perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · web...

19
EFEK ANTIHIPERTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera Lmk.) pada TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE-DAWLEY Restu Restiani 1) , Moerfiah 2) dan Ike Yulia W. 3) 2) Program Studi Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan-Bogor 1, 3) Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan-Bogor Abstrak Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah menimbulkan tekanan terlalu besar terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah normal yaitu ≥ 129 (sistolik) / 91 (diastolik) mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lmk.) dalam menurunkan tekanan darah pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley. Pengujian dilakukan dengan pemberian NaCl 4,5% secara oral selama 10 hari terhadap 20 ekor tikus menjadi 5 kelompok (tiap kelompok 4 ekor) yang dilanjutkan pemberian sediaan uji peroral dari hari ke-1 sampai hari ke- 14 dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan Non- invasived Rat Tail Blood Pressure. Kelompok terdiri atas Ekstrak etanol dosis 1 (84,330 mg/200 g bb), Ekstrak etanol dosis II (168,9 mg/200 g bb), Ekstrak etanol dosis III (337,9 mg/200 g bb), Kontrol positif obat dengan merk dagang (X) (2,310 g/200 g bb) dan Kontrol negatif dengan CMC (1 g/200 g bb). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kelor yang mempunyai potensi efek antihipertensi paling efektif adalah ekstrak etanol daun kelor dosis III 337,9 mg/200 g bb. Kata kunci: Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lmk.) pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley, Antihipertensi. Abstract Hypertension is a condition that someone is experiencing an increasing of blood flow in the blood vessels causes great pressure on the wall of blood vessels. Blood pressure normally is ≥ 129 (systolic) / 91 (diastolic)

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

EFEK ANTIHIPERTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR(Moringa oleifera Lmk.) pada TIKUS PUTIH JANTAN GALUR

SPRAGUE-DAWLEY

Restu Restiani 1), Moerfiah 2)dan Ike Yulia W. 3)

2) Program Studi Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan-Bogor

1, 3) Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan-Bogor

AbstrakHipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan aliran darah

di dalam pembuluh darah menimbulkan tekanan terlalu besar terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah normal yaitu ≥ 129 (sistolik) / 91 (diastolik) mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lmk.) dalam menurunkan tekanan darah pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley. Pengujian dilakukan dengan pemberian NaCl 4,5% secara oral selama 10 hari terhadap 20 ekor tikus menjadi 5 kelompok (tiap kelompok 4 ekor) yang dilanjutkan pemberian sediaan uji peroral dari hari ke-1 sampai hari ke-14 dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan Non-invasived Rat Tail Blood Pressure. Kelompok terdiri atas Ekstrak etanol dosis 1 (84,330 mg/200 g bb), Ekstrak etanol dosis II (168,9 mg/200 g bb), Ekstrak etanol dosis III (337,9 mg/200 g bb), Kontrol positif obat dengan merk dagang (X) (2,310 g/200 g bb) dan Kontrol negatif dengan CMC (1 g/200 g bb). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kelor yang mempunyai potensi efek antihipertensi paling efektif adalah ekstrak etanol daun kelor dosis III 337,9 mg/200 g bb.

Kata kunci: Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lmk.) pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley, Antihipertensi.

AbstractHypertension is a condition that someone is experiencing an increasing of blood

flow in the blood vessels causes great pressure on the wall of blood vessels. Blood pressure normally is ≥ 129 (systolic) / 91 (diastolic) mmHg. The aim of this research is to know that are any effect of ethanol extract Moringa leaves in reducing blood pressure on male white rats strain Sprague-dawley. The test was conducted by administering NaCl 4,5% orally in ten days to twenty (20) rats in to 5 groups (each group consists of 4 rats) followed by oral administration of a preparation test in first day until 14 days. Blood pressure was measured using Non-invasived Rat Tail Blood Pressure. The groups consist of ethanol extract dose 1 (84,330 mg/200 g body weight), ethanol extract dose II ((168,9 mg/200 g body weight), ethanol extract dose III (337,9 mg/200 g body weight), the positive control medicine under the brand (X) (2,310 g/200 g body weight) and negative control by CMC (1 g/200 g body weight). The results showed that the ethanol extract of Moringa leaves have the most effective potential antihypertensive is ethanol extract of Moringa leaves dose III 337,9 mg/200 g body weight.

Keywords: Ethanol extract Moringa leaves on male white rats tail strain Sprague-Dawley, Antihypertensive.

Page 2: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

PENDAHULUANHipertensi adalah keadaan dimana

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama), ini terjadi bila aliran darah di dalam pembuluh darah menimbulkan tekanan terlalu besar terhadap dinding pembuluh darah. Hasil atau nilai pengukuran tekanan darah terdiri dari 2 nilai: nilai yang lebih tinggi disebut sebagai tekanan darah sistolik dan nilai yang lebih rendah disebut tekanan darah diastolik. Tekanan darah normal yaitu ≥ 120 (sistolik) / 80 (diastolik) mmHg, tetapi nilai ini bervariasi untuk masing-masing orang. Kasus hipertensi (90%) tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami hipertensi, antara lain: usia, keturunan, jenis kelamin, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, obesitas (kegemukan), stres, penyakit ginjal, konsumsi makanan yang banyak mengandung garam, dan gaya hidup yang kurang aktif (Anonim, 2013).

Tanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah atau hipertensi adalah tanaman daun kelor (Moringa oleifera Lmk). Senyawa yang bersifat antihipertensi pada daun kelor, yaitu kalium yang berperan untuk mengontrol tekanan darah, ritme dan fungsi jantung sehingga dapat mencegah hipertensi.

Khasiat daun kelor sebagai antihipertensi belum banyak diketahui dan dimanfaatkan, oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lmk.) dalam menurunkan tekanan darah tikus putih jantan galur Sprague-Dawley.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lmk.) dalam menurunkan

tekanan darah pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley.

Tahap Persiapan Bahan-bahan Penelitian1. Pembuatan Simplisia Simplisia yang telah dikumpulkan dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel (sortasi basah), dicuci dengan air mengalir sampai bersih, kemudian ditiriskan untuk membebaskan daun dari sisa-sisa air cucian, selanjutnya dikeringkan di oven dengan pengaturan suhu sekitar 40-500C. Setelah kering lalu dibersihkan kembali dari kotoran yang mungkin tertinggal saat pencucian, setelah bersih dari kotoran simplisia kering di grinder dan di ayak dengan menggunakan mesh 20 sehingga diperoleh serbuk simplisia daun kelor dan disimpan dalam wadah bersih dan tertutup rapat. 2. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun

KelorSebanyak 200 g serbuk daun kelor

kering (10 bagian simplisia) dimasukkan ke dalam bejana kemudian dituangi dengan 2 mL etanol 70% (100 bagian cairan penyari), ditutup dan dibiarkan selama 3 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk setiap 6 jam sekali selama 15 menit. Endapan kemudian diendaptuangkan (DepKes RI, 1985), setelah itu ekstrak yang diperoleh dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 30-40 oC dan penggunaan alat Vacuum Dry di laboratorium IPB sampai terbentuk ekstrak kental dengan kadar air di bawah < 5%. Maserasi dilakukan 5x sehingga digunakan 1000 g serbuk simplisia.Penentuan Kadar Air

Prosedur penentuan kadar air simplisia dilakukan dengan menggunakan alat moisture balance, yaitu dengan cara menyalakan tombol on/off terlebih dahulu, kemudian pinggan diletakan di tengah dan penahan punch di atasnya. Kemudian di set program, akurasi dan temperatur sesuai

Page 3: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

dengan simplisia yang akan diuji, lalu ditara. Ditimbang simplisia sebanyak 1 gram (akurasi rendah) atau 5 gram (akurasi sedang), simplisia disimpan di atas punch, diratakan sampai menutupi permukaan punch lalu ditutup, setelah 10 menit proses selesai maka persen kadar air dari simplisia akan tertera secara otomatis (penentuan dilakukan duplo).Penentuan Kadar Abu Total Lebih kurang 2-3 g serbuk simplisia ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara serbuk diratakan, kemudian dipijar perlahan-lahan hingga arang habis, didinginkan dan ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (penentuan dilakukan duplo) (DepKes RI, 2000).3. Analisis Fitokimia Ekstrak Etanol

Daun Kelora. Uji Flavonoid

Terdapat tiga metode yang digunakan. Pertama, beberapa tetes FeCl3 1% kedalam beberapa bagian larutan ekstrak. Warna hijau kehitaman menunjukkannya adanya flavonoid. Kedua, beberapa tetes larutan asam asetat 10% ditambahkan kedalam beberapa bagian ekstrak. Endapan kuning menandakan adanya flavonoid. Ketiga, sejumlah ekstrak dilarutkan dalam metanol, ditambahkan sedikit serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat dari sisi tabung. Terbentuknya warna jingga adanya flavonoid (Rajendra, 2011). b. Uji Alkaloid

Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan dalam 10 mL asam alkohol, didihkan dan disaring. Sebanyak 5 mL filtrat ditambahkan 2 mL larutan ammonia dan 5 mL kloroform lalu dikocok kuat. Lapisan kloroform yang terbentuk diekstrak dengan 10 mL asam asetat lalu dibagi menjadi tiga bagian.1) Uji Dragendorff (kalium bismuth

nitrat): beberapa tetes larutan dragendrof ditambahkan kedalam

larutan kloroform, endapan coklat menunjukkan adanya alkaloid

2) Uji Mayer (kalium merkuri iodida): beberapa tetes pereaksi mayer ditambahkan ke larutan kloroform, endapan putih kekuningan menunjukkan adanya alkaloid.

