skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam...

97
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN AGAMA PADA ANAK DIDIK DI SAHABAT BUMI BINTARO Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana social (S. Sos) Disusun Oleh: AULIA HAPSARI NIM: 1111052000008 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVESITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1439 H

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN AGAMA PADA ANAK DIDIK DI

SAHABAT BUMI BINTARO

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana social (S. Sos)

Disusun Oleh:

AULIA HAPSARI

NIM: 1111052000008

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVESITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M / 1439 H

Page 2: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana
Page 3: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana
Page 4: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana
Page 5: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

i

ABSTRAK

Aulia Hapsari, Nim: 1111052000008, Evaluasi Program Bimbingan Agama Pada Anak

Didik Di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, di bawah Bimbingan M. Jufri Halim M.SI,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Program Bimbingan Agama Pada

Anak Didik di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro metode yang digunakan diharapkan dapat

menambah wawasan keilmuan, serta pemikiran yang bermanfaat bagi penulis khususnya pada

penulis berkaitan tentang ametode bimbingan Agama .

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif, dengan lokasi di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, Tangerang Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisa data yang dilakukan dengan memberikan

makna itulah dapat ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan dilakukan dengan menggunakan

metode dan teori.

Hasil dari penelitian di Wilayah Yayasan Sahabat Bumi Bintaro Tanggerang Selatan

yaitu rumah pendidikan yang menampung anak-anak pemulung dari anak tingkat PAUD, TPA

dan Tahfizd untuk didik menjadi generasi Qur’an. Perencanaan yang akan dilakukan Yayasan

Sahabat Bumi kedepannya yaitu akan diadakannya metode one day one ayat dengan tujuan agar

peserta didik dapat dengan mudah menghafal Al-quran .

Mengingat yayasan tersebut menjadi salah satu Yayasan yang mengutamakan

kepribadian islami, maka peran Tokoh Agama sangat penting dalam mempertahankan ahklak

yang ada serta meminimnalisir dampak negatif dari pengembangan anak didik tersebut.

Disamping itu peran Tokoh Agama dalam pembinaan mental anak didik di wilayah Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro Tangerang Selatan dengan cara memberikan pembinaan baik rohani

maupun jasmani.

Kata Kunci : Evaluasi Program, Bimbingan Agama Pada Anak Didik

Page 6: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

ii

KATA PENGANTAR

حمن الر حيم بسم الله الر

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,

atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “ Evaluasi Program Bimbingan Agama Pada Anak Didik di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, Tangerang Selatan”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana Sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,

terutama kepada yang saya hormati:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Dr. Roudhonah, M.Ag selaku

Wakil Dekan Bidang Adkum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Page 7: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

iii

Komunikasi, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

4. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

5. M. Jufri Halim M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah

sangat membantu penulis menyelesaikan karya ilmiah skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen dan staff dilingkungan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu.

7. Teristimewa kepada kedua orangtua, Bapak tercinta H. Hadi Martono dan

mamah tercinta Hj. Pariyam, kakak serta keponakan tercinta Mba Wid,

Mba Dian, Mas Imam, Mas Pomo, Mba Tika, kaka’ Fathya, kaka’ Fakhra,

mas Faza, Fatan Fadhil, Fadhila, faiq, dan juga kepada para Sahabat kecil

ku Tyas, Hanny, Ary, Mala, Icha, dan Monic kepada penulis yang selalu

mendo’akan, memberikan motivasi dan pengorbanannya dari segi moril

dan materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

8. Buat sahabat–sahabat seperjuangan Mujahidin, Al-Muzani, Khoirul

Muslim M, Koen Arief P, Harry Handhiman, Safaruddin, Egi Fauzi

Fahmi, Burhan, Alaika Firmansyah, Nurjamal Sha’id, Siti Nurhasanah,

Mahda Dina Amalia, Winda Sari, Muzayanah, Nurhasanah, Siti Lidya

Rahmi, tidak lupa juga untuk seluruh teman-teman, kakak dan adik

seperjuangan penulis terima kasih atas dukungan dan doanya.

Page 8: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

iv

9. Seluruh keluarga besar BPI 11 terimakasih buat dukungan dan doanya

kepada penulis semoga persaudaraan yang kita jalin selama ini dapat terus

terjaga dengan baik.

10. Terima kasih kepada lembaga Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, Tangerang

Selatan, khususnya kepada ka Siti Nursa’adah, S.sos dan Ustdz Maskadi

S.Pd. yang telah mendukung dan juga melancarkan proses penelitian,

sehingga dapat berjalan dengan lancar.

11. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Ciputat, 20 Mei, 2018

Aulia Hapsari

Page 9: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................... 5

1. Batasan Masalah .................................................................5

2. Rumusan Masalah .............................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6

1. Tujuan Penelitian ................................................................6

2. Manfaat Penelitian ..............................................................6

a. Aspek Akademik ……………………...........................7

b. Segi Praktis ....................................................................7

D. Metodologi Penelitian .............................................................. 7

1. Penddekatan dan jenis Penelitian ………………............... 7

2. Subjek dan Objek Penelitian ………………….................. 9

a. Subjek Penelitian ………………………................ 9

b. Objek Penelitian ………………………................. 9

c. Sumber Data ……………………..........................10

1. Data Primer .....................................................10

2. Data Skunder ...................................................10

E. Teknik dan Pengumpulan Data ...............................................10

1. Wawancara.........................................................................10

2. Obsarvasi............................................................................11

3. Dokumentasi .....................................................................11

4. Catatan Lapangan ............................................................11

F. Analisis Data ...........................................................................12

Page 10: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

v

G. Teknik Penelitian ....................................................................13

H. Tinjauan Pustaka .....................................................................14

I. Sistematika Penulisan ..............................................................15

BAB II LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program....……………………………………...17

1. Pengertia evaluasi Program ………………………….17

2. Model Evaluasi ………………..……………………..19

3. Tujuan Evaluasi …………………………………….. 21

B. Pengertian Bimbingan .......................................................21

1. Syarat dan Kriteria Pembimbing .................................25

2. Metode dan Teknik .....................................................27

C. Pengertian Agama .............................................................30

D. Tujuan Bimbingan Agama ............................................... 31

E. Pengertian Prilaku Keagamaan ........................................ 32

1. Prilaku ........................................................................ 32

2. Keagamaan ................................................................. 33

F. Peserta Didik PAUD ........................................................ 34

G. TPA ( Taman Pendidikan Al-quran )................................ 35

H. Tahfiz Qur’an ................................................................... 36

BAB III SEPUTAR YAYASAN SAHABAT BUMI BINTARO

A. Sejarah......................................................................................37

1. Visi dan Misi…………………………………................. 39

2. Tenaga Pembimbing……………………………….......... 39

3. Struktur Organisasi………………………………............ 40

4. Sarana……………………………………………............ 30

B. Peserta Didik dan Latar Belakang…………………….......... 41

C. Program Bimbingan Agama………………………………... 41

1. Prinsip Bimbingan Agama................................................ 43

2. Pelaksanaan Program........................................................ 44

Page 11: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

vi

3. Pengendalian..................................................................... 45

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pemahaman Program Bimbingan Agama............................... 46

B. Evaluasi Program.................................................................... 53

a. Pengajar Bagi Peserta Didik.................................. 55

b. Praktek Bagi Peserta didik ................................... 56

c. Keteladanan Bagi peserta Didik ........................... 56

d. Tantangan dan Hambatan ..................................... 57

e. Pengendalian Program ..........................................58

C. Dampak yang Ditimbulkan......................................................60

D. Temuan-temuan Lapangan...................................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………. 64

B. Saran………………………………………………………… 65

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 66

LAMPIRAN

Page 12: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial dan beradab, yang diciptakan

oleh Allah SWT, agar bisa mengabdi kepada-Nya.1 Manusia juga

termasuk makhluk yang memiliki kecenderungan pada kebenaran dan

kebaikan, serta berserah diri.

Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan interaksi dengan

orang lain, dan sebagai makhluk yang beradab di juga membutuhkan

orang lain untuk belajar dan dijadikan panutan, agar manusia bisa

menuju kepada kebaikan dalam kehidupan ini. Lembaga pendidikan dan

seluruh bagiannya menjadi salah satu instrumen dan media pokok yang

melaksanakan berbagai program pengembangan diri yang mampu

mengantarkan manusia melalui bimbingan yang dilakukannya untuk

mencapai puncak kemuliaan dan identitas yang tinggi bagi manusia.

Lembaga pendidikan adalah salah satu wadah untuk menjadikan

manusia berada dalam keadaban yang tinggi.

1Kementerian Agama, Syaamil Al-Quran (Al-Quran dan Terjemah Dilengkapi Usul Fiqih, Surat Al-Dzaariyat, Ayat 56, hal 523. Dikatakan bahwa “wamaa khalatul jinna wal insa illaa liya’buduunii” (Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku).

Page 13: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

2

Untuk itulah berbagai program bimbingan dalam lembaga

pendidikan merupakan suatu yang niscaya dalam kehidupan manusia

dalam mewujudkan dirinya sebagai makhluk beradab dan berbudaya.2

Islam memberikan ruang yang kuat agar manusia bisa memiliki

peradaban yang mulia, salah satunya adalah agar manusia terus belajar

dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama

yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana di

jelasakan di dalam Al-Quran pada Surat Al-Alaq ayat 1-5 yakni

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Allah yang

Maha mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajar

manusia apa yang tidak diketahuinya.3 Berpijak dari konsep bahwa

pendidikan berlangsung sepanjang usia manusia, maka sejatinya

manusia memperoleh pembelajaran yang sesuai dengan tingkat dan

situasi pertumbuhan dan perkembangannya. sebagaimana pesan Nabi

SAW; "Didiklah anakmu sesuai zamannya, karena dia lahir pada

zamannya, bukan pada zaman kamu". Dalam hal ini orang tua

setidaknya harus memahami hal ini, karena merekalah yang mengawal

kehidupan anaknya semenjak lahir.

2 Maimun, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram, Jl. Gajah Mada Nomer 100.

Matraman NTB 3 Kementerian Agama, Syaamil Al-Quran (Al-Quran dan Terjemah Dilengkapi Usul Fiqih, Surat Al-Dzaariyat, Ayat 56, hal 523. Dikatakan bahwa “wamaa khalatul jinna wal insa illaa liya’buduunii” (Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku).

Page 14: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

3

Konteks yang lain Nabi Muhammad SAW bersabda dalam salah

satu haditsnya; "Manusia lahir dalam keadaan suci, orang tuanyalah

yang membuat dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi." Anak yang pada

dasarnya lahir dalam keadaan tidak berdaya namun memiliki potensi

yang bisa dikembangkan yang membutuhkan arahan dan bimbingan

orang dewasa yakni orang tua untuk mengembangkan potensi tersebut.

Jadi anak sesungguhnya memiliki ketergantungan yang sangat tinggi

kepada orang tua terutama pada usia pra sekolah yakni Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK).

Yayasan Sahabat Bumi yang berada di daerah perumahan

kawasan elit Bintaro Sektor V, dekat dengan perguruan tinggi ternama

yaitu Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) milik Kementerian

Keuangan Republik Indonesia dan Akademi Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika (AMKG) milik Kementerian Perhubungan Republik

Indonesia.4 Sekelompok masyarakat pemulung dan sejumlah masyarakat

kurang mampu kurang lebih 250 keluarga menjadi bagian sosial di

sekitar perumahan dimaksud. Yayasan Sahabat Bumi lahir sebagai satu

jawaban atas keprihatinan kondisi riel anak-anak pemulung dan

keluarga-keluarga dhuafa di sekitar peruahan elit Sektor V yang tidak

sekolah akibat kemiskinan dan keterbelakangan. Kemiskinan membuat

4 4Kementerian Agama, Syaamil Al-Quran (Al-Quran dan Terjemah Dilengkapi Usul Fiqih, Surat Al-Dzaariyat, Ayat 56, hal 523. Dikatakan bahwa “wamaa khalatul jinna wal insa illaa liya’buduunii” (Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku).

Page 15: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

4

mereka tidak bisa mengurus kepemilikan identitas, dan keterbelakanan

membuaat mereka terperangkap dalam keterbatas akses informasi.

Secara umum masalah utama di lingkungan pemulung adalah

lemahnya perehatian orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak-

anak merekra. Hal ini salah satunya disebabkan oleh faktor ekonomi dan

latar belakang pendidikan para pemulung.

Masalah yang dihadapi peneliti yaitu, fasilitas yang begitu minim

sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam meriset tempat. Namun

ada suatu yang menarik di sistem kurikulum Yayasan Sahabat Bintaro

yaitu adanya sistem one day one ayat.

Usaha Yayasan Sahabat Bumi di dalam membantu menangani

pendidikan anak-anak pemulung dan dhuafa di sekitar Sektor V tersebut

menarik untuk titeliti, mengingat Yayasan Sahabat Bumi menjawab

masalah pendididikan mereka tersebuh dengan sebuah langkah, yaitu

lahirnya lembaga nonformal yang diyakini pendekatannya dapat

memberikan jawaban atas kekosongan intervensi terhadap mereka, yaitu

lahirnya lembaga pendidikan, yaitu. Menjadi menarik sebab berbagai

pendekata dalam program bimbingan agamanya Yayasan Sahabat Bumi

memegang sejumlah pendekatan klasik yang dilakukan oleh pesantren,

terutama di dalam memberikan bimbingan agama. Bahkan sejumlah

pelajaran yang digunakan juga masih menggunakan sejumlah kitab

rujukan yang biasa digunakan oleh lembaga-lembaga pesantren.

Menurut Bagong Suyanto, lebih lanjut menyatakan, sudah bukan rahasia

Page 16: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

5

lagi bahwa selama ini orang dan keluarga miskin umumnya hanya

mampu bertahan hidup pas-pasan, bahkan serba kekurangan.5

Dari dasar pemikiran di atas, maka penulis merasa tertarik dan

yakin untuk melakukan penelitian di Yayasan Sahabat Bumi, degan

judul; “Evaluasi Program Pembinan Agama pada Anak Didik di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar dapat mempermudah penulisan serta lebih fokus dalam

melakukan penelitian, maka penulis hanya membatasi masalah yang

akan dibahas meliputi evaluasi pada Program Bimbingan Agama dan

Pelaksanaannya.

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembatasan yang kurang terarah dalam kajian

ini, maka diperlukan pembatasan, untuk itu peniliti membatasi kajian

ini pada Evaluasi Program Bimbingan Agama pada Anak Didik di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro hanya mengacu pada PAUD, TPA

dan Tahfizd.

2. Perumusan masalah

Sebagaimana terurai dalam pembatasan masalah di atas maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Perencanaan Bimbingan Agama Pada Anak Didik

di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro ?

5 Bagong Suyanto, Tindak kekerasan terhadap anak:masalah dan upaya pemantauanya, Surabaya : LPA Jatim dan Unicef, 2002, h. 1

Page 17: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

6

2. Bagaimana proses Program Bimbingan Agama Pada Anak Didik

di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro dilaksanakan.

3. Apa yang dihasilkan oleh Program Bimbingan Agama Pada Anak

Didik di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian skripsi

ini adalah:

a) Untuk mengetahui bagaimana Program Bimbingan Agama

direncanakan dan dirancang?

b) Bagaimana program Bimbingan Agama diaksanakan?

c) Seperti apa yang dihasilkan Program Bimbingan Agama yang

dilakukan oleh pelaksana?

2. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari

pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian, tujuan dapat

tercapai dan rumusan masalah dapat dipecahkan secara tepat dan

akurat, maka apa manfaatnya secara praktis maupun secara

teoritis. Kegunaan penelitian mempunyai dua hal yaitu

mengembangkan ilmu pengetahuan (secara teoritis) dan

membantu mengatasi, memecahkan dan mencegah masalah yang

Page 18: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

7

ada pada objek yang diteliti. Kegunaan hasil penelitian terhubung

dengan saran-saran yang diajukan setelah kesimpulan.

