skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47018... · 2019-09-03 · pengaruh...

143
PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP PEMBIAYAAN DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2013 2018) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Siti Rohanah 11150850000037 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 02-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP PEMBIAYAAN

DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

(PERIODE 2013 – 2018)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Siti Rohanah

11150850000037

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

ii

PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP PEMBIAYAAN

DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

PERIODE 2013 – 2018

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi SE

Oleh:

Siti Rohanah

NIM. 11150850000037

Dibawah Bimbingan

Pembimbing,

FITRI DAMAYANTI, SE., M.Si

NIP. 198107312006042003

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

iii

iv

1.

v

2. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siti Rohanah

Nomor Induk Mahasiswa : 11150850000037

Jurusan : Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa menyebutkan pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ilmiah ini.

Apabila di kemudaian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universiras Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan demikian

pernyataan saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 21 Mei 2019

Yang menyatakan,

Siti Rohanah

vi

3. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Siti Rohanah

2. Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 09 September 1996

3. Alamat : Garawangi RT 01/06, Desa. Cijati, Kec.

Cimanggu, Kab. Cilacap, Jawa Tengah

4. Telepon : 081383491658

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN Cijati 04 Tahun 2002 – 2008

2. Pon-Pes Salafiyah Wustha Ciamis Tahun 2008 – 2011

3. MA Ma’arif NU 1 Bantarkawung Tahun 2012 – 2015

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. OSIS Madrasah Aliyah NU 01 Bantarkawung 2013 – 2014

2. Pengurus Pondok Pesantren Ta’alumul Huda Ganggawang, Brebes

3. Anggota Humed IMM Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Cabang Ciputat 2016

4. Kepanitiaan WeSHARE Telmireg 2018

5. Kepanitiaan COMPANY VISIT LISENSI UIN JAKARTA

6. Anggota Humed Lisensi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018-2019

7. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Kelompok 11 SIGMA (Sinergi Membangun Masyarakat)

Tahun 2018

vii

4. ABSTRACT

This research analyse the influence of the inflation and exchange rate

toward financing at Sharia Commercial Bank in Indonesia with Third Party

Funds as an intervening variable. The data that used in this research are

quarterly data from March 2013 to Desember 2018. The sample used in this

research is 8 Sharia Commercial Bank, with purposive sampling as a technique in

sampling. The method analysis that used in this research is Path Analysis by

using SPSS version 23.

The result of this research indicate that inflation has a significant

influence on Third Party Funds, it also related with exchange rate has a

significant influence on Third Party Funds. Furthere, inflation has not a influence

on financing, mean while, exchange rate have a significant influence on

financing. Then, Path Analysis shows that inflation and exchange rate have a

significant influence on financing through Third Party Funds.

Keyword: Total Financing, Third Party Funds, Inflation and Exchange Rate.

viii

5. ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh dari inflasi dan nilai

tukar terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Dana

Pihak Ketiga sebagai variabel intervening. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data triwulanan dari Maret 2013 sampai Desember

2018. Penelitian ini menggunakan sampel 8 Bank Umum Syariah dengan

teknik purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel yang

digunakan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisis Jalur Path Analysis menggunakan program SPSS versi 23.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh signifikan

terhadap dana pihak ketiga. Begitu pula dengan variabel nilai tukar,

berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga. Selanjutnya, inflasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Sementara itu, nilai tukar dan

dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Kemudian,

padaAnalisis Jalur menunjukkan bahwa inflasi dan nilai tukar berpengaruh

signifikan terhadap pembiayaan melalui dana pihak ketiga.

Kata Kunci: Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, Inflasi dan Nilai tukar

ix

6. KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Robbil ‘Alamin. Puji Syukur Kehadirat Allah SWT., yang

telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya khususnya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan baik.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan limpahkan kepada baginda yang mulia

yakni Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman

kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana pada Program Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun

judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap

Pembiayaan Melalui Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening Pada

Perbankan Syariah Periode Maret 2013 – Desember 2018. Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan dari skripsi ini tidak terlepas

dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan semangat dan motivasi.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan segala nikmat

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Kepada bapak dan ibu yang telah mendidik dan membesarkan saya dengan

sangat baik, serta selalu memberikan nasihat, semangat dan do’a terbaik

untuk anak-anaknya, terimakasih telah menjadi bapak dan ibu yang

terhebat. Tidak lupa kepada nenek serta adik saya satu-satunya

Muhammad Rahman dan sepupu-sepupu saya Sugiarti, paman dan bibi

yang selalu memberikan motivasi dan do’a kepada saya.

3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., M.B.A selaku Ketua Jurusan

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan wawasan dan ilmu yang sangat

bermanfaat kepada penulis.

4. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, waktu

x

luang dan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Aini Masruroh, SEI, MM Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah menjadi penasenat terbaik dari awal perkuliahan hingga selesai.

6. Teman-teman group pejuang toga 2019, Sasa Parera, Shinta Fajriyah,

Alifthia Maulidina Farhana dan khususnya Aisyah Raisa Medina yang ikut

memberikan andil besar dalam penyusunan skripsi ini terimakasih untuk

waktu, ilmu dan kasih sayangnya selama ini.

7. Teman kosan seperjuangan Chusnul Waro yang telah memberikan

motivasi dan menemani selama proses penyusunan skripsi.

8. Seniorku kak Dhea Zahriyanih yang telah memberikan arahan dan

semangat, terimakasih kak.

9. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2015 yang sama-sama berjuang

dari awal hingga akhir.

10. Terimakasih kepada Kwon Ji-yong (G-Dragon) dan BIGBANG karena

dengan mendengarkan music BIGBANG membuat penulis lebih semangat

dalam penyusunan skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

dijadikan evaluasi dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini mampu

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Mei 2019

Siti Rohanah

1115085000037

xi

7. DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR ............................................................... xvi

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 8

C. Batasan Masalah ........................................................................................ 8

D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10

G. Review Penelitian Terdahulu .................................................................... 10

BAB II ............................................................................................................... 25

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 25

A. Tinjauan Teori .......................................................................................... 25

1. Bank .................................................................................................... 25

2. Bank Syariah ...................................................................................... 26

3. Pembiayaan Bank Syariah.................................................................... 31

4. Dana Pihak Ketiga ............................................................................... 35

5. Inflasi .................................................................................................. 39

6. Nilai Tukar .......................................................................................... 47

B. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 51

C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ........................ 52

BAB III.............................................................................................................. 58

xii

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 58

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 58

B. Jenis Data dan Sumber Data ..................................................................... 58

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 59

D. Metode Pengumpulan data ....................................................................... 61

E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 61

F. Metode Analisis Data ............................................................................... 65

1. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 65

a) Uji Normalitas .................................................................................. 65

b) Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 66

c) Uji Multikolinieritas ......................................................................... 66

d) Uji Autokorelasi ............................................................................... 67

2. Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 67

a. Variabel Endogen ................................................................................ 68

a) Uji F ................................................................................................. 68

b) Uji T ................................................................................................ 68

c) Uji Koefisien Determinasi R2 ........................................................... 69

BAB IV ............................................................................................................. 72

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 72

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 72

B. Analisis Deskriptif Statistik ...................................................................... 83

C. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 89

1. Uji Normalitas ..................................................................................... 89

2. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 91

3. Uji Multikolinieritas ............................................................................ 92

4. Uji Autokorelasi .................................................................................. 93

D. Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................................... 93

1. Uji Sub-Struktur I ................................................................................ 94

a) Uji F ................................................................................................. 94

b) Uji t .................................................................................................. 95

c) Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 96

d) Persamaan Analisis Jalur .................................................................. 96

2. Uji Statistik Substruktur II ................................................................... 97

a) Uji F ................................................................................................. 97

b) Uji t .................................................................................................. 98

c) Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 99

xiii

d) Persamaan Analisis Jalur ................................................................ 100

3. Perhitungan Pengaruh ........................................................................ 101

E. Pembahasan Pengaruh Antar Variabel .................................................... 102

BAB V ............................................................................................................. 108

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 108

A. Kesimpulan ............................................................................................ 108

B. Saran ...................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 111

xiv

8. DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan DPK dan Pembiayaan Bank Syariah ........................ 2

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 12

Tabel 3.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 59

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 60

Tabel 3.3 Ringkasan Operasional Variabel ...................................................... 63

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi ................................... 69

Tabel 4.1 DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri ................................... 73

Tabel 4.2 DPK dan Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia ............................ 75

Tabel 4.3 DPK dan Pembiayaan BNI Syariah ................................................. 76

Tabel 4.4 DPK dan Pembiayaan BRI Syariah .................................................. 78

Tabel 4.5 DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah ...................................... 79

Tabel 4.6 DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin .................................. 81

Tabel 4.7 DPK dan Pembiayaan Bank Mega Syariah ...................................... 82

Tabel 4.8 DPK dan Pembiayaan BCA Syariah ................................................ 83

Tabel 4.9 Pembiayaan Bank Umum Syariah.................................................... 84

Tabel 4.10 Dana Pihak Ketiga ......................................................................... 86

Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ..................................................... 90

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 92

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 92

xv

Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................... 93

Tabel 4.15 Hasil Uji F Substruktur I ................................................................ 94

Tabel 4.16 Hasil Uji t Substruktur I ................................................................. 95

Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi Substruktur ....................................... 96

Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Jalur Substruktur I .......................................... 96

Tabel 4.19 Hasil Uji F Substruktur II .............................................................. 97

Tabel 4.20 Hasil Uji t Substruktur II ............................................................... 98

Tabel 4.21 Hasil Uji Koefesien Determinasi Substruktur II ............................. 99

Tabel 4.22 Hasil Uji Koefisien Jalur II ............................................................ 100

Tabel 4.23 Hasil Pengujian Analisis Jalur ....................................................... 101

Tabel 2.24 Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................. 106

xvi

9. DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR

Grafik 1.1 Tingkat Inflasi ................................................................................ 4

Grafik 1.2 Perkembangan Nilai Tukar ............................................................. 6

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 51

Gambar 3.1 Hubungan Kausal X1, X2 Terhadap Y ......................................... 70

Gambar 3.2 Hubungan Kausal X1, X2 dan Y Terhadap Z ............................... 70

Grafik 4.1 Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah .......................... 85

Grafik 4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah ................ 87

Grafik 4.3 Perkembangan Inflasi ..................................................................... 88

Grafik 4.4 Perkembangan Nilai Tukar ............................................................. 89

Gambar 4.1 Kurva Histogram ......................................................................... 90

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot .................................................................. 91

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian.............................................................. 118

Lampiran 2: Uji F Struktur I............................................................................ 124

Lampiran 3: Uji t Struktur I ............................................................................. 125

Lampiran 4: Uji Koefisien Determinasi Struktur I ........................................... 125

Lampiran 5: Koefisien Jalur persamaan I ........................................................ 125

Lampiran 6: Uji F Struktur II .......................................................................... 125

Lampiran 7: Uji t Struktur II ........................................................................... 126

Lampiran 8: Uji Koefisien Determinasi Struktur II .......................................... 126

Lampiran 9: Koefisien Jalur Persamaan II ....................................................... 126

1

10. BAB I

11. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang

berfungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari

masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkannya kepada masyarakat

yang kekurangan dana yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hingga saat

ini perbankan syariah di Indonesia masih dalam tahap perkembangan dengan

tetap meningkatkan pelayanan dan market sharenya. Cara untuk mendorong

perkembangan bank syariah adalah dengan meningkatkan pemberian

pembiayaan yang efisien.

Dalam pasal 1 Undang Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam kegiatan usahanya bank dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu

bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan

prinsip syariah. Perbedaan mendasar antara kedua bank tersebut terletak pada

pendapatan yang diperoleh dalam kegiatan operasionalnya dimana bank

syariah menggunakan prinsip bagi hasil dan margin sedangkan bank

konvensional menggunakan prinsip bunga.

Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama yang ada di Indonesia

yang didirikan pada tahun 1991. Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil

kerja tim perbankan MUI. PT Bank Muamalat Indonesia ditanda tangani pada

1 November 1991. Pada tanggal 1 Mei 1992 Bank Muamalat Indonesia mulai

beroperasi sebagai bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip

syariah (Antonio, 2001). Krisis moneter yang terjadi di Asia Tenggara pada

tahun 1997 silam, mengakibatkan perekonomian Indonesia berada dikondisi

yang sangat memprihatinkan. Akan tetapi krisis moneter tersebut di satu sisi

telah membuat perbankan syariah berkembang. Pada saat krisis melanda

2

Indonesia, Bank Muamalat sebagai satu-satunya bank syariah di Indonesia

pada saat itu membuktikan bahwa bank syariah tidak terlalu terkena dampak

akibat krisis tersebut.

Sebagai lembaga intermediasi, penyaluran pembiayaan merupakan sumber

dalam menghasilkan pendapatan bagi bank syariah. Kemampuan bank dalam

menyalurkan pembiayaan akan berpngaruh pada perkembangan perbankan

syariah. Dalam kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat, perbankan

syariah membutuhkan dana untuk menjalankannya. Sumber dana yang

digunakan dalam penyaluran pembiayaan berasal dari kegiatan penghimpunan

dana. Kegiatan penghimpunan dana berasal dari bank itu sendiri, nasabah,

peminjaman dari bank lain atau Bank Indonesia dan dari sumber dana lainnya.

Tabel 1.1

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Bank Syariah

Tahun DPK (Miliar Rupiah) Pembiayaan

2013 168.00 137,26

2014 170,72 148,42

2015 174,89 154,52

2016 206,41 178,04

2017 334,89 190,21

2018 257.61 202.77

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia OJK

Pertumbuhan pembiayaan selaras dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

(DPK). Dapat dilihat dari tabel 1.1 dimana pada tahun 2013 sampai tahun 2017

meningkatnya DPK diikuti dengan peningkatan peningkatan pembiayaan.

Namun berbeda dengan data 2018 dimana total DPK mengalami penurunan

jika dibandingkan dengan tahun 2017 akan tetapi disisi pembiayaan tetap

mengalami peningkatan.

Perkembangan bank syariah sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank

dalam menghimpun dana dari masyarakat. DPK Perbankan Syariah merupakan

pooling dana yang dihimpun dari masyarakat melalui produk-produk

penghimpunan dana Bank Syariah, yaitu Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah,

Tabungan Mudharabah, dan Deposito Mudharabah. DPK yang telah dihimpun

3

oleh bank kemudian akan dialokasikan untuk kegiatan yang diperbolehkan

menurut syari’ah, untuk menghasilkan pendapatan. Naik Turunnya DPK

sedikit banyak akan mempengaruhi dalam penyaluran pembiayaan. Dengan

demikian, perkembangan suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya

menghimpun dana dari masyarakat. Sedangkan kemampuan Perbankan Syariah

dalam menghimpun DPK dan bersaing dengan Perbankan Umum konvensional

di tengah perubahan-perubahan kondisi makroekonomi Indonesia akan ikut

menentukan besar-kecilnya peran Perbankan Syariah nasional dalam

perekonomian negeri ini dan andilnya dalam Industri Keuangan Syariah Dunia

yang kian membesar (Muttaqiena, 2013).

Menurut Kasmir (2010), dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar

dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil

dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya dalam

menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan langkah awal sebelum

melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar kecilnya DPK akan

mempengaruhi pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah kepada

masyarakat. Apabila DPK meningkat maka pembiayaan juga akan meningkat

dengan diimbangi SDM yang kompeten dan sebaliknya apabila DPK menurun

maka pembiayaan juga akan menurun. Hal ini didukung oleh penelitian Faizal

dan Prabawa (2010) serta Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) yang

menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pembiayaan.

Dinamika kondisi ekonomi makro yang selalu mengalami perubahan akan

menentukan besar kecilnya penghimpunan DPK perbankan syariah. Dari

penelitian terdahulu dapat diketahui fluktuasi pertumbuhan DPK identik

berhubungan dengan instabilitas ekonomi. Beberapa elemen makroekonomi

yang yang dapat mempengaruhi penghimpunan DPK di perbankan syariah

adalah inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Salah satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi Dana Pihak Ketiga

bank syariah adalah inflasi. Inflasi merupakan salah satu peristiwa yang sangat

penting dan yang selalu dijumpai di hampir semua negara di dunia. Inflasi

adalah kenaikan harga secara terus menerus terhadap barang dan jasa selama

4

periode tertentu. Inflasi dapat dikatakan sebagai fenomena ekonomi moneter

karena terjadinya penurunan unit perhitungan moneter terhadap suatu

komoditas (Karim, 2013). Inflasi dapat menimbulkan dampak buruk bagi

individu, masyarakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Karena

sebagian pelaku-pelaku ekonomi terdiri dari pekerja yang mempunyai

penghasilan tetap. Inflasi biasanya berlaku lebih cepat dari kenaikan upah

pekerja. Oleh sebab itu pendapatan riil pekerja akan merosot disebabkan inflasi

dan keadaan ini mengurangi tingkat kemakmuran segolongan masyarakat

(Dahlan, 2014).

Grafik 1.1

Tingkat Inflasi

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Berdasarkan data dari Bank Indonesia yang digambarkan dalam Grafik 1.3

menunjukan data inflasi periode 2013 – 2018 yang mengalami fluktuasi. Inflasi

terendah terjadi pada triwulan 3 tahun 2018 yaitu sebesar 2.88%, sedangkan

inflasi tertinggi terjadi pada triwulan 3 tahun 2013 dan triwulan 4 tahun 2014

yaitu sebesar 8.36%.

Ditengah isu ekonomi yang marak di perbincangkan belakangan ini adalah

kenaikan harga pangan, bahan bakar minyak hingga transportasi. Dikutip dari

https://m.detik.com pemicu inflasi versi Bank Indonesia adalah transportasi

udara, telur ayam dan daging ayam. Menurut peneliti INDEF Bhima Yudhistira

Adhinegara yang dikutip dari https://m.detik.com mengatakan bahwa faktor

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

5.265.65

8.68.36

7.326.7

4.35

8.36

6.387.26

6.83

3.35

4.45

3.453.073.313.61

4.373.723.623.43.122.883.13

INFLASI

INFLASI

5

terjadinya inflasi secara musiman memang ada kenaikan permintaan di bahan

makanan, makanan jadi dan komponen transportasi. Pengeluaran masyarakat

cenderung naik ditambah dengan realisasi belanja pemerintah akhir tahun.

Perkembangan harga di bulan Desember secara umum mengalami kenaikan.

Inflasi 0.62% di bulan Desember menyebabkan inflasi tahunan menjadi 3.13%.

Kenaikan harga atau inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk

menyimpan uangnya di bank. Karena apabila tingkat inflasi suatu negara

semakin tinggi, maka akan menyebabkan semakin sulitnya perekonomian

negara tersebut karena biaya hidup masyarakat akan cenderung meningkat.

Pendapatan riil masyarakat juga akan berkurang, sehingga menyebabkan

masyarakat mengurangi saving atau investasi. Hal ini didukung oleh penelitian

Muttaqiena (2013) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif

signifikan terhadap DPK perbankan syariah. Namun berbeda dengan penelitian

Al Farizi (2016) yang menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap

deposito Mudharabah perbankan syariah.

Faktor lain yang mempengaruhi Dana Pihak Ketiga dan pembiayaan bank

syariah adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Menurut Sukirno (2013)

nilai tukar menunjukan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan oleh

mata uang negara lain. Nilai tukar dapat dijadikan salah satu indikator dalam

mengukur perekonomian suatu negara, karena nilai tukar suatu negara selalu

mengalami fluktuasi. Turunnya nilai tukar rupiah akan menyebabkan pelarian

modal masyarakat keluar negeri karena jika dibandingkan dengan mata uang

negara lain maka keuntungan investasi yang didapat di Indonesia lebih rendah.

Sedangkan dari sudut pandang golongan nasabah korporasi, depresiasi Rupiah

terhadap mata mata uang negara lain seperti Dollar AS akan meningkatkan

biaya produksi akibat kenaikan harga bahan mentah dan barang modal yang

berasal dari impor. Dengan demikian perusahaan akan menarik dana yang

disimpannya untuk mengatasi permodalannya.

6

Grafik 1.2

Perkembangan Nilai Tukar

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Grafik 1.4 menunjukan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS periode

Oktober 2013 – Desember 2018 yang mengalami fluktuasi. Nilai tukar Rupiah

mengalami pelemahan pada bulan November 2018 yaitu melampaui Rp.15.000

per Dollar AS, nilai ini merupakan nilai terendah sejak krisis moneter 1998.

Pelemahan rupiah di bulan November 2018 sebenarnya bergerak searah

dengan mata uang Asia yang juga melemah dihadapan Dollar AS. Depersiasi

0.24% membuat rupiah menjadi mata uang terlemah kedua setelah Rupee

India. Faktor domestik dan eksternal menjadi pemberat langkah mata uang

Indonesia. Dari dalam negeri, kebutuhan valas korporasi asing yang beroperasi

di Indonesia sedang tinggi jelang akhir tahun. Hal ini disebabkan karena

korporasi asing mempersiapkan kebutuhan valas untuk setoran dividen yang

akan dikirm ke negara asalnya di awal tahun 2019. Selain itu pelemahan nilai

tukar rupiah juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menggalakkan

pembangunan infrastruktur yang menyebabkan impor bertambah.

Semakin meningkatnya nilai tukar Dollar AS akan menaikkan permintaan

Dollar, sebaliknya permintaan uang domestik akan turun. Berdasarkan hal ini,

perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain yang diantaranya

adalah Dollar AS, dapat mempengaruhi DPK di perbankan syariah. Hal ini

didukung oleh penelitian Muttaqiena (2013) yang menyatakan bahwa nilai

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

2013

-1

2013

-3

2014

-1

2014

-3

2015

-1

2015

-3

2016

-1

2016

-3

2017

-1

2017

-3

2018

-1

2018

-3

nilai tukar

nilai tukar

7

tukar Rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap DPK perbankan syariah.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudiansyah (2014)

yang menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan

terhadap simpanan Mudharabah pada bank syariah di Indonesia.