3) Uji Bouchardat (kalium iodida): beberapa tetes pereaksi Bouchardat ditambahkan ke larutan kloroform. Endapan coklat menunjukkan adanya alkaloid (Rajendra, 2011).

b. Uji Tanin1) Sebanyak 0,5 g ekstrak dididihkan

dalam 10 mL air dalam tabung reaksi, lalu disaring, filtrat ditambahkan beberapa tetes FeCl3

0,1%. Hasil positifnya adalah warna hijau kecoklatan atau biru-hitam

2) Sebanyak 0,5 g ekstrak yang diperiksa dimasukkan ke dalam tabung reaksi dilarutkan dengan sedikit aquadest kemudian dipanaskan di atas penangas air lalu diteteskan dengan larutan gelatin 1% dalam NaCl 10%. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih (Rajendra, 2011).

c. Uji Saponin1) Uji sabun: kedalam 0,5 gram

ekstrak ditambahkan 5 mL aquadest dalam tabung reaksi. Larutan dikocok kuat dan diamati adanya buih yang stabil. Ditambahkan 3 tetes minyak zaitun kedalam buih dan dikocok kuat sampai teramati emulsi yang stabil (Rajendra, 2011).

Tahap Pelaksanaan Penelitian1. Pemeliharaan Hewan Coba Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur Sprague-Dawley dengan bobot berkisar 200 g hingga 300 g sebanyak 20 ekor yang diadaptasikan selama 1 minggu di Laboratorium Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, untuk penyesuaian dengan lingkungan.

Page 4: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

2. Pengelompokan Hewan Uji Hewan uji sebanyak 20 ekor tikus

dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus dengan pembagian kelompok pada tabel 1:Tabel 1. Uji Perlakuan1. Ekstrak etanol Daun Kelor

KelompokI (4 ekor tikus)

II (4 ekor tikus)

III (4 ekor tikus)

Kontrol positif (4 ekor tikus)

Tahap Induksi: Kondisi hipertensi pada tikus diinduksi dengan pemberian NaCl 4,5 % b/v secara oral tiap hari selama 10 hari berturut-turut. Tekanan darah tikus diukur pada hari ke-11 dengan Non Invasived Rat Tail Blood Pressure, diharapkan tekanan darah sistol tikus setelah induksi ≥ 150 mmHg.Tahap perlakuan :1) Sebanyak 20 tikus dikelompokkan

seperti pada tabel 3.2) Ditimbang bobot badan tikus dan

mengkonversikannya dengan dosis perlakuan ekstrak etanol, larutan NaCl 4,5 % b/v dan obat dengan merek dagang (X).

3) Tikus diinduksi menggunakan larutan NaCl 4,5% b/v selama 10 hari berturut-turut secara oral. Kadar tekanan darah diukur pada hari ke-11 untuk memperoleh data dasar mengenai tekanan darah tikus normal secara individu sebelum perlakuan.

4) Tekanan darah sistol tikus naik menjadi ≥ 150 mmHg, kemudian diberikan masing-masing dosis ekstrak etanol daun kelor, obat dengan merek dagang (X) dan larutan CMC 0,1% berturut-turut peroral sehari 1 kali, selama perlakuan tekanan darah tikus

diukur pada setiap hari dengan alat pengukur tekanan darah.

Pengukuran Tekanan Darah dengan Metode Rat Tail Blood pressure Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada tikus hipertensi spontan atau hipertensi buatan. Pengukuran tekanan darah dengan cara Tail Cuff method menggunakan alat blood pressure analyzer. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik. Prinsip kerja pengukuran tekanan darah adalah Cuff digelembungkan sampai mencapai tekanan darah di atas tekanan darah sistolik, tekanan darah normal tikus yaitu ≥ 129 (sistolik) / 91 (diastolik) mmHg, sehingga nadi menghilang kemudian tekanan cuff dikurangi perlahan-lahan. Pada saat tekanan darah mencapai di bawah tekanan sistolik nadi akan muncul kembali, cara pengukuran ini sesuai dengan cara pengukuran tekanan darah menggunakan sphigmomanometer pada manusia. Pengukuran tekanan darah pada metode Tail Cuff, selain digunakan pada tikus juga dapat digunakan pada mencit, anjing, dan primata kecil (Ngatijan, 2006 dalam Tista, 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol

Daun Kelor Daun kelor yang digunakan sebanyak 10 kg, setelah melalui proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut Etanol 70 % didapatkan ekstrak kental sebanyak 298 gram. Nilai rendemen ekstrak kental daun kelor, didapatkan sebesar 29,8%. Penentuan rendemen berfungsi untuk mengetahui kadar senyawa yang terbawa oleh pelarut. Ekstrak etanol daun kelor yang diperoleh berwarna coklat kehitaman dan berbau aromatis kuat.

Page 5: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

2. Hasil Penetapan Kadar Air Serbuk dan Ekstrak Kental Daun Kelor

Penetapan kadar air dilakukan untuk memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air dalam suatu bahan (Depkes RI, 2000), karena dengan adanya kandungan air yang banyak dapat menjadi media pertumbuhan mikroba, kapang dan mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan perubahan kimia pada senyawa aktif. Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture balance (moisture analyzer) penentuan dilakukan duplo, diperoleh kadar air serbuk simplisia kelor sebesar 4,25% dan 4,52%, sedangkan kadar air ekstrak kental daun kelor sebesar 10,30% dan 10,40%. Hasil ini memenuhi persyaratan kadar air serbuk simplisia dan ekstrak kental daun kelor.3. Hasil Penetapan Kadar Abu

