perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · web...

17
PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN KEHAMILAN MUDA AKIBAT PERDARAHAN Indah Afrillianti, Sri Setyaningsih¹ dan Arie Qur’ania² Program Studi Ilmu Komputer-FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan PO BOX 452, Bogor Telp/Fax (0251) 8375 547 Email : [email protected] Abstrak Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan. Saat hamil tentu terjadi perubahan bentuk tubuh wanita baik secara anatomis maupun funsional untuk penyesuaian dengan janin dalam kandungan. Dengan adanya perubahan kehamilan serta janin semakin berkembang tentu mengakibatkan timbul berbagai keluhan dan gangguan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin. Sistem ini dibuat dengan menampilkan beberapa informasi pada menu home dan menerapkan metode certainty factor dan forward chaining yakni dimana setiap gejala yang ditimbulkan diberikan nilai bobot untuk mendapatkan akurasi nilai kepercayaan hasil diagnose berdasarkan data gejala yang dipilih dari pertanyaan seputar gejala yang terjadi selama perdarahan kehamilan muda pada menu diagnosa yang nantinya akan menghasilkan output jenis gangguan perdarahan beserta solusi dan nilai kepercayaan. Kata Kunci : Perdarahan Kehamilan, Sistem Pakar, Certainty Factor, Forward Chainin. PENDAHULUAN Latar Belakang Daya tahan tubuh seseorang tidak menjamin akan selalu terjaga kesehatannya tanpa diiringi dengan pola hidup yang baik. Asupan nutrisi saja pun tidak cukup tanpa diimbangi dengan aktifitas untuk menjaga kondisi fisik. Termasuk ibu hamil sangat dirasa perlu menjaga kesehatan fisik dan janinnya. Namun seiring terjadinya perubahan bentuk tubuh pada wanita hamil, sebetulnya, kehamilan itu sendiri bisa menjadi penyebab menurunnya daya tahan tubuh ibu yang kemudian

Upload: dangcong

Post on 13-May-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN KEHAMILAN

MUDA AKIBAT PERDARAHAN

Indah Afrillianti, Sri Setyaningsih¹ dan Arie Qur’ania²Program Studi Ilmu Komputer-FMIPA Universitas Pakuan

Jl. Pakuan PO BOX 452, BogorTelp/Fax (0251) 8375 547

Email : [email protected]

Abstrak

Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan. Saat hamil tentu terjadi perubahan bentuk tubuh wanita baik secara anatomis maupun funsional untuk penyesuaian dengan janin dalam kandungan. Dengan adanya perubahan kehamilan serta janin semakin berkembang tentu mengakibatkan timbul berbagai keluhan dan gangguan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin. Sistem ini dibuat dengan menampilkan beberapa informasi pada menu home dan menerapkan metode certainty factor dan forward chaining yakni dimana setiap gejala yang ditimbulkan diberikan nilai bobot untuk mendapatkan akurasi nilai kepercayaan hasil diagnose berdasarkan data gejala yang dipilih dari pertanyaan seputar gejala yang terjadi selama perdarahan kehamilan muda pada menu diagnosa yang nantinya akan menghasilkan output jenis gangguan perdarahan beserta solusi dan nilai kepercayaan.

Kata Kunci : Perdarahan Kehamilan, Sistem Pakar, Certainty Factor, Forward Chainin.

PENDAHULUAN

Latar BelakangDaya tahan tubuh seseorang

tidak menjamin akan selalu terjaga kesehatannya tanpa diiringi dengan pola hidup yang baik. Asupan nutrisi saja pun tidak cukup tanpa diimbangi dengan aktifitas untuk menjaga kondisi fisik. Termasuk ibu hamil sangat dirasa perlu menjaga kesehatan fisik dan janinnya. Namun seiring terjadinya perubahan bentuk tubuh pada wanita hamil, sebetulnya, kehamilan itu sendiri bisa menjadi penyebab menurunnya daya tahan tubuh ibu yang kemudian memicu munculnya beberapa gangguan pada masa kehamilan.

Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (Mansjoer, 2001). Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Saat hamil tentu terjadi

perubahan bentuk tubuh wanita baik secara anatomis maupun funsional untuk penyesuaian dengan janin dalam kandungan Dengan adanya perubahan ini dan janin semakin berkembang tentu mengakibatkan timbul berbagai keluhan dan gangguan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin.

Keluhan yang dialami ibu di masa kehamilannya tentu dirasa wajar namun jika hal tersebut mungkin saja

Page 2: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

menganggu kenyamanan ibu tentu akan mengkhawatirkan dan bisa membahayakan. Salah satu gangguan yang dapat timbul seperti gejala pendarahan bercak hingga derajat sedang dan pendarahan massif/banyak pada masa kehamilan muda. Dengan perawatan dan pengobatan yang teratur, umumnya kehamilan dapat berjalan dengan lancar. Walaupun demikian, risiko munculnya sesuatu yang tidak diinginkan dapat saja terjadi, dan hal tersebut perlu segera dikonsultasikan ke dokter kandungan ataupun bidan.

Selama ini masih minimnya informasi untuk mendeteksi gangguan yang terjadi selama masa kehamilan, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi saat ini berdasarkan permasalahan yang ada perlu adanya sistem yang membantu dalam mendiagnosa gangguan kehamilan. Maka dari itu penelitian ini dilakukan dengan judul “Penerapan Metode Certainty Factor dan Forward Chaining Pada Aplikasi Diagnosis Gangguan Kehamilan Muda Akibat Perdarahan dengan dibuatnya sistem ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dibidang kesehatan khususnya pada kandungan dalam mendiagnosa gangguan perdarahan saat kehamilan muda.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat Penerapan Metode Certainty Factor dan Forward Chaining Pada Aplikasi Diagnosis Gangguan Kehamilan Muda Akibat Perdarahan.

Ruang lingkup penelitian ini meliputi pendeteksi seperti bercak - bercak (flek) darah pada ibu hamil dengan metode Certainty Factor dan Forward Chaining untuk mengidentifikasi gangguan khususnya pendarahan yang terjadi di masa kehamilan muda dengan berupa

pertanyaan tentang gejala gangguan yang timbul pada saat hamil yang meliputi diagnosis Abortus Imminens, Abortus Insipiens, Abortus Inkomplit, Abortus Komplit, Kehamilan Ektopik Terganggu, Abortus Mola (Mola Hidatidosa) untuk memudahkan pengguna mengetahui informasi gangguan kehamilan serta solusi penanganannya. Manfaat Penelitian ini diantaranya sebagai berikut : 1. Mengetahui informasi jenis -

jenis gangguan perdarahan yang dialami ibu selama kehamilan muda.

2. Memberikan solusi penanganan dari setiap gejala-gejala yang timbul saat kehamilan.

3. Memberikan informasi penget-ahuan lebih spesifik pada tenaga kesehatan khususnya dibidang kandungan mengenai gangguan yang terjadi di masa kehamilan.

DASAR TEORI

Sistem PakarSistem pakar adalah program

komputer yang menggunakan pengetahuan pakar untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi pada area yang sempit (Waterman, 1986). Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Sri Kusumadewi, 2003, hal 109). Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan orang awam. Sebagai contoh, dokter adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosis penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan penatalaksanaan suatu penyakit.Kehamilan

Page 3: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,1998). Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2002). Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kahamilan. (Muhimah dan Safe’I, 2010).

Gangguan Perdarahan Kehamilan Muda

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila berat badannya telah mencapai lebih daripada 500 gram atau umur kehamilan lebih daripada 20 minggu (Sastrawinata et al., 2005).

Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Terminologi umum untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage.

Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminologi untuk keadaan ini adalah pengguguran atau abortus provokatus.Jenis Diagnosis Gangguan Perdarahan Pada Kehamilan Muda:

1. Abortus Imminens terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.

2. Abortus Insipiens perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda di mana hasil konsepsi masih berada dalam kovum uteri. Kondisi ini menunjukan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit.

