2011-2-00520-mc lam

121
Penanggung jawab csr telkom 1. P : Apa latar belakang PT Telkom melaksanakan program CSR? J : Ada dua hal yang melatar belakangi pelaksanaan program CSR di telkom yaitu Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI No PER-5/MBU/2007 tgl 27 april 2007 dan Keputusan Rapat Umum Pemegang saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia yang dibuat oleh Dr. A. Partomuan Pohan, S. H. LLM. Sesuai dgn Permen BUMN no PER-5 tsb sebuah Persero Terbuka dapat melaksanakan program CSR dalah hal ini disebut sebagai Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Maka dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran program kemitraan dan bina lingkungan setiap tahunnya memperhatikan selalu memperhatikan hasil RUPS. 2. P : Adakah kebijakan khusus tentang pelaksanaan program CSR di PT Telkom J : Ada, yaitu Keputusan direksi no 30 tahun 2007 yaitu ttg pengelolaan program kemitraan dan program bina lingkungan 3. P : Siapa yang bertanggung jawab untuk mengelola program CSRdi PT Telkom J : Di Telkom pelaksanaan program CSR di lakukan oleh unit community development center (cdc) sesuai keputusan direksi no KD. 12/PS150/COP- B0030000/2008 ttg Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center). CDC adalah unit bisnis yang secara structural berada di bawah Direktorat Human Capital & General Affair (HCGA). Unit CDC dipimpin oleh Senior General Manager (SGM) yang dibantu oleh Senior Manager Kemitraan, Senior Manager Bina Lingkungan, Senior Manager perencanaan & Pengendalian dan Senir Manager Keuangan. Sedangkan utk pelaksanaan operasional CDC yang berlokasi di area ada unit yang disebut Community Development (CD) Area yang dipimpin oleh Manager CD Area. Manager CD Area bertanggung jawab terhadap kepada SGM CDC atas efektifitas dan kelancaran pelaksanaan program kemitraan & bina lingkungan di wilayahnya. 4. P : Apa saja bentuk kegiatan dari program CSR yang dilaksanakan oleh PT Telkom J : CSR dalam Telkom disebut sebagai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Utk program kemitraan kegiatannya antara lain pemberian pinjaman modal kerja, pemberian dana untuk pendidikan seperti speedy goes to school dan pemberian dana untuk pengkajian/penelitian. Sedangkan utk bina lingkungan beberapa kegiatannya adalah bantuan korban bencana alam, bantuan peningkatan kesehatan dan bantuan pembangunan sarana prasana/sarana umum. 5. P : Bagaimana pelaksanaan dari program program CSR di PT Telkom J : Program kemitraan dan bina lingkungan utk pelaksanaaanya terdiri dr dua cara yaitu penyaluran aktif yang disalurkan secara langsung berdasarkan

Upload: elis-ridwan-syahrani

Post on 12-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Penanggung jawab csr telkom

TRANSCRIPT

Page 1: 2011-2-00520-mc lam

Penanggung jawab csr telkom

1. P : Apa latar belakang PT Telkom melaksanakan program CSR?

J : Ada dua hal yang melatar belakangi pelaksanaan program CSR di telkom

yaitu Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI No PER-5/MBU/2007 tgl

27 april 2007 dan Keputusan Rapat Umum Pemegang saham Perusahaan

Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia yang dibuat oleh Dr. A.

Partomuan Pohan, S. H. LLM. Sesuai dgn Permen BUMN no PER-5 tsb sebuah

Persero Terbuka dapat melaksanakan program CSR dalah hal ini disebut sebagai

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan berdasarkan Keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Maka dalam penyusunan rencana kerja

dan anggaran program kemitraan dan bina lingkungan setiap tahunnya

memperhatikan selalu memperhatikan hasil RUPS.

2. P : Adakah kebijakan khusus tentang pelaksanaan program CSR di PT Telkom

J : Ada, yaitu Keputusan direksi no 30 tahun 2007 yaitu ttg pengelolaan program

kemitraan dan program bina lingkungan

3. P : Siapa yang bertanggung jawab untuk mengelola program CSRdi PT Telkom

J : Di Telkom pelaksanaan program CSR di lakukan oleh unit community

development center (cdc) sesuai keputusan direksi no KD. 12/PS150/COP-

B0030000/2008 ttg Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan (Community Development Center). CDC adalah unit

bisnis yang secara structural berada di bawah Direktorat Human Capital &

General Affair (HCGA). Unit CDC dipimpin oleh Senior General Manager

(SGM) yang dibantu oleh Senior Manager Kemitraan, Senior Manager Bina

Lingkungan, Senior Manager perencanaan & Pengendalian dan Senir Manager

Keuangan. Sedangkan utk pelaksanaan operasional CDC yang berlokasi di area

ada unit yang disebut Community Development (CD) Area yang dipimpin oleh

Manager CD Area. Manager CD Area bertanggung jawab terhadap kepada SGM

CDC atas efektifitas dan kelancaran pelaksanaan program kemitraan & bina

lingkungan di wilayahnya.

4. P : Apa saja bentuk kegiatan dari program CSR yang dilaksanakan oleh PT

Telkom

J : CSR dalam Telkom disebut sebagai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL). Utk program kemitraan kegiatannya antara lain pemberian pinjaman

modal kerja, pemberian dana untuk pendidikan seperti speedy goes to school dan

pemberian dana untuk pengkajian/penelitian. Sedangkan utk bina lingkungan

beberapa kegiatannya adalah bantuan korban bencana alam, bantuan peningkatan

kesehatan dan bantuan pembangunan sarana prasana/sarana umum.

5. P : Bagaimana pelaksanaan dari program program CSR di PT Telkom

J : Program kemitraan dan bina lingkungan utk pelaksanaaanya terdiri dr dua

cara yaitu penyaluran aktif yang disalurkan secara langsung berdasarkan

Page 2: 2011-2-00520-mc lam

proposal yang disampaikan calon mitra binaan/obyek bantuan dan penyaluran

proaktif yang disalurkan berdasarkan aktifitas pencarian calon mitra

binaan/obyek bantuan.

Pelaksana program pembinaan usaha kecil

1. P : Apa latar belakang PT Telkom melaksanaan program pembinaan usaha kecil

J : Ada dua hal yang melatar belakangi pelaksanaan program CSR di telkom

yaitu Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara RI No PER-5/MBU/2007 tgl

27 april 2007 dan Keputusan Rapat Umum Pemegang saham Perusahaan

Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia yang dibuat oleh Dr. A.

Partomuan Pohan, S. H. LLM. Sesuai dgn Permen BUMN no PER-5 tsb sebuah

Persero Terbuka dapat melaksanakan program CSR dalah hal ini disebut sebagai

Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan berdasarkan Keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Maka dalam penyusunan rencana kerja

dan anggaran program kemitraan dan bina lingkungan setiap tahunnya

memperhatikan selalu memperhatikan hasil RUPS.

2. P : Apa saja bentuk kegitan dari program pembinaan usaha kecil yang dilakukan

PT Telkom

J : program kemitraan kegiatannya antara lain pemberian pinjaman modal kerja,

pemberian dana untuk pendidikan seperti speedy goes to school dan pemberian

dana untuk pengkajian/penelitian.

3. P : Siapa sajakah yang menjadi target sasaran dari program pembinaan usaha

kecil

J : Kriteria usaha kecil yang dapat menjadi mitra binaan adalah pertama memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tp tdk termasuk tanah &

bangunan tempat usaha; kedua memiliki penjualan paling banyak Rp

1.000.000.000/thn; ketiga telah melakukan kegiatan usaha min 1 thn; keempat

berbentuk usaha perseorangan, badan usaha baik tdk berbadan hukum maupun

badan usaha berbadan hukum seperti koperasi; kelima usaha tsb berdiri sendiri

bukan merupakan anak perusahaan / cabang perusahaan; dan terakhir adl tdk

sedang dalam pembinaan BUMN lain, berbentuk usaha, b

4. P : Siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program

pembinaan usaha kecil

J : Yang bertanggung jawab utk membuat perencanaan program kemitraan adl

SM Kemitraan sedangkan utk implementasinya seperti penetapan mitra binaan

dan penyaluran dana bantuan dilakukan oleh manager community development

(cd) area.

5. P : Bagaimana perencanaan yang dilakukan dalam program pembinaan usaha

kecil?

Page 3: 2011-2-00520-mc lam

J : Untuk perencanaan sndiri ad tiga macam yang di atur yaitu perencanaan

jangka panjang, perencanaan tahunan dan perencanaan teknologi informasi.

Perencanaa jangka panjang mengacu ke Corporate Strategic Telkom dan

bisuness plan community development center. Perencanaan tahunan

penyusunannya harus mencerminkan pertumbuhan dan peningkatan indikator

kerja CDC , terakhir untuk perencanaan teknologi informasi dilakukan agar

pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan berjalan efektif dan efisien.

6. P : Bagaimana pengelolaan dana dari pelaksanaan program pembinaan usaha

kecil?

J : Dana yang berasal dari penyisihan laba Telkom setelah pajak sebesar 1% s.d 3

% digunakan sebagai dana hibah atau pinjaman kepada bina mitraan. Penyaluran

dilaksanakan berdasarkan proposal dari mitra binaan yang telah disetujui dan

pemberian kepada calon mitra yang dicari sendiri oleh unit area cd.

7. P : Bagaimana pelaksanaan pembinaan bantuan program pembinaan usaha kecil

di lokasi penerma bantuan

J : Untuk program kemitraan kami memberikan bantuan berupa pinjaman atau

hibah bagi mitra binaan yang telah lolos seleksi , utk pembinaan nya

8. P : Apakah ada evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan program pembinaan

usaha kecil?

J : ada dua, pertma PT Telkom memiliki tim Monitoring dan evaluasi mitra

binaan, yagn kegiatannya dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi

perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan yang dilakukan secara

periodik. Dan kedua laporan evaluasi yang di buat oleh PT Telkom dan

dilaporkan kepada pemerintah (BUMN).

9. P : Apa saja manfaat yang dirasakan oleh telkom dari pelaksaan program

pembinaan usaha kecil?

J : Hubungan positif yang sudah ada dengan masyarakat sekitar yang sudah

terjaga positif menjadi semakin baik dan baik.

10. P : Contohnya pak?

J : Seperti semakin sadarnya masyarakat sekitar akan fasilitas umum telepon

umum yang sudah dirawat, tidak adanya laporan akan kerusakan telepon umum

yang di akibatkan oleh pengerusakan oleh masyarakat

11. P : Apa saja kendala yang dirasakan oleh telkom dari pelaksanaan program

pembinaan usaha kecil?

J : Kurangnya pemerataan dampak program CSR kemitraan pembinaan usaha

kecil, khususnya pada tingkat Kandatel dan anak Perusahaan.

Penyampaian informasi tentang program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil

yang masih sulit untuk didapatkan dan dijangkau dari pihak calon mitra binaan.

Kurang banyak menginformasikan kegiatan CSR kemitraan pembinaan usaha

kecil dalam setiap kegiatan bisnis yang dilakukan PT Telkom.

Page 4: 2011-2-00520-mc lam

Lemahnya kinerja tim pada level bawah dalam pelaksanaan program CSR

pembinaan usaha kecil.

12. P : Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan

program pembinaan usaha kecil

J : Melakukan pengawasan secara langsung dari pusat kepada tingkat kandatel

dan anak perusahaan dan melakukan pendekatan yang baik dengan bupati

setempat.

Melakukan kerja sama dengan mitra binaan yang sudah berhasil untuk

membantu masyarakat pengusaha kecil lainnya untuk ikut bergabung. PT

Telkom juga sudah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat

untuk memberikan rujukan kepada masyarakat yang ingin mendapatkan

pelatihan maupun dana pinjaman untuk usahanya.

Melakukan penyebaran informasi secara mendetail seperti menginformasikan

program CSR di setiap kegiatan bisnisnya, dengan menggunakan media massa

televisi, koran, buletin kantor dan website resmi.

Memberikan pelatihan kembali dan pemahaman akan Visi dan Misi dan tujuan

dari program CSR pembinaan usaha kecil, agar mendapatkan kesamaan

pemahaman dalam melaksanakan program CSR pembinaan usaha kecil,

diharapkan terciptanya peningkatan kinerja kerja pada level bawah.

Page 5: 2011-2-00520-mc lam

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

NOMOR PER-05/MBU/2007 TENTANG

PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, ketentuan mengenai penyisihan dan penggunaan laba BUMN untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi dan pembinaan masyarakat sekitar BUMN, diatur dengan keputusan menteri.

b. bahwa dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003, telah ditetapkan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

c. bahwa Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003 dipandang belum cukup memberikan landasan operasional bagi peningkatan pelaksanaan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, oleh karena itu perlu ditinjau kembali;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c di atas, maka perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Jawatan (PERJAN) kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 82; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4305);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 117; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4556);

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN …../-2-

Page 6: 2011-2-00520-mc lam

- 2 -

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang

seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

2. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

3. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

4. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

5. Menteri adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. 6. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program

Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

7. Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

8. Program BL BUMN Pembina adalah Program BL yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh BUMN Pembina di wilayah usaha BUMN yang bersangkutan.

9. Program BL BUMN Peduli adalah Program BL yang dilakukan secara bersama-sama antar BUMN dan pelaksanaannya ditetapkan dan dikoordinir oleh Menteri.

10. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

11. Mitra Binaan adalah Usaha Kecil yang mendapatkan pinjaman dari Program Kemitraan.

12. BUMN...../-3-

Page 7: 2011-2-00520-mc lam

- 3 -

12. BUMN Pembina adalah BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL.

13. Koordinator BUMN Pembina adalah BUMN yang ditunjuk oleh Menteri untuk mengkoordinasikan BUMN Pembina di dalam suatu provinsi tertentu.

14. BUMN Penyalur adalah BUMN Pembina yang menyalurkan Dana Program Kemitraan milik BUMN Pembina lain berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penyaluran.

15. Lembaga Penyalur adalah badan usaha selain BUMN atau lembaga bukan badan usaha yang melakukan kerjasama dengan BUMN Pembina dalam menyalurkan pinjaman Dana Program Kemitraan berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penyaluran.

16. Unit Program Kemitraan dan Program BL adalah unit organisasi khusus yang mengelola Program Kemitraan dan Program BL yang merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina yang berada dibawah pengawasan seorang direksi.

17. Beban Operasional adalah beban pelaksanaan operasi unit Program Kemitraan dan Program BL diluar beban pegawai yang dananya berasal dari dana Program Kemitraan dan Program BL.

18. Beban Pembinaan adalah beban kegiatan bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan mitra binaan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

19. Kualitas pinjaman adalah status kondisi pinjaman yang terdiri dari pinjaman lancar, pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet.

20. Pemulihan pinjaman adalah usaha untuk memperbaiki kualitas pinjaman kurang lancar, pinjaman diragukan dan pinjaman macet agar menjadi lebih baik kategorinya.

BAB II

PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 2

(1) Perum dan Persero wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

(2) Persero Terbuka dapat melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL dengan berpedoman pada Peraturan ini yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pasal 3

(1) Usaha Kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai berikut : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

b. Milik Warga Negara Indonesia;

c. Berdiri …../-4-

Page 8: 2011-2-00520-mc lam

- 4 -

c. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;

d. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi;

e. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan; f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun; g. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, tidak berlaku bagi usaha kecil yang dibentuk atau berdiri sebagai pelaksanaan program BUMN Pembina.

Pasal 4

Mitra Binaan mempunyai kewajiban sebagai berikut : (1) Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN

Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur; (2) Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati; (3) Menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik kepada BUMN Pembina.

Pasal 5

BUMN Pembina mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. Membentuk unit Program Kemitraan dan Program BL; b. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan Program Kemitraan dan

Program BL yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi; c. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Program Kemitraan dan Program BL; d. Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon Mitra Binaan; e. Menyiapkan dan menyalurkan dana Program Kemitraan kepada Mitra Binaan dan dana

Program BL kepada masyarakat; f. Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan; g. Mengadministrasikan kegiatan pembinaan; h. Melakukan pembukuan atas Program Kemitraan dan Program BL; i. Menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL yang meliputi

laporan berkala baik triwulanan maupun tahunan kepada Menteri dengan tembusan kepada Koordinator BUMN Pembina di wilayah masing-masing.

Pasal 6

Koordinator BUMN Pembina mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi atas perencanaan dan pengalokasian dana Program Kemitraan dan

Program BL yang dilakukan oleh BUMN Pembina; b. Memberikan informasi kepada BUMN Pembina mengenai calon Mitra Binaan untuk

menghindari duplikasi pemberian pinjaman dana Program Kemitraan;

c. Menyampaikan …../-5-

Page 9: 2011-2-00520-mc lam

- 5 -

c. Menyampaikan laporan triwulanan dan tahunan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL di wilayah koordinasinya kepada Menteri dengan tembusan kepada BUMN Pembina di wilayahnya.

Pasal 7

BUMN Pembina yang memiliki kantor cabang/perwakilan di daerah dapat menyalurkan dana Program Kemitraan dan Program BL BUMN Pembina di wilayah kantor cabang/perwakilannya dengan mempertimbangkan dana yang tersedia dan kondisi wilayahnya.

Pasal 8

(1) Untuk meningkatkan optimalisasi pelaksanaan Program Kemitraan, BUMN Pembina dapat melakukan kerjasama dengan BUMN Penyalur dan/atau dengan Lembaga Penyalur.

(2) Lembaga Penyalur adalah lembaga keuangan mikro yang pendiriannya memiliki landasan hukum.

(3) Kerjasama antara BUMN Pembina dengan BUMN Penyalur dan/atau Lembaga Penyalur dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang sekurang-kurangnya memuat : - Para pihak yang melakukan kerjasama; - Maksud dan tujuan kerjasama; - Jumlah Dana Program Kemitraan yang dikerjasamakan; - Hak dan kewajiban masing-masing pihak; - Jangka waktu kerjasama; - Sanksi; - Keadaan memaksa (Force Majeure); dan - Penyelesaian perselisihan.

(4) Dengan pertimbangan tertentu, Menteri dapat mengalih kelolakan dana Program Kemitraan dari BUMN Pembina ke BUMN Pembina lainnya.

BAB III

PENETAPAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 9

(1) Dana Program Kemitraan bersumber dari : a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen); b. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana

Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional; c. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada.

(2) Dana Program BL bersumber dari : a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen); b. Hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program BL.

(3) Besarnya dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh :

a. Menteri …../-6-

Page 10: 2011-2-00520-mc lam

- 6 -

a. Menteri untuk Perum; b. RUPS untuk Persero;

(4) Dalam kondisi tertentu besarnya dana Program Kemitraan dan dana Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak dapat ditetapkan lain dengan persetujuan Menteri/RUPS.

(5) Dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), disetorkan ke rekening dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(6) Pembukuan dana Program Kemitraan dan Program BL dilaksanakan secara terpisah dari pembukuan BUMN Pembina.

Pasal 10

(1) Menteri setiap tahun menetapkan : a. BUMN Pembina dan Koordinator BUMN Pembina pada masing-masing Provinsi; b. Rencana penyaluran dana Program Kemitraan setiap BUMN Pembina pada masing-

masing Provinsi berdasarkan usulan masing-masing BUMN Pembina.

(2) Apabila Kordinator BUMN Pembina sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a untuk tahun berjalan belum ditetapkan, maka yang berlaku adalah ketetapan Menteri tentang penetapan Koordinator BUMN Pembina tahun sebelumnya.

Pasal 11

(1) Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk : a. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka

meningkatkan produksi dan penjualan;

b. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan;

c. Beban Pembinaan : 1) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-

hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan;

2) Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua puluh persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan;

3) Beban Pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan Mitra Binan.

