oleh KAP
Non-Big Four
Nominal
Financial
Distress (X4)
Altman Z-Scores Rasio
51
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Indikator Skala
Pergantian Kantor
Akuntan Publik
(KAP)
1 jika perusahaan berganti KAP
dan 0 jika perusahaan tidak
berganti KAP
Nominal
Sumber: Data yang diolah
E. Metode Analisis
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik karena variabel terkaitnya yaitu pergantian Kantor Akuntan Publik
(KAP) merupakan data kuantitatif yang menggunakan variabel dummy
(Sumodiningrat, 2007:334) dan variabel bebasnya merupakan kombinasi antara
variabel metrik dan non-metrik. Ghozali (2006:225) menyatakan bahwa regresi
logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat
dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak
memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali,
2006:225), dan mengabaikan heteroskedastisitas. (Gujrati, 2003:597). Analisis
regresi logistik dilakukan dengan menggunakan bantuan Statistical Package for
Social Science (SPSS) 22.0 for Windows.
Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan
dalam persamaan berikut:
𝐿𝑛𝑃 (𝑃𝐸𝑅𝐾𝐴𝑃)
1 − 𝑃 (𝑃𝐸𝑅𝐾𝐴𝑃)= 𝛼 + 𝛽1𝐾𝑃𝑂𝑃𝑇 + 𝛽3𝑈𝑃 + 𝛽4𝑈𝐾𝐴𝑃 + 𝛽5𝐹𝐷 + 𝜖
Keterangan:
α = konstanta
52
KPOPT = Kebijakan Pergantian Organ Perseroan Terbatas
UP = Ukuran Perusahaan
UKAP = Ukuran KAP
FD = Financial Distress
Βί = koefisien regresi, dimana ί=1,2,3, dst
ε = error
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan regresi logistik dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah analisis paling sederhana dalam statistik
(Winarno, 2011). Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan
deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi
(standard deviation), varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis, dan skweness (Ghozali, 2011). Mean adalah rata-rata data,
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh data dan membaginya dengan
cacah data (Winarno, 2011). Mean digunakan untuk memperkirakan
besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi
digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum dan
minimum adalah nilai paling besar dan paling kecil dari data yang
digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi.
Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran dari keseluruhan dari
sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk
dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2011).
53
2. Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala
korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini
menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat
besarnya korelasi antar variabel independen. Jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,09),
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol
(Ghozali, 2011).
Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan melihat nilai tolerance atau nilai VIF (Variance Inflation
Factor). Jika nilai tolerance > 0,10 maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas. Sedangkan jika nilai tolerance < 0,10 maka artinya
terjadi multikolinearitas. Selain itu, jika nilai VIF < 10,00 maka artinya
tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF > 10,00 maka
artinya terjadi multikolinearitas.
3. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.
Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk
menilai model fit adalah:
H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H1: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
54
Dari hipotesis ini dijelaskan bahwa kita tidak akan menolak
hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan
berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data
input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan
menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model
regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan
fit dengan data.
4. Koefisien Determinasi (Nagalkerke R Square)
Cox dan Snell’s RSquare merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik
estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu)
sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s Rsquare merupakan
modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa
nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu).
Hal ini dilakukan dengan membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan
nilai maksimumnya. Nilai Nagalkerke’s R2 dapat diinterpretasikan
seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel hipotesis nol tidak dapat ditolak dan
berarti model mampu mempredisi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya
(Ghozali, 2011).
55
5. Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness
of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga
model dapat dikatakan fit).
Jika nilai statisik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang
berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model
tidak dapat memprediksi nilai obesrvasinya. Jika nilai statistik Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi
nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena
cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2011).
6. Matriks Klasifikasi
Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat.
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan
terjadinya variabel terikat dinyatakan dalam persen.
7. Model Regresi Logistik yang Terbentuk dan Pengujian Hipotesis
Estimasi parameter dari model dapat dilihat pada output Variable
in the Equation. Output Variable in the Equation menunjukkan nilai
56
koefisien regresi dan tingkat signifikansinya. Koefisien regresi dari tiap
variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antar
variabel. Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood
Estimation (MLE).
Ho = b1 = b2 = b3 = b4 … = bi = 0
Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 … ≠ bi ≠ 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan
(dalam populasi). Pengujian terhadap populasi dilakukan dengan
menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:
a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5%, maka hipotesis alternatif
didukung.
b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5%, maka hipotesis alternatif
tidak didukung.
57
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
2014 dengan jumlah populasi 116 perusahaan. Tabel 4.1 menyajikan proses
seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria
Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010-2014
116
Jumlah pengamatan selama tahun 2010-2014 580
Data yang diteliti tidak tersedia secara lengkap tahun 2010-2014 295
Jumlah sampel total selama periode penelitian 285
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan metode purposive
sampling. Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu informasi nama KAP, asset total
58
current asset, current liabilities, retained earnings, EBIT (Earning Before Interest
and Tax), closing price, oustanding shares, liabilities total, net sales, dan hasil
RUPS.
B. Analisis Data
1. Analisis Data Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data
yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation),
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali,
2011). Pada deskripsi variabel penelitan akan disajikan gambaran masing-
masing variabel penelitian yaitu pergantian kantor akuntan publik (KAP)
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai
variabel dependen (terikat), serta kebijakan pergantian organ perseroan
terbatas, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan financial distress sebagai
variabel independen (bebas). Berikut adalah statistik deskriptif selama
periode penelitiian:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
UP 285 18.9754708 33.0949757 27.6030741 1.8297689
FD
285 -1.1117427 6122.737959 25.2112871 362.5130576
Valid N (listwise) 285
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa selama periode tahun
penelitian tahun 2010-2014 variabel ukuran perusahaan memiliki rata-rata
59
27,603074 dan standar deviasi 1,829768 dan variabel financial distress
memiliki rata-rata 25,211287 dan standar deviasi 362,513057.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Pergantian KAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Pergantian
KAP 221 77.5 77.5 77.5
Pergantian KAP
64 22.5 22.5 100.0
Total 285 100.0 100.0
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa selama periode penelitian
tahun 2010-2014, sebgaian besar perusahaan klien tidak melakukan
pergantian KAP yaitu sebanyak 221 perusahaan atau 77,5% sedangkan
perusahaan klien yang melakukan pergantian KAP sebanyak 64 perusahaan
atau 22,5%. Hasil ini memberikan informasi bahwa selama tahun 2010-
2014 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia lebih banyak
perusahaan klien yang tidak melakukan pergantian KAP daripada
perusahaan sampel yang melakukan pergantian KAP.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Kebijakan
Pergantian Organ Perseroan Terbatas
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Berganti Organ PT 229 80.4 80.4 80.4
Berganti PT 56 19.6 19.6 100.0
Total 285 100.0 100.0
Sumber: Data sekunder yang diolah
60
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa selama periode penelitian
tahun 2010-2014, sebagian besar perusahaan sampel tidak melakukan
pergantian organ/struktur di dalam perusahaannya yaitu sebanyak 229
perusahaan atau 80,4%, sedangkan perusahaan yang melakukan pergantian
organ/struktur di dalam perusahaannya sebanyak 56 perusahaan atau 19,6%.
Hasil ini memberikan informasi bahwa selama tahun 2010-2014 pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak
perusahaan yang tidak melakukan pergantian terhadap organ perusahaannya
daripada yang perusahaan sampel yang melakukan pergantian terhadap
organ perusahaannya.
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Ukuran KAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Non Big
Four 200 70.2 70.2 70.2
Big Four 85 29.8 29.8 100.0
Total 285 100.0 100.0
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa selama periode penelitian
tahun 2010-2014, sebagian besar perusahaan sampel ukuran KAP Big Four
(skor 1) yaitu sebanyak 85 perusahaan atau 29,8%, sedangkan perusahaan
sampel yang non Big Four (skor 0) sebanyak 200 perusahaan atau 70,2%.
61
Hasil ini memberikan informasi bahwa selama tahun 2010-2014,
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih banyak ukuran
KAP non big F=four daripada ukuran KAP big four.
2. Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala
korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan
matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar
variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang
cukup tinggi, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol
(Ghozali, 2011).
Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
melihat nilai tolerance atau nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai
tolerance > 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas. Sedangkan
jika nilai tolerance < 0,10 maka artinya terjadi multikolinearitas. Selain itu,
jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas,
sedangkan jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolinearitas.
Berikut adalah tabel hasil uji multikulinearitas dengan melihat hasil dari
nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor):
62
Tabel 4.6
Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
KPOPT .980 1.020
UP .671 1.490
UKAP .669 1.494
FD .995 1.005
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,10 dan
nilai VIF < 10,00, maka dapat disimpulkan nilai regresi dari data penelitian
tidak terjadi mutikolinearitas dan dapat melanjutkan ke dalam tahap uji
regresi selanjutnya.
3. Menilai Model Fit Secara Keseluruhan (Overall Model Fit)
Untuk menilai overall fit model digunakan nilai -2Log Likelihood.
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H1: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood pada model awal (block number=0) dengan nilai -2 Log
Likelihood (-2LL) pada model akhir (block number=1). Apabila terjadi
penurunan nilai -2 Log Likelihood dari model awal (konstanta saja) ke
model setelah variabel bebas dimasukkan, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
berarti model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Berikut adalah nilai -2 Log Likelihood model awal (konstanta saja) dan
model setelah variabel bebas dimasukkan:
63
Tabel 4.7
Nilai -2 Log Likelihood
-2 Log likelihood (Block 0) -2 Log likelihood (Block 1)
303.595 274,285
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan adanya penurunan nilai -2Log
Likelihood, dimana nilai -2Log Likelihood pada model awal (block number
= 0) sebesar 303,594 menjadi 274,285 pada -2Log Likelihood setelah
variabel bebas dimasukkan ke dalam model (block number = 1).
