perlindungan hukum terhadap simpanan nasabah bank …

92
i PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK SYARIAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BNI SYARIAH KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh KHAIRUN NISA NIM: 105 25 11059 16 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

i

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK

SYARIAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

DI BNI SYARIAH KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

KHAIRUN NISA

NIM: 105 25 11059 16

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H/ 2020 M

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

i

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK

SYARIAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

DI BNI SYARIAH KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

KHAIRUN NISA

NIM: 105 25 11059 16

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H/ 2020

ii

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

vii

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

vii

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

i

v

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

vii

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

vii

ABSTRAK

Khairun Nisa. 105 251 1059 16. 2020. Perlindungan hukum terhadap simpanan

nasabah bank syariah dalam perspektif ekonomi islam di Bank BNI Syariah kota

makassar. Dibimbing oleh Ibu St.Saleha Majid dan ibu Siti Walida Mustamin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum

terhadap simpanan nasabah yang yang di terapkan di Bank BNI Syariah kota

makassar.

Penelitian ini dilaksanakan di kota Makassar yang berlangsung selama 2

bulan mulai dari Januari sampai Maret 2020. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara wawancara dengan pegawai dan nasabah Bank BNI Syariah

kota Makassar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perlindungan hUkum

terhadap simpanan nasabah Bank BNI Syariah sudah mengikuti ketentuan

Undang-Undang No.10 Tahun 1998 dimana bank memberikan perlindungan

kepada nasabahnya melalui proses mediasi perbankan serta penyelesaian di

lembaga penjamin simpanan (LPS), dan juga bentuk perlindungan yang diberikan

oleh pihak Bank sudah berjalan sesuai dengan konsep ekonomi islam.

Kata Kunci: Perlindungan, Simpanan Nasabah, Ekonomi Islam

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

i

KATA PENGANTAR

Ahamdulillahi Rabbil Alamin, Segala puji dan syukur senantiasa saya

ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunianya-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan hidayah-Nya. Shalawat

serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Beserta seluruh

keluarga, sahabat serta orang-orang yang selalu istiqomah dijalan-Nya, berpegang

teguh pada sunnah-Nya.

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan

tanpa. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah akhirnya

sampai pada titik akhir penyelesaian skripsi. Saya menyadari bahwa penelitian ini

tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun

materil. Terimah kasih untuk Kedua orang tua saya tercinta , Agussalim dan

Hajrawati serta adik saya Khumairah Kautsarni dan keluarga besar saya yang

tiada henti-hentinya, mendoakan, memberikan dukungan selama saya menempuh

pendidikan.Ucapan terimah kasih juga yang tak terhingga, peneliti hanturkan

kepada :

1. Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, MM, Selaku Rektor Universitas

Muhamdiyah Makassar.

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M,Pd.I Selaku Dekan Fakultas Agama

Islam

3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP. Selaku Ketua Prodi Hukum

Ekonomi Syariah Serta Sekertaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah,

Dan Para Dosen Prodi Hukum Ekonomu Syariah Fakultas Agama

Islam Universtitas Muhammadiyah Makassar

4. St.Saleha Majid, S.Ag.,MH dan Siti Walida Mustamin, S.pd.,M.Si

selaku dosen pembimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

vii

5. Keluarga besar HES 016 B, dillah, Inten , Kak Rahmat, Kak Achy,

SPBU Team, dan Teman-Teman PKL Seperjuangan yang telah

banyak memberikan motivasi serta dukungannya.

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai

pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu

persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-

mudahan skrispi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,

terutama bagi pribadi penulis. Aamin.

Makassar , 19 Dzulqaidah 1441

10 Juli 2020

Penulis

Khairun Nisa

ix

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

i

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. iii

BERITA ACARA MUNAQASYA ..................................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7

A. Tinjauan Umum Tentang Bank Syariah ....................................................... 7

B. Hukum Perbankan Syariah ......................................................................... 14

C. Tinjauan Umum Tentang Nasabah............................................................. 15

D. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum ....................................... 16

E. Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Penyimpan Dana .............................. 18

F. Tinjauan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam ........................ 23

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 29

A. Desain Penelitian ........................................................................................ 29

B. Lokasi Objek Penelitian ............................................................................. 29

C. Fokus dan Deskripsi Penelitian .................................................................. 30

D. Sumber Data ............................................................................................... 30

E. Instrumen Penelitian................................................................................... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32

x

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

vii

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 34

A. Gambaran Umum lokasi penelitian ........................................................... 34

B. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Simpanan Nasabah Di Bank

BNI Syariah Kota Makassar ....................................................................... 48

C. Konsep Hukum Ekonomi Islam Terhadap Perlindungan Nasabah Selaku

Konsumen Bank Syariah ............................................................................ 59

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 67

A. Kesimpulan ................................................................................................ 67

B. Saran ........................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

xi

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor PT. Bank BNI Syariah Cabang

Makassar ........................................................................................... 45

xii

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga perbankan di Indonesia pada saat ini sudah demikian umum dan

menjadi kebutuhan masyaraka yang sifatnya mendasar, berbagai macam jasa dan

kemudahan layanan yang ditawarkan oleh lembaga perbankan menjadi salah satu

daya tarik tersendiri bagi masyarakat pengguna jasa perbankan. Hal ini seiring

dengan semakin cepat dan bervariasinya aktivitas masyarakat pada umumnya.

Dan para pelaku khususnya dalam bidang perekonomian.1Perbankan merupakan

salah satu sumber dana diantaranya dalam bentuk pengkreditan bagi masyarakat,

perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhann konsumsinya atau

untuk meningkatkan produksinya.2

Sebagai lembaga yang menjalankan usaha di bidang keuangan bank

bukanlah sembarang badan usaha melainkan secara hukum memiliki status yang

kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat

Berdasarkan rumusan definis bank dapat dipahami pula bahwa kegiatan usaha

bank pada pokoknya meliputi 3 ( tiga ) bentuk kegiatan yaitu; (1) menghimpun

dana. (2) menyalurkan, dan (3) memberikan jasa keuangan.3

Bank sebagai suatu lembaga yang melindungi dana nasabah juga

berkewajiban menjaga kerahasiaan terhadap dana nasabahnya dari pihak-pihak

1 Syamsul Iskandar, Bank dan Lembaga Keuangan lain, jakarta: PT. Semesta Asia

Bersama 2008. hal 6 2 Sutarno, S.H., M,M., aspek-aspek hukum pengkerditan pada bank.: Bandung

: CV. Alfabeta, 2004, hal 1 3 Abdul Muhammad dan Rida Murniati, 2000, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan

pembiayaan, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

2

yang dapat merugikan nasabah. Dan sebaliknya masyarakat yang mempercayakan

dananya untuk dikelola oleh bank juga harus dilindungi terhadap tindakan yang

semena-mena yang dilakukan oleh bank yang dapat merugikan nasabahnya.4 Di

Negara Indonesia maupun di Negara lain ada beberapa bank yang mengalami

persoalan dalam memberikan perlindungan terhadap hak-hak nasabahnya

sehingga berdampak merugikan masyarakat.

Berkaitan dengan itu lembaga perbankan adalah suatu lembaga yang sangat

tergantung kepada kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, tanpa adanya

kepercayaan dari masyarakat, tentu suatu bank tidak akan mampu menjalankan

kegiatan usahanya dengan baik. Dalam rangka untuk menghindari kemungkinan

terjadinya kekurangan kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan, yang

pada saat ini tengah gencar melakukan ekspansi untuk mencari dan menjaring

nasabah, maka perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan terhadap

kemungkinan terjadinya kerugian yang sangat diperlukan dan dilandasi begitu

pentingnya sandaran hukum mengenai lembaga penjamin.5 Salah satu masalah

yang sering dikeluhkan terus menerus adalah tidak adanya atau kurangnya

perlindungan terhadap nasabah,baik nasabah debitur, nasabah deposan maupun

nasabah non debitur- non deposan. Banyak kasus-kasus bank yang pernah terjadi

menunjuk bahwa kedudukan para nasabah bank tidak dilindungan oleh hukum

bahkan banyak mendapat sorotan dari masyarakat.

Upaya meraup keuntungan yang berlipat-lipat pihak bank bekerja keras

untuk menarik simpati para nasabah. Mulai dari iklan kemudahan transaksi,

4 Zainuddin ali,2007, hukum perbankan syariah , sinar grafika, jakarta hal 5

5 Hermansyah 2009, Edisi Refisi Hukum Perbankan Nasional Indonesia, jakarta : kencana

hal. 144

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

3

fasilitas iming-iming hadiah yang besarpun gencar dipromosikan. Namun mereka

lupa akan suatu hal yang terpenting dari itu semua, yaitu kepentingan konsumen

pada kurun waktu tersebut seolah-olah tertinggal jauh jika dibandingkan dengan

kepentingan para pelaku usaha, bahkan hak-hak konsumen termasuk menuntut

ganti rugi pada saat di rugikan akibat mengkonsumsi, menggunakan atau memakai

barang dan jasa untuk kebutuhannya tidak jelas peraturannya. Fakta menunjukka

bahwa konsumen adalah pihak yang lemah yang membutuhkan perlindungan

hukum.

Faktor utama yang menjadi kememahan nasabah adalah tingkat pemahan

masyarakat akan haknya masih rendah. Dalam usaha melindungi secara umum

maka ada undang-undang yang mengatur tentang perlindungan konsumen

(Undang-Undang No.8 tahun 1999 ) tentang perlindungan konsumen. Undang-

Undang tersebut dimaksudkan untuk menjadi landasan kuat untuk pemerintah

maupun masyarakat secara swadaya melakukan upaya pemberdayaan konsumen.

Sejalan dengan program perubahan Undang-Undang nomor 7 tahun 1992

tentang perbankan perlindungan hukum yang diberikan oleh bank atas

penggunaan jasa layanan perbankan jika dilihat berdasarkan UU 10/1998 terdiri

atas adanya kewajiban setiap bank untuk menjamin dana masyarakat. Ketentuan

pasal 37B mengatur : (1) Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang di

simpan pada bank yang bersangkutan (2) Pembentukan lembaga penjamin

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

4

simpanan. (3) Mekanisme penjamin dana masyarakat dan kelembagaannya akan

lebih mudah di atur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.6

Bank syariah lembaga keuangan yang bernuansa islam menggunakan

pedoman Sunnah dan Al-Quran dengan prinsip bagi hasil, pada umumnya bank

syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

pembiayaan dan jasa-jasa perbankan lainnya yang beroperasi sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah.7

Kegiatan usaha perbankan syariah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 tentang adanya kewajiban setiap bank untuk menjamin dan

masyarakat perbankan sebagaI mana di ubah dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang perbankan. Namun secara khusus untuk bank syariah

kegiatan usahanya dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah. Disamping itu,

terdapat undang-undang yang secara khusus mengatur mengenai prinsip

perbankan syariah yaitu Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun

2008 tentang perbankan syariah memberikan harapan segar bagi nasabah.

Di tengah berbagai macam persoalan perlindungan konsumen dalam teori

yang digunakan selama ini, muncul wacana dan pemikiran tentang hal tersebut

dalam hukum atau ekonomi islam. Para pemikir dan ekonomi islam mencoba

menggali lebih dalam hukum-hukum perlindungan konsumen dalam khazanah

perbendaharaan hukum islam. Hukum atau ekonomi islam sangat kaya dalam hal

hukum perlindungan konsumen, hal ini karena memang islam mempunyai

6 Muhammad Djumhana, 2006, Hukum Perbankan di Indonesia,Bandung : Citra Aditya

Bakti, hal.145 7 M. Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: Teori ke praktik.Jakarta:Gema Insani press, 2001 hal

26

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

5

keunggulan dari ciri khas dibandingkan dengan hukum ekonomi yang lain.

Nampak dari nash-nash syara‟ tentang mu‟amalah yang lebih cendenrung dan

tertuju pada usaha menghindarkan segala bentuk kedzaliman terhadap semua

pihak baik pelaku usaha maupun konsumen. Hukum dan teori-teori dalam

ekonomi islam lebih banyak mengedepankan unsur moral yang bertujuan

tercapainya keadilan tanpa ada yang dirugikan.

Berdasarkan masalah dan fenomena tersebut di atas peneliti merasa tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul: Perlindungan Hukum Terhadap

Simpanan Nasabah Bank Syariah dalam Perspektif Ekonomi Islam di BNI

Syariah Kota Makassar.

Judul penelitian ini menarik untuk diteliti karena jumlah nasabah tiap tahun

selalu meningkat , sehingga perlu pengetahuan mengenai perlindungan dana yang

nasabah miliki sangat diperlukan. Pemahaman nasabah mengenai perlindungan

dana akan mempengaruhi minat menabung nasabah kedepannya semakin tinggi

dan kepercayaan terhadap lembaga perbankan syariah semakin kuat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah utama penelitian, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Simpanan Nasabah Di

Bank BNI Syariah Kota Makassar ?

2. Bagaimana Konsep Hukum Ekonomi Islam Terhadap Perlindungan Nasabah

Selaku Konsumen Bank Syariah ?

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Perlindungan Hukum Simpanan Kepada Para

Nasabah Penyimpan Di Bank BNI Syariah Kota Makassar

2. Untuk Mengetahui Konsep Hukum Ekonomi Islam Terhadap Perlidungan

Nasabah Selaku Konsumen Bank Syariah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan pustaka bagi para pembaca

khususnya dalam hal pengembangan ilmu.

