2011-2-00416-mc 2

44
12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Organisasi Menurut Katz & Robert Kahn, dua ahli psikologi sosial dari Pusat Riset Survey Universitas Michigan, dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Rosady Ruslan, 2003:83) komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai suatu “proses penyampaian informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain. Dan satu- satunya cara mengelola aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi”. Dalam Komunikasi Organisasi, terminologi yang melekat dalam konteks tersebut adalah komunikasi dan organisasi. Berdasarkan teori Karlr Weick, organisasi bukanlah susunan yang terbentuk oleh posisi dan peranan, tetapi oleh aktivitas komunikasi. Lebih pantas untuk dikatakan “berorganisasi” daripada “organisasi” karena organisasi itu sendiri merupakan sesuatu yang dicapai manusia melalui sebuah proses komunikasi yang berkelanjutan. (Little John dan Foss, 2009:364-365). Syaiful Rohim dalam buku Teori Komunikasi (2009:110) memaparkan definisi komuniksi organisasi yang dikutip dari beberapa pakar sebagaimana dirangkum oleh Dr. Arni Muhammad, yaitu:

Upload: de-la-miesere

Post on 21-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 12

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Teori Umum

    2.1.1 Komunikasi Organisasi

    Menurut Katz & Robert Kahn, dua ahli psikologi sosial dari Pusat Riset

    Survey Universitas Michigan, dalam buku Manajemen Public Relations dan

    Media Komunikasi (Rosady Ruslan, 2003:83) komunikasi adalah pertukaran

    informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu

    sistem sosial atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai suatu proses

    penyampaian informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain. Dan satu-

    satunya cara mengelola aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses

    komunikasi.

    Dalam Komunikasi Organisasi, terminologi yang melekat dalam konteks

    tersebut adalah komunikasi dan organisasi. Berdasarkan teori Karlr Weick,

    organisasi bukanlah susunan yang terbentuk oleh posisi dan peranan, tetapi

    oleh aktivitas komunikasi. Lebih pantas untuk dikatakan berorganisasi

    daripada organisasi karena organisasi itu sendiri merupakan sesuatu yang

    dicapai manusia melalui sebuah proses komunikasi yang berkelanjutan. (Little

    John dan Foss, 2009:364-365).

    Syaiful Rohim dalam buku Teori Komunikasi (2009:110) memaparkan

    definisi komuniksi organisasi yang dikutip dari beberapa pakar sebagaimana

    dirangkum oleh Dr. Arni Muhammad, yaitu:

  • 13

    Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi

    dalam organisasi yang kompleks (Redding dan Sanborn).

    Komunikasi organisasi merupkan arus informasi, pertukaran informasi

    dan pemindahan arti dalam suatu organisasi (Katz dan Kahn).

    Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung

    mencakup komunikasi internal dan eksternal (Zelko dan Dance).

    Komunikasi adalah arus data yang akan melayani komunikasi organisasi

    dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara (Thayer).

    Ada tiga dimensi dalam arus komunikasi yang terjadi dalam organisasi

    menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., (Rosady Ruslan, 2003:81)

    yaitu:

    a. Komunikasi vertikal

    Komunikasi ini cukup vital dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,

    yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward Communication) dan dari

    bawah ke atas (upward communication). Dalam arus komunikasi vertikal-

    dari atas ke bawah tersebut pihak pimpinan memberikan instruksi,

    petunjuk, informasi penjelasan dan penugasan lain sebagainya kepada

    ketua unit/kelompok dan bawahan. Kemudian arus komunikasi dari bawah

    ke atas diterima dalam bentuk bawahan memberikan laporan, pelaksanaan

    tugas, sumbang saran dan hingga pengaduan kepada pimpinannya masing-

    masing.

    b. Komunikasi horizontal

    Komunikasi horizontal merupakan komunikasi satu level yang terjadi

    antara para karyawan dengan karyawan lainnya, antara pimpinan satu

  • 14

    departemen dengan pimpinan departemen lainnya dalam satu tingkatan dan

    lain sebagainya.

    c. Komunikasi eksternal

    Komunikasi eksternal terjadi secara dua arah antara pihak

    organisasi/lembaga dengan pihak luar. Misalnya komunikasi dengan pihak

    kreditur, rekan bisnis, pelanggan, community relations (hubungan

    komunitas), suplier, pemasok, kalangan pers dan pejabat pemerintah dan

    lain sebagainya.

    Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

    komunikasi organisasi merupakan suatu proses pengelolaan aktivitas organisasi

    dengan adanya proses komunikasi yang mengandung suatu pertukaran

    simbol/lambang dan membentuk makna tertentu. Dalam organisasi proses

    komunikasi yang terjadi dapat berupa suatu penyampaian instruksi, perintah,

    kesepakatan, berita dan lain-lain.

    2.1.1.1 Kekuasaan dalam Organisasi

    Orangorang yang berada pada pucuk pimpinan suatu

    organisasi memiliki kekuasaan (power) dalam konteks mempengaruhi

    perilaku orang-orang yang secara struktural organisatoris berada di

    bawahnya. Sebagian pemimpin menggunakan kekuasaan dengan

    efektif, sehingga mampu menumbuhkan motivasi bawahan untuk

    bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih baik. Namun, sebagian

    pemimpin lainnya tidak mampu memakai kekuasaan dengan efektif,

  • 15

    sehingga aktivitas untuk melaksanakan pekerjaan dan tugas tidak

    dapat dilakukan secara baik.

    Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kualitas yang melekat

    dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu (a quality inherent

    in an interaction between two or more individuals). Jika setiap

    individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu

    sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah

    pertukaran kekuasaan.

    Menurut French and Raven, (Syaiful Rohim, 2009:118-120) ada

    lima tipe kekuasaan, yaitu: reward, coercive, refferent, expert, dan

    legitimate power.

    1. Reward Power

    Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk

    memberi ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang

    dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu

    kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan

    kepuasan. Dalam deskripsi konkret adalah Jika Anda dapat

    menjamin atau memberi kepastian gaji atau jabatan saya

    meningkat, Anda dapat menggunakan reward power Anda kepada

    saya. Pernyataan ini mengandung makna bahwa seseorang dapat

    melakukan reward power karena ia mampu memberi kepuasan

    kepada orang lain.

  • 16

    2. Coercive Power

    Kekuasaan yang bertipe paksaan ini, lebih memusatkan

    pandangan pada kemampuan untuk memberi hukuman kepada

    orang lain. Tipe koersif ini berlaku jika bawahan merasakan

    bahwa atasannya mempunyai lisensi untuk menghukum dengan

    tugas-tugas yang sulit, mencaci-maki sampai memotong gaji

    karyawan. Menurut David Lawless, jika tipe kekuasaan ini terlalu

    banyak digunakan, akan membawa kemungkinan bawahan

    melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan atau hukuman

    yang dirasakannya tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan

    atau karyawan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi

    tanggung jawabnya.

    3. Refferent Power

    Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan kesukaan

    atau liking, dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang

    lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang

    diinginkannya.

    Dalam uraian yang lebih konkret, seorang pimpinan akan

    mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu

    melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan

    yang diberikan atasannya.

    4. Expert Power

    Kekuasaan yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diri

    pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai

  • 17

    kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan

    informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan tertentu.

    Seorang atasan akan dianggap memiliki pengetahuan tentang

    pemecahan suatu persoalan tertentu, kalau bawahannya selalu

    berkonsultasi dengan pimpinan tersebut dan menerima jalan

    pemecahan yang diberikan pimpinan. Inilah indikasi dari

    munculnya expert power.

