aktivitas dakwah sanggar ki ageng ganjur...

97
AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Oleh: Haidar Hasan NIM: 1113051000044 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M  

Upload: ngothuan

Post on 22-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial

Oleh:

Haidar Hasan

NIM: 1113051000044

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

 

Page 2: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

 

Page 3: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial

Oleh:

Haidar Hasan

NIM: 1113051000044

Dibawah bimbingan

Pembimbing

Dr. H. Sunandar, MA

19620626 199403 1 002

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

 

Page 4: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Haidar Hasan

NIM : 1113051000044

Dengan ini menyatakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR

adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan

tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada

dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan

plagiat dari karya oran lain.

Demkian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

 

Page 5: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

ABSTRAK

Haidar Hasan

NIM : 1113051000044

Aktivitas Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

Dakwah menjadi akan mudah dipahami, dimengerti dan diterima ketika penyampaian dakwah itu disampaikan secara baik, efektif dan mudah dimengerti, maka dari itu tercetuslah sanggar seni yang tidak hanya mewadahi aktivitas kesenian namun juga menjadi wadah bagi aktivitas keagamaan para anggotanya, sehingga timbul pertanyaan bagaimana analisis sitem dakwah dan pesan dakwah yang terkandung dalam aktivitas dakwah sanggar Ki Ageng Ganjur. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori Analisis Sistem Dakwah yang terdiri dari lima subsistem yakni input yang terdiri atas raw input, instrumental input, environmental input, konversi, output, feedback dan lingkungan.

Berdasarkan temuan peneliti, analisis sistem dakwah pada aktivitas dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur terbagi kedalam lima sistem. Input, adalah ide yang melatarbelakangi aktivitas dakwah sanggar. Inti dari ide dakwahnya adalah segala hal yang sifatnya tentang kemanusiaan. Konversi, merupakan sebuah proses merubah ide dakwah menjadi sebuah output dakwah. maka konversi yang dilakukan dalam sanggar ini adalah dengan merubah pesan-pesan keislaman kedalam sebuah syair lagu yang kemudian menjadi sebuah pagelaran musik yang menampilkan pertunjukan dakwah yang tidak hanya Islami namun juga menarik. Lalu feedback yang didapat dari aktivitas dakwah sanggar ini adalah dengan hadirnya ratusan bahkan ribuan orang pada setiap pertunjukan dakwahnya. Dan lingkungan yang terpapar dakwah sanggar ini tidak pernah ditentukan secara spesifik. Artinya bahwa mad’u yang terdapat pada sanggar ini tidak melulu mereka yang muslim. Kata Kunci : Dakwah, Aktivitas, Sistem, Ki Ageng Ganjur, Sanggar

 

Page 6: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang telah dengan murahnya melimpahkan

segala nikmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya kepada hambanya.

Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW, berserta para keluarga dan

sahabat-sahabatnya.

Atas kehendak dan kemurahan Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu “Aktivitas Dakwah

Sanggar Ki Ageng Ganjur”. Skripsi ini ditujukan sebagai syarat

kelulusan studi perkuliahan Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selain pertolongan Allah SWT,

terdapat pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Arif Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima

kasih juga kepada Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil

Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag

selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr.

H. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

 

Page 7: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

ii

2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Dr. H. Sunandar M.A sebagai pembimbing penulis yang

telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat

berharga bagi penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

4. Penasehat akademik, Ibu Ade Rina Farida, M.Si, yang telah

mengarahkan penulis selama mengenyam pendidikan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Dr. Zastrouw Al-Ngatawi dan Sanggar Ki Ageng Ganjur

yang sudah banyak membantu dan menginspirasi penulis

dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

6. Seluruh dosen yang telah membagikan ilmunya kepada

penulis selama masa perkuliahan. Semoga kebaikan

bapak/ibu menjadi ladang pahala bagi bapak/ibu.

7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, yang telah bekerja keras untuk memberikan

pelayanan terbaik.

8. Kedua orang tua, Bapak Hasan Marzuki dan Ibu Puji Rahayu

yang tak henti-hentinya memberikan dukungan secara moril

dan doa. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan hal terbaik

sehingga memotivasi penulis untuk membanggakan dan

membahagiakan mereka.

9. Kedua Adik Penulis, Sebiylia Hasan dan Mediyna Hasan

yang selalu mengingatkan dan memotivasi penulis untuk

menyelesaikan studi, serta doa yang tak putus.

 

Page 8: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

iii

10. Sahabat-sahabat terbaik, R. Dirgantira Anugrah, M. Fauzi

Ardiansyah, TB. Zhiya Maulana Yusuf, M. Fazlurrahman,

Gilang Aditya, Yumaretsa Ridwan, Rizky Zamaluddin,

Fauzan Kamil, Arga Pebrian, M.furqon, HabibAmirudin,

Seluruh Tebs Squad yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah melewati susah senang bersama-sama

selama mengenyam masa Studi di UIN, menjadi pengingat

satu sama lain untuk tepat waktu datang ke kelas dan

mengerjakan tugas. Kalian adalah orang-orang terbaik dalam

mendengarkan setiap keluh kesah dan menjadi penghibur di

kala penat.

11. Damar, Zaidan, Farid, Kevin, Najwan terimakasih atas

motivasinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

12. Almas Khairuna, yang telah banyak memotivasi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala

dukungannya, semoga Allah SWT memberikan balasan

terbaik.

13. Teman-teman seperjuangan, Kelas A Jurusan KPI, yang telah

mengukir cerita tersendiri pada masa perkuliahan. Semoga

kita semua bisa menjadi orang-orang berguna.

14. Teman-teman KKN, KKN Lintang Kerti khususnya Annisa,

Jarwo, dan Hasbi, yang sudah saling mendukung satu sama

lain dari masa KKN hingga sekarang.

15. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, hal ini tidak mengurangi rasa terimakasih penulis

 

Page 9: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

iv

atas semua do’a dan dukungannya. Semoga Allah SWT

membalas kebaikannya dengan hal yang lebih besar.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata

sempurna, karena penulis memiliki keterbatasan ilmu dan

kemampuan, sehingga penulis menerima segala bentuk kritik

dan saran yang membangun untuk selanjutnya. Penulis

berharap semoga karya skripsi ini dapat mendatangkan

manfaat untuk berbagai pihak.

Jakarta, 25 Juli 2018

Penulis

(Haidar Hasan)

 

Page 10: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................. i DAFTAR ISI ..................................................................................... v

BAB I ................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 7 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 8 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 8 E. Pendekatan Penelitian .......................................................... 9 F. Metode Pene;itian ................................................................ 10 G. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 10 H. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 10 I. Teknik Penulisan .................................................................. 11 J. Tinjauan Pustaka .................................................................. 11 K. Kerangka Teori .................................................................... 12 L. Sistematika Penulisan .......................................................... 16

BAB II ............................................................................................... 19

LANDASAN TEORI dan KERANGKA KONSEPTUA ................. 19

A. Analisis Sistem Dakwah ...................................................... 19 B. Ruang Lingkup Dakwah ...................................................... 25

1. Pengertian Dakwah ........................................................ 25 2. Da’i (Subjek Dakwah) ................................................... 27 3. Mad’u (Objek Dakwah) ................................................. 28 4. Metode Dakwah ............................................................ 29 5. Media Dakwah .............................................................. 32 6. Strategi Dakwah ............................................................ 33

C. Seni Musik ........................................................................... 36 1. Pengertian dan Sejarah Musik ....................................... 36 2. Pengaruh Musik Bagi Kehidupan Manusia ................... 37

 

Page 11: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

vi

D. Dakwah Melalui Seni ........................................................... 39

BAB III ........................................................................................... 42

GAMBARAN UMUM ..................................................................... 42

A. Profil Pendiri ........................................................................ 42 B. Sejarah Berdirinya Sanggar Ki Ageng Ganjur ..................... 43 C. Prestasi dan Kegiatan Sangga KI Ageng Ganjur ................. 45 D. Visi, Misi dan Tujuan .......................................................... 47 E. Keanggotaan Sanggar Ki Ageng Ganjur .............................. 48

BAB IV ............................................................................................. 49

DATA DAN TEMUAN .................................................................... 49

A. Data dan Temuan Input Dakwah ......................................... 49 B. Data dan Temuan Konversi Dakwah ................................... 52 C. Data dan Temuan Output Dakwah ....................................... 53 D. Data dan Temuan Feedback Dakwah .................................. 54 E. Data dan Temuan Lingkungan Dakwah............................... 55

BAB V .............................................................................................. 57

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ................................... 57

A. Input Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur ............................ 57 B. Konversi Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur ...................... 59 C. Output Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur ......................... 60 D. Feedback Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur ..................... 61 E. Lingkungan Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur ................. 63 F. Pesan Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur ........................... 64

BAB VI ............................................................................................. 65

KESIMPULAN dan SARAN ........................................................... 65

A. Kesimpulan .......................................................................... 65 B. Saran .................................................................................... 71

 

Page 12: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam merupakan agama dakwah, yakni agama yang

wajib untuk disebar luaskan oleh setiap pemeluknya, sehingga

kesempatan berdakwah adalah salah satu hal yang dimiki oleh

setiap Ummat Islam, hal ini sejalan dengan apa yang tercantum

pada Al-qur’an dan Hadist. Seperti dalam Hadist Rasulullah SAW,

“Sampaikanlah apa yang kalian ketahui dariku meskipun cuma

satu ayat” (Shahih Bukhori). Hadist ini menunjukan tentang

bagaimana anjuran Rasulullah SAW untuk senantiasa

menyampaikan hal yang baik sesuai dengan aturan Islam yang ada

kepada manusia lainnya atau orang-orang yang ada disekeliling

kita. Hadist diatas pun sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh

Abdul Kahar Muzakkar bahwa dakwah adalah sebuah tugas suci

bagi tiap-tiap muslim dimanapun berada1. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kegiatan dakwah tidak hanya dapat dilakukan

oleh seorang cendikiawan muslim, ustadz, pemuka agama atau

kiyai saja, namun berdakwah merupakan hal yang mesti dilakukan

oleh setiap muslim.

1 Thohir Luth, M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya, (Jakarta, Gema

Insani Press, 1999), h. 65.

 

Page 13: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

2

Syaikh Ali Mahfudz (1952) berpendapat bahwa dakwah

merupakan suatu kegiatan yang dapat memotivasi manusia untuk

melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan

mereka berbuat ma’aruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar

agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dewasa ini, kegiatan dakwah keIslaman yang hanya dilakukan di

masjid atau sebuah majelis ta’lim cenderung dianggap sebagai

sebuah kegiatan dakwah yang terkesan kolot dan umumnya hanya

digandrungi oleh kalangan orang tua. Maka pendakwah mulai

berinovasi untuk melakukan pengembangan strategi dakwah

dengan penggunaan media yang lebih kekinian dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, misalnya melalui televisi, radio, dan sosial

media. Sarana tersebut adalah hal yang sedang digandrungi oleh

masyarakat kebanyakan.

Dalam kegiatan berdakwah dikenal dengan metode dan

strategi dakwah, di mana keduanya merupakan kunci dari sebuah

kesuksesan dakwah yang disampaikan. Di bawah ini ialah ayat

suci Al-Qur’an yang menerangkan tentang metode dakwah:

 

Page 14: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

3

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara

yang baik. Sesungguhnya tuhanmu, Dialah yang lebih

mengetahuisiapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”. (QS An-Nahl: 125)

Ayat diatas menjelaskan tentang 3 metode dalam berdakwah.

Metode dakwah diartikan sebagai sebuah cara, jalan, proses dan

pendekatan yang harus dilalui seorang da’i dengan mengenalkan,

menyeru dan mengajak umat agar mau mengamalkan ajaran Islam

dengan baik dan benar guna sehingga tercapainya sebuah tujuan

dakwah yang diharapkan oleh seorang dai tersebut.Maka metode

yang dipaparkan pada ayat Al-Qur’an diatas yakni Al-Hikmah,

Mauidzatul Hasanah dan Al-mujadalah. Dalam dunia dakwah, al-

hikmah diartikan sebagai akal budi, sikap bijak, akhlaq mulia serta

segala sesuatu yang sifatnya positif yang berkaitan dengan sikap

diri. Mauidzatul hasanah diartikan sebagai sebuah metode dakwah

dengan menggunakan perkataan yang baik yang isinya bersifat

nasehat yang bermanfaat bagi orang banyak. Jadilhum billati hiya

ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan cara

berdebat namun dengan tata cara yang baik, yakni dengan

rautwajah yang tidak menunjukan kebencian pada lawan debat,

juga dengan tutur kata dan bahasa yang baik. Sedangkan strategi

 

Page 15: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

4

dakwah adalah tahapan-tahapan pendakwah dalam melakukan

praktik dakwahnya.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan

keberagaman kultur yang kental. Segala aspek kehidupan

masyarakatnya akan terasa sulit jika dipisahkan dengan adat

istiadat dan kebudayaan, termasuk dalam kegiatan keagamaan.

Salah satu kegiatan keagamaan yang kental dengan budaya adalah

kegiatan dakwah, di mana unsur kebudayaan dapat menjadi

jembatan bagi tersampaikannya sebuah kegiatan dakwah. Bahkan,

mengakulturasi budaya kedalam praktik dakwah dianggap sebagai

cara yang paling efektif, hal ini terbukti dari masuknya Islam ke

tanah Indonesia tanpa mengorbankan setetes darah2. Salah satu

bukti keefektifan dakwah melalui budaya adalah suksesnya Sunan

Kalijaga menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Saat itu Sunan

Kalijaga yang berdakwah melalui media wayang3. Pemilihan

dakwah melalui media wayang dilakukan oleh Sunan Kalijaga

karena kesenian wayang merupakan hal yang populer di kalangan

masyarakat sehingga dengan ini Sunan Kalijaga membuat

masyarakat Jawa mudah menerima isi pesan dakwahnya.

Hingga saat ini akulturasi antara budaya dan dakwah masih

dapat dirasakan oleh masyarakat, salah satu sosok yang aktif

melakukan kegiatan dakwah melalui kebudayaan seni ialah Dr.

Zastrouw Al-Ngatawi. Beliau yang akrab disapa dengan panggilan

2 Zuhairi Misrawi, Al-Qur’an Kitab Toleransi: Tafsir tematik Islam

Rahmatan Lil’alamin, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 430. 3Emha Ainun Najib, Sedang TUHANpun Cemburu, (Yogyakarta: PT.

Bentang Pustaka, 2015), h. 35

 

Page 16: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

5

Zastrouw merupakan lulusan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang kerap dikenali dengan ciri khas penggunaan blangkon dalam

setiap sesi dakwahnya. Saat ini Zastrouw adalah seorang Praktisi

Dakwah yang juga berkecimpung di dunia kesenian. Zastrouw

merupakan seorang da’i yang lahir di Pati, 27 Agustus 1966.

Sosok yang pernah menjadi asisten pribadi Gus Dur ini adalah

sosok yang aktif dalam dunia seni dan dakwah. Ia berpendapat

bahwa musik sudah menjadi bagian dari hidup, dan agama apapun

tak bisa lepas dari musik karena itu, ia berusaha untuk

menggunakan musik sebagai bagian dakwah, mengembangkan

seni yang humanis dan agamis4. Kiprahnya dalam bidang seni dan

dakwah terbukti dari menjabatnya beliau sebagai ketua Lembaga

Seni Budaya Muslim Indonesia PBNU Periode 2004-2009.

