2011-2-00412-mc 3.pdf

28
58 BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokal Penelitian 3.1.1 Profil Perusahaan (TRANS7) TRANS7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif. TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000. Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan KKG, TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai TRANS7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya TRANS7. Di bawah naungan PT.Trans Corpora yang merupakan bagian dari manajemen Para Group, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi yang maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif.

Upload: al-kenat

Post on 07-Dec-2014

59 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

televisi

TRANSCRIPT

Page 1: 2011-2-00412-mc 3.pdf

58

BAB 3

INTI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokal Penelitian

3.1.1 Profil Perusahaan (TRANS7)

TRANS7 dengan komitmen menyajikan tayangan berupa

informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa

Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan

Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006,

TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan

yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan

serta kepribadian yang aktif.

TRANS7 yang semula bernama TV7 berdiri dengan izin dari

Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor

809/BH.09.05/III/2000. Pada 22 Maret 2000, keberadaan TV7 telah

diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual

Nusantara Tivi Tujuh. Dengan kerjasama strategis antara Para Group dan

KKG, TV7 melakukan re-launching pada 15 Desember 2006 sebagai

TRANS7 dan menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahirnya

TRANS7. Di bawah naungan PT.Trans Corpora yang merupakan bagian

dari manajemen Para Group, TRANS7 diharapkan dapat menjadi televisi

yang maju, dengan program-program in-house productions yang bersifat

informatif, kreatif, dan inovatif.

Page 2: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  59

3.1.2 Sejarah TRANS7

TRANS7 berdiri dengan nama TV7 berdasarkan izin dari Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor

809/BH.09.05/III/2000 yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh

Kompas Gramedia (KG) dan 12% dimiliki Bakrie & Brothers

(perusahaan konglomerat milik Aburizal Bakrie yang memiliki ANTV).

Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam

Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT.Duta Visual Nusantara Tivi

Tujuh. Pada 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Trans Corpora

resmi membeli 49% saham PT.Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh.

Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal 15 Desember 2006, tanggal

ini ditetapkan sebagai hari lahirnya TRANS7.

3.1.3 Logo TRANS7

Gambar 3.1 Logo TRANS7

Logo TRANS7 membentuk empat sisi persegi panjang yang

merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja

yang akrab dan mudah beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar

kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu,

serta menempatkannya pada posisi terhormat di antara batu-batu berlian

Page 3: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  60

lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan

membawa TRANS7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa

setianya.

3.1.4 Visi dan Misi TRANS7

A. Visi

Dalam jangka panjang,TRANS7 bertujuan untuk menjadi

stasiun terbaik di Indonesia dan Asia allover.

TRANS7 berkomitmen untuk selalu memberikan yang

terbaik kepada semua pemegang saham dengan menyiarkan

program berkualitas tinggi sambil mempertahankan moralitas dan

budaya kerja yang dapat diterima oleh para pemegang saham.

B. Misi

TRANS7 menjadi tempat untuk ide-ide dan aspirasi untuk

mendidik dan memainkan peran penting dalam meningkatkan

kualitas hidup masyarakat Indonesia.

TRANS7 berkomitmen untuk memelihara kesatuan bangsa

serta nilai-nilai demokrasi dengan mengganti program-program

yang menjunjung tinggi moralitas dan yang dapat diterima oleh

masyarakat dan asosiasi.

Page 4: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  61

3.1.5 Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Chairul Tanjung

Komisaris : 1. Agung Adiprasetyo

2. Ishadi SK

3. Asih Winanti

Dewan Direksi :

Direktur Utama : Wisnutama

Wakil Direktur Utama : Atiek Nur Wahyuni

Direktur Keuangan Dan Sumber Daya : Ch. Suswati Handayani

3.1.6 Program-Program TRANS7

Pada akhir semester kedua 2006 sampai dengan semester awal

tahun 2007, TRANS7 memiliki target 60% sampai dengan 80 % untuk in

house production. Dan sisanya 40% sampai dengan 20 % adalah program

local dan international acquisition. Dari program yang dibeli prosentase

program luar negeri berjumlah 43% dan program produksi lokal

berjumlah 57% komposisi yang seperti itu berarti tidak tergantung

pasokan program luar negeri. Sementara program yang dibuat sendiri

TRANS7 mengedepankan program Informasi dan hiburan meliputi berita

sebesar 29%, Olahraga 5% dan program yang di produksi oleh TRANS7

Page 5: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  62

sebesar 17%. Dan sisanya sebesar 49% adalah program Internasional dan

production house lokal.

