statistik nilai tukar petani 2014

Upload: rangga74

Post on 06-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    1/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    2/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    3/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    4/364

    Statistik Nilai Tukar Petani

    Farmer Terms of Trade Statistics

    2014

    ISSN. 1829-8834

     No. Publikasi/ Publication Number : 06240.1501

    Katalog BPS/ BPS Catalogue: 7102019

    Ukuran Buku/ Book Size: 29,7 Cm x 21 Cm

    Jumlah Halaman/ Number of pages: xxxii + 331 Halaman/ pages

     Naskah/ Manuscript :

    Subdirektorat Statistik Harga PerdesaanSubdirectorate of Rural Price Statistics

    Gambar Kulit/Cover Design :

    Subdirektorat Harga Perdesaan

    Subdirectorate of Rural Price Statistics

    Diterbitkan oleh/ Published by:

    Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia

     BPS - Statistics Indonesia

    Dicetak oleh/ Printed by:

    Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

     May be cited with reference to the source

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    5/364

     

    Publikasi Nilai Tukar Petani (NTP) 2014 ini merupakan seri publikasi tahunan yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data

    yang disajikan adalah data 2014 yang mencakup lima subsektor yaitu tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat,

     peternakan, dan perikanan. NTP digunakan sebagai salah satu  proxy indikator tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember tahun 2013, NTP

    dihitung dengan tahun dasar 2012 yang mencakup 33 provinsi.

    Selain menyajikan data indeks harga yang diterima dan dibayar petani serta nilai tukar petani, publikasi ini juga menyajikan konsep dan

    definisi, metodologi serta penjelasan mengenai diagram timbang yang digunakan dalam penyusunan NTP. Dengan demikian para pemakai data

    dapat memahami dengan baik proses penghitungan NTP sebagai pengukur kemampuan nilai tukar komoditas pertanian yang dihasilkan petani

    terhadap barang/jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani dan barang/jasa untuk memproduksi komoditas pertanian.

    Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, disampaikan penghargaan dan terima kasih. Mudah-mudahan statistik yang

    disajikan memberi manfaat untuk berbagai keperluan. Kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan

    datang.

    Jakarta, Maret 2015

    Kepala Badan Pusat Statistik

    Dr. Suryamin

    KATA PENGANTAR  

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    6/364

     

    The Statistics of Farmers’   Terms of Trade (FTT) 2014 is an annual publication series presented by BPS-Statistics Indonesia. The

    reported data includes five subsectors those are food crops, horticulture crops, smallholders estate crops, animal husbandry, and fisheries. FTT

    is used as a proxy indicator of  farmers’ welfare. Starting from December 2013, FTT is calculated by the base year of 2012 which includes 33

     provinces.

     In addition to reporting the indices of the price received by farmers, price paid by farmers and farmers’  terms of trade, this publication

    also explains the concepts, definitions, methodology, and explanation of the weight diagram used in the FTT. Thus, the data users can better

    understand the process of counting the FTT as a measure of ability to exchange agriculture commodities produced by farmers for some

     goods/services consumed by farm households and for producing agricultural commodities.

    To all those who have contributed, conveyed appreciation and thanks. Hopefully the statistics presented provide benefits for a variety of

     purposes. Criticisms and suggestions from all parties is expected for the improvement in the future.

     Jakarta, March 2015

     BPS - Statistics Indonesia

    Dr. Suryamin  

    Chief Statistician

    PREFACE  

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    7/364

      iii

    Halaman

    KATA PENGANTAR / PREFACE  ..................................... i

    DAFTAR ISI / CONTENTS  ................................................ iii

    DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES ............................. v

    I.  Pendahuluan / Introduction .......................................... 1

    II.  Konsep dan Definisi / Consepts and Definitions .......... 7

    III.  Metodologi / Methodology ........................................... 11

    IV. 

    Diagram Timbangan / Weight Diagram ...................... 17

    V.  Klasifikasi Indeks / Index Clasification ....................... 22

    VI.  Ulasan Ringkas / Review .............................................. 23

    TABEL-TABEL / Tables .................................................... 37-329

    DAFTAR PUSTAKA / Bibliography .................................. 331

    DAFTAR ISI /  CONTENTS

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    8/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    9/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    10/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    11/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    12/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    13/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    14/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    15/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    16/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    17/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    18/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    19/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    20/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    21/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    22/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    23/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    24/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    25/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    26/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    27/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    28/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    29/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    30/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    31/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    32/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    33/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    34/364

    xxx

    Tabel  Halaman 

    10.30. Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Budidaya

    Provinsi Maluku Januari - Desember 2014

    (2012=100)

     Farmer's Terms of Trade of Aquaculture Subsector

    in Maluku January - December 2014 (2012=100) ... 326

    10.31. Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Budidaya

    Provinsi Maluku Utara Januari - Desember 2014

    (2012=100)

     Farmer's Terms of Trade of Aquaculture Subsectorin Maluku Utara January - December 2014

    (2012=100) ................................................................ 327

    10.32. Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Budidaya

    Provinsi Papua Barat Januari - Desember 2014

    (2012=100)

     Farmer's Terms of Trade of Aquaculture Subsector

    in Papua Barat January - December 2014

    (2012=100) ................................................................ 32810.33. Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Budidaya

    Provinsi Papua Januari - Desember 2014 (2012=100)

     Farmer's Terms of Trade of Aquaculture Subsector

    in Papua January - December 2014 (2012=100) ..... 329

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    35/364

      1

    1.1.  Latar Belakang

    Pembangunan di segala bidang merupakan arah dan

    tujuan kebijakan Pemerintah Indonesia. Hakikat sosial dari

     pembangunan itu sendiri adalah upaya peningkatan kesejahteraan

    bagi seluruh penduduk Indonesia. Mengingat bahwa dua pertiga

     penduduk Indonesia tinggal di daerah perdesaan dan sebagian

    besar masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian,

    maka sangat diharapkan sektor pertanian ini dapat menjadi motor

     penggerak pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan

     pendapatan para petani dan mampu mengentaskan kemiskinan.

    Untuk melihat keberhasilan pembangunan, selain data

    tentang pertumbuhan ekonomi juga diperlukan data pengukur

    tingkat kesejahteraan penduduk khususnya petani. Salah satu

     proxy  indikator yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan

     petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP).

    Yang dimaksud dengan NTP adalah rasio antara indeks harga

    yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar

     petani (Ib) dalam persentase. It merupakan suatu indikator

    tingkat kesejahteraan petani produsen dari sisi pendapatan,

    1.1.   Background

     Development in all areas is the objective of the Indonesian

    Government policy. The essence of social development itself is an

    attempt to improve the welfare of the population of Indonesia.

    Since two-third of Indonesia's population live in rural areas and

    are still highly depend on agriculture, the agricultural sector is

    expected to be the motor of economic growth that can increase the

    income of farmers and be able to alleviate poverty.

     Beside economic growth, other data that measure welfare,

    especially on farmer, are also needed to see how success the

    development is. One of proxy indicators which measure farmers’

    welfare is The Farmers’ Terms of Trade (FTT).

    The FTT is the ratio of price received by farmers indices (It) and

     prices paid by farmers indices (Ib)  in percentage. It  is a welfare

    indicator of farmers in terms of income, while Ib  is in term of

     farmers’ expenditure on consumption and production cost. When

    1 PENDAHULUAN / INTRODUCTION  

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    36/364

      2

    sedangkan Ib dari sisi kebutuhan petani baik untuk konsumsi

    maupun biaya produksi. Bila It atau Ib lebih besar dari 100,

    berarti It atau Ib lebih tinggi dibandingkan It atau Ib pada tahun

    dasar. Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan

    tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan

    barang/jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan

    keperluan dalam memproduksi produk pertanian.

    Sejak 2008, Badan Pusat Statistik menyusun NTP

    menggunakan tahun dasar 2007 untuk Subsektor Tanaman

    Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat,

    Peternakan, dan Perikanan. Data dikumpulkan melalui survei

    harga produsen sektor pertanian dan survei harga konsumen

     perdesaan di 32 provinsi di Indonesia. Mulai Desember 2013,

     NTP menggunakan tahun dasar 2012 yang mencakup 33 provinsi

    termasuk DKI Jakarta.

    1.2.  Arti Angka NTP

    Secara umum ada tiga macam pengertian NTP yaitu:

    1.   NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga

    komoditas pertanian naik lebih besar dari kenaikan

    It or Ib is greater than 100, it means that It or Ib is higher than It 

    or Ib in the base year. Conceptually, the FTT is a measure of the

    exchange ability of agricultural commodities produced by farmers

    with some goods/services needed for household consumption and

     production cost.

