proposal kedelai complete

Upload: enal-ampun

Post on 13-Jul-2015

669 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

PROGRAM KREATIF MAHASISWA

HETEROSIS PADA PERSILANGAN KEDELAI INDONESIA DAN KEDELAI JEPANG

BIDANG KEGIATAN PKMP

Diusulkan oleh: Fahmi Arief Rahman Rekyan Larasati Widhi Kurnia 081510501066 081510501101 081510501094

UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2010

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM

1. Judul Kegiatan 2. Bidang Kegiatan (Pilih salah satu) 3. Bidang Ilmu (Pilih salah satu)

: Heterosis Pada Persilangan Kedelai Indonesia dan Kedelai Jepang : ( ) PKMP ( ) PKMK ( ) PKMT ( ) PKMM : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Fahmi Arief Rahman b. NIM : 081510501066 c. Jurusan/Program Studi : Agroteknologi d. Perguruan tinggi : Universitas Jember e. Alamat Rumah : Indramayu Jawa Barat f. No Telp/HP : 085336044142 g. Email : [email protected] 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 2 orang 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap : Dr. Ir. M. Setyo Poerwoko, MS b. NIP : 195507041982031001 c. Alamat Rumah : d. No Telpon/HP : 7. Biaya Kegiatan Total : Rp 10.136.500 a. Sumber Dikti : Rp 10.000.000 b. Sumber lain :8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Jember , 07 Oktober 2010 Menyetujui Ketua Jurusan/Program Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Ir. M. Setyo Poerwoko, MS) NIP. 195507041982031001 Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi,

( Fahmi Arief Rahman ) NIM.081510501066 Dosen Pendamping

(__________________________) NIP.

(Dr. Ir. M. Setyo Poerwoko, MS) NIP. 195507041982031001

1) Judul Heterosis Pada Persilangan Kedelai Indonesia dan Kedelai Jepang

2) Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan terpentinng ketiga setelah padi dan jagung dan banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak dan bahan baku industri (Amaruddin et al., 2002). Kedelai banyak diminati oleh masyarakat dunia, terutama di Indonesia kedelai merupakan sumber protein yang sangat penting dan rendah kolesterol. (Rukmana dan Yuniarsih, 1996). Kebutuhan kedelai saat ini sangat tinggi dan terus meningkat namun belum dicukupi oleh produksi nasional, sehingga dilakukan impor dari Negara lain (Kasjadi et al., 2000). Menurut Suprapto (2001), rendahnya produktivitas kedelai di Indonesia disebabkan anatara lain para petani masih menggunakan varietas lokal yang tingkat produktivitasnya rendah, adanya serangan hama dan penyakit, bencana alam dan persaingan dengan gulma. Kita boleh saja kaya akan varietas kedelai, tetapi fakta dilapangan menunjukkan hanya beberapa saja yang dibudidayakan oleh petani dan ternyata produktifitasnya juga rendah karena petani tidak menetapkan budidaya yang benar, akibat lanjutnya adalah produksi nasional juga rendah. Dari sisi bisnis kedelai tidak menggairahkan bagi petani karena tertekan derasnya arus kedelai import yang harganya lebih murah, disisi lain lahan kedelai bersaing dengan lahan kacang hijau (Sutrisno, 2008). Meroketnya harga kedelai dipasaran, menjadikan langkanya makanan yang digemari masyarakat dari kalangan jelata hingga kalangan atas yaitu tahu dan tempe (Anonim, 2007). Sampai saat ini Indonesia adalah pengimport potensial untuk komoditi kedelai. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk penanaman kedelai. Indonesia merupakan negara ketiga terbesar dari sudut luas areal tanam kedelai yaitu 1,4 juta ha setelah China (8 juta ha), dan India (4,5 juta ha). Dari sisi produksi kedelai, Indonesia menduduki peringkat keenam terbesar didunia setelah AS, Brazil, Argentina, China dan India. Peningkatan produksi kedelai selama sepuluh tahun terakhir lebih banyak sebagai kontribusi perluasan areal tanam

