visi pln distribusi jakarta raya dan tangerangthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00782-mn bab...
TRANSCRIPT
53
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan : PLN Daerah Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Gambar 4.1 Logo PLN
Data Perusahaan :
NAMA : PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.
DITETAPKAN : 16 Januari 2003, sesuai SK Direksi PT PLN (Persero) No. 010.K/010/DIR/2003
KANTOR INDUK : Jl. M.I. Ridwan Rais No. 1 Jakarta 10110 Indonesia
BISNIS UTAMA :
• Penjualan Tenaga Listrik
• Pengoperasian, pemeliharaan & pengembang Jaringan Tenaga Listrik Sistem Tegangan
Menengah (20 KV) dan Jaringan Tegangan Rendah (220 V)
TOTAL ASSET : Rp. 2,8 Trilyun
JUMLAH PELANGGAN : 3.073.413 pelanggan ( status Maret 2005
MOTTO: "Kepedulian Kami Kepuasan Anda".
54
4.1.1 Visi dan Misi PLN
Visi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
”Sebagai satu kesatuan usaha PLN. PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
memiliki Visi “Menjadi perusahaan distribusi tenaga listrik yang handal, tangguh dan berkembang”.
Misi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Misi yang diemban adalah :
• Melaksanakan bisnis distribusi tenaga listrik yang berorientasi kepada pelanggan, karyawan
dan pemilik.
• Meningkatkan profesionalisme SDM
• Menjadikan bisnis tenaga listrik sebagai sarana pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
• Melaksanakan usaha sesuai kaidah bisnis
4.1.2 Tujuan dan Sasaran PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Tujuan PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
• Korporatisasi (kelayakan keuangan) sebagai perusahaan yang mandiri
• Transparansi/akuntabilitas dalam bidang peran, tugas, tanggung jawab & wewenang
• Peningkatan efisiensi dan pengembangan usaha
Sasaran PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
• Menyiapkan Strategi Unit Bisnis menjadi anak perusahaan yang mandiri.
• Meningkatkan Customer Value, Share holder Value dan Employee Value.
55
• Meningkatkan kompetensi dan efektifitas kinerja SDM.
• Mengupayakan penerapan tarif tenaga listrik sesuai dengan nilai ekonominya (Customer
Oriented Company)
• Menyediakan tenaga listrik dengan jumlah dan kualitas yang memadai sesuai dengan
kaidah bisnis yang wajar.
4.1.3 Selayang Pandang PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Jakarta sebagai ibukota negara, pusat pemerintahan dan barometer perekonomian nasional
memerlukan dukungan energi listrik yang besar, bermutu dan handal.
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang merupakan salah satu ujung tombak PLN
dalam melayani pelanggan diwilayah DKI Jakarta. Kotamadya Tangerang, Kabupaten Tangerang,
serta sebagian Kabupaten Bogor, Kabupaten Depok dan Kabupaten Bekasi. Total luas wilayah
operasi adalah 2.067 km2.
Tugas pokok PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. meliputi distribusi, penjualan
tenaga listrik dan pelayanan pelanggan. Operasionalisasi tugas pokok tersebut dikendalikan melalui
unsur pelaksana yang terdiri dari 35 Area Pelayanan yang tersebar dipenjuru Jakarta dan
Tangerang, didukung oleh 4 Area Jaringan dan 1 Area Pengatur Distribusi.
Pengembangan bisnis dilakukan dengan berpedoman pada konsep retail dan wire, dimana retail
menekankan pada aktivitas bisnis berorientasi pelanggan dan wire memfokuskan pada
pengembangan jaringan fisik untuk mendukung layanan bagi pelanggan.
Dari sisi retail kegiatan dilaksanakan oleh Area Pelayanan dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas dan kecepatan layanan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang
56
saling berkaitan. Model pelayanan yang dibangun adalah one stop service. Dari sisi wire kegiatan
dilaksanakan oleh Area Jaringan dengan tujuan menjaga mutu dan keandalan pasokan tenaga
listrik.
Dengan didukung oleh aplikasi sistem informasi yang berbasis teknologi mutakhir, menjadikan
sistem pelayanan pelanggan PLN Disjaya & Tangerang menjadi lebih mudah, sehingga pelanggan
dapat menikmati kemudahan-kemudahan proses pelayanan seperti :
• Komunikasi antara Area Pelayanan (AP) dan Area Jaringan (AJ), serta tempat pembayaran
(bank), sehingga program pelayanan satu atap (one stop services) dapat dengan mudah
dilaksanakan.
• Pelanggan dapat mengetahui/monitor status rekening (berjalan atau tunggakan) secara
online melalui aplikasi info rekening yang tersedia.
• Penelusuran data lebih mudah, terutama jika ada complaint dari pelanggan.
Sesuai dengan visi PLN, yaitu menjadi perusahaan pelayanan berkelas dunia yang bertumbuh
kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumbuh pada potensi insani, PT PLN (Persero) Disjaya
dan Tangerang terus berusaha meningkatkan kualitas manajemen mutu dan memberikan
pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggannya. Berkat keseriusan menjalankan proses bisnisnya,
PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang berhasil dalam meningkatkan prestasi kerja dan
mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya:
• Memperoleh Sertifikat ISO 9001: 2000 oleh sepuluh unit Area Pelayanan (APL) dan Area
Jaringan (AJ) di akhir Desember 2004 oleh Badan Sertifikasi SAI Global Indonesia (SAI
Global) dan PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi. Pemberian sertifikat ISO 9001: 2000
diberikan sehubungan dengan prestasi yang telah dicapai oleh unit Area Pelayanan di
57
bidang pelayanan pelanggan, pembacaan meter, pembuatan rekening, pembukuan
pelanggan, penagihan dan pengawasan kredit.
• Di Bulan Maret 2005, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Quadrant Positioning and
Branding, Call Center 123 PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang memperoleh penghargaan
sebagai call center terbaik pada kategori perusahaan public service oleh Majalah Marketing
dan Center of Customer Satisfaction & Loyalty.
4.1.4 Struktur Organisasi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Sejarah berdirinya PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang diawali pada tahun 1897, yaitu
dengan mulai digarapnya bidang listrik oleh salah satu perusahaan Belanda (NV NIGM) yang
ditandai dengan pendirian pusat pembangkitan tenaga listrik (PLTU) yang berlokasi di Gambir.
Sejalan dengan pasang surutnya sejarah perjuangan bangsa, maka pada masa pemerintahan
Jepang NV NIGM (Belanda) diambil alih oleh Pemerintah Jepang yang pada akhirnya dialihkan ke
perusahaan Djawa Denki Jogyosha Djakarta Shisha.
Dengan berakhirnya kekuasaan Jepang pada 17 Agustus 1945, maka dibentuklah Djawatan Listrik
dan Gas Tjabang Djakarta yang selanjutnya dikembalikan lagi kepada pemilik asal (NV NIGM) pada
tahun 1947 dan namanya berubah menjadi NV OGEM. Kemudian dengan berakhirnya masa konsesi
NV OGEM Cabang Jakarta yang selanjutnya diikuti dengan nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia
sesuai Keputusan Menteri PU dan Tenaga No. U 16/9/I tanggal 30 Desember 1953, maka pada
tanggal 01 Januari 1954 dilakukan serah terima dan pengelolaannya diserahkan ke Perusahaan
Listrik Jakarta dengan wilayah kerjanya adalah meliputi Jakarta Raya dan Ranting Kebayoran &
Tangerang.
58
Seiring dengan berjalannya waktu, maka perubahan pun terus bergulir sesuai kronologi berikut ini:
1. Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 dan PP No. 67 tahun 1961, dibentuk Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN) khusus untuk wilayah Jakarta dengan nama
Perusahaan Listrik Negara Exploitasi XII.