    Since 2008, Statistics Indonesia had compiled FTT using

    the base year of 2007 for the Subsector of Food Crops,

     Horticultural Crops, Smallholder Estate Crops, Animal

     Husbandry, and Fishery. Data were collected through of producer

     price survey of agricultural sector and rural consumer price

    survey in 32 provinces in Indonesia. Starting from December

    2013, the FTT has been using 2012 as the base year which covers

    33 provinces including DKI Jakarta.

    1.2.  The Meaning of FTT

     In general there are three kinds of FTT:

    1.   FTT > 100, it means that farmers get  surplus. The

     price of agricultural commodities increase faster than

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    37/364

      3

    harga barang/jasa konsumsi dan biaya produksi.

    Pendapatan petani naik lebih besar dari

     pengeluarannya dengan demikian tingkat

    kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat

    kesejahteraan petani pada periode tahun dasar.

    2.   NTP = 100, berarti petani mengalami impas/ break

    even. Kenaikan/penurunan harga komoditas pertaniansama dengan persentase kenaikan/penurunan harga

    barang/jasa konsumsi dan biaya produksi. Tingkat

    kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan.

    3.   NTP < 100, berarti petani mengalami defisit.

    Kenaikan harga komoditas pertanian relatif lebih kecil

    dibandingkan dengan kenaikan harga barang/jasa

    konsumsi dan biaya produksi. Tingkat kesejahteraan

     petani pada suatu periode mengalami penurunan

    dibanding tingkat kesejahteraan petani pada periode

    tahun dasar.

    1.3.  Kegunaan

    Kegunaan NTP antara lain adalah:

    1.  Indeks harga yang diterima petani (It) dapat

    the increase in prices of goods/services for

    consumption and production costs. Farmers’ income

    increase faster   than their expenditure, and

    consequently the level of farmers’ welfare is better than

    the base year period. 

    2.   FTT = 100, it means that farmers run into a breakeven.

    The increase/decrease in the price of agriculturalcommodities is equal to the percentage of prices

    increase/decrease of goods/services for consumption

    and production costs. Farmers’ welfare is not changed.

    3.   FTT < 100, it means that farmers are deficit . The

    increase in the price of agricultural commodities is

    relatively small compared to the increase in prices of

     goods/services for consumption and production costs.

     Farmers’ welfare is lower than the base year period. 

    1.3.   Expedience

     NTP usability includes:

    1.  The price received by farmers indices (It)  shows the

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    38/364

      4

    menggambarkan fluktuasi harga komoditas pertanian

    yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga

    sebagai data penunjang dalam penghitungan

    Pendapatan Domestik Bruto (PDB)/Pendapatan

    Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian.

    2.  Pada kelompok indeks harga yang dibayar petani,

    indeks konsumsi rumah tangga menunjukan fluktuasiharga barang/jasa yang dikonsumsi oleh petani yang

    merupakan bagian terbesar dari masyarakat di

     perdesaan dan dapat juga digunakan sebagai  proxy 

    inflasi perdesaan. Di sisi lain, indeks biaya produksi

    dan penambahan barang modal menunjukan fluktuasi

    harga barang/jasa yang digunakan untuk

    memproduksi komoditas pertanian.

    3.   Nilai Tukar Petani mempunyai kegunaan untuk

    mengukur kemampuan tukar produk yang dijual

     petani dengan produk yang dibutuhkan petani untuk

    konsumsi rumah tangga dan biaya produksi. Hal ini

    terlihat bila dibandingkan dengan kemampuan

    tukarnya pada tahun dasar. Dengan demikian, NTP

    dapat dipakai sebagai salah satu indikator dalam

     fluctuation in the prices of agricultural commodities

     produced by farmers. This indeces is also used as

    supporting data in the calculation of Gross Domestic

     Product (GDP)/Gross Regional Domestic Product

    (GRDP) of agricultural sector.

    2.   In the price paid by farmers Indices (Ib) the household

    consumption, can be used to see the fluctuation in the prices of goods/services consumed by farmers who are

    mostly live in rural areas and can also be used as a

     proxy for rural inflation. While the production costs

    indices can be used to see the fluctuation in the prices

    of goods/services needed to produce agricultural

     products.

    3.  The FTT is used to measure the exchange ability of

    agricultural commodities produced by farmers with

    some goods/services needed by farmers for household

    consumption and production cost compared to the base

     year. Thus, FTT can be used as an indicator to assess

    the change in farmers’ welfare.

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    39/364

      5

    menilai tingkat perubahan kesejahteraan petani.

    1.4. 

    Ruang Lingkup

    Sektor pertanian yang dicakup dalam pengolahan NTP

    meliputi lima subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan,

    Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat,

    Peternakan, dan Perikanan. Penghitungan NTP meliputi 33 provinsi di Indonesia. Khusus Provinsi DKI Jakarta, NTP hanya

    dihitung untuk Subsektor Perikanan

    1.4. 

     Scope

    There are five subsectors covered by the FTT which are

     Food Crops, Horticultural Crops, Smallholding Estate Crops,

     Animal Husbandry, and Fisheries. The FTT covers 33 provinces.

     Especially for DKI Jakarta Province, the FTT is calculated only for Fisheries Subsector. 

    2 DEFINISI DAN KONSEP / CONSEPTS AND DEFINITIONS

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    40/364

      7

    Beberapa konsep dan definisi yang dipergunakan dalam

     penghitungan NTP antara lain:

    2.1.   Nilai Tukar Petani   adalah angka perbandingan antara

    indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga

    yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

     Indeks harga yang diterima petani  adalah indeks harga

    yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas

    hasil produksi petani.  Indeks harga yang dibayar  petani

    adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan

    harga kebutuhan rumah tangga petani, baik untuk

    konsumsi rumah tangga maupun untuk proses produksi

     pertanian.

    2.2.   Petani  adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian

    (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman

     perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan) atas resiko

    sendiri dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai petani

     pemilik maupun petani penggarap (sewa/kontrak/bagi

    hasil). Orang yang bekerja di sawah/ladang orang lain

    dengan mengharapkan upah (buruh tani) bukan termasuk

     petani.

    Some concepts and definitions that used in the FTT:

    2.1.  The Farmers’ Terms of Trade is the ratio of price

    received by farmers indices (It) and price paid by farmers

    indices (Ib). It is an indeces that shows the prices

     fluctuation of agricultural commodities produced by

     farmers. Ib is an indeces that shows the price fluctuation of

    some goods/services for household consumption and

     production cost.

    2.2.  Farmer is a person who manage an agricultural business

    (food crops, horticulture crops, smallholding estate crops,

    animal husbandry, and fisheries) at his own risk for sale,

    either as farm owner or farm worker (leasing/contract/

    distribution of results). A person who worked at someone’s

     field by expecting wages is not a farmer. 

    2  DEFINISI DAN KONSEP /  CONSEPTS AND DEFINITIONS

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    41/364

      8

    2.3.   Harga yang diterima petani   adalah rata-rata harga

     produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan

    biaya transportasi/pengangkutan dan biaya pengepakan

    ke dalam harga penjualannya atau disebut  Farm Gate 

    (harga di sawah/ladang setelah pemetikan). Pengertian

    rata-rata harga adalah harga yang bila dikalikan dengan

    volume penjualan petani akan mencerminkan total uang

    yang diterima petani tersebut. Data harga tersebut

    dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan

     petani produsen.

    2.4.   Harga yang dibayar petani  adalah rata-rata harga eceran

    barang/jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik

    untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri

    maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data

    harga barang/jasa untuk keperluan produksi pertanian dan

    untuk keperluan konsumsi rumah tangga dicatat dari hasil

    wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa

    di pasar terpilih. Data upah buruh tani dikumpulkan dari

    hasil wawancara langsung dengan petani/buruh tani. 

    2.5.   Pasar   adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual

    2.3.   Price received by farmers is the farm gate price which is

    the average of producer prices of agricultural products by

    excluding the transportation and packaging costs into the

    selling prices. The multipication of average price and

    volume of sale will show total income received by farmer.

    The price data is collected through direct interview to the

     farmers. 

