yang dirasakan oleh nasabah yang menggunakan jasa pt. bank...
TRANSCRIPT
1
ANALISIS KEPUASAN NASABAH PADA PT. BANK MANDIRI
(PERSERO) Tbk. CABANG TANJUNGPINANG
Rio Bagus Pangestu
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP, UMRAH
ABSTRAK
Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting dalam
memperlancar pembangunan suatu bangsa. Organisasi pada sebuah Bank yang
sudah berbadan hukum harus mempunyai garis tugas dan wewenang yang jelas.
Hal ini dimaksudkan agar proses kerja sama antara pimpinan dan bawahan dapat
berjalan dengan baik, dan para bawahan dapat bertanggung jawab kepada atasan
dengan bidangnya masing-masing sehingga tujuan suatu organisasi dapat tercapai.
Adapun tugas dan tanggung jawab serta wewenang masing-masing bagian dalam
struktur organisasi Bank sangat tergantung pada kebiasaan-kebiasaan pada
masing-masing Bank tersebut. Namun secara garis besar struktur organisasi pada
sebuah bank dengan bank lainnya relatif sama.
Kepuasan nasabah adalah kunci keberhasilan dari sebuah perusahaan, baik itu
perusahaan jasa maupun perusahaan komersial dan menjadi tren untuk masa
sekarang maupun masa yang akan datang. Apalagi setelah masa krisis
berkepanjangan yang melanda negeri ini. Bagi sebuah perusahaan perbankan,
kepuasan pelanggan menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan tersebut. Karena
semakin banyak pelanggan yang puas akan pelayanan sebuah perusahaan, maka
semakin loyal pelanggan untuk menggunakan jasa perusahaan, yang akhirnya
dapat meningkatkan revenue dari perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian untuk
mengetahui nilai variabel mandiri. Selanjutnya penulis akan menjelaskan hasil
penelitian secara kuantitatif, Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat di pahami
bahwa penelitian ini bermaksud untuk mengumpulkan data tentang kepuasan
nasabah terhadap kualitas pelayanan pada Bank Mandiri cabang Tanjungpinang
dan yang kemudian hasilnya di deskripsikan atau di gambarkan secara jelas
sebagaimana kenyataan di lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah
Bank Mandiri Cabang Tanjungpinang yang berjumlah 1200 orang. Dalam
penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari 1200 populasi yaitu
sebanyak 120 responden, hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu :
adanya keterbatasan waktu dan biaya, adanya keterbatasan tenaga, dan
keterbatasan jumlah responden yang bersedia membantu dalam pengisian
kuesioner.
Dalam mengukur kepuasan nasabah, setidaknya bank harus memenuhi 5
kriteria kualitas pelayanan yang sering disebut RATER sehingga dapat
menciptakan nasabah yang loyal, yaitu reabillity (kehandalan), assurance
(jaminan), tangible (bukti fisik), empathy (komunikasi), dan responsiveness (cepat
tanggap). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar kepuasan
2
yang dirasakan oleh nasabah yang menggunakan jasa PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk Cabang Tanjungpinang. Tingkat kepuasan nasabah Bank Mandiri cabang
Tanjungpinang sudah menempati posisi puas, walaupun ada beberapa dimensi
yang menyatakan tidak puas akan tetapi secara keseluruhan tertutup oleh nilai
puas yang dominan menurut responden yang ada.
Kata Kunci : Kepuasan Nasabah, Kualitas Pelayanan, Nasabah
ABSTRACT
Financial institutions such as banks is an important instrument to
facilitate the development of a nation. Organization at a bank that has been
incorporated shall have the duty and authority lines are clear. This meant that the
process of cooperation between leaders and subordinates can run well, and the
subordinate may be responsible to superiors by their respective fields so that the
objectives of an organization can be achieved. The duties and responsibilities,
and authorities of each section in the Bank's organizational structure depends on
the habits of each Bank. But in broad outline the organizational structure of a
bank with other banks are relatively similar.
Customer satisfaction is the key to the success of a company, whether it is
commercial and corporate services company and a trend for the present and
future. Moreover, after a period of prolonged crisis that hit the country. For a
banking company, customer satisfaction as a benchmark for the success of the
company. As more and more customers are satisfied with the service of a
company, the more loyal customers to use the services of the company, which can
ultimately increase the revenue of the company.
This research is descriptive, ie research to determine the value of an
independent variable. Furthermore, the authors will describe the results of
quantitative research, Based on these opinions, it can be understood that this
study intends to collect data on customer satisfaction with quality of services at
the bank branch Tanjungpinang and then the results are described or depicted as
clearly as the reality on the ground. The population in this study is a customer of
Bank Mandiri Branch Tanjungpinang, amounting to 1,200 people. In this study,
the authors took a sample of 10% of the population in 1200 as many as 120
respondents, it is caused by several factors, namely: the limitations of time and
cost, the limitations of power, and the limited number of respondents who are
willing to help in filling out the questionnaire.
In measuring customer satisfaction, at least the bank must meet five criteria of
quality of services is often called RATER so as to create loyal customers, namely
reabillity (reliability), assurance (guarantee), tangible (physical evidence),
empathy (communication), and responsiveness (rapid response). This study aims
to analyze how much satisfaction felt by customers who use the services of PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk Branch Tanjungpinang. The level of customer
satisfaction Bank branch Tanjungpinang already finished satisfied, although there
3
are some dimensions that are not satisfied but overall satisfied covered by the
dominant values according to respondents there.
Keywords: Customer Satisfaction, Quality of Service, Customer
PENDAHULUAN
Lembaga keuangan seperti
perbankan merupakan instrumen
penting dalam memperlancar
pembangunan suatu bangsa.
Organisasi pada sebuah Bank yang
sudah berbadan hukum harus
mempunyai garis tugas dan
wewenang yang jelas. Hal ini
dimaksudkan agar proses kerja sama
antara pimpinan dan bawahan dapat
berjalan dengan baik, dan para
bawahan dapat bertanggung jawab
kepada atasan dengan bidangnya
masing-masing sehingga tujuan suatu
organisasi dapat tercapai. Adapun
tugas dan tanggung jawab serta
wewenang masing-masing bagian
dalam struktur organisasi Bank
sangat tergantung pada kebiasaan-
kebiasaan pada masing-masing Bank
tersebut. Namun secara garis besar
struktur organisasi pada sebuah bank
dengan bank lainnya relatif sama.