Adapun manfaat dari penelitian ini bisa dilihat dari dua

aspek, yaitu :

a. Aspek Akademis

Untuk menambahan wawasan pengetahuan dalam bidang

Evaluasi Program, khususnya bagi civitas akademika Prodi

Bimbingan Penyuluhan Islam, serta dapat memperkaya

wawasan dalam bidang Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

b. Segi Praktis

Dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian lebih

lanjut di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang

berkaitan dengan program Evaluasi Program Bimbingan

Agama pada anak. Dan tentu bisa menjadi bahan

pembelajaran dan evaluasi untuk melakukan perbaikan di

masa mendatang oleh Yayasan Sahabat Bumi Bintaro.

D. Metedologi Penelitian

1. Pendekkatan dan Jenis Penelitian

Penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses

mengungkapkan rahasia yaitu sesuatu yang belum diketahui dengan

menggunakan metode sistematik dan terarah. Sedangkan metode

penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud, sehubungan

Page 19: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

8

dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja,

yaitu cara kerja untuk mendapatkan informasi atau fakta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

sebagaimana diungkapkan oleh Bogdad dan Taylor yang dikutip oleh

Lexy J. Maleong bahwa “Metodologi Kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6

Sedangkan pendekatan kualitatif menurut Nawawi ialah

rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi dari kondisi

sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek yang dihubungkan dengan

pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun

praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan pengumpulan informasi

yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.7

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian

deskriptif yaitu “penelitian yang berupa mengeksplorasi dan

klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan social dengan

masalah dan unit yang diteliti.8

Data yang peneliti kumpulkan berupa kata-kata, gambaran

dan bukan angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode

kualitatif. “Data-data tersebut berasal dari hasil naskah wawancara

6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), cet, ke-27, h. 4. 7 Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial,(Yogyakarta: Gajah Mada University Perss, 1992), h.209 8 Sanapiah Faisal,Fomat-format Penelitian social, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta 1989), h. 20

Page 20: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

9

dengan informan, pengamatan dan catatan lapangan, foto, catatan

atau memo dan dokumen resmi lainnya.9

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah narasumber yang dapat

memberikan informasi pokok yaitu Ketua Yayasan (pengasuh)

terdiri dari 1 orang, Pembimbing Agama terdiri dari 3 orang

meliputin ketua, bendahara dan seketaris dan orang tua

peserta didik terdiri dari 3 orang.

b. Objek Penelitian

Sedangkan objek penelitiannya yaitu Program Bimbingan

Agama menyangkut,

1. Perencanaan yaitu Perencanaan yang akan dilakukan Yayasan Sahabat Bumi

kedepannya yaitu akan diadakannya metode one day one ayat dengan tujuan

agar peserta didik dapat dengan mudah menghafal Al-quran.

2. Pelaksanaan yaitu Metode yang dilakukan Yayasan Sahabat Bumi, Bintaro

Tangerang Selatan yaitu, membuat lingkaran persiapan memulai belajar

dengan do’a sebelu belajar kemuduan tadarusan surat-surat pendek, lalu anak

didik diwajibkan membaca Asmaul Husnah.

3. Hasil yaitu Dari hasil wawancara salah satu peserta didik di Yayasan sahabat

anak yaitu ada salah satu anak didik yang mampu calistung ( baca, tulis dan

hitung ) dalam waktu 1 tahun, sehingga anak tersebut mampu calistung (

baca, tulis dan Hitung ) disaat masuk kejenjang SD.

9 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almasyur, Metode Penelitian Kualitati, h. 34

Page 21: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

10

c. Sumber Data

Data yang digunakandalam penelitian ini meliputi dua macam,

yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

sumber utama, yaitu ketua Yayasan Sahabat Bumi Bintaro Ust.

Syafi’ie, S.Ag, Pembimbing Agama Ustz. Nur Sa’ada, S.Sos

sebagai ketua, Ust. Maskadi, S.Pd sebagai sekertaris, Ustz.

Uswatun Hasanah, S. Pdi dan orang tua peserta didik yaitu Bu

Tika, Bu Frida dan Bu Yana. Serta hasil pengamatan sepanjang

peneliti melakukan pengukuran terhadap pelaksanaan Program

Bimbingan Agama di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro.

b. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan melalui sumber-

sumber informasi tidak langsung, seperti perpustakaan dan

temuan-temuan lapangan yang takterduga.

E. Teknik dan Pengumpulan Data

Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data

yang akan digunakan adalah melalui:

1. Wawancara

Suatu wawancara yang dapat diartikan sebagai suatu proses

interaksi dan komunikasi. Wawancara juga berarti “mengumpulkan data

mengenai sikap dan kelakuan, pengalaman, cita-cita, dan harapan

manusia seperti dikemukakan oleh responden atas pertanyaan peneliti

Page 22: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

11

adalah dasar dari teknik wawancara10

. Sedangkan wawancara dalam

artian sederhana adalah “alat pengumpul data berupa tanya jawab antara

pihak pencari informasi dengan sumber informasi yang

berlangsungsecara lisan.”11

2. Observasi

Selain melakukan wawancara, peneliti melakukan observasi

pengamatan secara langsung dalam mengumpulkan data.”Observasi

merupakan sebuah teknik pengiumpulan data yang mengharuskan

peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan

ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tuhjuan

dan perasaan.12

3. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai

macam data seperti data tertulis, pengambilan foto, dan data-data di

perpustakaan atau instansi terkait lainnya yang dapat dijadikan analisa

untuk hasil dalam penelitian ini.13

4. Catatan Lapangan

Kerja paling penting dari pengamatan adalah menyusun catatan

lapangan. Catatan lapangan berisi deskripsi tentang hal-hal yang

10 Jacob Vredenbregt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1981),cet ke -4, h. 88 11 Hadari Nawawi dan Martini Hadari Instrumen Penelitian Bidang Sosial, h.98 12 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 186

13 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.39.

Page 23: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

12

diamati, apapun yang oleh peneliti dianggap penting.14

Catatan lapangan

berisi tentang hal-hal yang diamati oleh peneliti dianggap penting.

Catatan lapangan harus dibuat secara lengkap dan deskriptif dengan

keterangan tanggal, waktu dan menyertakan informasi-informasi dasar

seperti dimana observasi dilakukan, siapa saja yang berlangsung dan lain

sebagainya.

F. Analisa Data

a. Menurut Bogdan dan Biklen dalam bukunya yang berjudul

metode penelitian kualitatif mengemukakan bahwa teknik analisa

data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi

bahan yang dapat dikelola, mensinstesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada

orang lain.15

b. Analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan

pendekatan kualitatif, yaitu mendeskripsikan data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Data

yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen

14 Poerwandari E.K, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, (Depok: LPSP3 UI,

2013), h. 143-144. 15 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,1989),

h.248.

Page 24: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

13

dan sebagainya kemudian dideskripsikan sehingga dapat

memberikan kejelasan terhadap kenyataan realitas.16

c. Setelah melakukan melakukan penghimpunan data yang sesuai

dengan permasalahan penelitian, untuk itu selanjutnya peneliti

mengelola dan menganalisis data tersebut dengan cara:

1. Data-data informasi yang diperoleh melalui teknik Observasi dan

pengamatan langsung, oleh peneliti dijadikan sebagai bahan untuk

mengetahui bagaimana Program Bimbingan Agama di Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro dilaksanakan.

2. Data-data informasi yang diperoleh melalui teknik wawancara, oleh

peneliti akan disimpulkan dan dianalisis yang kemudian diuraikan dan

dimasukkan ke dalam skripsi, yaitu bagaimana para pengelola dan

pengurus merancang Program Bimbingan Agama di Yayasan Sahabat

Bumi Bintaro.

3. Data dan dokumentasi digunakan peneliti sebagai bahan analisis dalam

mendukung diskripsi pada skripsi ini berkaitan dengan Program

Bimbingan Agama di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro.

G. Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berpedoman kepada buku

pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Thesis, dan Disertasi) yang

disusun oleh tim penulis UIN Jakarta dan diterbitkan oleh CEQDA

UIN Jakarta pada tahun 2007. Cet. Ke-2.

16 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h. 66.

Page 25: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

14

H. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan tinjauan pustaka, ditemukan beberapa skripsi

sebelumnya yang memiliki kesamaan dengan judul skripsi ini

diantaranya adalah :

1. “Evaluasi Pelayanan Umroh Angkatan Ke -6 Tahun 2011 PT.

Mulia Utama Tour Jakarta” yang disusun oleh Nadiatul

Khairiyah, Jurusan Menejemen Dakwah Fakulatas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini hampir sama dengan

penelitian yang penulis lakukan , karena memiliki pembahasan

yang sama tentang evaluasi.

2. “Evaluasi Pelaksanaan Program Terapi Wicara dalam

Meningkatkan Perkembangan Anak Terlantar Di Yayasan Sayap

Ibu Kebayoran Baru, Jakarta Selatan”, yang disusun oleh Sri

Rahayu, NIM 105054102085, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Jurusan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial. Dalam

skripsi tersebut Sri Rahayu membahas Evaluasi Pelaksanaan

Terapi Wicara dalam Meningkatkan Perkembangan Anak

Terlantar. Keterkaitan antara skripsi penulis dengan skripsi

saudari Sri Rahayu adalah sama dalam artian satu bahasan

evaluasi program dan difokuskan pada proses evaluasi saja.

Kemudian yang akan penulis susun lebih kepada hasil program

pembinaan agama pada anak didik di Sahabat Bumi Bintaro

Tangerang Selatan.

Page 26: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

15

3. “Pembinaan Akhlak Peserta Didik Melalui Pendidikan Agama

Islam Secara Kontekstual di SDN Kramat Pela 13 Pagi

Kebayoran Baru Jakarta Selatan”. Skripsi ini disusun oleh Aris

Suhadi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan

I. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab terdiri

atas beberapa sub bab yang saling berkaitan, sehingga menjadi satu

kesatuan utuh. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN, mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan kepustakaan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS, yang berisi tentang evaluasi program

(pengertian evaluasi, model evaluasi program, dan tujuan evaluasi program),

Pembinaan Agama (pengertian Pembinaan Agama, tujuan Pembinaan Agama,

metode Pembinaan Agama dan prinsip-prinsip Pembinaan Agama), pengertian

anak didik.

BAB III SEPUTAR YAYASAN SAHABAT BUMI BINTARO,

meliputi Profil Yayasan Sahabat Bumi Bintaro terdiri dari sejarah berdirinya,

visi dan misi, tenaga pembimbig, Program Bimbingan Agama yang dimiliki

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, dan peserta didik.

BAB IV PENGULAHAN DATA DAN TEMUAN LAPANGAN,

meliputi pemahaman Program Bimbingan Agama oleh Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro, Evaluasi Program Bimbingan Agama meliputi; a). Pengajaaran, b).

Page 27: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

16

Praktek, dan c). Keteladanan bagi anak didik di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro.

Berkaitan dengan agama dalam hal ini akidah, syari’ah dan akhlaq.

BAB V PENUTUP, terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 28: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi program terdiri dari dua suku kata yaitu kata evaluasi dan

kata program. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata evaluasi

adalah penilaian, hasil. Mengevaluasi berarti memberikan sebuah penilaian,

menilai.1 Secara etimologi pengertian dari evaluasi menurut Kamus Ilmiah

Popular adalah penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan penentu nilai.2

Sedangkan kata program dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) kata program (a) adalah rencana (b) adalah kegiatan yang dilakukan

dengan seksama.3 Sedangkan melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari

kegiatan yang direncanakan.4

Ada dua istilah pengertian pokok mengenai “program”, yaitu

pengertian secara khusus dan pengertian umum. Menurut pengertian secara

umum, “program” dapat diartikan sebagai sebuah “rencana”. Sedangkan secara

khusus program merupakan “kegiatan yang dilakukan dengan seksama”.

Apabila program langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program

didefinisikan dari suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi

1 Departemen Pendidikan Nasional,. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.384 2 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry.Kamus Ilmiah Popular. (Surabaya: Arkola 1994), h.163

3 Departemen Pendidikan Nasional,. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

..........................................., h,998. 4 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2009) h,24

Page 29: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

18

atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang

berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan

sekelompok orang.5

Definisi terkenal untuk evaluasi program dikemukakan oleh Ralph Tyler,

yang mengatakan bahwa evalusai program adalah proses untuk mengetahui

apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Definisi yang lebih

diterima masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli evaluasi, yaitu

Cronbbach dan Stufflebeam. Mereka mengemukakan bahwa evaluasi program

adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil

keputusan.6

Sedangkan tentang evaluasi menurut para ahli mengemukakan pendapat

yang berbeda-beda satu sama lain. Di antara para ahli yang mengemukakan

pendapat mengenai evaluasi yaitu sebagai berikut :

Menurut Nurul Hidayati dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Penelitian Dakwah, mendefinisikan evaluasi program sebagai upaya untuk

mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada konteks

input, proses, dan produk pada sebuah program.7

Seperti yang dikutip Kreitnerr dan Kinicki evaluasi kinerja merupakan

pendapat yang bersifat evaluatif atas sifat, perilaku seseorang, atau prestasi

sebagai dasar untuk keputusan dan rencana pengembangan personil.8

5 Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. (Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), h,5. 6 Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT:Rineka Cipta, 2012), h,6.

7 Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Desember 2006), h. 124 8 Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Penelitian

(Jakarta:Salemba Empat, 2009), h. 11

Page 30: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

19

Dari beberapa para ahli yang mengemukakan evaluasi maka penulis

berasumsi bahwa evaluasi merupakan suatu proses kinerja yang dapat dikatakan

selesai apabila telah mencapai target tertentu yang telah direncanakan dan

ditetapkan sebelumnya, atau bisa dikatakan suatu kinerja yang selesai

berdasarkan pada suatu batasan waktu tertentu sehingga dapat dilihat dan diukur

tingkat keberhasilan serta pencapaian pelaksanaannya melalui pengaruh dan

perubahan baik program yang dilaksanakannya maupun personil yang

berkontribusi dalam pelaksanaannya.

2. Model Evaluasi

Ada berbagai macam model-model evaluasi program, model-model

tersebut merupakan rangkaian alternatif yang dipilih oleh evaluator sesuai

dengan masalah dan tujuan evaluasi, salah satu diantaranya yaitu model sistem

evaluasi analisis.

Menurut Stewart I Donaldson pada Theory-Driven Evaluation yang

dikutip Wirawan dalam bukunya yang berjudul “Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia, Teori, Aplikasi dan Penelitian.9 Dalam manajemen, sistem

diformulasikan dalam bentuk model linier proses produksi yang terdiri dari :

Masukan (input), Proses (process), Keluaran (output), Akibat (outcome), dan

Pengaruh (impact).

Dari model linier tersebut, setiap segmen perlu dievaluasi untuk

menentukan nilai dan manfaat keseluruhan sistem. Oleh karena itu dalam model

evaluasi sistem analisis terdapat empat jenis evaluasi, yaitu : evaluasi masukan

(input evaluation); evaluasi proses (process evaluation); evaluasi keluaran

9 Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2011) h. 70

Page 31: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

20

(output evaluation); evaluasi akibat (outcome evaluation); dan evaluasi pengaruh

(impact evaluation). Berikut penjelasan mengenai model evaluasi sistem analisis

: 10

a) Evaluasi Masukan (Input Evaluation). Tujuan dari evaluasi masukan

adalah menjaring, menganalisis, dan menilai kecukupan kuantitas dan kualitas

masukan yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan program.

b) Evaluasi Proses (Process Evaluation). Evaluasi proses memfokuskan

pada pelaksanaan program dan sering menyediakan informasi mengenai

kemungkinan program diperbaiki.

c) Evaluasi Keluaran (Output Evaluation). Evaluasi keluaran mengukur dan

menilai keluaran dari pada program, yaitu produk yang dihasilkan program.

d) Evaluasi Akibat (Outcome Evaluation). Evaluasi akibat mengukur

apakah klien yang mendapat layanan program berubah.

e) Evaluasi Pengaruh (Impact Evaluation). Evaluasi pengaruh menilai

perubahan yang terjadi terhadap klien atau para pemangku kepentingan sebagai

akibat dari intervensi yang dilakukan program.

Dengan model-model evaluasi di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa evaluasi harus menyesuaikan dengan masalah serta tujuan evaluasi

tersebut. Adapun setiap model evaluasi memiliki segmentasi sistem yang

berbeda dan perlu dievaluasi untuk menentukan nilai dan manfaat keseluruhan

sistem.

