skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47018... · 2019-09-03 · pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP PEMBIAYAAN
DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
(PERIODE 2013 – 2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Siti Rohanah
11150850000037
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
ii
PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP PEMBIAYAAN
DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2013 – 2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi SE
Oleh:
Siti Rohanah
NIM. 11150850000037
Dibawah Bimbingan
Pembimbing,
FITRI DAMAYANTI, SE., M.Si
NIP. 198107312006042003
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
v
2. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Siti Rohanah
Nomor Induk Mahasiswa : 11150850000037
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa menyebutkan pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ilmiah ini.
Apabila di kemudaian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universiras Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan demikian
pernyataan saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 21 Mei 2019
Yang menyatakan,
Siti Rohanah
vi
3. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Siti Rohanah
2. Tempat Tanggal Lahir : Cilacap, 09 September 1996
3. Alamat : Garawangi RT 01/06, Desa. Cijati, Kec.
Cimanggu, Kab. Cilacap, Jawa Tengah
4. Telepon : 081383491658
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Cijati 04 Tahun 2002 – 2008
2. Pon-Pes Salafiyah Wustha Ciamis Tahun 2008 – 2011
3. MA Ma’arif NU 1 Bantarkawung Tahun 2012 – 2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OSIS Madrasah Aliyah NU 01 Bantarkawung 2013 – 2014
2. Pengurus Pondok Pesantren Ta’alumul Huda Ganggawang, Brebes
3. Anggota Humed IMM Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Cabang Ciputat 2016
4. Kepanitiaan WeSHARE Telmireg 2018
5. Kepanitiaan COMPANY VISIT LISENSI UIN JAKARTA
6. Anggota Humed Lisensi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018-2019
7. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Kelompok 11 SIGMA (Sinergi Membangun Masyarakat)
Tahun 2018
vii
4. ABSTRACT
This research analyse the influence of the inflation and exchange rate
toward financing at Sharia Commercial Bank in Indonesia with Third Party
Funds as an intervening variable. The data that used in this research are
quarterly data from March 2013 to Desember 2018. The sample used in this
research is 8 Sharia Commercial Bank, with purposive sampling as a technique in
sampling. The method analysis that used in this research is Path Analysis by
using SPSS version 23.
The result of this research indicate that inflation has a significant
influence on Third Party Funds, it also related with exchange rate has a
significant influence on Third Party Funds. Furthere, inflation has not a influence
on financing, mean while, exchange rate have a significant influence on
financing. Then, Path Analysis shows that inflation and exchange rate have a
significant influence on financing through Third Party Funds.
Keyword: Total Financing, Third Party Funds, Inflation and Exchange Rate.
viii
5. ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh dari inflasi dan nilai
tukar terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Dana
Pihak Ketiga sebagai variabel intervening. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data triwulanan dari Maret 2013 sampai Desember
2018. Penelitian ini menggunakan sampel 8 Bank Umum Syariah dengan
teknik purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel yang
digunakan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisis Jalur Path Analysis menggunakan program SPSS versi 23.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh signifikan
terhadap dana pihak ketiga. Begitu pula dengan variabel nilai tukar,
berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga. Selanjutnya, inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Sementara itu, nilai tukar dan
dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Kemudian,
padaAnalisis Jalur menunjukkan bahwa inflasi dan nilai tukar berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan melalui dana pihak ketiga.
Kata Kunci: Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, Inflasi dan Nilai tukar
ix
6. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Robbil ‘Alamin. Puji Syukur Kehadirat Allah SWT., yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya khususnya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan baik.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan limpahkan kepada baginda yang mulia
yakni Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana pada Program Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun
judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap
Pembiayaan Melalui Dana Pihak Ketiga sebagai Variabel Intervening Pada
Perbankan Syariah Periode Maret 2013 – Desember 2018. Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan dari skripsi ini tidak terlepas
dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan semangat dan motivasi.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan segala nikmat
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Kepada bapak dan ibu yang telah mendidik dan membesarkan saya dengan
sangat baik, serta selalu memberikan nasihat, semangat dan do’a terbaik
untuk anak-anaknya, terimakasih telah menjadi bapak dan ibu yang
terhebat. Tidak lupa kepada nenek serta adik saya satu-satunya
Muhammad Rahman dan sepupu-sepupu saya Sugiarti, paman dan bibi
yang selalu memberikan motivasi dan do’a kepada saya.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., M.B.A selaku Ketua Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan wawasan dan ilmu yang sangat
bermanfaat kepada penulis.
4. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, waktu
x
luang dan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Aini Masruroh, SEI, MM Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah menjadi penasenat terbaik dari awal perkuliahan hingga selesai.
6. Teman-teman group pejuang toga 2019, Sasa Parera, Shinta Fajriyah,
Alifthia Maulidina Farhana dan khususnya Aisyah Raisa Medina yang ikut
memberikan andil besar dalam penyusunan skripsi ini terimakasih untuk
waktu, ilmu dan kasih sayangnya selama ini.
7. Teman kosan seperjuangan Chusnul Waro yang telah memberikan
motivasi dan menemani selama proses penyusunan skripsi.
8. Seniorku kak Dhea Zahriyanih yang telah memberikan arahan dan
semangat, terimakasih kak.
9. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2015 yang sama-sama berjuang
dari awal hingga akhir.
10. Terimakasih kepada Kwon Ji-yong (G-Dragon) dan BIGBANG karena
dengan mendengarkan music BIGBANG membuat penulis lebih semangat
dalam penyusunan skripsi.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
dijadikan evaluasi dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini mampu
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Jakarta, Mei 2019
Siti Rohanah
1115085000037
xi
7. DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR ............................................................... xvi
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 8
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 8
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
G. Review Penelitian Terdahulu .................................................................... 10
BAB II ............................................................................................................... 25
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 25
A. Tinjauan Teori .......................................................................................... 25
1. Bank .................................................................................................... 25
2. Bank Syariah ...................................................................................... 26
3. Pembiayaan Bank Syariah.................................................................... 31
4. Dana Pihak Ketiga ............................................................................... 35
5. Inflasi .................................................................................................. 39
6. Nilai Tukar .......................................................................................... 47
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 51
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis ........................ 52
BAB III.............................................................................................................. 58
xii
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 58
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 58
B. Jenis Data dan Sumber Data ..................................................................... 58
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 59
D. Metode Pengumpulan data ....................................................................... 61
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 61
F. Metode Analisis Data ............................................................................... 65
1. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 65
a) Uji Normalitas .................................................................................. 65
b) Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 66
c) Uji Multikolinieritas ......................................................................... 66
d) Uji Autokorelasi ............................................................................... 67
2. Analisis Jalur (Path Analysis) .............................................................. 67
a. Variabel Endogen ................................................................................ 68
a) Uji F ................................................................................................. 68
b) Uji T ................................................................................................ 68
c) Uji Koefisien Determinasi R2 ........................................................... 69
BAB IV ............................................................................................................. 72
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 72
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 72
B. Analisis Deskriptif Statistik ...................................................................... 83
C. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 89
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 89
2. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 91
3. Uji Multikolinieritas ............................................................................ 92
4. Uji Autokorelasi .................................................................................. 93
D. Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................................... 93
1. Uji Sub-Struktur I ................................................................................ 94
a) Uji F ................................................................................................. 94
b) Uji t .................................................................................................. 95
c) Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 96
d) Persamaan Analisis Jalur .................................................................. 96
2. Uji Statistik Substruktur II ................................................................... 97
a) Uji F ................................................................................................. 97
b) Uji t .................................................................................................. 98
c) Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 99
xiii
d) Persamaan Analisis Jalur ................................................................ 100
3. Perhitungan Pengaruh ........................................................................ 101
E. Pembahasan Pengaruh Antar Variabel .................................................... 102
BAB V ............................................................................................................. 108
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 108
A. Kesimpulan ............................................................................................ 108
B. Saran ...................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 111
xiv
8. DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan DPK dan Pembiayaan Bank Syariah ........................ 2
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 12
Tabel 3.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 59
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 60
Tabel 3.3 Ringkasan Operasional Variabel ...................................................... 63
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi ................................... 69
Tabel 4.1 DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri ................................... 73
Tabel 4.2 DPK dan Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia ............................ 75
Tabel 4.3 DPK dan Pembiayaan BNI Syariah ................................................. 76
Tabel 4.4 DPK dan Pembiayaan BRI Syariah .................................................. 78
Tabel 4.5 DPK dan Pembiayaan Bank Panin Syariah ...................................... 79
Tabel 4.6 DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin .................................. 81
Tabel 4.7 DPK dan Pembiayaan Bank Mega Syariah ...................................... 82
Tabel 4.8 DPK dan Pembiayaan BCA Syariah ................................................ 83
Tabel 4.9 Pembiayaan Bank Umum Syariah.................................................... 84
Tabel 4.10 Dana Pihak Ketiga ......................................................................... 86
Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ..................................................... 90
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 92
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 92
xv
Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................... 93
Tabel 4.15 Hasil Uji F Substruktur I ................................................................ 94
Tabel 4.16 Hasil Uji t Substruktur I ................................................................. 95
Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi Substruktur ....................................... 96
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Jalur Substruktur I .......................................... 96
Tabel 4.19 Hasil Uji F Substruktur II .............................................................. 97
Tabel 4.20 Hasil Uji t Substruktur II ............................................................... 98
Tabel 4.21 Hasil Uji Koefesien Determinasi Substruktur II ............................. 99
Tabel 4.22 Hasil Uji Koefisien Jalur II ............................................................ 100
Tabel 4.23 Hasil Pengujian Analisis Jalur ....................................................... 101
Tabel 2.24 Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................. 106
xvi
9. DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR
Grafik 1.1 Tingkat Inflasi ................................................................................ 4
Grafik 1.2 Perkembangan Nilai Tukar ............................................................. 6
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 51
Gambar 3.1 Hubungan Kausal X1, X2 Terhadap Y ......................................... 70
Gambar 3.2 Hubungan Kausal X1, X2 dan Y Terhadap Z ............................... 70
Grafik 4.1 Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah .......................... 85
Grafik 4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah ................ 87
Grafik 4.3 Perkembangan Inflasi ..................................................................... 88
Grafik 4.4 Perkembangan Nilai Tukar ............................................................. 89
Gambar 4.1 Kurva Histogram ......................................................................... 90
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot .................................................................. 91
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian.............................................................. 118
Lampiran 2: Uji F Struktur I............................................................................ 124
Lampiran 3: Uji t Struktur I ............................................................................. 125
Lampiran 4: Uji Koefisien Determinasi Struktur I ........................................... 125
Lampiran 5: Koefisien Jalur persamaan I ........................................................ 125
Lampiran 6: Uji F Struktur II .......................................................................... 125
Lampiran 7: Uji t Struktur II ........................................................................... 126
Lampiran 8: Uji Koefisien Determinasi Struktur II .......................................... 126
Lampiran 9: Koefisien Jalur Persamaan II ....................................................... 126
1
10. BAB I
11. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang
berfungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menghimpun dana dari
masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkannya kepada masyarakat
yang kekurangan dana yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Hingga saat
ini perbankan syariah di Indonesia masih dalam tahap perkembangan dengan
tetap meningkatkan pelayanan dan market sharenya. Cara untuk mendorong
perkembangan bank syariah adalah dengan meningkatkan pemberian
pembiayaan yang efisien.
Dalam pasal 1 Undang Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dalam kegiatan usahanya bank dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu
bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan
prinsip syariah. Perbedaan mendasar antara kedua bank tersebut terletak pada
pendapatan yang diperoleh dalam kegiatan operasionalnya dimana bank
syariah menggunakan prinsip bagi hasil dan margin sedangkan bank
konvensional menggunakan prinsip bunga.
Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama yang ada di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1991. Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil
kerja tim perbankan MUI. PT Bank Muamalat Indonesia ditanda tangani pada
1 November 1991. Pada tanggal 1 Mei 1992 Bank Muamalat Indonesia mulai
beroperasi sebagai bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip
syariah (Antonio, 2001). Krisis moneter yang terjadi di Asia Tenggara pada
tahun 1997 silam, mengakibatkan perekonomian Indonesia berada dikondisi
yang sangat memprihatinkan. Akan tetapi krisis moneter tersebut di satu sisi
telah membuat perbankan syariah berkembang. Pada saat krisis melanda
2
Indonesia, Bank Muamalat sebagai satu-satunya bank syariah di Indonesia
pada saat itu membuktikan bahwa bank syariah tidak terlalu terkena dampak
akibat krisis tersebut.
Sebagai lembaga intermediasi, penyaluran pembiayaan merupakan sumber
dalam menghasilkan pendapatan bagi bank syariah. Kemampuan bank dalam
menyalurkan pembiayaan akan berpngaruh pada perkembangan perbankan
syariah. Dalam kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat, perbankan
syariah membutuhkan dana untuk menjalankannya. Sumber dana yang
digunakan dalam penyaluran pembiayaan berasal dari kegiatan penghimpunan
dana. Kegiatan penghimpunan dana berasal dari bank itu sendiri, nasabah,
peminjaman dari bank lain atau Bank Indonesia dan dari sumber dana lainnya.
Tabel 1.1
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Bank Syariah
Tahun DPK (Miliar Rupiah) Pembiayaan
2013 168.00 137,26
2014 170,72 148,42
2015 174,89 154,52
2016 206,41 178,04
2017 334,89 190,21
2018 257.61 202.77
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia OJK
Pertumbuhan pembiayaan selaras dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
(DPK). Dapat dilihat dari tabel 1.1 dimana pada tahun 2013 sampai tahun 2017
meningkatnya DPK diikuti dengan peningkatan peningkatan pembiayaan.
Namun berbeda dengan data 2018 dimana total DPK mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan tahun 2017 akan tetapi disisi pembiayaan tetap
mengalami peningkatan.
Perkembangan bank syariah sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank
dalam menghimpun dana dari masyarakat. DPK Perbankan Syariah merupakan
pooling dana yang dihimpun dari masyarakat melalui produk-produk
penghimpunan dana Bank Syariah, yaitu Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah,
Tabungan Mudharabah, dan Deposito Mudharabah. DPK yang telah dihimpun
3
oleh bank kemudian akan dialokasikan untuk kegiatan yang diperbolehkan
menurut syari’ah, untuk menghasilkan pendapatan. Naik Turunnya DPK
sedikit banyak akan mempengaruhi dalam penyaluran pembiayaan. Dengan
demikian, perkembangan suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
menghimpun dana dari masyarakat. Sedangkan kemampuan Perbankan Syariah
dalam menghimpun DPK dan bersaing dengan Perbankan Umum konvensional
di tengah perubahan-perubahan kondisi makroekonomi Indonesia akan ikut
menentukan besar-kecilnya peran Perbankan Syariah nasional dalam
perekonomian negeri ini dan andilnya dalam Industri Keuangan Syariah Dunia
yang kian membesar (Muttaqiena, 2013).
Menurut Kasmir (2010), dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar
dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga yang berhasil
dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi kemampuannya dalam
menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan langkah awal sebelum
melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar kecilnya DPK akan
mempengaruhi pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah kepada
masyarakat. Apabila DPK meningkat maka pembiayaan juga akan meningkat
dengan diimbangi SDM yang kompeten dan sebaliknya apabila DPK menurun
maka pembiayaan juga akan menurun. Hal ini didukung oleh penelitian Faizal
dan Prabawa (2010) serta Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) yang
menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan.
Dinamika kondisi ekonomi makro yang selalu mengalami perubahan akan
menentukan besar kecilnya penghimpunan DPK perbankan syariah. Dari
penelitian terdahulu dapat diketahui fluktuasi pertumbuhan DPK identik
berhubungan dengan instabilitas ekonomi. Beberapa elemen makroekonomi
yang yang dapat mempengaruhi penghimpunan DPK di perbankan syariah
adalah inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Salah satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi Dana Pihak Ketiga
bank syariah adalah inflasi. Inflasi merupakan salah satu peristiwa yang sangat
penting dan yang selalu dijumpai di hampir semua negara di dunia. Inflasi
adalah kenaikan harga secara terus menerus terhadap barang dan jasa selama
4
periode tertentu. Inflasi dapat dikatakan sebagai fenomena ekonomi moneter
karena terjadinya penurunan unit perhitungan moneter terhadap suatu
komoditas (Karim, 2013). Inflasi dapat menimbulkan dampak buruk bagi
individu, masyarakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Karena
sebagian pelaku-pelaku ekonomi terdiri dari pekerja yang mempunyai
penghasilan tetap. Inflasi biasanya berlaku lebih cepat dari kenaikan upah
pekerja. Oleh sebab itu pendapatan riil pekerja akan merosot disebabkan inflasi
dan keadaan ini mengurangi tingkat kemakmuran segolongan masyarakat
(Dahlan, 2014).
Grafik 1.1
Tingkat Inflasi
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Berdasarkan data dari Bank Indonesia yang digambarkan dalam Grafik 1.3
menunjukan data inflasi periode 2013 – 2018 yang mengalami fluktuasi. Inflasi
terendah terjadi pada triwulan 3 tahun 2018 yaitu sebesar 2.88%, sedangkan
inflasi tertinggi terjadi pada triwulan 3 tahun 2013 dan triwulan 4 tahun 2014
yaitu sebesar 8.36%.
Ditengah isu ekonomi yang marak di perbincangkan belakangan ini adalah
kenaikan harga pangan, bahan bakar minyak hingga transportasi. Dikutip dari
https://m.detik.com pemicu inflasi versi Bank Indonesia adalah transportasi
udara, telur ayam dan daging ayam. Menurut peneliti INDEF Bhima Yudhistira
Adhinegara yang dikutip dari https://m.detik.com mengatakan bahwa faktor
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5.265.65
8.68.36
7.326.7
4.35
8.36
6.387.26
6.83
3.35
4.45
3.453.073.313.61
4.373.723.623.43.122.883.13
INFLASI
INFLASI
5
terjadinya inflasi secara musiman memang ada kenaikan permintaan di bahan
makanan, makanan jadi dan komponen transportasi. Pengeluaran masyarakat
cenderung naik ditambah dengan realisasi belanja pemerintah akhir tahun.
Perkembangan harga di bulan Desember secara umum mengalami kenaikan.
Inflasi 0.62% di bulan Desember menyebabkan inflasi tahunan menjadi 3.13%.
Kenaikan harga atau inflasi akan mengurangi minat masyarakat untuk
menyimpan uangnya di bank. Karena apabila tingkat inflasi suatu negara
semakin tinggi, maka akan menyebabkan semakin sulitnya perekonomian
negara tersebut karena biaya hidup masyarakat akan cenderung meningkat.
Pendapatan riil masyarakat juga akan berkurang, sehingga menyebabkan
masyarakat mengurangi saving atau investasi. Hal ini didukung oleh penelitian
Muttaqiena (2013) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap DPK perbankan syariah. Namun berbeda dengan penelitian
Al Farizi (2016) yang menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap
deposito Mudharabah perbankan syariah.
Faktor lain yang mempengaruhi Dana Pihak Ketiga dan pembiayaan bank
syariah adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Menurut Sukirno (2013)
nilai tukar menunjukan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan oleh
mata uang negara lain. Nilai tukar dapat dijadikan salah satu indikator dalam
mengukur perekonomian suatu negara, karena nilai tukar suatu negara selalu
mengalami fluktuasi. Turunnya nilai tukar rupiah akan menyebabkan pelarian
modal masyarakat keluar negeri karena jika dibandingkan dengan mata uang
negara lain maka keuntungan investasi yang didapat di Indonesia lebih rendah.
Sedangkan dari sudut pandang golongan nasabah korporasi, depresiasi Rupiah
terhadap mata mata uang negara lain seperti Dollar AS akan meningkatkan
biaya produksi akibat kenaikan harga bahan mentah dan barang modal yang
berasal dari impor. Dengan demikian perusahaan akan menarik dana yang
disimpannya untuk mengatasi permodalannya.
6
Grafik 1.2
Perkembangan Nilai Tukar
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Grafik 1.4 menunjukan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS periode
Oktober 2013 – Desember 2018 yang mengalami fluktuasi. Nilai tukar Rupiah
mengalami pelemahan pada bulan November 2018 yaitu melampaui Rp.15.000
per Dollar AS, nilai ini merupakan nilai terendah sejak krisis moneter 1998.
Pelemahan rupiah di bulan November 2018 sebenarnya bergerak searah
dengan mata uang Asia yang juga melemah dihadapan Dollar AS. Depersiasi
0.24% membuat rupiah menjadi mata uang terlemah kedua setelah Rupee
India. Faktor domestik dan eksternal menjadi pemberat langkah mata uang
Indonesia. Dari dalam negeri, kebutuhan valas korporasi asing yang beroperasi
di Indonesia sedang tinggi jelang akhir tahun. Hal ini disebabkan karena
korporasi asing mempersiapkan kebutuhan valas untuk setoran dividen yang
akan dikirm ke negara asalnya di awal tahun 2019. Selain itu pelemahan nilai
tukar rupiah juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menggalakkan
pembangunan infrastruktur yang menyebabkan impor bertambah.
Semakin meningkatnya nilai tukar Dollar AS akan menaikkan permintaan
Dollar, sebaliknya permintaan uang domestik akan turun. Berdasarkan hal ini,
perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain yang diantaranya
adalah Dollar AS, dapat mempengaruhi DPK di perbankan syariah. Hal ini
didukung oleh penelitian Muttaqiena (2013) yang menyatakan bahwa nilai
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
2013
-1
2013
-3
2014
-1
2014
-3
2015
-1
2015
-3
2016
-1
2016
-3
2017
-1
2017
-3
2018
-1
2018
-3
nilai tukar
nilai tukar
7
tukar Rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap DPK perbankan syariah.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rudiansyah (2014)
yang menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan
terhadap simpanan Mudharabah pada bank syariah di Indonesia.