    5. Legitimate Power

    Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual

    power), ketika seseorang melalui suatu persetujuan dan

    kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan menentukan prilaku

    orang lain dalam suatu organisasi.

    Tipe kekuasaan ini masih bersandar pada struktur sosial dalam

    suatu organisasi, dan terutama pada nilai-nilai kultural. Dalam

    contoh yang nyata, jika seseorang dianggap lebih tua, memiliki

    senioritas dalam organisasi, maka orang lain setuju untuk

    mengizinkan orang tersebut melaksanakan kekuasaan yang

    sudah dilegitimasi tersebut.

    Tipe kekuasaan yang digunakan dalam Museum Nasional ini

    adalah Legitimate Power. Kepala Museum Nasional adalah seseorang

    yang memiliki otoritas untuk mengatur dan menentukan prilaku orang

    lain dalam Museum Nasional.

    Setiap kegiatan yang dilakukan bergantung pada keputusan

    Kepala Museum Nasional, karena beliau memiliki otoritas untuk

  • 18

    menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Little John

    dan Foss (2009:362-363) berdasarkan teori Weber tentang Birokrasi,

    mengatakan bahwa otoritas hadir bersamaan dengan kekuasaan, tetapi

    dalam organisasi otoritas harus sah atau disahkan secara formal

    oleh organisasi. Keefektifan organisasi bergantung pada tingkatan

    yang memberikan manajemen kekuasaan resmi (legitimate power)

    oleh organisasi.

    Maka dari itu, keputusan dari Kepala Museum Nasional yang

    merupakan pengambil keputusan resmi dalam kegiatan event yang

    dilaksanakan di Museum Nasional ini yang menentukan keberhasilan

    pameran. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisa peran

    Kepala Museum Nasional dalam pameran kebudayaan Indonesia dan

    China di Museum Nasional yang bertema Color of Uniqueness.

    Karena dengan jabatannya ini, Kepala Museum Nasional adalah

    penentu utama dalam segala hal yang berkaitan dengan kebijakan

    Museum Nasional, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat

    eksternal.

    2.1.2 Public Relation

    Public Relation/Humas menurut Dr. Rex Harlow dalam bukunya yang

    berjudul : A Model for Public Relations Education for Professional Practices,

    adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,

    pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut

    aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan

  • 19

    manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen

    untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam

    mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai

    sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan

    penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama

    (Rosady Ruslan, 2003:16).

    Sedangkan menurut Elvinaro Ardianto (2009:2), Public Relation (PR)

    adalah salah satu sub bidang Ilmu Komunikasi, kendati secara praktis,

    komunikasi adalah backbone (tulang punggung) kegiatan PR. Konsep lainnya

    dari PR adalah sebagai jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan

    publiknya, terutama tercapainya mutual understanding (saling pengertian)

    antara perusahaan dengan publiknya.

    Berdasarkan kedua pengertian di atas, seorang Public Relatons Officer

    berperan dalam mengatur aktivitas komunikasi antara perusahaan dengan

    publiknya agar tercipta kesepakatan dan kejelasan di antara mereka sehingga

    mencegah salah pengertian. Selain itu mencegah adanya isu-isu negatif yang

    berkembang akibat kurangnya kejelasan komunikasi antara mereka.

    2.1.2.1 Pemasaran Humas (Marketing Public Relations)

    Berdasarkan Rosady Ruslan (2003:225), adalah Philip

    Kotler yang pertama kali memunculkan konsep Mega Marketing

    yang merupakan perpaduan antara kekuatan PR dan Marketing

    Mix. Kemudian muncul lagi istilah Marketing Public Relations

    (MPR), sebagai penngembangan tahap berikutnya dari konsep

  • 20

    sebelumnya (Megamarketing) yang dipopulerkan oleh Thomas L.

    Harris (1991), melalui bukunya berjudul The Marketers Guide to

    Public Relations. Konsepnya sebagai berikut:

    Marketing Public Relations is the process of planning and

    evaluating programs that encourage purchase and customer

    through credible communication of information and impression

    that identify companies and their products with the needs,

    concerns of customer.

    Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan

    pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan

    pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian

    informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat

    menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta

    perhatian pelanggan.

    Elvinaro Ardianto (2008:71) menambahkan, dari konsep

    Mega Marketing yang berkembang menjadi Marketing Public

    Relations kemudian mulai dikembangkan lagi secara rinci peranan

    bauran PR (public relations mix) menjadi Pencils yang hampir

    dengan promotion mix, yaitu formula PASP (Publications,

    Advertising, Sales Promotions, Personal Selling).

    Bauran PR, jika dijabarkan secara rinci dalam korelasi

    komponen utama peranan public relations, adalah sebagai berikut:

  • 21

    a. Publications (publikasi dan publisitas)

    Setiap fungsi dan tugas public relations adalah

    menyelenggarkan publikasi atau menyebarluaskan informasi

    melalui berbagai media tentang kegiatan perusahaan/

    organisasi, yang pantas untuk diketahui oleh publik. Setelah

    itu, PR juga menghasilkan publisitas untuk memperoleh

    tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat. Dalam hal

    ini, tugas Public Relations Officers (PRO) adalah menciptakan

    berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan

    pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra

    lembaga atau organisasi yang diwakilinya.

    b. Events (Penyusunan program acara)

    PR juga merancang acara tertentu yang dipilih dalam jangka

    waktu, tempat, dan obyek tertentu yang secara khusus untuk

    mempengaruhi opini public dan obyek tertentu yang secara

    khusus untuk mempengaruhi opini publik, seperti event

    menyambut Perayaan Pesta Emas HUT RI ke-50. Semua

    kegiatan promosi atau publikasi dikaitkan dengan event

    tersebut. Biasanya event tersebut ada beberapa jenis. Diantara

    sebagai berikut:

  • 22

    1. Calender Event yang rutin (regular event) dilaksanakan

    pada bulan tertentu sepanjang tahun, seperti menyambut

    hari raya Idul Fitri, hari Natal, Tahun Baru, hari ulang

    tahun dan sebagainya.

    2. Special events, yaitu event yang sifatnya khusus, dan

    dilaksanakan pada momen tertentu di luar acara rutin dari

    program kerja PR, seperti peluncuran produk baru

    (product launching), pembangunan kantor atau pabrik

    baru, jalan baru, gedung baru, dan sebagainya.

    3. Moment events, yaitu event atau acara yang bersifat

    momental, atau lebih khusus lagi, misalnya, seperti

    menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, dan

    hingga menghadapi millennium.

    c. News (menciptakan berita), yakni upaya untuk menciptakan

    berita melalui press release, news letter, bulletin, dan lain-lain

    yang biasanya mengacu teknis penulisan 5W+1H (Who, What,

    Where, When, Why, dan How). Sistematika penulisannya

    adalah piramida terbalik. Yang paling penting diletakkan di

    tengah batang berita. Untuk itulah seorang PR harus

    mempunyai kemampuan untuk menulis, karena sebagian besar

    tugasnya untuk tulis menulis (PR writing), khususnya dalam

    menciptakan publisitas.

  • 23

    d. Community Involvement (Kepedulian kepada komunitas),

    tugas sehari-hari seorang Public Relations Officer (PRO)

    adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok

    masyarakat tertentu, serta menjaga hubungan baik (community

    relations and humanity relations) dengan pihak organisasi

    atau lemabaga yang diwakilinya.

    e. Inform or Image (Memberitahukan atau meraih citra), ada

    dua fungsi utama dari public relations, yaitu memberitahukan

    sesuatu kepada public atau menarik perhatian, sehingga

    diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif.

