1 makalah complete

Upload: sumadiyasa

Post on 21-Jul-2015

691 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK( DASAR-DASAR DAN TUJUAN )

OLEH KELOMPOK 3: 1. I GEDE JINGGA MAS DARSIKA K. 2. KADEK AGUS ANDI IRAWAN 3. NI KADEK PUTRI INTARIANI 4. NI LUH HARI CANDHANI DEWI 5. NI MADE YULIANTARI 6. I MADE SUMADIYASA 7. I WAYAN ANDIKA SARI PUTRA 8. LUH PUTU AYU WIDYA NINGSIH 9. PUTU ARYAWAN 10. NI WAYAN RUMIANI (0911013077) (1011011095) (1011011097) (1011011101) (1011011102) (1011011103) (1011011105) (1011011110) (1011011116) (1011011117)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyusun dan meyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah kami yang berjudul Dasar dasar dan tujuan Bimbingan Kelompok ini, kami telah banyak menerima bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang kami harapkan. Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dra. Made Setuti, M.Erg., Kons. Sebagai dosen pengasuh mata kuliah Bimbingan Kelompok. 2. Orang tua dan seluruh kerabat yang sudah memberikan dorongan dan semangat dalam penyusunan makalah ini. 3. Temam-teman kelompok yang telah bersedia bekerjasama dalam penyusunan makalah ini. Penulisan makalah kami ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sebagai akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah wawasan kita.

Singaraja, 26 September 2011

Penulis,

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......i DAFTAR ISI ....ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....1 1.2 Rumusan Masalah ...1 1.3 Tujuan Penulisan .....2 1.4 Manfaat Penulisan ...2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dasar Dasar Bimbingan Kelompok ......3 2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok .....7 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan.16 3.2 Saran...16 DAFTAR PUSTAKA .17

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kiprah bimbingan dan konseling dewasa ini tidak lagi hanya terbatas pada lingkungan pendidikan sekolah, melainkan menjangkau seting luar sekolah dan masyarakat. Dalam era kesejagatan saat ini, individu dituntut agar selalu mengembangkan dan/atau memperbaiki kecakapannya dalam memilih informasi agar dapat mengambil keputusan secara tepat. Pengembangan dan/atau perbaikan kecakapan semacam ini perlu dilakukan secara terus menerus dalam bebagai aspek kehidupan melalui proses belajar sepanjang hayat. Konseling merupakan wahana pelayanan yang mampu memfasilitasi individu dan kelompok untuk menghadapi perubahan yang pesat dan ragam informasi yang amat kompleks. Terbentuknya berbagai kelompok dalam kehidupan manusia merupakan wujud dari hakikat kemanusiaan, khususnya dari dimensi kesosialannya. Manusia adalah makhluk social , yang tak mungkin dapat hidup berkembang secara layak apabila ia hidup sendiri dan menyendiri. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha hidup dalam kumpulannya dan dalam kebersamaannya, serta membentuk kelompok-kelompok. Kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang. Kumpulan orang orang itu kemudian menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu , sehingga dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok. Untuk lebih jelasnya, pada makalah ini akan dipaparkan secara singkat mengenai dasar dasar dan tujuan Bimbingan Kelompok. 1.2 Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang diatas, penulis menemukan beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Apa dasar dasar dari Bimbingan Kelompok? 2. Apa tujuan dari Bimbingan Kelompok?

1

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dasar dasar Bimbingan Kelompok. 2. Untuk mengetahui tujuan dari Bimbingan Kelompok. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Dapat mengetahui dasar dasar Bimbingan Kelompok. 2. Dapat mengetahui tujuan dari Bimbingan Kelompok.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dasar Dasar Bimbingan Kelompok A. Pengertian Kelompok Berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang itu disebabkan karena adanya suatu kejadian atau objek yang menarik perhatian mereka sedangkan diantara orang-orang itu tidak ada saling kaitan sama sekali. Lebih jauh, kerumunan dapat membentuk kelompok, yaitu kalau terhadap orang-orang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antarorang tersebut. Kerumunan dapat menjadi kelompok, yaitu kalau unsure-unsur hubungan antara orang-orang yang ada didalamnya. Prayitno (1995:11) mengemukakan bahwa kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang. Kumpulan-kumpulan orang tersebut kemudian menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu, sehingga dengan demikian kumpulan tersebut menjadi sebuah kelompok. Kelompok merupakan unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi secara intensif sehingga terdapat pembagian tugas dalam bentuk struktur kelompok. Kelompok ini dapat berupa organisasi yang terdiri dari beberapa individu yang tergantung oleh ikatan yang disetujui oleh semua anggota. Kelompok mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Adanya interaksi secara fisik, non-verbal, emosional, dan sebagainya. b. Mempunyai tujuan (goals) yang dapat bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