2. Berdasarkan SK Direksi BPU PLN No. Kpts/030/DIRPLN/62 tanggal 21 Desember 1962,
wilayah kerja PLN Exploitasi XII dibagi menjadi 7 buah distrik dengan kelas yang berbeda-
beda.
3. Pada tahun 1965 terjadi perubahan tanggung jawab, dimana PLN Exploitasi XII meliputi
Cabang Gambir & Cempaka Putih, Jakarta Kota, Kebayoran, Jatinegara & Cawang,
Tangerang dan Cabang Tanjung Priok pada tahun 1970.
4. Berdasarkan PP No. 18 tahun 1972, status Perusahaan Listrik Negara dirubah menjadi
Perusahaan Umum Listrik Negara.
5. >Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No. 01/Prt/1973 tanggal 23 Maret 1973, PLN
Exploitasi XII dirubah menjadi Perum Listrik Negara Distribusi IV yang meliputi Cabang
Gambir, Kota, Kebayoran, Jatinegara, Tanjung Priok, Tngerang dan Bengkel Karet.
6. Berdasarkan SK Menteri PUTL No. 45/Kpts/1976 tanggal 8 Agustus 1976, nama PLN
Distribusi IV dirubah menjadi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (sesuai SE Direksi
PLN No. 025/PST/1976 tanggal 17 April 1976).
7. Berdasarkan penjelasan dan pengumuman Pemerintah tentang pembentukan Kabinet
Pembangunan III tanggal 29 Maret 1978, PLN yang semula bernaung di bawah
Departemen PUTL dialihkan menjadi di bawah naungan Departemen Pertambangan dan
Energi.
8. Pada kurun waktu 1984 s/d 1988 terjadi beberapa penambahan Unit Kerja, sehingga PLN
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang memiliki tujuh cabang sebagai unsur pelaksana,
59
satu unit pengatur distribusi dan satu bengkel pemeliharaan kelistrikan. Dua yang disebut
terakhir adalah sebagai unsur penunjang:
9. Berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994, PLN yang dulunya dikenal
sebagai PERUM berubah statusnya menjadi PERSERO, sehingga namanya berubah menjadi
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.
10. Berdasarkan White Paper Mentamben Agustus 1998, maka Pemerintah meluncurkan
kebijakan Restrukturisasi Sektor Ketenagalistrikan sesuai Keputusan Menko WASPAN No.
39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT PLN (Persero) Kantor Pusat, maka PT PLN
(Persero) Distribusi Jakarta Raya & Tangerang diarahkan kepada Stategic Business
Unit/Investment Centre.
11. Sehubungan dengan butir no. 10 di atas, maka Direksi PLN telah mengeluarkan SK No.
161.K/010/DIR/2000 tanggal 05 September 2000 tentang organisasi PT PLN (Persero) Unit
Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Sesuai SK Direksi tersebut, maka susunan
organisasi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah
sebagai berikut:
a. Unsur Pimpinan adalah General Manager
b. Unsur pembantu pimpinan, meliputi bidang-bidang:
1. Pemasaran dan Pengembangan Usaha
2. Pelayanan Pelanggan
3. Komersil
4. Perencanaan
5. Operasi dan Pelayanan Gangguan
6. Pemeliharaan
7. Logistik
8. Teknologi Informasi
60
9. Keuangan
10. Akuntansi
11. Organisasi dan SDM
12. Hukum
13. Hubungan Masyarakat
14. Umum
c. Unsur Pengawasan, oleh Auditor Intern
d. Unit Pelayanan (UP)
e. Unit Pengelola Jaringan (UPJ)
f. Unit Gardu Induk
g. Unit Pengatur Distribusi (UPD)
12. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.010.K/010/DIR/2003
tanggal 16 Januari 2003 tentang Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi se Jawa-Bali, maka
susunan organisasi PT PLN (Persero) Distribusi se Jawa-Bali sebagai berikut :
a. Unsur Pimpinan adalah General Manager
b. Unsur pembantu pimpinan, meliputi bidang-bidang:
1. Perencanaan
2. Distribusi
3. Niaga
4. Keuangan
5. SDM dan Organisasi
6. Komunikasi Hukum dan Administrasi
c. Unsur Pengawasan, oleh Auditor Intern
d. Area Pelayanan (AP)
e. Area Jaringan (AJ)
61
f. Area Pengatur Distribusi (APD)
g. Area Pelayanan dan Jaringan :
- Unit Pelayananan
- Unit Pelayananan Jaringan
- Unit Pelayananan dan Jaringan
( untuk sementara struktur organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang masih mengacu kepada butir No.11 )
4.1.5 Struktur Organisasi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PLN Daerah Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
(sumber : website resmi PLN Disjaya)
62
4.1.6 Peluang dan Keunggulan PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Peluang
Tingginya pertumbuhan akan permintaan tenaga listrik yang mencapai 11% sebelum terjadinya
krisis moneter, merupakan suatu peluang bisnis yang menjanjikan.
Pemulihan ekonomi yang mulai bergulir saat ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan akan
permintaan tenaga listrik yang sempat terpuruk pada tahun 1998. Hal ini terlihat dari angka
pertumbuhan yang bergerak naik dari -8,96% pada tahun 1998 menjadi 6,45% pada tahun 1999
dan sesuai perkiraan menjadi 12,75% pada akhir tahun 2000.
Keunggulan
Memiliki sistem kelistrikan yang andal, dengan dukungan sistem Jaringan Tenaga Listrik (JTL) yang
terdiri dari:
• Sistem JTL yang lengkap yang terdiri dari JTM 11.510 Kms, JTR 25.087 Kms, Gardu
Distribusi (GD) 11.006 unit, Gardu Hubung (GH) 173 unit (status Januari 2003) dan
konfigurasi jaringan yang sedemikian rupa sehingga menjamin keandalan pasokan tenaga
listrik ke konsumen.
• Tersebarnya Area-Area Pelayanan yang berjumlah 35 unit di Wilayah Distribusi Jakarta dan
Tangerang yang mendekati konsentrasi pelanggan, sehingga menjamin kecepatan
pelayanan kepada masyarakat pelanggan.
4.1.7 Pelayanan Publik PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Untuk melayani kebutuhan pelanggan akan listrik, maka PLN memiliki layanan publik seperti :
63
1. Rekening Anda
Layanan publik yang dibuat PLN untuk mengetahui jumlah tagihan listrik tiap bulannya.
Layanan ini dapat diakses dengan mudah melalui situs PLN, yakni
http://www.plnjaya.co.id/Rekening_Anda.asp?idM=4&idSM=1
2. P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik)
Pencurian aliran listrik melalui cara apapun merupakan tindak kejahatan yang tidak hanya
merugikan PT PLN (Persero) sebagai pemasok tenaga listrik, namun juga sangat merugikan
pelanggan yang baik dan masyarakat setempat. Misalnya, tegangan menjadi turun dan
mengakibatkan peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai sumber
energinya akan cepat rusak karena tidak dapat berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu PLN, membuat suatu layanan untuk mengatasi masalah pencurian tenaga
listrik ini yang dikenal dengan layanan P2TL. Untuk melaksanakan Penertiban Pemakaian
Aliran Listrik maka PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang membentuk
regu-regu P2TL, yang mana sebelum tahun 2000 dikenal dengan nama Operasi Penertiban
Aliran Listrik (OPAL). Regu-regu P2TL ini bertugas sesuai dengan tanggung jawab yang
cukup berat, yaitu melakukan pemeriksaan kepada para pelanggan dan non pelanggan
secara jujur dan tegas.