    Proses dari nothing menjadi something: dari yang tidak

    tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan diharapkan

    timbul sesuatu (something), yaitu berupa citra.

    f. Lobbying or Negotiating (Pendekatan dan bernegosiasi),

    kemampuan untuk melobi secara personal, dan kemampuan

    bernegosiasi ssangat diperlukan bagi seorang PRO, agar

    semua rencana, ide, aatau gagasan kegiatan suatu lembaga

    memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang

    berpengaruh, sehingga timbul situasi saling menguntungkan

    (win-win solution).

    g. Social Responsibility (Tanggung jawab social), aspek

    tanggung jawab dalam dunia public relations sangat penting.

  • 24

    PR tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga

    atau organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga

    kepedulian kepada masyarakat. Hal ini penting, supaya ia

    memperoleh simpati atau empati dari khalayakanya. Inilah

    yang di dalam teori Public Relations disebut sebagai social

    marketing (dikutip dari Ruslan, 2000:12-15).

    Kegiatan pemasaran humas dalam Museum Nasional

    dilakukan melalui suatu events, yaitu penyusunan program

    acara. Dalam hal ini Museum Nasional mencoba

    mempublikasikan Museum agar lebih dikenal masyarakat

    melalui kegiatan pameran temporer dalam pameran khusus

    Color of Uniqueness.

    2.1.2.2 Kegiatan Public Relation

    Salah satu peran utama public relations adalah sebagai

    komunikator perusahaan, lembaga, atau perorangan untuk

    menyampaikan informasi tentang perusahaan, lembaga, atau

    perorangan yang diwakilinya kepada publiknya, baik internal

    maupun eksternal. Saat ini keberadaan PR tidak hanya dibutuhkan

    perusahaan dan lembaga, tetapi juga perorangan. Banyak cara

    yang dapat dipilih untuk melaksanakan peran tersebut, seperti

    dalam gambar berikut:

  • 25

    Gambar 2.1 Kegiatan Public Relations

    Namun, cara yang yang banyak dipilih PR dalam

    menyampaikan berbagai informasi tentang perusahaan, lembaga,

    atau perorangan adalah dengan menyelenggarakan Ajang Khusus

    atau special event seperti pameran, roadshow, kompetisi,

    pertunjukan musik, dan ajang lainnya. Di sini PR dapat

    berinteraksi langsung dengan publiknya sehingga dapat lebih

    mampu meyakinkan publik berkaitan dengan informasi yang

    disampaikan. (Wahyuni Pudjiastuti, 2010:xxxii).

    Ruslan (1998) mengemukakan, bahwa untuk

    menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus (special events),

    humas tersebut harus mampu menarik perhatian dari publik

    terhadap perusahaan atau produk tertentu, yang akan ditampilkan

    melalui aktivitas special events itu sendiri. Dalam hal ini, maka

    kegiatan special events dari Humas/PR tersebut akan mampu

    Cyber PR

    Sponsorship

    Identitas Perusahaan

    Komunikasi Langsung

    Media inggriya

    Special Events

    CSR

    Identitas Perusahaan

    KEGIATAN PR

  • 26

    memuaskan bagi pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk

    berperan serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus Humas,

    baik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), kesadaran

    (awareness), upaya pemenuhan selera (pleasure) dan menarik

    simpati atau empati, sehingga mampu menumbuhkan saling

    pengertian bagi kedua belah pihak. Pada akhirnya dapat

    menciptakan citra (image) positif dari masyarakat atau public

    sebagai target sasarannya (Elvinaro Ardianto, 2008:103).

    Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa

    kegiatan special events merupakan kegiatan eksternal bidang

    Public Relations selain kegiatan-kegiatan lain dalam membentuk

    citra perusahaan. Maka dalam kegiatan pameran ini, adalah

    bidang Public Relations yang bertanggung jawab dalam

    menyusun program acara. Namun, tugas ini tidak dapat

    diimplementasikan begitu saja dalam Humas Pemerintah. Ada

    beberapa ketentuan yang berlaku dalam Humas Pemerintah, yang

    akan dijabarkan dalam sub-bab berikut.

    2.1.2.3 Humas Pemerintah

    Museum Nasional merupakan museum umum tingkat

    nasional yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di

    lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Tugas seksi

    humas dalam struktur organisai di Museum Nasional yang mana

    disatukan dengan pemasaran (humas dan pemasaran) adalah

    melakukan penyebarluasan informasi dan promosi.

  • 27

    Menurut Elvinaro Ardianto (2008:4), humas pemerintah,

    pada dasarnya tidak bersifat politis. Humas pemerintah dibentuk

    untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-

    kebijakan pemerintahan, memberi informasi secara teratur tentang

    kebijakan, rencana-rencana tentang peraturan dan perundanga-

    undangan, dan segala sesuatunya yang berpengaruh kepada

    kehidupan masyarakat.

    Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Hubungan

    Masyarakat (Humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan

    non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur

    komersial walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang

    sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas

    pemerintah lebih menekankan pada public service atau demi

    meningkatakan pelayanan umum.

    Melalui unit atau program kerja Humas tersebut,

    pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan

    mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta

    aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-

    kewajiban kepemerintahannya (Rosady Ruslan, 2003:323).

    Intinya, peran humas pemerintah berbeda dengan peran

    humas dalam perusahaan swasta. Peran humas dalam pemerintah

    adalah melakukan kegiatan publikasi mengenai kebijakan-

    kebijakan pemerintah, dimana tugasnya lebih ditekankan kepada

    pelayanan publik.

  • 28

    2.1.3 Logical Frame Analysis

    Dalam penelitian ini, penulis akan mencoba untuk menganalisa pameran

    Color of Uniqueness dengan Logical Framework .Analysis. Maka

    sebelumnya penulis akan menjelaskan tetang definisi Logical Frame Analysis.

    Berdasarkan link berikut ini www.gdrc.org/ngo/logical-fa.pdf Logical

    Framework analysis adalah:

    A log frame (also known as a Project Framework) is a tool for planning and managing development projects. It looks like a table (or framework) and aims to present information about the key components of a project in a clear, concise, logical and systematic way. The log frame model was developed in the United States and has since been adopted and adapted for use by many other donors, including the Department for International Development (DFID).

    Bingkai log (juga dikenal sebagai Framework Project) adalah alat untuk

    perencanaan dan pengelolaan pembangunan proyek. Sepertinya tabel (atau kerangka kerja) dan bertujuan untuk menyajikan informasi tentang komponen kunci dari proyek dengan cara yang jelas, ringkas, logis dan sistematis. Model log frame dikembangkan di Amerika Serikat dan telah diadopsi dan diadaptasi untuk digunakan oleh banyak donor lain, termasuk Departemen Pembangunan Internasional (DFID).

    Definisi lain mengenai LFA, terdapat dalam link berikut ini

    http://www.who.int/ncd/vision2020_actionplan/documents/LFAUNDP.pdf

    menjelaskan bahwa:

    LFA can be a useful tool, both in the planning, monitoring and evaluation management of development projects. It is not the only planning tool, and should not be considered an end in itself, but using it encourages the discipline of clear and specific thinking about what the project aims to do and how, and highlighting those aspects upon which success depends.

    LFA dapat menjadi alat yang berguna, baik dalam perencanaan,

    pemantauan dan evaluasi pengelolaan pembangunan proyek. LFA bukan alat perencanaan saja, dan tidak harus dianggap sebagai tujuan itu sendiri, tetapi

  • 29

    dapat mendorong pemikiran disiplin yang jelas dan spesifik tentang tujuan suatu proyek serta bagaimana melakukannya, dan menyoroti aspek-aspek yang dapat mensukseskan suatu kegiatan.

