dakwah islam

29
BAB I PENDAHULUAN Dakwah adalah term yang terambil dari Al-Qur’an, ada banyak a diantara kata-kata yang digunakannya adalah dakwah atau bentuk l adalah dakwah. Al-Qur’an menyebutkan kata dakwah dan devirasinya tersebar dalam 55 surat dan bertempat dalam 1! ayat. Ayat-ayat "sebanyak 1#1 ayat$ turun di %ekah, &' ayat turun di %adinah dan keberadaannya anatara %ekah dan %adinah sebagai tempat turunnya, pendapat tentang tempat turunnya surat Al-(a)) yakni sura tersebut. Dari analisis terhadap ayat-ayat tersebut diketahui bahwa ter Qur’an dipergunakan untuk pengertian yang lebih luas dari pemaknaan dakwah yang dipergunakan *leh masyarakat-dakwah. Dalam ilmu dakwah, istilah dakwah +ende dipakai untuk menun)uk pr*ses dakwah yang berpihak kepada a)aran dalam Al-Qur’an istilah dakwah digunakan dalam arti yang lebih l menun)uk pada pr*ses dakwah slam )uga untuk pengertian lain. membuat tiga kateg*ri pemaknaan terma dakwah dalam Al-Qur’an. Pertama, istilah dakwah dalam Al-Qur’an diartikan sama dengan pemaknaan yang dipergunaka dakwah, Kedua, mirip, Ketiga, tidak sama dengan yang digunakan masyarakat da ntuk itu )ika aktivitas dakwah dilaksanakan sesuai dengan p maka +itra pr*/esi*nal dalam dakwah akan terwu)ud pada kehidupan kegiatan dakwa ini memerlukan peren+anan kegiatan se+ara sistema disampaikan dapat ber)alan se+ara e/ekti/ dan dapat membawa peru dakwah dilaksanakan.

Upload: iim-rohana

Post on 05-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dakwah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANDakwah adalah term yang terambil dari Al-Quran, ada banyak ayat Al-Quran yang diantara kata-kata yang digunakannya adalah dakwah atau bentuk lain yang akar katanya adalah dakwah. Al-Quran menyebutkan kata dakwah dan devirasinya sebanyka 198 kali, tersebar dalam 55 surat dan bertempat dalam 176 ayat. Ayat-ayat tersebut sebagian besar (sebanyak 141 ayat) turun di Mekah, 30 ayat turun di Madinah dan 5 ayat dipertentangkan keberadaannya anatara Mekah dan Madinah sebagai tempat turunnya, karena ada perbedaan pendapat tentang tempat turunnya surat Al-Hajj yakni surat yang memuat kelima ayat tersebut.Dari analisis terhadap ayat-ayat tersebut diketahui bahwa terma dakwah dalam Al-Quran dipergunakan untuk pengertian yang lebih luas dari pemaknaan dakwah yang dipergunakan oleh masyarakat-dakwah. Dalam ilmu dakwah, istilah dakwah cenderung dipakai untuk menunjuk proses dakwah yang berpihak kepada ajaran agama Islam, namun dalam Al-Quran istilah dakwah digunakan dalam arti yang lebih luas lagi, yakni disamping menunjuk pada proses dakwah Islam juga untuk pengertian lain. Hasil penelitiantersebut membuat tiga kategori pemaknaan terma dakwah dalam Al-Quran. Pertama, istilah dakwah dalam Al-Quran diartikan sama dengan pemaknaan yang dipergunakan oleh masyarakat-dakwah, Kedua, mirip, Ketiga, tidak sama dengan yang digunakan masyarakat dakwah.Untuk itu jika aktivitas dakwah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, maka citra profesional dalam dakwah akan terwujud pada kehidupan masyarakat, dimana kegiatan dakwa ini memerlukan perencanan kegiatan secara sistematis agar dakwah yang disampaikan dapat berjalan secara efektif dan dapat membawa perubahan pada objek sasaran dakwah dilaksanakan.

BAB IIPEMBAHASANA. DEFINISI MANAJEMENM. Munir dkk. (2004:9) secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris Management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Artinya manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individual atau kelompok dalam upaya upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam buku Drs. Ek. Mochtar Effendy (1986:9) dikatakan, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris dari kata kerja To Manage yang sinonimnya antara lain To Hand yang berarti mengurus, To Control memeriksa, To Guide memimpin jadi, apabila hanya dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan, pengendalian, memimpin atau membimbing.Dalam bahasa Arab, istilah manajemen diartikan sebagai An-Tanzim yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu pada tempatnya. Pengertian tersebut dalam skala aktivitas menerbitkan, mengatur dan berfikir yang dilakukan oleh seseorang sehingga mampu mengemukakan, menata, dan merapikan segala sesuatu yang ada disekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras dan serasi dengan yang lainnya.Sedangkan secara terminologi, menurut Jame A.F. Artoner yaitu sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan terhadap para anggota organisasi serta penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan organisasi yang sudah diterapkan. Ada pula yang mengartikan manajemen adalah usaha dan kegiatan untuk mengombinasikan unsur-unsur manusia (men), barang (metrial), uang (money), mesin-mesin (mechanes), dengan metode (metod) yang dapat disingkat 5 M .[footnoteRef:1][1] [1: ]

Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur penggunaan sumber daya bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif. Pimpinan yang mengatur aktifitas disebut manager dan anggota yang terlibat dalam pelaksanaan disebut staf manajemen.[footnoteRef:2][2] [2: ]

B. UNSUR UNSUR MANAJEMENUnsur-unsur manajemen adalah apa-apa yang terkandung dalam manajemen :1. Perencanaan dakwah:Tahap ini meliputi membuat susunan materi dakwah yang akan disampaikan kepada Mad'u. dan juga membuat susunan acara yang akan dilakukan mulai dari awal hingga akhir acara tersebut. 2. Pengorganisasian dakwah:Tahap ini merupakan, tahap yang dimana segala anggota penyelenggara acara berkumpul bersama dan saling bekerja sama dengan harapan tujuan dakwah tersebut bisa sukses.3. Penggerakkan dakwah:Tahap ini merupakan di mana segala anggota yang terlibat, menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan perencanaan kegiatan dakwah yang telah dibuat bersama.4. Pengendalian dakwah:Tahap ini merupakan suatu upaya mengatur jalannya acara, agar acara tersebut berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat bersama. Jadi situasi acaranya bisa terkendali.5. Evaluasi dakwah: Tahap ini merupakan suatu upaya melihat hasil / feedback yang diberikan mad'u, setelah mad'u tersebut menerima pesan dakwah yang disampaikan oleh Da'i.[footnoteRef:3][3] [3: ]

Sedangkan menurut para ahli sebagai berikut :1. Henry Fanyol (1916), dalam bukunya General and Industrial Management mengatakan bahwa kegiatan managerial activites (kegiatan manajemen) terdiri : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), Commanding (pengomandoan), coordinating (pengoordinasian) dan controling (pengkontrolan).2. George R. Terry (2006), dalam bukunya Principles of Management mengatakan bahwa manajemen itu terdiri dari : Planning (pengorganisasian), Organizing (pengorganisasian), Actuiting (pergerakan), controling (pengawasan).