TRANS7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi

pemirsanya, dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang

hadir setiap pagi, siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan

dinamis, update dan informatif. TRANS7 juga menghadirkan program

berita dan dokumenter lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, dan

Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi

pemirsa.

Tidak kalah informatif, program hiburan seperti I-Gosip Pagi, I-

Gosip Siang, dan I-Gosip News, dan Wara Wiri, semakin lengkap

menambah cakrawala di ruang keluarga. Program variety show seperti

Full Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan. TRANS7

juga pernah hadir dengan Empat Mata yang pernah menjadi program

fenomenal di Indonesia. Kini Tukul dan Vega ’Ngatini’ hadir kembali di

TRANS7 lewat program Bukan Empat Mata.

Program sport TRANS7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta

olahraga. para pecinta otomotif, MotoGP dan Superbike mengajak Anda

untuk memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. TRANS7 juga

menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di

antaranya Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia.

Page 6: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  63

TRANS7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan

pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang dan Si Bolang

Jalan-jalan menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh

penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil

memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik.

Jalan Sesama yang merupakan adaptasi dari Sesame Street juga

dipercayakan untuk ditayangkan di TRANS7. Melalui Cita-citaku,

TRANS7 berusaha menghadirkan keseharian profesi yang dicita-citakan

anak-anak. Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, Theater7

hadir pada momen-momen spesial, mengisi layar kaca anda. Serial-serial

unggulan juga kerap kami hadirkan seperti Smalville, Supernatural, dan

Heroes. Jangan lupakan pula program-program musik yang

menyuguhkan persembahan para pemusik Indonesia lewat sajian Musik

Spesial, 60 Minutes dan On The Spot.

3.2 Program “Bukan Empat Mata”

3.2.1 Profil Program

Gambar 3.2 Logo Program Bukan Empat Mata

Page 7: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  64

Bukan Empat Mata adalah salah satu tayangan talk show yang

diproduksi oleh TRANS7. Program Bukan Empat mata juga sempat

berganti nama dengan nama program sebelumnya yaitu “Empat Mata”.

Isi dari tayangan ini adalah obrolan dengan selebritis yang

dikemas sedemikian rupa hingga dapat menghibur penontonnya. Dipandu

oleh host Tukul Arwana dengan citra sebagai orang yang polos, lugu,

gaptek, tidak menggurui dan menjadi host yang “tertindas”, serta adanya

talent tambahan seperti Chyntia Sari dan Vega Darwanti membuat

program ini sangat menghibur. Di dalam program Bukan Empat Mata

juga terdapat musik atau sering disebut dengan Home Band, obrolan

dengan pemilihan bintang tamu wanita cantik, inspiratif dan humoris

membuat program acara ini semakin menghibur.

Selain itu ada salah satu segmen menarik yang dulunya bernama

“Bukan Berita” namun sekarang telah berganti nama menjadi “SkakMat”

dimana di segmen ini berisi tantangan-tantangan yang diberikan pada

bintang tamu sesuai dengan tema, dimana di segmen ini Tukul arwana

didampingi oleh talent tambahan yaitu Marcella Lumowa, dengan

karakter yang sangat menghibur membuat acara ini menjadi sedikit

berbeda.

Program acara Bukan 4 Mata ini ditayangkan setiap senin-jumat

pada pukul 21.45 secara live maupun tapping. Dengan target audiens

umur 17 tahun ke atas, dengan status ekonomi sosial A,B, dan C.