Informasi perihal adanya kecurigaan pemakaian aliran listrik secara tidak sah juga dapat
disampaikan ileh informan siapapun kepada PLN Area Pelayanan terdekat, dan secepat
mungkin ditindaklanjuti oleh petugas terkait. Jangan khawatir, seluruh informasi tetap akan
dijaga kerahasiaannya, serta bila menyangkut oknum yang masih melibatkan PLN juga
akan ditindak secara tegas.
64
3. TDL (Tarif Dasar Listrik)
Listrik menempuh perjalanan panjang untuk dapat sampai ke ruang keluarga anda. Tak
dapat dipungkiri bahwa merosotnya nilai tukar rupiah telah menyebabkan lonjakan biaya
dalam upaya PLN menyediakan tenaga listrik bagi pelanggannya karena sebagian besar
dari biaya itu harus PLN bayar dalam mata uang asing. Biaya penyediaan tenaga listrik
meningkat menjadi jauh lebih tinggi dari harga jual atau tarif yang dapat dibayar oleh
masyarakat. Dengan ditetapkannya tarif dasar listrik, maka diharapkan dapat menunjang
kebutuhan pelanggan akan listrik, juga meningkatkan pelayanan PLN itu sendiri.
4. Keluhan Pelanggan
Menanggapi keluhan untuk menghasilkan kepuasan pelanggan merupakan unsur penting
bagi PLN. Pelayanan ini dapat di akses dengan mudah di situsnya PLN yakni
http://www.plnjaya.co.id/pelayanan/pelayanan_pelanggan.asp?idM=4&idSM=
4
5. One Stop Service (PESAT : Pelayanan Satu Tempat)
Layanan ini memberikan solusi dan kemudahan bagi pelanggan/calon
pelanggan yang ingin Pasang Baru, Penambahan Daya, Pengaduan Rekening Listrik atau
permasalahan listrik lainnya dapat diselesaikan satu tempat, yaitu di kantor Area Pelayanan (AP).
Tujuan layanan ini agar pelanggan dapat mudah berurusan dengan PLN hanya di satu tempat, dan
pelanggan jangan sampai terjerumus oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab (calo).
Kerjasama pelanggan sangat kami harapkan agar tidak berurusan dengan calo dan tidak segan-
65
segan untuk memberi masukkan kepada PLN bila mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan.
Untuk tercapainya tujuan di atas, petugas di Area Pelayanan telah diberikan pelatihan mengenai
etika pelayanan dan proses bisnis dan penyederhanaan pengurusan serta membuat branding dari
PESAT dengan motto Kemudahan layanan untuk Anda serta membuka waktu pelayanan pada
hari Sabtu dan Minggu.
6. One TO One Marketing (PELANGI : Peduli Pelanggan Inti)
Merupakan pelayanan kepada pelanggan potensial yang bersifat individual
agar mendapatkan pelayanan yang khusus.
Dengan perubahan paradigma sebagai pelayan kepada pelanggan maka PLN Distribusi Jakarta
Raya dan Tangerang harus menjemput bola dan salah satunya adalah mendekatkan diri kepada
semua pelanggan khususnya pelanggan potensial (Pelanggan tegangan menengah dan pelanggan
tegangan tinggi).
Untuk tercapainya tujuan di atas maka dilakukan identifikasi dan segmentasi pelanggan tegangan
menengah dan pelanggan tegangan tinggi serta melakukan kunjungan ke pelanggan potensial
untuk mengetahui kebutuhan/masalah pelanggan.
Program layanan ini dilaksanakan langsung oleh Manager Area Pelayanan dibantu oleh staf dan
membuat branding dari PELANGI dengan motto Layanan Pribadi untuk Anda.
7. Peningkatan dan Pengembangan Pusat Pelayanan Gangguan melalui No.telepon
123
Call Center 123 merupakan pusat pelayanan informasi dan keluhan pelanggan baik
masalah gangguan listrik, catat meter, tagihan rekening, tarif, dan keluhan lainnya.
66
Saat ini Call Center 123 menggunakan 60 satuan sambungan telepon (SST) dan dilayani oleh
58 teleponis yang bekerja tiga shift selama 24 jam, dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Berbagai informasi yang dapat dilayani seperti gangguan listrik, tagihan, pemadaman,
pemeliharaan, catat meter, info biaya pasang baru/rubah daya, dan keluhan non teknis.
Berbagai macam aplikasi yang ada pada Call Center 123 PLN :
• APLIKASI INFO TAGIHAN REKANING LISTRIK
• APLIKASI KELUHAN PELANGGAN & INFO PENCURIAN
• APLIKASI SIMULASI PB & PD
• APLIKASI INFO IKHTISAR TARIF DASAR LISTRIK
• APLIKASI INFO PERSYARATAN PB & PD
• APLIKASI POP-UP SCREEN DI KOMPUTER AGENT
• APLIKASI INPUT STAND METER
• APLIKASI PENGADUAN GANGGUAN ALIRAN LISTRIK
8. Peningkatan Mutu Baca Meter
Untuk meningkatkan mutu baca meter, PT PLN (PERSERO) Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang bekerja sama dengan perusahaan profesional pengelola tenaga kerja pencatatan
meter untuk mengatasi masalah pencatatan meter.
Tujuan menunjukkan keseriusan PLN dalam menangani masalah kesalahan baca meter
sehingga pembacaan stand meter dapat dilakukan setiap bulan sesuai jadwal dan dapat
melayani koreksi rekening seketika dengan penggunaan PDE (Portable Data Entry)
67
Untuk mencapai sasaran di atas telah dilakukan workshop bagi petugas catat meter dan
penataan ulang route baca meter dan sekaligus pembacaan percontohan masing-masing Area
Pelayanan sebanyak 3 RBM (route baca meter) untuk ± 500 pelanggan. Kerjasama pelanggan
sangat kami harapkan, apabila mengetahui hal-hal yang tidak baik pada saat pencatatan meter
oleh petugas, pelanggan dapat melaporkan melalui 123 atau area pelayanan terdekat.
9. Kemudahan Pembayaran rekening listrik melalui PRAQTIS (Pembayaran
Rekening Listrik Fleksibel dan Otomatis).
Hingga saat ini bank-bank yang sudah bekerja sama bertindak
sebagai penyelnggaran PRAQTIS adalah : Bank BRI, Bank Lippo,
Bank Ekonomi, Bank Buana, Bank Haga, Bank Hagakita, Bank Bumiputera, Bank BCA, Bank
Victoria, Bank Panin, Bank Bukopin, Bank BTN, Bank Tokyo Mitsubishi.
Tujuan memberikan fasilitas kemudahan untuk pembayaran rekening listrik dan memberikan
alternative kepada pelanggan mengenai cara pembayaran rekening selain payment point
tradisional dapat melakukan pembayaran melalui bank baik cara off line maupun bank dengan
cara on line atau pembayaran melalui ATM (PRAQTIS).
Untuk mencapai tujuan diharapkan pelanggan memanfaatkan online payment point (PRAQTIS)
dan dapat dilakukan pada bank-bank yang telah bekerjasama dengan PLN, masih akan banyak
lagi bank-bank yang akan bekerjasama dengan PLN yang saat ini masih dalam proses. s
Bank penyelenggara PRAQTIS dapat dilihat dengan adanya branding PRAQTIS dengan motto
Pembayaran rekening listrik fleksibel.