Berdasarkan hasil tersebut maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan
disimpulkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Tabel 4.8
Likelihoood Overall Fit
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant KPOPT UP UKAP FD
Step 1 1 281.380 1.010 .702 -.075 -.634 .000
2 274.769 2.314 .890 -.128 -1.093 .000
3 274.303 2.716 .923 -.143 -1.290 .000
4 274.287 2.746 .925 -.144 -1.313 -.001
5 274.285 2.748 .925 -.144 -1.313 -.001
6 274.285 2.749 .925 -.144 -1.313 -.001
Sumber: Data sekunder yang diolah
4. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar variabel kebijakan pergantian organ
PT, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan financial distress berpengaruh
terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik pada perusahaan mansufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, digunakan nilai Nagelkerr ke R
Square. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari Cox and Snell R
64
Square yang dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi
linier berganda.
Berikut adalah nilai Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square
yang dihasilkan dari model regresi logistik:
Tabel 4.9
Nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square
Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
0.098 0.149
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui nilai Cox and Snell R Square yang
diperoleh sebesar 0,098 dengan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,149,
hal ini menunjukkan bahwa pergantian KAP pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh kebijakan
pergantian organ PT, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan financial distress
sebesar 14,9% sedangkan 85,1% sisannya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti.
5. Menilai Kelayakan Model Regresi Logistik (Goodnes of Fit Test)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of
Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan
model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat
dikatakan fit). Hipotesis yang diuji untuk menilai kelayakan model regresi
logistik adalah sebagai berikut:
H0: tidak ada perbedaan dengan model data
H1: ada perbedaan dengan model data
65
Jika nilai statisik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama
dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga
Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai
obesrvasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit
Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2011).
Berikut adalah hasil uji kelayakan model regresi logistik menggunakan
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test:
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow’s Test
Step Chi-square Df Sig.
1 11.244 8 .188
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test menghasilkan nilai Chi-Square sebesar 11,224 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,188 > 0,05, sehinggal H0 diterima dan H1 ditolak,
dan disimpulkan bahwa tidak ada perbedanan antara model dengan data. Hal
ini berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya
(Gozali, 2011).
66
6. Matriks Klasifikasi
Berdasarkan metode klasifikasi dengan cut value is 50% pada tabel
dapat diketahui bahwa pengklasifikasian pergantian KAP pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Burse Efek Indonesia adalah akurat pada
tingkat 77,5 ysng menunjukkan tingkat akurasi tergolong tinggi.
Tabel 4.11
Matriks Klasifikasi
Observed
Predicted
PERKAP
Percentage
Correct
Tidak
Pergantian
KAP
Pergantian
KAP
Step 1 PERKAP Tidak Pergantian
KAP 217 4 98.2
Pergantian KAP 60 4 6.3
Overall Percentage 77.5
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui terdapat 217 perusahaan klien yang
diprediksi tidak melakukan pergantian KAP dengan prosentase keakuratan
sebesar 98,2%. (217/221*100). Sedangkan dari 64 perusahaan yang
diobservasi melakukan pergantian KAP, terdapat 4 perusahaan yang
diprediksi melakukan pergantian KAP dengan prosentase keakuratan
sebesar 6,3% (4/64*100). Secara keseluruhan dari 285 perusahaan terdapat
221 perusahaan (217+4) yang diprediksikan sesuai dengan observasinya
dengan presentase keakuratan sebesar 77,5% (221/285*100). Dapat
disimpulkan bahwa model logistik dalam penelitian ini memiliki tingkat
67
keakuratan yang tinggi dalam memprediksi pergantian KAP pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik. Regresi logistik
digunakan untuk menguji pengaruh kebijakan pergantian organ PT, ukurran
perusahaan, ukuran KAP dan financial distress terhadap pergantian KAP.
Untuk menguji signifikansi koefisien dari setiap variabel bebas yang
digunakan p-value (probability value) dengan tingkat signifikansi sebesar 5%
(0,05). Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi
adalah signifikan.
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Hipotesis
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a KPOPT .925 .333 7.725 1 .005 2.522
UP -.144 .104 1.909 1 .167 .866
UKAP -1.313 .496 7.020 1 .008 .269
FD -.001 .002 .094 1 .760 .999
Constant 2.749 2.805 .960 1 .327 15.629
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel diketahui pengujian hipotesis pengaruh kebijakan
pergantian organ PT terhadap pergantian KAP menghasilkan nilai Wald
sebesar 7,725 dengan nilai signifikansi 0,005 < 0,05, sehingga disimpulkan
bahwa kebijakan pergantian organ PT berpengaruh positif terhadap pergantian
KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil tersebut hipotesis pertama penelitian yang menduga bahwa
68
kebijakan pergantian organ PT berpengaruh positif teruji kebenarannya. H1
diterima
Berdasarkan, tabel diketahui pengujian hipotesis pengaruh ukuran
perusahaan terhadap pergantian KAP menghasilkan nilai Wald sebesar 0,094
dengan nilai sigifikansi 0,167 > 0,05, sehingga disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil hipotesis pertama
penelitian yang menduga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak
teruji kebenarannya. H2 ditolak
Berdasarkan, tabel diketahui pengujian hipotesis pengaruh ukuran KAP
terhadap pergantian KAP menghasilkan nilai Wald sebesar 7,020 dengan nilai
sigifikansi 0,008 < 0,05, sehingga disimpulkan bahwa ukuran KAP
berpengaruh akan tetapi bernilai negatif terhadap pergantian KAP pada
perusahaan manufaktur manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal ini
dikarenakan nilai B dalam variabel in the equation memberikan arah negatif
sebesar -1,313. Berdasarkan hasil hipotesis pertama penelitian yang menduga
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak teruji kebenarannya. H3
ditolak
Berdasarkan, tabel diketahui pengujian hipotesis pengaruh financial
distres terhadap pergantian KAP menghasilkan nilai Wald sebesar 0,094
dengan nilai sigifikansi 0,760 > 0,05, sehingga disimpulkan bahwa financial
distress tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan
manufaktur manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil hipotesis
69
pertama penelitian yang menduga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif tidak teruji kebenarannya. H4 ditolak
Berdasarkan hasil regresi logistik diperoleh model logistik sebagai berikut:
Pergantian KAP = 2,749 + 0,925 Kebijakan Pergantian Organ PT -1,313
Ukuran KAP.
D. Pembahasan
1. Pengaruh Kebijakan Pergantian Organ Perseroan Terbatas terhadap
Pergantian KAP
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel kebijakan
pergantian organ PT berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan untuk
melakukan pergantian KAP dalam melakukan audit terhadap laporan
keuangan perusahaan. Hasil ini dapat di lihat dari hasil uji hipotesis dimana
nilai kebijakan pergantian organ PT signifikan pada nilai 0,005 yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai signifikasnsi 5% (0,05). Dengan demikian
penelitian ini menerima hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa
kebijakan pergantian organ PT berpengaruh positif terhadap pergantian
KAP.
Pergantian Organ Perseroan Terbatas (PT) yang diumumkan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki pengaruh atas kebijakan
perusahaan dalam melakukan pergantian KAP. Pergantian didalam organ
perseroan meliputi pergantian Dewan Komisaris atau Dewan Direksi
(Manajemen). Dengan dilakukannya pergantian antara kedua organ
perseroan baik Dewan Komisaris maupun Dewan direksi yang disetujui
70
dalam RUPS atau adanya pengunduran diri dari kedua organ tersebut, maka
pergantian kedua organ tersebut dapat merubah kebijakan perusahaan dalam
penentuan dan penunjukkan KAP yang baru dalam setiap periodenya.
Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh atas kebijakan
pergantian organ PT terhadap pergantian KAP dengan melihat kebijakan
RUPS dengan mengganti dewan komisaris atau dewan direksi didalam
perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Erika dan Sabeni (2014) dan Pawitri dan
Yadnyana (2015) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen
berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Akan tetapi,
penelitian ini bertentangan dengan penelitian Rahmawati dan Marsono
(2011) yang menyatakan bahwa pergantian komsisaris tidak selalu diikuti
oleh pergantian auditor.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pergantian KAP
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan untuk
melakukan pergantian KAP untuk melakukan audit terhadap laporan
keuangan perusahaan. Hasil ini dapat dlihat dari hasil uji hipotesis dimana
nilai kebijakan pergantian organ PT signifikan pada nilai 0,167 yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai signifikasnsi 5% (0,05). Dengan demikian
penelitian ini menolak hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pergantian KAP.
71
Semakin besar ukuran perusahaan tidak menjadikan dasar untuk
perusahaan melakukan pergantian terhadap KAP. Perusahaan-perusahaan
besar cenderung bertahan dengan KAP yang lama dibandingkan dengan
melakukan pergantian KAP yang baru. Hal ini dikarenakan sejak awal
perikatan perusahaan besar cenderung sudah memilih KAP yang besar dan
memiliki reputasi yang baik. Sehingga perusahaan besar tidak melakukan
pergantian terhadap KAP. Oleh karena itu, hal ini memberikan indikasi
perusahaan akan melakukan perikatan yang lama terhadap KAP yang
ditunjuknya sejak awal perikatan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Pradhana dan Suputra (2015)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak akan memberikan
perngaruh untuk melakungan pergantian auditor. Akan tetapi, penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Mahantara (2013) dan Moses Nyakunawika (2014) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan
oleh perusahaan.
3. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Pergantian KAP
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel ukuran
KAP berpengaruh negatif terhadap kemungkinan perusahaan untuk
melakukan pergantian KAP untuk melakukan audit terhadap laporan
keuangan perusahaan. Hasil ini dapat dlihat dari hasil uji hipotesis dimana
nilai kebijakan pergantian organ PT signifikan pada nilai 0,008 yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai signifikasnsi 5% (0,05). Akan tetapi,
72
variabel ukuran KAP ini memiliki hasil berpengaruh negatif dikarenakan
memiliki nilai B sebesar -1,313. Dengan demikian penelitian ini menolak
hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap pergantian KAP.
Penelitian ini menunjukkan bahwa KAP Big Four dan Non-Big Four
merupakan salah satu faktor perusahaan untuk melakukan KAP. Akan
tetapi, dalam melakukan pergantian KAP yang dilakukan perusahaan
cenderung menyesuaikan dengan ukuran perusahaan dan keinginan
perusahaan untuk melakukan pergantian terhadap KAP. Hal ini ditunjukkan
dimana KAP Big Four melakukan audit untuk perusahaan besar dan
cenderung memiliki perikatan yang lama dengan perusahaan klien tersebut.