Page 8: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  65

3.2.2 Deskripsi Program Bukan Empat Mata

Adapun deskripsi program Bukan Empat Mata dapat dilihat

pada daftar berikut ini :

• Title : Bukan Empat Mata

• Format : Taping / Live

• Duration : 90 Menit

• Target Audience : laki-laki – perempuan, 20-45th

• Host : Tukul Arwana

• Setting : Indoor (Studio)

• Frequency Penyajian : senin – jumat / 21.45 – 23.30 WIB

3.2.3 Segment Produksi Bukan Empat Mata

Bukan Empat Mata biasanya memiliki beberapa bintang tamu

yang akan di invite di segmen yang berbeda-beda. Program Bukan Empat

mata terdiri dari 7 (tujuh) segmen. Segmen-segmen di Bukan Empat

Mata banyak terdapat Chit Chat, karena konsep program Bukan Empat

Mata adalah program talk show, sehingga banyak terdapat obrolan-

obrolan antara host dan bintang tamu.

Di segmen 6 (enam) terdapat segmen yang dulu bernama Bukan

Berita sekarang telah diganti menjadi SkakMat sejak Maret 2011,

dimana dalam segmen ini terdapat aksi-aksi dari host Tukul Arwana dan

Page 9: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  66

didampingi oleh Marcella Lumowa yang memiliki karakter yang sangat

menghibur dengan para bintang tamunya.

Berikut penjabaran segmen-segmen program Bukan Empat Mata:

Segmen 1 - OBB (Opening)

- Opening Host

- Invite bintang tamu

- Chit Chat

- Hooker

- Bumper Out

Segmen 2 - Bumper in

- Chit Chat + ice Breaking

- Invite Bintang tamu

- Hooker

- Bumper Out

Segmen 3 - Bumper in

- Chit Chat + Ice Breaking

- Invite Bintang tamu +

perform

- Bumper Out

Segmen 4 - Bumper in

- Chit Chat

- Invite bintang tamu

- Chit Chat + Ice Breaking

- Hooker

- Bumper out

Segmen 5 - Bumper in

- Chit Chat

- Tag to Perform

- Bumper Out

Page 10: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  67

Segmen 6 - Bumper in SkakMat

- SkakMat

- Tag to Perform

Segmen 7

- Bumper in

- Resume and Closing

- Closing Song

- Credit title

Tabel 3.1. Segmen produksi program Bukan Empat Mata

3.3 Struktur Program Bukan 4 Mata

Gambar 3.3

Struktur Organisasi Program Bukan Empat Mata

Executive Producer 

Producer 

Associate Producer 

Creative Team  Production Assistant 

Production Department Head 1 

Page 11: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  68

3.3.1 Jabaran Wewenang dan Tanggung jawab

Tim produksi televisi terbagi layaknya unsur dalam sebuah

organisasi yang memiliki perbedaan fungsi dan variasi pekerjaan. berikut

team yang tergabung dalam produksi dalam Station TV.

1. Production Department Head

Seorang Production Department Head merupakan orang

yang bertanggung jawab dalam membina SDM (Sumber Daya

Manusia) yang ada dalam seluruh kegiatan produksi agar

mencapai kualitas yang baik, lalu mengatur penempatan setiap tim

produksi dan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh

tim tersebut.

Ia pun bertanggung jawab untuk menjaga performance

seperti treatment, dan lain sebagainya terhadap program-program

yang berada di bawah tanggung jawabnya. Selain itu seorang

production department head pun harus menciptakan strategi-

strategi produksi program, melakukan koordinasi dengan bagian-

bagian terkait demi kelancaran produksi sebuah program dan

menjalin networking.

2. Eksekutif Produser

Seorang eksekutif produser merupakan orang yang

bertanggung jawab terhadap beberapa program dan beberapa

Page 12: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  69

produser serta mengatur manajeman acara-acara dibawahnya

anatar lain : masalah budget; teknis; kreatif; dan berkordinasi

dengan departemen-departemen lainnya.