3

c. Struktur yang terdiri dari peran (role), norma, dan hubungan antar anggota. d. Groupness, anggotanya. Jadi, secara ringkas kelompok yang baik adalah kelompok yang mempunyai struktur dalam berinteraksi yang berdasarkan normanorma dalam mencapai satu tujuan bersama. Kelompok secara umum dibagi menjadi : a. Kelompok primer, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi sosial yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan anggota lain cukup baik. b. Kelompok sekunder merupakan kelompok yang mempunyai interaksi yang kurang mendalam bila dibandingkan dengan kelompok primer dan sifatnya tidak begitu langgeng. Selain itu, kelompok juga bisa dibedakan menjadi : a. Kelompok resmi (formal) yang norma-normanya dinyatakan secara tertulis. b. Kelompok tidak resmi (informal) yang norma-normanya tidak dinyatakan secara resmi. B. Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang paling banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu. Layanan ini juga sesuai dengan teori belajar karena mengandung aspek social yaitu belajar bersama. Peserta layanan akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya. Dasar bimbingan kelompok pertama kali dilaksanakan di Amerika Serikat yang dipelopori oleh Frank Parsons pada awal abad ini, sama seperti bimbingan secara individual. Tidak lama setelah Frank Parsons mencanangkan konsepsinya tentang bimbingan jabatan beberapa sekolah di jenjang yaitu suatu entity (kesatuan) antara para

4

pendidikan menengah mulai mengelola program kegiatan bimbingan kelompok, dengn memanfaatkan kelompok structural yang sudah terbentuk yaitu unit/satuan kelas ( Winkel: 2004 ). Pengertian Dasar Layanan Konseling Kelompok (KKp) dan/atau Bimbingan Kelompok (BKp) merupakan jenis layanan koseling yang mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok, dengan konselor sebagai pemimpin kelompok. Layanan ini mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan/atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam BKp dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok, sedangkan dalam KKp dibahas masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok. Baik topik umum maupun masalah pribadi itu dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intensif dan konstruktif. Layanan ini dapat dilakukan di mana saja, di dalam ruangan atau di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau dirumah konselor, di suatu kantor, atau di ruang praktik pribadi konselor. Di manapun kedua jenis layanan ini dilaksanakan, harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan kelompok. Pengertian Bimbingan Kelompok menurut para ahli: 1. Romlah (1989: 3) mengemukakan bahwa: Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. 2. Gadza (Prayitno, 1995: 308) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekolompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan 5

keputusan yang tepat. . Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial. 3. Amti dan Marjohan: 1995 adalah bimbingan yang diberikan kepada sekolompok dengan memakai pola yang sederhana memberikan arti bahwa bimbingan kelompok diberikan kepada sekolompok individu yang mengalami masalah yang sama serta merupakan usaha membantu individu-individu dengan memamfaatkan suasana yang berkembang dalam kelompok itu. 4. Hallen (2005: 80-81) mengemukakan defenisi dari bimbingan kelompok, yaitu: bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan baru dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan kepada individu dalam situasi kelompok, yang mengalami masalah yang sama dan melalui dinamika kelompok. Peranan Anggota dan Pimpinan Kelompok a. Peranan anggota kelompok Anggota memegang peranan penting dalam bimbingan kelompok. Sebagian besar isi, arah, dan tujuan bimbingan kelompok banyak ditentukan oleh peranan anggotanya. Beberapa peranan yang harus dijalankan anggota kelompok adalah : 1. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam kelompok 2. Membantu tercapainya tujuan bersama 3. Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok

6

4. Mampu berkomunikasi secara terbuka dalam kelompok 5. Berusaha membantu teman-teman dalam kelompok, dan 6. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok. b. Peranan pemimpin kelompok Sebagai mana halnya dengan anggota kelompok, pemimpin kelompok juga memegang peranan oleh pemimpin kelompok adalah: 1. Memberikan bantuan dan pengarahan kepada kelompok. Bantuan dan pengarahan ini dapat menyangkut isi dan dapat juga menyangkut proses kegiatan kelompok itu sendiri. 2. Memusatkan perhatian pada suasana perhatian pada suasana perasaan yang berkembang, baik perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. 3. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kea rah yang dimaksudkan dimaksudkan. 4. Memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok. 5. Mampu mengatur lalu lintas kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan, pendamai, dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan. 6. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok. 2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok Prayitno (1997:78) mengemukakan tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memungkinkan siswa secara bersama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Selain itu, melalui layanan bimbingan kelompok para siswa maka perlu memberikan arahan yang yang penting dalam bimbingan kelompok. Beberapa peranan yang harus dijalankan

7

dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting, mengembangkan nilainilai tentang hal itu, dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas di dalam kelompok. Menurut Hallen (2005:81) fungsi utama bimbingan dan konseling yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ini adalah fungsi pemahaman dan pengembangan. Tujuan konseling kelompok menurut Prayitno (1997:80) adalah untuk memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Kemudian Hallen (2005:82) menyatakan bahwa fungsi utama yang didukung oleh layanan konseling kelompok adalah fungsi pengentasan. Secara umum Tujuan dari Bimbingan Kelompok terdiri dari 2 jenis, yaitu: 1. Tujuan Umum Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Suasana yang berkembang dalam bimbingan kelompok itu dapat merupakan wahana di mana masing-masing murid dapat memanfaatkan informasi, tanggapan dan berbagai reaksi teman-temannya untuk kepentingan pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya. Di samping untuk kepentingan masalah, bimbingan kelompok juga bertujuan mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok, pengembangan pribadi itu akan diperoleh anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu baik suasana yang menyenangkan ataupun suasana yang tidak menyenangkan. 2. Tujuan Khusus a. Melatih murid-murid untuk berani mengemukakan pendapat dihadapan teman-temannya, yang pada gilirannya dapat di manfaatkan untuk ruang lingkup yang lebih besar seperti berbicara dihadapan orang banyak, atau forum resmi.

8

b. Melatih murid-murid untuk dapat bersikap terbuka dalam kelompok. c. Melatih murid-murid untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok. d. Melatih murid-murid untuk dapat bertenggang rasa dengan orang lain. e. Melatih murid murid untuk memperoleh keterampilan di bidang sosial. f. Membantu murid-murid untuk memahami dan mengenali dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan memperhatikan tujuan khusus di atas, dapat dikemukakan bahwa setelah para murid selesai mengikuti bimbingan kelompok, diharapkan para murid akan berkembang sikap dan keterampilannya sebagai berikut: 1. Sikap tidak mau menang sendiri, tidak bermaksud menyenangkan orang lain, tidak gegabah dalam berbicara, ingin membantu orang lain, lebih melihat aspek positif dalam menanggapi teman-temannya, sopan, bertenggang rasa, menahan dan mengendalikan diri, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan pendapat sendiri, dan mendengar pendapat orang lain. 2. Keterampilan mengemukakan pendapat pada orang lain, menerima pendapat orang lain secara tepat dan positif. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok 1. Komponen Dalam Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Konselor: sebagai pemimpin kelompok dengan kemampuan o Menciptakan suasana kelompok sehingga terciptanya dinamika kelompok o Berwawasan luas (ilmiah dan moral). o Mampu membina hubungan antarpersonal yang hangat, damai, berbagi, empatik,altruistik, jauh dari kesukaaan untuk membuat kelompok.

9

Peranan PK: o Membentuk kelompok o Melakukan penstrukturan o Mengembangkan dinamika kelompk o Mengevaluasi proses dan hasil belajar Jumlah kelompok: 8-10 orang dengan memperhatikan homogenitas dan heterogenitas kemampuan anggota kelompok. Kemampuan dengan perbandingan 2:1 antara yang pintar atau kurang pintar. Dari segi jenis pria atau wanita yaitu 1:1. Peran anggota kelompok: Aktif, mandiri melaui aktivitas langsung melalui sikap 3M (mendengar dengan aktif, memahami dengan positif dan merespon dengan tepat), sikap seperti seorang konselor. Berbagi pendapat, ide dan pengalaman Empati Menganalisa Aktif membina keakraban, membina keikatan emosional Mematuhi etika kelompok Menjaga kerahasiaan, perasaan dan membantu serta Membina kelompok. ASAS Dalam Bimbingan kelompok, asas yang dipakai: o Kesukarelaan Tidak ada pemaksaan dalam mengemukakan pendapat. o Keterbukaan Adalah keterusterangan dalam memberikan pendapat. o Kegiatan Partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan kelompok. o Kenormatifan 10 kelompok untuk untuk menyukseskan kegiatan