(2) Dana Program BL :

a. Dana Program BL yang tersedia setiap tahun terdiri dari saldo kas awal tahun, penerimaan dari alokasi laba yang terealisir, pendapatan bunga jasa giro dan/atau deposito yang terealisir serta pendapatan lainnya.

b. Setiap …../-7-

Page 11: 2011-2-00520-mc lam

- 7 -

b. Setiap tahun berjalan sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari jumlah dana Program BL yang tersedia dapat disalurkan melalui Program BL BUMN Pembina.

c. Setiap tahun berjalan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah dana Program BL yang tersedia diperuntukkan bagi Program BL BUMN Peduli.

d. Apabila pada akhir tahun terdapat sisa kas dana Program BL BUMN Pembina dan BUMN Peduli, maka sisa kas tersebut menjadi saldo kas awal tahun dana Program BL tahun berikutnya.

e. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Pembina : 1) Bantuan korban bencana alam; 2) Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; 3) Bantuan peningkatan kesehatan; 4) Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; 5) Bantuan sarana ibadah; 6) Bantuan pelestarian alam;

f. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Peduli ditetapkan oleh Menteri.

BAB IV

MEKANISME PENYALURAN DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 12

(1) Tata cara pemberian pinjaman dana Program Kemitraan :

a. Calon Mitra Binaan menyampaikan rencana penggunaan dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya untuk diajukan kepada BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur, dengan memuat sekurang-kurangnya data sebagai berikut : 1) Nama dan alamat unit usaha; 2) Nama dan alamat pemilik/pengurus unit usaha; 3) Bukti identitas diri pemilik/pengurus; 4) Bidang usaha; 5) Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang; 6) Perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan dan beban, neraca

atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta hasil usaha); dan 7) Rencana usaha dan kebutuhan dana.

b. BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur melaksanakan evaluasi dan seleksi atas permohonan yang diajukan oleh calon Mitra Binaan;

c. Calon Mitra Binaan yang layak bina, menyelesaikan proses administrasi pinjaman dengan BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur bersangkutan;

d. Pemberian pinjaman kepada calon Mitra Binaan dituangkan dalam surat perjanjian/kontrak yang sekurang-kurangnya memuat : 1) Nama dan alamat BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur

dan Mitra Binaan;

2) Hak ...../-8-

Page 12: 2011-2-00520-mc lam

- 8 -

2) Hak dan kewajiban BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur dan Mitra Binaan;

3) Jumlah pinjaman dan peruntukannya; 4) Syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, jadual angsuran pokok dan jasa

administrasi pinjaman).

e. BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur dilarang memberikan pinjaman kepada calon Mitra Binaan yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina atau BUMN Penyalur atau Lembaga Penyalur lain.

(2) Besarnya jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen) dari limit pinjaman atau ditetapkan lain oleh Menteri.

(3) Apabila pinjaman/pembiayaan diberikan berdasarkan prinsip jual beli maka proyeksi marjin yang dihasilkan disetarakan dengan marjin sebesar 6% (enam persen) atau sesuai dengan penetapan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas.

(4) Apabila pinjaman/pembiayaan diberikan berdasarkan prinsip bagi hasil maka rasio bagi hasilnya untuk BUMN Pembina adalah mulai dari 10% (10 : 90) sampai dengan maksimal 50% (50 : 50).

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku juga terhadap rasio bagi hasil untuk BUMN Penyalur dan Lembaga Penyalur.

Pasal 13

(1) Tata cara penyaluran bantuan dana Program BL BUMN Pembina : a. BUMN Pembina terlebih dahulu melakukan survai dan identifikasi sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan di wilayah usaha BUMN Pembina setempat; b. Pelaksanaan Program BL dilakukan oleh BUMN Pembina yang bersangkutan.

(2) Tata cara penyaluran bantuan dana Program BUMN Peduli ditetapkan oleh Menteri.

BAB V

BEBAN OPERASIONAL PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 14

(1) Beban Operasional Program Kemitraan dibiayai dari dana hasil jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dana Program Kemitraan .

(2) Besarnya Beban Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maksimal sebesar jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dana Program Kemitraan selama tahun berjalan.

(3) Dalam hal dana untuk Beban Operasional tidak mencukupi, maka kekurangannya dibebankan pada anggaran biaya BUMN Pembina yang bersangkutan.

(4) Apabila …../-9-

Page 13: 2011-2-00520-mc lam

- 9 -

(4) Apabila pada akhir tahun terdapat sisa dana untuk Beban Operasional maka sisa dana

tersebut dapat digunakan untuk membiayai beban operasional tahun berikutnya dan/atau sebagai tambahan sumber dana Program Kemitraan.

(5) Dalam hal Beban Operasional Program Kemitraan bagi BUMN Pembina yang menerima pelimpahan dari BUMN Pembina lain tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut menjadi beban BUMN Pembina yang menerima pelimpahan.

Pasal 15

(1) Beban Operasional Program BL BUMN Pembina dibiayai dari dana Program BL.

(2) Besarnya Beban Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maksimal 5% (lima persen) dari dana Program BL BUMN Pembina yang disalurkan pada tahun berjalan.

Pasal 16

Beban Operasional Program Kemitraan dan Program BL BUMN Pembina dituangkan dalam RKA Program Kemitraan dan Program BL.

Pasal 17

BUMN Pembina, BUMN Penyalur dan Lembaga Penyalur dilarang menggunakan dana Program Kemitraan dan Program BL untuk hal-hal diluar ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

BAB VI

PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

Pasal 18

(1) RKA Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c terpisah dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN Pembina.

(2) RKA Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang kurangnya memuat : a. Rencana kerja Program Kemitraan dan Program BL, dirinci menurut wilayah binaan; b. Anggaran Program Kemitraan dan Program BL, terdiri atas sumber dana, dana yang

tersedia dan rencana penggunaan dana sesuai dengan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. Proyeksi Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Arus Kas Program Kemitraan dan Program BL;

d. Masalah yang dihadapi dan langkah-langkah penyelesaiannya.

Pasal 19...../-10-

Page 14: 2011-2-00520-mc lam

- 10 -

Pasal 19

RKA Program Kemitraan dan Program BL yang telah disetujui RUPS/Menteri langsung dapat dilaksanakan tanpa harus menunggu penetapan rencana penyaluran dana per provinsi sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (1) huruf b.

Pasal 20

(1) Direksi BUMN Pembina wajib menyampaikan RKA Program Kemitraan dan Program BL kepada Menteri/Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris/Dewan Pengawas paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum memasuki tahun anggaran.

(2) Menteri/RUPS mengesahkan RKA Program Kemitraan dan Program BL paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan.

(3) Dalam hal RKA Program Kemitraan dan Program BL belum memperoleh pengesahan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka RKA Program Kemitraan dan Program BL tersebut dianggap telah disahkan dan dapat dilaksanakan sepanjang telah memenuhi ketentuan Pasal 18 dan ayat (1) pasal ini.

(4) Direksi BUMN Pembina bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencapaian sasaran dalam RKA Program Kemitraan dan Program BL.

(5) Komisaris/Dewan Pengawas BUMN Pembina bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL.

BAB VII

PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN LAPORAN

Pasal 21

(1) Setiap BUMN Pembina wajib menyusun laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL.

(2) Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL terdiri dari Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan.

(3) Laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara terpisah dari Laporan Berkala dan Laporan Tahunan BUMN Pembina.

Pasal 22

(1) Direksi BUMN Pembina wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL kepada Menteri/Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris/Dewan Pengawas, sebagai berikut : a. Laporan Triwulanan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya triwulan

yang bersangkutan; b. Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan (audited) paling lambat 5 (lima) bulan

setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan. (2) Menteri/RUPS...../-11-

Page 15: 2011-2-00520-mc lam

- 11 -

(2) Menteri/RUPS mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL paling lambat 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

(3) Pengesahan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggungjawab (acquite at de charge) kepada Direksi dan Komisaris/Dewan Pengawas atas pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program BL sejauh tindakan tersebut ternyata dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program BL yang telah di audit oleh Auditor.

Pasal 23

Auditor yang memeriksa Laporan Keuangan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program BL ditetapkan oleh : a. Menteri untuk Perum; b. RUPS untuk Persero;

BAB VIII

KUALITAS PINJAMAN DANA PROGRAM KEMITRAAN

Pasal 24

Kualitas pinjaman dana Program Kemitraan dinilai berdasarkan pada ketepatan waktu pembayaran kembali pokok dan jasa administrasi pinjaman Mitra Binaan.

Pasal 25

Dalam hal Mitra Binaan hanya membayar sebagian angsuran, maka pembayaran tersebut terlebih dahulu diperhitungkan untuk pembayaran jasa administrasi pinjaman dan sisanya bila ada untuk pembayaran pokok pinjaman.

Pasal 26

Penggolongan kualitas pinjaman ditetapkan sebagai berikut :

a. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan jasa administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

b. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

c. Diragukan...../-12-

Page 16: 2011-2-00520-mc lam

- 12 -

c. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dan belum melampaui 270 (duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama;

d. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah melampaui 270 (duaratus tujuh puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

Pasal 27

(1) Terhadap kualitas pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet dapat dilakukan usaha-usaha pemulihan pinjaman dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling) atau penyesuaian persyaratan (reconditioning) apabila memenuhi kriteria : a. Mitra Binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya penyelamatan yang akan

dilakukan; b. Usaha Mitra Binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha; c. Mitra Binaan masih mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran.

(2) Dalam hal dilakukan tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning), tunggakan jasa administrasi pinjaman dapat dihapuskan dan/atau beban jasa administrasi pinjaman selanjutnya yang belum jatuh tempo;

(3) Tindakan penyesuaian persyaratan (reconditioning) dilakukan setelah adanya tindakan penjadwalan kembali (rescheduling).

Pasal 28

(1) Pinjaman macet yang telah diupayakan pemulihannya namun tidak terpulihkan, dikelompokkan dalam aktiva lain-lain dengan pos Pinjaman Bermasalah;

(2) Tata cara penghapusbukuan pinjaman bermasalah akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri;

(3) Terhadap pinjaman bermasalah yang telah dihapusbukukan tetap diupayakan penagihannya dan hasilnya dicatat dalam pos Pinjaman Bermasalah yang Diterima Kembali.

(4) Jumlah dan mutasi rekening Pinjaman Bermasalah dan Pinjaman Bermasalah yang Diterima Kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), dilaporkan secara periodik dalam laporan triwulanan.

Pasal 29

Dikecualikan dari pasal 27 ayat (1) diatas, piutang macet yang terjadi karena keadaan memaksa (Force Majeure) seperti : mitra binaan meninggal dunia dan tidak ada ahli waris yang bersedia menanggung hutang dan/atau gagal usaha akibat bencana alam/kerusuhan, pemindahbukuan piutang macet tersebut kedalam pos pinjaman bermasalah dapat dilaksanakan tanpa melalui proses pemulihan pinjaman.

BAB IX …../-13-

Page 17: 2011-2-00520-mc lam

- 13 -

BAB IX KINERJA PROGRAM KEMITRAAN

Pasal 30

(1) Kinerja Program Kemitraan merupakan salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN Pembina.

(2) Perhitungan kinerja Program Kemitraan akan diatur kemudian oleh Menteri.

BAB X PEDOMAN AKUNTANSI PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BL

Pasal 31

(1) Penerapan pedoman akuntansi Program Kemitraan dan Program BL bertujuan untuk terciptanya informasi keuangan Program Kemitraan dan Program BL yang accountable (wajar dan dapat diandalkan) serta auditable.

(2) Laporan keuangan Program Kemitraan dan Program BL terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas dan Laporan Arus Kas, serta Catatan Atas Laporan Keuangan.

(3) Laporan Arus Kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan menggunakan metode langsung (direct methode).

BAB XI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 32

Ketentuan-ketentuan dalam Peraturan ini berlaku pula bagi anak perusahaan BUMN dan perusahaan patungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah atau dengan pihak lainnya, dengan ketentuan pemberlakuan Peraturan ini dikukuhkan dalam RUPS masing-masing perusahaan dimaksud.

Pasal 33

Memberi kewenangan kepada Sekretaris Kementerian Negara BUMN untuk membuat petunjuk teknis lebih lanjut atas Peraturan ini.

BAB XII ......./14

Page 18: 2011-2-00520-mc lam

- 14 -

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 34

Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka : 1. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni

2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

2. Ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan ini,

dinyatakan tidak berlaku bagi BUMN.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Peraturan ini mulai berlaku untuk tahun buku 2007.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

SALINAN peraturan ini disampaikan kepada Yth. ; 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Perekonomian; 3. Menteri Keuangan; 4. Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara.

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Negara BUMN ttd. Herman Hidayat NIP 060056141

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 27 April 2007

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

ttd.

SUGIHARTO

Page 19: 2011-2-00520-mc lam

L3

FOTO FOTO KEGIATAN CSR PEMBINAAN USAHA KECIL PT TELKOM

Seminar TELKOM CSR AWARD

Pogram Penyaluran Dana Bantuan

Pelatihan Kepada Pengusaha Kecil

Page 20: 2011-2-00520-mc lam

i

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk. DALAM PROGRAM CSR PEMBINAAN

USAHA KECIL

SKRIPSI

OLEH

Ady Kurnia Ibrahim 1100056022

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2011

Page 21: 2011-2-00520-mc lam

ii

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT TELEKOMUNIKASI

INDONESIA, Tbk. DALAM PROGRAM CSR PEMBINAAN

USAHA KECIL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk gelar kesarjanaan pada

Jurusan Komunikasi Pemasaran

Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

Ady Kurnia Ibrahim 1100056022

Universitas Bina Nusantara

Jakarta

2011

Page 22: 2011-2-00520-mc lam

iii

Universitas Bina Nusantara

Pernyataan Kesiapan Skripsi

Pernyataan Penyusunan Skripsi

Saya, Ady Kurnia Ibrahim

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Strategi Public Relations PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

dalam program CSR Pembinaaan Usaha Kecil

adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai

karya ilmiah, sebagian atau seluruhnya, atas nama saya atau pihak

lain.

Ady Kurnia Ibrahim

1100056022

Disetujui oleh Pembimbing

Saya setuju skripsi tersebut diajukan untuk Ujian Skripsi

Rosidah Syaukat S. Psi. MBA Pembimbing

Page 23: 2011-2-00520-mc lam

iv

Page 24: 2011-2-00520-mc lam

v

Page 25: 2011-2-00520-mc lam

vi

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

_________________________________________________________________

Jurusan Komunikasi dan Multimedia

Skripsi Sarjana Komunikasi

Semester Genap tahun 2010/2011 (sesuai periode berjalan)

STRATEGI PUBLIC RELATIONS

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,TBK

DALAM PROGRAM CSR PEMBINAAN USAHA KECIL

Ady Kurnia Ibrahim 1100056022

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk Untuk mengetahui strategi Public Relations PT Telkom

dalam program CSR Pembinaan Usaha Kecil, dimana setiap perusahaan BUMN harus

membuat program kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan, mengevaluasi strategi public relations PT Telkom pada

program CSR Pembinaan Usaha Kecil, dan mengetahui apa saja kendala-kendala dan

upaya-upaya yang dihadapi dalam implementasi Corporate Social Responsibility

(Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil) PT Telkom. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah kualitatif deskriptif, dengan menggunakan

teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumenter.

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui strategi PR PT

Telkom dalam program CSR Pembinaan Usaha kecil, yaitu menempatkan CSR sebagai

kegiatan bisnis. Mengetahui kendala kendala seperti lemahnya kontorl dan kinerja

karyawan kelas bawah dan di upayakan dengan memberikan pelatihan kepada karyawan

level bawah dan menancapkankan kembali Visi,Misi dan tujuan dari Program CSR

Pembinaan Usaha Kecil .

Simpulan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa PT Telkom menjalankan

Program CSR Pembinaan Usaha Kecil di bawah pengawasan BUMN. PT Telkom sudah

dapat melakukan kegiatan implementasi CSR dengan baik dan hanya membutuhkan sedikit

penambahan didalamnya.

Kata kunci

Strategi, Public Relations, CSR, BUMN, program, Pembinaan Usaha Kecil

Page 26: 2011-2-00520-mc lam

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat dan karunia-

Nya yang besar dan telah membimbing serta menguatkan hati penulis dalam menyusun

dan menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Strategi Public Relations PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dalam program CSR Pembinaan Usaha Kecil” sebagai

tugas akhir di jurusan Marketing Communication Universitas Bina Nusantara.

Dalam menyelesaikan skripsi, penelit mendapatkan banyak bantuan dan

dukungan moral. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan

terimakasih pada semua pihak tersebut, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo .MM, selaku Rektor Universitas

Bina Nusantara yang memberikan kesempatan bagi saya untuk dapat

menimba ilmu dalam jurusan Marketing Communication di Universitas

Bina Nusantara.

2. Bapak Drs. Lintang Widyokusumo, MFA, selaku Dekan Komunikasi dan

Multimedia Universitas Bina Nusantara.

3. Bapak Drs. Raden Damianus Cosmas Bambang Mulyono,

Dipl.Broad.Jour, selaku Ketua Jurusan Ketua Jurusan Komunikasi

Pemasaran Universitas Bina Nusantara yang telah menyumbangkan

banyak ide, saran dan kritik.

Page 27: 2011-2-00520-mc lam

viii

4. Ibu Vini Mariani, S.Kom., MM, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

Pemasaran Universitas Bina Nusantara yang telah menyumbangkan

banyak ide, saran dan kritik.

5. Ibu Rosidah Syaukat S. Psi. MBA, selaku dosen pembimbing saya,

yang sangat sudah membantu peneliti dengan sabar dan tekun dalam

pemberian saran, ide dan kritik yang membangun sehingga skripsi ini

dapat selesai tepat waktu.

6. Pimpinan dan segenap karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi

Enterprise, Terutama Ibu Dwi Hermawati yang telah memberikan

informasi dan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini.

7. Kedua orang tua peneliti yang sudah mendukung peneliti dengan penuh

kasih sayang dan sepenuh hati yaitu Bapak Sutrisno dan Ibu Ai Marwati.

8. Teman-teman dan kerabat peneliti yang telah banyak memberikan

dukungan baik moril maupun materil dan selalu berdoa agar penulis dapat

menyelesaikan kuliah penulis dengan baik.

Peneliti berharap dapat diberikan saran, kritik ataupun masukan-masukan lain

yang bersifat membangun terhadap sebagian atau keseluruhan dari skripsi ini. Akhirnya,

dengan segala kerendahan hati, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua.