Sedangkan untuk KAP Non Big Four melakukan audit untuk perusahaan
besar, sedang maupun kecil cenderung memiliki perikatan yang tidak lama
tergantung kebutuhan klien dalam melakukan pergantian terhadap KAP.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Nabila (2011) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap probabilitas pergantian auditor. Tetapi perusahaan klien belum
tentu mempertahankan KAP Big Four dikarenakan adanya rotasi audit.
Akan tetapi, penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Chadegani, et.al (2010) dan Santriantini, Sinarwati dan
Musmini (2014) yang menyatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh
terhadap pergantian KAP.
73
4. Pengaruh Financial Distress terhadap Pergantian KAP
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel financial
distress tidak berpengaruh terhadap kemungkinan perusahaan untuk
melakukan pergantian KAP untuk melakukan audit terhadap laporan
keuangan perusahaan. Hasil ini dapat dlihat dari hasil uji hipotesis dimana
nilai kebijakan pergantian organ PT signifikan pada nilai 0,760 yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai signifikansi 5% (0,05). Dengan demikian
penelitian ini menolak hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pergantian KAP.
Ketidakpastian dalam bisnis yang cenderung akan membuat keuangan
perusahaan yang tidak baik bahkan terancam bangkrut cenderung tidak
menimbulkan keinginan untuk melakukan pergantian KAP. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak baik,
lebih baik mempertahan KAP yang lama dibandingkan dengan mengganti
KAP yang baru dengan harapan dapat membantu meemperbaik kondisi
keuangan perusahaan dengan masukan independen yang diberikan oleh
KAP tersebut di masa yang akan datang.
Hasil penelitian ini menukung penelitian Pradhana dan Suputra (2015)
yang menyatakan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap
pergantian auditor. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mengalami
financial distress, cenderung tidak melakukan pergantian auditor, karena
untuk menjaga kepercayaan pemegang saham dan kreditur. Akan tetapi,
penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
74
dilakukan oleh Sinarwati (2010), Apprilia (2013), dan Erika dan Sabeni
(2014) yang menyatakan bahwa financial distress berpengaruh terhadap
pergantian KAP.
75
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh kebijakan pergantian organ PT, ukuran perusahaan, ukuran KAP dan
financial distress terhadap Pergantian KAP. Sampel penelitian terdiri dari 57
perusahaan manufaktur yang terfaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima
tahun pengamatan (2010-2014).
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang
telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi
logistik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel kebijakan pergantian organ PT berpengaruh positif terhadap
pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mahantara
(2013), Erika dan Sabeni (2014), Pawitri dan Yadnyana (2015) dan
Pradhana dan Suputra (2015) yang menyatakan bahwa pergantian
manajemen berpengaruh terhadap pada pergantian KAP. Akan tetapi
tidak konsistem dengan hasil penelitian Rahmawati dan Marsono (2011)
yang menyatakan bahwa pergantian komisaris tidak selalu diikuti oleh
pergantian auditor.
2. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian
KAP. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Pradhana dan Suputra
(2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan klien tidak
76
berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi tidak konsisten
dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahantara
(2013), Moses Nyakunawika (2014), dan Erika dan Sabeni (2014).
3. Variabel ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian nabila (2011) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pergantian KAP. Akan tetapi tidak konsisten dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chadegani, et.al (2010) dan
Santriantini, Sinarwarti dan Musmini (2014).
4. Variabel financial distress tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Pradhana dan Suputra (2015)
yang menyatakan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap
pergantian KAP. Akan tetapi tidak konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Sinarwati (2010), Apprilia (2013),
Mahantara (2013) dan Erika dan Sabeni (2014).
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam
bab IV maka peneliti memberikan beberapa saran baik bagi penelitian
selanjutnya agar dimasa mendatang dapat menyajikan hasil penelitian yang
lebih berkualitas lagi dengan adanya masukan mengenai beberapa hal
diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya mempertimbangkan untuk
menambahkan penggunaan metode primer dalam pengambilan data
77
dengan membagikan kuesioner ke Kantor Akuntan Publik (KAP) seperti
pada penelitian Khasharmeh (2015) yang menggabungkan penggunaan
data sekunder dan primer didalam penelitiannya, sehingga mendapatkan
data dan hasil penelitian yang lebih valid.
2. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap pergantian KAP. Dimana pergantian KAP
dapat dipengaruh oleh beberapa faktor lain seperti fee audit, low balling
cost, dan pertumbuhan perusahaan.
3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya mempertimbangkan untuk
menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
agar dapat menunjukkan hasil secara keseluruhan atas penelitian
pergantian KAP.
78
Daftar Pustaka
Abdillah, Titis Bonang dan Sabeni, Arifin. 2013. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pergantian KAP”. Diponegoro Journal of Accounting Volume
02, Nomor 03, Tahun 2013, Hal 1-12
Alex, Sobur, Psikologi Umum, CV. Pustaka Setia, 2003, hal. 273
Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis, and The
Prediction of Corporate Bankruptcy. In: The Journal of Finance, 22 (4), 8-36
Anatan, Lina. 2010. “Telaah Kritis Expectancy Theory Victor Harold Vroom”.
Jurnal Manajemen, Vol.9, No.2, Mei 2010
Aprillia, Eka. 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor
Switching”. Accounting Analysis Journal (2)
Chadegani, et.al.. 2011. “The Determinant Factors of Auditor Switch among
Companies Listed on Tehran Stock Exchange”, International Research Journal
of Finance and Economics - Issue 80
DeAngelo, L.E. (1981). “Auditor Independency, Low Balling, and Disclosure
Regulation”. Journal of Accounting and Economics, 3, 113-127.
Erika, R. Meike Dwiyanti dan Sabeni, Arifin. 2014. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Auditor Switching Secara Voluntary”. Diponegoro Journal of
Accounting Volume 03, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 1
Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, Mei 2011: 37-46
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS.
Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujrati, D.N. 2003. Basic Econometrics. 4th ED. New York: McGraw-Hill, Inc.
79
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi
Kesatu Cetakan Ketiga. PT. Raya Grafindo Persada: Jakarta
Ismail, Syahnaz. 2008. “Why Malaysian Second Board Companies Switch
Auditors: Evidence of Bursa Malaysia”. International Research Journal of
Finance and Economics.
Khasharmeh, Hussein Ali. 2015. “Determinants of Auditors Switching in
Bahraini’s Listed Companies-An Empirical Study”. European Journal of
Accounting, Auditing and Finance Research. Vol. 3, No. 11, pp 73-99.
Jensen, Michael C, dan Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm;
Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of
Financial Economics, Oktober: 305- 360
Mahantara Widya, A.A Gede. 2013. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergantian
Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Tesis Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Udayana, Denpasar.
Mutiara, Maida, S. 2012. “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Auditor Switching (Studi Pada Perusahaan Sektor
Manufaktur di Indonesia)” eprints.undip.ac.id
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat
Nabila dan Hery Laskito. 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor
Switching pada Perusahaan Manufaktur di BEI” E-Journal Universiras
Diponegoro.
Nasser, et.al. 2006. Auditor-client Relationship: the case of audit tenure and
auditor switching in Malaysia. Managerial Auditing Journal. Vol 21. No.7.
Nasir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nyakuwanika, Moses. 2014. “Why Companies Change Auditors in Zimbabwe?
2003-2013)”. Research Journal of Finance and Accounting. Vol.5, No.5.
80
Pawitri, Puspa Ni Made dan Yadnyana, Ketut. 2015. “Pengaruh Audit Delay, Opini
Audit, Reputasi Auditor dan Pergantian Manajemen Pada Voluntary Auditor
Switching”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015): 214-228
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik. 2008. Jakarta: Menteri Keuangan Republik Indonesia
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 46/M-
DAG/PER/9/2009 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan. 2009.
Jakarta: Menteri Perdagangan Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik
Akuntan Publik.
Pradhana, Bayu dan Suputra, Dharma. 2015. “Pengaruh Audit Fee, Going Concern,
Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Pergantian Manajemen Pada
Pergantian Auditor”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3 (2015):
713-729.
Pratini I.G.A.A., dan Astika, I.B.P. 2013. “Fenomena Pergantian Auditor di Bursa
Efek Indonesia”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 5(2): 470-482
Platt, H., dan M. B. Platt. 2002. Predicting Financial Distres. Journal of Financial
Service Professionals
Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Prespektif
Akuntansi (Agency Theory vs Stewardship Theory in The Accounting
Prespective). Fokus Ekonomi. Vol 2 (1). 37-46 (online) http://stiepena.ac.id
diakses pada Januari 2016.
Rahmawati Filka dan Marsono. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhui
Perusahaan yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan
Publik”. E-Journal Universitas Diponegoro.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tentang
“Perseroan Terbatas”. Jakarta
81
Roen, Ferry. 2013. Teori Harapan. http://perilakuorganisasi.com/teori-
harapan.html, diakses 10 Januari 2016, 17.24 WIB.
Santriatini, Diah, P. Sinarwati Ni Kadek, dan Musmini Lucy S. 2014. “Pengaruh
Pergantian Manajemen, Opini Audit, dan Ukuran KAP terhadap Pergantian
KAP Pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di BEI
Periode 2009-2013”. Jurnal Akuntansi SI (Volume:2 No:1 Tahun 2014)
Simamora, Hendry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta
Simamora Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba
Empat: Jakarta
Singgih, dkk. 2010. “Faktor-Faktor Dalam Diri Auditor Dan Kualitas Audit: Studi
Pada KAP ‘Big Four Di Indonesia”.
Suryandari, Ayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian
Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana
Suparlan dan Andrayani Wuryan. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor
Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto 2010
Suyono Eko, Feng Yi, dan Riswan. 2013. “Determinant Factors Affecting The
Auditor Switching: An Indonesian Case”. Global Review of Accounting and
Finance, Vol 44, No. 2, Hal. 103-116.
Syaifuddin, Ahmad dan Firtiany. 2014. “Opini Going Concern. Tingkat
Ketergantungan Auditor Pada Klien dan Pergantian Auditor Studi”
Simposiun Nasional Akuntansi 17 Mataram, Lombok
Theng, Cheng Won, et.al. 2014. “Determinants Affecting TheAuditor Switching: A
Malaysian Study”
Tuanakotta, Theodorus. M. 2015. Audit Kontemporer. Salemba Empat: Jakarta
82
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Press.