(73%) dan sisanya 27% berasal dari peningkatan produktivitas. Meskipun setiap tahunnya terjadi peningkatan produksi kedelai nasional tetapi tetap tidak bisa menyusul laju permintaan kedelai dalam negeri. Salah satu penyebabnya adalah porduktivitas pertanaman kedelai yang rendah yaitu hanya 1,1 ton/ha. Jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan brazil dan Argentina yang mampu menghasilkan diatas 2 ton kedelai per ha (Adisarwanto dan Wudianto, 2001). Produksi kedelai di tahun 2007 mencapai 592.534 ton dengan luas lahan 459.116 ha. Sedangkan produksi kedelai pada tahun 2008 mengalami kenaikan produksi mencapai 775.710 ton seiring meningkatnya luas lahan pertanaman kedelai yang mencapai 590.956 ha. Berdasarkan angka ramalan II (ARAM II) BPS, produksi kedelai ditahun 2009 mencapai 924.511 ton dengan luas

mencapai 701.392 ha, (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2009). Produksi kedelai yang mencapai 924.511 ton ditahun 2009 masih tetap belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai yang mencapai 2,2 juta ton untuk target swasembada kedelai 2012. Target ini mematok 90% kebutuhan kedelai akan tercukupi oleh produksi dalam negeri, sisanya, melalui impor. (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2010). Untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kedelai dalam pencapaian swasembada kedelai, diperlukan suatu cara untuk mendapatkan varietas unggul baru. Salah satu upaya untuk memperoleh varietas unggul kedelai adalah melalui persilangan, dengan dilakukan persilangan di antara semua pasangan tetuanya, dapat diketahui potensi hasil dari suatu kombinasi hibrida, besarnya nilai heterosis dan dugaan nilai heterosis yang besar (Silitonga et al., 1993). Kedelai jepang dengan rasa yang enak dan polong yang besar memiliki potensi besar dalam menghasilkan varietas unggul baru iika disilangkan dengan kedelai varietas lokal yang memiliki ketahanan indegenous. Persilangan merupakan cara yang paling popular dalam manipulasi komposisi gen pada populasi untuk meningkatkan variasi genetik, karena murah, mudah dilakukan dan efektif (Anonim, 2007). Heterosis antara tetua (midparent heterosis) ditentukan sebagai

penyimpangan penampilan keturunan F1 dari rata-rata tetuanya. Penentuan heterosis ini diperlukan untuk kepentingan kajian genetik namun kurang memiliki

nilai praktis. Heterosis tetua terbaik (best/ high parent heterosis) dihitung sebagai selisih penampilan keturunan F1 dari tetua dengan penampilan lebih menarik atau juga disebut heterobeltiosis (Wikipedia, 2009). Heterosis bukan mengacu pada penggabungan dua sifat baik dari kedua tetua kepada keturunan hasil persilangan, melainkan pada lonjakan/penyimpangan dari penampilan yang diharapkan dari penggabungan dua sifat yang dibawa tetuanya. Heterosis sering kali menimbulkan sifat yang sangat mencolok sehingga pegujiannya statistik tidaklah lagi diperlukan guna memastikan arti ekonomisnya. Pengujian komersiil heterosis pada masa ini di Amerika Serikat telah berkembang dan meliputi hampir semua jenis ayam, jagung, tomat, dan shorgum (Brewbeker, 1983).

3) Perumusan Masalah Kebutuhan kedelai disetiap tahunnya terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk yang terus berkembang. Untuk mewujudkan target pemerintah mengenai swasembada kedelai ditahun 2012, maka salah satunya dibutuhkan varietas unggul baru yang spesifik lokasi untuk daerah Jember agar produktivitas kedelai per ha dapat semakin meningkat. Untuk mendapatkan varietas unggul yang baik, maka perlu dilakukan persilangan. Nilai heterosis F1 dari hasil persilangan kedelai Jepang dan Indonesia apakah mampu digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan varietas unggul baru.

4) Tujuan Program Dari uraian pada perumusan masalah diatas maka tujuan dari kegiatan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui hasil persilangan kedelai Jepang dan kedelai Indonsia berdasarkan tetua tengah untuk memperoleh varietas kedelai yang unggul. 2. Mendukung pemerintah dalam pencapaian swasembada kedelai 2012 melalui pengadaan varietas unggul baru spesifik lokasi.