Serbuk dan Ekstrak Kental Daun KelorPenetapan kadar abu dilakukan untuk

mengetahui senyawa anorganik yang terkandung dalam suatu simplisia. Senyawa anorganik adalah unsur mineral yang merupakan komposisi tanaman obat serta bahan pangan selain air dan bahan organik. Hasil kadar abu serbuk daun kelor diperoleh hasil sebesar 9,0486% dan 10,1020%, sedangkan kadar abu ekstrak kental daun kelor sebesar 6,1379% dan 4,0291%. Hasil ini sudah memenuhi persyaratan kadar abu untuk kelor yang tidak lebih dari 11% (DepKes RI , 1989).4. Hasil Uji Fitokimia

Pengujian fitokimia serbuk dan ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol 70% dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya. Skema uji fitokimia dapat dilihat pada tabel 2:

Tabel 2. Uji Fitokimia Identifikasi Senyawa Parameter

Flavonoid Merah jingga Merah jingga - -

Alkaloid

Endapan coklat Endapan coklat + +

b. Mayer + +

Endapan coklat Endapan coklat + +

TaninHijau kecoklatan - -

b. Gelatin 1% dlmEndapan putih - -

NaCl 10%

Saponin - -

Hasil Pengamatan

Serbuk Daun Kelor

Ekstrak Etanol Daun Kelor

a. Dragendorff

Endapan putih kekuningan

Endapan putih kekuningan

c. Bouchardat

Tidak terbentuk endapan putih

Terbentuk emulsi yang stabil

Tidak terbentuk emulsi

Uji fitokimia bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa yang terdapat dalam serbuk daun kelor dan ekstrak etanol daun kelor. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa serbuk dan ekstrak etanol daun kelor mengandung senyawa alkaloid, hal ini kemungkinan dikarenakan alkaloid yang bersifat polar sehingga ikut tertarik pada proses maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selain itu kandungan Alkaloid sendiri berperan untuk tekanan darah, dimana fungsinya untuk melebarkan pembuluh darah, sedangkan pada flavonoid, tanin dan saponin hasilnya negatif, karena kandungan yang terdapat pada daun kelor tidak mengandung flavonoid, tanin dan saponin. 5. Hasil Induksi Tekanan darah

dengan Natrium Klorida Pemberian NaCl 4,5% secara oral pada tikus selama 10 hari mengakibatkan tekanan darah (TD) meningkat dari sebelumnya, pada pengukuran TDD dan TDS selama induksi terlihat bahwa tekanan darah tikus semakin meningkat setelah pemberian NaCl 4,5% selama 10 hari. Kondisi hipertensi tersebut dikarenakan konsumsi NaCl berlebih sehingga menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraselular meningkat, untuk menormalkannya cairan intraselular ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraselular meningkat yang mengakibatkan peningkatan volume darah. Konsumsi garam dalam

Page 6: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

jumlah yang tinggi dapat mengecilkan diameter arteri, sehingga jantung harus memompa lebih keras lagi untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang yang semakin sempit yang mengakibatkan terjadinya hipertensi (Brunton et al., 2008).

Nilai TDD yang diinduksi dengan pemberian NaCl 4,5% selama 10 hari bahwa pada perlakuan 1 ekstrak etanol daun kelor dosis 1 lebih tinggi dan lebih baik peningkatannya dilihat dari hari ke-1 dan hari ke-10, dibandingkan dengan perlakuan pada ekstrak etanol daun kelor dosis 2, ekstrak etanol daun kelor dosis 3, kontrol positif dan kontrol negatif. Peningkatan TDD dari masing-masing perlakuan menunjukkan peningkatan yg signifikan tetapi, pada ekstrak etanol dosis 1 TDD naik dengan pemberian NaCl 4,5%. Kenaikan ini bisa disebabkan dari faktor fisiologis, faktor lingkungan dan asupan mineral yg kurang sedangkan asupan NaCl 4,5% berlebih sehingga mendukung TDD meningkat, sementara pada perlakuan yang lainnya tidak terlalu baik peningkatan TDD dibandingkan dengan ekstrak etanol dosis 1, itu disebabkan oleh faktor fisiologis dari masing-masing tikus sendiri yang kurang baik, faktor lingkungan yang kurang mendukung dan asupan mineral yang banyak sehingga asupan NaCl 4,5% yang berlebih menjadi kurang efektif.

Nilai TDS yang diinduksi dengan NaCl 4,5% selama 10 hari, bahwa pada perlakuan 1 ekstrak etanol daun kelor dosis 1 lebih tinggi dan lebih baik peningkatannya dilihat dari hari ke-1 dan hari ke-10, dibandingkan dengan perlakuan pada ekstrak etanol daun kelor dosis 2, ekstrak etanol daun kelor dosis 3, kontrol positif dan kontrol negatif. Peningkatan TDS dari masing-masing perlakuan menunjukan peningkatan yg signifikan tetapi, pada ekstrak etanol daun kelor dosis 1 ini sudah membuat TDS naik dengan pemberian NaCl 4,5%. Data yang

diperoleh kemudian dilakukan uji statistik menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilanjut dengan uji Duncan dan uji LSD (Least Significant Difference), untuk membandingkan efek hipotensif diantara masing-masing perlakuan dan kelompok ulangan. Data rata-rata hasil pengukuran TDD dan TDS tikus sebelum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.Tabel 3. Rataan TD Diastolik tikus

sebelum perlakuan

Perlakuan Hari 1Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3 84,75 ± 4,96

86,25 ± 8,0778,5 ± 11,41

Keterangan : Data menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di hari ke-1 dan hari ke-10 diastolik sebelum perlakuan (P<0,05).