Wihanjaya, Andri. 2010. “Analisis terhadap Kewajiban Direksi Perseroan Dalam
Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham”
83
Lampiran 1 Data Penelitian 2010 NAMA KAP CURRENT
ASSET CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR
MVE
1 JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN
131.881 87.255 (495.087) 44.626 28.321 1.620 590 955633
2 RSM AAJ 666.009 518.294 (16.893) 147.715 126.390 780 1672 1304160
3 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
2.093 13.549 (16.395) (11.456) (2.530) 129 230 29670
4 GRANT THORNTON 147.030 98.010 (34.530) 49.020 7.566 800 102 81226
5 KPMG 1.283.712 325.854 1.400.142 957.858 425.040 5.800 434 2517200
6 BDO 158.158 84.910 45.917 73.248 21.007 90 1500 135000
7 PwC 46.843.000 37.124.000 44.306.000 9.719.000 14.725.000 54.550 4048 220837782
8 SANUSI, SUPARDI & SOEGIARTO
64.945 116.597 (235.878) (51.653) 15.817 900 86 77400
9 RSM AAJ 53.402 14.845 54.490 38.556 11.700 340 180 61200
10 MOORE STEPHENS 835.607 811.791 188.750 23.816 134.750 220 3771 829635
11 ERNEST & YOUNG 643.986 385.079 45.770 258.907 46.431 1.100 298 327250
12 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
565.954 89.397 542.636 476.557 179.054 120.000 16 1921582
13 PKF 117.483 24.128 33.782 93.355 8.016 430 331 142386
14 ERNEST & YOUNG 650.141 174.922 275.774 475.219 137.089 1.170 1120 1310400
15 HADORI SUGIARTO ADI & REKAN (HLB)
709.598 419.816 (230.700) 289.782 206.124 160 8200 1312000
16 KPMG 22.908.293 8.481.933 19.981.418 14.426.360 5.857.861 40.000 1924 76963520
17 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
4.489.184 2.549.406 1.655.715 1.939.778 1.287.427 2.300 3485 8015040
18 PwC 15.768.558 9.778.942 9.044.039 5.989.616 8.711.134 28.150 4383 123381450
19 RSM AAJ 308.787 43.851 192.546 264.937 55.237 210 1050 220500
20 GRISELDA, WISNU & ARUM (GWA)
221.986 297.107 (59.240) (75.121) (13.504) 147 654 96138
21 HUSNI, MUCHARAM & RASIDI 582.662 375.536 (87.741) 207.127 56.448 80 3009 240741
22 ACHMAD, RASYID, HIZBULLAH & JERRY
117.223 1.198 32.367 116.025 (2.711) 245 181 44354
84
2010 NAMA KAP CURRENT ASSET
CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR
MVE
23 ERNEST & YOUNG 20.077.994
(9.859.118) 9.040.852 29.937.112 6.729.311 4875 8780 42804579
24 ERNEST & YOUNG 4.509.196 4.216.611 212.231 292.584 328.997 7600 1037 7881043
25 SUPOYO, SUTAHJO, SUBYANTARA & REKAN
530.487 412.296 188.300 118.191 119.589 10500 38 393750
26 ARH & J 119.950 9.170 (460.063) 110.780 1.707 161 151 24311
27 RSM AAJ 285.524 103.141 224.786 182.383 38.419 580 750 435000
28 GRANT THORNTON 1.139.549 469.823 138.716 669.726 146.198 159 5554 883086
29 DOLI, BAMBANG, SUDARMADJI & DADANG
165.483 162.567 14.919 2.916 12.076 110 1120 123200
30 CROW HORWATH 354.581 279.997 38.484 74.584 32.687 235 405 95175
31 JAS & REKAN 500.548 328.468 (2.062.120) 172.080 68.645 94 8425 791950
32 PKF 52.204 7.390 (8.359) 44.814 (2.540) 185 138 25530
33 CROW HORWATH 271.268 28.733 199.790 242.535 47.020 3800 52 197661
34 HADORI SUGIARTO ADI & REKAN (HLB)
302.898 218.702 (97.139) 84.195 7.745 270 1009 272300
35 CROW HORWATH 52.938 21.656 36.759 31.282 11.450 4800 10 46080
36 KPMG 327.436 52.579 318.575 274.858 153.740 96500 22 2161600
37 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
1.181.447 756.066 (2.768) 425.381 164.311 420 1323 555660
38 MOORE STEPHENS 2.684.854 1.040.334 1.516.505 1.644.520 773.335 10750 767 8240778
39 MOORE STEPHENS 386.754 891.433 (1.115.853) (504.679) (76.836) 68 1467 99733
40 DOLI, BAMBANG, SUDARMADJI & DADANG
354.570 345.396 44.865 9.174 53.084 190 568 107991
41 BISMAR, MUNTALIB & YUNUS (BMY)
216.307 149.384 (18.838) 66.923 23.528 93 588 54684
42 ERNEST & YOUNG 268.738 194.444 (581.222) 74.294 46.247 80 1440 115200
43 BDO 100.587 15.645 21.652 84.942 5.658 127 535 67955
44 PwC 3.053.134 1.221.291 1.512.599 1.831.843 477.224 800 7240 5792004
45 DOLI, BAMBANG, SUDARMADJI & DADANG
785.890 653.308 146.872 132.582 171.171 1950 206 400888
46 Drs. BASRI HARDJOSUMARTO & REKAN
84.314 46.444 7.358 37.870 11.828 86 600 51600
47 BDO 1.066.698 564.056 80.195 502.642 140.181 71 9391 666769
85
2010 NAMA KAP CURRENT ASSET
CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR
MVE
48 PKF 94.512 50.396 13.834 44.116 5.725 140 691 96704
49 MORISON INTERNATIONAL 661.698 304.354 311.243 357.344 227.845 1070 1440 1540446
50 RSM AAJ 248.343 102.457 (73.335) 145.885 23.378 60 6020 361200
51 KOESBANDIJAH, BEDDY SAMSI & SETIASIH (KBS)
479.592 238.461 (40.177) 241.131 (7.064) 225 1171 263455
52 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
610.789 57.166 638.390 553.623 173.866 7200 201 1447680
53 JOACHIM SULISTIYO & REKAN (JSA)
383.190 324.220 (10.252,64) 58.970 306 78 1012 78918
54 MUHAMMAD SOFWAN & REKAN
80.142 68.887 21.456 11.255 1.510 139 75 10486
55 PwC 3.748.130 4.402.940 3.857.859 (654.810) 4.542.625 7630 16500 125895000
56 GRANT THORNTON 891.950 719.232 (32.133) 172.718 47.287 450 831 374004
57 MORRISON INTERNATIONAL 94.078 64.127 29.642 29.951 34.252 680 668 454240
86
2010 TOTAL LIABILITIES NET SALES TA Z SCORE PERGANTIAN KAP PERGANTIAN ORGAN PT
UKURAN PERUSAHAAN
UKURAN KAP
1 224.615 218.748 324.493 1,537168247 0 1 26,5055298 0
2 1.346.881 705.220 1.936.950 1,02006814 0 1 28,29213569 0
3 13.552 2.949 28.380 -0,032502614 1 1 24,06894392 0
4 120.189 845.070 159.196 5,766313224 0 1 25,79340266 0
5 529.732 2.426.138 2.372.657 4,362143604 0 1 28,49503154 1
6 105.491 283.739 334.951 1,850668767 0 0 26,53724874 0
7 54.168.000 129.991.000 112.857.000 3,66146844 0 0 32,35714265 1
8 280.153 321.452 87.275 1,641411981 0 0 25,19233238 0
9 16.630 127.919 89.824 4,193138087 0 0 25,22111931 0
10 1.165.086 2.124.381 1.967.633 1,679284171 0 0 28,30785241 0
11 541.717 718.205 850.470 1,52999607 0 0 27,46905487 1
12 115.225 547.816 708.584 9,691789542 0 0 27,28653407 1
13 48.342 97.284 175.683 2,475323781 0 0 25,89194589 0
14 213.508 909.509 854.110 4,811571185 0 0 27,47332582 1
15 428.856 1.710.132 1.074.570 3,480676945 0 0 27,70294134 0
16 9.421.403 37.691.997 30.741.679 6,133664405 0 0 31,05664047 1
17 6.884.970 9.853.904 10.371.576 2,092111257 0 0 29,9700901 1
18 10.309.671 43.381.658 20.525.123 9,036831705 0 0 30,65267076 1
19 54.229 536.166 347.473 4,757673888 1 0 26,57395299 0
20 303.913 228.717 643.788 0,26064436 0 0 27,19063531 0
21 422.690 1.047.917 733.958 2,004157097 0 1 27,32171746 0
22 5.315 34.683 125.185 4,59737665 0 0 25,5530559 0
23 6.377.071 10.935.335 4.509.196 3,25240044 0 0 25,5530559 1
24 543.189 1.027.120 769.816 2,435953941 0 0 31,48702293 1
25 670.205 181.159 287.132 -0,417122183 0 1 29,13713995 0
26 111.147 427.793 411.282 3,752949178 1 0 27,36941691 0
27 543.257 3.183.829 1.657.292 3,234712699 0 0 26,38320756 0
28 175.594 542.618 403.195 1,767366495 0 1 26,74254397 0
29 302.178 1.123.050 557.725 2,478306188 0 0 28,13620596 0
30 1.006.432 582.296 1.266.122 -0,324122799 0 0 26,72268545 0
31 22.001 80.790 85.942 1,625178608 1 1 27,04713151 0
32 44.016 207.833 303.900 4,178347392 0 0 27,86698002 0
33 287.776 502.187 608.920 1,224021502 0 0 25,17694092 0
87
2010 TOTAL LIABILITIES NET SALES TA Z SCORE PERGANTIAN KAP PERGANTIAN ORGAN PT
UKURAN PERUSAHAAN
UKURAN KAP
34 31.415 161.012 78.200 3,810814389 0 0 26,43996445 0
35 71.752 795.689 327.436 17,96290592 0 0 27,1349529 0
36 5.017.521 3.380.767 4.532.300 0,970364238 0 0 25,08253608 1
37 2.358.692 7.224.165 4.399.191 4,212458178 0 0 26,51455981 1
38 1.695.512 1.723.963 1.882.934 0,117540278 0 0 29,14225055 0
39 394.769 586.318 570.360 1,508147461 0 0 29,11244181 0
40 326.703 287.200 461.969 0,91831074 0 0 28,26385236 0
