05. bab v penelitian agama dan modelnya [oke]

19
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA  FM-UII-AA-FKA-07/R1 MATERI/BAHAN MATA KULIAH Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMA Jurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : V Kode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17 Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005 Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu : MATERI : V  A. Petun juk Umum 1. Kompete nsi Dasa r Sete lah perk ulia han bera khir , ma hasi swa d apa t men geta hui pen elit ian agama, konstruksi teori peneliti an keagama an dan model-mod el penelitia n keagamaan. 2. Ma te ri Penelitian Agama dan Model-modelnya a. Penelitian dan Peneliti an aga ma b. Pen elit ian kea gamaan c. Konstruksi teori peneliti an k eagamaa n d. Model-mode l p enelitia n k eagamaan 3. Indikator Pencapaian Mahasiswa dapat menjelask an penelitian agama, konstruksi teori penelitia n keagamaan dan model-model penelitian keagamaan. 4. Su mb er   Abuddin Nata, 2004, Metodologi Studi Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta, [hlm. 165-179]  A.Mukti Ali, 1991, Metode Memahami Agama Islam, Bulan Bintang, Jakarta.  Atang Abd Hakim & Jaih Mubarak, 2001, Metod o-log i Studi Islam, Re-maja Rosdakarya,Bandung, [h. 55-64].  Atho Mudzhar, 1989, Pende kata n Stud i Islam dalam Teori dan Prakt ek , Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Djamari, 1993,2001,  Agama dalam P erspektif Sosiol ogi, Alfabeta, Ban dung. Harun Nasution, 1979, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, UI Press, Jilid I, cet.I, Jakarta, hlm. 10-11. HM. Arifin, 1993, Kapita Selekta Pendidikan [Islam dan Umum], Bumi Aksara, cet.II, Jakarta, hlm. 142.  _______, 1992, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, Golden Trayon Press,, cet.IV, Jakarta, hlm. 5 Juhaya S. Praja, 1997, Pengantar Filsafat Ilmu: Filsafat Ilmu-ilmu Islam, Program Pascasarjana IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Masr i Sing arimbuan dan Sifi an Eff endi, 1989, Metod e Penel itia n Surv ey, Jakarta, LP3ES, hlm. 3-8. Matutulada, Studi Islam Kontemporer [Sintesis Pendekatan Sejarah, Sosiologi dan  Antropologi dalam Mengkaji Fenomena Keagamaan], dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim [editor], Metodologi Penelitian Agama, Sebuah Pengantar, 1989, Tiara Wacana, Yogyakarta, [hlm. 3] Mely G. Tan, 1983, ”Masalah Perencanaan Penenlitian” dalam Koentjaraningrat , Metode-metode Penelitian Masyarakat, cet.V, Gramedia, Jakarta, hlm. 20. Sumadi Suryabrata, 1994, Metodologi Penelitian, Jakarta, RajaGrafindo Persada, cet. VIII. Taib Thahir Abd. Mu;in, 1986, Ilmu Kalam, Wijaya, cet.VIII, Jakarta, hlm.121. W.J. S. Poer wadar minta, 1991, Kamu s Umum Bahasa Indonesia, cet. XIII, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 520 dan 1055. Versi : 1 Revi si : 1 Halaman : 1 dari : 17

Upload: bobby-putrawan

Post on 14-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 1/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

MATERI : V

 A. Petunjuk Umum1. Kompetensi Dasar 

Setelah perkuliahan berakhir, mahasiswa dapat mengetahui penelitianagama, konstruksi teori penelitian keagamaan dan model-model penelitiankeagamaan.

2. MateriPenelitian Agama dan Model-modelnyaa. Penelitian dan Penelitian agamab. Penelitian keagamaan

c. Konstruksi teori penelitian keagamaand. Model-model penelitian keagamaan

3. Indikator PencapaianMahasiswa dapat menjelaskan penelitian agama, konstruksi teori penelitiankeagamaan dan model-model penelitian keagamaan.

4. Sumber  Abuddin Nata, 2004, Metodologi Studi Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta, [hlm.

165-179] A.Mukti Ali, 1991, Metode Memahami Agama Islam, Bulan Bintang, Jakarta. Atang Abd Hakim & Jaih Mubarak, 2001, Metodo-logi Studi Islam, Re-maja

Rosdakarya,Bandung, [h. 55-64]. Atho Mudzhar, 1989, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek , Pustaka

Pelajar, Yogyakarta.Djamari, 1993,2001, Agama dalam Perspektif Sosiologi, Alfabeta, Bandung.Harun Nasution, 1979, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, UI Press, Jilid I, cet.I,

Jakarta, hlm. 10-11.HM. Arifin, 1993, Kapita Selekta Pendidikan [Islam dan Umum], Bumi Aksara, cet.II,

Jakarta, hlm. 142. _______, 1992, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, Golden Trayon Press,,

cet.IV, Jakarta, hlm. 5Juhaya S. Praja, 1997, Pengantar Filsafat Ilmu: Filsafat Ilmu-ilmu Islam, Program

Pascasarjana IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung.Masri Singarimbuan dan Sifian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, Jakarta,

LP3ES, hlm. 3-8.Matutulada, Studi Islam Kontemporer  [Sintesis Pendekatan Sejarah, Sosiologi dan

 Antropologi dalam Mengkaji Fenomena Keagamaan], dalam Taufik Abdullah

dan M. Rusli Karim [editor], Metodologi Penelitian Agama, Sebuah Pengantar,1989, Tiara Wacana, Yogyakarta, [hlm. 3]

Mely G. Tan, 1983, ”Masalah Perencanaan Penenlitian”  dalam Koentjaraningrat,Metode-metode Penelitian Masyarakat, cet.V, Gramedia, Jakarta, hlm. 20.

Sumadi Suryabrata, 1994, Metodologi Penelitian, Jakarta, RajaGrafindo Persada, cet.VIII.

Taib Thahir Abd. Mu;in, 1986, Ilmu Kalam, Wijaya, cet.VIII, Jakarta, hlm.121.W.J.S. Poerwadarminta, 1991, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. XIII, Balai

Pustaka, Jakarta, hlm. 520 dan 1055.

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 1 dari: 17

Page 2: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 2/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

5. Strategi PembelajaranStrategi pembelajarn yang digunakan adalah Small Group Discusion

6. Skenario KelasSkenario kelas, dengan waktu 150 menit. Pendekatan yang digunakan adalahStrategi Belajar  Small Group Discusion dengan langkah-langkah yangdilakukan sebagai berikut:a. Langkah pertama, dosem membagikan materi kuliah kepada mahasiswa

satu minggiuse belum kuliah dimulai.b. Langkah kedua, dosen membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok

[4-5] dan masalah bagi masing-masing kelompok.

c. Langkah ketiga, masing-masing kelompok mendidkusikan masalahtersebut dan merumuskan hasil diskusi kelompok.

d. Langkah keempat, kelompok 1 diminta untuk menyampaikan hasildiskusinya dan ditanggapi oleh kelompok yang lain, kemudian dilanjutkandengan kelompok 2 dan seterusnya.

e. Langkah kelima, dosen menghentikan diskusi dan menyimpulkan sertamemberikan komentar.

7. Lembar kegiatan belajar a. Lembar kegiatan belajar ini memuat materi topik tentang Penelitian Agama

dan Model-modelnya.b. Pahami dan kuasai materi ini dengan baik, agar pada waktu “debat” di

kelas dan mengerjakan soal ujian saudara tidak banyak mengalamikesulitas.

c. Mulailah memotivasi diri untuk membaca, mulai dari yang mudah, danmulai membaca sekarang.

d. Bacalah skenario pada petunjuk umum, sehingga memudahkanmahasiswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas.