2. Secara Praktis

a. Penulis

Menambah wawasan untuk berfikir dan sistematis dalam menghadapi

permasalahan yang terjadi sebagai alat dalam mengimplementasikan

teori-teori ilmu ekonomi khususnya terkait dengan ekonomi syariah

(islam) yang diperoleh selama kuliah.

b. Penulis selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

membangun penelitian selanjutnya.

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Menurut kamus besar bahasa indonesia pengertian bank adalah badan yang

mengurus uang, menerima simpanan dan memberi pinjaman dan memungut

bunga, dan syariah menurut bahasa (kamus) adalah hukum yang telah di tetapkan

oleh tuhan, berasal dari kata syariat, berarti hukum yang tidak bisa diakal-akali

oleh manusia sekalipun. Jadi bank syariah ialah bank yang berfungsi sebagaimana

fungsinya , namun dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan sesuai islam.

Pengertian bank syariah adalah bank „yang beroperasi sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah islam. Maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti

ketentuan-ketentuan syariat islam, khususnya yang menyangkut tata cara

bermasalah secara islam.

Menurut Edy Wibowo dalam bukunya bank syariah adalah bank yang

beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam bank ini tata. cara

beroperasinya sesuai dengan kententuan-ketentuan al-Quran dan hadist.8 Bank

yang beroperasi nya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam maksdunya

adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah

islam, khusunya yang menyangkut tata cara bermuamalah dalam secara islam.

Dalam tata cara praktik itu dijauhi praktik-praktik yang dikawatirkan mengandung

8 Edy Wibowo, dkk, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia Indonesia

cet.I,2005 hal.33

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

8

unsur-unsur riba, untuk di isi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi

hasil dan pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik usaha yang dilakukan di

zaman rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi

tidak di larang oleh beliau.

Menurut sutan remy shahdeiny bank syariah adalah lembaga yang berfungsi

sebagai intermediasi yaitu mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan

kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk

pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga, melainkan berdasarkan prinsip

syariah.9

Secara filosofis, bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan

masalah riba. Dengan demikian penghindaran bunga yang dianggap riba

merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam dunia islamihadapi dalam

dunia islamihadapi dalam dunia islam.10

Dalam undang-undang republik indonesia

nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, di jelaskan bahwa perbankan

syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah, unit usaha

syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.Pengoperasionalan sistem kerja bank syariah

menggunakan prinsip syariah .

9 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti , cet ke-3,

2007 hal.1 10

Amir Macmud dan Rukmana, Bank Syariah,Teori dan Kebijakan Studi Empiris di

Indonesia. Jakarta : Erlangga, 2010, hal 4

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

9

2. Prinsip Prinsip Dasar Bank Syariah

Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Oleh karena itu, kegiatan

usaha yang berdasarkan prinsip syariah yang kegiatan usahanya tidak

mengandung unsur-unsur antara lain;

a. Riba yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil ) antara lain dalam

transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas dan

waktu penyerahan (fadlh), atau dalam transaksi pinjam meminjam yang

mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang di

terimah melebih pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi‟ah).

Hadis tersebut nabi dengan tegas mengatakan bahwa uang riba itu haram

meskipun hanya sedikit, nabi katakan lebih besar dosanya jika dibandingkan

dengan berzina bahkan meski berulang kali. Dan menegaskan hendaklah

menjauhi segala jenis riba, apapun bentuknya yang namanya riba tetap

diharamkan dan termasuk dosa yang sangat besar.

b. Maysir, yaitu transaksi yang di gantungkan pada suatu keadaan yang tidak

pasti dan bersifat untung-untungan

c. Gharar yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak di

ketahui keberadaannya atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi

dilakukan, kecuali di atur lain dalam syariah.11

Nilai moral dan prinsip syariah islam yang dijelaskan oleh perbankan

syariah adalah dalam menjalankan aktifitasnya berdasarkan sistem bagi hasil dan

11

Pipin Syarifin hukum dagang di indonesi’ Bandung : cv pustaka setia 2012

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

10

meninggalkan sistem bunga. Sistem bunga dalam pengertian uang dari masyarakat

pemilik dana ketika pihak lembaga keuangan menerima simpanan dan menjual

uang kepada masyarakat yang memerlukan dana ketika lembaga keuangan

memberi pinjaman. Dari prinsip syariah hal ini tersebut di namakan dengan riba,

umat islam dilarang mengambil riba , larangan islam agar umat islam tidak

melibatkan diri dengan riba bersumber dari berbagai surah dalam al-quran dan

hadist rasulullah saw salah satunya sebagai berikut:

Q.s : Ali Imran ayat 130

با أضعافا يضاعفت واتمىا الل آيىا ل تأكهىا انش ا أها انز

نعهكى تفهحى

Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba dengan berlipat

ganda dan bertakwalah kamu kepada ALLAH SWT supaya kamu mendapat

keberuntungan.12

Wahai orang orang yang beriman kepada allah dan rasulnya serta

melaksanakan syariatnya jauhilah riba dengan segala jenisnya dan janganlah

kalian mengambil tambahan dalam pinjaman kalian melebihi jumlah modal harta

kalian meskipun sedikit apalagi bila tambahan itu berjumlah banyak menjadi

berlipat ganda tiap kali jatuh tempo pembayaran hutang dan bertakwalah kepada

allah dengan komitmen dengan ajran syariatnya supaya kalian mendapat

keberuntungan dunia akhirat. Perbankan syariah bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,

12

Departeman Agama Ri, Al-Qur‟an dan Terjemahnya.

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

11

kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Tegasnya dalam mencapai

tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

3. Produk – Produk Bank Syariah

Secara garis besar, produk yang di tawarkan oleh perbankan syariah

terbagi menajdi tiga bagian besar yaitu produk penghimpunan dana (funding),

produk penyaluran dana ( financing ) dan produk jasa (service).

1. Produk Penghimpun Dana (funding)

a. Tabungan

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariag Nomo 21 tahun 2008,

Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi‟ah atau investasi dana

berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan yang

telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek bilyet giro atau di

persamakan dengan itu. Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang besifat

likuid, artinya produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah

membutuhkan, tetapi bagi hasil ditawarkan kepada nasabah penabung kecil.

b. Deposito

Deposito menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 tahun 2008

adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah, yang penarikannya hanya dapat dilakukan

pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah

atau Unit Usaha Syariah. Deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

12

mempunyai jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu, dan bagi hasilnya

lebih tinggi daripada tabungan.

c. Giro

Giro menurut Undan-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 tahun 2008

adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet, giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan

perintah pemindah bukuan. Giro adalah bentuk simpanan nasabah yang diberikan

bagi hasil, dan pengambilan dana menggunakan cek, biasanya digunakan oleh

perusahaan atau yayasan dan atau bentuk badam hukum lainnya dalam proses

keuangan mereka. Dalam giro meskipun tidak memberikan bagi hasil, pihak bank

berhak memberikan bonus kepada nasabah yang besarnya tidak ditentukan di awal

bergantung pada kebaikan pihak bank. Prinsip operasional bank syariah

diterapkan secara luas dalam menghimpun dana masyarakat adalah prinsip

wadi‟ah dan mudharabah berikut penjelasannya :

a) Prinsip Wadi‟ah

Prinsip wadi‟ah yang diterapkan adalah wadi‟ah yadamanah. Bank

dapat memanfaatkan dan menyalurkan dana serta menjamin bahwa dana

tersebut dapat ditarik setiap saat oleh nasabah penyimpan dana. Namun

demikian rekening tidak boleh mengalami saldo negative (overdraft) .

b) Prinsip Mudharabah

Dalam pengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan dana atau

deposan bertindak sebagai shahibul mal (pemilik modal) dan bank sebagai

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

13

mudharib (pengelola). Bank kemudian melakukan penyaluran pembiyaan

kepada nasabah peminjam yang membutuhkan dengan menggunakan dana

yang diperoleh tersebut, baik dalam bentuk murabahah, ijarah,

mudharabah, musyarakah atau bentuk lainnya. Hasil usaha ini selanjutnya

akan dibagi hasilkan kepada nasabah penabung berdasarkan nisbah yang

disepakati. Apabila bank menggunakannya untuk melakukan mudharabah

kedua, bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.

2. Produk penyaluran Dana/pembiyaan financing

Pembiyaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah di rencanakan,

baik dilakukan sendiri maupun lembaga dengan kata lain pembiyaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakana.

3. Produk Jasa ( service )

Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediares (penghubung) antara

pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana, bank syariah dapat

pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan

mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan.13

B. Hukum Perbankan Syariah

Mengingat kewenangan peraturan terhadap bank secara teknis ada pada

bank indonesia, maka ketentuan yang ada dalam fatwa DSN tepat jika

dimasukkan ke dalam peraturan bank indonesia. Untuk itu, pada tahun 2005

13

M. Syafi‟I Antonio Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Pustaka alfabeta

2006 hal 2

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

14

keluarlah PBI No.7/46/PBI tentang akad penghimpunan dan dan penyaluran dana

bagi bank yang melaksanakan usaha berdasarkan syariah, PBI dimaksud pada

tahun 2007 di cabut dengan PBI No 9/19/20-7 tentang prinsip syariah dalam

kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana serta layanan jasa bank

syariah.dalam rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang nomor 21 tahun

2008 tentang perbankan syariah PBI No. 10/16/PBI/2007 diubah dengan

No.10/16/PBI/2008.

Kemudian untuk mempersamakan cara pandang bagi setiap pelaku dalam

industri perbaankan syariah, termasuk pengelola bank/pemilik dana/pengguna

dana, serta otoritas pengawas dirasa perlu perlu menetapkan ketentuan tentang

penghimpunan dana dan penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah dalam peraturan bank indonesia. Kalau kita

baca ketentuan dalam PBI Nomor 7/46/PBI/2005 yang kemudian dicabut dengan

PBI No.9/19/PBI/2007, ternyata menjelaskan implementasi akad-akad atau

perjanjian dalam islam ke perbankan secara lebih teknis. Untuk itu setiap

stakeholders yang ada diharapkan mampu memahami dan melaksanakan

ketentuan ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam sengketa yang mungkin terjadi antara bank syariah dan nasabah juga

telah terdapat pengaturan yaitu Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 tentang

perubahan atas undang-undang nomor 2007 tahun 1989 tentang peradilan agama

yang didalamnya mengatur mengenai perluasan kewenangan peradilan agama.

Dalam undang-undang nomor 3 tahun 2006 ini, pengadilan agama diberikan

kewenangan menyelesaikan sengketa dibidang syariah , termasuk tetapi tidak

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

15

terbatas pada sengketa yang terjadi antara bank syariah dengan nasabah. Sengketa

juga dapat diselesaikan melalui alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana

yang diatur dalam undang-undang nomor 30 tahun 1999 tentang arbitrase dan

alternatif penyelesaian sengketa.

C. Tinjauan Umum Tentang Nasabah

Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Penghimpunan dana

dan pemberian kredit merupakan pelayanan jasa perbankan yang utama dari

semua kegiatan lembaga keuangan bank.

Menurut Undang-Undang no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,

pasal 1 ayat 16. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah

dan/atau UUS, berdasarkan produk yang ditawarkan diperbankan syariah, nasabah

terbagi menjadi tiga kategori yaitu:

a. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank

syariah dan/ atau UUS dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara

bank syariah atau UUS dan nasabah yang bersangkutan.

b. Nasabah investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank

syariah dan/atau UUS dalam bentuk investasi berdasarkan akad antara

nasabah syariah atau UUS dan nasabah yang bersangkutan.

c. Nasabah penerima fasilitas adalah nasabah yang memperoleh fasilitas dana

atau dipersamakan dengan, berdasarkan prinsip syariah.14

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank

syariah atau unit usaha syariah berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak

14

UU RI No 21, tahun 2008, Sinar Grafika, jakarta.

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

16

bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, atau bentu

lainnya yang di persamakan dengan itu.

D. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum

Menurut Satjipto Rahardjo, adalah bentuk perlindungan hukum yang

melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan

kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut.15

E.M Mayers

mengatakan, bahwa hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan

kesusilaan ditinjau kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang

menjadi pedoman penguasa-penguasa negara dalam melakukan tugasnya.16

Menurut R.Soeroso perlindungan hukum didefiniskan sebagai suatu perlindungan

yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik

bersifat tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum

sebagai sesuatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu konsep yang dapat

memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan, dan kedamaian.17

Perlindungan hukum kepada nasabah kepada nasabah dimaksudkan agar

tidak terjadi keuntungan yang tidak wajar atau tidak sebanding besarnya pada

suatu pihak, sedangkan pihak lain pada waktu yang sama semakin terdesak

kepentingannya. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang di berikan

terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat

preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis atau pun tidak

15

Hermasnyah, Hukum Perbankan Nasional jakarta : kencana, 2007 hal.131 16

http://hukum-on.blogspot.com/2012/pengertian-hukum-menurut-para-ahli-.html.

Diakses pada hari Selasa pukul 20;36 tanggal 26 November 2019 17

R.Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, jakarta, sinar grafika, 1998 hal 49

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

17

tertulis.18

Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari

fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan,

ketertiban, kepastian, kemanfaatan, dan kedamaian.