3. Produser

Bertanggung jawab untuk mengelola proses produksi

secara spesifik, concerned dengan pengelolaan staff dan kru

produksi, koordinasi antar departemen, production scheduling,

rencana produksi, memilih dan atau menginisiasi konsep program

bersama kreatif/writer. bekerjasama dengan director pada

eksekusi dan tetap bertanggung jawab terhadap hasil akhir

program secara menyeluruh sampai proses editing (jika

diperlukan).

Namun untuk saat ini tidak ada produser dalam tim

produksi Bukan Empat Mata. Jadi sementara seluruh tanggung

jawab produser dialihkan kepada Associate Producer.

3. Associate Producer

Associate producer atau bisa juga disebut junior produser

yang memiliki tanggungjawab sama seperti seorang produser

tetapi dengan program yang relative lebih kecil.

Namun karena saat ini tidak ada produser di program

Bukan Empat Mata maka Seorang associate producer di program

Page 13: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  70

Bukan Empat Mata, mengambil alih beberapa tanggung jawab

sebagai produser dan ia pun memiliki tanggungjawab untuk me-

maintain program itu sendiri agar tetap mendapatkan rating dan

share yang bagus, kemudian menjaga keutuhan dari tm itu sendiri

sehingga dapat saling bekerja sama dalam mempertahankan rating

dan share program

4. Production Assistant

Pihak yang mengorganisasikan semua aspek teknis dalam

proses produksi, menyiapkan proses rehearsal, berkordinasi

dengan pihak terkait. Tak jarang PA juga membantu ketika

produksi berlangsung.

5. Creative Team

Pihak yang mengorganisasikan semua aspek kreatif/konten

program dalam proses produksi, Bertanggung jawab untuk

membuat skrip, rundown program, research materi yang terkait

dengan program, memastikan director dan talent memahami

konsep program sehingga eksekusi berjalan sesuai dengan konsep

yang diinginkan.

Dalam program Bukan Empat Mata, tim kreatif berperan

sangat penting, karena selain membuat rundown dan script, tim

kreatif Bukan Empat Mata bertanggung jawab untuk mengolah

Page 14: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  71

data dari hasil rating dan share program, lalu memberikan usulan,

ide-ide yang kreatif dan masukan yang konstruktif untuk

kemajuan programnya.

Pada tahapan pra produksi jobdesk tim kreatif adalah

membuat tema untuk setiap episode di Bukan Empat Mata. Tema-

tema yang dipilih haruslah ‘earcatching’ . Serelah menentukan

tema-tema yang tepat maka tim kreatif harus menentukan siapa-

siapa saja bintang tamu yang sesuai dengan tema.

Dalam menentukan tema maupun bintang tamu, tim

kreatif tidak lepas dari jobdesknya yaitu melakukan riset. Dari

hasil riset itulah tim kreatif membuat pertanyaan-pertanyaan yang

akan ditulis dalam rundown dan yang akan ditanyakan kepada

bintang tamu nantinya.

Program Bukan Empat Mata akan melakukan shooting

setiap hari Selasa hingga Kamis. Program ini juga merupakan

program stripping, yang tayang dari Senin-Jumat, sehingga

produksi dilakukan secara live maupun tapping.

Pada saat beberapa jam sebelum produksi dimulai, tim

kreatif lah yang akan memberikan briefing singkat kepada para

crew, seperti floor director, audioman, production assistant dan

lainnya. Setelah itu mereka akan memastikan kedatangan para

Page 15: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  72

bintang tamu dan kemudian memberikan briefing singkat tentang

rundown kepada bintang tamu maupun host-nya.