68
10. Peningkatan Pelayanan Penyambungan Baru dan Perubahan Daya
Tujuan meningkatkan pelayanan PB/PD dengan memberikan kepastian informasi serta
ketepatan waktu penyambungan baru dan penambahan daya dengan menerapkan pola
10/30/100 yaitu batas maksimal pelaksanaan 10 hari bila PB/PD tidak memerlukan
penambahan jaringan dan 30 hari bila PB/PD memerlukian perluasan jaringan tegangan rendah
serta 100 hari artinya bila PB/PD memerlukan pembangunan gardu. Untuk mencapai tujuan di
atas maka perlu penyiapan dukungan logistic yang handal dan konsisten serta melakukan
pemantauan/evaluasi kecepatan penyambungan AP dan APJ melalui WAN (Wide Area
Network).
11. Peningkatan Pelayanan Gangguan
Tujuannnya adalah meningkatkan kecepatan pelayanan gangguan, memberitahukan
rencana waktu pemadaman karena pemeliharaan, mempercepat pemulihan gangguan
listrik dan memberikan kepastian informasi rencana waktu pemulihan gangguan.
Untuk tercapainya tujuan di atas maka perlu menambah regu gangguan tegangan rendah
dengan melibatkan tenaga dari AKLI, menempatkan koordinator regu-regu gangguan di
tiap AP agar pelayanan terhadap gangguan dapat lebih cepat serta menetapkan standar
waktu pemulihan gangguan untuk gangguan sambungan rumah dan jaringan tegangan
rendah paling lambat 3 jam dan menambah peralatan kerja dan mobil dinas gangguan.
69
12. Peningkatan Citra Perusahaan.
Tujuannya adalah membangun kembali citra PLN sebagai perusahaan yang terpercaya dan
meyakinkan pelanggan akan kesungguhan PLN dalam menangani masalah dan meningkatkan
kepedulian pelanggan terhadap kesinambungan penyediaan tenaga listrik.
Segala langkah sosialisasi kepada masyarakat dilakukan oleh seluruh karyawan PLN Disjaya dan
Tangerang melalui radio swasta di DKI Jakarta dengan melaksanakan talk show dan dialog
interactive terhadap semua permasalahan yang ada di masyarakat dan mencetak publikasi di
media cetak dan mengadakan acara temu pelanggan agar dapat diketahui permasalahan
pelanggan secara langsung dan juga melakukan survey kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan. Disamping hal di atas PLN Disjaya melakukan perubahan penampilan terhadap
mobil-mobil dinas di lapangan agar lebih dekat dengan pelanggan
Untuk meningkatkan pelayanan pelanggan dan dalam rangka memotivasi petugas maka PLN
Disjaya juga mengeluarkan standar pelayanan yang harus diterapkan di setiap AP dan APJ
sebagai berikut :
• Untuk mempercepat proses pelayanan, anda dapat menghentikan mobil unit pelayanan
gangguan yang sedang melintas dan melapor. Petugas di mobil unit itu akan segera
meneruskan laopran anda ke petugas piket di kantor pelayanan gangguan melalui
komunikasi radio. Selanjutnya petugas piket akan mengkoordinasikan pelayanan
gangguan untuk anda.
• PT PLN (Persero) bertanggung jawab atas seluruh gangguan atau kerusakan yang
terjadi pada asset milik PT PLN (Persero), yaitu jaringan TM, Gardu PT. PLN (Persero)m,
70
jaringan TR, saluran masuk pelayanan (SMP) dan Alat Pembatas dan Pengukur (APP).
Untuk memperbaiki asset milik PT PLN (Persero) tersebut, pelanggan sama sekali tidak
dikenai biaya apapun. Jika ada petugas PT PLN (Persero) minta bayaran, atau biaya
penggantian alat/materi PT PLN (Persero) yang rusak, maka tindakan itu adalah illegal.
• Kerusakan yang terjadi pada instalasi milik pelanggan merupakan tanggung jawab
pelanggan. Petugas PT PLN (Persero) tidak diperbolehkan melayani permintaan
perbaikan kerusakan yang terjadi pada instalasi milik pelangggan. Untuk memperbaiki
kerusakan pada instalasi milik pelanggan harap menghubungi Biro Instalatir.
13. SMS BILLING
Untuk memberikan alternatif pelayanan yang lebih cepat, mudah dan
pribadi, PLN telah meluncurkan layanan informasi melalui Short
Message Service (i-SMS). I-SMS adalah sarana aplikasi berbasis web
untuk melakukan pelayanan pengiriman informasi melalui SMS kepada pelanggan seperti tagihan
rekening listrik, batas waktu pembayaran, persyaratan pasang baru, serta informasi lainnya yang
dibutuhkan pelanggan melalui SMS. Tujuan i-SMS adalah terciptanya suatu informasi langsung dari
PLN kepada pelanggannya, atau sebaliknya dari pelanggan ke PLN, sehingga usaha peningkatan
pelayanan dan pemenuhan kepuasan pelanggan bisa tercapai. I-SMS juga dimaksudkan untuk
menciptakan komunikasi interaktif antara pelanggan dan PLN. Kode akses khusus mengakses i-SMS
adalah: 8123
Pelanggan yang terdaftar sebagai pengguna layanan (member) akan mendapat kiriman sejumlah
informasi lewat SMS rutin setiap bulannya. Isi layanan yang akan diterima pelanggan SMS interaktif
71
setiap bulannya antara lain :
• Informasi tagihan rekening listrik bulan terakhir
• Informasi batas waktu pembayaran
• Informasi pemadaman bagi pelanggan tertentu
Pelanggan yang berminat menjadi member harus mendaftarkan diri dengan cara mengirimkan
SMS, ketik : PLN<spasi>on<spasi>ID pelanggan, contoh : PLN on 540011223344. Kirim ke : 8123
Pelanggan yang tidak terdaftar sebagai pelanggan i-SMS dapat menggunakan layanan ini.
Pelanggan melakukan permintaan SMS dengan mengakses nomer i-SMS 8123 untuk mendapatkan
informasi antara lain :
• Informasi tagihan rekening listrik
• Informasi persyaratan pasang baru
• Informasi persyaratan perubahan daya
• Informasi lainnya
Biaya layanan SMS interaktif dibagi dua jenis yaitu :
a. Biaya layanan SMS Member sebesar Rp. 500,- (Untuk kartu pasca bayar dan prabayar)
b. Biaya layanan SMS on Demand sebesar Rp. 700,- (untuk kartu Pascabayar) dan Rp. 750, (untuk
kartu prabayar).
Contoh penggunaan i-SMS :
1. Informasi Tagihan Rekening Listrik bulan berjalan
Pelanggan yang ingin mengetahui besar tagihan rekening listrik pada bulan berjalan, dapat
dilakukan dengan cara :
72
Format : Rek<spasi>IDPelanggan
Contoh : Rek 540011223344
Kirim ke : 8123
2. Informasi Tagihan Rekenign Listrik bulan tertentu
Pelanggan yang ingin mengetahui besar tagihan rekening listrik pada bulan tertentu, dapat
dilakukan dengan cara :
Format : Rek<spasi>IDPelanggan<spasi>Bulan<spasi>Tahun
Contoh : Rek 540011223344 8 2004
Kirim ke : 8123
3. Informasi Penyambungan Baru
Calon pelanggan yang ingin mengetahui syarat-syarat dan besar biaya penyambungan baru tenaga
listrik (Daya = 450, 900, 1300, dan 2200), dapat dilakukan :
Format : PSB<spasi>Tarif<spasi>Daya VA
Contoh : PSB R1 2200
Kirim ke : 8123
Operator Seluler yang masuk dalam i-SMS PLN :
1. Telkomsel (Halo, Simpati, dan Kartu As)
2. Indosat Group (IM3, Mentari dan Matrix)
3. Telkom Flexi
4. Mobile 8 (Fren)
Itulah beberapa jenis layanan public yang dilakukan oleh PLN untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya.