Jakarta, Juni 2011

Ady Kurnia Ibrahim

Page 28: 2011-2-00520-mc lam

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar i

Halaman Judul Dalam ii

Halaman Persetujuan hard Cover iii

Halaman Pernyataan Dewan Penguji iv

Halaman Pemberian Hak Cipta Non Eksklusif dari Mahasiswa

ke Universitas Bina Nusantara v

Abstrak vi

Prakata vii

Daftar Isi ix

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Ruang Lingkup 4

1.3 Tujuan dan Manfaat 5

1. 3. 1. Tujuan Penelitian 5

1. 3. 2. Manfaat Penelitian 6

1.3.2.1 Manfaat Akademis 6

1.3.2.2 Manfaat Praktis 6

1.4 Metodologi 6

1.5 Sistematika Penulisan 7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Public Relations 9

2. 1. 1. Pengertian Public Relations 9

2. 1. 2. Fungsi Public Relations 10

2. 1. 3. Tujuan Public Relations 13

2. 1. 4. Strategi Public Relations 17

2. 1. 5. Community Relations 18

2.2 Coporate Social Responsibility 20

2. 2. 1. Pengertian Coporate Social Responsibility 21

2. 2. 2. Tahap-tahap Adopsi CSR 22

2. 2. 3. Reward bagi Perusahaan yang Menjalankan Program CSR 23

2 .2. 4 Indikator Kinerja Kunci dalam Implementasi CSR 25

2.3 Kerangka Pikir 28

Page 29: 2011-2-00520-mc lam

x

BAB 3 INTI PENELITIAN

3. 1 Sejarah PT Telkom 29

3.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan 33

3.1.2 Visi, Misi dan Inisiatif strategis PT Telkom 34

3. 1. 2. 1. Visi 34

3. 1. 2. 2. Misi 34

3. 1. 2. 3. Tujuan 34

3. 1. 2. 4. Inisiatif Strategis 34

3. 1. 3. Program CSR PT Telkom 35

a. Prosedur yang Berlaku dalam PT Telkom 38

3.2.1 Tahap tahap penerapan CSR 38

3.3 Metode Pengumpulan Data 44

3.3.1.Wawancara Mendalam 45

3.3.2.Observasi Lapangan 45

3.3.3.Dokumenter 46

3.4 Validitas Data 46

3.5 Analisis Data 47

3.6 Permasalahan yang ada 48

3.7 Alternatif Pemecahan Masalah 50

BAB 4 PEMBAHASAN

4. 1 Penyajian Data Penelitian 52

4.1.1 Pemilihan Informan 52

4.1.2 Observasi 53

4.1.3 Dokumen 53

4. 2 Pengolahan Terhadap Data yang Terkumpul 54

4.2.1 Tahap-tahap Penerapan CSR Pembinaan usaha kecil PT Telkom 54

4.2.1.1 Tahap Perencanaan CSR Pembinaan Usaha

Kecil PT Telkom 54

4.2.1.2 Tahap Imlpementasi CSR Pembinaan Usaha

Kecil PT Telkom 64

4.2.1.3 Tahap Evaluasi CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 64

4.2.1.4 Pelaporan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 67

4.2.2 Indikator Kinerja Kunci dalam Implementasi CSR

Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 67

4.2.3 Kendala Kendala yang dihadapai dalam Implementasi

CSR kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 72

4.2.4 Upaya upaya yang sudah dilakukan Untuk

Menghadapi kendala kendala dalam Implemetasi

Page 30: 2011-2-00520-mc lam

xi

CSR kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 72

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 73

4.3.1 Pedoman Perilaku 75

4.3.2 Penggorganisasian TELKOM CSR 76

4.3.3 Program Kemitraan dan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom 76

4.3.3.1 Sasaran Program Kemitraan Pembinaan Usaha Kecil 76

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan 79

5. 2 Saran 80

5.2.1 Saran Praktis 80

5.2.2 Saran Teoritis 81

DAFTAR PUSTAKA 82

RIWAYAT HIDUP 84

LAMPIRAN LAMPIRAN L1

SURAT SURVEI L4

Page 31: 2011-2-00520-mc lam

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tujuan PR adalah mengubah sikap publik 15

Gambar 2. Struktur Organisasi PT Telkom 33

Gambar 3. Struktur organisasi community develpomnet centre 58

Page 32: 2011-2-00520-mc lam

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Transkip wawancara L1

Salinan peraturan mentri negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 L2

Foto foto kegiatan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom L3

Surat Survei L4

Page 33: 2011-2-00520-mc lam

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan merupakan keluarga besar yang memiliki tujuan dan target

yang hendak dicapai, perusahaan berada di tengah lingkungan masyarakat yang

lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan

apresiasi dan interaksi anggota masyarakat dalam setiap aktivitasnya. Dengan

demikian, perusahaan merupkan sub sistem dari sistem siklus hidup

bermasyarakat, sehingga membutuhkan keteraturan pola interaksi dengan

subsistem yang lain.

Untuk menciptakan suatu keadaan positif sebuah perusahaan, sangatlah

tidak mudah sekarang ini. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk

mencapai kesan positif di mata masyarakat. Kredibilitas, atau reputasi suatu

perusahaan yang bagus, bermanfaat untuk investasi masa depan yang sangat

menjanjikan, masyarakat menilai perusahaan sebagai suatu lembaga mitra

mereka. Selain itu, upaya memperoleh dukungan dan peran serta yang baik dari

masyarakat tidak dapat dilakukan hanya dari satu sisi perusahaan saja.

Diperlukan perencanaan menyeluruh, baik itu dari segi pemerintah, media,

Page 34: 2011-2-00520-mc lam

2

komunitas masyarakat, bahkan karyawan pun harus dijaga hubungannya secara

bersamaan. Salah satu dari mereka memberikan citra negatif maka akan

membentuk opini negatif terhadap perusahaan. Untuk memperoleh citra baik

perusahaan, maka perlu dibina hubungan baik dengan pihak internal dan

eksternal. Publik internal adalah stakeholder maupun shareholder perusahaan,

sedangkan pihak eksternal adalah publik umum ataupun masyarakat. Perusahaan

harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran positif dari publik.

Salah satu langkah yang dapat diambil untuk memperoleh hubungan baik

dengan pihak luar perusahaan adalah dengan melaksanakan dan membuat

program Corporate Social Responsibility yang berkualitas dan berkelanjutan.

“corporate social responsibility is a commitment to improve community

well being through disrectionary business practices and contribution of

corporate resources” Kotler dan Lee (2005). Solihin. I (2009:5)

Dalam definisi tersebut, yang terdapat dalam buku Solihin, I. (2009:8)

Kotler dan Lee memberikan penekanan pada kata discreationary yang berarti

kegiatan Corporate Social Responsibility itu sendiri adalah kegiatan sukarela

dalam komitmen perushaan untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas

dan bukan merupakan aktifitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan

perundang undangan seperti kewajiban untuk membayar pajak atau kepatuhan

perusahaan terhadap undang undang ketenagakerjaan. Kata discreatioary juga

Page 35: 2011-2-00520-mc lam

3

memberikan nuansa bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas CSR haruslah

perusahaan yang telah menaati hukum dalam pelaksanaan bisnisnya. Hal tersebut

berarti sangatlah tidak tepat bila kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan hanya

menjadi semacam kosmetik untuk menyembunyikan praktik perusahaan yang

tidak baik dalam memperlakukan karyawan atau melakukan berbagai kecurangan

baik dalam pembuatan laporan keuangan maupun kecurangan terhadap

lingkungan hidup.

Corporate Social Responsibility sudah menjadi bagian dari investasi

sebuah perusahaan dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. CSR

dapat menjadi jembatan yang kokoh sebagai penghubung antara perusahaan

dengan masyarakat sekitar. Dalam implementasi CSR ini public relations

mempunyai peran penting, baik secara internal maupun eksternal. Dalam konteks

pembentukan citra perusahaan, PR terlibat di dalamnya, sejak fact finding,

planning, communicating, hingga evaluation. Jadi ketika kita membicarakan

CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah perusahaan, di mana CSR

merupakan bagian dari community relations. Karena CSR pada dasarnya adalah

kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-

langkah CSR. Ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan

PR sebuah organisasi, di mana CSR merupakan bagian dari community relations.

Karena CSR pada dasarnya adalah kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam

proses PR pun mewarnai langkah-langkah CSR. Dengan menggunakan tahapan-

tahapan dalam proses PR yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan CSR

Page 36: 2011-2-00520-mc lam

4

juga dilakukan melalui pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan

dan pemrograman, aksi dan komunikasi, serta evaluasi untuk mengetahui sikap

publik terhadap organisasi.

Implementasi program CSR merupakan sebuah suatu tindakan sukarela, tidak

ada kewajiban bahwa setiap perusahaan harus mengimplementasikan program

CSR, menysihkan dan menyiapkan laba khusus untuk menjalankan program

CSR. PT Telkom yang merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), mempunyai kewajiban untuk menyisihkan labanya sesuai

dengan peraturan mentri negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-

05/MBU/2007 tentang Program Kemitran Badan Usaha Milik Negara dengan

usaha kecil dan program bina lingkungan, dengan Penyisihan laba setelah pajak

maksimal sebesar 2% (dua persen). Public relations PT Telkom harus dapat

menjawab tantangan tersebut, PT Telkom harus siap menjalankan kewajibannya

sebagai salah satu perusahaan BUMN yang wajib menjalankan program CSR

program kemitraan dan program bina lingkungan.

1.2 Ruang Lingkup

Dari 4 program CSR TELKOM (TELKOM PEDULI) ; Pembinaan Usaha

Kecil, Kegiatan Sosial, Kegiatan Keagamaan dan Kegiatan Pendidikan Budaya

dan Olahraga. Peneliti hanya membahas pada strategi PR pada Kegiatan

Pembinaan usaha kecil saja.

Page 37: 2011-2-00520-mc lam

5

Permasalahan dalam penelitian ini adalah strategi corporate social

responsibility yang dilakukan oleh manajemen PT Telkom dalam program

Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil ?.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan maka yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi Public Relations PT Telkom dalam program

CSR Pembinaan Usaha Kecil.

2. Mengevaluasi strategi public relations PT Telkom pada program CSR

Pembinaan Usaha Kecil.

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi Corporate

Social Responsibility (Kegiatan Pembinaan Usaha Kecil) PT Telkom.

4. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam

implementasi Corporate Social Responsibility (Kegiatan Pembinaan

Usaha Kecil) PT Telkom.

Page 38: 2011-2-00520-mc lam

6

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman mengenai

fenomena pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility dalam

membangun citra positif perusahaan, serta strategi public relations dalam

menjalankannya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan

dikembangkan untuk penelitian penelitian mengenai kegiatan corporate social

responsibility di masa datang dengan kasus dan pada perusahaan yang berbeda.

1.3.2.2 Manfaat praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan

masukan pada permasalahan yang saat ini sedang terjadi di PT Telkom serta

hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi kpada pihak manajemen di PT

Telkom untuk mengetahui citra perusahaan yang terbentuk setelah pelaksanaan

kegiatan corporate social responsibility agar dapat direncanakan program kerja

yang lebih baik dan memperhatikan kebutuhan bersama khususnya pada divisi

Public Relations.

1.4 Metodologi

Untuk menganalisa teori-teori yang akan diteliti, peneliti akan

menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, motivasi, tindakan, dan lain lain, secara holistik, dan dengan cara

Page 39: 2011-2-00520-mc lam

7

deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Peneliti

menggukanan desain penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk

menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian,

dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri karakter, sifat,

model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui

wawancara mendalam (intensive/depth interview), observasi atau pengamatan

lapangan (field observation) dan dokumenter. Bungin, B (2010:68)

1.5 Sistematika Penulisan

Hasil Penelitian yang diperoleh setelah dilakukan analisis kemudian

disusun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB 1 Pendahuluan, berisi uraian tentang Latar Belakang; Permasalahan;

Perumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Landasan Teori; Manfaat Penelitian;

Metode Penelitian; dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 Landasan Teori, berisi teori teori pengertian public relations, fungsi

public relations, tujuan public relations, strategi public relations, proses public

relations, community relations, corporate social responsibility, pengertian

corporate social responsibility, tahap tahap adopsi CSR dan reward bagi

perusahaan yang menjalankan program CSR.

Page 40: 2011-2-00520-mc lam

8

BAB 3 Inti penelitian, berisi sejarah, struktur oraganisasi dan visi misi PT

Telkom. Model penelitian kualitatif, pendekatan penelitian , sifat penelitian,

metode pengumpulan data teknik, Prosedur yang Berlaku, Metode Pengumpulan

Data (opsional),Permasalahan yang ada dan alternatif pemecahan masalah.

BAB 4 Hasil Penelitian, berisi data penelitian, pengolahan data yang terkumpul

dan pembahasan hasil penelitian.

BAB 5 Simpulan dan Saran peneliti selama meneliti strategi corporate social

responsibility PT Telkom (Pembinaan Usaha Kecil).

Page 41: 2011-2-00520-mc lam

9

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Public Relations

2.1.1 Pengertian Public Relations

If I tell you I am handsome and exciting, that is advertising,

If somebody else tell you I am handsome and exciting, that s sales promotion,

If you come and tell me that you have heard I am handsome and exciting, that is

public relations. Wisewords. Wisewords. Kurnia, E. (2010:161).

Baskin, Heiman dan Elizabeth alih bahasa oleh Daud, R. (2010:4)

mendefinisikan Public relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen

yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan

filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi public relations

berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk

mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan

organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan,

dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh

pengaruh serta pemahaman diantara konstituen oraganisasi dan masyarakat.

Page 42: 2011-2-00520-mc lam

10

2.1.2 Fungsi Public Relations

Menurut buklet PRSA (Public Relations Society of America) careers in public

relations fungsi public relations dalam buku public relations The proffesion and the

practice. Alih bahasa oleh Daud, A. (2010: 10-12) adalah sebagai berikut.

1. Pemrograman (programming). Pemrograman berarti menganalis masalah

dan peluang; mendefinisikan tujuan dan publik (atau kelompok orang

yang dukunganya dan pengertiannya dibutuhkan); serta

merekomendasikan dan merencanakan kegiatan. Kegiatannya termasuk

pembuatan anggaran dan pemberian tanggung jawab kepada orang yang

cocok, termasuk pembuatan anggaran dan pemberian tanggung jawab

kepada orang yang cocok, termasuk kepada personel yang tidak bekerja

sebagai public relations. Sebagai contoh, seorang pimpinan atau direktur

eksekutif perusahaan serig menjadi tokoh kunci dalam aktivitas public

relations.

2. Hubungan (relationship). Seorang public relations yang sukses adalah

mereka yang mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan

inormasi dari manajemen, kolega di alam organisasi mereka, dan sumber

sumber eksternal. Mereka melakukan ini untuk memperkuat ikatan

oraganisasi mereka dengan kelompok eksternal, seperti dengan media,

pimpinan komunitas, pengambil kebijakan di pemerintahan, serta para

pembuat aturan, investor, analisis keuangan, institusi pendidikan,

kelompok aktivis, dan lain lain. Mereka juga membina hubungan dengan

audiensi pekerja inernal dalam organisasi dan departemen yang sering

Page 43: 2011-2-00520-mc lam

11

berhubungan langsung dengan pekerja, seperti bagian pemasaran, sumber

daya manusia, dan hukum.

3. Penulisan dan pengeditan (writing and editing). Oleh Karena pekerja

public relations sering berusaha untuk berhubungan dengan berbagi

kelompok masyarakat, bahasa tulis sering menjadi alat yang penting

dalam membuat laporan, merilis berita, buklet, pidato, skrip film, artikel

majalah perdagangan, bahan untuk informasi produk, publikasi kerja,

newsletter, laporan pemegang saham, dan komunikasi manajemen

lainnya yang terarah, baik kepada personel organisasi maupun ke pihak

luar oraganisasi. Oleh karena itu, sebuah gaya penulisanyang jelas adalah

sebuah keharusan dalam public relations agar pesan terkomunikasi secara

efektif.

4. Informasi (information). Sebuah tugas penting dari public relations

adalah berbgai informasi dengan surat kabar yang sesuai, siaran radio,

dan editor penerbitan perdagangan untuk memasukan kepentingan

mereka dalam publikasi sebuah berita atau fitur dari sebuah organisasi.

Hal ini memerlukan pengetahuan tentang bagaimana sebuah surat kabar

atau media lainnya beroprasi, apa bidang spesialisasi mereka, dan apa

ketertarikan dari setiap editor (kompetisi sering dipakai untuk mearik

perhatian para editor dan penyiar yang memiliki keterbatasan waktu dan

tempat).

Sebagaimana seorang praktisi public relations mengatakan, “Anda harus

menemukan editor yang tepat untuk publikasi yang tepat dengan cerita

Page 44: 2011-2-00520-mc lam

12

yang tepat dan pada waktu yang tepat”. Walaupun umumnya sebuah ide

diterima berdasarkan nilai jual beritanya dan nilai keterbacaaan lainnya,

namun praktisi yang sukses biasanya membangun hubungan yang saling

menghormati dan bekerja sama dengan media berita yang dapat

memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, praktisi tersebut dan orang

media.

5. Produksi (production). Beragam publikasi, laporan khusus, film, dan

program multimedia merupakan cara-cara yang penting dalam

berkomunikasi. Praktik public relations tidak perlu ahli dalam hal seni,

tata letak, dan fotografi, tetapi dia harus memiliki latar belakang yang

cukup dalam hal pengetahuan teknis agar mereka dapat merencanakan

dengan cerdas dan menyupervisi kegunaan berbagai bentuk media

komunikasi tersebut.

6. Event special (special events). Konferensi berita, pameran konvensi dan

pertunjkan khusus, perayaan fasilitas baru dan perayaan tahunan,

program lomba dan pemberian penghargaan, tur dan rapat khusus adlah

berbagai event special yang dapat digunakan untuk memperoleh

perhatian dan penerimaan publik. Kegiatan-kegiatan itu membutuhkan

perencanaan dan koordinasi yang matang, perhatian terhadap detail, serta

persiapan buklet khusus, publisitas, dan laporan.

7. Berbicara (speaking). Semua pekerjaan public relations sering

membutuhkan komunikasi tatap muka, mencari platform yang cocok,

menyampaikan pidato, dan mempersiapkan pidato untuk orang lain.

Page 45: 2011-2-00520-mc lam

13

Mereka yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum (public

speaking) akan merasakan manfaatnya dalam situasi seperti ini.

8. Riset dan evaluasi (research and evaluation). Semua pekerjaan public

relations didukung dan didasari oleh riset riset tetang isu, organisasi,

masyarakat, kompetisi, kesempatan, ancaman, dan lain lain. Para praktisi

public relations akan menghabiskan cukup banyak waktu dalam

memasukan hasil riset mereka sebagai pertimbangan dalam pernyataan

resmi organisasi, rencana public relations, kampanye komunikasi, bahan

persiapan (briefing) dengan media, dan yang lainnya. Mereka melakukan

riset melalui wawancara, percakapan informal, serta memeriksa kembali

bahan-bahan perpustakaan, database, dan situs web. Mereka mungkin

juga melakukan survei dengan meyewa perusahaan riset yang khusus

bergerak dalam merancang dan melakukan riset tentang opini publik.

Temuan-temuan dalam riset itu berpengaruh pada tujuan dan strategi

program public relations, yang kemudian menjadi dasar bagi evaluasi

perencanaan, implementasi, dan efektivitas program. Semakin banyak

manajer yang berharap adanya riset dan evaluasi dari penasihat atau staf

public relations mereka.

2.1.3 Tujuan Public Relations

Tujuan (goals) merupakan sesuatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih. Tujuan

dalam Public relations yaitu untuk mengarahkan kegiatan Public relations, sehingga

tidak melenceng atau salah sasaran. Public relations bertujuan menciptakan pemahaman

Page 46: 2011-2-00520-mc lam

14

publik, membangun citra koporat, membangun opini publik yang favourable serta

membentuk goodwill dan kerja sama.

1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dengan

publiknya.

Tujuan kegiatan Public relations pertama kali adalah berupaya

menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui

kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-

informed) antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan

dasar untuk mencegah kesalahan persepsi.

Public relations harus dapat mengetahui siapa publiknya, apakah

publiknya mengenal dia, bagaimana persepsi publik tentang dia, dan lain

sebagainya. Ketercukupan informasi akan terwujud apabila public relations

menyediakan saluran komunikasi yang terbuka dan memungkinkan terjadinya

komunikasi dua arah yang timbal balik. Saluran informasi yang tersedia harus

memungkinkan terjadinya proses memberi dan menerima informasi secara

berimbang antara kedua belah pihak.

2. Membangun citra corporate (corporate image)

Citra (image) merupakan gambaran yang sudah ada dalam benak publik

tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tetnang perusahaan menyangkut

pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau

perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya.

Page 47: 2011-2-00520-mc lam

15

Gambar 1. Tujuan PR adalah mengubah sikap publik

Gambar menjelaskan bahwa tujuan Public relations adalah agar citra perusahaan

positif di mata publiknya.