Dan pada saat shooting, tim kreatif akan mempersiapkan

pertanyaan apa saja yang akan ditanyakan kepada bintang tamu

nantinya dengan menggunakan laptop yang langsung tersambung

pada laptop yang akan digunakan oleh Tukul Arwana. Selain itu

tim kreatif jugalah yang harus mengawasi jalannya acara agar

tidak keluar dari rundown yang telah disepakati.

Program Bukan Empat Mata merupakan program

stripping, maka ada shooting tapping maupun live. Sehingga pada

tahapan pasca produksi, jika shooting secara tapping, maka ada

proses editing, namun tim kreatif tidak ikut ambil andil dalam

proses editing, tim kreatif hanya membantu untuk memilah-milah

mana yang layak atau tidak layak tayang. Sedangkan jika shooting

live maka yang ada hanyalah rapat evaluasi program dengan

seluruh crew, dan mencari tahu apa yang menjadi kendala pada

saat produksi berlangsung, kemudian mencari solusi atas kendala

tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas sebagai tim

kreatif dalam sebuah program di TRANS7, khususnya program

Bukan Empat Mata adalah harus mampu menciptakan ide-ide

kreatif dan mengemasnya menjadi sebuah strategi-strategi yang

Page 16: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  73

akhirnya dapat mempertahankan performa programnya, sehingga

dapat mempertahankan rating dan share programnya.

Dimana setiap harinya, hasil by minute yang menunjukkan

hasil rating dan share programnya selalu ditunggu-tunggu oleh

tim kreatif, lalu mencari tahu dalam segmen berapa dan seperti

apa yang diminati atau tidak diminati oleh audiens. Sehingga

dapat mengetahui strategi seperti apa yang harus dilakukan untuk

dapat memenuhi kebutuhan dari para audiensnya.

3.4 Narasumber

Narasumber adalah pihak yang memberikan sumber informasi

atau keterangan yang diperlukan. Narasumber bisa siapa saja dan dari

kalangan mana saja, termasuk juga orang-orang yang terlibat dalam

penelitian ini untuk menghasilkan fakta yang akurat untuk disajikan dan

diteliti lebih detail (Rakhmat, 2002:81).

Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancarai narasumber

yang keberadaannya dapat memberi masukan dan informasi yang

mendalam akan masalah penelitian. Informan yang berkompeten untuk

diwawancarai dan dimintai informasi sehubungan dengan penelitian ini

adalah Production Departement Head TRANS7, Produser, dan Tim

Creative, yaitu :

Page 17: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  74

1. Production Department Head (AC)

Merupakan orang yang bertanggung jawab dalam membina SDM

(Sumber Daya Manusia) yang ada dalam seluruh kegiatan produksi

agar mencapai kualitas yang baik, lalu mengatur penempatan setiap

tim produksi dan memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh

tim tersebut.

2. Associate Produser (APR)

Associate producer atau bisa juga disebut junior produser yang

memiliki tanggungjawab sama seperti seorang producer tetapi dengan

program yang relative lebih kecil.

Namun karena saat ini tidak ada produser di program Bukan Empat

Mata maka Seorang associate producer di program Bukan Empat

Mata, mengambil alih beberapa tanggung jawab sebagai produser dan

ia pun memiliki tanggungjawab untuk me-maintain program itu

sendiri agar tetap mendapatkan rating dan share yang bagus,

kemudian menjaga keutuhan dari tm itu sendiri sehingga dapat saling

bekerja sama dalam mempertahankan rating dan share program.

3. Kreatif (SL)

Pihak yang mengorganisasikan semua aspek kreatif/konten program

dalam proses produksi, Bertanggung jawab untuk membuat skrip,

rundown program, research materi yang terkait dengan program,

memastikan director dan talent memahami konsep program sehingga

eksekusi berjalan sesuai dengan konsep yang diinginkan.