    2.4.   Price paid by farmers is the average of retail prices of

    some goods/services needed by farmers, either for

    household consumption or production process. The price

    data is collected by interviewing the sellers in selected

    market. The farm worker wage is collected by interviewing

    the farmer or farm workers.

    2.5.   Market is any place where there are transactions between

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    42/364

      9

    dengan pembeli atau tempat yang biasanya terdapat

     penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang sudah

    terpilih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar

    yang cukup mewakili dengan syarat antara lain: paling

    besar, banyak pembeli dan penjual, jenis barang yang

    diperjualbelikan cukup banyak dan terjamin

    kelangsungan pencatatan harganya, serta terletak di desa perdesaan (rural ).

    2.6.   Harga eceran perdesaan adalah harga transaksi antara

     penjual dan pembeli secara eceran di pasar setempat

    untuk tiap jenis barang yang dibeli dengan tujuan untuk

    dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual kepada pihaklain. Harga yang dicatat adalah harga modus (yang

    terbanyak muncul) atau harga rata-rata biasa dari

    beberapa pedagang/penjual yang memberikan datanya. 

    the seller and buyer or a place where there are supplies

    and demands. For a selected subdistrict, the market should

    be representative for such conditions, those are the largest

    market, many buyers and sellers, various goods offered by

    sellers, the continuity of recording price data and located

    at rural area.

    2.6.   Rural Retail Prices is transaction price between the seller

    and buyer for every goods/services at the local market for

    their own consumption, not for reseller. The price that

    collected is a modus price (which is mostly appear) or thesimple average price from the seller who provide the data. 

    3 METODOLOGI / METHODOLOGY

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    43/364

      11

    Pengumpulan data harga dilakukan melalui wawancara langsung

    dengan menggunakan Daftar HKD dan HD.

    3.1.  Daftar HKD-1, HKD-2.1 dan HKD-2.2 digunakan untuk

    mencatat harga eceran barang/jasa kelompok makanan

    dan bukan makanan untuk keperluan konsumsi rumah

    tangga petani. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan

     pada tanggal 10 - 14.

    3.2.  Daftar HD-1 digunakan untuk mencatat harga produsen

    yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa

    untuk keperluan produksi pertanian tanaman pangan.

    Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada tanggal 15

    di kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi

    antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.

    3.3.  Daftar HD-2 digunakan untuk mencatat harga produsen

    yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa

    untuk keperluan produksi pertanian tanaman hortikultura.

    Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada tanggal 15

    di kecamatan terpilih dengan menanyakan transaksi

    antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.

    3.4.  Daftar HD-3 digunakan untuk mencatat harga produsen

     Price data collection is conducted through direct interviews using

     HKD and HD Questionnaire.

    3.1.  HKD-1, HKD-2.1  and HKD-2.2  are used to record the

    retail prices of some goods/services of food and non-food

     groups for consumption of farm households. The price

    recording is conducted every month on 10th

    -14th

    .

    3.2.  HD-1 is used to record the producer prices of agricultural

     products and retail prices of some goods/services for the

     production of food crops. The price recording is conducted

    every month on 15th

      at the selected subdistricts by asking

    the transaction from 1st  to 15th on related month.

    3.3.  HD-2 is used to record the producer prices of agricultural

     products and retail prices of some goods/services for the

     production of horticultural crops. The price recording is

    conducted every month on 15th at the selected subdistricts

    by asking the transaction from 1st  to 15

    th on related month.

    3.4.  HD-3 is used to record the producer prices of agricultural

    3  METODOLOGI / METHODOLOGY  

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    44/364

      12

    yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa

    untuk keperluan produksi pertanian tanaman perkebunan

    rakyat. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada

    tanggal 15 di kecamatan terpilih dengan menanyakan

    transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.

    3.5.  Daftar HD-4 digunakan untuk mencatat harga produsen

    yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa

    untuk keperluan produksi peternakan. Pencatatan harga

    dilakukan setiap bulan pada tanggal 15 di kecamatan

    terpilih dengan menanyakan transaksi antara tanggal 1

    sampai 15 bulan bersangkutan.

    3.6. 

    Daftar HD-5.1 digunakan untuk mencatat harga produsen

    yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa

    untuk keperluan produksi perikanan untuk jenis usaha

     penangkapan. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan

     pada tanggal 15 di kecamatan terpilih dengan

    menanyakan transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan

    bersangkutan.

    3.7.  Daftar HD-5.2 digunakan untuk mencatat harga produsen

    yang dihasilkan petani dan harga eceran barang/jasa

     products and retail prices of some goods/services for the

     production of smallholder estate crops. The price

    recording is conducted every month on 15th

     at the selected

    subdistricts by asking the transaction from 1st   to 15

    th  on

    related month.

    3.5.  HD-4 is used to record the producer prices of agricultural

     products and retail prices of some goods/services for the

     production of livestock. The price recording is conducted

    every month on 15th

      at the selected subdistricts by asking

    the transaction from 1st  to 15

    th on related month.

    3.6. 

    HD-5.1  is used to record the producer prices of

    agricultural products and retail price of some

     goods/services for the production of capture fisheries. The

     price recording is conducted every month on 15th

      at the

    selected subdistricts by asking the transaction from 1st   to

    15th on related month.

    3.7.  HD-5.2 is used to record the producer prices of

    agricultural products and retail price of some

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    45/364

      13

    untuk keperluan produksi perikanan untuk jenis usaha

    budidaya. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada

    tanggal 15 di kecamatan terpilih dengan menanyakan

    transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.

    3.8.  Pemilihan Kecamatan

    Kecamatan terpilih dalam pencacahan statistik harga

     produsen didasarkan pada rancangan sampling dua tahap,

    yaitu:

    1.  Tahap pertama, pada setiap provinsi dipilih

    sejumlah kabupaten yang merupakan daerah

    sentra produksi pertanian secara purposif, kecuali

     provinsi di Jawa seluruh kabupaten terpilihsebagai sampel.

    2.  Tahap kedua, dari setiap kabupaten terpilih,

    dipilih sejumlah kecamatan sentra produksi

     pertanian Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman

    Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat,

    Peternakan, dan Perikanan.

     goods/services for the production of aquaculture. The price

    recording is conducted every month on 15th

     at the selected

    subdistricts by asking the transaction from 1st   to 15

    th  on

    related month.

    3.8.  Subdistrict Selection

    The selected subdistricts in producer price survey is based

    on two-stage sampling design, i.e :

    1.  The first stage, a number of district which are the

    centers of agricultural productions are selected

     purposively in each province. For all province in

     Java island, all district are selected.

    2.  The second stage, from each selected district, a

    number of subdistricts which are the center of

    agricultural productions of Food Crops,

     Horticultural Crops, Smallholder Estate Crop,

     Animal Husbandry, and Fishery are selected.

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    46/364

      14

    Tabel3.1.