Teori perlindungan hukum Johanes Gunawan digunakan untuk menjelaskan

bahwa perlindungan hak-hak nasabah harus dilakukan pada sebelum terjadinya

transaksi ataupun setelah transaksi. Perlindungan hukum terhadap nasabah pada

saat sebelum terjadinya (pra-transaksi) melalui legislation yaitu peraturan

perundang-undangan yang selanjutnya dijabarkan dalam voluntary self regulation

melalui peraturan yang di buat oleh bank secara sukarela bagi dirinya sendiri agar

lebih berhati-hati dan waspada dalam menjalankan kegiatan usahanya. 19

Nasabah sebagai konsumen wajib mandapat perlindungan hukum atas

pemanfaatan produk jasa yang ditawarkan oleh bank. Perlindungan hukum

merupakan suatu upaya dalam mepertahankan serta memelihara kepercayaan ,

masyarkat luas khusunya nasabah.20

Perlindungan hak-hak nasabah pra-transaksi meliputi perlindungan

kebutuhan nasabah atas informasi tentang spesfikasi produk atau jasa perbankan.

Informasi yang disediakan bank harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-

masing nasabah sebagai dasar nasabah untuk memilih dan membandingkan antara

produk atau jasa yang satu dengan produk jasa perbankan lainnya.

Perlindungan hak-hak nasabah pada saat transaksi merupakan perlindungan

hukum yang diperoleh nasabah saat melakukan transaksi atau saat melakukan

18

http://prasxo.wordpress.com/2011/02/17/definisi-perlindungan-hukum/. Diakses pada

hari Selasa pukul 21:20 tanggal 26 November 2019 19

Hasanah, Perlindungan Hukum hal.69 20

Hermansyah,2011, hukum perbankan nasional indonesia, edisi refisi, kencana jakarta,

hal 146

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

18

perjanjian kontrak baik simpanan maupun kredit. Tapi kebanyakan perlindungan

pada saat transaksi ini sering terabaikan oleh suatu bank itu sendiri, dengan

membuat perjanjian secara sepihak atau dengan istilah lainnya perjanjian baku

yang di buat oleh suatu lembaga yang bersangkutan.

Perlindunga hukum setelah melakukan transaksi (pasca transaksi)

merupakan perlindungan yang diberikan untuk melindungi sesudah adanya

konflik yang disebabkan oleh kerugian yang dialami nasabah. Setiap nasabah

yang dirugikan dapat menggugat bank melalui lembaga yang bertugas

menyelesaikan sengketa atau peradilan umum atau di luar pengadilan berdasarkan

pilihan sukarela para pihak yang bersangkutan.

E. Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Penyimpan Dana

Perlindungan hukum bagi nasabah adalah dengan melindungi hak-hak

nasabah sebgai konsumen, meskipun beraneka ragam. Hubungan hukum antara

nasabah penyimpan dana dan bank didasarkan atas suatu perjanjian. Untuk itu

tentu adalah sesuatu yang wajar apabila kepentingan dari nasabah yang

bersangkutan memperoleh perlindungan hukum, sebagaimana perlindungan yang

diberikan oleh hukum kepada bank. Tidak dapat disangkal bahwa memang telah

ada political will dari pemerintah untuk melindungi kepentingan nasabah bank,

terutama nasabah penyimpan dana. Ini dibuktikan dengan dikeluarkannya.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, selain

yang diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 . Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Berkaitan dengan perlindungan hukum

terhadap nasabah ini.

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

19

1. Macam-Macam Bentuk Perlindungan Hukum

Marulak Pardede mengemukakan bahwa dalam sistem perbankan Indonesia,

mengenai perlindungan terhadap nasabah penyimpan dana, dapat dilakukan

melalui 2 (dua) cara, yaitu

1. Perlindungan secara implisit

Perlindungan secara implisit (implicit deposit protection), yaitu

perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang efektif,

yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank. Perlindungan ini yang

diperoleh melalui :

a. Peraturan perundang-undangan di bidang perbankan,

b. Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan yang

efektif, yang dilakukan oleh Bank Indonesia,

c. Upaya menjaga kelangsungan usaha bank sebagai sebuah lembaga

pada khususnya dan perlindungan terhadap sistem perbankan pada

umumnya,

d. Memelihara tingkat kesehatan bank,

e. Melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian,

f. Cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank dan kepentingan

nasabah, dan

g. Menyediakan informasi risiko pada nasabah.

2. Perlindungan secara explisit

Perlindungan secara explisit (explicit deposit protection), yaitu perlindungan

melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin simpanan masyarakat,

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

20

sehingga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga tersebut yang akan

mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut. 21

Perlindungan ini diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin

simpanan masyarakat, sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden RI Nomor

26 tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Bank Umum dan dalam

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan

(LPS).

Undang-Undang No.10 tahun 1998 mengatur lembaga penjamin simpanan.

Lembaga ini merupakan suatu badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan

penjamin atas simpanan nasabah penyimpan melaui skim asuransi dana

penyangga, atau skim lainnya. 22

pengaturan tentang lembaga penjamin simpanan

di atur dalam pasal angka 24 dan pasal 37 B undang-undang No.10 tahun 1998.

Pasal 1 menjelaskan bahwa lembaga penjamin simpanan merupakan suatu badan

hukum yang menyelenggarkan kegiatan penjami atas simpanan nasabah

penyimpan melalui skim asuransi, dan penyangga atau skim lainnya.23

Kedudukan LPS diatur dalam bab II UU No.24 tahu 2004 tentang lembaga

penjamin simpanan. Menurut pasal 2, LPS merupakan badan hukum yang

berkedudukan di ibu kota Negara RI. LPS dapat mempunyai kantor perwakilan di

wilayah negara RI . persyaratan dan tata cara pembentukan kantor perwakilan

diatur dengan dewan komisoner. LPS merupakan lembaga yang independen ,

21

Marulak pardede. Likuidasi Bank dan Perlindungan Nasabah, (sinar harapan : Jakarta

1992 ) hal 133 22

Neni sri imayanti, pengantar hukum perbankan indonesia, (bandung : PT refika

aditama, 2010), hal 191 23 UU Nomor 10 Tahun 1998

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

21

transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugasnya. LPS bertanggung jawab

kepada presiden.

Fungsi LPS berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2004 pasal 4

adalah sebagai berikut :

a. Menjamin simpanan nasabah penyimpanan

b. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan

Dalam melaksanakan fungsinya, LPS mempunyai tugas :

a. Merumuskan dan menetapkan dan menetapkan

b. Melaksanakan penjamin simpanan (pasal 5 ayat 1)

Menurut Undang-Undang RI nomor 24 tahun 2004 pasal 5 ayat 2 LPS

mempunyai tugas:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktiv

memelihara stabilitas sistem perbankan

b. Merumuskan , menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyelasaian bank

gagal (bank resolution) yang tidak berdampak sistematik

c. Melaksankan bank gagal yang berdampak sistematik24

Dengan adanya keterkaitan antara bank dan nasabah dalam menjalankan

fungsi bank, mengakibatkan timbulnya hubungan hukum antara keduanya.

Fiduciary relation atau hubungan kepercayaan (trust) merupakan prinsip

hubungan hukum antara nasabah dan bank. Bekerjanya bank dalam pengelolaan

dana nasabah yang telah disimpan atas dasar kepercayaan, mengharuskan

24

UU RI Nomor 24 tahun 2004

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

22

perbankan untuk berupaya dalam memelihara, menjaga serta dalam

mempertahankan suatu kepercayaan nasabah pada bank itu sendiri.

Bentuk perlindungan dari Bank Indonesia (BI) Pada pokoknya Bank

Indonesia mempunyai 3 bidang tugas, yaitu (1) menetapkan dan melaksanakan

kebijkan moneter, (2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dan

(3) mengatur dan mengawasi bank. Kewenangan mengatur ini yang kemudian

pada bulan januari tahun 2004 Bank Indonesia membuat arsitektur perbankan

Indonesia, dengantujuan untuk memberikan peta perbankan dimasa yang akan

dating.

Menurut Hermansyah, perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan dana

pada hakikatnya adalah melindungi kepentingan dari nasabah penyimpan dana

simpanannya yang disimpan di suatu bank tertentu terhadap suatu risiko kerugian.

Perlindungan hukum ini juga merupakan upaya untuk mempertahankan dan

memelihara kepercayaan masyarakat khususnya nasabah, maka sudah sepatutnya

dunia perbankan perlu memberikan perlindungan hukum itu.

Perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan dana itu ada dua macam,

yaitu perlindungan hukum secara tidak langsung dan perlindungan hukum secara

langsung.

1) Perlindungan Hukum Secara Tidak Langsung

Perlindungan hukum secara tidak langsung diberikan oleh bank kepada

nasabah terhadap segala resiko kerugian yang timbul akibat suatu kegiatan

usaha dari bank. Jadi secara tidak langsung bank memberikan perlindungan

hukum kepada nasabah penyimpan dana terhadap dana-dana dari nasabah

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

23

Bentuk perlindungan secara tidak langsung yang diberikah oleh bank

kepada nasabahnya adalah menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-

hatian tersebut mengharuskan pihak bank untuk selalu hati-hati dalam

menjalankan kegiatan usahanya, dalam arti harus selalu konsisten dalam

melaksanakan peraturan perundang-udangan bidang perbankan berdasarkan

profesionalisme dan itikad baik.

2) Perlindungan Hukum Secara Langsung

Perlindungan hukum secara langsung yang diberikan kepada nasabah yaitu

ada dua cara: hak prefen dan adanya lembaga asuransi deposito. Hak prefen

adalah suatu hak yang diberikan kepada seorang kreditor untuk di dahulukan

dari kreditor-kreditor yang lain. Maksudnya jika terjadi kebangkrutan pada

bank, dalam hal ini bank wajib meneritahukan kepada nasabah penyimpan

dana untuk memberikan resiko-resiko kemungkinan terjadinya kerugian

bank.25

Undang-Undang No.10 tahun 1998 pasal 29 ayat (4) menyatakan untuk

kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan

terjadinya resiko kerugian sehubung dengan transaksi nasabah yang dilakukan

melalui bank.

F. Tinjauan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam

Menurut alimin dalam bukunya menjelaskan mengenai konsumen dalam

islam yaitu kelompok atau badan hukum pemakai suatu harta benda atau jasa

karena adanya hak yang sah, baik ia dipakai untuk pemakaian akhir ataupun untuk

25

Hermansyah, hukum perbankan nasional indonesia, kencana premada media grup

jakarta, 2005 hal 71

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

24

proses produksi selanjutnya. Dalam hukum ekonomi islam tidak membedakan

antara pemakai akhir dengan pemakai medium.26

Perlindungan konsumen sebagai yang termuat dalam UUPK merupakan

perlindungan yang berlaku secara umum meliputi segenap rakyat indonesia tanpa

melihat agama yang dianutnya, adapun muatan UUPK diantaranya terkait hak dan

kewajiban baik pelaku usaha, dianggap telah berkesesuaian sesuai dengan prinsip-

prinsip islam. Namun demikian, mengingat bahwa mayoritas masyarkat indonesia

adalah umat islam, maka diperlukan bentuk-bentuk perlindungan hukum lainnya

yang khusus melindungi konsumen muslim.

Pengertian perlindungan konsumen dalam Ekonomi Islam adalah

merupakan cara bagaimana ekonomi islam memenuhi kebutuhan konsumen

(komunitas muslim) dalam mengonsumsi suatu jenis barang. Dalam konteks

ini, bisa juga berarti bagaimana ekonomi islam mengatur produsen dalam

kegiatan produksinya menyediakan kualitas barang yang dikonsumsi. Hal ini

dilakukan melalui tindakan penerapan sifat pasar yang islami dan terkontrol.

Dengan demikian pengertian Perlindungan konsumen dalam ekonomi Islam

dapat diartikan sebagai Sebuah gerakan yang terorganisir untuk melindungi

kepentingan ekonomi semua kalangan konsumen (muslim dan non-muslim)

yang dipraktekkan ke berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang

bertujuan untuk menjamin hak-hak konsumen sehubungan dengan barang dan

jasa yang benar dan bermanfaat mencakup informasi yang diinginkan dan

sesuai dengan legitimasi, tidak hanya perlindungan konsumen dalam pemasaran

26

Muhammad dan alimin, etika dan perlindungan konsumen ekonomi islam ( BPFE

yogyakarta , 2005 )

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

25

barang dan jasa namun juga meluas ke tahap perlindungan konsumen dalam

kegiatan produksi.

1. Landasan Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Hukum Islam

Sumber hukum dalam Islam yang telah disepakati oleh para fuqaha ada 4,

yaitu berdasarkan Al-Qur‟an, Sunnah, Ijma‟, dan Qiyas. Sumber-sumber hukum

ini dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan hukum perlindungan konsumen

dalam Islam. AlQur‟an merupakan sumber hukum pertama (sumber primer)

dalam ajaran Islam. Sunnah adalah sumber hukum kedua (sumber sekunder)

setelah Al-quran, dan dapat dijadikan sumber hukum pertama (sumber primer)

apabila tidak ditemukan penjelasan atas suatu masalah di dalam Al-Qur‟an.