    Berdasarkan dua definisi di atas, LFA atau Log Frame Analysis adalah

    suatu kerangka pemikiran yang menjelaskan tujuan dan bagaimana suatu

    proyek atau kegiatan akan dilakukan. Kerangka pemikiran tersebut dibuat

    mejadi suatu bentuk table sebagai berikut:

    Table 2.1 LOG FRAME ANALYSIS

    Goal : Why the project is undertaken? (tujuan kegiatan)

    Purpose : What will the project achieve? (sasaran kegiatan)

    Output : What will the Projects deliver? (apa yang ingin disampaikan)

    Activities : What actions are required? (kegiatan yang dibutuhkan)

    Inputs : How will the projects attain its objectives? (bagaimana kegiatan

    mencapai sasarannya)

    Melalui analisa tersebut, penulis akan menjabarkan inti dan masalah

    dalam pameran Color of Uniqueness. Dimulai dari tujuan dan sasaran

    kegiatan, pesan yang ingin disampaikan, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang

    akan dilakukan serta bagaimana kegiatan tersebut dapat mencapai sasarannya.

    Dalam analisa Log Frame dijelaskan pula indikator, tolak ukur dan asumsi

    akan resiko yang mungkin terjadi.

  • 30

    2.2 Teori Khusus

    2.2.1 Komunikasi Pemasaran (Marketing Communiction)

    Komunikasi merupakan elemen yang sangat penting dalam kegiatan

    pemasaran. Tanpa komunikasi tidak ada satupun kegiatan pemasaran yang

    dapat berlangsung. Komunikasi merupakan sarana yang menghubungkan

    antara produsen, perantara, dan konsumen.

    Sedangkan pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001:7) merupakan

    proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa

    yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk

    serta nilai dengan pihak lain

    Komunikasi pemasaran atau promosi adalah salah satu elemen penting

    dari bauran pemasaran (marketing mix), yaitu berdasarkan menurut Kotler dan

    Amstrong (2001:79) adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat

    dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan

    yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala

    sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan

    produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat

    kelompok variabel yang dikenal sebagai empat P: Product (produk), Price

    (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).

    Penjelasan mengenai komponen dalam bauran pemasaran tersebut adalah

    sebagai berikut (Freddy Rangkuti, 2009:22-23)

    1. Produk adalah suatu barang, jasa atau gagasan yang dirancang untuk

    kebutuhan seorang konsumen.

  • 31

    2. Penetapan harga adalah memilih harga yang paling sesuai untuk

    menjualnya, kadang-kadng merupakan suatu tindakan penyeimbang.

    3. Distribusi/penempatan adalah menempatkan suatu produk pada outlet

    yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas yang

    keseluruhannya berkaitan denga bagaimana menyampaikan produk

    terseut dari produsen ke konsumen.

    4. Promosi adalah yang berkaitan dengan teknik-teknik menyampaikan

    informasi tentang produk.

    Fokus penelitian ini hanya pada satu elemen dari bauran pemasaran, yaitu

    promosi yang bisa disebut sebagai komunikasi pemasaran. Menurut Kotler dan

    Armstrong (2001:79), promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan

    keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

    Selain itu definisi promosi juga dijabarkan oleh Freddy Rangkuti

    (2009:177) yang dikutip dari Rambat Lupiyadi (2001), yaitu sebagai salah satu

    variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh

    perusahaan dalam memasarkan produk jasa.

    Suatu produk betapapun bermanfaatnya, tidak akan dikenal masyarakat

    jika tidak diimbangi dengan kegiatan promosi. Maka dari itu perlu dilakukan

    kegiatan komunikasi pemasaran terpadu (IMC), yaitu proses perencanaan,

    pelaksanaan, dan pengendalian pesan suatu merek untuk dapat menciptakan

    hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Jadi IMC merupakan suatu

    sinergi, kreativitas, integrasi dan komunikasi pemasaran secara terpadu dengan

    cara memanfaatkan beragam elemen komuniksi yang berbeda-beda agar

    tercipta koherensi yang saling mendukung. (Freddy Rangkuti, 2009:29).

  • 32

    Promosi merupakan salah satu variabel IMC yang digunakan oleh

    perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, dengan tujuan

    untuk memberitahukan bahwa suatu produk itu ada dan memperkenalkan

    produk serta memberikan keyakinan akan manfaat produk tersebut kepada

    pembeli atau calon pembeli. (Freddy Rangkuti, 2009:49).

    Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi yang

    terdapat dalam bauran promosi (promotion mix) yang berdasarkan Freddy

    Rangkuti (2009:23-29) terdiri dari 4 variabel , yaitu:

    1. Periklanan (Advertising)

    Periklanan adalah komunikasi nonindividu dengan sejumlah biaya,

    melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba

    serta individu.

    Periklanan diartikan sebagai bentuk presentasi non personal yang dibayar

    oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan atau ide promosi dari

    barang atau jasa tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi

    yang mensponsorinya. Dalam praktiknya, iklan telah dianggap sebagai

    manajemen citra yang bertujuan menciptakan dan memelihara cipta dan

    makna dalam benak konsumen dan tujuan akhir dalam iklan adalah

    bagaimana memengaruhi perilaku pembelian konsumen. Periklanan dapat

    disajikan dalam berbagai bentuk dan media sebagai berikut:

    a. Media cetak

    Surat kabar

    Surat kabar merupakan media periklanan yang paling efektif.

    Dengan demikian periklanan dalam media ini harus diusahakan

  • 33

    mendapat kesan yang positif di mata masyarakat karena media ini

    lebih banyak dibaca oleh masyarakat luas. Meskipun demjikian

    media ini juga mempunyai kelemahan karena pada umumnya

    surat kabar hanya dibaca sekali kemudian dibuang sehingga

    kurang mendapat perhatian dari pembaca.

    Majalah

    Media ini hampir sama dengan surat kabar, tetapi media ini hanya

    diterbitkan bagi orang-orang yang khususnya mempunyai rasa dan

    perhatian yang sama pada segmen tertentu saja.

    Brosur dan Leaflet

    Brosur merupakan selebaran yang dikirim atau diberikan ke

    berbagai perusahaan, maupun perseorangan yang dianggap

    sebagai pembeli potensial, sedangkan leaflet berisi informasi

    mengenai produk dan harga.

    Direct Mail

    Direct Mail adalah surat penawaran yang dikirimkan kepada

    pembeli potensial dan mencantumkan fasilitas yang tersedia

    dengan penawaran dan harga khusus.

    b. Media Elektronik

    Media elektronik adalah media yang paling efektif dan banyak

    digunakan oleh perusahaan karena media ini dapat menjangkau

    semua lapisan masyarakat. Media elektronik terdiri atas media audio

    dan audio visual.

  • 34

    Media Audio

    Media audio merupakan media yang hanya dapat didengar, dalam

    hal ini adalah radio dan telepon. Media audio yang lebih banyak

    digunakan adalah radio karena pengiklanan pada media ini

    biayanya relatif murah. Di samping itu karena sifatnya audio

    maka tidak diperlukan ketrampilan khusus untuk menyampaikan

    pesan yang disampaikan seperti halnya yang disampaikan dalam

    media cetak yang memerlukan kecakapan untuk memahami pesan

    yang disampaikan.