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 2 dari: 17

Page 3: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 3/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

B. Materi Kuliah

 PENELITIAN AGAMA DAN MODEL-MODELNYA

Secara garis besar, pembahasan pada bagian ini lebih difokuskan pada pertama, penelitian agama dan kedua, model-model penelitian agama. Kemudiandalam konteks ini, pembahasan penelitian agama diisi dengan penjelasan tentangkedudukan penelitian agama dalam konteks penelitian pada umumnya, kemudian

dilakukan elaborasi mengenai penelitian agama, penelitian keagamaan dankonstruksi teori penelitian keagama dan pada bagian akhir akan dibahas model-model penelitian keagamaan.

1. Penelitian dan Penelitian Agama

a. Hasrat Ingin Tahu Manusia, Mencari kebenaran dan PenelitianHasrat Ingin Tahu Manusia, bahwa manusia senantiasa berusaha mencari

kesempurnaan dan kebenaran, karena didorong oleh rasa ingin tahunya yangselalu ada dan tidak pernah padam. Didorong oleh rasa ingin tahu, maka manusiaselalu melakukan kajian-kajian dan penelitian, dengan melalui kajian dan penelitianbanyak rahasia tersingkap. Jadi, dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan

sebenarnya merupakan kumpulan pengalaman dan pengetahuan sejumlah orangyang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang terstruktur, teratutdan kebenarannya sudah diuji.

Keinginan manusia untuk mengetahui lebih banyak dan lebih dalam lagimenjadi ciri kehidupan akademik pada manusia, maka manusia belajar darikenyataan tentang adanya kenyataan-kenyataan yang selalu sama [statis] danselalu dalam keadaan berubah [dinamis] dan karena itu manusia menjadi tidakpuas dengan kenyataan-kenyataan yang diamatinya, sebagai kemungkinan-kemung kinan [Mattu lada, dalam Taufuk Abdullah dan M. Rusli Karim, 1989:3].

Perlu diketahui bahwa ilmu pengetahuan mempunyai nilai umum yang dapatdipergunakan untuk menghadapi persoalan hidup sehari-hari dan banyakpersoalan atau masalah yang belum juga terpecahkan, sementara persoalan-

persoalan baru selalu muncul. Kajian dan penelitian selalu dan terus dilakukanselama manusia masih berada di alam bumi ini, karena persoalan atau masalahkehidupan selalu muncul dan memerlukan pemecahan. Tetapi, padakenyataannya manusia selalu tidak puas dengan kenyataan-kenyataan yangdiamatinya, sebagai kemungkinan-kemungkinan. Maka manusia melakukantransendensi  terhadap kenyataan dan menjadikannya kemungkinan-kemungkinan.“Kant, menyebutkan “ein der bilder bedurf-tiger verstand” , kemampuan mengetahuiatau memahami sesuatu di belakang kenyataan itu”[Mattulada, dalam Taufuk

 Abdullah dan M. Rusli Karim, 1989:3].

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 3 dari: 17

Page 4: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 4/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

Keingin tahuan manusia, belum menjadi sikap atau pengamatan ilmiah,karena keinginan tahu ini dapat membawa kita kepada pengetahuan, belumkepada ilmu. Sebab ilmu menuntut berbagai persyaratan lain, yang timbul olehpengamatan awal berupara pengaturan-pengaturan dan pengaturan itu membawakita kepada penghimpunan dan penemuan hubungan-hubungan yang ada antararealitas yang kita amati. Hubungan-hubungan itu berbagai macam, dapat berdasar fungsional, kesamaan material, warna, bentuk dan lain-lain. Kemudian azaspengaturan dinyatakan sebagai batasan yang menentukan tempat fakta-faktadalam satu bagian dan inilah yang disebut dengan konsistensi azaspengaturan[ibid, 3].

Dalam pandangan Islam, kebenaran mutlak dari Allah “alhak min rabbika” 

yang terwujud dalam firmannya al-Qur’an dan sabda Nabi hadis. Dalam duniapenelitian, Winarno Surachmad, menyatakan bahwa untuk mencari kebenarandapat ditempuh melalui berbagai macam cara. Cara-cara tersebut, diantaranyaadalah :Pertama, penemuan secara kebetulan, artinya penemuan ini datangnya tidak

dapat diperhitungkan lebih dahulu. Kedatangannya tidak pasti dan tidakselalu memberi gambaran kebenaran.

Kedua,  Trial and Error, artinya ada usaha aktif untuk mencoba dan mencobalagi. Pada saat mengadakan trial [tindakan] tidak ada kesadaran yangpasti mengenai pemecahan yang akan dilakukan. Jadi ada sikapuntung-untungan, apabila percobaan pertama gagal, mungkin dilakukanpercobaan berikutnya dan dapat berhasil setelah dilakukan beberapa

perbaikan. Memang diakui cara ini terlalu panjang, terlalu meraba-rabakarena tidak ada pengertian yang jelas.

Ketiga, otoritas/Kewibawaan, artinya pendapat dari sesuatu badan atau orang-orang terkemuka yang dianggap berwibawa, dijadikan pegangan yangkebenarannya dianggap mutlak. Bahkan pendapat itu sudah menjadimilik umum; misalnya keyakinan terhadap seseorang yang selalubenar/manusia super yang tidak pernah salah.

Keempat, pemecahan cara spekulasi, artinya pemecahan masalah dilakukandengan memilih berbagai kemungkinan pemecahan meskipun yangbersangkutan juga belkum yakin bahwa cara yang dipilihnya palingtepat. Hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang tidakbegitu masak, plihan itu dianggap terbaik. Dengan demikian, langkah

spekulasi juga merupakan trial and error  tetapi lebih terstur dansistematis.

Kelima, dengan berfikir Kritis atau berdasarkan pengalaman, artinya manusiamempunyai kemampuan berpikir. Maka dengan prinsip syllogismediaturlah jalan pikiran, yaitu berpangkal pada premis-premis [kebenaranumum] diperoleh suatu kesimpulan. Langkah atau cara ini disebutdengan berfikir deduktif dan sebaliknya cara berfikir induktif berpijakpada fakta-fakta yang diperoleh dari pengalaman langsung, kemudianmenarik kesimpulan umum. Jadi untuk sampai atau mencapai

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 4 dari: 17

Page 5: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 5/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

kebenaran, kedua cara berfikir tersebut mungkin dapat dipadukan danhasilnya bergantung pada kemampuan berfikir dan jenis-jenispengalaman. Dari langkah-langkah ini bermula metode penyelidikan,karena manusia mulai mencari cara atau jalan yang sebaik-baiknyauntuk mencapai tujuannya.

Keenam, metode penyelidikan ilmiah, merupakan penyaluran hasrat ingin tahumanusia dalam taraf keilmuan. Orang yakin bahwa ada sebab bagiasetiap akibat dan setiap gejala yang nampak dapat dicaripenjelasannya secara ilmiah. Maka, penyelidik harus bersikap objektif,karena kesimpulan hanya akan dapat ditarik apabila dilandasi denganbukti-bukti yang meyakinkan dan dikumpulkan melalui cara, prosedur 

yang sistimatis, jelas dan terkontrol [Winarno Surachmad, dalamMarzuki, Metodologi Riset, 1977: 2].

Penelitian,  untuk mewujudkan  rasa ingin tahu dan mencari kebenaranmanusia selalu mengkaji dan melakukan penelitian, sebab penelitian merupakanupaya sistimatis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukanatau menjeneralisasi prinsip-prinsip umum. Penelitian juga berarti upayapengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan danpengalaman, sebab pengetahuan dan pengalaman manusia tumbuh danberkembang dari kajian-kajian dan penelitian sehingga mendapatkan penemuan-penemuan dan mampu dan siap untuk melakukan revisi terhadap pengetahuan-pengetahuan yang berkembang pada masa lalu melalui penemuan-penemuanbaru.