3. Citra korporat melalui program CSR

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah program public relations

untuk melibatkan diri mengatasi persoalan – persoalan sosial di lingkungannya.

CSR adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan

hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara

perusahaan dan para stakeholdernya.

4. Membentuk opini publik yang favourable

Menurut Olii, H. (2007:40), Opini publik adalah adanya publik yang

secara spontan terpikat kepada suatu masalah, melibatkan diri kedalamnya, dan

berusaha memberikan pendapatnya; adanya kesempatan bertukar pikiran atau

berdebat mengenai masalah yang kontrovesional; adanya interaksi dari individu-

individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif

untuk diekspresikan.

Simpati

Menerima

Menaruh perhatian

berpengetahuan

Benci

Prasangka buruk

Apatis

Tidak tahu

Page 48: 2011-2-00520-mc lam

16

Jadi, opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan

sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif

(mendukung atau favourable), negatif (menentang) dan netral. Citra perusahaan

yang baik akan membuat keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Keuntungan

tersebut antara lain; peningkatan penjualan, mendukung pengembangan produk

baru, memperkuat relasi keuangan, membuat harmoni hubungan dengan

karyawan, mendukung program rekuitmen, dan membantu mengatasi krisis.

5. Membentuk goodwill dan kerja sama

Pada tahap ini, tujuan public relations sudah pada tahap tindakan nyata.

Artinya sudah tercipta jalina kerja sama dalam bentuk perilaku tertentu yang

mendukung keberhasilan perusahaan. Dalam tahap ini diharapkan publik secara

nyata mendukung program program perusahaan.

Goodwill dan kerja sama dapat terwujud karena ada inisiatif yang

dilakukan berulang- ulang oleh public relations perusahaan untuk menanamkan

saling pengertian kepada publiknya. Kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan

untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik.

Tujuan menciptakan kerjasama berarti membantu perusahaan dan publik

untuk saling beradaptasi satu sama lain. Public relations adalah upaya-upaya

perusahaan untuk menciptakan kerjasama dengan kelompok kelompok

masyarakat.

Page 49: 2011-2-00520-mc lam

17

2.1.4 Strategi Public Relations

Strategi public relations atau yang lebih dikenal dalam bauran public relations,

yang dapat disingkat menjadi PENCILS, adalah sebagai berikut (Kriyantono, R.

(2008:23-25)).

1. Publications

Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau

menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau

kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik.

2. Event

Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan

layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat

mempengaruhi opini publik.

3. News (menciptakan berita)

Menciptakan berita dan menyampaikan informasi kepada publik melalui press

release, news letter, berita, bulletin, dan lain lain.

4. Community Involvement (kepedulian pada komunikasi)

Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga

hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Public

relations harus membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan

keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya.

Page 50: 2011-2-00520-mc lam

18

5. Inform or image (memberitahukan atau meraih citra)

Informasi yang diberikan public relations terhadap masyarakat harus menarik

perhatian dan diharapkan memperoleh tanggapan berupa citra positif. Media

adalah mitra abadi public relations. Media butuh public relations sebagai sumber

berita dan public relations butuh media sebagai sarana penyebar informasi serta

pembentuk opini publik.

6. Lobbying and negotiation

Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan

bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk

mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga

yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Keahlian ini tampak

dibutuhkan misalnya pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata

sepakat di antara pihak yang bertikai.

7. Social Responsibility (tanggung jawab sosial)

Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas public relations menunjukan

bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini akan

meningkatkan citra perusahaan dimata publik.

2.1.5 Community Relations

Saat ini perusahaan harus bisa bekerja sama sekaligus bersaing untuk mencapai

keberhasilan. Sebuah oraganisasi menjadi bagian dari komunitas, menciptakan solusi

Page 51: 2011-2-00520-mc lam

19

saling menguntungkan (win-win solutions) yang menghasilkan garis dasar yang lebih

sehat serta membawa keuntungan bagi stakeholder dan masyarakat secara keseluruhan.

Kunci bagi program community relations yang efektif adalah adanya tindakan yang

positif dan bertanggung jawab secara social untuk membantu masyarakat sebagai bagian

dari organisasi.

Lattimore, Baskin, Heiman dan Elizabeth yang diterjemahkan oleh Daud, A

(2010) mengatakan, community relations yang baik mampu membantu mengamankan

apa yang dibutuhkan organisasi dari komunitas dan membantu menyediakan apa yang

diharapkan oleh komunitas. Lebih dari itu, community relations membantu melindungi

investasi organisasi, meningkatkan penjualan produk dan saham, memperbaiki iklim

operasional umum, serta mengurangi biaya yang berhubungan dengan badan

pemerintah. Community realtions yang positif bisa berdampak pada produktivitas

pekerja ketika organisasi mensponsori program kesehatan dan pendidikan komunitas.

Sikap komunitas yang menyenangkan juga akan mempengaruhi sikap pekerja terhadap

organisasi. Program community relations terbaik adalah program yang mengalir secara

alamiah dari sumber-sumber organisasi.

Akan tetapi kejelasanan dari adanya saling berkepentingan antara organisasi dan

komunitas, tidak mengimplikasikan bahwa community relations dapat dipraktikkan

tanpa perencanaan dan eksekusi yang hari hati. Community relations yang efektif tidak

terjadi begitu saja, juga bukan sebagai hasil yang tidak bisa dielakan dari organisasi

yang berjalan dengan baik dan senantiasa memikirkan kepentingan umum. Seperti

Page 52: 2011-2-00520-mc lam

20

semua aspek dari public relations, program community relations yang berhasil harus

dibangun dalam struktur dan budaya organisasi.

Community relations yang baik adalah sebuah kemitraan yang saling

menguntungkan. Community relations merupakan sikap organisasi atau keadaan pikiran

organisasi daripada proses atau praktik yang spesifik.

2.2 Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility sudah menjadi bagian dari investasi sebuah

perusahaan dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. CSR dapat menjadi

jembatan yang kokoh sebagai penghubung antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.

Dalam implementasi CSR ini public relations mempunyai peran penting, baik secara

internal maupun eksternal. Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, PR terlibat di

dalamnya, sejak fact finding, planning, communicating, hingga evaluation. Jadi ketika

kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah perusahaan, di mana

CSR merupakan bagian dari community relations. Karena CSR pada dasarnya adalah

kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah

CSR. Ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah

organisasi, di mana CSR merupakan bagian dari community relations.

Karena CSR pada dasarnya adalah kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam

proses PR pun mewarnai langkah-langkah CSR. Dengan menggunakan tahapan-tahapan

dalam proses PR yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan CSR juga dilakukan

melalui pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemrograman, aksi

dan komunikasi, serta evaluasi untuk mengetahui sikap publik terhadap organisasi.

Page 53: 2011-2-00520-mc lam

21

2.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility

The word business council for sustainable development (WBCSD), lembaga

international yang berdiri tahun 1995 dalam publikasiya Making Good Business Sense

mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai

“Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to

economic development while improving the quality of life of the workforce and

their families as well as of the local community and society at large”.

Dalam bahasa bebas kurang lebih maksudnya adalah, komitmen dunia usaha

untuk terus menerus bertindak secara etis, beroprasi secara legal dan berkontribusi untuk

peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan

keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara

lebih luas. Wibisono, Y. (2007:7).

Versi lain mengenai CSR dilontarkan oleh World Bank. Lembaga keuangan

global ini memandang CSR sebagai

“the commitment of business to conrtibute to sustainable economic development

working with amployees and their representatives the local community and

society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business

and good for development.” Wibisono, Y. (2007:7).

World Bank memandang CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan yang

berkontribusi untuk pembaguan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja dengan

Page 54: 2011-2-00520-mc lam

22

SDM dan perwakilan perusahaan terhadap masyarakat sosial yang lebih besar

dengan cara yang baik untuk bisnis dan baik untuk penembangan/pembangunan.

2.2.2 Tahap-tahap adopsi CSR

Menurut Solihin, I. (2009:9) tahap tahap adopsi CSR dibagi empat tahap:

1. Pada tahap awal CSR lebih tertuju kepada pemilik perusahaan (pemegang

saham/owners) dan manajer. Pada tahap ini pemimpin perusahaan akan

mengedepankan kepentingan para pemegang saham melalui berbagai upaya

untuk menggunakan sumber daya perusahaan seefisien mungkin dan

melakukan maksimalisasi laba.

2. Pada tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan CSRnya kepada para

pekerja. Pada tahap ini manajer perusahaan tidak hanya memerhatikan

maksimalisasi laba, tetapi mereka mulai memberikan perhatian yang besar

kepada sumber daya manusia.

3. Pada tahap ketiga, perusahaan mengembangkan CSR kepada para konstituen

dalam suatu lingkungan yang spesifik dimana konstituen tersebut biasanya

merupakan masyarakat setempat yang terkena dampak secara langusung oleh

perusahaan di daerah tempat mereka tinggal.

4. Pada tahap keempat, perusahaan tidak hanya mengembangkan CSR kepada

masyarakat setempat, melainkan mencakup pula masyarakat luas.

Page 55: 2011-2-00520-mc lam

23

2.2.2 Reward bagi Perusahaan yang Menjalankan Program CSR

Menurut Kartini, D. (2009:83), rewad atau manfaat yang dinikmati oleh

perusahaan yang berinvestasi menggunakan program CSR adalah:

Reward finansial bagi perusahaan:

1. Menurunkan biaya operasional perusahaan.

2. Meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar.

3. Menarik calon investor.

4. Pertumbuhan saham yang signifikan.

5. Membuat kesejahteraan karyawan lebih baik.

6. Mencegah resiko dari dampak sosial

7. Mencegah resiko dari dampak alam

Reward non finansial bagi perusahaan:

1. Kepercayaan.

2. Kredibilitas.

3. Akuntabilitas.

4. Mengelola resiko bisnis secara lebih tanggap dan terperinci.

2.2.3 Strategi Corporate Social Responsibility

Menurut Kartini, D (2008:47), dalam implementasi CSR dibutuhkan upaya dan

strategi ekstra agar implementasi CSR dapat bejalan sesuai dengan ide dan konsep

dasarnya: Strategi ekstra tersebut sebaiknya meliputi empat agenda utama, yakni:

Page 56: 2011-2-00520-mc lam

24

1. Pedoman (guildelines) dan tata etika (codes of conduct).

Guidelines atau pedoman sangat diperlukan dalam pelaksanaan strategi CSR oleh

perusahaan. Dengan adanya pedoman ini, korporasi, pemerintah dan masyarakat

paham mengenai ruang lingkup serta apa yang menjadi substansi CSR itu

sendiri.

2. Sistem dan kebijakan manajemen korporat.

CSR merupakan bagian dari sistem manajemen suatu perusahaan. Sekali lagi

koporat yang sadar dampak jelas akan menjadikan CSR mereka sebagai bagian

dari strategi perusahaan yang profitabel dimasa depan dan berdurasi jangka

menengah sampai panjang.

3. Strategi kepemimpinan korporat dalam CSR.

- Integrasi : Kepemimpinan yang visioner harus mengintegrasikan tanggung

jawab perusahaannya ke struktur dan strategi bisnis dan itu harus dinyatakan

secara jelas didalam nilai nilai dan prinsip-prinsip perusahaan

- Inovasi : Kepemimpinan yang stratejik juga tidak hanya melihat pelaksanaan

tanggung jawab perusahaannya dilihat dari sisi kepatuhan dan legal serta

manajemen resiko, tetapi bagaimana menciptakan peluang baru dan nilai lebih

dari CSR itu sendiri.

- Accountability : Kepemimpinan didalam CSR wajib dan sadar membuat suatu

skema komitmen terhadap publik yang direlevansikan dengan tujuan, prinsip dan

kinerja perusahaan. Artinya perusahaan mempunyai suatu setting-an target dan

jangka waktu yang ditujukan untuk mengeksekusi isu–isu stratejik yang berasal

Page 57: 2011-2-00520-mc lam

25

dari para stakeholders mereka sendiri dan ekpektasi apa yang kira-kira diinginka

oleh stkaeholders.

4. Komitmen dan kemitraan di antara stekholders.

Stakeholder merupakan bagian strategis dalam pelaksanaan CSR. Perusahaan

yang mampu bekerja sama dan memuaskan matriks stakeholders dengan skala-

skala yang telah ditentukan akan menciptakan sistem kerja CSR yang efektif

serta menguntungkan bagi setiap pihak. Pengidentifikasian stakeholder sangat

penting sekali, oleh karena itu apabila stakeholder telah divalidasi sesuai dengan

strategi perusahaan tentang CSR maka dari sana muncul program kerja.

2.2.4 Indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR

Menurut Kartini, D (2008:54) ada 8 indikator paling efektif yang besifat

kualitatif dalam kinerja kunci implementasi CSR, yaitu:

1. Leadership (kepemimpinan).

Program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan dari top

management perusahaan. Terdapat kesadaran filantropoik dari pimpinan yang

menjadi dasar pelaksanaan program.

2. Proporsi bantuan.

CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melakinkan juga

pada tingkatan serapan maksimal, artinya apabila areanya luas, maka

Page 58: 2011-2-00520-mc lam

26

anggarannya harus labih besar. Jadi tidak dapat dijadikan tolak ukur, apabila

anggaran besar pasti menghasilkan program yang bagus.

3. Transparasi dan Akuntabilitas.

Terdapat laporan tahunan (annual report). Mempunyai mekanisme audit sosial

dan finansial dimana audit sosial terkait dengan pengujian sejauh mana program-

program CSR telah dapat ditujukan secara benar sesuai kebutuhan masyarakat,

perusahaan mendapatkan umpan balik dari masyarakat secara benar dengan

melakukan interview dengan para penerima manfaat.

4. Cakupan wilayah (coverage area).

Terdapat identifikasi penerima manfaat secara tertib dan rasional berdasarkan

skala prioritas yang telah ditentukan.

5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi.

Dalam perencanaan perlu ada jaminan untuk melibatkan multi-stkaeholder pada

setiap siklus pelaksanaan proyek. Terdapat kesadaran untuk memperhatikan

aspek-aspek lokalitas (local wisdom), pada saat perencanaan ada kontribusi,

pemahaman dan penerimaan terhadap budaya-budaya lokal yang ada. Terdapat

blue-print policy yang menjadi dasar pelaksanaan program.

6. Pelibatan stakeholder (stakeholder enggagement).

Terdapat mekanisme koordinasi reguler dengan stakeholder, utamanya

masyarakat. Terdapat mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk

dapat terlibat dalam siklus proyek.

7. Keberlanjutan (sustansibility).

Page 59: 2011-2-00520-mc lam

27

Terjadi alih-peran dari korporat ke masyarakat. Tumbuhnya rasa memiliki (sense

of belonging) program dan hasil program ada pada diri masyarakat, sehingga

masyarakat dapat ikut andil dalam menjaga dan memelihara program dengan

baik.

8. Hasil nyata (outcome)

Terdapat dokumentasi hasil yang menunjukan berkurangnya angka kesakitan dan

kematian (dalam bidang kesehatan) atau berkurangnya angka buta huruf dan

meningkatnya kemampuan SDM (dalam bidang pendidikan) atau parameter

lainnya sesuai dengan bidang CSR yang dipilih oleh perusahaan. Terjadinya

perubahan pola pikir masyarakat. Memberikan dampak ekonomi masyarakat

yang dinamis dan terjadinya penguatan komunitas (community empowerment).

Page 60: 2011-2-00520-mc lam

28

2.3 Kerangka Pikir

PT TelEkominkasi Indonesia

,Tbk. BUMN

Strategi PR PT Telkom dalam program

CSR pembinaan usaha kecil

BERHASIL

Melakukan evaluasi dan perbaikan

Mendapat reward finansial dan non

finansial dari program CSR

pembinaan usaha kecil bagi PT

Telkom

Indikator kinerja kunci dalam

implementasi CSR :

1. Leadership (kepemimpinan)

2. Proporsi bantuan

3. Transparasi dan Akuntabilitas

4. Cakupan wilayah (coverage area)

5. Perencanaan dan mekanisme

monitoring dan evaluasi

6. Pelibatan stakeholder

7. Keberlanjutan (sustansibility)

8. Hasil nyata (outcome)

Tahap-tahap penerapan CSR

Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom :

1. Tahap Perencanaan CSR

Pembinaan Usaha Kecil PT

Telkom

2. Tahap implementasi CSR

pembinaan usaha keci PT

Telkom

3. Tahap evaluasi CSR

pembinaan usaha kecil PT

Telkom

4. Pelaporan CSR pembinaan

usaha kecil PT Telkom

Program CSR dan strategi PR PT

Telkom dalam menjalankan

program pembinaan usaha kecil

peraturan mentri negara Badan

Usaha Milik Negara Nomor PER-

05/MBU/2007 tentang Program

Kemitran Badan Usaha Milik

Negara dengan usaha kecil dan

program bina lingkungan

TIDAK

Mengulang proses

strategi PR dari awal

Page 61: 2011-2-00520-mc lam

29

BAB 3

INTI PENELITIAN

3.1 Sejarah PT TELKOM

Sejarah TELKOM berawal pada tahun 1856, tepatnya tanggal 23 Oktober 1856,

yaitu pada saat pengoprasian telegrap elektromagnetik pertama di Indonesia yang

menghubungkan antara Batavia (Jakarta) dengan Buitenzorg (Bogor) oleh Pemerintah

Kolonial Belanda. Selanjutnya pada tahun 1884, pemerintah colonial Belanda

mendirikan perusahaan swasta yang menyediakan layanan pos dan telegrap domestik

dan kemudian layanan telegrap internasional. Layanan telepon mulai diperkenalkan

tahun 1882. Sampai dengan 1906, layanan telepon disediakan oleh perusahaan swasta

dengan lisensi pemerintah selama 25 tahun. Pada 1906, Pemerintah Kolonial Belanda

membentuk lembaga pemerintah untuk mengendalikan seluruh layanan pos dan

telekomunikasi di Indonesia. Pada 1961, sebagian besar dari layanan ini dialihkan

kepada perusahaan milik negara. Pada pemisahan layanan pos dan telekomunikasi ke

dalam dua perusahaan milik negara, yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi.

Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi dibagi menjadi dua perusahaan milik

negara, yaitu Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang bergerak sebagai

penyedia layanan telekomunikasi domestik dan internasional serta PT Industri

Telekomunikasi Indonesia (“PT INTI”) yang bergerak sebagai pembuat perangkat

telekomunikasi. Pada tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional diambil alih oleh

Page 62: 2011-2-00520-mc lam

30

PT Indonesian Satellite Corporation (“Indosat”) yang baru saja dibentuk saat itu.

Selanjutnya pada 1991, Perumtel mengalami perubahan status, yaitu menjadi perseroan

terbatas milik negara dengan nama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi

Indonesia, atau TELKOM.

Sebelum tahun 1995, operasi bisnis TELKOM dibagi ke dalam dua belas

wilayah operasi, yang dikenal sebagai wilayah telekomunikasi atau witel. Setiap witel

bertanggung jawab penuh terhadap seluruh aspek bisnis di wilayahnya masing-masing,

mulai dari penyedia layanan telepon hingga manajemen dan keamanan properti. Pada

tahun 1995, TELKOM merombak keduabelas witel menjadi tujuh divisi regional (Divisi

I Sumatera; Divisi II Jakarta dan sekitarnya; Divisi III Jawa Barat; Divisi IV Jawa

Tengah dan DI Yogyakarta; Divisi V Jawa Timur; Divisi VI Kalimantan; dan Divisi VII

Indonesia bagian Timur) serta satu Divisi Network. Berdasarkan beberapa kesepakatan

dengan mitra Kerja Sama Operasi (“KSO”). TELKOM menyepakati pengalihan hak

untuk mengoperasikan lima dari tujuh divisi regional (Divisi Regional I, III, IV, VI dan

VII) kepada konsorsium swasta .