10

Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2011) h. 109-110.

Page 32: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

21

3. Tujuan Evaluasi Program

Seperti yang disebutkan oleh Sudjana, tujuan evaluasi program terdapat 6

(enam) hal, yaitu untuk :

1.) Memberikan masukan bagi perencanaan program.

2.) Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan

tindak lanjut, perluasan atau penghentian program.

3.) Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau

perbaikan program.

4.) Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan

penghambat program.

5.) Memberikan masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (supervise

dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program.11

B. Pengertian Bimbingan

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Secara

etimologi (harfiah), kata bimbingan merupakan terjemah bahasa Inggris

“guidance” yang berarti; menunjukkan, memberikan jalan, menuntun,

mempedomani, menjadi penunjuk jalan, dan mengemudikan.12

Bimbingan

dalam arti “guidance”, menunjukkan pada dua hal, yang masing-masing berdiri

sendiri, yaitu sebagaimana dikatakan oleh W.S Wingkel adalah:

1) Memberi informasi, yakni memberikan petunjuk, bahkan memberikan

nasihat kepada seseorang atau kelompok. Maka atas dasar pengetahuan

tersebut, orang dapat menentukan pilihan dan mengambil keputusan.

11

Sudjana Djuju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005). h.48. 12

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 6

Page 33: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

22

2) Menuntun atau mengarahkan kepada sesuatu tujuan yang akan dituju, yang

mungkin tempat tersebut hanya diketahui orang yang menuntun saja.13

Bimo Walgito memberikan batasan mengenai bimbingan adalah bantuan

atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu

dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya,

agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya.14

Berdasarkan pengertian bimbingan yang dipaparkan di atas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses bantuan kepada

seseorang maupun kelompok agar dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup

mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya dan dapat memperbaiki

tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Bimbingan yang dilaksanakan

dalam rangka menuntun seseorang ke arah kehidupan yang bermanfaat,

merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan karena dalam

kehidupan ini tidak ada manusia yang hidup dengan sempurna.

Sedangkan agama dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang mengatur

kata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasas

serta kaidah yang menghubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta

lingkungannya. Kata “agama” berasal dari bahasa Sangsekerta, agama juga bisa

berarti “trdisi”.

Di dalam Hadits Nabi Besar Muhammad SAW yang diriwayatkan dari

Umar Bin Khaththab ra dia berkata:

13

W.S. Wingkel, FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta:

P.T Gramedia, 1999), h. 18 14

Elfi Mu’awanah dan Fifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

Cet2. h. 53-54

Page 34: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

23

“Ketika kami duduk di sisi Nabi Muhammad saw, pada suatu hari

tiba-tiba menjelang seorang laki-laki yang sangat putih pakaiannya,

sangat hitam rambutnya, tidak terlihat padanya bekas bepergian, dan

tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya, sehingga dia duduk

ke dekat Nabi Muhammad saw, dan merapatkan lututnya ke lutut Nabi

Muhammad saw. Kemudian meletakkan kedua tangannya di atas

pahanya, lalu bertanya: “Ya Muhammad, beritakan kepadaku Islam?”.

Jawab Nabi Muhammad saw : “Islam itu: 1. Percaya bahwa tiada tuhan

kecuali Allah, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah, 2. Mendirikan

shalat, 3. Mengeluarkan zakat, 4. Berpuasa di buloan ramadhan, 5. Pergi

haji ke Baitullah jika kuasa dalam perjalanannya”. Berkatalah orang

tersebut, “benar engkau”. Umar berkata, “kami merasa heran, ia bertanya

tetapi ia membenarkan, seakan-akan ia telah mengetahui”. Lalu ia

bertanya pula, “beritakan kepadaku tentang iman?” Jawab Nabi

Muhammad saw, “Iman ialah percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-

Nya, kitab-kitab-Nya, nabi-nabi utusan-Nya, hari kemudian/kiamat dan

percaya pada ketentuan takdir baik dan buruk dari Allah Ta’ala”. Dia

berkata: “benar engkau, dan beritakan kepadaku tentang Ihsan?”. Jawab

nabi Muhammad saw, “Ihsan jika engkau menyembah kepada Allah

seakan-akan engkau melihatNya, maka jika engkau tidak dapat

melihatNya, kethuilah bahwa Allah melihat engkau”. Dia berkata,

“beritakan kepadaku, bilakah hari kiamat?” Nabi Menjaawab, “yang

ditanyaa tentang hari kiamat itu, tidak lebih mengetahui dari yang

Page 35: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

24

bertanya”. Lalu dia berkata, “beritakan kepadaku tanda-tandanya?”.

Jawab Nabi saw, jika ibu (budak) telah melahirkan majikannya yakni ibu

sudah dianggap budak oleh seorang anak dan orang-orang yang terbiasa

telanjang kaki dan pakaian yang bagaikan telanjang dan biasa miskin,

pengembala kambing tiba-tiba mereka berlomba-lomba membangun

gedung”. Kemudaia dia pergi dan Umar berkata, “maka aku tinggal

tercengang (terdiam sejenak)”. Kemudian nabi Muhammad saw berkata,

“hai Umar, taukah engkau siapakah penanya tadi itu?”. Jawabku, “Allah

dan Rasulullah lebih mengetahui”. Maka sabda Nabi Muhammad saw,

“itu Malaikat Jibril datang kepadamu untuk mengajarkan

agamamu”.(HR. Muslim).15

Dengan demikian dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan

“agama” pada hadirs di atas menyangkut tiga hal pokok. Pertama, menyangkut

pelajaran akidah sebagaimana Malaikat Jibril yang bertanya tentang Iman,

kedua, menyangkut pelajaran syari’ah sebagaimana pertanyaan dalam hadits di

atas tentang Islam, dan yang ketiga, menyangkut akhlaq yaitu pertanyaan dalam

hadits di atas tentang Ihsan.

Oleh karena itu, kaian tentang bimbingan agama yang dimaksudkan

dalam kajian skripsi ini adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekelompok individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-

kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya melalui peguasaan materi akidah,

15

H. Salim Bahreisy, Petunjuk ke Jalan Lurus (Terjemahan Irsyadul Ibad ilaa Sabiilurrasyad), (Surabaya:

Darussaggaf, tt). H. 5-7.

Page 36: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

25

syariah dan akhlak. Yaitu bantuan atau pertolongan yang dilakukan kepada

individu atau kelompok individu melalui proses yang kontinu dan terus menerus

secara sistematis, baik melalui pengajaran (pemberian informasi), praktek dan

atau keteladanan tentang agama yaitu menyangkut akidah, syariah dan akhlak.

Hal tersebut dilakukan agar bisa menjadi bekal di dalam perjalanan hidup

seorang individu atau sekelompok individu..

1. Syarat dan Kriteria Pembimbing

Ada beberapa syarat dan kemampuan, menyangkut kompetensi seorang

pembimbing, yang harus dimiliki oleh seorang pembimbing agama (Islam)

tersebut. Sebagaimana dijelaskan oleh M. Arifin, dia menyatakan di dalam

bukunya “Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan” yang dikutip oleh M. Lutfi

dalam satu rumusan bahwa syarat-syarat bagi pembimbing agama adalah

sebagai berikut:

1) Pembimbing meyakini akan kebenaran agama yang dianutnya,

menghayati dan mengamalkan, karena ia menjadi pembawa norma

agama (religious) yang konsekuen, serta menjadikan dirinya idola (tokoh

yang dikagumi) sebagai muslim sejati, baik lahir maupun batin

dikalangan orang yang dibimbingnya.

2) Memiliki sikap dan kepribadian yang menarik, terutama bagi orang yang

dibimbingnya dan lingkungan kerja atau masyarakat sekitarnya.

Memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti yang tinggi dan loyalitas

terhadap profesi yang ditekuninya, sekalipun berhadapan dengan kondisi

masyarakat yang selalu berubah-ubah.

Page 37: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

26

3) Memiliki kematangan jiwa dalam menghadapi permasalahan yang

memerlukan pemecahan (dalam berfikir dan emosional).

4) Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak,

terutama dengan kliendan pihak lain dalam kesatuan tugas atau

profesinya.

5) Mempunyai sikap dan perasaan terkait dengan nilai-nilai keislaman dan

kemanusiaan, klien harus ditempatkan sebagai individu yang normal

yang memiliki harkat dan martabat sebagai mahluk tuhan.

6) Memiki keyakinan bahwa setiap klien yang dibimbing memiliki

kemampuan dasar (potensi) yang mungkin bisa dikembangkan menjadi

lebih baik.

7) Memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap

terbimbing, sehingga selalu berupaya untuk mengatasi dan memecahkan

masalahnya.

8) Memiliki ketangguhan, kesabaran, dan keuletan dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya, sehingga tidak mudah menyerah dalam

menghadapi kesulitan-kesulitan tugas.

9) Memiliki sikap yang tanggap dan jiwa yang peka terhadap semua

kesulitan yang disampaikan terbimbing.

10) Memiliki watak dan kepribadian yang familiar, sehingga setiap orang

yang menggunakan jasanya merasa nyaman, terkesan dan kagum dengan

cara pelayanannya.

Page 38: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

27

11) Memiliki jiwa yang progresif (ingin maju) dalam profesinya, sehingga

ada upaya untuk meningkatkannya sesuai dengan perkembangan yang

ada dalam masyarakat.

12) Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, sehingga mempunyai

kemampuan dalam menangkap dan menyikapi masalah-masalah mental

atau rohaniyah yang dirasakan terbimbing.

13) Memiliki pengetahuan dan pengalaman teknis yang dibutuhkan dalam

menjalankan tugas atau profesinya.16

Penulis menyimpulkan bahwa syarat pembimbing harus menguasai

kondisi masyarakat serta berpengalaman dalam menghadapi masalah-masalah

yang terjadi di masyarakat dalam hal ini sesuai dengan kondisi riel peserta didik

dan pembimbing harus berpengalaman secara profesi.

2. Metode dan Teknik Bimbingan

Metode dapat diartikan jalan yang harus dilalui. Pengertian yang lebih

luas lagi, adalah segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Selain kata metode ada kata teknik dan pendekatan, keduanya

dipahami sebagai cara ilmiah yang dipakai sebagai instrument dalam melakukan

pekerjaan yang sifatnya lebih fokus kepada subyek atau obyek yang dijadikan

sasaran pelayanan. Maka pemahaman istilah teknik atau pendekatan sering

disebut dengan kata strategi dan teknik khusus dalam melakukan sesuatu sesuai

dengan fokus atau pokok permasalahannya.

16

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 156-158.

Page 39: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

28

Secara khusus dalam pendekatan Islam ada metode atau teknik yang biasa

digunakan, termasuk dalam pelaksanaan dakwah pada umumnya. Berikut ini

secara ringkas akan dijelaskan:

1. Teknik bil-hikmah: adalah cara bijaksana, bersifat akademis. Teknik ini biasa

digunakan untuk orang terbimbing yang terpelajar, intelek yang memiliki

rasional tinggi, tetapi ragu atau kurang yakin terhadap kebenaran agama,

sehingga menjadi masalah baginya.

2. Teknik bil-mujadalah: teknik melalui perdebatan yang digunakan dalam

menunjukkan dan membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan dalil-dalil.

Penggunaan teknik ini lebih tepat untuk orang yang kritis, yang tidak mudah

menerima apa saja yang disampaikan pembimbing.

3. Teknik bil-mauidzoh: menunjukkan contoh yang benar, supaya orang mengikuti

dengan mudah, dikarenakan kemampuan logikanya sulit menerima bila hanya

berupa penjelasan atau teoriyang masih baku (tekstual).

4. Teknik ceramah: penjelasan yang bersifat umum, cara ini lebih efektif diberikan

dalam bimbingan kelompok (group guidance). Tetapi konselor harus

menyesuaikan apa yang akan disampaikan sesuai dengan kondisi orang yang

beragam

5. Teknik diskusi atau tanya jawab: kelebihan teknik ini, orang bisa menyampaikan

semua yang dirasakan secara luas, sehingga pembimbing mampu memberikan

jawaban yang tepat.

6. Teknik persuasif: yaitu berupa dorongan yang positif, santai, hiburan yang

mendidik, sehingga orang termotivasi untuk melaksanakan saran dan nasihat

dari pembimbing dengan senang hati.

Page 40: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

29

7. Teknik lisan: melalui pesan langsung yang disampaikan dengan ucapan atau

kata-kata, dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

8. Teknik tulisan: adalah cara bimbingan atau bantuan yang diberikan pembimbing

pada orang yang terbimbing melalui tulisan, bisa dengan pesan yang

mengandung hikmah maupuncerita-cerita. Ada sebagian orang yang terkesan

dengan membaca tulisan karena bisa lebih menghayati dan meresapi secara

mendalam, dibanding mendengarkan kata-kata langsung (lisan).

9. Teknik bil-yadi (kekuasaan): adalah melalui wibawa karismatik atau pengaruh

personal yang dimiliki pembimbing. Ada sebagian orang yang memperhatikan

siapa konselornya, baru mau patuh dengan arahannya.

10. Teknik do’a (dengan hati): dalam Islam setiap permasalahan tidak mungkin

diatasi sendiri tanpa melibatkan Allah SWT. (Tuhan). Karena itu konselor

mengajak klien untuk memohon pertolongan dari Allah SWT. Sebab terapi

terapis terbaik adalah Allah SWT., Kesembuhan yang haq dan sejati hanya dari-

Nya. Hal ini sekaligus menyadarkan, memberitahu orang bahwa pembimbing

hanyalah fasilitator, sahabat yang membantu untuk menemukan akar

permasalahan (solusi).17

Dengan demikian, puncak dari semua teknik yang sudah dipaparkan di atas

ialah menjadikan orang sadar terhadap potensi dan kemampuan diri mereka,

serta menyadarkan bahwa tugas dan kewajiban meraka terhadap Sang Pencipta

(Al-Khaliq).

17

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 120-137

Page 41: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

30

C. Pengertian Agama

Agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur dan

mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan, cara menghadapi tiap-tiap

masalah.18

Agama sebagai sebuah keyakinan, diyakini sebagai sebuah sarana

bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan (Allah). Seperti yang dikatakan

William James, sebagaimana dikutip oleh Zakiah Daradjat: “Agama adalah

perasaan dan pengalaman bani insan secara individu, yang menganggap bahwa

mereka berhubungan dengan apa yang dipandangnya sebagai Tuhan”.19

H.M. Arifin menjelaskan pengertian agama sebagai istilah yang sering

dipakai sehari-hari dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:

a. Aspek Subjektif: agama mengandung pengertian tentang tingkah laku

manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa gerakan batin,

yang mengatur, dan mengarahkan tingkah laku tersebut, kepada pola

hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.

b. Aspek Objektif: agama dalam hal ini mengandung nilai-nilai ajaran tuhan

yang bersifat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut. Agama dalam hal ini belum masuk ke dalam batin

manusia, atau belum membudaya dalam tingkah laku manusia. Oleh karena

itu secara formal agama dilihat dari aspek objektif dapat diartikan sebagai

peraturan yang bersifat Ilahi, yang menuntun orang berakal budi, kearah

ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.20

18

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,

1982), Cet. Ke-3 h. 52 19

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-5, h.18 20

H.M Arifin., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press), h. 1.

Page 42: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

31

Secara jelas telah dipaparkan diatas, mengenai agama menurut para

ahli. Penulis berasumsi bahwa agama dapat dilihat dari sudut pandang

subyektif (Pribadi Manusia). Bahwa agama mengandung pengertian tingkah

laku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan yakni berupa getaran

batin yang mengatur dan menggerakkan tingkah laku tersebut kepada pola

hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.

D. Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan dari bimbingan agama dapat dipaparkan secara umum yaitu untuk

meningkatkan dan menumbuh-suburkan kesadaran manusia tentang

eksistensinya sebagai makhluk Allah. Di samping itu pula tujuan yang lainnya

untuk membantu pihak yang dibimbing agar mempunyai kesadaran untuk

mengamalkan ajaran agama islam.21

Kemudian tujuan agama yang masih bersifat umum tersebut, dapat lebih

dijelaskan menjadi lebih khusus, yaitu :

a) Menanamkan rasa keagamaan

b) Memperkenalkan ajaran-ajaran Islam

c) Melatih untuk menjalankan ajaran-ajaran islam

d) Membiasakan berakhlak mulia

e) Mengajarkan Al-Qur’an.22

Tujuan lain dari bimbingan keagamaan adalah :

1) Bimbingan keagamaan dimaksudkan untuk untuk membantu pihak

yang terbimbing agar mempunyai religious reference (sumber

pegangan) dalam pemecahan masalah-masalah kehidupan.

21

HM. Arifin, Pokok-Pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1976), h. 29. 22

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Al Ikhlas, (tt), Surabaya, hal.60

Page 43: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

32

2) Bimbingan keagamaan yang ditujukan kepada pihak yang melakukan

bimbingan agar dengan kesadaran dan kemauan bersedia

mengamalkan ajaran keagamaan.

Dari sekian penjelasan yang dipaparkan diatas mengenai tujuan

bimbingan agama, penulis mencoba menyimpulkan bahwa tujuan

bimbingan agama yakni untuk memberikan tuntunan kepada individu

atau sekelompok individu-individu tentang ajaran agama (Islam)

sebagai sumber pedoman atau pegangan hidup dengan demikian

individu atau sekelompok individu-individu tersebut dapat terhindar

dari perbuatan buruk dan sesat. Sehingga pada akhirnya mereka

mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.

E. Pengertian Perilaku Keagamaan

1. Perilaku

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa perilaku atau tingkah laku sebagai

berikut :

a. Tingkah laku mempunyai penggerak (motivasi), pendorong dan tujuan.

b. Motivasi itu bersifat dari dalam yang muncul dari diri manusia itu sendiri,

tetapi ia rangsang dengan rangsangan-rangsangan dari luar atau rangsangan-

rangsangan dari dalam yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan

jasmani dan kecenderungan-kecenderungan alamiah, seperti rasa lapar, cinta

dan takut kepada Allah.

c. Menghadapi motivasi-motivasi manusia mendapati dirinya terdorong untuk

mengerjakan sesuatu.

Page 44: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

33

d. Tingkah laku ini mengandung rasa kebutuhan dengan perasaan tertentu dan

kesadaran akal terhadap suasana tersebut. Ini semua disertai oleh aktivitas

jenis tertentu yang tidak terpisah dari rasa, perasaan dan kesadaran dari

suasana itu.

e. Kehidupan psikologi adalah suatu perbuatan dinamis, dimana perilaku

interaksi terus menerus antara tujuan atau motivasi dengan tingkah laku.

f. Tingkah laku bersifat individual yang berada menurut perbedaan faktor-faktor

keturunan dan perolehan atau proses belajar.

g. Tingkah laku ada dua tingkatan. Tingkatan pertama pertama manusia

berdekatan dengan semua makhluk hidup, yang dikuasai oleh motivasi-

motivasi sedangkan pada tingkatan yang kedua ia mencapai cita-cita idealnya

dan mendekatkan pada makna-makna ke-tuhanan dengan tingkah laku

malaikat, tingkat ini dikuasai oleh keimanan dan akal.23

2. Keagamaan

Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata agama yang berarti sistem,

prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang

bertalian dengan kepercayaan itu. Kata keagamaan itu sudah mendapat awalan

“ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala tindakan) yang

berhubungan dengan agama.24

Penulis berasumsi bahwa perilaku keagamaan berarti suatu implementasi

yang ada dalam diri seseorang yang memiliki nilai-nilai agama. Tindakan

(tingkah laku) maupun ucapan yang dilakukan seseorang yang didalamnya

berkaitan tentang agama yakni nilai-nilai yang ada pada Agama ditanamkan

23

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Al-husna, 2000), h.306 24

Pusat Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: BalaiPustaka,1990),

h.11

Page 45: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

34

didalam jiwa seseorang serta unsur lingkungan yang mendukung, sehingga

tindakan (tingkah laku) atau perbuatan serta ucapan yang dilakukan dikarenakan

sebab adanya kepercayaan kepada tuhan, maka dengan nilai-nilai atau ajaran

agama dan kewajiban-kewajiban itulah semuanya bertalian dengan

kepercayaan.

Oleh sebab itu dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak

aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara makhluk

agama dengan pencipta, maupun hubungan antara makhluk dengan sesama

makhluk, itu pada dasarnya sudah diatur oleh agama.25

Dapat disimpulkan bahwasannya perilaku keagamaan yaitu suatu

tindakan atau aktivitas yang memiliki nilai-nilai agama yang dilakukan dalam

berinteraksi sosial

F. Peserta Didik (PAUD)

Peserta didik dari Yayasan Sahabat Bumi bintaro adalah anak-anak usia

dini, yang mereka terhinpun dari lingkungan keluarga pemulung dan berpotensi

menjadi anak jalanan. Sebab mereka adalah anak-anak yang putus sekolah sebab

kultur dan keadaan ekonomi yang lemah. Mereka terdiri dari anak-anak usia 5-

12 tahun.

Sebagaimana dijelaskan dalam banyak kesempatan, anak seusia di atas

merupakan usia emas yang harus memperoleh perhatian dan pendekatan yang

khusus dan komprehensif. Mengingat mereka memerlukan asupan bimbingan,

praktek dan keteladanan yang memadai, agar mereka terbiasa dengan pola-pola

yang tepat, terlebih berkaitan dengan agama sebagai pegangan hidup mereka.

25

Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.204

Page 46: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

35

Secara khusus anak usia dini yang menjadi peserta didik di Yaysan

Sahabat Bumi Bintaro memerlukan bimbingan yang intensif dan khusus

mengingat mereka berasal dari keluarga pemulung dan dhuafa yang tentu saja

mereka berpotensi putus sekolah dan menjadi anak jalanan. Maka diperlukan

kesiapan metodologis yang harus dilakukan Yayasan Sahabat Bumi Bintaro agar

agama yang disuguhkan kepada mereka dapat diterima dengan baik.

G. TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an )

Kegiatan TPA dilaksanakan setiap hari senin-sabtu mulai pukul 3 (ba’da

ashar) sampai pukul 5 sore. TPA juga terbagi kedalam dua kelas yaitu kelas

untuk anak yang masih belajar Iqra` dan kelas untuk anak yang sudah belajar Al-

Qur`an. Mahasiswa dalam hal ini mengambil jadwal dari hari kamis sampai

dengan hari sabtu dalam satu minggu. Anak-anak belajar membaca Iqra` dan Al-

Qur`an kemudian menulis ayat yang sudah dibacanya sebagai bentuk latihan

supaya terbiasa dengan huruf-huruf Al-Qur`an (Arab). Jumlah anak-anak dalam

proses belajar mengajar ini tidak menentu. Terkadang 10 anak namun bisa saja

sampai 40 anak datang ke tempat pembelajaran. Hal ini karena keadaan yang

mendukung ataupun tidak. Absensi anak-anak pun kurang berjalan secara

optimal sehingga tidak menentu setiap harinya anak-anak datang ke lokasi

belajar mengajar.

Page 47: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

36

H. Tahfidz Al-Qur`an

Kegiatan Tahfidz (hafalan) Al-Qur`an dilaksanakan setiap hari senin-sabtu

mulai pukul 6 petang (ba’da maghrib) sampai pukul 7 malam (adzan Isya).

Biasanya setiap anak diwajibkan minimal menghafal 2 sampai 3 ayat Al-Qur`an

yang telah ditentukan lalu dilanjutkan dengan shalat Isya berjamaah. Mahasiswa

dalam hal inimengikuti Proses penghafalan. Tidak hanya meghafal Al-Quran,

dalam kegiatan ini juga Diselingi dengan pngekajian mKana ayat yang

dihafalkna atau pengkajian Kitab-Kitab Islam Lain nya sepert Safinatun Najah.

Page 48: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

37

37

BAB III

SEPUTAR YAYASAN SAHABAT BUMI BINTARO

A. Sejarah

Pemulung dipandang sebagai strata kasta paling bawah di dalam

masyarakat kita. Mungkin karena pekerjaan mereka yang bersinggungan

langsung dengan sampah. Bahwasanya hanya beberapa orang saja dari

masyarakat kita yang menyadari sesungguhnya betapa besar peran pemulung

dalam pengelolaan sampah. Disini sifat kepeduliannya terhadap masyarakat

pemulung yang kebiasaannya hanya meminta-minta dan memulung saja, tidak

sekolah, tidak belajar, belum bisa mengaji serta belum bisa membaca.

Status sosial pemulung dapat dibedakan berdasarkan pada jenis-jenis

barang yang mereka dapatkan setiap hari, sedangkan kehidupan ekonomi

mereka sangatlah memprihatinkan karena rendahnya jumlah penghasilan yang

diperoleh tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan mereka, sebagian besar

pemulung tidak pernah sekolah karena keterbatasan biaya yang dimiliki oleh

orang tua mereka meskipun demikian mereka mempunyai aspirasi untuk

memiliki kehidupan yang lebik baik.

Akhirnya yayasan membuat program belajar untuk anak pemulung

yang siap untuk belajar tanpa dipungut biaya sedikit pun (gratis). Sementara

awalnya dalam belajar hanya di tempatkan dirumahnya, awalnya dari pihak

keluarga tidak setuju karena pemulung di pandang sebelah mata.

Namun karena niatnya benar-benar ingin anak pemulung itu bisa baca,

mengaji dan menghafal Al-qur`an maka dari pihak keluarga pun

menyetujuinya. Meski belajar di tempat seadanya, tanpa meja kursi, dan

Page 49: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

38

fasilitas lainnya, anak-anak itu tetap semangat belajar. Mereka datang tiap sore

untuk mengais ilmu di „Sahabat Bumi‟ di daerah Bintaro.

Awalnya anak-anak pemulung ini hanya diajari mengaji. Lambat laun

pelajaran bertambah. Ada yang belajar penceramah, menghapal ayat-ayat Al-

Qur‟an dan Bahasa Arab. Pelajaran ini diberikan untuk menambah

pengetahuan anak- anak yang tak bisa belajar di sekolah pada umumnya.1

Lalu Mengajar disekitar lapak pemulung dengan sukarela, semakin

lama semakin banyak yang berdatangan untuk mengikuti proses belajar.

Karena niatnya agar ilmu dapat bermanfaat buat orang lain.

Semakin berjalannya waktu kegiatan di pemulung mulai terekspos

(masuk) di majalah lalu mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah Provinsi

Banten berupa barang-barang, yaitu alat-alat edukasi. Dalam pengambilan

hadiah haruslah mempunyai nama, dari situlah muncul ide yaitu ”Sahabat” dan

kita tinggal di “Bumi” , maka jadilah Yayasan SAHABAT BUMI Bintaro.2

Mulailah ada perhatian dan kepedulian dari beberapa pihak dan

masyarakat sekitar, terhadap kegiatan-kegiatan yang diprogramkan dan

kemudian banyak yang ikut membantunya secara sukarela mulai dari

mahasiswa STAN, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, BSI dan lain- lain.

Kegiatannya mulai dari PAUD, TPA, TPQ, Hapalan (Tahfiz Al-Qur`an) dan

Kegiatan Pengajian ibu- ibu.

1 Wawancara pribadi dengan Nursa’adah, Pengelola dan Pengajar Di Sahabat Bumi Bintaro pada Jum’at 6 Juli 2018 2 Wawancara pribadi dengan Nursa’adah, Pengelola dan Pengajar Di Sahabat Bumi Bintaro pada Jum’at 6 Juli 2018

Page 50: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

39

1. Visi dan misi Yayasan Sahabat Bumi Bintaro

Visi dari Yayasan Sahabat Bumi Bintaro yang beralamat di Jalan

Jurang Mangu Barat RT/RW 003/01 No. 56 Kecamatan Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan Provinsi Banten adalah “Menjadi Rumah bagi

Peningkatan Harkat dan Martabat Keluarga Pemulung, Melalui Pendidikan

dan Bimbingan Agama”.

Adapun misi dari Yayasan Sahabat Bumi Bintaro adalah:

1) Menjadikan rumah yang nyaman bagi keluarga besar pemulung,

baik anak-anak usia dini atau orang tua bagi mereka.

2) Menjadikan lembaga yang peduli bagi peningkatan harkat dan

martabat keluarga pemulung dan dhuafa di sekitar Sektor V

bintaro jaya, melalui pendidikan dan Bimbingan Agama Islam.

3) Menjadi pusat pengembangan diri (pembangunan karakter) bagi

anak-anak usia dini di lingkungan keluarga pemulung dan dhuafa,

termasuk anak-anak remaja dan ibu rumah tangga3

2. Tenaga pembimbing

Adapun tenaga pendidik dan pembimbing agama pada seluruh

kegiatan Yayasan Sahabat Bumi

3 Wawancara pribadi dengan Nursa’adah, Pengelola dan Pengajar Di Sahabat Bumi Bintaro pada Jum’at 6 Juli 2018

Page 51: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

40

Tabel 3.1

Nama Usia Lama Mengajar

Ustadz Maskadi, S.Pd 31 tahun 7 tahun

Ustadzah Nur Sa‟adah, S.Sos 38 tahun 7 tahun

Ustadzah Uswantu Hasanah, S.Pd.I 26 tahun 6 tahun

Ustadz Romdhani 28 tahun 5 tahun

Ustadz Dedi Sunardi 20 tahun 2 tahun

Struktur Organisasi dan Pengurus Yayasan Sahabat bumi Bintaro.4

STRUKTUR ORGANISASI (SAHABAT BUMI

TAHUN 2017/2019

Jl. Jurang Mangu Barat Rt/Rw.003/01 No. 56

Pondok Aren Tangerang Selatan

4 Wawancara pribadi dengan Nursa’adah, Pengelola dan Pengajar Di Sahabat Bumi Bintaro pada Jum’at 6 Juli 2018

Nur Sa'adah

Ketua

Seksi Pendidikan

Didit

Seksi Keagamaan

Siti

Seksi Humas

Dedi Sumardi

Seksi Kebersihan

Dedi

Maulana Maskadi

Sekretaris

Yati Octavviani

Bendahara

Penasehat

Ust. Syafi'ie , S.Ag

Ust. Faisal A, S.Ag

Page 52: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

41

3. Sarana Yayasan Sahabat Bumi Bintaro

Sarana yang dimiliki Yayasan Sahabat Bumi Bintaro antara lain:

a. Rumah Pamong Sahabat Bumi

b. Balai Warga Jurang Mangu Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan

c. Mushala Yayasan Sahabat Bumi Bintaro.

d. Papan Tulis, Meja Belajar dan Kursi bagi anak-anak,

e. Pengeras Suara atau Sound System,

f. Alas Belajar (Karpet) untuk pertemuan besar bersama orang tua atau

wali santri.

Keseluruhan sarana dimaksud juga menjadi lokasi dan kelas prosesn

belajar mengajar dan bimbingan agama yang dilangsungkan di Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro.

B. Peserta Didik dan Latar Belakang Keluarga

Peserta didik beserta keluarganya sebagai sasaran dari kegiatan

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, kurang lebih 89 peserta didik, meliputi:

1) Peserta Didik Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 17 peserta.

2) Peserta Didik Taman Pendidikan al-Quran (TPA) sebanyak 40 peserta.

3) Peserta Didik Tahfidz al-Quran sebanyak 32 peserta.

C. Program Bimbingan Agama Yayasan Sahabat Bumi Bintaro

Program bimbingan agama yang dibuat dan akan dilaksanakan di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, tentulah bukan sekedar bikin program dan asal-

asalan. Akan tetapi program yang dibuat harus bermuara pada persoalan yang

terjadi di dalam masyarakat pemulung dan dhuafa di sekitar Sektor V

Page 53: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

42

Perumahan Bintaro Jaya. Secara umum masalah utama di lingkungan pemulung

adalah lemahnya perehatian orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak-

anak merekra. Hal ini salah satunya disebabkan oleh faktor ekonomi dan latar

belakang pendidikan para pemulung.

Pada saat sebelum Yayasan Sahabat Bumi Bintaro berdiri, keadaan

pendidikan anak-anak para pemulung sungguh sangat memprihatinkan. Tidak

sedikit dari anak-anak mereka yang putus sekolah, bahakn memang tidak

sekolah.