5) Luaran yang Diharapkan Hasil dari penelitian ini adalah berupa peluncuran varietas baru yang dapat diadopsi masyarakat petani dalam bertanam kedelai sehingga kemakmuran petani kedelai dapat dicapai dan target pemerintah dalam berswasembada kedelai pun akan tercapai. Hasil penelitian ini juga akan dipublikasikan dalam bentuk artikel atau jurnal ilmiah terakreditasi nasional.

6) Kegunaan Program Hasil dari kegiatan ini adalah profil potensi baru bagi varietas kedelai unggul baru dan prospeknya terhadap pencapaian swasembada kedelai 2012. Benih yang dihasilkan dari persilangan kedelai Jepang dan kedelai Indonesia ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat petani Jember dengan

produktivitasnya yang tinggi sehingga perekonomian petani kedelai dapat terangkat dan swasembada kedelai dapat di capai.

7) Tinjauan Pustaka 7.1 Tanaman Kedelai 7.1.1 Kedelai Indonesia Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulaupulau lainnya (Sofia, 2007). Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Divisio Classis Orda Familia Genus Spesies : Spermatophyta : Dicotyledoneae : Rosales : Papilionaceae : Glysine : Glycine max (L.) Merill

Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).

7.1.2 Kedelai Jepang Edamamme merupakan tanaman kedelai yang botaninya diklasifikasikan sebagai berikut : Ordo Family Sub-Family Genus Sub-Genus Spesies : Polypetales : Leguminosae : Papilionoideae : Glycine : Soja : Glycine max (Lumpkin, et. al., 1993) Salah satu tanaman penghasil komoditi yang berharga dan merupakan bahan pangan dengan nilai gizi yang tinggi adalah kedelai jepang atau biasa disebut Glycine max (L) Merr. var. Ryokkoh (Dhyana, 2008).

7.2 Heterosis Heterosis dalam genetika adalah efek perubahan pada penampilan (performance) pada keturunan persilangan (blaster) yang secara konsisten berbeda dari penampilan kedua tetuanya. Istilah ini dikenalkan oleh G.H. Shull pada tahun 1914, setelah sebelumnya (sejak 1908) disebut sebagai heterozygosis. Berdasarkan Hukum Mendel dan teori genetika kuantitatif yang mulai berkembang pesat pada masa itu muncullah dua teori utama yang menjelaskan dasar genetika heterosis dari tim peneliti tersebut. Teori pertama dikemukakan oleh East (1908) dan Shull (1908), disebut teori dominans-berlebih

(overdominance theory), dan yang kedua ditawarkan oleh Keeble dan Pellew (1910) serta Bruce (1910) dan dikenal sebagai teori keuntungan dominan (advantage of dominance theory) (Sprague, 1983).

Heterosis adalah gejala genetis yang luas manfaatnya dalam pembentukan varietas unggul tanaman maupun biakan unggul hewan ternak atau timangan. Sejak awal abad ke-20 gejala heterosis telah dimanfaatkan dalam perakitan varietas hibrida. Penggunaan varietas hibrida meluas pada tanaman ekonomis lainnya, seperti bit gula, bunga matahari, sorgum, kapas, milet mutiara, kelapa, kakao, kanola, padi, serta berbagai tanaman hortikultura (terutama sayuran dan tanaman hias, serta beberapa tanaman buah-buahan). Pemanfaatan gejala heterosis melalui produksii varietas hibrida dianggap menjadi bagian dari revolusi pangan pada abad ke-20 (Brwebaker, 1983).

7.3 Basis Genetik untuk Heterosis 7.3.1 Dominan Teori dominan dari heterosis menyatakan bahwa vigor hibrida adalah hasil dari aksi dan interaksi faktor-faktor pertumbuhan yang dominan dan seringkali terikat (linked) satu dan lainnya. Keadaan heterozygot tidak dianggap mutlak perlu untuk ekspresi heterosis secara penuh. Secara teoritis maka individuindividu yang homozigot sifat-sifat unggulnya, seharusnya menghasilkan fenotipe yang sama baiknya dengan individu-individu yang heterozygot. Guna menopang teori ini maka peran mekanisme linkage adalah sangat penting. Suatu kelemahan yang segera tampak dalam hipotesa dominan adalah : 1. Kenyataan, bahwa para ahli genetika tidak pernah mampu menghasilkan galur-galur murni yang sama unggulnya seperti hibrida F1. 2. Kenyataan bentuk simetris pada distribusi F2 yang diperolah dari hibrida F1 (Brewbaker, 1983).