    Jumlah Sampel Kecamatan Menurut Provinsi dan Jenis Daftar Isian 2014

    Table   Number of Sample Subdistrict by Province and Questionnaire 2014 

    No. Provinsi / Province Jenis Daftar Isian / Questionnaire 

    HKD-1 HKD-2.1 HKD-2.2 HKD-2.2 HD-2 HD-3 HD-4 HD-5.1 HD-5.2 HD-6

    1 Aceh 40 40 40 30 30 25 25 20 20 -

    2 Sumatera Utara 30 30 30 45 45 30 25 25 25 2

    3 Sumater Barat 25 25 25 35 35 25 25 20 20 2

    4 Riau 20 20 20 25 25 25 25 20 20 1

    5 Jambi 20 20 20 25 25 25 25 17 23 2

    6 Sumatera Selatan 20 20 20 30 30 20 25 20 20 3

    7 Bengkulu 20 20 20 25 25 25 20 20 20 -8 Lampung 20 20 20 35 30 25 25 20 20 -

    9 Kep. Bangka Belitung 20 20 20 19 19 23 18 21 18 13

    10 Kepulauan Riau 15 15 15 15 15 15 15 20 20 1

    11 DKI Jakarta 2 2 2 - - - - 4 4 -

    12 Jawa Barat 60 60 60 175 175 45 35 35 30 2

    13 Jawa Tengah 110 110 110 200 200 30 45 35 35 3

    14 D.I. Yogyakarta 20 20 20 40 40 30 33 11 26 -

    15 Jawa Timur 110 110 110 272 273 34 51 30 30 2

    16 Banten 20 20 20 30 30 26 30 25 24 -

    17 Bali 20 20 20 30 30 22 21 20 17 -18  Nusa Tenggara Barat 20 20 20 25 25 20 20 20 20 -

    19  Nusa Tenggara Timur 25 25 25 25 25 20 20 20 20 -

    20 Kalimanatan Barat 20 20 20 25 25 25 25 20 20 2

    21 Kalimantan Tengah 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2

    22 Kalimantan Selatan 25 25 25 25 25 20 20 20 20 2

    23 Kalimantan Timur 20 20 20 25 25 20 20 20 20 2

    24 Sulawesi Utara 20 20 20 25 25 20 20 20 20 -

    25 Sulawesi Tengah 25 25 25 20 20 20 25 20 20 2

    26 Sulawesi Selatan 20 20 20 47 47 30 30 30 30 2

    27 Sulawesi Tenggara 20 20 20 23 20 25 20 20 20 228 Gorontalo 20 20 20 20 20 20 20 20 20 -

    29 Sulawesi Barat 20 20 20 19 17 24 20 21 19 1

    30 Maluku 20 20 20 26 25 22 22 25 10 -

    31 Maluku Utara 20 20 20 21 22 22 23 24 18 -

    32 Papua Barat 20 20 20 20 20 20 20 20 20 -

    33 Papua 25 25 25 20 20 20 25 20 20 1

    Jumlah 912 912 912 1417 1408 773 793 703 689 47

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    47/364

      15

    3.9.  Responden (petani) selain dari kecamatan terpilih juga

    harus berada di desa perdesaan (rural ). Responden

    tersebut sebaiknya yang banyak menjual bermacam

     produksi, atau dengan kata lain memilih responden petani

    yang mengusahakan beragam jenis tanaman. Begitu pula

    untuk pedagang di pasar.

    3.10. 

    Pemilihan Pasar

    Pemilihan pasar dilakukan secara purposif di kecamatan

     perdesaan (rural ) terpilih, yang memenuhi kriteria:

    1.  Paling besar di kecamatan tersebut

    2.  Beraneka ragam barang yang diperdagangkan

    3. 

    Banyak masyarakat berbelanja di sana

    4.  Kelangsungan pencatatan data harga terjamin

    5.  Terletak di desa perdesaan (rural )

    3.11.  Formula atau rumus yang digunakan pada penghitungan

    It dan Ib adalah formula Indeks Laspeyres yang

    dikembangkan ( Modified Laspeyres Indeces), yaitu:

    3.9.   Respondents (farmers) must be from the selected

    subdistricts and also live in rural area. The respondents

    should sell a variety of agricultural products. In other

    words, the respondents are farmers who produce various

    types of agricultural products. It is similar for the traders

    in the market.

    3.10. 

    Selection of Markets

     Markets selection is conducted purposively in selected

    subdistricts which meet the following criteria:

    1. The Largest market in selected subdistrict

    2. Various of goods are traded

    3. Many people shop there

    4. Continuity of data

    5. Located in rural area

    3.11.  It and Ib are calculated using modified Laspeyres formula,

    i.e :

    100

    1

    1)1(

    )1(×=

    =

    =

    m

    ioioi

    m

    ioiit 

    it 

    ti

    Q P

    Q P P P

     I    100

    1

    1)1(

    )1(×=

    =

    =

    m

    ioioi

    m

    ioiit 

    it 

    ti

    Q P

    Q P P P

     I 

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    48/364

      16

    Keterangan:

    It = Indeks harga bulan ke-t (It maupun Ib)Pti  = Harga bulan ke-t untuk jenis barang ke-i

    P(t-1)i = Harga bulan ke-(t-1) untuk jenis barang ke-i

    Pti/P(t-1)i = Relatif harga bulan ke-t untuk jenis barang

    ke-i

    Poi  = Harga pada tahun dasar untuk jenis barang

    ke-i

    Qoi  = Kuantitas pada tahun dasar untuk jenisbarang ke-i

    m = Banyaknya jenis barang yang tercakup

    dalam paket komoditas

    3.12.  Formula untuk penghitungan NTP:

    Keterangan:

     NTP = Nilai Tukar Petani

    It = Indeks harga yang diterima petani

    Ib = Indeks harga yang dibayar petani

    3.13. 

    Penyajian data berupa data runtun (series data) bulanan

    dan rata-rata tahunan. Pada publikasi ini data yang

    disajikan adalah series tahun 2014.

    Where:

     I t   = Price indices in the t th

     month (for It or Ib ) Pti  = Price in the t 

    th month for the i

    th commodity

     P(t-1)i = Price in the (t-1)th

      month for the ith

     

    commodity

     Pti /P(t-1)i = Relative price the t th

      month for the ith

     

    commodity

     Poi  = Price in the base year for the ith

     commodity

     oi  = Quantity in the base year for the ith 

    commoditym = Quantity of items included in the basket

    commodity

    3.12.   Formula to calculate FTT:

    Where:

     FTT = The Farmers’ Terms of Trade

    It  = Price received by farmers indices

    Ib  = Price paid by farmers indices

    3.13. 

     Presentation of the data is monthly series data and annual

    average. This publication presents the data series in 2014.

    100×=

     Ib

     It  NTP   100×=

     Ib

     It  FTT 

    4  DIAGRAM TIMBANG / WEIGHT DIAGRAM  

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    49/364

      17

    Penghitungan Indeks Laspeyres yang dikembangkan untuk

    menghasilkan NTP memerlukan diagram timbang. Ada duaindeks yang digunakan untuk menghasilkan NTP, yaitu indeks

    harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar

    detani (Ib).

    4.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

    Penimbang yang digunakan untuk It adalah nilai

     produksi yang dijual petani dari setiap jenis komoditas pertanian.

    Sebagai data pokok untuk penghitungan diagram timbang ini

    diperlukan tiga macam data yaitu kuantitas produksi, harga

     produsen, dan persentase nilai komoditas pertanian yang dijual

    terhadap total nilai produksi (marketed surplus).

    a.  Kuantitas Produksi Tiap Jenis Produk Pertanian

    Data kuantitas produksi untuk Subsektor Tanaman

    Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan

    Rakyat, Peternakan, dan Perikanan diperoleh dariDirektorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan

    Perkebunan BPS; Direktorat Statistik Peternakan,

    Perikanan, dan Kehutanan BPS; dilengkapi data dari

    Weight diagram is needed for the FTT to calculate the modified

    laspayres indices.  There are two indeces used to produce FTT,those are price received by farmers indices (It) and price paid by

     farmer indices (Ib).

    4.1. Price Received by Farmers Indices (It)

    The weights used for It  is production value from every

    kind of agricultural products sold by farmer. There are three kinds

    of data used in developing the weight, i.e: quantity of production,

     producer prices, and the percentage of marketed surplus.

    a.  Quantity of Production for Each Agricultural Product.

    Quantity data of production for Food Crops, Horticulture

    Crops, Smallholder Estate Crops, Animal Husbandry, and

     Fishery Subsector obtained from the Directorate of Food

    Crops, Horticulture and Estate Statistics BPS; Directorate

    of Animal Husbandry, Fisheries, and Forestry Statistics

     BPS; data comes from the the General Directorate Estate

    crops, Agricultural affairs, Maritime and Fisheries Affairs

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    50/364

      18

    Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian

    serta Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai data penunjang.

    b.  Harga Produsen

    Data harga produsen tahun dasar 2012 diperoleh dari

    daftar HD-1, HD-2, HD-3, HD-4, HD-5.1 dan HD-5.2

    c.  Persentase Marketed Surplus (MS)

    Persentase  Marketed Surplus adalah perbandingan antara

    nilai produksi yang dijual petani dan nilai produksi yang

    dihasilkan untuk setiap jenis tanaman pertanian. Data MS

    didapat dari hasil Survei Penyempurnaan DiagramTimbang (SPDT) NTP 2012.

    4.2.  Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

    Penimbang setiap jenis barang/jasa yang tercakup dalam

     pengeluaran konsumsi rumah tangga, biaya produksi dan

     penambahan barang modal adalah nilai setiap jenis

    barang yang dibeli petani, termasuk nilai barang yang

    diproduksi sendiri.

    as supporting data.

    b.   Producer Prices

     Producer prices data of the base year 2012 obtained from

    the survey using questionnaire of HD–1, HD-2, HD-3,

    HD-4, HD-5.1 and HD-5.2. 

    c.   Percentage of Marketed Surplus (MS)

     Percentage of marketed surplus is the ratio of the

     production value sold by farmers’ and production value

     produced for any type of agricultural crops. MS data

    obtained from the Survei Penyempurnaan DiagramTimbang (SPDT) NTP 2012.