Pada saat ini persaingan dalam
dunia perbankan tidak lagi bertumpu
pada produk tetapi lebih bertumpu
pada pelayanannya. Hal tersebut
dikarenakan banyaknya usaha
perbankan baik yang konvensional
maupun yang syariah, dimana setiap
bank mengemas jasa mereka
sedemikian rupa untuk menarik para
konsumen, bahkan pelayanan yang
diberikan tidak hanya terbatas pada
fungsi awal bank sebagai lembaga
keuangan yang berfungsi untuk
menyimpan dan meminjam uang.
Berdasarkan uraian diatas dapat
dikatakan bahwa sebuah usaha
perbankan haruslah mampu
4
memberikan sebuah pelayanan yang
prima dimana pelayanan yang prima
tersebut dapat dijadikan sebagai
sebuah keunggulan dibandingkan
dengan usaha perbankan lainnya
sehingga mampu bertahan dalam
iklim persaingan yang ketat.
Perusahaan yang gagal
memuaskan konsumennya melalui
pelayanan akan menghadapi masalah
yang kompleks, masalah tersebut
diantaranya adalah jika pelanggan
merasa tidak puas akan
menyampaikan pengalaman
buruknya kepada orang lain dan bisa
di bayangkan betapa besarnya
kerugian dari kegagalan memuaskan
pelanggan. Oleh karena itu setiap
perusahaan jasa wajib merencanakan,
mengorganisasikan,
mengimplementasikan, dan
mengendalikan sistem kualitas
sedemikian rupa, sehingga pelayanan
dapat memuaskan para
pelanggannya.
Penilaian akan pelayanan
dikembangkan oleh Leonard L
Barry, A. Parasuraman dan Zeithaml
dalam Kotler (1997:53) yang dikenal
dengan service quality
(SERVQUAL) yang berdasarkan
pada lima dimensi yaitu tangibles
(bukti langsung), reliability
(kehandalan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (jaminan), dan
empathy (empati).
Pada situasi persaingan
perbankan, bank-bank membutuhkan
usaha yang keras untuk mendapat
calon nasabah dan mempertahankan
yang sudah ada. Keberhasilan usaha
tersebut sangat ditentukan oleh
kemampuan perusahaan dalam
memberikan pelayanan yang
berkualitas. Kualitas pelayanan
tercermin dari kepuasan nasabah
5
untuk melakukan penggunaan ulang
jasa perbankan. Kepuasan nasabah
dalam menggunakan jasa atau
produk yang ditawarkan dapat
dijadikan masukan bagi pihak
manajemen untuk meningkatkan dan
memperbaiki kualitas pelayanan
yang diberikan. Untuk itu karyawan
bagian pelayanan sebaiknya selalu
memantau kepuasan yang dirasakan
oleh nasabah perbankan untuk
mencapai loyalitas dari para nasabah.
Pelayanan disektor perbankan
khususnya di front liners menurut
Sumarni (1997:26) secara garis besar
terdiri dari ketanggapan pelayanan,
kecepatan transaksi, keberadaan
pelayanan dan profesionalisme.
Ketanggapan pelayanan meliputi
kegiatan dalam melayanai nasabah
dengan cepat dan tanggap, termasuk
juga menangani persoalan,
pertanyaan dan keluhan yang
dihadapi nasabah. Selain
ketanggapan pelayanan, kecepatan
transaksi juga memegang peranan
penting dalam pemberian pelayanan
di front liners. Kecepatan melakukan
transaksi maksudnya terampil dalam
melayani nasabah yang datang dan
tidak sering melakukan kesalahan
teknis, seperti kesalahan pendebetan,
kelalaian dalam proses transfer dan
lain-lain.
Dalam memberikan pelayanan,
keberadaan pelayanan sangat penting
bagi suatu bank. Keberadaan
pelayanan meliputi beberapa
kegiatan misalnya memberi solusi
apabila nasabah mendapat kesulitan
atau masalah dalam proses transaksi.
Selain itu juga memberikan jaminan
kepada nasabah bahwa dan yang
disimpan di bank tersebut cukup
aman. Bentuk pelayanan yang
terakhir adalah sikap profesionalisme
6
dari bankir atau pelaku bank.
Profesionalisme maksudnya
memiliki kemampuan
mengoptimalisasi potensi yang ada
dan hasilnya berguna bagi orang
banyak serta memberikan kontribusi
bagi perusahaan. Profesional bisnis
adalah mampu menyeimbangkan
antara idealisme profesi dengan
tujuan bisnis yang sebenarnya yaitu
keuntungan.
Dalam memberikan pelayanan,
setidaknya bank harus memenuhi 5
kriteria kualitas pelayanan yang
sering disebut RATER sehingga
dapat menciptakan nasabah yang
loyal, yaitu reabillity (kehandalan),
assurance (jaminan), tangible (bukti
fisik), empathy (komunikasi), dan
responsiveness (cepat tanggap),
Tjiptono (2006:69).
Kehandalan dapat dilihat dari
kemampuan untuk memberikan jasa
secara akurat sesuai yang dijanjikan,
jaminan dapat dilihat dari
pengetahuan dan kemampuan
karyawan untuk melayani dengan
rasa percaya diri, bukti fisik dapat
dilihat dari fasilitas yang kasat mata
yang dapat dinikmati langsung oleh
nasabah, komunikasi yaitu karyawan
harus memberikan perhatian secara
individu kepada nasabah dan
mengerti kebutuhan nasabah,
sedangkan cepat tanggap
kemampuan karyawan untuk
membantu nasabah menyediakan
jasa dengan cepat sesuai dengan
yang diinginkan oleh nasabah. Salah
satu cara menciptakan pelayanan
yang berkualitas adalah bank dapat
membedakan dirinya sendiri dengan
cara konsisten menyampaikan mutu
lebih tinggi ketimbang pesaingnya,
pihak bank melakukan interaksi
dengan nasabah yang disertai umpan
7
balik sebagai kontrol dan ukuran
keberhasilan.
Dalam penelitian ini yang
menjadi obyek penelitian adalah
Bank Mandiri Cabang
Tanjungpinang, yang merupakan
salah satu pelaku bisnis yang
bergerak dalam industri perbankan,
dengan menyediakan berbagai
produk jasa perbankan yang tersedia
untuk semua lapisan masyarakat.
Mulai dari berbagai macam bentuk
fasilitas tabungan, sarana kredit, serta
kemudahan jasa perbankan seperti
ATM (Anjungan Tunai Mandiri),
dan lain-lain. Dalam kegiatan
operasionalnya Bank Mandiri
Cabang Tanjungpinang dituntut
untuk lebih meningkatkan kualitas
pelayanannya.