C. MANAJEMEN DAKWAHJika aktivitas dakwah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, maka citra profesional dalam dakwah akan terwujud pada kehidupan masyarakat. Dengan demikian, dakwah tidak dipandangn dalam objek ubudiyah saja, akan tetapi diinterpretasikan dalam berbagai profesi. Inilah yang dijadikan inti dari peraturan secara manajerial organisasi dakwah, sedangkan efektivitas dan efesiensi dalam penyelenggaraan dakwah adalah suatu hal yang harus mendapatkan prioritas. Aktivitas dakwah dikatakan berjalan efektif jika apa yang menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai, dan dalam pencapaiannya dikeluarkan pengorbanan-pengorbanan yang wajar. [footnoteRef:4][4] [4: ]

Manajemen dakwah sebagai proses perencanaan tugas, mengelompokkan tugas, dan kemudian menggerakan kearah pencapaian tujuan dakwah.[footnoteRef:5][5] [5: ]

Lima fungsi manajemen yang sekaligus menjadi urutan proses pelaksanaan manajemen, yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), command (perintah), Coordination (koordinasi), Control (pengawasan). Lima faktor ini menjadi penentu dan pelaksanaan manajemen tanpa memandang apapun yang menjadi tujuan sesuatu organisasi.[footnoteRef:6][6] [6: ]

1. Perencanaan dakwah:Rencana adalah suatu arah tindakan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam perencanaan akan ditetapkan tentang tujuan organisasi yang ingin dicapai. Setiap segala sesuatu itu membutuhkan rencana, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah SAW :Jika anda ingin mengerjakan suatu pekerjaan, maka pikirkanlah akibatnya, maka jika pekerjaan itu baik ambillah dan jika pekerjaan itu buruk, maka tinggalkanlah.(HR. Abnu Al-Mubarak).2. Pengorganisasian dakwah:Pengorganisasian atau Al-Thanzim dengan pandangan islam bukan semata mata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan sistematis. Terdapat dalam QS AL-Shaff (61) : 4. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalaNYA dengan berbaris seolah-olah mereka itu suatu bangunan yang tersusun.Ada dua poin yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian, yaitu :1) Organizational Design (desain organisasi)2) Organizational Structure (struktur organisasi)a. Prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen dakwah1. Prinsip konsolidasi, Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap organisasi dakwah harus selalu dalam keadaan mantap dan stabil, jauh dari konflik, dan terhindar dari perpecahan, baik lahiriah maupun batiniah. (QS.Al-Imran (3):103).2. Prinsip kordinasi, Prinsip berarti organisasi dakwah harus mampu memperlihatkan kesatuan gerak dalam satu komando. Ketertiban dan keteraturan merupakan ciri hasnya. (QS Al Shaff:14).3. Prinsip tajdid, (QS Al-Mujadalah : 11)4. Prinsip Ijtihad, (QS Al-Ankabut : 69)5. Prinsip pendanaan dan kaderisasi, (QS Al-Fath : 29)6. Prinsip komunikasi, setiap organisasi dakwah pengelolaannya harus komunikatif dan persuasif karena dakwah itu sifatnya mengajak bukan mengejek, dakwah itu harus sejuk dan memikat. (QS Az -zumar : 18).7. Prinsip Tabsyir dan taisir, kegiatan dakwah harus dilaksanakan dengan prinsip menggembirakan dan mudah. Menggembirakan berarti ada nilai yang membawa hati menjadi senang dan tenang, membuka cakrawala dan wawasan yang mencarikan jalan keluar dari kesulitan. (QS Saba: 28).8. Prinsip integral dan komprehensifPelaksanaan dakwah tidak hanya terpusat dimasjid atau di lembaga-lembaga keagamaan semata, akan tetapi harus terintegrasi dalam kehidupan umat dan menyentuh kebutuhan dan menyeluruh dari segenap strata sosial masyarakat, baik birokrat atau penguasa maupun lapisan elite ekonomi dan masyarakat marginal. (QS Al-Anbiya: 107).9. Prinsip penelitian dan pengembangan, (QS Al-kahfi : 13 dan 14) serta (QS Ar Rahman : 33).10. Prinsip sabar dan istiqomah, (QS Fushilat : 30).b. Bentuk-bentuk organisasi dakwah1. Organisasi garisBentuk ini menjelaskan bahwa kekuasaan pimpinan langsung kepada kepala bagian dan kemudian staf.2. Organisasi garis dan stafBentuk ini merupakan kombinasi pemberdayaan antara pengawasan langsung oleh atasan kepada bawahan dan spesialisasi bagi staf dalam organisasi tersebut.3. Organisasi fungsionalPada bentuk organisasi seperti ini masing-masing kepala bagian adalah spesialis dan para staf masih dikendalikan oleh beberapa pimpinan.4. Organisasi komiteOrganisasi komite merupakan asas Braintorming.5. Organisasi matriksOrganisasi ini biasa disebut dengan organisasi manajemen proyek, yaitu struktur pengorganisasian yang spesialisasi antar bagiannya dipadukan untuk melaksanakan aktivitas tertentu. c. Desain pengorganisasiand. Strategi dan struktur dakwahe. Komunikasi dan desain organisasi dakwahf. Tujuan pengorganisasian1. Membagi kegiatan-kegiatan dakwah menjadi departemen-departemen atau divisi-divisi dan tugas-tugas yang rinci dan spesifik.2. Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing jabatan atau tugas dakwah.3. Mengoordinasikan berbagai tugas organisasi dakwah.4. Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dakwah dalam unti-unit.5. Membangun hubungan dikalangan dai, baik secara individual, kelompok dan departemen.6. Menetapkan garis-garis wewenang formal.7. Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah.8. Dapat menyalurkan kegiatan-kegiatan dakwah secara logis dan sistematis.3. Aspek penggerakan dakwah: a. Ar-Ruhiyah (spiritual)b. Al-faikriyah (Pemikiran)c. Al-Maliyah (material)d. Al-Maidaniyah (Penguasaan lapangan)e. Al-Harakiyah (gerakan dakwah)4. Pengendalian dan evaluasi dakwah Penggunaan prosedur pengendalian dapat dimaksudkan sebagai sebuah kegiatan mengukur penyimpangan dari prestasi yang direncanakan dan menggerakkan tindakan korektif. Pada era sekarang ini pengendalian operasional dakwah dilakukan terintegrasi dari suatu organisasi dakwah sudah menjadi suatu kebutuhan, dan dalam pengendalian ini selalu disertakan unsur perbaikan yang berlangsung secara berkesinambungan (continous improvement).Program pengendalian dakwah :1. Menentukan program pengendalian dan perbaikan aktivitas bdakwah.2. Menjelaskan mengapa operasi program itu dipilih.3. Mengkaji pemantauan yang kondusif.4. Menentukan rencana perbaikan.5. Mengevaluasi program perbaikan tersebut.[footnoteRef:7][7] [7: ]