Penelitian dan kajian-kajian dipandang sebagai kegiatan ilmiah sebabmenggunakan metode ilmiah yaitu gabungan antara pendekatan rasional danpendekatan emperis. Pendekatn rasional memberikan kerangka pemikiran yangkoheren dan logis, sedangkan pendekatan empiris merupakan kerangka pengujiandalam memastikan kebenaran [Ahmad Syafi’I dalam Afandi Mochtar (ed), 1996:33]. Metode ilmiah adalah suatu usaha untuk mencari jawaban tentang fakta-faktadengan menggunakan kesangsian sistematis. Kriteria metode ilmiah dalam suatupenelitian adalah [1] berdasarkan fakta, [2] bebas dari prasangka, [3]menggunakan prinsip-prinsip analisis, [4] menggunakan hipotesis, [5]menggunakan ukuran objektif, dan [6] menggunakan teknik kuantitatif [Moh. Nazir,dalam Tatang Abd Hakim, dk., 2001:56]. Sedangkan, beberapa ciri metode ilmiahadalah : [1] memperoleh keterangan yang cukup dan teliti, [2] menggunakan

pemikiran yang logis dan teratur, [3] menyusun pengetahuan secara sistimatis, [4]membatasi masalah dengan batas-batas yang tegas, [5] menemukan hokum-hukum, prinsip-prinsip umum sebagai suatu teori dasar yang dapat dipercaya,untuk dipergunakan di masa depan dan [6] menguji dan menunjukkan pokok-pokok dari penemuan-penemuan [Suroso Wirodihardja, 1964, Pokok-Pokok IlmuTata Negara, PT. Pembangunan, Jakarta, hlm. 201].

 Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah adalahsebagai berikut: [1] memilih dan mendefinisikan masalah, [2] survey terhadap datayang tersedia, [3] memformulasikan hipotesis, [4] membangun kerangka analisis

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 5 dari: 17

Page 6: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 6/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

serta alat-alat dalam menguji hipotesis, [5] mengumpulkan data primer, [6]mengolah, menganalisis dan membuat interpretasi, [7] membuat generalisasi ataukesimpulan dan [8] membuat laporan [Tatang Abd Hakim, dk., 2001:56].

b. Agama Sebagai Objek Penelitian Agama sebagai objek penelitian sudah lama diperdebatkan, artinya penelitian

agama dianggap transenden, tabu, suci dan sacral. Atho Mudzhar, menyatakanbahwa orang akan berkata, kenapa agama yang sudah begitu mapan mau diteliti;agama adalah wahyu Allah dan menutnya sikap serupa juga penah terjadi di Barat[H.M.Atho Mudzhar, 1998:11]. Ahmad Syafi’I Mufid [Afandi Moctar (ed), 1996:34]menjelaskan bahwa agama sebagai objek penelitian pernah menjadi bahan

perdebatan, karena agama merupakan sesuatu yang transenden. Oleh sebab itu,agamawan cerderung berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran mutlaksehingga tidak perlu diteliti.

Harun Nasution, menunjukkan pendapat yang meyatakan bahwa agama,karena merupakan wahyu, tidak dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial dankalaupun dapat dilakukan harus menggunakan metode khusus yang berbedadengan metode ilmu sosial. Dalam menjawab persoalan itu, Kemudian, HarunNasution membangun sebuah pertanyaan: Betulkan ajaran agama hanyamerupakan wahyu dari Tuhan? [Harun Nasution, dalam Tatang Abd Hakim, dk.,2001:56-57].

 Agama mengandung dua kelompok ajaran. Pertama, ajaran dasar yangdiwahyukan Tuhan melelalui para rasul-Nya kepada masyarakat manusia. Ajaran

dasar yang demikian terdapat dalam kitab-kitab suci. Ajaran-ajaran yang terdapatdalam kitab-kitab suci itu memerlukan penjelasan tentang arti dan carapelaksanaannya. Ajaran dasar agama, karena merupakan wahyu dari Tuhan,bersifat absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak dapat diubah. Kedua,Penjelasan-penjelasan pemuka atau pakar agama membentuk ajaran agama.Penjelasan ahli agama ter-hadap ajaran dasar agama,karena hanya merupakanpenjelasan dan hasil pe-mikiran, tidak absolut, tidakmutlak benar dan tidak kekal.Bentuk ajaran agama yang

kedua ini bersifat relatif,nisbi, berubah dan dapatdiubah sesuai dengan per-kembangan [Harun Nasutiondalam Parsudi Suparlan (ed),1982:57]. Pandangan atauuraian di atas, dapat digam-barkan sebagai berikut :

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 6 dari: 17

ALLAH

MANUSIA

WAHYU AKAL

ajaran dasar yangdiwahyukanTuhan melelaluipara rasul-Nyakepada

masyarakat manusia 

Penjelasan-penjelasanpemuka atau pakar agamamembentuk ajaran agama.

Bukan objekpenelitian

Objekpenelitian

Page 7: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 7/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

Dari penjelasan ahli agama terhadap ajaran dasar agama, dijadikan kaji-andan penelitian. Ilmuwan beranggapan bahwa ajaran agama juga merupakan objekkajian atau penelitian, karena ajaran agama itu sendiri dihayati, diyakini dandilaksanakan ma-nusia dan selalu berinteraksi sesamanya, sehingga agamadianggap merupakan bagian dari kehidupan sosial kultural.

Jadi, penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti wahyu,melainkan meneliti manusia yang menghayati, meyakini dan memperolehpengaruh dari agama. Dengan kata lain, penelitian agama bukan menelitikebenaran teologi atau filosofis ketuhanan, tetapi bagaimana agama itu ada dalamperilaku, interaksi, kebudayaan dan sistem sosial berdasarkan fakta atau realitassosial-kultural [Tatang Abd Hakim, dk., 2001:57]. Ahmad Syafi’I Mufid, menyatakan

bahwa kita tidak mempertentangkan antara penelitian agama dengan penelitiansosial terhadap agama [Ahmad Syafi’I dalam Tatang Abd Hakim, dk., 2001:57].Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kedudukan penelitian agama sejajar dansama dengan penelitian-penelitian lain, yang membedakan hanyalah objek kajianyang ditelitinya.

Untuk mempermudah dan memperjelas peta penelitian agama, kita dapatmemahaminya melalui table dibawah ini:

 Agama diturunkandan terwujud dalam bentukperilaku, pengetahuan danpikiran manusia merupa-kanbagian dari budaya. Jadi,

mengkaji fenomena keaga-maan berarti mempelajariperilaku manusia dalamkehidupan beragama. Feno-mena keaga-maan itusendiri, adalah perwujudansikap dan perilaku manusiayang me-nyangkut hal-halyang dipandang suci,keramat yang berasalan darisuatu kegaiban [Mattulada,da-lam Taufuk Abdullah dan

M. Rusli Karim, 1989:1]. Agama yang diturun-

kan kemudian diterjemah-kan dan ter-wujud dalambentuk tindakan dan sikapmanusia merupakan pro-duk interaksi sosial . Oleh karena itu, ia merupakan bagian dari ilmu sosial dan ilmusejarah. Ilmu-ilmu penge-tahuan sosial dengan caranya masing-masing, ataumetode, teknik dan peralatannya, dapat mengamati dengan cermat  perilaku

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 7 dari: 17

Terwujuddalam bentuk

pengetahuan danpemikiran manusia

Terwujuddalam sikapdan tindakan

manusia

Terwujuddalam benda-

benda suci ataukeramat

Objek Penelitian

IlmuSosial/Sejarah

Filsafat/Kebudayaan

Sains/Antropolog/ Arkeologi

Wahyu/ Agama

PETA PENELITIAN AGAMA

Bukan objekpenelitian

[Ahmad Syafi’I Mufid, dalam Mochtar Afandi [ed], 1996:34]

Page 8: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 8/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

manusia itu, hingga menemukan segala unsur-unsur yang menjadi komponenterjadi perilaku itu. Ilmu sejarah mengamati proses terjadinya perilaku itu, sosiologimenyorotinya dari sudut posisi manusia yang membawanya kepada perilaku itu danantropologi memperhatikan terbentuknya pola-pola perilaku itu dalam tatanan nilaiyang dianut dalam kehidupan manusia[Mattulada, dalam Taufuk Abdullah dan M.Rusli Karim, 1989:1].