41 221.094 928.527 414.611 1,741547336 1 1 27,06953404 0
42 23.362 140.858 100.587 3,581835008 0 0 26,85876303 1
43 2.773.070 10.070.175 4.902.597 3,758847719 0 0 26,75060741 0
44 936.368 3.363.728 1.157.613 3,728747708 0 0 25,33428885 1
45 51.769 171.108 150.913 2,014917124 1 0 29,22078618 0
46 172.584 245.690 184.367 1,676949215 0 0 27,77738128 0
47 804.447 3.642.501 2.037.459 2,556298983 0 0 25,73996645 0
48 81.070 314.146 199.375 2,380125139 0 0 28,34272449 0
49 498.628 1.561.787 1.067.103 3,908733109 1 0 26,01845553 1
50 135.752 342.870 364.005 2,37382411 0 0 27,69596885 0
51 549.285 446.625 872.459 0,84634042 1 0 26,62043281 0
52 98.758 1.466.939 1.047.238 8,965889218 0 0 27,49458118 1
53 443.924 617.040 577.182 1,2014404 0 1 27,67717776 0
54 71.072 113.353 309.792 0,526994684 0 0 27,08142366 0
55 4.652.409 19.690.239 8.701.262 15,56729625 0 0 26,45916657 1
56 740.456 1.309.570 1.126.481 1,588545942 0 0 29,79448919 0
57 69.360 348.359 200.856 5,243240038 0 0 27,75011951 0
88
2012 NAMA KAP CURRENT ASSET
CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR MVE
1 JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN
191.489 98.624 (460.763) 92.865 86.408 1920 590 1132600
2 RSM AAJ 1.544.940 1.216.997 300.975 327.943 459.778 1080 2926 3160080
3 BUDIMAN, WAWAN, PAMUDJI & REKAN
1.540 6.583 (27.515) (5.043) (2.422) 200 230 46000
4 JOHANES PATRICIA JUARA & REKAN
133.817 81.821 (20.338) 51.996 22.585.848 550 102 55843
5 KPMG 1.658.468 426.669 2.007.506 1.231.799 448.620 8300 434 3602200
6 ERNEST & YOUNG 140.079 97.499 36.507 42.580 5.582 86 1500 129000
7 PwC 75.799.000 54.178.000 65.864.000 21.621.000 19.870.000 7600 40484 307678400
8 AF. RACHMAN & SOETJIPTO WS 84.504 154.172 (230.818) (69.668) 17.884 900 86 77400
9 RSM AAJ 98.050 24.749 94.798 73.301 31.366 880 180 158400
10 MOORE STEPHENS 1.026.460 907.065 203.522 119.395 87.310 114 192 21888
11 ERNEST & YOUNG 560.260 545.467 199.420 14.793 91.289 1300 298 386750
12 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
631.333 119.920 551.556 511.414 1.484.514 255000 16 4083361
13 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
107.456 12.506 58.863 94.950 23.007 385 331 127485
14 ERNEST & YOUNG 826.343 191.718 472.718 634.625 196.166 1690 1120 1892800
15 HADORI SUGIARTO ADI & REKAN (HLB)
825.949 356.946 (84.434) 469.003 60.451 108 8200 885600
16 KPMG 29.954.021 13.802.317 25.271.948 16.151.704 6.025.681 56300 1924 108326154
17 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
5.194.057 3.020.030 3.730.363 2.174.027 1.677.087 2225 3485 7753680
18 PwC 21.128.313 11.897.977 12.025.587 9.230.336 13.350.450 59900 4383 262541700
19 RSM AAJ 265.070 60.747 114.737 204.323 56.842 375 1050 393750
20 DOLI, BAMBANG, SUDARMADJI & DADANG
140.147 243.976 (149.539) (103.829) (32.966) 142 791 112376
21 KRESTON INTERNATIONAL 777.629 369.864 61.729 407.765 83.309 330 3009 992970
22 HANANTA BUDIANTO & REKAN 96.741 12.546 244.439 84.195 (780) 245 181 44345
23 ERNEST & YOUNG 26.202.972 13.080.544 12.664.836 13.122.428 6.870.594 5850 8780 51363000
24 ERNEST & YOUNG 9.813.159 7.963.487 1.674.721 1.849.672 1.049.245 5300 2765 14655976
25 BDO 867.620 371.744 404.631 495.876 212.872 4200 315 1323000
26 PARKER RANDALL 102.584 16.992 (479.068) 85.592 (17.305) 88 150 13200
27 RSM AAJ 264.396 39.437 347.509 224.960 8.421 330 750 247500
28 KRESTON INTERNATIONAL 1.505.798 537.184 205.133 968.614 285.157 740 5554 4109960
29 CROW HORWATH 430.524 441.527 52.105 (11.003) 66.807 135 1120 151200
30 CROW HORWATH 369.492 232.231 89.900 137.261 57.641 495 405 200475
89
2012 NAMA KAP CURRENT ASSET
CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR MVE
31 JAS & REKAN 636.294 108.571 88.566 527.723 69.070 175 8425 1474375
32 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
62.084 12.934 (5.742,92) 49.150 3.120 270 138 37260
33 CROW HORWATH 394.803 42.249 310.691 352.554 96.532 10400 52 540966
34 HADORI SUGIARTO ADI & REKAN (HLB)
432.213 348.710 (94.798) 83.503 34.492 255 1009 257295
35 CROW HORWATH 101.833 25.036 87.429 76.797 45.213 10500 10 100800
36 KPMG 463.883 119.828 376.780 344.055 141.248 152000 22 3404800
37 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
1.418.657 967.054 (2.836) 451.603 324.975 260 1323 343980
38 MOORE STEPHENS 5.313.600 1.924.434 2.514.195 3.389.165 1.156.560 20000 767 15331680
39 MOORE STEPHENS 424.243 842.156 1.215.492 (417.913) (99.291) 375 1467 550000
40 GRISELDA, WISNU, & ARUM 420.816 338.979 68.387 81.837 49.861 260 568 147778
41 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
197.199 177.152 15.565 20.047 26.243 255 588 149940
42 ERNEST & YOUNG 380.248 236.668 13.427 143.580 66.858 205 1440 295200
43 BDO 135.850 28.420 31.132 107.430 8.898 177 535 94709
44 PwC 4.472.195 2.722.398 1.303.005 1.749.797 (201.627) 580 7240 4199203
45 CROW HORWATH 1.197.203 818.847 418.397 378.356 216.212 4050 206 832613
46 Drs. BASRI HARDJOSUMARTO & REKAN
184.367 65.709 11.586 118.658 9.430 120 600 72000
47 BDO 1.660.346 1.435.663 101.640 224.683 145.876 50 9391 469555
48 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
125.667 88.825 25.009 36.842 12.951 691 180 124333
49 RODL & PARTNER 899.279 462.535 429.877 436.745 362.981 2525 1440 3635164
50 RSM AAJ 306.887 111.511 (32.391) 195.376 31.253 50 6020 301000
51 KOESBANDIJAH, BEDDY SAMSI & SETIASIH (KBS)
428.479 249.011 (78.412) 179.468 (25.828) 134 1171 156902
52 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
768.615 99.477 786.045 669.138 210.086 11000 201 2211727
53 PETER UWAYS & REKAN 488.587 409.077 (38.318,50) 79.510 54.239 70 1012 70824
54 DRS. IMAM SYAFEI & REKAN 79.421 135.917 22.449 (56.496) 14.588 345 75 26021
55 PwC 5.035.962 7.535.896 3.780.805 (2.499.934) 6.498.107 20850 7630 159085500
56 GRANT THORNTON 1.430.617 1.072.478 185.410 358.140 217.239 1030 831 856054
57 RODL & PARTNER 169.843 126.422 58.736 43.421 29.319 670 668 447560
90
2012 TOTAL LIABILITIES NET SALES TA Z SCORE PERGANTIAN KAP PERGANTIAN ORGAN PT
UKURAN PERUSAHAAN
UKURAN KAP
1 179.972 476.638 389.094 3,723789821 0 0 26,6870868 0
2 1.834.123 2.747.623 3.867.576 1,928708861 0 1 28,98364907 0
3 6.675 1.603 10.583 -0,209470502 1 1 23,08249988 0
4 93.056 836.887.168 147.882 6122,73796 0 0 25,71968294 0
5 658.332 2.857.310 3.115.421 4,490121025 0 1 28,76738541 1
6 115.232 343.678 333.867 1,733514281 1 1 26,53400945 1
7 92.460.000 188.053.000 182.274.000 3,157080957 0 0 32,83653217 1
8 287.918 243.531 100.101 0,643917276 1 1 25,32944372 0
9 31.922 155.006 145.101 4,73744075 0 0 25,70069264 0
10 1.445.537 2.295.369 2.299.672 1,232638677 0 0 28,46378762 0
11 564.290 1.123.520 1.027.693 1,829585884 0 0 27,65766305 1
12 147.095 1.719.815 745.307 21,26946952 0 0 27,33706205 1
13 28.940 146.691 184.636 3,668970875 0 0 25,94165402 0
14 233.145 1.087.380 1.074.691 5,782669233 0 0 27,70305474 1
15 371.047 1.647.928 1.163.971 2,804214234 0 0 27,7828586 0
16 14.903.612 49.028.696 41.509.325 5,477229192 0 0 31,35693922 1
17 7.391.409 12.578.596 12.869.793 2,187508656 0 0 30,18590405 1
18 12.939.107 66.626.123 26.247.000 13,27596971 0 0 30,89857281 1
19 70.314 556.446 312.343 5,475516866 0 0 26,46736701 0
20 258.540 201.204 507.425 -0,019891729 1 1 26,9526153 0
21 538.517 1.156.050 1.188.619 2,252818181 1 1 27,80381307 0
22 16.519 64.628 132.279 3,61831197 0 1 25,60817795 0
23 25.181.533 50.059.427 59.389.405 2,396382399 0 0 31,71513696 1
24 11.869.219 19.780.838 9.813.159 3,14222954 0 0 29,91474535 1
25 528.206 1.476.988 1.664.779 2,754117475 1 0 28,14071371 0
26 677.941 86.198 278.719 -1,111742796 1 0 26,35346931 0
27 51.098 461.125 398.607 4,397587012 0 0 26,71124061 0