Jika dilihat dalam persaingan
industri perbankan khususnya di
Kota Tanjungpinang, Bank Mandiri
merupakan salah satu Bank yang
sudah Go Public dan memiliki citra
yang sangat baik, sehingga
diharapkan kedepannya Bank
Mandiri dapat lebih meningkatkan
pelayanannya dan menjaga kualitas
pelayanan yang diberikan, agar tetap
menjadi bank yang terpercaya dan
memiliki citra yang baik bagi
masyarakat pada umumnya dan
pelanggan pada khususnya.
Dalam melaksanakan kegiatan
penyediaan jasa perbankan bagi para
pelanggannya, Bank Mandiri Cabang
Tanjungpinang tentunya dihadapkan
pada beberapa masalah yang
menyangkut kegiatan operasional
dalam hal pelayanan pada
khususnya. Masalah-masalah
tersebut dapat menyebabkan
munculnya rasa ketidakpuasan
pelanggan terhadap pelayanan yang
8
diberikan Bank Mandiri Cabang
Tanjungpinang.
Fenomena survey yang
dilakukan oleh Marketing Research
Indonesia (MRI) menyatakan
kualitas pelayanan perbankan di
Indonesia menurun. "Dari tahun
20012/2013 yang memiliki skor
77,99 persen, maka untuk tahun
2013/2014 skor tersebut tidak
berubah bahkan turun menjadi 77,42
persen", ujar Direktur Umum
Marketing Research Indonesia
(MRI), Ermina Yuliarti ketika
memaparkan hasi survey yang
dilakukan MRI dan Infobank di
Jakarta, Rabu. (Dikutip:
Antaranews.com)
Lebih lanjut ia mengatakan,
berdasarkan hasil survey penurunan
kualitas karena semakin senjangnya
perbedaan pelayanan antara cabang-
cabang utama dengan cabang-cabang
pembantu. "Seharusnya di semua
cabang dan kantor memiliki layanan
yang sama," ujar nya. Selain itu,
bermunculannya berbagai produk
baru tidak diikuti oleh kemampuan
para staf terdepan bank untuk
memberikan layanan terkait produk
yang dijual. "Produk unit link atau
produk investasi seperti reksadana
dan obligasi di luar core bisnis bank,
bank tersebut hanya menjual tanpa
menjelaskan secara rinci," ujarnya.
"Hal ini bisa jadi kurangnya
pembekalan dan training kepada para
staf sehingga produk yang dijual
tidak memenuhi harapan para
nasabah," ujarnya. (Dikutip:
Antaranews.com)
Dengan demikian penerapan
pelayanan prima Bank Mandiri
Cabang Tanjungpinang harus
ditingkatkan, sebab apabila
pelayanan prima tidak ditingkatkan
9
kemungkinan pelanggan akan
berpaling dari Bank Mandiri Cabang
Tanjungpinang ke bank lain yang
dapat memberikan pelayanan lebih
baik. Sebuah perbankan, hendaknya
harus benar-benar mengetahui dan
memahami mengenai perilaku para
pelanggan, tentang apa yang
dibutuhkan dan apa yang diinginkan.
Pelayanan yang diterima
nasabah dapat dijadikan standar
dalam menilai kinerja suatu bank
yang berarti bahwa kepuasan
nasabah adalah hal yang utama. Bank
Mandiri berusaha memberikan
pelayanan yang sesuai dengan
harapan nasabah dan fasilitas yang
baik untuk mempertahankan nasabah
yang sudah ada serta untuk
mendapatkan calon nasabah.
Hubungan antara bank dan
administrasi negara tampak sangat
erat, hal ini dapat dilihat dari
munculnya merkantilisme sebagai
aliran organisasi yang bertujuan
memperkuat negara, dengan jalan
mengonsolidasikan kekuatan dalam
bidang perekonomian, dan adanya
kebijakan yang di keluarkan oleh
pemerintah terhadap bank seperti
kebijakan dan upaya perbankan
dalam pengembangan usaha kecil
dan koperasi pada tahun 1997. Hal
ini menjadi landasan penulis untuk
melakukan penelitian di bank yang
termasuk kedalam ranah ilmu
administrasi Negara.
Berikutnya dari pengamatan
penulis pada saat melakukan pra-
penelitian dilokasi, terdapat gejala-
gejala atau fenomena atas masalah
sebagai berikut:
a) Fenomena yang berkaitan
dengan Kepuasan Nasabah
1. Dalam pengamatan penulis
terhadap nasabah Bank
10
Mandiri cabang
Tanjungpinang pada
tanggal 7 Oktober 2014,
penulis mendapatkan
bahwa nasabah mengeluh
atas pelayanan yang
didapatkan saat melakukan
transaksi keuangan.
2. Dalam pengamatan penulis
terhadap nasabah Bank
Mandiri cabang
Tanjungpinang pada
tanggal 7 Oktober 2014,
penulis mendapatkan
adanya nasabah yang
mengeluh karena ketidak
jelasan informasi yang
diberikan oleh petugas
Bank Mandiri.
3. Berikutnya penulis
mendapatkan adanya
nasabah yang tidak puas
dan melakukan tindakan
protes karena kurang
jelasnya nomor antrian
yang disebutkan oleh
mesin antrian otomatis.
4. Penulis juga mendapatkan
bahwa petugas front liners
kurang sigap dalam
membantu nasabah yang
terlihat kesulitan untuk
mengisi formulir setoran
yang disediakan.
Berdasarkan uraian tersebut
diatas peneliti tertarik untut mencoba
melakukan penelitian lebih jauh
tentang fenomena yang terjadi dalam
sebuah usulan penelitian dengan
judul sebagai berikut: “Analisis
Kepuasan Nasabah Pada PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk Cabang
Tanjungpinang”.
Sesuai dengan perumusan
masalah di atas, maka tujuan dari
penulisan ini adalah: “Untuk
11
mengetahui tingkat kepuasan
nasabah pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Cabang
Tanjungpinang.”
Setelah dilakukannya penelitian
ini, di harapkan penelitian ini
mempunyai kegunaan / manfaat
sebagai berikut :
a) Keilmuan : Sebagai bahan
telaahan, kajian, dan analisa
bagi pengembangan teori dan
konsep-konsep ilmiah yang
relevan tentang kepuasan
nasabah dan kualitas
pelayanan.
b) Praktis : Dapat
dijadikan sebagai bahan
referensi dalam mengevaluasi
kinerja karyawan dan
pengambilan kebijakan dalam
memeberikan pelayanan
prima bagi nasabahnya agar
tercapainya kepuasan nasabah
yang maksimal..
c) Sebagai bahan informasi bagi
peneliti lain, yang selanjutnya
dijadikan sebagai bahan
perbandingan terhadap kajian
penelitian yang sama namun
dalam lingkup yang lebih
luas.