    4.2.   Price Paid by Farmers  Indices (Ib) 

    The weights for each type of goods/services covered by the

    household consumption expenditure, the cost of productionand additional capital goods are the value of some

     goods/services purchased by farmers, not included the

    value of goods/services produced by them self. 

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    51/364

      19

    a.  Konsumsi Rumah Tangga

    Sumber data diperoleh dari hasil SPDT NTP 2012

    mengenai konsumsi/pengeluaran rumah tangga.

    Karena penimbang yang diinginkan adalah nilai

    konsumsi total seluruh rumah tangga petani selama

    setahun, maka nilai konsumsi yang didapat dari hasil

    SPDT NTP 2012 ini harus dikalikan dengan jumlah

    rumah tangga tani di perdesaan dalam periode waktu

    selama setahun.

    Untuk Subkelompok Makanan, karena data SPDT

     NTP 2012 khusus Subkelompok Makanan adalah

    dalam mingguan, maka harus dikalikan dengan

    banyaknya minggu dalam setahun (dalam hal ini

    52,14 minggu), sementara untuk Subkelompok

    Bukan Makanan data sudah dalam setahun.

    Jenis barang (komoditas) yang terdapat dalam SPDT

     NTP 2012 digunakan sebagai rincian komoditi pada

    Daftar HKD-1, HKD-2.1 dan HKD-2.2 untuk

    dipantau perkembangan harganya setiap bulan.

    a.   Household Consumption

    The data obtained from the SPDT NTP 2012 regarding

    consumption/household expenditure. The weights

    should describe the total consumption value of farm

    households for a year. Then the value of consumption

    derived from SPDT NTP 2012 must be multiplied by

    the number of farm households in rural areas during

    one year.

     For Food Subgroup, since the data of SPDT NTP 2012

    is in weekly period, it should be multiplied by the

    number of weeks in a year (in this case 52.14 weeks).

     For the Non Food Subgroup, the data has already

     presented in a yearly periode.

    Commodities covered in the SPDT NTP 2012 are

     printed in HKD-1 , HKD-2.1 and HKD-2.2 to monitor

    the price fluctvation every month.

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    52/364

      20

    b.  Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

    (BPPBM)

    Biaya produksi dan penambahan barang modal

    terdiri dari biaya bibit; pupuk, obat-obatan, dan

     pakan; biaya sewa dan pengeluaran lainnya;

    transportasi; barang modal dan upah buruh tani.

    Penimbang untuk kelompok ini adalah pengeluaran

    ongkos-ongkos/biaya yang dikeluarkan petani (tidak

    termasuk ongkos/biaya produksi yang berasal dari

     produksi sendiri). Data tersebut didapat dari hasil

     pengolahan SPDT NTP 2012 dan disesuaikan

    dengan Survei Struktur Ongkos Pertanian.

    b.   Production Costs and Additional Capital Goods

    (BPPBM) 

     Production costs and additional capital goods consist

    of the cost of seed;, fertilizers, drugs and feed; rental

    cost and other expendiure; transportation; capital

     goods and wages. Weights for this group is

    expenditure on production cost (not including

     production costs derived from their own

     production).The data obtained from SPDT NTP 2012

    and adjusted by Survei Struktur Ongkos Pertanian. 

    5  KLASIFIKASI INDEKS / INDEX CLASIFICATION

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    53/364

      21

    Kalsifikasi Indeks dalam penyusunan NTP terdiri dari Indeks

    Harga Yang diterima Petani (It) dan Indeks Harga Yang Dibayar

    Petani (Ib).

    5.1. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) terdiri dari:

    1. Subsektor Tanaman Pangan:

    a.  Tanaman Padi

    b. 

    Tanaman Palawija

    2. Subsektor Tanaman Hortikultura:

    a.  Tanaman Sayur-sayuran

    b.  Tanaman Buah-buahan

    c.  Obat-obatan

    3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR):

    a.  Kelompok Tanaman Perkebunan Rakyat

    4. Subsektor Peternakan:

    a.  Ternak Besar

    b.  Ternak Kecil

    c. 

    Unggasd.  Hasil Ternak

    5. Subsektor Perikanan:

    a.  Penangkapan

     Index Clasification of FTT consist of the prices received by farmer

    indices (It) and the prices paid by farmer indices (Ib).

    5.1. Price Received by Farmer Indices (It):

    1. Food Crops:

    a.   Paddy

    b. 

    Secondary crops

    2. Horticulture Crops:

    a.  Vegetables

    b.   Fruits

    c.   Medicinal Plant

    3. Smallholders Estate Crops:

    a.  Smallholders Estate Crops

    4. Animal Husbandry:

    a.   Large Liverstock

    b.  Small Livestock

    c. 

     Poultryd.   Livestock Product

    5. Fishery:

    a.  Capture Fisheries

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    54/364

      22

    b.  Budidaya

    5.2. 

    Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) terdiri dari:1.  Konsumsi Rumahtangga (KRT):

    a.  Bahan Makanan

    b. Makanan Jadi

    c.  Perumahan

    d. Sandang

    e.  Kesehatan

    f. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga

    g. Transportasi dan Komunikasi

    2.  Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

    (BPPBM), terdiri dari:

    a.  Bibit

    b.  Pupuk dan Obat-obatan

    c.  Transportasi

    d.  Biaya Sewa dan Pengeluaran Lainnya

    e.  Penambahan Barang Modal

    f. 

    Upah Buruh Tani

    b.   Aquaculture

    5.2. 

     Price Paid by Farmers’ Indices (Ib):1.   Household consumption:

    a.   Foodstuff

    b.   Prepared Food

    c.   Housing

    d.  Clothing

    e.   Health

     f.   Education, Recreation, and Sports

     g. Transportation and Communication

    2.  Cost of production and additional capital goods:

    a.  Seed

    b.   Fertilizer and Drugs

    c.  Transportation

    d.   Rental Cost and Other Expenditure

    e.   Additional Capital Goods

     f. 

    Wages of Farm Labour

    6  ULASAN RINGKAS /  REVIEW  

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    55/364

     23

    Selama 2014, NTP mengalami penurunan sebesar 0,63

     persen. Hal ini dipengaruhi oleh Ib yang mengalami kenaikansebesar 8,08 persen, sedangkan It hanya naik 7,41 persen.

    Penurunan NTP terutama disebabkan oleh turunnya NTP

    Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Perkebunan Rakyat,

    Peternakan, dan Perikanan dengan penurunan masing-masing

    sebesar 0,17 persen, 2,83 persen, 0,23 persen dan 1,14 persen,

    sedangkan Subsektor Tanaman Hortikultura mengalami

    kenaikan sebesar 0,94 persen.

     During 2014, FTT decreased by 0,63 percent. It  was

    influenced by Ib  that was experiencing a rise of 8,08 percent,while It only rose 7,41 percent. The decrease was primarily due to

    the decline of the FTT in Subsector of Food Crops, Smallholder

     Estate Crops, Animal Husbandry, and Fisheries that decreased

    respectively by 0,17 percent, 2,83 percent, 0,23 percent and 1,14

     percent, while the Horticulture Crops Subsector increased by 0,94

     percent.

    Tabel1

    Perubahan It, Ib, dan NTP Desember 2014 terhadap Desember 2013

    Table Changes of It , Ib , and FTT December 2014 to December 2013

           

            

     

     

     

        

     

     

      

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    56/364

     24

    Grafik1

    It, Ib dan NTP Januari-Desember 2014

    Graph It, Ib and FTT Januari-December 2014

     

    Penurunan NTP Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar

    2,83 persen disebabkan karena meningkatnya Ib selama 2014

    mencapai 8,12 persen sementara peningkatan It hanya mencapai

    5,11 persen. Sebaliknya, kenaikan NTP Tanaman Hortikultura

    sebesar 0,94 persen disebabkan karena kenaikan It sebesar 9,35

     persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan Ib yang mencapai

    The decline of Smallholder Estate Crops FTT by 2,83

     percent due to the increasing of Ib during 2014 that reached 8,12

     percent while the increasing of It only reached 5,11 percent. On

    the contrary, the increase by 0,94 percent of Horticuture Crops

     FTT was due to the increase of It  by 9,35 percent, which was

    higher than the increase of Ib that reached 8.34 percent.