Zastrouw Al-Ngatawi juga didapuk sebagai Santri Inspirasi bidang

Seni dan Budaya dalam pengahargaan Santri Of The Year oleh

Pustaka Compass 5.

Setiap kegiatan dakwahnya, Zastrouw tidak melakukannya

sendirian, melainkan bersama sanggar yang didirikannya bersama

teman-temannya, yaitu Sanggar Ki Ageng Ganjur. Sanggar seni Ki

Ageng Ganjur adalah sebuah wadah seni yang tidak hanya

mampu menampung dan menyalurkan bakat berkesenian mereka

tetapi juga menjadi komunitas untuk menuangkan segala ide dan

4 NU Online, Lebih Dekat dengan Ketua Lesbumi Ngatawi Al-Zastrow,

diakses dari http://www.nu.or.id/post/read/3208/lebih-dekat-dengan-ketua-lesbumi-ngatawi-al-zastrow,pada tanggal 13 Juni 2017, pukul 15.49

5 Pustaka Compass, Santri Of The Year Untuk Gus Dur dan Nasir, diakses dari http://suarapesantren.net/2016/10/25/santri-of-the-year-2016-untuk-gus-dur-dan-nasir/, pada tanggal 24 Maret 2017 pukul 10.22.

 

Page 17: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

6

eksplorasi mereka tentang makna dan hakekat berkesenian sebagai

sebuah upaya pengembangan jati diri serta mengimplementasikan

spiritualitas keberagamaan mereka melalui jalur musik sebagai

pilihan media dakwah dan pemberdayaan secara kultural. Jam

terbang Ki Ageng Ganjur tidak perlu diragukan lagi, sanggar ini

sudah berdiri di atas panggung hampir di seluruh pelosok negeri

ini. Terkadang pementasan yang digelar oleh Zastrouw bersama

Ki Ageng Ganjur menggandeng musisi-musisi besar tanah air,

seperti Iwan Fals dan Slank. Penyampaian dakwah dengan budaya

seni tradisional dan modern dianggap mampu menjadikan

masyarakat mudah menerima dan memahami maksud dakwah

yang disampaikan oleh pendakwah. Sehingga metode dakwah

melelaui seni budaya dianggap sebagai metode yang efektif.

Maka dari pemaparan latar belakang diatas, penulis

termotivasi dan bermaksud untuk melakukan penelitian aktivitas

dakwah seni. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian dengan

judul:

“AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR”

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang masalah yang telah penulis

jabarkan di atas dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi

kerancuan, maka penulis membatasi dan merumuskan

permasalahan yang diangkat sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

 

Page 18: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

7

Penulis membatasi penulisan skripsi ini pada sanggar

seni Ki Ageng Ganjur yang berperan sebagai media

dakwah Zastrouw Al-Ngatawi dalam aktivitas dakwah

melalui seni musik.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana analisis sistem dakwahpada aktivitas

dakwahSanggar Seni Ki Ageng Ganjur?

b. Apa pesan dakwah yang terkandung dalam aktivitas

Sanggar Ki Ageng Ganjur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pembatasan dan perumusan yang telah

dipaparkan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui analisis sistem dakwah melaui seni yang

diterapkan di Sanggar Seni Ki Ageng Ganjur oleh

Zastrouw Al-Ngatawi.

2. Mengetahui pesan dakwah yang terkandung pada

aktivitas Sanggar Seni Ki Ageng Ganjur.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

 

Page 19: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

8

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

wacana keilmuan dakwah, khususnya yang

mendalami dakwah melalui seni musik.

b. Untuk mengetahui secara jelas tentang analisis sistem

dakwah melalui seni musik, khususnya sanggar

kesenian, serta sebagai bentuk praktik dan bukti

secara langsung dari teori-teori yang telah didapat

selama perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan baru bagi

aktivis dakwah, serta masyarakat umum yang

berfokus pada perkembangan dakwah agar

menjadikan sanggar seni sebagai salah satu media

dakwah.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi

penggiat seni musik.

E. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh penulis

adalah pendekatan kualitatif yang sifat penelitiannya adalah

deskriptif. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial

secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia

 

Page 20: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

9

dalam kawasannya sendiri dan berhubungam dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan dalam pengistilahannya.6

F. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Penulis

menggambarkan secara faktual apa yang dilihat dan ditemukan

dari hasil pengamatan. Bagdan dan Taylor dalam buku penelitian

kualitatif mendefinisikan, “Metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati”.7

Maka adapun teori yang dugunakan dalam menjawab

rumusan masalah adalah teori mengenai analisis sistem dakwah

milik Amrullah Ahmad. Teori ini mengacu pada penggalian

bahasan seputar dakwah Islam yang merupaan suatu sistem yang

terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan,

bergantung, dan berinteraksi dalam mencapai tujuan dakwah.

G. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Zastrouw Al-Ngatawi dan

objek penelitiannya adalah Sanggar Seni Ki Ageng Ganjur.

6 Dr. Lexy J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), h. 3 7Dr. Lexy J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif, h.3

 

Page 21: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

10

H. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan empat teknik pengumpulan data,

yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap

pementasan Sanggar Seni Ki Ageng Ganjur.

b. Wawancara, yakni suatu cara untuk mengumpulkan data

dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada

seorang narasumber dalam hal ini Dr. Zastrouw Al-

Ngatawi. Maksud dari wawncara ini adalah untuk

melengkapi data, guna menjawab rumusan masalah yang

terdapat dalam penelitian.

c. Studi dokumentasi, adalah tehnik yang juga dilakukan

dalam mengumpulkan data berupa buku, majalah,

makalah, ataupun literatur-literatur lainnya. Tujuan dari

studi dokumentasi adalah memperkuat landasan teori dan

sebagai acuan dalam penelitian. Selain itu, penulis akan

mengumpulkan data berupa foto dan video pementasan

Sanggar Seni Ki Ageng Ganjur.

I. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini,penulis berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Desertasi”

yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2017.

 

Page 22: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

11

J. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian terdahulu diperlukan untuk dijadikan

rujukan awal bagi penulis karena mengandung tema yang sama

yaitu penggunaan kesenian oleh para Muballigh sebagai media

dakwahnya. Namun, penelitian terdahulu memiliki subjek dan

objek penelitian yang berbeda, sehingga akan menjadi pembeda

dengan penelitian yang penulis lakukan. Selain itu, penelitian

terdahulu akan dapat saling melengkapo dan menjadi bahan

referensi bagi penulis, berikut ringkasan dari tiga tujukan

penelitian terdahulu yang penulis temukan:

Rujukan pertama berjudul “Wayang Kulit sebagai Media

Dakwah (Studi pada Wayang Kulit Dalang Ki sudardi di Desa

Pringapus” oleh Yogyasmara P. Ardhi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Komunikasi Penyiaran Islam 2010). Skripsi ini membahas

mengenai media Dakwah Wayang Kulit yang digunakan oleh Ki

Sudardi dalam menyebarkan nilai-nilai Islam di daerah Desa

Pringapus. Dalang Ki Sudardi menyampaikan pesan dakwah saat

pementasan wayang secara interaktif dengan penggunaan bahasa

Arab dan bahasa Jawa yang mudah dimengerti oleh masyarakat.

Nilai-nilai yang dimasukkan dalam setiap pementasannya adalah

nilai Akidah, Syariah, dan Akhlak.

Rujukan kedua berjudul “Dakwah Melalui Pengobatan

Dzikir dan Do’a (Studi Kasus Kyai Zaeqoni di Gading Serpong-

Tangerang” oleh Siti Jaronah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Komunikasi Penyiaran Islam 2010). Skripsi ini membahas

mengenai media dzikir dan do’a untuk penyembuhan penyakit

 

Page 23: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

12

fisik dan psikis sebagai media dakwah Kyai Zarqoni. Beliau

menerapkan kebiasaan berdzikir dan berdo’a kepada pasien agar

senantiasa berserah kepada-Nya. Selain itu untuk proses

penyembuhan, Kyai Zarqoni memberi air doa’a untuk pasien.

Rujukan ketiga berjudul “Dakwah Islam Melalui Seni

Hadrah (Studi di Desa Plosokuning IV, Minomartani, Ngaglik,

Sleman, Yogayakarta)” oleh Andra Zudantoro Nugroho, UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pengembangan Masyarakat Islam

2010. Skripsi ini membahas mengenai sebuah kegiatan dakwah

yang dilakukan melalui hadrah sebagai medianya.

K. Kerangka Teori

1. Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah dapat kita ambil dari memahami terlebih

dahulu asal katanya. Lafadz dakwah berasal dari kata da’a, yad’u,

du’aan/da’watan. Jadi kata du’aa atau dakwah adalah isim

mashdar dari da’a yang keduanya mempunyai arti yang sama yaitu

ajakan, panggilan atau permohonan.

Syaikh Ali Mahfudz (1952) dalam karyanya “Hidayaatul

Mursyiddin” menulis “Dakwah ialah mendorong (Memotivasi)

manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti etunjuk,

memerintahkan mereka berbuat ma’ruf dan mencegahnya dari

perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia

dan dia kahirat.”

 

Page 24: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

13

Prof. A. Hasyimi juga berpendapat bahwah Dakwah

Islamiyyan memiliki definisi yakni mengajak orang untuk

meyakini dan mengamalkan aqidah serta syariat Islam yang

terlebih dahulu sudah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah

terlebih dahulu.

Prof. Dr. Abu Bakar Aceh juga berpendapat bahwasanya

dakwah ialah perintah mengadadakan seruan kepada semua

manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Rasulullah

yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat

yang baik.8

2. Pengertian Metode Dakwah

Dari segi bahasa, metode berasal dari dua suku kata yakni,

meta dan hodos.Meta memiliki arti melalui sedangkan hodos

memilki arti jalan atau cara.9 Maka dengan demikian, metode

dapat diartikan sebagai jalan untuk mecari atu endapatkan sesuatu.

Maka dapat diartikan bahwa metode Dakwah adalah cara-cara

tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’u untuk

mencapai sesuatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.10

3. Teknik Dakwah

8Mohammad Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, (Jakarta:

Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 10. 9M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet. 1,

h. 61. 10Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakrta: Gaya Media

pratama,1997), h. 43.

 

Page 25: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

14

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka

mengimplementasikan suatu metode. Untuk merealisasikan

strategi yang telah ditetapkan, kite memerlukan metode. Strategi

menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan,

sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk

melaksanakan strategi, dalam setiap penerapan metode dibutuhkan

beberapa tehnik. Adapun beberapa macam bentuk teknik dakwah

adalah sebagai berikut:

a. Dakwah Bil Lisan (dakwah menggunakan Lisan).

b. Dakwah Bil Qalam (dakwah dengan wmenggunakan

Tulisan).

c. Dakwah Bil Haal (dakwah dengan menggunakan

Tindakan)11.

4. Strategi Dakwah

Strategi dakwah adalah metode siasat, taktik atau manuver

yang dipergunakan dalam aktivitas dakwah.12 Asmuni

menambahkan, strategi dakwah yang dipergunakan dalam usaha

dakwah harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:

a. Azas filosofi, yaitu azas yang membicarakan tentang hal-

hal yang erat hubungannya dengan tujuan yang hendak

dicapai dalam proses dakwah.

11Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, h. 43. 12Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-

Ikhlas, 1983), h. 32-33

 

Page 26: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

15

b. Azas psikologi, yaitu azas yang membahas tentang

masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan

manusia. Seorang da’i adalah manusia, begitu juga

sasaran atau objek dakwah yang memiliki karakter

kejiwaan yang unik, sehingga ketika terdapat hal-hal

yang masih asing pada diri mad’u tidak diasumsikan

sebagai pemberontakan atau distorsi terhadap ajakan.

c. Azas sosiologi, yaitu azas yang membahas masalah-

masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi

sasaran dakwah, misalnya politik masyarakat setempat,

mayoritas agama di daerah setempat, filosofi sasaran

dakwah, sosio-kultur dan lain sebagainya, yang

sepenuhnya diarahkan pada persaudaraan yang kokoh,

sehingga tidak ada sekat diantara elemen dakwah, baik

kepada objek (mad’u) maupun kepada sesama subjek

(pelaku dakwah).

5. Media Dakwah

Media adalah sebuah alat atau wahana yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Maka dengan

pengertian ini, media dakwah adalah alat yang digunakan dalam

menyampaiakan pesan dakwah, baik yang berbentuk modern

ataupun tradisional.13

13 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2010), h. 104.

 

Page 27: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

16

6. Pengertian Sanggar Seni

Dalam pengertian umum, sanggar adalahtempat atau sarana

yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang

untuk melakukan suatu kegiatan berkesenian adalah salah satu

kegiatan diantranya. Istilah sanggar dalam berbagai studi

etnografis biasanya diartikan sebagai pesanggrahan, suatu tempat

keramat yang biasanya berasosiasi dengan penghormatan terhadap

roh nenek moyang.14

L. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun lima bab uraian di dalam skripsi ini,

dimana setiap bab memiliki sub-sub bab untuk melengkapi

penulisa sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,

tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA

KONSEPTUAL

Bab ini menyajikan penjelasan tentang analisis sistem dakwah,

ruang lingkup dakwah (pengertian, subjek, objek, metode, media,

dan strategi), seni musik (pengertian dan sejarah, pengaruh musik

bagi kehidupan manusia), dan dakwah melalui seni.

14Sri Hidayah dkk, Sanggar Seni Sebagai Wahana Pewarisan

BudayaLlokal Studi Kasus Sanggar Seni Jaran Bondhag “Sri Manis kota Probolinggo” (Yogyakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, 2012), h. 6.

 

Page 28: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

17

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Sanggar Ki Ageng

Ganjur yang berisikan profil pendiri, sejarah pendirian, prestasi

sanggar, visi misi, aktivitas dakwah, dan keanggotaan sanggar.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITI

Bab ini berisikan data sistem aktivitas dakwah terkait dengan

input, konversi, output, feedback, dan lingkungan dakwah dari

Sanggar Ki Ageng Ganjur, serta dipaparkan pula temuan-temuan

yang terjadi di lapangan.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi penjelasan tentangsisterm aktivitas dakwah Sanggar

Ki Ageng Ganjur yang terdiri dari input, konversi, output,

feedback, dan lingkungan dakwah.

BAB V PENUTUP

Bab ini memaparkan kesimpulan dari pembahasaan dan hasil

penelitian serta memberikan saran sebagai bahan pertimbangan.

 

Page 29: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

18

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Analisis Sistem Dakwah

Dakwah Islam sebagai suatu sistem terdiri dari 5 komponen

dasar, yaitu:

1. Komponen input (masukan) yang terdiri dari raw input,

instrumental input, dan enviromental input.

2. Komponen konversi.

3. Komponen output (keluaran) yang merupakan hasil

dakwah.

4. Komponen feedback (umpan balik).

5. Komponen lingkungan.15

Komponen input (masukan) yang terdiri dari raw input,

instrumental input, dan enviromental input yang kesemuanya

berfungsi memberikan informasi, energi, dan materi yang

menentukan eksistensi sistem. Raw input adalah sebuah sistem

input yang sifatnya pokok sebagai sebuah masukan bagi ide

dakwah seorang pelaku dakwah atau da’i. Sistem raw input terdiri

atas dua bagian yakni materi (bahan) dan manusia sebagai

pelaksana aktivitas dakwah. Materi (bahan) adalah landasan yang

menjadi pokok pikiran dan pembahasan seorang da’i dalam

aktivitas dakwahnya, Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan hal

15Achmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:

Prima Duta Yogyakarta, 1983), h. 14.