Apabila DPK mengalami peningkatan maka hal tersebut akan berdampak
pada peningkatan penyaluran pembiayaan. Sebab sumber dana yang di
gunakan dalam menyalurkan pembiayaan berasal dari dana yang dihimpun dari
masyarakat. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudarsono
(2017) yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan.
Karena terdapat beberapa hasil penelitian yang bertentangan dari
penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
mengenai bagaimana variabel-variabel makroekonomi, khususnya inflasi dan
nilai tukar terhadap pembiayaan dengan dana pihak ketiga sebagai variabel
intervening Bank Umum Syariah periode Maret 2013 – Desember 2018.
Adapun kelebihan dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian
sebelumnmya adalah mulai dari data yang digunakan menggunakan data
terbaru. Dengan menggunakan data terbaru,maka hasil yang diperoleh akan
lebih menggambarkan situasi perbankan yang terjadi saat ini. Selanjutnya,
terdapat variasi penelitian dalam penelitian ini yaitu variabel intervening
sebagai penghubung antara variabel independen dan variabel dependen. Selain
itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Jalur
(Path Analysis) yang mana metode ini masih jarang digunakan dalam
penelitian yang serupa, karena peneliti terdahulu rata-rata menggunakan
metode Analisis Regresi Linier Berganda dalam penelitiannya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis memilih juduh “Pengaruh
Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Dengan Dana Pihak
Ketiga Sebagai Variabel Intervening Perbankan Syariah di Indonesia
Periode Maret 2013 – Desember 2018”
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang
diatas, maka identifilkasi masalah yang hendak dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tahun politik menyebabkan minat masyarakat untuk melihat pertumbuhan
ekonomi salah satunya adalah inflasi begitu tinggi. Hal ini disebabkan
karena sebagai negara demokrasi masyarakat ikut berpartisispasi untuk
mengevaluasi kinerja pemerintahan yang telah dilakukan
2. Nilai tukar atau biasa disebut kurs merupakan permasalahan yang sensitif
dewasa kini, mengingat pada bulan November 2018 nilai tukar Rupiah
tembus di angka 15.000 terhadap Dollar AS.
3. Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali di
tahun 2018.
4. Fakta yang terjadi dilapangan tidak sesuai dengan teori yang ada, dimana
teori mengatakan jika Dana Pihak Ketiga naik maka pembiayaan yang
disalurkan akan naik dan begitupun sebaliknya. Namun fakta menunjukan
hal berbeda dimana pada tahun 2018 Dana Pihak Ketiga mengalami
penurunan sedangkan di sisi pembiayaan tetap mengalami peningkatan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka pembatasan
masalah yang hendak dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan triwulanan Bank
Umum Syariah, data triwulanan inflasi berdasarkan Indeks Harga
Konsumen (IHK) dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) terhadap Dollar AS yang
bersumber dari situs resmi Bank Indonesia Periode Maret 2013 –
Desember 2018.
2. Hal yang dibahas dalam penelitian ini meliputi tingkat inflasi berdasarkan
Indeks Harga Konsumen, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS,
Pembiayaan bank syariah dan Dana Pihak Ketiga.
3. Penelitian ini menggunakan pembiayaan bank syariah sebagai variabel
dependen. Sedangkan inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen dan
9
nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS sebagai variabel independen. Selain
itu Dana Pihak Ketiga sebagai variabel intervening.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang hendak teliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen berpengaruh
signifikan terhadap Dana Pihak Tiga Bank Umum Syariah di Indonesia?
2. Apakah nilai tukar Rupiah berdasarkan Dollar AS berpengaruh signifikan
terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia?
3. Apakah inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia?
4. Apakah nilai tukar Rupiah berdasarkan Dollar AS berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia?
5. Apakah Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
Bank Umum Syariah di Indonesia?
6. Apakah inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen berpengaruh terhadap
pembiayaan Bank Umum Syariah melalui Dana Pihak Ketiga?
7. Apakah nilai tukar Rupiah berdasarkan Dollar AS berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah melalui Dana Pihak Ketiga?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai:
1. Pengaruh inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen terhadap Dana
Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Pengaruh nilai tukar Rupiah Berdasarkan Dollar AS terhadap Dana Pihak
Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia.
3. Pengaruh inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen terhadap
pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia.
4. Pengaruh nilai tukar Rupiah Berdasarkan Dollar AS terhadap pembiayaan
Bank Umum Syariah di Indonesia.
10
5. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di
Indonesia.
6. Pengaruh inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen terhadap
pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.
7. Pengaruh nilai tukar Rupiah Berdasarkan Dollar AS terhadap pembiayaan
Bank Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang membutuhkan, diantaranya:
1. Bagi Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh
lingkungan makro terhadap penghimpunan DPK Perbankan Syariah,
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
perusahaan.
2. Bagi Otoritas Moneter (Bank Indonesia)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi
pemegang kebijakan moneter di Indonesia dalam menyusun kebijakan
yang berkaitan dengan perbankan syariah.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan menambah wawasan
mengenai perbankan syariah di Indonesia, serta sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki mengenai Perbankan Syariah Indonesia.
G. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian ini menggunakan beberapa literatur terdahulu sebagai sumber
referensi penelitian, diantaranya sebagai berikut:
11
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Abida
Muttaqiena
(2013)
Economic
Developme
nt Journal
(EDAJ)
VOL 2,
NO. 3,
ISSN 2252-
6889
Analisis
Pengaruh
PDB,
Inflasi,
Tingkat
Bunga, dan
Nilai Tukar
terhadap
Dana Pihak
Ketiga
Perbankan
Syariah di
Indonesia
2008-2012
Variabel :
Inflasi,
Nilai Tukar
Variabel Y:
Pembiayaan
bank syariah
Variabel
Intervening:
Dana Pihak
Ketiga.
Metode
Analisis yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Analisis
Regresi Linier
Berganda.
sedangkan
penulis
menggunakan
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
PDB
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap DPK.
Inflasi
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap DPK.
Suku Bunga
berpengaruh
signifikan positif
terhadap DPK,
sedangkan Kurs
Rupiah terhadap
Dollar AS
berpengaruh
signifikan negatif
terhadap DPK.
2. Andriga,
Taufiq,
Sa’adah
Yuliana
2018.
Casuality of
Macroecono
mics
Variables
with Third-
Variable:
Inflation,
exchange
rate.
Variabel Y:
Pembiayaan
bank syariah
Variabel
Intervening:
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa GDP dan
Nilai Tukar
12
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Internation
al Journal
of Scientific
and
Research
Publication
( IJSRP),
Vol 8, Issue
8, August
2018
ISSN:
2250-3153
Part Funds
of Shariah
Banking in
Indonesia
on Period
2009-2016
Dana Pihak
Ketiga.
Metode
Analisis yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Analisis
Regresi Linier
Berganda.
sedangkan
penulis
menggunakan
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
memiliki
pengaruh secara
kasual terhadap
Dana Pihak
Ketiga.
Sedangkan
Inflasi memiliki
satu arah
hubungan
terhadap DPK
3. Shamsun
Nahar,
Niluthpaul
Sarker
2016.
IOSR
Journal of
Business
and
Manageme
nt (IOSR-
JBM), Vol.
18, Issue. 6,
Are
Macroecono
mics
Factors
Substantiall
y Influential
For Islamic
Bank
Financing?
Cross-
Country
Evidence
Variabel X:
Inflasi
Nilai Tukar
Variabel Y:
Pembiayaan
bank
syariah
Variabel
Intervening:
Dana Pihak
Ketiga.
Metode
Analisis yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Analisis
Regresi Linier
Berganda.
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa suku
bunga dan nilai
tukar
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap
pembiayaan
Bank Islam.
Sedangkan GDP
dan inflasi
13
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Ver. 1 Jan
2016
e-ISSN:
2278-487X.
p-ISSN:
2319-7668.
sedangkan
penulis
menggunakan
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
pembiayaan
Bank Islam.
4. Syifa Wati
2018.
Internation
al Journal
of
Economics,
Commers
and
Manageme
nt Vol. VI,
Issue 9,
September
2018.
ISSN: 2384
0386
The
Influence
Of
Company
Performanc
e To The
Total
financing
Proved by
A Syariah
Bank in
Indonesia.
Variable:
Total
Financing
Variabel:
Inflasi, Nilai
Tukar
Variabel
Intervening:
Dana Pihak
Ketiga
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Regresi
Linier
Berganda
sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
(Path
Analysis)
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa TPF,
CAR, NPF dan
ROA secara
simultan
berpengaruh dan
signifikan
terhadap total
pembiayaan bank
syariah.
Sedangkan
secara parsial
TPF dan NPF
berpengaruh
signifikan
terhadap total
Pembiayaan
14
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
5. Oyong Lisa
2017.
Internation
al Journal
of Social
Science and
Business
Vol. 1, pp.
38-46
Analysis
Macroecono
mics On
Islamicity
Performanc
e Index
Through
Fund Third
Parties The
Islamic
Coorporatio
n
Variabel:
Inflation
Exchange
Rate
Third Part
Fund
Metode
analisis
yang
digunakan:
Path
Analysis
Variabel
Intervening:
Dana Pihak
Ketiga
Variabel Y:
pembiayaan
bank syariah
Hasil dari
penelitian ini
menunkukan
bahwa nilai tukar
dan BI Rate
berpengaruh
secara signifikan
terhadap DPK
dan indeks
kinerja islami.
DPK
berpengaruh
terhadap indeks
kinerja.
DPK mampu
memediasi BI
Rate dan nilai
tukar terhadap
indeks kinerja
Islami.
6. Fauzan Al
Farizi 2016.
Jurnal Ilmu
Riset dan
Akuntansi
Vol. 5, No
4, April
2016.
ISSN:
2460-0585
Pengaruh
Inflasi,
Suku
Bunga,
Likuiditas
dan Bagi
Hasil
terhadap
Deposito
Mudharaba
Variabel X:
Inflasi
Variabel X:
Nilai Tukar
Variabel Y:
Pembiayaan
bank syariah
Variabel
Intervening:
Dana Pihak
Inflasi tidak
berpengaruh
terhadap jumlah
deposito
mudharabah.
Suku bunga
berpengaruh
signifikan positif
terhadap jumlah
deposito
15
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
h Ketiga
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Analisis
Regresi Linier
Berganda.
Sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
mudharabah.
Finance to
deposit ratio dan
bagi hasil tidak
berpengaruh
terhadap jumlah
deposito
mudharabah.
7. Sri Delasmi
Jayanti,
Deky
Anwar, &
Arina Fitri
2016.
i-economic
Vol. 2, No.
2 Desember
2016.
Pengaruh
Inflasi dan
BI Rate
Terhadap
Pembiayan
Usaha
Mikro Kecil
dan
Menengah
Variabel X:
Inflasi
Variabel Y:
Penelitian ini
menggunakan
variabel
dependen
Pembiayaan
Bank Syariah.
Sedangkan
penulis
menggunakan
pembiayaan
UMKM
sebagai
variabel
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa inflasi
dan BI Rate
secara simultan
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
UMKM.
Sedangkan
secara parsial
inflasi
berpengaruh
16
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
dependen.
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Analisis
Korelasi
Berganda.
sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
terhadap
pembiayaan
UMKM dan BI
Rate
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
pembiayaan
UMKM.
8. Rahmat
Dahlan
2014.
Jurnal
Etikonomi
Vol. 13,
No. 2,
Oktober
2014
Pengaruh
Tingkat
Bonus
Sertifikat
Bank
Indonesia
Syariah Dan
Tingkat
Inflasi
Terhadap
Pembiayaan
Bank
Syariah Di
Variabel X:
Infasi
Variabel Y:
Pembiayaan
Bank
Syariah
Variabel X:
Nilai Tukar
Variabel
Intervening:
Dana Pihak
Ketiga
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Analisis
Tingkat bonus
sertifikat Bank
Indonesia
Syariah
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
pembiayaan.
Tingkat inflasi
tidak
berpengaruh
terhadap
17
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Indonesia. Regresi Linier
Berganda.
Sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
pembiayaan
Perbankan
Syariah, karena
inflasi
merupakan
permasalahan
yang selalu
dihadapi dalam
perekonomian
sampai buruknya
dampak inflasi
berbeda dari satu
periode
keperiode yang
lain.
9. Afif
Rudiansyah
2014.
Fakultas
Ekonomi,
Uiversitas
Negeri
Surabaya
Jurnal
Manageme
nt Vol. 2,
No. 2, April
2014
Pengaruh
Inflasi, BI
Rate, PDB
dan Nilai
Tukar
Rupiah
Terhadap
Simpanan
Mudharaba
h Pada
Bank
Syariah di
Indonesia
Variabel X:
Inflasi
Nilai Tukar
Variabel Y:
Pembiayaan
bank syariah.
Variabel
Intervening:
Dana Pihak
Ketiga
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Analisis
Inflasi tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
simpanan
mudharabah. BI
Rate tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
simpanan
mudharabah.
Nilai tukar
Rupiah tidak
18
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Regresi Linier
Berganda.
Sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
berpengaruh
signifikan
terhadap
simpanan
mudharabah.
10. Lifstin
Wardiantik
a &
Rohmawati
Kusumangt
ias 2014.
Fakultas
Ekonomi,
Uiversitas
Negeri
Surabaya
Jurnal
Manageme
nt Vol. 2,
No. 4,
Oktober
2014.
Pengaruh
DPK, CAR,
dan SWBI
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Pada
BankUmum
Syariah
Tahun
2008-2012.
Variabel:
DPK
Pembiayaan
Variabel X:
Nilai Tukar
Inflasi
Variabel
Intervening:
Dana Pihak
Ketiga
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Analisis
Regresi Linier
Berganda.
Sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
DPK mempunyai
pengaruh positif
terhadap
pembiayaan.
CAR tidak
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
murabahah. NPF
mempunyai
pengaruh negatif
terhadap
pembiayaan
murabahah.
SWBI tidak
pengaruh
terhadap
pembiayaan
murabahah pada
Bank Umum
Syariah dan
19
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
(Path
Analysis).
memiliki
hubungan negatif
11. Heri
Sudarsono
2017.
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Islam
Indonesia.
Jurnal
Ekonomi
Syariah
Vol. VII,
No. 1:1-13.
Modeling
Respon
Rasio
Keuangan
terhadap
Pembiayaan
pada Bank
Syariah di
Indonesia.
Dana Pihak
Ketiga
Variabel Y:
Pembiayaan
Variabel X:
Inflasi
Nilai Tukar
Variabel
intervening:
Dana Pihak
Ketiga
Metode
penelitian:
Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Vector
Error
Correction
Model
(VECM).
Sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa dalam
jangka panjang
DPK, CAR,
FDR, TBH
berhubungan
positif terhadap
pembiayaan,
sedangkan
BOPO
berhubungan
negatif terhadap
pembiayaan dan
ROA tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
pembiayaan.
Dalam jangka
pendek,
pembiayaan dan
BOPO
berhubungan
negatif, tetapi
DPK, ROA,
20
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
CAR, FDR, TBH
dan NPF tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
pembiayaan.
Hasil impulse
response respon
pembiayaan
terhadap
gonvangan yang
terjadi pada
ROA, CAR,
FDR dan NPF
adalah positif.
Sedangkan
respon
pembiayaan
terhadapgonvang
an yang terjadi
pada TBH dan
BOPO adalah
negatif.
12. Putra
Agung
Dwijaya,
Sugeng
Wahyudi
2018.
Departeme
Analisis
Pengaruh
Variabel
Makro
Ekonomi,
Dengan
Demografi
Variabel X:
Inflasi
Nilai Tukar
Variabel
intervening:
Dana Pihak
Ketiga
Metode
penelitian:
Metode yang
Hasil penelitian
ini menunjukan
bahwa inflasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
21
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
n
Manajemen
Fakultas
Ekonomika
dan Bisnis
Universitas
Diponegoro
Diponegoro
Journal Of
Manageme
nt Volume
7, Nomor 4,
2018
Dan Efek
Krisis
Keuangan
Global
Sebagai
Variabel
Kontrol
Terhadap
Pembiayaan
Bank
Syariah Di
Indonesia
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah Regresi
Data Panel,
Sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
pembiayaan,
tingkat suku
bunga
berpengaruh
negatif terhadap
pembiayaan,
kurs berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
pembiayaan,
serta PDB
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap
pembiayaan.s
13. Herni Ali
Fakultas
Ekonomi
UIN Syarif
Hidayatulla
h Jakarta.
The
Journal Of
Tawhidino
mics
Volume 1.
No.2 2015
Analisis
Pengaruh
DPK, NPF
Dan
Tingkat
Suku Bunga
Kredit
Terhadap
Pembiayaan
Bagi Hasil
(Mudharaba
h) Pada
Perbankan
DPK
Pembiayaan
Variabel X:
Inflasi
Nilai Tukar
Variabel
Intervening:
DPK
Variabel Z:
Pembiayan
Metode yang
digunakan
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa DPK
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
berbasis bagi
hasil pada
perbankan
syariah
Indonesia.
NPF tidak
22
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Syariah
Indonesia
dalam
penelitian ini
adalah
Multiple Linier
Regression
Sedangkan
penulis
menggunakan
metode
Analisis Jalur
(Path
Analysis).
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
berbasis bagi
hasil pada
perbankan
syariah
Indonesia.
Suku bunga
kredit
berpengaruh
negative
terhadap
pembiayaan
berbasis bagi
hasil pada
perbankan
syariah Indonesia
14. Syukuri
Ahmad
Rifai,
Helmi
Susanti
dan Aisyah
Setyaningru
-m (Jurnal,
2017)
Analisis
Pengaruh
Kurs
Rupiah,
Laju Inflasi,
Jumlah
Uang
Beredar dan
Pertumbuha
n Ekspor
terhadap
Total
Variabel:
Inflasi,
Kurs, Dana
Pihak
Ketiga,
Pembiayaan
Variabel: Uang
Beredar,
Ekspor, NPF,
BI Rate.
Metode
Analisis
penelitian ini
adalah Analisis
Regresi Linier
Berganda,
sedangkan
Penelitian ini
menemukan
bahwa secara
parsial variabel
inflasi dan
jumlah uang
beredar
berpengaruh
signifikan
terhadap total
pembiayaan
perbankan
23
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Pembiayaan
Perbankan
Syariah
dengan
Dana Pihak
Ketiga
sebagai
Variabel
Moderating
penulis
menggunakan
Analisis Jalur
Sampel
penelitian
adalah seluruh
BUS dan UUS,
sementara
penulis
sebanyak 5
BUS
syariah.
Sementara, kurs
dan pertumbuhan
ekspor tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap total
pembiayaan
perbankan
syariah.
Pengujian
variabel
moderating
menunjukan
bahwa DPK
memoderasi
pengaruh kurs,
inflasi, dan
pertumbuhan
ekspor terhadap
total pembiayaan
perbankan
syariah di
Indonesia,
sedangkan
jumlah uang
beredar tidak
dapat dimoderasi
15. Rima
Dwijayanty
Dampak
Variabel
Variabel:
Inflasi,
Variabel: Dana
Pihak Ketiga,
Hasil dari
penelitian ini
24
No. Nama Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
(Jurnal,
2017)
Makro
Ekonomi
terhadap
Permintaan
Pembiayaan
Murabahah
Perbankan
Syriah
Kurs, BI
Rate,
Pembiayaan
Teknik
penentuan
sampel
dengan
purposive
sampling
NPF.
Metode
Analisis
penelitian ini
adalah Analisis
Regresi Linier
Berganda,
sedangkan
penulis
menggunak-an
Analisis
Regresi Data
Panel
Sampel
penelitian
sebanyak 12
BUS dan 22
UUS,
sementara
penulis
sebanyak 5
BUS
menemukan
bahwa secara
parsial variabel
inflasi, nilai
tukar
berpengaruh
positif signifikan
dan BI Rate
berpengaruh
negatif signifikan
dengan koefisien
determinasi
sebesar 77,08%.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
25
12. BAB II
13. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Bank
a. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 bank merupakan
badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke
masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2011).
Menurut Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia (2003)
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang, yang dimaksud dengan
bank merupakan badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, dan
deposito) dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit/pembiayaan atau bentuk-bentuk lainnya dengan
tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut kasmir (2015) Bank secara sederhana dapat diartikan
sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyualurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
Kasmir (2015) menyebutkan bahwa usaha perbankan pada
dasarnya meliputi tiga kegiatan utama, antara lain:
1. Menghimpun dana
2. Menyalurkan dana, dan
3. Memberikan jasa bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok perbankan yang juga merupakan fungsi bank sebagai lembaga
intermediary. Sementara, kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya
hanyalah pendukung dari kedua kegiatan di atas. Kegiatan
26
mengumpulkan dana berupa menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
2. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Bank
Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Menurut Ascarya dan Yumanita (2005), bank syariah merupakan
lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja
berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari
bunga (riba), bebas dari kegiatan yang spekulatif yang nonproduktif
seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas atau
meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai
kegiatan usaha yang halal.