 Agama yang terwujud dalam bentuk tindakan dan sikap [behavior] menusiamerupakan produk “interaksi sosial” dan oleh karena itu ia merupakan bagian dariilmu sosial dan ilmu sejarah. Apabila, kita mencoba menggambarkan dalampendekatan sejarah, sosiologi dan antropologi secara sistematik, maka fenomenakeagamaan itu yang berakumulasi pada pola perilaku manusia didekati dengan

menggunakan “ketiga model pendekatan” sesuai dengan posisi perilaku itu dalamkonteksnya masing-masing [ibid,1]. Maka kita akan dapat melihat proses posisi danterbentuknya pola perilaku itu dalam satu kerangka acuan kehidupan yangmemberikan manifestasi secara utuh dan total. Kemudian yang terwujud dalambentuk benda-benda suci atau keramat, merupakan wilayah kajian antropologi danarkiologi. Dengan demikian, agama yang terwujud dalam tindakan dan sikapmenusia yang merupakan produk “interaksi sosial” dapat dijadikan sebagai objekpenelitian tanpa harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metodeyang lain.

2. Penelitian Agama dan Penelitian KeagamaanM. Atho Mudzhar [1998:35] menyatakan bahwa, penggunaan istilah

“penelitian agama” dan penelitian keagamaan sampai sekarang masih belum diberibatas yang tegas. Penggunaan istilah “penelitian agama” sering juga dimaksudkanmencakup pengertian istilah “penelitian keagamaan” dan juga sebaliknya. Salahsatu contoh yang dikatakan M. Atho Mudzhar bahwa pernyataan A. Mukti Ali ketikamembuka Program Latihan Penelitian Agama [PLPA], menggunakan kedua istilahtersebut dengan pengertian atau arti yang sama.

M. Atho Mudzhar, mengutip pendapat Middleton, guru besar antropologi diNew York University. Middleton berpendapat bahwa “penelitian agama [research onreligion] berbeda dengan “penelitian keagamaan” [religious research]. Lebih lanjut,M. Atho Mudzhar, menyatakan bahwa penelitian agama “lebih mengutamakan padamateri agama”, sehingga sasarannya pada tiga elemen pokok yaitu: ritus, mitos,dan magis. Sedangkan penelitian keagamaan “lebih mengutamakan pada agama

sebagai sistem atau sistem keagamaan [religious system] [M. AthoMudzhar,1998:35]. Untuk menjelaskan pandangan tersebut, M. Atho Mudzhar,mengatakan bahwa Middleton berkata: “keduanya [yakni, agama dan sistemkeagamaan] tidaklah sama. Agama dapat dikaji dari beberapa sudut pandang:teologi, histories, komparatif, psikologis-sementara sistem keagamaan adalahsistem sosiologis, suatu aspek organisasi sosial dan hanya dapat dikaji secaratepat jika karakteristik itu diterima sebagai titik tolak”. Maka menurut M. AthoMudzhar, jika usaha perbedaan yang dilakukan Middleton tersebut diterima dandiikuti, maka sasaran penelitian agama adalah agama sebagai doktrin, sedangkan

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 8 dari: 17

Page 9: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 9/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

sasaran penelitian keagamaan adalah agama sebagai gejala sosial [M. AthoMudzhar, 1998:35-36].

Untuk lebih jelasnya, perlu memperhatikan,  pertama, perbedaan antara“penelitian agama” dengan “penelitian keagamaan” perlu disadari karenaperbedaan tersebut membedakan jenis metode penelitian yang diperlukan. Untukitu, sangat perlu untuk melihat perbedaan pandangan ini, karena kita akan mampumeletakkannya secara proporsional. Kedua, penelitian agama yang sasarannyaadalah “agama sebagai doktrin”, tentu pintu bagi pengembangan suatu metodologipenelitian tersendiri sudah terbuka, dan bahkan sudah ada yang pernahmerintisnya. Misalnya, ilmu ushul al-fiqh sebagai metode untuk istimbat  hukumdalam agama Islam dan ilmu mushthalah al-hadis sebagai metode untuk menilai

akurasi sabda Nabi Muhammad Saw merupakan bukti bahwa keinginan untukmengembangkan metodologi penelitian tersendiri bagi bidang pengetahuan agamapernah muncul. Ketiga, penelitian keagamaan yang sasarannya adalah agamasebagai gejala sosial, tentu kita tidak perlu repot-repot membuat metodologipenelitian tersendiri. Artinya, pada penelitian ini kita cukup meminjam danmenggunakan metodologi penelitian sosisl yang telah ada.

 Apabila mengikuti perbedaan antara penelitian agama dengan penelitiankeagamaan yang dikemukakan Middleton, kita akan menggunakan metode yangberbeda apabila masalah yang diteliti termasuk wilayah yang pertama atau wilayahyang kedua. Maka dalam pandangan Middleton,, penelitian agama Islam adalahpenelitian yang objeknya adalah substansi agama Islam, yaitu: kalam, fikih, akhlak,dan tasawuf . Sedangkan penelitian keagamaan Islam dalam pandangan Middleton,

adalah penelitian yang objeknya adalah “agama sebagai produk interaksi sosial”.Maka tepatnya, baik penelitian agama maupun penelitian keagamaan merupakankajian yang menjadikan agama sebagai objek penelitian[Tatang Abd Hakim, dk.,2001:60].

Dalam pandangan Juhaya S. Praja, penelitian agama adalah penelitiantentang asal usul agama, dan pemikiran serta pemahaman penganut agamatersebut terhadap ajaran yang terkandung di dalamnya. Jadi, jelas Juhaya, dalampandangannya terdapat dua bidang penelitian agama, yaitu :a. Penelitian tentang sumber ajaran agama yang telah melahirkan disiplin ilmu tafsir 

dan ilmu hadis.b. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yang terkandung dalam sumber 

ajaran agama itu, yakni ushul al-fiqh yang merupakan metodologi ilmu agama.

Maka, penelitian dalam bidang ini telah melahirkan filsafat Islam, ilmu kalam,tasawuf dan fiqih.

Penelitian tentang hidup keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktikajaran agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif.Berdasarkan batasan tersebut, penelitian hidup keagamaan meliputi hal-hal, yaitu :a. Perilaku individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan

atas agama yang dianutnya.b. Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya maupun

yang lainnya yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama.

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 9 dari: 17

Page 10: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 10/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

c. Ajaran agama yang membentuk pranata sosial, corak perilaku, dan budayamasyarakat beragama[Juhaya S. Praja, 1997:32].

Berkenaan dengan metode penelitian, maka Ahmad Syai’I Mufid,menjelaskan bahwa, apabila penelitian agama berkenaan dengan pemikiran ataugagasan, maka metode-metode seperti, filsafat, fisiologi adalah pilihan yang tepat.Penelitian agama yang berkaitan dengan sikap perilaku agama, maka metode ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi, dan psikologi merupakan metode yangpaling tepat digunakan. Sedangkan, penelitian yang berkenaan dengan benda-benda keagamaan, maka metode arkeologi atau metode-metode ilmu natural yangrelevan, tepat digunakan. [Ahmad Syafi’I Mufid dalam Affandi Mochtar (ed),1996:35].

Berdasarkan pandangan tersebut, maka metode penelitian yang kitagunakan dalam suatu kegiatan penelitian tidak mesti membangun metode baru,tetapi cukup meminjan, menggunakan, melanjutkan atau mengembangkanmetodologi yang sudah dibangun oleh para ahli sebelumnya [Tatang Abd Hakim,dk., 2001:60]. Menurut Juhaya S. Praja, kerena sosiologi dijadikan sebagaipendekatan dalam memahami dan mengkaji agama, maka metode yang digunakanpun metode sosiologi, seperti observasi, interview, dan angket. Karena, dalamdataran sosiologi, agama dipahami sebagai perilaku yang konkret [Juhaya S. Praja,1997:55].