 

Page 30: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

19

pokok yang mendasari sebuah penyampaian keilmuan tentang

nilai-nilai keislaman yang kemudian ditunjang dengan formulasi

hasil pemahaman terhadap Islam baik berupa ilmu pengetahuan,

sosial, pendidikan, politik, ekonomi, etika kerja, kesenian, budaya,

dan sebagainya. Manusia dalam komponen raw input bertugas

sebagai pelaku dakwah atau disebut dengan da’i. Da’i adalah

pelaku dakwah yang menentukan berhasil tidaknya sebuah

kegiatan dakwah karena tidak dapat dipungkiri bahwa da’i

merupakan sosok vital dalam aktivitas dakwah, namun tidak hanya

sosok da’i yang berpengaruh pada sebuah aktivitas dakwah,

sasaran dakwah atau mad’u merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari peran penting seorang da’i. Begitupun dengan

ukuran keberhasilan sebuah aktivitas dakwah mampu diukur

dengan banyak tidaknya perubahan sosial keislaman yang terjadi

pada kehidpan mad’u. Sehingga menjadi sebuah kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan antara aktivitas da’i dan peran penting

mad’u.

Instrumental input adalah masukan yang menunjang sebuah

aktivitas dakwah baik berupa alat, metode, sarana, dan sebagainya.

Instrumental input menjadi suatu hal yang penting, karena hal

penunjang dalam sebuah aktivitas dakwah di era ini menjadi

penting adanya seiring dengan perkembangan zaman dan

teknologi yang kian maju. Instrumental input memiliki dua

komponen penunjang yaitu metode dakwah dan sarana prasana.

Metode dakwah terdiri dari segi proses berfikir, gaya dan sikap,

pendekatan sasaran, dan sarana komunikasi.

 

Page 31: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

20

Enviromental input adalah masukan yang timbul dari

masyarakat berkenaan dengan aktivitas dakwah yang terjadi di

masyarakat itu sendiri atau dapat diartikan sebagai sebuah

permasalahan yang timbul dari sebuah aktivitas dakwah. Masukan

lingkungan dalam sebuah aktivitas dakwah menjadi penting

adanya, karena lingkungan adalah tempat yang menentukan

eksistensi dari aktivitas da’i dan mad’u dalam menjalankan nilai-

nilai keislaman. Sehingga banyak permasalahan sosial kultural

yang akan hadir di tengah masyrakat berkenaan dengan aktivitas

dakwah. Hal ini dapat menjadi bahan acuan dan evaluasi bagi

perbaikan dan peningkatan kualitas dakwah agar nilai-nilai

keislaman dapat disampaikan dan masyarakat mampu

menjalankan syariat Islam.

Komponen dasar selanjutnya adalah komponen konversi yang

berfungsi mengubah input menjadi output, merealisasikan ajaran

Islam menjadi realitas yang diproses dalam kegiatan dakwah.

Menjadi sebuah hal yang penting bagi seorang da’i dalam

mengubah ide dakwah ke dalam sebuah aktivitas dakwah yang

mampu dimengerti secara mudah dan benar oleh mad’u. Tidak

hanya itu, efisiensi kegiatan dakwah adalah hal yang harus

dipikirkan oleh seorang da’i sehingga dapat merubah ide dakwah

menjadi sebuah aktivitas dakwah yang menarik adalah terobosan

penting dalam dunia dakwah dan keislaman. Guna menunjang

terobosan aktivitas dakwah, maka seorang da’i dituntut untuk

memiliki kecapakan dalam kepribadian, kemampuan intelektual,

dan keterampilan yang memadai dalam rangka mengubah input

 

Page 32: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

21

menjadi output pada setiap aktivitas dakwahnya. Tingkat

pendidikan, kematangan dalam berfikir serta keluwesan dalam

bersosial menjadi faktor penentu terciptanya terobosan aktivitas

dakwah yang mampu membuat mad’u merasa tertarik mengikuti

kegiatan dakwah dan penerapan nilai-nilai keislaman.

Selanjutnya, komponen output (keluaran) yang merupakan

hasil dakwah yaitu terciptanya realitas baru menurut tujuan ukuran

ideal dan tujuan yang bersumber pada Al-Qur’an. Output dapat

dibagi menjadi dua bagian tergantung pada jangka waktu aktivitas

dakwah maka ada yang disebut dengan outputjangka panjang.

Outputjangka panjang merupakan hasil ideal dari aktivitas dakwah

yang telah dilaksanakan, karena dampaknya berpengaruh pada

terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur secara spiritual

dan material sesuai dengan syariat Islam. Ada yang disebut juga

dengan outputjangka pendek terbukti dengan adanya kesadaran

individu dalam berIslam, keluarga yang sadar akan nilai-nilai

keislaman, kelompok sosial: guru, intelektual, wartawan, politisi,

ekonom, teknokrat, budayawan, seniman, filsuf, dan sebagainya

yang semua kehidupannya bernafas Islam. Kemudian

terbentuknya lembaga-lembaga sosio kultural yang bernafaskan

islami. Outputatau hasil dari aktivitas dakwah pada dasarnya

sebuah tantangan yang harus terjawab oleh setiap da’i.

Kematangan berfikir serta keluwesan seorang da’i dalam

menyampaikan ajaran-ajaran keislaman dapat terlatih melalui

adanya target umat yang mendapatkan pelajaran tentang keislaman

secara baik. Memiliki target dalam aktivitas dakwah adalah

 

Page 33: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

22

pencapaian yang baik bagi seorang da’i, hal ini pun dapat

berpengaruh terhadap outputatau hasil.

Komponen feedback (umpan balik) yang berfungsi

memberikan pengaruh baik yang positif maupun negatif terhadap

sistem dakwah. Dalam aktivitas dakwah seorang da’i respon

positif dan negatif pasti akan ditemukan di masyarakat tergantung

bagaimana seorang da’i tersebut dapat menyikapi kedua respon

tersebut dengan bijak. Respon negatif yang muncul pada aktivitas

dakwah seorang da’i biasanya terjadi karena apa yang

disampaikan seorang da’i tersebut berkaitan dengan hal-hal yang

sifatnya sensitif seperti membahas topik yang sifatnya furu’iyyah

yang semestinya tidak menjadi bahan perdebatan karena masing-

masing pendapat memiliki dasar yang jelas. Adapun penerimaan

yang kurang dari mad’u atas materi yang disampaikan oleh

seorang da’i, misalnya durasi waktu yang terlalu lama dalam

penyampaian materi dakwah, sehingga mad’u merasa jenuh. Tidak

hanya itu, faktor lainnya dapat muncul dari aparat yang berwenang

dalam pemberian izin penyelenggaraan aktivitas dakwah.

Feedback positif yang biasanya didapat seorang da’i dalam

aktivitas dakwahnya adalah dengan banyaknya mad’u yang hadir

setiap da’i tersebut melakukan aktivitas dakwahnya. Hal ini

menjadi tolak ukur bagi antusiasme mad’u dalam menerima materi

dakwah yang disampaikan oleh da’i. Fenomema ini terjadi karena

kemasan dakwah yang ditampilkan mampu menarik perhatian

mad’u, penggunaan bahasa yang dipilih kekinian dan mudah

dipahami.

 

Page 34: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

23

Selanjutnya, terdapat komponen lingkungan yang berfungsi

sebagai sasaran yang sifatnya nyata dan hendak diubah atau

memberikan pengaruh terhadap sistem dakwah terutama

memberikan masukan permasalahan yang perlu dipecahkan yaitu

menyangkut ideologi, politik, pendidikan, ekonomi, teknologi,

ilmu, seni, dan sebagainya. Unsur sosio-kultural pada sebuah

lingkungan dakwah menjadi hal yang paling menentukan

tersampaikan atau tidaknya sebuah pesan pada aktivitas dakwah.

Sosio-kultural terdiri atas berbagai macam kelompok sosial

masyarakat yang klasifikasinya ditentukan oleh strata pendidikan,

ekonomi, budaya, dan agama. Aspek sosio-kultural menjadi hal

yang penting diperhatikan oleh seorang da’i dalam menyampaikan

materi dakwahnya. Sebagai contoh, penggunaan bahasa yang sulit

dimengerti dengan berbagai istilah ilmiah pada aktivitas dakwah

di tengah masyarakat dengan strata pendidikan yang rendah akan

menyulitkan mad’u dalam memahami pesan pada aktivitas

dakwah.

Dakwah sebagai sebuah sistem input dan output memiliki arti

bahwa sebuah sistem dakwah dibentuk oleh komponen-komponen

yang mentransformasikan input menjadi output dalam hal ini

faktor kualitas da’i adalah hal yang paling menentukan begitu juga

dengan datangnya hidayah dari Allah SWT. Lalu dakwah sebagai

sebuah sistem terbuka memiliki arti bahwa kegiatan dakwah

adalah sebuah kegiatan yang akan mempengaruhi lingkungan

sosial dan kultural. Sistem dakwah diartikan sebagai sebuah

feedback artinya sistem dakwah dipengaruhi oleh umpan balik

 

Page 35: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

24

yang dihasilkan oleh dakwah itu sendiri. Meskipun feedback yang

didapat tidak dirasakan secara langsung tapi output yang diberikan

kepada lingkungan dapat mempengaruhi kondisi sosial.

B. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dalam bahasa Al-Qur’an dakwah diambil dari kata da’a-

yad’u-da’watan yang secara bahasa memiliki arti menyeru atau

memanggil.16 Adapun secara istilah dakwah diartikan sebagai

sebuah kegiatan mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk

Allah SWT, menyeru mereka kepada kebiasaan yang baik dan

melarang mereka dari kebiasaan buruk supaya mendapatkan

keberuntungan di dunia dan akhirat.17

Pengertian lainnya menyebutkan bahwa makna dakwah secara

bahasa diartikan sebagai an-nida (panggilan). Dakwah diartikan

sebagai sebuah panggilan karena pada hakikatnya kegiatan

dakwah adalah merupakan kegiatan dengan sifat persuasif, dengan

kata lain kegiatan tersebut harus dapat mengajak dan

mempengaruhi orang-orang yang terdampak kegiatan dakwah dari

segala sesuatu yang buruk menuju kearah yang lebih baik sesuai

dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadist.

Pengertian dakwah secara istilah tidak jauh berbeda dengan

pengertian secara bahasa. Secara istilah menjelaskan bahwa

16Ismail A. Ilyas, Hotman Prio, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun

Agama dan Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 27. 17Ismail A. Ilyas, Hotman Prio, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun

Agama dan Peradaban Islam, h. 28.

 

Page 36: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

25

dakwah ialah upaya yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman

melalui ucapan, menerapkan manhajnya, meyakini akidahnya, dan

melaksanakan syariatnya.18

Di bawah ini adalah pengertian dakwah menurut beberapa

pakar, yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, M.A., beliau

menyatakan bahwa dakwah adalah kegiatan mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar

sesuai dengan perintah Tuhan untuk keselamatan dan

kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

b. Menurut Prof. A. Hasjmy, beliau mengungkap bahwa

dalwah islamiyyah yaitu mengajak oranglain untuk

meyakini dan mengamalkan akidah dan syariah islamiyyah

yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh

pendakwah sendiri.

c. Menurut M. Natsir, bahwa dakwah adalah usaha-usaha

menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan

manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang

pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini dan yang

meliputi amar ma’ruf nahyi munkar dengan berbagai cara

dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing

pengalamannya dalam perikehidupan bermasyarakat dan

perikehidupan bernegara.19

18 Al-Wa’iy, Taufik, Dakwah Ke Jalan Allah (Muatan, Sarana, dan

Tujuan), (Jakarta: Robbani Press, 2010), h. 12. 19Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 3.

 

Page 37: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

26

Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan dakwah

memiliki cakupan arti yang luas dalam perihal khazanah

keislaman. Rasulullah SAW merupakan praktisi dakwah

pertama yang menyampaikan Islam secara sempurna, maka

estapeta perjuangan dakwah adalah sebuah keharusan bagi

setiap muslim demi melanjutkan perjuangan Rasulullah

SAW sebagai panutan setiap Muslim.

2. Da’i (Subjek Dakwah)

Da’i dapat diartikan sebagai pengajak, penyeru, dan juru

dakwah. Dengan kata lain, bahwa da’i adalah seseorang yang

mengajak umat manusia kepada jalan yang sesuai dengan tuntunan

Al-Qur’an dan Hadist. Menurut Yusuf al-Qardhawi seorang da’i

perlu melengkapi diri dengan tiga senjata, yaitu iman, akhlak

mulia, dan ilmu pengetahuan dan wawasan.20

Da’i tidak hanya dapat diartikan sebagai individu namun

dapat juga diartikan sebagai sebuah kelompok organisasi atau

lembaga yang dipanggil melakukan kegiatan dakwah. Maka dalam

kegiatan dakwah, da’i mempunyai posisi sentral sehingga da’i

harus memiliki citra yang baik di masyarakat. Citra dapat

dipahami sebagai kesan yang berkenaan dengan penilaian terhadap

seseorang. Citra yang berhubungan dengan seorang da’i dalam

20Ismail A. Ilyas, Hotman Prio, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun

Agama dan Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 78.

 

Page 38: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

27

perspektif komunikasi erat kaitannya dengan kredibilitas yang

dimiliki.21

3. Mad’u (Objek Dakwah)

Mad’u diartikan sebagai seseorang yang menerima pesan-

pesan dakwah dari seorang da’i. Mad’u bersifat luas terdiri dari

beberapa macam kalangan baik orang tua maupun muda, semua

yang muslim berkewajiban mempelajari nilai-nilai agama secara

baik. Manusia sebagai sasaran dakwah tidak terlepas dari kultur

yang melingkupinya. Perbedaan latar belakang secara kultur

sering kali memunculkan dinamika dalam berdakwah, karena

dakwah Islam dilakukan dalam situasi sosiokultural tertentu,

bukan dalam masyarakat yang nihil budaya dan nilai sistem.22

Menurut Abdul Karim Zaidan mad’u diklasifikan menjadi

empat kategori sebagai berikut:

a. Al-mala’ (pemuka masyarakat) diartikan sebagai sebuah

kelompok sosial yang berstatus sebagai pemuka

masyarakat, pemimpin masyarakat atau yang memiliki

wewenang atas masyarakat. Karena pengaruhnya tersebut

kelompok sosial ini mampu menyita perhatian banyak

21Aripudin, Acep, Pengembangan Metode Dakwah Respon Da’i Terhadap

Dinamika Kehidupan Beragama di Kaki Cermai, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 4.

22Aripudin, Acep, Pengembangan Metode Dakwah Respon Da’i Terhadap Dinamika Kehidupan Beragama di Kaki Cermai, h. 6.