Dengan kesepakatan tersebut, mitra KSO akan mengelola dan mengoperasikan

divisi regional untuk periode waktu tertentu, melaksanakan pembangunan sambungan

telepon tidak bergerak dalam jumlah yang telah ditetapkan dan pada akhir periode

kesepakatan, mengalihkan fasilitas telekomunikasi yang telah dibangun kepada

TELKOM dengan kompensasi yang besarnya telah disepakati. Pendapatan dari KSO

akan dibagi antara TELKOM dan mitra KSO. Setelah krisis ekonomi Asia melanda

Indonesia yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, beberapa mitra KSO mengalami

kesulitan dalam memenuhi kewajibannya kepada TELKOM. TELKOM dalam hal ini

Page 63: 2011-2-00520-mc lam

31

mengakuisisi mitra-mitra KSO di Divisi Regional I, III dan VI serta menyesuaikan isi

kesepakatan KSO dengan mitramitranya di Divisi Regional IV dan VII untuk

memperoleh hak pengawasan pengambilan keputusan-keputusan keuangan dan

operasional di regional yang bersangkutan.

Pada tanggal 14 Nopember 1995, Pemerintah melakukan penjualan saham

TELKOM melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering) di Bursa Efek

Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (keduanya telah melebur menjadi Bursa Efek

Indonesia pada bulan Desember 2007). Saham TELKOM juga tercatat di NYSE dan

LSE dalam bentuk American Depositary Shares (“ADS”) dan ditawarkan pada publik di

Bursa Efek Tokyo dalam bentuk Public Offering Without Listing. TELKOM saat ini

merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, dengan

nilai kapitalisasi diperkirakan mencapai sekitar Rp190.512,0 miliar per 31 Desember

2009. Pemerintah memiliki hak 52,47% dari keseluruhan saham TELKOM yang

dikeluarkan dan beredar. Pemerintah juga memegang saham Dwiwarna TELKOM, yang

memiliki hak suara khusus dan hak veto atas hal-hal tertentu.

Kemudian pada tahun 1999, industri telekomunikasi mengalami perubahan

signifikan . Undang- undang Telekomunikasi No. 36 (Undang- Undang Telekomunikasi)

yang berlaku efektif pada bulan September 2000 merupakan pedoman yang mengatur

reformasi industri telekomunikasi, termasuk liberalisasi industri , memfasilitasi

masuknya pemain baru dan menumbuhkan persaingan usaha yang sehat. Reformasi yang

dilakukan Pemerintah kemudian menghapus kepemilikan bersama TELKOM dan

Indosat di sebagian besar perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Hal ini bertujuan

untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kompetitif. Hasilnya, pada tahun 2001

Page 64: 2011-2-00520-mc lam

32

TELKOM mengakuisisi 35,0% saham Indosat di Telkomsel yang menjadikan total

saham TELKOM di Telkomsel menjadi sebesar 77,7%. sementara Indosat mengambil

alih 22,5% saham TELKOM di Satelindo dan 37,7% saham TELKOM di Lintasarta.

Pada tahun 2002, TELKOM menjual 12,7% sahamnya di Telkomsel kepada Singapore

Telecom Mobile Pte Ltd (“SingTel Mobile”) sehingga kepemilikan saham TELKOM di

Telkomsel berkurang menjadi 65,0%.

Berdasarkan Undang- undang Telekomunikasi, pada tanggal 1 Agustus 2001,

Pemerintah mengakhiri hak eksklusif TELKOM sebagai satusatunya penyelenggara

layanan telepon tidak bergerak di Indonesia dan Indosat sebagai satu-satunya

penyelenggara layanan Sambungan Langsung Internasional (“SLI”).

Hak eksklusif TELKOM sebagai penyedia jasa sambungan telepon lokal maupun

sambungan langsung jarak jauh internasional akhirnya dihapuskan pada bulan Agustus

2002 dan Agustus 2003. Pada tanggal 7 Juni 2004, TELKOM mulai meluncurkan

layanan sambungan langsung international tidak bergerak. Pada 2005, TELKOM

meluncurkan satelit TELKOM-2 untuk menggant ikan seluruh layanan transmisi

satelitnya yang telah dilayani oleh satelit TELKOM sebelumnya, yaitu Palapa B-4.

Selain itu, untuk menjadi transmisi backbone TELKOM, satelit TELKOM-2 akan

mendukung jaringan telekomunikasi nasional untuk memenuhi kebutuhan

telekomunikasi di pedesaan dan multimedia. Oleh karenanya, TELKOM telah

meluncurkan delapan satelit (termasuk Palapa-A1), yaitu Palapa-A2 (1997-1985),

Palapa- B1 (1983-1992), Palapa B2P (1987- 1996), Palapa-B2R (1990-1999), Palapa-B4

(1992-2004), TELKOM-1 (1999-2008).

Page 65: 2011-2-00520-mc lam

33

Seluruh satelit tersebut telah menjadi bagian sejarah pertelekomunikasian

Indonesia. Untuk memelihara dan mempertahankan pertumbuhan kami di lingkungan

industri yang kompetitif, TELKOM bertransformasi dar I perusahaan InfoComm

menjadi perusahaan TIME (Telekomunikasi, Informasi, Media, Edutainment) dengan

mempertahankan bisnis legacy dan mengembangkan bisnis new wave.

New TELKOM telah diperkenalkan kepada publik pada tanggal 23 Oktober

2009 bertepatan dengan ulang tahun TELKOM ke-153 yang menghadirkan tagline baru

„the world in your hand‟ dan positioning baru „Life Confident‟. Dengan logo barunya,

TELKOM berkomitmen untuk memberikan ke seluruh pelanggan TELKOM

kepercayaan diri untuk menjalani kehidupan yang mereka pilih, sesuai dengan cara dan

waktu mereka.

3.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2. Struktur organisasi PT Telkom

Page 66: 2011-2-00520-mc lam

34

3.1.2 Visi, Misi, Tujuan dan Inisiatif Strategis PT TELKOM

3.1.2.1 Visi

Menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional.

3.1.2.2 Misi

Menyediakan layanan InfoComm terpadu dan lengkap dengan kualitas terbaik

dan harga kompetitif.

Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

3.1.2.3 Tujuan

Menciptakan posisi unggul dengan memperkokoh bisnis legacy & meningkatkan bisnis

new wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun 2015.

3.1.2.4 Inisiatif Strategis

1. Mengoptimalkan layanan jaringan telepon tidak bergerak kabel / fixed wireline

("FWL").

2. Memperkuat & mengembangkan bisnis jaringan tidak bergerak nirkabel / fixed

wireless access ("FWA") dan mengelola portofolio nirkabel.

3. Melakukan investasi pada jaringan pita lebar (broadband).

4. Mengintegrasikan solusi enterprise dan berinvestasi di bisnis wholesale.

5. Mengintegrasikan Next Generation Network ("NGN").

6. Mengembangkan layanan teknologi informasi.

7. Mengembangkan bisnis media dan edutainment.

8. Merampingkan portofolio anak perusahaan.

9. Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio.

10. Melakukan transformasi budaya perusahaan.

Page 67: 2011-2-00520-mc lam

35

3.1.3 Program CSR PT Telkom

Membuka laporan keberlanjutan 2008-nya, Telkom menyatakan dengan

bernas bahwa “Semua perusahaan diharapkan untuk tidak hanya fokus dalam

meningkatkan profit bagi kepentingan para pemegang saham, namun perusahaan

juga diharapkan untuk menjadi warga korporasi yang baik, menciptakan nilai dan

keuntungan bagi para stakeholder, termasuk karyawan, pelanggan, mitra bisnis,

komunitas dan masyarakat luas di mana Telkom beroperasi.”

PT TELKOM merupakan BUMN yang kemudian CSRnya di atur oleh

pemerintah dalam UU NO. 40 Tahun 2007. Undang-undang ini diundangkan

secara resmi pada tanggal 16 Agustus 2007. Ketentuan dalam Pasal 74 ayat (1):

Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

Strategi dan kebijakan TELKOM CSR terintegrasi dalam satu Keputusan

Direksi No. 41/PR000/SDM-20/2006. Keputusan ini menjadi landasan bagi

pengelolaan CSR di TELKOM, yang memastikan bahwa implementasinya

sejalan dengan visi dan misi perusahaan dan mematuhi peraturan perundang-

undangan yang berlaku khususnya UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas pasal 74 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, dan konsisten dengan

normanorma yang berlaku di masyarakat.

Kebijakan strategi jangka panjang dan pengelolaan untuk TELKOM CSR

telah ditetapkan dalam Skenario Strategi Korporasi dan juga telah dijelaskan

dalam bentuk rencana tahunan di dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA),

yang kemudian dijelaskan lebih lanjut di dalam Kontrak Pengelolaan untuk

setiap kantor perusahaan, unit usaha, anak perusahaan dan perusahaan afiliasi.

Page 68: 2011-2-00520-mc lam

36

Dukungan dari CSR TELKOM

Ekonomi :

1. Menambah nilai bagi para stakeholder (pelanggan, pemasok, pemegang saham,

pemerintah, karyawan) dan mendukung pertumbuhan ekonomi bagi usaha kecil

dengan:

a. meningkatkan kualitas hidup para karyawan;

b. memelihara kesetiaan dan kepercayaan pelanggan, pemasok dan investor;

c. memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku; dan

d. menyediakan modal kerja dan pinjaman untuk investasi serta informasi

untuk usaha kecil.

2. Mengambil peran aktif dalam menyediakan fasilitas telekomunikasi dan

infrastruktur bagi masyarakat, terutama di daerah yang masih belum

berkembang, dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur guna memudahkan

akses untuk mendapatkan informasi.

Sosial :

1. Mendukung peningkatan dari pendidikan masyarakat dengan menyediakan

fasilitas dan ilmu terkait dengan pendidikan teknologi InfoComm.

2. Mendukung perbaikan kesehatan masyarakat dengan menyediakan fasilitas

kesehatan, infrastruktur dan informasi kepada semua orang.

3. Mendukung perlindungan kebudayaan dan peradaban nasional dengan

menyediakan fasilitas untukacara kebudayaan dan membangun/memperkuat

karakter.

Lingkungan :

4 Mengambil peran aktif dalam memelihara lingkungan dengan menyediakan bantuan

dalam penghijauan kembali dan menciptakan jalur hijau.

5 Mengambil peran aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan bencana alam

dengan menyediakan pertolongan bagi korban bencana.

Page 69: 2011-2-00520-mc lam

37

TELKOM telah mengklasifikasikan program TELKOM CSR dalam 7 (tujuh) Pilar

Program, yaitu:

a. Pendidikan (Education), adalah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas

pendidikan baik skill, knowledge dan atitude bagi (masyarakat dan keluarga

besar TELKOM Group).

b. Kesehatan (Health), adalah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas

kesehatan Stakeholder (masyarakat dan keluarga besar TELKOM Group).

c. Kebudayaan dan Keadaban (Culture of Civility), adalah kegiatan kepedulian

untuk melestarikan dan membina budaya, seni, olah raga, agama, dan kegiatan

kemasyarakatan lainnya dalam upaya mendukung perusahaan

mengimplementasikan nilai-nilai Good Corporate Citizenship.

d. Kemitraan (Partnership), adalah kegiatan yang memperat jalinan kemitraan

dengan pihak ketiga baik di bidang produk maupun lainnya yang related maupun

non-related dengan core bisnis TELKOM dan bertujuan untuk memberikan

manfaat bagi semua pihak.

e. Layanan Umum (Public Service Obligation), adalah kegiatan untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang sarana dan prasarana

telekomunikasi.

f. Lingkungan (Environment), adalah kepedulian untuk meningkatkan kualitas

lingkungan internal maupun eksternal perusahaan agar terjadi hubungan yang

harmonis antara perusahaan dengan lingkungannya.

g. Bantuan Kemanusiaan dan Bencana Alam (Disaster and Rescue), adalah

kegiatan untuk memberikan bantuan didalam penanggulangan bencana alam dan

bencana kemanusiaan.

Ketujuh pilar tersebut dikategorikan menjadi 4 program “Telkom

Peduli”.

1. Pembinaan usaha kecil

Page 70: 2011-2-00520-mc lam

38

Usaha kecil dan menengah sebagai penopang ekonomi nasional perlu

mendapat dukungan dari Pemerintah. Kegiatan TELKOM dalam rangka

pembinaan usaha kecil dan menengah.

2. Kegiatan Sosial

Salah satu bukti tanggung jawab sosial TELKOM terhadap masyarakat

adalah banyaknya kegiatan sosial yang dilakukannya.

3. Kegiatan Keagamaan

Dalam rangka menyatu dengan masyarakat di sekitarnya, TELKOM secara

berkesinambungan mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan bersama

masyarakat.

4. Kegiatan Pendidikan Budaya dan Olahraga

Sebagai bagian dari masyarakat di sekitarnya, TELKOM juga berpartisipasi

dalam kegiatan-kegiatan budaya dan olahraga yang diselenggarakan di dalam

negeri maupun di luar negeri.

3.2 Prosedur yang Berlaku dalam PT Telkom

3.2.1 Tahap-tahap penerapan CSR

Mengacu pada teori Wibisono, Y. (2007:126), salah satu cara mudah bagi

perusahaan untuk mempraktikan dan mengembangkan program CSR adalah dengan

mempelajarinya dari perusahaan lain yang dinilai relatif lebih suksesdalam implementasi

program ini atau biasa disebut benchmarking.

Sulit rasanya mencari best practice suatu program CSR, karena pasti tidak ada

program yang secara koor diamini oeleh segenap perusahaan untuk di copy kemudian di

Page 71: 2011-2-00520-mc lam

39

paste-kan diperusahaan lain tanpa adanya modifikasi yang diperlukan. Yang bisa

dilakukan barangkali adalah mencoba untuk mengenali kerangka global dan mencari

pendekatan mengenai prinsip prinsip dasar yang dipedomani untuk penerapan CSR

secara umum. Beberapa diantaranya akan diuraikan dibawah ini.

1. Menyusun perencanaan program CSR.

Secara umum, kita mengenal perencanaan terbagi menjadi perencanaan jangka

pendek dan perencanaan jangka panjang. Langkah langkah yang biasa ditempuh

antara lain meliputi:

a. Menetapkan Visi. Penetapan visi merupakan langkah penting

dalam penyusunan program CSR, karena visi merupakan

gambaran dari sesuatu yang ingin dicapai pada masa yang akan

datang.

b. Memformulasikan Misi. Misi mendeskripsikan alasan mengapa

perusahaan perlu melakukan program CSR. Misi mengembangkan

harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan

umum dari perushanaan. Misi merupakan cara untuk mencapai

visi yang diinginkan.

c. Menetapkan tujuan. Tujuan merupakan hasil akhir atau wujud

kognkret dai sebuah visi. Tujuan merumuskan apa yang akan

diselesaikan oleh perusahaan dan kapan akan diselesaikan dan

sebaiknya diukur jika memungkinkan.

Page 72: 2011-2-00520-mc lam

40

d. Menetapkan kebijakan. Kebijakan perusahaan merupakan

pedoman umum sebagai acuan pelaksanaan program CSR yang

akan dijalankan.

e. Merancang struktur organisasi. Pelaksanaan program CSR dapat

ditempatkan pada posisi yang berbeda pada masing masing

perusahaan. Sebagai kegiatan yang bersifat strategis, maka

idelanya program CSR ditempatkan pada posisi struktur yang

strategis dalam perusahaan.

f. Menyediakan SDM. Keberhasilan pelaksanaan program CSR

tidak dapat dilepaskan dari peranan SDM yang terlibat

didalamnya. SDM merupakan aset perusahaan yang sangat

berharga. SDM merupakan aktor penopang utama dalam

pencapaian tujuan perusahaan.

g. Merencanakan prograrm operasional. Program CSR sedapat

mungkin diupayakan untuk: berbasis pada sumber daya lokal,

berbasis pada pemberdayaan masyarakat, mengutamakan program

yang berkelanjutan, dibuat berdasar perenanaan partisipatif, linked

dengan core business plan perusahaan dan fokus pada bidang

prioritas.

h. Membagi wilayah. Agar lebih fokus pada sasaran, perusahaan

dapat membuat pembagian wilayah. Dasar pembagian wilayah ini

sangat fleksibel, bisa berdasar lokasi, dampak , jenis, ukuran dan

dana yang disediakan perusahaan.

Page 73: 2011-2-00520-mc lam

41

i. Mengelola dana. Implementasi CSR sangat tergantung dari dana

yang disediakan perusahaan. Yang lebih penting bila dana telah

teralokasikan adalah pengelolaannya. Karena tanpa pengelolaan

yang baik dana besar sekalipun yang dialokasikan tidak akan

memberikan benefit yang optimal.

2. Implementasi program CSR.

Implementasi program CSR yang dapat dikelola berdasarkan pola sebagai

berikut:

a. Program sentralisasi. Perusahaan sebagai pelaksana/penyelanggara utama

kegiatan. Begitupun tempat, kegiatan berlangsung di areal perusahaan.

b. Program desentralisasi. Kegiatan dilaksanakan diluar area perusahaan.

Perusahaan berperan sebagai pendukung kegiatan tersebut abik dalam

bentuk bantuan dana, material maupun sponsorship.

c. Program kombinasi. Pola ini dapat dilakukan terutama untuk program-

program pemberdayaan masyarakat dimana inisiatif , pendanaan maupun

pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipatoris dengan

benefeiciaries.

Mekanisme. Mekanisme pelaksanaan program atau kegiatan CSR dapat

dilakukan sebagai berikut:

a. Bottom up procsess. Program berdasar atas permintaan beneficiaries yang

kemudian dilakukan evaluasi oleh perusahaan.

Page 74: 2011-2-00520-mc lam

42

b. Top down process. Program berdasar pada survey/pemerikasaan seksama

oleh perusahaan, yang disepakati oleh beneficiaries.

c. Partisipatif. Program dirancang bersama antara peruhsaan dan

beneficiaries.

Self Managing VS Outsourcing. Ada dua pola yang umumnya digunakan

perusahaan dalam melakukan kegiatan CSR secara self managing. Yaitu pola

keterlibatan secara langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial

perusahaan. Bagi perusahaan yang melakukan outsourcing ada beberapa

alternatif yang bisa dilakukan. Pola pertama bermitra dengan pihak lain,

instansi pemerintah, unversitas, media masa dan lain-lain.

3. Evaluasi program CSR.

Langkah selanjutnya, setelah program CSR diimplementasikan adalah

mengevaluasi program evaluasi bisa dilakukan harian, bulnan, triwulan,

semesteran atau tahunan, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Evaluasi

biasanya memotret apa kekurangan pada penyelenggara kegiatan dan apa

masalah yang muncul serta apa solusi yang akan diambil.

d. Ukuran keberhasilan.

Untuk melihat sejauh mana efektifitas program CSR diperlukan

parameter atau indikator untuk mengukurnya. Yaitu indikator internal dan

indikator eksternal.

(a) Indikator internal.

i. Ukuran primer/kualitatif (M-A-O terpadu).

Page 75: 2011-2-00520-mc lam

43

- Minimize .Meminimalkan perselisihan/ konflik/

potensi konflik antara perusahaan dengan

masyarakat dengan harapan terwujudnya hubungan

yang hrmonis dan kondusif.

- Asset. Asset perusahaan yang terdiri dari pemilik/

pimpinan perusahaah, karyawan, pabrik dan

fasilitas pendukungnya terjaga dan terpelihara

dengan aman.

- Operational. Seluruh kegiatan perusahaan

berjalan aman dan lancar.