D. PROSES MANAJEMEN DAKWAHPemanfaatan tenaga dan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi dakwah melalui serangkaian kegiatan merupakan proses manajemen. Rangkaian tersebut terbagi dalam empat fungsi.Pertama, menentukan pekerjaan apa saja yang akan dilaksanakan oleh para anggota organisasi dan bagaimana cara melaksanakannya serta kapan setiap pekerjaan itu harus diselesaikan. Kegiatan ini juga membuat perhitungan mengenai dana yang digunakan untuk membiayai setiap pekerjaan yang akan dilakukan. Aktivitas ini disebut (planning) sebagai fungsi pertama dalam manajemen.Kedua, membagi pekerjaan yang telah ditetapkan tersebut kepada para anggota organisasi sehingga pekerjaan terbagi habis kedalam unit-unit kerja. Pembagian pekerjaan ini disertai pendelegasian kewenangan masing-masing melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab. Untuk mengatur urutan jalannya arus pekerjaan perlu dibuat ketentuan mengenai prosedur dan hubungan kerja antar unit. Kegiatan seperti disebut (Pengorganisasian) sebagai fungsi kedua dari manajemen.Ketiga, setelah setelah perencanaan disusun dan pekerjaan telah terbagi, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh manajer adalah menggerakan orang-orang untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan efesien berdasarkan perencanaan dan pembagian tugas masing-masing. Untuk menggerakan orang-orang tersebut diperlukan tindakan untuk komunikasi, memberikan motivasi, memberikan perintah, memimpin pertemuan, dan meminta laporan. Langkah-langkah manajer untuk menggerakkan organisasi sehingga berjalan kearah tujuan yang ingin dicapai biasa disebut penggerak (actuating).Keempat, selama organisasi bergerak menurut perintah dan petunjuk yang telah diberikan maka selama itu pula manajer melaksanakan pengawasan agar aktifitas organisasi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.[footnoteRef:8][8] [8: ]

BAB IIIKESIMPULAN1. Manajemen dakwah sebagai proses perencanaan tugas, mengelompokkan tugas, dan kemudian menggerakan kearah pencapaian tujuan dakwah.2. Unsur-unsur manajemen adalah apa-apa yang terkandung dalam manajemenA. Perencanaan dakwahB. Pengorganisasian dakwahC. Penggerakkan dakwahD. Pengendalian dakwahE. Evaluasi dakwah3. Lima fungsi manajemen yang sekaligus menjadi urutan proses pelaksanaan manajemen, yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), command (perintah), Coordination (koordinasi), Control (pengawasan).

DAFTAR PUSTAKAAbd. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.H. Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Cet.1, Al-Amin, Yogyakarta, 1996.Hemlan Elhany, Ilmu Dakwah, STAIN Jurai Siwo Metro, 2010.Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali pers, 2012.http://abrardillahi.blogspot.com/2011/07/manajemen-dakwah.html

MAKALAH DAKWAH ISLAM

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahKalau kita telah menyatakan bahwa agama islam itu Agama pamungkas atau agama terakhir yang berlaku dimana saja, dan kapan saja, maka itu berarti keyakinan kita juga, bahwa Agama Islam itu dapat memberikan pedoman dasar, memberikan bimbingan dan memberikan pemecahan masalah prinsip yang dihadapi umat manusia sepanjang zaman. Logika demikian memberikan konsekuensi, implimentatif pada umat islam, untuk dapat membuktikan dan mengangkat nilai-nilai islam dalam rearitas kehidupan tanpa melakuan penyebrangan dari wilayah keislamannya, tapi juga tidak melakukan sikap-sikap konyol yang menepatkan umat islam dalam posisi terbuang kepinggiran daerah cagar budaya.Islam pada massa sekarang dan mendatang mendapatkan peluang untuk tampil sebagai agama yang dapat memberikan konsep-konsep pemecahan kemelut global dunia modern ini, namun umuat islam belum menemukan kualitas diri yang dapat mengangkat pamornya sebagai kekuatan dunia yang dengan kecerahan dan keramahannya menyuguhkan konsepsinya sebagai agama pemungkas.Memang sedang terjadi fajwah banial islam wal muslimin ada kesenjangan dalam dunia islam, antara agama islam dengan umat izzul, islam walmuslimin dituntut untuk mempunyai langkah-langkah strategis dalam usaha meningkatkan mutu atau kualitas umat islam.1.2 Perumusan Masalah Penyusunan permasalahan ini berpijak dari pemasalahan :1. Menghidupkan islam dengan nilai-nilai kebenaran yang universal prinsipil, dalam suatu sistem sosial yang dinamis, dengan tetap memberikan ruang yang cukup suatu proses perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan penemuan-penemuan baru lainnya yang harus berlangsung .pandangan demikian adalah mutalak, mengingat keyakinan kita dan hakikat ilmu sebagai Agama pemungkas yang dapat memberikan guidance sepanjang masa dan semua tempat di dunia ini. 1.3 Tujuan PenulisanTujuan penyusunan makalah mengenai islam sebagai Agama dakwah, selain karena rasa ingin tahu tentang ruang lingkup dalam islam. Serta rasa ingin menjiwai. Yang berhubungan dengan sifat dasar manusia, juga karena motifasi-motifasi lain yaitu: 1. Untuk mengingatkan kemampuan penulis dalam menggunkan teori-teori yang berkualitas dengan aspek yang dikaji sesuai dengan tuntunan Mata Kuliah. PAI yang ditugaskan oleh dosen yang bersangkutan.2. Ingin memahami dan mempelajari lebih jauh lagi mengenai pengembangan islam dan proses kebangkitan-Nya.