28 634.814 3.734.241 2.076.348 5,358926243 0 1 28,3616317 0
29 458.195 1.020.197 722.941 1,884202495 1 0 27,30659345 0
30 254.558 1.301.333 570.564 3,22681785 0 0 27,06989118 0
31 168.492 780.234 2.143.815 4,349991854 0 0 28,39360801 0
32 28.399 94.787 94.960 1,96921256 0 0 25,27672159 0
33 61.668 333.922 433.497 6,335166669 0 0 26,79515081 0
34 405.692 598.260 815.153 1,105240116 0 0 27,42664169 0
35 31.023 223.079 128.548 5,193798108 0 0 25,579566 0
36 152.689 929.877 569.431 12,75962158 0 1 27,06790345 1
37 5.321.387 4.580.710 6.558.955 0,92708547 0 0 29,51185244 1
38 5.234.656 10.510.626 8.302.506 3,475546943 0 0 29,74757854 0
39 1.864.250 1.519.059 1.803.320 1,198263302 0 0 28,22065053 0
40 395.503 593.267 594.616 1,609293858 1 0 27,11118182 0
91
2012 TOTAL LIABILITIES NET SALES TA Z SCORE PERGANTIAN KAP PERGANTIAN ORGAN PT
UKURAN PERUSAHAAN
UKURAN KAP
41 297.056 310.224 577.350 0,937201685 0 0 27,08171431 0
42 273.034 1.305.117 682.611 2,834008004 0 0 27,24919099 1
43 48.144 176.731 135.849 3,089179822 0 0 25,63480981 0
44 5.011.668 9.850.010 6.936.000 2,018881917 0 0 29,56774636 1
45 832.977 3.542.885 1.197.203 4,45692036 1 1 27,81100925 0
46 78.574 216.731 184.367 2,231653573 0 0 25,94019558 0
47 2.021.381 4.354.470 3.298.124 1,627579994 0 0 28,82437481 0
48 120.264 401.724 249.800 2,390813703 0 0 26,24392643 0
49 620.876 2.163.942 1.441.204 5,209984472 0 1 27,99650032 0
50 132.905 384.145 402.109 2,426255932 0 0 26,71998893 0
51 525.337 554.471 810.776 0,785768843 0 0 27,42125765 0
52 164.751 1.851.153 1.261.573 8,528183182 0 0 27,86338043 1
53 574.357 651.825 679.649 1,293011173 1 0 27,24484263 0
54 139.475 88.466 379.901 0,373487376 1 1 26,66317653 0
55 8.016.614 27.303.248 11.984.979 12,41046066 0 0 30,11467523 1
56 1.095.012 2.484.173 1.698.078 2,429540993 1 0 28,16051814 0
57 184.849 413.822 349.438 2,69094383 0 0 26,57959268 0
92
2013 NAMA KAP CURRENT
ASSET CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR
MVE
1 JOHAN MALONDA MUSTIKA & REKAN
196.755 108.730 (488.483) 88.025 54.507 2000 590 1179794
2 RSM AAJ 2.445.504 1.397.224 587.961 1.048.280 613.246 1430 2926 4184180
3 MOORE STEPHENS 18.924 25.267 (28.974) (6.344) 2.238 305 230 70150
4 JOHANES PATRICIA JUARA & REKAN
219.942 173.184 (20.653) 46.757 1.262 600 102 60920
5 KPMG 1.980.116 473.960 2.307.644 1.506.156 429.375 7000 434 3038000
6 ERNEST & YOUNG 126.906 68.942 35.402 57.964 3.528 65 1500 97500
7 PwC 88.352.000
71.139.000 76.651.000 17.213.000 18.603.000 6800 40484 275288161
8 AF. RACHMAN & SOETJIPTO WS 97.686 182.740 (246.968) (85.054) 18.435 700 86 60200
9 RSM AAJ 126.890 34.948 120.681 91.942 29.168 550 180 99000
10 MOORE STEPHENS 1.094.079 1.016.562 213.991 77.517 156.114 109 4099 446791
11 ERNEST & YOUNG 847.046 518.962 263.792 328.084 90.910 1160 298 345100
12 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
748.111 158.991 631.855 589.120 336.405 380000 16 6085009
13 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
167.103 16.424 112.560 150.679 42.637 470 331 155631
14 ERNEST & YOUNG 913.984 215.473 534.874 698.511 167.079 2200 1120 2464000
15 HADORI SUGIARTO ADI & REKAN (HLB)
865.832 289.689 7.451 576.143 152.129 86 8200 705200
16 KPMG 34.604.461
20.094.580 28.061.414 14.509.881 6.691.722 42000 1924 80811696
17 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
6.843.853 2.964.235 3.756.603 3.879.618 1.275.332 1680 3485 5854464
18 PwC 21.247.830
12.123.790 12.889.625 9.124.040 14.600.256 62400 4383 273499200
19 HERTANTO, SIDIK &INDRA 262.716 77.517 92.170 185.199 49.636 295 972 286800
20 DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO, DADANG &ALI (BKR)
134.783 129.243 (192.627) 5.539 (12.090) 140 791 110794
21 KRESTON INTERNATIONAL 848.840 670.903 1.149 177.938 (32.306) 153 3099 474188
22 HANANTA BUDIANTO & REKAN 84.717 6.107 34.770 78.609 6.278 240 181 43449
93
2013 NAMA KAP CURRENT ASSET
CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR
MVE
23 ERNEST & YOUNG 32.464.497
19.471.309 13.524.258 12.993.188 6.717.981 6600 8780 57950815
24 ERNEST & YOUNG 11.634.955
10.717.555 2.121.984 917.401 951.000 4900 2765 13549864
25 BDO 1.086.591 281.799 400.812 804.792 204.426 2675 525 1404375
26 S MANNAN, ARDIANSYAH & REKAN
107.860 9.385 (487.650) 98.475 (8.319) 98 150 14700
27 RSM AAJ 235.901 953 287.128 234.947 11.178 750 750 562500
28 KRESTON INTERNATIONAL 1.810.615 746.123 214.549 1.064.491 293.765 590 5554 3276860
29 DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO, DADANG &ALI (BKR)
352.671 368.703 56.431 (16.032) 63.538 158 1120 176960
30 CROW HORWATH 490.442 339.512 128.509 150.931 51.802 345 405 139725
31 MOORE STEPHENS 740.676 140.476 152.958 600.200 94.257 155 14929 2314011
32 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
66.864 11.580 1.677 55.284 11.391 270 138 37260
33 CROW HORWATH 428.821 63.729 354.146 365.092 74.475 12000 52 624192
34 HADORI SUGIARTO ADI & REKAN (HLB)
449.510 376.618 (106.839) 72.892 34.968 215 1009 216831
35 CROW HORWATH 115.485 27.519 100.272 87.966 18.045 8000 10 76800
36 KPMG 588.238 147.818 472.257 440.419 230.026 189000 22 4233600
37 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
1.504.651 1.332.135 (3.306.712) 172.516 481.911 425 1170 497434
38 MOORE STEPHENS 6.430.065 2.676.892 3.332.787 3.753.173 1.304.809 26000 894 23253048
39 MOORE STEPHENS 514.299 1.071.646 (1.237.327) (557.347) (13.785) 305 1467 447333
40 GRISELDA, WISNU, & ARUM 458.864 349.346 84.309 109.518 58.754 155 568 88067
41 KRISNAWAN, BUSRONI, ACHSIN & ALAMSYAH (KBAA)
331.856 321.946 28.762 9.910 32.996 185 701 129693
42 ERNEST & YOUNG 381.086 227.422 326.000 153.664 56.942 150 1440 216000
43 BDO 74.974 48.786 37.328 26.188 9.727 147 535 78657
44 PwC 5.535.165 4.695.987 260.937 839.178 (1.001.566) 570 7240 4126803
45 DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO, DADANG &ALI (BKR)
1.454.622 1.043.363 463.640 411.259 160.064 4400 206 904567
46 Drs. BASRI HARDJOSUMARTO & REKAN
149.886 150.402 7.836 (515) 1.018 127 600 76200
94
2013 NAMA KAP CURRENT ASSET
CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR
MVE
47 BDO 1.403.403 1.224.772 110.528 178.631 142.035 50 9391 469555
48 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
155.108 125.712 34.610 29.396 19.691 180 691 124333
49 ERNEST & YOUNG 1.097.152 523.047 615.392 574.105 489.779 3450 1440 4966858
50 RSM AAJ 294.789 89.840 (16.397) 204.949 39.939 50 6020 301000
51 DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO, DADANG &ALI (BKR)
415.053 315.809 (91.640) 99.244 (3.484) 79 1171 92502
52 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
726.505 203.321 871.799 523.185 225.889 11900 201 2392693
53 PETER UWAYS & REKAN 401.185 409.237 (176.237,09) (8.052) (108.075) 52 1012 52612
54 DRS. IMAM SYAFEI & REKAN 86.216 213.861 22.831 (127.645) 26.489 250 75 18856
55 PwC 5.862.939 8.419.442 4.067.110 (2.556.503) 7.164.445 26000 7630 198380000
56 GRANT THORNTON 1.507.266 1.328.174 181.596 179.093 125.749 740 831 615029
57 RODL & PARTNER 414.043 351.974 62.957 62.070 28.201 660 668 440880
95
2013 TOTAL LIABILITIES NET SALES TA Z SCORE PERGANTIAN KAP PERGANTIAN ORGAN PT
UKURAN PERUSAHAAN
UKURAN KAP
1 176.286 502.524 441.064 4,219650464 0 1 26,81245583 0
2 2.664.501 4.056.735 5.020.824 1,731211717 0 0 29,24461518 0
3 42.758 6.319 45.208 0,766154168 1 1 24,53454769 0
4 182.254 1.099.620 241.913 4,851977047 0 0 26,21184319 0
5 778.666 3.216.480 3.539.393 2,999156538 0 1 28,89497636 1
6 85.871 281.551 303.594 1,573127288 0 0 26,43895874 1
7 107.806.000 193.880.000 213.994.000 2,107245501 0 0 32,99696909 1
8 321.975 279.150 118.007 1,959296256 0 0 25,49401028 0