Aturan dalam menyampaikan ide dan gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak menyalahkan anggota kelompok. o Kerahasiaan : ini terakhir karena topic (pokok bahasan) bersifat umum. Dalam konseling kelompok, asas yang dipakai : o Kerahasiaan Karena membahas masalah pribadi anggota (masalah yang dirasakan tidak menyenangkan, mengganggu perasaan, kemauan dan aktifitas kesehariannya). o Kesukarelaan o Keterbukaan Semua anggota kelompok adalah konselor terhadap anggota yang dibahas masalahnya. o Kegiatan o Kenormatifan Pembentukan kelompok untuk satu kelas: Sederhana Dengan menghitung dalam satu kelas. Lebih rasional Siswa dibagi dalam kelompok dengan criteria tertentu seperti: hasil AUM PTSDL atau UMUM, tes, jenis kelamin, hasil sosiometri. Hal yang dipertimbangkan pembentukan kelompok : Homogenitas secara relative (ex: kesamaan jauh dekat tempat tinggal). Hal yang perlu diperhatikan: jika ingin Kelompok yang sama: maka didahulukan dengan Bimbingan kelompok lalu dilanjutkan dengan konseling kelompok. Pemimpin kelompok yang sama akan menjadikan kelompok lebih dinamis, efektif, efisien 11

2.

Heterogenitas (ex: perbedaan sosio-ekonomi)

Pelaksanaan Langkah awal atau tahap awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap untuk melaksanakan kegiatan kelompok. Langkah awal dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para siswa, pengertian, tujuan dan kegunaan bimbingan kelompok. Setelah penjelasan ini langkah selanjutnya menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat menyelenggarakan bagian kegiatan bimbingan kelompok.

a. Langkah awal

b. Perencanaan Kegiatan Perencanaan kegiatan bimbingan meliputi penetapan: a. c. d. e. f. Materi layanan. Sasaran kegiatan. Bahan dan sumber bahan untuk bimbingan kelompok. Rencana penilaian, dan Waktu dan tempat. b. Tujuan yang ingin dicapai.

c. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan yang telah direncanakan itu selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut: Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fisik (tempat dan kelengkapannya); persiapan bahan, persiapan keterampilan dan persiapan adminiatrasi. Mengenai persiapan keterampilan untuk penyelenggaraan diharapkan berikut: 1. Teknik umum, yaitu Tiga M mendengarkan dengan baik, memahami secara penuh, merespon secara tepat dan positif, dorongan minimal, penguatan dan keruntutan. bimbingan kelompok, guru pembimbing sebagai mampu melaksanakan tekhnik-tekhnik

12

2. Keterampilan memberikan tanggapan mengenai perasaan peserta, mengungkapkan perasaan sendiri dan merefleksikan. 3. Keterampilan memberikan pengarahan, memberikan informasi, memberikan nasehat, bertanya secara langsung dan terbuka, mempengaruhi dan mengajak, menggunakan contoh pribadi, memberikan penafsiran, mengkonfrontasikan, mengupas masalah dan menyimpulkan. 4. Keterampilan memantapkan azas kerahasiaan kepada seluruh peserta. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan 1. Tahap Pembentukan Pada tahap ini merupakan tahap pengenalan diri dari anggota dalam kelompok. Tujuan tahap ini adalah agar anggota memahami maksud bimbingan kelompok. Dengan pemahaman itu akan memungkinkan anggota kelompok mau berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan bimbingan kelompok. Pemahaman itu selanjutnya akan menumbuhkan minat pada diri mereka untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Di samping itu tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan suasana mengenal, percaya, menerima, dan membantu temanteman yang ada dalam kelompok (Amti dan Marjohan: 1993) 2. Tahap peralihan Tahap peralihan merupakan tahap transisi dari tahap pembentukan ke tahap ke tahap kegiatan. Dalam tahap ini dilakukan berikutnya, b.Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, c. Membahas suasana yang terjadi, d. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota, dan kegiatan sebagai berikut: a. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap

13

e. Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama atau tahap pembentukan. 3. Tahap Kegiatan Tahap ini merupakan kegiatan inti dalam bimbingan kelompok. Sasaran yang ingin dicapai dalam tahap kegiatan ini adalah terbahasnya secara tuntas permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok. Sasaran lain yang terpenting adalah terciptanya suasana untuk mengembangkan diri anggota kelompok, baik yang menyangkut pengembangan kemampuan berkomunikasi (mengajukan pendapat, menanggapi pendapat, terbuka, sabar, tenggang rasa dan sebagainya) maupun menyangkut dengan pemecahan masalah yang dikemukakan dalam anggota kelompok. Rangkaian kegiatan dalam tahap ini tergantung kepada bimbingan kelompok yang diselenggarakan apakah bimbingan kelompok bebas atau bimbingan kelompok tugas. 4. Tahap Pengakhiran Tahap ini merupakan tahapan penutup dalam satu atau seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan kelompok. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pemimpin kelompok pada tahap ini adalah: a. b. c. d. e. Penyampaian pengakhiran kegiatan Mengemukakan kesan-kesan Penyampaian tanggapan-tanggapan Pembahasan kegiatan lanjutan Penutupan

4. Evaluasi Kegiatan Penilaian kegiatan bimbingan kelompok tidak ditujukan kepada hasil belajar yang berupa penguasaan pengetahuan ataupun keterampilan yang diperoleh para peserta, melainkan diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan oleh mereka berguna. Evaluasi kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara 14

lisan maupun tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana. Dalam penilaian ini, siswa diminta mengungkapkan perasaannya, pendapatannya, harapannya, minat dan sikapnya terhadap berbagai hal baik yang telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi maupun proses), maupun keterlibatan mereka untuk kegiatan serupa selanjutnya. Kepada para peserta juga dapat diminta untuk mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga atau kurang mereka senangi selama kegiatan bimbingan kelompok Lebih jauh Prayitno (1995: 81), mengemukakn bahwa penilaian terhadap bimbingan kelompok lebih bersifat penilaian dalam proses yang dapat dilakukan melalui: a. Mengamati partisipasi dan aktifitas peserta selama kegiatan berlangsung; b. Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas; c. Mengungkapkan kegunaan bimbingan kelompok bagi mereka dan perolehan mereka sebagai hasil dari keikutsertaan mereka; d. Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan; dan e. Mengungkapkan 5. Analisis dan Tindak Lanjut Hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut kemajuan para peserta Tindak dan lanjut proses dapat penyelenggaraan bimbingan kelompok. kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan bimbingan kelompok.

dilaksanakan melalui bimbingan kelompok selanjutnya atau kegiatan yang dianggap sudah memadai dan selesai, oleh karena itu upaya tindak lanjut secara tersendiri dianggap tidak diperlukan (Nurihsan: 2005).

15

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Dari pemaparan makalah diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, Bimbingan Kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan kepada individu dalam situasi kelompok, yang mengalami masalah yang sama dan melalui dinamika kelompok. Sedangkan tujuan dari Bimbingan Kelompok adalah: membantu siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok dan secara khususnya melatih siswa untuk bersikap terbuka di dalam kelompok, bersikap tenggang rasa, dan juga melatih untuk mampu mengendalikan diri. 3.2 Saran Dengan membaca makalah ini, kami mengharapkan supaya nantinya pembaca dapat memahami dasar dasar dan tujuan dari Bimbingan Kelompok, sehingga pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupannya sehari hari.

16

DAFTAR PUSTAKA Hallen, A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Frofil). Jakarta : Ghalia Indonesia Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : PT Ikrar Mandiriabadi. Prayitno. 2004. Layanan L.1 L.9. Padang : BK FIP UNP. Diambil pada 26 September 2011 dari http://frischayendi.blogspot.com/2011/07/konsepdasar-bimbingan-dan-konseling.html. Bonsweet. 2010. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Diambil pada 26 September kelompok.html. Suharmawan, Wahid. 2010. Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Diambil pada 26 September 2011 dari http://konselorindonesia.blogspot.com/2010/11/ dan-konseling.html. Ifdil. 2008. Layanan Bimbingan Kelompok. Diambil pada 26 September 2011 dari http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view &id=26&Itemid=44. bimbingan-kelompok2011 dari http://konselingturatea.blogspot.com/2010/12/konsep-dasar-bimbingan-

17