3. Abortus Inkomplit perdarahan pada kehamilan muda di mana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kovum uteri melalui kanalis servikalis.

4. Abortus Komplit perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh konsepsi telah dikeluarkan dari kovum uteri.

5. Kehamilan Ektopik Terganggu Perdarahan pada kehamilan muda disertain syok dan anemia yang tidak sebanding dengan jumlah perdarahan yang keluar.

6. Mola Hydatidosa perdarahan pada kehamilan muda yang disertai dengan gejala mirip preeklamsia, risiko tinggi untuk terjadi keganasan (koriokarsinoma).

Faktor Kepastian (Certainty Factor) Faktor Kepastian (Certainty

Factor) mengekspresikan kepercayaan dalam kejadian (atau fakta atau hipotesis) berdasarkan kejadian (atau pada penilaian seorang pakar). Ada beberapa metode dari penggunaan CFs untuk menangani ketidakpercayaan dalam knowledge-based systems. Salah satu cara dengan menggunakan 1.0 atau 100 untuk kepercayaan absolut (keyakinan

Page 4: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

penuh) dan 0 untuk kesalahan yang pasti. CFs adalah bukan probabilitas, namun memperkenalkan konsep kepercayaan dan ketidakpercayaan. Model yang dikembangkan dalam CFs adalah sebagai berikut (Russel, 2003; Turban, 2005).Factor kepastian diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty factor merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Deskripsi kombinasi Certainty Factor untuk kaidah dengan kesimpulan yang serupa (Similarly concluded rules):

Forward Chaining Forward Chaining merupakan

suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano and Riley, 2005). Forward chaining bisa dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui. Pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh.

Forward chaining bisa disebut juga runut maju atau pencarian yang dimotori data (data driven search). Jadi pencarian dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju konklusi atau derived information (then).Penelitian TerdahuluVirginia, (2010) : Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis

Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor. Rohman dan Fauzijah, (2008) : Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak.Whenty, Delima dan Joko Purwadi (2010) : Program Bantu Diagnosa Gangguan Kesehatan Kehamilan dengan Metode Forward Chaining.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan Sistem Development Life Cycle (SDLC). Dalam tahapan-tahapan ini dijelaskan proses pembuatan sistem serta langkah-langkah yang sesuai dengan tahapan sistem yang berlaku pada SDLC termasuk pengumpulan data. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam skema seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 1. SDLC

Perencanaan Sistem.Tahap perencanaan ini

dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem serta untuk menentukan sistem yang akan dibuat. Data yang digunakan untuk menganalisis masalah sistem ini diperoleh dengan 2 cara, yaitu :

Page 5: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

a. WawancaraMelakukan wawancara tidak terstruktur yaitu dengan melakukan wawancara bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan (quisioner) yang akan diajukan secara spesifik, hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali ataupun konsultasi untuk mengetahui penelitian terhadap jenis gangguan perdarahan pada saat kehamilan muda dengan mencari data gejala-gejala dan solusi serta sebuah nilai kepercayaan (bobot nilai) untuk memecahkan sebuah permasalahan dan menentukan tujuan dilakukannya penelitian ini.

b. Studi PustakaMengumpulkan data informasi melalui buku mengenai jenis-jenis gangguan perdarahan saat kehamilan muda, gejala-gejala apa saja yang menimbulkan terjadinya gangguan selama kehamilan muda, serta menggunakan fasilitas internet sebagai literatur pendukung pelaksanaan penelitian.