Menurut Ascarya (2011), bank syariah dalam kacamata makro
adalah institusi keuangan yang memposisikan dirinya sebagai pemain
aktif dalam mendukung dan memainkan kegiatan investasi di
masyarakat sekitarnya. Pada sisi pasiva atau liability, bank syariah
merupakan lembaga keuangan yang mendorong dan mengajak
masyarakat untuk ikut aktif berinvestasi, dan mengajak masyarakat
untuk ikut serta berinvestasi melalui produknya, sedangkan disisi lain
(aktiva) bank syariah aktif untuk melakukan investasi di masyarakat.
Adapun bank syariah dalam kacamata mikro adalah institusi keuangan
yang menjamin seluruh aktivitas investasi yang menyertainya telah
sesuai dengan syariah.
Berdirinya bank syariah guna mengembangkan penerapan prinsip-
prinsip Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist, dalam
kegiatan transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang
27
terkait. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam bank Islam adalah
pelarangan riba/bunga dalam berbagai bentuk transaksi, melakukan
kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan
yang sah dan sesuai kesepakatan bersama (Muliawati & Maryati,
2015).
Bank Islam atau di Indonesia disebut bank syariah merupakan
lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi
di sektor riil melalui aktifitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau
lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau kegiatan pembiayaan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah yang bersifat
makro dan mikro (Dahlan, 2014).
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bank
syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya
menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan
menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana yang
kegiatan operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
b. Fungsi Bank Syariah
Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
dalam Pasal 4 (empat), disebutkan bahwa Bank Syariah dan UUS
wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat.
Menurut Siamat (2004), bank melaksanakan beberapa fungsi
pokok. Fungsi pokok bank umum diantaranya yaitu:
1) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi;
2) Menciptakan uang;
3) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat; dan
4) Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya.
28
Selain fungsi pokok bank umum sebagai lembaga intermediary,
Latumaerissa (2012) menyebutkan bahwa terdapat beberapa fungsi lain
dari bank umum diantaranya:
1. Agent of Trust
Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang
dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas
kepercayaan.
2. Agent of Development
Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam
menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh
setiap pelaku ekonomi.
3. Agent of Service
Industri perbankan adalah lembaga yang bergerak dibidang jasa
keuangan maupun jasa non keuangan. Disamping memberikan
pelayanan jasa keuangan, bank juga turut serta dalam memberikan
jasa pelayanan seperti jasa transfer, jasa kotak pengaman (safety
box), jasa penagihan, dan sejenisnya.
c. Prinsip Operasional Bank Syariah
Di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, kegiatan usaha
Bank Umum Syariah (BUS) meliputi :
1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
2. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
3. Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad
mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
29
4. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad
salam, akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
5. Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
6. Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa
beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.
9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga
pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan
prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah,
mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.
10. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.
11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga
berdasarkan prinsip syariah.
12. Melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu akad yang berdasarkan prinsip syariah.
13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan prinsip syariah.
14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah berdasarkan prinsip syariah.
15. Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan akad
wakalah.
16. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan
prinsip syariah, dan
30
17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan
dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
d. Produk dan Jasa Perbankan Syariah
Menurut Karim (2007) pada dasarnya produk perbankan syariah
dibagi ke dalam tiga bagian besar, yaitu:
1) Produk pengimpunan dana
Produk penghimpunan dana di bank syariah terbagi menjadi tiga
yakni giro dan tabungan yang kegiatan operasionalnya
menggunakan akad wadi’ah dan deposito yan kegiatan
operasionalnya menggunakan akad mudharabah.
2) Produk penyaluran dana
Produk penyaluran dana secara garis besar dibagi menjadi empat
kategori yang dibedakan berdasarkan tujuannya yaitu:
1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli, dalam operasionalnya
menggunakan akad murabahah, salam dan istishna’.
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa, dalam operasionalnya
menggunakan akad ijarah.
3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dalam operasionalnya
menggunakan akad musyarakah, dan mudharabah.
4. Pembiayaan dengan akad pelengkap seperti hiwalah, rahn,
qardh, wakalah, dan kafalah.
3) Jasa perbankan syariah
Selain berfungsi sebagai intermediaries (penghubung)
antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak
yang kelebihan dana (surplus unit), bank syariah juga menyediakan
berbagai pelayanan dalam bentuk jasa kepada nasabahnya dengan
mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Adapun produk
jasa perbankan antara lain berupa:
31
1. Sharf (Jual Beli Valuta Asing)
Pada prinsipnya jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip
sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini harus
dilakukan pada waktu yang sama. Bank dapat mengambil
keuntungan dari jual beli valuta asing ini.
2. Ijarah (sewa)
Ijarah (sewa) dalam bank syariah antara lain penyewaan kotak
simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi
(custodian). Bank mendapat keuntungan sewa dari jasa
tersebut.
3. Pembiayaan Bank Syariah
a. Pengertian Pembiayaan
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar
produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat katagori yang
dibedakan berdasarkan tujan penggunannya, yaitu: Pertama,
Pembiayaan dengan prinsip jual-beli. Kedua, pembiayaan dengan
prinsip sewa. Ketiga pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Keempat,
Pembiayaan dengan akad pelengkap (Dahlan, 2014).
Pembiayaan merupakan tugas pokok bank, yakni pemberian dana
kepada masyarakat yang membutuhkan dana/deficit unit (Antonio,
2018). Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dibagi menjadi dua
kategori sebagai berikut:
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan pada
kegiatan produktif seperti peningkatan usaha, baik usaha produksi,
perdagangan, maupun investasi.
2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan ileh bank
hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat saja, yang
habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Antonio, 2018).
Menurut Karim (2013) Produk penyaluran dana secara garis besar
dibagi menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuannya
yaitu, pertama Pembiayaan dengan prinsip jual beli, dalam
32
operasionalnya menggunakan akad murabahah, salam dan istishna’.
Kedua Pembiayaan dengan prinsip sewa, dalam operasionalnya
menggunakan akad ijarah. Ketiga Pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil, dalam operasionalnya menggunakan akad musyarakah, dan
mudharabah. Keempat ialah jasa perbankan syariah. Selain berfungsi
sebagai intermediaries (penghubung) antara pihak yang membutuhkan
dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit),
bank syariah juga menyediakan berbagai pelayanan dalam bentuk jasa
kepada nasabahnya dengan mendapat imbalan berupa sewa atau
keuntungan.
Salah satu yang mempengaruhi besar kecilnya volume kredit atau
pembiayaan adalah Sources Of Fund. Dalam pemberian kredit tersebut
bank akan sangat tergantung dalam kemampuannya dalam
menghimpun dana dari masyarkat, akses ke pasar modal dan pasar
uang dengan komposisi dana yang sesuai dengan sifat kredit yang akan
diberikan serta cost of fund yang masih memungkinkan bagi bank
untuk memperoleh margin (Faizal dan Prabawa 2010).
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
bahwa pembiayaan merupakan kegiatan utama bank dalam
menghasilkan pendapatan yakni dengan cara menyalurkan dana kepada
masyarakat. Pembiayaan dapat dibagi ke dalam tiga bentuk yakni
pembiayaan modal kerja dimana dalam operasionalnya menggunakan
akad mudharabah dan musyarakah, pembiayaan konsumsi dalam
operasionalnya menggunakan akad murabahah, salam dan istishna’,
dan pembiayaan sewa dalam operasionalnya menggunakan akad
ijarah.
Berikut merupakan akad-akad yang digunakan oleh bank syariah
dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah:
a. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha
yang produktif. Mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara
33
dua pihak dimana pihak pertama sebagai shahibul maal
menyediakan dana 100% sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola. Keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatann yang
dituangkan dalam kontrak dan kerugian ditanggung oleh pemilik
modal selama kerugian bukan berasal dari kelalaian pengelola
(Yaya, Martawireja dan Abdurahim, 2014).
b. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama antara dua
pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan kondisi masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana, dengan keuntungan
dibagi sesuai kesepakatan dan kerugian berdasarkan kontribusi
dana (Yaya, Martawireja dan Abdurahim, 2014).
c. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang dimana penjual
menyatakan harga perolehan dan keuntungannya kepada pembeli
yang disepakati oleh kedua belah pihak. Transaksi murabahah
pembayarannya bisa dalam bentuk cicilan ataupun secara tunai
(Yaya, Martawireja dan Abdurahim, 2014).
d. Pembiayaan As-Salam
Salam adalah transaksi jual beli barang dalam bentuk
pesanan di mana barang di perjual belikan belum ada. Oleh sebab
itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran
dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara
nasabah sebagai penjual (Karim, 2007).
e. Pembiayaan Istishna
Transaksi Istishna merupakan kontrak jual beli antara
penjual, pembeli dan pembuat barang. Dalam akad istishna’ ini,
pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Kemudian
pembuat barang berusaha melalui orang lain untuk membuat atau
membeli barang tersebut menurut spesifikasi yang telah disepakati
dan menjualnya kepada pembeli akhir (Antonio, 2018).
34
f. Pembiayaan Ijarah
Ijarah dalam perbankan dikenal sebagai operational lease,
yaitu kontrak sewa antara pihak yang menyewakan dengan pihak
penyewa, di mana pihak penyewa harus membayar sewa sesuai
dengan perjanjian, dan pada saat jatuh tempo, aset yang disewa
harus dikembalikan kepada pihak yang menyewakan. Biaya
pemeliharaan atas aset yang menjadi objek sewa menjadi
tanggungan pihak yang menyewakan (Ismail, 2016).
g. Pembiayaan Qardh
Qardh merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh
bank syariah dalam membantu pengusaha kecil. Pembiayaan
Qardh diberikan tanpa adanya imbalan. Qardh juga merupakan
pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali sesuai dengan jumlah uang yang di pinjamkan, tanpa
adanya imbalan yang diminta oleh bank syariah (Ismail, 2016).
b. Jenis-jenis Pembiayaan
Menurut Karim (2013), secara umum jenis-jenis kredit/pembiayaan
dapat dilihat dari beberapa segi diantaranya:
1. Dilihat dari segi kegunaan:
a. Pembiayaan Investasi
Merupakan pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang
yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha (Karim
2013). Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk
pembiayaan syariah, pembiayaan investasi dapat dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu
1. PI Murabahah
2. PI Salam
3. PI Istishna’
b. Pembiayaan Modal Kerja
Secara umum, yang dimaksud dengan pembiayaan modal
kerja (PMK) syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang
diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal
35
kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Karim, 2013).
Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk perbankan
syariah, jenis pembiayaan modal kerja (PMK) dapat dibagi
menjadi 5 macam, yakni:
1. PMK Mudharabah
2. PMK Salam
3. PMK Murabahah
4. PMK Ijarah
c. Pembiayaan Konsumtif
Pembiayan konsumtif adalah jenis pembiayaan yang diberikan
untuk tujuan diluar usaha dan umumnya bersifat perorangan
(Karim, 2013). Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan
bank syariah, pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi lima
bagian, yaitu:
1. Pembiayaan konsumen akad Murabahah
2. Pembiayaan konsumen akad IMBT
3. Pembiayaan konsumen akad Ijarah
4. Pembiayaan konsumen akad Istishna’
5. Pembiayaan konsumen akad Qardh
4. Dana Pihak Ketiga
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008
menjelaskan dana pihak ketiga bank untuk selanjutnya disebut DPK
adalah kewajiban bank kepada penduduk untuk mengimpun dana dalam
rupiah dan valuta asing. Dana yang dihimpun oleh perbankan dari
masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui
penyaluran pembiayaan.
DPK Perbankan Syariah merupakan pool dana yang dihimpun dari
masyarakat melalui produk-produk penghimpunan dana Bank Syariah,
yaitu Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, dan
Deposito Mudharabah. DPK yang telah dihimpun oleh bank kemudian
dialokasikan untuk kegiatan yang diperbolehkan menurut syari’ah untuk
menghasilkan pendapatan. Selain itu, pengalokasian DPK mempunyai
36
beberapa tujuan di antaranya adalah mencapai tingkat profitabilitas yang
diharapkan, tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan
masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas bank tetap aman.
Penurunan DPK juga sedikit banyak akan mempengaruhi Pembiayaan
yang Disalurkan (Muttaqiena, 2013).
Dana Pihak Ketiga merupakan dana simpanan yang berasal dari
masyarakat yang menitipkan dananya kepada bank syariah dimana
penarikannya dapat dilakukan kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana
terbesar yang diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90%). Dana simpanan
pada bank syariah juga sedapat mungkin mampu dimanfaatkan oleh bank
untuk kegiatan operasional perbankan syariah (Wardiantika dan
Kusumaningtias, 2014).
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang berasal dari mitra
yang berupa tabungan, deposito dan giro didasarkan perjanjian
penyimpanan dana dalam berbagai bentuk. Diantara tiga bentuk DPK,
pendanaan dalam bentuk deposito memiliki persentase yang paling besar
karena dipengaruhi oleh strategi manajemen bank untuk mendapatkan
dana yang dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang (Sudarsono, 2017).
Penggalangan Dana Pihak Ketiga merupakan salah satu fungsi
bank untuk mengumpulkan dana dari pihak yang kelebihan dana dan
mendistribuikannya kepada para pihak yang membutuhkan dana (Andriaga
et all, 2018).
Dana Pihak Ketiga adalah sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasional bank, selain itu merupakan ukuran keberhasilan bank jika
mampu membiayai operasionalnya dari sumber dana ini, pencarian dana
dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber
lainnya (Kasmir 2015).
Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh bank merupakan dana yang
paling diandalkan karena bisa mencapai 80% hingga 90% dari seluruh
dana yang dikelola oleh bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat
37
merupakan fokus utama kegiatan Bank Syariah. Dengan demikian untuk
memberikan pembiayaan secara optimal bank harus mempunyai
kemampuan menghimpun DPK karena DPK merupakan sumber utama
pembiayaan Bank Syariah (Destiana, 2016).
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
bahwa Dana Pihak Ketiga merupakan dana yang bersumber dari
masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.
Berikut adalah produk-produk bank syariah yang digunakan dalam
menghimpun dana pihak ketiga, antara lain:
a. Giro
Giro adalah simpanan dana pihak ketiga, baik dalam mata uang
rupiah atau valuta asing (valas), yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek/bilyet giro, sarana pemerintah
pembayaran lainnya, sesuai ketentuan dan syarat-syarat yang
ditentukan oleh bank (IBI 2014).
Menurut Undang-Undang N0. 21 Tahun 2008, giro merupakan
simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya dapat dilakukan
setiap saat melalui cek, bilyet giro, saran pemerintah lainnya, atau
dengan perintah pemindah bukuan. Selanjutnya menurut fatwa DSN
MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000, ada dua jenis giro yang dibenarkan
secara syariah, yaitu Giro Wadi’ah dan Giro Mudharabah. Pada
produk perbankan akad yang biasa digunakan adalah wadi’ah.
Giro wadi’ah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad
wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika
pemiliknya mengkhendaki. Dalam konsep wadiah yad al-dhamnah,
pihak yang menerima titipan boleh menggunakan atau memanfaatkan
uang atau barang yang dititipkan (Karim, 2013)
b. Tabungan
Tabungan merupakan simpanan pada bank yang penarikannya
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank. Penarikan
tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan,
38
kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) lengkap dengan
nomor pribadi (PIN) (IBI, 2014).
Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, tabungan
merupakan simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah yang dalam penarikannya hanya bisa dilakukan
berdasarkan ketentuan dan syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Selanjutnya menurut fatwa DSN MUI No.
02/DSN-MUI/IV/2000, terdapat dua jenis tabungan yang dibenarkan
secara syariah yaitu tabungan wadi’ah dan tabungan mudharabah.
1.) Tabungan Wadi’ah
Tabungan wadi’ah merupakan jenis simpanan yang
menggunakan akad wadi’ah/titipan yang penarikannya dapat
dilakukan sesuai perjanjian (Ismail, 2016). Konsep wadi’ah yang
diterapkan di bank syariah adalah wadi’ah yad dhamanah, dimana
pihak yang dipercaya untuk menyimpan dana atau barang tersebut
diperbolehkan untuk mengelola atau menggunakan objek (dana
atau barang) yang dititipkan.
2) Tabungan Mudharabah
Tabungan Mudharabah merupakan produk penghimpunan
dana bank oleh bank syariah dengan menggunakan akad
mudharabah mutlaqah. Bank syariah bertindak sebagai mudharib
dan nasabah sebagai shahibul mall. Nasabah menyerahkan dananya
kepada bank syariah untuk dikelola secara mutlak, tidak ada
batasan baik dilihat dari jenis investasi, jangka waktu, maupun
sektor usaha, dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip islam
(Ismail, 2016).
c. Deposito
Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
39
perjanjian antara deposan dan bank (syarat-syarat tertentu) (IBI,
2014).
Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, deposito adalah
investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah
dan bank dan atau UUS. Selanjutnya menurut fatwa DSN MUI No.
03/DSN-MUI/IV/2000, deposito yang dibenarkan hanya deposito
dengan akad (kontrak) mudharabah, yang terdiri atas mudharabah
mutlaqah dan mudahrabah muqayyadah.
1) Mudharabah Mutlaqah
Dengan kontrak mudharabah mutlaqah, pemilik dana tidak
memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah
dalam mengelola dana investasinya, baik yang berkaitan dengan
tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank
syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalm
meninvestasikan dana nasabah ke berbagai sektor bisnis yang
diperkirakan akan memperoleh keuntungan (Karim, 2013).
2) Mudahrabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah adalah mudharabah dimana
pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain
mengenai dana, lokasi, cara dan/objek investasi atau sektor usaha.
Misalnya, tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik
dana dengan dana lainnya, tidak meninvestasikan dananya pada
transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan
pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui
pihak ketiga (Nurhayati dan Wasilah, 2013).
5. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk naik
secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang
40
saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut
meluas (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga-
harga barang lain (Boediono, 2016).
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat
secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari beberapa komoditi
saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut meluas
kepada sektor lain atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari
harga barang-barang lain. Keadaan harga yang terus menerus berarti
karena kenaikan harga-harga bersifat musiman atau sesekali saja atau
tidak mempunyai pengaruh lanjut tidak disebut inflasi (Saekhu, 2015).
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan umum harga-harga
secara terus menerus pada sektor ekonomi karena peningkatan
permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat (Lisa, 2017).
Menurut Pohan dalam Muttaqiena (2013) mendefinisikan inflasi
sebagai kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan harga yang
terjadi pada seluruh kelompok barang atau jasa. Sementara, tingkat
inflasi adalah persentasi pertambahan kenaikan harga dari satu periode
ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain.
Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu waktu ke waktu lainnya
tidak berlaku secara seragam.
Kondisi perekonomian yang berubah-ubah dan selalu menarik
perhatian perbankan dalam menyalurkan pembiayaan adalah tingkat
inflasi. Karena secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang atau komoditas dan jasa selama suatu periode
tertentu (Dahlan, 2014).
Inflasi didefinisikan sebagai suatu gejala dimana tingkat harga
umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Berdasarkan definisi
tersebut, kenaikan harga (general price level) yang sekali waktu saja
tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi (Kewal, 2012). Kewal
memaparkan bahwa ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar
dapat dikatakan telah terjadi inflasi, komponen tersebut adalah:
41
1.) Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti
bisa saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau
naik dibandingkan sebelumnya, tetapi tetap menunjukan tendensi
yang meningkat.
2.) Kenaikan tingkat harga tersebut berlangsung secara terus menerus
(sustained) yang berarti bukan terjadi pada suatu waktu saja, akan
tetapi bisa beberapa waktu lamanya.
3.) Tingkat harga yang dimaksud disini adalah tingkat harga secara
umum, yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan itu
bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, akan tetapi
untuk harga barang secara umum.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
bahwa inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga secara terus
menerus terhadap barang, komoditi ataupun jasa. Kenaikan harga
selama suatu waktu saja tidak dapat dikatakan sebagai inflasi, selain itu
kenaikan harga dari beberapa komoditi saja tidak dapat dikatakn
sebagai inflasi, kecuali apabila kenaikan dari komoditi tersebut bisa
meluas atau berdampak yang memicu kenaikan harga-harga lainnya.
b. Jenis-jenis Inflasi
1. Berdasarkan pada Asal Terjadinya
Menurut Yuliadi (2008) berdasarkan penyebab terjadinya inflasi
adalah sebagai berikut:
a. Domestic Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri
dan timbul misalnya dikarenakan defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen yang gagal dan
sebagainya.
b. Imported Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari luar negeri
yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) diluar negeri.
2. Berdasarkan tingkat keparahannya
Menurut Boediono (2016), berdasarkan derajatnya “parah” tidaknya
inflasi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
42
a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
b. Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun)
c. Inflasi berat (antara 30%-100% setahun)
d. Hiperinflasi (diatas 100% setahun)
Menurut Boediono (2016:161) secara garis besar ada tiga
kelompok mengenai teori inflasi yang mana masing-masing dari teori
inflasi tersebut menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi,
yaitu:
a. Teori Kuantitas
Menurut Boediono (2016), teori kuantitas menyatakan bahwa
terjadinya inflasi dikarenakan dua faktor, yaitu jumlah uang yang
beredar dan psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan
harga-harga (exspektations). Inti teori ini adalah sebagai berikut:
1. Inflasi hanya bisa terjadi jika adanya penambahan volume uang
yang beredar tanpa ada kenaikan jumlah produksi, seperti
misalnya, kegagalan panen, hanya akan menaikan harga-harga
untuk sementara waktu saja. Penambahan jumlah uang ibarat
bahan bakar bagi inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah,
inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab awal dari
kenaikan harga tersebut.
2. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang
yang beredar dan oleh harapan (psikologi) masyarakat
mengenai kenaikan harga-harga barang di masa mendatang.
b. Teori Keynes
Menurut Boediono (2016), teori Keynes inflasi terjadi karena
masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.
Proses inflasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses
perebutan bagian rezeki diantara kelompok-kelompok sosial yang
menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa oleh
masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan
manjadi keadaan di mana permintaan masyarakat terhadap barang-
43
barang selalu melebihi jumlah barang yang tersedia, sehingga
menimbulkan adanya inflationary gap. Inflationary gap ini timbul
karena golongan-golongan masyarakat tersebut berhasil
menterjemahkan aspirasi mereka menjadi permintaan yang efektif
akan barang-barang. Dengan lain perkataan, mereka berhasil
memperoleh dana untuk mengubah aspirasinya menjadi rencana
pembelian barang-barang yang didukung dengan dana.
c. Teori Strukturalis
Menurut Boediono (2016) dalam teori ini, inflasi dikaitkan
dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian. Teori ini
memberi tekanan pada ketegaran (rigidities) dari struktur
perekonomian negara-negara yang sedang berkembang. Dengan
demikian teori ini mencoba melihat inflasi dalam jangka panjang.
Menurut teori ini ada dua ketegaran utama dalam perekonomian
yang bisa menumbulkan inflasi, yaitu :
1. Ketegaran yang berupa ketidakelastisan dari penerimaan
ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban
dibanding dengan pertumbuhan sektor lain. Kelambanan ini
disebabkan karena harga di pasar dunia dari barang-barang
ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan dan suplai
atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsif
terhadap kenaikan harga (suplai barang-barang ekspor yang
tidak elastis).
2. Ketegaran yang berkaitan dengan ketidakelastisan suplai atau
produksi bahan makanan di dalam negeri. Dikatakan bahwa
produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat
pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita, sehingga
harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk menaik
melebihi kenaikan harga barang-barang lain.
44
c. Indikator Inflasi
Menurut Manurung dan Rahardja (2004), terdapat beberapa indeks
yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi,
yaitu:
1. Indek Harga Konsumen (IHK)
IHK merupakan angka indeks harga menunjukkan pergerakan
tingkat harga dari sejumlah paket barang dan jasa yang dikonsumsi
masyarakat dalam periode tertentu. Masing-masing harga barang dan
jasa tersebut diberikan bobot berdasarkan tingkat keutamaannya.
Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi bobot yang
paling besar. Perhitungan IHK dilakukan dengan memperhitungkan
sekitar ratusan komoditas pokok dengan melihat perkembangan
secara regional, dengan mempertimbangkan tingkat inflasi kota-
kota besar, terutama ibu kota propinsi di Indonesia untuk
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Untuk mendapatkan inflasi berdasarkan IHK dapat digunakan
formula sebagai berikut:
Inflasi = (IHKt − IHKt−1)
IHKt−1 × 100%
Dimana,
IHKt = Indeks Harga Konsumen pada tahun t (periode ini)
IHKt-1 = Indeks Harga Konsumen pada tahun t-1(periode lalu)
2. Indek Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index)
Indeks ini melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh kerana itu
IHPB sering disebut sebagai indeks harga produsen. IHPB
menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen dari berbagai
tingkat produksi. Prinsip yang digunakan unruk menghitung inflasi
berdasarkan dataIHPB adalah sama dengan IHK:
Inflasi = (IHPB−IHPD−1)
IHPD−1 × 100%
3. Indek Harga Implisit (GDP Deflator)
Sama halnya dengan IHK dan IHPB, perhitungan inflasi dengan
IHI dilakukan dengan menghitung perubahan indeks:
45
Inflasi = (IHI−IHI−1)
IHI−1 × 100%
Menurut Kewal (2012) suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat
diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga
yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi antara lain:
a) Customer Price Index (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran
rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi kebutuhan
hidup.
b) Produsen Price Index (PPI)
Indeks yang lebih menitik beratkan pada perdagangan besar seperti
harga bahan mentah, bahan baku, atau bahan setengah jadi.
c) Gross National Produt (GNP) deflator
Merupakan jenis indeks yang berbeda dengan Indeks CPI dan PPI,
dimana indeks ini mencakup jumlah barang dan jasa yang
termasuk dalam hitungan GNP.
Inflasi dalam penelitian ini berdasarkan pada IHK (Indeks Harga
Konsumen), yaitu indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga
antar waktu dari suatu paket jenis barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh penduduk/rumah tangga di daerah perkotaan dengan dasar periode
tertentu (BPS). Kemudian secara sederhana inflasi dapat didefinisikan
debagai kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus
menerus (Muttaqiena, 2013).
Terdapat sejumlah alasan mengapa IHK lebih banyak digunakan
dibandingkan indikator harga lainnya. Menurut Saekhu (2015)
penjelasan penggunaan inflasi IHK dijabarkan sebagai berikut :
1. IHK dipublikasi secara periodik dengan jangka waktu yang paling
pendek (bulanan).
2. IHK mengukur kenaikan biaya hidup (cost of living) karena
mencakup barang dan jasa yang paling banyak dibeli dan
dikonsumsi masyarakat.
46
3. IHK telah dikenal dan lama digunakan sebagai dasar pengukuran
inflasi.
d. Dampak Buruk Inflasi
Menurut Sukirno (2011), efek buruk yang ditimbulkan oleh inflasi
adalah sebagai berikut:
1. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi.
Inflasi yang tinggi tingkatanya akan menghambat perkembangan
ekonomi. Biaya yang terus naik menyebabkan kegiatan produktif
sangat tidak menguntungkan yang membuat pemilik modal lebih
suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulatif, investasi
untuk sektor produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan
ekonomi akan menurun yang berakibat pada meningkatnya
pengangguran.
2. Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat.
Selain dapat menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi
Negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu
dan masyarakat.
3. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang
berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah
secepat kenaikan harga-harga. Oleh karena itu inflasi akan
menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap,
sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.
4. Inflasi akan mengurangi kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian
kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang berbentuk uang tunai
yang disimpan akan menurun nilai riil nya bila terjadi inflasi.
5. Memperburuk pembagian kekayaan.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, inflasi menyebabkan
pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap
dengan pemilik harga tetap dan penjual akan semakin tidak merata.
47
e. Kebijakan untuk mengatasi inflasi
Menurut Sukirno (2011), kebijakan untuk mengatasi inflasi yang
dilakukan oleh pemerintah adalah:
1. Kebijakan Fiskal, yaitu dengan menambahkan pajak dan
mengurangi pengeluaran pemerintah.
2. Kebijakan Moneter, yaitu dengan menambahkan suku bunga dan
membatasi kredit.
3. Dari segi penawaran, yaitu dengan melakukan langkah yang dapat
mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti
mengurangi pajak impor atas bahan mentah, penetapan harga,
menggalakan pertambahan produksi dan perkembangan teknologi
6. Nilai Tukar
a. Definisi Nilai Tukar (Kurs)
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang
lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnnya.
Kurs asing adalah harga yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk
memperoleh mata uang asing. Kenaikan nilai mata uang dalam negeri
disebut dengan apresiasi dan penurunan nilai mata uang dalam negeri
disebut dengan depsresiasi (Darma & Nita, 2011).
Menurut Krugman dan Maurice dalam Rudiansyah (2014) nilai
tukar adalah harga mata uang suatu negara terhadap negara lain atau
mata uang suatu negara dinyatakan dalam mata uang negara lain. Nilai
tukar yang tercipta dari kekuatan pasar akan selalu berubah disetiap
kali nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah.
Sebuah mata uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila
permintaan menjadi lebih besar dari pasokan yang tersedia. Nilai tukar
akan menjadi berkurang bila permintaan kurang dari suplai yang
tersedia.
Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain. Mata uang internasional yang sering dijadikan standar
negara di dunia adalah Dollar AS (USD). Salah satu alasannya adalah
48
karena Dollar AS memiliki tingkat yang relatif konstan terhadap mata
uang apa pun (Lisa, 2017).
Kurs dalam Islam adalah menganut sistem managed floating,
dimana nilai tukar adalah hasil dari kebijakan-kebijakan pemerintah
(bukan merupakan cara atau kebijakan itu sendiri) karena pemerintah
tidak mencampuri keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali jika
terjadi hal-hal yang mengganggu keseimbangan itu sendiri (Karim,
2013).
b. Jenis-Jenis Nilai Tukar
Jenis nilai tukar menurut Mankiw (2006) dibagi kedalam dua jenis,
yaitu:
1. Nilai Tukar Nominal
Merupakan nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan mata
uang suatu negara dengan mata uang negara lain (Mankiw, 2006).
2. Nilai Tukar Riil
Merupakan nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan
barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain.
Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia
di dalam negeri terhadap barang dan jasa yang tersedia di luar
negeri (Mankiw, 2006).
Menurut Kewal (2012) nilai tukar atau disebut juga kurs valuta
dalam berbagai transaksi ataupun jual beli valuta asing dikenal ada
empat jenis, yaitu:
1.) Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank
untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
2.) Middle rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan
kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan
oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.
3.) Buying rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank
untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
49
4.) Flat rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual
beli bank notes dan traveler cheque, dimana dalam kurs tersebut
telah diperhitungkan promosi dan biaya lain-lain.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Nilai Tukar
Menurut Sukirno (2004), perubahan dalam permintaan dan
penawaran suatu valuta yang kemudian menyebabkan perubahan
dalam kurs valuta, disebabkan oleh banyak faktor antara lain:
1. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
Citarasa masyarakat mempengaruhi citarasa konsumsi mereka. Maka
perubahan citarasa akan mengubah corak konsumsi mereka terhadap
barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri maupun yang
diimpor. Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran valuta asing.
2. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor
Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor.
Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga murah
relatif akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka
ekspornya berkurang. Pengurangan harga impor akan menambah
jumlah impor, dan sebaliknya, kenaikan harga barang impor akan
menurunkan jumlah impor. Dengan demikian, perubahan harga
barang-barang ekspor dan impor akan mempengaruhi permintaan
dan penawaran akan mata uang suatu negara.
3. Kenaikan Harga Umum (Inflasi)
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan
nilai suatu valuta asing. Kecenderungan ini disebabkan oleh efek
inflasi berikut: (i) inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri
lebih mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu inflasi
berkecenderungan menambah impor, (ii) inflasi menyebabkan harga
barang ekspor menjadi mahal, oleh karena itu inflasi
berkecenderungan mengurangi ekspor. Keadaan (i) menyebabkan
permintaan ke atas valuta asing bertambah, dan keadaan (ii)
50
menyebabkan penawaran ke valuta asing berkurang, maka harga
valuta asing akan bertambah (berarti harga mata uang negara yang
mengalami inflasi merosot).
4. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting
peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan
tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan
menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri.
Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang
tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu.
Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, maka
permintaan atas mata uang negara tersebut bertambah, sehingga nilai
mata uang tersebut ikut bertambah. Nilai mata uang suatu negara
akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar
negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang
lebih tinggi di negara-negara lain.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi terhadap nilai
mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang
berlaku. Apabila kemajuan itu, terutama diakibatkan oleh
perkembangan eskpor, maka permintaan terhadap mata uang negara
itu bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya
nilai mata uang negara itu naik. Namun, apabila kemajuan tersebut
menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran
mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan
oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.
51
B. Kerangka Pemikiran
Berikut merupakan kerangka pemikiran yang dapat disusun berdasarkan
kerangka teoritis menganai masing-masing variabel independen, variabel intervening,
dan variabel dependen.
Kerangka Pemikiran
Tabel 2.1
Pengaruh Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Dengan Dana Pihak
Ketiga Sebagai Variabel Intervening
Inflasi
(X1)
Nilai tukar
(X2)
Dana Pihak
Ketiga (Y)
Pembiayaan
Bank Umum
Syariah
(Z)
Metode Analisis Jalur (Path Analysis) dengan Program SPSS
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
H1
H2
H4
H3
H5
H6
H7
Pembiayaan merupakan sumber dalam menghasilkan pendapatan bank syariah.
Kemampuan bank dalam menyalurkan pembiayaan akan mempengaruhi
perkembangan/pertumbuhan bank syariah. Sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah.
Grand Theory: Pembiayaan
52
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Hubungan Inflasi Terhadap Dana Pihak Ketiga perbankan
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja
tidak dapat disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas (atau
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga-harga barang lain
Boediono, 2016). Inflasi yang tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan
DPK bank syariah, hal ini karena jika inflasi tinggi maka harga-harga akan
mengalami kenaikan dan biaya hidup masyarakat akan menjadi lebih
mahal. Sehingga masyarakat akan mengurangi saving atau bahkan
mengambil simpanannya di bank untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Fenomena ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muttaqiena
(2013) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif yang
signifikan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh
perbankan syariah.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H01 : Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga
pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Ha1 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada
Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan
Pengaruh kurs terhadap kondisi makro ekonomi berhubungan
dengan tingkat harga yang berlaku dan mempengaruhi perilaku nasabah
dalam menabung serta permintaan pembiayaan. Menurut Mankiw dalam
(Rifai, Susanti, dan Setyaningrum, 2017) menyatakan jika kurs riil tinggi,
barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang
domestik lebih mahal dan sebaliknya. Jika nilai tukar mengalami
depresiasi maka akan menyebabkan pelarian modal ke luar negeri, hal ini
dikarenakan jika dibandingkan dengan investasi di dalam negeri maka
keuntungan yang didaptkan akan lebih tinggi.
53
Semakin meningkatnya nilai tukar Dollar AS akan menaikkan
permintaan Dollar, sebaliknya permintaan uang domestik akan turun.
Berdasarkan hal ini, perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
negara lain yang diantaranya Dollar AS, dapat mempengaruhi
pertumbuhan jumlah rekening maupun DPK di perbankan syariah. Hal ini
didukung oleh penelitian Lisa (2017) yang menyatakan bahwa nilai tukar
Rupiah berpengaruh signifikan terhadap DPK dan indeks kinerja islami.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H02 : Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap Dana
Pihak Ketiga pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Ha2 : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak
Ketiga pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
3. Hubungan Inflasi Terhadap Pembiayaan Perbankan
Inflasi merupakan suatu gejala dimana tingkat harga mengalami
kenaikan secara terus menerus (Kewal, 2012). Inflasi menimbulkan
dampak buruk bagi masyarakat dan kegiatan perekonomian secara
keseluruhan, hal ini karena sebagian besar pelaku-pelaku ekonomi terdiri
dari pekerja yang mempunyai penghasilan tetap. Inflasi biasanya berlaku
lebih cepat dari kenaikan upah, oleh sebab itu upah riil masyarakat akan
berkurang karena kenaikan inflasi dan akan mengurangi tingkat
kemakmuran segolongan masyarakat (Dahlan, 2014).
Inflasi yang tinggi akan memberikan dampak yang buruk bagi
bank syariah karena akan membuat masyarakat kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, termasuk untuk membayar kewajibannya terhadap
bank syariah, sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya gagal bayar
atau kredit macet. Oleh karena itu, bank akan lebih selektif dan
mengurangi tingkat pembiayaan yang disalurkan, selain itu terjadinya
inflasi akan mebuat pemerintah melakukan kebijakan moneter untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menghimbau bank
untuk membatasi penyaluran pembiayaan. Fenomena ini didukung oleh
54
penelitian Rifai; Susanti dan Setyaningrum (2017) yang menyatakan
bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Bank Islam.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H03 : Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Ha3 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia.
4. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Perbankan
Pengaruh kurs terhadap kondisi makro ekonomi berhubungan
dengan tingkat harga yang berlaku dan mempengaruhi perilaku nasabah
dalam menabung serta permintaan pembiayaan. Menurut Mankiw dalam
(Rifai, Susanti, dan Setyaningrum, 2017), menyatakan jika kurs riil tinggi,
barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang
domestik lebih mahal dan sebaliknya. Jika kurs rupiah melemah terhadap
mata uang negara lain, maka barang produksi atau jasa yang dihasilkan
negara lain menjadi lebih mahal berdasarkan mata uang negara lain
tersebut. Akibatnya, permintaan barang atau jasa menurun, saat
permintaan menurun, produsen akan menurunkan pasokan dan tercapai
keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi
produksi sehingga ekonomi mengalami perlambatan. Akibatnya
perusahaaan akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan produksinya
termasuk kesulitan dalam membayar kewajibannya kepada bank syariah.
Sehingga bank akan lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan karena
ketika nilai tukar melemah akan menyebabkan semakin tingginya risiko
terjadinya pembiayaan bermasalah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nahar dan Sarker (2016) yang menyatakan nilai tukar
berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan Bank Islam.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H04 : Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
55
Ha4 : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
5. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Perbankan
Dana Pihak Ketiga merupakan dana simpanan yang berasal dari
masyarakat yang menitipkan dananya kepada bank syariah dimana
penarikannya dapat dilakukan kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana
terbesar yang diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90%). Dana simpanan
pada bank syariah juga sedapat mungkin mampu dimanfaat oleh bank
untuk kegiatan operasional perbankan syariah (Wardiantika dan
Kusumaningtias, 2014).
Menurut Kasmir (2010), dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga
yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi
kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Dana Pihak Ketiga merupakan
langkah awal sebelum melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar
kecilnya DPK akan mempengaruhi pembiayaan yang akan disalurkan oleh
bank syariah kepada masyarakat. Apabila DPK meningkat maka
pembiayaan juga akan meningkat dengan diimbangi SDM yang kompeten
dan sebaliknya apabila DPK menurun maka pembiayaan juga akan
menurun. Hal ini didukung oleh penelitian Faizal dan Prabawa (2010)
serta Sudarsono (2017) yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H05 : Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Ha5 : Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
6. Hubungan Inflasi Terhadap Pembiayaan Melalui Dana Pihak Ketiga
Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus
menerus. Menurut Muttaqiena (2013) pada saat inflasi, masyarakat akan
56
menarik dana lebih banyak dari simpanannya untuk memenuhi kebutuhan
mereka, termasuk simpanan mereka di perbankan syariah. Hal ini akan
menurunkan tingkat pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya
pembiayaan tergantung pada dana yang masuk dari masyarakat. Fenomena
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muttaqiena (2013) yang
mengemukakan bahwa inflasi berpengaruh negatif yang signifikan
terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga. Serta penelitian yang dilakukan oleh
Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) yang menyatakan dana pihak
ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume pembiayaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H06 : Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.
Ha6 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.
7. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan Melalui Dana Pihak
Ketiga
Pengaruh kurs terhadap kondisi makro ekonomi berhubungan
dengan tingkat harga yang berlaku dan mempengaruhi perilaku nasabah
dalam menabung serta permintaan pembiayaan. Menurut Mankiw dalam
(Rifai, Susanti, dan Setyaningrum, 2017) menyatakan jika kurs riil tinggi,
barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barang-barang
domestik lebih mahal dan sebaliknya. Jika nilai tukar mengalami
depresiasi akan mempengaruhi nasabah korporasi yang menginvestasikan
dananya di perbankan syariah dimana bahan baku dari kegiatan usahanya
berasal dari impor. Maka nasabah akan menarik dana dalam simpanannya
untuk mengatasi permodalannya.
Berdasarkan hal ini, perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain yang diantaranya Dollar AS, dapat mempengaruhi
pertumbuhan jumlah rekening maupun DPK di perbankan syariah. Hal ini
akan menurunkan tingkat pembiayaan perbankan, karena besar kecilnya
pembiayaan tergantung pada dana yang masuk dari masyarakat. Fenomena
57
ini didukung oleh penelitian Muttaqiena (2013) yang menyatakan bahwa
nilai tukar Rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap DPK
perbankan syariah dan penelitian Herni (2015) yang menyatakan dana
pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume
pembiayaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H07 : Nilai Tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.
Ha7 : Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia melalui Dana Pihak Ketiga.
58
14. BAB III
15. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang bagaimana pengaruh
inflasi dan nilai tukar terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia
dengan Dana Pihak Ketiga sebagai variabel intervening. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris yaitu pendekatan
berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.
B. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menganalisa hubungan sebab akibat yang digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu inflasi dan nilai
tukar terhadap variabel dependen, yaitu pembiayaan bank syariah dengan
menggunakan variabel intervening, yaitu Dana Pihak Ketiga. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016).
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
(bukan orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data
tersebut (Idrus, 2009).
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder berupa time series dengan skala triwulanan selama periode enam
tahun yang diperoleh dari laporan keuangan Bank Umum Syariah yaitu
mengenai data jumlah pembiayaan dan Dana Pihak ketiga serta laporan
keuangan Bank Indonesia yaitu mengenai data inflasi dan nilai tukar.
59
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh elemen yang menunjukan ciri-ciri tertentu yang
dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi: 2011). Populasi dalam
penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang terdaftar di situs Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama periode pengamatan
penelitian.