Apabila DPK mengalami peningkatan maka hal tersebut akan berdampak

pada peningkatan penyaluran pembiayaan. Sebab sumber dana yang di

gunakan dalam menyalurkan pembiayaan berasal dari dana yang dihimpun dari

masyarakat. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudarsono

(2017) yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap

pembiayaan.

Karena terdapat beberapa hasil penelitian yang bertentangan dari

penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut

mengenai bagaimana variabel-variabel makroekonomi, khususnya inflasi dan

nilai tukar terhadap pembiayaan dengan dana pihak ketiga sebagai variabel

intervening Bank Umum Syariah periode Maret 2013 – Desember 2018.

Adapun kelebihan dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian

sebelumnmya adalah mulai dari data yang digunakan menggunakan data

terbaru. Dengan menggunakan data terbaru,maka hasil yang diperoleh akan

lebih menggambarkan situasi perbankan yang terjadi saat ini. Selanjutnya,

terdapat variasi penelitian dalam penelitian ini yaitu variabel intervening

sebagai penghubung antara variabel independen dan variabel dependen. Selain

itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Jalur

(Path Analysis) yang mana metode ini masih jarang digunakan dalam

penelitian yang serupa, karena peneliti terdahulu rata-rata menggunakan

metode Analisis Regresi Linier Berganda dalam penelitiannya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis memilih juduh “Pengaruh

Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Dengan Dana Pihak

Ketiga Sebagai Variabel Intervening Perbankan Syariah di Indonesia

Periode Maret 2013 – Desember 2018”

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang

diatas, maka identifilkasi masalah yang hendak dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tahun politik menyebabkan minat masyarakat untuk melihat pertumbuhan

ekonomi salah satunya adalah inflasi begitu tinggi. Hal ini disebabkan

karena sebagai negara demokrasi masyarakat ikut berpartisispasi untuk

mengevaluasi kinerja pemerintahan yang telah dilakukan

2. Nilai tukar atau biasa disebut kurs merupakan permasalahan yang sensitif

dewasa kini, mengingat pada bulan November 2018 nilai tukar Rupiah

tembus di angka 15.000 terhadap Dollar AS.

3. Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali di

tahun 2018.

4. Fakta yang terjadi dilapangan tidak sesuai dengan teori yang ada, dimana

teori mengatakan jika Dana Pihak Ketiga naik maka pembiayaan yang

disalurkan akan naik dan begitupun sebaliknya. Namun fakta menunjukan

hal berbeda dimana pada tahun 2018 Dana Pihak Ketiga mengalami

penurunan sedangkan di sisi pembiayaan tetap mengalami peningkatan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka pembatasan

masalah yang hendak dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan triwulanan Bank

Umum Syariah, data triwulanan inflasi berdasarkan Indeks Harga

Konsumen (IHK) dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) terhadap Dollar AS yang

bersumber dari situs resmi Bank Indonesia Periode Maret 2013 –

Desember 2018.

2. Hal yang dibahas dalam penelitian ini meliputi tingkat inflasi berdasarkan

Indeks Harga Konsumen, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS,

Pembiayaan bank syariah dan Dana Pihak Ketiga.

3. Penelitian ini menggunakan pembiayaan bank syariah sebagai variabel

dependen. Sedangkan inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen dan

9

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS sebagai variabel independen. Selain

itu Dana Pihak Ketiga sebagai variabel intervening.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah yang hendak teliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen berpengaruh

signifikan terhadap Dana Pihak Tiga Bank Umum Syariah di Indonesia?

2. Apakah nilai tukar Rupiah berdasarkan Dollar AS berpengaruh signifikan

terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia?

3. Apakah inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen berpengaruh

signifikan terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia?

4. Apakah nilai tukar Rupiah berdasarkan Dollar AS berpengaruh signifikan

terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia?

5. Apakah Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan

Bank Umum Syariah di Indonesia?

6. Apakah inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen berpengaruh terhadap

pembiayaan Bank Umum Syariah melalui Dana Pihak Ketiga?

7. Apakah nilai tukar Rupiah berdasarkan Dollar AS berpengaruh signifikan

terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah melalui Dana Pihak Ketiga?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen terhadap Dana

Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Pengaruh nilai tukar Rupiah Berdasarkan Dollar AS terhadap Dana Pihak

Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia.

3. Pengaruh inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen terhadap

pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia.

4. Pengaruh nilai tukar Rupiah Berdasarkan Dollar AS terhadap pembiayaan

Bank Umum Syariah di Indonesia.

10

5. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di

Indonesia.

6. Pengaruh inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen terhadap

pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.

7. Pengaruh nilai tukar Rupiah Berdasarkan Dollar AS terhadap pembiayaan

Bank Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang membutuhkan, diantaranya:

1. Bagi Perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

lingkungan makro terhadap penghimpunan DPK Perbankan Syariah,

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

perusahaan.

2. Bagi Otoritas Moneter (Bank Indonesia)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi

pemegang kebijakan moneter di Indonesia dalam menyusun kebijakan

yang berkaitan dengan perbankan syariah.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan menambah wawasan

mengenai perbankan syariah di Indonesia, serta sebagai bahan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan

yang dimiliki mengenai Perbankan Syariah Indonesia.

G. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan beberapa literatur terdahulu sebagai sumber

referensi penelitian, diantaranya sebagai berikut:

11

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1. Abida

Muttaqiena

(2013)

Economic

Developme

nt Journal

(EDAJ)

VOL 2,

NO. 3,

ISSN 2252-

6889

Analisis

Pengaruh

PDB,

Inflasi,

Tingkat

Bunga, dan

Nilai Tukar

terhadap

Dana Pihak

Ketiga

Perbankan

Syariah di

Indonesia

2008-2012

Variabel :

Inflasi,

Nilai Tukar

Variabel Y:

Pembiayaan

bank syariah

Variabel

Intervening:

Dana Pihak

Ketiga.

Metode

Analisis yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Analisis

Regresi Linier

Berganda.

sedangkan

penulis

menggunakan

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

PDB

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap DPK.

Inflasi

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap DPK.

Suku Bunga

berpengaruh

signifikan positif

terhadap DPK,

sedangkan Kurs

Rupiah terhadap

Dollar AS

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap DPK.

2. Andriga,

Taufiq,

Sa’adah

Yuliana

2018.

Casuality of

Macroecono

mics

Variables

with Third-

Variable:

Inflation,

exchange

rate.

Variabel Y:

Pembiayaan

bank syariah

Variabel

Intervening:

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

bahwa GDP dan

Nilai Tukar

12

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Internation

al Journal

of Scientific

and

Research

Publication

( IJSRP),

Vol 8, Issue

8, August

2018

ISSN:

2250-3153

Part Funds

of Shariah

Banking in

Indonesia

on Period

2009-2016

Dana Pihak

Ketiga.

Metode

Analisis yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Analisis

Regresi Linier

Berganda.

sedangkan

penulis

menggunakan

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

memiliki

pengaruh secara

kasual terhadap

Dana Pihak

Ketiga.

Sedangkan

Inflasi memiliki

satu arah

hubungan

terhadap DPK

3. Shamsun

Nahar,

Niluthpaul

Sarker

2016.

IOSR

Journal of

Business

and

Manageme

nt (IOSR-

JBM), Vol.

18, Issue. 6,

Are

Macroecono

mics

Factors

Substantiall

y Influential

For Islamic

Bank

Financing?

Cross-

Country

Evidence

Variabel X:

Inflasi

Nilai Tukar

Variabel Y:

Pembiayaan

bank

syariah

Variabel

Intervening:

Dana Pihak

Ketiga.

Metode

Analisis yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Analisis

Regresi Linier

Berganda.

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

bahwa suku

bunga dan nilai

tukar

berpengaruh

negatif signifikan

terhadap

pembiayaan

Bank Islam.

Sedangkan GDP

dan inflasi

13

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Ver. 1 Jan

2016

e-ISSN:

2278-487X.

p-ISSN:

2319-7668.

sedangkan

penulis

menggunakan

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

berpengaruh

positif signifikan

terhadap

pembiayaan

Bank Islam.

4. Syifa Wati

2018.

Internation

al Journal

of

Economics,

Commers

and

Manageme

nt Vol. VI,

Issue 9,

September

2018.

ISSN: 2384

0386

The

Influence

Of

Company

Performanc

e To The

Total

financing

Proved by

A Syariah

Bank in

Indonesia.

Variable:

Total

Financing

Variabel:

Inflasi, Nilai

Tukar

Variabel

Intervening:

Dana Pihak

Ketiga

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Regresi

Linier

Berganda

sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

(Path

Analysis)

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

bahwa TPF,

CAR, NPF dan

ROA secara

simultan

berpengaruh dan

signifikan

terhadap total

pembiayaan bank

syariah.

Sedangkan

secara parsial

TPF dan NPF

berpengaruh

signifikan

terhadap total

Pembiayaan

14

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

5. Oyong Lisa

2017.

Internation

al Journal

of Social

Science and

Business

Vol. 1, pp.

38-46

Analysis

Macroecono

mics On

Islamicity

Performanc

e Index

Through

Fund Third

Parties The

Islamic

Coorporatio

n

Variabel:

Inflation

Exchange

Rate

Third Part

Fund

Metode

analisis

yang

digunakan:

Path

Analysis

Variabel

Intervening:

Dana Pihak

Ketiga

Variabel Y:

pembiayaan

bank syariah

Hasil dari

penelitian ini

menunkukan

bahwa nilai tukar

dan BI Rate

berpengaruh

secara signifikan

terhadap DPK

dan indeks

kinerja islami.

DPK

berpengaruh

terhadap indeks

kinerja.

DPK mampu

memediasi BI

Rate dan nilai

tukar terhadap

indeks kinerja

Islami.

6. Fauzan Al

Farizi 2016.

Jurnal Ilmu

Riset dan

Akuntansi

Vol. 5, No

4, April

2016.

ISSN:

2460-0585

Pengaruh

Inflasi,

Suku

Bunga,

Likuiditas

dan Bagi

Hasil

terhadap

Deposito

Mudharaba

Variabel X:

Inflasi

Variabel X:

Nilai Tukar

Variabel Y:

Pembiayaan

bank syariah

Variabel

Intervening:

Dana Pihak

Inflasi tidak

berpengaruh

terhadap jumlah

deposito

mudharabah.

Suku bunga

berpengaruh

signifikan positif

terhadap jumlah

deposito

15

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

h Ketiga

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Analisis

Regresi Linier

Berganda.

Sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

mudharabah.

Finance to

deposit ratio dan

bagi hasil tidak

berpengaruh

terhadap jumlah

deposito

mudharabah.

7. Sri Delasmi

Jayanti,

Deky

Anwar, &

Arina Fitri

2016.

i-economic

Vol. 2, No.

2 Desember

2016.

Pengaruh

Inflasi dan

BI Rate

Terhadap

Pembiayan

Usaha

Mikro Kecil

dan

Menengah

Variabel X:

Inflasi

Variabel Y:

Penelitian ini

menggunakan

variabel

dependen

Pembiayaan

Bank Syariah.

Sedangkan

penulis

menggunakan

pembiayaan

UMKM

sebagai

variabel

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

bahwa inflasi

dan BI Rate

secara simultan

berpengaruh

terhadap

pembiayaan

UMKM.

Sedangkan

secara parsial

inflasi

berpengaruh

16

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

dependen.

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Analisis

Korelasi

Berganda.

sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

terhadap

pembiayaan

UMKM dan BI

Rate

berpengaruh

secara signifikan

terhadap

pembiayaan

UMKM.

8. Rahmat

Dahlan

2014.

Jurnal

Etikonomi

Vol. 13,

No. 2,

Oktober

2014

Pengaruh

Tingkat

Bonus

Sertifikat

Bank

Indonesia

Syariah Dan

Tingkat

Inflasi

Terhadap

Pembiayaan

Bank

Syariah Di

Variabel X:

Infasi

Variabel Y:

Pembiayaan

Bank

Syariah

Variabel X:

Nilai Tukar

Variabel

Intervening:

Dana Pihak

Ketiga

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Analisis

Tingkat bonus

sertifikat Bank

Indonesia

Syariah

berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

pembiayaan.

Tingkat inflasi

tidak

berpengaruh

terhadap

17

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Indonesia. Regresi Linier

Berganda.

Sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

pembiayaan

Perbankan

Syariah, karena

inflasi

merupakan

permasalahan

yang selalu

dihadapi dalam

perekonomian

sampai buruknya

dampak inflasi

berbeda dari satu

periode

keperiode yang

lain.

9. Afif

Rudiansyah

2014.

Fakultas

Ekonomi,

Uiversitas

Negeri

Surabaya

Jurnal

Manageme

nt Vol. 2,

No. 2, April

2014

Pengaruh

Inflasi, BI

Rate, PDB

dan Nilai

Tukar

Rupiah

Terhadap

Simpanan

Mudharaba

h Pada

Bank

Syariah di

Indonesia

Variabel X:

Inflasi

Nilai Tukar

Variabel Y:

Pembiayaan

bank syariah.

Variabel

Intervening:

Dana Pihak

Ketiga

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Analisis

Inflasi tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

simpanan

mudharabah. BI

Rate tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

simpanan

mudharabah.

Nilai tukar

Rupiah tidak

18

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Regresi Linier

Berganda.

Sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

berpengaruh

signifikan

terhadap

simpanan

mudharabah.

10. Lifstin

Wardiantik

a &

Rohmawati

Kusumangt

ias 2014.

Fakultas

Ekonomi,

Uiversitas

Negeri

Surabaya

Jurnal

Manageme

nt Vol. 2,

No. 4,

Oktober

2014.

Pengaruh

DPK, CAR,

dan SWBI

Terhadap

Pembiayaan

Murabahah

Pada

BankUmum

Syariah

Tahun

2008-2012.

Variabel:

DPK

Pembiayaan

Variabel X:

Nilai Tukar

Inflasi

Variabel

Intervening:

Dana Pihak

Ketiga

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Analisis

Regresi Linier

Berganda.

Sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

DPK mempunyai

pengaruh positif

terhadap

pembiayaan.

CAR tidak

berpengaruh

terhadap

pembiayaan

murabahah. NPF

mempunyai

pengaruh negatif

terhadap

pembiayaan

murabahah.

SWBI tidak

pengaruh

terhadap

pembiayaan

murabahah pada

Bank Umum

Syariah dan

19

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

(Path

Analysis).

memiliki

hubungan negatif

11. Heri

Sudarsono

2017.

Fakultas

Ekonomi,

Universitas

Islam

Indonesia.

Jurnal

Ekonomi

Syariah

Vol. VII,

No. 1:1-13.

Modeling

Respon

Rasio

Keuangan

terhadap

Pembiayaan

pada Bank

Syariah di

Indonesia.

Dana Pihak

Ketiga

Variabel Y:

Pembiayaan

Variabel X:

Inflasi

Nilai Tukar

Variabel

intervening:

Dana Pihak

Ketiga

Metode

penelitian:

Metode yang

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Vector

Error

Correction

Model

(VECM).

Sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

bahwa dalam

jangka panjang

DPK, CAR,

FDR, TBH

berhubungan

positif terhadap

pembiayaan,

sedangkan

BOPO

berhubungan

negatif terhadap

pembiayaan dan

ROA tidak

memiliki

pengaruh

terhadap

pembiayaan.

Dalam jangka

pendek,

pembiayaan dan

BOPO

berhubungan

negatif, tetapi

DPK, ROA,

20

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

CAR, FDR, TBH

dan NPF tidak

memiliki

pengaruh

terhadap

pembiayaan.

Hasil impulse

response respon

pembiayaan

terhadap

gonvangan yang

terjadi pada

ROA, CAR,

FDR dan NPF

adalah positif.

Sedangkan

respon

pembiayaan

terhadapgonvang

an yang terjadi

pada TBH dan

BOPO adalah

negatif.

12. Putra

Agung

Dwijaya,

Sugeng

Wahyudi

2018.

Departeme

Analisis

Pengaruh

Variabel

Makro

Ekonomi,

Dengan

Demografi

Variabel X:

Inflasi

Nilai Tukar

Variabel

intervening:

Dana Pihak

Ketiga

Metode

penelitian:

Metode yang

Hasil penelitian

ini menunjukan

bahwa inflasi

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

21

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

n

Manajemen

Fakultas

Ekonomika

dan Bisnis

Universitas

Diponegoro

Diponegoro

Journal Of

Manageme

nt Volume

7, Nomor 4,

2018

Dan Efek

Krisis

Keuangan

Global

Sebagai

Variabel

Kontrol

Terhadap

Pembiayaan

Bank

Syariah Di

Indonesia

digunakan

dalam

penelitian ini

adalah Regresi

Data Panel,

Sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

pembiayaan,

tingkat suku

bunga

berpengaruh

negatif terhadap

pembiayaan,

kurs berpengaruh

negatif dan

signifikan

terhadap

pembiayaan,

serta PDB

berpengaruh

negatif dan tidak

signifikan

terhadap

pembiayaan.s

13. Herni Ali

Fakultas

Ekonomi

UIN Syarif

Hidayatulla

h Jakarta.

The

Journal Of

Tawhidino

mics

Volume 1.

No.2 2015

Analisis

Pengaruh

DPK, NPF

Dan

Tingkat

Suku Bunga

Kredit

Terhadap

Pembiayaan

Bagi Hasil

(Mudharaba

h) Pada

Perbankan

DPK

Pembiayaan

Variabel X:

Inflasi

Nilai Tukar

Variabel

Intervening:

DPK

Variabel Z:

Pembiayan

Metode yang

digunakan

Hasil dari

penelitian ini

menunjukan

bahwa DPK

berpengaruh

positif terhadap

pembiayaan

berbasis bagi

hasil pada

perbankan

syariah

Indonesia.

NPF tidak

22

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Syariah

Indonesia

dalam

penelitian ini

adalah

Multiple Linier

Regression

Sedangkan

penulis

menggunakan

metode

Analisis Jalur

(Path

Analysis).

berpengaruh

terhadap

pembiayaan

berbasis bagi

hasil pada

perbankan

syariah

Indonesia.

Suku bunga

kredit

berpengaruh

negative

terhadap

pembiayaan

berbasis bagi

hasil pada

perbankan

syariah Indonesia

14. Syukuri

Ahmad

Rifai,

Helmi

Susanti

dan Aisyah

Setyaningru

-m (Jurnal,

2017)

Analisis

Pengaruh

Kurs

Rupiah,

Laju Inflasi,

Jumlah

Uang

Beredar dan

Pertumbuha

n Ekspor

terhadap

Total

Variabel:

Inflasi,

Kurs, Dana

Pihak

Ketiga,

Pembiayaan

Variabel: Uang

Beredar,

Ekspor, NPF,

BI Rate.

Metode

Analisis

penelitian ini

adalah Analisis

Regresi Linier

Berganda,

sedangkan

Penelitian ini

menemukan

bahwa secara

parsial variabel

inflasi dan

jumlah uang

beredar

berpengaruh

signifikan

terhadap total

pembiayaan

perbankan

23

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Pembiayaan

Perbankan

Syariah

dengan

Dana Pihak

Ketiga

sebagai

Variabel

Moderating

penulis

menggunakan

Analisis Jalur

Sampel

penelitian

adalah seluruh

BUS dan UUS,

sementara

penulis

sebanyak 5

BUS

syariah.

Sementara, kurs

dan pertumbuhan

ekspor tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap total

pembiayaan

perbankan

syariah.

Pengujian

variabel

moderating

menunjukan

bahwa DPK

memoderasi

pengaruh kurs,

inflasi, dan

pertumbuhan

ekspor terhadap

total pembiayaan

perbankan

syariah di

Indonesia,

sedangkan

jumlah uang

beredar tidak

dapat dimoderasi

15. Rima

Dwijayanty

Dampak

Variabel

Variabel:

Inflasi,

Variabel: Dana

Pihak Ketiga,

Hasil dari

penelitian ini

24

No. Nama Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

(Jurnal,

2017)

Makro

Ekonomi

terhadap

Permintaan

Pembiayaan

Murabahah

Perbankan

Syriah

Kurs, BI

Rate,

Pembiayaan

Teknik

penentuan

sampel

dengan

purposive

sampling

NPF.

Metode

Analisis

penelitian ini

adalah Analisis

Regresi Linier

Berganda,

sedangkan

penulis

menggunak-an

Analisis

Regresi Data

Panel

Sampel

penelitian

sebanyak 12

BUS dan 22

UUS,

sementara

penulis

sebanyak 5

BUS

menemukan

bahwa secara

parsial variabel

inflasi, nilai

tukar

berpengaruh

positif signifikan

dan BI Rate

berpengaruh

negatif signifikan

dengan koefisien

determinasi

sebesar 77,08%.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

25

12. BAB II

13. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Bank

a. Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 bank merupakan

badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke

masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2011).

Menurut Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia (2003)

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang, yang dimaksud dengan

bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, dan

deposito) dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat

dalam bentuk kredit/pembiayaan atau bentuk-bentuk lainnya dengan

tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut kasmir (2015) Bank secara sederhana dapat diartikan

sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyualurkan kembali dana

tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Kasmir (2015) menyebutkan bahwa usaha perbankan pada

dasarnya meliputi tiga kegiatan utama, antara lain:

1. Menghimpun dana

2. Menyalurkan dana, dan

3. Memberikan jasa bank lainnya.

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan

pokok perbankan yang juga merupakan fungsi bank sebagai lembaga

intermediary. Sementara, kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya

hanyalah pendukung dari kedua kegiatan di atas. Kegiatan

26

mengumpulkan dana berupa menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.