Page 18: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  75

3.5 Metode Penelitian

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif menurut Lofland yaitu sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain (Meleong,

2005: 157)

• Data Primer

Data primer didapat dengan melakukan wawancara

secara mendalam(in-depth-interview) terhadap para key

informan, yaitu dilakukan tanya jawab secara langsung

dengan Production Department Head TRANS7, Associate

Produser, dan tim Kreatif Bukan Empat Mata. Menurut

Barelson, metode in-deph-interview adalah satu teknik

penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara

objektif, sistematis, dan kualitatif secara manifest

(Meleong, 2004: 163). Kemudian dianalisis dan dibuat

suatu kesimpulan.

• Data Sekunder

Data sekunder didapat dengan cara studi

kepustakaan (literature) yaitu membaca buku-buku,

majalah serta data dan bahan referensi dari berbagai

Page 19: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  76

sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan

permasalah yang diteliti guna melengkapi data-data yang

sudah ada. Selain itu data-data program Bukan Empat

Mata yang didapat langsung dari tim produksi Bukan

Empat Mata.

3.5.2 Teknik Analisa Data

Analisi data pada penelitian ini adalah dengan melakukan

teknik deskriptif dengan model interaktif, dimulai dengan

pengumpulan data (primer dan sekunder) reduksi data, penyajian

data (kategori dan coding) kesimpulan dan verifikasi data

narasumber maupun company profile, strutur organisasi, table, dan

grafik data (Neuman, 1997: 427).

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam penelitian ini

menggunakan analisis data kualitatif, langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut (Miles, 1992:12):

Page 20: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  77

1. Pengumpulan Data

Pengamatan, wawancara, dan pengumpulan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan atau penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan

lapangan, reduksi data berlangsung terus menerus selama

proses penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan

suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang data yang tidak perlu,

mengorganisasi data sedemikan rupa sehingga dapat

ditarik suatu kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan

cara membuat ringkasan, mengkode data, menelusur tema,

dan membuat gugus-gugus. Proses transformasi ini

berlangsung hingga laporan lengkap tersusun.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan penyusunan,

pengumpulan informasi ke dalam suatu matrik atau

konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi semacam

ini aka memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Kecenderungan kognitif manusia

adalah penyederhanaan informasi yang kompleks ke

Page 21: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  78

dalam suatu bentuk yang dapat dipahami secara gamblang.

Penyajian data yang sederhana dan mudah dipahami

adalah cara utama untuk menganalisis data deskriptif

kualitatif yang valid. Penyajian ini biasa dalam bentuk

matrik, grafik, atau bagan yang dirancang untuk

menghubungkan informasi.

4. Menarik Kesimpulan

Berangkat dari permulaan pengumpulan data,

peneliti mulai mencari makna dari data-data yang

terkumpul. Selanjutnya peneliti mencari arti dan

penjelasanya, kemudian menyusun pola-pola hubungan

tertentu ke dalam satuan informasi yang mudah dipahami

dan ditafsirkan. Data yang terkumpul disusun ke dalam

satuan-satuan, kemudian dikategorikan sesuai dengan

masalah-masalahnya. Data tersebut dihubungkan dan

dibandingkan antara satu sama lain sehingga mudah

ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari sikap

permasalahan yang ada.

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan teknik

analisis dengan naratif. Untuk mencapai tujuan penelitian,

maka teknik yang digunakan adalah mendeskripsikan dan

menganalisa data yang diperoleh secara kualitatif. Analisa

deskriptifnya hanya memaparkan situasi atau peristiwa.

Page 22: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  79

Penulis hanya memaparkan kondisi apa adanya, melalui

wawancara mendalam dengan narasumber yang telah

terpilih.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena

beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan

observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan

apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang kredible akan

mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu peneliti memilih Metode

Triangulasi untuk keabsahan data.

Metode trianggulasi lebih banyak menggunakan metode alam level

mikro, seperti bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan

analisis data sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk menggunakan

informan sebagai alat uji keabsahan dan analisis hasil penelitian. Asumsinya

bahwa informasi yang diperoleh peneliti melalui pengamatan akan lebih akurat

apabila juga digunakan interview atau menggunaan bahan dokumentasi untuk

mengoreksi keabsahan informasi yang telah diperoleh. Begitu pula hasil-hasil

analisis data yang dilakukan peneliti akan lebih akurat apabila dilakukan uji

keabsahan melalui uji silang dengan informan lain, termasuk dengan informan

penelitian (Bungin 2001 :203).