LANDASAN TEORI
Menurut Kotler
(2003:138),”Kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi atau
kesan terhadap kinerja atau hasil
suatu produk dan harapan-
harapannya”. Jadi, kepuasan
merupakan fungsi dari persepsi atau
kesan atas kinerja dan harapan. Jika
kinerja berada dibawah harapan
maka pelanggan tidak puas. Jika
kinerja memenuhi harapan maka
12
pelanggan akan puas. Jika kinerja
melebihi harapan maka pelanggan
akan amat puas atau senang.Kunci
untuk menghasikan kesetian
pelanggan adalah memberikan nilai
pelanggan yang tinggi.
Hubungan antara kepuasan
pelanggan dan pelanggan yang loyal
adalah tidak proporsional, contohnya
adalah kepuasan pelanggan yang
diranking dengan skala 1-5, yaitu :
1. Kepuasan pelanggan pada
tingkat sangat rendah (tingkat 1),
kemungkinan besar pelanggan
akan berpindah meninggalkan
perusahaan dan menjelek-
jelekkannya.
2. Kepuasan pelanggan pada
tingkat 2 sampai dengan tingkat
4, pelanggan merasa agak
puas,tetapi masih mungkin untuk
berpindah ketika suatu
penawaran lebih baik muncul.
3. Kepuasan pelanggan pada
tingkat 5, pelanggan sangat
mungkin membeli kembali dan
bahkan menyebarluaskan kabar
baik tentang
perusahaan.Kesenangan atau
kepuasan yang tinggi
menciptakan suatu ikatan
emosional dengan merek atau
perusahaan tersebut dan tidak
hanya terpaku pada pilihan yang
masuk akal saja.
Sedangkan kepuasan menurut
Kotler (2003:9) : “Kepuasan
konsumen adalah sejauh mana
anggapan kinerja produk memenuhi
harapan pembeli. Bila kinerja produk
lebih rendah ketimbang harapan
pelanggan, maka pembelinya merasa
puas atau amat gembira”. Menurut
Zeithaml dan Bitner (2000:75)
definisi kepuasan adalah : “Respon
atau tanggapan konsumen mengenai
13
pemenuhan kebutuhan. Kepuasan
merupakan penilaian mengenai ciri
atau keistimewaan produk atau jasa,
atau produk itu sendiri, yang
menyediakan tingkat kesenangan
konsumen berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan konsumsi
konsumen.”
Kualitas mempunyai hubungan
yang erat dengan kepuasan
konsumen. Kualitas akan mendorong
konsumen untuk menjalin hubungan
yang erat dengan perusahaan. Dalam
jangka panjang, ikatan ini
memungkinkan perusahaan untuk
memahami harapan dan kebutuhan
konsumen. Kepuasan konsumen pada
akhirnya akan menciptakan loyalitas
konsumen kepada perusahaan yang
memberikan kualitas yang
memuaskan mereka. Pelayanan
konsumen tidak hanya sekedar
menjawab pertanyaan dan keluhan
konsumen mengenai suatu produk
atau jasa yang tidak memuaskan
mereka, namun lebih dari pemecahan
yang timbul setelah pembelian.
Menurut Kotler (2003:34)
definisi nilai pelanggan adalah :
“Nilai yang dirasakan pelanggan
adalah selisih antara jumlah nilai
pelanggan dengan jumlah biaya
pelanggan.Jumlah nilai pelanggan
adalah sekelompok manfaat yang
diharapkan dari produk dan jasa”.
Jumlah biaya pelanggan adalah
sekelompok biaya yang digunakan
dalam menilai, mendapatkan,
menggunakan dan membuang
produk atau jasa.
Karena kepuasan pelanggan
sangat tergantung pada persepsi dan
ekspektasi pelanggan, maka sebagai
pemasok produk perlu mengetahui
faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Menurut
14
Zeithaml (2003:162) terdapat empat
faktor yang mempengaruhi persepsi
dan ekspektasi pelanggan,yaitu
sebagai berikut :
1. Apa yang didengar pelanggan
dari pelanggan lainnya (word of
mounth communication).Dimana
hal ini merupakan faktor
potensial yang menentukan
ekspektasi pelanggan.Sebagai
contoh, seorang pelanggan
memiliki perusahaan yang di
harapkan dapat memberikan
pelayanan dengan kualitas tinggi
berdasarkan rekomendasi teman-
teman atau tetangganya.
2. Ekspektasi pelanggan sangat
bergantung dari karakteristik
individu dimana kebutuhan
pribadi (personnel needs).
3. Pengalaman masa lalu (past
experience) dalam menggunakan
pelayanan dapat juga
mempengaruhi tingkat ekspetasi
pelanggan.
4. Komunikasi dengan pihak
eksternal (external
communication) dari pemberi
layanan memainkan peranan
kunci dalam membentuk
ekspektasi
pelanggan.Berdasarkan External
communication,perusahan
pemberi layanan dapat
memberikan pesan-pesan secara
langsung maupun tidak langsung
kepada pelanggannya.Sebagai
contoh dari pengaruh adanya
external communication adalah
harga di mana biaya pelayanan
sangat berperan penting dalam
membentuk ekspektasi
pelanggan.
Dengan demikian, kemungkinan
antara ekspektasi pelanggan dan
15
kualitas pelayanan (jasa) yang di
terimanya, adalah:
1. Pelanggan menjadi senang jika
kualitas pelayanan yang diterima
lebih baik dari perkiraannya.
2. Pelanggan menjadi biasa saja
jika kualitas pelayanan yang
terima sama dengan
perkiraannya.
3. Pelanggan menjadi kecewa jika
kualitas pelayanan yang diterima
lebih jelek dari perkiraannya.
Kepuasan pelanggan menurut
Guiltinan (1997:6) yaitu : ”A buyer’s
degree of satisfaction with product is
the consequence of the comparison a
buyer makes between the level of the
benefits perceived to have been
received after consuming or using a
product and the level of the benefits
expected prior purchase.“. Artinya
bahwa kepuasan pelanggan
merupakan konsekuensi dari
perbandingan yang dilakukan oleh
pelanggan yang membandingkan
antara tingkatan dari manfaat yang
dirasakan terhadap manfaat yang
diharapkan oleh pelanggan.