2. Bank Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Bank

Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah

dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah

dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

Menurut Ascarya dan Yumanita (2005), bank syariah merupakan

lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja

berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari

bunga (riba), bebas dari kegiatan yang spekulatif yang nonproduktif

seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas atau

meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai

kegiatan usaha yang halal.

Menurut Ascarya (2011), bank syariah dalam kacamata makro

adalah institusi keuangan yang memposisikan dirinya sebagai pemain

aktif dalam mendukung dan memainkan kegiatan investasi di

masyarakat sekitarnya. Pada sisi pasiva atau liability, bank syariah

merupakan lembaga keuangan yang mendorong dan mengajak

masyarakat untuk ikut aktif berinvestasi, dan mengajak masyarakat

untuk ikut serta berinvestasi melalui produknya, sedangkan disisi lain

(aktiva) bank syariah aktif untuk melakukan investasi di masyarakat.

Adapun bank syariah dalam kacamata mikro adalah institusi keuangan

yang menjamin seluruh aktivitas investasi yang menyertainya telah

sesuai dengan syariah.

Berdirinya bank syariah guna mengembangkan penerapan prinsip-

prinsip Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist, dalam

kegiatan transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang

27

terkait. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam bank Islam adalah

pelarangan riba/bunga dalam berbagai bentuk transaksi, melakukan

kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan

yang sah dan sesuai kesepakatan bersama (Muliawati & Maryati,

2015).

Bank Islam atau di Indonesia disebut bank syariah merupakan

lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi

di sektor riil melalui aktifitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau

lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian

berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan atau kegiatan pembiayaan usaha, atau kegiatan

lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat

makro dan mikro (Dahlan, 2014).

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bank

syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya

menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan

menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana yang

kegiatan operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

b. Fungsi Bank Syariah

Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

dalam Pasal 4 (empat), disebutkan bahwa Bank Syariah dan UUS

wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat.

Menurut Siamat (2004), bank melaksanakan beberapa fungsi

pokok. Fungsi pokok bank umum diantaranya yaitu:

1) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien

dalam kegiatan ekonomi;

2) Menciptakan uang;

3) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat; dan

4) Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya.

28

Selain fungsi pokok bank umum sebagai lembaga intermediary,

Latumaerissa (2012) menyebutkan bahwa terdapat beberapa fungsi lain

dari bank umum diantaranya:

1. Agent of Trust

Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang

dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas

kepercayaan.

2. Agent of Development

Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam

menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh

setiap pelaku ekonomi.

3. Agent of Service

Industri perbankan adalah lembaga yang bergerak dibidang jasa

keuangan maupun jasa non keuangan. Disamping memberikan

pelayanan jasa keuangan, bank juga turut serta dalam memberikan

jasa pelayanan seperti jasa transfer, jasa kotak pengaman (safety

box), jasa penagihan, dan sejenisnya.

c. Prinsip Operasional Bank Syariah

Di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, kegiatan usaha

Bank Umum Syariah (BUS) meliputi :

1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro,

Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan Akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah.

2. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,

Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan Akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah.

3. Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad

mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah.

29

4. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad

salam, akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah.

5. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

6. Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

bergerak kepada Nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa

beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau

akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah.

9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga

pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan

prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah,

mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.

10. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang

diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.

11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga

berdasarkan prinsip syariah.

12. Melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu akad yang berdasarkan prinsip syariah.

13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

berdasarkan prinsip syariah.

14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan Nasabah berdasarkan prinsip syariah.

15. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan akad

wakalah.

16. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan

prinsip syariah, dan

30

17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan

dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

d. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Menurut Karim (2007) pada dasarnya produk perbankan syariah

dibagi ke dalam tiga bagian besar, yaitu:

1) Produk pengimpunan dana

Produk penghimpunan dana di bank syariah terbagi menjadi tiga

yakni giro dan tabungan yang kegiatan operasionalnya

menggunakan akad wadi’ah dan deposito yan kegiatan

operasionalnya menggunakan akad mudharabah.

2) Produk penyaluran dana

Produk penyaluran dana secara garis besar dibagi menjadi empat

kategori yang dibedakan berdasarkan tujuannya yaitu:

1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli, dalam operasionalnya

menggunakan akad murabahah, salam dan istishna’.

2. Pembiayaan dengan prinsip sewa, dalam operasionalnya

menggunakan akad ijarah.

3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dalam operasionalnya

menggunakan akad musyarakah, dan mudharabah.

4. Pembiayaan dengan akad pelengkap seperti hiwalah, rahn,

qardh, wakalah, dan kafalah.

3) Jasa perbankan syariah

Selain berfungsi sebagai intermediaries (penghubung)

antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak

yang kelebihan dana (surplus unit), bank syariah juga menyediakan

berbagai pelayanan dalam bentuk jasa kepada nasabahnya dengan

mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Adapun produk

jasa perbankan antara lain berupa:

31

1. Sharf (Jual Beli Valuta Asing)

Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip

sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini harus

dilakukan pada waktu yang sama. Bank dapat mengambil

keuntungan dari jual beli valuta asing ini.

2. Ijarah (sewa)

Ijarah (sewa) dalam bank syariah antara lain penyewaan kotak

simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi

(custodian). Bank mendapat keuntungan sewa dari jasa

tersebut.

3. Pembiayaan Bank Syariah

a. Pengertian Pembiayaan

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar

produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat katagori yang

dibedakan berdasarkan tujan penggunannya, yaitu: Pertama,

Pembiayaan dengan prinsip jual-beli. Kedua, pembiayaan dengan

prinsip sewa. Ketiga pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Keempat,

Pembiayaan dengan akad pelengkap (Dahlan, 2014).

Pembiayaan merupakan tugas pokok bank, yakni pemberian dana

kepada masyarakat yang membutuhkan dana/deficit unit (Antonio,

2018). Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dibagi menjadi dua

kategori sebagai berikut:

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan pada

kegiatan produktif seperti peningkatan usaha, baik usaha produksi,

perdagangan, maupun investasi.

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan ileh bank

hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat saja, yang

habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Antonio, 2018).

Menurut Karim (2013) Produk penyaluran dana secara garis besar

dibagi menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuannya

yaitu, pertama Pembiayaan dengan prinsip jual beli, dalam

32

operasionalnya menggunakan akad murabahah, salam dan istishna’.

Kedua Pembiayaan dengan prinsip sewa, dalam operasionalnya

menggunakan akad ijarah. Ketiga Pembiayaan dengan prinsip bagi

hasil, dalam operasionalnya menggunakan akad musyarakah, dan

mudharabah. Keempat ialah jasa perbankan syariah. Selain berfungsi

sebagai intermediaries (penghubung) antara pihak yang membutuhkan

dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit),

bank syariah juga menyediakan berbagai pelayanan dalam bentuk jasa

kepada nasabahnya dengan mendapat imbalan berupa sewa atau

keuntungan.

Salah satu yang mempengaruhi besar kecilnya volume kredit atau

pembiayaan adalah Sources Of Fund. Dalam pemberian kredit tersebut

bank akan sangat tergantung dalam kemampuannya dalam

menghimpun dana dari masyarkat, akses ke pasar modal dan pasar

uang dengan komposisi dana yang sesuai dengan sifat kredit yang akan

diberikan serta cost of fund yang masih memungkinkan bagi bank

untuk memperoleh margin (Faizal dan Prabawa 2010).

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

bahwa pembiayaan merupakan kegiatan utama bank dalam

menghasilkan pendapatan yakni dengan cara menyalurkan dana kepada

masyarakat. Pembiayaan dapat dibagi ke dalam tiga bentuk yakni

pembiayaan modal kerja dimana dalam operasionalnya menggunakan

akad mudharabah dan musyarakah, pembiayaan konsumsi dalam

operasionalnya menggunakan akad murabahah, salam dan istishna’,

dan pembiayaan sewa dalam operasionalnya menggunakan akad

ijarah.

Berikut merupakan akad-akad yang digunakan oleh bank syariah

dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah:

a. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang

disalurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha

yang produktif. Mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara

33

dua pihak dimana pihak pertama sebagai shahibul maal

menyediakan dana 100% sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola. Keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatann yang

dituangkan dalam kontrak dan kerugian ditanggung oleh pemilik

modal selama kerugian bukan berasal dari kelalaian pengelola

(Yaya, Martawireja dan Abdurahim, 2014).

b. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama antara dua

pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan kondisi masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana, dengan keuntungan

dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian berdasarkan kontribusi

dana (Yaya, Martawireja dan Abdurahim, 2014).

c. Pembiayaan Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang dimana penjual

menyatakan harga perolehan dan keuntungannya kepada pembeli

yang disepakati oleh kedua belah pihak. Transaksi murabahah

pembayarannya bisa dalam bentuk cicilan ataupun secara tunai

(Yaya, Martawireja dan Abdurahim, 2014).

d. Pembiayaan As-Salam

Salam adalah transaksi jual beli barang dalam bentuk

pesanan di mana barang di perjual belikan belum ada. Oleh sebab

itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran

dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara

nasabah sebagai penjual (Karim, 2007).

e. Pembiayaan Istishna

Transaksi Istishna merupakan kontrak jual beli antara

penjual, pembeli dan pembuat barang. Dalam akad istishna’ ini,

pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Kemudian

pembuat barang berusaha melalui orang lain untuk membuat atau

membeli barang tersebut menurut spesifikasi yang telah disepakati

dan menjualnya kepada pembeli akhir (Antonio, 2018).

34

f. Pembiayaan Ijarah

Ijarah dalam perbankan dikenal sebagai operational lease,

yaitu kontrak sewa antara pihak yang menyewakan dengan pihak

penyewa, di mana pihak penyewa harus membayar sewa sesuai

dengan perjanjian, dan pada saat jatuh tempo, aset yang disewa

harus dikembalikan kepada pihak yang menyewakan. Biaya

pemeliharaan atas aset yang menjadi objek sewa menjadi

tanggungan pihak yang menyewakan (Ismail, 2016).

g. Pembiayaan Qardh

Qardh merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh

bank syariah dalam membantu pengusaha kecil. Pembiayaan

Qardh diberikan tanpa adanya imbalan. Qardh juga merupakan

pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta

kembali sesuai dengan jumlah uang yang di pinjamkan, tanpa

adanya imbalan yang diminta oleh bank syariah (Ismail, 2016).

b. Jenis-jenis Pembiayaan

Menurut Karim (2013), secara umum jenis-jenis kredit/pembiayaan

dapat dilihat dari beberapa segi diantaranya:

1. Dilihat dari segi kegunaan:

a. Pembiayaan Investasi

Merupakan pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang

yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha (Karim

2013). Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk

pembiayaan syariah, pembiayaan investasi dapat dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu

1. PI Murabahah

2. PI Salam

3. PI Istishna’

b. Pembiayaan Modal Kerja

Secara umum, yang dimaksud dengan pembiayaan modal

kerja (PMK) syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang

diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal

35

kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Karim, 2013).

Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk perbankan

syariah, jenis pembiayaan modal kerja (PMK) dapat dibagi

menjadi 5 macam, yakni:

1. PMK Mudharabah

2. PMK Salam

3. PMK Murabahah

4. PMK Ijarah

c. Pembiayaan Konsumtif

Pembiayan konsumtif adalah jenis pembiayaan yang diberikan

untuk tujuan diluar usaha dan umumnya bersifat perorangan

(Karim, 2013). Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan

bank syariah, pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi lima

bagian, yaitu:

1. Pembiayaan konsumen akad Murabahah

2. Pembiayaan konsumen akad IMBT

3. Pembiayaan konsumen akad Ijarah

4. Pembiayaan konsumen akad Istishna’

5. Pembiayaan konsumen akad Qardh

4. Dana Pihak Ketiga

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008

menjelaskan dana pihak ketiga bank untuk selanjutnya disebut DPK

adalah kewajiban bank kepada penduduk untuk mengimpun dana dalam

rupiah dan valuta asing. Dana yang dihimpun oleh perbankan dari

masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui

penyaluran pembiayaan.

DPK Perbankan Syariah merupakan pool dana yang dihimpun dari

masyarakat melalui produk-produk penghimpunan dana Bank Syariah,

yaitu Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, dan

Deposito Mudharabah. DPK yang telah dihimpun oleh bank kemudian

dialokasikan untuk kegiatan yang diperbolehkan menurut syari’ah untuk

menghasilkan pendapatan. Selain itu, pengalokasian DPK mempunyai

36

beberapa tujuan di antaranya adalah mencapai tingkat profitabilitas yang

diharapkan, tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan

masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas bank tetap aman.

Penurunan DPK juga sedikit banyak akan mempengaruhi Pembiayaan

yang Disalurkan (Muttaqiena, 2013).

Dana Pihak Ketiga merupakan dana simpanan yang berasal dari

masyarakat yang menitipkan dananya kepada bank syariah dimana

penarikannya dapat dilakukan kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih

dahulu. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana

terbesar yang diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90%). Dana simpanan

pada bank syariah juga sedapat mungkin mampu dimanfaatkan oleh bank

untuk kegiatan operasional perbankan syariah (Wardiantika dan

Kusumaningtias, 2014).

Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang berasal dari mitra

yang berupa tabungan, deposito dan giro didasarkan perjanjian

penyimpanan dana dalam berbagai bentuk. Diantara tiga bentuk DPK,

pendanaan dalam bentuk deposito memiliki persentase yang paling besar

karena dipengaruhi oleh strategi manajemen bank untuk mendapatkan

dana yang dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang (Sudarsono, 2017).

Penggalangan Dana Pihak Ketiga merupakan salah satu fungsi

bank untuk mengumpulkan dana dari pihak yang kelebihan dana dan

mendistribuikannya kepada para pihak yang membutuhkan dana (Andriaga

et all, 2018).

Dana Pihak Ketiga adalah sumber dana terpenting bagi kegiatan

operasional bank, selain itu merupakan ukuran keberhasilan bank jika

mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini, pencarian dana

dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber

lainnya (Kasmir 2015).

Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh bank merupakan dana yang

paling diandalkan karena bisa mencapai 80% hingga 90% dari seluruh

dana yang dikelola oleh bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat

37

merupakan fokus utama kegiatan Bank Syariah. Dengan demikian untuk

memberikan pembiayaan secara optimal bank harus mempunyai

kemampuan menghimpun DPK karena DPK merupakan sumber utama

pembiayaan Bank Syariah (Destiana, 2016).

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

bahwa Dana Pihak Ketiga merupakan dana yang bersumber dari

masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.

Berikut adalah produk-produk bank syariah yang digunakan dalam

menghimpun dana pihak ketiga, antara lain:

a. Giro

Giro adalah simpanan dana pihak ketiga, baik dalam mata uang

rupiah atau valuta asing (valas), yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat dengan menggunakan cek/bilyet giro, sarana pemerintah

pembayaran lainnya, sesuai ketentuan dan syarat-syarat yang

ditentukan oleh bank (IBI 2014).

Menurut Undang-Undang N0. 21 Tahun 2008, giro merupakan

simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya dapat dilakukan

setiap saat melalui cek, bilyet giro, saran pemerintah lainnya, atau

dengan perintah pemindah bukuan. Selanjutnya menurut fatwa DSN

MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000, ada dua jenis giro yang dibenarkan

secara syariah, yaitu Giro Wadi’ah dan Giro Mudharabah. Pada

produk perbankan akad yang biasa digunakan adalah wadi’ah.

Giro wadi’ah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad

wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika

pemiliknya mengkhendaki. Dalam konsep wadiah yad al-dhamnah,

pihak yang menerima titipan boleh menggunakan atau memanfaatkan

uang atau barang yang dititipkan (Karim, 2013)

b. Tabungan

Tabungan merupakan simpanan pada bank yang penarikannya

sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank. Penarikan

tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan,

38

kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) lengkap dengan

nomor pribadi (PIN) (IBI, 2014).

Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, tabungan

merupakan simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi

berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang dalam penarikannya hanya bisa dilakukan

berdasarkan ketentuan dan syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu. Selanjutnya menurut fatwa DSN MUI No.

02/DSN-MUI/IV/2000, terdapat dua jenis tabungan yang dibenarkan

secara syariah yaitu tabungan wadi’ah dan tabungan mudharabah.

1.) Tabungan Wadi’ah

Tabungan wadi’ah merupakan jenis simpanan yang

menggunakan akad wadi’ah/titipan yang penarikannya dapat

dilakukan sesuai perjanjian (Ismail, 2016). Konsep wadi’ah yang

diterapkan di bank syariah adalah wadi’ah yad dhamanah, dimana

pihak yang dipercaya untuk menyimpan dana atau barang tersebut

diperbolehkan untuk mengelola atau menggunakan objek (dana

atau barang) yang dititipkan.

2) Tabungan Mudharabah

Tabungan Mudharabah merupakan produk penghimpunan

dana bank oleh bank syariah dengan menggunakan akad

mudharabah mutlaqah. Bank syariah bertindak sebagai mudharib

dan nasabah sebagai shahibul mall. Nasabah menyerahkan dananya

kepada bank syariah untuk dikelola secara mutlak, tidak ada

batasan baik dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun

sektor usaha, dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip islam

(Ismail, 2016).

c. Deposito

Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

39

perjanjian antara deposan dan bank (syarat-syarat tertentu) (IBI,

2014).

Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, deposito adalah

investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah

dan bank dan atau UUS. Selanjutnya menurut fatwa DSN MUI No.

03/DSN-MUI/IV/2000, deposito yang dibenarkan hanya deposito

dengan akad (kontrak) mudharabah, yang terdiri atas mudharabah

mutlaqah dan mudahrabah muqayyadah.

1) Mudharabah Mutlaqah

Dengan kontrak mudharabah mutlaqah, pemilik dana tidak

memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah

dalam mengelola dana investasinya, baik yang berkaitan dengan

tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank

syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalm

meninvestasikan dana nasabah ke berbagai sektor bisnis yang

diperkirakan akan memperoleh keuntungan (Karim, 2013).

2) Mudahrabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah adalah mudharabah dimana

pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain

mengenai dana, lokasi, cara dan/objek investasi atau sektor usaha.

Misalnya, tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik

dana dengan dana lainnya, tidak meninvestasikan dananya pada

transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan

pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui

pihak ketiga (Nurhayati dan Wasilah, 2013).

5. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik

secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang

40

saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut

meluas (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga-

harga barang lain (Boediono, 2016).

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat

secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari beberapa komoditi

saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut meluas

kepada sektor lain atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari

harga barang-barang lain. Keadaan harga yang terus menerus berarti

karena kenaikan harga-harga bersifat musiman atau sesekali saja atau

tidak mempunyai pengaruh lanjut tidak disebut inflasi (Saekhu, 2015).

Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan umum harga-harga

secara terus menerus pada sektor ekonomi karena peningkatan

permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat (Lisa, 2017).

Menurut Pohan dalam Muttaqiena (2013) mendefinisikan inflasi

sebagai kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan harga yang

terjadi pada seluruh kelompok barang atau jasa. Sementara, tingkat

inflasi adalah persentasi pertambahan kenaikan harga dari satu periode

ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain.

Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu waktu ke waktu lainnya

tidak berlaku secara seragam.

Kondisi perekonomian yang berubah-ubah dan selalu menarik

perhatian perbankan dalam menyalurkan pembiayaan adalah tingkat

inflasi. Karena secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga

secara umum dari barang atau komoditas dan jasa selama suatu periode

tertentu (Dahlan, 2014).

Inflasi didefinisikan sebagai suatu gejala dimana tingkat harga

umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Berdasarkan definisi

tersebut, kenaikan harga (general price level) yang sekali waktu saja

tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi (Kewal, 2012). Kewal

memaparkan bahwa ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar

dapat dikatakan telah terjadi inflasi, komponen tersebut adalah:

41

1.) Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti

bisa saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau

naik dibandingkan sebelumnya, tetapi tetap menunjukan tendensi

yang meningkat.

2.) Kenaikan tingkat harga tersebut berlangsung secara terus menerus

(sustained) yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja, akan

tetapi bisa beberapa waktu lamanya.

3.) Tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga secara

umum, yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan itu

bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, akan tetapi

untuk harga barang secara umum.

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

bahwa inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga secara terus

menerus terhadap barang, komoditi ataupun jasa. Kenaikan harga

selama suatu waktu saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi, selain itu

kenaikan harga dari beberapa komoditi saja tidak dapat dikatakn

sebagai inflasi, kecuali apabila kenaikan dari komoditi tersebut bisa

meluas atau berdampak yang memicu kenaikan harga-harga lainnya.

b. Jenis-jenis Inflasi

1. Berdasarkan pada Asal Terjadinya

Menurut Yuliadi (2008) berdasarkan penyebab terjadinya inflasi

adalah sebagai berikut:

a. Domestic Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri

dan timbul misalnya dikarenakan defisit anggaran belanja yang

dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen yang gagal dan

sebagainya.

b. Imported Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari luar negeri

yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) diluar negeri.

