wrap up hipoksia

5
LI.2. Memahami dan menjelaskan hipoksia LO.I. definisi Hipoksia merupakan penurunan suplai oksigen ke jaringan sampai di bawah tingkat fisiologis, meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai. LO.II. penyebab Oksigen paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik , karena kekurangan O2 dalam atmosfer/karena hipoventilasi (gangguan syaraf otot) Penyakit paru Shunt vena ke arteri ( shunt dari kanan ke kiri pada jaringan) Transpor & pelepasam oksigen yang tidak memadai Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jaringan , misalnya keracunan enzim sel LO.III. Macam – macam Hipoksia dibagi menjadi 4 tipe : 1.Hypoxic hypoxia Yaitu apabila saturasi oksigen berkurang sementara aliran darahnya tetap konstan. Gangguannya terjadi pada difusi oksigen, bisa dari paru ke arteri dan dari kapiler ke jaringan. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh hipoventilasi, berkurangnya fraksi oksigen inspirasi (oksigen di udara bebas berkurang), shunting, V/Q mismatch (v=ventilasi, q=perfusi, kalau v/q=0 berarti ada obstruksi jalur nafas karena ventilasinya 0, kalau v/q=∞ berarti ada obstruksi aliran darah karena perfusinya 0), tercampurnya darah vena dengan saturasi oksigen rendah. 2.Circulatory/stagnant/ischemic hypoxia Yaitu hipoksia yang terjadi karena berkurangnya aliran darah ke kapiler meskipun PO 2 arterinya tetap konstan. Hipoksia ini dipengaruhi oleh sistem kardiovaskular. dapat terjadi pada daerah tertentu karena spasme atau blokade lokal, atau terjadi secara umum karena syok sirkulasi atau gagal jantung kongestif.

Upload: fadli-ilham

Post on 21-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Hipoksia

LI.2. Memahami dan menjelaskan hipoksia

LO.I. definisi

Hipoksia merupakan penurunan suplai oksigen ke jaringan sampai di bawah tingkat fisiologis, meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai.

LO.II. penyebab

Oksigen paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik , karena kekurangan O2 dalam atmosfer/karena hipoventilasi (gangguan syaraf otot)

Penyakit paru Shunt vena ke arteri ( shunt dari kanan ke kiri pada jaringan) Transpor & pelepasam oksigen yang tidak memadai Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jaringan , misalnya keracunan enzim sel

LO.III. Macam – macam

Hipoksia dibagi menjadi 4 tipe :

1.Hypoxic hypoxia

Yaitu apabila saturasi oksigen berkurang sementara aliran darahnya tetap konstan. Gangguannya terjadi pada difusi oksigen, bisa dari paru ke arteri dan dari kapiler ke jaringan. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh hipoventilasi, berkurangnya fraksi oksigen inspirasi (oksigen di udara bebas berkurang), shunting, V/Q mismatch (v=ventilasi, q=perfusi, kalau v/q=0 berarti ada obstruksi jalur nafas karena ventilasinya 0, kalau v/q=∞ berarti ada obstruksi aliran darah karena perfusinya 0), tercampurnya darah vena dengan saturasi oksigen rendah.

2.Circulatory/stagnant/ischemic hypoxia

Yaitu hipoksia yang terjadi karena berkurangnya aliran darah ke kapiler meskipun PO2

arterinya tetap konstan. Hipoksia ini dipengaruhi oleh sistem kardiovaskular. dapat terjadi pada daerah tertentu karena spasme atau blokade lokal, atau terjadi secara umum karena syok sirkulasi atau gagal jantung kongestif.

3.Anemichypoxia

Yaitu hipoksia yang terjadi karena berkurangnya kemampuan darah mentransport O2, bisa karena kurang sel darah merah (penurunan hematokrit), penurunan Hb, atau karena keracunan CO (CO punya afinitas kuat terhadap Hb, oksigen tidak dapat berikatan dengan Hb seakan-akan darah kekurangan Hb). Dalam keadaan ini, jantung melakukan kompensasi dengan meningkatkan stroke volume, heart rate, dan mengurangi resistensi perifer. Selain itu juga terjadi peningkatan rasio ekstraksi oksigen di tingkat sistemik sampai mikrosirkulasi.