3. Konstruksi Teori Penelitian KeagamaanKonstruksi adalah cara membuat [menyusun] bengunan-bangunan dan dapat

pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau dikelompok kata [W.J.S.Poerwadarminta, 1991:520]. Teori berarti pendapat yang dikemukakan sebagaisuatu keterangan mengenai suatu peristiwa [kejadian], dan berarti pula asas-asasdan hukum-hukum umum yang menjadi dasar suatu keseniaan atau ilmupengetahuan. Selain itu, teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk melakukan sesuai [Ibid, 1055].

Dalam ilmu penelitian teori-teori itu pada hakekatnya merupakan pernyataanmengenai sebab akibat atau mengenai suatu hubungan positif antara gejala yangditeliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat, misalnya kita inginmeneliti tentang gejala ”bunuh diri”. Teori intergrasi atau kohesi sosial dariDurkheim [seorang ahli sosiologi Perancis], mengatakan adanya hubungan positif antara lemah dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri. Durkheim mulai

dengan pengamatan statistis bahwa angka bunuh diri antar orang Katolik lebihrendah daripada orang Protestan.

Dalam penelitian selanjutnya, Durkheim menarik kesimpulan bahwa faktor utama yang menentukan dalam gejala ini adalah integrasi sosial. Perumusananalisis teoritisnya, bahwa ”intergrasi atau kohesi sosial dapat memberi dukunganbatin kepada para anggota kelompok yang mengalami berbagai kegelisahan dantekanan jiwa yang hebat. Angka bunuh diri adalah fungsi dari kegelisahan dantekanan jiwa yang terus-menerus dialami orang-orang tertentu. Selanjutnyadisimpulkan bahwa, orang Katolik mempunyai kohesi sosial yang kuat dari pada

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 10 dari: 17

Page 11: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 11/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

orang Protestan, karena itu dapat diharapkan bahwa angka bunuh diri pada orangKatolik lebih rendah daripada orang Protestan [Mely G. Tan, 1983:20]. Daripengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksuddengan ”konstruksi teori” adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat,asas-asas atau hukum-hukum mengenai sesuatu yang antara satu dan lainnyasaling berkaitan, sehingga membentuk suatu bangunan [Abuddin Nata, 2004:166].

Penelitian [research] yang dilahirkan oleh dunia ilmu pengetahuanmengandung implikasi-implikasi yang bersifat ilmiah, karena merupakan prosespenyelidikan yang berjalan sesuai ketentuan-ketentuan dalam ilmu pengetahuantentang penelitian yang selanjutnya disebut methodology of research. Tujuan pokokdari kegiatan penelitian adalah mencari ”kebenaran-kebenaran objektif” yang

disimpulkan melalui data-data yang terkumpul. Kebenaran-kebenaran objektif yangdiperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untukpembaruan, perkembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah teoritis danpraktis bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan [HM.Arifin, 1993: 142].

Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi,dan lain-lain telah mencoba mendefinisikan agama, tetapi bnyak pula hasilnyakurang atau tidak memuaskan, karena tidak dapat diperoleh definisi yang seragam.R.R. Marett [dalam Abuddin Nata, 2004:167], seorang ahli antropologi Inggris,mengatakan bahwa agama yang paling sulit dari semua perkataan untukdidefinisikan, karena agama menyangkut lebih daripada hanya pikiran, yaitumenyangkut dengan perasaan dan kemauan juga dan dapat memanifestasikandirinya menurut segi-segi emosionalnya walaupun idenya kabur. Namun demikian,

mendefinisikan ”agama” dapat juga dilakukan, meskipun sangat minimal,sebagaimana yang telah diberikan E.B.Taylor [dalam Abuddin Nata, 2004:168],mengatakan bahwa agama adalah kepercayaan terhadap kekuatan gaib. J.G.Frazer [dalam HM. Arifin, 1992:5], mengatakan agama adalah suatu ketunduhanatau penyerahan diri kepada kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia yangdipercaya mengatur dan mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia.Frazer, mengatakan bahwa agama terdiri dari dua elemen, yaitu  pertama bersifatteoretis, berupa kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi daripadamanusia. Kedua, bersifat  praktis, usaha manusia untuk tunduk kepada kekuatan-kekuatan tersebut serta usaha menggembirakannya.

Harun Nasution, berdasarkan analisis terhadap berbagai istilah yangberkaitan dengan al-din dan religi  dan agama, kemudian beliau sampai pada

kesimpulan bahwa intisari yang terkandung dalam istilah-istilah tersebut adalah”ikatan”. Kemudian ia, mengatakan bahwa agama mengandung arti ”ikatan-ikatan”yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Sebab, ikatan ini mempunyaipengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Karena,ikatan ini berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. KemudianHarun Nasution, menyebutkan delapan macam definisi agama, dua diantaranyaadalah [1] Agama berarti pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengankekuatan gaib yang harus dipatuhi. [2] Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaibyang menguasai manusia, dan [3] Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 11 dari: 17

Page 12: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 12/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia danyang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia [Harun Nasution, 1979: 10].

Dari definisi-definisi tersebut, Harun Nasution, kemudian menyebut adaempat unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu : [1] Ada unsur kekuatangaib, manusia merasa lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempatminta tolong. Manusia melakukan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebutdan hubungan baik itu dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangkekuatan gaib itu. [2] Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraan di dunia danakhirat bergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yangdimaksud. [3] Unsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang dapatmengambil bentuk perasaan takut, cinta dan sebagainya, dan [4] Unsur paham

adanya yang kudus [sacred ] dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan gaib,kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan dan dalam bentuktempat-tempat tertentu [Harun Nasution, 1979: 10-11].

Bagi orang-orang pemeluk agama samawi tidak mengalami kesulitan dalammendefiniskan agama, karana bagi mereka, agama memiliki kriteria yang jelaskarena telah disebutkan dalam kitab-kitab sucinya dan agama bukan ciptaanmanusia, melainkan berasal dari Tuhan, sehingga asal-usulnyapun tidak bersumber pada kondisi dan situasi alam sekitar atau masyarakat [Abuddin Nata, 2004:168].Maka bertolak dari ciri-ciri yang dikemukakan di atas, kaum agamawanmendefinisikan agama adalah ”suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwaseseorang yang mempunyai akal untuk memegang peraturan Tuhan itu atas

 pilihannya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup dan kebahagian kelak di akhirat” 

[Taib Thahir Abd. Mu’in, 1986: 121]Ilmu-ilmu pengetahuan sosial, terutama antropologi budaya, telah

mengembangkan metode-metode ilmiah dalam penelitian agama-agama alam,kepercayaan suku-suku bangsa primitif [dapat dikategori agama ardi  atau ”non-samawi” ], terutama di belahan bumi sebelah Timur ini. Agama-agama itu dilihatsebagai fenomena kehidupan kebudayaan para penganutnya [Mattulada, 1989:2].

 Adapaun terhadap agama-agama  profetis atau agama-agama besar dunia, ilmupengetahuan modern juga melakukan pengkajian-pengkajian atasnya. Akan tetapitidaklah pengkajian itu sama kuatnya terhadap semua agama. Katakan saja, parasosiologi antaropologi seperti Marx, Durkheim hingga Weber, telah banyakmengkaji terhadap agama Nasrani dan Yahudi, tetapi kurang atau tidak memelikiperhatian terhadap Islam.