(2) Ukuran sekunder.

- Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (umumnya

untuk PKBL BUMN)

- Tingkat peningkatan kemandirian masyaakat

secara ekonomis.

(b) Indikator eksternal.

i. Indikator ekonomi.

- Tingkat pertambahan kualitas saran dan prasaran

umum.

- Tingkat peningkatan kemandirian masyarakat

secara ekonomis.

Page 76: 2011-2-00520-mc lam

44

- Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi

masyarakat secara berkelanjutan.

ii. Indikator sosial.

- Frekuensi terjadnya gejolak/konflik sosial.

- Tingkat kualitas hubungan sosial antara

perusahaan dengan masyarakat.

- Tingkat kepuasan masyarakat (dilakukan dengan

survey kepuasan

4. Reporting program CSR.

Sebagai fase pamungkas perusahaan juga membuat laporan (reporting) sebagai

fase pamungkasnya. Hal ini dimaksudkan agar selain bisa digunakan untuk

bahan evaluasi, juga bisa menjadi alat komunikasi dengan shreholder dan

stakeholdernya.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi,

tindakan, dan lain lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah Moleong, L (2010:6). Dalam penelitian kualitatif dikenal

beberapa teknik atau metode pengumpulan data. Menurut Kriyantono (2006:91), teknik

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari: wawancara mendalam

(intensive/depth interview), observasi atau pengamatan lapangan (field observation),

Page 77: 2011-2-00520-mc lam

45

wawancara kelompok (focus group discussion), dan studi kasus (case study). Dalam

penelitian ini peneliti hanya menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara

mendalam (intensive/depth interview) dan obesrvasi atau pengamatan lapangan (field

observation) serta penelusuran dokumen.

3.3.1 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah teknik mengumpulkan data dengan cara bertatap

muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.

Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif.

Selanjutnya, dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali)

dengan informan (orang yang ingin peneliti ketahui/pahami dan akan diwawancarai

beberapa kali). Karena itu wawancara mendalam disebut juga wawancara intensif

(intensive-interview). Biasanya wawancara mendalam ini, pewanwancara relatif tidak

mempunyai kontrol atas respon informan. Artinya informan bebas memberikan

jawaban- jawaban yang lengkap, mendalam; bila perlu, tidak ada yang disembunyikan.

3.3.2 Observasi Lapangan

Obeservasi lapangan atau pengamatan lapangan (field observation) adalah

kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra yang dimiliki.

Selain dengan membaca koran, mendengarkan radio, menonton televisi atau berbicara

dengan orang lain, kegiatan observasi merupakan salah satu kegiatan untuk memahami

lingkungan. Namun tidak semua observasi bisa disebut sebagai suatu metode penelitian,

Page 78: 2011-2-00520-mc lam

46

karena metode pengumpulan data melalui observasi memerlukan syarat-syarat tertentu

bagi kegiatan pengumpulan data. Kriyantono (2006:10).

Berikut syarat-syaratnya:

- Observasi digunakan dalam penelitian dan telah direncanakan secara

sistematik.

- Observasi harus berkaitan dengan penelitian yang telah ditetapkan.

- Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan

dihubungkan dengan posisi umum, bahwa dipaparkan sebagai suatu yang

menarik perhatian.

- Validitas dan realiabilitasnya dapat dicek dan dikontrol.

3.3.3 Dokumenter

Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data

historis. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian,

cendera mata, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan

waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal hal yang pernah

terjadi di waktu silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dukumen dalam arti

luas termasuk monumen, artefak, foto, tape, mikrofirm, CD, harddissk, dan sebagainya.

Bungin, B. (2007:122)

3.4 Validitas data

Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan

kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan

Page 79: 2011-2-00520-mc lam

47

yang sebenarnya ada atau terjadi. Validitas dibedakan menjadi dua, yaitu validitas

internal dan validitas eksternal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas

internal. Validitas internal merupakan ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan

instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh sungguh mengukur variabel yang

sebenarnya, bila ternyata tidak, data yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran

seperti yang diharuskan dalam penelitian, dan dengan sendirinya hasil penelitian tidak

dapat dipercaya. Dalam penelitian kualitatif, validitas internal menggambarkan konsep

peneliti dengan konsep yang ada pada partisipan. Kelemahan validitas internal dapat

ditimbulkan oleh berbagai faktor, antara lain : perubahan waktu, situasi dan pematangan.

Pengaruh pengamat/peneliti, seleksi dan regresi, mortalitas, kedangkalan kesimpulan.

Validitas internal mengusahakan tercapainya aspek kebenaran atau the truth value hasil

penelitian sehingga dapat dipercaya, atau menurut istilah penelitian naturalistik

mempunyai credibility atau kredibilitas. Goenawan. E (2010:194-195).

Peneliti melakukan validitas data dengan cara membandingkan mencek ulang derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya

membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan antara apa yang

dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil

wawancara dengan dokumen yang ada.

3.5 Analisis data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data model Miles dan Huberman.

Menurut Miles dan Huberman ada tiga jenis kegiatan dalam analisis data. Ardianto. E

(2010:233) :

Page 80: 2011-2-00520-mc lam

48

1. Reduksi. Reduksi bukan sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan

bagian dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang

mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam

suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data

terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. Bahkan sebelum data

secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana

diputuskan oleh peneliti (sering tanpa kesadaran penuh). Sebagaimana

pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dar

reduksi data (membuat rangkuman, membuat tema-tema, membuat gugus,

membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo).

2. Model data (data display). Kita mendefinisikan model sebagai suatu

kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari

model data kualitatif selama ini adalah teks naratif.

3. Penarikan/verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data,

peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mecatat

keteraturan, pola-pola, penjelasn, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-

akibat, dan proporsi-proporsi.

3.6 Permasalahan yang ada

Implementasi program CSR merukapan sebuah suatu tindakan sukarela, tidak

ada kewajiban bahwa setiap perusahaan harus mengimplementasikan program CSR,

menysihkan dan menyiapkan laba khusus untuk menjalankan program CSR. PT

Page 81: 2011-2-00520-mc lam

49

Telkom yang merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), mempunyai kewajiban untuk menyisihkan labanya sesuai dengan

peraturan mentri negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007

tentang Program Kemitran Badan Usaha Milik Negara dengan usaha kecil dan

program bina lingkungan, dengan Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar

2% (dua persen). Public relations harus dapat menjawab tantangan tersebut, PT

Telkom harus siap menjalankan kewajibannya sebagai salah satu perusahaan BUMN

yang wajib menjalankan program CSR program kemitraan dan program bina

lingkungan.

Menurut Wibisono, Y (2007:71-72) setidaknya ada tiga alasan penting mengapa

kalangan dunia usaha mesti merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab

sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari

masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan

masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan

yang bersifat simbiosa mutualisme untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat

setidaknya licence to operate. Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan

salah satu cara untuk meredam atau menghindari konflik sosial.

Dengan setidaknya terdapat tiga alasan tersebut, public relations PT Telkom

harus dapat menjalankan program CSR khususnya program kemitraan dan program

bina lingkungan dengan sungguh sungguh, bukan hanya sekedar pemenuhan

kewajiban sebagai perusahaan BUMN, CSR yang dijalankan harus dapat memenuhi

dan menjawab kebutuhan masyarakat dalam kemitraan dan pembinaannya, PR PT

Telkom harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa program pembinaan usaha kecil

Page 82: 2011-2-00520-mc lam

50

bukanlah pemanis atau kosmetik perusahaan, karena akan dapat berakibat buruk atau

bumerang bagi PT Telkom apabila menjalankan program CSR pembinaan usaha

kecil ini hanya sebagai pemenuhan kewajiban dan pelengkap saja. Program

kemitraan (pembinaan usaha kecil) ini berhubungan langsung dengan masyarakat

luar, dimana perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontibusi positif kepada

masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan

citra dan performa perusahaan.

3.7 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk dapat berinteraksi dan menjalin kemitraan yang baik dengan masyarakat,

PR PT Telkom haruslah menjalankan program CSR ini dengan bekerja sama oleh

banyak pihak terutama pihak luar khususnya pihak pemerintah dalam program CSR

pembinaan usaha kecil ini, PT Telkom harus memiliki hubungan yang baik dengan

bupati atau pemerintah daerah setempat dimana penerima bantuan modal atau

penerima pelatihan berada, karena CSR berhubungan langsung dengan masyarakat

luas dimana masyarakat yang lainpun dapat melihat dan menilai program CSR yang

dilakukan oleh PT Telkom. PR PT Telkom harus dapat membuat pemahaman dan

membuktikan kepada masyarakat dan pemerintah bahwa community development

berbeda dengan CSR, CSR hanya menonjolkan aspek sosial semata, organisasi CSR

hanya tempelan, CSR dianggap hanya untuk perusahaan besar saja, CSR dipisahkan

dari bisnis inti perusahaan, CSR bukan untuk rantai pemasok, CSR dianggap tidak

berkaitan dengan pelanggan, CSR menyebabkan penambahan biaya, CSR hanya

Page 83: 2011-2-00520-mc lam

51

bersifat kosmetik bagi citra perusahaan, CSR sepenuhnya sukarela, dan CSR

dianggap hanya ditujukan kepada pihak eksternal saja.

Kunci utama dalam menjalankan program CSR adalah melakukan tahap tahap

penerapan CSR dan memiliki indikator kinerja kerja kunci dalam implementasi

program CSR. Guna mendapatkan hasil yang optimum dalam pelaksanaannya,

dilakukan secara sinergi dengan TELKOM Group, Institusi atau perusahaan lain. PT

Telkom harus yakin bahwa keberhasilan program CSR, memerlukan keterlibatan dan

partisipasi seluruh lapisan atau elemen masyarakat termasuk Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM). Sebagai perusahaan yang tumbuh dan beroperasi di tengah-

tengah masyarakat, PT Telkom mempunyai komitmen untuk senantiasa menjalin

hubungan harmonis dengan lingkungan di wilayah usahanya dan pemangku

kepentingan lainnya. Komitmen tersebut diwujudkan melalui serangkaian program

yang berbasis pada tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social

responsibility (CSR). Pada gilirannya, program CSR telah menjadi bagian penting

dari strategi TELKOM untuk menciptakan sinergi dan hubungan yang saling

menguntungkan dengan masyarakat dan lingkungannya serta pemangku kepentingan

lainnya. Makanya, TELKOM telah mencanangkan visi di bidang ini, yaitu “sebagai

pelopor implementasi CSR di Asia”.

Page 84: 2011-2-00520-mc lam

52

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Penyajian Data Penelitian

Dalam penelitan kualitatif ini, peneliti melakukan wawancara dan melakukan

observasi pada kantor PT Telkom cabang DIVISI ENTERPRISE SERVICES Gedung

Chase Plaza, Lantai 22 Jl. Sudirman Kav.21 Jakarta 12910 Tel : (62-21) 386 6600, 386

0068 Fax : (62-21) 386 8400.

4.1.1 Pemilihan informan

Dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun

kadang kadang informan berganti ganti. Tugas pewawancara adalah untuk tetap menjaga

agar peran informan selalu dapat berfungsi sebagaimana perannya dalam proses sosial

yang sebenarnya Bungin Burhan. (2010:109). Dalam penelitian ini peneliti memilih

Harmon Yero/ 580808 yang menjabat Penanggung jawab CSR PT Telkom dengan SM

KEMITRAAN dan Aep Sunarya / 570055 selaku pelaksana program pembinaan usaha

kecil MGR CD AREA II DKI JAKARTA & BANTEN sebagai informan. Peneliti

memilih orang orang tersebut diatas dikarenakan mereka merupakan orang yang tepat

dan berkredibilitas dalam menjawab pertanyaan pertanyaan tentang CSR kemitraan

kegiatan pembinan usaha kecil.

Hal yang ditanyakan peneliti kepada Bapak Harmon Yana lebih kepada apa saja

bentuk program kemitraan yang dilaksanakan PT Telkom, bagaimana pelakasanaannya

Page 85: 2011-2-00520-mc lam

53

dan evaluasi program kemitraan. Dan kepada Bapak Aep unarya peneliti

menanyakan hal hal seperti pihak pihak mana saja yang di ajak bekerja sama dalam

program pembinaan usaha kecil, kendala kendala yang dihadapi dan upaya apa saja yang

telah dilakukan PT Telkom untuk mengatasinya.

4.1.2 Observasi

Obesrvasi yang dilakukan peneliti berupa pengamatan terhadap data data PT

Telkom tentang CSR kegiatan pembinaan usaha kecil. Peneliti juga mendatangi pameran

produk PKBL BUMN 2011 yang diselenggarakan di hall A dan hall B Jakarta

convention centre (JCC) pada 23 Maret 2011 sampai dengan 27 Maret 2011, kegiatan ini

diselenggarakan atas dukungan kementrian BUMN. Dalam pemeran produk PKBL

BUMN 2011, peneliti mengamati dan melihat produk produk dan hasil pelatihan dari

mitra binaan program pembinaan usaha kecil. Peneliti juga melakukan praktek kerja

magang serta pengamatan di kantor PT Telkomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Enterprise

Services, gedung Chase Plaza, lantai 22 Jl. Sudirman Kav. 212 Jakarta. dari tanggal 21

Februari 2011 sampai dengan 13 Mei 2011. Dimana dalam masa magang tersebut

peneliti melihat langsung suasana kerja karyawan dan kinerja kerja dari SDM PT

Telkom khususnya dalam divisi marketing communication.

4.1.3 Dokumen

Data didapati melalui web resmi PT Telkom (www.telkom.co.id), dokumen

pemerintah melalui web resmi (www.bumn.go.id ), data di server kantor PT Telkom,

dokumen resmi intern PT Telkom berupa pengumuman, keputusan direksi dan laporan

Page 86: 2011-2-00520-mc lam

54

rapat. Dokumen resmi ekstern berupa informasi informasi yang dikeluarkan lembaga

pemerintah seperti buletin, majalah dan berita berita yang disiarkan ke media massa.

4.2 Pengolahan dan Pembahasan Terhadap Data Yang Terkumpul.

Dengan semua data yang sudah terkumpul, peneliti menetapkan keabsahan data

degan cara membandingkan mencek ulang hasil wawancara dengan dokumen database

PT Telkom itu sendiri, peneliti juga membandingkan hasil wawancara dengan observasi

.

4.2.1 Tahap-tahap penerapan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom

Tahap perencanaan yang dilakukan PT Telkom adalah teknik yang sudah sesuai

dengan karakteristik lingkungan dan masyarakatnya, tahap penerapan CSR pembinaan

usaha kecil PT telkom yaitu ;

4.2.1.1 Tahap Perencanaan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom

1. Menetapkan visi. Sebagai gambaran dari sesuatu yang ingin dicapai pada masa

yang akan datang oleh program CSR PT Telkom.

Visi :

Untuk menjadi pelopor dalam penerapan tanggung jawab sosial

perusahaan di Asia.

2. Memformulasikan misi. Misi mendiskripsikan alasan mengapa PT Telkom perlu

melakukan program CSR. Misi yang dibuat bertujuan untuk mengembangkan

harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan umum dari

Page 87: 2011-2-00520-mc lam

55

perusahaan. Misi menginformasikan siapa itu PT Telkom dan apa yang akan

dilakukan oleh PT Telkom untuk mencapai visi yang diinginkan.

Misi :

Mengambil peran aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas

melalui pendidikan teknologi InfoComm;

Mengambil peran aktif dalam meningkatkan kualitas hidup dalam

kehidupan masyarakat;

Mengambil peran aktif dalam memelihara keseimbangan alam.

3. Menetapkan tujuan. Tujuan merupakan hasil akhir atau wujud kongkret dari

sebuah visi. PT Telkom menetapkan CSR merupakan investasi sosial

perusahaan, CSR merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan, CSR

merupakan bagian dari risk management, sehingga harus dikelola dengan

profesional dan melibatkan banyak pihak yang ahli dibidangnya.

Membantu pengusaha kecil dan koperasi agar dapat berkembang dan

mandiri

Meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap pembinaan lingkungan

masyarakat

Mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya

lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

4. Menetapkan kebijakan.

Page 88: 2011-2-00520-mc lam

56

Menimbang :

a. bahwa pembentukan Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan

dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center) yang

ditetapkan dengan Keputusan Direksi Nomor KD.51IPS150lCOP-

B003000012006 tanggal 13 September 2006, telah menjadi landasan

dalam pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

secara terpusat yang diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien;

b. bahwa Keputusan Direksi tersebut masih diperlukan penyempurnaan

agar organisasi Community Development Center (CDC) rnampu secara

efektif menjalankan peran dalam mewujudkan misi perusahaan sebagai

good corporate citizenship dengan cara yang memadai dan dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan regulasi;

c. bahwa penyelarasan organisasi sebagaimana dimaksud pada butir b. di

atas, perlu diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

Mengingat :

a. Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk. yang telah diumumkan daiam Berita Negara R.1

Nomor 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan Berita Negara R.I.

Nomor 210, sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir

telah diumumkan dalam Berita Negara R.I. No. 51 tanggal 27 Juni

2006 Tambahan Berita Negara R.I. No. 666;

b. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

tanggal 28 Februari 2007, sebagaimana dinyatakan dalam Akta Berita

Page 89: 2011-2-00520-mc lam

57

Acara RUPSLB nomor 16 dibuat oleh Dr. A. Partomuan Pohan, S.H.,

LLM;

c. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia

Nomor PER-5/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan;

d. Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT.

Telekornunikasi Indonesia, Tbk, nornor KD. 04/PS150/CTG- 10/2006

tanggal 13 Januari 2006, tentang Organisasi Kantor Perusahaan.

Menetapkan :

KEPUTUSAN DlREKSl PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T.

TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. NOMOR : KD. 12. /PS 150/COP-

B0030000/2008. Tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Bina

Lingkungan (Community Development Centre)

Page 90: 2011-2-00520-mc lam

58

5. Merancang struktur organisasi

Manajemen TELKOM CSR

BAGAN ORGANlSASl COMMUNITY DEVELOPMENT CENTER (CDC)

Jalur koordinasi

Jalur komando

Gambar 3. Struktur organisasi community development centre. (Database PT Telkom

2009)

6. Menyediakan SDM

Sumber Daya Manusia sebagai Kekuatan. Manajemen sangat menyadari, sumber

daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

hidup perseroan. Karena itu, PT Telkom terus berusaha meningkatkan

Unit

Bisnis SGM. CDC

Manajer CD

Area 01 s/d 07

- Mgr. Dislribusi

Pembinaan

- Mgr. Evaluasi

Analisa

- Mgr. Pengelolaan Piutang

SM.

kemitraan

- Mgr. Distribusi

- Mgr. Analisa.

Evaluasi

Administrasi

SM. Bina

lingkungan

- Mgr. Perencanaan

Pengembangan

- Mgr Pengelolaan

Sistem lnformasi - Mgr. Performansi

SM. Perencanaan

dan pengendalian

- Mgr. Anggaran

- Mgr.

Perbendaharaan

- Mgr. Akuntansi

SM.

keuangan

Unit

Bisnis

Page 91: 2011-2-00520-mc lam

59

kesejahteraan karyawan dan keluarganya, menciptakan lingkungan kerja yang

kondusif serta menjalin komunikasi yang akrab antara manajemen dan karyawan.

Secara garis besar, pengembangan SDM PT Telkom tidak hanya difokuskan

pada pemberian pelatihan dalam kerangka peningkatan ketrampilan dan

profesionalisme, namun juga menyempurnakan struktur SDM secara keseluruhan

yang disesuaikan dengan kebutuhan perseroan. Penyempurnaan struktur terutama

dikaitkan dengan visi pengembangan SDM PT Telkom yang diarahkan kepada

penciptaan pekerja yang profisien, profesional, berkomitmen,berdedikasi, dan

berorientasi bisnis.