2. Berdasarkan tingkat keparahannya

Menurut Boediono (2016), berdasarkan derajatnya “parah” tidaknya

inflasi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

42

a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)

b. Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun)

c. Inflasi berat (antara 30%-100% setahun)

d. Hiperinflasi (diatas 100% setahun)

Menurut Boediono (2016:161) secara garis besar ada tiga

kelompok mengenai teori inflasi yang mana masing-masing dari teori

inflasi tersebut menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi,

yaitu:

a. Teori Kuantitas

Menurut Boediono (2016), teori kuantitas menyatakan bahwa

terjadinya inflasi dikarenakan dua faktor, yaitu jumlah uang yang

beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan

harga-harga (exspektations). Inti teori ini adalah sebagai berikut:

1. Inflasi hanya bisa terjadi jika adanya penambahan volume uang

yang beredar tanpa ada kenaikan jumlah produksi, seperti

misalnya, kegagalan panen, hanya akan menaikan harga-harga

untuk sementara waktu saja. Penambahan jumlah uang ibarat

bahan bakar bagi inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah,

inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab awal dari

kenaikan harga tersebut.

2. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang

yang beredar dan oleh harapan (psikologi) masyarakat

mengenai kenaikan harga-harga barang di masa mendatang.

b. Teori Keynes

Menurut Boediono (2016), teori Keynes inflasi terjadi karena

masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.

Proses inflasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses

perebutan bagian rezeki diantara kelompok-kelompok sosial yang

menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa oleh

masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan

manjadi keadaan di mana permintaan masyarakat terhadap barang-

43

barang selalu melebihi jumlah barang yang tersedia, sehingga

menimbulkan adanya inflationary gap. Inflationary gap ini timbul

karena golongan-golongan masyarakat tersebut berhasil

menterjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif

akan barang-barang. Dengan lain perkataan, mereka berhasil

memperoleh dana untuk mengubah aspirasinya menjadi rencana

pembelian barang-barang yang didukung dengan dana.

c. Teori Strukturalis

Menurut Boediono (2016) dalam teori ini, inflasi dikaitkan

dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian. Teori ini

memberi tekanan pada ketegaran (rigidities) dari struktur

perekonomian negara-negara yang sedang berkembang. Dengan

demikian teori ini mencoba melihat inflasi dalam jangka panjang.

Menurut teori ini ada dua ketegaran utama dalam perekonomian

yang bisa menumbulkan inflasi, yaitu :

1. Ketegaran yang berupa ketidakelastisan dari penerimaan

ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban

dibanding dengan pertumbuhan sektor lain. Kelambanan ini

disebabkan karena harga di pasar dunia dari barang-barang

ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan dan suplai

atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsif

terhadap kenaikan harga (suplai barang-barang ekspor yang

tidak elastis).

2. Ketegaran yang berkaitan dengan ketidakelastisan suplai atau

produksi bahan makanan di dalam negeri. Dikatakan bahwa

produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat

pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita, sehingga

harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk menaik

melebihi kenaikan harga barang-barang lain.

44

c. Indikator Inflasi

Menurut Manurung dan Rahardja (2004), terdapat beberapa indeks

yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi,

yaitu:

1. Indek Harga Konsumen (IHK)

IHK merupakan angka indeks harga menunjukkan pergerakan

tingkat harga dari sejumlah paket barang dan jasa yang dikonsumsi

masyarakat dalam periode tertentu. Masing-masing harga barang dan

jasa tersebut diberikan bobot berdasarkan tingkat keutamaannya.

Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi bobot yang

paling besar. Perhitungan IHK dilakukan dengan memperhitungkan

sekitar ratusan komoditas pokok dengan melihat perkembangan

secara regional, dengan mempertimbangkan tingkat inflasi kota-

kota besar, terutama ibu kota propinsi di Indonesia untuk

mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Untuk mendapatkan inflasi berdasarkan IHK dapat digunakan

formula sebagai berikut:

Inflasi = (IHKt − IHKt−1)

IHKt−1 × 100%

Dimana,

IHKt = Indeks Harga Konsumen pada tahun t (periode ini)

IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada tahun t-1(periode lalu)

2. Indek Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index)

Indeks ini melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh kerana itu

IHPB sering disebut sebagai indeks harga produsen. IHPB

menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen dari berbagai

tingkat produksi. Prinsip yang digunakan unruk menghitung inflasi

berdasarkan dataIHPB adalah sama dengan IHK:

Inflasi = (IHPB−IHPD−1)

IHPD−1 × 100%

3. Indek Harga Implisit (GDP Deflator)

Sama halnya dengan IHK dan IHPB, perhitungan inflasi dengan

IHI dilakukan dengan menghitung perubahan indeks:

45

Inflasi = (IHI−IHI−1)

IHI−1 × 100%

Menurut Kewal (2012) suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat

diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga

yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi antara lain:

a) Customer Price Index (CPI)

Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran

rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi kebutuhan

hidup.

b) Produsen Price Index (PPI)

Indeks yang lebih menitik beratkan pada perdagangan besar seperti

harga bahan mentah, bahan baku, atau bahan setengah jadi.

c) Gross National Produt (GNP) deflator

Merupakan jenis indeks yang berbeda dengan Indeks CPI dan PPI,

dimana indeks ini mencakup jumlah barang dan jasa yang

termasuk dalam hitungan GNP.

Inflasi dalam penelitian ini berdasarkan pada IHK (Indeks Harga

Konsumen), yaitu indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga

antar waktu dari suatu paket jenis barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh penduduk/rumah tangga di daerah perkotaan dengan dasar periode

tertentu (BPS). Kemudian secara sederhana inflasi dapat didefinisikan

debagai kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus

menerus (Muttaqiena, 2013).

Terdapat sejumlah alasan mengapa IHK lebih banyak digunakan

dibandingkan indikator harga lainnya. Menurut Saekhu (2015)

penjelasan penggunaan inflasi IHK dijabarkan sebagai berikut :

1. IHK dipublikasi secara periodik dengan jangka waktu yang paling

pendek (bulanan).

2. IHK mengukur kenaikan biaya hidup (cost of living) karena

mencakup barang dan jasa yang paling banyak dibeli dan

dikonsumsi masyarakat.

46

3. IHK telah dikenal dan lama digunakan sebagai dasar pengukuran

inflasi.

d. Dampak Buruk Inflasi

Menurut Sukirno (2011), efek buruk yang ditimbulkan oleh inflasi

adalah sebagai berikut:

1. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi.

Inflasi yang tinggi tingkatanya akan menghambat perkembangan

ekonomi. Biaya yang terus naik menyebabkan kegiatan produktif

sangat tidak menguntungkan yang membuat pemilik modal lebih

suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulatif, investasi

untuk sektor produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan

ekonomi akan menurun yang berakibat pada meningkatnya

pengangguran.

2. Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat.

Selain dapat menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi

Negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu

dan masyarakat.

3. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang

berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah

secepat kenaikan harga-harga. Oleh karena itu inflasi akan

menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap,

sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.

4. Inflasi akan mengurangi kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian

kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang berbentuk uang tunai

yang disimpan akan menurun nilai riil nya bila terjadi inflasi.

5. Memperburuk pembagian kekayaan.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, inflasi menyebabkan

pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap

dengan pemilik harga tetap dan penjual akan semakin tidak merata.

47

e. Kebijakan untuk mengatasi inflasi

Menurut Sukirno (2011), kebijakan untuk mengatasi inflasi yang

dilakukan oleh pemerintah adalah:

1. Kebijakan Fiskal, yaitu dengan menambahkan pajak dan

mengurangi pengeluaran pemerintah.

2. Kebijakan Moneter, yaitu dengan menambahkan suku bunga dan

membatasi kredit.

3. Dari segi penawaran, yaitu dengan melakukan langkah yang dapat

mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti

mengurangi pajak impor atas bahan mentah, penetapan harga,

menggalakan pertambahan produksi dan perkembangan teknologi

6. Nilai Tukar

a. Definisi Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang

lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnnya.

Kurs asing adalah harga yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk

memperoleh mata uang asing. Kenaikan nilai mata uang dalam negeri

disebut dengan apresiasi dan penurunan nilai mata uang dalam negeri

disebut dengan depsresiasi (Darma & Nita, 2011).

Menurut Krugman dan Maurice dalam Rudiansyah (2014) nilai

tukar adalah harga mata uang suatu negara terhadap negara lain atau

mata uang suatu negara dinyatakan dalam mata uang negara lain. Nilai

tukar yang tercipta dari kekuatan pasar akan selalu berubah disetiap

kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah.

Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila

permintaan menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai tukar

akan menjadi berkurang bila permintaan kurang dari suplai yang

tersedia.

Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang

negara lain. Mata uang internasional yang sering dijadikan standar

negara di dunia adalah Dollar AS (USD). Salah satu alasannya adalah

48

karena Dollar AS memiliki tingkat yang relatif konstan terhadap mata

uang apa pun (Lisa, 2017).

Kurs dalam Islam adalah menganut sistem managed floating,

dimana nilai tukar adalah hasil dari kebijakan-kebijakan pemerintah

(bukan merupakan cara atau kebijakan itu sendiri) karena pemerintah

tidak mencampuri keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali jika

terjadi hal-hal yang mengganggu keseimbangan itu sendiri (Karim,

2013).

b. Jenis-Jenis Nilai Tukar

Jenis nilai tukar menurut Mankiw (2006) dibagi kedalam dua jenis,

yaitu:

1. Nilai Tukar Nominal

Merupakan nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan mata

uang suatu negara dengan mata uang negara lain (Mankiw, 2006).

2. Nilai Tukar Riil

Merupakan nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan

barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain.

Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia

di dalam negeri terhadap barang dan jasa yang tersedia di luar

negeri (Mankiw, 2006).

Menurut Kewal (2012) nilai tukar atau disebut juga kurs valuta

dalam berbagai transaksi ataupun jual beli valuta asing dikenal ada

empat jenis, yaitu:

1.) Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank

untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.

2.) Middle rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan

kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan

oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.

3.) Buying rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank

untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.

49

4.) Flat rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual

beli bank notes dan traveler cheque, dimana dalam kurs tersebut

telah diperhitungkan promosi dan biaya lain-lain.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Nilai Tukar

Menurut Sukirno (2004), perubahan dalam permintaan dan

penawaran suatu valuta yang kemudian menyebabkan perubahan

dalam kurs valuta, disebabkan oleh banyak faktor antara lain:

1. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat

Citarasa masyarakat mempengaruhi citarasa konsumsi mereka. Maka

perubahan citarasa akan mengubah corak konsumsi mereka terhadap

barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri maupun yang

diimpor. Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan

penawaran valuta asing.

2. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor

Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang

menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor.

Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga murah

relatif akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka

ekspornya berkurang. Pengurangan harga impor akan menambah

jumlah impor, dan sebaliknya, kenaikan harga barang impor akan

menurunkan jumlah impor. Dengan demikian, perubahan harga

barang-barang ekspor dan impor akan mempengaruhi permintaan

dan penawaran akan mata uang suatu negara.

3. Kenaikan Harga Umum (Inflasi)

Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan

nilai suatu valuta asing. Kecenderungan ini disebabkan oleh efek

inflasi berikut: (i) inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri

lebih mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu inflasi

berkecenderungan menambah impor, (ii) inflasi menyebabkan harga

barang ekspor menjadi mahal, oleh karena itu inflasi

berkecenderungan mengurangi ekspor. Keadaan (i) menyebabkan

permintaan ke atas valuta asing bertambah, dan keadaan (ii)

50

menyebabkan penawaran ke valuta asing berkurang, maka harga

valuta asing akan bertambah (berarti harga mata uang negara yang

mengalami inflasi merosot).

4. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi

Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting

peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan

tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan

menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri.

Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang

tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu.

Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, maka

permintaan atas mata uang negara tersebut bertambah, sehingga nilai

mata uang tersebut ikut bertambah. Nilai mata uang suatu negara

akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar

negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang

lebih tinggi di negara-negara lain.

5. Pertumbuhan Ekonomi

Efek yang diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi terhadap nilai

mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang

berlaku. Apabila kemajuan itu, terutama diakibatkan oleh

perkembangan eskpor, maka permintaan terhadap mata uang negara

itu bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya

nilai mata uang negara itu naik. Namun, apabila kemajuan tersebut

menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran

mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan

oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.

51

B. Kerangka Pemikiran

Berikut merupakan kerangka pemikiran yang dapat disusun berdasarkan

kerangka teoritis menganai masing-masing variabel independen, variabel intervening,

dan variabel dependen.

Kerangka Pemikiran

Tabel 2.1

Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Dengan Dana Pihak

Ketiga Sebagai Variabel Intervening

Inflasi

(X1)

Nilai tukar

(X2)

Dana Pihak

Ketiga (Y)

Pembiayaan

Bank Umum

Syariah

(Z)

Metode Analisis Jalur (Path Analysis) dengan Program SPSS

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

H1

H2

H4

H3

H5

H6

H7

Pembiayaan merupakan sumber dalam menghasilkan pendapatan bank syariah.

Kemampuan bank dalam menyalurkan pembiayaan akan mempengaruhi

perkembangan/pertumbuhan bank syariah. Sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah.

Grand Theory: Pembiayaan

52

C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis

1. Hubungan Inflasi Terhadap Dana Pihak Ketiga perbankan

Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja

tidak dapat disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas (atau

mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga-harga barang lain

Boediono, 2016). Inflasi yang tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan

DPK bank syariah, hal ini karena jika inflasi tinggi maka harga-harga akan

mengalami kenaikan dan biaya hidup masyarakat akan menjadi lebih

mahal. Sehingga masyarakat akan mengurangi saving atau bahkan

mengambil simpanannya di bank untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Fenomena ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muttaqiena

(2013) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif yang

signifikan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh

perbankan syariah.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H01 : Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga

pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ha1 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada

Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan

Pengaruh kurs terhadap kondisi makro ekonomi berhubungan

dengan tingkat harga yang berlaku dan mempengaruhi perilaku nasabah

dalam menabung serta permintaan pembiayaan. Menurut Mankiw dalam

(Rifai, Susanti, dan Setyaningrum, 2017) menyatakan jika kurs riil tinggi,

barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang

domestik lebih mahal dan sebaliknya. Jika nilai tukar mengalami

depresiasi maka akan menyebabkan pelarian modal ke luar negeri, hal ini

dikarenakan jika dibandingkan dengan investasi di dalam negeri maka

keuntungan yang didaptkan akan lebih tinggi.

53

Semakin meningkatnya nilai tukar Dollar AS akan menaikkan

permintaan Dollar, sebaliknya permintaan uang domestik akan turun.

Berdasarkan hal ini, perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang

negara lain yang diantaranya Dollar AS, dapat mempengaruhi

pertumbuhan jumlah rekening maupun DPK di perbankan syariah. Hal ini

didukung oleh penelitian Lisa (2017) yang menyatakan bahwa nilai tukar

Rupiah berpengaruh signifikan terhadap DPK dan indeks kinerja islami.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H02 : Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap Dana

Pihak Ketiga pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ha2 : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

3. Hubungan Inflasi Terhadap Pembiayaan Perbankan

Inflasi merupakan suatu gejala dimana tingkat harga mengalami

kenaikan secara terus menerus (Kewal, 2012). Inflasi menimbulkan

dampak buruk bagi masyarakat dan kegiatan perekonomian secara

keseluruhan, hal ini karena sebagian besar pelaku-pelaku ekonomi terdiri

dari pekerja yang mempunyai penghasilan tetap. Inflasi biasanya berlaku

lebih cepat dari kenaikan upah, oleh sebab itu upah riil masyarakat akan

berkurang karena kenaikan inflasi dan akan mengurangi tingkat

kemakmuran segolongan masyarakat (Dahlan, 2014).

Inflasi yang tinggi akan memberikan dampak yang buruk bagi

bank syariah karena akan membuat masyarakat kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, termasuk untuk membayar kewajibannya terhadap

bank syariah, sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya gagal bayar

atau kredit macet. Oleh karena itu, bank akan lebih selektif dan

mengurangi tingkat pembiayaan yang disalurkan, selain itu terjadinya

inflasi akan mebuat pemerintah melakukan kebijakan moneter untuk

mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menghimbau bank

untuk membatasi penyaluran pembiayaan. Fenomena ini didukung oleh

54

penelitian Rifai; Susanti dan Setyaningrum (2017) yang menyatakan

bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Bank Islam.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H03 : Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank

Umum Syariah di Indonesia.

Ha3 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank

Umum Syariah di Indonesia.

4. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Perbankan

Pengaruh kurs terhadap kondisi makro ekonomi berhubungan

dengan tingkat harga yang berlaku dan mempengaruhi perilaku nasabah

dalam menabung serta permintaan pembiayaan. Menurut Mankiw dalam

(Rifai, Susanti, dan Setyaningrum, 2017), menyatakan jika kurs riil tinggi,

barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang

domestik lebih mahal dan sebaliknya. Jika kurs rupiah melemah terhadap

mata uang negara lain, maka barang produksi atau jasa yang dihasilkan

negara lain menjadi lebih mahal berdasarkan mata uang negara lain

tersebut. Akibatnya, permintaan barang atau jasa menurun, saat

permintaan menurun, produsen akan menurunkan pasokan dan tercapai

keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi

produksi sehingga ekonomi mengalami perlambatan. Akibatnya

perusahaaan akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan produksinya

termasuk kesulitan dalam membayar kewajibannya kepada bank syariah.

Sehingga bank akan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan karena

ketika nilai tukar melemah akan menyebabkan semakin tingginya risiko

terjadinya pembiayaan bermasalah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nahar dan Sarker (2016) yang menyatakan nilai tukar

berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan Bank Islam.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H04 : Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

55

Ha4 : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan

pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

5. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Perbankan

Dana Pihak Ketiga merupakan dana simpanan yang berasal dari

masyarakat yang menitipkan dananya kepada bank syariah dimana

penarikannya dapat dilakukan kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih

dahulu. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana

terbesar yang diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90%). Dana simpanan

pada bank syariah juga sedapat mungkin mampu dimanfaat oleh bank

untuk kegiatan operasional perbankan syariah (Wardiantika dan

Kusumaningtias, 2014).

Menurut Kasmir (2010), dana pihak ketiga memiliki kontribusi

terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga

yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi

kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Dana Pihak Ketiga merupakan

langkah awal sebelum melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar

kecilnya DPK akan mempengaruhi pembiayaan yang akan disalurkan oleh

bank syariah kepada masyarakat. Apabila DPK meningkat maka

pembiayaan juga akan meningkat dengan diimbangi SDM yang kompeten

dan sebaliknya apabila DPK menurun maka pembiayaan juga akan

menurun. Hal ini didukung oleh penelitian Faizal dan Prabawa (2010)

serta Sudarsono (2017) yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pembiayaan.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H05 : Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ha5 : Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan

pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

6. Hubungan Inflasi Terhadap Pembiayaan Melalui Dana Pihak Ketiga

Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus

menerus. Menurut Muttaqiena (2013) pada saat inflasi, masyarakat akan

56

menarik dana lebih banyak dari simpanannya untuk memenuhi kebutuhan

mereka, termasuk simpanan mereka di perbankan syariah. Hal ini akan

menurunkan tingkat pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya

pembiayaan tergantung pada dana yang masuk dari masyarakat. Fenomena

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muttaqiena (2013) yang

mengemukakan bahwa inflasi berpengaruh negatif yang signifikan

terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga. Serta penelitian yang dilakukan oleh

Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) yang menyatakan dana pihak

ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume pembiayaan.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H06 : Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank

Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.

Ha6 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank

Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.

7. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Melalui Dana Pihak

Ketiga

Pengaruh kurs terhadap kondisi makro ekonomi berhubungan

dengan tingkat harga yang berlaku dan mempengaruhi perilaku nasabah

dalam menabung serta permintaan pembiayaan. Menurut Mankiw dalam

(Rifai, Susanti, dan Setyaningrum, 2017) menyatakan jika kurs riil tinggi,

barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang

domestik lebih mahal dan sebaliknya. Jika nilai tukar mengalami

depresiasi akan mempengaruhi nasabah korporasi yang menginvestasikan

dananya di perbankan syariah dimana bahan baku dari kegiatan usahanya

berasal dari impor. Maka nasabah akan menarik dana dalam simpanannya

untuk mengatasi permodalannya.

Berdasarkan hal ini, perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata

uang negara lain yang diantaranya Dollar AS, dapat mempengaruhi

pertumbuhan jumlah rekening maupun DPK di perbankan syariah. Hal ini

akan menurunkan tingkat pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya

pembiayaan tergantung pada dana yang masuk dari masyarakat. Fenomena

57

ini didukung oleh penelitian Muttaqiena (2013) yang menyatakan bahwa

nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap DPK

perbankan syariah dan penelitian Herni (2015) yang menyatakan dana

pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume

pembiayaan.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H07 : Nilai Tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada

Bank Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.

Ha7 : Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank

Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.

58

14. BAB III

15. METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang bagaimana pengaruh

inflasi dan nilai tukar terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia

dengan Dana Pihak Ketiga sebagai variabel intervening. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris yaitu pendekatan

berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.

B. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian

yang bertujuan untuk menganalisa hubungan sebab akibat yang digunakan

untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu inflasi dan nilai

tukar terhadap variabel dependen, yaitu pembiayaan bank syariah dengan

menggunakan variabel intervening, yaitu Dana Pihak Ketiga. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016).

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua

(bukan orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data

tersebut (Idrus, 2009).

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder berupa time series dengan skala triwulanan selama periode enam

tahun yang diperoleh dari laporan keuangan Bank Umum Syariah yaitu

mengenai data jumlah pembiayaan dan Dana Pihak ketiga serta laporan

keuangan Bank Indonesia yaitu mengenai data inflasi dan nilai tukar.