7.3.2 Overdominan Teori overdominan dari heterosis menyatakan, bahwa heterozygositas adalah diperlukan untuk ekspresi penuh efek heterosis. Akan tetapi hal ini bukan berarti bahwa sifat pertumbuhan yang dominan serta terikat tidak mempunyai peranan dalam heterosis. Teori overdominan cenderung menekankan bahwa

mekanisme dominan sendiri tidak cukup untuk menghasilkan seluruh ekspresi heterosis (Brewbaker, 1983).

7.4 Peranan Heterosis Heterosis atau vigor hibrida adalah suatu fenomena pada hibrida yang menunjukkan nilai F1 dari suatu persilangan melebihi nilai kedua tetuanya. Persilangan antara galur homozygot yang berbeda dapat menyembunyikan sifat cacat yang resesif dan mengembalikan vigor hibrida. Keragaman tanaman F1 tergantung pada pemilihan tetua yang akan memberikan hibrida heterotik. Keragaman genetik yang ditentukan oleh asal geografis merupakan satu diantara beberapa metode untuk pendugaan heterosis. Heterosis yang tinggi diduga diperoleh dari tetua hibrida yang berbeda secara genetik dan mempunyai potensi hasil yang tinggi (Allard, 1999). Dahlan, dkk. (1996) menyatakan persilangan antara dua galur dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dari kedua tetuanya. Hal ini semakin tinggi apalagi galur-galur ini berasal dari dua populasi yang pola heterotiknya berbeda. Berdasarkan penampilan hibrida F1 terdapat tiga kriteria heterosis (Virman, et. al., 1997), yaitu : 1. Mid parent heterosis yaitu perbandingan rata-rata F1 dengan nilai rata-rata kedua tetua. 2. Heterobeltiosis yaitu perbandingan nilai rata-rata F1 dengan varietas tetua tertinggi/terbaik. 3. Standart heterosis yaitu perbandingan antara F1 dengan varietas pembanding (check variety).

7.5 Hipotesis Diharapkan dapat dihasilkan nilai heterosis yang tinggi dari hasil persilangan kedelai Jepang dan kedelai Indonesia.

8) Metode Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Green House Politeknik Negri Jember, Desa Tegal Boto Kecamatan Sumber Sari Jember. Pemilihan tempat ini berdasarkan pertimbangan kesiapan, kepemilikan dan posisi yang strategis dari pada lahan yang akan di gunakan untuk penelitian. Beberapa tahan pelaksanaan penelitian yang akan di lakukan mencakup : 1. Persiapan Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam Penelitian ini ada macam enam genotype kedelai yaitu: No 1 2 Genotipe Malabar East of Java 2 No. Genotipe/Kode No. 3/ML No. 6/EO-2

Sedangkan alat yang digunakan meliputi : pot, pinset, gunting, roll meter, hand spayer, tugal, timba, gembor, gunting, dan bambu. 2. Persiapan media tanam Tanah lapis olah terlebih dahulu digemburkan dan dibersihkan dari kotoran dan gulma, kemudian dicampur dengan pupuk dasar dan dimasukkan dalam pot. 3. Penanaman Setiap pot diberi dua lubang tanam kemudian benih ditanam tiga sampai empat tiap lubang tanam dan kemudian diberi furadan, selanjutnya lubang ditutup dengan tanah. 4. Pemupukan Pemupukan dilakukan pada awal tanam yaitu dengan memberi 3 g TSP, 3 g Urea dan 3 g KCl untuk setiap pot. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal pada tiap lubang tanam. 5. Kombinasi Persilangan Metode persilangan dengan menggunakan metode dialel persilangan. Proses persilangan dilakukan setelah tanaman berumur 30-35 hst atau setelah tanaman berbunga. Penyilangan pertama kali dilakukan dengan cara kastrasi pada