BAB IITUJUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Islam Menurut ilmu bahasa (etimologi) Islam berasal dari bahasa Arab, dari kata salima yang berarti selamat setosa, dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang Artinya memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa. Dan berarti juga menyerakan dari tunduk, patuh dan taat. Seorang yang bersikap sebagai mana dimaksud oleh pengertian islam tersebut disebut muslim. Yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri patuh dan tunduk kepada Allah. Secara etimologi Islam berarti ajaran-ajaran yang diwahuykan tuhan kepada manusia melalui seorang Rosul, Atau lebih tegas lagi Islam adalah yang ajaran-ajarannya diwayukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhamad sebagai Rosul. Islam itulah agama yang dibawa oleh Nabi Adalah Nabi Ibrahim, Nnabi Yakub, dan Nabi-nabi lainya. Mengenai islam sebagai agam yang dibawah oleh Nabi dan Agama manusia sebelumnya di nyatakan dalam Al-Qquan sebagai berikut. Artinya: Nabi ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya demikian pula nabi yakub. Ibrahim berkata susun agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melanikan dalam memeluk agama islam (QS Al-bakoroh,2:132) .2.2 Pengertian Agama Di dalam beberapa sumber bacaan mengenai keagamaan dapat dijumpai berbagai kata yang menujukan pada pengertian agama dalam masarakat Indonesia. Misalnya selain kata agama. Dikenal pula dengan kata Al-dien () dari bahasa arab. Dan religi dari bahasa eropa, menghadapi istilah yang bermacam-macam ini sebagian agar yang menghendaki tidak usah membeda-bedakanya di artikan a (tidak) dan gam (pergi) jadi agama berarti tidak pergi atau di wariskan secara turun temurun. Adapun dalam arti eti mologi (itulah) kata agama di anggap sama dengan pristilahan bahasa inggris, religion atau dalam peristilahan sehari-hari religi. Selanjutnya teori menyebutkan bahwa kata agama diperkirakan dapat melengkapi pengertian din, antara lain dalam masdar dari kata kerja dana-yadinu yang antara lain berarti cara atau adat kebiasaan, peraturan, undang-undang taat dan patuh, menunggalkan ketuhanan.Didalam Al-Quran kata din dipergunakan baik untuk islam maupun agama lain. Termasuk juga kepercayaan terhadap berhala seperti yang di anut masyarakat hejaj pada awal risalah dan nubuwah Nuhamad SAW, ayat Al-Quran ini menujukan kepada pemahaman seperti itu. ( : )Artinya : Dialah yang telah mengutus rosulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk mengunggulkannya atas agama-agama semuanya, walaupun kaum musrik membencinya (LQS As-Shof:61=9).BAB IIIPEMBAHASAN 3.1 Dawah Islamiah Menghadapi Prgeseran Tata Nilai Dalam MasyarakatTata nilai adalah aturan pandangan dan anggapan masyarakat yang digunakan sebagai pedoman dalam menilai suatu yang dalam mengendalkan serta memilih tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, atau dengan kata lain tata nilai adalah suatu kumpulan norma yang diakui oleh masyarakat dan digunakan sebagai pedoman dalam menentukan sikap selanjtnya. Tata nilai atau sistem nilai ini merupakan salah satu aspek dari tiga macam aspek yang terkandung dalam sistem ideology yaitu.Pertama : Aspek kosmologi yang merupakan mekansime mental yang mengolah input dari ular dan menafsirkan-Nya.Kedua : Aspek tata nilai, yang dipakai sebagai pedoman untuk menilai dan mengendalikan tingkah laku.ketiga : Aspek pola sikap, yang merupakan mekanisme yang mengarahkan tindakan atau suatu aksi yang dipandang tepat.RELEVANSI DAWAH ISLAMIAH DENGAN TATA NILAI MASARAKATBagian pertama dari ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan. Adalah surat-surat mufasal, yang menerangkan tentang surga dan neraka baru setelah hati manusia bersatu pada islam, turunlah ayat-ayat tentang hukum halal dan haram jika seandainya ayat-ayat pertama itu berbicara jangan minum khamar niscaya mereka akan berkata tidak mungkin kita meninggalkanya. Atau jika berbicara ayat-ayat pertama itu tentang jangan berbuat zinah merekapun anak menjawab tidak mungkin kita mengingatkannya. Kenyataan semacam. Itu, dalam himatul tastri, di sebut dengan istilah Dan dari segi sosiokultural kita disebut pendekatan nilai-nilai sosial artinya didalam melakukan dakwah islamiyah, harus diperhatikan bagimana kondisi sosiokultural yang sedang berlangsung pada waktu dan tempat tersebut.Pada kenyataan antara dakwah islamiah dengan realitas sosio kultural, selalu saling mempengaruhi pada suatu segi dawah islamiah mampu memberikan outupt (hasil dan pengaruh) terhadap lingkunganya dalam arti dapat memberikan dasar filsofi, arah, motivasi, dan pedoman perubahan masyarakat, sehingga mewujudkan masyarakat baru dengan konfigurasi budaya yang berwarna islam. 3.2 Peluang dakwah islam dalam teransformasi Dakwah islam pada dasarnya ialah upaya sadar untuk mempengruhi dan mengajak, orang (individu maupun kelompok) dengan berbagai macam cara media dan sarana yang sah dan tetap, agar menempuh jalan hidup yang benar (siratal mustaqim) dalam menuju kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Dakwah islam mengajak dan membimbing perjalanan hidup manusia, menembus tahap-tahap peradaban yang dicapainya dengan fitrah dan suna tulah mengajak hidup kreatif dan froduktif, tanpa akan terjerumus dalam sikap materialistis. Dakwah islam secara prinsipil tidak mendukung sikap tabatul wal-ingqitha dalam proses kemajuan hidup, sebab sikap demikian bertentangan dengan tujuan Allah menjadikan manusia sebagai khalifahnya di bumi seiring dengan tugas ibadahnya sebagai manifestasi kesukuranya kepada Allah. Secara makro eksistesnsi dakwah islam senantiasa bersentuhan dengan realitas sosial yang mengintarinya. Dalam persepektif historik perkumpulan dakwah islam denga realitas sosiokutural menjumpai dua kemugkinaan :1. Dakwah islam mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan sosial, dalam arti memberi pendoman dalam proses perubahan masyarakat. 2. Dakwah islam dipengaruhi oleh perubahn sosial / masarakat dalam arti eksistensi, model pendekatan san arahnya ini berarti bahwa aktualitas dakwah ditentukan atau setidak-tidaknya dipengaruhi oleh sistem sosial kultural. Para ulama, cendekiawan muslim, pimpinan umat, pelaju dakwah, seharusnya dapat selalu tampil sebagai figur panutan yang layak diteladani dalam kehidupan sehari-hari dapat nenjadi Uswatun hasanah (panutan yang baik) disamping dapat memberikanMauizah hasanah (Tuntunan yang baik) Dakwah islam merupakan pesan universal (alamiah) dan abadi, dan persoalannya adalah bagaimana kita menemukan relevensi dari ajaran dan idiom yang bersifat uriversal dan abadi itu dengan orang dan semua komunitas (kaffatan linas) dan memberi rahmat kesejahteraan yang dapat dirasakan oleh semuanya. (rahmatan Lil-Alamin).BAB IVPENUTUP4.1 Kesimpulan Orientasi dakwah, tidak hanya bertujuan semata-mata mengonservasikan dokterin atau nilai-nilai islam, tetapi bayak menfaktualitaskan dokterin dan nilai-nilai keislaman tersebut kedalam realitas sosial, seingga agama tidak hanya menjadi faktor normatif dalam realitas kehidupan, tetapi juga sebagai faktor-faktor lain yang releven signifikan, deperti sebagai faktor motifatif, faktor inovatif, dan faktor integratif. Dengan demikian dakwah secara fungsional lebih berperan dalam proses teransformasi, dan mempunyai pengaruh yang lebih efektif dalam dinamika kehidupan. 4.2 Sran saran Didalam penyusunan dan penulisan makalah ini, menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari apa yang disebut sempurna, untuk itu kami sebagai penulis / penyusun mengharapkan saran dan keritik yang bersifat membangun hususnya dari dosen yang bersangkutan dan umumnya dari siapa saja yang menilai karena kami masih dalam tahap belajar. Semoga makalah ini menjadi salah satu motifasi bagi kita semua mengenai islam sebagai agama dakwah.