Memang masalah keagamaan selalu hadir dalam sejarah kehidupan umatmanusia sepanjang zaman, sama dengan masalah kehidupan lainnya. Perilakuhidup beragama yang amat luas tersebar di permukaan bumi ini, menjadi bagiandari kehidupan kebudayaan yang dapat dikembangkan dalam aneka corak yangkhas antara suatu lingkup sosial-budaya berbeda dengan lingkup sosial budayalainnya [Mattulada, 1989:2-3]. Timbul pertanyaan apakah agama dapat diteliti?Jawabannya untuk agama budaya manusia yaitu agama alam [agama ardi ] dankepercayaan suku-suku bangsa primitif, penelitian dapat dilakukan sepenuhnya,baik terhadap ajaran dan doktrin-doktirnnya maupun terhadap bentuk

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 12 dari: 17

Page 13: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 13/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

pengamalannya, seperti yang telaha dilakukan oleh ilmu-ilmu pengetahuan sosialdan antropologi budaya yang telah mengembangkan metode-metode ilmiah untukpenelitian agama-agama alam, kepercayaan suku-suku bangsa primitif.Sedangkan untuk agama samawi jawabannya adalah ada bagian-bagian yangdapat dijadikan sasaran garapan penelitian, yaitu bagian isi dari pengalan agamadan ada pula bagian-bagian yang kepadanya tidak dapat dilakukan penenlitian,yaitu bagian isi dari agama [baca : Abuddin Nata, 2004:170].

Mukti Ali, mengelaborasi pemikiran Syekh Mahmoud Syaltout, yang membagiIslam terdiri dari dua elemen pokok, yaitu ”aqidah”  dan ”syariat” . Kemudian caraatau metode mendekatainya kedua elemen pokok tersebut adalah filosofis dandoktriner . Maka, metodologi yang digunakan Syekh Mahmoud Syaltout tanpaknya

berbeda dengan metode yang digunakan ulama-ulama sebelumnya, yangmenyatakan bahwa Islam terdiri dari aqidah dan muamalah, kemudian muamalahdibagi dua yaitu muamalah yang berhubungan dengan Tuhan dan muamalah yangberhubungan dengan manusia dan pendekatan yang digunakan adalah doktriner .

Fazlur Rahman, menyatakan bahwa pokok ajaran Islam ada 3 [tiga], yaitu :[1] percaya kepada keesaan Tuhan, [2] pembentukan masyarakat yang adil, [3]kepercayaan hidup setelah mati. Menurut Fazlur Rahman, cara mempelajari ketigahal tersebut dengan cara mempelajari al-Qur’an. Cara mempelajari al-Qur’an harusdisertai dengan mempelajari konteks sejarahnya, yaitu dalam suasana dan situasiapa ayat al-Qur’an itu diturunkan. Begitu juga dalam mempelajari Hadis sangat hati-hati dan hanya Hadis yang benar [Hadis sahih] yang dipergunakan. Fazlur Rahmanmenggunakan dua metode yaitu : [1] Historiko critical method  [metode kritik

sejarah], merupakan sebuah pendekatan kesejarahan yang pada prinsipnyabertujuan menemukan fakta-fakta objektif secara utuh dan mencari nilai-nilai[values] tertentu yang terkandung di dalamnya. [2] Hermeneutic method, metodeyang digunakan untuk memahami dan menafsirkan teks-teks kuno seperti kitabsucim sejarah, hokum dan juga dalam bidang filsafat. Metode ini digunakan untukmelakukan interpretasi terhadap teks kitab suci dan penafsiran terhadap teks-tekssejarah yang menggunakan bahasa yang rumit

Menurut Fazlur Rahman, bahwa kedua metode tersebut merupakan duabuah metode yang berkaitan erat. Metode “critical history” berfungsi sebagai upayadekonstruksi  metodologi, sedangkan hermeneutic  difungsikan sebagai upayarekonstruksinya. Sehubungan dengan ini, Fazlur Rahman membuat kategori Islammenjadi dua, yaitu Islam Normatif dan Islam Historis [Hujair AH. Sanaky, 1998: 5].

 Ali Syari’ati, menyetakan dalam mempelajari dan meneliti Islam, ada 2 [dua] metodeyang fundamental untuk memahami Islam secara tepat. Pertama, adalahmempelajari al-Qur’an yang merupakan himpunan ide dan output ilmiah dan linier.Kedua, adalah mempelajari sejarah Islam, yaitu mempelajari secara menyeluruhperkembangan Islam sejak permulaan misi Nabi Muhammad Saw, sampaisekarang, atau dalam klasifikasi Harun Nasution adalah periode klasik, periodepertengahan, dan periode modern.

Melihat perkembangan metodologi tersebut, maka orang dapat memahamibahwa sekalipun pendekatan mereka berbeda, namun dapat diambil keseimpulan

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 13 dari: 17

Page 14: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 14/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

bahwa elemen-elemen yang harus diketahui dalam Islam adalah : [1] Tuhan , [2]alam, dan [3] manusia. Maka Tuhan [teolog i], alam [kosmologi ] dan manusia[antropologi ] sebagai tiga masalah pokok yang dibahas oleh Islam dan juga olehagama-agama lain [Mukti Ali, 1991: 24-25]. Dewasa ini, tiga masalah besar itumasih mengejar-ngejar pemikiran manusia modern. Di antara mereka tidak sedikityang mengikuti pemikiran-pemikiran saintis dan mengambil sains sebagai

 jawabannya. Orang-orang yang “progresif” berpendapat bahwa mempelajari tigasoal tersebut berarti “spikulasi metafisis”, sedangkan orang-orang yang “palingprogresif” melihat bahwa tiga persoalan tersebut hanya dapat dijawab denganpendekatan agama, dan inilah menurut Mukti Ali merupakan metodologi keempat[Mukti Ali, 1991: 25-26].

Metode lain untuk mempelajari Islam adalah tipologi , karena metode ini olehbanyak para ahli sosiologi menganggap lebih objektif karena berisi klasifikasi topikdan tema sesuai dengan topikinya, kemudian dibandingkan dengan topik dan temayang mempunyai tipe yang sama. Maka pendekatan ini digunakan sarjana Baratuntuk memahami ilmu-ilmu manusia. Dengan demikian, metode ini dapat digunakanuntuk memahami agama, maka ada orang yang berusaha memahami ajaran Islamdengan pendekatan membahas : [1] Tuhan dan kemudian dibandingkan dengantuhan-tuhan di lain agama. [2] Ada yang memahami dan mempelajari kitab suci al-Qur’an dan dibandingkan dengan kitab-kitab yang diwahyukan atau dianggapdiwahyukan. [[3] Ada juga cara untuk memahami Islam dengan mempelajari diri

 pribadi Nabi Muhammad  dan dibandingkan dengan nabi-nabi agama lain. [4]Kedaan sekitar pada waktu munculnya Nabi dari tiap-tiap agama dan kondisi orang-

orang yang dida’wahi. [5] Ada juga yang mempelajari  pemikiran orang  danmembandingkan antara satu dengan yang lain, dan lain-lain.

Penelitian keagamaan merupakan penelitian yang objek kajiannya adalahagama sebagai produk ”interaksi sosial” atau ”perilaku manusia”. Oleh karena itu,metode yang digunakan adalah metode-metode penelitian sosial pada umumnya.Maka, berkenaan dengan hal itu, tanpaknya kitapun tidak perlu menyusun teoripenelitian tersendiri, tetapi cukup meminjam teori ilmu-ilmu sosial yang sudah adadan telah diuji. Beberapa teori yang dapat digunakan adalah :[1] teori perubahan sosial,[2] teori struktural-fungsional,[3] teori antropologi dan sosiologi agama,[4] teori budaya dan tafsir budaya simbolik,

[5] teori pertukaran sosial, dan[6] teori sikap.