Dalam keseharian mereka tidak jarang anak-anak yang mengikuti

orang tuanya memulung, sehingga baik orang tua atau anak-anak mereka sama

sekali tidak memiliki dan tidak mempunyai perhatian yang cukup terhadap

pendidikan dan masa depannya.

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro memiliki tantangan yang sangat berat

mengingat mengembalikan perhatian mereka kepada pentingnya pendidikan,

bahkan sebagian besar orang tuanya menganggap bahwa anak-anak mereka

harus menghasilkan dan menambah income sejak usia dini. Untuk meyakinkan

orang tua mereka tentu bukanlah perkara mudah sebab hal tersebut telah

mendarah daging dan menjadi cara pandang mereka sejak lama.5

Bermula dari adanya penempatan Praktikum Mikro Profesi Jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam di lingkungan pemulung, dan kerja sama dengan

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, maka proses pendekatan kepada keluarga-

keluarga pemulung dan menyakinkan mereka agar berkenan memasukkan anak-

anaknya untuk dibimbing di Yayasan Sahabat Bumi. Sehingga para orang tua

5 Wawancara pribadi dengan Nursa’adah, Pengelola dan Pengajar Di Sahabat Bumi Bintaro pada Jum’at 6 Juli 2018

Page 54: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

43

merasakan betapa pentingnya pendidikan bagi mereka, melalui bimbingan

agama yang diprogramkan Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, diharapkan mereka

mau dan termotivaasi untuk menempatkan anak-anaknya dibimbing dalam

kegiatan bimbingan agama.

1. Prinsip Perencanaan Program Bimbingan Agama

Prinsip pertama adalah mempertimbangkan peserta didik sebagai anak-

anak dan latar belakang kelurganya. Untuk itu program bimbingan agama

yang akan dibuat harus sesuai dengan kondisi obyektif mereka sebagai

anak-anak, didibuat menyenangkan sebab mereka berasa dari keluarga

yang tidak merasa penting dengan pendidikan, termasuk pendidikan

agama.

Prinsip kedua adalah bahwa program bimbingan agama ini adalah sebuah

ladang amal yang sangat bagus, mengingat mereka adalah generasi bangsa,

dan keluargany adalah keluarga muslim yang harus memperoleh perhatian.

Prinsip yang ketiga merancang program yang realistis dan bisa

dilaksanakan, memulai dari hal yang sederhana dan melakukan perbaikan

secara terus menerus, agar bisa mencapai hal yang baik di masa yang akan

datang.

Prinsip yang keempat program dibuat mereka (baik peserta didik atau

keluarganya) dibuat untuk tidak bergantung, namun harus dibuat mandiri

agar mereka merasakan bahwa agama bukan sekedar ibadah mahdloh saja,

namun ada ibadah lain yang disebut sebagai ghairu mahdloh.

Page 55: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

44

Prinsip kelima adalah dibutuhkan ketulusan, kesabaran dan kerja sama di

antara semua elemin di dalam organisasi.6

2. Pelaksanaan Program Bimbingan Agama

Pelaksanaan bimbingan agama dapat dilakukan melalui beberapa

kegiatan, di antaranya: pengajian kitab tauhid, fikih, dan akhlak. Untuk

pengajian tersebut dilakukan proses belajar mengajar dengan sangat

sederhana dan mudah atau memudahkan bagi peseerta diupakan tidak.

Merupakan tambahan dari materi tersebut adalah dilaksanakannya

pengajian al-Quran dan tahfidz al-Quran.7

1. Program bimbingan agama juga dilakukan dalam praktek, yaitu, dalam

kehidupan sehari-hari, ditanamkan kejujuran pada anak, kesabaran disaat

berpuasa, keikhlasan disaat memberi dan dipinta dan saling membantu

(gotong royong) sebagai salah bentuk pengabdian. Selain itu peserta didik

juga diajarkan prkatek ibadah yaumiyah seperti praktek wuduk, shalat dan

lain sebagainya. praktek akhlak juga dilakukan dengan cara mengingatkan

mereka dalam kehidupan sehari-hari agar memiliki adab dan sopan santun

kepada orang tua, guru, masyarakat, dan bahkan kepada lingkungan dan

makhluk lain. Berikut contoh wawancara dengan salah satu peserta didik di

Yayasan sahabat anak yaitu ada salah satu anak didik yang mampu calistung

( baca, tulis dan hitung ) dalam waktu 1 tahun, sehingga anak tersebut

mampu calistung ( baca, tulis dan Hitung ) disaat masuk kejenjang SD.

6 Wawancara pribadi dengan Nursa’adah, Pengelola dan Pengajar Di Sahabat Bumi Bintaro pada Jum’at 6 Juli 2018 7 As’ad Human, Pedoman Pengelolaan Pembinaan dan Pengembangan Membaca, Menulis, Memahami Al-Qur’an (Yogyakarta: Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus A M M, 1995), h. 7

Page 56: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

45

Termasuk bimbingan agama dilakukan dalam bentuk keteladanan

semua ustadz dan ustadzah, termasuk pengurus mempertimbangkan semua

ucapan, prilaku dan tindakan yang dilakukan sebab semua yang nampak

akan menjadi contoh dan rujukan bagi peserta didik dan orang tua yang

mengantarkan mereka.

3. Pengendalian Program Bmbingan Agama

Program bimbingan agama pada Yayasan Sahabat Bumi Bintaro

dilakukan secara normal. Dari sisi orgnisatoris pengendalian dilakukan

oleh pengurus terutama ketua pengurus sebaga pendiri utama. Namun

demikian, di dalam yayasan ada mikanismi yang dianut, bahwa setiap

pengurus dan bahkan para pembimbing agama diberikan kesempatan dan

kewenangan untuk memberikan pengendalian dengan cara melakukan

tegoran dan pemberitahuan yang tepat dan tegoran serta pemberitahuan

tersebut disampaikan terutama pada kesempatan yang tepat pula.

Page 57: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

46

BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Pemahaman Program Bimbingan Agama

Sebagaimana dijelaskan di dalam bagin kajian teori, bahwa

evaluasi program adalah suatu upaya dalam hal menyediakan informasi

untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.1 Demikian halnya

dengan penelitian ini, bahwa evaluasi program pada bimbingan agama di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro adalah adalah suatu upaya atau usaha

memahami dan mengetahui berbagai kegiatan suatu program bimbingan

agama yang dilaksanakan di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro untuk

ketersediaan informasi, guna disampaikan pada pengambilan keputusan

yaitu kepada pihak Yayasan Sahabat Bumi Bintaro.

Hasil dari evaluasi tersebut diharapkan akan menjadi bahan

pengembangan dan peningkatan bagi perencanaan, pelaksanaan, dampak

yang dihasilkan dari program yang sedang dievaluasi, dalam hal ini

adalah program bimbingan agama yang menjadi fokus evaluasi pada

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemangku kewenangan

bagi perencanaan dan pelaksana program bimbingan agama di Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro, maka diajukanlah sejumlah pertanyaan kepada

mereka berkaitan dengan pemahaman mereka berkaitan dengan:

1 Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT:Rineka Cipta, 2012), h,6.

Page 58: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

47

1. Bagaimana pemahaman mereka berkaitan dengan masalah utama

yang terjadi pada sasaran program bimbingan agama di Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro?

2. Bagaimana pandangan dan pemahaman mereka mengenai siapa

sasaaran yang sedang dihadapi?

3. Bagaimana pandangan dan pemahaman mereka tentang apa yang

dimaksud dengan bimbingan agama?

4. Bagaimana pandangan dan pemahaman mereka tentang apa dampak

yang diharapkan dengan diprogramkannya bimbingan agama di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro?

Pertanyaan pertanyaan tersebut penting untuk ditelusuri, sebab

akan berpengaruh kepada bagaimana Program Bimbingan Agama di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro itu direncanakan. Pertanyaan-pertanyaan

ini secara spesifik diajukan kepada pemangku kewenangan dan pelaksana

diprogramkannya bimbingan agama.

Berdasarkan jawaban dari sejumlah pihak yang memiliki

kewenangan bagi direncnakannya program tersebut, maka diketahui

bahwa:

1. Program Bimbingan Agama dirancang dan direncanakan, bahkan

secara khusus merupakan bagian dari sejarah berdirinya Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro, atas dasar “keprihatinan” sejumlah anak muda

yang melihat tidak adanya kepedulian dan kepekaan keluarga-

Page 59: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

48

keluarga pemulung terhadap pendidikan anak-anaknya. Hal tersebut

tidak adanya sebuah kesadaran yang berpengaruh pada masa depan

generasinya, munculnya kesadaran di kalangan mereka nantinya

diharapkan bisa mengantarkan generasi mereka pada peningkatan

taraf hidup dan masa depan anak-anak mereka. Hal ini nampak

terlihat dari banyaknya anak-anak keluarga pemulung berkeliaran,

terutama pada jam-jam sekolah dan mengaji di suatu kawasan yang

berdampingan langsung dengan perumahan elit di Wilayah Bintaro.

Bahkan tidak sedikit di antra anak-anak dari keluarga pemulung yang

juga ikut memulung baik sendiri maupun ikut bersama orang tuanya.

Tidak adanya kesadaran ini pula, nampak terlihat dari aktifitas orang

tua dari keluarga pemulung yang mereka asyik dan sibuk dengan

aktivitas memulung saja. Namun mereka tidak memiliki kepedulian

terhadap pendirikan anak-anaknya, bahkan tidak peduli terhadap

pendidikan agama anak-anaknya.

Maka berdirilah Yayasan Sahabat Bumi Bintaro dan di dalamnya

dirancang dan direncanakan satu Program Bimbingan Agama

terutama buat anak-anak mereka. Walaupun juga dibuat sebuah

program yang diperuntukkan untuk orang tua-orang tua (pemulung),

baik khusus bagi ibu-ibu maupun khusus bagi bapak-bapaknya.

Munculnya spirit untuk membela dan mengantarkan mereka pada

sebuah pilihan hidup yang tepat, dengan diantarkannya mereka untuk

memperoleh pendidikan sesuai dengan masanya. Spirit kepekaan

Page 60: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

49

tersebut disebabkan oleh kebiasaannya mereka sebagai salah ssatu

aktifis kampus, yang merasa gelisa jika melihat keadaa yang tidak

normal seperti tidak adanya kepedulian orang tua terhadap

pendidikan dan masa depan anak-anaknya, sebagai mana masyarakat

pemulung di atas.

Hal ini dapat dilihat dari wawancara dengan Sdri. Nur Sa’adah

sebagai pendiri dan sekalugus sebagai Ketua Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro.

“Pertama sebagai aktifis kampus di Fakultas Usuludin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, saya merasa kok ada yang kurang

melihat lingkungan sosial di sekirat kawasan pemulung. Sebagai

sarjana muslim saya merasa terpanggil untuk berbuat, terutama

berkaitan peningkatan harkat dan martabat lingkungan sosial saya

(lingkungan pemulung) melalui peningkatan kepedulian terhadap

pendidikan, terutama berkaitan dengan penguasaan dalam kehidupan

sehari hari tentang agama yang kita dan mereka anut. Kedua, saya

melihat bahwa mereka adalah saudara kita yang kebetulan mereka

dalam keadaan tidak berdaya di dalam menghadapi hidup. Maka

penting dilakukan satu terobosan agar bisa membatu mereka keluar

dari lingkaran syatan, yaitu kebodohan, kemiskinan dan

keterbelakanagan. Ketiga, adalah kewajiban saya sebagai seorang

muslim, dan melakukan upaya, walaupun saat itu saya secara pribadi

tidak punya apa apay yang bisa dilakukan, terutama berkaitan

dengan materi/finansial untuk mensupport kegiatan yang akan saya

lakukan.

Dengan demikian, kuatlah di dalam pikiran saya untuk

melakukan langkah-langkah pemberdayaan kepada mereka, terutama

melalui bimbingan agama, agar mereka dapat menjalankan agama

dengan benar dan bisa meningkatkan taraf hidup mereka, sebab

kepedualiannya kepada masa depannya melalui pendidikan. Hal ini

berdasarkan pealaman setelah saya berdiskusi dengan sdr. M. Jufri

halim (Dosen UIN) setelah dia melakukan kegiatan sosial, yaitu

melakukan isbat nikah (pengesahan pernikahan sirri mereka melalui

sidang di pengadilan agama) dan kebetulan dari sekian banyak

pesertanya dari lingkungan pemulung di daerah saya. Maka saya

Page 61: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

50

percaya mereka memerlukan pembelaan dalam menghadapi masa

depan, terutama masa depan anak-anak generasi mereka”.2

2. Di dalam merancang Program Bimbingan Agama, para pihak yang

memangku kewenangan memiliki pemahaman yang serius mengenai

siapa sasara mereka. Sebab pandangan mengenai sasaran program

akan berpengaruh bagaimana dan seperti apa program akan dibuat.

Sebagai mana dikethui bahwa pandangan pendiri dan pemangku

kewenangan dalam merencanakann Program Bimbingan Agama

tentang kelompok sasaran, maka mereka kelompok sasaran terutama

anak-anak, dipahami sebagai saudara seiman, orang yang kurang

beruntung dan kelompok yang harus dibela. Hal yang sama mereka

para orang tua (keluarga besar) adalah mereka saudara seiman,

kurang berutung dan penting memperoleh pembelaana. Bahkan

pembelaan itu bukan saja dilatar-belakangi oleh masalah pandangan

tidak beruntung, termasuk dalam bayangan pengurus anak-anak

mereka adalah unik dan mungkin akan berprilaku tidak biasanya

(tidak normal sebagai mana umumnya anak-anak).

“Dalam benak saya tentu mereka adalah anak-anak yang dekil, yang

cuek, dan tak berpendidikan. Oleh sebab itu, ini adalah tantangan

yang menarik buat saya”.3

2 Nur Sa’adah, Wawancara tangal 22 Maret 2018 3 Ustadz Maskadi, Wawancara tanggal 25 Maret 2018

Page 62: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

51

Untuk itulah, program dirancang untuk melayani sebagaimana

kewajiban beragama untuk diri sendiri, seperti yang mereka

sampaikan.

3. Menurut mereka bimbingan agama merupakan gabungan dari dua

kata, masing-masing bisa dipahami bahwa pertama bimbingan tidak

sekedar pemberian bantuan informasi, tetapi bimbingan juga bisa

berupa sebuah praktek dan keteladanan. Dengan demikian bimbingan

memerlukan sebuah usaha mengarahkan, menunjukkan, dan

mencontohkan. Di dalamnya juga memerlukan kontinuits,

keistikomahan, sistematis, kesungguhan, kelapangan hati dan lain

sebagainya. Kedua adalah agama, dalam hal ini bukan agama dalam

arti umum, tetapi menurut mereka agama yang dimaksudkan adalah

Agama Islam yang di dalamnya mencakup bahan ajar tentang akidah

dan keimanan menyangkut keimanan kepada Allah, malaikat Allah,

kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari akhir dan berimana kepada

takdir baik dan buruk yang terjadi pada diri manusia. Menyangkut

syariat dan atau tata cara beribadah, yaitu menyangkut fikih dan

hukum-hukumnya, seperti tentang suci, shalat, akat, puasa, dan haji.

Dan agama dalam pandangan meraka juga menyangkut ihsan atau

akhlak, yaitu akhlak kepada Allah sebagai Tuhan, akhlak kepada

rasul, malaikat, kitab, alam dan makhluk lainnya. Seperti yang

dijelaskan Nur Sa’adah, Maskadi, dan Uswatun Hasanah.

Page 63: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

52

“Setahu saya, bimbingan itu adalah usaha atau proses

memberikan pengetahuan atau petunjuk kepada seseorang atau

sekelompok orang melalui suatu proses yang panjang,

terencana dan sistematis, biasanya melalui pemberian

informasi dan atau pengajaran, praktek yang diulang-ulang

kepada peserta didik, dan keteladanan dari pembimbing.