Analisis Sistem.Analisis merupakan

pemecahan masalah dan penarikan kesimpulan dari apa yang telah dilakukan dan tahap ini dilakukan dengan teknik wawancara untuk mengetahui secara nyata data dengan sistem yang akan dibuat

Tahap analisis sistem yang dilakukan dalam penelitian berjudul Penerapan Metode Certainty Factor Dan Forward Chaining Pada Aplikasi Diagnosis Gangguan Kehamilan Muda Akibat Perdarahan ini merupakan tahapan yang ada di

sistem penerimaan yang akan dibuat kemudian akan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

1. Penggunaan sistem.Dalam hal penggunaan sistem ini akan menampilkan gejala-gejala perdarahan yang timbul pada saat kehamilan muda yang nantinya akan dipilih sesuai dengan gejala yang dirasakan. Dimana pengguna atau user dapat mengetahui informasi mengenai gangguan-gangguan yang terjadi saat hamil.

2. Identifikasi masalah.Setelah dilakukannya analisis pada data yang dikumpulkan kemudian dapat diindentifikasi masalah-masalah yang nantinya sistem tersebut akan dibuat.

Perancangan Sistem.Tahap perancangan sistem ini

merupakan tahapan gambaran atau visualisasi mengenai rancangan sistem yang akan di bangun yang mencakup perancangan sistem secara umum yang meliputi Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Flowchart dan perancangan pembuatan sistem.

Perancangan DFD (Data Flow Diagram)

Perancangan sistem ini menggunakan konsep dasar Data Flow Diagram (DFD) yang berfungsi untuk menggambarkan hubungan sistem dengan data apa saja yang dibutuhkan oleh sistem dan dari mana sumber informasi yang akan dihasilkan sistem dan kemana informasi tersebut akan diberikan.

Perancangan Diagram Konteks.

Page 6: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

Gambar 2. Perancangan Diagram Konteks.

Perancangan Diagram Rinci

Gambar 3. Perancangan Diagram Rinci.

Perancangan Database (ERD).Entity Relationship Diagram

(ERD) merupakan sebuah konsep yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan dan didasarkan pada persepsi dari sebuah dunia nyata yang terdiri dari sekumpulan objek, disebut entiti & relasi diantar objek-objek tersebut. Perancangan database sangat diperlukan untuk mempermudah pengolahan hubungan (relasi) data dengan data yang lainnya. Ada pun hubungan relasi data pada system ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4. ERD Gabungan

Perancangan Flowchart Sistem.Flowchart yaitu untuk

representasi grafik dari langkah-langkah yang harus diikuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang diawali dengan penerimaan input, pemrosesan input, dan diakhiri dengan penampilan output.

Gambar 5. Perancangan Flowchart Sistem.

Page 7: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

Gambar 6. Perancangan Flowchart Processing.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap analisa data dalam penelitian ini akan menggunakan metode certainty factor dan forward chaining yang telah diperoleh dari pakar.

Data hasil wawancara untuk pembobotan tiap gejala perdarahan pada kehamilan muda. Data nilai bobot diperoleh, contoh : diasumsikan dari 10 orang ibu hamil yang menderita gangguan abortus imminens dengan gejala keluar bercak darah/flek berwarna kecokelatan hanya 7 orang yang dominan mengalamai gejala tersebut maka penilaian bobot dari 0 hingga 1,0 untuk gejala bercak/flek berwarna kecokelatan yaitu, sebesar 7/10 atau 0,7. Nilai 1,0 atau 100% untuk sebuah kejadian pasti nilai 0 untuk kejadian tidak pasti/tidak mungkin. Untuk nilai pembobotan gejala umum seperti nyeri perut pada bagian bawah diperoleh dari perhitungan normalisasi bobot semula.

Tabel 1. Tabel Gejala dan Jenis Diagnosis Gangguan Perdarahan

No Diagnosis Gejala / Tanda Bobot

1 Abortus Keluar bercak 0.7

Imminens

darah/flek berwarna kecokelatan

2Nyeri perut pada bagian bawah (mules) 0.29

3Tidak ada pembukaan pada mulut rahim 0.7

4Terkadang disertai pusing (anemis) 0.18

5

Abortus Insipiens

Keluar perdarahan kadang sedikit kadang banyak tidak disertai gumpalan 0.8

6Nyeri perut pada bagian bawah (mules) 0.27

7Ada pembukaan pada mulut rahim 0.7

8

Dapat diraba jaringan (gumpalan) dalam rahim 0.6

9

Abortus Inkomplit

Keluar perdarahan banyak dan berbau terkadang disertai gumpalan berwarna hitam 0.8