Berikut ini merupakan tabel yang menggambarkan populasi dalam
penelitian ini:
Tabel 3. 1
Populasi Penelitian
No. Nama Perusahaan
1. PT. Bank Muamalat Indonesia
2. PT. Bank Victoria Syariah
3. PT. Bank BRI Syariah
4. PT. Bank Jabar Banten Syariah
5. PT. Bank BNI Syariah
6. PT. Bank Syariah Mandiri
7. PT. Bank Mega Syariah
8. PT. Bank Panin Syariah
9. PT. Bank Syariah Bukopin
10. PT. BCA Syariah
11. PT. Maybank Syariah Indonesia
12. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
13. PT. Bank Aceh Syariah
Sumber data: Statistik Perbankan Syariah OJK
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisrik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2015). Teknik penarikan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling, merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan
60
sampel (Sugiyono: 2015). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai
berikut:
1. Merupakan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia atau
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Merupakan Bank Syariah yang telah berdiri sebagai Bank Umum
Syariah sejak 2013 sampai 2018.
3. Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan keuangan triwulan
selama enam tahun berturut-turut periode Maret 2013 sampai Desember
2018 dan telah dipublikasikan dalam laman resmi Bank Umum Syariah
yang bersangkutan.
4. Laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah memiliki data-data
yang mendukung dan dibutuhkan dalam penelitian.
Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh delapan BUS yang
mewakili persyaratan dalam pengambilan sampel yaitu: Bank Syariah
Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah
dan Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Syariah Mega
Indonesia, dan Bank BCA Syariah. Total observasi dalam penelitian ini
adalah 6 tahun x 4 bulan x 8 Bank = 192 observasi.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Bank Umum Syariah di Indonesia Kode
1 Bank Syariah Mandiri BSM
2 Bank Muamalat Indonesia BMI
3 Bank BNI Syariah BNIS
4 Bank BRI Syariah BRIS
5 Bank Panin Syariah BPS
6 Bank Syariah Bukopin BSBK
7 Bank Mega Syariah BMS
8 Bank BCA Syariah BCAS
61
D. Metode Pengumpulan data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2011), data sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, dimana untuk mendapatkan data penelitian
tersebut harus melalui orang lain atau mencarinya melalui dokumen. Dalam
penelitian ini data diperoleh langsung dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan.
Penelitian ini menggunakan data time series (berkala). Data berkala adalah
data data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau
periode secara historis (Zulfikar & Budiantara: 2014).
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara tiga cara, pertama library
research yang merupakan pengumpulan data dengan membaca buku dari
beberapa litelatur, referensi, laporan keuangan dan bahan yang berhubungan.
Kedua, dengan cara field research dengan melakukan peninjauan langsung
guna memperoleh data dengan pengamatan, yaitu berupa sumber data
sekunder dengan skala triwulanan yang diambil dari Laporan triwulanan
inflasi berdasarkan IHK dan Laporan nilai tukar yang dipublikasikan di
website resmi Bank Indonesia. Laporan keuangan Bank Umum Syariah yang
bersangkutan, yang dipublikasikan melalui website resmi dari masing-masing
bank dengan periode waktu Maret 2013 sampai Desember 2018. Ketiga,
internet research, dikarenakan buku referensi atau litelatur terkadang
tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa dikarenakan ilmu selalu
berkembang. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan teknologi
yang berkemmbang yaitu internet, sehingga data yang diperoleh merupakan
data yang sesuai dengan perkembangan zaman.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011), variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
62
1. Variabel Eksogen
a. Inflasi (X1)
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat
secara umum dan terus menerus. Kenaikan beberapa komoditi saja
tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau
mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain.
Keadaan harga yang terus menerus berarti karena kenaikan harga-
harga bersifat musiman atau sesekali saja atau tidak mempunyai
pengaruh lanjut tidak disebut inflasi (Saekhu, 2015).
b. Nilai Tukar (X2)
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang
lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnnya.
Kurs asing adalah harga yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk
memperoleh mata uang asing. Kenaikan nilai mata uang dalam negeri
disebut dengan apresiasi dan penurunan nilai mata uang dalam negeri
disebut dengan depsresiasi (Darma & Nita, 2011).
Nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain. Mata uang internasional yang sering dijadikan standar
negara di dunia adalah Dollar AS (USD). Salah satu alasannya adalah
karena Dollar AS memiliki tingkat yang relatif konstan terhadap mata
uang apapun (Lisa, 2017).
2. Variabel Endogen
1. Dana Pihak Ketiga
DPK Perbankan Syariah merupakan pool dana yang dihimpun dari
masyarakat melalui produk-produk penghimpunan dana Bank Syariah,
yaitu Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, dan
Deposito Mudharabah. DPK yang telah dihimpun oleh bank akan
dialokasikan untuk kegiatan yang diperbolehkan menurut syari’ah,
untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu, pengalokasian DPK
mempunyai beberapa tujuan di antaranya adalah mencapai tingkat
profitabilitas yang diharapkan, tingkat resiko yang rendah, dan
63
mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi
likuiditas bank tetap aman. Penurunan DPK juga sedikit banyak akan
mempengaruhi Pembiayaan yang Disalurkan (Muttaqiena, 2013).
Menurut Kasmir (2015) dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga
yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi
kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Menurut Surat Edaran
Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 dana yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa giro,
tabungan, dan deposito.
2. Pembiayaan
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar
produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat katagori yang
dibedakan berdasarkan tujan penggunannya, yaitu: Pertama,
Pembiayaan dengan prinsip jual-beli. Kedua, pembiayaan dengan
prinsip sewa. Ketiga pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Keempat,
Pembiayaan dengan akad pelengkap (Dahlan, 2014).
Menurut Karim (2007) Produk penyaluran dana secara garis besar
dibagi menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuannya
yaitu, pertama Pembiayaan dengan prinsip jual beli, dalam
operasionalnya menggunakan akad murabahah, salam dan istishna’.
Kedua Pembiayaan dengan prinsip sewa, dalam operasionalnya
menggunakan akad ijarah. Ketiga Pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil, dalam operasionalnya menggunakan akad musyarakah, dan
mudharabah. Keempat ialah Jasa perbankan syariah Selain berfungsi
sebagai intermediaries (penghubung) antara pihak yang membutuhkan
dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit),
bank syariah juga menyediakan berbagai pelayanan dalam bentuk jasa
kepada nasabahnya dengan mendapat imbalan berupa sewa atau
keuntungan.
64
Tabel 3.3
Ringkasan Operasional Variabel
Variabel Deskripsi Indikator Sumber Skala
Inflasi Inflasi merupakan
kecenderungan
kenaikan harga
secara terus
menerus selama
periode tertentu
Indeks Harga
Konsumen
Muttaqiena
2013
Rasio
Nilai Tukar nilai tukar adalah
harga mata uang
suatu negara
terhadap negara
lain atau mata uang
suatu negara
dinyatakan dalam
mata uang negara
lain.
Kurs Tengah Afif
Rudiansyah
2014
Nominal
Dana Pihak
Ketiga
Merupakan pooling
dana dari
masyarakat dalam
bentuk giro,
tabungan, dan
deposito.
Dana
Simpanan
Wadiah
Dana investasi
Non Profit
Sharing
Abida
Muttaqiena
2013
Nominal
Pembiayaan Pemberian dana
kepada masyarakat
yang membutuhkan
dana/deficit unit
Pembiayaan
Jual Beli
Pembiayaan
Bagi Hasil
Pembiayaan
Sewa
Syafi’I
Antonio
(2018).
Nominal
65
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang
berbentuk angka dan penelitian ini menganalisis tentang bagaimana pengaruh
inflasi dan nilai tukar terhadap pembiayaan dengan DPK sebagai variabel
intervening. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis jalur atau path analysis dengan program Microsoft Excel dan SPSS
versi 23.
Menurut Nurhasanah (2016) Analisis jalur atau path analysis digunakan
untuk menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat.
Dengan demikian, dalam model antar variabel tersebut terdapat variabel
independen yang dalam hal ini disebut dengan variabel eksogen, dan variabel
dependen yang disebut dengan variabel endogen. Berikut adalah metode-
metode yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian guna mengetahui apakah model
regresi yang digunakan benar-benar menunjukkan hubungan yang
signifikan dan representatif. Menurut Ghozali (2017), apabila pengujian
asumsi klasik terpenuhi, maka berdasarkan teorema Gauss-Morkov,
metode estimasi ordinary least square akan menghasilkan unbiased linear
estimator (estimator linier tidak bias) dan memiliki varian minimum atau
sering disebut dengan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Ada
empat uji asumsi klasik yang doigunakan dalam penelitian ini yaitu, Uji
Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Linearitas, dan Uji Autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Menurut Nurhasanah (2016) uji normalitas merupakan salah satu
bagian dari uji persyaratan data atau biasa disebut asumsi klasik.
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan teknik
rumus Kolmogorov-Smirnov, Histogram, dan Normal Probabilty-Plot.
66
Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0 = Berdistribusi normal
H1 = Berdistribusi tidak normal
b) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2013, uji heteroskedastisitas bermaksud guna
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain. Jika variance
residual dari suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap maka disebut
dengan homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut dengan
heteroskedatisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Menurut Ghozali 2013, salah satu cara untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glesjer. Uji
Glesjer mengusulkan untuk meregresikan nilai absolute residual
terhadap variabel independen. Hasil probabilitas dinyatakan signifikan
jika nilai signifkansinya diatas kepercayaan 5%.
c) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2013) uji multikolinieritas bermaksud guna
menguji apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar variabel
bebas. Model regresi dapat dikatakan baik, ketika tidak terjadi korelasi
di antara variabel independen. Apabila dalam model terdapat
multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar
yang tinggi, sehingga ketepatan pengujian rendah.
Dalam uji ini menggunakan uji Tolerance-VIF, regresi ini dapat
digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua atau lebih variabel
independen yang secara bersama-sama (misalnya X2 dan X3)
mempengaruhi satu variabel independen yang lain (misalnya X1).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas atau tidak terjadi gejala multikolinieritas.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinieritas dapat
diambil berdasarkan dua cara, yaitu:
67
Tolerance > 0,10 Tidak terjadi Multikolinieritas
Tolerance < 0,10 Terjadi Multikolinieritas
VIF > 0,10 Tidak terjadi Multikolinieritas
VIF < 0,10 Terjadi Multikolinieritas
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi apakah pada data
atau penelitian ini terdapat autokorelasi atau tidak. Metode yang
digunakan untuk uji autokorelasi pada penelitian ini adalah uji Durbin-
Watson Nurdany, 2012 dengan melihat ketentuan sebagai berikut:
a) Jika nilai DW lebih kecil dari -2 (DW < -2), berarti terjadi
autokorelasi positif
b) Jika nilai DW berada diantara -2 dan 2, atau -2 ≤ DW ≤ 2, berarti
tidak terjadi autokorelasi
c) Jika nilai DW lebih besar dari 2 (DW > 2), berarti terjadi
autokorelasi negatif
2. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
jalur atau path analysis. Analisis jalur digunakan karena dalam penelitian
ini terdiri lebih dari dua variabel bebas, satu variabel perantara, dan satu
variabel terikat. Path analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis
hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel
bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung
tetapi juga secara tidak langsung (Sarwono, 2012).
Menurut Nurhasanah (2016) Analisis jalur atau path analysis
digunakan untuk menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk
sebab akibat. Dengan demikian, dalam model antar variabel tersebut
terdapat variabel independen yang dalam hal ini disebut dengan variabel
eksogen, dan variabel dependen yang disebut dengan variabel endogen.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
68
a. Variabel Endogen
Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak-anak
panah menuju ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk di
dalamnya adalah variabel perantara dan terikat Nurhasanah, 2016.
Adapun variabel yang menjadi variabel endogen dalan penelitian
ini adalah Pembiayaan Z dan yang menjadi variabel perantara
adalah Dana Pihak Ketiga Y.
b. Variabel Eksogen
Variabel eksogen adalah variabel yang tidak mempunyai anak-anak
panah menuju ke arahnya Nurhasanah, 2016. Adapun variabel
eksogen dalam penelitian ini adalah inflasi X1 dan nilai tukar
X2.
a) Uji F
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian
secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel anova yang nantinya akan
diperoleh nilai F dan didapat hasil probablitas (sig). Jika nilai sig <
0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolakdan Ha diterima artinya
signifikan (Ghozali, 2013).
b) Uji T
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2017).
Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung
variabel tersebut lebih besar dibanding t tabel (Suliyanto, 2011). Untuk
menguji hipotesis ini digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
69
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau ((0,05 ≥ Sig), maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan
c) Uji Koefisien Determinasi R2
Menurut Ghozali (2017), uji koefisien determinasi bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Dengan kata lain, untuk melihat seberapa
besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat
yang dilihat melalui R². Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu. Koefisien determinasi (R²) memiliki kelemahan, yaitu bias
terhadap variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana
setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan dalam model
akan meningkatkan R² meskipun variabel yang dimasukkan itu tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya.
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi
Interval Nilai Kekuatan Hubungan
0,00% - 0,199% Sangat Lemah
0,20% - 0,399% Lemah
0,40% - 0,599% Sedang
0,60% - 0,799% Kuat
0,80% - 1,000% Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2011:231)
Dalam penelitian ini terdapat dua model pengujian, yaitu pengujian
model 1 yang merupakan pengujian pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap
Y baik secara langsung maupun tidak langsung. Serta pengujian 2, yaitu
pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z.
Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu variabel dengan
variabel lainnya mempunyai hubungan.
70
Dilihat dari kerangka berfikir penelitian ini, maka dapat diperoleh
dua substruktur linier sebagai berikut:
Substruktur I:
Gambar 3.1
Hubungan Kausal X1, X2, terhadap Y
Gambar 3.3 menunjukan diagram jalur yang terdiri dari dua
variabel eksogenous yaitu X1, dan X2, satu variabel endogenous (Y), serta
variabel residu . Persamaan struktural gambar 3.3 diatas adalah
Y= YX1 + YX2 +
Keterangan:
Y= Dana Pihak Ketiga
X1= Inflasi
X2= Nilai Tukar
1= Residual Error
Substruktur II:
Gambar 3.2
Hubungan Kausal X1, X2 dan Y Terhadap Z
Persamaan struktural gambar 3.4 adalah:
Z= YX1 + YX2+ ZY +
Keterangan:
Z= Pembiayaan
Y= Dana Pihak Ketiga
X1= Inflasi
1
X1
X2
Y
1
2 X1
X2
Y
Z
71
X2= Nilai Tukar
2= Resiudal Error
Untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukan
oleh output yang dinamakan coefficient yang dinyatakan sebagai standar koefisien
atau dikenal dengan Beta.
72
16. BAB IV
17. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profile Bank Umum Syariah
Perkembangan Bank Umum Syariah yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bank Syariah Mandiri
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB
berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger
dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat
bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat
bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan
Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero)
pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga
menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
sebagai pemilik mayoritas baru BSB. (www.syariahmandiri.co.id).
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan
Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun
1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system) (www.syariahmandiri.co.id).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional
menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga
kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank
73
yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,
SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Pengukuhan dan pengakuan
legal PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
(www.syariahmandiri.co.id).
Tabel 4.1
DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
BSM 2013Q1 47619185 44737441
2013Q2 50529792 46795123
2013Q3 52740071 48093614
2013Q4 55767955 49509715
2014Q1 54510183 49693402
2014Q2 54652683 49476125
2014Q3 57071718 49189024
2014Q4 59283492 48908354
2015Q1 59198066 48666109
2015Q2 59164461 50225939
2015Q3 59707778 50405127
2015Q4 62112879 50893511
2016Q1 63160283 50567308
2016Q2 63792138 52520809
2016Q3 65977531 53047287
2016Q4 69949861 55388246
2017Q1 71035585 55214118
2017Q2 72299691 57854877
2017Q3 74750718 58503373
2017Q4 77903143 60471600
2018Q1 82584156 60990041
2018Q2 82416504 62140629
74
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
2018Q3 82275458 65006610
2018Q4 87471843 67502866
b. Bank Muamalat Indonesia
PT Bankuamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indoensia”)
memulai perjalanan bisnisnya sebagai bank syariah pertama di
Indoensia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H.
pendirian Bank Muamalat digagas oleh Majelis Ulama Indoenesia
(MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pemgusaha
muslim yang kemudian mendapat dukungan dari pemerintah Republik
Indonesia (www.bankmuamalat.co.id).
Pada 27 Oktober Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin
sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang
tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003 Bank
Muamalat dengan percaya diri melakukan Penawaran Umum Terbatas
(PUT) dengan Hak Manajemen Efek Terlebih Dahulu (HMTED)
sebanyal limakali dan merupakan lembaga perbankan pertama di
Indonesia yang mengeluarkan sukuk subordinasi mudharabah
(www.bankmuamalat.co.id).
Seiring dengan kapasitas bank yang semkain diakui, Bank
Muamalat muamalat melebarkan sayapnya dengan membuka jaringan
kantor cabang di seluruh Indonesia. Saat ini Bank Mumalat
memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai
yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula
oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di
seluruh Indonesia, 1996 ATM serta 95.000 merchant debet. Pada tahun
2009 Bank Muamalat mendapatkan izin untuk membuka cabang di
Kuala Lumpur Malaysia dan menjadi bank pertama di Indonesia serta
satu-satunya yang mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga
saat ini bank telah memiliki 325 kantor cabang di Malaysia
(www.bankmuamalat.co.id)
75
Tabel 4.2
DPK dan Pembiayaan Bank Muamalat
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
BMI 2013Q1 40056618 34810570
2013Q2 41002489 37675271
2013Q3 43531102 37992737
2013Q4 44572858 41097157
2014Q1 44580901 42424837
2014Q2 48823261 44683605
2014Q3 50268112 45461539
2014Q4 53496985 43086721
2015Q1 47237649 41932959
2015Q2 41770048 41371362
2015Q3 42380242 40891193
2015Q4 40984915 39877001
2016Q1 40984915 39877001
2016Q2 39890896 39696616
2016Q3 41073732 39790041
2016Q4 41919920 40050457
2017Q1 43401093 39650394
2017Q2 45355335 40655938
2017Q3 47314927 40994153
2017Q4 48686342 41331822
2018Q1 47160434 41906958
2018Q2 43726808 37132078
2018Q3 44314882 35197970
2018Q4 45635574 39552806
c. Bank BNI Syariah
Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,
pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah
76
(UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus
berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang
Pembantu (www.bnisyariah.co.id).
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah, dan di dalam Corporate Plan
UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer
dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (www.bnisyariah.co.id).
Tabel 4.3
DPK dan Pembiayaan Bank BNI Syariah
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
BNIS 2013Q1 10386112 8378975
2013Q2 43531102 9420929
2013Q3 10960565 10398789
2013Q4 11488209 11051094
2014Q1 13509005 12204245
2014Q2 12613835 13367876
2014Q3 14932565 14095415
2014Q4 16246405 15040920
2015Q1 17422874 15697752
2015Q2 17321427 16741370
2015Q3 18930220 16971124
2015Q4 19322756 17765096
2016Q1 20918881 18044641
2016Q2 21834360 18978364
2016Q3 22766399 19532253
2016Q4 24233009 20493609
2017Q1 25810050 21262433
77
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
2017Q2 26665896 22554704
2017Q3 26028263 22527125
2017Q4 29379291 23596719
2018Q1 32948145 23872237
2018Q2 32393323 25194880
2018Q3 33535968 26941729
2018Q4 35496520 28458277
d. Bank BRI Syariah
Berawal dari diakusisi PT. Bank Raykat Indonesia Tbk., terhadap
Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatlan izin
dari bank Indoensia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya
No.10/67/KP.GBI/DpG/2008, makapada tanggal 17 November 2008
PT BRI Syariah Tbk secara resmi beroperasi. Kemudian PT BRI
Syariah Tbk menguibah krgiatan usahanya yang semula beroperasi
secara konvensional, kemudian diubah menjadikegiatan perbankan
berdasarkan prinsip syariah islam (www.brisyariah.co.id).
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 di tanda tangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam
PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada
tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero),Tbk.,dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.
Bank BRISyariah. Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah
ketiga terbesar berdasarkan aset (www.brisyariah.co.id).
Tabel 4.4
DPK dan Pembiayaan Bank BRI Syariah
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
BRIS 2013Q1 13064181 11730483
2013Q2 13832170 13033290
78
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
2013Q3 13924899 13453547
2013Q4 14349712 13917594
2014Q1 15494505 13914879
2014Q2 13990979 14239048
2014Q3 15116605 14650551
2014Q4 16947388 15691431
2015Q1 17562001 15463456
2015Q2 17310457 16071213
2015Q3 18863643 16469173
2015Q4 20123658 16660266
2016Q1 20279023 16893232
2016Q2 20935807 17855236
2016Q3 21193544 17740605
2016Q4 22019067 18035124
2017Q1 23007023 17982662
2017Q2 23963433 18524237
2017Q3 25358456 18657516
2017Q4 26359084 19011788
2018Q1 28298102 19532505
2018Q2 26835941 20954360
2018Q3 27757732 21279998
2018Q4 28862524 21854722
e. Bank Panin Syariah
Panin Bank Syariah merupakan anak perusahaan Bank Panin Tbk.,
yang bergerak di dunia perbankan syariah sebagai langkah maju untuk
mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Pada tanggal 6 Oktober
2009 Panin Bank Syariah mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia
sebagai bankumum berdasarkan prinsip syariah berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009
(www.syariahbank.com).
79
PT. Bank Panin Dubai Syariah berkedudukan di Jakarta dan
berkantor pusat gedung di Panin Life Center, Jl. Letjend S. Parman
Kav.91, Jakarta Barat (www.paninbanksyariah.com).