Menurut Atang Abd Hakim dan Jaih Mubarok, bahwa seorang peneliti UmmuSalamah dalam meneliti “Tradisi Tarekat dan Dampak Konsistensi Aktualisasinyaterhadap Perilaku Sosial Penganut Tarekat [Studi Kasus Tarekat Tijaniyah diKabupaten Garut, Jawa Barat: dalam Perspektif Perubahan Sosial]”, menggunakanteori-teori sosial yang disebutkan di atas. Dengan demikian, penelitian di atasmeminjam teori-teori yang dibangun dalam ilmu-ilmu sosial. Ia disebut penelitiankeagamaan [religius research] dalam pandangan Midletton atau penelitian hidup

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 14 dari: 17

Page 15: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 15/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

agama dalam pandangan Juhaya S. Praja, karena objeknya adalah “perilakuTarekat Tijaniah” [Juhaya S. Praja,1997:55-57, dalam Atang Abd. Hakim dan JaihMubarok, 2001:64].

Dari uraiakan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa yangdimaksud dengan ”konstruksi teori penelitian agama” merupakan suatu upaya untukmemeriksa, mengkaji, mempelajari, memprediksi atau menduga dan memahamisecara saksama susunan atau bangunan dasar atau hukum-hukum dan ketentuanlainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaanatau pengamalan ajaran agama sesuai dengan tuntutan zaman. Jadi, penelitianagama adalah ”pendekatan ilmiah yang diterapkan untuk menyelidiki masalah-masalah agama”  dengan menggunakan cara atau metode yang tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan sebagai suatu kegiatan ilmiah.

4. Model-model Penelitian KeagamaanUntuk menyusun konstruksi teori penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu

mengetahui bentuk dan macam-macam penenlitian, karena perbedaan sasaran,objek, bentuk dan macam penelitian yang dilakukan akan mempengaruhi bentukkonstruksi teori penelitian yang dilakukan, termasuk penelitian keagamaan [lihat :

 Abuddin Nata, 2004:172]. Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macamtergantung dari sudut pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya.

 Apabila dilihat dari sudut hasil yang ingin dicapai, maka penelitian dapat dibagimenjadi penelitian menjelajah [exploratory  atau deskriptif] dan penelitian yangbersifat menerangkan atau explanatory. Dalam penelitian yang bersifat menjelajah,

di mana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang atau belum adasama sekali, teori-teorinya belum ada atau belum diperlukan. Demikian puladengan penelitian yang bersifat deskriptif. Sedangkan dalam penelitian yangbersifat menerangkan di mana sudah pasti ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesis-hipotesis yang akan diuji, jelas memerlukan teori [Mely G. Tan, 1983:19,dalam Abuddin Nata, 2004:173].

Selanjutnya jika dilihat dari segi bahan-bahan atau objek yang akan diteliti,maka penelitian dapat dibagai menjadi penelitian kepustakaan [ library research],yaitu dengan menggunakan bahan-bahan tertulis seperti manuskrip, buku, majalah,surat kabar dan dokumen lainnya. Sedangkan penelitian lapangan [field research],yaitu dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari lapangan atau sasaranpenelitian yang selanjutnya disebut informan atau responden melalui instrumen

pengumpulan data seperti angket, wawancara, dokumen, dan observasi [AbuddinNata, 2004:173]. Jika dilihat dari cara menganalisisnya, maka penelitian dapatdibagi menjadi dua, yaitu : penelitian yang bersifat kualitatif  dan penelitian yangbersifat kuantitatif . Penelitian yang bersifat kualitatif dilakukan terhadap objekpenelitian yang bersifat sosiologis, budaya dan fenoma. Sedangkan penelitiankuantitatif dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat fisik, material dan dapatdihitung jumlahnya. Maka dapat dikatakan bahwa, sikap keagamaan, kecerdasan,pengaruh kebudayaan, fenomena sosial dan lain sebagainya termasuk objekpenelitian kualitatif. Sedangkan sasaran atau objek penelitian yang sifatnya ingin

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 15 dari: 17

Page 16: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 16/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

mengetahui jumlah penganut agama, para lulusan, jumlah orang melanggar peratutan, tingkat perceraian, jumlah jemaah haji pertahun dan sebagainya dapatdilakukan dengan penelitian yang bersifat kuantitatif  [lihat : Abuddin Nata,2004:173].

Dari perjelasan di atas, model penelitian dalam pembahasan ini disesuaikandengan perbedaan antara penelitian agama dan penelitian hidup keagamaan.Djamari, menjelaskan bahwa kajian sosiologi dalam kajian agama yang secaratidak langsung memperlihatkan model-model penelitian agama melalui pendekatansosiologi. Djamari, menjelaskan bahwa kajian sosiologi agama menggunakanmetode ilmiah. Maka, pengumpulan data dan metode yang digunakan, antara laindengan data sejarah, analisis komparatif lintas budaya, eksperimen yang terkontrol,

observasi, survai, dan analisis isi [Djamari, 1993: 53, dalam Atang Abd. Hakim danJaih Mubarok, 2001:64]. Dapat juga dilakukan ”penelitian tindakan [actionresearch]” [Sumadi Suryabrata, 1994: 9]. Selain itu, Masri Singarimbuan,mengatakan jika kita bertolak dari segi metode dan rancangan yang digunakan,membagi penelitian menjadi penelitian survei dan penelitian eksperimen dangrounded research [Masri Singarimbuan dan Sofian effendi, 1989:3-8].

Jadi, dapat dikatakan bahwa metode sosiologi dalam kajian agama, secaratidak langsung memperlihatkan model-model penelitian agama melalui pendekatansosiologi dan berbagai macam penelitian yang didasarkan pada segi metode danrancangan penelitian dapat dikemukakan, sebagai berikut :

a. Analisis Sejarah

Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampausecara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,memverifikasi serta mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta danmemperoleh kesimpulan yang kuat. Penelitian historis memiliki ciri-ciri antara lain :[1] Bergantung pada daya observasi orang lain daripada yang diobservasi olehpeneliti sendiri. [2] Harus tertib, ketat, sistematis dan tuntas dan bukan sekedar mengkoleksi informasi-informasi yang tak layak, tidak reliabel dan berat sebelah. [3]Bergantung pada data ”primer” dan data ”sekunder”. Data promer diperoleh darisumber primer, yaitu peneliti secara langsung melakukan observasi ataupengataman atau penyaksian pada kejadian-kejadian yang dituliskan. Sedangkandata sekunder, diperoleh dari sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan hasilobservasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian. [4] Harus

melakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kritik internal menanyakan apakahdokumen itu otentik atau tidak, apakah data tersebut akurat atau relevan,sedangkan kritik internal harus menguji motif, berat sebelah dan sebagainya[Sumadi Suryabarata,1994:16-17]

Sosiologi tidak memusatkan perhatiannya pada bentuk peradaban pada tahappermulaan pada waktu tertentu [etnografi ], tetapi menerangkan realitas masa kini,realitas yang berhubungan erat dengan kita, yang mempengaruhi gagasan danperilaku kita. Supaya kita mengerti persoalan manusia sekarang, kita harusmempelajari sejarah masa silam. Dalam hal ini, sejarah hanya sebagai metode

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 16 dari: 17

Page 17: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 17/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

analisis atas dasar pemikiran bahwa sejarah dapat menyajikan gambaran tentangunsure-unsur yang mendukung timbulnya suatu lembaga, suatu peristiwa dan lain-lain. Pendekatan sejarah bertujuan untuk menemukan inti karakter agama denganmeneliti sumber klasik sebelum dicampuri yang lain.

Dalam menggunakan data histories, sejarawan cenderung menyajikan detaildari situasi sejarah dan eksplanasi tentang sebab akibat dari suatu kejadian.Sedangkan sosiologi lebih tertarik pada persoalan apakah situasi social tertentudiikuti oleh situasi social yang lain. Sosiologi mencari pola hubungan antarakejadian social dan karakteristik agama. Beberapa pakar atau peneliti yang telahmenggunakan analisis histories, adalah [1] Talcott Parson dan Bellah ketika iamenjelaskan evolusi agama, [2] Berger, dalam uraiannya tentang memudarnya

agama dalam masyarakat modern, [3] Max Webwr, ketika ia menjelaskansumbangan teologi Protestan terhadap lahirnya kapitalisme [Djmari, 1993, dalam

 Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, 2001:65].