bunga betina yang belum mekar dan belum terjadi penyerbukan. Setelah bunga tetua betina dikastrasi segera dilakukan persarian yaitu dengan cara tepung sari pada tetua jantan yang baru mekar diambil dengan pinset lalu ditempelkan pada kepala putik bunga tetua betina. Kombinasi persilangan menggunakan dialel persilangan yang terdiri dari 2 kombinasi persilangan yaitu: 1 x 2 dan 2 x 1 6. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan anatar lain perajangan, pengairan, penyiangan dan pengendalian hama penyakit. 7. Pemanenan Pemanenan dilakukan apabila daun tanaman kedelai telah rontok dan polong kering atau telah berwarna coklat. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong pangkal batang dengan menggunakan gunting pemotong. Masingmasing tanaman dipisahkan sesuai dengan perlakuan yang diberikan. 8. Pengamatan dan Perhitungan Data Pengamatan yang dilakukan meliputi : Tinggi tanaman (cm); tanaman kedelai diukur dari permukaan tanah sampai dengan pucuk tanaman pada batang utama tetua hibrida F1 setelah dipanen. Jumlah polong per tanaman; dihitung berdasarkan banyak polong dalam satu tanaman pada tetua dan hibrida F1 setelah dipanen. Jumlah biji per tanaman; dihitung berdasarkan banyak biji dalam satu tanaman pada tetua dan hibrida F1 setelah dipanen. Berat biji kering pertanaman (g); dihitung berdasarkan bobot biji dari setiap tanaman. Berat 100 biji (g) pada saat tetua dan hibrida F1 setelah dipanen. Jumlah buku subur; dihitung berdasarkan jumlah buku yang menghasilkan polong pada saat dipanen. Perhitungan data meliputi : Nilai penting percobaan heterosis

Untuk setiap kombinasi persilangan (F1) jumlah prosentase Heterosis (%H) untuk setiap sifat tertentu dapat dihitung sebagai berikut : %H = (F1 MP) x 100% MP Keterangan : F1 MP = observasi rata-rata keturunan F1 dari total n1 tanaman = observasi rata-rata kedua tetua dari tanaman n2 + n3

-

Signifikasi nilai heterosis menggunakan T-test. T-test = (F1 MP) SH

Perhitungan SH diperoleh dengan cara : Variasi H = Var

= = VariasiH

SH Keterangan :

SH = standar error untuk nilai H VF1 VP1 VP2 = Variasi dari F1 = Variasi dari Tetua 1 = Variasi dari Tetua 2

9) JADWAL KEGIATAN PROGRAM Kegiatan Persiapan Alat dan Bahan Persiapan Media Tanam Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Penyilangan Pemanenan Penanaman benih hasil persilangan Pengamatan dan Perhitungan Data bulan ke-1 1 2 3 4 1 bulan ke-2 2 3 4 1 bulan ke-3 2 3 4 1 bulan ke-4 2 3 4

10) Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok 1. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap b. NIM c. Fak/ Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu Kegiatan 2. Anggota Pelaksana 1 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fak/ Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu Kegiatan 3. Anggota Pelaksana 2 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fak/ Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu Kegiatan : Widhi Kurnia : 081510501094 : Pertanian/Agroteknologi : Universitas Jember : 8 jam/minggu : Rekyan Larasati : 081510501101 : Pertanian/Agroteknologi : Universitas Jember : 8 jam/minggu : Fahmi Arief Rahman : 081510501066 : Pertanian/Agroteknologi : Universitas Jember : 16 jam/minggu

11) Nama dan Biodata Dosen Pendamping 1. Nama Lengkap dan Gelar 2. NIP 3. Golongan Pangkat 4. Jabatan Fungsional 5. Jabatan Struktural 6. Fakultas/Program Studi 7. Perguruan Tinggi 8. Bidang Keahlian 9. Waktu untuk kegiatan : Dr. Ir. M. Setyo Poerwoko, MS : 195507041982031001 : Lektor Kepala : Pembina : Ketua Program Studi : Pertanian/Agroteknologi : Universitas Jember : Pemuliaan Tanaman : jam