    Price Received by Farmers

    Price Paid by Farmers Indices

    Farmers’ Term of Trade

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    57/364

     25

    8,34 persen.

    Selama 2014, It mengalami peningkatan sebesar 7,41

     persen. Kenaikan indeks ini disebabkan naiknya It di setiap

    bulannya. Kenaikan It tertinggi terjadi pada Desember 2014

    sebesar 1,43 persen yang disebabkan naiknya It di seluruh

    subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan 2,77 persen,

    Subsektor Tanaman Hortikultura 1,19 persen, SubsektorTanaman Perkebunan Rakyat 0,40 persen, Subsektor Peternakan

    0,79 persen dan Subsektor Perikanan 1,59 persen.  Sedangkan

    kenaikan It terkecil terjadi pada Februari 2014 yang naik sebesar

    0,22 persen disebabkan oleh naiknya It pada seluruh subsektor

    terutama Subsektor Perikanan Tangkap sebesar 0,60 persen.

    Selama 2014, Ib mengalami kenaikan sebesar 8,08

     persen. Kenaikan indeks ini disebabkan naiknya Indeks

    Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 9,34 persen dan

    Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

    (BPPBM) sebesar 5,41 persen.  Kenaikan Ib yang cukup besar

    terjadi pada Desember 2014, yaitu sebesar 2,48 persen.

    Sedangkan pada April 2014 Ib mengalami kenaikan terkecil

    sebesar 0,01 persen  yang disebabkan oleh naiknya indeks

     During 2014, It  experienced an increase of 7,41 percent.

    The increase was due to the rise of It  in each month. The highest

    increase occurred in December 2014 by 1,43 percent due to the

    increase of It  in all subsector i.e Food Crops Subsector 2,77

     percent, Horticulture Crops Subsector 1,19 percent, Smallholder

     Estate Crops Subsector 0,40 percent, Animal Husbandry

    Subsector 0,79 percent and Fisheries Subsector 1,59 percent. The

    smallest increase of It  occurred in February 2014 which rose by

    0,22 percent, caused by the rise of It in all subsectors particularly

    in Capture Fisheries Subsector that amounted to 0,60 percent.

     During 2014, Ib  increased by 8,08 percent. This increase

    was due to the rising of Household Consumption indices ( IKRT )

    by 9,34 percent and the Production Costs and Addition of Capital

    Goods indices ( BPPBM ) by 5,41 percent. A considerable increase

    in Ib  occured December 2014, which amounted to 2,48 percent.

    Whereas in April 2014 Ib  experienced the smallest increase of

    0,01 percent due to the increase of BPPBM by 0,17 percent while

    IKRT decreased by 0,05 percent. 

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    58/364

     26

    BPPBM sebesar 0,17 persen sedangkan IKRT turun sebesar 0,05

     persen.

    Perubahan IKRT yang terjadi di daerah perdesaan

    mencerminkan inflasi yang terjadi di wilayah perdesaan. Selama

    2014 terjadi kenaikan IKRT atau inflasi perdesaan sebesar 9,34

     persen. Kenaikan tersebut terutama dipicu oleh naiknya seluruh

    indeks kelompok pengeluaran, yaitu bahan makanan 11,86 persen; makanan jadi 5,90 persen; perumahan 6,76 persen;

    sandang 5,94 persen; kesehatan 5,13 persen; pendidikan,

    rekreasi, dan olahraga 3,17 persen; serta transportasi dan

    komunikasi 14,44 persen. Kenaikan IKRT terbesar terjadi pada

    Desember 2014 sebesar 2,27 persen disebabkan oleh naiknya

    seluruh indeks kelompok pengeluaran terutama kelompok Bahan

    Makanan dan Transportasi dan Komunikasi sebesar 3,29 persen

    dan 7,07 persen. Sebaliknya, penurunan IKRT terjadi pada April

    2014 sebesar 0,05 persen yang dipengaruhi oleh turunnya indeks

    kelompok bahan makanan sebesar 0,48 persen. 

     IKRT changes in rural areas reflects the inflation that

    occurred in rural areas. During 2014, the increase of IKRT  or

    rural inflation reached 9,34 percent. The increase was mainly

     fuelled by the increase in all index of expenditure group, i.e.

     foodstuffs 11,86 percent; prepared food 5.90 percent; housing6,76 percent; clothing 5,94 percent; health 5,13 percent;

    education, recreation, and sport 3,17 percent; as well as transport

    and communication 14,44 percent. The largest increase of IKRT

    was in December 2014, which amounted to 2,27 percent, caused

    by the increase in the index of expenditure group especially food

    stuff and also transport and communication groups amounted to

    3,29 percent and 7,07 percent. On the contrary, the decreas of

     IKRT occurred in April 2014 by 0.05 percent affected by the fall in

    the index of food stuff group by 0.48 percent.

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    59/364

     27

    Grafik2

    Indeks Konsumsi Rumah Tangga 2014

    Graph  Household Consumption Indices in 2014

     

    Pada 2014, indeks BPPBM selalu mengalami kenaikan

    setiap bulannya, yang secara umum naik sebesar 5,41 persen.

    Kenaikan tertinggi terjadi pada Desember 2014, yaitu sebesar 1,93

     In 2014, BPPBM indices always increase each month,

    which generally increased by 5,41 percent. The highest

    increase occurred in December 2014 by 1,93 percent. While the

     

     

     

     

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    60/364

     28

     persen. Sedangkan kenaikan terendah terjadi pada April 2014 yaitu

    sebesar 0,17 persen.Selama 2014 perkembangan NTP Subsektor Peternakan

    selalu yang tertinggi dibandingkan subsektor lainnya. Hal ini

    disebabkan It pada Subsektor Perternakan lebih cepat meningkat

    dibandingkan Ib. Rata-rata It 2014 mencapai 116,53 sedang Ib

    hanya mencapai 109,26.

    lowest increase occurred in April 2014 amounted to 0,17

     percent. During 2014 wit the FTT of Animal Husbandry

    Subsector was always the highest compared with other

    subsectors. This was due do the increase of It which was faster

    than Ib. The average of It  reached 116,53 while in Ib  only

    reached 109,26.

    Rata-rata NTP Subsektor Peternakan dan Subsektor

    Perikanan Tangkap selama 2014 berada di atas 104, sedangkan

     NTP Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura,

    Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Subsektor Perikanan

    Budidaya berada di bawah 104. NTP tertinggi di wilayah Jawa

    adalah pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat; di wilayah

    Sumatera, Bali & Nusa Tenggara pada Subsektor Peternakan; di

    wilayah Kalimantan pada Subsektor Perikanan Tangkap; dan di

    wilayah Maluku & Papua pada Subsektor Tanaman Hortikultura.

     NTP Subsektor Tanaman Pangan merupakan yang terendah di

    seluruh wilayah, kecuali di wilayah Kalimantan dengan NTP

    terendah pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.

    The average of FTT in Animal Husbandry Subsector

    and Capture Fisheries during 2014 is above 104, while the FTT

    of Food Crops, Horticulture Crops, Smallholder Estate and

     Aquaculture Subsector is below 104. The highest of FTT in

     Java region was in Smallholder Estate Crops Subsector; in

    Sumatra, Bali and Nusa Tenggara in was in Animal Husbandry

    Subsector; in the Kalimantan region was in Fisheries

    Subsector; and in Maluku and Papua region was in

     Horticulture Crops subsector. FTT of Food Crops Subsector is

    the lowest in the entire region, except in the region of

     Kalimantan with the lowest FTT was in Smallholder Estate.

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    61/364

     29

    Pada 2014, 9 dari 33 provinsi mengalami kenaikan NTP

    dan 24 provinsi mengalami penurunan. Provinsi Nusa TenggaraTimur merupakan provinsi yang mengalami kenaikan NTP

    tertinggi dibanding provinsi lain yaitu mencapai kenaikan sebesar

    3,17 persen. Hal ini disebabkan oleh naiknya NTP di seluruh

    subsektor, terutama pada Subsektor Tanaman Pangan yang

    mencapai 6,44 persen. Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Tengah

    mengalami penurunan NTP terbesar di tahun 2014, yaitu mencapai

    3,71 persen yang disebabkan oleh turunnya NTP di empat

    subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan 4,52 persen,

    Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 7,55 persen, Subsektor

    Peternakan 2,47 persen dan Subsektor Perikanan Budidaya 5,09

     persen.