73
4.2 Profil Responden
Responden yang diteliti ini adalah pelanggan PLN yang datang pada customer service PLN
Menteng, Jakarta Pusat pada tanggal 9-10 Juni 2009. penjelasan mengenai profil responden
bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari responden terpilih. Hal tersebut diukur berdasarkan
bagian profil responden yang terdapat pada kuesioner, yaitu penggolongan berdasarkan jenis
kelamin, usia responden, status responden, kebutuhan responden dalam menggunakan listrik , dan
responden yang pernah menghubungi call center 123 PLN.
Dari penggolongan ini akan diperoleh suatu kesimpulan mengenai karakteristik responden. Dan
penggolongan tersebut akan disajikan sebagai berikut :
4.2.1 Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data – data yang telah diperoleh dari 100 kuesioner yang diedarkan pada penelitian
ini, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yaitu :
Tabel 4.1 Data Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
Pria 56 56%
Wanita 44 44%
Total Jumlah 100 orang 100 %
Sumber : Data Primer Diolah
74
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden atau sampel yang diteliti terdapat
56% responden pria atau sebanyak 56 responden dan 44% responden wanita atau sebanyak 44
responden. Jumlah responden pria lebih banyak dibandingkan responden wanita. Hal ini
dikarenakan kebanyakan pria lebih mengerti dalam mengurusi administrasi maupun mengerti akan
kebutuhan penggunaan kebutuhan sehari-hari seperti penggunaan listrik.
Persentasenya dapat dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini :
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pria56%
Wanita44%
Pria Wanita
Gambar 4.3 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin
(sumber : Data Primer Diolah)
4.2.2 Berdasarkan Usia
Berdasarkan data – data yang telah diperoleh dari 100 kuesioner yang diedarkan pada penelitian
ini, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia responden, yaitu :
Tabel 4.2 Data Berdasarkan Usia Responden
Usia Responden Jumlah Responden Persentase
75
≤ 20 tahun 12 12%
20 – 29 tahun 36 36%
30 – 39 tahun 30 30%
≥ 40 tahun 22 22%
Total Jumlah 100 Responden 100 %
Sumber : Data Primer Diolah.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden atau sampel yang diteliti terdapat
12% responden berusia ≤ 20 tahun atau sebanyak 12 responden, 22% responden berusia 20 – 29
tahun atau sebanyak 22 responden, 30% responden berusia 30 – 39 tahun atau sebanyak 30
responden, dan 36% responden berusia ≥ 40 tahun atau sebanyak 36 responden.
Persentasenya dapat dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini :
Data Berdasarkan Usia Responden
Kurang = 20 tahun12%
20 ‐ 29 tahun36%30 ‐ 39 tahun
30%
Lebih dari = 40 tahun22%
Kurang = 20 tahun 20 ‐ 29 tahun 30 ‐ 39 tahun Lebih dari = 40 tahun
Gambar 4.4 Persentase Berdasarkan Usia Responden
(sumber : Data Primer Diolah)
76
4.2.3 Berdasarkan status responden
Berdasarkan data – data yang telah diperoleh dari 100 kuesioner yang diedarkan pada
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan
status responden, yaitu :
Tabel 4.3 Data Berdasarkan Status Responden
Status Responden Jumlah Responden Persentase
Pelajar / mahasiswa 16 16%
Pegawai Swasta 26 26%
TNI / Polri 12 12%
Pegawai Negeri 21 21%
Pensiunan 13 13%
Pedagang / Industri 8 8%
Lain - lain 4 4%
Total Jumlah 100 Responden 100%
Sumber : Data Primer Diolah.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden atau sampel yang diteliti terdapat
16% responden berstatus pelajar/mahasiswa atau sebanyak 16 responden, 26% responden
berstatus pegawai status atau sebanyak 26 responden, 12% responden berstatus TNI / Polri atau
sebanyak 12 responden, 21% responden berstatus pegawai negeri atau sebanyak 21 responden,
13% responden berstatus pensiunan atau sebanyak 13 responden, 8% responden berstatus
pedagang / industri atau sebanyak 8 responden, 4% responden berstatus lain – lain atau sebanyak
4 responden.
77
Persentasenya dapat dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini :
Data Berdasarkan Status Responden
TNI / Polri12%
Pegawai Negeri21%
Pensiunan13%
Pedagang / Industri8%
Lain‐Lain4%
Pelajar / Mahasiswa16%
Pegawai Swasta26%
Pelajar / Mahasiswa Pegawai Swasta TNI / Polri Pegawai Negeri Pensiunan Pedagang / Industri Lain‐Lain
Gambar 4.5 Persentase Berdasarkan Status Responden
(sumber : Data Primer Diolah)
4.2.4 Berdasarkan kebutuhan responden dalam penggunaan listrik
Berdasarkan data – data yang telah diperoleh dari 100 kuesioner yang diedarkan pada
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan
kebutuhan responden, yaitu :
78
Tabel 4.4 Data Berdasarkan alasan penggunaan listrik dalam pemenuhan
kebutuhan
Kebutuhan Responden Jumlah Responden Persentase
Rumah Tangga 50 50%
Industri 4 4%
Usaha / Bisnis 38 38%
Institusi / Organisasi 5 5%
Lain-lain 3 3%
Total Jumlah 100 Responden 100%
Sumber : Data Primer Diolah.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden atau sampel yang diteliti terdapat
50% responden untuk kebutuhan rumah tangga atau sebanyak 50 responden, 4% responden
untuk kebutuhan industri atau sebanyak 4 responden, 38% responden untuk kebutuhan usaha /
bisnis atau sebanyak 38 responden, 5% responden untuk kebutuhan institusi / organisasi atau
sebanyak 5 responden, dan 3% responden untuk kebutuhan lain-lain atau sebanyak 3 responden.
Persentasenya dapat dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini :
( Gambar persentase ada pada halaman berikutnya)
79
Data Berdasarkan Kebutuhan Responden Menggunakan Listrik
Lain‐Lain3%
Institusi / Organisasi5%
Usaha / Bisnis38%
Industri4%
Rumah Tangga50%
Rumah Tangga Industri Usaha / Bisnis Institusi / Organisasi Lain‐Lain
Gambar 4.6 Persentase Berdasarkan Kebutuhan Responden Menggunakan Listrik
(sumber : Data Primer Diolah)
4.2.5 Berdasarkan Frekuensi Responden Menghubungi Callcenter 123 PLN.
Berdasarkan data – data yang telah diperoleh dari 100 kuesioner yang diedarkan pada
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan
frekuensi responden menghubungi callcenter 123 PLN, yaitu :
Tabel 4.5 Data Berdasarkan alasan penggunaan listrik dalam pemenuhan kebutuhan
Jumlah Frekuensi Jumlah Responden Persentase
80
2 – 5 kali 25 25%
5 – 8 kali 40 40%
≥ 8 kali 35 35%
Total Jumlah 100 Responden 100%
Sumber : Data Primer Diolah.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden atau sampel yang diteliti terdapat
25% responden pernah menghubungi callcenter 123 PLN 2 – 5 kali atau sebanyak 25 responden,
40% responden pernah menghubungi callcenter 123 PLN 5 – 8 kali atau sebanyak 40 responden,
35% responden pernah menghubungi callcenter 123 PLN ≥ 8 kali atau sebanyak 35 responden.