makalah dakwah

BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang Masalah

Dalam Pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan bai. Sesuatu tida boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip dari ajaran Islam. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah AW yang di riwayatkan Imam Thabrani:Sesngguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan dengan itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas).Arah Pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap dan cara yang efektif dan efisien merupakan amalan yang di cintai Allah. Dan sebenarnya, Menejemen dlam arti mengatur segala esuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang di syariatkan dalam Islam. Pendekatan Manejemen merupakan sesuatu keniscayaan bai di lakukan dalam individu,kelompok apalagi dalam sebuah organisasi atau lembaga. Dengan Manajemen yang rapi akan di capai hasil yang lebih baik, terarah dan mudah dalm evaluasi untuk perbaikan pada masa-maa beriutnya. Seorang Manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) Manajemen yang telah menghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajerdapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik. Dalam kaitan Manajemen Dawah, unsur-unsur manajerial seperti DaI, Madu, materi, media, dll. Merupakan sebuah kesatuan yang utuh yang terdiri dari : Tkhtith (Perencanaan strategi), Thanzim (Pengorganisasian), Tawjih (Penggerakan/pelaksanaan) dan Riqabah (pengawasan/ Evaluasi). Mengingat pentingnya sebuah manajemen, dalam pembahasan ini kami mencoba mengulas tentang manajemen Dawah yang berkaitan dengan organizing / thanzim (pengorganisasian). Organizing ini merupakan penjelasan bagaimana pengelolaan rencana tersebt, yakni pembagoian aplikatif dawah dengan lebih spesifik. Dengan kat lain, bahwa pengorganisasian merupakan langkah pertama pelaksanaan rencana yang tersusun sebelumnya.B.Perumusan MasalahDalam Pembahasan makalah ini penyusun mencoba menguraikan tentang;Pengertian Pengorganisasian dawah(thanzim),Bentuk-Bentuk Organisasi Dawah,Desain Pengorganisasian,Strategi dan Stuktur dawah.Komunikasi dan Tujuan C.Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Penyusun mencoba menguraikan tentang pengertian Pengorganisasian da,wah,Bentuk-bentuk organisasi da.wah,dan disain Pengorganisasian.2. Mudah-mudahan makalh ini dapat bermangfaat khuhsusnya bagi p0enyusun dan umumnyaa bagi para pembaca sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahhuan.3. Untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Ushul Piqih D.Media PembahasanDalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan metode kepustakaan yang diambil dari buku yang bersumber, kemudian isinya penyusun tuangkan kedalam makalah ini.

BAB IIPEMBAHASAN

PENGORGANISASIAN DAWAH (THANZIM)

A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN DAWAH (THANZIM)Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemiian rupa sehingga tercipta suat organisasi yang dapat di gerakan sebagai suatu kestuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah di tentukanPengorganiasasian atau Thanzim dalam pandangan Islam bukan semata-mata merupakan dawah kan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur dan sistematis. Hal ini sebagaimana di ilustrasikan dalam Surrat Ash-Shaf : 4 Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.Pada proses pengorganisasian ini akan menghasilkan sebuah rumusan struktur organisaasi dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Jadi yang di tonjokan adalah wewenang yang mengikuti tanggung jawab, bukan tanggung jawab yang mengiuti wewenang. Islam sendiri sangat perhatian dalam memandang tanggung jawab dan wewenang sebagaimana yang telah di contohkan Oleh Rosullullah saw. Yang mengajak para sahabat untuk berpartisipasi melalui pendekatan empati yang sangat persuasive dan musyawarah. Ada dua hal yang haru di perhatikan dalam pengorganisasian, yaitu:1. Organization Design (desain organisasi2. Organization Stricture (Strktur Organisasi) Struktur Organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka ini tugas-tugas jabatan di bagi-bagi, dikelompokan dan di koordinasikan . Sedangkan Desain Organisasi yaitu suatu proses yang melibatkan keputusan-keputusan mengenai spesialisasi kerja, departementalisasi,rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, serta formalisasi. Jadi pengorganisasian dawah itu pada hakikatnya adalah sebagai tindakan pengelompokan, seperti subjek,objek dawah dll.Dalam konteks ini haditas Nabi Muhammad saw dapat dijadikan sandaran Pengorganisasian yaitu:Dua orang itu lebih baik daripada satu, tiga orangitu lebih baik dari dua orang dalam sebuah dan empat orang lebih baik dari pada dua orang, maka berjamaahlah kamu sekalian sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umat kamimelainkan kepadanya ada petunjuk.