Adapun ijma‟ adalah kesepakatan semua mujtahid dari kalangan umat Islam pada

suatu masa, setelah wafatnya Rasulullah SAW atas suatu hukum syara‟ mengenai

suatu kejadian maupun kasus27

. Ijma‟ hanya ditetapkan setelah wafatnya

Rasulullah SAW dan hanya dapat dijadikan sebagai sumber hukum apabila tidak

ditemukan penjelasan atau norma-norma hukum di dalam Al-Qur‟an maupun

sunnah mengenai nai suatu masalah atau kasus. Sedangkan qiyas adalah

menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada nash-nya kepada kejadian yang

ada nash-nya, dalam hukum yang telah ditetapkan oleh nash.28

Qiyas ini

merupakan metode dalam pengambilan hukum yang didasarkan pada illat-illat

hukum yang terkandung di dalamnya.

2. Pembentukan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam

27

Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam,

Bandung, Alma‟arif, 1986, Hlm. 58-59 28 Ibid, Hlm. 66

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

26

Pembentukan Perlindungan konsumen dalam Ekonomi Islam

Perlindungan konsumen dalam ekonomi islam sudah sering disebut semenjak

periode antara tahun 1 H sampai dengan tahun 40 H yang merupakan periode

berdirinya Negara islam dan juga pembentukan basis legislative dimana di

dalamnya diwujudkan prinsip – prinsip islam dalam semua urusan kehidupan

dan tingkat budaya masyarakat dari waktu ke waktu. Pembentukan

perlindungan konsumen ini didasarkan pada penjelasan dalam Al-Qur‟an dan

al-hadist sebagai berikut:

a) Al-Quran

Pelaksanaan perekonomian dalam Islam sepenuhnya berdasarkan

ajaranyang terkandung dalamAl-Quran,sunnah Rasul Saw, dan ajaran yang

dilaksanakan para sahabat. Dengan adanya perlindungan hukum maka diharapkan

kehidupan masyarakat akan lebih baik, aman, dan terhindar dari tindakan

yangmerugikan. Terlepas dari hal yang tersebut di atas, yang tidak kalah

pentingnya adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan

perlindungan kepada konsumen.Tentu saja hal ini tidak lepas dari adanya

kesadaran produsen(pelaku usaha) sehingga kedua belah pihak tidak saling

dirugikan.

Allah SWT berfirman dalam Qs. Surah Al-Maidah Ayat 67:

نى ت سبك وئ ك ي زل ئن سىل بهغ يا أ ا بهغت ا أها انش فعم ف

ل هذي انمىو انكافش الل اناس ئ ك ي عص سسانته والل

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

27

Terjemahnya :

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dariTuhanmu. Dan jika

tidak kamu kerjakan (apayang diperintahkan itu,berarti) kamu tidak

menyampaikan amanat-Nya. Allah memeliharakamu dari (gangguan)

manusia.Sesungguhnya Allah tidak memberipetunjuk kepada orang-orang yang

kafir.(Qs. Al-Maidah: 67)

Ayat ini mengingatkan Rasul agar menyampaikan ajaran agama kepada

Ahl-al-Kitab tanpa menghiraukan ancaman mereka, yang mana Allah

berjanjimemelihara Rasul dari gangguan dan tipu daya orang-orang Yahudi

danNasrani. Dengan kata lain Ayat ini berbicara tentang perlindungan yang

diberikan Allah kepada mereka yang menyampaikan ajaran agama Allah, untuk

merealisasikan kemashlahatan manusia dengan menjamin kebutuhan.

b) Hadist

Hadist Islam juga memiliki prinsip dalam hal melindungi kepentingan

manusia,sebagaimana sabda Rasulullah yang menyatakan:

Dari Abu Sa‟idSa‟d bin Sinan al-Khudri ia berkata:

sesungguhnyaRasulullah SAW bersabda: “Tidak boleh melalukan perbuatan

yangmemudharatkan dan tidak boleh membalas kemudharatan dengancara

yang salah”.(HR. ibnu Majjah dan al-Daruqutni).

Maksud hadits di atas adalah sesama pihak yang berserikat hendaknya

saling menjaga hak dan kewajiban masing-masing, sehingga tidak

tejadinyakecurangan-kecurangan yang dapat mengakibatkan kerugian sebelah

pihak yang melakukan perserikatan tersebut..29

29

Fathturrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transasksi di Lembaga

Keuangan Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2012)

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

28

Selain itu dalam lapangan ekonomi syariah (mu‟amalah) para ulama juga

menggariskan rukun dan syarat akad. Rukun akan terdiri dari dari 4 pilar yaitu;

1. Kesepakatan Untuk Mengikatkan Diri (Shigat Al-’Aqdu),

2. Pihak-Pihak Yang Berakad (Al-Muta’aqqidin/Al-’Aqidi),

3. Objek Akad (Al-Ma’qud ’Alaih/Mahalu ’Al-Aqd),

4. Tujuan Akad (Maudhu’ Al’aqdu).

Sedangkan syarat akad meliputi pertama, syarat terjadinya akad (syurut al-

in’iqad) berupa hal yang umum (‟am) dan khusus (khas) yang tidak bertentangan

dengan aturan agama (syara‟). Kedua, syarat sah akad (syuruth al-shihhah) supaya

terhindar dari dampak akad seperti ketidakjelasan spesifikasi jenis, harga dan

tanggung jawab (al-jahalah), keterpaksaan (al-ikrah), pembatasan waktu (al-

tauqit), ketidakjelasan atau fiktif (al-gharar), mudarat (al-dharar), permainan harga

(syarthu al-fasid). Ketiga, syarat pelaksanaan akad (syuruth al-nafadz) meliputi

aspek kepemilikan (al-milk) dan kekuasaan/kewenangan (al-wilayah). Keempat,

kepastian hukum (syuruth al-luzum)30

30

Suyud Margono, et. al. , Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah, (CV Novindo Pustaka

Mandiri, 2009

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan kualitatif . Penelitian

ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara rinci dari teori mengenai

perlindungan hukum yang sistematik menyeluruh mengenai hal hal yang

berhubungan dengan kegiatan usahan bank dengan prinsip syariah, khususnya

dalam menghimpun dana karena penelitian ini menganalisa aspek,

perlindungan kepada para nasabah melalui perangkat hukum perbankan yang

berlaku.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan yuridis sosiologis karena data

sekunder untuk melihat aturan undang-undang tentang perbankan syariah dan

data primer untuk meninjau hubungan hukum antara bank dengan para

nasabah dengan melihat aspek perlindungan hukumnya.

B. Lokasi Objek Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di PT. Bank BNI Syariah Cabang

Makassar yang terletak di Jalan Dr.Ratulangi, Parang, Kecamatan Mamajang,

Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 90125. Dimana penetapan lokasi ditentukan

untuk mempermudah penelitian dan penelitian di rencanakan selama 2 (dua) bulan

pada tahun 2020.

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

30

C. Fokus dan Deskripsi Penelitian

Dalam penelitian ini mengfokuskan bagaimana bentuk perlindungan

hukum terhadap simpanan nasabah sebagai konsumen bank syariah di bank BNI

syariah.

Penelitian ini berfokus pada dalam 2 hal pokok permasalahan yaitu :

1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap simpanan nasabah yang

diterapkan oleh pihak bank BNI syariah kota makassar.

2. Bagimana konsep hukum ekonomi islam terhadap perlindungan nasabah

sebagai konsumen bank syariah.

D. Sumber Data

1. Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

(atau petugasnya) dari seumber pertamanya.31

Data primer diperoleh dari

lokasi yang secara langsung melalui observasi dan wawancara dengan

pegawai di Bank BNI Syariah Kota Makassar.

2. Sumber data sekunder adalah diperoleh dari sumber yang telah ada. Data

tersebut diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelitian

terdahulu dang berbentuk tulisan.32

aturan hukum perundang-undangan

dan yang di buat secara resmi oleh aparat hukum dan berdasarkan prinsip-

prinsip ekonomi islam melalui buku-buku yang berkonsep hukum

ekonomi islam dan perlindungan konsumen.

31

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), Hal 93 32

Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta:

Ghalia IKAPI, 2002) Hal 82

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

31

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 149) merupakan

alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto dalam edisi sebeumnya adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah

diolah.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen yaitu satu-satunya

instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti

mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti

tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-

alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.

Peneliti melalui observasi langsung di lokasi (disebut "Participant-

Observer") di samping memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa

kelemahan. Kelebihannya antara lain, pertama, peneliti dapat langsung melihat,

merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan

demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja yang

tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu

tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.

Kedua, peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah

mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian

kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (berupa wawancara)

yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

32

Ketiga, peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data,

menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara gradual

"membangun" pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal. Ingat, dalam

penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi

(tacit) di dalam masyarakat.33

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan:

1. Observasi

Didalam artian penelitian observasi mengadakan pengamatan langsung di

lokasi penelitian secara berulang terhadap suatu objek pengamatan pada tempat

yang sama ataupun berbeda. Observasi difokuskan pada pengamatan langsung

terhadap perlindungan hukum terhadap simpanan nasabah

2. Wawancara ( interview )

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai akan mencatat opini

dan hal lain yang berkaitan dengan perlindungan bank kepada simpananan

nasabahnya. Wawancara dilakukan guna memperoleh data primer tentang

bentuk perlindungan simpanan nasabah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara

melakukan kajian terhadap data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi,

baik visual maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian

33

Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

RosdaKarya. 2000), h. 19.

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

33

berupa buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan

serta keterangan yang wdapat mendukung penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisa data kualitatif dilakukan secara interaktif serta

berlangsung secara terus menerus hingga tuntas. Adapun analisis data

menggunakan data sebagai beriku :

1. Reduksi data

Peneliti melakukan pengambilan data di lapangan melalui dengan

mewawancara sumber data utama, peneliti mencatat atau merekam semua

jawaban yang di kemukakan oleh sumber yang di peroleh oleh penulis. Maka

yang harus dilakukan penulis adalah mereduksi data dengan merangkum semua

hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian menfokuskan mengambil

permasalahan yang ingin dikaji.

2. Penyajian data

Setelah pendapat informasi dari tahap wawancara, penulis memasuki Proses

penyajian data dimana menyajikan data yang sudah di peroleh melalui tahap

wawancara dan menganalisa kembali yang diuraikan dengan singkat dan jelas.

3. Kesimpulan

Setelah data disajikan dan diverifikasi dalam bentuk naratif berdasarkan hasil

data data yang di kumpulkan di lapangan peneliti selanjutnya menarik kesimpulan

sesuai dengan fokus masalah yang telah diteliti.

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Bank BNI Syariah

BNI Syariah didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang N0. 2 Tahun 1946 dengan nama Bank

Negara Indonesia yang berfungsi sebagai Bank Sentral dimana sebagai Bank

Pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor

terciptanya berbagai produk dan layanan jasa perbankan.

Pada tahun 1949 pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia

sebagai Bank Sirkulasi atau Bank Sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan

sebagai Bank Pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai

Bank Devisa dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan

dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia

diubah menjadi Bank Komersial milik pemerintah. Perubahan ini dengan putusan

penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari indentitas perusahaan. Nama

Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan

ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai “BNI 46”, dan

karena ingin menggunakan nama panggilan yang mudah diingat maka dirubah

menjadi “Bank BNI” bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan tahun

1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara

Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik

diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

35

dan PT Bank Negara Indonesia (Persero), kini berubah menjadi PT Bank Negara

Indonesia, Tbk. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai

digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah

keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan “Bank BNI” dipersingkat

menjadi “BNI”, sedangkan tahun pendirian yaitu “46” digunakan dalam logo

perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang

lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat

perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk, memberikan

pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.

Setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang

memperbolehkan Bank Konvensional untuk membuka layanan syariah, kemudian

pada tahun 1999 terbentuklah Tim Proyek Cabang Syariah. Setelah terjadinya

krisis ekonomi moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998, melihat situasi

dan kondisi yang terjadi, banyaknya bank yang dilikuidasi, hanya bank yang

memiliki prinsip syariah yang masih berdiri kokoh. Dengan berlandaskan pada

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000, didirikan Unit

Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang yaitu di Yogyakarta, Malang,

Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang

menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor

Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan kurang 1500 outlet yang

tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional

perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

36

Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh Dr.

Hasanuddin, M.Ag yang sebelunya diketuai oleh KH. Ma‟ruf Amin, semua

produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi

aturan syariah.34

Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status

UUS bersifat temporer dan akan dilakukan Spin off tahun 2009. Rencana tersebut

terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai

Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak

terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan

diterbitkannya UU No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) dan UU No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

Pada tahun 2003 dilakukan penyusunan corporate plan UUS BNI yang

didalamnya termasuk rencana independensi BNI Syariah diperkuat dengan

kebijakan otonomi khusus yang diberikan oleh BNI kepada UUS BNI pada tahun

2005. Pada tahun 2009, BNI membentuk tim implementasi pembentukan Bank

umum syariah, sehingga terbentuk PT. BNI Syariah yang efektif dan beroperasi

sejak tanggal 19 Juni 2010. Berdasarkan surat keputusan Gubernur Bank

Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010, setelah sebelumnya

pendirian Perseroan telah ditetapkannya Akta No.160 dan telah disahkan melalui

Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor: AHU-15574, AH.01.01

Tahun 2010, tanggal 25 Meret 2010.