10Nyeri perut pada bagian bawah (mules) 0.21

11Ada pembukaan pada mulut rahim 0.8

12Disertai dengan suhu tinggi (badan panas) 0.16

13

Dapat diraba jaringan (gumpalan) dalam rahim 0.7

14

Abortus Komplit

Keluar perdarahan banyak disertai dengan gumpalan berbau berwarna hitam 0.8

15

Sedikit/tanpa nyeri perut pada bagian bawah (mules) 0.26

16Ada pembukaan pada mulut rahim 0.8

17 Disertai dengan suhu 0.2

Page 8: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

tinggi (badan panas)

18

Keluar bercak darah/flek berwarna kecokelatan

0.7

19Kehamilan

EktopikNyeri perut pada bagian bawah (mules) 0.2

20 Terganggu Tidak ada pembukaan pada mulut rahim 0.7

21Pingsan (limbung) akibat perdarahan 0.14

22Perut kembung dan nyeri tekan 0.23

23

Abortus Mola

Keluar perdarahan kadang sedikit kadang banyak tidak disertai gumpalan

0.7

24Nyeri perut pada bagian bawah (mules) 0.15

25Ada pembukaan pada mulut rahim 0.7

26Disertai mual/muntah lebih sering 0.12

27

Pembesaran rahim (biasanya rahim lebih besar dari usia kehamilan)

0.8

28

Tidak ada tanda-tanda janin (seperti tidak ada bunyi jantung dan tidak tampak rangka janin pada USG)

0.8

29Terkadang keluar jaringan seperti anggur 0.7

Uji Coba ValidasiUji coba validasi merupakan

pemeriksaan keakuratan hasil data yang telah dimasukkan kedalam aplikasi. Uji coba tersebut dilakukan dengan validasi sistem pengisian data kedalam sistem dan hasil akhirnya sesuai dengan data yang dimasukkan.

Dibawah ini contoh perhitungan dengan menggunakan Metode Certainty Factor dan Forward Chaining dengan gejala keluar bercak darah/flek berwarna kecokelatan (G01), Nyeri perut pada bagian bawah (mules) (G05), Tidak ada pembukaan pada mulut rahim (G07), Perut kembung dan nyeri tekan (G13).

1. Ab.Imminens : - keluar bercak darah/flek berwarna kecokelatan (0,7)- Nyeri perut pada bagian bawah (mules) (0,29)- Tidak ada pembukaan pada mulut rahim (0,7)

2. Ab.Insipiens : - Nyeri perut pada bagian bawah (mules) (0,27)

3. Ab.Inkomplit :4. - Nyeri perut pada bagian

bawah (mules) (0,21)5. KET :6. - keluar bercak darah/flek

berwarna kecokelatan (0,7)- Nyeri perut pada bagian bawah (mules) (0,2)- Tidak ada pembukaan pada mulut rahim (0,7)- Perut kembung dan nyeri tekan (0,23)

7. Ab.Mola :- Nyeri perut pada bagian bawah (mules) (0.15)

Page 9: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

Gambar 7. Tampilan Pertanyaan dan Proses Hasil Sistem

A. Perhitungan dengan Metode Certainty Factor :

Ab.ImminensCFc(CF1,CF2) = CF1 + CF2*(1- CF1)

= 0,7 + 0,29 *(1 - 0,7) = 0,7 + 0,087

= 0,787CFc(CF1,CF2,CF3) = (CF1CF2) + CF3*(1- CF1,CF2)

= 0,787 + 0,7*(1 - 0,787)= 0,787+0,1491= 0,9361=0,931 x 100% = 93,61

Ab.InsipiensCFc(CF1,CF2) = CF1 + CF2*(1- CF1)