59

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh elemen yang menunjukan ciri-ciri tertentu yang

dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi: 2011). Populasi dalam

penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang terdaftar di situs Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama periode pengamatan

penelitian.

Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan populasi dalam

penelitian ini:

Tabel 3. 1

Populasi Penelitian

No. Nama Perusahaan

1. PT. Bank Muamalat Indonesia

2. PT. Bank Victoria Syariah

3. PT. Bank BRI Syariah

4. PT. Bank Jabar Banten Syariah

5. PT. Bank BNI Syariah

6. PT. Bank Syariah Mandiri

7. PT. Bank Mega Syariah

8. PT. Bank Panin Syariah

9. PT. Bank Syariah Bukopin

10. PT. BCA Syariah

11. PT. Maybank Syariah Indonesia

12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

13. PT. Bank Aceh Syariah

Sumber data: Statistik Perbankan Syariah OJK

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisrik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2015). Teknik penarikan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah purposive sampling, merupakan teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan

60

sampel (Sugiyono: 2015). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai

berikut:

1. Merupakan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia atau

Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Merupakan Bank Syariah yang telah berdiri sebagai Bank Umum

Syariah sejak 2013 sampai 2018.

3. Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan keuangan triwulan

selama enam tahun berturut-turut periode Maret 2013 sampai Desember

2018 dan telah dipublikasikan dalam laman resmi Bank Umum Syariah

yang bersangkutan.

4. Laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah memiliki data-data

yang mendukung dan dibutuhkan dalam penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh delapan BUS yang

mewakili persyaratan dalam pengambilan sampel yaitu: Bank Syariah

Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah

dan Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Syariah Mega

Indonesia, dan Bank BCA Syariah. Total observasi dalam penelitian ini

adalah 6 tahun x 4 bulan x 8 Bank = 192 observasi.

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No. Bank Umum Syariah di Indonesia Kode

1 Bank Syariah Mandiri BSM

2 Bank Muamalat Indonesia BMI

3 Bank BNI Syariah BNIS

4 Bank BRI Syariah BRIS

5 Bank Panin Syariah BPS

6 Bank Syariah Bukopin BSBK

7 Bank Mega Syariah BMS

8 Bank BCA Syariah BCAS

61

D. Metode Pengumpulan data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut Sugiyono (2011), data sekunder adalah data yang tidak langsung

memberikan data kepada peneliti, dimana untuk mendapatkan data penelitian

tersebut harus melalui orang lain atau mencarinya melalui dokumen. Dalam

penelitian ini data diperoleh langsung dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan.

Penelitian ini menggunakan data time series (berkala). Data berkala adalah

data data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau

periode secara historis (Zulfikar & Budiantara: 2014).

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara tiga cara, pertama library

research yang merupakan pengumpulan data dengan membaca buku dari

beberapa litelatur, referensi, laporan keuangan dan bahan yang berhubungan.

Kedua, dengan cara field research dengan melakukan peninjauan langsung

guna memperoleh data dengan pengamatan, yaitu berupa sumber data

sekunder dengan skala triwulanan yang diambil dari Laporan triwulanan

inflasi berdasarkan IHK dan Laporan nilai tukar yang dipublikasikan di

website resmi Bank Indonesia. Laporan keuangan Bank Umum Syariah yang

bersangkutan, yang dipublikasikan melalui website resmi dari masing-masing

bank dengan periode waktu Maret 2013 sampai Desember 2018. Ketiga,

internet research, dikarenakan buku referensi atau litelatur terkadang

tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa dikarenakan ilmu selalu

berkembang. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan teknologi

yang berkemmbang yaitu internet, sehingga data yang diperoleh merupakan

data yang sesuai dengan perkembangan zaman.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011), variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

62

1. Variabel Eksogen

a. Inflasi (X1)

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat

secara umum dan terus menerus. Kenaikan beberapa komoditi saja

tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau

mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain.

Keadaan harga yang terus menerus berarti karena kenaikan harga-

harga bersifat musiman atau sesekali saja atau tidak mempunyai

pengaruh lanjut tidak disebut inflasi (Saekhu, 2015).

b. Nilai Tukar (X2)

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang

lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnnya.

Kurs asing adalah harga yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk

memperoleh mata uang asing. Kenaikan nilai mata uang dalam negeri

disebut dengan apresiasi dan penurunan nilai mata uang dalam negeri

disebut dengan depsresiasi (Darma & Nita, 2011).

Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang

negara lain. Mata uang internasional yang sering dijadikan standar

negara di dunia adalah Dollar AS (USD). Salah satu alasannya adalah

karena Dollar AS memiliki tingkat yang relatif konstan terhadap mata

uang apapun (Lisa, 2017).

2. Variabel Endogen

1. Dana Pihak Ketiga

DPK Perbankan Syariah merupakan pool dana yang dihimpun dari

masyarakat melalui produk-produk penghimpunan dana Bank Syariah,

yaitu Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, dan

Deposito Mudharabah. DPK yang telah dihimpun oleh bank akan

dialokasikan untuk kegiatan yang diperbolehkan menurut syari’ah,

untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu, pengalokasian DPK

mempunyai beberapa tujuan di antaranya adalah mencapai tingkat

profitabilitas yang diharapkan, tingkat resiko yang rendah, dan

63

mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

likuiditas bank tetap aman. Penurunan DPK juga sedikit banyak akan

mempengaruhi Pembiayaan yang Disalurkan (Muttaqiena, 2013).

Menurut Kasmir (2015) dana pihak ketiga memiliki kontribusi

terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga

yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi

kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Menurut Surat Edaran

Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 dana yang

dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa giro,

tabungan, dan deposito.

2. Pembiayaan

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar

produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat katagori yang

dibedakan berdasarkan tujan penggunannya, yaitu: Pertama,

Pembiayaan dengan prinsip jual-beli. Kedua, pembiayaan dengan

prinsip sewa. Ketiga pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Keempat,

Pembiayaan dengan akad pelengkap (Dahlan, 2014).

Menurut Karim (2007) Produk penyaluran dana secara garis besar

dibagi menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuannya

yaitu, pertama Pembiayaan dengan prinsip jual beli, dalam

operasionalnya menggunakan akad murabahah, salam dan istishna’.

Kedua Pembiayaan dengan prinsip sewa, dalam operasionalnya

menggunakan akad ijarah. Ketiga Pembiayaan dengan prinsip bagi

hasil, dalam operasionalnya menggunakan akad musyarakah, dan

mudharabah. Keempat ialah Jasa perbankan syariah Selain berfungsi

sebagai intermediaries (penghubung) antara pihak yang membutuhkan

dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit),

bank syariah juga menyediakan berbagai pelayanan dalam bentuk jasa

kepada nasabahnya dengan mendapat imbalan berupa sewa atau

keuntungan.

64

Tabel 3.3

Ringkasan Operasional Variabel

Variabel Deskripsi Indikator Sumber Skala

Inflasi Inflasi merupakan

kecenderungan

kenaikan harga

secara terus

menerus selama

periode tertentu

Indeks Harga

Konsumen

Muttaqiena

2013

Rasio

Nilai Tukar nilai tukar adalah

harga mata uang

suatu negara

terhadap negara

lain atau mata uang

suatu negara

dinyatakan dalam

mata uang negara

lain.

Kurs Tengah Afif

Rudiansyah

2014

Nominal

Dana Pihak

Ketiga

Merupakan pooling

dana dari

masyarakat dalam

bentuk giro,

tabungan, dan

deposito.

Dana

Simpanan

Wadiah

Dana investasi

Non Profit

Sharing

Abida

Muttaqiena

2013

Nominal

Pembiayaan Pemberian dana

kepada masyarakat

yang membutuhkan

dana/deficit unit

Pembiayaan

Jual Beli

Pembiayaan

Bagi Hasil

Pembiayaan

Sewa

Syafi’I

Antonio

(2018).

Nominal

65

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang

berbentuk angka dan penelitian ini menganalisis tentang bagaimana pengaruh

inflasi dan nilai tukar terhadap pembiayaan dengan DPK sebagai variabel

intervening. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis jalur atau path analysis dengan program Microsoft Excel dan SPSS

versi 23.

Menurut Nurhasanah (2016) Analisis jalur atau path analysis digunakan

untuk menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat.

Dengan demikian, dalam model antar variabel tersebut terdapat variabel

independen yang dalam hal ini disebut dengan variabel eksogen, dan variabel

dependen yang disebut dengan variabel endogen. Berikut adalah metode-

metode yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah pengujian guna mengetahui apakah model

regresi yang digunakan benar-benar menunjukkan hubungan yang

signifikan dan representatif. Menurut Ghozali (2017), apabila pengujian

asumsi klasik terpenuhi, maka berdasarkan teorema Gauss-Morkov,

metode estimasi ordinary least square akan menghasilkan unbiased linear

estimator (estimator linier tidak bias) dan memiliki varian minimum atau

sering disebut dengan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Ada

empat uji asumsi klasik yang doigunakan dalam penelitian ini yaitu, Uji

Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Linearitas, dan Uji Autokorelasi.

a) Uji Normalitas

Menurut Nurhasanah (2016) uji normalitas merupakan salah satu

bagian dari uji persyaratan data atau biasa disebut asumsi klasik.

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan teknik

rumus Kolmogorov-Smirnov, Histogram, dan Normal Probabilty-Plot.

66

Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 = Berdistribusi normal

H1 = Berdistribusi tidak normal

b) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2013, uji heteroskedastisitas bermaksud guna

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain. Jika variance

residual dari suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap maka disebut

dengan homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut dengan

heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali 2013, salah satu cara untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glesjer. Uji

Glesjer mengusulkan untuk meregresikan nilai absolute residual

terhadap variabel independen. Hasil probabilitas dinyatakan signifikan

jika nilai signifkansinya diatas kepercayaan 5%.

c) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas bermaksud guna

menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel

bebas. Model regresi dapat dikatakan baik, ketika tidak terjadi korelasi

di antara variabel independen. Apabila dalam model terdapat

multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar

yang tinggi, sehingga ketepatan pengujian rendah.

Dalam uji ini menggunakan uji Tolerance-VIF, regresi ini dapat

digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua atau lebih variabel

independen yang secara bersama-sama (misalnya X2 dan X3)

mempengaruhi satu variabel independen yang lain (misalnya X1).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas atau tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinieritas dapat

diambil berdasarkan dua cara, yaitu:

67

Tolerance > 0,10 Tidak terjadi Multikolinieritas

Tolerance < 0,10 Terjadi Multikolinieritas

VIF > 0,10 Tidak terjadi Multikolinieritas

VIF < 0,10 Terjadi Multikolinieritas

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah pada data

atau penelitian ini terdapat autokorelasi atau tidak. Metode yang

digunakan untuk uji autokorelasi pada penelitian ini adalah uji Durbin-

Watson Nurdany, 2012 dengan melihat ketentuan sebagai berikut:

a) Jika nilai DW lebih kecil dari -2 (DW < -2), berarti terjadi

autokorelasi positif

b) Jika nilai DW berada diantara -2 dan 2, atau -2 ≤ DW ≤ 2, berarti

tidak terjadi autokorelasi

c) Jika nilai DW lebih besar dari 2 (DW > 2), berarti terjadi

autokorelasi negatif

2. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

jalur atau path analysis. Analisis jalur digunakan karena dalam penelitian

ini terdiri lebih dari dua variabel bebas, satu variabel perantara, dan satu

variabel terikat. Path analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis

hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel

bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung

tetapi juga secara tidak langsung (Sarwono, 2012).

Menurut Nurhasanah (2016) Analisis jalur atau path analysis

digunakan untuk menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk

sebab akibat. Dengan demikian, dalam model antar variabel tersebut

terdapat variabel independen yang dalam hal ini disebut dengan variabel

eksogen, dan variabel dependen yang disebut dengan variabel endogen.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

68

a. Variabel Endogen

Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak-anak

panah menuju ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk di

dalamnya adalah variabel perantara dan terikat Nurhasanah, 2016.

Adapun variabel yang menjadi variabel endogen dalan penelitian

ini adalah Pembiayaan Z dan yang menjadi variabel perantara

adalah Dana Pihak Ketiga Y.

b. Variabel Eksogen

Variabel eksogen adalah variabel yang tidak mempunyai anak-anak

panah menuju ke arahnya Nurhasanah, 2016. Adapun variabel

eksogen dalam penelitian ini adalah inflasi X1 dan nilai tukar

X2.

a) Uji F

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian

secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel anova yang nantinya akan

diperoleh nilai F dan didapat hasil probablitas (sig). Jika nilai sig <

0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolakdan Ha diterima artinya

signifikan (Ghozali, 2013).

b) Uji T

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2017).

Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung

variabel tersebut lebih besar dibanding t tabel (Suliyanto, 2011). Untuk

menguji hipotesis ini digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

69

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka H0 diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan.

2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau ((0,05 ≥ Sig), maka H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan

c) Uji Koefisien Determinasi R2

Menurut Ghozali (2017), uji koefisien determinasi bertujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Dengan kata lain, untuk melihat seberapa

besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat

yang dilihat melalui R². Nilai koefisien determinasi adalah antara nol

dan satu. Koefisien determinasi (R²) memiliki kelemahan, yaitu bias

terhadap variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana

setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan dalam model

akan meningkatkan R² meskipun variabel yang dimasukkan itu tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya.

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi

Interval Nilai Kekuatan Hubungan

0,00% - 0,199% Sangat Lemah

0,20% - 0,399% Lemah

0,40% - 0,599% Sedang

0,60% - 0,799% Kuat

0,80% - 1,000% Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2011:231)

Dalam penelitian ini terdapat dua model pengujian, yaitu pengujian

model 1 yang merupakan pengujian pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap

Y baik secara langsung maupun tidak langsung. Serta pengujian 2, yaitu

pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z.

Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu variabel dengan

variabel lainnya mempunyai hubungan.

70

Dilihat dari kerangka berfikir penelitian ini, maka dapat diperoleh

dua substruktur linier sebagai berikut:

Substruktur I:

Gambar 3.1

Hubungan Kausal X1, X2, terhadap Y

Gambar 3.3 menunjukan diagram jalur yang terdiri dari dua

variabel eksogenous yaitu X1, dan X2, satu variabel endogenous (Y), serta

variabel residu . Persamaan struktural gambar 3.3 diatas adalah

Y= YX1 + YX2 +

Keterangan:

Y= Dana Pihak Ketiga

X1= Inflasi

X2= Nilai Tukar

1= Residual Error

Substruktur II:

Gambar 3.2

Hubungan Kausal X1, X2 dan Y Terhadap Z

Persamaan struktural gambar 3.4 adalah:

Z= YX1 + YX2+ ZY +

Keterangan:

Z= Pembiayaan

Y= Dana Pihak Ketiga

X1= Inflasi

1

X1

X2

Y

1

2 X1

X2

Y

Z

71

X2= Nilai Tukar

2= Resiudal Error

Untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukan

oleh output yang dinamakan coefficient yang dinyatakan sebagai standar koefisien

atau dikenal dengan Beta.

72

16. BAB IV

17. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profile Bank Umum Syariah

Perkembangan Bank Umum Syariah yang menjadi objek dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bank Syariah Mandiri

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang

dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang

Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB

berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger

dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat

bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat

bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan

Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero)

pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga

menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

sebagai pemilik mayoritas baru BSB. (www.syariahmandiri.co.id).

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri

melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan

Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk

mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan

Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun

1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

syariah (dual banking system) (www.syariahmandiri.co.id).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional

menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan

Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga

kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank

73

yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,

SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Pengukuhan dan pengakuan

legal PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

(www.syariahmandiri.co.id).

Tabel 4.1

DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

BSM 2013Q1 47619185 44737441

2013Q2 50529792 46795123

2013Q3 52740071 48093614

2013Q4 55767955 49509715

2014Q1 54510183 49693402

2014Q2 54652683 49476125

2014Q3 57071718 49189024

2014Q4 59283492 48908354

2015Q1 59198066 48666109

2015Q2 59164461 50225939

2015Q3 59707778 50405127

2015Q4 62112879 50893511

2016Q1 63160283 50567308

2016Q2 63792138 52520809

2016Q3 65977531 53047287

2016Q4 69949861 55388246

2017Q1 71035585 55214118

2017Q2 72299691 57854877

2017Q3 74750718 58503373

2017Q4 77903143 60471600

2018Q1 82584156 60990041

2018Q2 82416504 62140629

74

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

2018Q3 82275458 65006610

2018Q4 87471843 67502866

b. Bank Muamalat Indonesia

PT Bankuamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indoensia”)

memulai perjalanan bisnisnya sebagai bank syariah pertama di

Indoensia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H.

pendirian Bank Muamalat digagas oleh Majelis Ulama Indoenesia

(MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pemgusaha

muslim yang kemudian mendapat dukungan dari pemerintah Republik

Indonesia (www.bankmuamalat.co.id).

Pada 27 Oktober Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin

sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang

tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003 Bank

Muamalat dengan percaya diri melakukan Penawaran Umum Terbatas

(PUT) dengan Hak Manajemen Efek Terlebih Dahulu (HMTED)

sebanyal limakali dan merupakan lembaga perbankan pertama di

Indonesia yang mengeluarkan sukuk subordinasi mudharabah

(www.bankmuamalat.co.id).

Seiring dengan kapasitas bank yang semkain diakui, Bank

Muamalat muamalat melebarkan sayapnya dengan membuka jaringan

kantor cabang di seluruh Indonesia. Saat ini Bank Mumalat

memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai

yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula

oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di

seluruh Indonesia, 1996 ATM serta 95.000 merchant debet. Pada tahun

2009 Bank Muamalat mendapatkan izin untuk membuka cabang di

Kuala Lumpur Malaysia dan menjadi bank pertama di Indonesia serta

satu-satunya yang mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga

saat ini bank telah memiliki 325 kantor cabang di Malaysia

(www.bankmuamalat.co.id)

75

Tabel 4.2

DPK dan Pembiayaan Bank Muamalat

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

BMI 2013Q1 40056618 34810570

2013Q2 41002489 37675271

2013Q3 43531102 37992737

2013Q4 44572858 41097157

2014Q1 44580901 42424837

2014Q2 48823261 44683605

2014Q3 50268112 45461539

2014Q4 53496985 43086721

2015Q1 47237649 41932959

2015Q2 41770048 41371362

2015Q3 42380242 40891193

2015Q4 40984915 39877001

2016Q1 40984915 39877001

2016Q2 39890896 39696616

2016Q3 41073732 39790041

2016Q4 41919920 40050457

2017Q1 43401093 39650394

2017Q2 45355335 40655938

2017Q3 47314927 40994153

2017Q4 48686342 41331822

2018Q1 47160434 41906958

2018Q2 43726808 37132078

2018Q3 44314882 35197970

2018Q4 45635574 39552806

c. Bank BNI Syariah

Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,

pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah

76

(UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,

Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus

berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang

Pembantu (www.bnisyariah.co.id).

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin

usaha kepada PT Bank BNI Syariah, dan di dalam Corporate Plan

UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer

dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana

pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai

Bank Umum Syariah (www.bnisyariah.co.id).

Tabel 4.3

DPK dan Pembiayaan Bank BNI Syariah

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

BNIS 2013Q1 10386112 8378975

2013Q2 43531102 9420929

2013Q3 10960565 10398789

2013Q4 11488209 11051094

2014Q1 13509005 12204245

2014Q2 12613835 13367876

2014Q3 14932565 14095415

2014Q4 16246405 15040920

2015Q1 17422874 15697752

2015Q2 17321427 16741370

2015Q3 18930220 16971124

2015Q4 19322756 17765096

2016Q1 20918881 18044641

2016Q2 21834360 18978364

2016Q3 22766399 19532253

2016Q4 24233009 20493609

2017Q1 25810050 21262433

77

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

2017Q2 26665896 22554704

2017Q3 26028263 22527125

2017Q4 29379291 23596719

2018Q1 32948145 23872237

2018Q2 32393323 25194880

2018Q3 33535968 26941729

2018Q4 35496520 28458277

d. Bank BRI Syariah

Berawal dari diakusisi PT. Bank Raykat Indonesia Tbk., terhadap

Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatlan izin

dari bank Indoensia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya

No.10/67/KP.GBI/DpG/2008, makapada tanggal 17 November 2008

PT BRI Syariah Tbk secara resmi beroperasi. Kemudian PT BRI

Syariah Tbk menguibah krgiatan usahanya yang semula beroperasi

secara konvensional, kemudian diubah menjadikegiatan perbankan

berdasarkan prinsip syariah islam (www.brisyariah.co.id).

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19

Desember 2008 di tanda tangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam

PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada

tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak

Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero),Tbk.,dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.

Bank BRISyariah. Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah

ketiga terbesar berdasarkan aset (www.brisyariah.co.id).

Tabel 4.4

DPK dan Pembiayaan Bank BRI Syariah

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

BRIS 2013Q1 13064181 11730483

2013Q2 13832170 13033290

78

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

2013Q3 13924899 13453547

2013Q4 14349712 13917594

2014Q1 15494505 13914879

2014Q2 13990979 14239048

2014Q3 15116605 14650551

2014Q4 16947388 15691431

2015Q1 17562001 15463456

2015Q2 17310457 16071213

2015Q3 18863643 16469173

2015Q4 20123658 16660266

2016Q1 20279023 16893232

2016Q2 20935807 17855236

2016Q3 21193544 17740605

2016Q4 22019067 18035124

2017Q1 23007023 17982662

2017Q2 23963433 18524237

2017Q3 25358456 18657516

2017Q4 26359084 19011788

2018Q1 28298102 19532505

2018Q2 26835941 20954360

2018Q3 27757732 21279998

2018Q4 28862524 21854722

e. Bank Panin Syariah

Panin Bank Syariah merupakan anak perusahaan Bank Panin Tbk.,

yang bergerak di dunia perbankan syariah sebagai langkah maju untuk

mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Pada tanggal 6 Oktober

2009 Panin Bank Syariah mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia

sebagai bankumum berdasarkan prinsip syariah berdasarkan Surat

Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009

(www.syariahbank.com).