Teknik trianggulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil

yang diinginkan. Oleh karena itu, trianggulasi dapat dilakukan dengan menguji

Page 23: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  80

apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik.

Sepeti (1) jika peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi

partisipasi untuk pengumpulan data, maka peneliti harus menghimpun catatan

harian wawancara dengan informan serta catatan observasi (2) setelah itu

dilakukan uji silang terhadap materi catatan–catatan harian itu untuk memastikan

tidak ada informasiyang bertentangan antara catatan harian wawancara dan

catatan harian observasi. Apabila ternyata antara catatan harian wawancara dan

catatan harian kedua metode ada yang tidak relevan, peneliti harus mengonfimasi

perbedaan itu kepada informan .(3) hasil konfimasi itu perlu diuji lagi dengan

informasi-informasi sebelumnya karena bisa jadi hasil konfimasi itu

bertentangan dengan informasi-informasi yang telah dihimpun sebelumnya dari

informan atau dari sumber-sumber lain. Apabila ada yang berbeda, peneliti terus

menelusuri perbedaan-perbedaan itu sampai peneliti menemukan sumber

perbedaan dan materi perbedaannya, kemudian dilakukan konfirmasi dengan

informan dan sumber-sumber lain (Bungin 2001:203-204).

Proses trianggulasi tersebut di atas dilakukan tersu-menerus sepanjang

proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin

bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu

dikonfirmasikan kepada informan.

Trianggulasi juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti

dengan pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan

kepada peneliti. Hal ini perlu dilakukan mengingat dalam penelitian kualitatif,

persoalan pemahaman makna suatu hal bisa jadi berbeda antara orang satu dan

lainnya. Termasuk juga kemungkinan perbedaan informan dengan peneliti.

Page 24: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  81

Dengan banyaknya kemungkinan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan

pemaknaan ganda oleh informan maupun peneliti, untuk masalah seperti ini

triangulasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pertama, dilaukan setelah

wawancara atau observasi dilakukan. Peneliti langsung, melakukan uji

pemahaman kepada informan. Namun apabila wawancara itu akan dilakukan

beberapa kali, dimana peneliti sendiri belum bisa memastikan kapan wawancara

itu akan berakhir, uji pemahaman akan dilakukan pada wawancara berikutnya.

Uji pemahaman dapat pula dilakukan di akhir penelitian ketika semua informasi

sudah dipresentasikan dalam draf laporan, kemudian sebelum hasil penelitian itu

dipublikasikan, peneliti dapat meminta informan untuk membaca kembali draf

laporan penelitian itu. Langkah ini biasanya paling komprehensif bagi informan

untuk menguji apakah semua informasi yang diberikan dipahami secara benar

oleh peneliti berdasarkan apa yang dimaksudkan pula oleh informan. Selain itu

langkah ini pula bermanfaat untuk mengkonfimasikan berbagai informasi yang

peneliti peroleh dari informan lain bahkan sumber-sumbr lain karena bisa jadi

pada h\tahap akhir semacam ini masih ada saja perbedaan-perbedaan informasi

maupun pemaknaan informasi yang terjadi di antara kedua (berbagai) belah

pihak.

Apabila proses uji akhir ini dilakukan tanpa complain dan komentar dari

informan, maka draf laporan sudah dapat dipresentasikan. Namun, apabila ada

complain dan komentar dari informan, peneliti berkewajiban mencari dimana

sumber kesalahan informasi dan pemahaman sehingga muncul complain dari

komentar informan (Bungin 2001:205).

Page 25: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  82

Triangulasi diperlukan karena setiap teknik memiliki keunggulan dan

kelemahan sendirinya. Dengan demikian tringulasi memungkinkan tanggapan

realitas secara lebih valid (McGraw Hills, 1978: 174).