Sedangkan menurut Lovelock
(2005:102), menjelaskan bahwa
kepuasan adalah keadaan emosional,
reaksi pasca pembelian mereka dapat
berupa kemarahan, ketidakpuasan,
kejengkelan, kegembiraan atau
kesenangan. Tidak mengherankan
bahwa perusahaan telah menjadi
terobsesi dengan kepuasan
pelanggan, mengingat hubungannya
yang langsung dengan kesetiaan
pelanggan, pangsa pasar dan
keuntungan. Schiffman (2004:14)
mengemukakan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan perasaan
seseorang terhadap kinerja dari suatu
produk atau jasa yang dibandingkan
dengan harapannya.
16
Kotler seperti yang dikutip
Rangkuti (2002:23), menjelaskan
bahwa kepuasan pelanggan
merupakan perasaan senang atau
kecewa seseorang sebagai hasil dari
perbandingan antara prestasi atau
produk yang dirasakan dan
diharapkannya. Jadi dari definisi-
definisi diatas artinya adalah jika
perasaan seseorang tersebut
memenuhi atau bahkan melebihi
harapannya maka seseorang tersebut
dapat dikatakan puas.
Zeithaml (2003:85)
mengemukakan bahwa kepuasan
adalah konsep yang jauh lebih luas
dari hanya sekedar penilaian kualitas
pelayanan, tetapi juga di pengaruhi
oleh faktor-faktor lain. Sebagaimana
terlihat pada gambar 2 kepuasan
pelanggan di pengaruhi oleh persepsi
pelanggan terhadap kualitas
pelayanan (jasa) , kualitas produk,
harga dan oleh faktor situasi dan
faktor pribadi dari pelanggan.
Kualitas pelayanan (jasa) merupakan
fokus penilaian yang merefleksikan
persepsi pelanggan terhadap lima
dimensi spesifik dari
pelayanan(jasa). Kepuasan lebih
inklusif , yaitu kepuasan di tentukan
oleh persepsi terhadap kualitas
pelayanan (jasa) , kualitas produk
,harga, faktor situasi dan faktor
pribadi.
Konsep kepuasan pelanggan dari
zeithaml dan Bitner ini di gunakan
dalam penelitian karena dimensi-
dimensi yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan mewakili objek
penelitian. Lovelock (2005:102),
menjelaskan bahwa kepuasan adalah
keadaan emosional, reaksi pasca
pembelian mereka dapat berupa
kemarahan,
ketidakpuasan,kejengkelan,
17
netralitas, kegembiraan atau
kesenangan.Tidak mengherankan
bahwa perusahaan telah menjadi
terosebsi dengan kepuasan
pelanggan, mengingat hubungannya
yang langsung dengan kesetiaan
pelanggan, pangsa pasar dan
keuntungan. Schisffman dan Kanuk
(2004:14) menandaskan bahwa
kepuasan pelanggan merupakan
perasaan seseorang terhadap kinerja
dari suatu produk yang dirasakan dan
diharapkannya. Jadi dari definisi –
definisi diatas artinya adalah jika
perasaan seseorang tersebut
memenuhi atau bahkan melebihi
harapannya maka seseorang tersebut
dapat dikatakan puas.
Aspek-aspek yang dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan
secara efektif,yaitu :
1. Warranty costs. Beberapa
perusahaan dalam menangani
warranty costs produk/jasa
mereka dilakukan melalui
persentase penjualan. Kegagalan
perusahaan dalam memberi
kepuasan kepada pelanggan
biasanya karena perusahaan
tidak memberi jaminan terhadap
produk yang mereka jual kepada
pelanggan.
2. Penanganan terhadap komplain
dari pelanggan. Secara statistic
hal ini penting untuk
diperhatikan, namun seringkali
terlambat bagi perusahaan untuk
menyadarinya. Bila
komplain/klaim dari pelanggan
tidak secepatnya diatasi, maka
customer defections tidak dapat
dicegah.
3. Market Share. Merupakan hal
yang harus diukur dan berkaitan
dengan kinerja perusahaan. Jika
market share diukur, maka yang
18
diukur adalah kuantitas, bukan
kualitas dari pelayanan
perusahaan.
4. Costs of poor quality. Hal ini
dapat bernilai memuaskan bila
biaya untuk defecting customer
dapat diperkirakan.
5. Industry reports. Terdapat
banyak jenis dan industry reports
ini, seperti yang disampaikan
oleh J.D Power dalam Bhote,
yakni report yang fairest, most
accurate, dan most eagerly yang
dibuat oleh perusahaan.
Guiltinan (1997:7),
mengemukakan bahwa salah satu
manfaat dari kepuasan pelanggan ini
adalah dapat meningkatkan loyalitas
pelanggan, seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini. Sedangkan
Lovelock (2005:104),
mengemukakan bahwa kepuasan
pelanggan memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan, dan tingkat
kepuasan pelanggan yang lebih
besar. Dalam jangka panjang, akan
lebih menguntungkan
mempertahankan pelanggan yang
baik daripada terus menerus menarik
dan membina pelanggan baru untuk
menggantikan pelanggan yang pergi.
Pelanggan yang sangat puas akan
menyebarkan cerita positif dari mulut
ke mulut dan malah akan menjadi
iklan berjalan dan berbicara bagi
suatu perusahaan, yang akan
menurunkan biaya untuk menarik
pelanggan baru seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini mengenai
manfaat dari kepuasan pelanggan.
Jadi dari beberapa teori diatas
dapat disimpulkan salah satu manfaat
dari kepuasan pelanggan yaitu dapat
meningkatkan loyalitas pelanggan
sehingga dapat disimpulkan pula
bahwa kepuasan pelanggan itu
19
sendiri dapat mempengaruhi loyalitas
pelanggan.
Ada beberapa metode yang
dapat dipergunakan setiap
perusahaan untuk mengukur dan
memantau kepuasan pelanggannya
dan pelanggan perusahaan
pesaing.Kotler (2005:42),
mengemukakan 4 metode untuk
mengukur kepuasan pelanggan,
yaitu:
1. Sistem keluhan dan saran
Sebuah perusahaan yang
berfokus pada pelanggan
mempermudah pelanggannya untuk
memberikan saran, pendapat dan
keluhan mereka.Media yang di
gunakan meliputi kotak saran yang di
letakkan di tempat-tempat
strategis,menyediakan kartu
komentar,saluran telepon khusus dan
sebagainya.Tetapi karena metode ini
cenderung pasif,maka sulit
mendapatkan gambaran lengkap
mengenai kepuasan dan tidak
kepuasan pelanggan.Tidak semua
pelanggan yang tidak puas lantas
akan menyampaikan
keluhannya.Bisa saja mereka
langsung beralih ke perusahaan lain
dan tidak akan menjadi pelanggan
perusahaan tersebut lagi.