79

PT. Bank Panin Dubai Syariah berkedudukan di Jakarta dan

berkantor pusat gedung di Panin Life Center, Jl. Letjend S. Parman

Kav.91, Jakarta Barat (www.paninbanksyariah.com).

Tabel 4.5

DPK dan Pembiayaan Panin Bank Syariah

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

BPS 2013Q1 1557923 1864951

2013Q2 1764391 2157197

2013Q3 2296565 2555981

2013Q4 2870310 2570811

2014Q1 2674295 3025139

2014Q2 2967373 4183173

2014Q3 3834621 4292177

2014Q4 5076082 4785524

2015Q1 5171092 4988912

2015Q2 5554336 5419736

2015Q3 5775013 5549633

2015Q4 5928346 5716720

2016Q1 5805681 5458930

2016Q2 6512372 5835531

2016Q3 6607711 5889790

2016Q4 6899007 6346929

2017Q1 7533778 6805701

2017Q2 8210445 7593127

2017Q3 7785784 7338474

2017Q4 7525232 6542901

2018Q1 6562611 5768388

2018Q2 6158775 5466966

2018Q3 5989300 5596385

2018Q4 6905806 6131519

80

f. Bank Syariah Bukopin

Bank Syariah Bukopin merupakan bank yang beroperasi dengan

prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium PT bank Bukopin

Tbk., diakuisisinya PT. Bank Persyarikatan Indonesia, proses akuisisi

bertahap pada tahun 2005 hingga 2018 (www.syariahbukopin.co.id).

PT Persyarikatan Indonesia sebelumnya bernama PT. Bank

Swansarindo Internasional merupakan bank umum yang memperoleh

Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1.659/KK.013/1990

tanggal 31 Desember 1990 Tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2

Bank Pasar Dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan

nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh operasi

berdasarkan surat Bank Indonesia Nomor 24/UOBD/PBD2/Sme

tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan

Pemindahan Kantor Bank (www.syariahbukopin.co.id).

Dalam perkembangannya PT kemudian PT Bank Persyarikatan

Indonesia melalui tambahan modal dari asistansi oleh PT Bank

Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 telah memperoleh izin kegiatan

bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat

Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 10/69/KEP/DdG/2008

tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian Izin Kegiatan Usaha Bank

Bedasarkan Prinsip Syariah dan Perubahan Nama PT Bank

Persyarikatan Indonesia menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana

secara resmi efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008

(www.syariahbukopin.co.id).

Tabel 4.6

DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

BSPK 2014Q1 3079920 4492850

2014Q2 3204602 4871672

2014Q3 3352211 5238438

2014Q4 3272262 5439214

2014Q1 3428774 3330711

2014Q2 3372243 3468065

81

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

2014Q3 3489246 3575612

2014Q4 3994597 3710720

2015Q1 3915239 3757505

2015Q2 4061048 3841601

2015Q3 4337818 4012790

2015Q4 4756303 4336201

2016Q1 4977566 4613652

2016Q2 5199152 4801737

2016Q3 5427808 4777897

2016Q4 5442608 4803895

2017Q1 5354150 4907827

2017Q2 5634192 5041931

2017Q3 5786437 4875805

2017Q4 5498424 4534091

2018Q1 5188094 4303645

2018Q2 4686355 4197134

2018Q3 4525340 4141018

2018Q4 4543665 4244083

g. Bank Mega Syariah

Bank Syariah Mega Indonesia berawal dari PT Bank Umum Tugu

(Bank Tugu) yang berdiri pada 14 Juli 1990. Pada tahun 2001 Bank

Tugu diakusisi oleh CT Crop (d/h Para Group) melalui Mega Corpora

(d/h PT Para Global Investindo. Kemudian pada tahun 2004

dikonversi menjadi bank syariah dengan nama PT Bank Syariah ega

Indonesia dan beroperasi secara resmi sebagai bank syariah pada 25

Agustus 2004 www.megasyariah.co.id.

Pada tanggal 2 November 2010 sampai sekarang Bank Syariah

Mega Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah

melaluiKeputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/75/KEP.GBI/2010.

Kemudian pada tanggal 16 November 2008 Bank Mega Syariah telah

menjadi bank devisa dan kemudian pada 8 April 2009 Bank Mega

Syariah memperoleh izin dari Kementrian Agama Republik Indonesia

sebagai bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji

www.megasyariah.co.id.

82

Tabel 4.7

DPK dan Pembiayan Bank Mega Syariah

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

BMS 2014Q1 7251018 6973430

2014Q2 6646031 7171951

2014Q3 7107187 7095077

2014Q4 7730738 7018021

2014Q1 7073089 6783740

2014Q2 6898350 6528439

2014Q3 6755362 6128728

2014Q4 5821319 5454773

2015Q1 5075152 4916808

2015Q2 4663487 4218799

2015Q3 4008682 3972312

2015Q4 4268834 4211474

2016Q1 4349202 4177421

2016Q2 4279175 4118910

2016Q3 4548087 4472567

2016Q4 4920733 4714811

2017Q1 4720489 4636481

2017Q2 4848595 4705637

2017Q3 4857251 4478169

2017Q4 5055436 4641539

2018Q1 4880240 4626506

2018Q2 4973332 4624365

2018Q3 5013099 4769660

2018Q4 5671430 5178618

h. Bank BCA Syariah

PT Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan

usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi

syariah dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No.

12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2009 dari kemudian resmi

beroperasi sebagai bank syariah pada hari senin tanggal 5 April 2010

www.bcasyariah.co.id.

BCA Syariah hingga saat ini memiliki 66 jaringan cabang yang

terdiri dari 12 Kantir Cabang KC, 12 Kantor Cabang Pembantu

83

KCP, 3 Kantor Fungsional KF dan 39 Unit Layanan Syariah ULS

yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, Tanggerang,Bogor, Depok,

Bekasi, Surabaya, Semarang, Bandung, Solo,Yogyakarta, edan,

Palembang, dan Malang data per April 2019 www.bcasyariah.co.id

Tabel 4.8

DPK dan Pembiayaan Bank BCA Syariah

Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan

BCAS 2014Q1 1200456 1026778

2014Q2 1283684 1089962

2014Q3 1418684 1247509

2014Q4 1703049 14058833

2014Q1 1680808 1504710

2014Q2 1861348 1587895

2014Q3 1886345 1754706

2014Q4 2338709 2132223

2015Q1 2379674 2358147

2015Q2 2713701 2554428

2015Q3 2605729 2660148

2015Q4 3255154 2975474

2016Q1 3289035 3050892

2016Q2 3220980 3268096

2016Q3 3482054 3396928

2016Q4 3842272 3462826

2017Q1 4178277 3453066

2017Q2 4244930 3884742

2017Q3 4437294 3935716

2017Q4 4736403 4191101

2018Q1 4856671 4291323

2018Q2 5170692 4713263

2018Q3 5327897 4764843

2018Q4 5506107 4899744

B. Analisis Deskriptif Statistik

1. Deskripsi Pembiayaan

Pembiayaan merupakan tugas pokok bank, yaitu pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan deficit unit Antonio (2018).

84

Tabel 4.9

Pembiayaan Bank Umum Syariah

Pembiayaan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

BSM 1864951 49693402 48666109 50567308 55214118 60990041

2157197 49476125 50225939 52520809 57854877 62140629

2555981 49189024 50405127 53047287 58503373 65006610

2570811 48908354 50893511 55388246 60471600 67502866

MUAMALAT 42424837 42424837 41932959 39877001 39650394 41906958

44683605 44683605 41371362 39696616 40655938 37132078

45461539 45461539 40891193 39790041 40994153 35197970

43086721 43086721 39877001 40050457 41331822 39552806

BNI 8378975 12204245 15697752 18044641 21262433 23872237

9420929 13367876 16741370 18978364 22554704 25194880

10398789 14095415 16971124 19532253 22527125 26941729

11051094 15040920 17765096 20493609 23596719 28458277

BRI 11730483 13914879 15463456 16893232 17982662 19532505

13033290 14239048 16071213 17855236 18524237 20954360

13453547 14650551 16469173 17740605 18657516 21279998

13917594 15691431 16660266 18035124 19011788 21854722

PANIN 1864951 3025139 4988912 5458930 6805701 5768388

2157197 4183173 5419736 5835531 7593127 5466966

2555981 4292177 5549633 5889790 7338474 5596385

2570811 4785524 5716720 6346929 6542901 6131519

MEGA SYARIAH

6973430 6783740 4916808 4177421 4636481 4626506

7171951 6528439 4218799 4118910 4705637 4624365

7095077 6128728 3972312 4472567 4478169 4769660

7018021 5454773 4211474 4714811 4641539 5178618

BUKOPIN 4492850 3330711 3757505 4613652 4907827 4303645

4871672 3468065 3841601 4801737 5041931 4197134

5238438 3575612 4012790 4777897 4875805 4141018

5439214 3710720 4336201 4803895 4534091 4244083

BCAS 1026778 1504710 2358147 3050892 3453066 4291323

1089962 1587895 2554428 3268096 3884742 4713263

1247509 1754706 2660148 3396928 3935716 4764843

14058833 2132223 2975474 3462826 4191101 4899744

RATA-RATA 10970719 17136697 17549792 18490676.3 20011243 21101129

85

Untuk mempermudah dalam melihat perkembangan pembiayaan dari

masing-masing BUS dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 4.1

Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode

Maret 2013 – Desember 2018

Sumber: Laporan Triwulanan BUS Data Diolah

Jika dilihat dari grafik 4.1 pembiayaan yang dislaurkan oleh bank

syariah tergolong cukup baik dimana nilai rata-rata jumlahnya terus

mengalami peningkatan dari setiap tahunnya. Penyaluran pembiayaan

paling rendah didapati oleh Bank Panin Syariah pada triwulan-1 tahun

2013, sedangkan penyaluran pembiayaan paling tinggi didapati oleh Bank

Mandiri Syariah pada triwulan-4 tahun 2018.

2. Deskriptif Dana Pihak Ketiga

Dana Pihak Ketiga merupakan dana simpanan dari masyarakat

yang dititipkan kepada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dana yang dihimpun dari

masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang diandalkan oleh bank

(mencapai 80%-90%). Dana simpanan pada bank syariah juga sedapat

mungkin mampu dimanfaat oleh bank untuk kegiatan operasional

perbankan syariah (Wardiantika dan Kusumaningtias, 2014).

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

70000000

2013

Q1

2013

Q3

2014

Q1

2014

Q3

2015

Q1

2015

Q3

2016

Q1

2016

Q3

2017

Q1

2017

Q3

2018

Q1

2018

Q3

Pembiayaan

BSM

BMI

BNIS

BRIS

BPS

BSPK

BMS

BCAS

86

Tabel 4.10

Dana Pihak Ketiga

DPK 2013 2014 2015 2016 2017 2018

BSM 54510183 54510183 59198066 63160283 71035585 82584156

54652683 54652683 59164461 63792138 72299691 82416504

57071718 57071718 59707778 65977531 74750718 82275458

59283492 59283492 62112879 69949861 77903143 87471843

MUAMALAT 40056618 44580901 47237649 40984915 43401093 47160434

41002489 48823261 41770048 39890896 45355335 43726808

43531102 50268112 42380242 41073732 47314927 44314882

44572858 53496985 40984915 41919920 48686342 45635574

BNI 10386112 13509005 17422874 20918881 25810050 32948145

43531102 12613835 17321427 21834360 26665896 32393323

10960565 14932565 18930220 22766399 26028263 33535968

11488209 16246405 19322756 24233009 29379291 35496520

BRI 13064181 15494505 17562001 20279023 23007023 28298102

13832170 13990979 17310457 20935807 23963433 26835941

13924899 15116605 18863643 21193544 25358456 27757732

14349712 16947388 20123658 22019067 26359084 28862524

PANIN 1557923 2674295 5171092 5805681 7533778 6562611

1764391 2967373 5554336 6512372 8210445 6158775

2296565 3834621 5775013 6607711 7785784 5989300

2870310 5076082 5928346 6899007 7525232 6905806

MEGA 7251018 7073089 5075152 4349202 4720489 4880240

6646031 6898350 4663487 4279175 4848595 4973332

7107187 6755362 4008682 4548087 4857251 5013099

7730738 5821319 4268834 4920733 5055436 5671430

BUKOPIN 3079920 3428774 3915239 4977566 5354150 5188094

3204602 3372243 4061048 5199152 5634192 4686355

3352211 3489246 4337818 5427808 5786437 4525340

3272262 3994597 4756303 5442608 5498424 4543665

BCAS 1200456 1680808 2379674 3289035 4178277 4856671

1283684 1861348 2713701 3220980 4244930 5170692

1418684 1886345 2605729 3482054 4437294 5327897

1703049 2338709 3255154 3842272 4736403 5506107

RATA-RATA 18186160.13 18896599.47 19621333.81 21241650.28 24303920.2 26489791.5

Sumber: Laporan Triwulanan BUS Data Diolah

Untuk mempermudah dalam melihat perkembangan pembiayaan

dari masing-masing BUS dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai

berikut:

87

Grafik 4.2

Perkembangan DPK Bank Umum Syariah

Periode Maret 2013 – Desember 2018

Sumber: Laporan triwulanan BUS data diolah

Jika dilihat dari grafik 4.1 dana yang dihimpun dari masyarakat

oleh bank syariah tergolong cukup baik dimana nilai rata-rata jumlahnya

terus mengalami peningkatan dari setiap tahunnya. DPK paling rendah

didapati oleh Bank Panin Syariah pada triwulan-1 tahun 2013, sedangkan

DPK paling tinggi didapati oleh Bank Mandiri Syariah pada triwulan-4

tahun 2018.

3. Deskripsi Inflasi

Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja

tidak dapat disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas (atau

mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga-harga barang lain

Boediono, 2016).

Inflasi dalam penelitian ini berdasarkan pada IHK (Indeks Harga

Konsumen), yaitu indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga antar

waktu dari suatu paket jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

penduduk/rumah tangga di daerah perkotaan dengan dasar periode tertentu

(BPS). Kemudian secara sederhana inflasi dapat didefinisikan debagai

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

70000000

80000000

90000000

DPK

BSM

BMI

BNIS

BRIS

BPS

BSPK

BMS

BCAS

88

kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus

(Muttaqiena, 2013).

Berikut adalah grafik perkembangan inflasi di Indonesia selama

periode pengamatan:

Grafik 4.3

Perkembangan Inflasi

Periode Maret 2013 – Desember 2018

Sumber: Bank Indonesia data diolah

Berdasarkan data dari Bank Indonesia yang digambarkan dalam

Grafik 1.3 menunjukan data inflasi periode 2013 – 2018 yang mengalami

fluktuasi. Inflasi terendah terjadi pada triwulan 3 tahun 2018 yaitu sebesar

2.88%, sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada triwulan 3 tahun 2013 dan

triwulan 4 tahun 2014 yaitu sebesar 8.36%.

4. Deskripsi Nilai Tukar

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang

lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnnya. Kurs

asing adalah harga yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk

memperoleh mata uang asing. Kenaikan nilai mata uang dalam negeri

disebut dengan apresiasi dan penurunan nilai mata uang dalam negeri

disebut dengan depsresiasi (Darma & Nita, 2011).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

5.265.65

8.68.36

7.326.7

4.35

8.36

6.387.26

6.83

3.35

4.45

3.453.073.313.61

4.373.723.623.43.122.883.13

INFLASI

INFLASI

89

Grafik 4.4

Perkembangan Nilai Tukar (IDR/US$)

Periode Maret 2013 – Desember 2018

Sumber: Bank Indonesia data diolah

Grafik 1.4 menunjukan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS

periode Oktober 2013 – Desember 2018 yang mengalami fluktuasi. Nilai

tukar Rupiah mengalami pelemahan pada bulan November 2018 yaitu

melampaui Rp.15.000 per Dollar AS, nilai ini merupakan nilai terendah

sejak krisis moneter 1998.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Hal ini

merupakan salah satu syarat untuk melakukan analisis Regresi Linier

Berganda. Uji normalitas dapat dilihat dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov,

kurva histogram dan grafik Normal probability-plot.

a. Uji Kolmogorov-Smirnov

Berikut merupakan tabel Kolmogorov Smirnov hasil dari

pengolahan SPSS

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

2013

-1

2013

-3

2014

-1

2014

-3

2015

-1

2015

-3

2016

-1

2016

-3

2017

-1

2017

-3

2018

-1

2018

-3

nilai tukar

nilai tukar

90

Tabel 4.11

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 24

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3042609.246820

55

Most Extreme Differences Absolute .161

Positive .161

Negative -.067

Test Statistic .161

Asymp. Sig. (2-tailed) .107c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel diatas dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov

diketahui nilai signifikansi sebesar 0,107 > 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

b. Histogram

Berikut merupakan kurva histogram dari data yang telah diolah

melalui SPSS

Gambar 4.1

Kurva Histogram

Sumber: Data diolah SPSS 2019

91

Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa sebaran data yang

menyebar ke semua daerah kurva normal, berbentuk simetris atau

lonceng. Maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi

normal.

c. Normal Probability-Plot

Berikut merupakan grafik Normal Probabilty Plot hasil output dari

program SPSS.

Gambar 4.2

Grafik Normal P-Plot

Sumber: Data diolah SPSS 2019

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat dari grafik Normal P-Plot

diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan kepengamatan yang lain.

92

Tabel 4.12

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.004 .223 -.019 .985

Lg_Inflasi .024 .012 .574 2.035 .055

Lg_Kurs .004 .047 .025 .078 .939

Lg_DPK -.002 .038 -.024 -.059 .953

a. Dependent Variable: ABS_RES2

Sumber: Data Olahan SPSS 2019

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa hasil dari uji

heteroskedastisitas yang menggunakan metode Glesjer menunjukan nilai

signifikasi dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 artinya dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi dapat

dikatakan baik, ketika tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Cons

tant)

35740006.1

32

11164129.7

11 3.201 .004

Inflasi 352164.777 615636.614 .041 .572 .574 .463 2.159

Nilai

Tukar 2144.956 1025.181 .170 2.092 .049 .362 2.761

DPK .493 .058 .864 8.531 .000 .234 4.267

a. Dependent Variable: Pembiayaan

Sumber: Data Olahan SPSS 2019

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat dilihat dari tabel 4.3

adalah sebagai berukut:

Nilai Tolerance Inflasi 0.463 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas

Nilai Tukar 0,362 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas

93

DPK 0.234 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas

Nilai VIF Inflasi 2.159 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas

Nilai Tukar 2.761 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas

DPK 4.267 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas

4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t

dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya

Tabel 4.14

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .975a .950 .942 .01176 1.622

a. Predictors: (Constant), Lg_DPK, Lg_Inflasi, Lg_Kurs

b. Dependent Variable: Lg_Pembiayaan

Berdasarkan uji autokorelasi yang dapat dilihat dari tabel 4.9

diketahui bahwa nilai Durbin Watson adalah 1.622 berada diantara -2 dan

+2 atau -2 1.154 +2. Maka dapat disimpulkan bahwa pada data ini

tidak terjadi autokorelasi.

D. Analisis Jalur (Path Analysis)

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur

atau path analysis, dimana merupakan perluasan dari analisis regresi linier

berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk

mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung sekumpulan variabel

endogen terhadap variabel eksogen.

Gambar 4.1Diagram Jalur Hubungan Kausal X1, X2 dan Y terhadap Z

Inflasi

Nilai

Tukar

DPK Pembiayaan

94

Persamaan Substrukrur I:

Y = x1yX1 + x2yX2 + y1

Gambar 4.2 Substruktur I

1. Uji Sub-Struktur I

a) Uji F

Uji F merupakan uji statistik yang menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.15

Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14890522030

412942.000 2

7445261015206

471.000 34.300 .000b

Residual 45583183877

25231.000 21

2170627803678

68.160

Total 19448840418

138172.000 23

a. Dependent Variable: DPK

b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi

Dari perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 34.300 dengan

tingkat signifikansi 5% dan df1 = 2 dan df2 = 21, didapat hasil Ftabel =

3,44, karena Fhitung 34.300 Ftabel 3,44, maka H0 ditolak dan Ha

diterima, dan diketahui nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.005

sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel inflasi dan nilai

tukar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga.

Inflasi

Nilai

Tukar

DPK

95

b) Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan.

Tabel 4.16

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Const

ant) 43391496.584

41103938.

854 1.056 .303

Inflasi -6439811.630

1853507.3

94 -.430 -3.474 .002

Nilai

Tukar 12593.258 2729.641 .571 4.614 .000

a. Dependent Variable: DPK

Sumber: Data OIahan SPSS 2019

1. Pengaruh Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga

Nilai signifikansi 0.002 0.05. dari perhitungan yang

didaptkan nilai thitung adalah 3.474 dan ttabel dapat dihitung pada

table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,

maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t

0.025 ; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 3.474 ttabel 2.080

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan

inflasi berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga.

2. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Dana Pihak Ketiga

Nilai signifikansi 0.000 0.05. dari perhitungan yang

didaptkan nilai thitung adalah 4.614 dan ttabel dapat dihitung pada

table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,

maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t 0.025

; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 4.614 ttabel 2.080 maka H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan nilai

tukar berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga.