    Media Audio Visual

    Media Audio Visual merupakan media yang dapat dilihat dan

    didengar. Dalam hal ini yang termasuk dalam media audio visual

    adalah televisi, internet, dan bioskop. Media ini harganya relatif

    mahal sehingga benar-benar diperlukan keterampilan khusus

    dankecakapan dalam proses penyampaiannya. Media ini cukup

    efektif karena dapat menimbulkan imahinasi tentang produk pada

    konsumen dan juga tidak harus memiliki ketrampilan khusus

    dalam memahami pesan yang disampaikan.

    c. Media Outdoor (Luar ruangan)

    Billboard

    Billboard merupakan iklan yang dipasang pada papan-papan besar

    bergambar yang dianggap strategis, mudah dilihat di jalan raya

    yang ramai dilalui oleh kendaraan. Media ini hanya bersifat

  • 35

    mengingatkan sehingga diperlukan pesan yang jelas, singkat,

    mudah dipahami, dan gambar yang menarik.

    Signboard

    Media ini berupa papan-papan kecil dengan gambar petunjuk arah

    suatu lokasi tertentu. Media ini ditempatkan pada jalan yang

    menuju lokasi tersebut.

    Umbul-umbul

    Media ini menampilkan gambar dengan warna yang mencolok

    sehingga memberikan suasana yang meriah.

    Sticker

    Sticker merupakan iklan yang dipasang pada kendaraan-

    kendaraan umum seperti bus kota dan taksi. Umumnya

    pemasangan iklan menggunakan sticker dipilih untuk kendaraan

    umum yang melalui jalur padat. (Freddy Rangkuti, 2009, 23-24).

    2. Penjualan Perseorangan (personal selling)

    Penjualan perseorangan adalah interaksi antarindividu, saling

    bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,

    menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling

    menguntungkan dengan pihak lain.

    Penjualan perseorangan ini merupakan alat promosi yang berbeda

    dari periklanan karena penjualan perseorangan menggunakan orang atau

    individu dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, komunikasi yang

    dilakukan orang secara individu dapat lebih fleksibel dibandingkan alat-

    alat promosi lainnya. Hal ini adalah karena terjadi interaksi personal

  • 36

    langsung antara seorang pembeli potensial dan seorang salesman, di

    mana salesman dapat mengetahui keinginan, motif, dan perilaku

    konsumen sekaligus dapat melihat reaksi konsumen mengenai produk

    yang ditawarkan oleh perusahaan.

    Alat komunikasi umum yang digunakan pada personal selling

    adalah: presentasi penjualan, pertemuan penjualan (gathering), program

    intensif dan sampel wiraniaga. Jenis wiraniaga penjualan dapat dibagi

    menjadi tiga bagian, yaitu:

    a. Retail Selling, di mana tenaga penjual melakukan penjualan

    dengan jalan melayani konsumen yang datang ke toko atau

    perusahaan.

    b. Field Selling, di mana tenaga penjual melakukan penjualan di luar

    perusahaan, yaitu dengan mendatangi konsumen ke rumah-

    rumah, perusahaan, kantor-kantor, dan lain-lain.

    c. Executif Selling, di mana pimpinan perusahaan bertindak sebagai

    tenaga penjualan yang melakukan penjualan. (Freddy Rangkuti,

    2009:26)

    3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Publicity)

    Publisitas merupakan usaha untuk merangsang permintaan

    terhadap suatu produk secara nonpersonal dengan membuat berita yang

    bersifat komersial tentang produk tersebut dalam media tercetak atau

    tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.

  • 37

    Kotler dan Amstrong (2003) menjelaskan bahwa publisitas adalah

    aktivitas untuk mempromosikan perusahaan atau produknya dengan

    memuat berita mengenai subjek itu tanpa dibayar oleh sponsor.

    Pada publisitas, informasi yang tercantum bukan berupa iklan,

    melainkan berupa berita. Biasanya, individu atau lembaga yang

    dipublikasikan tidak mengeluarkan biaya dan tidak dapat mengawasi

    pengungkapan beritanya. Publisitas mengandung unsur-unsur beritayang

    menarik sehingga dapat menarik media massa untuk ikut serta

    menyiarkan meskipun tidak menerima bayaran.

    Alat komunikasi umum yang digunakan pada saat melakukan

    publikasi adalah pers, pidato atau seminar, laporan tahunan, dan donasi

    serta hubungan masyarakat. Ciri atau penampilan publisitas ditambah

    dengan tiga kualitas khusus, yaitu:

    a. Nilai kepercayaan yang tinggi. Artikel dan berita di media

    biasanya lebih otentik dan lebih dipercaya oleh pembaca daripada

    iklan.

    b. Dorongan keluar. Publisitas dapat menjangkau banyak pihak

    menghindari wiraniaga atau iklan. Pesan yang sampai ke pembeli

    berupa berita, bukan suatu komunikasi penjualan langsung.

    c. Dramatisasi. Iklan dan publisitas mempunyai potensi untuk

    mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. (Freddy Rangkuti,

    2009:27)

  • 38

    4. Promosi penjualan (Sales Promotion)

    Promosi penjualan adalah salah satu kegiatan promosi untuk melakukan

    rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut

    Kotler dan Amstrong (2003), promosi penjualan adalah intensif jangka

    panjang jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari

    produk atau jasa. Jadi, promosi penjualan merupakan kegiatan promosi

    yang dapat mendorong pembelian oleh konsumen, dan yang dapat

    meningkatkan efektivitas para distributor atau retailer dengan

    mengadakan pameran, display, eksibisi, peragaan, dan berbagai kegiatan

    penjualan lainnya, yang dilakukan sewaktu-waktu dan bersifat tidak rutin.

    Dalam promosi penjualan ini perusahaan menggunakan alat-alat tertentu,

    seperti hadiah, paket harga, peragaan, pameran, demonstrasi, dan contoh

    barang.

    Ciri-ciri promosi penjualan adalah komunikasi, insentif, dan

    undangan. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar

    promosi penjualan diorientasikan pada pengubahan prilaku pembelian

    konsumen dengan segera.

    Selain melalui cara-cara tradisional seperti di atas, kini promosi juga

    dapat dilakukan secara online, yaitu yang disebut Internet Advertising.

    Menurut George (2001), para marketer saat ini dapat memanfaatkan media

    internet sebagai alat untuk menawarkan segala macam produk yang diinginkan.

    (Freddy Rangkuti, 2009:229).

    Internet telah dianggap sebagai teknologi yang mendukung model baru

    untuk melakukan bisnis. Melalui internet, kapan pun, dimana pun hubungan

  • 39

    dapat dilakukan untuk keperluan informasi, hiburan dan komunikasi. (Kotler

    dan Amstrong, 2001: 29).

    Iklan secara online dapat bertujuan untuk pelengkap bauran marketing

    lainnya. Namun demikian, iklan melalui internet masih belum mampu

    mengalahkan iklan melalui media tradisional seperti televisi dan media cetak

    dalam kaitannya dengan pengeluaran untuk iklan (Armstrong dan Kotler,

    2005). Namun demikian, menurut Cartellierie (1997), iklan melalui internet

    memiliki prospek yang sangat baik karena memiliki pertumbuhan yang sangat

    tinggi dalam rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk iklan. (Freddy Rangkuti,

    2009:229-230).

    Maka dari itu, sebaiknya kegiatan iklan online ini hanya dijadikan

    sebagai pelengkap dalam kegiatan komunikasi pemasaran lainnya.

    Agar kegiatan promosi atau komunikasi pemasaran lebih efektif maka

    hendakanya elemen-elemen tersebut dipadukan sesuai dengan kebutuhan dan

    target pengunjung.

    Elemen-elemen yang digunakan dapat dipadukan satu sama lain sehingga

    tercipta suatu strategi pemasaran yang optimal untuk mempengaruhi awareness

    masyarakat akan produk. Dalam hal ini, kegiatan promosi atau komunikasi

    pemasaran dilakukan agar masyarakat aware akan adanya kegiatan pameran

    yang dilakukan di Museum Nasional.