2. Analisis Lintas BudayaDengan membandingkan pola-pola keagamaan di beberapa daerah

kebudayaan, sosiologi dapat memperoleh gambaran tentang korelasi unsurebudaya tertentu atau kondisi social cultural secara umum. Weber , mencobamembuktikan teorinya tentang relasi antara etika Protestan dengan kebangkitankapitalisme melalui kajian agama dan ekonomi di India dan Cina [Djmari, 1993,dalam Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, 2001:65].

3. EksperimenPenelitian yang menggunakan eksperimen agak sulit dilakukan dalam

penelitian agama. Namun dalam beberapa hal, eksperimen dapat dilakukan dalampenelitian agama, misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil belajar daribeberapa model pendidikan agama. Darley dan Batson, melakukan eksperimen disekolah seminari, dengan mengukur “ pengaruh cerita-cerita dalam Injil terhadap

 perilaku siswa”  [Djamari, 1993, dalam Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok,2001:65]. Mungkin saja, dalam studi Islam dapat melakukan eksperimen terhadapcerita-cerita al-Qur’an terhadap perilaku siswa.

Selain itu, dalam penelitian eksperimen juga dikenal dengan istilaheksperimental sungguhan, yaitu penelitian yang ”dilakukan untuk menyelidikikemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau

lebih kelompok kesperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu ataulebih kelompok kontrol yang tidak dikenal kondisi perlaakuannya [Abuddin Nata,2004:176]. Sebagai contoh penelitian eksperimental sungguhan ini adalahpenelitian yang dilakukan untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar al-Qur’an pada murid-murid kelas III SMU sebagai fungsi ukuran kelas [besar dankecil] dan taraf inteligensi murid [tinggi, sedang dan rendah] dengan caramenempat guru secara random [acak] berdasarkan tingkat inteligensi, ukuran kelasdan metode mengajar [baca : Abuddin Nata, 2004:177].

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 17 dari: 17

Page 18: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 18/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara lain : [1] Menuntut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib ketat, baik dengan kontrolatau manipulasi langsung maupun dengan menggunakan pengaturan secara acak.[2] Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untukmembandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuaneksperimental [Abuddin Nata, 2004:177].

4. Observasi Partisipatif Dengan partisipasi dalam kelompok, peneliti dapat mengobservasi perilaku

orang-orang dalam konteks religius. Orang yang diobservasi boleh mengetahuibahwa dirinya sedang diobservasi atau secara diam-diam. Di antara kelebihan

penelitian ini adalah memungkinkannya pengamatan simbolik antar anggotakelompok secara mendalam. Adapun salah satu kelemahannya adalah terbatasnyadata pada kemampuan observer [Djamari, 1993, dalam Atang Abd. Hakim dan JaihMubarok, 2001:66].

5. Riset Survei dan Analisis StatistikPenelitian survei dilakukan dengan penyusunan kuesioner, interview dengan

sample dari suatu populasi. Sampel dapat berupa organisasi keagamaan ataupenduduk suatu kota atau desa. Prosedur penelitian ini dinilai sangat berguna untukmemperlihatkan korelasi dari karakteristik keagamaan tertentu dengan sikap socialatau atribut keagamaan tertentu [Djamari, 1993, dalam Atang Abd. Hakim dan JaihMubarok, 2001:66].

6. Analisis isiDengan metode ini, peneliti mencoba mencari keterangan dari tema-tema

agama, baik berupa tulisan, buku-buku khotbah, doktrin maupun deklarasi teks, danyang lainnya. Umpamanya sikap kelompok keagamaan dianalisis dari substansiajaran kelompok tersebut [Djamari, 1993:53-59, dalam Atang Abd. Hakim dan JaihMubarok, 2001:55-66].

7. Penelitian Tindakan [ Action Research]Penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untukmemecahkan persoalan atau masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja

atau dunia actual yang lain. Contoh untuk penelitian tindakan ini adalah suatuprogram inservise training  untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putussekolah untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan padapendidikan pengemudi, untuk memcahkan masalah apatisme dalam penggunaanteknologi modern atau metrode menanam padi yang inovatif. Penelitian inimemeiliki cirri-ciri antara lain praktis dan langsung relevan untuk situasi actualdalam dunia kerja, serta fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahanselama masa penelitiannya dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan inovasi[Sumari Suryabrata, 1994:16-35, dalam Abuddin Nata, 2004:177].

Versi : 1 Revisi : 1 Halaman : 18 dari: 17

Page 19: 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

7/27/2019 05. Bab v Penelitian Agama Dan Modelnya [Oke]

http://slidepdf.com/reader/full/05-bab-v-penelitian-agama-dan-modelnya-oke 19/19

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 FM-UII-AA-FKA-07/R1

MATERI/BAHAN MATA KULIAH

Fakultas : ILMU AGAMA ISLAM Pertemuan ke : LIMAJurusan/Program Studi : TARBIYAH/Pendidikan Agama Islam Modul ke : VKode Mata Kuliah : 42001411 Jumlah Halaman : 17Nama Mata Kuliah : METODOLOGI STUDI ISLAM Mulai Berlaku : 2005Dosen : HUJAIR AH. SANAKY, DRS.,MSI Waktu :

8. Grounded ResearchTitik berat grounded research pada pendekatan yang bersifat kualitatif. Pada

penelitian ini data yang dikumpulkan dengan menggunakan wawancara bebas dimana para peneliti tidak memulai penelitiannya dengan teori atau hipotesis yangakan diuji, melainkan bertolak dari data yang dikumpulkan. Berkenaan denganpenelitian Glaser dan Strauss [1967] mengatakan bahwa grounded researchmerupakan reaksi yang tajam dan sekaligus menyajikan jalan keluar dari ”stagnasi teori”  dalam ilmu-ilmu sosial, dengan menitikberatkan pada sosiologi. Kritikdilontarkan baik kepada pendekatan yang kuantitatif maupun yang kualitatif yangselama ini dilakukan [Sumadi Suryabrata, 1994:8].

Grounded research dalam operasionalnya tidak terikat pada teori tertentu.Penelitian model ini pada hakekatnya merupakan upaya mengkritik terhadapketerikatan para peneliti yang berlebihan terhadap teori-teori yang sangat umum[grand theories] dari tokoh-tokoh besar seperti Weber, Persons, Veblen, Cooley,yaitu kritik terhadap studi yang menjurus ke arah verifikasi yang bermunculanseperti jamur di musim hujan, yakni verifikasi dari teori-teori tersebut melaluipendekatan kuantitatif dan tes statistik yang hasil akhirnya merupakan verifikasi dariteori atau hipotesis. Grounded research, menyajikan suatu pendekatan yang barudan data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data, maka dari itu dinamakangrounded. Kategori-kategori dan konsep-konsep dikembangkan oleh peneliti dilapangan. Data yang bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang timbul dilapangan yang terus menerus disempurnakan selama penelitian berlangsung

[Sumadi Suryabrata, 1994:9].

C. Lembar LatihanPada lembar latihan ini, mahaiswa diminta untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan pada akhir perkuliahan :1. Apakah yang dikamsud dengan penelitian dan penelitian agama?2. Dalam penelitian agama menurut Juhaya S. Praja, terdapat dua bidang.

Rumuskan dan jelaskan dua bidang tersebut serta bandingkan denganpandangan Mukti Ali !

3. Penelitian tentang kehidupan keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktik ajaran agama. Rumuskan dan jelaskan beberapa hal yang meliputi

penelitian kehidupan keagamaan!4. Dalam penelitian, agama dikategori sebagai gejala budaya dan gejala sosial.Kemukakan pandangan saudara tentang pandangan tersebut!

5. Apakah yang dimaksud dengan konstruksi teori penelitian keagamaan?

V i 1 R i i 1 H l 19 d i 17