     NTP di wilayah Sumatera secara umum mengalami

     penurunan di 2014. Delapan dari sepuluh provinsi yang terdapat di

    wilayah Sumatera mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP

    terbesar di Provinsi Bengkulu, yaitu turun 3,68 persen. Sebaliknya

     provinsi yang mengalami kenaikan NTP terbesar adalah Provinsi

    Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,26 persen.

     In 2014, FTT in 9 of 33 provinces increased and 24

     provinces decreased. Nusa Tenggara Timur Province was the province that experienced the highest increase of FTT

    compared to other provinces which achieved a rise of 3,17

     percent. This was due to the rise of FTT in the whole subsector,

    especially in a Food Crops Subsector that reached 6,44

     percent. Instead, Sulawesi Tengah Province has the largest

    decrease of FTT in 2014, which reached 3.71 percent caused by

    the decrease of FTT in four subsectors, i.e. Food Crops

    Subsector by 4,52 percent, Smallholder Estate Crops Subsector

    by 7,55 percent, Animal Husbandry Subsector by 2,47 percent

    and Aquaculture Subsector by 5,09 percent.

    Generally, FTT in Sumatera region decreased in 2014.

     Eight of the ten provinces in Sumatera experienced the

    decrease of FTT. The largest decrease occurred in Bengkulu

     Province by 3,68 percent. On the contrary, province that

    experienced the largest increase of FTT was Kepulauan Bangka

     Belitung Province by 1,26 percent.

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    62/364

     30

    Grafik4

    Rata-rata Nilai Tukar Petani Menurut Wilayah dan Subsektor Tahun 2014

    Graph The Average of Farmers’ Terms of Trade by Region and Subsectors in 2014

    Di wilayah Jawa, Provinsi Jawa Barat memiliki NTP

    tertinggi dibanding empat provinsi lainnya. Secara umum NTP

     provinsi di wilayah Jawa pada tahun 2014 mengalami penurunan.

    Penurunan NTP terbesar adalah di Provinsi D.I. Yogyakarta,

     In Java region, Jawa Barat had the highest FTT compared

    to four other provinces. Overall, FTT of provinces in Java in 2014

    decreased. The largest decrease occurred in D.I Yogyakarta

     Province by 3,40 percent. The decrease was due to the decrease

       

       

     

    it t 3 40 H l i i di b bk l h t NTP di f FTT i f b t ith th hi h t d i A i l

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    63/364

     31

    yaitu turun 3,40 persen. Hal ini disebabkan oleh turunnya NTP di

    empat subsektor, dengan penurunan tertinggi pada SubsektorPeternakan sebesar 5,89 persen. 

    of FTT in four subsectors with the highest decrease in Animal

     Husbandry Subsector by 5,89 percent.

    Grafik5

    Rata-rata Nilai Tukar Petani Menurut Wilayah Tahun 2014

    Graph The Average Farmers’ Terms of Trade by Region in 2014

    Wilayah Bali dan Nusa Tenggara secara umum

    mengalami kenaikan NTP. Provinsi Bali dan Nusa Tenggara

    Timur mengalami kenaikan NTP masing-masing sebesar 0,79 persen dan 3,17 persen. Kenaikan NTP di Provinsi Bali

    utamanya disebabkan kenaikan NTP Subsektor Tanaman

    Hortikultura, yaitu sebesar 7,22 persen. Berbeda dengan Prov

     Bali and Nusa Tenggara region generally an increase of

     FTT. The FTT of Bali and Nusa Tenggara Timur Provinces

    increased respectively by 0,79 percent and 3,17 percent. Theincrease of FTT in Bali Province primarily caused by the increase

    of FTT in Horticultural Crops Subsector, which amounted to 7,22

     percent. Different from Bali and Nusa Tenggara Timur Provinces

     / Farmers’ Term of Trade

    Bali dan Nusa Tenggara Timur yang megnalami kenaikan NTP which experienced an increase of FTT the FTT of Nusa Tenggara

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    64/364

     32

    Bali dan Nusa Tenggara Timur yang megnalami kenaikan NTP,

    Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami penurunan NTP

    sebesar 0,26 persen. Hal ini di sebabkan oleh turunnya NTP

    Subsektor Tanaman Hortikultura dan Subsektor Tanaman

    Perkebunan Rakyat yang masing-masing sebesar 1,90 persen dan

    1,95 persen.

    which experienced an increase of FTT, the FTT of Nusa Tenggara

     Barat Provinces decreased by 0,26 percent. The decrease was due

    to the decrease of FTT in Horticulture Crops Subsector and

    Smallholder Estate Crops Subsector respectively by 1,90 percent

    and 1,95 percent  

    Di wilayah Kalimantan, NTP di tiga dari empat provinsi

    mengalami penurunan. Provinsi Kalimantan Tengah mengalami

     penurunan NTP yang cukup besar yaitu mencapai 3,63 persen.

    Sebaliknya, Provinsi Kalimantan Timur naik sebesar 0,80 persen

    disebabkan naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor

    Tanaman Hortikultura dan Subsektor Tanaman Perkebunan

    Rakyat masing-masing sebesar 1,17 persen, 5,68 persen, dan

    0,21 persen.

    Tahun 2014, NTP di wilayah Sulawesi pada umumnya

    mengalami penurunan di seluruh provinsi. Penurunan NTP

    terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi

    Tenggara masing-masing sebesar 3,71 persen dan 2,22 persen.

    Provinsi lainnya di wilayah Sulawesi mengalami penurunan NTP

    tidak lebih dari 1 persen.

     In Kalimantan region, three of the four provinces

    experienced a decrease of FTT. Kalimantan Tengah experienced

    a significantly decrease of FTT, that reached 3,63 percent. On the

    contrary, Kalimantan Timur Province experienced an increasing

    of FTT by 0,80 percent, due to the increase of FTT in the Food

    Crops Subsector, Horticulture Crops Subsector and Smallholder

     Estate Crop Subsector respectively by 1,17 percent, 5,68 percent

    and 0,21 percent.

     In 2014, FTT in Sulawesi region in general experienced a

    decrease in all provinces. The largest decrease of FTT was in the

     province of Sulawesi Tengah and Sulawesi Tenggara respectively

    amounted to 3.71 percent and 2.22 percent. Other provinces in

    Sulawesi region experienced a decline of FTT less than 1 percent.

    NTP di wilayah Maluku mengalami kenaikan sedangkan FTT in Maluku region increased whereas in Papua region

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    65/364

     33

     NTP di wilayah Maluku mengalami kenaikan sedangkan

    wilayah Papua mengalami penurunan. Kenaikan terbesar terjadi

    di Provinsi Maluku Utara yaitu sebesar 1,81 persen yang di

    sebabkan oleh naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan,

    Subsektor Tanaman Hortikultura, Subsektor Tanaman

    Perkebunan Rakyat dan Subsektor Perikanan masing-masing

    sebesar 2,57 persen, 3,49 persen, 1,83 persen dan 1,85 persen.

    Sebaliknya penurunan terbesar terjadi di oleh Provinsi Papua

    sebesar 2,80 persen. Hal ini di sebabkan oleh turunnya NTP di

    tiga subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan, subsektor

    Peternakan dan Subsektor Perikanan masing-masing sebesar 6,98

     persen, 2,68 persen dan 1,96 persen.

     FTT in Maluku region increased whereas in Papua region

    has decreased. The largest increases of FTT occurred in the

     province of Maluku Utara amounted to 1,81 percent affected by

    the increase of FTT in Subsector of Food Crops, Horticulture

    Crops, Smallholder Estate Crops and Fisheries Subsector which

    respectively by 2,57 percent, 3,49 percent, 1,85 percent and

     percent 1,83. Instead, the largest decline occured in Papua

     Province amounted to 2,80 percent. This fall threewas due to the

    decrease of FTT in the three subsectors those are Food Crops,

     Animal Husbandry and Fisheries Subsector respectively by 6,98

     percent, 2,68 percent and 1,96 percent.