= 0,29 + 0 *(1 - 0,29) = 0,29 + 0

=0,29 x 100% = 29%

Ab.Inkomplit CFc(CF1,CF2) = CF1 + CF2*(1- CF1)

= 0,21 + 0 *(1 - 0,21) = 0,21+ 0

= 0,21=0,21 x 100% = 21%

KET CFc(CF1,CF2) = CF1 + CF2*(1- CF1)

= 0,7 + 0,2*(1 - 0,7) = 0,7 + 0,06

= 0,76

CFc(CF1,CF2,CF3) = (CF1CF2) + CF3*(1- CF1,CF2)= 0,76 + 0,7*(1 - 0,76)= 0,76+ 0,168= 0,928

CFc(CF1,CF2,CF3,CF4)= (CF1CF2CF3) + CF3*(1- CF1CF2CF3)

= 0,928 + 0,23*(1 - 0,928) = 0,928+ 0,01656

= 0,94456 =0,94456 x 100% = 94,456

Ab.Mola CFc(CF1,CF2) = CF1 + CF2*(1- CF1)

= 0,15 + 0*(1 - 0,15) = 0,15+ 0

= 0,15=0,15 x 100% = 15%

B. Perhitungan dengan Metode Forward Chaining :

1. Ab.Imminens

¿ 100 %1,87

× (0,7+0,29+0,7 )

¿ 100 %1,87

× (1,69 )

¿53,47593583 ×1,69

Persentase Ab.Im ¿90,37433 %

2. Ab.Insipiens ¿ 100 %2,37

× (0,27 )

¿ 100 %2,37

×(0,27)

¿42,19409283 × 0,27

Persentase Ab.Ins ¿11,39241%

3. Ab.Inkomplit ¿ 100 %2,67

× (0,21 )

¿ 100 %2,67

×(0,21)

¿37,45318352× 0,21

Persentase Ab.Ink¿7,865169 %

4. KET

¿ 100 %1,97

× (0,7+0,2+0,7+0,23 )

¿ 100 %1,97

×(1,83)

¿50,76142× 1,83

Persentase Ket ¿92.8934 %

5. Ab.Mola ¿ 100 %3,97

× (0,15 )

¿ 100 %3,97

×(0,15)

¿25,18892× 0,15

Persentase Ab.M ¿3,778338 %

Page 10: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

Hasil perhitungan berdasarkan tiap gejala yang dipilih seperti di atas, dengan metode certainty factor dan forward chaining ini untuk setiap jenis gangguan kehamilan karena diambil dari nilai paling terbesarnya (maximum) berdasarkan hitungan bobotnya maka hasil diagnosa dengan menggunakan metode certainty factor dan metode forward chaining menunjukan pada gangguan kehamilan ektopik terganggu sesuai dengan perhitungan manual dengan sistem. C. Hasil Diagnosa :

Gejala yang diderita

Keluar bercak darah/flek berwarna kecokelatan

Nyeri perut pada bagian bawah (mules)

Tidak ada pembukaan pada mulut rahim

Perut kembung dan nyeri tekan

Hasil Diagnosa Metode Certainty Factor Dengan Nilai Peluang

KemungkinanAbortus Imminens 93.61 %

Abortus Insipiens 27 %Abortus Inkomplit 21 %

Abortus Komplit 0 %Kehamilan Ektopik Terganggu

94.456 %Abortus Mola (Mola Hydatidosa) 15

%

Hasil Diagnosa Metode Forward Chaining Dengan Nilai Peluang

KemungkinanAbortus Imminens 90.374331550802

%Abortus Insipiens 11.392405063291

%Abortus Inkomplit 7.8651685393258

%

Abortus Komplit 0 %Kehamilan Ektopik Terganggu

92.893401015228 %Abortus Mola (Mola Hydatidosa)