Persentasenya dapat dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini :
Data Berdasarkan Frekuensi Menghubungi Call Center 123 PLN
2 ‐ 5 kali25%
5 ‐ 8 kali 40%
Lebih dari 8 kali35%
2 ‐ 5 kali 5 ‐ 8 kali Lebih dari 8 kali
Gambar 4.7 Persentase Berdasarkan Frekuensi Menghubungi Call Center 123 PLN
(sumber : Data Primer Diolah)
81
Correlations
1 .726** .508** .467** .434** .432** .463** .432** .707**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
100 100 100 100 100 100 100 100 100.726** 1 .558** .548** .546** .494** .560** .599** .793**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100.508** .558** 1 .580** .543** .472** .494** .454** .729**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100.467** .548** .580** 1 .596** .572** .631** .629** .799**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100.434** .546** .543** .596** 1 .655** .686** .633** .818**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100.432** .494** .472** .572** .655** 1 .620** .618** .775**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100.463** .560** .494** .631** .686** .620** 1 .771** .836**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100.432** .599** .454** .629** .633** .618** .771** 1 .822**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100.707** .793** .729** .799** .818** .775** .836** .822** 1.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100
Pearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)N
praq1
praq2
praq3
praq4
praq5
praq6
praq7
praq8
Total_Praqtis
praq1 praq2 praq3 praq4 praq5 praq6 praq7 praq8 Total_Praqtis
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
4.3 Uji Validitas Tiap Variabel
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur
sehingga benar – benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dalam penelitian
ini dilakukan terhadap 100 responden. Setiap pertanyaan dalam kuesioner akan dinyatakan
valid jika r hitung < r tabel didapat dari perhitungan dengan menggunakan program SPSS 15.0,
yaitu sebesar 0,31.
Uji validitas variabel X1 (Program Layanan PRAQTIS)
Hasilnya sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel X1 (Program Layanan PRAQTIS)
(sumber : Hasil Pengolahan Data)
82
Dari data di atas, maka kita dapat melihat hasil uji validitas variabel X1, yaitu :
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas X1 berdasarkan R hitung
Pernyataan R hitung Hasil validitas
Praq1 0,707 valid
Praq2 0,793 valid
Praq3 0,729 valid
Praq4 0,799 valid
Praq5 0,818 valid
Praq6 0,775 valid
Praq7 0,836 valid
Praq8 0,822 valid
Sumber : Pengolahan Data
Dari tabel uji validitas di atas, maka kita dapat simpulkan bahwa semua pernyataan dalam variable
X1 (program layanan PRAQTIS) adalah valid.
83
Correlations
1 .731** .543** .489** .506** .494** .435** .303** .248* .385** .260** .279** .687**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .013 .000 .009 .005 .000
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.731** 1 .591** .626** .591** .650** .441** .255* .258** .411** .335** .346** .761**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .010 .010 .000 .001 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.543** .591** 1 .648** .598** .532** .291** .262** .265** .386** .200* .310** .683**.000 .000 .000 .000 .000 .003 .008 .008 .000 .046 .002 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.489** .626** .648** 1 .641** .669** .421** .308** .260** .355** .378** .325** .745**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .009 .000 .000 .001 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.506** .591** .598** .641** 1 .752** .410** .438** .322** .353** .331** .430** .776**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.494** .650** .532** .669** .752** 1 .480** .404** .451** .364** .380** .449** .809**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.435** .441** .291** .421** .410** .480** 1 .489** .523** .485** .421** .315** .677**.000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.303** .255* .262** .308** .438** .404** .489** 1 .539** .615** .265** .421** .626**.002 .010 .008 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .008 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.248* .258** .265** .260** .322** .451** .523** .539** 1 .549** .518** .547** .640**.013 .010 .008 .009 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.385** .411** .386** .355** .353** .364** .485** .615** .549** 1 .450** .563** .695**.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.260** .335** .200* .378** .331** .380** .421** .265** .518** .450** 1 .556** .593**.009 .001 .046 .000 .001 .000 .000 .008 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.279** .346** .310** .325** .430** .449** .315** .421** .547** .563** .556** 1 .650**.005 .000 .002 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.687** .761** .683** .745** .776** .809** .677** .626** .640** .695** .593** .650** 1.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
cc1
cc2
cc3
cc4
cc5
cc6
cc7
cc8
cc9
cc10
cc11
cc12
Total_CC
cc1 cc2 cc3 cc4 cc5 cc6 cc7 cc8 cc9 cc10 cc11 cc12 Total_CC
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Uji Validitas Variabel X2 (Layanan Call Center 123 PLN)
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Layanan Call Center 123PLN)
(sumber : Pengolahan Data)
Dan hasil uji validitas X3 berdasarkan r hitung adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas X2 berdasarkan R hitung
Pernyataan R hitung Hasil validitas
CC1 0,687 valid
84
CC2 0,761 valid
CC3 0,683 valid
CC4 0,745 valid
CC5 0,776 valid
CC6 0,809 valid
CC7 0,677 valid
CC8 0,626 valid
CC9 0,640 valid
CC10 0,695 valid
CC11 0,593 valid
CC12 0,650 valid
Sumber : Pengolahan Data
Dari tabel uji validitas di atas, maka kita dapat simpulkan bahwa semua pernyataan dalam variable
X3 (layanan call center 123 PLN) adalah valid.
Uji Validitas Variabel Y (Citra PLN)
Dan hasil uji validitas X3 berdasarkan r hitung adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Y berdasarkan R hitung
Pernyataan R hitung Hasil validitas
Cit1 0,663 valid
Cit2 0,670 valid
Cit3 0,596 valid
85
Cit4 0,654 valid
Cit5 0,721 valid
Cit6 0,745 valid
Cit7 0,756 valid
Cit8 0,728 valid
Cit9 0,751 valid
Sumber : Pengolahan Data
Dari tabel uji validitas di atas, maka kita dapat simpulkan bahwa semua pernyataan dalam variable
Y (Citra PLN) adalah valid.
86
Correlations
1 .563** .465** .293** .327** .364** .406** .333** .481** .663**.000 .000 .003 .001 .000 .000 .001 .000 .000
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.563** 1 .404** .494** .336** .440** .314** .404** .299** .670**.000 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .002 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
.465** .404** 1 .570** .490** .247* .310** .157 .265** .596**
.000 .000 .000 .000 .013 .002 .120 .008 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
.293** .494** .570** 1 .526** .431** .292** .319** .285** .654**
.003 .000 .000 .000 .000 .003 .001 .004 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
.327** .336** .490** .526** 1 .483** .500** .433** .463** .721**
.001 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
.364** .440** .247* .431** .483** 1 .604** .632** .479** .745**
.000 .000 .013 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
.406** .314** .310** .292** .500** .604** 1 .600** .679** .756**
.000 .001 .002 .003 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
.333** .404** .157 .319** .433** .632** .600** 1 .606** .728**
.001 .000 .120 .001 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
.481** .299** .265** .285** .463** .479** .679** .606** 1 .751**
.000 .002 .008 .004 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
.663** .670** .596** .654** .721** .745** .756** .728** .751** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Pearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)NPearson CorrelatioSig. (2-tailed)N
cit1
cit2
cit3
cit4
cit5
cit6
cit7
cit8
cit9
Total_Cit
cit1 cit2 cit3 cit4 cit5 cit6 cit7 cit8 cit9 Total_Cit
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Hasil pengolahan data SPSS 15.0 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Citra PLN)
(sumber : Pengolahan Data)
87
Reliability Statistics
.811 .949 10
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
4.4 Uji Reliabilitas Tiap Variabel
Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 15.0 dengan fasilitas
cronbach alpha. Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha > 0,60.
Uji reliabilitas variabel X1 (Program Layanan PRAQTIS)
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas variabel X1
(sumber : Pengolahan Data)
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (Program Layanan PRAQTIS)
dinyatakan reliabel. Hal tersebut dibuktikan dengan tampilan tabel Cronbach’s Alpha, yaitu
0,811 atau lebih besar dari 0,60.