9 37.319 113.548 176.136 2,328118122 0 0 25,89452394 0
10 1.497.754 2.568.954 2.382.875 1,275892951 0 0 28,49932886 0
11 541.352 2.531.881 1.069.000 2,955759053 0 0 27,69774475 1
12 190.483 2.001.359 867.041 17,93602971 0 0 27,4883521 1
13 32.945 131.333 256.373 3,118082827 0 0 26,26989796 0
14 275.351 1.101.684 1.190.054 5,285850065 0 0 27,80502004 1
15 307.084 1.410.117 1.191.497 2,646954688 0 0 27,8062313 0
16 21.353.980 55.436.954 50.770.251 3,018318275 0 0 31,55833169 1
17 9.626.411 12.352.917 15.350.754 1,332502928 0 0 30,36218571 1
18 13.249.559 75.025.207 27.404.594 12,07297614 0 0 30,94173178 1
19 89.004 643.403 314.747 4,007852803 1 0 26,47503385 0
20 276.649 211.523 482.057 0,59877183 0 0 26,9013283 0
21 703.717 1.337.498 1.294.511 1,413049348 0 1 27,88915388 0
22 10.050 81.244 136.142 2,938860251 0 1 25,63696476 0
23 39.719.660 57.731.998 77.611.416 1,559276377 0 0 31,98273565 1
24 15.655.152 20.094.736 11.634.955 2,21386347 0 0 30,08503506 1
25 443.653 1.702.447 2.196.518 2,483868369 0 1 28,41789466 0
26 670.190 91.708 262.386 0,654340718 1 0 26,29308261 0
27 14.019 195.247 376.541 17,9253404 0 0 26,65429209 0
28 847.585 4.348.074 2.471.940 3,829915754 0 1 28,53602438 0
29 384.632 1.032.787 654.296 1,818169488 0 0 27,20682569 0
30 498.225 1.386.315 850.233 1,940339982 0 0 27,46877627 0
31 223.804 910.846 2.270.905 4,996688485 1 1 28,45119951 0
32 24.319 99.030 98.300 2,216873453 0 0 25,31128986 0
33 82.784 333.674 498.568 4,63687593 0 0 26,93500562 0
34 424.769 676.111 822.190 1,141480493 0 0 27,43523675 0
35 31.230 256.211 141.698 3,629948947 0 0 25,67696104 0
36 184.728 1.193.952 696.946 12,94973112 0 0 27,26997377 1
96
2013 TOTAL LIABILITIES NET SALES TA Z SCORE PERGANTIAN KAP PERGANTIAN ORGAN PT
UKURAN PERUSAHAAN
UKURAN KAP
37 5.999.787 5.197.010 7.189.899 0,824761311 0 0 29,6036983 1
39 2.199.025 1.900.302 2.095.470 0,760938655 0 0 28,37079899 0
40 406.365 684.449 621.400 1,408128409 0 0 27,15524121 0
41 389.182 316.175 795.630 0,57756455 1 1 27,40240041 0
42 264.233 1.279.553 681.832 2,46767047 0 0 27,24804913 1
43 81.218 192.556 175.119 1,673225512 0 0 25,88873113 0
44 8.350.151 12.273.615 9.232.000 1,533774266 0 0 29,85369683 1
45 1.054.421 3.751.042 1.762.032 2,755449203 1 0 28,19748897 0
46 172.584 245.690 184.367 1,519122391 0 0 25,94019558 0
47 1.870.560 3.854.272 3.155.680 1,404629586 0 0 28,78022524 0
48 162.339 567.049 301.989 2,326678043 0 0 26,43365805 0
49 694.304 2.372.983 1.701.103 4,895331473 1 0 28,16229812 1
50 106.407 392.316 420.783 2,599533468 0 0 26,76538202 0
51 530.156 573.749 801.886 0,889368173 1 0 27,41023229 0
52 282.962 2.027.899 1.465.952 5,37002947 0 0 28,01352629 1
53 664.163 740.840 723.177 0,939286051 0 1 27,30692002 0
54 217.862 10.886 459.118 -0,132411641 0 0 26,85257309 0
55 9.093.518 30.757.435 12.703.468 11,8191437 0 0 30,17289614 1
56 1.354.581 2.510.818 1.955.830 1,596721913 0 0 28,30183577 0
57 443.067 439.681 613.879 1,254647456 0 0 27,14306335 0
97
2014 NAMA KAP CURRENT ASSET
CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR
MVE
1 BDO 240.896 156.900 (513.118) 83.996 49.790 1375 590 811108
2 RSM AAJ 3.977.086 1.493.308 894.902 2.483.778 679.748 2095 3219 6742967
3 MOORE STEPHENS 18.924 25.267 (28.974) (6.344) 2.238 305 253 77165
4 JOHANES PATRICIA JUARA & REKAN 219.942 173.184 (20.653) 46.757 1.262 900 102 91380
5 KPMG 2.263.728 398.238 2.728.059 1.865.490 555.638 8050 434 3493700
6 ERNEST & YOUNG 89.509 31.090 44.997 58.419 16.315 81 1500 121500
7 PwC 97.241.000 73.523.000 87.034.000 23.718.000 20.163.000 7425 40484 300590382
8 AF. RACHMAN & SOETJIPTO WS 86.880 94.025 (236.919) (7.146) 21.269 540 180 97200
9 RSM AAJ 125.564 24.838 128.312 100.726 7.517 700 86 60200
10 MOORE STEPHENS 988.526 945.117 241.223 43.409 132.364 107 4099 438593
11 ERNEST & YOUNG 1.053.321 718.681 274.740 334.640 97.356 1500 298 446250
12 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
854.176 190.953 721.870 663.224 357.086 390000 16 6245141
13 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
175.901 14.385 121.117 161.516 17.183 353 331 116889
14 ERNEST & YOUNG 925.294 178.583 580.164 746.710 94.471 1690 1120 1892800
15 DRS BINSAR B. LUMBANRADJA 650.518 462.846 (6.487) 187.672 (4.017) 103 8200 844600
16 KPMG 38.532.600 23.783.134 31.890.712 14.749.466 8.577.656 60700 1924 116792142
17 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
6.283.252 3.116.223 3.976.623 3.167.029 1.153.736 1425 3485 4965840
18 PwC 20.777.514 13.600.230 12.253.869 7.177.284 13.805.419 68650 4383 300892950
19 HERTANTO, GRACE, KARUNAWAN 349.895 73.320 114.845 276.575 77.244 315 972 306244
20 DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO, DADANG &ALI (BKR)
173.235 207.131 (219.144) (33.896) (3.880) 118 791 93383
21 KRESTON INTERNATIONAL 782.888 600.566 2.315 182.322 46.344 355 3099 1100240
22 HANANTA BUDIANTO & REKAN 86.975 6.761 45.799 80.214 6.109 238 181 43086
23 ERNEST & YOUNG 40.995.736 22.681.686 16.125.970 18.314.050 7.208.732 6750 8780 59267876
24 ERNEST & YOUNG 11.845.370 11.473.256 1.936.252 372.115 1.009.759 4000 2765 11061114
25 BDO 975.954 335.123 456.904 640.831 182.465 1600 656 1050000
26 ABU BAKAR USMAN & REKAN 150.044 59.596 (497.282) 90.449 (9.678) 68 150 10200
27 RSM AAJ 224.070 482 280.242 223.588 (9.304) 242 750 181500
28 KRESTON INTERNATIONAL 2.040.431 854.812 234.626 1.185.619 342.481 1465 5554 8136610
29 DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO, DADANG &ALI (BKR)
356.301 342.253 77.118 14.048 49.481 155 1120 173600
30 CROW HORWATH 556.325 406.689 171.998 149.636 85.393 364 405 147420
31 MOORE STEPHENS 793.535 141.425 215.751 652.110 92.484 147 14929 2194578
98
2014 NAMA KAP CURRENT ASSET
CURRENT LIBILITIES
RETAINED EARNINGS
WORKING CAPITAL
EBIT CLOSING PRICE SAHAM BEREDAR
MVE
32 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
65.028 8.227 6.380,09 56.800 6.487 268 138 36984
33 CROW HORWATH 488.269 132.155 381.840 356.114 52.263 9300 52 483749
34 HADORI SUGIARTO ADI & REKAN (HLB)
455.111 366.938 (105.128) 88.173 35.112 175 1009 176491
35 CROW HORWATH 107.780 19.357 105.555 88.423 8.631 6450 10 61920
36 KPMG 595.339 129.820 513.729 465.519 200.436 160000 10 1536000
37 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
1.628.326 1.462.013 (3.181.105) 166.313 484.446 525 1323 694575
38 MOORE STEPHENS 6.508.769 3.114.338 3.528.717 3.394.431 891.297 20900 894 18691873
39 CROW HORWATH 581.717 1.368.816 (1.308.934) (787.099) (142.836) 128 1467 187733
40 GRISELDA, WISNU, & ARUM 457.862 267.069 100.375 190.794 54.995 160 568 90940
41 KRISNAWAN, BUSRONI, ACHSIN & ALAMSYAH (KBAA)
566.779 564.899 40.103 1.880 48.796 204 701 143013
42 ERNEST & YOUNG 289.765 197.878 (9.308) 91.887 (8.043) 143 1440 205920
43 BDO 78.078 47.995 39.986 30.083 7.375 135 535 72236
44 PwC 6.023.047 6.012.572 (2.017.781) 10.475 (1.011.465) 520 7240 3764803
45 DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO, DADANG &ALI (BKR)
1.293.777 826.027 564.564 467.750 227.087 3950 206 812054
46 HERTANTO, SIDIK, INDRA (TIAG INTERNATIONAL)
85.516 58.223 12.434 27.293 (7.032) 465 24000 11160000
47 BDO 1.720.579 1.203.290 111.889 517.290 (3.189) 53 9391 497729
48 PAUL HADIWINATA, HIDAJAT, ARSONO, ADE FATMA & REKAN (PKF)
167.419 141.425 48.809 25.994 26.570 300 691 207222
49 ERNEST & YOUNG 1.133.730 536.800 782.368 596.930 566.165 4750 1440 6838427
50 RSM AAJ 335.892 116.995 1.941 218.898 39.827 50 6020 301000
51 DOLI, BAMBANG, SULISTIYANTO, DADANG &ALI (BKR)
398.785 332.510 (104.480) 66.275 (22.639) 103 1171 120604
52 OSMAN BING SATRIO & REKAN (DELLOITE)
874.017 486.054 971.719 387.963 254.496 17525 201 3523693