1 2 3 4 50

50

100

150

Hari 1Hari 10

Perlakuan

Teka

nan

Dara

h Tik

us (m

mHg

)

Gambar 1. Histogram rata-rata TDD tikus sebelum perlakuan

Tabel 4. Rataan TD Sistolik tikus sebelum perlakuan

Keterangan : Data menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di hari ke-1 dan hari ke-10 sistolik sebelum perlakuan (P<0,05).

1 2 3 4 50

50100150200

Hari 1Hari 10

Perlakuan

Teka

nan

Dara

h Tik

us

(mm

Hg)

Gambar 2. Histogram rata-rata TDS tikus sebelum perlakuan

Page 7: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

6. Hasil Perlakuan Ekstrak Terhadap Penurunan Tekanan Darah TikusPerlakuan dilakukan terhadap tikus

hipertensi yang tekanan darahnya ≥150 mmHg setelah diinduksi NaCl 4,5%. Kelompok tikus terdiri atas Ekstrak etanol daun kelor dosis 1 (84,330 mg/200 g bb), Ekstrak etanol daun kelor dosis II (168,9 mg/200 g bb), Ekstrak etanol daun kelor dosis III (337,9 mg/200 g bb), Kontrol positif dengan obat merk dagang (X) (2,310 g/200 g bb) dan Kontrol negatif dengan CMC (1 g/200 g bb. Pemberian ekstrak dilakukan per oral setiap hari dan tekanan darahnya di ukur dari hari ke-0 sampai hari ke-14. Selama perlakuan tikus tetap diinduksi dengan NaCl 4,5% karena kondisi fisiologis tikus yang masih normal yang memiliki kemampuan untuk menormalkan kembali kondisi patofisiologis yang dialami oleh tikus yaitu kondisi hipertensi setelah induksi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Non-invasived Rat Tail Blood Pressure. Parameter yang diukur adalah tekanan darah diastol (TDD) dan tekanan darah sistol (TDS). Data penelitian yang diperoleh dianalisa dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan program SPSS, untuk mengetahui efek hipotensif sebelum dan sesudah induksi Natrium Klorida, kemudian analisis dilanjutkan dengan uji Duncan dan uji LSD (Least Significant Difference), untuk membandingkan efek hipotensif diantara masing-masing perlakuan dan kelompok ulangan serta menggunakan analisis data berupa superskrip. Nilai TDD dengan pemberian ekstrak dari masing-masing dosis selama 14 hari, pada perlakuan 3 ekstrak etanol daun kelor dosis 3 lebih baik penurunannya di hari ke-5, hari ke-10 dan hari ke-14 mulai menunjukan penurunan TDD yang baik, sedangkan pada ekstrak etanol daun kelor dosis 1 dan 2 penurunannya tidak menunjukan

penurunan yang signifikan, untuk kontrol positif terjadi tahap dari peningkatan, penurunan kemudian meningkat kembali TDD, sedangkan untuk kontrol negatif pada hari ke-5, hari ke-10 dan hari ke-14 kembali menunjukan penurunan yang baik TDD. Kenaikan TD pada tikus bisa disebabkan dari faktor fisiologis tikus yang kurang baik (bisa dari tingkat kesetresan tikus sehingga kenaikan tekanan darah meningkat), faktor lingkungan dan asupan mineral yg kurang sedangkan asupan NaCl 4,5% terus berlebih sehingga mendukung TDD meningkat, sementara pada perlakuan yang lainnya masih menunjukan penurunan dan peningkatan yang masih belum stabil dibandingkan dengan ekstrak etanol daun kelor dosis 3. Nilai TDS dengan pemberian ekstrak dari masing-masing dosis selama 14 hari, dapat disimpulkan bahwa pada perlakuan 3 ekstrak etanol daun kelor dosis 3 lebih baik penurunannya dilihat di hari ke-5, hari ke-10 dan hari ke-14 mulai menunjukan penurunan TDD yang baik, dibandingkan dengan perlakuan pada ekstrak etanol daun kelor dosis 1 dan dosis 2 penurunannya tidak menunjukan penurunan yang signifikan tetapi terlihat stabil dari hari ke-5 menurun kemudian dari ke-10 meningkat dan hari ke-14 baru terjadi penurunan, untuk kontrol positif terjadi peningkatan menuju penurunan TDS dilihat dari hari ke-5 dan hari ke-10 meningkat kemudian di hari ke-14 terjadi penurunan, sedangkan untuk kontrol negatif pada hari ke-5 menurun kemudian di hari ke-10 kembali meningkat dan hari ke-14 kembali terjadi penurunan TDS. Kenaikan ini bisa disebabkan dari faktor fisiologis tikus yang kurang baik (bisa dari tingkat kesetresan tikus sehingga kenaikan tekanan darah meningkat), faktor lingkungan dan asupan mineral yg kurang sedangkan asupan NaCl 4,5% terus berlebih sehingga mendukung TDS