 

Page 39: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

28

orang dan memiliki kekuatan untuk membangun opini

dan citra publik.23

b. Jumhur al-nas (mayoritas manusia) merupakan sebuah

kelompok sosial masyarakat yang terbesar dalam tatanan

masyarakat. Mereka umumnya terdiri dari kaum lemah

atau setara dengan rakyat jelata atau dapat diartikan

sebagai seseorang yang dibawah kewenangan kaum

penguasa.24

c. Munafiqun (orang-orang munafik) adalah sekelompok

orang yang menampakkan sesuatu yang berbeda secara

esensial dengan hakikat sebenarnya. Bagi al-Ashfahany,

kemunafikan adalah sebuah sikap kegamaan yang

timpang alias tidak utuh, yaitu menerima agama dari satu

sisi namun menolaknya dari sisi yang lain.25

d. Al-‘usat (para pendurhaka), golongan ini merupakan

sekelompok orang yang senang berbuat maksiat. Mereka

adalah orang-orang yang diakui memiliki keyakinan

terhadap Islam namun keyakinannya tidak dapat

diimplementasikan dalam realitas kehidupan.26

23Ismail A. Ilyas, Hotman Prio, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun

Agama dan Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 174. 24Ismail A. Ilyas, Hotman Prio, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun

Agama dan Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 180. 25Ismail A. Ilyas, Hotman Prio, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun

Agama dan Peradaban Islam, h. 183. 26Ismail A. Ilyas, Hotman Prio, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun

Agama dan Peradaban Islam, h. 191.

 

Page 40: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

29

4. Metode Dakwah

Metode diartikan sebagai cara atau jalan untuk mencapai

sebuah tujuan.27 Maka metode dakwah adalah sebuah cara untuk

mencapai sebuah tujuan dakwah. Berikut ini adalah pendapat

mengenai arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar:

a. Bakhial Khauli berpendapat bahwa dakwah adalah proses

menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud

untuk memperbaiki umat dari keadaan yang buruk

menuju keadaan yang lebih baik.28

b. K.H. Ahmad Siddiq menyatakan bahwa, “Berbagai

macam sarana dapat diperlukan untuk dakwah ini, mulai

dari harta benda, tenaga, ilmu teknologi, wibawa,

lembaga sosial, dan lain-lain. Negara sebagai salah satu

wujud persekutuan sosial dan kekuasaan yang

didalamnya juga merupakan salah satu sarana untuk

menciptakan tata kehidupan yang diridhai oleh Allah dan

perjuangan dakwah harus dilakukan dengan cara-cara

yang diridhai oleh Allah pula, menuju rahmatan lil

al‘alamin.”29

Dari uraian pengertian dakwah menurut beberapa pakar

diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode dakwah adalah

sebuah upaya seorang da’i dalam mewujudkan sebuah tujuan

27 Munir M., Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 6. 28 Munir M., Metode Dakwah, h. 7. 29 Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 96.

 

Page 41: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

30

dakwah dengan cara yang sistematis dan dilakukan secara

maksimal.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa metode dakwah terbagi

kedalam tiga bentuk, yaitu:

a. Al-Hikmah.

Kata Al-Hikmah seringkali diartikan sebagai sebuah

kebijaksanaan dalam pendekatan sebuah kegiatan dakwah,

selain itu dapat juga diartikan sebagai sebuah kegiatan

dakwah yang dijalankan tanpa paksaan, konflik, maupun

tekanan. Al-Hikmah juga dapat diartikan sebuah metode

pendekatan komunikasi yang dilaksanakan atas dasar

pendekatan persuasif. Dakwah bertumpu pada human oriented

sehingga konsekuensi logisnya adalah pengakuan dan

penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis.30

b. Al-Mau’idza Al-Hasanah.

Metode ini adalah metode yang populer dalam prespektif

dakwah karena memiliki cara yang dianggap menarik. Dalam

penerapannya, metode ini sering diterapkan dalam acara-

acara seremonial keagamaan seperti maulid nabi dan isra’

mi’raj. Secara bahasa Al-Mau’idza diartikan sebagai sebuah

nasihat, bimbingan, dan pendidikan. Sementara Hasanah

diartikan sebagai segala sesuatu yang baik. Adapun

pengertian Al-Mau’idza Al-Hasanah menurut Abdul Hamid

al-Bilali metode ini merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk mengajak kejalan Allah dengan memberikan

30Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, h. 98.

 

Page 42: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

31

nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar mereka

mau berbuat baik.31 Sehingga dapat disimpulkan bahwa

metode Al-Mau’idza Al-Hasanah adalah sebuah metode

dakwah dengan cara memberikan nasihat, bimbingan, dan

pendidikan secara baik.

c. Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan

Mujadalah adalah sebuah metode yang dianggap sebagai

cara terakhir dalam berdakwah ketika kedua metode

sebelumnya dianggap kurang berhasil. Metode ini kerap kali

digunakan untuk mendakwahi orang-orang dengan taraf

berfikir yang sudah cukup maju dan kritis.32 Sementara secara

bahasa kata jadala’ dapat bermakna menarik tali dan

mengikatnya guna menguatkan sesuatu.33 Sehingga dapat

diartikan bahwa metode Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan

merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan cara

berdialog, mengemukakan pendapat, dan beradu argumen

namun dengan cara yang baik dan beretika.

5. Media Dakwah

Kata media berasal dari bahasa latin, median yang merupakan

bentuk jamak dari medium, yang memiliki arti alat perantara.

Wilbur Schramm mendefinisikan mesia sebagai teknologi

informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih

31Munir M., Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 16. 32Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 100. 33Munir M., Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 17.

 

Page 43: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

32

spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat yang dapat

menjelaskan pesan atau bentuk pengajaran seperti buku, film,

kaset, dan sebagainya.34

Adapun yang dimaksud dengan media dakwah merupakan

alat-alat yang dipergunakan untuk kegiatan berdakwah. Di zaman

modern ini, dakwah tidak hanya disampaikan melalui mimbar di

dalam masjid atau majelis ta’lim. TV, radio, koran, dan bahkan

media sosial sering menjadi media yang efektif dalam

menyampaikan sebuah kegiatan dakwah di zaman ini.

Pendapat lain menyatakan bahwa media dakwah adalah alat

objektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan

umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam

menyampaikan dakwah secara maksimal.35 Media dakwah

dianggap sebagai faktor yang dapat menentukan kelancaran proses

pelaksanaan dakwah. Faktor ini terkadang disebut defent

variabels, artinya dalam penggunaan atau efektivitasnya

tergantung pada faktor lain terutama orang yang

menggunakannya. Namun kegunaannya bisa memiliki manfaat

yang ganda ataupun tunggal dalam rangka mencapai tujuan

dakwah.36

Tingkat efektivitas penggunaan media dakwah dapat diukur

melalui objek dakwah. Jika kegiatan dakwah kepada kalangan

34Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 113. 35Yaqub Hamzah, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership,

(Bandung: Diponegoro, 1981), h. 47. 36Faizah, Effendi, Lalu Muchsin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2006), h. 137.

 

Page 44: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

33

remaja dilakukan hanya didalam masjid, khutbah diatas mimbar

yang terkesan monoton maka akan sangat mungkin kegiatan

dakwah tersebut akan ditinggalkan oleh para remaja. Akan

menjadi terbalik responnya jika dakwah dilakukan kepada

kalangan remaja melalui media sosial, remaja masa kini yang

penggunaan media sosialnya cenderung aktif akan mudah tertarik

dengan model dakwah yang sifatnya kekinian, berbahasa

mengajak namun tidak menggurui, memberikan solusi tanpa

menghakimi.

6. Strategi Dakwah

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan

management untuk mencapai sebuah tujuan. Untuk mencapai

sebuah tujuan, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan

daalam menentukan langkah-langkah dalam mencapai sebuah

tujuan, namun juga terdapat tehnik pelaksanaannya. Maka dapat

disimpulkan bahwa strategi dakwah merupakan perpaduan antara

planning dan management dakwah guna mencapai sebuah tujuan

tertentu dalam aktivitas dakwah.

Pentingnya strategi dalam sebuah aktivitas dakwah adalah

guna tercapaianya sebuah tujuan dalam aktivitas dakwah. Dengan

adanya sebuah tujuan dakwah tercapailah hasil yang diinginkan.

Maka strategi dakwah menurut makro dan mikro memiliki fungsi

ganda yakni : menyebarkan pesan dakwah secara informatif,

persuasif, dan sistematik kepada sasaran dakwah lalu menjembatani

adanya “Culture gap”yang diakibatkan oleh penyalahgunaan media

 

Page 45: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

34

yang jika dibiarkan kan merusak tatanan, nilai-nilai dan norma-

norma agama.

Da’i haruslah memiliki kerangka berfikir konseptual dan

bertindak secara sistematis, sebab aktivitas dakwah itu bersifat

paradigmatik, atau dengan kata lain bahwa peran da’i sangat

berpengaruh bagi terbangunnya sebuah paradigma masyarakat

tentang materi keislaman yang disampaikan.37

Adapun pengertian Strategi Dakwah menurut pandangan yang

lain mendefinisikan bahwa strategi dakwah adalah metode siasat,

taktik atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas dakwah.38

Asmuni menambahkan, strategi dakwah yang dipergunakan dalam

usaha dakwah harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:

a. Azas filosofi, yaitu azas yang membicarakan tentang hal-

hal yang erat hubungannya dengan tujuan yang hendak

dicapai dalam proses dakwah.

b. Azas psikologi, yaitu azas yang membahas tentang

masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan

manusia. Seorang da’i adalah manusia, begitu juga

sasaran atau objek dakwah yang memiliki karakter

kejiwaan yang unik, sehingga ketika terdapat hal-hal

yang masih asing pada diri mad’u tidak diasumsikan

sebagai pemberontakan atau distorsi terhadap ajakan.

37Hafidz, Abdullah Cholis, dkk. Dakwah Transformatif. Jakarta : PP

LAKPESDAM NU 2006 hal. 75 38Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-

Ikhlas, 1983), h. 32-33

 

Page 46: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

35

c. Azas sosiologi, yaitu azas yang membahas masalah-

masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi

sasaran dakwah, misalnya politik masyarakat setempat,

mayoritas agama di daerah setempat, filosofi sasaran

dakwah, sosio-kultur dan lain sebagainya, yang

sepenuhnya diarahkan pada persaudaraan yang kokoh,

sehingga tidak ada sekat diantara elemen dakwah, baik

kepada objek (mad’u) maupun kepada sesama subjek

(pelaku dakwah).

C. Seni Musik

1. Pengertian dan Sejarah Seni Musik

Musik adalah bentuk perilaku manusia yang unik dan

memiliki pengaruh yang kuat.39 Musik sering kali diartikan

sebagai lagu, penyatuan nada, dan hasil bunyi dari alat tertentu.

Namun musik tidak hanya sebatas itu, musik adalah suara yang

disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan

keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang

dapat memghasilkan bunyi-bunyian.40

Musik seringkali menjadi media hiburan ditengah masyarakat

baik musik yang sifatnya tradisi maupun modern. Musik juga

dipahami sebagai sebuah pemahaman yang menyangkut ungkapan

perasaan, alam pikiran, dan kesadaran manusia akan realitas sosial

39Djohan, Psikologi Musik, (Yogyakarta: Penerbit Best Publisher, 2009),h.

37 . 40Suryana, Dayat, Terapi Musik, (diunduh dari

https://books.google.co.id/books), h. 18.

 

Page 47: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

36

dan nilai-nilai kehidupan. Adapun anggapan bahwa musik adalah

hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia seperti

yang kita ketahui, bahwa setiap manusia memiliki satu jenis musik

favorit. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa ketertarikan manusia

akan musik merupakan wujud keterwakilan dari wujud

perasanaan yang dimiliki.

Musik juga diartikan sebagai penghayatan isi hati manusia

yang diungkapkan dalam bentuk bunyi yang teratur dengan melodi

atau ritme serta mempunyai unsur keselarasan yang indah.41

Istilah musik dikenal dari Bahasa Yunani yaitu musike.

Adapun yang menyebutkan musik dikenal sejak kehadiran

manusia modern (homo sapien) yakni sekitar 180.000-100.000

tahun yang lalu. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi

seperti Benua Afrika sekitar 180.000 tahun lalu hingga 100.000

tahun lalu telah menunjukkan perubahan evolusi dari pemikiran

otak manusia.42

2. Pengaruh Musik Bagi Kehidupan Manusia

Menurut Plato bahwa musik mempunyai peran yang cukup

kuat dalam kehidupan negara. Dalam bukunya yang sangat

terkenal yakni Republik, musik memiliki pengaruh yang sangat

besar dalam kehidupan politik, karena musik dapat menjadi

kekuatan, kebaikan, maupun kejahatan. Meskipun pemahaman

41Widhyatama, Sila, Sejarah Musik dan Apresiasi Seni, (Jakarta: PT. Balai

Pustaka, 2012), h.1. 42Suryana, Dayat, Terapi Musik, (diunduh dari

https://books.google.co.id/books), h. 19.

 

Page 48: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

37

Plato terbilang ekstrim namun setidaknya pemahaman tersebut

didasarkan bahwa keberadaan musik dalam suatu masyarakat

merupakan pencerminan dari watak, karakter, dan moralitas dari

masyarakat atau bangsa tersebut. Bahkan menurut Plato

masyarakat yang memandang musik hanya sebatas hiburan dan

media untuk mabuk-mabukan adalah masyarakat yang bermoral

rendah, maka Plato tidak hanya menempatkan musik sebagai

media hiburan namun juga sebagai sesuatu yang dapat menyentuh

perasaan seseorang yang isinya berupa pedoman-pedoman dan

arahan-arahan menuju kebaikan.43

M. Iqbal, seorang filsuf asal Pakistan, menyatakan bahwa

musik adalah sebagai suatu kegiatan memelihara ladang

kehidupan agar tetap menghijau dan memberi petunjuk serta seni

adalah sarana yang berharga bagi prestasi kehidupan dan

pembinaan martabat manusia. Maka musik harus hadir ditengah

masyarakat dengan mengandung bait-bait keindahan yang

mengutamakan pesan kebajikan dan mengajarkan kearifan pada

manusia.44

Don Campbell (1946) mengemukakan bahwa terdapat suatu

fenomena di mana suara, lagu, irama secara fisik, mental,

emosional, dan spriritual dapat menguatkan pikiran, menjadikan

orang kreatif.45

43Suryana, Dayat, Terapi Musik, h. 51-52. 44Suryana, Dayat, Terapi Musik, h. 53. 45PUSKA UI, Anak Unggul Berotak Prima, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2002), h. 47.

 

Page 49: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

38

Sesuai dengan pemahaman para ahli, kehadiran musik sebagai

sebuah wujud perasaan dan pemikiran manusia haruslah

membuahkan hal yang bersifat kebaikan yang dapat mengarahkan

manusia pada jalan kebenaran dan memotivasi menusia untuk

terus berbuat baik. Maka sebagaimana fungsi semestinya, musik

haruslah memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat.

Sudah seyogyanya bagi seorang seniman tidak hanya

menuangkan rasa kebebasan dalam berekspresi namun juga

mampu membangkitkan kesadaran para penikmat seni akan nilai-

nilai kemanusiaan dan memberikan pendewasaaan dalam

menjalani kehidupan.