12) BiayaNo A. Kegiatan Bahan dan Peralatan 1 Bahan habis pakai a. Benih kedelai Jepang b. Benih kedelai Lokal c. Pupuk TSP d. Pupuk Urea e. Pupuk KCl f. Kertas Label g. Kertas A4 80 gr h. Alat tulis i. Media penyimpanan data (CD) j. Tinta Inkjet Printer Black k. Tinta Inkjet Printer Colour l. Kertas Label m. Metomil n. Fipronil o. Tiodikarb p. Mankozeb q. Kompos r. Pasir 2 Peralatan a. Pot b. Timba c. Meteran/Penggaris d. Pinset e. Hand Spayer f. Tugal g. Gembor h. Gunting i. Bambu j. Cangkul k. Sekop l. Ayakan pasir m. Karung n. Hand Counter o. Keranjang p. Neraca timbang q. Terpal panen r. Selang Sub Total Biaya Operasional 1 Perijinan Penelitian 2 Pembuatan green house a. Ring bambu Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 1 1 1 1 5 4 3 5 1 1 5 1 1 1 1 50 50 50 3 3 3 3 3 3 3 9 1 3 1 5 3 5 2 1 15

bh bh kg kg bh pc bh Ls bh bh bh pc bh bh bh bh kg kg bh bh bh set bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh

Rp. 100.000 Rp. 30.000 Rp. 3 .000 Rp. 1.500 Rp. 2.000 Rp. 5.000 Rp. 35.000 Rp. 15.000 Rp. 5.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 5.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 48.000 Rp. 50.000 Rp. 2.000 Rp. 2.000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 6.000 3.000 5.000 5.000 80.000 5.000 20.000 5.000 1.000 100.000 15.000 150.000 2.000 15.000 20.000 100.000 150.000 15.000

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

80.000 30.000 3.000 1.500 2.000 25.000 140.000 45.000 25.000 100.000 100.000 25.000 50.000 50.000 48.000 50.000 100.000 100.000

Rp. 300.000 Rp. 3.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 270.000 Rp. 15.000 Rp. 60.000 Rp. 15.000 Rp. 9.000 Rp. 100.000 Rp. 45.000 Rp. 150.000 Rp. 10..000 Rp. 45.000 Rp. 100.000 Rp. 200.000 Rp. 150.000 Rp. 225.000 Rp. 2.701.500 Rp. Rp. 50.000 150.000

B.

1 15

bh bh

Rp. 50.000 Rp. 10.000

C.

D

b. Plastik c. Paku d. Palu e. tali rafiah f. kawat 3 Konsumsi pelaksana (3 org 2kali 120 hr) Sub Total Perjalanan 1 Transport Lokal Pengurusan Ijin Penelitian 2 Transport Survey Awal 3 Transport penelitian 1kali/hari x 4 bulan Sub Total Biaya Pelaporan dan Publikasi 1 Pembuatan laporan akhir 2 Printer 3 Biaya Publikasi Sub Total Total Biaya Penelitian

40 5 3 1 10 600

m kg bh gl m bh

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

25.000 20.000 20.000 50.000 2.500 6.000

Rp. 1.000.000 Rp. 100.000 Rp. 60.000 Rp. 50.000 Rp. 25.000 Rp. 3.600.000 Rp. 5.035.000 Rp. Rp. Rp. Rp. 50.000 150.000 600.000 800.000

1 1 120

kali kali kali

Rp. 50.000 Rp. 150.000 Rp. 5.000

5 1 1

eks bh kali

Rp. 100.000 Rp. 600.000 500.000

Rp. 500.000 Rp. 600.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 10.136.500