3.7783375314861 %

Solusi Penanganan Untuk Kehamilan Ektopik Terganggu: Setelah Diagnosis ditegakan segera lakukan persiapan tindakan operatif (datang ke rumah sakit terdekat), pastikan keadaan umum pasien dalam keadaan baik, bila tidak stabil segera lakukan tindakan berikut : 1. lakukan restorasi cairan tubuh dengan larutan RL/pasang infus 500 ml dalam 15 menit (termasuk selama tindakan berlangsung), 2. pastikan untuk menyediakan darah pengganti. Tindakan pada tuba dapat berupa parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi pada bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi (resiko tindakan ini kontrol perdarahan kurang sempurna/hamil ektopik ulang). Periksa pemberian antibiotik karena kehamilan ektopik slalu berkaitan dengan infeksi dan memberikan analgesik/penghilang rasa nyeri. Atasi anemia dengan pemberian tablet SF (obat tambah darah), Konseling pasca tindakan (kelanjutan fungsi reproduksi, penggunaan kontrasepsi yang sesuai)

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanHasil penelitian yang dapat

disimpulkan dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat

Page 11: perpustakaan.fmipa.unpak.ac.idperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/jurnal indah.docx · Web viewPENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING PADA APLIKASI DIAGNOSIS GANGGUAN

membantu mengetahui jenis gangguan perdarahan saat kehamilan muda dengan mengidentifkasi masalah melihat kebutuhan yang diperlukan dalam mengetahui gejala atau tanda – tanda yang dialami selama kehamilan dengan data hasil diagnosa dari pakar kandungan dan mengetahui cara penanganan abortus. Sistem ini dibangun dengan bahasa pemograman PHP berbasis web menggunakan Adobe Dreamweaver CS6.

Tahap analisa sistem yang dibuat dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara pada pakar yaitu bidan/dokter. Karena dengan dilakukannya tehnik wawancara dapat mengetahui informasi lebih spesifik mengenai perdarahan, selain itu untuk melengkapi data – data diambil dari buku sumber. Dalam tehnik wawancara tidak secara terstruktur menggunakan pedoman berisikan pertanyaan (quisioner) tetapi hanya menggali poin – poin penting dalam masalah.

Sistem ini menampilkan beberapa informasi pada menu home dan pertanyaan seputar gejala yang terjadi selama perdarahan kehamilan muda pada menu diagnose yang nantinya akan menghasilkan output jenis abortus beserta solusi dan nilai kepercayaan. Dan dihasilkan dengan menggunakan metode yang diperoleh dari ke akuratan, dimana proses ini dilakukan untuk mengetahui dan menetukan seberapa baik aplikasi yang dibuat untuk memenuhi kriteria kerja sistem. Pada sistem ini menggunakan metode pendekatan System Development Live Cycle (SDLC) dengan tahapan – tahapan pembuatan sistem yaitu perencanaan sistem, analisis, perancangan, implementasi, uji coba dan penggunaan sistem.

SaranProgram bantu diagnosis perdarahan ini mempunyai banyak kekurangan, sehingga perlu adanya pengembangan lebih lanjut. Adapun saran dalam pengembangannya agar lebih spesifik dalam mengidentifikasi gejalanya dapat disertai gambar penjelasannya.

Daftar PustakaGde Manuaba, I.B. 1998. Ilmu

Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Roeshadi, H. 2004. Jurnal Gangguan dan Penyulit Pada Masa Kehamilan. Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan : Universitas Sumatera Utara.

Sarifuddin Abdul, B. Adriaansz, G. Wiknjosastro, Gulardi H. Waspodo, Dj. 2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan Neonatal. Ed Ke-1. Yayasan Bina Sarwono Prawiroriharjo : Jakarta.

Virginia, G. Daniel. 2010. Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor : Univeritas Duta Wacana, Yogyakarta.

Whenty H, B. Delima, R. Purwadi J. 2010. Program Bantu Diagnosa Gangguan Kesehatan Kehamilan Dengan Metode Forward Chaining : Univeritas Duta Wacana, Yogyakarta.

http://lailychoyriati.blogspot.com/2013/04/pengertian-kehamilan-