D. Dakwah Melalui Seni

Secara teoritis, Islam memang tidak mengajarkan seni, namun

bukan berarti Islam anti seni. Ungkapan bahwa Allah adalah jamil

(indah)dan mencintai jamal (keindahan) menunjukkan bahwa

adanya penegasan mengenai kehidupan yang dinaungi Islam

adalah sebuah tatanan kehidupan yang sangat memperhatikan nilai

tentang keindahan. Dakwah islamiyyah merupakan bentuk ajakan

baik dalam bentuk tulisan, lisan, dan tingkah laku yang dilakukan

secara sadar dan berencana dalam usaha dalam memperngaruhi

orang lain. Dalam hal ini inti dari kegiatan dakwah adalah sebuah

ajakan, dorongan, rangsangan, bimbingan, serta sugesti dengan

media serta teknis pembantu yang sifatnya akan statis tanpa

sentuhan nilai-nilai keindahan, dan nilai-nilai keindahan terletak

 

Page 50: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

39

pada seni, karena seni diartikan sebagai produk kontemplasi yang

dalam jangkauan ideologis berada pada lintas kebebasan estetis.46

Seni akan menjadi sebuah media dakwah yang efektif

manakala seni menyampaikan makna pesan berupa nilai-nilai

islamiyyah yang membawa perubahan kearah kehidupan yang

lebih baik berdasarkan syariat Islam. Dalam dunia dakwah, seni

lebih bersifat sebagai media, yakni sebagai alat perantara untuk

mencapai tujuan dakwah. Seni dihadirkan dalam sebuah kegiatan

dakwah dengan kesan yang tidak menggurui namun justru bisa

dinikmati secara baik oleh sasaran dakwah. Berbagai kesenian

sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan

dakwah Islam. Mulai dari musik, wayang, film, bahkan sinetron

dapat digunakan sebagai media dakwah.

Kegiatan dakwah melalui seni terbukti efektif memikat

perhatian sasaran dakwah. Sunan Kalijaga terlebih dahulu telah

menjadikan wayang sebagai media dakwah penyebaran Islam di

tanah Jawa. Masyarakat Jawa yang kental akan adat istiadat serta

budaya dalam kehidupan sosialnya merasa tergerak hatinya untuk

mempelajari Islam melalui wayang kulit sebagai simbol adat atau

budaya masyarakat Jawa pada saat itu. Hal ini sejalan dengan sifat

dari seni itu sendiri. Seni adalah sesuatu yang melahirkan

keindahan serta menciptakan ketenangan yang kemudian dipadu

dengan dakwah islamiyyah sebagai bentuk pendidikan bagi nilai-

nilai kebenaran yang mendekati syariat. Sehingga kedua hal

tersebut menjadi sebuah perpaduan yang tepat bagi sebuah proses 46Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 246.

 

Page 51: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

40

dakwah islamiyyah hingga membentuk karakter masyarakat

bermoral serta sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

 

Page 52: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

41

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Pendiri

Zastrouw Al-Ngatawi adalah seorang praktisi dakwah yang

lahir di Pati, 27 Agustus 1966. Beliau pernah menjadi ketua

lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia PBNU periode 2004-

2009. Sosok yang memiliki ciri khas blangkon di kepala ini pun

adalah orang yang juga menggeluti dunia seni sejak lama. Ia

terlahir di sebuah kampung santri yang identik dengan tradisi-

tradisi NU (Nahdlatul Ulama). Beliau sekolah di

madrasahIbtidaiyyah, madrasah Tsanawiyyah, hingga madrasah

Aliyah di kampungnya. Selanjutnya, untuk tingkat perguruan

tinggi, beliau melanjutkan studinya ke IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Selepas sarjana, ia melanjutkan pendidikan S2 dan S3

di Universitas Indonesia.

Sebagai seseorang yang sudah hidup sendiri sejak usia 8

tahun, beliau banyak menjalani berbagai macam profesi. Sejak

bergelar mahasiswa ia sudah aktif berogranisasi, contohnya di

PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Kehidupannya

sebagai aktivis mengantarkan iauntuk menjadi asisten pribadi Gus

Dur. Hal ini bermula ketika ia melakukan advokasi terhadap

rakyat di waduk Kedung Ombo yang pada saat itu terjadi konflik

dengan pemerintah dan ia mendapat perlindungan dari Gus Dur

 

Page 53: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

42

saat menjadi sasaran aparat. Selain itu,pada masa kuliahnya ia

sempat berjualan koran, jaga toko hingga mengamen di jalan.

Beliau memilki ketertarikan yang kuatpada dunia seni dan untuk

mengaktualisasikan bakat seninya ini, beliaubersama teman-

temannya membentuk sebuah kelompok musik yang diberi nama

dengan “Ki Ageng Ganjur”.

Berdirinya Sanggar Ki Ageng Ganjur telah

mengantarkanZastrouw Al-Ngatawi menjadi ketua LESBUMI

(Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia) selama dua periode

dan sebagai penerima award Santri of The Year sebagai Nominasi

Santri Inspirasi Bidang Seni & Budayapada tahun 2016. Prestasi

ini menunjukkan besarnya kiprah dan pengaruh Sanggar Ki Ageng

Ganjur dan Zastrouw Al-Ngatawi dalam berdakwah melalui

kesenian, khususnya seni musik.

B. Sejarah Berdirinya Sanggar Ki Ageng Ganjur

Sejarah pembentukan Sanggar Ki Ageng Ganjur Yogyakarta

berawal dari kegelisahan para aktivis kampus IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta yang tergabung dalam Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) Orkes Gambus (OG) Al-Jami’ah yang merasa

prihatin akan perkembangan kesenian dan musik pada khususnya,

yang pada masa itu lebih didominasi oleh aspek Commercialisme

dan cenderung mengabaikan kulitas berkesenian karena

terbelenggu oleh selera pasar yang sengaja diciptakan oleh para

pengusaha industri hiburan.

 

Page 54: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

43

Kegelisahan tersebut mendorong semangat dan idealisme para

aktivis yang dipelopori oleh Al-Zastrouw, Choerul Anwar, Ujang

Hanief Mustofa dan Umi Darurohmah dari kampus IAIN Sunan

Kalijaga dan Tutut P dan Mamiek S. dari kampus ISI Yogyakarta

serta didukung oleh beberapa mahasiswa junior IAIN Sunan

Kalijaga untuk membentuk sebuah komunitas yang tidak hanya

mampu menampung dan menyalurkan bakat berkesenian mereka

tetapi juga mampu menjadi sebuah kawah candradimuka untuk

menuangkan segala ide dan eksplorasi mereka tentang makna dan

hakekat berkesenian sebagai sebuah upaya pengembangan jatidiri

serta mengimplementasikan spiritualitas keberagamaan mereka

melalui jalur musik sebagai pilihan media dakwah dan

pemberdayaan secara kultural.

Setelah melalui proses pencarian dan perdebatan panjang,

maka bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-50

tahun 1995 yang dipropagandakan pemerintah sebagai “Ulang

Tahun Indonesia Emas”. Terbentuklah bibit komunitas tersebut

melalui sebuah pementasan musik kontemporer di lapangan utara

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan tajuk pementasan,

“Renungan dan keprihatinan Indonesia Cemas” yang merupakan

wacana tandingan dan plesetan dari slogan resmi pemerintah saat

itu.

Pemilihan jalur musik akulturatif yang dijiwai spiritualitas

keberagamaan memang sebuah pilihan yang sulit. Mengingat

derasnya perkembangan jenis musik yang berorientasi pada selera

pasar untuk meraup keuntungan secara besar. Namun setapak-

 

Page 55: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

44

demi setapak dan setelah melalui masa konsolidasi yang cukup

melelahkan disertai konsultasi dan pencarian dukungan ke

berbagai tokoh masyarakat antara lain, KH. Abdurrahman Wahid

(Gus Dur), KH. A. Musthofa Bisri (Gus Mus) dan Franky

Sahilatua. Maka atas restu, dorongan dan motivasi para tokoh

tersebut, maka lahirlah sebuah komunitas sanggar musik Ki Ageng

Ganjur pada tahun 1996. Nama Ki Ageng Ganjur diambil

berdasarkan saran dari Gus Dur untuk meneruskan jejak seorang

wali yang hidup di zaman kesultanan Demak. Wali tersebut

benama Abdurrahman.Syekh Abdurrahman yang terkenal sebagai

seorang panglima dan pemberi semangat dalam setiap perjuangan

pasukannya dengan membunyikan Gong Genjur ketika akan

memulai pertempuran.

Berdasarkan pertimbangan kedekatan secara spiritual maupun

emosional terutama dalam memperjuangkan hak-hak kaum

tertindas serta perhatian dan dorongan mereka terhadap kelompok

minoritas maka Gus Dur dan Franky Sahilatua didapuk sebagai

penasehat sanggar Ki Ageng Ganjur Yogyakarta guna melakukan

penyadaran dan pemberdayaan masyarakat. melalui jalur kultural

dengan mengusung jenis musik spiritual dan akulturatif sebagai

media utamanya.

C. Prestasi dan Kegiatan Sanggar Ki Ageng Ganjur

Perjuangan dan perjalanan panjang dakwah Sanggar Ki

Ageng Ganjur dan Zastrouw Al-Ngatawi membawa grup ini

tumbuh besar dan dikenal luas oleh berbagai masyarakat. Album

 

Page 56: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

45

pertama yang diproduksi bertajuk Tadarus Budaya yang

diluncurkan pada tahun 2000, album ini berisi karya musik

dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur, tausiyah, serta tadarus oleh

Gus Dur. Album ini membawa misi dakwah yang berisi tentang

mencari kebenaran lewat kebetulan, mencari hakekat kefitrian diri,

dan mecari Tuhan lewat musik.47 Album kedua yang diluncurkan

oleh Sanggar Ki Ageng Ganjur bertajuk Ziarah Rasul yang

berisikan kumpulan shalawat karya asli sanggar.

Selain telah memasuki dunia rekaman, Sanggar Ki Ageng

Ganjur juga telah melakukan pementasan terbuka hampir di

seluruh kota di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Tak jarang

pementasan sanggar diiringi oleh berbagai musisi dalam negeri.

Salah satu musisi yang sering berkolaborasi dengan sanggar ialah

Iwan Fals, bersama-sama telah dilakukan tour spiritual pesantren

pada tahun 2010. Menyelenggarakan tour religi bertajuk Xtraligi

Perjalanan Spiritual Ki Ageng Ganjur Ke Pesantren yang telah

dilaksanakan selama 2 tahun sejak 2010 hingga 2012, tour ini

bertujuan untuk menyanpaikan dakwah bahwa Islam merupakan

agama yangrahmatan lilalamin melalui dakwah kebudayaan serta

ingin mendekatkan hubungan antara anak muda yang selama ini

kurang tersentuh oleh pola dakwah konvensional dengan

komunitas pesantren. Xtraligi Perjalanan Spiritual Ki Ageng

Ganjur Ke Pesantren menggandeng dua musisi besar dalam

tournya yaitu, Iwan Fals dan Slank. Pada tahun 2013 Ki Ageng

Ganjur kembali menyelenggarakan tour dakwahnya melalui 47http://ki-ageng-ganjur.blogspot.co.id/

 

Page 57: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

46

rangkaian tour yang dinamakan, “Xtraligi Tadarrus Seni Ramadan

Bersama Ki Ageng Ganjur dan Fadly”. Kegiatan lainnya ialah tour

pesantren dan kota-kota besar dalam rangka hari santri. Disamping

pementasan secara off air, Sanggar Ki Ageng Ganjur mempunyai

berbagai macam paket acara di televisi pemerintah maupun swasta

dengan dukungan sponsor dari berbagai perusahaan serta

melibatkan banyak artis ibukota baik dari jenis musik pop,

dangdut maupun rock juga ditemani oleh beberapa pelawak.

Prestasi besar lainnya ialah Sanggar Ki Ageng Ganjur telah

berhasil menembus pasar internasional dengan pementasan yang

diselenggarakan di luar negeri yaitu Amerika, Jepang, Korea, dan

Swiss.

Berbagai pencapaian Sanggar Ki Ageng Ganjur mengantarkan

pendirinya sekaligus pemimpinnya, Zastrouw Al-Ngatawi menjadi

ketua LESBUMI (Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia)

selama dua periode dan sebagai penerima award Santri of The

Year sebagai Nominasi Santri Inspirasi Bidang Seni &

Budayapada tahun 2016. Prestasi ini menunjukkan besarnya

kiprah dan pengaruh Sanggar Ki Ageng Ganjur dan Zastrouw Al-

Ngatawi dalam berdakwah melalui kesenian, khususnya seni

musik.

D. Visi Misi dan Tujuan

Dalam menjalankan aktivitas dakwahnya, Sanggar Ki Ageng

Ganjur memiliki visi membangun kehidupan umat beragama yang

santun, beradab, dan humanis, serta menantang segala bentuk

 

Page 58: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

47

otoritarianisme, simbolisme, dan formalisme agama yang

mengabaikan nilai-nilai humanisme. Untuk mendukung

terwujudnya visi tersebut maka Sanggar Ki Ageng Ganjur

menerapkan misi yaitu menjadikan musik sebagai sarana dan

instrument mem-bangun dialog agama yang santun, jujur, terbuka

dan humanis.

Sanggar Ki Ageng Ganjur mempunyai 5 tujuan dalam

aktivitas dakwahnya, yaitu:

1. Menumbuhkan sikap keberagaman yang santun, beradab,

dan humanis melalui media seni dan budaya.

2. Melawan sikap keberagaman yang cenderung formalis,

radikal, dan tidak humanis melalui seni dan budaya.

3. Mengembangkan seni dan budaya yang lebih estetik

namun tetap memiliki nilai dan moral religius keislaman.

4. Mencari bentuk kesenian alternatif yang bisa dijadikan

sebagai alat untuk mensosialisasikan nilai-nilai dan ajaran

Islam dengan cara yang lebih beradab, humanis, dan

menghibur.

5. Menggali dan melestarikan budaya lokal dan sekaligus

menjadikannya sumber inspiratif bagi pengembangan

seni Islami48.

48http://kiagengganjur.blogspot.co.id/

 

Page 59: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

48

E. Keanggotaan Sanggar Ki Ageng Ganjur

Sanggar Ki Ageng Ganjur merupakan sebuah komunitas

berbentuk sanggar musik yang setiap anggotanya memiliki tugas

dan kahlian masing-masing khususnya dalam memainkan alat

musik. Setiap anggota sanggar Ki Ageng Ganjur adalah mereka

yang aktif dalam dunia musik dan dakwah, karena setia kali

Sanggar Ki Ageng Ganjur mengadakan kegiatan dakwah pastilah

dengan musik sebagai medianya, juga dengan kemasan

penampilan yang beda dari kegiatan Dakwah pada umumnya.

Anggota band Wisnu Wardana sebagai drummer, Sigit AP

sebagai bassist, Deden sebagai melodi, Rofiq sebagai pemain

keyboard, Bambang Aminoto memainkan piano, Afif pemain

suling, Abbet sebagai saronSyamsul Arifin sebagai saron, Mamiek

S. Bonang pada posisi perkusi, Devi memainkan

gendang/ketimpung, Astuti dan Kristy sebagai vocalist.

 

Page 60: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

49

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu

melalui observasi lapangan, mewawancara pendiri Sanggar Ki

Ageng Ganjur, dan melalui dokumentasi sanggar. Melalui

berbagai teknik pengumpulan data, maka ditemukan data-data

yang akan menjadi bahan penelitian. Berikut merupakan data dan

temuan yang akan diolah pada penelitian ini:

A. Data dan Temuan Input Dakwah

Komponen input pada analisis dakwah terbagi menjadi tiga

bagian yaitu raw input, instrumental input, dan enviromental

input. Komponen input yang pertama, raw input, berisikan

mengenai materi/bahan dakwah serta manusia yang terlibat dalam

aktivitas dakwah tersebut. Pendiri Sanggar Ki Ageng Ganjur,

Zastrouw Al-Ngatawi mengatakan bahwa, “Materi dakwah kami

terkait dengan pemahaman keagamaan yang toleran, moderat, dan

berbagai isu kemanusiaan, termasuk keterkaitan Islam dan

kebangsaan, keadilan dan sejenisnya”. Sedangkan untuk raw input

selanjutnya, manusia, terbagi menjadi dua, yaitu da’i (pelaku

dakwah) dalam aktivitas dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

ialah Zastrouw Al-Ngatawi, ia merupakan pencetus ide dan

 

Page 61: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

50

membuat konsep dari aktivitas dakwah Sanggar Ki Ageng

Ganjur.