13) Daftar Pustaka Adisarwanto, T. dan Wudianto. 2001. Meningkatkan Hasil Panen Kedelai di Lahan Sawah kering Pasang Surut. Penerbit Swadaya. Jakarta. Allard. 1999. Principles of Plant Breeding. John Whilye and Sons Inc. Canada. 254p. Amaruddin, Masyuri, dan Sutrilah. 2002 Analisis Keunggulan Koparatif dan Tingkat Proteksi Efekti pada Komoditas Kedelai di Pulau Jawa. Agrosains. 15 (2): 241-250. Anonim. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kedelai. [email protected]:[email protected]. Diakses pada 30 September 2010. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2009. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Provinsi, 2009 *). http.//www.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 30 September 2010. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 2010. Seminar Nasional Kedelai. http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/index.php/Seminar/Lokakarya/SeminarNasional-Kedelai.html. Diakses pada 28 September 2010. Brewbeker, J.L. 1983. Genetika Tanaman. Seri Lembaga Genetika Modern. Gede Jaya. Dahlan, M., S. Slamet, M. J. Mejaya, Mudjiono, J. A. Bety, F. Kasim. 1996. Peningkatan Populasi Jagung untuk Pembentukan Varietas Hibrida. Balitjas. Dhyana, L. E. 2008. Validasi Metode Analisis Residu Pestisida Kaptan dan Profenofos dalam Kedelai Jepang (Glycine max (1) merr. Var. Ryokkoh) secara kromatografi. (http://www.wikipedia.org.id/wiki). Diakses pada tanggal 03 Oktober 2010. Kasjadi, F., Suyanto, dan M. Sugiono. 2000. Rakitan Budidaya Padi, Jagung dan Kedelai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Karang Ploso. Rukmana, R. dan Y. Yuniarsih. 1996. Budidaya Kedelai dan Pasca Panen. Kasinus. Yogyakarta. Silitonga, T. S., Minantyorini, L. Cholosih, Warsono dan Indarjo. 1993. Evaluasi Daya Gabung Padi Bulu dan Cer (online). http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/0c975ea39a33b645a5a7fff2cde 80128310b8f81.pdf. Diakses pada 02 September 2010.

Sofia, D. 2007. Respon Tanaman Kedelai Terhadap Tanah Masam. Fakultas Pertanian Sumatra Utara. Sprague, G. F., 1983. Heterosis in maize: theory and practice. Monogr. Theor. Appl. Genet. 6:47-70. Supropto, H. S. 2001. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. 417p. Sutrisno. 2008. Sulitnya Mengembalikan Posisi Pati Sebagai Daerah Penghasil Kedelai. (http://www.litbang.deptan.go.id). Post : 2/12/2008. Diakses pada 30 September 2010. Virman, B. C. Viraktamath, C. L. Casal, R. S. Toledo, M. T. Lopes, and J. O. Manalo. 1997. Hybrid Rice Breeding Manual. http://puslittan.bogor.net/index.php?bhs=english&kunci=persilangan. Diakses tanggal 04 Oktober 2010. Wikipedia. 2009. Heterosis. http://www.wikipedia.org.id/wiki. Diakses pada 30 Agustus 2010.

14) Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Deskripsi Kedelai Jepang Varietas East of Java 2 No. Uaraian 1 Asal 2 Germinase 3 Hasil Rata-rata RM SQ 4 Warna Hipokotil 5 Warna Batang 6 Warna Daun 7 Warna Bulu 8 Warna Bunga 9 Warna polong a. Muda Mentah Matang b. Tua 10 Warna Kulit Biji a. Muda b. Tua 11 Tipe Tumbuh 12 Umur Berbunga 13 Umur Produksi Segar 14 Tinggi Tanaman 15 Berat 100 Biji Kering 16 Jumlah Polong/0,5 kg 17 Jumlah Cabang 18 Aroma polong 19 Jumlah Bunga per Pohon East of Java 2 Taiwan 92% 6,5-7,5 ton 4,5-5,5 ton Hijau Hijau hijau gelap kuning muda Putih

Hijau hijau tua Coklat Hijau kuning Determinit 24-25 hari 64-68 hari 40-50 cm 38 gram 145-141 3,6 Biasa 30-40

Deskripsi Kedelai Indonesia Varietas Malabar

Nama Varietas SK Tahun Tetua Pemulia Umur mulai berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot 1000 biji Kadar protein Kadar lemak Kerebahan Ketahanan terhadap penyakit Nomor galur Hasil rata-rata Warna hipokotil Warna epikotil Warna daun Warna bulu Warna bunga Warna biji Warna hilum biji Tipe tumbuh

: Malabar : 618/kpts/TP.240/11/92 tanggal 3 November 1992 : 1992 : Persilangan varietas No. 1592 x Wilis : Darman M. Arsyad, Sumarno, Asadi Ms, Rodiah Sumarno, Ono Stutrisno, dan Cheppy Syukur : 31 hari : 70 hari : 57 cm : 12 gram : 37% : 20% : Tahan : Agak tahan karat daun : B 8217-II-12-13 : -Lahan sawah 1,27 ton/ha biji kering -lahan kering 0,79 ton/ha biji kering : Ungu : Hijau : Hijau : Coklat : Ungu : Kuning mengkilat : Coklat : Determinate