PT Telkom mengidentifikasi keterampilan pokok SDM yang perlu dimiliki oleh

pelaku CSR sebagai berikut :

1. Keterampilan berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain.

2. Keterampilan bekerja dengan atau didalam tim.

3. Keterampilan mengedukasi.

4. Keterampilan menyediakan sumberdaya yang diperlukan.

5. Keterampilan menulis.

6. Keterampilan memotivasi, membangun antusiasme dan menggerakan

orang.

7. Keterampilan mengelola konflik.

8. Keterampilan melakukan advokasi.

9. Keterampilan melakukan presentasi didepan publik.

10. Keterampilan menggunakan media.

11. Keterampilan manajemen dan mengorganisasi.

Page 92: 2011-2-00520-mc lam

60

12. Keterampilan melakukan riset/penelitian.

Pengembangan SDM TELKOM disesuaikan dengan strategi bisnis yang

didasarkan pada Corporate Strategic Scenario (“CSS”), Master Plan for Human

Capital (“MPHC”), Training Needs Analysis (“TNA”), transformasi organisasi

serta pertumbuhan keuangan perusahaan.

Pendidikan dan pelatihan karyawan di tahun 2009 difokuskan kepada:

Pengembangan kepemimpinan. Pembinaan karyawan yang berpotensi

sebagai pemimpin dan berkinerja tinggi yang telah menunjukkan

komitmen untuk memberikan yang terbaik dan berwawasan global;

Mendukung pencapaian corporate strategic goals. Dengan mengacu pada

CSS dan business plan unit bisnis terkait;

Mengurangi kesenjangan kompetensi karyawan, melalui evaluasi

kompetensi berbasis penilaian CBHRM.

Program pengembangan kepemimpinan disediakan dalam berbagai program:

Kepemimpinan Tingkat Dasar (Supervisory Leadership Fundamental ,

Supervi sory Leadership Functional);

Kepemimpinan Tingkat Menengah (Suspim 135 B, Public Leadership

untuk Manajemen Madya); dan

Kepemimpinan Tingkat Senior (Suspim 135 A, Functional Leadership,

Commander Training, Public Leadership untuk Manajemen Senior).

Page 93: 2011-2-00520-mc lam

61

Pada tahun 2009, program pengembangan kompetensi diberikan kepada

39.637 karyawan yang terdiri dari program pengembangan kepemimpinan untuk

1.121 karyawan, program pengembangan fungsional untuk 38.372 karyawan,

dan program pengembangan bakat untuk 144 karyawan.

Program pelatihan ini difokuskan pada peningkatan kompetensi karyawan

di bidang teknologi, pemasaran & manajemen telekomunikasi, informasi bisnis

dan pengembangan new wave sejalan dengan visi kami menjadi market leader

dalam bidang InfoComm. Berbagai kerja sama dengan lembaga terkemuka yang

terkait dengan industri PT Telkom telah dilakukan untuk mendukung program

pelatihan baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar negeri.

Pada tahun 2009, PT Telkom mengalokasikan dana Rp116,9 miliar untuk

pelatihan dan pendidikan, atau rata-rata sebesar Rp2,95 juta per karyawan,

berdasarkan jumlah karyawan yang menjalani pelatihan di tahun 2009, yang

mencapai total 39.637 peserta dari total tenaga kerja perusahaan 23.154

karyawan.

Upaya lain untuk mengembangkan sumber daya manusia dilakukan

melalui Knowledge Management, yaitu suatu fasilitas bagi setiap karyawan

untuk bertukar ide, konsep dan informasi melalui artikel yang dapat diakses oleh

semua karyawan.

The Dunamis Organization Service mengakui bahwa PT Telkom telah

berhasil menerapkan fasilitas tersebut dalam mengelola perusahaan. Pada tanggal

Page 94: 2011-2-00520-mc lam

62

15 Juli 2008, PT Telkom berhasil meraih peringkat ketiga Most Admired

Knowledge Enterprise (“MAKE”) Award Indonesia, dan PT Telkom merupakan

salah satu nominator dalam MAKE Award tingkat Asia pada tanggal 15 Oktober

2009 di Korea Selatan.

PT Telkom terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM-nya di masa

mendatang melalui program perekrutan karyawan yang terarah dan strategis

sesuai target yang dikembangkan oleh Assessment Service Center dan Talent

Pool.

7. Merencanakan program operasional.

Usaha Kecil TELKOM adalah Usaha Kecil dan Koperasi yang memenuhi 3

(tiga) kriteria utama, yaitu: Pertama, usaha Usaha Kecil mempunyai prospek

untuk berkembang. Kedua, usaha Usaha Kecil dalam kondisi masih aktif

beroperasi, dan Ketiga, Usaha Kecil benar-benar memerlukan dana untuk

mengembangkan usahanya.

Profil Usaha Kecil

Usaha Kecil TELKOM mencakup usaha kecil dan koperasi yang memliki usaha

di bidang industri dan kerajinan, perdagangan, pertanian,peternakan, jasa,

perikanan dan perkebunan. Usaha Kecil TELKOM berada tersebar di 33 propinsi

di Indonesia dengan komposisi per jenis bidang usaha sebagai berikut: Usaha

perdagangan, Usaha di bidang jasa, Industri kecil dan kerajinan, Pertanian dan

perkebunan, Peternakan dan perikanan, dan lain-lain

Program Bantuan Pinjaman

Page 95: 2011-2-00520-mc lam

63

TELKOM menyalurkan dana Program Kemitraan dalam 2 (dua) bentuk yaitu:

pinjaman lunak berbunga rendah dan hibah Dana hibah dibatasi penggunaannya

hanya untuk kegiatan pelatihan dan pameran berbagai produk Usaha Kecil.

Program Pembinaan

Pelatihan dan Pembinaan Usaha Kecil Selain menyalurkan dana pinjaman lunak,

PT Telkom melaksanakan pula Program Pelatihan bagi Usaha Kecil dan

masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan

keahlian Usaha Kecil sehingga mampu mandiri, tumbuh dan berkembang

menjadi pengusaha yang handal. Kegiatan pembinaan ini meliputi pelatihan dan

penyuluhan, promosi, pameran dan evaluasi.

8. Membagi wilayah.

Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom.

Pada tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur

Utama yang dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC).

Pada tingkat Divisi dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab

Execuitive General Manager atau Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel,

aktivitas CSR menjadi tanggungjawab General Manager Kandatel. Sedangkan

untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi tanggungjawab pimpinan

Perusahaan yang bersangkutan.

9. Mengelola dana.

Dana yang dikeluarkan PT Telkom dalam menjalankan program CSR kegiatan

kemitraan pembinaan usaha kecil ini berasal dari penyisihan laba Telkom setelah

pajak sebesar 1% s.d 3 % digunakan sebagai dana hibah atau pinjaman kepada

Page 96: 2011-2-00520-mc lam

64

bina mitraan. Penyaluran dilaksanakan berdasarkan proposal dari mitra binaan

yang telah disetujui dan pemberian kepada calon mitra yang dicari sendiri oleh

unit area cd.

4.2.1.2 Tahap Implementasi CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom

Implementasi program CSR yang dikelola PT Telkom berdasarkan pola berikut :

Program sentralisasi. Yaitu PT Telkom sebagai penyelenggara utama kegiatan CSR

kemitraan pembinaan usaha kecil. Dimana kegiatan berlangsung di areal perusahaan

pada tingkat pusat, tingkat divisi, tingkat kandatel dan anak perusahaan. Pada

prakteknya pelaksanaan kegiatan program CSR kemitraan pambinaan usha kecil bekerja

sama dengan pihak lain sepeti pihak pemerintah, dimana PT Telkom berhubungan dan di

awasi langsung oleh BUMN, selain BUMN kerja sama PT Telkom dengan pihak

pemerintah yaitu dengan Bupati daerah tiap tempat program dilaksanakan, untuk

membantu dalam mendapatkan identitas yang asli dan pasti tentang calon mitra binaan

PT Telkom. PT Telkom juga melakukan kerja sama dengan media massa, untuk

peliputannya bekerja sama dengan SCTV.

Mekanisme yang dilakukan PT Telkom dalam pelaksanaan program CSR kemitraan

pembinaan usaha kecil adalah program dirancang berdasarkan pedoman dan pengawasan

pemerintah (BUMN).

4.2.1.3 Tahap Evaluasi CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom

Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk

memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang telah menerima bantuan

Page 97: 2011-2-00520-mc lam

65

yang dilakukan secara periodik. Evaluasi Calon Mitra Binaan adalah kegiatan yang

dilaksanakan untuk menetapkan Calon Mitra Binaan yang akan diberi bantuan pinjaman.

Sebagai acuan dan tolak ukur keberhasilan dan ke-efektifitasan program CSR

Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom guna lebih meningkatkan efektivitas kegitan

pembinaan, PT Telkom telah melaksanakan evaluasi kinerja Usaha Kecil maupun

Progam Pemberdayaan Masyarakat. Evaluasi dilakukan antara lain melalui kegiatan

survei untuk mendapatkan opini Usaha Kecil, yang dilakukan pengevaluasian secara

konsisten dan berkala dengan mengevaluasi hasil usaha yang telah dilakukan oleh

masyarakat yang diberikan bantuan modal maupun pelatihan yang diserahkan kepada

pihak PT Telkom secara berkelanjutan dan berkala (tahunan), laporan keuangan juga

menjadi acuan evaluasi dari program CSR pembinaan usaha kecil.

Untuk melihat sejauh mana efektifitas program CSR diperlukan parameter atau

indikator untuk mengukurnya. Yaitu indikator internal dan indikator eksternal.

1. Indikator internal

Ukuran primer.

Minimize, yaitu terwujudnya hubungan yang harmonis antara PT

Telkom dengan mitra binaan maupun dengan masyarakat sekitar

penerima program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil.

Asset, aset aset PT Telkom seperti peimpinan perusahaan, karyawan,

gedung, telepon umum, tiang telepon terjaga dan terpelihara dengan

Page 98: 2011-2-00520-mc lam

66

aman, meskipun tidak semua telepon umum tersentuh akan

keamanannya.

Operational seluruh kegiatan promosi dan transaksi bisnis PT Telkom

berjalan lancar khususnya yang berhubungan langsung dengan

masyarakat.

Ukuran sekunder.

Tingkat penyaluran dan kolektibilitas (Suatu pembayaran Pokok atua

Bunga Pinjaman oleh nasabah sebagaimana terlihat tata usaha bank

berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No.32/268/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998) berjalan lancar dan

tertatur pada program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil, terbukti

dengan laporan tahunan yang terus mengalami peningkatan.

Tingkat complience atau pemenuhan pada aturan yang berlaku sudah

dilakukan dengan maksimal, karena manggunakan dan berkerja sama

dengan pihak pihak yang profesional di bidangnya.

2. Indikator eksternal

Indikator ekonomi. Terjadinya peningkatan kemandirian masyarakat

dan menurunnya angka kemiskinan serta pengangguran pada

masyarakat. Dan proses peningkatan tersebut diawasi oleh PT Telkom

dengan adanya hubungan yang berkelanjutan dengan mitra binaan.

Indikator sosial. Meningkatnya kualitas hubungan sosial antara PT

Telkom dengan masyarakat sekitar.

Page 99: 2011-2-00520-mc lam

67

4.2.1.4 Pelaporan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom

Dalam rangka membangun sistem informasi yang baik untuk keperluan proses

pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan

mengenai PT Telkom. Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang

dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan yang

telah menerima bantuan yang dilakukan secara periodik.

Pelaporan kegiatan CSR Pembinaan Usaha Kecil dapat dilihat oleh semua pihak

baik pihak internal maupun eksternal, semua laporan tersebut dimuat dalam laporan

berlanjut tahunan di website PT Telkom. Pelaporan juga diberiakn kepada pihak

pemerintah dimana BUMN yang menjadi badan pengawas dan pelaksana CSR

kemitraan.

Reporting yang dilakukan PT Telkom bertujuan untuk kepentingan pihak internal

dan eksternal, laporan berisi infrmasi mengenai aktivitas perusahaan terkait dengan

aspek sosial dan lingkungan.

4.2.2 Indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR Kegiatan Pembinaan

Usaha Kecil PT Telkom

Menurut Kartini, D (2008:54) ada 8 indikator paling efektif yang besifat

kualitatif dalam kinerja kunci implementasi CSR, yaitu:

1. Leadership (kepemimpinan).

PT Telkom memperlakukan pimpinan sebagai karyawan sehingga harus

tunduk, patuh dan melaksanakan etika yang telah digariskan oleh perusahaan.

Page 100: 2011-2-00520-mc lam

68

Seorang pemimpin harus dapat menghargai ide yang baik dan prestasi kerja

bawahannya. Sebagai Pembina, pemimpin harus berusaha meningkatkan

keterampilan dan pengetahuan bawahannya dalam rangka pengembangan

potensi. Pemimpin di PT Telkom memiliki komitmen untuk menghormati hak

dan kewajiban karyawan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Bila terjadi pelanggaran oleh

Direktur Utama dan/atau salah satu dari anggota direksi terhadap Etika Bisnis,

kebijakan, atau prosedur yang berlaku, maka Direksi menetapkan atau menunjuk

seseorang untuk menetapkan langkah-langkah tindakan/sanksi yang harus

diambil sesuai dengan peraturan yang berlaku. Agar aturan etika tersebut dapat

diterapkan secara efektif, maka TELKOM telah melakukan kegiatan sosialisasi

kepada seluruh karyawan. Karyawan TELKOM wajib menandatangani “Kontrak

Komitmen” setelah yang bersangkutan membaca Buku Aturan Etika TELKOM

sebagai pernyataan bahwa yang bersangkutan setuju dan berjanji akan

menerapkan aturan etika tersebut di TELKOM. Bagi yang melanggar aturan

etika akan dikenakan sangsi sesuai dengan bobot pelanggarannya, mulai dari

teguran tertulis sampai pada diserahkan kepada yang berwajib khususnya bila

menyangkut kerugian perusahaan yang material atau perkara kriminal.

2. Proporsi bantuan.

Karena cakupan wilayah yang menyeluruh di seluruh kantor pusat, tingkat divisi,

tingkat kandatel dan anak perusahaan, maka dana yang dikeluarkan pun sudah

jelas terbagi dengan rata dan adil, yaitu berasal dari penyisihan laba Telkom

setelah pajak sebesar 1% s.d 3 % digunakan sebagai dana hibah atau pinjaman

Page 101: 2011-2-00520-mc lam

69

kepada bina mitraan. PT Telkom juga memiliki Hibah, yaitu pemberian bantuan

yang diberikan kepada Mitra Binaan dalam bentuk Pendidikan, Pelatihan,

Pemagangan, Pendampingan, Promosil Pameran dan Pengkajian, Penelitian,

Riset untuk meningkatkan produ ktivitas Mitra Binaan.

3. Transparasi dan Akuntabilitas.

Setiap tahunnya PT Telkom selalu menuliskan laporan tahunan program CSR

maupun keuangnya di dalam website www.telkom.co.id, semua pihak dapat

secara transparan dapat melihat hasil laporan tahunan tersebut. PT Telkom juga

mempunyai Monitoring dan Evaluasi Mitra Binaan adalah kegiatan yang

dilaksanakan untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan Mitra Binaan

yang telah menerima bantuan yang dilakukan secara periodik. PT Telkom

mendapatkan umpan balik dari masyarakat mitra binaan secara benar dengan

melakukan interview dengan penerima mitra binaan.

4. Cakupan wilayah (coverage area).

Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom.

Pada tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur

Utama yang dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC).

Pada tingkat Divisi dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab

Execuitive General Manager atau Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel,

aktivitas CSR menjadi tanggungjawab General Manager Kandatel. Sedangkan

untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi tanggungjawab pimpinan

Perusahaan yang bersangkutan.

5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi.

Page 102: 2011-2-00520-mc lam

70

PT Telkom meiliki Survey Calon Mitra Binaan, yaitu kegiatan penelitian

terhadap Calon Mitra Binaan guna mendapatkan informasi mengenai kelayakan

untuk ikut serta dalam Program Kemitraan, dan memiliki Mitra Binaan

Relationship Officer atau disingkat dengan MRO adalah Tenaga Lepas yang

direkrut untuk melakukan pencarian Calon Mitra Binaan, evaluasi, penyaluran,

penagihan, monitoring, pelaporan dan penyediaan data base Calon Mitra Binaan

Dalam perencanaan program CSR pembinaan usaha kecil, PT Telkom

mendapatkan monitoring dai pihak pemerintah, yaitu BUMN dan bupati dalam

pelaksanannya, program CSR pembinaan usaha kecil ini pun sudah berhasil

mengurangi angka pengangguran di daerah mitra binaan, karena mitra binaan

menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar. Untuk mendapatkan bantuan

pelatihan maupun pinjaman PT Telkom sudah mempunyai peraturan yang jelas,

Seperti sayarat dan kriteria Kriteria usaha kecil yang dapat menjadi mitra binaan

adalah pertama memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- tp tdk

termasuk tanah & bangunan tempat usaha; kedua memiliki penjualan paling

banyak Rp 1.000.000.000/thn; ketiga telah melakukan kegiatan usaha min 1 thn;

keempat berbentuk usaha perseorangan, badan usaha baik tdk berbadan hukum

maupun badan usaha berbadan hukum seperti koperasi; kelima usaha tersebut

berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan / cabang perusahaan; dan

terakhir adalah tidak sedang dalam pembinaan BUMN lain, berbentuk usaha.

Dan Bantuan Pinjaman Khusus adalah bantuan pinjaman yang diberikan kepada

Mitra Binaan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha

Page 103: 2011-2-00520-mc lam

71

Mitra Binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari

rekanan usaha Mitra Binaan.

6. Pelibatan stakeholder.

Program CSR pembinaan usaha kecil PT Telkom sudah sangat jelas dan pasti

menjamin partisipasi masyarakat untuk dapat terlibat dalam siklus proyek. Selain

pihak pemerintah dan media massa. Karena masyarakatlah penerima manfaat

program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil.

7. Keberlanjutan (sustansibility).

Kegiatan CSR kegiatan pembinaan usaha kecil juga sudah mendapatkan hati dari

masyarakat khususnya masyarakat penerima program kemitraan, terdapat rasa

memiliki program dan hasil program pada diri masyarakat mitra binaan PT

Telkom.

8. Hasil nyata (outcome).

Untuk menampilkan hasil mitra binaannya PT Telkom selalu mengikut sertakan

mitra binaannya dalam acara tahunan pameran kemitraan yang diadakan oleh

BUMN. PT Telkom menerima Indonesian CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY Award 2008 dari Menteri Sosial, PT Telkom meraih 6

kategori pada penghargaan tahunan Indonesian CSR Award 2008 di Jakarta,

salah satunya adalah penghargaan Platinum, yaitu penghargaan di bidang sosial,

ekonomi dan lingkungan. Direktur HCGA, Faisal Syam menerima penghargaan

ini yang diserahkan langsung oleh Menteri Sosial RI, Bachtiar Chamsyah.

TELKOM juga meraih penghargaan Gold di bidang sosial, Silver di bidang

sosial, ekonomi dan lingkungan, juara pertama di bidang sosial, ekonomi dan

Page 104: 2011-2-00520-mc lam

72

lingkungan untuk TELKOM Divre I, serta juara kedua untuk bidang ekonomi

sosial, dan lingkungan untuk TELKOM Divre V.

4.2.3 Kendala Kendala yang dihadapi dalam Implementasi Corporate Social

Responsibility kegiatan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom

Dari semua hasil wawancara dan observasi yang ada, maka dapat peneliti ambil

kesimpulan bahwa yang merupakan bentuk-bentuk dari kendala kendala yang dihadapi

PT Telkom dalam implementasi CSR kegiatan pebinan usaha kecil adalah sebagai

berikut:

1. Kurangnya pemerataan dampak program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil,

khususnya pada tingkat Kandatel dan anak Perusahaan.