96

c) Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 4.17

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .875a .766 .743

14733050.6130

9

a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi

Sumber: Data Olahan SPSS 2019

Tabel diatas menunjukan bahwa koefisien determinasi R2 sebesar

0.766. Angka teresebut menunjukan bahwa pengaruh inflasi dan nilai

tukar secara bersama-sama terhadap Dana Pihak Ketiga sebesar 76.6%

sedangkan sisanya 23.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel makro ekonomi lainnya

seperti suku bunga dan GDP serta rasio keuangan bank seperti FDR,

tingkat bagi hasil dll.

d) Persamaan Analisis Jalur

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan

didapatkan nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel

eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur berdasarkan

estimate variabel inflasi, nilai tukar dan Dana Pihak Ketiga diolah

dengan menggunakan software SPSS 23. Berikut ini adalah hasil

pengolahannya

Tabel 4.18

Koefisien Jalur Persamaan I Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 43391496.584

41103938.854 1.056 .303

Inflasi -6439811.630 1853507.394 -.430 -3.474 .002

Nilai Tukar 12593.258 2729.641 .571 4.614 .000

a. Dependent Variable: DPK

Sumber: Data diolah SPSS 2019

97

x1y X1 = -0.430

x2y X2 = 0.571

Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah

Y = x1y X1 + x2y X2 + y1

Y = -0.430 X1 + 0.571 X2 + 0.484 1

Angka koefisien residu sebesar 0.484 didapatkan dari 1-R2 = 1-0.766

Gambar 4.3 Sub Struktur I Hubungan Kausal X1 dan X2 terhadap Y

2. Uji Statistik Substruktur II

a) Uji F

Uji F merupakan pengujian yang menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Tabel 4.19

Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 602193859485376

0.000 3

20073128649

51253.500 132.009 .000b

Residual 304118117000083

.800 20

15205905850

004.191

Total 632605671185384

4.000 23

a. Dependent Variable: Pembiayaan

b. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, Nilai Tukar

Sumber: Data diolah 2019

0.430 e = 0.484

0.571 Nilai

Tukar

Inflasi

DPK

98

Dari perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 132.009 dengan

tingkat signifikansi 5% dan df1 = 3 dan df2 = 20, didapat hasil Ftabel =

3,44, karena Fhitung 132.009 Ftabel 3,44, maka H0 ditolak dan Ha

diterima, dan diketahui nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.005

sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel inflasi, nilai tukar

dan DPK secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga.

b) Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan.

Tabel 4.20

Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

35740006.132

11164129.711

3.201 .004

Inflasi 352164.777

615636.614

.041 .572 .574

Nilai Tukar

2144.956 1025.181 .170 2.092 .049

DPK .493 .058 .864 8.531 .000

a. Dependent Variable: Pembiayaan

Sumber: Data diolah 2019

1. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan

Nilai signifikansi 0.574 0.05. dari perhitungan yang

didaptkan nilai thitung adalah 0.572 dan ttabel dapat dihitung pada

table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,

maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t

0.025 ; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 0.572 ttabel 2.080

maka Ha ditolak dan H0 diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan

inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan.

2. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pembiayaan

Nilai signifikansi 0.049 0.05. dari perhitungan yang

didaptkan nilai thitung adalah 2.092 dan ttabel dapat dihitung pada

99

table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,

maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t 0.025

; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 2.092 ttabel 2.080 maka H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan nilai

tukar berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan.

3. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan

Nilai signifikansi 0.000 0.05. dari perhitungan yang

didaptkan nilai thitung adalah 8.531 dan ttabel dapat dihitung pada

table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,

maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t 0.025

; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 8.531 ttabel 2.080 maka H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan Dana

Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan.

c) Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 4.21

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .976a .952 .945 3899475.07365

a. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, Nilai Tukar

Sumber: Data diolah SPSS 2019

Tabel diatas menunjukan bahwa koefisien determinasi R2 sebesar

0.952. Angka teresebut menunjukan bahwa pengaruh inflasi, nilai

tukar dan DPK secara bersama-sama terhadap pembiayaan sebesar

95.2% sedangkan sisanya 14.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel makro ekonomi

seperti suku bunga, GDP selain itu rasio keuangan bank seperti NPF,

CAR, BOPO dll.

100

d) Persamaan Analisis Jalur

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan

didapatkan nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel

eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur berdasarkan

estimate variabel inflasi, nilai tukar dan Dana Pihak Ketiga terhadap

pembiayaan diolah dengan menggunakan software SPSS 23. Berikut

ini adalah hasil pengolahannya

Tabel 4.22

Koefisien Jalur II

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant)

35740006.132

11164129.711

3.201 .004

Inflasi 352164.777

615636.614

.041 .572 .574

Nilai Tukar

2144.956 1025.181 .170 2.092 .049

DPK .493 .058 .864 8.531 .000

a. Dependent Variable: Pembiayaan

Sumber: Data diolah SPSS 2019

x1y X1 = 0.041

x2y X2 = 0.170

yZ = 0.864

Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah

Y = x1y X1 + x2y X2 + yz + y2

Y = 0.041 X1 + 0.170 X2 + 0.864Y + 0.219 2

Angka koefisien residu sebesar 0.962 didapatkan dari 1-R2 = 1-0.952

0.041 eII = 0.219

0.170

0.864

Inflasi

Nilai

Tukar

DPK

Pembiayaan

101

3. Perhitungan Pengaruh

Koefisien jalur pengaruh langsung dan tidak langsung, pengaruh

total dan pengaruh bersama inflasi dan nilai tukar terhadap Dana Pihak

Ketiga dan Pembiayaan

Tabel 4.23

Koefisien Analisis Jalur

Pengaruh

Antar

Variabel

Koefisien Jalur

Pengaruh

Signifikan

Langsung

Tidak

Langsung

X1 Y 0.430 0.430 - 0.002

X2 Y 0.571 0.571 - 0.000

X1 Z 0.041 0.041 - 0.574

X2 Z 0.170 0.170 - 0.049

Y1 Z 0.864 0.864 - 0.000

X1 Y1 Z (0.430 0.864) - 0.371 -

X2 Y1 Z (0.571 0.864) - 0.493 -

Sumber: Data Olahan SPSS 2019

1. Pengaruh langsung

Untuk menghitung pengaruh langsung digunakan formula berikut:

Pengaruh inflasi terhadap DPK

X1 Y = 0.4302 = 18.49%

Pengaruh nilai tukar terhadap DPK

X2 Y = 0.5712 = 32.60%

Pengaruh inflasi terhadap pembiayaan

X1 Z = 0.0412 = 0.17%

Pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan

X2 Y = 0.1702 = 22.09%

102

Pengaruh DPK terhadap pembiayaan

Y Z = 0.8642 = 74.64%

2. Pengaruh Tidak Langsung

X1 Y Z = 0.430 x 0.864 = 0.371

X2 Y Z = 0.571 x 0.864 = 0.493

E. Pembahasan Pengaruh Antar Variabel

1. Pengaruh Langsung Inflasi Terhadap Dana Pihak Ketiga

Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh

variabel Inflasi (X1) terhadap DPK (Y) sebesar 0.430 dengan nilai

signifikansi 0.002 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi

memiliki pengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum

Syariah. Naiknya turunnya inflasi akan mempengaruhi kegiatan BUS

dalam menghimpun dana dari masyarakat.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa jika

inflasi naik maka DPK akan turun. Hal ini karena inflasi merupakan

kenaikan harga secara umu dan terus menerus, maka jika inflasi tinggi

maka harga-harga pasar akan naik. Sehingga biaya hidup masyarakat akan

semakin mahal, untuk itu masyarakat akan mengurangi tabungannya guna

memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan menyebabkan kegiatan

penghimpunan dana bank syariah mengalami penurunan. Hasil penelitian

ini diperkuat oleh penelitian Abida Muttaqiena (2013) yang mengatakan

bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak

Ketiga bank syariah.

0.864

0.571

0.170

X1

X2

Y Z

0.493

0.430

0.041 eI = 0.484 eII = 0.219

0.371

103

2. Pengaruh Langsung Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga

Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh

variabel nilai tukar (X2) terhadap DPK (Y) sebesar 0.571 dengan nilai

signifikansi 0.000 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tukar

mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga.

Penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa jika nilai

tukar yang semakin tinggi maka akan mempengaruhi tingkat

penghimpunan DPK bank syariah, karena jika nilai tukar melemah barang-

barang impor akan menjadi lebih mahal. Nilai tukar yang mengalami

depresiasi akan menyebabkan pelarian dana ke luar negeri hal ini

dikarenakan investasi di luar negeri akan lebih menguntungkan jika

dibandingkan di dalam negeri. Selain itu depresiasi nilai tukar akan

mempengaruhi nasabah terutama nasabah korporasi yang menyimpan

dananya di bank syariah, mereka akan menarik dananya dari bank syariah

untuk mengatasi permodalannya. Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian Oyong Lisa 2018 yang menyatakan nilai tukar berpengaruh

signifikan terhadap DPK.

3. Pengaruh Langsung Inflasi Terhadap Pembiayaan

Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh

variabel inflasi (X1) terhadap pembiayaan (Z) sebesar 0.041 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.574 > 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bank syariah.

Naiknya inflasi tentu tidak langsung begitu saja berpengaruh kepada

penyaluran pembiayaan Bank Umum Syariah. Karena inflasi sudah

menjadi suatu kewajaran atau fenomena yang setiap tahunnya selalu

terjadi, maka ketika terjadinya inflasi Bank Umum Syariah sudah

membuat kebijakan-kebijakan sehingga bisa meminimalisir risiko-risiko

atau dampak buruk yang mungkin akan timbul akibat terjadinya inflasi.

Jika dilihat dari data kuartal 2013-2018 inflasi di Indonesia masih

dalam kategori wajar atau tergolong rendah (creeping inflation) yang

masih dibawah 10%, dimana masih stabil di angka 3% - 4%. Dengan

persentase yang rendah tentu membuat pengaruh inflasi terhadap

104

pembiayaan tidak begitu berpengaruh. Hasil penelitian ini diperkuat oleh

penelitian Rahmat Dahlan (2014) yang menyatakan bahwa inflasi tidak

berpengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah.

4. Pengaruh Langsung Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan

Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh

variabel nilai tukar (X2) terhadap pembiayaan (Z) sebesar 0.170 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.049 < 0.05. sehingga dapat disimpulkan bahwa

nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitin Dwijaya dan Wahyudi 2018 yang

menyatakan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan.

Penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa jika kurs

rupiah mengalami depresiasi maka akan mempengaruhi pembiayaan yang

disalurkan oleh bank syariah, hal ini disebabkan karena barang-barang

yang berasal dari impor akan menjadi lebih mahal, maka nasabah

korporasi akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan produksinya, selain

itu juga akan kesulitan dalam membayar kewajibannya kepada bank

syariah. Oleh karena itu bank syariah akan lebih selektif dalam

menyalurkan pembiayaan, karena ketika nilai tukar mengalami deprsesiasi

maka risiko terjadinya pembiayaan bermasalah akan tinggi. Sehingga nilai

tukar yang mengalami deprsesiasi akan menurunkan pembiayaan yang

disalurkan.

5. Pengaruh Langsung Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan

Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh

variabel DPK (Y) terhadap Jumlah Pembiayaan (Z) sebesar 0.864 dengan

nilai signifikasi sebesar 0.000 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bank

syariah. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Heri Sudarsono

(2017) yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Pembiayaan Bank Syariah.

Menurut Kasmir (2010), dana pihak ketiga memiliki kontribusi

terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga

yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi

105

kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan

langkah awal sebelum melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar

kecilnya DPK akan mempengaruhi pembiayaan yang akan disalurkan oleh

bank syariah kepada masyarakat. Apabila DPK meningkat maka

pembiayaan juga akan meningkat dengan diimbangi SDM yang kompeten

dan sebaliknya apabila DPK menurun maka pembiayaan juga akan

menurun.

Dalam penelitian ini menemukan bahwa setiap perubahan yang

terjadi pada Dana Pihak Ketiga maka akan diikuti oleh perubahan

pembiayaan. Hal ini dikarenakan bank akan mengelola dana dari pihak

ketiga dengan cara menyalurkan dalam bentuk pembiayaan/pinjaman,

sehingga dengan memberikan pembiayaan kepada masyarakat maka bank

akan memperoleh laba.

6. Pengaruh Secara Tidak Langsung Inflasi Terhadap pembiayaan

Melalui Dana Pihak Ketiga.

Hasil uji analisis jalur menunjukan pengaruh langsung yang

diberikan X1 terhadap Z sebesar 0.041, sedangkan pengaruh X1 melalui Y

terhadap Z adalah perkalian antara nilai Beta X1 terhadap Y dengan nilai

Beta Y terhadap Z yaitu: 0.430 x 0.864 = 0.371. Maka pengaruh total yang

diberikan X1 terhadap Z adalah pengaruh langsung ditambah dengan

pengaruh tidak langsung yaitu: (0.041) + (0.371) = 0.412.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai

pengaruh langsung inflasi terhadap pembiayaan sebesar 0.041 dan nilai

pengaruh tidak langsung inflasi terhadap pembiayaan melalui dana pihak

ketiga sebesar 0.371 yang berarti bahwa nilai pengaruh tidak langsung

lebih besar dibandingkan dengan nilai pengaruh langsung, maka hasil ini

menunjukan bahwa secara tidak langsung X1 melalui Y mempunyai

pengaruh signifikan terhadap Z. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan melalui Dana

Pihak Ketiga.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa inflasi berpengaruh

signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Ketika terjadinya inflasi maka

106

minat masyarkat untuk menabung di bank syariah akan berkurang karena

harga-harga naik dan biaya hidup masyarakat akan menjadi lebih mahal

sehingga pembiayaan riil masyarakat akan turun, oleh karena masyarakat

akan lebih menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dari pada menabung. Hal ini akan menurunkan tingkat DPK yang

dihimpun oleh bank syariah. Jika DPK yang dihimpun oleh bank syariah

menurun maka pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah juga akan

ikut mengalami penurunan, hal ini karena dana yang digunakan untuk

menyalurkan pembiayaan berasal dari DPK yang dihimpun oleh bank

syariah.

7. Pengaruh Secara Tidak Langsung Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan

Melalui Dana Pihak Ketiga

Hasil uji analisis jalur menunjukan pengaruh langsung yang

diberikan X2 terhadap Z sebesar 0.170. sedangkan pengaruh X2 melalui Y

terhadap Z adalah perkalian antara nilai Beta X2 terhadap Y dengan nilai

Beta Y terhadap Z yaitu: 0.571 x 0.864 = 0.493. Maka pengaruh total yang

diberikan X1 terhadap Z adalah pengaruh langsung ditambah dengan

pengaruh tidak langsung yaitu: 0.170 + 0.493 = 0.663.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai

pengaruh langsung sebesar 0.170 dan pengaruh tidak langsung sebesar

0.493 yang berarti bahwa nilai pengaruh tidak langsung lebih besar

dibandingkan dengan nilai pengaruh langsung, hasil ini menunjukan

bahwa secara tidak langsung X2 melalui Y mempunyai pengaruh

signifikan terhadap Z. Sehingga dapat disimpulkan nilai tukar memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan melalui Dana Pihak

Ketiga.

Hasil ini menunjukan bahwa nilai tukar berpengaruh signifikan

terhadap pembiayaan. Ketika nilai tukar melemah maka akan

menyebabkan pelarian modal ke luar negeri, hal ini disebabkan karena

ketika nilai tukar melemah maka investasi di luar negeri akan lebih

menguntungkan jika dibandingkan dengan di dalam negeri, selain itu dari

sudut pandang nasabah korporasi depresiasi rupiah akan meningkatkan

107

biaya produksi akibat kenaikan barang-barang yang berasal dari impor,

maka nasabah korporasi akan menarik dana likuid dengan return rendah

untuk mengatasi permodalannya. Dengan demikian pelemahan nilai tukar

rupiah akan menurunkan DPK yang dihimpun oleh bank syariah. Ketika

DPK yang dihimpun bank syariah menurun maka akan menyebabkan

pembiayaan yang disalurkan ikut mengalami penurunan, hal ini karena

sebelum menyalurkan pembiayaan tentunya bank syariah membutuhkan

ana untuk menjalankannya. Dana yang dihimpun oleh bank syariah salah

satunya adalah Dana Pihak Ketiga, oleh karena itu besar kecilnya DPK

yang dihimpun oleh bank syariah akan mempengaruhi besar kecilnya

pembiayaan yang disalurkan.

Tabel 4.24

Hasil Pengujian Hipotesis

No.

Hipoteis

Hasil

Pengujian

1. Ha1 Inflasi Dana Pihak Ketiga Diterima

2. Ha2 Nilai Tukar Dana Pihak Ketiga Diterima

3. Ha3 Inflasi Pembiayaan Ditolak

4. Ha4 Nilai Tukar Pembiayaan Diterima

5. Ha5 Dana Pihak Ketiga Pembiayaan Diterima

6. Ha6 Inflasi Dana Pihak Ketiga Pembiayaan Diterima

7. Ha7 Nilai Tukar DPK Pembiayaan Diterima

108

18. BAB V

19. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh inflasi dan

nilai tukar DPK serta dampaknya terhadap pembiayaan Bank

Umum Syariah selama peiode Maret 2013 – Desember 2018.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 BUS

syariah yang mewakili kriteria pengambilan sampel yang telah

ditentukan oleh penulis. Berdasarkan dari data yang telah

dikumpulkan dan telah diolah melalui metode Analisis Jalur Path

Analysis dengan program SPSS versi 23, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Dana

Pihak Ketiga Bank umum Syariah. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Abida Muttaqiena 2013 yang

menyatakan inflasi berpengaruh negatif terhadap Dana Pihak

Ketiga perbankan syariah.

2. Variabel Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap Dana

Pihak Ketiga Bank Umum Syariah. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Oyong Lisa 2017 yang

menyatakan Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap Dana

Pihak Ketiga perbankan syariah.

3. Variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

pembiayaan Bank Umum Syariah. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Dahlan 2014

yang menyatakan inflasi tidak berpengaruh terhadap

pembiayaan perbankan syariah.

4. Variabel Nilai Tukar berpengaruh secara signifikan terhadap

pembiayaan Bank Umum Syariah. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra Agung Dwijaya

109

dan Sugeng Wahyudi yang menyatakan Nilai Tukar

berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bank Syariah.

5. Variabel Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap

Pembiayaan Bank Umum Syariah. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Heri Sudarsono (2017)

yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Pembiayaan Bank Syariah.

6. Variabel Dana Pihak Ketiga dapat menjadi variabel intervening

antara Inflasi dan Pembiayaan. Hasil ini dijelaskan melalui uji

Analisis Jalur yang menyatakan Dana Pihak Ketiga dapat

menjadi variabel intervening antara hubungan tidak langsung

variabel Inflasi terhadap Pembiayaan.

7. Variabel Dana Pihak Ketiga dapat menjadi variabel intervening

antara Nilai Tukar dan Pembiayaan. Hasil ini dijelaskan

melalui uji Analisis Jalur yang menyatakan Dana Pihak Ketiga

dapat menjadi variabel intervening antara hubungan tidak

langsung variabel Nilai Tukar terhadap Pembiayaan.

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat

menyajikan hasil penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya

masukan mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Bagi Bank Umum Syariah

Bagi Bank Umum Syariah diharapkan agar dapat mengelola

sumber dananya dengan sebaik-baiknya, sehingga fungsi bank

sebagai lembaga intermediary dapat berjalan sesuai dengan

tujuannya, selain itu diharapkan bank syariah untuk

menghindari idle funds atau dana yang mengaggur karena hal

tersebut akan merugikan bank syariah. Dalam rangka

menyalurkan pembiayaan bank syariah sebaiknya lebih

memperhatikan faktor internal dan eksternal karena dalam

penelitian ini ditemukan bahwa Dana Pihak Ketiga dan nilai

110

tukar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

penyaluran pembiayaan.

Peningkatan DPK akan diikuti oleh peningkatan

pembiyaan. Sehingga bank harus menjaga kepercayaan

masyarakat dengan baik, selain itu diharapkan nisbah bagi hasil

yang ditawarkan oleh bank syariah bisa bersaing dengan suku

bunga bank konvensional agar DPK yang dihimpun oleh bank

syariah akan terus mengalami peningkatan ditengah kondisi

perekonomian nasional.

Ditengah kondisi perekonomian yang selalu mengalami

perubahan, bank syariah diharapkan untuk lebih berhati-hati

dan bersiap siaga dengan melakukan kebijakan-kebiajakan

sehingga ketika terjadinya gejolak ekonomi dimasa yang akan

datang bank syariah mampu meminimalisir risiko-risko yang

mungkin akan timbul dan berdampak buruk bagi bank syariah.

2. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

infromasi kepada masyarakat terkait kegiatan usaha bank

syariah. Sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam

mengambil keputusan seperti dalam mengajukan pembiayaan

atau ketika masyarakat akan menginvestasikan dananya di bank

syariah.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan akan memberikan wawasan dan

dijadikan refensi untuk penelitian selanjutnya. Selain itu

disarankan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan

penelitian serupa untuk menambahkan variabel penelitian

seperti GDP, jumlah uang yang beredar, NPF, CAR dan lain-

lain dengan menggunakan metode yang berbeda yang

dimingkin lebih baik.

111

20. DAFTAR PUSTAKA

AlFarizi, Fauzan. (2016). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Likuiditas dan Bagi

Hasil terhadap Deposito Mudharabah. Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi: Volume 5, Nomor 4.