Warna kulit polong masak : Coklat

Lampiran 2. BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK 1. Biodata Ketua Kelompok a) Nama Lengkap : Fahmi Arief Rahman

b) Tempat/Tanggal Lahir : Indramayu, 04 Februari 1990 c) Jenis Kelamin d) Alamat Asal/Telepon e) Alamat Kos/Telepon f) Agama g) Pendidikan h) Pekerjaani)

: Laki-laki : Indramayu Jawa Barat/085336044142 : Jln. Kalimantan X No. 58 /Jember : Islam : S1 Faperta UNEJ (2008-) : Mahasiswa

Pengalaman Organisasi:-Osis MAN Ciwaringin 2004-2005 -UKMO Faperta UNEJ 2008-2010 -PMII Rayon Faperta-FTP UNEJ 2008-2010 -IMAGRO 2009-2010

j)

Karya ilmiah yang pernah dibuat :-Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Alternatif Pengganti Pupuk Kimia -Pemanfaatan Lahan Sulfat Masam Untuk Budidaya Tanaman Padi - Uji Efektifitas Pestisida Nabati Dari Mimba Basah Dan

Mimba Kering Terhadap Tingkat Kerusakan Daun Akibat Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.) -Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Saw Jember, 07 Oktober 2010 Ketua Pelaksana

Fahmi Arief Rahman NIM. 081510501066

Biodata Anggota 1 a) Nama Lengkap : Rekyan Larasati

b) Tempat/Tanggal Lahir : Jember,17 Januari 1990 c) Jenis Kelamin d) Alamat Asal/Telepon : Perempuan : Jl. Argopuro No.3 Manggisan Tanggul Jember/ 081233458503 e) Alamat Kos/Telepon f) Agama g) Pendidikan h) Pekerjaani)

: Jln. Kalimantan X No. 66 / Jember : Islam : S1 Faperta UNEJ (2008-) : Mahasiswa

Pengalaman Organisasi:-Osis SMA 2 Tanggul 2006-2007 -Ekstra Kurikuler Seni Lukis 2006-2007 -F-siap Faperta UNEJ -IMAGRO 2008-2010

j) Karya ilmiah yang pernah dibuat: -Pemanfaatan Pupuk Kompos untuk Menunjang Pertumbuhan Tanaman Sawi

Jember, 07 Oktober 2010 Anggota Pelaksana 1

Rekyan Larasati NIM. 081510501101

Biodata Anggota 2 a) Nama Lengkap : Widhi Kurnia

b) b)Tempat/Tanggal Lahir: Pematang panggang, 23 Januari 1990.Palembang c) c) Jenis Kelamin d) Alamat Asal/Telepon : Perempuan : Muara Burni 1. Lempuing Jaya. OKI. Sum-Sel 085236108979 e) Alamat Kos/Telepon f) Agama g) Pendidikan h) Pekerjaan : Jln. Kalimantan X No. 66 / Jember : Islam : SI faperta (2008-) : Mahasiswa

i) Pengalaman Organisasi:-Osis SMA Negeri 1 Kutorejo 2006-2007 -Pengurus Remas SMA Negeri 1 Kutorejo 2007 -Ekstra Kurikuler Olahraga 2006-2008 -IMAGRO 2008-2010 -UKMO-Faperta j) Karya ilmiah yang pernah dibuat: - Pemanfaatan Pupuk Organik Bio-Green Sebagai Alternatif Panganti Pupuk Kimia Pada Tanaman Sawi

Jember, 07 Oktober 2010 Anggota Pelaksana 2

Widhi Kurnia NIM. 081510501094

LAMPIRAN 3. BIODATA DOSEN PENDAMPING 1. Identitas Peneliti Nama lengkap NIP Tempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Bidang Keahlian Kantor/Unit Kerja Alamat Kantor No. Telp/Faks/e-mail Alamat Rumah No. Telp/Faks/e-mail/HP 2. Pendidikan No Perguruan Tinggi 1 2 : : : : : : : : : :

Kota & Negara

Tahun Lulus

Bidang Studi

3. Pengalaman Penelitian Nno Judul Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 4. Publikasi No 1 2 3 4 5

Tahun

Karya Ilmiah

Jember, 07 Oktober 2010 Dosen Pembimbing

x NIP.