34

Betara Indra Gunawan, Sejarah Berdirinya Bank Negara Indonesia Syariah,

http://ktara.blogspot.com/2015/03/sejarah-berdirinya-bank-negara-indonesia-syariah.html

diakses pada tanggal 3 April 2020 pukul 10.51

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

37

Pada akhir tahun 2018, jaringan usaha BNI Syariah tersebar mencapai 2

Kantor wilayah, 68 Kantor Cabang, 196 Kantor Cabang Pembantu, 16 Kantor

Kas, 23 Mobil Layanan Gerak, dan 52 Payment Point.35

2. Visi dan Misi Bank BNI Syariah

1. Visi PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar

Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan

kinerja.

2. Misi PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar

a) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada

kelestarian lingkungan.

b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jassa perbankan

syariah.

c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

d) Menciptakan wahan terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya

dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

3. Budaya Kerja PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar

1. Amanah

a) Jujur dan menepati janji

b) Bertanggung jawab

c) Bersemangat untuk menghasilkan karya terbaik

d) Bekerja ikhlas dan mengutamakan niat ibadah

35 www.bnisyariah.co.id diakses pada tanggal 03 April 2020 pada pukul 12.14

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

38

e) Melayani melebih harapan

2. Jamaah

a) Peduli dan berani memberi maupun menerima umpan balik yang

konstruktif

b) Membangun sinergi secara profesional

c) Membagi pengetahuan yang bermanfaat

d) Memahami keterkaitan proses kerja

e) Memperkuat kepemimpinan yang efektif

4. Kegiatan Operasional Perusahaan

1. Penghimpunan Dana (funding)

a. Produk Tabungan

Tabungan merupakan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah yang

dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah mutlaqah

atau akad wadiah. Bank sebagai pihak yang bebas tanpa pembatasan dari

pemilik dana menyalurkan dana nasabah tersebut dalam bentuk

pembiayaan kepada usaha-usaha yang menguntungkan dan tidak

bertentangan dengan prinsip syariah. Atas keuntungan yang didapat dari

penyaluran dana, bank memberikan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang

telah disepakati. Jenis tabungan yang ada di BNI Syariah yaitu:

a). Tabungan iB Hasanah

Yaitu tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah yang memberikan

berbagai fasilitas serta kemudahan dalam mata uang rupiah.

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

39

b). Tabungan iB Bisnis Hasanah

Yaitu tabungan dengan akad mudharabah yang dilengkapi dengan detil

mutasi debet dan kredit pada buku tabungan dan bagi hasil yang lebih

kompetitif dalam mata uang rupiah.

c). Tabungan iB Prima Hasanah

Tabungan iB prima Hasanah yaitu tabungan dengan akad mudharabah

yang memberikan berbagai fasilitas dan kemudahan bagi nasabah

segmen high networth individuals secara perorangan dalam mata uang

rupiah dan bagi hasil yang kompetitif.

d). Tabungan iB Tunas Hasanah

Yaitu tabungan dengan akad wadiah yang diperuntukkan bagi anak-anak

dan pelajar yang berusia dibawah 17 tahun.

5. Produk Transaksi

Produk transaksi di BNI Syariah yaitu Giro iB Hasanah. Simpanan Giro iB

Hasanah merupakam produk penyimpanan dana yang menggunakan prinsip

wadiah yad ad-dhamanah (titipan murni). Pada produk ini nasabah menitipkan

dana dan bank akan mempergunakan dana tersebut sesuai dengan prinsip syariah

dan menjamin akan mengembalikan titipan tersebut secara utuh bila sewaktu-

waktu nasabah membutuhkannya.

6. Produk Investasi

1) Deposito iB Hasanah

Deposito iB Hasanah adalah simpanan berjangka yang ditujukan untuk

berinvestasi bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

40

prinsip mudharabah mutlaqah. Dana nasabah dikelola dengan cara

disalurkan melalui pembiayaan usaha produktif yang sesuai dengan prinsip

syariah dan menghasilkan bagi hasil yang kompetitif bagi nasabah.

2) Tabungan iB Baitullah Hasanah

Yaitu tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah yang dipergunakan

sebagai sarana untuk mendapatkan kepastian porsi berangkat menunaikan

ibadah haji (reguler/khusus) dan merencanakan ibadah umrah sesuai

keinginan penabung dengan sistem setoran bebas atau bulanan dalam mata

uang rupiah dan USD.

3) Tabungan iB Tapenas Hasanah

Yaitu tabungan dengan akad mudharabah untuk perencanaan masa depan

yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan sistem setoran bulanan

yang bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa depan seperti

rencana liburan, idadah umrah, pendidikan ataupun rencana pendidikan

masa depan lainnya.

7. Penyaluran Dana (financing)

Penyaluran dana (pembiayaan) di BNI Syariah ada dua yaitu:36

a. Produktif

a). Tunas Usaha iB Hasanah

Tunas Usaha iB Hasanah (TUS) adalah pembiayaan modal kerja atau

investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun

36

Sri Ekawati. 2018. Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) di PT Bank BNI

Syariah Kantor Cabang Utama Makassar. h 60-61.

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

41

belum bankable dengan prinsip syariah dalam rangka mendukung

pelaksaan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007.

b). Wirausaha iB Hasanah

Wirausaha iB Hasanah (WUS) adalah fasilitas pembiayaan produktif

yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha

produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan

syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c). Usaha Kecil iB Hasanah

Yaitu fasilitas pembiayaan produktif yang diberikan untuk

pengembangan usaha yang fesible guna memenuhi kebutuhan modal

kerja atau investasi.

d). Umrah Keluarga Hasanah

b. Konsumtif

Berikut merupakan pembiayaan konsumtif yang disalurkan oleh Bank

BNI Syariah:37

a). Griya iB Hasanah

Pembiayaan Griya iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan komsumtif

yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun,

merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen, dan

jenisnya), dan membeli tanah kavling, yang besarnya disesuaikan dengan

kebutuhan pembiayaan dan kemampuan pembayaran kembali masing-

amsing calon nasabah.

37

BPP (Buku Panduan Perusahaan), BNI Syariah KCU Makassar. h. 27

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

42

b). Oto iB Hasanah

Oto iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah yang

diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan

bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan

pembiayaan ini.

c). Multiguna iB Hasanah

Multiguna iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif dengan

akad murabahah (jual beli) yang diberikan kepada anggota masyarakat

untuk pembelian barang kebutuhan konsumtif dan atau jasa sesuai prinsip

syariah dengan disertai agunan berupa fixed asset seperti tanah dan

bangunan yang ditinggali bersatu SHM atau SHGB dan bukan barang

yang dibiayai.

d). Fleksi iB Hasanah

Fleksi iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan komsumtif bagi

pegawai/karyawan suatu perusahaan/lembaga untuk pembelian barang

dan penggunaan jasa sesuai syariat Islam.

e). Fleksi Umrah iB Hasanah

Fleksi Umrah iB Hasanah adalah pembiayaan konsumtif untuk

memenuhi kebutuhan pembelian manfaat jasa paket perjalanan ibadah

umrah bekerjasama dengan Biro Perjalanan Umrah.

f). Pembiayaan Emas iB Hasanah

Pembiayaan Emas iB Hasanah (BNI Syariah Kepemilikan Emas)

merupakan fasilitas pembiayaan dengan akad murabahah (jual beli) yang

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

43

diberikan untuk membeli emas logam mulia dalam bentuk batangan yang

diangsur secara pokok setiap bulannya.

a. Produk Jasa

Produk jasa yang ada pada BNI Syariah Cabang Makassar adalah sebagai

berikut:

a. ATM (Autometic Teller Machine)

b. Kliring (proses pelunasan hutang piutang antar bank)

c. Transfer atau kirim uang

1. Struktur Organisasi Perusahaan dan Deskripsi Tugas

Struktur organisasi merupakan salah satu hal penting dalam pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi yang secara langsung membuat skema wewenang

dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan demi

terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Selain itu, struktur organisasi sering

disebut bagan atau skema organisasi dengan cara memberikan gambaran secara

skematis tentang hubungan pekerjaan antara orang yang satu dengan lainnya yang

terdapat dalam satu organisasi untuk mencapai tujuan bersamaa. Demikian pula

halnya dengan PT. Bank BNI Syariah, personilnya melakukan pekerjaan sesuai

dengan tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing, dan satu sama lainnya

saling berhubungan dalam usaha menciptakan tujuan perusahaan yang akan

dicapai.

Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan struktur organisasi PT. Bank BNI

Syariah Cabang Makassar, sebagai berikut:38

38

Sumber: PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang Makassar

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

44

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang

Makassar

Sumber: PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang Makassar

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

45

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai tugas setiap bagian

pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar:39

1) Kepala Cabang (Branch Manager)

a. Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat mendukung

kelancaran operasi cabang.

b. Mengkordinir rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahunan

cabang.

c. Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank guna

mencapai tingkat volume atau sasaran yang telah ditetapkan baik

pendanaan maupun jasa-jasa.

2) Pemimpin Bidang Operasional (Operational Manager)

a. Membantu pemimpin cabang terhadap pelaksanaan fungsi pokok unit

pelayanan nasabah dan unit operasional.

b. Mengontrol pelaksanaan fungsi pokok unit pelayanan nasabah dan unit

operasional.

3) Manager Bisnis (Bussiness Manager)

a. Bertanggung jawab pada pelaksanaan fungsi bisnis.

b. Mengontrol pelaksanaan fungsi bisnis unit pelayanan nasabah dan unit

operasional.

4) OSH (Operational Service Head)

a. Menyelenggarakan pelayanan dan pengadministrasian atas transaksi-

transaksi jasa perbankan serta pemupukan dana di kantor cabang.

39

Dokumen BNI Syariah KCU Makassar Tahun 2013, Tugas dan Tanggung Jawab

Karyawan BNI Syariah KCU Makassar, h.2.

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

46

b. Menyelengarakan pembukuan accounting atas transaksi keuangan di kantor

cabang.

c. Menyelenggarakan pengadministrasian dan pemantauan atas transaksi

pembiayaan di kantor cabang.

d. Menyelenggarakan pelaporan transaksi kegiatan jasa-jasa perbankan,

pemupukan dana, posisi likuiditas dan pembiayaan di kantor cabang sesuai

pedoman atau ketentuan yang berlaku.

5) Processing

a. Memastikan bahwa semua pembiayaan, penambahan pembiayaan telah

mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan limit.

b. Memastikan kebenaran administrasi atas pembiayaan yang diberikan.

c. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan nota administrasi pembiayaan.

d. Memastikan bahwa fisik jaminan sesuai dengan nilai dan lokasinua.

6) Unit Branch Internal Control

Dimana unit tersebut merupakan unit yang berdiri sendiri/independent

dan tidak dibawahi lagi oleh pemimpin cabang melainkan langsung dibawahi

Divisi Kepatuhan. Unit tersebut sebelumnya disebut Control Internal, tugas-

tugas pokoknya adalah:

a. Melakukan pengawasan dengan cara melaksanakan pemeriksaan terhadap

aktivitas unit sehari-hari.

b. Melakukan pemeriksaan atas aktivitas unit secara harian, berkala atau

mendadak.

c. Menindaklanjuti temuan SPI/Audit, baik internal maupun eksternal.

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

47

7) Unit Pemasaran Bisnis (Marketing)

a. Memasarkan produk jasa perbankan kepada nasabah/calon nasabah.

b. Memperbanyak penjualan silang (Cross Selling) kepada nasabah/calon

nasabah.

c. Mengelola permohonan pembiayaan.

d. Melakukan pemantauan nasabah/kolektibilitas pinjaman.

e. Melakukan penyelamatan/penyelesaian pembiayaan bermasalah.

f. Membantu kantor besar atau cabang lain di bidang pemasaran bisnis.

g. Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah wholesale dan

middle.

h. Mencari nasabah-nasabah baru dan memperkenalkan dan menawarkan

produk perbankan.

i. Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah maupun kegiatan usaha

setempat.

8) Unit Operasional

a. Mengelola administrasi pembiayaan.

b. Mengelola administrasi keuangan.

c. Mengelola administrasi dalam negeri dan luar negeri.

d. Mengelola administrasi umum, logistik, dan kepegawaian.

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

48

9) Customer Service

a. Mengerjakan dan menyelesaikan semua operasional baik berupa tabungan,

deposito, inkaso secara umum ataupun operasional pembayaran dan

pembukuannya.

b. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan pedoman pada sistem

pedoman operasional yang benar sehingga kedua pihak merasa puas.

c. Memberikan informasi dan penjelasan kepada nasabah mengenai produk

yang ditawarkan oleh bank atau yang ditanyakan oleh nasabah.

10) Teller

a. Memberikan pelayanan kepada nasabah yang berhubungan dengan

penerimaan dan penarikan uang.

b. Mencatat semua transaksi yang terjadi setiap hari.

c. Membuat laporan atas transaksi-transaksi yang terjadi kemudian dilaporkan

kepada bagian pembukuan.

B. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Simpanan Nasabah Di Bank BNI

Syariah Kota Makassar

Perlindungan hukum adalah untuk menciptakan rasa aman dan terlindungi

bagi para nasabah. Sedangkan nasabah bank syariah adalah konsumen jasa

perbankan yang bertransaksi dilembaga perbankan syariah ataupun unit usaha

syariah. Hukum perbankan di indonesia, dengan adanya jaminan kerahasiaan atas

semua data masyarakat daam hubungannya dengan bank, maka bank memercayai

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

49

bank tersebut, maka mereka akan memercayakan uangnya pada bank atau

memanfaatkan jasa bank.40

Syamsir Djarung Nasabah Bank BNI Syariah Mengungkapkan,

salah satu yang menjadi pertimbangannya dalam memilih perbankan yaitu

dilihat dari bentuk perlindungan dan adanya jaminan dari pihak bank itu

sendiri.41

Fitri Indah warga juga mengungkapkan pendapatnya,

Saat ini masih banyak warga yang ragu menggunakan jasa perbankan

untuk menitipkan dananya, terkait banyaknya kasus yang beredar tentang

kebobolan, dan Bahwa memang benar kepercayaan masyarkat lahir

apabila dari bank ada jaminan bahwa pengetahuan bank tentang simpanan

dan keadaan keuangan nasabah tidak akan disalahgunakan.42

Kepala keuangan BNI Syariah, Tuti Asriani, Mengungkapkan,

Kepercayaan merupakan inti dari perbankan sehingga sebuah bank harus

mampu menjaga keprcayaan dari para nasabahnya. Adapun bentuk

perlindungan hukum terhadap nasabahnya, itu diatur dalam undang-

undang NO.7 tahun 1992 yang diubah menjadi Undang-undang no 10

tahun 1998 . begitupun perlindungan hukum terkait bank apabila

mengalami likuidasi di BNI Syariah makassar.43

Jadi dapat disimpulkan pokok utama para nasabah dalam memilih

perbankan yaitu keamanan dari apa yang akan dititipkannya yaitu dana, selain dari

adanya kepastian perlindungan hukum yang akurat bisa meredakan kecemasan

para nasabah menyangkut keamanan dana mereka.

1. Bentuk perlindungan hukum dari peraturan Bank Indonesia

40

Muhammad Djumhana, 2012, Hukum perbankan di indonesia, Bansung : PT Citra

Aditya Bakti 41 Syamsir Djarung Wawancara Nasabah Bank BNI Syariah Kota Makassar 05 juni 2020 42

Fitri indah, wawancara warga makassar 10 juni 2020 43

Tuti Asriani, kepala keuangan BNI Syariah Makassar, Wawancara Kantor Bni Syariah

Cabang Ratulangi Makassar 12 Juni 2020

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

50

Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan secara administrasi

memberikan perlindungan kepada nasabahnya. Perbankan sebagai lembaga

intermediasi keuangan (financisl intermediary insituation) memegang peran

penting dalam proses pembangunan nasional. Perlindungan hukum bagi nasabah

bank antara lain dengan diintrodusinya lembaga penjamin simpanan (LPS) dalam

Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Ditingkat teknis payung hukum yang

melindungi nasabah antara lain adanya pengaturan mengenai penyelesaian

pengaduan nasabah dan mediasi perbankan dalam peraturan Bank Indonesia

(PBI). Kepercayaan merupakan inti perbankan sehingga harus menjaganya.

Diantara Undang-Undang mapun peraturan Bank Indonesia ( PBI) terdapat

pengaturan untuk menjaga kepercayaan masyarakat perbankan dan sekaligus

dapat memberikan perlindungan hukum bagi nasabah.pertama untuk memberikan

perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan dana. Undang-Undang No.10 tahun

1998 mengamanatkan dibentuknya Lembaga Penjamin Simpanan dan

mewajibkan setiap bank untuk menjamin dana masyarkat yang disimpan dalam

bank yang bersangkutan yaitu BNI Syariah Makassar

Perlindungnn hukum yang diberikan oleh bank atas penggunaan jasa layanan

perbankan jika dilihat berdasarkan UU 10/1998 terdiri atas :

1. Penyediaan Informasi Mengenai Kemungkinan Timbulnya Risiko Kerugian

Pasal 29 ayat (4) UU 10/1998 Menyatakan “ Untuk kepentingan nasabah,

bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko

kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

51

dimaksudkan agar akses untuk memperoleh informasi perihal kegiatan usaha dan

kondisi bank menjadi lebih terbuka yang sekaligus menjamin adanya transparansi

dalam dunia perbankan.

2. Rahasia Bank Berdasarkan Pasal 1 Angka 28 UU 10/1998 :

Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan

mengenai nasabah dan simpanannnya. Kemudian pasal 40 ayat (1) dan (2) UU

10/1998 menyatakan:

1. bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan

simpanannya kecuali dalam pasal 41, pasal 41A, PASAL 42, PASAL 43,

PASAL 44, DAN PASAL 44A.

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi pihak

terafilasi

3. Jaminan atas simpanan nasabah melalui lembaga penjamin simpanan

Perlindungan lainnya yang diberikan UU 10/1998 adalah dibentuknya

lembaga penjamin simpanan sebagaimana disebut dalam Pasal 37B ayat

(1) dan (2) UU 10/1998:

a. Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada

bank yang bersangkutan .

b. Untuk menjami simpanan masyarakatpada bank sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan.44

2. Perlindungan Dari Lembaga Penjamin Simpanan

44

UU No.10 Tahun 1998, Sinar Grafika, jakarta

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

52

Lembaga Penjamin Simpanan adalah badan hukum yang

menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan Nasabah Penyimpan

melalui skim asuransi, dana penyangga, atau skim lainnya. Jadi, UU 10/1998

mengamanatkan dibentuknya Lembaga Penjamin Simpanan dan mewajibkan

setiap bank menjamin dana masyarakat yang disimpan dalam bank yang

bersangkutan. Adapun dasar hukum dari lembaga ini adalah Undang-Undang

Nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpana sebagaimana yang

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin

Simpanan yang telah ditetapkan sebagai undang-undang melalui Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2009.

Tuti Asrinani kepala Keuangan BNI Syariah Makassar menyatakan,

Adapun dana para nasabahnya yang tersedia dalam rekening nasabah

dijamin dalam program penjaminan yang diselenggarakan lembaga

penjamin simpanan (LPS) Sesuai dengan syarat dan ketentuan yang

ditetapkan LPS.45

Adapun beberapa persyarata agar dana simpanan dijamin oleh lembaga

penjamin simpanan yaitu:46

1. Simpanan nasabah tercatat oleh bank

2. Simpanan yang dijamin maksimal RP.2.000.000.000-,

3. Nasabah yang tidak mempunyai masalah terhadap bamk

45

Tuti Asriani, kepala keuangan BNI Syariah Makassar, Wawancara Kantor Bni Syariah

Cabang Ratulangi Makassar 12 Juni 2020

46

Muhammad Rizki, skripsi tentang perlindungan terhadap nasabah bank dalam hal

terjadi tindak pidana dibidang perbankan , depok 2009 hal 49 diunduh pada tanggal 01 mei 2020

pukul 13:00

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

53

Amanat dimaksud telah direalisasikan dengan undang-undang No.24 tahun

2004 tentang lembaga penjamin simpanan. Fungsinya adalah menjamin simpanan

nasabah penyimpan dalam turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem

perbankan sesuai dengan kewenangannya.

Upaya perlindungan yang diberikan oleh undang-undang perbankan

terhadap dana masyakarat merupakan penegasan bahwa sekalipun uang yang

disimpan oleh nasabah penyimpan dana telah manjadi milik bank sejak

disetorkan dan selama penyimpanan bank, tetapi dalam hal ini bank tidak

mempunyai kebebasan mutlak untuk menggunakan uang itu, bank hanya bisa

menggunakan uang itu untuk tujuan dan dengan cara yang dapat menjamin

kepastian bahwa bank itu nantinya akan mampu membayar kembali dana

masyarakat yang disimpan apabila ditagih oleh para penyimpannya, maka

hubungan bank dengan nasabahn penyimpan dana adalah hubungan kontraktual

antara debitur dan kreditur yang dilandasi atas prinsip kehati-hatian.

3. Perlindungan dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Berdasarkan ketentuan pasa; 1 ayat 1 Undang-Undang No 8 tahun 1999

definisi perlindungan konsumen meliputi seluruh upaya untuk memastikan

kepastian hukum demi memberikan perlindungan kepada konsumen. Di indonesia

perhatian pemerintah terhadap perlindungan konsumen atau nasabah nampak jelas

pada Undang-Undang tahun 1998 dilanjutkan dengan disahkannya Undang-

Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen telah memberikan

harapan besar bagi konsumen, hal ini dikarenakan seorang konsumen akan

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

54

mempunyai landasan serta payung hukum untuk melindungi segala kepentinga-

kepentingan dalam dunia usaha tidak terkecuali terhadap nasabah bank syariah,

Disamping Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, usaha pemerintah untuk

melindungi nasabah/konsumen secara umum juga dapat ditemukan dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen („‟UU

8/1999‟‟). Berlakunya UU 8/1999 ini memberikan konsekuensi logis terhadap

pelayanan jasa perbankan. Pelaku usaha jasa perbankan oleh karenanya dituntut

untuk:

1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

2. Memberikan informasi yang benar , jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan jasa yang diberikannya;

3. Memberikan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

4. Menjamin kegiatan usaha perbankannya berdasarkan ketentuan standar

perbankan yang berlaku;

5. Dan sebagainya.

Jadi dapat disimpulkan berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut bank

BNI syariah diwajibkan menaati segala aturan yang berlaku untuk memberikan

perlindungan kepada nasabahnya. Dalam hal tersebut dilakukan supaya terhindar

dari hal-hal yang dapat merugikan nasabah sebagai pelaku konsumen serta

pendidikan kepada konsumen akan dapat memaksimalkan perannya dalam dunia

perdagangan, bisnis, perbankan dan lain sebagainya. Adanya Undang-Undang ini

juga sebagai konsekuensi, sanksi terhadap pelaku jika terjadi pelanggaran dengan

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

55

demikian upaya untuk lebih menjadikan seorang konsumen sebagai bagian yang

patut mendapatkan perlindungan benar-berar terwujud.

Tujuan hukum adalah untuk mewujudkan keadilan, kemanfaatan dan

kepastian hukum. Hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas

dan kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan

masalah penyediaan dan penggunaan produk konsumen antara penyedia dan

penggunaannya, dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terkait dengan Pasal 64

Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang berbunyi: “segala ketentuan

perundang-undangan yang bertujuan melindungi konsumen yang telah ada pada

saat undang-undang ini diundAngkan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak

di atur secara khusus dan/atau tidak bertentangan dengan ketentuan dalam

undang-undang ini”.47

4. Penyelesaian Permasalahan Terkait Simpanan Nasabah Bank BNI Syariah

Makassar

Dalam setiap hubungan timbal balik, tidak terkeuali dalam dunia

perbankan, minimal ada dua subjek hukum, yang masing-masing subjek hukum

tersebut hak dan kewajiban secara timbal balik dalam melaksanakan perjanjian

yang mereka perbuat, namun dalam suatu perjanjian, tidak terkecuali dalam suatu

pelayanan jasa-jasa perbankan ada kemungkinan salah satu pihak tidak

melaksanakan perjanjian atau tidak memenuhi isi perjanjian sebagaimana telah

disepakati bersama-sama, atau tidak terpenuhinya kepentingan konsumen atau

47

Ahmad Miru, Hukum Perlindungan Konsumen…, hlm. 293.

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

56

nasabah ini. Tetapi dalam menyelesaikan permasalahan terkait simpanan nasabah

BNI syariah mempunyai cara-cara dalam menyelesaikan permasalahannya yaitu:

a. Pertanggung Jawaban Bank

Upaya peningkatan dan pemberdayaan nasabah dalam menangani dan

menyelesaikan berbagai keluhan dan pengaduan nasabah untuk menghindari

berlarut-larutnya penanganan pengaduan diperlukan standar waktu yang jelas dan

berlaku secara umum di setiap bank dalam menyelesaikan setiap pengaduan

nasabah.

Pertanggung jawaban bank BNI Syariah apabila nasabah mengalami

kerugian yaitu dengan cara melakukan perdamaian baerupa pengaduan langsung

ke bank bersangkutan apabila terjadi kekeliruan untuk selanjutnya diproses untuk

dibuktikan guna pemberian ganti rugi.

Tuti Asriana selaku kepala keuangan BNI Syariah juga mengungkapkan bahwa.

Apabila terjadi resiko terhadap dana simpanan nasabah di Bank BNI

Syariah Makassar, bank akan mempertanggung jawabkannya atau

mengganti kerugian nasabah, jika itu terjadi akibat kelalaian dari pihak

bank itu sendiri, tetapi jika terjadi karena pihak dari kelalaian dari pihak

nasabah, pihak bank tidak akan bertanggung jawab dengan cara mengganti

keseluruhannya, tetapi hanya bisa membantu apa-apa saja yang dibutuhkan

nasabah dalam menyelesaikan masalahnya.48

Jadi dapat disimpulkan diperlukan suatu kehati-hatiann dalam menentukan

siapa yang bertanggungg jawab atas suatu pengurusan bank terjadi suatu kerugian

yang dialami oleh para nasabah.

b. Pengaduan Nasabah Dan Mediasi

48

Tuti Asriani, kepala keuangan BNI Syariah Makassar, Wawancara Kantor Bni Syariah

Cabang Ratulangi Makassar 12 Juni 2020

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

57

Sebagaimana diatur dalam peraturan Bank indonesia No.7/7PBI/2005 yang

telah diubah dalam PBI No. 10/10/PBI/2008, Bank berkewajiban melakukan

penanganan atas pengaduan nasabah, termasuk penyelesainnya dalam jangka

waktu yang telah ditetapkan. Standarisasi penyelesaian pengaduan nasabah ini

merupakan salah satu bentuk peningkatan perlindungan konsumen dalam rangka

menjamin hak-hak konsumen dalam berhubungan dengan bank.