Tabel 4.5
DPK dan Pembiayaan Panin Bank Syariah
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
BPS 2013Q1 1557923 1864951
2013Q2 1764391 2157197
2013Q3 2296565 2555981
2013Q4 2870310 2570811
2014Q1 2674295 3025139
2014Q2 2967373 4183173
2014Q3 3834621 4292177
2014Q4 5076082 4785524
2015Q1 5171092 4988912
2015Q2 5554336 5419736
2015Q3 5775013 5549633
2015Q4 5928346 5716720
2016Q1 5805681 5458930
2016Q2 6512372 5835531
2016Q3 6607711 5889790
2016Q4 6899007 6346929
2017Q1 7533778 6805701
2017Q2 8210445 7593127
2017Q3 7785784 7338474
2017Q4 7525232 6542901
2018Q1 6562611 5768388
2018Q2 6158775 5466966
2018Q3 5989300 5596385
2018Q4 6905806 6131519
80
f. Bank Syariah Bukopin
Bank Syariah Bukopin merupakan bank yang beroperasi dengan
prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium PT bank Bukopin
Tbk., diakuisisinya PT. Bank Persyarikatan Indonesia, proses akuisisi
bertahap pada tahun 2005 hingga 2018 (www.syariahbukopin.co.id).
PT Persyarikatan Indonesia sebelumnya bernama PT. Bank
Swansarindo Internasional merupakan bank umum yang memperoleh
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1.659/KK.013/1990
tanggal 31 Desember 1990 Tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2
Bank Pasar Dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan
nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh operasi
berdasarkan surat Bank Indonesia Nomor 24/UOBD/PBD2/Sme
tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan
Pemindahan Kantor Bank (www.syariahbukopin.co.id).
Dalam perkembangannya PT kemudian PT Bank Persyarikatan
Indonesia melalui tambahan modal dari asistansi oleh PT Bank
Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 telah memperoleh izin kegiatan
bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 10/69/KEP/DdG/2008
tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian Izin Kegiatan Usaha Bank
Bedasarkan Prinsip Syariah dan Perubahan Nama PT Bank
Persyarikatan Indonesia menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana
secara resmi efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008
(www.syariahbukopin.co.id).
Tabel 4.6
DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Bukopin
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
BSPK 2014Q1 3079920 4492850
2014Q2 3204602 4871672
2014Q3 3352211 5238438
2014Q4 3272262 5439214
2014Q1 3428774 3330711
2014Q2 3372243 3468065
81
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
2014Q3 3489246 3575612
2014Q4 3994597 3710720
2015Q1 3915239 3757505
2015Q2 4061048 3841601
2015Q3 4337818 4012790
2015Q4 4756303 4336201
2016Q1 4977566 4613652
2016Q2 5199152 4801737
2016Q3 5427808 4777897
2016Q4 5442608 4803895
2017Q1 5354150 4907827
2017Q2 5634192 5041931
2017Q3 5786437 4875805
2017Q4 5498424 4534091
2018Q1 5188094 4303645
2018Q2 4686355 4197134
2018Q3 4525340 4141018
2018Q4 4543665 4244083
g. Bank Mega Syariah
Bank Syariah Mega Indonesia berawal dari PT Bank Umum Tugu
(Bank Tugu) yang berdiri pada 14 Juli 1990. Pada tahun 2001 Bank
Tugu diakusisi oleh CT Crop (d/h Para Group) melalui Mega Corpora
(d/h PT Para Global Investindo. Kemudian pada tahun 2004
dikonversi menjadi bank syariah dengan nama PT Bank Syariah ega
Indonesia dan beroperasi secara resmi sebagai bank syariah pada 25
Agustus 2004 www.megasyariah.co.id.
Pada tanggal 2 November 2010 sampai sekarang Bank Syariah
Mega Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah
melaluiKeputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/75/KEP.GBI/2010.
Kemudian pada tanggal 16 November 2008 Bank Mega Syariah telah
menjadi bank devisa dan kemudian pada 8 April 2009 Bank Mega
Syariah memperoleh izin dari Kementrian Agama Republik Indonesia
sebagai bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji
www.megasyariah.co.id.
82
Tabel 4.7
DPK dan Pembiayan Bank Mega Syariah
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
BMS 2014Q1 7251018 6973430
2014Q2 6646031 7171951
2014Q3 7107187 7095077
2014Q4 7730738 7018021
2014Q1 7073089 6783740
2014Q2 6898350 6528439
2014Q3 6755362 6128728
2014Q4 5821319 5454773
2015Q1 5075152 4916808
2015Q2 4663487 4218799
2015Q3 4008682 3972312
2015Q4 4268834 4211474
2016Q1 4349202 4177421
2016Q2 4279175 4118910
2016Q3 4548087 4472567
2016Q4 4920733 4714811
2017Q1 4720489 4636481
2017Q2 4848595 4705637
2017Q3 4857251 4478169
2017Q4 5055436 4641539
2018Q1 4880240 4626506
2018Q2 4973332 4624365
2018Q3 5013099 4769660
2018Q4 5671430 5178618
h. Bank BCA Syariah
PT Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan
usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi
syariah dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No.
12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2009 dari kemudian resmi
beroperasi sebagai bank syariah pada hari senin tanggal 5 April 2010
www.bcasyariah.co.id.
BCA Syariah hingga saat ini memiliki 66 jaringan cabang yang
terdiri dari 12 Kantir Cabang KC, 12 Kantor Cabang Pembantu
83
KCP, 3 Kantor Fungsional KF dan 39 Unit Layanan Syariah ULS
yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, Tanggerang,Bogor, Depok,
Bekasi, Surabaya, Semarang, Bandung, Solo,Yogyakarta, edan,
Palembang, dan Malang data per April 2019 www.bcasyariah.co.id
Tabel 4.8
DPK dan Pembiayaan Bank BCA Syariah
Nama Perusahaan Tahun DPK Pembiayaan
BCAS 2014Q1 1200456 1026778
2014Q2 1283684 1089962
2014Q3 1418684 1247509
2014Q4 1703049 14058833
2014Q1 1680808 1504710
2014Q2 1861348 1587895
2014Q3 1886345 1754706
2014Q4 2338709 2132223
2015Q1 2379674 2358147
2015Q2 2713701 2554428
2015Q3 2605729 2660148
2015Q4 3255154 2975474
2016Q1 3289035 3050892
2016Q2 3220980 3268096
2016Q3 3482054 3396928
2016Q4 3842272 3462826
2017Q1 4178277 3453066
2017Q2 4244930 3884742
2017Q3 4437294 3935716
2017Q4 4736403 4191101
2018Q1 4856671 4291323
2018Q2 5170692 4713263
2018Q3 5327897 4764843
2018Q4 5506107 4899744
B. Analisis Deskriptif Statistik
1. Deskripsi Pembiayaan
Pembiayaan merupakan tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit Antonio (2018).
84
Tabel 4.9
Pembiayaan Bank Umum Syariah
Pembiayaan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
BSM 1864951 49693402 48666109 50567308 55214118 60990041
2157197 49476125 50225939 52520809 57854877 62140629
2555981 49189024 50405127 53047287 58503373 65006610
2570811 48908354 50893511 55388246 60471600 67502866
MUAMALAT 42424837 42424837 41932959 39877001 39650394 41906958
44683605 44683605 41371362 39696616 40655938 37132078
45461539 45461539 40891193 39790041 40994153 35197970
43086721 43086721 39877001 40050457 41331822 39552806
BNI 8378975 12204245 15697752 18044641 21262433 23872237
9420929 13367876 16741370 18978364 22554704 25194880
10398789 14095415 16971124 19532253 22527125 26941729
11051094 15040920 17765096 20493609 23596719 28458277
BRI 11730483 13914879 15463456 16893232 17982662 19532505
13033290 14239048 16071213 17855236 18524237 20954360
13453547 14650551 16469173 17740605 18657516 21279998
13917594 15691431 16660266 18035124 19011788 21854722
PANIN 1864951 3025139 4988912 5458930 6805701 5768388
2157197 4183173 5419736 5835531 7593127 5466966
2555981 4292177 5549633 5889790 7338474 5596385
2570811 4785524 5716720 6346929 6542901 6131519
MEGA SYARIAH
6973430 6783740 4916808 4177421 4636481 4626506
7171951 6528439 4218799 4118910 4705637 4624365
7095077 6128728 3972312 4472567 4478169 4769660
7018021 5454773 4211474 4714811 4641539 5178618
BUKOPIN 4492850 3330711 3757505 4613652 4907827 4303645
4871672 3468065 3841601 4801737 5041931 4197134
5238438 3575612 4012790 4777897 4875805 4141018
5439214 3710720 4336201 4803895 4534091 4244083
BCAS 1026778 1504710 2358147 3050892 3453066 4291323
1089962 1587895 2554428 3268096 3884742 4713263
1247509 1754706 2660148 3396928 3935716 4764843
14058833 2132223 2975474 3462826 4191101 4899744
RATA-RATA 10970719 17136697 17549792 18490676.3 20011243 21101129
85
Untuk mempermudah dalam melihat perkembangan pembiayaan dari
masing-masing BUS dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.1
Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode
Maret 2013 – Desember 2018
Sumber: Laporan Triwulanan BUS Data Diolah
Jika dilihat dari grafik 4.1 pembiayaan yang dislaurkan oleh bank
syariah tergolong cukup baik dimana nilai rata-rata jumlahnya terus
mengalami peningkatan dari setiap tahunnya. Penyaluran pembiayaan
paling rendah didapati oleh Bank Panin Syariah pada triwulan-1 tahun
2013, sedangkan penyaluran pembiayaan paling tinggi didapati oleh Bank
Mandiri Syariah pada triwulan-4 tahun 2018.
2. Deskriptif Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga merupakan dana simpanan dari masyarakat
yang dititipkan kepada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dana yang dihimpun dari
masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang diandalkan oleh bank
(mencapai 80%-90%). Dana simpanan pada bank syariah juga sedapat
mungkin mampu dimanfaat oleh bank untuk kegiatan operasional
perbankan syariah (Wardiantika dan Kusumaningtias, 2014).
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
60000000
70000000
2013
Q1
2013
Q3
2014
Q1
2014
Q3
2015
Q1
2015
Q3
2016
Q1
2016
Q3
2017
Q1
2017
Q3
2018
Q1
2018
Q3
Pembiayaan
BSM
BMI
BNIS
BRIS
BPS
BSPK
BMS
BCAS
86
Tabel 4.10
Dana Pihak Ketiga
DPK 2013 2014 2015 2016 2017 2018
BSM 54510183 54510183 59198066 63160283 71035585 82584156
54652683 54652683 59164461 63792138 72299691 82416504
57071718 57071718 59707778 65977531 74750718 82275458
59283492 59283492 62112879 69949861 77903143 87471843
MUAMALAT 40056618 44580901 47237649 40984915 43401093 47160434
41002489 48823261 41770048 39890896 45355335 43726808
43531102 50268112 42380242 41073732 47314927 44314882
44572858 53496985 40984915 41919920 48686342 45635574
BNI 10386112 13509005 17422874 20918881 25810050 32948145
43531102 12613835 17321427 21834360 26665896 32393323
10960565 14932565 18930220 22766399 26028263 33535968
11488209 16246405 19322756 24233009 29379291 35496520
BRI 13064181 15494505 17562001 20279023 23007023 28298102
13832170 13990979 17310457 20935807 23963433 26835941
13924899 15116605 18863643 21193544 25358456 27757732
14349712 16947388 20123658 22019067 26359084 28862524
PANIN 1557923 2674295 5171092 5805681 7533778 6562611
1764391 2967373 5554336 6512372 8210445 6158775
2296565 3834621 5775013 6607711 7785784 5989300
2870310 5076082 5928346 6899007 7525232 6905806
MEGA 7251018 7073089 5075152 4349202 4720489 4880240
6646031 6898350 4663487 4279175 4848595 4973332
7107187 6755362 4008682 4548087 4857251 5013099
7730738 5821319 4268834 4920733 5055436 5671430
BUKOPIN 3079920 3428774 3915239 4977566 5354150 5188094
3204602 3372243 4061048 5199152 5634192 4686355
3352211 3489246 4337818 5427808 5786437 4525340
3272262 3994597 4756303 5442608 5498424 4543665
BCAS 1200456 1680808 2379674 3289035 4178277 4856671
1283684 1861348 2713701 3220980 4244930 5170692
1418684 1886345 2605729 3482054 4437294 5327897
1703049 2338709 3255154 3842272 4736403 5506107
RATA-RATA 18186160.13 18896599.47 19621333.81 21241650.28 24303920.2 26489791.5
Sumber: Laporan Triwulanan BUS Data Diolah
Untuk mempermudah dalam melihat perkembangan pembiayaan
dari masing-masing BUS dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
87
Grafik 4.2
Perkembangan DPK Bank Umum Syariah
Periode Maret 2013 – Desember 2018
Sumber: Laporan triwulanan BUS data diolah
Jika dilihat dari grafik 4.1 dana yang dihimpun dari masyarakat
oleh bank syariah tergolong cukup baik dimana nilai rata-rata jumlahnya
terus mengalami peningkatan dari setiap tahunnya. DPK paling rendah
didapati oleh Bank Panin Syariah pada triwulan-1 tahun 2013, sedangkan
DPK paling tinggi didapati oleh Bank Mandiri Syariah pada triwulan-4
tahun 2018.
3. Deskripsi Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja
tidak dapat disebut inflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas (atau
mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga-harga barang lain
Boediono, 2016).
Inflasi dalam penelitian ini berdasarkan pada IHK (Indeks Harga
Konsumen), yaitu indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga antar
waktu dari suatu paket jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
penduduk/rumah tangga di daerah perkotaan dengan dasar periode tertentu
(BPS). Kemudian secara sederhana inflasi dapat didefinisikan debagai
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
60000000
70000000
80000000
90000000
DPK
BSM
BMI
BNIS
BRIS
BPS
BSPK
BMS
BCAS
88
kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus
(Muttaqiena, 2013).
Berikut adalah grafik perkembangan inflasi di Indonesia selama
periode pengamatan:
Grafik 4.3
Perkembangan Inflasi
Periode Maret 2013 – Desember 2018
Sumber: Bank Indonesia data diolah
Berdasarkan data dari Bank Indonesia yang digambarkan dalam
Grafik 1.3 menunjukan data inflasi periode 2013 – 2018 yang mengalami
fluktuasi. Inflasi terendah terjadi pada triwulan 3 tahun 2018 yaitu sebesar
2.88%, sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada triwulan 3 tahun 2013 dan
triwulan 4 tahun 2014 yaitu sebesar 8.36%.
4. Deskripsi Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang
lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnnya. Kurs
asing adalah harga yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk
memperoleh mata uang asing. Kenaikan nilai mata uang dalam negeri
disebut dengan apresiasi dan penurunan nilai mata uang dalam negeri
disebut dengan depsresiasi (Darma & Nita, 2011).
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5.265.65
8.68.36
7.326.7
4.35
8.36
6.387.26
6.83
3.35
4.45
3.453.073.313.61
4.373.723.623.43.122.883.13
INFLASI
INFLASI
89
Grafik 4.4
Perkembangan Nilai Tukar (IDR/US$)
Periode Maret 2013 – Desember 2018
Sumber: Bank Indonesia data diolah
Grafik 1.4 menunjukan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS
periode Oktober 2013 – Desember 2018 yang mengalami fluktuasi. Nilai
tukar Rupiah mengalami pelemahan pada bulan November 2018 yaitu
melampaui Rp.15.000 per Dollar AS, nilai ini merupakan nilai terendah
sejak krisis moneter 1998.
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Hal ini
merupakan salah satu syarat untuk melakukan analisis Regresi Linier
Berganda. Uji normalitas dapat dilihat dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov,
kurva histogram dan grafik Normal probability-plot.
a. Uji Kolmogorov-Smirnov
Berikut merupakan tabel Kolmogorov Smirnov hasil dari
pengolahan SPSS
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
2013
-1
2013
-3
2014
-1
2014
-3
2015
-1
2015
-3
2016
-1
2016
-3
2017
-1
2017
-3
2018
-1
2018
-3
nilai tukar
nilai tukar
90
Tabel 4.11
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 24
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3042609.246820
55
Most Extreme Differences Absolute .161
Positive .161
Negative -.067
Test Statistic .161
Asymp. Sig. (2-tailed) .107c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan tabel diatas dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov
diketahui nilai signifikansi sebesar 0,107 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
b. Histogram
Berikut merupakan kurva histogram dari data yang telah diolah
melalui SPSS
Gambar 4.1
Kurva Histogram
Sumber: Data diolah SPSS 2019
91
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa sebaran data yang
menyebar ke semua daerah kurva normal, berbentuk simetris atau
lonceng. Maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi
normal.
c. Normal Probability-Plot
Berikut merupakan grafik Normal Probabilty Plot hasil output dari
program SPSS.
Gambar 4.2
Grafik Normal P-Plot
Sumber: Data diolah SPSS 2019
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat dari grafik Normal P-Plot
diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain.
92
Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.004 .223 -.019 .985
Lg_Inflasi .024 .012 .574 2.035 .055
Lg_Kurs .004 .047 .025 .078 .939
Lg_DPK -.002 .038 -.024 -.059 .953
a. Dependent Variable: ABS_RES2
Sumber: Data Olahan SPSS 2019
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa hasil dari uji
heteroskedastisitas yang menggunakan metode Glesjer menunjukan nilai
signifikasi dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 artinya dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi dapat
dikatakan baik, ketika tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Cons
tant)
35740006.1
32
11164129.7
11 3.201 .004
Inflasi 352164.777 615636.614 .041 .572 .574 .463 2.159
Nilai
Tukar 2144.956 1025.181 .170 2.092 .049 .362 2.761
DPK .493 .058 .864 8.531 .000 .234 4.267
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber: Data Olahan SPSS 2019
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat dilihat dari tabel 4.3
adalah sebagai berukut:
Nilai Tolerance Inflasi 0.463 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas
Nilai Tukar 0,362 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas
93
DPK 0.234 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas
Nilai VIF Inflasi 2.159 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas
Nilai Tukar 2.761 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas
DPK 4.267 > 0.10 Tidak terjadi Multikolineritas
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t
dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya
Tabel 4.14
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .975a .950 .942 .01176 1.622
a. Predictors: (Constant), Lg_DPK, Lg_Inflasi, Lg_Kurs
b. Dependent Variable: Lg_Pembiayaan
Berdasarkan uji autokorelasi yang dapat dilihat dari tabel 4.9
diketahui bahwa nilai Durbin Watson adalah 1.622 berada diantara -2 dan
+2 atau -2 1.154 +2. Maka dapat disimpulkan bahwa pada data ini
tidak terjadi autokorelasi.
D. Analisis Jalur (Path Analysis)
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur
atau path analysis, dimana merupakan perluasan dari analisis regresi linier
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk
mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung sekumpulan variabel
endogen terhadap variabel eksogen.
Gambar 4.1Diagram Jalur Hubungan Kausal X1, X2 dan Y terhadap Z
Inflasi
Nilai
Tukar
DPK Pembiayaan
94
Persamaan Substrukrur I:
Y = x1yX1 + x2yX2 + y1
Gambar 4.2 Substruktur I
1. Uji Sub-Struktur I
a) Uji F
Uji F merupakan uji statistik yang menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.15
Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 14890522030
412942.000 2
7445261015206
471.000 34.300 .000b
Residual 45583183877
25231.000 21
2170627803678
68.160
Total 19448840418
138172.000 23
a. Dependent Variable: DPK
b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi
Dari perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 34.300 dengan
tingkat signifikansi 5% dan df1 = 2 dan df2 = 21, didapat hasil Ftabel =
3,44, karena Fhitung 34.300 Ftabel 3,44, maka H0 ditolak dan Ha
diterima, dan diketahui nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.005
sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel inflasi dan nilai
tukar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak
Ketiga.
Inflasi
Nilai
Tukar
DPK
95
b) Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel independen lainnya konstan.
Tabel 4.16
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Const
ant) 43391496.584
41103938.
854 1.056 .303
Inflasi -6439811.630
1853507.3
94 -.430 -3.474 .002
Nilai
Tukar 12593.258 2729.641 .571 4.614 .000
a. Dependent Variable: DPK
Sumber: Data OIahan SPSS 2019
1. Pengaruh Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga
Nilai signifikansi 0.002 0.05. dari perhitungan yang
didaptkan nilai thitung adalah 3.474 dan ttabel dapat dihitung pada
table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,
maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t
0.025 ; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 3.474 ttabel 2.080
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan
inflasi berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga.
2. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Dana Pihak Ketiga
Nilai signifikansi 0.000 0.05. dari perhitungan yang
didaptkan nilai thitung adalah 4.614 dan ttabel dapat dihitung pada
table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,
maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t 0.025
; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 4.614 ttabel 2.080 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan nilai
tukar berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga.