Sedangkan agama meliputi pengetahuan tentang:

1) Akidah (keimanan dan atau tauhid, meliputi keimanan

kepada Allah –ketuhanan--, keimanan kepada nabi-nabi,

keimanan kepada malaikat-malaikat, keimanan kepada

kitab-kitab, keimanan kepada hari kiamat/akhir dan

keimanan kepada takdir baik dan buruk yang ditetapkan

oleh Allah SWT),

2) Syariat (tata cara beribadah, meliputi syahadetaini,

thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, muamalah, dan lain

sebagainya),

3) Akhlak (tatakrama dan adat istiadat, meliputi hubungan

baik dengan Allah, dengan Malaikat Allah, dengn Nabi-

nabi Allah, dengan orang tua, guru, masyarakat, dengan

alam dan lain sebagainya).

Itulah pemahaman saya mengenai bimbingan agama

yang saya ketahui dan saya praktekkan”.4

“Saat saya diajak oleh saudari Nur Sa’adah (Osin) yang

saya bayangkan tentang bimbingan agama adalah memberikan

pengetahuan tentang pendidikan agama, sebagaimana

umumnya di sekolah-sekolah.

Belakangan setelah terlibat dalam proses-proses

bimbingan di dalam yayasan ini, baru saya tau, bahwa

bimbingan tidak saja pengajaran atau pemberian informasi

kepada mereka (peserta didik), namun di dalamnya dibutuhkan

kasih sayang, kontinuitas, kesabaran, ketelatenan, konsistensi,

praktek, keteladanan dan lain sebagainya. Karenanya

bimbingan agama sebuah proses bantuan yang disajikan

kepada mereka sesuai dengan kadar dan keadaannya.

Sedangkan agam meliputi materi akidah, syariat dan akhlak”.5

“Ya membimbing dan membantu memberikan

pemahaman tentang agama (iman, islam dan ihsan) melalui

sebuah pengajaran dan praktek, serta keteladanan dari kita

sebagai pendidik”.6

4 Nur Sa’adah, Wawancara tangal 22 Maret 2018 5 Ustadz Maskadi, Wawancara tanggal 25 Maret 2018 6 Uswatun Hasanah, Wawancara tanggal 27 Maret 2018

Page 64: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

53

4. Berkaitan dengan pandangan dan pemahaman mereka tentang

dampak yang diharapkan dengan diprogramkannya bimbingan agama

di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro adalah berharap terjadi perubahan

berfikir bahwa pendidikan itu penting, lebih-lebih pendidikan agama,

baik bagi anak-anak ataupun keluarga besarnya (bapak dan ibunya).

Termasuk terjadinya perubahan prilaku sebab mereka telah

memperoleh pelajaran agama dari program bimbingan agama yang

dijalankan.

Dengan rancangan program tersebut, diaharapkan Program

Bimbingan Agama yang direncanakan akan efektif menjangkau

terjadinya perubahan kepada mereka yuaitu keluarga besar pemulung.

B. Evaluasi Program Bimbingan Agama

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa evaluasi program yang

dimaksudkan dalam tulisan ini adalah evaluasi program yang

didefinisikan oleh Stewart I Donaldson pada Theory-Driven Evaluation

yang dikutip Wirawan dalam bukunya yang berjudul “Evaluasi Kinerja

Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Penelitian.7

Pada kesempatan ini evaluasi pada Program Bimbingan Agama

sebagai satu sistem bimbinga di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro, akan

disederhanakan menjadi tiga bagian yaitu berupa bagian evaluasi masukan

Program Bimbingan Agama (input evaluastion), yang dimaksudkan di sini

adalah proses merencanakan program, yaitu bagaimana Program

7 Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2011) h. 70

Page 65: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

54

Bimbingan agama direncanakan. Kedua evaluasi proses (process

evaluation), yaitu bagaimana implementasi Program Bimbingan Agama di

lapangan? Dan yang ketiga adalah evaluasi keluaran (output evaluation),

evaluasi akibat (outcome evaluation), dan evaluasi pengaruh (impact

evaluation) disederhanakan menjadi evaluasi dampak meliputi keluaran,

akibat dan pengaruh, yaitu dampak dari diprogramkan bimbingan agama

di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro.

Dengan demikian evaluasi pada Program Bimbingan Agama di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro ini akan dilakukan penelusuran sebagai

proses evaluasi yang berkaitan dengan direncanakannya program ini

sebagai evaluasi input, penelusuran implementasi program ini sebagai

evaluasi proses, dan penulusuran dampak dari diimplementasikannnya

program tersebut.

Pada bagian pertama dari bab ini telah dilakukan evaluasi pada

input program Bimbingan Agama, yaitu bagaimana program dimaksud

direncanakan, dan dibuat. Bagian ini akan dijelaskan bagaimana temuan

setelah dilakukan penelusuran pada proses diimplementasikannya program

ini. Dalam evaluasi proses peneliti tidak saja melihat bagaimana

bimbingan dalam arti pemberian informasi yang mendeteksi proses belajar

mengajarnya, namun peneliti akan standby melihat secara langsung

bagaimana implementasi program dipraktekkan dan dicontohkan oleh para

pembimbing agama.

Page 66: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

55

a) Pengajaaran bagi Anak Didik

Bimbingan dalam arti memberikan bantuan informasi mengenai

agama kepada para peserta didik (santri) dilakukan para

pembimbing dengan memberikan materi secara terencana dan

menyenangkan melalui pengajian dan pelajaran di kelas, seperti

melalui pendekatan bernyanyi, membaca bersama-sama, menulis,

mengulang dengan diucapkan kembali, dan menjawab

pertanyaan.

Bahkan pada saat peserta didik hendak akan pulang, pembimbing

agama masih bertanya tentang pelajaran yang yang diberikan

sebagai syarat di antara mereka bisa pulang lebih awal dari yang

lain. Hal yang sama pertanyaan akan dilakukan kembali saat

mereka kembali ke dalam kelas pengajian, yang dilakukan secara

acak, sekedar mengingat pelajaran yang sebelumnya.

Penguatan bimbingan juga diberikan tugas rumah agar terjadi

bimbingan lanjutan di rumah antara anak dan orang tua, bahkan

hal tersebut berdampak pada makin meningkatnya kedekatan anak

dan orang tua, terutama dalam hal memperoleh pelajaran agama.

Sebab para orang tua juga dapat pelajaran dari pengajian tentang

agama yang mereka anut.

Page 67: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

56

b) Praktek bagi Peserta Didik

Di d alam bimbingan yang bersifat praktek, sepanjang peneliti

standby di dalam peroses program tersebut, diketahui bahwa

praktek dilakukan dengan menarik, misalnya mereka diajak ke

kebun dan dijelaskan dan diperkenalkan tentang makhluk-

makhluk Allah, hal ini praktek dari pengenalan terhadap Allah.

Termasuk mereka diajak praktek wudhu, shalat dan proses

penanganan najis dalam kegiatan langsung. Pada hal yang sama,

pembimbing juga langsung memberikan contoh yang benar dan

langsung dipraktekkan oleh peserta didik.

c) Keteladanan bagi Peserta Didik

Proses bimbingan melalui Program Bimbingan Agama di yayasan

ini, salah satunya dilakukan dengan cara memberikan keteladanan.

Sepanjang yang peneliti amati ketika di lapangan, para

pembimbing selalu berhati-hati dalam hal bersikap, bertutur, dan

bertindak. Sebab mereka menyadari bahwa apa yang mereka

pikirkan, katakan dan lakukan memiliki dampak kepada peserta

didik. Untuk itulah mereka selalu memberikan keteladanan dalam

hal akidah, syareat dan akhlatk.

Keteladanan ini menjadi menarik dan pokok di dalam lingkungan

pendidikan mengingat seorang pembimbing akan diikuti oleh

Page 68: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

57

peserta didiknya jika ada kesesuaian antara apa yang dikatakan,

dan apa dilakukan.

d) Tantangan dan Hambatan

Di dalam semua kegiatan lapangan, selalu ditemukan tantangan

dan hambatan, tidak terkecuali dengan Program Bimbingan

Agama di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro. Berdasarkan hasil

wawancara dan pengamatan di lapangan, maka diketahui bahwa

ada tantangan dan hambatan yang bersifat individu pelaksana

program, terkadang juga dari sasaran atau dari peserta didik.

Seperti yang dijelaskan Nur Sa’adah berikut:

“Tantangan dan hambatan pertama dari kita para

pengurus dan pembimbing, kami harus melakukan penyamaan

persepsi dan diskusi yang terus menerus, agar kami bisa

mencairkan berbagai kebuntuan, bisa berbagi pengalaman

dalam hal memberikan bimbingan dan pendekatan kepada

peserta didik. Tantangan dan hambatan kedua adalah dari para

orang tua, yang memiliki cara pandang sendiri tentang anak-

anakknya. Mereka sering kali mengaitkan dengan pendapat

yang harus dilakukan oleh ana-ana mereka, karena itu

bimbingan kami alkukan tidak saja kepada anak-anak mereka,

kami juga lakukan bimbingan kepada ibu-ibunya, kepada

bapak-bapaknya. Tantangan dan hambatan ketiga adalah

mencara formula berbagai bentuk pendekatan yang akan akami

sajikan kepada peserta didik, agar tidak menimbulkan

kejemuan, kesulitan dan keberulang-ulangan.Tantangan dan

hambatan keempat adalah enjaga konsistensi kita di dalam

memberikan bimbingan agama, termasuk konsisten di dalam

memberikan materi agar tidak ada benturan pendapat antara

satu pebimbing deengan pembimbing yang lain”.8

Hal lain juga dikatakan oleh Uswatun hasanah, seperti berikut

8 Nur Sa’adah, Wawancara tangal 22 Maret 2018

Page 69: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

58

“Saya rasa tantangan dan hambatannya hampir sama

dengan di tempat lain, secara khusus perbedaannya karena

mereka termasuk anak-anak yang khusus disebabkan mereka

berada di lingkungan yang memiliki kebiasaan yang tidak

umum. Masalahnya sering kali muncul pada pribadi sayanya,

kadang muncul kejemuan, kadang saya merasa perlu mencari

terobosan baru untuk menghadapi mereka”.9

Atau juga disampaikan oleh Maskadi, dia menggabarkan

bagaimana proses implementasi program itu dilakukan.

“:Secara pribadi tantangan dan hambatan yang saya

hadapi dan alami dari program ini adalah: Pertama,

kemampuan saya menyesuaikan diri dengan hebit dan latar

belakang mereka, ibaratnya saya beluk bisa mengimbangi

mereka. Kedua diperlukan penggunaan istilah yang lebih

sederhana, mengingat sebelumnya mereka (peserta didik)

termasuk anak putus sekolah, bahkan tidak sekolah”.10

e) Pengendalian Program

Pengendalian pada Program Bimbigan Agama di Yayasan Sahabat

Bumi Bintaro dilakukan sesuai dengan ketentuan organisasi,

namun demikian ada hal yang menarik peneliti amati, yaitu

diberikannya kewewenang kepada unsur pengelola, pengurus dan

para pembimbing untuk dapat memberikan kontrol dan

pengendalian pada proses pelaksanaan program. Dengan ketentuan

bahwa proses pengendalian berupa pemberitahuan, dan

disampaikan dalam sebauh kesempatan yang telah ditentukan

tanpa harus menimbulkan gejolak dan dampak buruk bagi

organisasi.

9 Uswatun Hasanah, Wawancara tanggal 27 Maret 2018 10 Ustadz Maskadi, Wawancara tanggal 25 Maret 2018

Page 70: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

59

Berikut hasil beberapa pendapat mereka di dalam keterlibatannya

memberikan kontrol atau pengendalian dalam program ini.

“Kami dalam melakukan kontrol adalah dengan cara: Pertama

membangun kesadaran bersama bahwa lembaga ini adalah milik kita

bersama, maka setiap kita sama-sama memiliki tanggung jawab untuk

saling memperbaiki, namun kita memiliki satu kesepakatan untuk

mengingatkan pada yang lainnya melalui waktu dan forum yang tepat.

Kedua, kita membangun satu forum diskusi agar saling memperkuat dan

saling mengingatkan. Dengan cara ini kontrol bukan saja ada di pundak

saya sebagai ketua, tapi juga ada pada setiap kita sebagai bagian dari

yayasan ini. Sekalipun dalam keseharian sebagai ketua saya tidak melepas

diri di dalam pengendalian dan kontrol pada program bimbingan agama

yang sedang dilangsungkan”.11

“Secara organisatoris konstrol berada pada pengurus, terutama ketua.

Namun hebatnya yayasan ini kita semua dilibatkan untuk melakukan

kontrol namun melalui mekanisme diskusi yang telah dibangun lama”12

.

“Dalam proses kontrol atau pengendalian kegiatan biasanya dilakukan

oleh pengurus, terutama ketua yang sekaligus pendiri. Bagi saya kontrol

terjdi pada saat memberikan masukan di dalam rapat atau diskusi kecil

bersama pengurus dan yang lainnya. Diskusi-diskusi tersebut sering kali

menjadi masukan penting sebagai bagiand aari sebuah kontrol pada

program bimbingan agama di yayasan ini”13

.

Intinya proses pengendalian diakui mereka berdasar pada

ketentuan oraganisasi Namun demikian, pengolola memberikan ruang-

ruang partisipasi kepada elemin-elemin lain dalam organisasi seperti pada

pebimbing agama dan lain sebagainya.

11 Nur Sa’adah, Wawancara tangal 22 Maret 2018 12 Uswatun Hasanah, Wawancara tanggal 27 Maret 2018 13 Ustadz Maskadi, Wawancara tanggal 25 Maret 2018

Page 71: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

60

C. Dampak yang Ditimbulkan

Dari hasil temuan di lapangan dan wawancara yang dilakukan,

maka peneliti menyimpulkan bahwa Program Bimbingan Agama di

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro telah terjadi perubahan yang sangat luar

biasa kepada keluarga-keluarga pemulung di dalam memandang

pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Hal ini diawali sejak

berdirinya yayasan dimaksud.

Bahkan ketika adanya beberapa kali pelaksanaan Prakttikum

Profesi Mikro yang dilakukan mahasiswa BPI di Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro, para orang tua menyadari sepenuhnya bahwa pendidikan penting,

dan hal ini ditandai oleh makin intensifnya aktifitas pengajian bapak-

bapak dan ibu-ibu, serta ras bangganya para orang tua mereka akan anak-

anaknya yang memahami banyak hal tentang agama dan terjadinya

perubahan prilaku pada anak yang lebih santun dan menghargai orang

tuanya. Seperti sikap selalu mengucapkan salam dan berjabatan tangan

(dengan mencium tangan ortuanya) baik saat berangkat ke TPA atau

pulangnya, tentu hal tersebut membuat bangga para orang tua.

Hal ini diakui oleh responden, sebagai bagian dari pengamatan

atas proses yang selama ini mereka alami. Berikut jawban mereka atas

dampak yang ditimbulkan dari Program Bimbingan Agama.