Instrumental input adalah metode dakwah terdiri dari segi

proses berfikir, gaya dan sikap, pendekatan sasaran, dan sarana

komunikasi. Zatrouw Al-Ngatawi selaku pendiri Sanggar Ki

Ageng Ganjur mengungkapkan pemikirannya bahwa, “gerakan

puritanisme agama yang tidak ramah terhadap tradisi dan budaya

sehingga meminggirkan gerakan seni. Di sisi lain juga maraknya

kesenian kontemporer yang tidak ada unsur religius dan nilai-nilai

spiritual karena hanya mengutamakan kepentingan materi semata.

Kondisi seperti inilah yang mendorong kami mendirikan sanggar

Ki Ageng Ganjur sebagai wagana membangun kreatifitas seni

yang memiliki spirit religiusitas”, hal inilah yang menjadi dasar

dari proses berfikir, gaya, sikap, proses pendekatan sasaran dan

sarana komunikasi yang diaplikasikan oleh Sanggar Ki Ageng

Ganjur dalam setiap aktivitas dakwahnya.

Komponen input yang terakhir adalah permasalahan yang

timbul dari masyarakat pada sebuah aktivitas dakwah atau bisa

disebut environmental input. Aktivitas dakwah yang dilakukan

oleh Sanggar Ki Ageng Ganjur tak luput dari kendala-kendala

yang harus dihadapi, beberapa permasalahan yang timbul dari

masyarakat adalah perbedaan pemahamaan bahwa musik dapat

dijadikan sebuah media dakwah, berikut adalah tanggapan

Zastrouw Al-Ngatawi selaku pendiri sanggar terkait dengan

menghadapi masalah ini,

 

Page 62: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

51

“kami menghargai para ulama yang mengharamkan musik, tetapi

bagi kami, sejauh musik bisa membawa kebaikaan dan bisa menjadi

sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan agama maka kami akan

tetap meggunakan musik sebagai sarana dakwah. Bagi kami para ulama

yang mengharamkan musick akan berdakwah di kalangan yang tidak

suka musik, tetapi kami akan melakukan dakwah di kalangan

masyarakat yang suka music. Kami memandang perbedaan pandangan

tersebut sebagai pembagian wilayah kerja dalam berdakwah”.

Permasalahan selanjutnya datang dari aparat yang berwenang

terakit izin pementasan. Terkadang izin pementasan tidak

didapatkan saat Sanggar Ki Ageng Ganjur melakukan kolaborasi

bersama musisi lain, aparat berasalan bahwa takut akan terjadi

keramaian dan kerusuhan yang di luar kendali. Namun dengan

beberapa negosiasi dan jaminan, tak jarang Sanggar Ki Ageng

Ganjur dapat tetap melaksanakan aktivitas dakwahnya bersama

musisi lain.

B. Data dan Temuan Konversi Dakwah

Konversi dakwah memiliki makna mengubah input menjadi

output. Telah dibahas sebelumnya bahwa input aktivitas Sanggar Ki

Ageng Ganjur adalah topik seputar toleran, moderat, dan berbagai

isu kemanusiaan, termasuk keterkaitan Islam dan kebangsaan,

keadilan dan sejenisnya, agar topik ini menjadi mudah dipahami

dan diterima maka Sanggar Ki Ageng Ganjur mengemasnya

semanrik mungkin dengan cara dakwah melalui musik.

 

Page 63: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

52

Latar belakang sang pendiri, Zastrouw Al-Ngatawi yang

seorang musisi, memainkan peran penting dalam proses konversi

dakwah sanggar. Menurut beliau, musik merupakan media dakwah

yang efisien karena masyarakat dapat menerima pesan dakwah

yang disampaikan secara mudah. Selain itu, Sanggar Ki Ageng

Ganjur dapat menyajikan berbagai jenis genre musik dan

komposisi mulai genre dangdut, rock, pop, jazz sampai campur

sari dengan komposisi tradisonal etnik sampai modern

kontemporer. Sehingga nilai-nilai dan ajaran Islam yang ada

dalam Al-Qur’an dan Hadits disublimasikan dalam bentuk syair

lagu atau mengambil beberapa syair dan puisi dari para ulama

seperti syair Sufi, syair Dziba, syair Burdah, dan shalawat. Hal ini

dilakukan agar aktivitas dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur dapat

semakin mudah diterima masyarakat dan dapat mencakupi seluruh

kalangan masyarakat.

C. Data dan Temuan Output Dakwah

Output dalam analisis dakwah adalah hasil dakwah yaitu

terciptanya realitas baru. Sanggar Ki Ageng Ganjur telah berdiri

sejak 1996 sehingga dapat dilihat output secara jangka panjang.

Seiring berjalannya waktu sejak berdiri, Sanggar Ki Ageng Ganjur

mendapat penerimaan yang luas dari berbagai kalangan. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan diselenggarakannya pementasan

Sanggar Ki Ageng Ganjur di berbagai negara dan berbagai agama.

Zastrouw Al-Ngatawi mengungkapkan bahwa aktivitas

dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur pernah dilaksanakan berbagai

 

Page 64: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

53

daerah Indonesia dan bahkan berbagai negara di dunia, tak jarang

pula Sanggar Ki Ageng Ganjur melakukan kolaborasi dengan

musisi ternama negara yang disambangi. Sanggar Ki Ageng

Ganjur bahkan telah melakukan aktivitas dakwahnya di tempat

ibadah agama lain seperti pura dan gereja. Seluruh tempat yang

pernah disambangi untuk melakukan dakwah, Sanggar Ki Ageng

Ganjur dapat diterima dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa

apa yang dilakukan oleh sanggar memiliki hasil jangka Panjang

berupa penerimaan masyarakat luas.

D. Data dan Temuan Feedback Dakwah

Sanggar Ki Ageng Ganjur dapat merasakan dua sisi feedback

atau umpan balik dari aktivitas yang telah dilakukannya selama

ini. Feedback positif dapat dilihat dari baiknya penerimaan

masyarakat pada aktivitas dakwahnya, diketahui bahwa dengan

jumlah pengunjung pementasan Sanggar Ki Ageng Ganjur 20.000

sampai dengan 30.000 orang, dengan jumlah minimal 300

pengunjung. Selain itu, feedback positif juga dirasakan oleh

pendiri sanggar, Zastrouw Al-Ngatawi, ia pernah meraih

penghargaan Santri Of The Year. Namun, dibalik feedback positif,

terdapat feedback negatif, hal dirasakan oleh Sanggar Ki Ageng

Ganjur adalah pembatalan pementasan kolabirasi dengan musisi

tanah air yang dikarenakan apparat berwenang tidak mengizinkan

jalannya acara. Pembatalan acara tersebut terjadi beberapa kali

sepanjang karirnya Sanggar Ki Ageng Ganjur, namun dengan

 

Page 65: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

54

negosisasi dan jaminan beberapa pembatalan dapat ditanggukan

dan pementasan berjalan sebagaimana mestinya.

E. Data dan Temuan Lingkungan Dakwah

Lingkungan dakwah merupakan tempat yang menentukan

eksistensi dari aktivitas da’i dan mad’u dalam menjalankan nilai-

nilai keislaman. Zastrouw Al-Ngatawi mengungkapkan, “Ki

Ageng Ganjur tidak pernah menentukan target yang spesifik

dalam melakukan pementasan. Kami pernah melakukan pentas di

lingkungan pesantren, di komunitas anak-anak jalanan bahkan

dalam lingkungan agama lain, seperti di pura dan gereja. Artinya

sasaran dakwah kami adalah komunitas yang beragam, mulai dari

kelompok pengajian dan komunitas pesantren sampai komunitas

anak jalanan dan non muslim”, dari pernyataan tersebut terlihat

bahwa Sanggar Ki Ageng Ganjur merangkul seluruh umat yang

ingin mempelajari nilai-nilai keislaman tanpa membeda-bedakan,

maka dari itu aktivitas Sanggar Ki Ageng Ganjur selalu mendapat

sambutan hangat oleh lingkungan yang disambanginya.

F. Data dan Temuan Pesan Dakwah

Sanggar Ki Ageng Ganjur memiliki visi, misi, dan tujuannya

dalam setiap pementasan dakwahnya. Diiringi dengan musik yang

indah, Sanggar Ki Ageng Ganjur ini menyampaikan bahwa Islam

adalah agama yang damai, ramah, toleran, dan moderat sebagai

cerminan dari Islam rahmatan lil’alamin. Pesan dakwah ini telah

selaras dengan visi Sanggar Ki Ageng Gajur, kehidupan umat

 

Page 66: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

55

beragama yang santun, beradab, dan humanis, serta menantang

segala bentuk otoritarianisme, simbolisme, dan formalisme agama

yang mengabaikan nilai-nilai humanisme.

 

Page 67: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

56

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Input Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

Input sistem dakwah yang berisi perpaduan antara pesan

keagamaan dan nilai religius yang dipadukan dengan seni telah

diterapkan oleh walisongo yang menyebarkan agama Islam, yaitu

Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang sebagai sarananya.

Sunan Kalijaga dengan wayangnya sukses mengislamkan banyak

masyarakat Jawa pada masanya. Input dengan perpaduan tersebut

kembali digunakan pada masa kini oleh Sanggar Ki Ageng Ganjur

yang diprakarsai Dr. Zastrouw Al-Ngatawi.

Raw Input yang terdapat pada aktivitas sanggar Ki Ageng

Ganjur adalah ide mengenai sosial keagamaan di masyarakat. Ide

itu muncul beriringan dengan aktifnya para pencetus sanggar di

kegiatan sosial keagamaan. Isi materi yang disampaikan dalam

aktivitas dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur ialah berkaitan dengan

pemahaman keagamaan yang toleran, moderat, dan berbagai isu

kemanusiaan termasuk keterkaitan Islam dan kebangsaan,

keadilan, dan sejenisnya. Disamping itu, Zastrouw Al-Ngatawi

sebagai salah satu pencetus sanggar yang memiliki bakat seni

mengutarakan pemikirannya bahwa adanya gerakan puritanisme

(paham yang tidak menginginkan adanya perubahan dalam

bragama) yang tidak ramah terhadap tradisi dan budaya sehingga

meminggirkan gerakan seni.

 

Page 68: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

57

Komponen raw input selanjutnya yaitu keberadaan manusia

sebagai subjek dalam aktivitas dakwah. Dalam hal ini, yang

berperan penting sebagai subjek aktivitas dakwah Sanggar Ki

Ageng Ganjur adalah Zastrouw Al-Ngatawi. Sebagai seseorang

yang dibesarkan di lingkungan santri dan secara bersamaan

memiliki minat besar pada kesenian, Zastrouw Al-Ngatawi

berusaha untuk mengaplikasikan keduanya (keagamaan dan seni

budaya) secara bersamaan. Beliau berusaha untuk

mengaplikasikan nilai-nilai keislaman dan kesenian secara

bersamaan.

Aplikasi instrumental input pada aktivitas Sanggar Ki Ageng

Ganjur adalah pemikiran mengenai dakwah yang dicetuskan oleh

Zastrouw Al-Ngatawi mendasari lahirnya sebuah gerakan dakwah

melalui seni budaya dengan mendirikan sebuah sanggar musik

bernafas islami. Di sisi lain pun, banyaknya arus budaya yang

masuk ke Indonesia terutama dalam aspek kesenian kontemporer

yang justru didalamnya tidak terdapat sisi religius dan nilai-nilai

spiritual. Hal ini yang memunculkan rasa pendiri Sanggar Ki

Ageng Ganjur untuk mendirikan sebuah sanggar sebagai wahana

membangun kreatifitas seni yang memiliki spirit religius. Sekali

lagi, perpaduan ide dakwah pesan agama yang dikolaborasikan

dengan seni terbukti sukses diterima oleh masyarakat luas.

Penerimaan ini terjadi karena instrumental input berisikanpesan

agama yang damai, dipadukan dengan musik, sehingga

menciptakan proses dakwah yang indah.

 

Page 69: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

58

Komponen enviromental input yang terdapat pada aktivitas

dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur berupa adanya perbedaan

pemahaman di tengah masyarakat mengenai boleh atau tidaknya

menggunakan media musik sebagai media dalam aktivitas

dakwah. Bahkan tidak hanya itu, permasalahan yang timbul terkait

aktivitas dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur juga berupa

penangguhan izin penyelenggaraan yang disebabkan oleh alasan

keamanan dan ketertiban.

B. Konversi Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur oleh Zastrouw Al-Ngatawi

banyak diinspirasi oleh isu tentang kemanusiaan mulai dari

permasalahan toleransi, keberagamaan yang moderat, juga

keterkaitan Islam dengan kebangsaan. Beberapa inspirasi ini harus

dikonversikan kedalam sebuah pertunjukan dakwah yang efektif,

informatif, dan hingga pada akhirnya memunculkan dampak dan

efek yang sangat besar bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Zastrouw Al-Ngatawi,

beliau menyatakan bahwa, “Beberapa nilai-nilai dan ajaran Islam

yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadits disublimasikan dalam

bentuk syair lagu. Ada juga yang mengambil beberapa syair dan

puisi dari para ulama seperti syair Sufi, syair Dziba, syair Burdah,

shalawat, dan berbagai tembang-tembang pujian karya ulama

nusantara yang kemudian diaransemen sehingga menjadi lagu

yang kemudian karakter dan jenis musiknya disesuaikan dengan

pesan dan syair yang diaransemen”.

 

Page 70: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

59

Zastrouw Al-Ngatawi menganggap musik sebagai media

dakwah dan sarana komunikasi yang efektif karna melalui musik,

masyarakat dapat dengan mudah menerima pesan-pesan agama.

Dengan demikian agama menjadi terasa lebih indah dan lebih

ramah, tidak kaku dan tidak menakutkan.

C. Output Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

Sanggar Ki Ageng Ganjur oleh Zastrouw Al-Ngatawi

menganggap bahwa musik sarana komunikasi dan media dakwah

yang efektif karena ide dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur sering

dikonversi oleh sebuah pementasan musik yang berisikan pesan-

pesan dakwah. Pagelaran musik yang diprakarsai oleh Sanggar Ki

Ageng Ganjur adalah sebuah pementasan musik lintas genre dan

lintas komposisi. Mulai dari genre dangdut, rock, pop, jazz,

sampai campur sari dengan komposisi musik tradisional etnik

sampai modern kontemporer. Namun dengan menampilkan

berbagai jenis musik tersebut tidak mengesampingkan pesan

agama dan nilai religius yang disampaikan.