4.Cytopathic/histotoxichypoxia

Yaitu hipoksia yang terjadi apabila jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan memadai , namun oleh karena kerja suatu agen toxic, maka sel jaringan tidak mampu menggunakan oksigen yang diberikan.

Terdapat 2 tingkat hipoksia, yaitu :

Page 2: Wrap Up Hipoksia

1.Hipoksia Fulminan

Hipoksia ini terjadi dimana pernafasan menjadi sangat cepat dikarenakan paru-paru menghirup udara tanpa adanya oksigen.Biasanya orang yang mengalami ini akan pingsan setelah beberapa saat kemudian.

2.Hipoksia Akut

Hipoksia ini terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon monoksida. Misalnya terjadi pada seorang pendaki gunung yang tiba-tiba panik takkala udara belerang datang menyergap. Udara bersih akan tergantikan oleh gas beracun, dan akhirnya paru-paru tidak sanggup untuk menyaring udara tersebut kemudian mengalami jatuh pingsan mendadak.

LO.IV.Faktor resiko

Berbagai macam faktor resiko dapat menyebabkan terjadinya hipoksia. Diantaranya disebut faktor maternal, yaitu :

1.Ekslampsia

2.Toxemia

3.Hipertensi

4.Isoimunisasi (infeksi anemia, diabetes melitus)

5.Dan trauma fisik pada ibu hamil yang mengakibatkan syok

LO.V. Gejala

Gejala hipoksia yang dialami dapat bermacam-macam dan berbeda pada setiap individu,diantaranya yaitu :

1.Sianosis

2.Panik

3.Nyeri kepala

4.Kelelahan

5.Mual

6.Penglihatan kabur

7.Kehilangan konsentrasi

8.Kehilangan koordinasi otot

9.Euforia

Page 3: Wrap Up Hipoksia

LO.VI. Penanganan

Ada beberapa cara untuk menangani Hipoksia,yaitu:

1.Terapi Oksigen (O2)

Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, dan untuk menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard. Syarat-syarat pemberian O2 meliputi : Konsentrasi O2

udara inspirasi dapat terkontrol,Tidak terjadi penumpukan CO2, mempunyai tahanan jalan nafas yang rendah, efisien dan ekonomis, dan nyaman untuk pasien. Metode-metode yang digunakan dalam terapi oksigen:

a.Kateter nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 secara kontinu dengan aliran 1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%.

Keuntungan : Pemberian O2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.

Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 yang lebih dari 45%, tehnik memasuk kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat.

b.Kanula nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 kontinu dengan aliran 1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi O2 sama dengan kateter nasal.

Keuntungan : Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul disbanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan nyaman.

Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai O2 berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lendir.

c. Sungkup muka sederhana

Merupakan alat pemberian O2 kontinu atau selang seling 5 – 8 L/mnt dengan konsentrasi O2

40 – 60%.

Keuntungan : Konsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.

Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.

d. Sungkup muka dengan kantong rebreathing :

Page 4: Wrap Up Hipoksia

Suatu tehinik pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 L/mnt

Keuntungan : Konsentrasi O2 lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir

Kerugian : Tidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2 , kantong O2 bisa terlipat.

e. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing

Merupakan tehinik pemberian O2 dengan Konsentrasi O2 mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 L/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasiKeuntungan : Konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.

Kerugian : Kantong O2bisa terlipat.

2.Terapi Oksigen Hiperbarik

3.Pemberian Asetozolamid

Obat ini menghambat karbonat anhidrase menyebabkan peningkatan ekresi Hco3- di urin merangsang pernapasan, meningkatkan PCO2 dan mengurangi pembentukan cairan serebrospinal.

Suatu bentuk terapi dengan cara memberikan 100% O2kepada pasien dalam suatu hyperbaric chamber yaitu ruangan yang memiliki tekanan lebih dari udara atmosfirnormal.