Page 8: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

meningkat, sementara pada perlakuan yang lainnya masih menunjukan penurunan dan peningkatan yang masih belum stabil dibandingkan dengan ekstrak etanol daun kelor dosis 3, sedangkan penurunan TDS bisa jg disebabkan oleh faktor fisiologis dari masing-masing tikus yang baik, faktor lingkungan yang mendukung dan asupan mineral yang banyak sehingga bisa menurunkan asupan NaCl 4,5% yang berlebih menjadi efektif. Data rata-rata hasil pengukuran TDD dan TDS setelah perlakuan dengan ekstrak daun kelor dapat dilihat pada Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7.Tabel 5. Rataan TD Diastolik tikus setelah

perlakuan

Keterangan : Data dengan superskrip menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di hari ke-5 diastolik (P<0,05).

Tabel 6. Rataan TD Diastolik tikus setelah perlakuan

Perlakuan Hari 10Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1 92,75a ± 3,34

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2 102,5a ± 15,51

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3 84,5b ± 8,20

Kontrol (+) 85,25b ± 9,80

Kontrol (-) 92,5a ± 4,33Keterangan : Data dengan superskrip menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di hari ke-10 diastolik (P<0,05).

Tabel 7. Rataan TD Diastolik tikus setelah perlakuan

Keterangan : Data dengan superskrip menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di hari ke-14 diastolik (P<0,05).

1 2 3 4 50

50

100

150

Hari 0Hari 5Hari 10Hari14

Perlakuan

Teka

nan

Dara

h Ti

kus

(mm

Hg)

Gambar 3. Histogram rata-rata TDD tikus setelah perlakuan

Tabel 8. Rataan TD Sistolik tikus setelah perlakuan

Keterangan : Data dengan superskrip menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di hari ke-5 sistolik (P<0,05).

Tabel 9. Rataan TD Sistolik tikus setelah perlakuan

Keterangan : Data dengan superskrip menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di hari ke-10 sistolik (P<0,05).

Tabel 10. Rataan TD Sistolik tikus setelah perlakuan

Keterangan : Data dengan superskrip menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di hari ke-14 sistolik (P<0,05)

Page 9: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

1 2 3 4 50

50100150200

Hari 0Hari 5Hari 10Hari 14

Perlakuan

Teka

nan

Dara

h Ti

kus (

mm

Hg)

Gambar 4. Histogram rata-rata TDS tikus setelah perlakuan

Data penelitian setelah dianalisis dengan metode statistika yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan program SPSS yang bertujuan untuk menarik kesimpulan agar terukur kesalahannya, sehingga di dapatkan perbandingan antara nilai sebelum perlakuan TDD dan TDS dengan nilai selama perlakuan TDD dan TDS menunjukan nilai yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa dari kelompok sebelum perlakuan TDD dan TDS yang diinduksi dengan NaCl 4,5% selama 10 hari bahwa perlakuan 1 atau ekstrak etanol daun kelor dosis 1 menunjukan kenaikan yg lebih baik dibandingkan dengan perlakuan 2 atau ekstrak etanol daun kelor dosis 2, perlakuan 3 atau ekstrak etanol daun kelor dosis 3, perlakuan 4 atau kontrol positif dan perlakuan 5 atau kontrol negatif, setelah perlakuan menunjukkan bahwa signifikan (P 0,00) < 0,05 sehingga tolak H0 atau terima H1. Hipotesis yang didapat bahwa H0: pada setiap perlakuan berupa NaCl memberikan pengaruh yang sama terhadap TD tikus putih jantan galur Sprague-dawley dan H1: perlakuan berupa NaCl memberikan pengaruh yang berbeda pada tikus putih jantan galur Sprague-dawley.

Nilai setelah perlakuan TDD dan TDS dengan pemberian sediaan uji

secara oral dari hari ke-0 sampai hari ke-14 dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan Non-invasived Rat Tail Blood Pressure. Kelompok terdiri atas

Ekstrak etanol dosis 1 (84,330 mg/200 g

bb), Ekstrak etanol dosis II (168,9 mg/200 g bb), Ekstrak etanol dosis III (337,9 mg/200 g bb), Kontrol positif obat dengan merk dagang (X) (2,310

g/200 g bb) dan Kontrol negatif dengan CMC (1 g/200 g bb). Ekstrak etanol

daun kelor dosis III (337,9 mg/200 g bb) menunjukkan penurunan yg lebih baik

sehingga mempunyai efek antihipertensi paling baik dan dosis paling efektif.

7. Peningkatan dan Penurunan Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Perlakuan (%).Peningkatan persentase TD sebelum

perlakuan dilihat dari hari ke-1 dan hari ke-10, bahwa pada perlakuan ke-1 TDD meningkat dan TDS menurun, pada perlakuan ke-2 TDD menunjukan peningkatan yang sangat drastis sedangkan TDS mengalami penurunan, pada perlakuan ke-3 TDD mengalami penurunan sedangkan TDS mengalami peningkatan, pada perlakuan ke-4 TDD mengalami peningkatan cukup drastis sedangkan TDS mengalami penurunan dan pada perlakuan ke-5 TDD mengalami penurunan sedangkan TDS mengalami peningkatan. Data dapat dilihat pada (Tabel 7).