Pengaduan adalah ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan oleh

adanya potensi kerugian finansial pada nasabah yang diduga karena kesalaham

atau kelalaian bank. Dalam hal ini, sesuai dengan pasal 5 peraturan Bank

indonesia No.7/7PBI/2005, bank wajib mempublikasikan keberadaan unit dan

fungsi khusus penanganan dan penyelesaian pengaduan kepada masyarat secara

tertulis dan atau elektornis.

Putri Rezki Utami selaku operator umum BNI mengemukakan bahwa,

Jika Nasabah wajib memberitahukan setiap perubahan data informasi para

nasabahnya demi keamanan agar dikemudian hari tidak terjadi kelalaian

atau resiko yang timbul dalam pihak bank. Dia juga mengunkapkan sejauh

ini di bank BNI syariah belum ada kasus yang terjadi sehingga

menimbulkan resiko terhadap dana nasabahnya yang berlarut sampai

keperadilan umum.dia juga menambahkan bahwa setiap pengguna jasa bank

BNI syariah baik yang memiliki rekening ataupun tidak memiliki rekening

dan pernah melakukan transaksi di BNI Sayariah dapat melakukan

pengajuan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pasca melakukan

transaksi.49

Jadi nasabah dapat mengajukan secara lisan atau tertulis pada kantor bank

terdekat, kantor bank tempat nasabah melakukan transaksi keuangan, atau kantor

bank tempat nasabah membuka rekening. Nasabah juga dapat mengajukan

49

Putri rezki utami operator unit umum BNI Syariah, Wawancara kantor BNI Syariah

cabang ratulangi 16 juni 2020

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

58

pengaduan melalui call center, hotline service, ataupun melalui media lain yang

disediakan bank.

Apabila nasabah mengajukan pengajuan paduan secara lisan, pengaduan

nasabah akan ditangani dan diselesaikan dalam waktu 2 (dua) hari kerja oleh

bank. Dalam hal pengaduan yang nasabah ajukan ternyata memerlukan

penanganan dan penyelesaian lebih dari 2 (dua) hari kerja, maka petugas bank

akan menghubungi nasabah dan meminta nasabah untuk mengajukan pengaduan

secara tertulis. Apabila nasabah mengajukan pengaduan secara tertulis, maka

nasabah perlu melengkapi pengaduan yang diajukan dengan dokumen

pendukung yang memadai seperi :

1. Fotocopy bukti identitas

2. Fotocopy rekening\

3. Fotocopy bukti transaksi keuangan

4. Fotocopy dokumen pendukung lainnya yang terkait masalah yang diadukan.

Pengaduan tertulis nasabah ajukan akan diselesaikan oleh bank dalam waktu

20 (dua puluh) hari kerja dan dapat diperpanjang sampai dengan 20 (dua puluh)

hari kerja berikutnya dalam hal kondisi tertentu. Apabila bank akan

memperpanjang jangka waktu penyelesaian pengaduan, maka bank wajib

menginformasikan hal tersebut terlebih dahulu kepada nasabah. Agar pengaduan

dapat segera diselesaikan oleh bank, nasabah perlu memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1. Tentukan inti permasalahan yang akan diadukan

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

59

2. Siapkan dokumen pendukung terkait dengan permasalahan yang akan

diadukan

3. Siapkan dokumen pendukung yang terjaik dengan permasalahan yang

akan diadukan

4. Simpan dengan baik dokumen-dokumen asli yang nasabah miliki dan

sampaikan kepada bank fotocopy dokumen tersebut bersamaan dengan

pengajuan pengaduan tertulis.

5. Catat nomor registrasi pengaduan yang diberikan bank kepada nasabah

dan gunakan nomor registrasi tersebut untuk mengetahui status

penyelesaian pengaduan nasabah.

6. Simpan dengan baik dokumen surat-menyurat dengan bank termasuk surat

hasil penyelesaian pengaduan yang disampaikan bank kepada nasabah.

Apabila nasabah masih belum merasa puas dengan hasil penyelesaian

dengan bank, termasuk surat yang disampaikan bank, nasabah dapat melanjutkan

upaya penyelesaian pengaduan melalui mediasi perbankan, proses mediasi

perbankan merupakan kelanjutan dari pengaduan nasabah apabila nasabah merasa

tidak puas atas penanganan dan penyelesaian yang diberikan oleh bank.

C. Konsep Hukum Ekonomi Islam Terhadap Perlindungan Nasabah selaku

Konsumen Bank Syariah

Hukum ekonomi Islam telah mengatur tentang perlindungan konsumen.

Dalam Islam melindungi konsumen merupakan syarat mutlak untuk suatu

keberhasilan.Islam telah mengajarkan umat manusia untuk tidak melakukan suatu

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

60

perbuatan yang dapat merugikan orang lain, terutama dalam hal pemakaian

barang dan jasa. Sumber hukum perlindungan konsumen yang diakui oleh

mayoritas ulama dalam islam ada empat, yaitu Al-Quran, sunnah, ijma dan qiyas.

Dimana Al-Quran dan sunnah berdiri sendiri sebagai dalil hukum, sedangkan

qiyas dan ijma tidak dapat berdiri sendiri sebagai dalil hukum karena proses ijma

dan qiyas harus berdasarkan kepada dalil penyandaran dari al-quran dan sunnah

sebagaimana dikatakan oleh para ulama jumnhur.50

Sebagaimana firman Allah dalam Suart an-Nisa Ayat 29

تكى كى بانباطم ئل أ آيىا ل تأكهىا أيىانكى ب ا أها انز

اتجاس بكى سح كا الل فسكى ئ كى ول تمتهىا أ تشاض ي ة ع

Terjemahnya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan/perniagaan suka sama-

suka di antara kamu.51

Maksud dari ayat diatas adalah sesama pihak yang berserikat hendaknya

saling menjaga hak dan kewajiban masing-masing sehingga tidak terjadinya

kecurangan kecurangan yang dapat mengakibatkan kerugian sebelah pihak yang

melakukan perserikatan tersebut.

Selain itu Hadist Nabi yang mengatakan bahwa:

Artinya:

50

Wahbah al-zuhaily, ushul al-fiqh al-islamiy. (berut dar al-fikri 1986) jilid 1 h 558 51

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

61

ه و ه لال: لال سسىل الله صهى الله عه الله ع ش ة سض أب هش ع

ف تظشانساعت,ك ئضاعتها اسسىل الله؟ لال: سهى: ئراضعت الأيات فا

كتاب تظشانسا عت. )اخشجه انبخا سي ف ش أههه فا ئرا أسذالأيش ئنى غ

انشلاق(

Dari Abu Huraira r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila amanah disia-

siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang sahabat bertanya:

“bagaimana menyia-nyiakan, hai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab:

Apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah

saat kehancurannya. (HR. Imam Bukhari).

Berdasarkan hadits diatas apabila suatu amanah itu telah diamanatkan

kepada seseorang maka harus ditunaikan dan disampaikan, karena amanah

merupakan tanggung jawab penerima amanah, dan jangan menyia-nyiakan

amanah tersebut apabila telah di amahkan. Pemberian amanah disamakan dengan

pemberian titipan (wadiah). Wadiah yaitu pemberian kuasa oleh penitip kepada

orang yang menjaga hartanya tanpa kompensasi (ganti). Dasar hukum dapat

dilihat dalam hadits Rasulullah saw.

ه عه ا استىدع ودعت فلا ض ي

Artinya:

Dari Amru bin Syu‟ain, dari ayahnya, dari kakeknya Ra. Bahwa Nabi SAW.

bersabda, “Barang siapa yang dititipi suatu titipan, maka tidak ada

tanggungan atasnya.” (HR: Ibnu Majah)

Konsep ekonomi islam dalam perlindungan konsumen mengacu pada

beberapa aspek dan dirumuskan langkah-langkah sebagai beriku;

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

62

1. Perlindungan Dari Pemalsuan Dan Informasi Tidak Benar, Terhadap Hak

Pilih

2. Perlindungan Dari Nilai Tukar Tidak Wajar

3. Perlindungan Terhadap Suatu Keamanan Produk

4. Hak Terhadap Lingkungan Yang Sehat

5. Perlindungan Dari Pemakaian Alat Ukur Tidak Tepat

6. Perlindungan Dari Penyalahgunaan Keadaan

7. Hak Mendapat Advokasi Dan Penyelesaian Sengeketa

8. Hak Mendapat Ganti Rugi Akibat Negatif (Cacat) Produk

Perlindungan konsumen harus sesuai dengan konsep kemashlahatan, yaitu

asas al-dharuriy yaitu faktor dasar yang harus ada pada manusia agar

terbentuknya kemashlahatan yang hakiki bagi manusia. Asas ini berhubungan erat

dengan pelaksanaan kaidah Islam, yaitu:

1. Ad-Dhien, yaitu memelihara kemashlatahan agama

2. An-Nafs, yaitu asas pemeliharaan dan penjagaan jiwa

3. An-Nasb, yaitu menjaga dan memelihara kehormatan dan keturunan

4. Al-Aql, yaitu menjaga dan memelihara kejernihan akal pikiran

5. Al-Mal, yaitu menjaga dan memelihara harta benda

Dari kelima kaidah tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kepentingan

konsumen tidak boleh diabaikan begitu saja, akan tetapi harus diperhatikan agar

kepentingan konsumen dapat terlindungi dengan baik. Kemashlahatan yang

dikehendaki adalah kemashlahatan untuk semua pihak baik penyedia jasa maupun

konsumen. Syariah islam datang dengan berbagai ketetapan hukum salah satunya

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

63

dalam bidang ekonomi untuk selalu menjaga dan menunjang keberadaan lima hal

tersebut sebagai serangkaian ketentuan untuk mencapai tujuan diantaranya adalah

hal dalam menjaga perlindungan konsumen dalam mengonsumsi jenis barang atau

jasa.

Salah satu jenis bidang hukum perlindungan konsumen adalah bidang

perbankan syariah, nasabah sebagai pelaku konsumen produk dan jasa yang harus

di lindungi. Hak ini muncul dari perjanjian antara pihak manajemen bank dan

nasabah akibat adanya akad atau perjanjian transaksi produk barang dan jasa.

Perlindungan hak-hak konsumen berbeda dengan istilah perlindungan hak-hak

konsumen dalam islam, tetapi jika di kaji secara mendalam dari sisi pengaturan,

nilai dan tujuan memiliki peran dan fungsi yang sama dalam perlindungan

konsumen menurut Undang-Undang.52

Dalam ekonomi islam, kondisi ideal dalam transaksi yaitu masing-masing

pihak yang melaksanakannya mempunyai informasi yang sama terhadap objek

akad, sehingga terjadi kesukarelaan dari masing-masing pihak.53

Dalam kaitannya

dengan penghimpun dana hubungan bank syariah dengan nasabah penghimpunan

(deposan), merupakan hubungan kemitraan, karena sesaui dengan prinsipnya

semua pengelolaan dana di serahkan sepenuhnya kepada bank syariah. Sehingga

bank syariah sebagai pemegang amanah harus menerapkan prinsip keterbukaan,

kepercayaan, keadilan dan transparansi, sesuai dengan prinsip mudharabah,

pekerjaan sepenuhnya di serahkan kepada pengelola dana hal ini sangat

52

Zulham, hukum perlindungan konsumen jakarta : kencana prenada Media grup,

2013.hal 62. 53

Faturrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga

Keuangan Syariah, jakarta : sinar grafika 2007 hal 41

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

64

diperlukan kejujuran, keterbukaan, dan keadilan.54

. Dalam ekonomi islam

kegiatan bermuamalah dilakukan atas dasar pertimbangan untuk mendatangkan

manfaat dan menghindari mudharat dan dalam hal ini perlindungan konsumen

atau nasabah sangat penting.

Perlindungan hukum konsumen pada produk dan jasa perbankan syariah

ini juga ditunjang dengan adanya bentuk metode penetapan hukum yang selaras

dan sesuai dengan hukum islam yaitu maslahat dan marsalah yang merupakan

pertrimbangan aspek kepentingan masyarakat umum yang bertujuan untuk

melindungi simpanan nasabah.