“Alhamdulillah, banyak sekali perubahan dan ghirah

yang terlihat di kalangan keluarga pemulung. Dulu sebelum

program bimbingan melalui Yayasan Sahabat Bumi Bintaro ini

dilaksanakan, jangankan kepedulian ayah dan ibu mereka

kepada pendidikan anak-anaknya (baik formal atau non

formal), pada shalat keseharian anak-anak mereka, bahkan

Page 72: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

61

pada ibadah kesehariannya sungguh sangat jauh. Di

lingkungan merek ada mushollah, namun dibuat tempat tidur

oleh mereka. Saat sekarang, sejak berdirinya yayasan ini dan

dilaksanakannya program secara konsisten dan atas dukungan

dari berbagai pihak, perubahan mereka sungguh sangat luar

biasa. Anak-anaknya rajin mengikuti pengajian, ayah dan

ibunya bergantian mengantarkan anak-anaknya mengaji,

mushallah di lingkungan mereka sekarang udah hidup dan

berjalan normal (setiap saat udah ada adzannya), ada pengajian

khusus untuk ibu-ibu, ada pengajian jumatan khusus untuk

bapak-baoaknya. Intinya saya amat sangat bersyukur, atas

kesadaran dan merupakan dampak dari program bimbingan

agama yang ada, menimbulkan satu perubahan yang sangat

signifikan, diharapkan di masa yang akan datang akan terus

terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Amin”14

“Saya rasa dampak dari kegiatan program bimbingan

agama ini sangat baik dan nyata. Hal ini bisa dilihat dari

sejumlah perubahan yang terjadi pada keluarga-keluarga

pemulung. Di mana aktifitas keagamaan sering kali tidak

memperoleh perhaihatan yang serius dari mereka, namun

sekedar merupakan hal yang penting dan tidak penting. Namun

pada akhir-akhir ini terlihat perubahan yang mencolok,

setidaknya dari segi spirit anak-anak mereka di dalam

mengikuti pengajian dan taklim telihat lebih antusias, terlebih

ketika di berikan sebuah penghargaan kepada mereka. Dalam

sejumlah kesempatan para orang tua juga mengalami

perubahan, bahkan di kalangan mereka cukup femilier dalam

hal menggunakan pakaian-pakain muslim, sebab mereka sudah

banyak mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang sering

dilakukan di lingkungan mereka. Seperti pengajian untukibu-

ibu dan bapak-bapak”.15

“Sepengetahuan saya dampak yang ditimbulkan

bagus, dan perubahan nampak sekali di dalam prilaku mereka

bergama, termasuk sikap mereka terhadap menjalankan ibadah

sehari-hari”.16

14 Nur Sa’adah, Wawancara tangal 22 Maret 2018 15 Ustadz Maskadi, Wawancara tanggal 25 Maret 2018 16 Uswatun Hasanah, Wawancara tanggal 27 Maret 2018

Page 73: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

62

D. Temuan-temuan Lapangan

Sepanjang peneliti berada di lapangan, peneliti memperhatikan

sejumlah anak-anak didik saat baru datang mereka selalu dalam keadaan

senang, dan seraya mengucapkan salam pada teman temannya. Akan

tetapi sebelum mereka data dan memasuki ruang belajar, dia selalu datang

dan memasuki rumah pengasuh dan ruang pembimbing terlebih dahulu.

Prilaku mereka sungguh sangat menarik, mengingat mereka

masih anak-anak, datang ke sekolah masih membawa mainan. Walaupun

demikian, saat salah satu diantara mereka ada yang jahil, maka yang lain

melarangnya dan mengaakan “tidak boleh, kata bu guru kita harus rukun

dan tidak boleh menjahili teman, sebab Allah selalu melihat kita”.

Kalimat di atas menarik dan menjadi perhatian saya, tentu materi

tauhid sekaligus akhlak ini tidak mudah dimasukkan dan hingga

membekas pada diri anak tersebut, kalau tidak dilakukan dengan cara

yang tepat dan berulang-ulang dalam waktu yang tidak pendek.

Hal lain yang menarik adalah saat anak-anak datang, maka setiap

anak selalu memperbaiki posisi sandal mereka, bahkan selalu

memperbaiki sandal ustadz dan atau ustadzahnya. Ini juga bagian dari

pengembangan bimbingan akhlak yang masuk kepada mereka.

Hasil perbincangan peneliti dengan ibu-ibu yang sedang

menunggu anak-anaknya di luar kelas, pada umumnya mereka

mengatakan bahwa senang dan berterima kasih atas adanya sekolah ini,

sebab dengan adanya sekolah ini anak-anak mereka bisa tau Islam, bisa

Page 74: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

63

santun, bisa tau bagai mana mengaji al-Quran dan bisa melaksanakan

shalat dengan rajin.

Page 75: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

64

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro

Tangerang Selatan berikut peneliti menjabarkan kesimpulan dari penelitian

ini:

1. Perencanaan yang akan dilakukan Yayasan Sahabat Bumi kedepannya

yaitu akan diadakannya metode one day one ayat dengan

tujuan agar peserta didik dapat dengan mudah menghafal Al-quran .

2. Perencanaan lain yaitu renovasi tempat demi kenyamanan anak-anak

dalam belajar, seperti halaman buat olah raga, ruang khusus untuk

sholat berjamaah, ruang bermain, dan ruang belajar. Selain itu

menambah sarana dan prasarana seperti buku baca, alat tulis, dan

maianan edukasi.

3. Metode yang dilakukan Yayasan Sahabat Bumi, Bintaro Tangerang

Selatan yaitu, membuat lingkaran persiapan memulai belajar dengan

do’a sebelu belajar kemuduan tadarusan surat-surat pendek, lalu anak

didik diwajibkan membaca Asmaul Husnah.

4. Sistem pembagian kelas sesuai dengan pembimbingnya masing-

masing. Pelajaran meliputi BTQ (baca, tulis, qur’an), BTQ Iqra setelah

itu masing-masing pembimbing membagi kelompok hafalan satu hari

Page 76: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

65

satu ayat, sampai menunggu watu Isya. 2 menit sebelum Isya persiapan

untuk sholat Isya berjamaah yang diawali dengan qolbiyah Isya.

5. Dari hasil wawancara salah satu peserta didik di Yayasan sahabat anak

yaitu ada salah satu anak didik yang mampu calistung ( baca, tulis dan

hitung ) dalam waktu 1 tahun, sehingga anak tersebut mampu calistung

( baca, tulis dan Hitung ) disaat masuk kejenjang SD.

6. Kemampuan anak yang dapat menghafal juz 30 dalam waktu 1 Tahun,

sehingga menjadi sorotan masyarakat Bintaro.

B. SARAN

Selesai pembahasan skripsi ini, penulis memberikan saran untuk

pihak-pihak yang terkait didalamnya:

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antusias masyarakat

sangat tinggi akan tetapi disini peneliti memberikan saran agar Penyuluh

Agama.

Page 77: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

66

DAFTAR PUSTAKA

Arifin HM, 1976. Pokok-pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,

Jakarta: Bulan Bintang.

Arikunto Suharsimi dan Cepi Safarudin Abdul Jabar, 2009 Evaluasi Program

Pendidikan, Jakarta: PT.Bumi Aksara.

A Partanto Pius, 1994. Kamus Ilmiah Popular, Surabaya, Arkola.

Almasyur Fauzan dan M. Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Kualitatif.

Bagong Suyanto, 2002. Tindakan Kekerasan Terhadap Anak dan Upaya

Pemantauannya, Surabaya,Jatim.

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, 1012. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daradjat Zakiah, 1982. Pendididkan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta:

Bulan Bintang.

Darajat Zakiah, 1996. Ilmu Jiwa dan Agama, Jakarta: Bulan Bintang .

Departemen Agama RI. No,26

Departemen Pendidikan, 2008. Kamus Besar Bahasa Indosesia Pusat Bahasa,

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Djuju Sudjana, 2005. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung,:

Remaja Rosda Karya.

E.K Poerwandari, 2013. Pendekatan Kualitatif Perilaku Manusia, Depok:

LPSP3 UI.

Hidayati Nurul, 2006. Metodologi Penelitian Dakwah, Pendekatan Kualitatif,

Jakarta: Lebaga Penelitian UIN Jakarta.

Maimun, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram, Mataram

NTB.

Maleong Lexi J, 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja

Rosada Karya.

Faisal Sanapiah, 1989. Format Penelitian social, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Nawawi Hadari dan Martin Hadari, 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial,

Yogyakarta: Gajah Mada University.

Page 78: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

67

Vredenbergt Jacob, 1981. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, Jakarta:

PT, Gramedia.

E.K Poerwandari, 2013. Pendekatan Kualitatif Perilaku Manusia, Depok:

LPSP3 UI.

Sudarto, 1997. Metode Penelitian Filsafat, Jakarta: PT.Grafindo Persada,

Departemen Pendidikan, 2008. Kamus Besar Bahasa Indosesia Pusat Bahasa,

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Wirawan, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Jakarta: Aplikasi dan

Penelitian.

Wirawan, 2011. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, Jakarta:

PT. Raja, Grafindo.

Lutfi M, 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling), Jakarta:

UIN Syahid.

Langgulung, 2000. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Al-Husna.

Maskadi, 25 Maret 2018, Pengelolah dan Pengajar di Sahabat Bumi.

Mu’awanah Elif, 2009. Bimbingan Konsling Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Nursa’adah, 6 Juli 2018, Pengelolah dan Pengajar di Sahabat Bumi.

Winkel, W.S. 1999. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Jakarta:

Salim, H Bahreisy, Petunjuk ke Jalan Lurus, Terjemahan Iesyadul Ibad Ilaa

Sabiilurrasyad, Surabaya.

Syukir Hakim, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya.

Yunus Muhammad, 1973. Kamus Besar Arab-Indonesia, Jakarta: Yayasan

Qur’an.

Page 79: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

BAHAN PERTANYAAN

UNTUK PENGELOLA DAN PEMBIMBING AGAMA

YAYASAN SAHABAT BUMI BINTARO

Nama Nur Sa’adah, S.Sos (Osin)

Tempat/Tgl/Lahir Tangerang, 03 September 1981

Status/jabatan Ketua Yayasan/Pendiri

Tgl Wawancara 22 Maret 2018

Waktu Wawancara 15.30-19.30 WIB

1. Apa yang anda banyangkan tentang sasaran Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro?

Pertama sebagai aktifis kampus di Fakultas Usuludin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, saya merasa kok ada yang kurang melihat

lingkungan sosial di sekirat kawasan pemulung. Sebagai sarjana muslim

saya merasa terpanggil untuk berbuat, terutama berkaitan peningkatan

harkat dan martabat lingkungan sosial saya (lingkungan pemulung)

melalui peningkatan kepedulian terhadap pendidikan, terutama berkaitan

dengan penguasaan dalam kehidupan sehari hari tentang agama yang kita

dan mereka anut.

Kedua, saya melihat bahwa mereka adalah saudara kita yang kebetulan

mereka dalam keadaan tidak berdaya di dalam menghadapi hidup. Maka

penting dilakukan satu terobosan agar bisa membatu mereka keluar dari

lingkaran syatan, yaitu kebodohan, kemiskinan dan keterbelakanagan.

Ketiga, adalah kewajiban saya sebagai seorang muslim, dan melakukan

upaya, walaupun saat itu saya secara pribadi tidak punya apa apay yang

bisa dilakukan, terutama berkaitan dengan materi/finansial untuk

mensupport kegiatan yang akan saya lakukan.

Dengan demikian, kuatlah di dalam pikiran saya untuk melakukan

langkah-langkah pemberdayaan kepada mereka, terutama melalui

bimbingan agama, agar mereka dapat menjalankan agama dengan benar

dan bisa meningkatkan taraf hidup mereka, sebab kepedualiannya kepada

masa depannya melalui pendidikan. Hal ini berdasarkan pealaman setelah

saya berdiskusi dengan sdr. M. Jufri halim (Dosen UIN) setelah dia

melakukan kegiatan sosial, yaitu melakukan isbat nikah (pengesahan

pernikahan sirri mereka melalui sidang di pengadilan agama) dan

kebetulan dari sekian banyak pesertanya dari lingkungan pemulung di

daerah saya. Maka saya percaya mereka memerlukan pembelaan dalam

menghadapi masa depan, terutama masa depan anak-anak generasi

mereka.

Page 80: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

2. Bisakah saudara menjelaskan apa yang saudara ketahui tentang bimbingan

agama itu?

Setahu saya, bimbingan itu adalah usaha atau proses memberikan

pengetahuan atau petunjuk kepada seseorang atau sekelompok orang

melalui suatu proses yang panjang, terencana dan sistematis, biasanya

melalui pemberian informasi dan atau pengajaran, praktek yang diulang-

ulang kepada peserta didik, dan keteladanan dari pembimbing. Sedangkan

agama meliputi pengetahuan tentang:

1) Akidah (keimanan dan atau tauhid, meliputi keimanan kepada Allah –

ketuhanan--, keimanan kepada nabi-nabi, keimanan kepada malaikat-

malaikat, keimanan kepada kitab-kitab, keimanan kepada hari

kiamat/akhir dan keimanan kepada takdir baik dan buruk yang

ditetapkan oleh Allah SWT),

2) Syariat (tata cara beribadah, meliputi syahadetaini, thaharah, shalat,

zakat, puasa, haji, muamalah, dan lain sebagainya),

3) Akhlak (tatakrama dan adat istiadat, meliputi hubungan baik dengan

Allah, dengan Malaikat Allah, dengn Nabi-nabi Allah, dengan orang

tua, guru, masyarakat, dengan alam dan lain sebagainya).

Itulah pemahaman saya mengenai bimbingan agama yang saya ketahui dan

saya praktekkan.

3. Dapatkah diceritakan bagaimana program bimbingan agama dirancang dan

direncanakan di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro?

Program bimbingan agama yang kami rancang melalui beberapa proses,

diantaranya adalah:

1) Melalui satu proses diskusi bersama sejumlah pembimbing dan

pengurus, setelah mengetahui dan memahami siap dan bagaimana

kelompok sasaran kami.

2) Hal yang sama secara kontinu kami lakukan pertemuan-pertemuan

dengan para pembimbing dan pengurus, setelah mengetahui berbagai

masalah yang berkembang.

3) Program yang kami rancang selalu berbasis pada bahan kitab yang

baku sebagaimana kitab yang biasa digunakan di berbagai pesantren,

seperti kitab safinatunnnajah, kitab ta’limul muta’allim, kitab

nashaihul ibad, dan lain sebagainya.

4) Program yang kami lakukan dimulai dari hal yang sederhan, dengan

berbasis pada prinsip memudahkan. Yaitu pengajaran dan

penyampaian pengetahuan dengan cara mudah dan menyenangkan.

Melalui bermain, menyanyi, dan berbagai hal yang kira-kira bisa

menyenangkan kepada mereka. Selain bimbingan dilakukan melalui

proses pengajaran dan pemerian informasi, juga dilakukan secara

praktek sehari-hari, bahkan dalam banyak kesempatan dilakukan

dengan cara memberikan teladan dan contoh kepada mereka.

Page 81: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

Oleh karenanya, program bimbingan agama yang direncanakan

selalu mencakup pengajaran, praktek dan keteladanan. Sedangkan

agama yang dimaksudkan meliputi akidah, syari’at dan akhlak.

5) Program dirancang harus bisa dilakukan secara realistis dan bisa

diimplementasikan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bagaiamana tantangan dan hambatan yang dialami dan dirasakan saat

program bimbingan agama dilaksanakan di Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro?

Tantangan dan hambatan pertama dari kita para pengurus dan

pembimbing, kami harus melakukan penyamaan persepsi dan diskusi yang

terus menerus, agar kami bisa mencairkan berbagai kebuntuan, bisa

berbagi pengalaman dalam hal memberikan bimbingan dan pendekatan

kepada peserta didik.

Tantangan dan hambatan kedua adalah dari para orang tua, yang memiliki

cara pandang sendiri tentang anak-anakknya. Mereka sering kali

mengaitkan dengan pendapat yang harus dilakukan oleh ana-ana mereka,

karena itu bimbingan kami alkukan tidak saja kepada anak-anak mereka,

kami juga lakukan bimbingan kepada ibu-ibunya, kepada bapak-bapaknya.

Tantangan dan hambatan ketiga adalah mencara formula berbagai bentuk

pendekatan yang akan akami sajikan kepada peserta didik, agar tidak

menimbulkan kejemuan, kesulitan dan keberulang-ulangan.

Tantangan dan hambatan keempat adalah enjaga konsistensi kita di dalam

memberikan bimbingan agama, termasuk konsisten di dalam memberikan

materi agar tidak ada benturan pendapat antara satu pebimbing deengan

pembimbing yang lain.

5. Bagaimana anda mengkontrol pelaksanaan atau mengendalikan program

bimbingan agama di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro?

Kami dalam melakukan kontrol adalah dengan cara:

Pertama membangun kesadaran bersama bahwa lembaga ini adalah milik

kita bersama, maka setiap kita sama-sama memiliki tanggung jawab untuk

saling memperbaiki, namun kita memiliki satu kesepakatan untuk

mengingatkan pada yang lainnya melalui waktu dan forum yang tepat.

Kedua, kita membangun satu forum diskusi agar saling memperkuat dan

saling mengingatkan. Dengan cara ini kontrol bukan saja ada di pundak

saya sebagai ketua, tapi juga ada pada setiap kita sebagai bagian dari

yayasan ini.

Page 82: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

Sekalipun dalam keseharian sebagai ketua saya tidak melepas diri di dalam

pengendalian dan kontrol pada program bimbingan agama yang sedang

dilangsungkan.