88
Reliability Statistics
.785 .936 14
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Reliability Statistics
.794 .924 11
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Uji reliabilitas variabel X2 (Layanan Call Center 123 PLN)
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas variabel X2
(sumber : Pengolahan Data)
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Layanan Call Center 123 PLN)
dinyatakan reliabel. Hal tersebut dibuktikan dengan tampilan tabel Cronbach’s Alpha, yaitu
0,785 atau lebih besar dari 0,60.
Uji reliabilitas variabel Y (Citra PLN)
Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas variabel Y
(sumber : Pengolahan Data)
89
Observed Value654321
Expe
cted
Nor
mal
Val
ue
6
5
4
3
2
Normal Q-Q Plot of Average_Praqtis
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel Y (Citra PLN) dinyatakan reliabel. Hal tersebut
dibuktikan dengan tampilan tabel Cronbach’s Alpha, yaitu 0,794 atau lebih besar dari 0,60.
4.5 Uji Normalitas Tiap Variabel
Sebuah variabel dinyatakan normal jika gambar Normal QQ plot (pada output SPSS 15.0), terdapat
titik – titik yang mendekati garis diagonal. Dari hasil pengolahan dengan program SPSS 15.0, maka
hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Uji normalitas variabel X1 (Program Layanan PRAQTIS)
Gambar 4.8 Normal QQ Plot of X1
(Sumber : Pengolahan Data)
90
Observed Value5432
Expe
cted
Nor
mal
Val
ue
6
5
4
3
2
Normal Q-Q Plot of Average_CC
Dari gambar Normal QQ Plot of X1, terlihat sebaran data untuk variable X1 (Program Layanan
PRAQTIS) yang ditunjukkan oleh titik – titik yang berada pada suatu garis uji yang mengarah ke
kanan atas dan hampir tidak ada yang terletak jauh dari sebaran data, maka hal tersebut
menunjukkan data X1 berdistribusi normal.
Uji normalitas variabel X2 (Layanan Call Center 123 PLN)
Gambar 4.9 Normal QQ Plot of X2
(Sumber : Pengolahan Data)
91
Observed Value654321
Expe
cted
Nor
mal
Val
ue
6
5
4
3
2
Normal Q-Q Plot of Average_Cit
Dari gambar Normal QQ Plot of X3, terlihat sebaran data untuk variable X3 (Layanan Call Center 123
PLN) yang ditunjukkan oleh titik – titik yang berada pada suatu garis uji yang mengarah ke kanan
atas dan hampir tidak ada yang terletak jauh dari sebaran data, maka hal tersebut menunjukkan
data X2 berdistribusi normal.
Uji normalitas variabel Y (Citra PLN)
Gambar 4.10 Normal QQ Plot of Y
(Sumber : Pengolahan Data)
92
Correlations
1.000 .311.311 1.000
. .001.001 .100 100100 100
Average_CitAverage_PraqtisAverage_CitAverage_PraqtisAverage_CitAverage_Praqtis
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Average_CitAverage_
Praqtis
Dari gambar Normal QQ Plot of Y, terlihat sebaran data untuk variable Y (Citra PLN) yang
ditunjukkan oleh titik – titik yang berada pada suatu garis uji yang mengarah ke kanan atas dan
hampir tidak ada yang terletak jauh dari sebaran data, maka hal tersebut menunjukkan data Y
berdistribusi normal.
4.6 Uji Korelasi
Uji korelasi atau hubungan antar variabel – variabel dalam penelitian dapat dilihat sebagai
berikut :
Korelasi antara X1 (Program Layanan PRAQTIS) terhadap Y (Citra PLN)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 15.0, maka hasil yang di
dapat adalah :
Tabel 4.15 Hasil Uji Korelasi variabel X1 terhadap Y
(sumber : Pengolahan Data)
93
Model Summaryb
.311a .096 .087 .58310 .096 10.459 1 98 .002 2.008Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-Watson
Predictors: (Constant), Average_Praqtisa.
Dependent Variable: Average_Citb.
Tabel 4.16 Hasil Uji Korelasi variabel X1 terhadap Y
(sumber : Pengolahan Data)
Dari kedua data di atas, maka diperoleh angka korelasi antara variabel X1 (Program Layanan
PRAQTIS) dengan Y (citra PLN) sebesar 0,311; berarti hubungan antara X1 terhadap Y rendah dan
searah (karena hasilnya positif).
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat pengaruh dan kontribusi yang signifikan antara program PRAQTIS terhadap
citra PLN.
Ha : Terdapat pengaruh dan kontribusi yang signifikan antara program PRAQTIS terhadap citra
PLN.
Dasar Pengambilan Keputusan :
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤
Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥
Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti signifikan.
94
Keputusan :
Nilai Sig pada data = 0,001, sehingga (0,05 ≥ 0,001); maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa korelasi antara Program Layanan PRAQTIS dan
Peningkatan Citra PLN signifikan dengan tingkat keyakinan 99%. Yang artinya apabila penilaian
pelanggan PLN terhadap Program Layanan PRAQTIS meningkat, maka penilaian terhadap
peningkatan citra PLN juga akan meningkat. Begitupun sebaliknya, apabila penilaian pelanggan
PLN terhadap Program Layanan PRAQTIS menurun, maka penilaian terhadap peningkatan citra
PLN juga akan menurun.
Hal ini juga berlaku pula, apabila penilaian pelanggan terhadap peningkatan citra PLN
meningkat, maka penilaian kepada Program Layanan PRAQTIS akan meningkat pula; dan
sebaliknya, apabila penilaian pelanggan terhadap peningkatan citra PLN menurun, maka
penilaian kepada Program Layanan PRAQTIS akan menurun juga.
Adapun sumbangan variabel X1 (Program Layanan PRAQTIS) terhadap variabel Y (Citra PLN)
adalah sebesar KP = r2 x 100% = 0,3112 x 100% = 9,67%. Artinya, sumbangan 9,67%
variabel peningkatan citra PLN dijelaskan oleh variabel Program Layanan PRAQTIS dan sisanya
yaitu sebesar 90,33% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian
ini.
Korelasi antara X2 (Layanan Call Center 123 PLN) terhadap Y (Citra PLN)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 15.0, maka hasil yang di dapat
adalah :
95
Correlations
1.000 .246.246 1.000
. .007.007 .100 100100 100
Average_CitAverage_CCAverage_CitAverage_CCAverage_CitAverage_CC
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Average_Cit Average_CC
Model Summaryb
.246a .060 .051 .59459 .060 6.306 1 98 .014 1.943Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-Watson
Predictors: (Constant), Average_CCa.
Dependent Variable: Average_Citb.
Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi variabel X2 terhadap Y
(sumber : Pengolahan Data)
Tabel 4.18 Hasil Uji Korelasi variabel X2 terhadap Y
(sumber : Pengolahan Data)
Dari kedua data di atas, maka diperoleh angka korelasi antara variabel X2 (Layanan Call Center 123
PLN) dengan Y (citra PLN) sebesar 0,246; berarti hubungan antara X2 terhadap Y rendah dan
searah (karena hasilnya positif).
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat pengaruh dan kontribusi yang signifikan antara Layanan Call Center 123 PLN
terhadap citra PLN.
96
Ha : Terdapat pengaruh dan kontribusi yang signifikan antara antara Layanan Call Center 123 PLN
terhadap citra PLN.
Dasar Pengambilan Keputusan :
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤
Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥
Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti signifikan.