Menurut Fitri indah salah satu warga mengemukakakan

upaya memberikan perlindungan konsumen dari produk-produk haram

telah dilakukan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, hanya saja

masih dilakukan secara persial sehingga tidak dirasakan sebagai

perlindungan konsumen muslim karena nama peraturan perundang-

undangan tersebut tidak jelas menyebutkan perlindungan konsumen

muslim.55

Tuti Asriani Kepala Keuangan Mengatakan

Bahwasanya dalam perlindungan nasabahnya selain dengan menganut

ketentuan peraturan perundang-undangan , tidak lepas juga dengan

ketententuan prinsip-prinsip islam yang berlandaskan dengan al-quran dan

as-sunnah. Dimana dalam perlindungan dalam konsep ekonomi islam sangat

memperhatikan perlindungan dari pemalsuan dan informasi tidak benar,

disini antara bank nasabah untuk tidak adanya kekeliruan masing masing

saling menjaga informasi satu sama lainnya. Disamping itu juga di bank

BNI Syariah tidak menganut sistem riba jadi sesuai dengan ketententuannya

uang yang tersimpan direkening nasabah bebas dari riba. Dari perlindunga

keduanya maka bank BNI Syariah sudah menunjukkan komitmen akan

prinsip-prinsip yang dimaikan dalam perbankan syariah., perlindungan

dikuatkan lagi dala isi Undang-Undang.56

54

Muhammad yusuf, Bisnis syariah , jakarta : Mitra Wacana Media, 2011.

55

Fitri indah wawancara warga kota makassar 56

Tuti Asriani, kepala keuangan BNI Syariah Makassar, Wawancara Kantor Bni Syariah

Cabang Ratulangi Makassar 12 Juni 2020

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

65

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep perlindungan ekonomi islam ini

memang sangat-sangat diperlukan, dimana dalam perkembangan dunia perbankan

diberbagai negara bahwa konsep ekonomi islam dapat menjadi pilihan yang patut

diperhitungkan, hal ini merupakan salah satu bentuk perlindungan hukum yang

bersifat khsusus, dengan kata lain merupakan perlindungan konsumen yang

bersifat khusus bagi nasabah kaum muslim, ini pula salah satu hal yang

menjadikan perbedaan perlindungan perbankan syariah dan konvensional . dan

juga baik dalam ekonomi islam dan hukum positif mengharpkan segala bentuk

transaksi yang saling memberikan manfaat, setiap transaksi yang mampu

meberikan manfaat terutama kepada pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi

tersebut tentu membuat kerja sama yang dibangun akan berlangsung lama. Dan

dengan adanya manfaat para pihak akan selalu mempertahankan kerja sama yang

telah dibangun.

Dalam Al-Quran ( Al-baqarah ayat 283 ) disebutkan aturan bermuamalah

secara jelas dan sangat modern dimana setiap transaksi muamalah yang tidak tunai

harus dilakukan dengan tertulis dan ada saksi dan bila saat transaksi tersebut tidak

di temukan orang yang pandai dalam menulis dalam bidang tersebut maka di

perintahkan untuk menyerahkan agunan sebagai jaminan .57

Q.S Al-baqarah ayat 283

بعضكى أي يمبىضت فا تى عهى سفش ونى تجذوا كاتبا فشها ك وئ

ىا انشهاد سبه ول تكت أياته ونتك الل بعضا فهإد انزي اؤت ة وي

عهى هى ا تع ب ها فاه آثى لهبه والل كت

57 Zainal arifin Mekanisme Kerja Perbaankan islam dan permasalahannya.’ Jurnal

hukum bisnis, volume II 2000 hal 44 di akses pada tanggal 04 desember 2019 pukul 21:00

Page 78: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

66

Terjemahnya:

jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah secara tidak tunai ) sedang kamu

tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang

di pegang ( oleh yang berpiutang ). Akan tetapi jika kamu mempercayai sebagaian

yang lain, maka hendaklah yang di percaya itu menunaikan amanatnya

(hutangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada allah tuhannya, dan janganlah

kamu para saksi menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang

menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya

dan allah maha maha mengetahui apa yang kamu kerjakan58

Maksud dari ayat tersebut adalah apabila kalian bepergian jauh dan tidak

menemukan orang yang bisa mencatat dokumen utang-piutang untuk kalian, maka

orang yang bertanggung jawab atas utang itu cukup menyerahkan gadai (jaminan)

yang diterimah oleh si pemberi, sebagai jaminan atas haknya sampai si

penanggung jawab hutang melunasi hutangnya. Jika sebagian dari kalian dari

kalian percaya kepada yang lain maka tidak harus ada catatam, saksi atau jaminan.

Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam, hukum tentang

perlindungan konsumen dalam syariat Islam, baik dari produk teks-teks al-Quran

dan al-Hadist maupun dari produk fikih Islam, peneliti melihat bahwa khazanah

Islam sangat kaya dalam hal ini, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman

perlindungan konsumen kontemporer karena keunggulan dan ciri khas hukum

ekonomi Islam dalam perlindungan hak konsumen, karena Nampak nya sebagian

besar nash-nash syara‟ tentang mu‟amalah lebih tertuju pada usaha

menghindarkan segala kezaliman terhadap kedua belah pihak, konsumen dan

pelaku usaha.

58

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Page 79: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Perlindungan Hukum Terhadap

Simpanan Nasabah Bank Syariah dalam Perspektif Ekonomi Islam di Bank BNI

Syariah Kota Makassar.

1. Perlindungan hukum terhadap simpanan nasabah bank syariah secara umum

diatur dengan aturan Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, Undang-Undang

nomor 8 tahun 199, dimana bank memberikan perlindungan kepada

nasabahnya. Bank syariah melalui proses pengaduan, proses mediasi serta

penyelesaian sesuai dengan proses di lembaga penjamin simpanan (LPS).

Bentuk perlindungan hukum terhadap simpanan nasabah bank BNI Syariah

sudah cukup memadai dengan adanya bentuk perlindungan hukum tersebut..

2. . Perlindungan konsumen dalam ekonomi islam sudah cukup memadai

sebagai acuan perlindungan hukum. Hukum tentang perlindungan konsumen

dalam syariat Islam, baik dari produk teks-teks al-Quran dan al-Hadist

maupun dari produk fikih Islam, khazanah Islam dalam hal ini, dapat

dijadikan sebagai pedoman perlindungan konsumen karena keunggulan dan

ciri khas hukum ekonomi Islam dalam perlindungan hak konsumen, karena

sebagian besar nash-nash syara‟ tentang mu‟amalah lebih tertuju pada usaha

menghindarkan segala kezaliman terhadap kedua belah pihak, konsumen dan

Page 80: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

68

pelaku usaha dan menekankan kesetaraan hak atau asas keseimbangan antar

kedua belah pihak

B. Saran

1. Pemerintah dan bank indonesia harus membuat regulasi khusus terkait

perlindungan hukum bagi nasabah agar kedepannya hak-hak dari para

nasabah bisa terjamin dari suatu aturan yang ada.

2. Bank BNI Syariah walaupun sampai saat ini belum ditemukan permasalah

dengan nasabah sampai berlarut-larut. Namun sebagai penanggung jawab

terhadap permasalahan nasabah di Bank BNI Syariah wajib mempersiapkan

alur penyelesaian masalah serta proses pemberian ganti rugi terhadap suatu

nasabah yang menganut asas mudah, cepat dan biaya ringan.

Page 81: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

69

DAFTAR PUSTAKA

Agama Departemen RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya.

Antonio M. Syafi‟I , 2006, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta :

Pustaka alfabeta

_________________, 2001, Bank Syariah: Teori ke praktik. Jakarta: Gema Insani

Ali Zainuddin,2007, Hukum Perbankan syariah , sinar grafika, jakarta

Abdul Muhammad dan Rida Murniati, 2000, Segi Hukum Lembaga Keuangan

dan pembiayaan, Bandung: Citra Aditya Bakti.

BPP (Buku Panduan Perusahaan), BNI Syariah KCU Makassar.

Dokumen tahun 2013,BNI Syariah KCU Makassar Tugas dan Tanggung Jawab

Karyawan BNI Syariah KCU Makassar

Djakfar Muhammad, 2009, Hukum Bisnis: Membangun Wacana Integras

Perundangan Nasional dengan Syariah, Yogyakarta : PT Lkis Printing

Cemerlang

Djumhana Muhammad, 2006, Hukum Perbankan di Indonesia ,Bandung : Citra

Aditya Bakti,

Djamil Faturrahman, 2007. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di

Lembaga Keuangan Syariah,( jakarta : sinar grafika)

Ekawati sri, 2018 Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) di PT Bank

BNI Syariah Kantor Cabang Utama Makassar.

alamsyah 2009, Edisi Refisi, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, jakarta :

kencana

__________2007. Hukum Perbankan Nasional jakarta : kencana,

__________2011, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, edisi refisi, kencana

jakarta,

__________2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, kencana premada

media grup jakarta,

Hasan iqbal , 2002 Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya

Jakarta: Ghalia IKAPI

Page 82: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

70

Imayanti sri neni, 2010. Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, (bandung : PT

refika aditama),

Iskandar Syamsul. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan lain, ( jakarta: PT.

Semesta Asia Bersama)

Indra betara gunawan, sejarah berdirinya Bank Negara Indonesia Syariah,

http://ktara.blogspot.com/2015/03/sejarah-berdirinya-bank-negara-

indonesia syariah, html

Machmud Amir dan Rukmana, 2010, Bank Syariah,Teori dan Kebijakan Studi

Empiris di Indonesia. Jakarta : Erlangga

Moleong, 2000 Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

RosdaKarya)

Pardede Marulak. 1992. Likuidasi Bank dan Perlindungan Nasabah, (sinar

harapan : Jakarta)

Sjahdeini remy Sutan, 2007. Perbankan Islam, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti

, cet ke-3

Soeroso R, 1998, Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta. Sinar Grafika

Sumadi Suryabrata Sumadi, 1987 Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, )

Sutarno, S.H., M,M., 2004, aspek-aspek hukum pengkerditan pada bank.:

Bandung : CV. Alfabeta.

Syarifin Pipin, 2012. hukum dagang di indonesi’ Bandung : CV.Pustaka Setia

Tho‟in Muhammad, 2016 Larangan Riba dalam Teks dan Kontek (Studi atas

Hadits Riwayat Muslim Tentang Pelaknatan Riba), Jurnal, (Surakarta:

STIE-AAS)

Wibowo Edy, 2005. dkk, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia

Indonesia cet.I,

Yahya Muktar dan Fatchurrahman 1986, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh

Islam, Bandung, Alma‟arif

Yusuf Muhammad, 2011. Bisnis syariah , jakarta : Mitra Wacana Media

Zulham, 2013. Hukum Perlindungan Konsumen (jakarta : kencana prenada Media

grup,)

Page 83: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

71

Zainal arifin Mekanisme Kerja Perbaankan islam dan permasalahannya.‟ Jurnal

hukum bisnis, volume II 2000 hal 44 di akses pada tanggal 04 desember

2019 pukul 21:00

http://prasxo.wordpress.com/2011/02/17/Definisi-Perlindungan-Hukum/. Diakses

pada hari Selasa pukul 21:20 tanggal 26 November 2019

http://hukum-on.blogspot.com/2012/pengertian-hukum-menurut-para-ahli-.html.

Diakses pada hari Selasa pukul 20;36 tanggal 26 November 2019

UU RI No 21, tahun 2008, Sinar Grafika, jakarta.

UU RI No 10 tahun 1998, Sinar Grafika, Jakarta

Page 84: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

RIWAYAT HIDUP

Khairun Nisa Lahir di Sungguminasa pada tanggal 06 Mei

1998. Anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan

Agussalim dan Hajrawati. Penulis mengawali Pendidikan di

bangku Taman Kanak-Kanak Almarhama Barembeng , lulus

tahun 2004. Sekolah Dasar di SD Negeri Barembeng II, lulus

pada tahun 2010. Kemudian peneliti melanjutkan Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama di SMP PGRI Barembeng , lulus pada tahun 2013.

Selanjutnya menempuh Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3

Gowa,jurusan IPA, dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis

melanjutkan Pendidikan pada program Strata 1 (S1) Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama ini penulis menjadi mahasiwa aktiv selama kuliah hingga 8 semester.

Atas Ridho Allah SWT dan dengan kerja keras, pengorbanan, serta

kesabaran, pada tahun 2020 penulis mengakhiri masa perkuliahan S1 dengan

judul skripsi “Perlindungan Hukum Terhadap Simpanan Nasabah Bank

Syariah dalam Pesrpektif Ekonomi Islam di Bank BNI Syariah Kota

Makassar.”

Page 85: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

LAMPIRAN

Page 86: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dibank

Syariah ?

2. Bagaimana Bentuk Perlindungan Hukum Yang Diterapkan Bank BNI

Syariah Kota Makassar ?

3. Apa Saja Upaya Bank BNI Syariah Untuk Menjaga Simpanan Nasabahnya

?

4. Adakah Kasus Yang Pernah Terjadi Terkait Simpanan Di Bank BNI

Syariah ?

5. Jika Terjadi Resiko Terhadap Simpanan Nasabah Bagaimana Pertanggung

Jawaban Bank BNI Syariah ?

6. Bagaimana Tahap Penyelesaian, Jika Terjadi Permasalahan Barlarut-Larut

Terkait Simpanan Nasabah Antara Pihak Bank Dan Nasabah ?

7. Apakah Bank BNI Syariah juga menerapkan perlindungan konsumen

sesuai dengan konsep ekonomi islam ?

Page 87: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …

DOKUMENTASI

Page 88: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …
Page 89: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …
Page 90: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …
Page 91: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …
Page 92: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SIMPANAN NASABAH BANK …