6. Bagaiman dampak dari kegiataan program bimbingan agama di Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro kepada peserta didik dan orang tua?

Alhamdulillah, banyak sekali perubahan dan ghirah yang terlihat di

kalangan keluarga pemulung. Dulu sebelum program bimbingan melalui

Yayasan Sahabat Bumi Bintaro ini dilaksanakan, jangankan kepedulian

ayah dan ibu mereka kepada pendidikan anak-anaknya (baik formal atau

non formal), pada shalat keseharian anak-anak mereka, bahkan pada

ibadah kesehariannya sungguh sangat jauh. Di lingkungan merek ada

mushollah, namun dibuat tempat tidur oleh mereka.

Saat sekarang, sejak berdirinya yayasan ini dan dilaksanakannya program

secara konsisten dan atas dukungan dari berbagai pihak, perubahan mereka

sungguh sangat luar biasa. Anak-anaknya rajin mengikuti pengajian, ayah

dan ibunya bergantian mengantarkan anak-anaknya mengaji, mushallah di

lingkungan mereka sekarang udah hidup dan berjalan normal (setiap saat

udah ada adzannya), ada pengajian khusus untuk ibu-ibu, ada pengajian

jumatan khusus untuk bapak-baoaknya.

Intinya saya amat sangat bersyukur, atas kesadaran dan merupakan

dampak dari program bimbingan agama yang ada, menimbulkan satu

perubahan yang sangat signifikan, diharapkan di masa yang akan datang

akan terus terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Amin

Jurng Mangu, 22 Maret 2018

Yang diwawancarai,

(Nur Sa’adah, S.Sos)

Ketua Yayasan Sahabat Bumi Bintaro

Page 83: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

BAHAN PERTANYAAN

UNTUK PENGELOLA DAN PEMBIMBING AGAMA

YAYASAN SAHABAT BUMI BINTARO

Nama Ustadz Maskadi, S.Pd

Tempat/Tgl/Lahir Indamayu, 25 Oktober 1987

Status/jabatan Pembimbing Agama

Tgl Wawancara 25 Maret 2018

Waktu Wawancara 15.30-19.30 WIB

1. Apa yang anda banyangkan tentang sasaran Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro?

Setelah saya mendengar cerita dari saudari Nur Sa’adah (Osin), saya

terpanggil, dan saya bayangkan bagaimana jika kondisi mereka itu terjadi

pada saya, tentu saja hal tersebut akan sangat memberatkan. Dan saya bisa

memahami keadaan ekonomi mereka dan tidak adanya kesadaran mereka

akan pentingnya pendidikan. Maka tergeraklah dalam jiwa saya untuk ikut

terlibat dalam program bimbingan agama di Yayasan Sahabat Bumi ini,

saya sebut program ini adalah program akhirat.

Dalam benak saya tentu mereka adalah anak-anak yang dekil, yang cuek,

dan tak berpendidikan. Oleh sebab itu, ini adalah tantangan yang menarik

buat saya.

2. Bisakah saudara menjelaskan apa yang saudara ketahui tentang bimbingan

agama itu?

Saat saya diajak oleh saudari Nur Sa’adah (Osin) yang saya bayangkan

tentang bimbingan agama adalah memberikan pengetahuan tentang

pendidikan agama, sebagaimana umumnya di sekolah-sekolah.

Belakangan setelah terlibat dalam proses-proses bimbingan di dalam

yayasan ini, baru saya tau, bahwa bibingan tidak saja pengajaran atau

pemberian informasi kepada mereka (peserta didik), namun di dalamnya

dibutuhkan kasih sayang, kontinuitas, kesabaran, ketelatenan, konsistensi,

praktek, keteladanan dan lain sebagainya. Karenanya bimbingan agama

sebuah proses bantuan yang disajikan kepada mereka sesuai dengan kadar

dan keadaannya. Sedangkan agam meliputi materi akidah, syariat dan

akhlak.

3. Dapatkah diceritakan bagaimana program bimbingan agama dirancang dan

direncanakan di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro?

Page 84: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

Sepengetahuan saya program bimbingan agama dirancang melalui sebuah

diskusi yang berkelanjutan, dan bahkan dalam proses rancangannya pun

dilakukan dalam kesempatan-kesempatan diskusi berikutnya.

Yang jelas, semua kita terlibat dan memikirkan program apa saja yang

akan dijadwalkan dan dilakukan semua bersandar pada hasil diskusi antar

pengurus dan pembimbing agama, termasuk dengan pembimbing-

pembiming materi lain sebagai penunjang.

4. Bagaiamana tantangan dan hambatan yang dialami dan dirasakan saat

program bimbingan agama dilaksanakan di Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro?

:Secara pribadi tantangan dan hambatan yang saya hadapi dan alami dari

program ini adalah:

1) Kemampuan saya menyesuaikan diri dengan hebit dan latar

belakang mereka, ibaratnya saya beluk bisa mengimbangi mereka.

2) Diperlukan penggunaan istilah yanng lebih sederhana, mengingat

sebelumnya mereka (peserta didik) termasuk anak putus sekolah,

bahkan tidak sekolah.

5. Bagaimana anda mengkontrol pelaksanaan atau mengendalikan program

bimbingan agama di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro?

Dalam proses kontrol atau pengendalian kegiatan biasanya dilakukan oleh

pengurus, terutama ketua yang sekaligus pendiri. Bagi saya kontrol terjdi

pada saat memberikan masukan di dalam rapat atau diskusi kecil bersama

pengurus dan yang lainnya. Diskusi-diskusi tersebut sering kali menjadi

masukan penting sebagai bagiand aari sebuah kontrol pada program

bimbingan agama di yayasan ini.

6. Bagaiman dampak dari kegiataan program bimbingan agama di Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro kepada peserta didik dan orang tua?

Saya rasa dampak dari kegiatan program bimbingan agama ini sangat baik

dan nyata. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah perubahan yang terjadi pada

keluarga-keluarga pemulung. Di mana aktifitas keagamaan sering kali

tidak memperoleh perhaihatan yang serius dari mereka, namun sekedar

merupakan hal yang penting dan tidak penting. Namun pada akhir-akhir

ini terlihat perubahan yang mencolok, setidaknya dari segi spirit anak-anak

mereka di dalam mengikuti pengajian dan taklim telihat lebih antusias,

terlebih ketika di berikan sebuah penghargaan kepada mereka.

Dalam sejumlah kesempatan para orang tua juga mengalami perubahan,

bahkan di kalangan mereka cukup femilier dalam hal menggunakan

pakaian-pakain muslim, sebab mereka sudah banyak mengikuti kegiatan-

Page 85: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

kegiatan keagamaan yang sering dilakukan di lingkungan mereka. Seperti

pengajian untukibu-ibu dan bapak-bapak.

Jurng Mangu, 25 Maret 2018

Yang diwawancarai,

(Maskadi, S.Pd)

Pembimbing Agama

Page 86: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

BAHAN PERTANYAAN

UNTUK PENGELOLA DAN PEMBIMBING AGAMA

YAYASAN SAHABAT BUMI BINTARO

Nama Ustadzah Uswatun Hasanah, S.Pd.I

Tempat/Tgl/Lahir Cirebon, 31 Oktober 1992

Status/jabatan Pembimbing Agama

Tgl Wawancara 27 Maret 2018

Waktu Wawancara 15.30-19.30 WIB

1. Apa yang anda banyangkan tentang sasaran Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro?

Ya mereka adalah anak yang kurang beruntung, sebab tidak berada di

dalam keluarga yang sadar akan pentingnya pendidikan, terutama

pendidikan agama. Mereka adalah hamba Allah yang harus kita bantu,

karenan itu saya senang membantu dan menghadapi mereka.

2. Bisakah saudara menjelaskan apa yang saudara ketahui tentang bimbingan

agama itu?

Ya membimbing dan membantu memberikan pemahaman tentang agama

(iman, islam dan ihsan) melalui sebuah pengajaran dan praktek, serta

keteladanan dari kita sebagai pendidik.

3. Dapatkah diceritakan bagaimana program bimbingan agama dirancang dan

direncanakan di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro?

Secaara khusus saya tidak tau, sebab saya hanya sekedar dimintai pedapat

dan yang banyak mengetahui program bimbingan agama dirancanag tentu

adalah ketua yang memahami betul program kaitannya dengan

permasalahan sasaran.

Dalam beberapa kesempatan saya hanya memberikan sejumlah masukan

sebagai urun rembuk mengenai bagaimana program ini akan dilaksanakan.

4. Bagaiamana tantangan dan hambatan yang dialami dan dirasakan saat

program bimbingan agama dilaksanakan di Yayasan Sahabat Bumi

Bintaro?

Saya rasa tantangan dan hambatannya hampir sama dengan di tempat lain,

secara khusus perbedaannya karena mereka termasuk anak-anak yang

khusus disebabkan mereka berada di lingkungan yang memiliki kebiasaan

yang tidak umum. Masalahnya sering kali muncul pada pribadi sayanya,

kadang muncul kejemuan, kadang saya merasa perlu mencari terobosan

baru untuk menghadapi mereka.

Page 87: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

5. Bagaimana anda mengkontrol pelaksanaan atau mengendalikan program

bimbingan agama di Yayasan Sahabat Bumi Bintaro?

Secara organisatoris konstrol berada pada pengurus, terutama ketua.

Namun hebatnya yayasan ini kita semua dilibatkan untuk melakukan

kontrol namun melalui mekanisme diskusi yang telah dibangun lama.

6. Bagaiman dampak dari kegiataan program bimbingan agama di Yayasan

Sahabat Bumi Bintaro kepada peserta didik dan orang tua?

Sepengetahuan saya dampak yang ditimbulkan bagus, dan perubahan

nampak sekali di dalam prilaku mereka bergama, termasuk sikap mereka

terhadap menjalankan ibadah sehari-hari.

Jurng Mangu, 27 Maret 2018

Yang diwawancarai,

(Uswatun Hasanah, S.Pd.I)

Pembimbing Agama

Page 88: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

Hasil wawancara dengan peserta didik

1. Sudah berapa lama adik belajar di PAUD Sahabat Bumi?

2. Kegiatan apa saja yang ada di PAUD Sahabat Bumi?

3. Bagaimana cara pembimbing mengajar di TPA Sahabat Bumi?

4. Metode apa yang di ajarkan pembimbing di TPA Sahabat Bumi?

5. Mengapa adik tertarik belajar di Tahfiz Sahabat Bumi?

6. Apakah manfaat yang adik rasakan setelah belajar di Tahfiz Sahabat Bumi?

7. Adakah kesan dan pesan Adik buat Yayasan Sahabat Bumi?

Pertanyaan 1:

Nama : Salma

Umur : 4 Tahun

T : Sudah berapa lama adik belajar di PAUD Sahabat Bumi?

J : Baru 1tahun dari TK A lanjut TK B

T : Kegiatan apa saja yang ada di PAUD Sahabat Bumi?

J : Belajar sambil Bermain, menggambar, senam dan berdoa.

T : Bagaimana cara pembimbing mengajar di TPA Sahabat Bumi?

J : Pertama sebelum mulai mengaji kita diberi tugas untuk dikerjakan sambil

menunggu giliran mengaji.

T : Metode apa yang di ajarkan pembimbing di TPA Sahabat Bumi?

J : Menghafal surat-surat pendek, bercerita tentang kisah-kisah nabi, sama

kadang-kadang suruh nulis ayat Al-Qur’an

T : Mengapa adik tertarik belajar di Tahfiz Sahabat Bumi?

J : Karena senang menghafal Al-Qur’an nya bareng-bareng sama teman-teman

yang lain nya

Page 89: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

T : Apakah manfaat yang adik rasakan setelah belajar di Tahfiz Sahabat Bumi?

J : Mendapatkan ilmu yang banyak dri hafalan Al-Qur’an

T : Adakah kesan dan pesan Adik buat Yayasan Sahabat Bumi?

J :Seneng banget bisa belajar di sini, temen-temen nya banyak terus gurunya baik-

baik seneng banget deh pokoknya

Page 90: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

Wawancara Peserta Didik

Nama : Viani

Umur ; 5 Tahun

T : Sudah berapa lama adik belajar di PAUD Sahabat Bumi?

J : Udah 2 tahun

T : Kegiatan apa saja yang ada di PAUD Sahabat Bumi?

J :Menggambar dan mewarnai, belajar berhitung, sama kadang-kadang cerita

T : Bagaimana cara pembimbing mengajar di TPA Sahabat Bumi?

J : Baca do’a dulu, abis itu mengulang hafalan surat-surat pendek terus abis itu

disuruh nulis deh

T : Metode apa yang di ajarkan pembimbing di TPA Sahabat Bumi?

J :Menghafal surat-surat pendek, cerita tentang nabi, terus kadang-kadang nulis

kali grafi

T : Mengapa adik tertarik belajar di Tahfiz Sahabat Bumi?

J : Karena suka menghafal ayat-ayat Al-Qur’an bateng temen-temen

T : Apakah manfaat yang adik rasakan setelah belajar di Tahfiz Sahabat Bumi?

J :Mendapat banyak ilmu dari hafalan Al-Qur’an

T : Adakah kesan dan pesan Adik buat Yayasan Sahabat Bumi?

J :Seru banget belajar disini, temen-temen nya banyak sama guru-guru nya enak-

enak ngajarin nya

Page 91: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

Wawancara Peserta Didik

Nama : Viano

Umur : 5 Tahun

T : Sudah berapa lama adik belajar di PAUD Sahabat Bumi?

J :Udah 2 tahun

T : Kegiatan apa saja yang ada di PAUD Sahabat Bumi?

J : Belajar sambil bermain, menggambar dan mewarnai, berhitung, membaca, dan

olah raga

T : Bagaimana cara pembimbing mengajar di TPA Sahabat Bumi?

J :Baca do’a, mengulang bacaan surat-surat pendek, abis itu di suruh nulis sambil

menunggu antrian baca iqra

T : Metode apa yang di ajarkan pembimbing di TPA Sahabat Bumi?

J :Hafalan surat, menulis ayat-ayat Al-Qur’an sama baca Iqra atau Juz Amma’

T : Mengapa adik tertarik belajar di Tahfiz Sahabat Bumi?

J : Karena temen-temen nya banyak disini

T : Apakah manfaat yang adik rasakan setelah belajar di Tahfiz Sahabat Bumi?

J :Jadi lebih tenang

T : Adakah kesan dan pesan Adik buat Yayasan Sahabat Bumi?

J :Seneng banget bisa belajar disini, yang tadi nya males ngafalin Al-Qur’an jadi

semangat banget karena temen-temen nya banyak

Page 92: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana
Page 93: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

Nur Sa'adah

Ketua

Seksi Pendidikan

Didit

Seksi Keagamaan

Siti

Seksi Humas

Dedi Sumardi

Seksi Kebersihan

Dedi

Maulana Maskadi

Sekretaris

Yati Octavviani

Bendahara

Penasehat

Ust. Syafi'ie , S.Ag

Ust. Faisal A, S.Ag

Page 94: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

LAMPIRAN

1. KEGIATAN PAUD

Kegiatan belajar mengajar PAUD Yayasan Sahabat Bumi Bintaro ( Gambar 1.1 )

Anak – anak sedang memperhatikan penjelasan guru ( Gambar 1.2)

Anak – anak yang sedang serius mengerjakan tugas dari guru ( Gambar 1.3 )

Page 95: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

2. TPA (Taman Pendidikan Al-Quran )

Para Santri sedang menunggu giliran membaca Iqro dan Al- quran ( Gambar 2.1)

Salah satu Santri yang sedang membaca Iqro ( Gambar 2.2 )

Salah satu kegiatan Santri yaitu mewarnai ( Gambar 2.3 )

Page 96: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

3. Tahfiz

Salah satu kegiatan Tahfiz yaitu tilawah bersama ( Gambar 3.1 )

Kelompok anak usia SD sedang merojaah surat pendek ( Gambar 3.2 )

Salah satu acara lomba anak Tahfiz ( Gambar 3.3 )

Page 97: Skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40768...dan memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan ini. Wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana

STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN SAHABAT BUMI