Hal ini terbukti dari pertunjukkan yang terlah digelar bersama

dengan musisi-musisi besar tanah air seperti Iwan Fals, Slank, dan

Sheila On 7. Sistem dakwah yang dilakukan oleh Sanggar Ki

Ageng Ganjur bahkan telah sampai pada tingkat internasional,

terdapat beberapa kali kesempatan untuk berkolaborasi dan

pementasan dakwah di berbagai negara seperti, Jepang, Amerika,

dan Korea. Sebagaimana yang telah diungkapan oleh Zastrouw

Al-Ngatawi bahwa sebenarnya Sanggar Ki Ageng Ganjur dalam

 

Page 71: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

60

pementasan dakwahnya selalu menampilkan berbagai penampilan

musik yang multi genre sehingga hal ini dirasa mampu menyentuh

para penikmat musik berbagai genre agar pesan agama dan nilai

religius mampu diaplikasikan dalam keseharian.

Dalam sebuah pementasan, Sanggar Ki Ageng Ganjur

melakukan persiapan tergantung dengan besar kecilnya event yang

diselenggarakan. Jika event tersebut merupakan skala nasional dan

internasional biasanya Sanggar Ki Ageng Ganjur melakukan

persiapan selama 3 bulan dengan melibatkan seratus lima puluh

hingga dua ratus kru, dengan jumlah pengujung sebanyak dua

puluh ribu hingga tiga puluh ribu orang.

Pada intinya, pementasan dakwah yang ditampilkan oleh

Sanggar Ki Ageng Ganjur oleh Zastrouw Al-Ngatawi adalah ingin

menyampaikan serta mengedukasi masyarakat bahwa agama dan

Islam pada khususnya memiliki pesan tentang kedamaian,

toleransi, dan sikap moderat sebagai cerminan dari Islam dari

rahmatan lil’alamin.

D. Feedback Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

Feedback artinya sistem dakwah dipengaruhi oleh umpan

balik yang dihasilkan oleh dakwah itu sendiri yang berpengaruh

secara positif dan negatif. Sanggar Ki Agung Ganjur bersama

Zastrouw Al-Ngatawi menggunakan musik sebagai perantara

dakwah yang mana dapat menjadi media dakwah yang efektif.

Selain media yang efektif, musik juga dapat memberikan feedback

 

Page 72: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

61

positif yaitu masyarakat dari berbagai kalangan dapat dengan

mudah menerima pesan agama yang menyejukkan.

Feedback positif yang diterima Sanggar Ki Ageng Ganjur

bersama Zastrow Al-Ngatawi dikarenakan musik yang dibawakan

dapat dinikmati oleh berbagai penikmat genre musik serta pesan

agama dan nilai religius yang disampaikan dengan indah dan

damai. Hal ini dapat dirasakan dengan nyata melalui padatnya

jadwal pementasan yang dilakukan oleh Ki Ageng Ganjur bersama

Zastrow Al-Ngatawi, berbagai kota di Pulau Jawa, Bali, dan

Sumatera telah disambangi, tour keliling pesantren mereka

lakukan, dan mengisi acara-acara besar hingga berskala nasional.

Tak jarang, Sanggar Ki Ageng Ganjur menyuguhkan penampilan

kolaborasi dengan musisi tanah air, hal ini akan menjadi feedback

tambahan bagi Sanggar Ki Ageng Ganjur karena kehadiran musisi

yang telah dikenal akan menambah antusiasme masyarakat. Dari

aktivitas dakwah yang telah dilakukannya bersama Sanggar Ki

Ageng Ganjur telah mengantarkan Zastrouw Al-Ngatawi secara

pribadi menjadi penerima penghargaan Santri of The Year sebagai

Nominasi Santri Inspirasi Bidang Seni & Budayapada tahun 2016.

Penghargaan ini menambah daftar feedback positif dari sistem

dakwah melalui musik yang diterapkan Sanggar Ki Ageng Ganjur

oleh Dr. Zastrouw Al-Ngatawi.

Sisi positif akan beriringan dengan sisi negatif, begitu pula

dengan sistem dakwah musik yang dibawakan oleh Sanggar Ki

Ageng Ganjur dan Zastrouw Al-Ngatawi. Dibalik penerimaan dan

prestasi besarZastrouw Al-Ngatawi dlam bidang dakwah musik,

 

Page 73: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

62

terdapat feedback negatif yang pernah dirasakan. Dimulai dari

perizinan bagi pagelaran musik yang sulit dari aparat dan

pemerintah setempat, sampai deengan batalnya pagelaran musik

yang sudah dipersiapkan secara matang. Hal ini dianggap

Zastrouw Al-Ngatawi sebagai sebuah feedback negatif namun juga

pemecut dan bahan evaluasi bagi pagelaran musik dakwah yang

beliau dan sanggar akan adakan berikutnya.

E. Lingkungan Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

Dalam setiap pementasannya, Sanggar Ki Ageng Ganjur

danZastrouw Al-Ngatawi tidak pernah secara spesifik menentukan

seperti apa lingkungan sasaran dakwah. Tujuan dakwah Sanggar

Ki Ageng Ganjur adalah membawa misi pesan keagamaan dan

nilai religius yang damai dan dapat diterima oleh masyarakat dari

berbagai kalangan, sehingga sasaran lingkungan dakwah menjadi

luas dan tidak dibatasi oleh suatu hal yang spesifik. Tidak adanya

fokus sasaran menjadikan dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

bersamaZastrouw Al-Ngatawi tidak terbatasi ruang gerak serta

dapat tersampaikan dengan luas ke berbagai lapisan masyarakat

yang beragam di Indonesia bahkan sampai ke negara-negara lain

di dunia.

Sejauh ini, Sanggar Ki Ageng Ganjur pernah melakukan

pementasan di berbagai pesantren, acara besar keagamaan,

masyarakat muslim, dan komunitas anak jalanan. Bahkan menurut

penuturan Zastrouw Al-Ngatawi, Sanggar Ki Ageng Ganjur

pernah melakukan pementasan di pura dan gereja, yang hal ini

 

Page 74: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

63

menunjukkan bahwa Sanggar Ki Ageng Ganjur tidak membatasi

sasaran dakwahnya serta mengedepankan rasa toleransi dalam

kehidupan beragama. Aktivitas penyampaian pesan agama dan

nilai religius juga tidak hanya dilakukan di tanah air, namun

sampai pada negara-negara besar seperti Amerika, Jepang, Korea,

dan banyak lainnya, penerimaan sistem dakwah melalui musik

yang sampai ke negara lain akan semakin membebaskan ruang

gerak Sanggar Ki Ageng Ganjur danZastrouw Al-Ngatawi dan

menunjukkan bahwa musik merupakan sarana dakwah yang

efektif serta dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat.

Pertunjukkan yang diselenggarakan diberbagai kalangan

menunjukkan bahwa misi dakwah yang dibawa Sanggar Ki Ageng

Ganjur bersama Zastrow Al-Ngatawi dapat diterima dengan

mudah oleh masyarakat luas. Pesan keagamaan dan nilai spiritual

yang damai disampaikan dengan indah melalui musik menjadi

perpaduan yang tepat untuk mudah diterima dan diserap oleh

masyarakat.

F. Pesan Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

Penyampaian nilai pesan dakwah oleh Sanggar Ki Ageng

Ganjur berfokus pada keagamaan yang toleran, moderat, dan

berbagai isu kemanusiaan, termasuk keterkaitan Islam, dan

kebangsaan, keadilan dan lainnya. Sasaran dakwah dari Sanggar

Ki Ageng Ganjur adalah masyarakat Indonesia yang hidup dengan

keberagaman ras, suku, dan agama. Keberagaman tersebut dapat

hidup berdampingan dengan baik apabila diiringi dengan rasa

 

Page 75: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

64

toleransi dan saling menghormati, maka dari itu Sanggar Ki

Ageng Ganjur mengangkat nilai dakwah tentang keagamaan yang

toleran. Sanggar Ki Ageng Ganjur memiliki pemikiran beragama

yang terbuka dan toleran bahkan dalam pementasannya tidak

tebang pilih termasuk penampilan pada umat bergama yang

berbeda keyakinan karena selaras dengan nilai-nilai dakwah yang

embannya.

Dengan adanya analisis system dakwah pada aktivitas dakwah

Sanggar Ki Ageng Ganjur telah membuktikan bahwa sebuah

aktivitas dakwah yang tersusun secara sitematis akan

menghasilkan proses yang juga sistematis dan tersusun dengan

baik, tidak hanya mengedepankan unsur intisari dari ajaran Islam

itu semata melainkan dengan mengemas sebuah proses Dakwah

menjadi aktivitas yang menarik sehingga dapat membuat mad’u

mudah untuk berpartisipasi dalam kegiatan dakwah, sehingga

nilai-nilai Islam yang disampaikan oleh da’i dapat menjadi

pedoman dalam kehidupan keseharian.

 

Page 76: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

65

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dakwah merupakan kegiatan yang wajib dilakukan setiap

muslim, dengan cara apapun selama tidak menyalahi Syari’at yang

sudah dengan jelas diatur oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah

SAW. Sanggar Ki Ageng Ganjur dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi

mencoba mengaplikasikan sebuah kegiatan dakwah dengan

komposisi yang diharapkan mampu secara mudah diterima oleh

masyarakat luas. Musik dan kesenian lainnya dianggap sebagai

sebuah media dakwah yang efektif dan efisien. Berkolaborasi

dengan berbagai artis tanah air juga dianggap sebagai sebuah cara

yang mampu menarik perhatian khalayak luas oleh Sanggar Ki

Ageng Ganjur dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi. Mengemas sebuah

kegiatan dakwah layaknya pertunjukan dan pementasan di

berbagai daerah merupakan sesuatu yang dianggap sebagai sebuah

capaian luar biasa oleh Sanggar yang diprakarsai oleh Gus Dur

dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi ini.Dengan harapan agar

masyarakat luas mampu menerima Islam sebagai sebuah agama

yang membawa pesan perdamaian, agama yang mampu diterima

dengan baik oleh berbagai kalangan hingga menepis anggapan

bahwa Islam adalah agama yang disebar luaskan dengan berbagai

tindakan kekerasan. Hingga Islam mampu dicitrakan oleh Sanggar

Ki Ageng Ganjur dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi sebagai sebuah

 

Page 77: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

66

agama yang membawa pesan persatuan. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui analisis sistem dakwah melalui seni yang

diterapkan oleh Sanggar Ki Ageng Ganjur oleh Dr. Zastrouw Al-

Ngatawi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Input adalah komponen yang terdiri atas tiga bagaian yakni :

a. Raw Input, Instrumental Input dan Enviromental Input.

Pada Sanggar Ki Ageng Ganjur, Raw Input yang

mendasari kegiatan dakwahnya adalah materi seputar

kemanusiaan, sosial, dan keagamaan. Materi itu muncul

dan diprakarsai oleh Zastrouw Al-Ngatawi sebagai da’i

yang terlibat langsung secara aktif dalam kegiatan

dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur. Maka Zastrouw Al-

Ngatawi termasuk kedalam komponen Raw Input pada

aspek subjek.

b. Komponen Isntrumental Inputpada aktivitas dakwah

Sanggar Ki Ageng Ganjur adalah pandangan Zastrouw

Al-Ngatawi yang menyebutkan bahwa Islam harus

disampaikan dengan cara yang mudah untuk dimengerti

serta harus memiliki alasan yang sesuai dengan realita

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, maka jalan

musik dianggap sebagai media yang paling efektif dan

efisien untuk menyampaikan pesan dakwah pada

khalayak. Syair-syair sufi, dziba, burdah, dan bentuk

shalawat lainnya juga banyak menginspirasi kegiatan

dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur oleh Zastrouw Al-

Ngatawi.

 

Page 78: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

67

c. Komponen enviromental input yang terdapat pada

aktivitas dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur berupa

adanya perbedaan pemahaman di tengah masyarakat

mengenai boleh atau tidaknya menggunakan media musik

sebagai media dalam aktivitas dakwah. Bahkan tidak

hanya itu, permasalahan yang timbul terkait aktivitas

dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur juga berupa

penangguhan izin penyelenggaraan yang disebabkan oleh

alasan keamanan dan ketertiban.

2. Konversi merupakan sebuah kegiatan mentransformasikan ide

dan inspirasi dakwah ke dalam sebuah cara dakwah yang

efektif dan efisien, sehingga sebuah isi dakwah dapat

tersampaikan dengan baik kepada khalayak. Ide dakwah

Sanggar Ki Ageng Ganjur banyak muncul dari permasalahan

mengenai sosial keagamaan dan syair-syair arab serta

shalawat yang kemudian ditransformasi ke dalam sebuah

aransemen lagu sehingga masyarakat dapat dengan mudah

menerima pesan-pesan agama yang disampaikan.

3. Output adalah sebuah hasil transformasi ide ke dalam bentu

aplikasi dakwah. Dalam hal ini Sanggar Ki Ageng Ganjur dan

Dr. Zastrouw Ngatawi menganggap bahwa musik merupakan

sarana komunikasi dan media dakwah yang efektif, maka

pagelan musik lintas genre dan lintas komposisi menjadi

sebuah kegiatan dakwah yang mampu menarik perhatian

 

Page 79: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

68

masyarakat. Pagelaran musik yang dipertunjukkan oleh

Sanggar Ki Ageng Ganjur menampilkan berbagai jenis musik,

mulai dari dangdut, rock, pop, jazz, reggee, dan campursari

dengan komposisi musik tradisional etnik sampai modern

kontemporer. Tidak hanya itu, Sanggar Ki Ageng Ganjur dan

Dr. Zastrouw Al-Ngatawi sering melakukan kolaborasi

bersama musisi tanah air seperti Iwan Fals, Slank, Sheila On

7, Fadly Padi dan banyak lainnya. Kolaborasi ini bertujuan

untuk mengenalkan nilai-nilai religius keislaman melalui cara

yang dapat dengan mudah diterima masyarakat. Bahkan tidak

hanya pementasan di dalam negeri, pementasan skala

internasional pun pernah dilakukan Sanggar Ki Ageng Ganjur

dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi.

4. Feedback merupakan umpan balik atas sebuah kegiatan

dakwah yang bertujuan untuk mengenali tingkat efektivitas

dan efisiensi dakwah itu sendiri. Feedback dibagi menjadi dua

yaitu positif dan negatif. Feedback positif terlihat dari

pementasan Sanggar Ki Ageng Ganjur dan Dr. Zastrouw Al-

Ngatawi yang sering melakukan diberbagai kota di tanah air.

Hampir di setiap pementasan dihadiri oleh kurang lebih antara

dua puluh ribu hingga tiga puluh ribu penonton. Hal ini

menjadi cerminan bahwa dakwah yang ditampilkan mampu

menarik perhatian masyarakat. Feedback negatif yang pernah

dirasakan oleh Sanggar Ki Ageng Ganjur dan Dr. Zastrouw

Al-Ngatawi adalah berupa penolakan izin pementasan oleh

 

Page 80: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

69

aparat setempat saat akan berkolaborasi dengan beberapa

musisi tanah air, aparat setempat beralasan akan menjadi hal

yang riskan dalam segi keamanan apabila pementasan tetap

dilakukan.

5. Lingkungan, dalam setiap pementasannya Sanggar Ki Ageng

Ganjur dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi tidak pernah secara

spesifik menentukan seperti apa lingkungan dakwahnya.