Penurunan persentase TD setelah perlakuan dapat pada hari ke-5 dan hari ke-10 TDD dan TDS bisa dikatakan persentase penurunan dan peningkatannya masih belum stabil, pada persentase penurunan hari ke-14 TDD dan TDS mengalami penurunan yang drastis tetapi cukup stabil, pada perlakuan ke-1 (dosis 1) TDD dan TDS mengalami peningkatan yang stabil, pada perlakuan ke-2 (dosis 2) TDD dan TDS mengalami penurunan yg baik sedangkan pada perlakuan ke-3(dosis 3) TDD mengalami peningkatan dan TDS mengalami penurunan yang stabil, untuk

Page 10: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

perlakuan ke-4 (kontrol positif) TDD dan TDS peningkatan yang stabil dan pada perlakuan ke-5 (kontrol negatif) TDD meningkat dan TDS menurun.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase penurunan TDD dan TDS yang paling efektif adalah kelompok perlakuan ke-3 pada ekstrak etanol daun kelor dosis 3, dimana pada peningkatan TD sebelum perlakuan dilihat dari hari ke-1 dan hari ke-10 menurun lalu pada penurunan TD setelah perlakuan dilihat dari hari ke-0 dan hari ke-14 mengalami penurunan yang baik. Data dapat dilihat pada (Tabel 7 dan 8).Tabel 11. Peningkatan Tekanan Darah Sebelum Perlakuan (%)

KelompokHari ke-1 Hari ke-10 Persentase peningkatan(mmHg) (mmHg) (%)

Diastolik Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Sistolik

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1

1 100 128 132 175 24,24 26,852 84 128 120 155 30 17,413 80 120 106 152 24,52 21,054 81 116 106 160 23,58 27,5

Rata-rata 86,25 123 116 160,5 25,64 23,36

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2

1 60 109 106 150 43,39 27,332 83 112 125 160 33,6 303 91 121 108 152 15,74 20,394 80 120 106 150 24,52 20

Rata-rata 78,5 115,5 111,25 153 29,43 24,50

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3

1 93 123 100 164 7 252 82 108 108 152 24,07 28,943 80 111 106 150 24,52 264 84 118 104 150 19,23 21,33

Rata-rata 84,75 115 104,5 154 18,89 25,32

Kontrol (+)

1 90 129 105 150 14,28 142 82 124 104 151 21,15 17,883 79 124 120 171 34,16 27,484 64 120 109 154 41,28 22,07

Rata-rata 78,75 124,25 109,5 156,5 28,08 20,60

Kontrol (-)

1 91 129 98 170 7,14 24,112 89 122 100 159 11 23,273 87 110 108 150 19,44 32,664 79 101 126 150 37,30 32,66

Gambar 5. Histogram Peningkatan Tekanan Darah Sebelum Perlakuan (%)

Tabel 12. Penurunan Tekanan Darah Setelah Perlakuan Hari ke-5 (%)

KelompokHari ke- 0 Hari ke-5 Persentase penurunan(mmHg) (mmHg) (%)

Diastolik Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Sistolik

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1

1 132 175 114 159 13,63 9,142 120 155 90 134 25 13,543 106 152 68 133 35,84 12,54 106 160 87 128 17,92 20

Rata-rata 116 160,5 89,75 138,5 22,62 13,70

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2

1 106 150 117 156 -10.37 -42 125 160 86 119 31,2 25,623 108 152 86 143 20,37 5,924 106 150 104 149 1,88 0,66

Rata-rata 111,25 153 98,25 141,75 11,68 7,35

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3

1 100 164 92 157 8 4,262 108 152 67 122 37,96 19,733 106 150 69 113 34,90 24,664 104 150 83 124 20,19 17,33

Rata-rata 104,5 154 77,75 129 25,59 16,23

Kontrol (+)

1 105 150 104 148 0,95 1,332 104 151 74 110 28,84 27,153 120 171 103 145 14,16 15,204 109 154 103 147 5,50 4,54

Rata-rata 109,5 156,4 96 137,5 12,32 12,08

Kontrol (-)

1 98 170 112 161 -14.28 5,292 100 159 65 110 35 30,813 108 150 122 168 -12.96 -124 126 150 81 129 35,71 14

1 2 3 4 505

1015202530

DiastolikSistolik

Perlakuan

Teka

nan

Dara

h Ti

kus (

mm

Hg)

Gambar 6. Histogram Penurunan Tekanan Darah Setelah Perlakuan Hari ke-5 (%)

Tabel 13. Penurunan Tekanan Darah Setelah Perlakuan Hari ke-10 (%)

KelompokHari ke- 0(mmHg)

Diastolik Sistolik

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1

1 132 1752 120 1553 106 1524 106 160

Rata-rata 116 160,5

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2

1 106 1502 125 1603 108 1524 106 150

Rata-rata 111,25 153

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3

1 100 1642 108 1523 106 1504 104 150

Rata-rata 104,5 154

Kontrol (+)