  • 40

    2.2.1.1 Komunikasi Pemasaran Event

    Setiap event yang diselenggarakan memiliki tujuan

    tertentu. Salah satu tujuannya adalah memasarkan event pada

    target sasarannya yang diharapkan akan hadir dalam event yang

    diadakan. Kunci utamanya adalah pengunjung mengetahui

    manfaat apa yang akan didapat melalui sebuah event (Any Noor,

    2009:179).

    Tujuan dilakukan pemasaran adalah untuk mendatangkan

    jumlah pengunjung yang mencapai target atau bahkan melebihi

    target yang telah ditetapkan. Karena jumlah pengunjung yang

    sesuai atau melebihi target adalah salah satu kesuksesan sebuah

    event (Any Noor, 2009:182).

    Pemasaran event menurut Any Noor (2009:179) tidak

    sekedar menempelkan poster pada tempat-tempat yang strategis

    dan berharap akan banyak orang melihat dan tertarik untuk datang

    ke event, tetapi harus diperhatikan apa saja yang harus dilakukan

    untuk mendatangkan orang-orang tersebut. Beberapa cara yang

    perlu diperhatikan adalah:

    1. Mengetahui sebanyak mungkin hal tentang pangsa pasar

    event;

    2. Memilah pangsa pasar sesuai segmen yang ada;

    3. Teknik apa yang tepat untuk menarik pangsa pasar datang ke

    event;

  • 41

    4. Menetapkan harga sesuai dengan segmen yang telah

    ditetapkan.

    Inti dari kegiatan pemasaran suatu event adalah untuk

    menginformasikan manfaat, atau alasan mengapa calon peserta

    atau pengunjung merespon untuk berpartisipasi dan datang ke

    sebuah event. Menurut Wahyuni Pudjiastuti (2010:177), event

    harus dibuat semenarik mungkin untuk merangsang media agar

    mau meliput. Caranya, acara tersebut harus dibuat unik, lain

    daripada yang lain, dan menggunakan kiat-kiat tertentu yang

    menarik untuk media, seperti memanfaatkan selebritas sebagai

    ikon, memberikan servis kepada khalayak, dan mengundang

    khusus pihak media untuk meliput acara yang diadakan.

    Nilai jual sebuah event tergantung dari bobot event itu

    sendiri serta keunikan event yang terlihat dari tema event tersebut.

    Maka sebuah event harus memiliki identitas, karena disitulah awal

    mula image terbentuk dalam benak audience. Berdasarkan teori

    komunikasi mengenai identitas oleh Michael Hect, identitas

    merupakan penghubung utama antara individu dan masyarakat,

    dan komunikasi merupakan mata rantai yang memungkinkan

    hubungan ini terjadi. Teori ini menjelaskan bahwa komunikasi

    merupakan alat untuk membentuk identitas dan juga mengubah

    mekanisme. Identitas, baik dalam pandangan diri maupun orang

  • 42

    lain, dibentuk ketika kita secara sosial berinteraksi dengan orang

    lain dalam kehidupan (Little John dan Foss, 2009:131).

    Wahyuni Pudjiastuti dalam buku Special Events

    (2010:183), mengatakan bahwa agar sebuah event mendapatkan

    publisitas yang optimal, bagian publikasi harus melakukan hal-hal

    sebagai berikut:

    a. Upayakan mendapat liputan luas dari media massa, baik cetak,

    elektronik, maupun media interaktif, misalnya dengan

    konferensi media atau pers, news release, atau liputan

    langsung dari pihak media.

    b. Mengundang media untuk meliput ajang khusus.

    c. Mempublikasikan event sebelum, selama, dan setelah

    pelaksanaan, agar acara, perusahaan, produk, maupun pihak-

    pihak yang terlibat mendapat liputan terus menerus dari media

    massa.

    d. Siapkan secara teknis segala keperluan peliputan, seperti

    media room, listrik, faksimile, dan komputer untuk online.

    e. Siapkan release, foto-foto, gambar, dan media kit untuk

    melengkapi keperluan media massa dalam penulisan

    berita.Siapkan foto atau rekaman pelaksanaan event untuk

    memenuhi permintaan media massa.

    Inti dari penjelasan di atas adalah, sebuah event akan

    menarik perhatian target pengunjung apabila acara tersebut dibuat

    semenarik mungkin sehingga media bersedia untuk meliput.

  • 43

    Selain itu juga dibutuhkan perencanaan yang matang demi

    kelancaran proses acara, seperti persiapan data-data yang

    dibutuhkan oleh media maupun pengunjung.

    2.2.2 Event

    Event merupakan salah satu strategi pemasaran yang biasa digunakan untuk

    memperkenalkan sebuah merek atau produk kepada masyarakat luas. Hal ini

    menjadikan event sebagai sebuah alternatif cara untuk menyampaikan pesan

    kepada khalayak luas yang efektif dan tepat dan untuk memberikan informasi

    tentang pengelenggaraan event tertentu.

    Event memiki nilai lebih dalam menjalin hubungan dengan khalayak

    secara langsung yang bertujuan untuk membentuk sebuah opini publik. Hal ini

    dapat dilakukan dengan membentuk event sebagai sarana bagi masyarakat

    melalui peristiwa-peristiwa yang dirancang khusus untuk mengkomunikasikan

    pesan tertentu kepada audience sasaran.

    Any Noor (2009:7) mendefinisikan event sebagai suatu kegiatan yang

    diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia,

    baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi, dan

    agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan

    masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.

    Kelebihan sebuah event adalah kemampuannya dalam membangkitkan

    dan mengarahkan khalayak kepada sebuah produk tertentu. Event merupakan hal

    yang cukup penting dalam mendukung aktivitas promosi. Untuk

    mengkomunikasikan produk pada event tertentu kepada masyarakat umum

  • 44

    diperlukan strategi yang kuat sebagai cara agar event menjadi efektif bagi

    masyarakat sebagai bentuk aktivitas promosi.

    Dalam International Journal of Event Management Research Volume 4, Number

    1 (2008) dikatakan bahwa:

    The common and the scientific use of the term event do not coincide with each other. Different terms and definitions for event have developed in various areas of life and research. In research, this especially leads to communication and comprehension problems. In a first approach, one can understand events as temporary occurrences, either planned or unplanned (Getz, 1997, p. 4). In order to emphasize the difference between planned and unplanned occurrences, the term special is added to event. A special event is understood to be a one-time or infrequently occurring event outside a normal program (Getz, 1997, p. 4).

    Penggunaan yang umum dan ilmiah dari istilah "event" berbeda-beda. Perbedaan istilah dan definisi dari "event" telah dikembangkan dalam berbagai bidang kehidupan dan penelitian. Dalam penelitian, terutama mengarah ke masalah komunikasi dan pemahaman. Pada pendekatan pertama, kita dapat memahami events sebagai "peristiwa sementara, baik direncanakan atau tidak terencana" (Getz, 1997, hal 4). Dalam rangka untuk menekankan perbedaan antara kejadian terencana dan tidak terencana, istilah "khusus" ditambahkan untuk "peristiwa". Sebuah peristiwa khusus dipahami sebagai "satu kali atau jarang terjadi peristiwa luar program normal" (Getz, 1997, hal 4). Inti dari pernyataan tersebut adalah event memiliki banyak pengertian,

    dapat dikatakan bahwa event merupakan suatu acara yang terencana ataupun

    tidak, untuk memperjelas antara direncanakan atau tidak, maka ditambahkan kata

    special dalam event dimana kata special event itu sendiri diartikan sebagai

    acara yang terjadi satu kali atau diadakan secara rutin di luar program harian.