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    66/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    67/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    68/364

     

    Tabel Rata-Rata Nilai Tukar Petani Tahun 2009 - 2013 (2007=100)

    Table The Average of Farmers' Terms of Trade 2009 - 2013 (2007=100)

    2010 2011 2012 2013*2009

    1.1

    Rincian/  Details

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    69/364

    Bahan Makanan/ Food Stuff   

    Makanan Jadi/ Prepared Food   

    Perumahan/ Housing   

    Sandang/Clothing   

    Kesehatan/ Health  

    Bibit/Seed   

    Pupuk, Obat-obatan & Pakan/Fertilizer, Drugs & Feed   

    Transportasi/Transportation  

    Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others  

    Penambahan Barang Modal/Additional Capital Goods  

    Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour  

    Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade  

    *Rata-rata Januari - November 2013

    The Average of January - November 2013

    Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/

     Education, Recreation, and Sport Transportasi dan Komunikasi/

    Transportation and Communication

    Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal

    Cost of Production & Additional Capital Goods

    Konsumsi Rumah Tangga

     Household Consumption

    Indeks Harga yang Diterima Petani

     Price Received by Farmers Indices

    Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Price Paid by Farmers Indices

    Tabel Rata -Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan Tahun 2009 - 2013 (2007=100)

    Table The Average of Farmers' Terms of Trade of Food Crops Subsector 2009 - 2013 (2007=100)

    2009 2010 2011 2012 2013*

    1.2

    Rincian/  Details

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    70/364

    Padi/ Paddy  

    Palawija/Secondary Crops  

    Bahan Makanan/ Food Stuff   

    Makanan Jadi/ Prepared Food   

    Perumahan/ Housing   

    Sandang/Clothing   

    Kesehatan/ Health  

    Bibit/Seed   

    Pupuk & Obat-obatan/ Fertilizer & Drugs  

    Transportasi/Transportation  

    Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others  

    Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour  

    Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade 

    *Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013

    Indeks Harga yang Diterima Petani

     Price Received by Farmers Indices

    Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Price Paid by Farmers Indices

    Konsumsi Rumah Tangga

     Household Consumption

    Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/

     Education, Recreation, and Sport 

    Transportasi dan Komunikasi/

    Transportation and Communication

    Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal

    Cost of Production & Additional Capital Goods

    Penambahan Barang Modal/

    Additional Capital Goods

     

    Tabel Rata - Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Hortikultura 2009 - 2013 (2007=100)

    Table The Average of Farmers' Terms of Trade of Horticulture Crops Subsector 2009 - 2013 (2007=100)

    2009 2010 2011 2012 2013*

    1.3

    Rincian/  Details

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    71/364

    Sayur-sayuran/Vegetables  

    Buah-buahan/Fruits  

    Tanaman Obat/ Medicinal Plants  

    Bahan Makanan/ Food Stuff   

    Makanan Jadi/ Prepared Food   

    Perumahan/ Housing   

    Sandang/Clothing   

    Kesehatan/ Health  

    Bibit/Seed  

    Pupuk & Obat-obatan/ Fertilizer & Drugs  

    Transportasi/Transportation  

    Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others  

    Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour  

    Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade   *Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013

    Indeks Harga yang Diterima Petani

     Price Received by Farmers Indices

    Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Price Paid by Farmers Indices

    Konsumsi Rumah Tangga

     Household Consumption

    Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/

     Education, Recreation, and Sport 

    Transportasi dan Komunikasi/

    Transportation and Communication

    Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal

    Cost of Production & Additional Capital Goods

    Penambahan Barang Modal/

    Additional Capital Goods

     

    Tabel Rata - Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun 2009 - 2013 (2007=100)

    Table The average of Farmers' Terms of Trade of Smallholders Estate Crops Subsector 2009 - 2013 (2007=100)

    2009 2010 2011 2012 2013*

    1.4

    Rincian/  Details

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    72/364

    Bahan Makanan/ Food Stuff   

    Makanan Jadi/ Prepared Food   

    Perumahan/ Housing   

    Sandang/Clothing   

    Kesehatan/ Health  

    Bibit/Seed   

    Pupuk & Obat-obatan/ Fertilizer & Drugs  

    Transportasi/Transportation  

    Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others  

    Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour  

    Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade  

    *Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013

    Indeks Harga yang Diterima Petani

     Price Received by Farmers Indices

    Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR)

    Smallholders Estate Crops

    Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Price Paid by Farmers Indices

    Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption

    Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/

     Education, Recreation, and Sport 

    Transportasi dan Komunikasi/

    Transportation and Communication

    Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal

    Cost of Production & Additional Capital Goods

    Penambahan Barang Modal/

    Additional Capital Goods

     

    Tabel Rata- Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Perternakan Tahun 2009 - 2013 (2007=100)

    Table The Average of Farmers' Terms of Trade of Animal Husbandry Subsector 2009 - 2013 (2007=100)

    2009 2010 2011 2012 2013*

    1.5

    Rincian/  Details

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    73/364

    Ternak Besar/ Large Livestock   

    Ternak Kecil/Small Livestock   

    Unggas/ Poultry  

    Hasil Ternak/ Livestock Product   

    Bahan Makanan/ Food Stuff   

    Makanan Jadi/ Prepared Food   

    Perumahan/ Housing   

    Sandang/Clothing   

    Kesehatan/ Health  

    Bibit/Seed  

    Obat-obatan & Pakan/ Drugs & Feed   

    Transportasi/Transportation  

    Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others  

    Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour  

    Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade  

    *Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013

    Indeks Harga yang Diterima Petani

     Price Received by Farmers Indices

    Indeks Harga yang Dibayar Petani Price Paid by Farmers Indices

    Konsumsi Rumah Tangga

     Household Consumption

    Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/

     Education, Recreation, and Sport 

    Transportasi dan Komunikasi/

    Transportation and Communication

    Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal

    Cost of Production & Additional Capital Goods

    Penambahan Barang Modal/

    Additional Capital Goods

     

    Tabel Rata - Rata Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan Tahun 2009 - 2013 (2007=100)

    Table The Average of Farmers' Terms of Trade of Fisheries Subsector 2009 - 2013 (2007=100)

    2009 2010 2011 2012 2013*

    1.6

    Rincian/  Details

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    74/364

    Penangkapan/Capture Fisheries  

    Budidaya/ Aquaculture  

    Bahan Makanan/ Food Stuff   

    Makanan Jadi/ Prepared Food   

    Perumahan/ Housing   

    Sandang/Clothing   

    Kesehatan/ Health  

    Bibit/Seed   

    Transportasi/Transportation  

    Biaya Sewa & Lainnya/ Rental Cost & Others  

    Upah Buruh Tani/Wages of Farm Labour  

    Nilai Tukar Petani/ Farmers' Terms of Trade  

    *Rata-rata Januari - November 2013 / The Average of January - November 2013

    Transportasi dan Komunikasi/

    Transportation and Communication

    Biaya Produksi & Penambahan Barang Modal

    Cost of Production & Additional Capital Goods

    Pupuk, Obat-obatan & Pakan/

     Fertilizer, Drugs & Feed 

    Penambahan Barang Modal/

    Additional Capital Goods

    Indeks Harga yang Diterima Petani

     Price Received by Farmers Indices

    Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Price Paid by Farmers Indices

    Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption

    Pendidikan, Rekreasi & Olah raga/ Education, Recreation, and Sport 

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    75/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    76/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    77/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    78/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    79/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    80/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    81/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    82/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    83/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    84/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    85/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    86/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    87/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    88/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    89/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    90/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    91/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    92/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    93/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    94/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    95/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    96/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    97/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    98/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    99/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    100/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    101/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    102/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    103/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    104/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    105/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    106/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    107/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    108/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    109/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    110/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    111/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    112/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    113/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    114/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    115/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    116/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    117/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    118/364

     

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    119/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    120/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    121/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    122/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    123/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    124/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    125/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    126/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    127/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    128/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    129/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    130/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    131/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    132/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    133/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    134/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    135/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    136/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    137/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    138/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    139/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    140/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    141/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    142/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    143/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    144/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    145/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    146/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    147/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    148/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    149/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    150/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    151/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    152/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    153/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    154/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    155/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    156/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    157/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    158/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    159/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    160/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    161/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    162/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    163/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    164/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    165/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    166/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    167/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    168/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    169/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    170/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    171/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    172/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    173/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    174/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    175/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    176/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    177/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    178/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    179/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    180/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    181/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    182/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    183/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    184/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    185/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    186/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    187/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    188/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    189/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    190/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    191/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    192/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    193/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    194/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    195/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    196/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    197/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    198/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    199/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    200/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    201/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    202/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    203/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    204/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    205/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    206/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    207/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    208/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    209/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    210/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    211/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    212/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    213/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    214/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    215/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    216/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    217/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    218/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    219/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    220/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    221/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    222/364

     

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    223/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    224/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    225/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    226/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    227/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    228/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    229/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    230/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    231/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    232/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    233/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    234/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tukar Petani 2014

    235/364

  • 8/17/2019 Statistik Nilai Tuka