Trianggulasi memiliki empat tipe antara lain :

1. Trianggulasi Sumber: Mengguanakan berbagai sumber data seperti

dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan

mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang

yang berbeda.

2. Trianggulasi Metode: Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu

hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode

observasi pada saat wawancara dilakukan.

3. Trianggulasi Penyidik: Adanya pengamat di luar peneliti yang turut

memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing

studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang

memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

4. Trianggulasi Teori: Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk

memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan Trianggulasi Teori, yang

dimana menganalisi data penlitian, peneliti menggunakan beberapa konsep

seperti Strategi Produksi Program Televisi (Pra Produksi, Proses Produksi, Pasca

Produksi), dan Analisis SWOT.

Page 26: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  83

Uji keabsahan melalui trianggulasi ini dilakukan karena dalam penelitian

kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-

alat uji statistic. Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran

alat sehingga substansi kebenaran tergantung pada kebenaran intersubjektif. Oleh

karena itu, seseuatu yang dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili

kebenaran orang banyak atau kebenaran stakeholder. Kebenaran bukan saja

muncul dari wacana etik, namun juga muncul menjadi wacana etik dari

masyarakat yang diteliti.

Beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu (Bryman, 2008:376):

1. Kredibilitas

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya.

Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep

validitas internal dari nonkualitatif. Dalam menguji keabsahan data

peneliti menggunakan teknik observasi secara terus menerus dan

sungguh-sungguh. Sehinga peneliti semakin mendalami fenomena social

yang diteliti seperti apa adanya. Peneliti juga melakukan transkrip dari

wawancara, kemudian coding ke dalam tahapan coding, mulai dari open

coding, axial coding, dan selective coding. Sehingga bisa dianalisis

dengan akurat.

2. Transferabilitas, yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan

pada situasi yang lain. Konsep validitas itu menyatakan bahwa

generelisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua

konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh

pada sampel yang secara representative mewakili populasi itu. Dalam

Page 27: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  84

penelitian ini kualitas transferability menyajikan data deskriptif lebih

lengkap, misalnya melalui latar belakang informan, jawaban dari

pertanyaan wawancara, peran informan dalam perusahaan, dan lain-lain.

3. Dependability, yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada

kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan

menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik

kesimpulan. Pada penelitian ini dapat dikatakan dependability atau

ketergantungan pada pebelitian ini dilakukan secara cermat dan berhati-

hati menggunakan data yang dipercaya. Serta secara konsisten

mendapatkan data dari wawancara langsung ataupun observasi langsung

dari lapangan. Kemudian peneliti ini ditarik kesimpulan dengan

menggunakan metode penelitian yang tepat.

4. Konfirmabilitas, yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan

kebenarannya di mana hasil penelitian sesuai dengan data yang

dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan

dengan memperlihatkan hasil penelitian pada informan yang kemudian

dikonfirmasi oleh informan agar hasil dapat lebih objektif. Untuk

memenuhi standar konfirmabilitas, peneliti mendapatkan pernyataan dari

informan tentang keabsahan laporan penelitian ini.

Page 28: 2011-2-00412-mc 3.pdf

  85

3.7 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian untuk pemula memiliki beberapa kelemahan dan

keterbatasan yang bisa membuat penelitian ini tidak sebagaimana yang

diinginkan. Keterbatasan dan kelemahan peneliti yakni :

• Data-data yang terbatas dan sulit diperoleh, karena dianggap

merupakan data internal pribadi perusahaan yang tidak bisa di

ungkap.

• Adanya kesulitan dalam analisa. Karena luasnya dan banyaknya

data yang diteliti hingga peneliti kadang bersifat subjektif dalam

menginterpretasikan materi yang ada

• Sulitnya memperoleh waktu yang tepat dalam melakukan

wawancara dengan informan.