Andriaga, Taufiq dan Yuliana. (2018). Causality of Macroeconomics

Variables With Third-Party Funds of Shariah Banking in Indonesia on

Period 2009-2016. International Journal og Scientific and Rsearch

Publications, Volume 8, Issue 8.

Anwar Sanusi. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Antonio, syafi’i. (2018). Bank Syariah Dari Teori ke Praktik cetakan ke dua

puluh sembilan. Jakatrta. Gema Insani.

Ascarya dan Yumanita. (2005). Bank Syariah. Jakarta: PPSK Bank Indonesia.

Ascarya. (2011). Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.

Bank Indonesia. (2003). Bank Sentral Republik Indonesia Jakarta PPSK.

Bank Indonesia. Laporan Perkembangan Inflasi. Diakses Pada Tanggal 26

Januari 2019 Melalui https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data

Bank Indonesia. Laporan Pertumbuhan Nilai Tukar. Diakses Pada Tanggal

26 Januari 2019 Melalui https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-

kurs/transaksi-bi

Bank BCA Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April 2019

Melalui https://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/profil-

perusahaan/

_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui

https://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/tahunan/2017-2/

Bank BNI Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April 2019

Melalui https://www.bnisyariah.co.id/id-

id/perusahaan/tentangbnisyariah/profileperusahaan

_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui

https://www.bnisyariah.co.id/id-

id/perusahaan/hubunganinvestor/laporanpresentasi/laporankeuangantri

wulan

112

Bank BRI Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April 2019

Melalui https://www.brisyariah.co.id/tentang_kami.php?f=sejarah

_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April

2019Melaluihttps://www.brisyariah.co.id/tentang_hubInvestor.php?f=

lapkeu

Bank Syariah Mandiri. Profil Perusahaan. Diakses Pada Tanggal 12 April

2019 Melalui https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/profil-

perusahaan

_____. Laporan Triwulanan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui

https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/company-

report/laporan-keuangan/laporan-triwulan

Bank Mega Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April 2019

Melalui http://www.megasyariah.co.id/

_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui

http://www.megasyariah.co.id/

Bank Muamalat Indonesia. Profil Perusahaan. Diakses Pada Tanggal 12

April 2019 Melalui https://www.bankmuamalat.co.id/profil-bank-

muamalat

_____. Laporan Triwulanan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui

https://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-triwulan

Bank Panin Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April

2019Melaluihttps://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangk

ami

_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April

2019Melaluihttps://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangk

ami/laporankeuangan

Bank Syariah Bukopin. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April

2019 Melalui https://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-

kami/profil-perusahaan

_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui

https://www.syariahbukopin.co.id/id/laporan

113

Bhima Yudhistira. Pemicu Inflasi 2018. Diakse Pada Tanggal 28 Januari

2018 Melalui http://makassar.tribunnews.com/2018/12/17/rupiah-

tembus-rp14615dolar-terlemah-sejak-november-2018

Boediono. (2016). Ekonomi Makro Edisi Keempat. Yogyakarta BPFE.

Dahlan, Rahmat. (2014). Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia

Syariah dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah di

Indonesia: Jurnal Etikonomi Volume 13, Nomor 2.

Darma setia & Nita. (2011). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah. Jurnal Akuntansi Volume

12 No 1.

Destiana Rina. (2016). Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap

Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di

Indonesia. Jurnal Logika Volume XVII, No 2.

Faizal, Agung dan Sri Adji Prabawa. (2010). Analisis Pengaruh Total Aset,

Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing (NPF) terhadap

Volume Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Pada Bank Umum

Syariah Devisa). Jurnal ilmiah Manajemen: Volume 8, Nomor 1.

Ghozali, Imam. (2008). Model Persamaan Stuktural Konsep dan Aplikasi

Program Amos. UNDIP.

_____. Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam IBM

SPSS 21 Edisi Tujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro Yogyakarta: UPP STI YKPN.

_____. Imam. (2013). Analisis Multivariat dan Ekonometrika: Teori, Konsep

dan Aplikasi dengan Eviews 8. Semarang: Universitas Diponegoro,

Hermanto dan Saputuryningsih. (2002). EDP SPSS 10.00 dan Eviews 3.0.

Yogyakarta: UPFE.

Herni, Ali. (2015). Analisis Pengaruh DPK, NPF Dan Tingkat Suku Bunga

Kredit Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Mudharabah) Pada

Perbankan Syariah Indonesia. The Journal Of Tawhidinomics.

Volume 1. No.2.

Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Erlangga.

114

Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Lembaga Sertifikikasi Profesi Perbankan

(LSPP). (2014). Mengelola Kualitas Layanan Perbankan: Jakarta, PT

GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA.

Ismail. (2016). Perbankan Syariah Cetakan Ke 4. Jakarta: Prenadamedia

Group.

Karim, Adiwarman A. (2007). Bank Islam “Analisis Fiqih dan Keuangan”.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

_____. Adiwarman A. (2013). Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

_____. Adiwarman A. (2013). Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Kasmir. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 11.

Jakarta: Rajawali Pers.

______. (2015). Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Kewal. S. Suramaya. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan PDB

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economica,

Volume 8, Nomor 1.

Latumaerissa, Julius R. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:

Salemba Empat.

Lisa, Oyong. (2017). Analysis Macroeconomics On Islamicity Performance

Index Through Fund Third Parties The Islamic Coorporation.

International Journal of Social Science and Business Vol. 1, pp. 38-

46.

Mankiw, N. Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Tiga. Jakarta:

Salemba Empat.

Manurung, Irfan, dan Juliandi. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis. Medan:

UMSU Press

Manurung, Mandala, dan Prathama Rahardja. (2004). Uang, Perbankan, dan

Ekonomi Moneter Kajian Kontekstual Indonesia. Jakarta:FEUI.

115

Muliawati dan Maryati. (2015). Analisis Pengaruh Inflasi, Kurd, Suku Bunga,

dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Pada PT. Bank Syariah MAndiri

2007-2012. Seminar Cendekiawan ISSN 2460-8696.

Muttaqiena, Abida. (2013). Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga,

dan Nilai Tukar terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di

Indonesia 2008-2012. Economics Development Analysis Journal:

Volume 2, Nomor 3.

Nurdany, Achmad. (2012). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Rentabilitas

Terhadap Pendapatan Margin Murabahah Bank Syariah. Jurnal

Khazanah, Volume 5 No.2.

Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah. Diakses Pada Tanggal

15 Januari 2019 Melalui https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-

dan-statistik/statistik-perbankan-syariah/Pages/Statistik-Perbankan-

Syariah---Desember-2018.aspx

Nurhasanah, Siti. (2016). Praktikum Statistika 1 Untuk Ekonomi dan Bisnis

Aplikasi Dengan Ms Excel dan SPSS. Jakarta: Salemba Empat.

Nurhayati dan wasilah. (2015). Akuntansi Syariah Di Indonesia Edisi 4.

Jakarta: Salemba Empat.

Rifai, Susanti dan Setyaningrum (2017). Analisis Pengaruh Kurs Rupiah,

Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Pertumbuhan Ekspor

Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah dan Dana Pihak

Ketiga Sebagai Variabel Moderating. Jurnal MUQTASID Ekonomi

dan Perbankan Syariah: 8 (1) 18 – 28.

Rudiansyah, Afif. (2014). Pengaruh Inflasi, BI Rate, PDB dan Nilai Tukar

Rupiah terhadap Simpanan Mudharabah Pada Bank Syariah di

Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen: Volume 2, Nomor 2.

Saekhu, (2015). Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank

Syariah, Volume Pasar Antar Uang Bank Syariah, dan Posisi

Outstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Jurnal Economica

Volume VI, Edisi I.

Sarwono, Jhonatan. (2012). Path Analysis Untuk Riset Skripsi, Tesis dan

Disertasi. Jakarta: Elexmedia Komputindo.

116

Shamsun Nahar dan Niluthpaul Sarker (2016). Are Macroeconomics Factors

Substantially Influential For Islamic Bank Financing? Cross-Country

Evidence. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM),

Vol. 18, Issue. 6, Ver. 1 Jan 2016e-ISSN: 2278-487X. p-ISSN: 2319-

7668.

Sanusi, Anwar. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba

Empat.

Siamat, Dahlan. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sudarsono, Heri. (2017). Modeling Respon Rasio Keuangan Terhadap

Pembiaaan Pada Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Syariah

Indonesia, olume II, No 1: 1-13.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

_______. (2015). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_______. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D.

Bandung: Alfabeta.

Suharto, Frento. (2012). Mengungkap Rahasia Forex. Jakarta: Kompas

Gramedia.

Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakatra: PT.

RajaGrafindo persada.

______, Sadono. (2011). Makro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakatra: PT.

RajaGrafindo persada.

______, Sadono. (2013). Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta; ANDI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008

Wardiantika, Lifstin dan Rohmawati Kusumangtias. (2014). Pengaruh DPK,

CAR, NPF dan SWBI terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank

Umum Syariah Tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen: Volume 2,

Nomor 4.

117

Widjajanta dan Widyaningsih. (2007). Mengasah Kemampuan Ekonomi.

Bandung: Citra Praya.

Wijaya, Tony. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Winarno, Wing Wahyu. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan

Eviews, Edisi 4.

Wiroso. (2015). Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank

Syariah. Jakarta: PT Grasindo

Yaya Rizal, Martawireja dan Abdurrahim. (2014). Akuntansi Perbankan

Syariah. Jakarta: Salemba Empat

Yuliadi, Immaudin. (2008). Ekonomi Moneter. Jakarta: PT. Indeks

Zulfikar dan Budiantara. (2014). Manajemen Riset Dengan Pendekatan

Komputasi Statistika. Yogyakarta: Deepublish.

118

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Variabel Penelitian

TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS

2013Q1 BSM 44737441 47619185 5.26 9719

2013Q2 46795123 50529792 5.65 9929

2013Q3 48093614 52740071 8.6 11613

2013Q4 49509715 55767955 8.36 12378

2014Q1 49693402 54510183 7.32 11404

2014Q2 49476125 54652683 6.7 11969

2014Q3 49189024 57071718 4.35 12212

2014Q4 48908354 59283492 8.36 12440

2015Q1 48666109 59198066 6.38 13084

2015Q2 50225939 59164461 7.26 13332

2015Q3 50405127 59707778 6.83 14657

2015Q4 50893511 62112879 3.35 13795

2016Q1 50567308 63160283 4.45 13276

2016Q2 52520809 63792138 3.45 13094

2016Q3 53047287 65977531 3.07 12998

2016Q4 55388246 69949861 3.31 13436

2017Q1 55214118 71035585 3.61 13321

2017Q2 57854877 72299691 4.37 13319

2017Q3 58503373 74750718 3.72 13492

2017Q4 60471600 77903143 3.62 13548

2018Q1 60990041 82584156 3.4 13756

2018Q2 62140629 82416504 3.12 14404

2018Q3 65006610 82275458 2.88 14929

2018Q4 67502866 87471843 3.13 14481

2013Q1 BMI 34810570 40056618 5.26 9719

2013Q2 37675271 41002489 5.65 9929

2013Q3 37992737 43531102 8.6 11613

119

TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS

2013Q4 41097157 44572858 8.36 12378

2014Q1 42424837 44580901 7.32 11404

2014Q2 44683605 48823261 6.7 11969

2014Q3 45461539 50268112 4.35 12212

2014Q4 43086721 53496985 8.36 12440

2015Q1 41932959 47237649 6.38 13084

2015Q2 41371362 41770048 7.26 13332

2015Q3 40891193 42380242 6.83 14657

2015Q4 39877001 40984915 3.35 13795

2016Q1 39877001 40984915 4.45 13276

2016Q2 39696616 39890896 3.45 13094

2016Q3 39790041 41073732 3.07 12998

2016Q4 40050457 41919920 3.31 13436

2017Q1 39650394 43401093 3.61 13321

2017Q2 40655938 45355335 4.37 13319

2017Q3 40994153 47314927 3.72 13492

2017Q4 41331822 48686342 3.62 13548

2018Q1 41906958 47160434 3.4 13756

2018Q2 37132078 43726808 3.12 14404

2018Q3 35197970 44314882 2.88 14929

2018Q4 39552806 45635574 3.13 14481

2013Q1 BNIS 8378975 10386112 5.26 9719

2013Q2 9420929 43531102 5.65 9929

2013Q3 10398789 10960565 8.6 11613

2013Q4 11051094 11488209 8.36 12378

2014Q1 12204245 13509005 7.32 11404

2014Q2 13367876 12613835 6.7 11969

2014Q3 14095415 14932565 4.35 12212

2014Q4 15040920 16246405 8.36 12440

2015Q1 15697752 17422874 6.38 13084

120

TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS

2015Q2 16741370 17321427 7.26 13332

2015Q3 16971124 18930220 6.83 14657

2015Q4 17765096 19322756 3.35 13795

2016Q1 18044641 20918881 4.45 13276

2016Q2 18978364 21834360 3.45 13094

2016Q3 19532253 22766399 3.07 12998

2016Q4 20493609 24233009 3.31 13436

2017Q1 21262433 25810050 3.61 13321

2017Q2 22554704 26665896 4.37 13319

2017Q3 22527125 26028263 3.72 13492

2017Q4 23596719 29379291 3.62 13548

2018Q1 23872237 32948145 3.4 13756

2018Q2 25194880 32393323 3.12 14404

2018Q3 26941729 33535968 2.88 14929

2018Q4 28458277 35496520 3.13 14481

2013Q1 BRIS 11730483 13064181 5.26 9719

2013Q2 13033290 13832170 5.65 9929

2013Q3 13453547 13924899 8.6 11613

2013Q4 13917594 14349712 8.36 12378

2014Q1 13914879 15494505 7.32 11404

2014Q2 14239048 13990979 6.7 11969

2014Q3 14650551 15116605 4.35 12212

2014Q4 15691431 16947388 8.36 12440

2015Q1 15463456 17562001 6.38 13084

2015Q2 16071213 17310457 7.26 13332

2015Q3 16469173 18863643 6.83 14657

2015Q4 16660266 20123658 3.35 13795

2016Q1 16893232 20279023 4.45 13276

2016Q2 17855236 20935807 3.45 13094

2016Q3 17740605 21193544 3.07 12998

121

TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS

2016Q4 18035124 22019067 3.31 13436

2017Q1 17982662 23007023 3.61 13321

2017Q2 18524237 23963433 4.37 13319

2017Q3 18657516 25358456 3.72 13492

2017Q4 19011788 26359084 3.62 13548

2018Q1 19532505 28298102 3.4 13756

2018Q2 20954360 26835941 3.12 14404

2018Q3 21279998 27757732 2.88 14929

2018Q4 21854722 28862524 3.13 14481

2013Q1 BPS 1864951 1557923 5.26 9719

2013Q2 2157197 1764391 5.65 9929

2013Q3 2555981 2296565 8.6 11613

2013Q4 2570811 2870310 8.36 12378

2014Q1 3025139 2674295 7.32 11404

2014Q2 4183173 2967373 6.7 11969

2014Q3 4292177 3834621 4.35 12212

2014Q4 4785524 5076082 8.36 12440

2015Q1 4988912 5171092 6.38 13084

2015Q2 5419736 5554336 7.26 13332

2015Q3 5549633 5775013 6.83 14657

2015Q4 5716720 5928346 3.35 13795

2016Q1 5458930 5805681 4.45 13276

2016Q2 5835531 6512372 3.45 13094

2016Q3 5889790 6607711 3.07 12998

2016Q4 6346929 6899007 3.31 13436

2017Q1 6805701 7533778 3.61 13321

2017Q2 7593127 8210445 4.37 13319

2017Q3 7338474 7785784 3.72 13492

2017Q4 6542901 7525232 3.62 13548

2018Q1 5768388 6562611 3.4 13756

122

TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS

2018Q2 5466966 6158775 3.12 14404

2018Q3 5596385 5989300 2.88 14929

2018Q4 6131519 6905806 3.13 14481

2014Q1 BSPK 4492850 3079920 5.26 9719

2014Q2 4871672 3204602 5.65 9929

2014Q3 5238438 3352211 8.6 11613

2014Q4 5439214 3272262 8.36 12378

2014Q1 3330711 3428774 7.32 11404

2014Q2 3468065 3372243 6.7 11969

2014Q3 3575612 3489246 4.35 12212

2014Q4 3710720 3994597 8.36 12440

2015Q1 3757505 3915239 6.38 13084

2015Q2 3841601 4061048 7.26 13332

2015Q3 4012790 4337818 6.83 14657

2015Q4 4336201 4756303 3.35 13795

2016Q1 4613652 4977566 4.45 13276

2016Q2 4801737 5199152 3.45 13094

2016Q3 4777897 5427808 3.07 12998

2016Q4 4803895 5442608 3.31 13436

2017Q1 4907827 5354150 3.61 13321

2017Q2 5041931 5634192 4.37 13319

2017Q3 4875805 5786437 3.72 13492

2017Q4 4534091 5498424 3.62 13548

2018Q1 4303645 5188094 3.4 13756

2018Q2 4197134 4686355 3.12 14404

2018Q3 4141018 4525340 2.88 14929

2018Q4 4244083 4543665 3.13 14481

2014Q1 BMS 6973430 7251018 5.26 9719

2014Q2 7171951 6646031 5.65 9929

2014Q3 7095077 7107187 8.6 11613

123

TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS

2014Q4 7018021 7730738 8.36 12378

2014Q1 6783740 7073089 7.32 11404

2014Q2 6528439 6898350 6.7 11969

2014Q3 6128728 6755362 4.35 12212

2014Q4 5454773 5821319 8.36 12440

2015Q1 4916808 5075152 6.38 13084

2015Q2 4218799 4663487 7.26 13332

2015Q3 3972312 4008682 6.83 14657

2015Q4 4211474 4268834 3.35 13795

2016Q1 4177421 4349202 4.45 13276

2016Q2 4118910 4279175 3.45 13094

2016Q3 4472567 4548087 3.07 12998

2016Q4 4714811 4920733 3.31 13436

2017Q1 4636481 4720489 3.61 13321

2017Q2 4705637 4848595 4.37 13319

2017Q3 4478169 4857251 3.72 13492

2017Q4 4641539 5055436 3.62 13548

2018Q1 4626506 4880240 3.4 13756

2018Q2 4624365 4973332 3.12 14404

2018Q3 4769660 5013099 2.88 14929

2018Q4 5178618 5671430 3.13 14481

2014Q1 BCAS 1026778 1200456 5.26 9719

2014Q2 1089962 1283684 5.65 9929

2014Q3 1247509 1418684 8.6 11613

2014Q4 14058833 1703049 8.36 12378

2014Q1 1504710 1680808 7.32 11404

2014Q2 1587895 1861348 6.7 11969

2014Q3 1754706 1886345 4.35 12212

2014Q4 2132223 2338709 8.36 12440

2015Q1 2358147 2379674 6.38 13084

124

TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS

2015Q2 2554428 2713701 7.26 13332

2015Q3 2660148 2605729 6.83 14657

2015Q4 2975474 3255154 3.35 13795

2016Q1 3050892 3289035 4.45 13276

2016Q2 3268096 3220980 3.45 13094

2016Q3 3396928 3482054 3.07 12998

2016Q4 3462826 3842272 3.31 13436

2017Q1 3453066 4178277 3.61 13321

2017Q2 3884742 4244930 4.37 13319

2017Q3 3935716 4437294 3.72 13492

2017Q4 4191101 4736403 3.62 13548

2018Q1 4291323 4856671 3.4 13756

2018Q2 4713263 5170692 3.12 14404

2018Q3 4764843 5327897 2.88 14929

2018Q4 4899744 5506107 3.13 14481

Lampiran 2: Uji F Struktur I

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14890522030

412942.000 2

74452610152064

71.000 34.300 .000b

Residual 45583183877

25231.000 21

21706278036786

8.160

Total 19448840418

138172.000 23

a. Dependent Variable: DPK

b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi

125

Lampiran 3: Uji t Struktur I

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 43391496.5

84

41103938.

854 1.056 .303

Inflasi -

6439811.63

0

1853507.3

94 -.430 -3.474 .002

Nilai Tukar 12593.258 2729.641 .571 4.614 .000

a. Dependent Variable: DPK

Lampiran 4: Uji Koefisien Determinasi Struktur 1

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .875a .766 .743

14733050.6130

9

a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi

Lampiran 5: Koefisien Jalur Persamaan I

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 43391496.584

41103938.854 1.056 .303

Inflasi -6439811.

630

1853507.394

-.430 -3.474 .002

Nilai Tukar 12593.258

2729.641 .571 4.614 .000

a. Dependent Variable: DPK

Lampiran 6: Uji F Struktur II

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

1 Regression 6021938594853760.0

00 3

2007312864951253.50

0 132.009 .000b

Residual 304118117000083.800

20 15205905850004.191

Total 6326056711853844.000

23

a. Dependent Variable: Pembiayaan b. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, Nilai Tukar

126

Lampiran 7: Uji t Struktur II

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Const

ant)

35740006

.132

11164129.

711 3.201 .004

Inflasi 352164.7

77

615636.61

4 .041 .572 .574

Nilai

Tukar 2144.956 1025.181 .170 2.092 .049

DPK .493 .058 .864 8.531 .000

a. Dependent Variable: Pembiayaan

Lampiran 8: Uji Koefisien Determinasi Struktur II

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .976a .952 .945 3899475.07365

a. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, Nilai Tukar

Lampiran 9: Koefisien Jalur Persamaan II

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Const

ant)

35740006

.132

11164129.

711 3.201 .004

Inflasi 352164.7

77

615636.61

4 .041 .572 .574

Nilai

Tukar 2144.956 1025.181 .170 2.092 .049

DPK .493 .058 .864 8.531 .000

a. Dependent Variable: Pembiayaan