2. Survei kepuasan pelanggan
Umumnya banyak penelitian
mengenai kepuasan pelanggan di
lakukan dengan menggunakan
metode survei baik melalui
pos,telepon maupun wawancara
pribadi.
3. Belanja siluman(Ghost
shopping).
Metode ini dilaksanakan dengan
cara memperkerjakan beberapa
orang(ghost shopper)untuk berperan
atau bersikap sebagai pelanggan
potensial produk perusahaan dan
20
pesaing.Lalu ghost shopper tersebut
menyampaikan temuan-temuannya
mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan pesaing
berdasarkan pengalaman mereka
dalam pembelian produk-produk
tersebut. Selain itu para ghost
shopper juga datang melihat
langsung bagaimana karyawan
berinteraksi dan memperlakukan
para pelanggannya.Tentunya
karyawan tidak boleh tahu kalau
atasannya baru melakukan penilaian
akan menjadi bias.
4. Analisis pelanggan yang hilang
(lost customer analysis)
Pihak perusahaan berusaha
menghubungi para pelanggannya
yang sudah berhenti menjadi
pelanggan atau beralih ke perusahaan
lain. Yang di harapkan adalah
memperoleh informasi bagi
perusahaan untuk mengambil
kebijakan selanjutnya dalam rangka
meningkatkan kepuasan dan loyalitas
pelanggan.
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini
bersifat deskriptif, yaitu penelitian
untuk mengetahui nilai variable
mandiri, Sugiyono (2009:11)
menjelaskan bahwa:
“Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variable
mandiri, baik satu variable atau
lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variable
satu dengan variable yang lain.”
Selanjutnya penulis akan
menjelaskan hasil penelitian secara
kuantitatif, sebagaimana yang
diungkapkan Sugiyono (2009:14)
menjelaskan bahwa, “kuantitatif
21
merupakan jenis data yang berupa
angka atau data kualitatif yang di
angka kan.”
Berdasarkan pendapat tersebut
maka dapat di pahami bahwa
penelitian ini bermaksud untuk
mengumpulkan data tentang
kepuasan nasabah terhadap kualitas
pelayanan pada Bank Mandiri
cabang Tanjungpinang dan yag
kemudian hasilnya di deskripsikan
atau di gambarkan secara jelas
sebagaimana kenyataan di lapangan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank
Mandiri Cabang Tanjungpinang.
Adapun alas an penulis mengambil
lokasi di Bank Mandiri cabang
Tanjungpinang adalah:
a. Karena belum terdapat
penelitian dengan judul yang
sama di lokasi tersebut
b. Penulis memandang bahwa
masalah yang akan di teliti ini
sangat menarik, mengingat
bahwa Bank Mandiri mendapat
penghargaan sebagai Bank
dengan pelayanan terbaik, oleh
karena itu peneliti ingin meniliti
secara langsung dalam tingkat
lokal, dan hasil penelitian ini
juga diminta untuk ber
kontribusi dengan pihak Bank,
seperti yang di utarakan oleh
pimpinan cabang Bank Mandiri
Tanjungpinang.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan fakta
dari hal yang diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah nasabah Bank
Mandiri Cabang Tanjungpinang yang
berjumlah 1200 orang.
b. Sampel
22
Sampel adalah sebagian dari
populasi yang dianggap dapat
mewakili seluruhnya untuk diteliti.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah “convenience sampling atau
accidental sampling” yaitu teknik
pengambilan sampel berdasarkan
anggota populasi yang kebetulan
ditemui dan bersedia menjadi
responden (Sugiyono, 2005:93-97).
Sedangkan menurut Arikunto
(2008:116) “Penentuan pengambilan
Sample sebagai berikut : Apabila
kurang dari 100 lebih baik diambil
semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika
jumlah subjeknya besar dapat
diambil antara 10-15% atau 20-55%
atau lebih”. Dalam penelitian ini,
penulis mengambil sampel sebanyak
10% dari 1200 populasi yaitu
sebanyak 120 responden, hal tersebut
dikarenakan oleh beberapa faktor,
yaitu : adanya keterbatasan waktu
dan biaya, adanya keterbatasan
tenaga, dan keterbatasan jumlah
responden yang bersedia membantu
dalam pengisian kuesioner ini.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh
dari responden yang diamati dan
dicatat oleh peneliti mengenai
Identitas responden, jenis kelamin,
umur, jenis pekerjaan, jumlah
penghasilan, dan tanggapan nasabah
mengenai pelayanan dan fasilitas
yang diberikan oleh Bank Mandiri
Cabang Tanjungpinang.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh
dari kepustakaan Bank Mandiri
Cabang Tanjungpinang mengenai
sejarah, visi misi, struktur organisasi
, produk dan jasa serta sumber-
23
sumber pustaka yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data
a) Kuesioner
Pengumpulan data melalui daftar
pertanyaan kepada nasabah dengan
cara menyebarkan secara langsung
kepada pihak yang terkait, guna
mengetahui sejauh mana kepuasan
nasabah terhadap penerapankualitas
pelayanan prima pada Bank Mandiri
Cabang Tanjungpinang.
b) Observasi
Pengumpulan data dari hasil
observasi atau dengan melihat secara
nyata objek penelitian.
PEMBAHASAN
1. Reability (Kehandalan)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
dalam hal kehandalan pegawai dalam
memberikan pelayanan adalah 3,95.
Hasil tersbut menunjukkan bahwa
nasabah sudah merasa cukup puas,
hal ini dirasa kurang karena belum
sepenuhnya nasabah merasa puas
dengan kehandalan pegawai Bank
Mandiri.
2. Assurance (Jaminan)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
terhadap jaminan yang diberikan
pihak bank baik jaminan produk
maupun jaminan keamanan dalam
bertransaksi adalah 3,97. Hasil
tersbut menunjukkan bahwa nasabah
sudah merasa cukup puas, hal ini
dirasa kurang karena belum
sepenuhnya nasabah merasa puas
dengan jaminan yang diberikan oleh
pihak Bank Mandiri.
3. Tangible (Bukti Fisik)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
terhadap bukti fisik yang dimiliki
24
oleh pihak bank adalah 4. Hasil
tersbut menunjukkan bahwa nasabah
sudah merasa puas.
4. Empathy (Komunikasi)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
terhadap komunikasi pegawai dalam
memberikan pelayanan adalah 3,75.