1 105 1502 104 1513 120 1714 109 154

Rata-rata 109,5 156,4

1 2 3 4 505

101520253035

DiastolikSistolik

Perlakuan

Teka

nan

Dara

h Ti

kus (

mm

Hg)

Page 11: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

1 2 3 4 505

10152025

DiastolikSistolik

Perlakuan

Teka

nan

Dara

h Ti

kus (

mm

Hg)

Gambar 7. Histogram Penurunan Tekanan Darah Setelah Perlakuan Hari ke-10 (%)

Tabel 14. Penurunan Tekanan Darah Setelah Perlakuan Hari ke-14 (%)

KelompokHari ke- 0(mmHg)

Diastolik Sistolik

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1

1 132 1752 120 1553 106 1524 106 160

Rata-rata 116 160,5

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2

1 106 1502 125 1603 108 1524 106 150

Rata-rata 111,25 153

Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3

1 100 1642 108 1523 106 1504 104 150

Rata-rata 104,5 154

Kontrol (+)

1 105 1502 104 1513 120 1714 109 154

Rata-rata 109,5 156,4

1 2 3 4 505

10152025

DiastolikSistolik

Perlakuan

Teka

nan

Dara

h Ti

kus (

mm

Hg)

Gambar 8. Histogram Penurunan Tekanan Darah Setelah Perlakuan Hari ke-14 (%)

8. Pengaruh Perlakuan Ekstrak Terhadap Penurunan Tekanan Darah TikusBerdasarkan penelitian di atas,

dikatakan terjadi penurunan tekanan darah diastolik dan tekanan darah sistolik tikus putih jantan galur Sprague-dawley pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol daun kelor

dosis 3. Persentase penurunan TDD dan TDS berbeda setiap kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan maupun dengan kontrol positif dengan obat merk dagang (X). Hasil penelitian menunjukkan persentase penurunan TDD ekstrak daun kelor lebih besar dibandingkan dengan obat dengan merk dagang (X). Demikian juga persentase penurunan TDS ekstrak daun kelor lebih besar dibandingkan dengan obat dengan merk dagang (X) (Tabel 14).

Aktifitas penurunan TDD dan TDS tikus yang diberi perlakuan ekstrak daun kelor terletak pada daun kelor yang mengandung kadar sodium (natrium) yang rendah tetapi tinggi potasium (kalium), yaitu 259 mg/l00 g (Tabel 1). Perbandingan kalium dan natrium yang tinggi sangat menguntungkan dalam rangka pencegahan penyakit hipertensi (Purnomo, 2012). Strategi dalam penanganan hipertensi salahsatunya adalah mengubah keseimbangan Na+

dengan cara membatasi konsumsi garam dalam makanan. Bila kadar natrium di filtrat glomeruli rendah, maka lebih banyak air akan dikeluarkan untuk menormalisasi kadar garam dalam darah. Akibat pengeluaran ekstra air tersebut, tekanan darah akan turun. (Tjay, 2003). Kandungan pada daun kelor yang mampu membantu menurunkan tekanan darah adalah kalium (potassium). Daun kelor juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah.

Kalium merupakan elektrolit intraseluler yang utama, dalam kenyataan, 98% kalium tubuh berada di dalam sel, 2% sisanya berada di luar sel, yang penting adalah 2% ini untuk fungsi neuromuskuler. Kalium mempengaruhi aktivitas baik otot skelet maupun otot jantung. Sebagai contoh, perubahan dalam konsentrasinya mengubah iritabilitas dan ritme miokardia. Kalium secara konstan bergerak kedalam dan

Page 12: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/ejurnal 066109046.docx · Web viewTanaman obat yang telah digunakan secara empiris untuk menurunkan tekanan darah

keluar sel tergantung pada kebutuhan tubuh (Kusnul, 2012).

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun kelor pada tikus putih jantan galur Sprague–dawley, potensi antihipertensi terbesar dan paling efektif terdapat pada ekstrak etanol daun kelor dosis III 337,9 mg/200 g bb, dimana persentase penurunannya lebih besar dibandingkan Obat dengan merk dagang (X) (kontrol positif) dosis 2,310 g/200 g bb.

SARANBerdasarkan hasil pada penelitian

ini, saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu:

1. Ekstrak ekstrak etanol daun kelor perlu dibuat sediaan seperti granul instan agar lebih mudah pemakaiannya.

2. Perlu dilakukan Uji toksisitas untuk mengetahui batas keamanan penggunaan ekstrak etanol daun kelor .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer (kelompok Gramedia).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta.

_____________. 1989. Materia Medika Indonesia, Edisi V. Jakarta.

_____________. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta.

Rajendra CE., G.S., Magadum, M.A., Nadaf, S.V., Yashoda, M., Manjula. 2011. Phytochemical Screening of The Rhizoma of Kaempferia Galanga. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research 2011:3(3):61-63.

Tista, G.N.B., 2011. Pemberian Ekstrak

Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L) Menurunkan Tekanan Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) yang Hipertensi, Program Pascasarjana Universitas Udayana.