2. Penyampaian informasi tentang program CSR kemitraan pembinaan usaha kecil

yang masih sulit untuk didapatkan dan dijangkau dari pihak calon mitra binaan.

3. Kurang banyak menginformasikan kegiatan CSR kemitraan pembinaan usaha

kecil dalam setiap kegiatan bisnis yang dilakukan PT Telkom.

4. Lemahnya kinerja tim pada level bawah dalam pelaksanaan program CSR

pembinaan usaha kecil.

4.2.4 Upaya upaya yang sudah dilakukan untuk Menghadapi Kendala Kendala

dalam Implementasi Corporate Social Responsibility Kegiatan Pembinaan Usaha

Kecil PT Telkom

Upaya upaya yang dilakukan :

Page 105: 2011-2-00520-mc lam

73

1. Melakukan pengawasan secara langsung dari pusat kepada tingkat kandatel

dan anak perusahaan dan melakukan pendekatan yang baik dengan bupati

setempat.

2. Melakukan kerja sama dengan mitra binaan yang sudah berhasil untuk

membantu masyarakat pengusaha kecil lainnya untuk ikut bergabung. PT

Telkom juga sudah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah

setempat untuk memberikan rujukan kepada masyarakat yang ingin

mendapatkan pelatihan maupun dana pinjaman untuk usahanya.

3. Melakukan penyebaran informasi secara mendetail seperti menginformasikan

program CSR di setiap kegiatan bisnisnya, dengan menggunakan media

massa televisi, koran, buletin kantor dan website resmi.

4. Memberikan pelatihan kembali dan pemahaman akan Visi dan Misi dan

tujuan dari program CSR pembinaan usaha kecil, agar mendapatkan

kesamaan pemahaman dalam melaksanakan program CSR pembinaan usaha

kecil, diharapkan terciptanya peningkatan kinerja kerja pada level bawah.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian.

TELKOM sebagai bagian dari masyarakat memiliki komitmen yang tinggi untuk

mendukung dan melaksanakan program CSR . Komitmen ini dipicu terutama oleh faktor

faktor antara lain: adanya tuntutan lingkungan global dalam penerapan CSR, perubahan

persepsi manajemen terkini bahwa CSR adalah bagian dari Good Corporate

Governance, meningkatnya ekspektasi investor global terhadap implementasi CSR, dan

mengantisipasi diterapkannya ISO 26000 pada tahun 2008. Atas dasar ini maka CSR di

Page 106: 2011-2-00520-mc lam

74

TELKOM dijadikan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan, dan untuk

melaksanakannya, manajemen telah mengeluarkan kebijakan yang dituangkan dalam

Keputusan Direksi sebagai acuan dalam pengelolaan CSR di TELKOM.

Bagi TELKOM ada sebuah keyakinan kuat bahwa dengan melaksanakan CSR

secara efektif akan diperoleh berbagai manfaat, seperti: meningkatkan daya saing,

menciptakan peluang bisnis baru, menarik investor baru terutama yang peduli dengan

praktek CSR, mempertahankan mitra bisnis yang berkualitas, terjalinnya kerjasa-ma dan

hubungan yang baik dengan masyarakat lokal, dapat memperkuat dukungan pemerintah

terhadap bisnis perusahaan, meningkatkan nama baik dan reputasi perusahaan, membuat

karyawan memiliki rasa bangga dan rasa nyaman menjadi insan TELKOM,

memudahkan untuk mendapatkan pendanaan berbiaya rendah terutama dari penyandang

dana yang peduli dengan isu CSR, dan menghindari krisis akibat malpraktek CSR.

Untuk menjalankan misi TELKOM CSR, manajemen telah merumuskan seperangkat

azas atau prinsip-prinsip yang harus digunakan secara konsisten dalam penyelenggaraan

TELKOM CSR, yaitu:

1. Keberpihakan kepada kepentingan masyarakat

2. Menjadi bagian strategi bisnis perusahaan

3. Berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat dan

karyawan.

4. Bertindak secara etis dan beroperasi secara legal.

Pola Penyelenggaraan TELKOM CSR Disadari bahwa CSR mencakup aspek yang

luas dan melibatkan banyak pemangku kepentingan dalam pelaksanaannya. Pada

Page 107: 2011-2-00520-mc lam

75

prinsipnya, kegiatan CSR dikelola secara mandiri oleh PT Telkom. Namun demikian

guna mendapatkan hasil yang optimum dalam pelaksanaannya, dilakukan secara sinergi

dengan TELKOM Group, Institusi atau perusahaan lain. PT Telkom yakin bahwa

keberhasilan program CSR, memerlukan keterlibatan dan partisipasi seluruh lapisan atau

elemen masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sebagai

perusahaan yang tumbuh dan beroperasi di tengah-tengah masyarakat, PT Telkom

mempunyai komitmen untuk senantiasa menjalin hubungan harmonis dengan

lingkungan di wilayah usahanya dan pemangku kepentingan lainnya. Komitmen tersebut

diwujudkan melalui serangkaian program yang berbasis pada tanggung jawab sosial

perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Pada gilirannya, program CSR

telah menjadi bagian penting dari strategi PT Telkom untuk menciptakan sinergi dan

hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat dan lingkungannya serta

pemangku kepentingan lainnya. Oleh sebab itu, PT Telkom telah mencanangkan visi di

bidang ini, yaitu “sebagai pelopor implementasi CSR di Asia”.

4.3.1 Pedoman Prilaku

Etika yang harus dijunjung tinggi dalam implementasi CSR meliputi: Menjaga

kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku, menghindari benturan

kepentingan; Tidak menyelenggarakan kegiatan yang bertentangan etika dan norma

yang berlaku di masyarakat ter-masuk mayarakat industri; Mendukung kompetisi atau

persaingan usaha yang sehat; Menjauhi dan menghindari tindakan atau praktek korupsi,

kolusi dan nepotisme; Membangun keseimbangan lingkungan melalui program

pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Membangun hubungan harmonis dengan

Page 108: 2011-2-00520-mc lam

76

pemangku kepentingan; Menerapkan fungsi pengendalian dan pengawasan pada setiap

kegiatan. Tidak boleh berafiliasi degan kegiatan dan program golongan dan atau partai

politik.

4.3.2 Pengorganisasian TELKOM CSR

Penyelenggaraan kegiatan CSR tersebar di seluruh daerah operasi PT Telkom. Pada

tingkat pusat, kegiatan CSR berada di bawah pembinaan Wakil Direktur Utama yang

dikoordinasikan oleh Head of Corporate Communication (HCC). Pada tingkat Divisi

dan Unit Bisnis, proram CSR menjadi tanggungjawab Execuitive General Manager atau

Kelapa Unit Bisnis. Pada tingkat Kandatel, aktivitas CSR menjadi tanggungjawab

General Manager Kandatel. Sedangkan untuk anak Perusahaan, program CSR menjadi

tanggung jawab pimpinan Perusahaan yang bersangkutan.

4.3.3 Program Kemitraan dan Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom

4.3.3.1 Sasaran Program Kemitraan pembinaan usaha kecil

Sasaran program kemitraan PT Telkom dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Membantu pengusaha kecil dan koperasi agar dapat berkembang dan mandiri

2. Meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap pembinaan lingkungan

masyarakat

3. Mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya lapangan kerja

dan kesempatan berusaha.

Sasaran tersebut sejalan dengan MDG‟S khususnya masalah pengentasan

kemiskinan yang juga menjadi perhatian PT Telkom. Dalam kaitan ini PT Telkom

Page 109: 2011-2-00520-mc lam

77

menyiapkan dana untuk Program Kemitraan tahun 2006 sebesar Rp.79,3 Miliar, berasal

dari penyisihan 1% deviden saham pemerintah, Sedangkan saldo dana tahun sebelumnya

berjumlah Rp. 97,3 Miliar, berasal dari penyisihan 1% dari deviden pemerintah tahun

buku 2003 dan 2004.

Usaha Kecil TELKOM adalah Usaha Kecil dan Koperasi yang memenuhi 3

(tiga) kriteria utama, yaitu: Pertama, usaha Usaha Kecil mempunyai prospek untuk

berkembang. Kedua, usaha Usaha Kecil dalam kondisi masih aktif beroperasi, dan

Ketiga, Usaha Kecil benar-benar memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya.

Usaha Kecil TELKOM mencakup usaha kecil dan koperasi yang memliki usaha

di bidang industri dan kerajinan, perdagangan, pertanian,peternakan, jasa, perikanan dan

perkebunan. Usaha Kecil TELKOM berada tersebar di 33 propinsi di Indonesia dengan

komposisi per jenis bidang usaha sebagai berikut:

Program Bantuan Pinjaman

PT Telkom menyalurkan dana Program Kemitraan dalam 2 (dua) bentuk yaitu:

pinjaman lunak berbunga rendah dan hibah Dana hibah dibatasi penggunaannya

hanya untuk kegiatan pelatihan dan pameran berbagai produk Usaha

Kecil.Realisasi penyaluran dana tersebut untuk tahun 2006 adalah sebagai

berikut:

1. Dana pinjaman berjumlah Rp 93,07 miliar atau 68,44 % dari target tahun

2006 sebesar Rp 136,00 milyar

2. Dana hibah sebesar Rp 3,68 miliar atau 15,35 % dari target 2006 sebesar Rp

24 miliar.

Program Pembinaan

Page 110: 2011-2-00520-mc lam

78

Pelatihan dan Pembinaan Usaha Kecil Selain menyalurkan dana pinjaman lunak,

PT Telkom melaksanakan pula Program Pelatihan bagi Usaha Kecil dan

masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan

keahlian Usaha Kecil sehingga mampu mandiri, tumbuh dan berkembang

menjadi pengusaha yang handal. Kegiatan pembinaan ini meliputi pelatihan dan

penyuluhan, promosi, pameran dan evaluasi. Selama tahun 2006 telah

dilaksanakan pelatihan untuk sebanyak 9.951 peserta dengan biaya sebesar Rp.

1.94 milyar,- dan kegiatan pameran sebanyak 251 kali dengan mengeluarkan

biaya sebesar Rp. 1,74 miliar.

Internet Hotspot UKM Jawa Timur Pada 7 Desember 2006 PT Telkom Divisi

Regional V menyiapkan dukungan infrastruktur telekomunikasi berupa 100

satuan sambungan telepon untuk gerai-gerai yang membutuhkan selama pameran

pada Jatim International Expo. Internet hotspot untuk membantu para pelaku

UKM mengakses Internet.

Survai Mitra Binaan, yaitu guna lebih meningkatkan efektivitas kegitan

pembinaan, PT Telkom telah melaksanakan evaluasi kinerja Usaha Kecil

maupun Progam Pemberdayaan Masyarakat. Evaluasi dilakukan antara lain

melalui kegiatan survei untuk mendapatkan opini Usaha Kecil. Dari survei yang

dilakukan pada tahun 2006 terungkap bahwa pembinaan yang paling dibutuhkan

oleh Usaha Kecil adalah dalam bentuk:

1. Pelatihan sebesar 33 %

2. Promosi 21,2 %

3. Pendampingan 17,8 %

Page 111: 2011-2-00520-mc lam

79

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :

1. PR PT Telkom menjadikan kegiatan CSR Pembinaan usaha Kecil sebagai

kegiatan bisnisnya lebih ke dalam menjaga hubungan baik dengan masyarkat,

pemerintah dan pelanggannya.

2. Implementasi Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia

Nomor PER-5/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, tentang Program Kemitraan

Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;

telah dilakukan sesuai teori dengan baik oleh PR PT Telkom.

3. Peran ketua pelaksana CSR progam kemitraan dan penanggung jawab

pembinaan usaha kecil kurang cepat dan tanggap dalam menghadapi kendala

kendala yang dihadapi program pembinaan usaha kecil.

4. Terdapat hubungan antara tahap tahap penerapan CSR yang dilakukan oleh PT

Telkom dengan reward finansial dan non finansial.

5. Kendala kendala yang dihadapai PR PT Telkom dalam impplementasi CSR

pembinaan usaha kecil sudah ada pengajuan solusi atas kendala yang dihadapi.

Kendala yang dihadapai pun tidak besar dan dapat berakbiat fatal apabila tidak

ditindak lanjuti. Karena PT Telkom bekerja sama dengan para ahli dibidangnya

dalam melaksdanakan program CSR pembinaan usaha kecil.

Page 112: 2011-2-00520-mc lam

80

5.2 Saran

5.2.1 Saran Praktis

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang diajukan kepada PT Telkom

dalam pelaksanaan CSR pembinaan usaha kecil kemitraan adalah ;

1. Mencakup lebih luas lagi area binaan kemitraan. Memperbanyak kuota disetiap

daerahnya. Dengan meratanya penyebaran program ini, khususnya di dearah

Indonesia bagian Timur, dimana kantor cabang, kandatel ataupun anak

perusahaan masih sedkit jumlahnya, maka reward yang didapatkan pun akan

lebih menyeluruh.

2. Lebih banyak menggunakan media massa secara luas yang dapat menyentuh

pelosok negri guna mandapatkan pemearataan program kemitraan pembinaan

usaha kecil. Peran media massa sangat besar khususnya untuk masyarakat

perdesaaan yang informasinya sangat sulit untuk masuk kesana. Para pengusaha

kecil di perdesaan dapat tersentuh informasi tentang program CSR Pembinaan

Usaha Kecil PT Telkom.

3. Lebih sering menyertakan dan mencamtumkan informasi tentang program CSR

kemitraan pembinaan usaha kecil dalam setiap kegiatan bisnisnya, seperti

promosi, pemasangan internet dan saluran telepon, dalam pameran yang produk

PT Telkom. Karena dengan tersebarnya informasi tentang CSR pembinaan usaha

kecil memudahkan masyarakat yang membutuhkan informasi tentang program

kemitraan peminjaman dana lunak dan pelatihan yang di adakan PT Telkom.

Masyarakat sekitar selain pengusaha kecil seperti pelanggan setia PT Telkom

Page 113: 2011-2-00520-mc lam

81

pun dapat semakin setia dengan mengetahui adanya program CSR Pembinaan

usaha kecil ini.

4. Memantau hasil dari pelatihan dan instruksi yang diberikan kepada karyawan

level bawah, agar tersampaikannya pesan Visi,Misi dan Tujuan program CSR

Pembinaan usaha kecil, sehingga karyawan level bawah pun menjadi lebih

terampil dan terlatih sehingga dapat merasakan bagian dan tugasnya dalam

program CSR pembinaan Usaha Kecil.

5.2.2 Saran Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam membuat dan

melaksanakan CSR khususnya pada bidang kemitraan dan pembinaan usaha kecil, sebab

konsep-konsep yang digunakan untuk mendukung model yang telah dikemukakan oleh

studi-studi sebelumnya. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi public relations PT

Telkom dalam mengevaluasi program CSR Pembinaan Usaha Kecil. CSR sekarang ini

sudah menjadi kegiatan bisnis yang penting karena menyangkut relasi antara perusahaan

dengan masyarakat, pemerintah dan pemegang saham. CSR dapat menjadi senjata

perusahaan khususnya Public relations dalam menjalin hubungan deangan komunitas.

Untuk itu public relations harus dapat membuat program CSR yang dapat mempererat

hubungan antara perusahaan atau organisasinya dengan masyarakat.

Page 114: 2011-2-00520-mc lam

82

DAFTAR PUSTAKA

Adrdianto, E. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.

Edisi Pertama. Bandung: Remaja Rosdakarya Bandung.

Baskin, O. Heiman, S. Lattimore, D. Toth, E. diterjemahkan oleh Daud, A. 2010. Public

Relations: Profesi dan Praktik. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitati: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya. Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hadi, N. 2011. Corporate Social Responsibility. Edisi pertama. Jakarta: Graha Ilmu.

Kartini, D. 2009. Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainability

Management dan Implementasi di Indonesia. Edisi pertama. Bandung: PT Refika

Aditama.

Kurnia, E. 2010. Komunikasi Dalam Pusaran Kompetisi. Edisi pertama. Jakarta:

Penerbit Republika.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing. Edisi pertama. Jakarta: Kencana

Prenada Group.

Laermer, R. Prichinello, M. Alih bahasa oleh Hidayat, L. 2009. Full Frontal Public

Relations. Edisi pertama. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Moleong, J. L. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Nova, F. Crisis Public Relations.Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Edisi

pertama. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Olii, H. 2007. Opini Publik. Edisi pertama. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Oliver, Sandria. Alih bahasa oleh Purwanto, S. 2007. Strategi Public Reations. Edisi

pertama. Jakarta: Erlangga.

Ruslan, R. 2010. Manajemen Public Relations dan media Komunikasi.Edisi pertama.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Setyodarmodjo, S. 2003. Public Relations, Pengertian, Fungsi, dan Peranannya. Edisi

kedua. Surabaya: Papyrus Surabaya.

Page 115: 2011-2-00520-mc lam

83

Solihin, I. 2008. Corporate Social Responsibility, from Charity to Sustainability. Edisi

pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Sutarso, W. 2010. Membina Buruh Menjadi Entrepreneur Melalui Program CSR. Edisi

pertama. Tanggerang: Mutiara Buana.

Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep & Aplikas CSR. Edisi pertama. Gresik: Fascho

Publishing.

Jurnal

Brown, G.. (2011). Corporate Social Responsibility: What is it good

for? ISHN, 45(5), 34,36. Retrieved May 31, 2011, from ABI/INFORM Trade &

Industry. (Document ID: 2342901111).

Lai, C., Chiu, C., Yang, C., & Pai, D.. (2010). The Effects of Corporate Social

Responsibility on Brand Performance: The Mediating Effect of Industrial Brand Equity

and Corporate Reputation. Journal of Business Ethics, 95(3), 457-469. Retrieved May

31, 2011, from ABI/INFORM Global. (Document ID: 2109673711).

Page 116: 2011-2-00520-mc lam

84

Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Ady Kurnia Ibrahim

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : Jakarta, 22 Februari 1988

Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Menikah

Tinggi, berat badan : 194 cm, 102 kg

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mairin No. 79 RT. 009 RW. 003 Ulujami Pesanggrahan

Jakarta Selatan 12250

No. Telepon/HP : (021) 5867289/ 082111470690

Email : [email protected]

Pendidikan

Formal

1994-2000 : SDN 07 Pagi Jakarta

2000-2003 : SLTPN 161 Jakarta

2003;2006 : SMAN 108 Jakarta

Page 117: 2011-2-00520-mc lam

85

2007- Sekarang : Marketing Communication (Public Relations) of Bina

Nusantara University Jakarta

Informal

2008-2009 : ILP, Group of English Course (calss of generan english)

Kemampuan

1. Dapat berkomunikasi secara persuasif.

2. Dapat melakukan kegiatan PR Writing.

3. Mampu mengoprasikan komputer (MS. Word, MS Excel, MS. Power Point)

4. Mampu berselancar di internet.

Pengalaman kerja

Praktek kerja magang di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Enterprise Jakarta.

Periode : 21 Februari 2011 sampai dengan 13 Mei 2011

Status : Mahasiswa Mgang

Divisi : Marketing Communication

Uraian singkat pekerjaan :

1. Membantu mengarsipkan berita

2. Mengedit berita hasil peliputan.

3. Administrasi dokumen.

Page 118: 2011-2-00520-mc lam

86

4. Inventarisasi laporan berita.

5. Mendata jadwal peliputan.

Page 119: 2011-2-00520-mc lam

85

Page 120: 2011-2-00520-mc lam

80

Page 121: 2011-2-00520-mc lam

lxxxi