B BENTUK-BENTUK ORGANISASI DAWAH1.Spesialisai Kerja Manajemen Spesialisasi kerja diartikan sebagai tingkatan kemampuan sesorang dalam melakukan pekerjaan yang di tekuninya, dan tugas-tugas organisasi di bagi menjadi pekerjaan-pekerjaan terpisah pembagian kerja. Hakikat spesialisasi kerja adlah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu akan menjadi lebih bai jika pekerjaan tersebut di pecah-pecah menjadi sejumlah langkah dan setiap langkah di selesaikan oleh seorang individu yang berlainan. Jadi pada hakikatnya setiap individu memiliki spesialisasi dalam mengerjakan bagian dari suatu kegiatan, bukan mengerjakan keseluruhan. Keterampilan seorang DaI dalam menjalankan suatu tugas akan semakin baik dan meningkat dengan dilakukan secara berulang-ulang. Pepatah mengatakan Pengalaman adalah guru yang berharga. Disamping itu , hasilnya akan semakin baik dan meningkat karena dilakukan secara berulang-ulang, serta semakin sedikit waktu yang di gunakan bergnti tugas untuk melangkah selanjutnya. Ketermpilan-keterampilan ini dapat di nyatakan dalam tiga komponen yaitu:a. Keterampilan teknis (technical skill) yaitu pengetahuan mengenai metode, proses proedur dan kemampua untuk menggunakan alat.b. Keterampilan untukmelakukan hubungan antar pribadi (Interpersonal skill).yaitu pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses-proses hubungan antar pribadi, kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap dari motivsi orang lain tentang apa yang ia katakana dan lakukan.c. Keterampilan konseptual (conceptual skill) yaitu kemmpuan anlitis umum, nalar kepandaian dalam membentuk konsep. 2. Departementalisasi DawahSetelah unit kerja dawah di bagi-bagi melalu spesialisasi kerja, maka selanjutnya diperlukan pengelompokan pekerjan yang dilasifikasikan melalui spesialisasi kerja , ehingga tugas yang sama atau ,irip dapat di kelompokan secara bersama-sama, sehingga dapat di koordinasikan. Namun perl diperhatikan bahwa masing-masing kegiatan individunitu saling mengisi dan berhubungna sebagai suatu tim yang sama penting dan masing-masing tidak terlepas dari kerja sama tim (team work). Sementara itu landsan yang di gunakan untuk mengelompokan tugas tuga Dawah dalam mencapai sasaran organisasi adalah dengan departementalisasi dakwah.Kelebihan atau keuntungan dari departementalisasi dakwah adalah akan memperoleh efisiensi dan mempersatkan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan oreantasi yang sama kedalam unit-unit yang sama.3. Rantai KomandoRantai komando adalah sebiuah garis wewenng yang tidak terputus yang membentang dari tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling bawah dan menjelaskan hasil kerja dawah ke departemen masing-masing.. Rantai ini akan memberikan sebuah kemudahan bagi para daI untu menentukan siapa yang harus dituju jika mereka menemui permasalahan dan juga kepada siapa daI tersebut bertanggung jawab. Dalam rantai komando ini tidak terlepas dari tiga konsep, yaitu :a. Wewenangb. Tanggung jawabc. Komando

4 Rentang KendaliRentang kendali merupakan konsep yang merujuk pada jumlah bawahan yang dapat di supervise oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. Walaupun pada sejarah manajemen belum ada standarisasi yakni tidak ada kesepakatan ideal tertentu, namun dapat di ukur dari tingkatan dalam organisasi. Dalam konteks organisasi dakwah ketika seorang maneger dakwah naik dalam herarki organisasi, maka ia harus berhadapan dengan masalah yang semakin beragam kerumitannya dan tidak terstrukturisasi, oleh karena itu para pemimpin tertingi harus rentang kendali yang lebih kecil dari pada manager-maneger menengah dan demikian seterusnya. Dalam memahami rentang kendali yang efektif dan efisien, maka akan di tentukan dengan melihat variable kontingensi.. Sebagai contoh semain banyak latihan dan pengalamam yang dimiliki para DaI , maka semakiin berkurang pengawasan secara langsung oleh manager Urgensi konsep rentang kendali dalam pengorganisasian dakwah ini karena dapat menentukan jumlah tingkatan dan kuantitas manager yang dimilikioleh organisasi dakwah tersebut.5, Sentralisasi dan DesentralisasiSentralisasi diartikan sebagai kadar sampai dimana pengambilan keputusan terkonsentrsi pada hierarki/ tingkat atas organisasi.. Konsep ini hanya mencakup pada wewenang formal, yaitu hak-hak inhern dalam posisi seseorang.Sementara Desentralisasi adalah pengalihan wewenang untu membuat keputusan ketingkat yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Dalam suatu organisasi yang bersifat desentraliasi maka segala tindakan dapat di ambil lebih cepat untuk memecahkan masalah.Secara filosofis, desentralisasi ini dapat dikembalikan pada pengertian, bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan setiap orang adalah khalifah, selalu cenderung dalam pemberian desentralisasi. Dalam Islam Rasulullah saw pertama kali memberikan hak dan wewenang desentralisasi kepada sahabatnya Muadz Bin Zabal yang diangkat sebagai gubernur di Yaman.

6. Formalisasi DawahFormalisasi dawah adalah sejauh mana pekerjaan atau tugas-tugas dawah dalam sebuah organisasi dakwah dibakukan dalam sejauh mana tingkah laku, skill, dan keterampilan para daI di bombing dan diarahkan secara procedural oleh peraturan. Jika suatu pekerjaan diformalkan, maka pelaksanaan pekerjaan tersebut memiliki kualitas keluasan yang minim mengenai apa yang harus dikerjakan. Hal ini dimaksudkan agar para daI diharapkan senantiasa melakukan aktivitas dakwah secara aktif dan konsisten sesuai procedural.