53 PETER UWAYS & REKAN 491.855 445.342 (134.614,32) 46.512 63.777 86 1012 87013
54 ACHMAD, RASYID, HISBULLAH & JERRY (ARH&J)
87.604 194.528 22.887 (106.924) 31.001 318 75 23984
55 KPMG 6.337.170 8.864.832 4.411.222 (2.527.662) 7.762.328 32300 7630 246449000
56 GRANT THORNTON 1.161.046 1.002.913 95.202 158.133 (24.311) 795 831 660741
57 BUDI, WAWAN, PAMUDJI & REKAN (BWP)
130.491 94.377 53.025 36.114 5.018 500 668 334000
99
2014 TOTAL LIABILITIES NET SALES TA Z SCORE PERGANTIAN KAP PERGANTIAN ORGAN PT
UKURAN PERUSAHAAN UKURAN KAP
1 209.066 578.784 504.865 6,138924057 1 0 26,9475569 0
2 3.779.017 5.139.974 7.371.846 3,538350687 0 1 29,62868927 0
3 42.758 6.319 90.674 2,718533922 0 0 25,23053728 0
4 182.254 1.099.620 244.879 5,644309654 0 0 26,22403167 0
5 733.749 3.672.186 3.918.391 3,707365669 0 1 28,99670223 1
6 47.869 294.081 273.127 2,460953255 0 1 26,33320147 1
7 115.705.000 201.701.000 236.029.000 4,80986335 0 0 33,09497579 1
8 297.978 286.688 104.059 5,657416628 0 0 25,36821983 0
9 27.517 96.008 174.158 1,62804524 0 0 18,97547089 0
10 1.563.631 2.284.211 2.476.982 1,471704847 0 0 28,538062 0
11 746.599 3.701.869 1.284.000 3,958298719 0 0 27,88100132 1
12 227.474 2.112 991.947 19,89634798 0 0 27,62293552 1
13 32.795 132.776 268.877 1,845694062 0 0 26,31752106 0
14 273.816 1.104 1.236.248 4,759801021 0 0 27,84310172 1
15 484.175 1.215.612 1.354.623 2,83720138 1 1 27,93454399 0
16 24.991.880 65.185.850 58.220.600 7,3510316 0 0 31,69526036 1
17 10.059.605 13.070.734 16.042.897 1,77506434 0 0 30,40628731 1
18 14.882.516 80.690.139 28.380.630 35,78019438 0 0 30,97672799 1
19 86.444 737.863 349.895 4,826836984 1 1 26,58089833 0
20 207.131 262.321 518.547 1,06572278 0 0 26,97429584 0
21 656.380 1.381.437 1.248.343 3,844822972 0 1 27,85283841 0
22 10.873 110.023 147.993 1,649608298 0 0 25,72042823 0
23 44.710.509 63.594.452 85.938.885 2,881403263 0 0 32,08465752 1
24 16.744.375 19.458.165 11.845.370 4,541141889 0 0 30,10295821 1
25 454.348 1.866.977 2.282.666 2,246263874 0 0 28,45636521 0
26 720.387 86.480 302.951 0,390057914 1 0 26,43683692 0
27 15.335 313.636 370.968 2,366639156 0 0 26,63938086 0
28 1.157.041 4.521.024 2.968.185 10,03902481 0 1 28,71897177 0
29 356.962 919.538 647.250 1,696041461 0 0 27,19599846 0
30 555.679 1.626.233 952.177 2,014515676 0 0 27,58201678 0
31 235.746 898.977 2.352.543 4,55434919 0 0 28,48651782 0
32 18.066 102.971 96.750 2,475936829 0 0 25,29539617 0
33 156.124 377.623 600.103 2,542594034 0 0 27,12036667 0
34 409.761 513.547 808.892 0,938629975 0 0 27,41893154 0
35 23.964 249.072 139.916 3,584547184 0 0 25,66430521 0
36 162.909 863.208 716.599 6,606689436 0 1 27,29778225 1
37 5.893.580 5.629.697 7.215.152 0,896089197 0 0 29,60720442 1
100
2014 TOTAL LIABILITIES NET SALES TA Z SCORE PERGANTIAN KAP PERGANTIAN ORGAN PT
UKURAN PERUSAHAAN UKURAN KAP
38 6.190.553 14.169.088 10.291.108 2,990014238 0 0 29,96230134 0
39 2.310.084 2.129.058 2.041.300 0,698469186 1 1 28,34460798 0
40 395.525 694.332 626.627 1,524011317 0 0 27,16361652 0
41 601.006 445.665 1.286.828 0,474495426 0 0 27,88320131 0
42 242.354 975.081 620.929 2,040847468 0 0 27,15448258 1
43 76.178 222.302 172.737 1,863185934 0 0 25,87503387 0
44 11.656.399 14.091.156 10.251.000 1,43779268 0 0 29,95839638 1
45 841.615 3.703.268 1.656.007 2,982011977 0 0 28,13543051 0
46 221.617 336.909 4.980 92,59210939 1 0 22,32862262 0
47 1.513.908 2.505.575 2.800.915 1,186522154 0 0 28,66096711 0
48 178.207 681.420 331.575 2,666042046 0 0 26,52711954 0
49 602.558 2.632.860 1.749.395 6,798075509 0 0 28,19029113 1
50 134.511 472.835 463.347 2,420396646 0 0 26,86174234 0
51 514.794 519.855 773.663 0,820981282 0 0 27,37440222 0
52 569.731 2.308.204 1.853.235 7,158702901 0 1 28,24795406 1
53 631.561 814.572 71.371 15,18942847 0 0 24,9911641 0
54 199.074 102.448 440.727 0,401917462 1 1 26,81169147 0
55 9.681.888 34.511.534 14.280.670 56,03325452 1 0 30,28992799 1
56 1.038.049 2.003.353 1.553.905 2,608636289 0 0 28,07179223 0
57 158.615 421.516 320.495 4,553468739 1 0 26,49313124 0
101
Lampiran 2
Analisis Deskriptif
Frequencies
Frequency Table
PERKAP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid .0 221 77.5 77.5 77.5
1.0 64 22.5 22.5 100.0
Total 285 100.0 100.0
KPOPT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid .0 229 80.4 80.4 80.4
1.0 56 19.6 19.6 100.0
Total 285 100.0 100.0
Statistics
PERKAP KPOPT UKAP
N Valid 285 285 285
Missing 0 0 0
102
UKAP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid .0 200 70.2 70.2 70.2
1.0 85 29.8 29.8 100.0
Total 285 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERKAP 285 .0 1.0 .225 .4180
KPOPT 285 .0 1.0 .196 .3980
UP 285
18.975470890903008
33.094975794760790
27.603074180898446
1.829768933615291
UKAP 285 .0 1.0 .298 .4583
FD 285
-1.11174279613
12134
6122.7379595003100000
25.211287106132954
362.513057672152460
Valid N (listwise) 285
103
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
KPOPT .980 1.020
UP .671 1.490
UKAP .669 1.494
FD .995 1.005
104
Lampiran 4
Analisis Regresi Logistik
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 285 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 285 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 285 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
.0 0
1.0 1
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 304.556 -1.102
2 303.595 -1.234
3 303.594 -1.239
4 303.594 -1.239
105
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 303.594
c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
PERKAP Percentage
Correct .0 1.0
Step 0 PERKAP .0 221 0 100.0
1.0 64 0 .0
Overall Percentage 77.5
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -1.239 .142 76.219 1 .000 .290
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables KPOPT 11.336 1 .001
UP 10.951 1 .001
UKAP 16.491 1 .000
FD .291 1 .590
Overall Statistics 26.312 4 .000
Block 1: Method = Enter
106
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant KPOPT UP UKAP FD
Step 1 1 281.380 1.010 .702 -.075 -.634 .000
2 274.769 2.314 .890 -.128 -1.093 .000
3 274.303 2.716 .923 -.143 -1.290 .000
4 274.287 2.746 .925 -.144 -1.313 -.001
5 274.285 2.748 .925 -.144 -1.313 -.001
6 274.285 2.749 .925 -.144 -1.313 -.001
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 303.594
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 29.309 4 .000
Block 29.309 4 .000
Model 29.309 4 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square Nagelkerke R
Square
1 274.285a .098 .149
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 11.244 8 .188
107
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
PERKAP = .0 PERKAP = 1.0
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 28 27.752 1 1.248 29
2 26 27.219 3 1.781 29
3 28 25.883 1 3.117 29
4 21 23.098 8 5.902 29
5 21 22.384 8 6.616 29
6 23 21.960 6 7.040 29
7 18 21.538 11 7.462 29
8 26 20.910 3 8.090 29
9 19 17.907 10 11.093 29
10 11 12.349 13 11.651 24
Classification Tablea
Observed
Predicted
PERKAP Percentage
Correct .0 1.0
Step 1 PERKAP .0 217 4 98.2
1.0 60 4 6.3
Overall Percentage 77.5
a. The cut value is .500
108
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a KPOPT .925 .333 7.725 1 .005 2.522
UP -.144 .104 1.909 1 .167 .866
UKAP -1.313 .496 7.020 1 .008 .269
FD -.001 .002 .094 1 .760 .999
Constant 2.749 2.805 .960 1 .327 15.629
a. Variable(s) entered on step 1: KPOPT, UP, UKAP, FD.
Correlation Matrix
Constant KPOPT UP UKAP FD
Step 1 Constant 1.000 -.002 -.998 .369 -.037
KPOPT -.002 1.000 -.032 .040 .014
UP -.998 -.032 1.000 -.389 .033
UKAP .369 .040 -.389 1.000 -.022
FD -.037 .014 .033 -.022 1.000