Hasil tersbut menunjukkan bahwa
nasabah sudah merasa cukup puas,
hal ini dirasa kurang karena belum
sepenuhnya nasabah merasa puas
dengan keomunikasi pegawai Bank
Mandiri.
5. Responsiveness (Cepat Tanggap)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
dalam hal Kecepat-tanggapan
pegawai dalam memberikan
pelayanan adalah 3,95. Hasil tersbut
menunjukkan bahwa nasabah sudah
merasa cukup puas, hal ini dirasa
kurang karena belum sepenuhnya
nasabah merasa puas dengan
Kecepat-tanggapan pegawai Bank
Mandiri.
Persepsi kepuasan nasabah
meliputi lima dimensi kualitas
pelayanan seperti dijelaskan di atas,
antara lain: dimensi bukti langsung
(tangible), dimensi kehandalan
(reability), dimensi daya tanggap
(responsiveness), dimensi jaminan
(assurance) dan dimensi empati
(empathy). Berdasarkan hasil analisis
dimensi bukti fisik (tangible).
mempunyai nilai yang lebih dominan
kepada nasabah dengan tingkat
kepuasan nasabah lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tiga dimensi
lain, yaitu dimensi jaminan
(Assurance), dimensi empati
(empathy), dimensi kehandalan
(reability), dan dimensi daya tanggap
(responsiveness).
KESIMPULAN DAN SARAN
25
A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan
pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis menarik
beberapa kesimpulan atas hasil
analisis tersebut yaitu:
1. Analisis Tingkat Kepuasan
Nasabah
Tingkat kepuasan nasabah Bank
Mandiri cabang Tanjungpinang
sudah menempati posisi puas,
walaupun ada beberapa dimensi yang
menyatakan tidak puas akan tetapi
secara keseluruhan tertutup oleh nilai
puas yang dominan menurut
responden yang ada. Awal mula
kepuasan nasabah berasal dari
Customer Service, Security dan
bagian front line lainnya. Fasilitas
fisik dan teknologi yang dimiliki
Bank Mandiri cabang Tanjungpinang
sudah sesuai dengan standar fasilitas
dan kelayakan perusahaan. Begitu
juga dengan kecakapan sumber daya
manusia yang dimiliki menciptakan
kenyamanan bagi nasabah dalam
melakukan kegiatan transaksi selama
berada di lingkup Bank. Karyawan
Bank Mandiri cabang Tanjungpinang
menyatakan bahwa preferensi
kepuasan nasabah adalah pelayanan
yang baik (excelent service/good
service), pelayanan yang baik
tercipta dari kinerja dan kualitas
sumber daya insani yang kompeten.
Rasa puas bagi nasabah tercipta dari
pelayan yang baik yang menciptakan
kenyamanan nasabah terhadap
fasilitas yang tersedia dari pihak
Bank, jika nasabah merasa nyaman
maka faktor lainpun akan dirasa baik
oleh nasabah. Berikut ini uraian
kesimpulan dari hasil penelitian 5
dimensi:
6. Reability (Kehandalan)
26
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
dalam hal kehandalan pegawai dalam
memberikan pelayanan adalah 3,95.
Hasil tersbut menunjukkan bahwa
nasabah sudah merasa cukup puas,
hal ini dirasa kurang karena belum
sepenuhnya nasabah merasa puas
dengan kehandalan pegawai Bank
Mandiri.
7. Assurance (Jaminan)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
terhadap jaminan yang diberikan
pihak bank baik jaminan produk
maupun jaminan keamanan dalam
bertransaksi adalah 3,97. Hasil
tersbut menunjukkan bahwa nasabah
sudah merasa cukup puas, hal ini
dirasa kurang karena belum
sepenuhnya nasabah merasa puas
dengan jaminan yang diberikan oleh
pihak Bank Mandiri.
8. Tangible (Bukti Fisik)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
terhadap bukti fisik yang dimiliki
oleh pihak bank adalah 4. Hasil
tersbut menunjukkan bahwa nasabah
sudah merasa puas.
9. Empathy (Komunikasi)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
terhadap komunikasi pegawai dalam
memberikan pelayanan adalah 3,75.
Hasil tersbut menunjukkan bahwa
nasabah sudah merasa cukup puas,
hal ini dirasa kurang karena belum
sepenuhnya nasabah merasa puas
dengan keomunikasi pegawai Bank
Mandiri.
10. Responsiveness (Cepat Tanggap)
Dari hasil kuisioner didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan nasabah
dalam hal Kecepat-tanggapan
pegawai dalam memberikan
27
pelayanan adalah 3,95. Hasil tersbut
menunjukkan bahwa nasabah sudah
merasa cukup puas, hal ini dirasa
kurang karena belum sepenuhnya
nasabah merasa puas dengan
Kecepat-tanggapan pegawai Bank
Mandiri.
Persepsi kepuasan nasabah
meliputi lima dimensi kualitas
pelayanan seperti dijelaskan di atas,
antara lain: dimensi bukti langsung
(tangible), dimensi kehandalan
(reability), dimensi daya tanggap
(responsiveness), dimensi jaminan
(assurance) dan dimensi empati
(empathy). Berdasarkan hasil analisis
dimensi bukti fisik (tangible).
mempunyai nilai yang lebih dominan
kepada nasabah dengan tingkat
kepuasan nasabah lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tiga dimensi
lain, yaitu dimensi jaminan
(Assurance), dimensi empati
(empathy), dimensi kehandalan
(reability), dan dimensi daya tanggap
(responsiveness).
B. Saran
Dari hasil simpulan yang telah
dikemukakan, maka saran yang
penulis dapat sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk Cabang
Tanjungpinang adalah sebagai
berikut :
1. Disarankan kepada perusahaan
agar dalam memberikan layanan
kepada nasabah hendaknya tetap
mempertahatikan faktor-faktor
dimensi layanan yang meliputi
keandalan (reability), jaminan
(assurance), bukti fisik
(tangible), komunikasi
(empathy) dan cepat tanggap
(responsiveness) dalam
melakukan layanan kepada
nasabah.
28
2. Dalam dimensi Reability
(kehandalan) disarankan agar
pihak bank lebih meningkatkan
kemampuan pegawai atau
pemahaman pegawai dalam
memberikan pelayanan seperti
memberikan pelatihan secara
rutin kepada pegawai secara
merata.
3. Dalam dimensi Assurance
(Jaminan) disarankan agar pihak
bank dapat lebih meyakin kan
nasabah dalam menjelaskan
segala jaminan yang diberikan
oleh produk bank mandiri, dan
meningkatkan kemampuan
pegawai dalam memahami
produk bank.