96
c) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 4.17
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .875a .766 .743
14733050.6130
9
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi
Sumber: Data Olahan SPSS 2019
Tabel diatas menunjukan bahwa koefisien determinasi R2 sebesar
0.766. Angka teresebut menunjukan bahwa pengaruh inflasi dan nilai
tukar secara bersama-sama terhadap Dana Pihak Ketiga sebesar 76.6%
sedangkan sisanya 23.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel makro ekonomi lainnya
seperti suku bunga dan GDP serta rasio keuangan bank seperti FDR,
tingkat bagi hasil dll.
d) Persamaan Analisis Jalur
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan
didapatkan nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel
eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur berdasarkan
estimate variabel inflasi, nilai tukar dan Dana Pihak Ketiga diolah
dengan menggunakan software SPSS 23. Berikut ini adalah hasil
pengolahannya
Tabel 4.18
Koefisien Jalur Persamaan I Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 43391496.584
41103938.854 1.056 .303
Inflasi -6439811.630 1853507.394 -.430 -3.474 .002
Nilai Tukar 12593.258 2729.641 .571 4.614 .000
a. Dependent Variable: DPK
Sumber: Data diolah SPSS 2019
97
x1y X1 = -0.430
x2y X2 = 0.571
Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah
Y = x1y X1 + x2y X2 + y1
Y = -0.430 X1 + 0.571 X2 + 0.484 1
Angka koefisien residu sebesar 0.484 didapatkan dari 1-R2 = 1-0.766
Gambar 4.3 Sub Struktur I Hubungan Kausal X1 dan X2 terhadap Y
2. Uji Statistik Substruktur II
a) Uji F
Uji F merupakan pengujian yang menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 4.19
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 602193859485376
0.000 3
20073128649
51253.500 132.009 .000b
Residual 304118117000083
.800 20
15205905850
004.191
Total 632605671185384
4.000 23
a. Dependent Variable: Pembiayaan
b. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, Nilai Tukar
Sumber: Data diolah 2019
0.430 e = 0.484
0.571 Nilai
Tukar
Inflasi
DPK
98
Dari perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 132.009 dengan
tingkat signifikansi 5% dan df1 = 3 dan df2 = 20, didapat hasil Ftabel =
3,44, karena Fhitung 132.009 Ftabel 3,44, maka H0 ditolak dan Ha
diterima, dan diketahui nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.005
sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel inflasi, nilai tukar
dan DPK secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak
Ketiga.
b) Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel independen lainnya konstan.
Tabel 4.20
Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
35740006.132
11164129.711
3.201 .004
Inflasi 352164.777
615636.614
.041 .572 .574
Nilai Tukar
2144.956 1025.181 .170 2.092 .049
DPK .493 .058 .864 8.531 .000
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber: Data diolah 2019
1. Pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan
Nilai signifikansi 0.574 0.05. dari perhitungan yang
didaptkan nilai thitung adalah 0.572 dan ttabel dapat dihitung pada
table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,
maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t
0.025 ; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 0.572 ttabel 2.080
maka Ha ditolak dan H0 diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan
inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan.
2. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pembiayaan
Nilai signifikansi 0.049 0.05. dari perhitungan yang
didaptkan nilai thitung adalah 2.092 dan ttabel dapat dihitung pada
99
table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,
maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t 0.025
; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 2.092 ttabel 2.080 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan nilai
tukar berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan.
3. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan
Nilai signifikansi 0.000 0.05. dari perhitungan yang
didaptkan nilai thitung adalah 8.531 dan ttabel dapat dihitung pada
table t-test, dengan = 0.05 karena digunakan hipotesis dua arah,
maka ketika mencari ttabel rumusnya adalah t /2 ; n-k-1 = t 0.025
; 24-2-1 = 2.080. Oleh karena thitung 8.531 ttabel 2.080 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Sehingga mempunyai kesimpulan Dana
Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan.
c) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 4.21
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .976a .952 .945 3899475.07365
a. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, Nilai Tukar
Sumber: Data diolah SPSS 2019
Tabel diatas menunjukan bahwa koefisien determinasi R2 sebesar
0.952. Angka teresebut menunjukan bahwa pengaruh inflasi, nilai
tukar dan DPK secara bersama-sama terhadap pembiayaan sebesar
95.2% sedangkan sisanya 14.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel makro ekonomi
seperti suku bunga, GDP selain itu rasio keuangan bank seperti NPF,
CAR, BOPO dll.
100
d) Persamaan Analisis Jalur
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan
didapatkan nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel
eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur berdasarkan
estimate variabel inflasi, nilai tukar dan Dana Pihak Ketiga terhadap
pembiayaan diolah dengan menggunakan software SPSS 23. Berikut
ini adalah hasil pengolahannya
Tabel 4.22
Koefisien Jalur II
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
35740006.132
11164129.711
3.201 .004
Inflasi 352164.777
615636.614
.041 .572 .574
Nilai Tukar
2144.956 1025.181 .170 2.092 .049
DPK .493 .058 .864 8.531 .000
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Sumber: Data diolah SPSS 2019
x1y X1 = 0.041
x2y X2 = 0.170
yZ = 0.864
Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah
Y = x1y X1 + x2y X2 + yz + y2
Y = 0.041 X1 + 0.170 X2 + 0.864Y + 0.219 2
Angka koefisien residu sebesar 0.962 didapatkan dari 1-R2 = 1-0.952
0.041 eII = 0.219
0.170
0.864
Inflasi
Nilai
Tukar
DPK
Pembiayaan
101
3. Perhitungan Pengaruh
Koefisien jalur pengaruh langsung dan tidak langsung, pengaruh
total dan pengaruh bersama inflasi dan nilai tukar terhadap Dana Pihak
Ketiga dan Pembiayaan
Tabel 4.23
Koefisien Analisis Jalur
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefisien Jalur
Pengaruh
Signifikan
Langsung
Tidak
Langsung
X1 Y 0.430 0.430 - 0.002
X2 Y 0.571 0.571 - 0.000
X1 Z 0.041 0.041 - 0.574
X2 Z 0.170 0.170 - 0.049
Y1 Z 0.864 0.864 - 0.000
X1 Y1 Z (0.430 0.864) - 0.371 -
X2 Y1 Z (0.571 0.864) - 0.493 -
Sumber: Data Olahan SPSS 2019
1. Pengaruh langsung
Untuk menghitung pengaruh langsung digunakan formula berikut:
Pengaruh inflasi terhadap DPK
X1 Y = 0.4302 = 18.49%
Pengaruh nilai tukar terhadap DPK
X2 Y = 0.5712 = 32.60%
Pengaruh inflasi terhadap pembiayaan
X1 Z = 0.0412 = 0.17%
Pengaruh nilai tukar terhadap pembiayaan
X2 Y = 0.1702 = 22.09%
102
Pengaruh DPK terhadap pembiayaan
Y Z = 0.8642 = 74.64%
2. Pengaruh Tidak Langsung
X1 Y Z = 0.430 x 0.864 = 0.371
X2 Y Z = 0.571 x 0.864 = 0.493
E. Pembahasan Pengaruh Antar Variabel
1. Pengaruh Langsung Inflasi Terhadap Dana Pihak Ketiga
Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh
variabel Inflasi (X1) terhadap DPK (Y) sebesar 0.430 dengan nilai
signifikansi 0.002 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi
memiliki pengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga Bank Umum
Syariah. Naiknya turunnya inflasi akan mempengaruhi kegiatan BUS
dalam menghimpun dana dari masyarakat.
Hasil penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa jika
inflasi naik maka DPK akan turun. Hal ini karena inflasi merupakan
kenaikan harga secara umu dan terus menerus, maka jika inflasi tinggi
maka harga-harga pasar akan naik. Sehingga biaya hidup masyarakat akan
semakin mahal, untuk itu masyarakat akan mengurangi tabungannya guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan menyebabkan kegiatan
penghimpunan dana bank syariah mengalami penurunan. Hasil penelitian
ini diperkuat oleh penelitian Abida Muttaqiena (2013) yang mengatakan
bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak
Ketiga bank syariah.
0.864
0.571
0.170
X1
X2
Y Z
0.493
0.430
0.041 eI = 0.484 eII = 0.219
0.371
103
2. Pengaruh Langsung Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga
Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh
variabel nilai tukar (X2) terhadap DPK (Y) sebesar 0.571 dengan nilai
signifikansi 0.000 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tukar
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga.
Penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa jika nilai
tukar yang semakin tinggi maka akan mempengaruhi tingkat
penghimpunan DPK bank syariah, karena jika nilai tukar melemah barang-
barang impor akan menjadi lebih mahal. Nilai tukar yang mengalami
depresiasi akan menyebabkan pelarian dana ke luar negeri hal ini
dikarenakan investasi di luar negeri akan lebih menguntungkan jika
dibandingkan di dalam negeri. Selain itu depresiasi nilai tukar akan
mempengaruhi nasabah terutama nasabah korporasi yang menyimpan
dananya di bank syariah, mereka akan menarik dananya dari bank syariah
untuk mengatasi permodalannya. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Oyong Lisa 2018 yang menyatakan nilai tukar berpengaruh
signifikan terhadap DPK.
3. Pengaruh Langsung Inflasi Terhadap Pembiayaan
Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh
variabel inflasi (X1) terhadap pembiayaan (Z) sebesar 0.041 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.574 > 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bank syariah.
Naiknya inflasi tentu tidak langsung begitu saja berpengaruh kepada
penyaluran pembiayaan Bank Umum Syariah. Karena inflasi sudah
menjadi suatu kewajaran atau fenomena yang setiap tahunnya selalu
terjadi, maka ketika terjadinya inflasi Bank Umum Syariah sudah
membuat kebijakan-kebijakan sehingga bisa meminimalisir risiko-risiko
atau dampak buruk yang mungkin akan timbul akibat terjadinya inflasi.
Jika dilihat dari data kuartal 2013-2018 inflasi di Indonesia masih
dalam kategori wajar atau tergolong rendah (creeping inflation) yang
masih dibawah 10%, dimana masih stabil di angka 3% - 4%. Dengan
persentase yang rendah tentu membuat pengaruh inflasi terhadap
104
pembiayaan tidak begitu berpengaruh. Hasil penelitian ini diperkuat oleh
penelitian Rahmat Dahlan (2014) yang menyatakan bahwa inflasi tidak
berpengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah.
4. Pengaruh Langsung Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan
Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh
variabel nilai tukar (X2) terhadap pembiayaan (Z) sebesar 0.170 dengan
nilai signifikansi sebesar 0.049 < 0.05. sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitin Dwijaya dan Wahyudi 2018 yang
menyatakan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan.
Penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa jika kurs
rupiah mengalami depresiasi maka akan mempengaruhi pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah, hal ini disebabkan karena barang-barang
yang berasal dari impor akan menjadi lebih mahal, maka nasabah
korporasi akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan produksinya, selain
itu juga akan kesulitan dalam membayar kewajibannya kepada bank
syariah. Oleh karena itu bank syariah akan lebih selektif dalam
menyalurkan pembiayaan, karena ketika nilai tukar mengalami deprsesiasi
maka risiko terjadinya pembiayaan bermasalah akan tinggi. Sehingga nilai
tukar yang mengalami deprsesiasi akan menurunkan pembiayaan yang
disalurkan.
5. Pengaruh Langsung Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan
Hasil uji analisis jalur menunjukan koefisien jalur untuk pengaruh
variabel DPK (Y) terhadap Jumlah Pembiayaan (Z) sebesar 0.864 dengan
nilai signifikasi sebesar 0.000 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bank
syariah. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Heri Sudarsono
(2017) yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Pembiayaan Bank Syariah.
Menurut Kasmir (2010), dana pihak ketiga memiliki kontribusi
terbesar dari beberapa sumber dana sehingga jumlah dana pihak ketiga
yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan mempengaruhi
105
kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Dana pihak ketiga merupakan
langkah awal sebelum melakukan pembiayaan kepada masyarakat. Besar
kecilnya DPK akan mempengaruhi pembiayaan yang akan disalurkan oleh
bank syariah kepada masyarakat. Apabila DPK meningkat maka
pembiayaan juga akan meningkat dengan diimbangi SDM yang kompeten
dan sebaliknya apabila DPK menurun maka pembiayaan juga akan
menurun.
Dalam penelitian ini menemukan bahwa setiap perubahan yang
terjadi pada Dana Pihak Ketiga maka akan diikuti oleh perubahan
pembiayaan. Hal ini dikarenakan bank akan mengelola dana dari pihak
ketiga dengan cara menyalurkan dalam bentuk pembiayaan/pinjaman,
sehingga dengan memberikan pembiayaan kepada masyarakat maka bank
akan memperoleh laba.
6. Pengaruh Secara Tidak Langsung Inflasi Terhadap pembiayaan
Melalui Dana Pihak Ketiga.
Hasil uji analisis jalur menunjukan pengaruh langsung yang
diberikan X1 terhadap Z sebesar 0.041, sedangkan pengaruh X1 melalui Y
terhadap Z adalah perkalian antara nilai Beta X1 terhadap Y dengan nilai
Beta Y terhadap Z yaitu: 0.430 x 0.864 = 0.371. Maka pengaruh total yang
diberikan X1 terhadap Z adalah pengaruh langsung ditambah dengan
pengaruh tidak langsung yaitu: (0.041) + (0.371) = 0.412.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai
pengaruh langsung inflasi terhadap pembiayaan sebesar 0.041 dan nilai
pengaruh tidak langsung inflasi terhadap pembiayaan melalui dana pihak
ketiga sebesar 0.371 yang berarti bahwa nilai pengaruh tidak langsung
lebih besar dibandingkan dengan nilai pengaruh langsung, maka hasil ini
menunjukan bahwa secara tidak langsung X1 melalui Y mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Z. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan melalui Dana
Pihak Ketiga.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa inflasi berpengaruh
signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Ketika terjadinya inflasi maka
106
minat masyarkat untuk menabung di bank syariah akan berkurang karena
harga-harga naik dan biaya hidup masyarakat akan menjadi lebih mahal
sehingga pembiayaan riil masyarakat akan turun, oleh karena masyarakat
akan lebih menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dari pada menabung. Hal ini akan menurunkan tingkat DPK yang
dihimpun oleh bank syariah. Jika DPK yang dihimpun oleh bank syariah
menurun maka pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah juga akan
ikut mengalami penurunan, hal ini karena dana yang digunakan untuk
menyalurkan pembiayaan berasal dari DPK yang dihimpun oleh bank
syariah.
7. Pengaruh Secara Tidak Langsung Nilai Tukar Terhadap Pembiayaan
Melalui Dana Pihak Ketiga
Hasil uji analisis jalur menunjukan pengaruh langsung yang
diberikan X2 terhadap Z sebesar 0.170. sedangkan pengaruh X2 melalui Y
terhadap Z adalah perkalian antara nilai Beta X2 terhadap Y dengan nilai
Beta Y terhadap Z yaitu: 0.571 x 0.864 = 0.493. Maka pengaruh total yang
diberikan X1 terhadap Z adalah pengaruh langsung ditambah dengan
pengaruh tidak langsung yaitu: 0.170 + 0.493 = 0.663.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai
pengaruh langsung sebesar 0.170 dan pengaruh tidak langsung sebesar
0.493 yang berarti bahwa nilai pengaruh tidak langsung lebih besar
dibandingkan dengan nilai pengaruh langsung, hasil ini menunjukan
bahwa secara tidak langsung X2 melalui Y mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Z. Sehingga dapat disimpulkan nilai tukar memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan melalui Dana Pihak
Ketiga.
Hasil ini menunjukan bahwa nilai tukar berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan. Ketika nilai tukar melemah maka akan
menyebabkan pelarian modal ke luar negeri, hal ini disebabkan karena
ketika nilai tukar melemah maka investasi di luar negeri akan lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan di dalam negeri, selain itu dari
sudut pandang nasabah korporasi depresiasi rupiah akan meningkatkan
107
biaya produksi akibat kenaikan barang-barang yang berasal dari impor,
maka nasabah korporasi akan menarik dana likuid dengan return rendah
untuk mengatasi permodalannya. Dengan demikian pelemahan nilai tukar
rupiah akan menurunkan DPK yang dihimpun oleh bank syariah. Ketika
DPK yang dihimpun bank syariah menurun maka akan menyebabkan
pembiayaan yang disalurkan ikut mengalami penurunan, hal ini karena
sebelum menyalurkan pembiayaan tentunya bank syariah membutuhkan
ana untuk menjalankannya. Dana yang dihimpun oleh bank syariah salah
satunya adalah Dana Pihak Ketiga, oleh karena itu besar kecilnya DPK
yang dihimpun oleh bank syariah akan mempengaruhi besar kecilnya
pembiayaan yang disalurkan.
Tabel 4.24
Hasil Pengujian Hipotesis
No.
Hipoteis
Hasil
Pengujian
1. Ha1 Inflasi Dana Pihak Ketiga Diterima
2. Ha2 Nilai Tukar Dana Pihak Ketiga Diterima
3. Ha3 Inflasi Pembiayaan Ditolak
4. Ha4 Nilai Tukar Pembiayaan Diterima
5. Ha5 Dana Pihak Ketiga Pembiayaan Diterima
6. Ha6 Inflasi Dana Pihak Ketiga Pembiayaan Diterima
7. Ha7 Nilai Tukar DPK Pembiayaan Diterima
108
18. BAB V
19. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh inflasi dan
nilai tukar DPK serta dampaknya terhadap pembiayaan Bank
Umum Syariah selama peiode Maret 2013 – Desember 2018.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 BUS
syariah yang mewakili kriteria pengambilan sampel yang telah
ditentukan oleh penulis. Berdasarkan dari data yang telah
dikumpulkan dan telah diolah melalui metode Analisis Jalur Path
Analysis dengan program SPSS versi 23, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Dana
Pihak Ketiga Bank umum Syariah. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Abida Muttaqiena 2013 yang
menyatakan inflasi berpengaruh negatif terhadap Dana Pihak
Ketiga perbankan syariah.
2. Variabel Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap Dana
Pihak Ketiga Bank Umum Syariah. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Oyong Lisa 2017 yang
menyatakan Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap Dana
Pihak Ketiga perbankan syariah.
3. Variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan Bank Umum Syariah. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Dahlan 2014
yang menyatakan inflasi tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
4. Variabel Nilai Tukar berpengaruh secara signifikan terhadap
pembiayaan Bank Umum Syariah. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra Agung Dwijaya
109
dan Sugeng Wahyudi yang menyatakan Nilai Tukar
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bank Syariah.
5. Variabel Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Bank Umum Syariah. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Heri Sudarsono (2017)
yang menyatakan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Pembiayaan Bank Syariah.
6. Variabel Dana Pihak Ketiga dapat menjadi variabel intervening
antara Inflasi dan Pembiayaan. Hasil ini dijelaskan melalui uji
Analisis Jalur yang menyatakan Dana Pihak Ketiga dapat
menjadi variabel intervening antara hubungan tidak langsung
variabel Inflasi terhadap Pembiayaan.
7. Variabel Dana Pihak Ketiga dapat menjadi variabel intervening
antara Nilai Tukar dan Pembiayaan. Hasil ini dijelaskan
melalui uji Analisis Jalur yang menyatakan Dana Pihak Ketiga
dapat menjadi variabel intervening antara hubungan tidak
langsung variabel Nilai Tukar terhadap Pembiayaan.
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat
menyajikan hasil penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya
masukan mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Bagi Bank Umum Syariah
Bagi Bank Umum Syariah diharapkan agar dapat mengelola
sumber dananya dengan sebaik-baiknya, sehingga fungsi bank
sebagai lembaga intermediary dapat berjalan sesuai dengan
tujuannya, selain itu diharapkan bank syariah untuk
menghindari idle funds atau dana yang mengaggur karena hal
tersebut akan merugikan bank syariah. Dalam rangka
menyalurkan pembiayaan bank syariah sebaiknya lebih
memperhatikan faktor internal dan eksternal karena dalam
penelitian ini ditemukan bahwa Dana Pihak Ketiga dan nilai
110
tukar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penyaluran pembiayaan.
Peningkatan DPK akan diikuti oleh peningkatan
pembiyaan. Sehingga bank harus menjaga kepercayaan
masyarakat dengan baik, selain itu diharapkan nisbah bagi hasil
yang ditawarkan oleh bank syariah bisa bersaing dengan suku
bunga bank konvensional agar DPK yang dihimpun oleh bank
syariah akan terus mengalami peningkatan ditengah kondisi
perekonomian nasional.
Ditengah kondisi perekonomian yang selalu mengalami
perubahan, bank syariah diharapkan untuk lebih berhati-hati
dan bersiap siaga dengan melakukan kebijakan-kebiajakan
sehingga ketika terjadinya gejolak ekonomi dimasa yang akan
datang bank syariah mampu meminimalisir risiko-risko yang
mungkin akan timbul dan berdampak buruk bagi bank syariah.
2. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
infromasi kepada masyarakat terkait kegiatan usaha bank
syariah. Sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam
mengambil keputusan seperti dalam mengajukan pembiayaan
atau ketika masyarakat akan menginvestasikan dananya di bank
syariah.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan akan memberikan wawasan dan
dijadikan refensi untuk penelitian selanjutnya. Selain itu
disarankan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan
penelitian serupa untuk menambahkan variabel penelitian
seperti GDP, jumlah uang yang beredar, NPF, CAR dan lain-
lain dengan menggunakan metode yang berbeda yang
dimingkin lebih baik.
111
20. DAFTAR PUSTAKA
AlFarizi, Fauzan. (2016). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Likuiditas dan Bagi
Hasil terhadap Deposito Mudharabah. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi: Volume 5, Nomor 4.
Andriaga, Taufiq dan Yuliana. (2018). Causality of Macroeconomics
Variables With Third-Party Funds of Shariah Banking in Indonesia on
Period 2009-2016. International Journal og Scientific and Rsearch
Publications, Volume 8, Issue 8.
Anwar Sanusi. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Antonio, syafi’i. (2018). Bank Syariah Dari Teori ke Praktik cetakan ke dua
puluh sembilan. Jakatrta. Gema Insani.