C. DESAIN PENGORGANISASIAN Desain pengorganisasian tergantung dari tiga komponen yaitu strategi, teknologidan derjat ketidak pastian lingkngan organisasi tersebut. Desain sebuah pengorganissian dakwah itu terdiri dari : i. Organisasi yang Mekanistik Struktur organisasi mekanistik adalah sebuah struktur organisasi yang dicirikan oleh spesialisasi yang tinggi, departementalisasi yang luas rentang kedali yang sempit, normalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang tertulis dan partisifasi yang kecil dalam pengambilan keputusan dan pekerja di bawahnya.2. Organissi organik Organisasi organic adalah suatu striktur perorganisasian yang sangat adaktif dan fleksibel dengan spesialisasi kerja yang sedikit, formalisasi yang minimal dan supervise langsung ke para pekerja junior. Dalam oranisasi organic ini dilakukan pembagian kerja bagi para DaI mereka diberikan kuasa penuh untuk menangani masalah yang terjadi pada madu. Dampak pengorganisasian jenis ini adalah sangat minim untuk dilakukannya peraturan formal dan sediit pengawasan langsung, sebab keterampilan daI dalaam mengatasi madu serta kerja sama tim sangat menentukan keberhasilan dawah.

D STRATEGI DAN STRUKTUR DAWAH Struktur Organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong para manajer dakwah dalam mencapai sasaran, karena sasaran dakwah itu di rumuskan dari strategi organisasi. Tegasnya struktur organisasi dakwah harus mengikuti strategi dakwah Strategi dan struktur dalam organisasi dakwah difokuskan pada unsure-unsur sebagai berikut:v Inovasi para pelaku dakwah yang akan mencerminkan usaha organisasi untuk mengejar inovasi menghadapi madu v Minimalisasi biaya yang mencerminkan usaha organisasi untuk melaukan pengendalian biaya secara ketat dalam aktifitas dakwah.Adapun factor yang mempengaruhi strategi dan struktur organisasi dakwah dalam pengorganisasiannyaadalah :1. Takaran dan StrukturBesar kecilnya organisasi dakwah akan mempengaruhi strukturnya.. 2. Teknologi dan struktur Dakwah era modern bukan hanya sebatas Bil-lisan saja, tetapi harus menggunakan suatu bentuk teknologi untuk mengimbangi kemajuan yang ada pada masyarakat.3. Ketidak pastian lingkungan Pada tataran aplikasi, seringkali organisasi dawah akan menghadapi kondisi ketidak pastian lingkungan. Oleh karenanya salah satu cara untuk mengantisipasi kondosi tersebut adalah melalui penyesuaian dalam struktur

E.. KOMUNIKASI DAN DESAIN ORGANISASI DAWAH Banyak kendala yang akan dihadapi oleh pimpinan dkwah dalam pengorganisasiannya, khususnya dalam mendesain struktur organisasi yang memungkinan para pelaku dakwah dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien. Penggunaan teknologi informasi sangat mempengaruhi cara anggota organisasi dakwah dalam berkomunikasi, menyampaikan informasi, dan dalam melaksanakan aktifitas mereka. Komunikasi dan pertukaran informasi diantara para anggota organisasi tidak lagi di batasi oleh ruang dan waktu. Dengan kata lain, para dai dapat mengakses informasi kapan dan dimanapun. Sedangkan implikasinya terhadap desain organisasi dakwah adalah desain organisasi dakwah sekarang yang berbasis tim tanpa batas tidak akan terlaksana tanpa ketersediaan, dan mudahnya mengakses informasi yang dimungkinkan oleh sarana teknologi. Struktur itu harus memperlancar bukan menghambat para anggota organisasi untu melasanakan tugasnya. Dan perlu di ingat bahwa struktur dalam organisasi adalah sekedar sarana menuju tujuan.

F.. TUJUAN PENGORGANISASIAN. Tujuan dari pengorganisasian dakwah adalah :v Membagi kegiatan dakwah menjadi departemen-departemen atau difisi-difisi dan tugas-tugas yang terperinci dan spesifik.v Membagi kegiatan dakwah dan bertanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing jabatan atau tugas dakwah..v Mengelompokan pekerjaan-pekerjaan dakwah kedalam unit unit.v Membangun hubungndikalangan dai,baik secra individual,kelompok dan departemen.v Menetpkan garis-garis wewenang formal.v Menga lokasikan dan memberikan sumberdaya organisasi dakwah.v Dapat menyalurkan kegiatan-kegitan secra logis dan sistemmatis.

BAB IIIKESIMPULAN

Pengorganisasian atau al-Thanzim dalam pandangan Islam bukan semata-mata merupakan Dawah akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakuan secara rapi, teratur, dan sistematis.Dalam pengorganisasian dibutuhkan strategi dan struktur Dawah yang dapat menunjang ketercapaian tujuan. Struktur organisasi merupakan sarana untuk menolong para menejer dawah dalam mencapai sasaran karena sasaran dakwah itu dirumuskan dari strategi organisasi. Artinya Struktur Dawah organisasi harus mengiuti strategi dawah. Tujuan pengorganisasian dawah yaitu untuk mempermudah mengaplikasikan rencana dawah.