4. Dalam dimensi Tangible (bukti
Fisik) disarankan agar pihak
bank dapat lebih meningkatkan
prasarana yang menunjang.
5. Dalam dimensi Empathy
(komunikasi) disarankan agar
pihak bank menginstruksikan
pegawai untuk berperan aktif
dalam melayani nasabah agar
tercapainya kepuasan.
6. Dalam dimensi responsiveness
(cepat tanggap) disarankan agar
pihak bank menginstruksikan
pegawai untuk lebih sigap dan
aktif dalam memberikan
pelayanan, sehingga tidak
membuat nasabah mengalami
kesulitan dalam menggunakan
produk bank mandiri.
7. Agar setiap pegawai Bank
Mandiri Cabang Tanjungpinang
lebih memperhatikan dan
melaksanakan budaya kerja, jika
perlu diberikan teguran bagi
pegawai yang belum
melaksanakannya dan diadakan
evaluasi kinerja setiap harinya.
29
8. Agar pihak Bank Mandiri
Cabang Tanjungpinang
mengirim mistery guest/tamu
yang diminta oleh pihak bank
untuk berpura- pura menjadi
nasabah dengan penampilan
yang seadanya secara berkala
untuk mengetahui pelayanan
yang diberikan, sehingga dapat
diketahui pelayanan prima
tersebut sudah diterapkan dan
dilaksanakan dengan baik atau
belum.
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Molan, Dasar-dasar
Pemasaran, Edisi Jilid dua,
Prenhalindo, Jakarta.
Freddy Rangkuti, 2004, Riset
Pemasaran. Cetakan Kelima,
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Gaspersz. 1997. Modul Etika
Perbankan dan Pelayanan
Prima. Dalam Heri Sulistyo.
2008. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret
Ghozali, Imam. 2005. Analisis
Multivariate SPSS. Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Gonroos. 1990. Modul Etika
Perbankan dan Pelayanan
Prima. Dalam Heri Sulistyo.
2008. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret
Guiltinan, J.P., Joseph, P., dan
Madden, T.J. 1997. Marketing
Management: Strategies and
Programs. 6th edition. New
York : McGraw-Hill.
Handayaningrat, 1994. Pengantar
Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta: Haji
Masagung.
Kasmir, 2004, Pemasaran
Bank,Prenada Media, Jakarta.
30
______, 2005, Dasar-dasar
Perbankan,Jakarta: Penerbit
PT. Raja Grafindo persada.
Kotler, Philip dan Gery Armstrong,
1997, Alih Bahasa; Alexander
Sindoro, Penyunting;
____________ dan A.B. Susanto.
2001. Manajemen Pemasaran
di Indonesia. Jakarta : Salemba
Empat
____________. 2003, Marketing
Management, 11th
Edition.
Prentice Hall Int’l, New Jersey.
____________, 2005, Manajemen
Pemasaran, Jilid I dan II,
terjemahan Hendra Teguh,
Penerbit : PT. Prenhalindo,
Jakarta.
____________ 2007, Alih Bahasa:
Benyamin Molan; Penyunting:
Bambang Sarwiji,
SE;Manajemen Pemasaran,
edisi 12 Jilid 2; PT.INDEKS,
Jakarta.
Lamb, Charles W, dkk. 2001.
Pemasaran Jasa. Edisi
Pertama. Jakarta : Salemba
Empat
Lovelock.2005. Manajemen
Pemasaran Jasa, Kelompok
Gramedia, Indeks, Indonesia
Lupiyoadi, Rambat. 2001.
Manajemen Pemasaran Jasa.
Edisi Pertama. Jakarta :
Salemba Empat
Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan dan
Marzuki. 2004. Statistik
Terapan : Untuk Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial.Cetakan
Ketiga (Revisi). Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Parasuraman.Valarie.A.Z.1990.Deliv
ering Quality.Service
McMilan.
31
__________. 1998. Manajemen
Pemasaran Jasa. Dalam
Rambat Lupiyoadi 2001. Edisi
Pertama. Jakarta : Salemba
Empat
Pasolong, Harbani. 2007. Teori
Administrasi Publik.
ALFABETA.
Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring
Customer Satisfaction.
Gramedia Pustaka Utama.
Riduawan dan Akdom, Rumusan dan
Data Dalam Analisis Statistik,
cetakan kedua, penerbit :
Alfabeta, Bandung.
Sampara Lukman. 2000. Manajemen
Kualitas Pelayanan, Jakarta :
STIA LAN Press
Schiffman, Leon. G and Kanuk,
Leslie Lazar.2004.Consumer
Behavior 8th
edition. Pearson
Prentice Hall.
Sekaran, Uma. 2006. Research
Methods for Business. Edisi
Keempat. Jakarta : Salemba
Empat
Sinambela, L.P. 2010. Reformasi
Pelayanan
Publik;Teori,Kebijakan dan
Implementasi, cetakan kelima
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian
Bisnis, Cetakan keenam,
Bandung : Penerbit CV.
Alfabeta.
________, 2005, Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: Alfabeta
________, 2009, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung :Alfabeta
Sulistyo, Heri. 2008. Modul Etika
Perbankan dan Pelayanan
Prima. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret
32
Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat
Kepuasan Nasabah. Jakarta :
Rineka Cipta
Sutopo dan Suryanto. 2003. Modul
Etika Perbankan dan
Pelayanan Prima. Dalam Heri
Sulistyo. 2008. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret
Sviokla, John. Manajemen
Pemasaran Jasa. Dalam
Rambat Lopiyoadi. 2001. Edisi
Pertama. Jakarta : Salemba
Empat
Tjiptono. 1997. Modul Etika
Perbankan dan Pelayanan
Prima. Dalam Heri Sulistyo.
2008. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret
_______, Fandy dan Gregodius
Chandra, 2005,Service, Quality
& Satisfaction. Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Umar, Husein, 2005, Metode
Penelitian Untuk Skipsi dan
Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Usman. 2006. Manajemen
Pemasaran. Cetakan Pertama.
Amara Books. Yogjakarta.
Undang- Undang RI No. 10 Tahun
1998 Tentang Perbankan
Zeithaml, Valarie A. and Bitner,
Mary Jo. 2000, Service
Marketing Edition 1. McGraw
Hill Inc, Int’l Edition, New
York.
______________________________
______. 2003, Service
Marketing Edition 2. McGraw
Hill Inc, Int’l Edition, New
York.