Ascarya dan Yumanita. (2005). Bank Syariah. Jakarta: PPSK Bank Indonesia.
Ascarya. (2011). Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Bank Indonesia. (2003). Bank Sentral Republik Indonesia Jakarta PPSK.
Bank Indonesia. Laporan Perkembangan Inflasi. Diakses Pada Tanggal 26
Januari 2019 Melalui https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data
Bank Indonesia. Laporan Pertumbuhan Nilai Tukar. Diakses Pada Tanggal
26 Januari 2019 Melalui https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-
kurs/transaksi-bi
Bank BCA Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April 2019
Melalui https://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/profil-
perusahaan/
_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui
https://www.bcasyariah.co.id/laporan-keuangan/tahunan/2017-2/
Bank BNI Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April 2019
Melalui https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/perusahaan/tentangbnisyariah/profileperusahaan
_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui
https://www.bnisyariah.co.id/id-
id/perusahaan/hubunganinvestor/laporanpresentasi/laporankeuangantri
wulan
112
Bank BRI Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April 2019
Melalui https://www.brisyariah.co.id/tentang_kami.php?f=sejarah
_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April
2019Melaluihttps://www.brisyariah.co.id/tentang_hubInvestor.php?f=
lapkeu
Bank Syariah Mandiri. Profil Perusahaan. Diakses Pada Tanggal 12 April
2019 Melalui https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/profil-
perusahaan
_____. Laporan Triwulanan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/company-
report/laporan-keuangan/laporan-triwulan
Bank Mega Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April 2019
Melalui http://www.megasyariah.co.id/
_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui
http://www.megasyariah.co.id/
Bank Muamalat Indonesia. Profil Perusahaan. Diakses Pada Tanggal 12
April 2019 Melalui https://www.bankmuamalat.co.id/profil-bank-
muamalat
_____. Laporan Triwulanan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui
https://www.bankmuamalat.co.id/hubungan-investor/laporan-triwulan
Bank Panin Syariah. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April
2019Melaluihttps://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangk
ami
_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April
2019Melaluihttps://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangk
ami/laporankeuangan
Bank Syariah Bukopin. Profil Perusahan. Diakses Pada Tanggal 12 April
2019 Melalui https://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-
kami/profil-perusahaan
_____. Laporan Triwulan. Diakses Pada Tanggal 15 April 2019 Melalui
https://www.syariahbukopin.co.id/id/laporan
113
Bhima Yudhistira. Pemicu Inflasi 2018. Diakse Pada Tanggal 28 Januari
2018 Melalui http://makassar.tribunnews.com/2018/12/17/rupiah-
tembus-rp14615dolar-terlemah-sejak-november-2018
Boediono. (2016). Ekonomi Makro Edisi Keempat. Yogyakarta BPFE.
Dahlan, Rahmat. (2014). Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia
Syariah dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah di
Indonesia: Jurnal Etikonomi Volume 13, Nomor 2.
Darma setia & Nita. (2011). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Tingkat Pengguliran Dana Bank Syariah. Jurnal Akuntansi Volume
12 No 1.
Destiana Rina. (2016). Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di
Indonesia. Jurnal Logika Volume XVII, No 2.
Faizal, Agung dan Sri Adji Prabawa. (2010). Analisis Pengaruh Total Aset,
Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing (NPF) terhadap
Volume Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Pada Bank Umum
Syariah Devisa). Jurnal ilmiah Manajemen: Volume 8, Nomor 1.
Ghozali, Imam. (2008). Model Persamaan Stuktural Konsep dan Aplikasi
Program Amos. UNDIP.
_____. Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam IBM
SPSS 21 Edisi Tujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Yogyakarta: UPP STI YKPN.
_____. Imam. (2013). Analisis Multivariat dan Ekonometrika: Teori, Konsep
dan Aplikasi dengan Eviews 8. Semarang: Universitas Diponegoro,
Hermanto dan Saputuryningsih. (2002). EDP SPSS 10.00 dan Eviews 3.0.
Yogyakarta: UPFE.
Herni, Ali. (2015). Analisis Pengaruh DPK, NPF Dan Tingkat Suku Bunga
Kredit Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Mudharabah) Pada
Perbankan Syariah Indonesia. The Journal Of Tawhidinomics.
Volume 1. No.2.
Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Erlangga.
114
Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Lembaga Sertifikikasi Profesi Perbankan
(LSPP). (2014). Mengelola Kualitas Layanan Perbankan: Jakarta, PT
GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA.
Ismail. (2016). Perbankan Syariah Cetakan Ke 4. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Karim, Adiwarman A. (2007). Bank Islam “Analisis Fiqih dan Keuangan”.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
_____. Adiwarman A. (2013). Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
_____. Adiwarman A. (2013). Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kasmir. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 11.
Jakarta: Rajawali Pers.
______. (2015). Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Kewal. S. Suramaya. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan PDB
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economica,
Volume 8, Nomor 1.
Latumaerissa, Julius R. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.
Lisa, Oyong. (2017). Analysis Macroeconomics On Islamicity Performance
Index Through Fund Third Parties The Islamic Coorporation.
International Journal of Social Science and Business Vol. 1, pp. 38-
46.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Tiga. Jakarta:
Salemba Empat.
Manurung, Irfan, dan Juliandi. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis. Medan:
UMSU Press
Manurung, Mandala, dan Prathama Rahardja. (2004). Uang, Perbankan, dan
Ekonomi Moneter Kajian Kontekstual Indonesia. Jakarta:FEUI.
115
Muliawati dan Maryati. (2015). Analisis Pengaruh Inflasi, Kurd, Suku Bunga,
dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Pada PT. Bank Syariah MAndiri
2007-2012. Seminar Cendekiawan ISSN 2460-8696.
Muttaqiena, Abida. (2013). Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga,
dan Nilai Tukar terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di
Indonesia 2008-2012. Economics Development Analysis Journal:
Volume 2, Nomor 3.
Nurdany, Achmad. (2012). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Rentabilitas
Terhadap Pendapatan Margin Murabahah Bank Syariah. Jurnal
Khazanah, Volume 5 No.2.
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah. Diakses Pada Tanggal
15 Januari 2019 Melalui https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-
dan-statistik/statistik-perbankan-syariah/Pages/Statistik-Perbankan-
Syariah---Desember-2018.aspx
Nurhasanah, Siti. (2016). Praktikum Statistika 1 Untuk Ekonomi dan Bisnis
Aplikasi Dengan Ms Excel dan SPSS. Jakarta: Salemba Empat.
Nurhayati dan wasilah. (2015). Akuntansi Syariah Di Indonesia Edisi 4.
Jakarta: Salemba Empat.
Rifai, Susanti dan Setyaningrum (2017). Analisis Pengaruh Kurs Rupiah,
Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Pertumbuhan Ekspor
Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah dan Dana Pihak
Ketiga Sebagai Variabel Moderating. Jurnal MUQTASID Ekonomi
dan Perbankan Syariah: 8 (1) 18 – 28.
Rudiansyah, Afif. (2014). Pengaruh Inflasi, BI Rate, PDB dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap Simpanan Mudharabah Pada Bank Syariah di
Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen: Volume 2, Nomor 2.
Saekhu, (2015). Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank
Syariah, Volume Pasar Antar Uang Bank Syariah, dan Posisi
Outstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Jurnal Economica
Volume VI, Edisi I.
Sarwono, Jhonatan. (2012). Path Analysis Untuk Riset Skripsi, Tesis dan
Disertasi. Jakarta: Elexmedia Komputindo.
116
Shamsun Nahar dan Niluthpaul Sarker (2016). Are Macroeconomics Factors
Substantially Influential For Islamic Bank Financing? Cross-Country
Evidence. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM),
Vol. 18, Issue. 6, Ver. 1 Jan 2016e-ISSN: 2278-487X. p-ISSN: 2319-
7668.
Sanusi, Anwar. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Siamat, Dahlan. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sudarsono, Heri. (2017). Modeling Respon Rasio Keuangan Terhadap
Pembiaaan Pada Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Syariah
Indonesia, olume II, No 1: 1-13.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
_______. (2015). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D.
Bandung: Alfabeta.
Suharto, Frento. (2012). Mengungkap Rahasia Forex. Jakarta: Kompas
Gramedia.
Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakatra: PT.
RajaGrafindo persada.
______, Sadono. (2011). Makro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakatra: PT.
RajaGrafindo persada.
______, Sadono. (2013). Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta; ANDI.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
Wardiantika, Lifstin dan Rohmawati Kusumangtias. (2014). Pengaruh DPK,
CAR, NPF dan SWBI terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank
Umum Syariah Tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen: Volume 2,
Nomor 4.
117
Widjajanta dan Widyaningsih. (2007). Mengasah Kemampuan Ekonomi.
Bandung: Citra Praya.
Wijaya, Tony. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Winarno, Wing Wahyu. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
Eviews, Edisi 4.
Wiroso. (2015). Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank
Syariah. Jakarta: PT Grasindo
Yaya Rizal, Martawireja dan Abdurrahim. (2014). Akuntansi Perbankan
Syariah. Jakarta: Salemba Empat
Yuliadi, Immaudin. (2008). Ekonomi Moneter. Jakarta: PT. Indeks
Zulfikar dan Budiantara. (2014). Manajemen Riset Dengan Pendekatan
Komputasi Statistika. Yogyakarta: Deepublish.
118
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian
TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS
2013Q1 BSM 44737441 47619185 5.26 9719
2013Q2 46795123 50529792 5.65 9929
2013Q3 48093614 52740071 8.6 11613
2013Q4 49509715 55767955 8.36 12378
2014Q1 49693402 54510183 7.32 11404
2014Q2 49476125 54652683 6.7 11969
2014Q3 49189024 57071718 4.35 12212
2014Q4 48908354 59283492 8.36 12440
2015Q1 48666109 59198066 6.38 13084
2015Q2 50225939 59164461 7.26 13332
2015Q3 50405127 59707778 6.83 14657
2015Q4 50893511 62112879 3.35 13795
2016Q1 50567308 63160283 4.45 13276
2016Q2 52520809 63792138 3.45 13094
2016Q3 53047287 65977531 3.07 12998
2016Q4 55388246 69949861 3.31 13436
2017Q1 55214118 71035585 3.61 13321
2017Q2 57854877 72299691 4.37 13319
2017Q3 58503373 74750718 3.72 13492
2017Q4 60471600 77903143 3.62 13548
2018Q1 60990041 82584156 3.4 13756
2018Q2 62140629 82416504 3.12 14404
2018Q3 65006610 82275458 2.88 14929
2018Q4 67502866 87471843 3.13 14481
2013Q1 BMI 34810570 40056618 5.26 9719
2013Q2 37675271 41002489 5.65 9929
2013Q3 37992737 43531102 8.6 11613
119
TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS
2013Q4 41097157 44572858 8.36 12378
2014Q1 42424837 44580901 7.32 11404
2014Q2 44683605 48823261 6.7 11969
2014Q3 45461539 50268112 4.35 12212
2014Q4 43086721 53496985 8.36 12440
2015Q1 41932959 47237649 6.38 13084
2015Q2 41371362 41770048 7.26 13332
2015Q3 40891193 42380242 6.83 14657
2015Q4 39877001 40984915 3.35 13795
2016Q1 39877001 40984915 4.45 13276
2016Q2 39696616 39890896 3.45 13094
2016Q3 39790041 41073732 3.07 12998
2016Q4 40050457 41919920 3.31 13436
2017Q1 39650394 43401093 3.61 13321
2017Q2 40655938 45355335 4.37 13319
2017Q3 40994153 47314927 3.72 13492
2017Q4 41331822 48686342 3.62 13548
2018Q1 41906958 47160434 3.4 13756
2018Q2 37132078 43726808 3.12 14404
2018Q3 35197970 44314882 2.88 14929
2018Q4 39552806 45635574 3.13 14481
2013Q1 BNIS 8378975 10386112 5.26 9719
2013Q2 9420929 43531102 5.65 9929
2013Q3 10398789 10960565 8.6 11613
2013Q4 11051094 11488209 8.36 12378
2014Q1 12204245 13509005 7.32 11404
2014Q2 13367876 12613835 6.7 11969
2014Q3 14095415 14932565 4.35 12212
2014Q4 15040920 16246405 8.36 12440
2015Q1 15697752 17422874 6.38 13084
120
TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS
2015Q2 16741370 17321427 7.26 13332
2015Q3 16971124 18930220 6.83 14657
2015Q4 17765096 19322756 3.35 13795
2016Q1 18044641 20918881 4.45 13276
2016Q2 18978364 21834360 3.45 13094
2016Q3 19532253 22766399 3.07 12998
2016Q4 20493609 24233009 3.31 13436
2017Q1 21262433 25810050 3.61 13321
2017Q2 22554704 26665896 4.37 13319
2017Q3 22527125 26028263 3.72 13492
2017Q4 23596719 29379291 3.62 13548
2018Q1 23872237 32948145 3.4 13756
2018Q2 25194880 32393323 3.12 14404
2018Q3 26941729 33535968 2.88 14929
2018Q4 28458277 35496520 3.13 14481
2013Q1 BRIS 11730483 13064181 5.26 9719
2013Q2 13033290 13832170 5.65 9929
2013Q3 13453547 13924899 8.6 11613
2013Q4 13917594 14349712 8.36 12378
2014Q1 13914879 15494505 7.32 11404
2014Q2 14239048 13990979 6.7 11969
2014Q3 14650551 15116605 4.35 12212
2014Q4 15691431 16947388 8.36 12440
2015Q1 15463456 17562001 6.38 13084
2015Q2 16071213 17310457 7.26 13332
2015Q3 16469173 18863643 6.83 14657
2015Q4 16660266 20123658 3.35 13795
2016Q1 16893232 20279023 4.45 13276
2016Q2 17855236 20935807 3.45 13094
2016Q3 17740605 21193544 3.07 12998
121
TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS
2016Q4 18035124 22019067 3.31 13436
2017Q1 17982662 23007023 3.61 13321
2017Q2 18524237 23963433 4.37 13319
2017Q3 18657516 25358456 3.72 13492
2017Q4 19011788 26359084 3.62 13548
2018Q1 19532505 28298102 3.4 13756
2018Q2 20954360 26835941 3.12 14404
2018Q3 21279998 27757732 2.88 14929
2018Q4 21854722 28862524 3.13 14481
2013Q1 BPS 1864951 1557923 5.26 9719
2013Q2 2157197 1764391 5.65 9929
2013Q3 2555981 2296565 8.6 11613
2013Q4 2570811 2870310 8.36 12378
2014Q1 3025139 2674295 7.32 11404
2014Q2 4183173 2967373 6.7 11969
2014Q3 4292177 3834621 4.35 12212
2014Q4 4785524 5076082 8.36 12440
2015Q1 4988912 5171092 6.38 13084
2015Q2 5419736 5554336 7.26 13332
2015Q3 5549633 5775013 6.83 14657
2015Q4 5716720 5928346 3.35 13795
2016Q1 5458930 5805681 4.45 13276
2016Q2 5835531 6512372 3.45 13094
2016Q3 5889790 6607711 3.07 12998
2016Q4 6346929 6899007 3.31 13436
2017Q1 6805701 7533778 3.61 13321
2017Q2 7593127 8210445 4.37 13319
2017Q3 7338474 7785784 3.72 13492
2017Q4 6542901 7525232 3.62 13548
2018Q1 5768388 6562611 3.4 13756
122
TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS
2018Q2 5466966 6158775 3.12 14404
2018Q3 5596385 5989300 2.88 14929
2018Q4 6131519 6905806 3.13 14481
2014Q1 BSPK 4492850 3079920 5.26 9719
2014Q2 4871672 3204602 5.65 9929
2014Q3 5238438 3352211 8.6 11613
2014Q4 5439214 3272262 8.36 12378
2014Q1 3330711 3428774 7.32 11404
2014Q2 3468065 3372243 6.7 11969
2014Q3 3575612 3489246 4.35 12212
2014Q4 3710720 3994597 8.36 12440
2015Q1 3757505 3915239 6.38 13084
2015Q2 3841601 4061048 7.26 13332
2015Q3 4012790 4337818 6.83 14657
2015Q4 4336201 4756303 3.35 13795
2016Q1 4613652 4977566 4.45 13276
2016Q2 4801737 5199152 3.45 13094
2016Q3 4777897 5427808 3.07 12998
2016Q4 4803895 5442608 3.31 13436
2017Q1 4907827 5354150 3.61 13321
2017Q2 5041931 5634192 4.37 13319
2017Q3 4875805 5786437 3.72 13492
2017Q4 4534091 5498424 3.62 13548
2018Q1 4303645 5188094 3.4 13756
2018Q2 4197134 4686355 3.12 14404
2018Q3 4141018 4525340 2.88 14929
2018Q4 4244083 4543665 3.13 14481
2014Q1 BMS 6973430 7251018 5.26 9719
2014Q2 7171951 6646031 5.65 9929
2014Q3 7095077 7107187 8.6 11613
123
TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS
2014Q4 7018021 7730738 8.36 12378
2014Q1 6783740 7073089 7.32 11404
2014Q2 6528439 6898350 6.7 11969
2014Q3 6128728 6755362 4.35 12212
2014Q4 5454773 5821319 8.36 12440
2015Q1 4916808 5075152 6.38 13084
2015Q2 4218799 4663487 7.26 13332
2015Q3 3972312 4008682 6.83 14657
2015Q4 4211474 4268834 3.35 13795
2016Q1 4177421 4349202 4.45 13276
2016Q2 4118910 4279175 3.45 13094
2016Q3 4472567 4548087 3.07 12998
2016Q4 4714811 4920733 3.31 13436
2017Q1 4636481 4720489 3.61 13321
2017Q2 4705637 4848595 4.37 13319
2017Q3 4478169 4857251 3.72 13492
2017Q4 4641539 5055436 3.62 13548
2018Q1 4626506 4880240 3.4 13756
2018Q2 4624365 4973332 3.12 14404
2018Q3 4769660 5013099 2.88 14929
2018Q4 5178618 5671430 3.13 14481
2014Q1 BCAS 1026778 1200456 5.26 9719
2014Q2 1089962 1283684 5.65 9929
2014Q3 1247509 1418684 8.6 11613
2014Q4 14058833 1703049 8.36 12378
2014Q1 1504710 1680808 7.32 11404
2014Q2 1587895 1861348 6.7 11969
2014Q3 1754706 1886345 4.35 12212
2014Q4 2132223 2338709 8.36 12440
2015Q1 2358147 2379674 6.38 13084
124
TAHUN BANK PEMBIAYAAN DPK INFLASI KURS
2015Q2 2554428 2713701 7.26 13332
2015Q3 2660148 2605729 6.83 14657
2015Q4 2975474 3255154 3.35 13795
2016Q1 3050892 3289035 4.45 13276
2016Q2 3268096 3220980 3.45 13094
2016Q3 3396928 3482054 3.07 12998
2016Q4 3462826 3842272 3.31 13436
2017Q1 3453066 4178277 3.61 13321
2017Q2 3884742 4244930 4.37 13319
2017Q3 3935716 4437294 3.72 13492
2017Q4 4191101 4736403 3.62 13548
2018Q1 4291323 4856671 3.4 13756
2018Q2 4713263 5170692 3.12 14404
2018Q3 4764843 5327897 2.88 14929
2018Q4 4899744 5506107 3.13 14481
Lampiran 2: Uji F Struktur I
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 14890522030
412942.000 2
74452610152064
71.000 34.300 .000b
Residual 45583183877
25231.000 21
21706278036786
8.160
Total 19448840418
138172.000 23
a. Dependent Variable: DPK
b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi
125
Lampiran 3: Uji t Struktur I
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 43391496.5
84
41103938.
854 1.056 .303
Inflasi -
6439811.63
0
1853507.3
94 -.430 -3.474 .002
Nilai Tukar 12593.258 2729.641 .571 4.614 .000
a. Dependent Variable: DPK
Lampiran 4: Uji Koefisien Determinasi Struktur 1
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .875a .766 .743
14733050.6130
9
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi
Lampiran 5: Koefisien Jalur Persamaan I
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 43391496.584
41103938.854 1.056 .303
Inflasi -6439811.
630
1853507.394
-.430 -3.474 .002
Nilai Tukar 12593.258
2729.641 .571 4.614 .000
a. Dependent Variable: DPK
Lampiran 6: Uji F Struktur II
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean
Square F Sig.
1 Regression 6021938594853760.0
00 3
2007312864951253.50
0 132.009 .000b
Residual 304118117000083.800
20 15205905850004.191
Total 6326056711853844.000
23
a. Dependent Variable: Pembiayaan b. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, Nilai Tukar
126
Lampiran 7: Uji t Struktur II
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Const
ant)
35740006
.132
11164129.
711 3.201 .004
Inflasi 352164.7
77
615636.61
4 .041 .572 .574
Nilai
Tukar 2144.956 1025.181 .170 2.092 .049
DPK .493 .058 .864 8.531 .000
a. Dependent Variable: Pembiayaan
Lampiran 8: Uji Koefisien Determinasi Struktur II
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .976a .952 .945 3899475.07365
a. Predictors: (Constant), DPK, Inflasi, Nilai Tukar
Lampiran 9: Koefisien Jalur Persamaan II
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Const
ant)
35740006
.132
11164129.
711 3.201 .004
Inflasi 352164.7
77
615636.61
4 .041 .572 .574
Nilai
Tukar 2144.956 1025.181 .170 2.092 .049
DPK .493 .058 .864 8.531 .000
a. Dependent Variable: Pembiayaan