Pesantren, bahkan gereja dan pura pernah menjadi tempat

Sanggar Ki Ageng Ganjur dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi

dalam melakukan aktivitas dakwah. Pada intinya Sanggar Ki

Ageng Ganjur dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi ingin

menebarkan pesan tentang Islam sebagai agama yang damai,

rahmatan lil a’lamin, dan dapat diterima oleh masyarakat dari

berbagai kalangan, sehingga sasaran lingkungan dakwah

menjadi luas dan tidak dibatasi oleh suatu hal yang spesifik.

6. Pesan dakwah yang berusaha disampaikan oleh Sanggar Ki

Ageng Ganjur dan Zastrouw Al-Ngatawi adalah mengenai

dakwah dan Islam yang mampu diterima oleh berbagai

kalangan. Tidak hanya kalangan muslim saja, namun juga

kalangan diluar Islam harus dapat merasakan bahwasanya

Islam adalah agama yang mengedepankan nilai-nilai tentang

kemanusiaan, sosial, dan komitmen kepada Sang Pencipta.

Musik sebagai media dakwah mampu mengantarkan

masyarakat dalam mengintrepretasikan nilai-nilai religius

 

Page 81: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

70

dalam Islam, sehingga Islam menjadi mudah dipahami yang

tidak hanya sekedar identitas, namun juga jalan hidup serta

pedoman bagi setiap muslim. Tidak hanya itu, Sanggar Ki

Ageng Ganjur dan Zastrouw Al-Ngatawi mengajarkan bahwa

dakwah harus dilakukan secara matang dan terstruktur

sehingga cita-cita dari sebuah kegiatan dakwah dapat tercapai

sesuai target.

B. Saran

Penelitian ini adalah sebuah penelitian yang jauh dari

kesempurnaan, maka penulis dalam hal ini akan menguraikan

beberapa saran agar penelitian mengenai dakwah melalui berbagai

macam media dapat kembali diteliti guna menjadi referensi bagi

penda’i dan keberlangsungan dakwah berikutnya. Diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian sejenis

ini, hendaknya tidak hanya memperhatikan prilaku dan

tindakan pelaku dakwah dan medianya saja, akan lebih

menarik jika peneliti juga memperhatikan unsur

filosofis yang terkandung. Karena setiap tindakan tidak

akan terlepas dari pada nilai, maksud dan tujuan.

2. Kepada para juru Dakwah, menggunakan media serta

kemasan yang lebih kreatif serta inovatif dalam

berdakwah bukanlah merupakan sebuah halangan

selama apa yang ditampilkan tidak betentangan dan

 

Page 82: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

71

bersebrangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai

dasar pokok Keislaman.

Menarik kiranya jika penelitian ini dapat dikembangkan

dan lebih didalami, sehingga menjadi sebuah bahan referensi yang

berkelanjutana’i dan sebuah kegiatan Dakwah.

 

Page 83: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

72

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Tercetak

Achmad, Amrullah. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial.

Yogyakarta: Prima Duta Yogyakarta, 1983.

Al-Wa’iy, Taufik. Dakwah Ke Jalan Allah (Muatan, Sarana, dan

Tujuan). Jakarta: Robbani Press, 2010.

Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009.

Aripudin, Acep. Pengembangan Metode Dakwah Respon Da’i

Terhadap Dinamika Kehidupan Beragama di Kaki Cermai.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.

Asmuni Syukir. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya:

Al-Ikhlas, 1983.

Djohan. Psikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit Best Publisher,

2009.

Dr. Lexy J. Moleong, M. A. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997.

Emha Ainun Najib. Sedang TUHANpun Cemburu. Yogyakarta:

PT. Bentang Pustaka, 2015.

Faizah, Effendi, Lalu Muchsin. Psikologi Dakwah. Jakarta:

Prenada Media Group, 2006.

Ismail A. Ilyas, Hotman Prio. Filsafat Dakwah Rekayasa

Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana,

2013.

 

Page 84: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

73

Mohammad Ardani. Memahami Permasalahan Fikih Dakwah.

Jakarta: Mitra Cahaya Utama, 2006.

M. Arifin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Munir M. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006.

PUSKA UI. Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2002.

Thohir Luth, M. Natsir. Dakwah dan Pemikirannya. Jakarta:

Gema Insani Press, 1999.

Toto Tasmara. Komunikasi Dakwah. Jakrta: Gaya Media

pratama,1997.

Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2010.

Sri Hidayah dkk. Sanggar Seni Sebagai Wahana Pewarisan

Budaya Lokal Studi Kasus Sanggar Seni Jaran Bondhag “Sri

Manis kota Probolinggo”. Yogyakarta: Direktorat Jenderal

Kebudayaan, 2012.

Suryana, Dayat. Terapi Musik. (diunduh

dari https://books.google.co.id/books).

Widhyatama, Sila. Sejarah Musik dan Apresiasi Seni. Jakarta: PT.

Balai Pustaka, 2012.

Yaqub Hamzah. Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership.

Bandung: Diponegoro, 1981.

Zuhairi Misrawi. Al-Qur’an Kitab Toleransi: Tafsir tematik Islam

Rahmatan Lil’alamin. Jakarta: Grasindo, 2010.

 

Page 85: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

74

B. Data Internet

http://www.nu.or.id/post/read/3208/lebih-dekat-dengan-

ketua-lesbumi-ngatawi-al-zastrow, pada tanggal 13 Juni 2017.

http://suarapesantren.net/2016/10/25/santri-of-the-year-2016-

untuk-gus-dur-dan-nasir/, pada tanggal 24 Maret 2017.

http://ki-ageng-ganjur.blogspot.co.id/ pada tanggal 21

Desember 2017

http://kiagengganjur.blogspot.co.id/ pada tanggal 21

Desember 2017

C. Sumber Wawancara

Wawancara peneliti dengan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi,

Pendiri Sanggar Ki Ageng Ganjur, pada 12 Januari 2017 pukul

10.34 WIB

 

Page 86: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

75

LAMPIRAN

1.1 Transkrip Wawancara

Aktivitas Dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur

Waktu wawancara : Sabtu, 6 Januari 2018

Tempat wawancara : Komp. Taman Serua Jl. Palem No 70

Bojongsari, Depok

Pewawancara : Haidar Hasan

Interviewer : Dr.Zastrouw Al-Ngatawi (Pendiri

Sanggar Ki Agung Ganjur)

Pertanyaan : Sejak kapan ide mendirikan sebuah sanggar

itu muncul?

Jawaban : Ide mendirikan sangga muncul sejak awal

dekade 90-an ketika kami aktif digerakan mahasiswa yang

banyak melakukan kegiatan sosial keagamaan di masyarakat.

Pertanyaan : Apa yang melatar belakangi berdirinya

Sanggar Ki Ageng Ganjur?

Jawaban : Di satu sisi danya gerakan purotanisme

agama yang tidak ramah terhadap tradisi dan budaya sehingga

meminggirkan gerakan seni. Di sisi lain juga maraknya

kesenian kontemporer yang tidak ada unsur religius dan nilai-

nilai spiritual karena hanya mengutamakan kepentingan

materi semata. Kondisi seperti inilah yang mendorong kami

 

Page 87: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

76

mendirikan sanggar Ki Ageng Ganjur sebagai wagana

membangun kreatifitas seni yang memiliki spirit religiusitas.

Pertanyaan : Apa yang melatar belakangi penamaan “Ki

Ageng Ganjur”?

Jawaban : Nama Ki Ageng Ganjur dipakai atas saran

dari Gus Dur untuk meneruskan jejak seorang wali yang

hidup di zaman kesultanan Demak. Wali tersebut benama

Abdurrahman. Selain sebagai seorang panglima perang,

Syekh Aburrahman juga seorang seniman yang kemudian

dikenal dengan sebutan Ki Ageng Ganjur.

Pertanyaan : Sejak berdirinya sanggar, sudah berapa kali

melakukan pementasan?

Jawaban : Sejak berdiri pada tahun 1996, Ki Ageng

Ganjur sudah pentas ratusan kali baik di dalam maupun di

luar negeri. Sudah beberapa kali melakukan kolaborasi

dengan para musisi luar negeri seperti dari Amerika, Jepang,

Korea dan sebagainya

Pertanyaan : Inspirasi apa yang sering menjadi materi

dakwah Sanggar Ki Ageng Ganjur?

Jawaban : Materi dakwah kami terkait dengan

pemahaman keagamaan yang toleran, moderat, dan berbagai

isu kemanusiaan, termasuk keterkaitan Islam dan kebangsaan,

keadilan dan sejenisnya.

 

Page 88: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

77

Pertanyaan : Bagaimana anda kemudian

mentransformasikan ide dakwah kedalam sebuah praktik

dakwah melalui musik?

Jawaban : Beberapa nilai-nilai dan ajaran Islam yang

ada dalam Qur’an dan Hadits disublimasikan dalam bentuk

syair lagu. Ada juga yang yang mengambil beberapa syair dan

puisi dari para ulama seperti syair sufi, syair dziba. Syair

burdah, shalawat dan berbagai tembang-tembang pujian karya

ulama Nusantara yang kemudian diaransemen sehingga

menjadi lagu. Karakter dan jenis musik disesuaikan dengan

pesan dan isi syair yang diaransemen.

Pertanyaan : Mengapa musik sering menjadi bahan

dakwah yang disampaikan kepada khalayak?

Jawaban : Karena musik menjadi sarana

komunikasi yang efektif sehingga membuat masyarakat

mudah menerima pesan-pesan agama, dengan demikian

agama menjadi terasa lebih indah dan lebih ramah, tidak kaku,

dan menakutkan.

Pertanyaan : Jenis musik seperti apa yang banyak

ditampilkan?

Jawaban : Ki Ageng Ganjur selalu menampilkan

jenis musik lintas genre dan lintas komposisi. Mulai genre

dangdut, rock, pop, jazz sampai campur sari dengan

 

Page 89: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

78

komposisi tradisonal etnik sampai modern kontemporer. Yang

penting semua jenis itu selalu bernuansakan religius dan berisi

pesan agama.

Pertanyaan : Mengapa sanggar Ki Ageng Ganjur

memilih band semacam Slank dan yang lainnya dalam

melakukan kolaborasi?

Jawaban : Ki Ageng Ganjur tidak pernah memiliki

jenis musik atau grup band tertentu sebagai pasangan

kolaborasi. Beberapa grup dan person dari berbagai genre

musik pernah kolaborasi dengan Ki Ageng Ganjur, seperti

jazz, rock, pop, regge, punk, dan sebagainya pernah

berkolaborasi dengan Ki Ageng Ganjur.

Pertanyaan : Dalam melakukan pementasan dakwah,

berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

persiapan?

Jawaban : Untuk waktu persiapan tidak tentu,

tergantung besar kecilnya event. Tapi paling lama tiga bulan

untuk event besar berskala nasional maupun internasional

dengan melibatkan 150-200 crew, dengan jumlah pengunjung

20.000 sampai dengan 30.000 orang.

 

Page 90: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

79

Pertanyaan : Pesan apa yang ingin disampaikan

dalam setiap pementasan dakwah yang digelar?

Jawaban : Yang kami sampaikan adalah pesan

agama yang damai, ramah, toleran, dan moderat sebagai

cerminan dari Islam rahmatan lil’alamin

Pertanyaan : Sejauh apa antusias masyarakat dalam

setiap pementasan dakwah yang diadakan?

Jawaban : Selama dakwah yang dilakukan oleh Ki

Ageng Ganjur selalu menarik perhatian publik hal ini

dibuktikan dengan jumlah pengunjung yang hadir, minimal

3000 orang

Pertanyaan : Pada Lingkungan masyarakat seperti

apa biasanya Sanggar Ki Ageng Ganjur menggelar

pementasan? Adakah target khusus dalam setiap pementasan

dakwah?

Jawaban : Ki Ageng Ganjur tidak pernah

menentukan target yang spesifik dalam melakukan

pementasan. Kami pernah melakukan pentas di lingkungan

pesantren, di komunitas anak-anak jalanan bahkan dalam

lingkungan agama lain, seperti di pura dan gereja. Artinya

sasaran dakwah kami adalah komunitas yang beragam, mulai

dari kelompok pengajian dan komunitas pesantren sampai

komunitas anak jalanan dan non muslim.

 

Page 91: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

80

Pertanyaan : Bagaimana anda menyikapi perbedaan

pendapat di kalangan ulama mengenai boleh dan tidaknya

menjadikan musik sebagai media dakwah?

Jawaban : Kami menghargai para ulama yang

mengharamkan musik, tetapi bagi kami, sejauh musik bisa

membawa kebaikaan dan bisa menjadi sarana yang efektif

untuk menyampaikan pesan agama maka kami akan tetap

meggunakan musik sebagai sarana dakwah. Bagi kami para

ulama yang mengharamkan musick akan berdakwah di

kalangan yang tidak suka musik, tetapi kami akan melakukan

dakwah di kalangan masyarakat yang suka music. Kami

memandang perbedaan pandangan tersebut sebagai

pembagian wilayah kerja dalam berdakwah.

Pertanyaan : Apakah Sanggar Ki Ageng Ganjur

pernah medapatkan kendala dari lingkungan masyarakat saat

akan melalukan pementasan?

Jawaban : Ya itu terjadi beberapa kali saat kami

mengadakan pementasa kolaborasi dengan artis lain,

terkadang beberapa artis tidak mendapatkan izin pentas dari

aparat setempat, namun hal itu dapat kami selesaikan

sehingga kami tetap bisa tampil.

 

Page 92: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

81

Pertanyaan : Dimana saja Sanggar Ki Ageng Ganjur

pernah melakukan pementasan?

Jawaban : Wah banyak itu, kami pernah

mengelilingi Indonesia lewat tour musik dengan beberapa

artis tanah air, lalu pernah juga keluar negeri. Seperti nanti ini

Bulan April kami diundang tour di Belanda. Sebelumnya

kami pernah mengisi acara di Jepang, Swiss, Korea, dan

beberapa lagi.babiv

ZastrouwAl-Ngatawi

 

Page 93: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

82

1.2 Surat Penelitian

 

Page 94: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

83

1.3 Lembar Pengesahan Proposal Skripsi

 

Page 95: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

84

1.4 Dokumentasi dengan Narasumber

Foto ini diambil pada saat penulis melakukan wawancara terhadap narasumber, yakni Zastrouw Al-Ngatawi sebagai perintis Sanggar Ki Ageng Ganjur

Foto ini diambil pada hari Sabtu, 6 Januari 2018 di Komp. Taman Serua Jl. Palem No 70, Bojongsari, Depok.

Sanggar Ki Ageng Ganjur saat penutupan rangkaian konser Xtraligy 25 kota putaran pertama daerah Jawa Timur.

 

Page 96: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

85

Sanggar Ki ageng Ganjur dan Iwan Fals melakukan konser yang bertajuk “Perjalanan Spiritual ke Pesantren”. Konser ini mengunjungi 12 Pesantren mulai dari Jember, Lumajang dan berakhir di Surabaya.

 

Page 97: AKTIVITAS DAKWAH SANGGAR KI AGENG GANJUR Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41463/1/HAIDAR HASAN-FDK.pdf · ahsan, diartikan sebgai sebuah metode dakwah dengan

86

Sanggar Ki Ageng Ganjur mengadakan kegiatan Dakwah yang bertajuk “Silaturrahmi Budaya”, yang pada saat itu menggandeng Fadly Padi sebagai artis yang berkolaborasi. Kegiatan ini berlangsung di Repok Naga, Desa Tanah Beak Kec. Narmada Lombok Barat pada Selasa Malam 23 Juni 2016/7 Ramadhan 1436 H.