Keputusan :
Nilai Sig pada data = 0,007, sehingga (0,05 ≥ 0,007); maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa korelasi antara Layanan Call Center 123 PLN dan
Peningkatan Citra PLN signifikan dengan tingkat keyakinan 99%. Yang artinya apabila penilaian
pelanggan PLN terhadap Layanan Call Center 123 PLN meningkat, maka penilaian terhadap
peningkatan citra PLN juga akan meningkat. Begitupun sebaliknya, apabila penilaian pelanggan
PLN terhadap Layanan Call Center 123 PLN menurun, maka penilaian terhadap peningkatan citra
PLN juga akan menurun. Hal ini juga berlaku pula, apabila penilaian pelanggan terhadap
peningkatan citra PLN meningkat, maka penilaian kepada Layanan Call Center 123 PLN akan
meningkat pula; dan sebaliknya, apabila penilaian pelanggan terhadap peningkatan citra PLN
menurun, maka penilaian kepada Layanan Call Center 123 PLN akan menurun juga.
Adapun sumbangan variabel X3 (Layanan Call Center 123 PLN) terhadap variabel Y (Citra PLN)
adalah sebesar KP = r2 x 100% = 0,2462 x 100% = 6,05%. Artinya, sumbangan 6,05% variabel
97
Correlations
1.000 .311 .302 .246.311 1.000 .153 .004.302 .153 1.000 .361.246 .004 .361 1.000
. .001 .001 .007.001 . .064 .483.001 .064 . .000.007 .483 .000 .100 100 100 100100 100 100 100100 100 100 100100 100 100 100
Average_CitAverage_PraqtisAverage_PUBAverage_CCAverage_CitAverage_PraqtisAverage_PUBAverage_CCAverage_CitAverage_PraqtisAverage_PUBAverage_CC
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Average_CitAverage_
Praqtis Average_PUB Average_CC
Model Summaryb
.435a .189 .164 .55818 .189 7.453 3 96 .000 2.052Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-Watson
Predictors: (Constant), Average_CC, Average_Praqtis, Average_PUBa.
Dependent Variable: Average_Citb.
peningkatan citra PLN dijelaskan oleh variabel Layanan Call Center 123 PLN dan sisanya yaitu
sebesar 93,95% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
Korelasi antara X1 (Program Layanan PRAQTIS) dan X2 (Publikasi Layanan PLN)
terhadap Y (Citra PLN)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 15.0, maka hasil yang di dapat
adalah :
Tabel 4.19 Hasil Uji Korelasi variabel X1 dan X2 terhadap Y
(sumber : Pengolahan Data)
Tabel 4.20 Hasil Uji Korelasi variabel X1, X2 terhadap Y
(sumber : Pengolahan Data)
98
Dari kedua data di atas, maka diperoleh angka korelasi antara variabel X1 (Program Layanan
PRAQTIS) dan X2 (Layanan Call Center 123 PLN) terhadap Y (citra PLN) sebesar 0,435 berarti
hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif).
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat pengaruh dan kontribusi yang signifikan antara program PRAQTIS dan layanan
call center 123 PLN terhadap citra PLN.
Ha : Terdapat pengaruh dan kontribusi yang signifikan antara program PRAQTIS dan layanan call
center 123 PLN terhadap citra PLN.
Dasar Pengambilan Keputusan :
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤
Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥
Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti signifikan.
Keputusan :
Nilai Sig pada data = 0,001 dan 0,007, sehingga (0,05 ≥ 0,001 ; 0,05 ≥ 0,007), maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
Maka kita dapat menyimpulkan bahwa korelasi antara Program Layanan PRAQTIS dan Layanan Call
Center 123 PLN terhadap Peningkatan Citra PLN signifikan dengan tingkat keyakinan 99%. Yang
artinya apabila penilaian pelanggan PLN terhadap Program Layanan PRAQTIS dan Layanan Call
Center 123 PLN meningkat, maka penilaian terhadap peningkatan citra PLN juga akan meningkat.
99
Model Summary
.837a .701 .651 2.47621Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), VAR00003, VAR00002a.
Begitupun sebaliknya, apabila penilaian pelanggan PLN terhadap Program Layanan PRAQTIS dan
Layanan Call Center 123 PLN menurun, maka penilaian terhadap peningkatan citra PLN juga akan
menurun.
Hal ini juga berlaku pula, apabila penilaian pelanggan terhadap peningkatan citra PLN meningkat,
maka penilaian kepada Program Layanan PRAQTIS dan Layanan Call Center 123 PLN akan
meningkat pula; dan sebaliknya, apabila penilaian pelanggan terhadap peningkatan citra PLN
menurun, maka penilaian kepada Program Layanan PRAQTIS dan Layanan Call Center 123 PLN
akan menurun juga. Adapun sumbangan variabel X1 (Program Layanan PRAQTIS), X2 (Publikasi
Layanan PLN) dan X3 (Layanan Call Center 123 PLN) terhadap variabel Y (Citra PLN) adalah sebesar
KP = r2 x 100% = 0,4352 x 100% = 18,92%. Artinya, sumbangan 18,92% variabel peningkatan
citra PLN dijelaskan oleh variabel Program Layanan PRAQTIS dan Layanan Call Center 123 PLN dan
sisanya yaitu sebesar 81,08% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam
penelitian ini.
4.7 Hasil Regresi Berganda
Hasil dari persamaan regresi linear Berganda, dimana rumus matematisnya adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + ....... + bnXn
Tabel 4.21 Model Summary
(sumber : Pengolahan Data)
100
Coefficientsa
8.565 2.787 3.073 .010.061 .047 .342 1.295 .220.314 .154 .537 2.035 .065
(Constant)VAR00002VAR00003
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: VAR00001a.
Penjelasan :
- Nilai R sebesar 0.837 , ini berarti Program Layanan PRAQTIS dan Layanan Call Center 123
memberikan kontribusi pengaruh yang signifikan sebesar 0.837 terhadap Citra PLN di mata
pelanggan. Dan sisanya yakni sebesar 0.163 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
penelitian ini.
- Nilai R2 (baca : R square) sebesar 0.701 , hal ini berarti Program Layanan PRQTIS dan
Layanan Call Center 123 secara bersama-sama memberikan kontribusi pengaruh secara
signifikan sebesar 70,1% terhadap Citra PLN di mata pelanggan. Dan sisanya 29,9%
dipengaruhi faktor-faktor lain diluar penelitian.
Juga didapatkan suatu hasil :
Tabel 4.22 Coefficients
(sumber : Pengolahan Data)
Persamaan regresi Y = 8,565 + 0,061 X1 + 0,314 X2
Dimana :
Y = Citra PLN
X1 = Program Layanan PRAQTIS
X2 = Layanan Call Center 123 PLN
101
Variables Entered/Removedb
VAR00003,VAR00002
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: VAR00001b.
Dari persamaan di atas, maka kita dapat menguraikan hasilnya sebagai berikut :
• Konstanta (a) = 8.565 , artinya jika tidak ada program layanan PRAQTIS dan layanan call
center 123 PLN maka nilai citra PLN sebesar 8.565
• Koefisien regresi X1 (b1) = 0.061 , artinya nilai efektivitas program layanan PRAQTIS
meningkat sebesar 1 satuan, maka citra PLN akan bertambah sebanyak 0.061 satuan
• Koefisien regresi X2 (b2) = 0.341 , artinya nilai efektivitas layanan call center 123 PLN
meningkat sebesar 1 satuan, maka citra PLN akan bertambah sebanyak 0.341 satuan
Hasil Tabel Variable Entered / Removed :
Tabel 4.23 Variables Entered / Removed
(sumber : Pengolahan Data)
Tabel ini memberikan informasi tentang variable-variabel independen yang kurang berpengaruh
terhadap variable dependen sehingga akan dikeluarkan dari persamaan. Dapat dilihat pada kolom
di atas pada kolom variables removed tidak terdapat variable yang dikeluarkan, sehingga variable
pada penelitian ini, yakin X1 (Program Layanan PRAQTIS) dan X2 (Layanan Call Center 123)
memberikan pengaruh yang positif terhadap Citra PLN di mata pelanggan.