    Berikut ini akan dijabarkan mengenai special events dan pameran.

  • 45

    2.2.2.1 Special Event

    Special event atau ajang khusus menurut Joe Goldblatt (2002),

    merupakan kegiatan atau acara khusus yang tidak biasa terjadi pada hari-

    hari biasa. Sedangkan Yaverbaum (2000) mengemukakan bahwa Special

    Event adalah media publisitas yang efektif karena dapat membantu dalam

    memasarkan perusahaan dan produk jasa kepada publik, sangat bersifat

    promosi, serta mampu mendapatkan publisitas banyak dari media massa.

    (Wahyuni Pudjiastuti, 2010:xvii)

    Menurut Any Noor dalam buku event management, (2009:8-10)

    special event juga meliputi semua aktivitas hidup manusia, special events

    merupakan kegiatan yang sangat besar dan kompleks. Special events

    dapat diselenggarakan mulai dari jenis event perorangan yang sederhana

    dan kecil seperti pesta ulang tahun atau pesta pernikahan sampai dengan

    event yang besar. Special events juga dapat diselenggarakan dengan

    kompleksitas yang lebih luas secara internasional seperti Olympic Games,

    tersendiri dari event dapat mendukung terselenggaranya special events.

    Berdasarkan konsep dan definisi yang dikembangkan di atas,

    maka special events terbagi dalam 4 (empat) kategori atau unsur, yang

    terdiri diri leisure, cultural, personal, dan organizational. Kategori events

    dapat dilihat pada gambar 2.2

  • 46

    Gambar 2.2

    Kategori Special Events

    Sumber: Shone dan Parry. (2002)

    Leisure events telah berkembang sejak bangsa Roma

    menyelenggarakan kegiatan gladiator. Bentuk leisure event yang ada saat

    itu berupa pertandingan yang diselenggarakan di Coloseum, Roma, Italia,

    dengan susunan tempat duduk berupa teater dan menampilkan petarung-

    petarung pada pertandingan gladiator tersebut. Pada saat ini, leisure event

    yang berkembang banyak berdasarkan pada kegiatan keolahragaan.

    Kegiatan yang sama memiliki unsur pertandingan di dalamnya dan

    mendatangkan banyak pengunjung pada event tersebut. Berkembangnya

    kegiatan leisure event karena perkembangan teknologi telah memberikan

    warna baru pada setiap event yang diselenggarakan. Misalnya, pada

    setiap empat tahun penyelenggaraan olimpiade, selalu muncul ide baru

    Leisure events

    (leisure, sports, recreation)

    Cultural Events

    Ceremonial,

    sacred,

    heritage, art,

    folklore)

    Organizational events

    (commercial, political, charitable, sales))

    Personal

    events

    (wedding,

    birthday,

    anniversaries)

    Special Event

  • 47

    yang tidak ada pada event sejenis sebelumnya. Tempat penyelenggaraan

    yang berbeda juga selalu disesuaikan dengan tema kegiatan tersebut. Hal

    inilah yang menjadikan setiap event yang diselenggarakan selalu

    memiliki kekhasan tersendiri.

    Personal event merupakan kategori lain yang membentuk special

    event. Yang termsuk dalam personal event adalah segala bentuk kegiatan

    yang didalamnya terlibat anggota keluarga atau teman. Banyak aspek

    kehidupan masa kini telah merubah bentuk asli kegiatan personal event,

    misalnya pesta ulang tahun, pesta pernikahan bahkan termasuk juga

    perayaan-perayaan pribadi lainnya. Penyelenggaraan pesta pernikahan

    dalam kategori personal event merupakan kegiatan yang paling

    kompleks, karena dimanapun di dunia ini, penyelenggaraan pesta

    pernkahan yang sukses tidak dinilai dari besarnya jumlah undangan atau

    tamu yang akan hadir, tapi dari bagaimana baiknya penyelenggaraan

    pesta pernikahan tersebut.

    Cultural event menjadi kategori yang membangun special event.

    Budaya selalu identik dengan upacara adat, dan tradisi memiliki nilai

    sosial yang tinggi dalam tatanan masyarakat, sehingga

    penyelenggaraannya saat ini menjadi sangat penting. Terlebih lagi dengan

    adanya kemajuan teknologi, penyelenggaraan cultural event akan lebih

    menarik dan berkesan yang dapat disesuaikan dengan keadaan saat ini.

  • 48

    Organizational event merupakan kegiatan besar pada setiap

    organisasi. Pada kategori ini, bentuk event yang diselenggarakan tentunya

    disesuaikan dengan tujuan organisasi. Misalnya konferensi yang

    diselenggarakan oleh organisasi partai politik, bisa juga berupa eksibisi

    yang diselenggarakan oleh perusahaan, misalnya pameran telepon

    gengggam atau berupa pameran dagang bagi perusahaan untuk

    memperkenalkan produk terbarunya. Kegiatan organizational event telah

    memberikan banyak inspirasi bagi industri untuk turut serta

    menggunakan ide ini sebagai cara meningkatkan pendapatan

    perusahaannya. Banyak event seperti ini diselenggarakan di belahan

    dunia, misalnya expo yang secara terus menerus dilakaukan di kota-kota

    dunia yang berbeda; New York, Montreal, Seville, Hannover.

    Special events memiliki tujuan sebagai berikut:

    Pengenalan (awareness) dan meningkatkan pengetahuan (knowledge)

    terhadap lembaga/perusahaan dan produk, yang ingin ditampilkan. Proses

    publikasi melalui komunikasi timbal balik, yang pada akhirnya

    memperoleh publisitas yang positif. Memperlihatkan itikad baik dari

    lembaga, yaitu produk yang diwakilinya, dan sekaligus memberikan

    kesan atau citra positif terhadap masyarakat sebagai publik sasarannya.

    Upaya mempertahankan penerimaan masyarakat. Memperoleh rekanan

    atau pelanggan baru melalui acara special event yang dirancang secara

    menarik, informatif dan kreatif.

    Pameran kebudayaan China yang diadakan Museum Nasional ini

    termasuk Organizational event yang merupakan kegiatan besar pada

  • 49

    setiap organisasi. Di mana kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan tujuan

    dari Museum Nasional, yaitu menarik minat pengunjung untuk datang ke

    Museum Nasional.

    2.2.2.2 Pameran

    Pameran dianggap sebagai bentuk ajang khusus (special events)

    yang paling efektif untuk memperkenalkan suatu produk kepada khalayak

    dengan harapan mereka tertarik dan kemudian membeli produk yang

    dipamerkan.

    Pameran merupakan salah satu bentuk ajang khusus yang paling

    banyak dipilih perusahaan trade industry yang bersifat komersial. Suatu

    perusahaan dapat sajamengadakan pameran sendiri atau tergabung dalam

    pameran yang diselenggarakan pihak lain. Pameran juga bersifat lokal,

    nasional, ataupun internasional. (Wahyuni Pudjiastuti, 2010:116)

    Definisi pameran merupakan event masyarakat yang

    diselenggarakan oleh suatu organisasi independent dan terbuka untuk

    umum. Pameran sengaja dirancang agar dapat diketahui oleh masyarakat

    luas. Di Indonesia pameran adalah suatu kegiatan eksternal bidang

    hubungan masyarakat (humas). Umumnya pameran yang terbuka untuk

    umum merupakan suatu media iklan, berdasarkan tujuan pameran itu

    sendiri yang merupakan ajang untuk memperkenalkan suatu produk

    kepada masyarakat agar mereka tertarik (Lidia Evelina, 2005:4).

    Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2003:219) pameran adalah

    kegiatan menunjukkan sesuatu kepada orang banyak mengenai kelebihan

    dan keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut. Secara umum sebenarnya

  • 50

    pameran merupakan suatu media promosi dan iklan yang bertujuan

    memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat dengan

    harapan mereka tertarik dan kemudian membelinya. Teknik menarik

    perhatian publik tersebut dilaksanakan melalui; Double AA Procedure,

    yaitu from attention to action.

    Pameran dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis, sifat, frekuensi

    dan geografisnya, (Rosady Ruslam, 2003:219-221) yaitu:

    1. Berdasarkan jenisnya

    a. Pameran barang

    b. Pameran kegiatan/wisata

    2. Berdasarkan sifat

    a. Pameran khusus

    b. Pameran bersama

    c. Pameran umum

    3. Berdasarkan frekuensinya

    a. Pameran berkala

    b. Pameran insidental

    4. Berdasarkan lingkup geografis

    a. Pameran lokal

    b. Pameran nasional

    c. Pameran internasional (sering disebut EXPO)

    Pameran kebudayaan yang bertemakan Color of Uniqueness ini

    berdasarkan jenisnya termasuk pameran barang karena menampilkan

  • 51

    benda-benda koleksi yang berasal dari Museum Nasional, Guangxi

    Museum of Nationalities, Nanning City, China dan Balai Pelestarian

    Peninggalan Purbakala Trowulan. Karena pameran ini merupakan hasil

    kerjasama dari Museum Nasional dan Guangxi Museum of China yang

    dilakukan secara berkala atau rutin, maka berdasarkan sifatnya, pameran

    ini merupakan pameran bersama dan dari frekuensinya digolongkan ke

    dalam pameran berkala. Sedangkan dari lingkup geografis, pameran ini

    dapat dikatakan pameran internasional, karena melibatkan dua Negara

    sekaligus yaitu Indonesia dan China.

    2.2.2.3 Pameran Museum Nasional

    Berdasarkan Buku Pedoman Pendirian Museum, Kecil tetapi

    Indah, yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat

    Jenderal Kebudayaan Proyek Pembinaan Museum Jakarta (1999/2000)

    pengertian pameran museum adalah satu atau lebih koleksi di museum

    yang ditata berdasarkan tema dan sistematika tertentu yang bertujuan

    untuk mengungkapkan keadaan, isi dan latar belakang koleksi-koleksi

    tersebut untuk diperlihatkan kepada pengunjung museum.

    Berdasarkan pengertian dan jangka waktu pelaksanaan pemeran-

    pameran di museum dibagi menjadi 2 jenis:

    1. Pameran tetap:

    Pameran tetap ialah pameran yang diselenggarakan dalam

    jangka waktu sekurang-kurangnya 5 tahun. Tema pameran

    ini untuk museum umum adalah penggambaran kesatuan

  • 52

    wilayah dalam bidang sejarah alam, sejarah budaya dan

    wawasan nusantara. Sedangkan untuk museum khusus

    adalah penggambaran suatu aspek tertentu dari sejarah

    alam, sejarah budaya, wawasan nusantara atau teknologi.

    2. Pameran Temporer

    Pameran temporer terbagi dua, yaitu pameran khusus dan

    pameran keliling

    a. Pameran khusus adalah pameran yang diselenggarakan

    dalam jangka waktu tertentu yaitu satu minggu sampai

    satu tahun dengan mengambil tema sesuai dengan jenis

    tema tersebut di atas. Pameran khusus ini bertujuan

    untuk mengundang lebih banyak pengunjung ke

    museum, dan untuk mengenal serta menghayati jenis

    koleksi disajikan.

    b. Pameran Keliling, merupakan pameran yang

    diselenggarakan di luar museum pemilik koleksi,

    dalam jangka waktu tertentu dengan tema khusus,

    sesuai koleksi yang dimiliki dan koleksi tersebut

    dipamerkan atau dikelilingkan dari satu tempat ke

    tempat lain. Pameran keliling bertujuan untuk

    memperkenalkan koleksi yang dimiliki oleh suatu

    museum kepada masyarakat jauh dimluar lokasi

    museum tersebut.

  • 53

    Pelaksanaan Pameran

    Pelaksanaan semua jenis pameran tersebut di atas pada umumnya

    adalah seluruh pimpinan dan staf museum, yaitu:

    a. Kepala Museum; memimpin, mengkoordinir dan

    bertanggung jawab atas kelancaran seluruh kegiatan di

    museum.

    b. Bagian tata-usaha; melakukan urusan tata-usaha, rumah

    tangga, registrasi koleksi, perpustakaan dan

    ketertiban/keamanan.

    c. Kelompok tenaga fungsional koleksi; mengumpulkan,

    meneliti dan mengelola semua jenis koleksi yang dimiliki

    oleh museum.

    d. Kelompok tenaga fungsional Preparasi dan Konservasi;

    melakukan konservasi, restorasi dan reproduksi koleksi

    museum yang ada dan melaksanakan preparasi atau

    mempersiapkan pameran yang dilaksanakan di dalam

    maupun di luar museum.

    e. Kelompok tenaga fungsional Bimbingan Edukatif;

    melakukan bimbingan dengan metode dan system edukatif

    cultural untuk pengenalan koleksi dalam rangka

    menanamkan daya apresiasi dan penghayatan nilai warisan

  • 54

    budaya dan ilmu pengetahuan serta melakukan publikasi

    tentang museum nasional.

    Pameran Color of Uniqueness ini merupakan pameran

    temporer dan termasuk dalam kategori pameran khusus, karena

    dilakukan berdasarkan tema dan jangka waktu tertentu. Pameran

    ini merupakan tanggung jawab Kepala Museum Nasional,

    sedangkan dalam bidang bimbingan dan publikasi berperan dalam

    melakukan usaha-usaha mengenalkan benda-benda yang akan

    dipamerkan kepada publik serta publikasi Museum Nasional.

    2.3 Kerangka Teori

    Tabel 2.3 Kerangka Teori

    Komunikasi Pemasaran

    Pameran Museum Nasional

    Color of Uniqueness

    Peran divisi Public Relations

    Komunikasi Organisasi

    Komunikasi Pemasaran yang dilakukan Museum Nasional dapat menarik minat pengunjung untuk menghadiri pameran Color of Uniqueness

    Log Frame Analysis

  • 55

    Berdasarkan kerangka teori di atas, penulis akan menganalisa komunikasi

    pemasaran Museum Nasional dalam pameran Color of Uniqueness, dimana

    hal-hal yang mempengaruhi dijalankannya suatu kegiatan pemasaran adalah

    berdasarkan proses komunikasi organisasi di Museum Nasional, serta peran

    bagian hubungan masyarakat (public relations) dalam kegiatan ini.

    2.4 Kerangka Pemikiran

    Dalam suatu penelitian, agar lebih terarah, dibutuhkan sebuah kerangka

    pemikiran. Berikut kerangka pemikiran penulis dalam penelitian ini.

    Kerangka Pemikiran

    Gambar 2.3

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi pemasaran yang

    digunakan Museum Nasional yang berpedoman pada bauran pemasaran seperti

    advertising, personal selling, Public relations and publicity, sales promotion,

    direct marketing serta internet advertising dalam Pameran Color of

    Uniqueness. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan

    beberapa informan, yaitu Kepala Museum Nasional serta personil dalam bidang

    bimbingan dan publikasi. Melalui wawancara tersebut, peneliti akan menganalisa

    alat promosi yang digunakan oleh Museum Nasional dalam pameran ini.

    Event Pameran Kebudayaan

    Color of Uniqueness Museum Nasional

    Komunikasi Pemasaran