Hakikat dan Keutamaan Dakwah

Ditulis oleh Abdur Rosyid

Dakwah adalah satu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dari sudut bahasa, dakwah artinya mengajak atau menyeru. Adapun istilah dakwah yang biasa kita gunakan memiliki pengertian yang lebih khusus: mengajak dan menyeru manusia ke jalan Allah (dawatun naas ilallah). Ini artinya sangat luas, yakni mengajak dari kekafiran kepada keimanan, dari syirik kepada tauhid, dari kesesatan kepada petunjuk, dari kebodohan kepada ilmu, dari kehidupan jahiliyah kepada kehidupan islami, dari kemaksiatan kepada ketaatan, dari bidah kepada sunnah, dari keburukan kepada kebaikan.Adapun yang kita ajak adalah manusia seluruhnya, orang lain yang ada di sekitar kita. Orang kafir kita dakwahi agar mendapatkan hidayah keimanan dari Allah. Bahkan sesama muslim pun perlu didakwahi karena ternyata masih sangat banyak umat muslim yang suka melanggar ajaran agama.Dari pengertian dakwah yang seperti ini, sebetulnya dakwah itu sangat luas. Dakwah tidak hanya terbatas pada ceramah agama dan tabligh akbar. Segala usaha dan upaya yang kita lakukan untuk mencapai tujuan-tujuan dakwah sebagaimana tersebut diatas adalah dakwah. Karena itu, dakwah sebetulnya bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai dari yang paling sederhana seperti memberi nasihat kepada teman kita, memberikan sedikit ilmu yang kita ketahui kepada orang lain, atau memberikan keteladanan yang baik.Nah, dengan pemahaman seperti ini, sebetulnya semua orang bisa berdakwah. Dakwah bukan monopoli para ustadz atau para kyai. Siapapun bisa berdakwah, tentu saja sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing. Inilah makna dari sabda Rasulullah saw: Ballighuu annii walau aayat Sampaikan dariku meski hanya satu ayat. Ini artinya, jika engkau tahu satu ayat, sampaikan satu ayat. Jika engkau tahu dua ayat, sampaikan dua ayat. Demikian seterusnya. Jangan sampai kita tahu satu ayat apalagi lebih tetapi kita diam saja atau bahkan menyembunyikannya.Sebetulnya, dakwah dalam pengertian yang luas seperti ini bukan hanya bisa dilakukan oleh semua orang, tetapi semestinya harus dilakukan oleh semua orang. Bukankah Allah Taala telah menegaskan dalam QS Al-Ashr bahwa yang harus dilakukan oleh setiap orang agar tidak merugi, setelah beriman dan beramal shalih, adalah saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, yang tidak lain adalah dakwah itu sendiri.Lebih dari sebuah kewajiban, dakwah sejatinya memiliki banyak keutamaan. Pertama, dakwah adalah tugas utama para rasul (muhimmatul rusul). Seluruh nabi dan rasul, tanpa kecuali, diutus oleh Allah dengan tugas utama untuk berdakwah. Dan keutamaan dakwah terletak pada disandarkannya kerja dakwah ini kepada manusia yang paling utama dan mulia yakni para nabi dan rasul.Selanjutnya, mari kita perhatikan firman Allah berikut ini:Katakanlah (hai Muhammad): Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah kepada Allah dengan hujah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik. (Yusuf [12]: 108).Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang mengikuti Rasulullah saw adalah orang-orang yang mengambil dakwah sebagai jalan hidupnya. Ini artinya, jika kita ingin menjadi pengikut Rasulullah saw maka tidak bisa tidak kita harus mau berdakwah.Kedua, dakwah adalah amal perbuatan yang terbaik (ahsanul amal). Allah SWT berfirman:Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri? (Fushilat [41]: 33). Sayyid Quthb berkata dalam Fi Zhilal Al-Quran: Sesungguhnya kalimat dakwah adalah kalimat terbaik yang diucapkan di bumi ini, ia naik ke langit di depan kalimat-kalimat baik lainnya. Akan tetapi ia harus disertai dengan amal shalih yang membenarkannya, dan disertai penyerahan diri kepada AllahKetiga, dakwah akan diganjar oleh Allah dengan balasan yang besar dan berlipat ganda. Marilah kita simak sabda-sabda Rasulullah saw berikut ini:Orang yang menunjukkan kepada kebaikan seperti orang yang melakukannya. (HR Ahmad, Abu Yala, dan Ibnu Abid Dunya)Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikit pun pahala mereka yang mencontoh nya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).Demi Allah, sesungguhnya Allah SWT menunjuki seseorang karena (dakwah)mu maka itu lebih bagimu daripada unta merah. (Bukhari, Muslim & Ahmad). Unta merah adalah kendaraan yang paling mewah dan paling dibanggakan di zaman Nabi.Rasulullah saw berkata kepada Ali ra: Wahai Ali, sesungguhnya Allah SWT menunjuki seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya). (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili). Subhanallah, berapakah jumlah malaikat, semut dan ikan yang ada di dunia ini? Bayangkan betapa besar kebaikan yang diperoleh oleh seorang dai dengan doa mereka semua!Imam Tirmidzi setelah menyebutkan hadits diatas lalu mengutip ucapan Fudhail bin Iyadh yang mengatakan: Seorang yang berilmu, beramal dan mengajarkan (ilmunya) akan dipanggil sebagai orang besar (mulia) di kerajaan langit.Keempat, dakwah pada saat yang sama adalah nasihat bagi diri sendiri. Dengan demikian, sebelum dakwah itu bermanfaat bagi orang yang didakwahi, dakwah sudah memberikan manfaat kepada orang yang berdakwah itu sendiri. Dengan berdakwah, seseorang akan terpacu untuk senantiasa belajar, dan terpacu untuk beramal shalih sebagaimana yang ia dakwahkan kepada orang lain. Dengan berdakwah, seseorang juga akan memiliki rasa malu kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain. Ia akan merasa malu jika ia tidak melaksanakan ketaatan sebagaimana yang ia dakwahkan. Ini tentu saja merupakan faktor positif yang akan mendorong seseorang untuk bisa bertahan menjadi orang yang baik.Kelima, dakwah merupakan penyelamat dari adzab Allah. Allah SWT berfirman:Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras? Mereka menjawab: Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu , dan supaya mereka bertakwa. Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (Al-Araf (7): 163-165).Dalam ayat diatas, dengan tegas dinyatakan bahwa meskipun suatu masyarakat sudah sangat sulit diajak menjadi baik, kita tetap harus memberikan nasihat, agar kita mempunyai alasan dihadapan Allah yang bisa menyelamatkan kita dari adzab-Nya yang dahsyat. Jika ini tidak kita lakukan, maka bersiap-siaplah menerima adzab Allah yang akan ditimpakan secara merata, menimpa orang yang zhalim dan juga orang yang baik.Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya. (QS Al-Anfal [8]: 25)Absennya dakwah di tengah-tengah masyarakat juga akan mengakibatkan doa-doa kita tidak lagi didengar oleh Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah saw: Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar maruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian. (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).Dan keenam, dakwah merupakan jalan menuju khairu ummah (umat terbaik). Allah SWT berfirman:Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran [3]: 110)Dalam ayat diatas, dijelaskan dengan gamblang bahwa umat terbaik adalah umat yang menyuruh kepada yang maruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah, yang tidak lain adalah dakwah itu sendiri.Demikianlah sekian banyak keutamaan-keutamaan dakwah, yang membuat kita sadar bahwa lebih dari sebuah kewajiban, dakwah adalah kebutuhan kita sendiri. Karena itu, marilah setiap kita mengambil peran dan porsi dalam dakwah sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Allahu akbar!