-----
DESCRIPTION
semoga bermanfaatTRANSCRIPT
Patofisiologi Stroke Non Hemorragik
Tabel 1 Perbedaan Stroke Nonhemoragik dan Stroke Hemoragik.
Gejala (Anamnesis) Stroke Nonhemoragik Stroke HemoragikAwitan (onset) Sub-akut kurang Sangat akut/ mendadakWaktu (saat terjadi awitan) Mendadak Saat aktivitasPeringatan Bangun pagi/ istirahat -Nyeri kepala + 50% TIA +++Kejang +/- +Muntah - +Kesadaran menurun -/kadang sedikit +++Koma +/- +++Kaku kuduk - ++Tanda Kernig - +Edema pupil - +Perdarahan retina - +Bradikardia Hari ke-4 Sejak awalCT scan Lesi hipodensi Lesi hiperdensiSumber: (Muttaqin, 2008).
Anatomi Nervus Cranialis
1. Nervus Olfactorius (N. I)
N. olfactorius berasal dari sel-sel reseptor olfactorius pada mucosa olfactorius. Mukosa
ini terletak pada bagian atas cavum nasi di atas concha nasalis superior. Berkas serabut-
serabut n. olfactorius ini berjalan melalui lubang-lubang pada lamina cribrosa ossis
ethmoidalis untuk masuk ke dalam bulbus olfactorius di dalam rongga cranium. bulbus
olfactorius dihubungkan dengan area olfactorius cortex cerebri oleh tractus olfactorius (Snell,
2006).
2. Nervus Opticus (N. II)
N. opticus merupakan kumpulan axon sel-sel lapisan ganglionik retina. N. opticus
muncul dari bagian belakang bola mata dan meninggalkan rongga orbita melalui canalis
opticus untuk masuk ke dalam rongga cranium. Selanjutnya menyatu dengan n. opticus sisi
lainnya membentuk chiasma opticum (Snell, 2006).
3. Nervus Occulomotorius (N. III)
N. Oculomotorius keluar dari permukaan anterior mesencephalon. Saraf ini berjalan ke
depan di antara a. cerebri posterior dan a. cerebelli superior. Kemudian berjalan terus ke
depan di dalam fossa cranii anterior pada dinding lateral sinus cavernosus. Di sini, saraf ini
bercabang dua menjadi ramus superior dan ramus inferior, yang masuk ke rongga orbita
melalui fissura orbitalis superior (Snell, 2006).
4. Nervus Trochlearis (N. IV)
N. trochlearis adalah saraf cranial yang paling langsing, meninggalkan permukaan
posterior mesencephalon dan segera menyilang saraf sisi lainnya. N. trochlearis berjalan ke
depan melalui fossa cranii media pada dinding lateral sinus cavernosus (Snell, 2006).
5. Nervus Trigeminus (N. V)
N. trigeminus merupakan saraf cranial terbesar, meninggalkan aspek anterior pons
sebagai radix motorik yang kecil dan radix sensorik yang besar. Saraf ini berjalan ke depan
dari fossa cranii posterior untuk mencapai apex pars petrosa ossis temporalis di dalam fossa
cranii media. Di sini, radix sensorik membesar membentuk ganglion trigeminus. Radix
motorik n. trigeminus terletak di bawah ganglion sensorik dan tidak mempunyai hubungan
satu dengan yang lain. N. ophthalamicus (N. V1), n. maxillaris (N. V2), dan n. mandibularis
(N. V3) berasal dari pinggir anterior ganglion (Snell, 2006).
6. Nervus Abducens (N. VI)
Saraf kecil ini muncul dari permukaan anterior rhombencephalon di antara pons dan
medulla oblongata dan berjalan ke depan bersama a. carotis interna melalui sinus cavernosus
di dalam fossa cranii media dan masuk orbita melalui fissura orbitalis superior (Snell, 2006).
7. Nervus Facialis (N. VII)
N. facialis muncul sebagai dua radix dari permukaan anterior otak belakang di antara
pons dan medulla oblongata. Radix berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior bersama
n. vestibulocochlearis dan masuk ke meatus acusticus internus pada pars petrosa ossis
temporalis. Pada dasar meatus, saraf ini masuk ke dalam canalis facialis yang berjalan ke
lateral melintasi telinga dalam. Kemudian n. facialis menempel pada telinga tengah dan
aditus ad antrum tympanicum kemudian keluar dari canalis melalui foramen
stylomastoideum. Saraf ini kemudian berjalan ke depan melalui glandula parotis ke daerah
distribusinya (Snell, 2006).
8. Nervus Vestibulocochlearis (N. VIII)
N. vestibulocochlearis terdiri atas dua berkas saraf sensorik, yaitu vestibularis dan
cochlearis. Saraf-saraf ini meninggalkan permukaan anterior otak antara pons dan medulla
oblongata, dan melewati fossa cranii posterior kemudian masuk ke meatus acusticus internus
bersama n. facialis (Snell, 2006).
9. Nervus Glossopharyngeus (N. IX)
N. Glossopharyngeus adalah saraf motorik dan sensorik. Saraf ini keluar dari permukaan
anterior medulla oblongata, di antara oliva dan pendiculus cerebelli inferior. N.
glossopharyngeus berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior dan meninggalkan
cranium melalui foramen jugulare. kemudian n. glossopharyngeus berjalan turun melalui
bagian atas leher ke bagian posterior lidah (Snell, 2006).
10. Nervus Vagus (N. X)
N. Vagus tersusun atas serabut motorik dan sensorik. Berasal dari medula oblongata dan
meninggalkan tengkorak melalui bagian tengah foramen jugulare bersama dengan nn.
Craniales IX dan XI. N. Vagus mempunyai dua buah ganglion sensorik: Ganglion superius
yang terletak didalam foramen jugulare, dan ganglion inferius yang terletak tepat distal dari
foramen (Snell, 2006).
11. Nervus Acessorius (N. XI)
N. acessorius tersusun atas serabut-serabut motorik. Saraf ini dibentuk dari gabungan
radix cranialis dan spinalis. Radix cranialis lebih kecil dan berasal dari medula oblongata.
Radix spinalis berasal dari lima segmen cervicalis medulla spinalis bagian atas. Radix
spinalis bersatu membentuk truncus yang berjalan ke atas di dalam canalis vertebralis dan
masuk ke cranium melalui foramen magnum. Radix spinalis maupun radix cranialis bertemu
dan berjalan bersama melalui bagian tengah foramen jugulare (Snell, 2006).
12. Nervus Hypoglossus (N. XII)
N. hypoglossus adalah saraf motorik untuk otot-otot lidah. Berasal dari medulla
oblongata dan meninggalkan tengkorak melalui canalis nervi hypoglossi os occipitale.
Kemudian berjalan berdekatan dengan N. IX, X, XI, a. carotis interna, dan v. jugularis
interna. Saraf ini berjalan di antara a. carotis interna, dan v. jugularis interna sampai
mencapai pinggir bawah venter posterior m. digastricus, disini n. Hypoglossus akan
membelok ke depan dan medial. Saraf ini kemudian menyilang a. carotis interna dan externa
serta mengait a. lingualis. Kemudian berjalan kedepan dan atas, profunda terhadap m.
mylohyideus (Snell, 2006).
Muttaqin, A., 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Snell, R.S., 2006. Anatomi Klinik. 6th ed. Jakarta: EGC.