makalah retail ikbal.docx

Upload: ikbaludaycharisma

Post on 09-Oct-2015

143 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPada saat ini pemasaran barang atau jasa umumnya tidak dapat dikerjakan langsung dari produsen kepada konsumen, melainkan harus melalui beberapa perantara yang menyalurkan barang dari produsen ke konsumen yang dikenal dengan sebutan lembaga saluran distribusi (saluran pemasaran). Sebagai mata rantai terakhir dari saluran pemasaran tersebut adalah pengecer (retailer). Retailing (pedagang eceran) merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen.Bangkitnya bisnis ritel, baik besar maupun ritel kecil sebagai arena berbelanja berupa pusat-pusat petokoan, supermarket, hypermarket, minimarket, departement store dan plaza, bermunculan di berbagai kota besar dan kota kecil. Hal tersebut tidak lepas dari tuntutan kebutuhan masyarakat yang ingin serba praktis, cepat dan menghemat waktu, dan nyaman, kondisi ini didorong oleh semakin maraknya berbagai bisnis baru yang membuka peluang timbulnya bisnis ritel baik peritel besar maupun peritel kecil.Bisnis ritel di Indonesia makin hari dirasakan semakin ramai dan persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak menjadi halangan bagi para pengusaha ritel untuk menambah jumlah outletnya diberbagai wilayah, apalagi setelah meningkatnya sejumlah retail-retail baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan program-program tertentu yang diyakini mampu mengajak masyarakat untuk berbelanja di perusahaannya, sangat berpengaruh terhadap omzet penjualan dan pengadaan barang dari bisnis ritel yang selalu menunjukan kenaikan tajam.Dengan semakin meningkatnya perkembangan bisnis retail baik besar maupun kecil serta banyaknya jumlah retail-retail di berbagai wilayah menimbulkan persaingan yang kompetitif dalam bisnis retail, dimana setiap retai-retail, perusahaan berusaha untuk memperoleh pangsa pasar seluas-luasnya, dan konsumen sebanyak-banyaknya.Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang retailer book store adalah PT. Gramedia Asri Media, PT. Gramedia Asri Media adalah anak perusahaan Kelompok Kompas Gramedia yang menyediakan jaringan toko buku dengan nama Toko Buku Gramedia di beberapa kota di Indonesia dan Malaysia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 Februari 1970 dengan diawali dari satu toko buku kecil berukuran 25m di daerah Jakarta Barat dan sampai tahun 2002 telah berkembang menjadi lebih dari 50 toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain menyediakan buku, toko-toko Gramedia juga menyediakan berbagai produk lain seperti alat tulis, perlengkapan kantor, alat olahraga, dll.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian RetailRetail merupakan merupakan salah satu rantai saluran distribusi yang memegang peranan yang penting dalam penyampaian barang dan jasa kepada konsumen akhir.Retail meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung pada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.Kotler ( 2003: 535 ) dalam buku Foster (2008:34) mendefinisikan sebagai berikut: retail meliputi semua kegiatan yang meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa secara langsung pada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis .Sedangkan menurut Berman dan Ervans(2002 : 3) dalam buku Foster (2008:34) pengertian ritel adalah: ritel adalah tingkat terakhir dari proses distribusi, di dalamnya terdapat aktivitas bisnis dalam penjualan barang atau jasa kepada konsumen .Dari berbagai pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa ritel adalah segala aktivitas perdagangan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk digunakan sendiri, bukan untuk diperdagangkan lagi.

2.1.2 Pengertian Bauran RitelPengertian bauran ritel menurut Masson, Mayer, F.Ezeel (1998 : 49) dalam buku Foster(2008:51) adalah sebagai berikut : bauran ritel adalah semua variabel yang dapat digunakan sebagai strategi pemasaran untuk berkompetisi pada pasar yang dipilih.Sedangkan menurut Foster (2008:49) Bauran ritel terdiri dari unsur-unsur strategis yang digunakan untuk mendorong pembeli melakukan transaksi usahanya dengan pedagang eceran tertentuDari definisi Foster (2008:49) dijelaskan bahwa bauran ritel merupakan unsur-unsur strategis untuk mendorong minat konsumen.Sehingga bauran ritel merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli dan keputusan pembelian konsumen.Dunne, Lusch dan Griffith (2002:53) dalam buku Foster (2008:110) menyatakan ada enam komponen-komponen bauran ritel antara lain merchandise, harga, periklanan dan promosi, pelayanan konsumen dan penjualan, serta suasana toko dan desain toko.

2.1.3 Komponen Bauran RitelUntuk mendukung usaha ritel dibutuhkan strategi-strategi terpadu, agar di dalam mengmbil suatu keputusan tidak menyebabkan kerugian bagi perusahaan.Bauran penjualan ritel terdiri dari unsur-unsur strategis yang digunakan untuk mendorong pembeli melakukan transasksi usahanya dengan pedagang ritel tertentu.Sementra itu Kotler dan Armstrong (2004:442) dalam buku Foster (2008:110) merangkum demikian banyaknya komponen bauran ritel, dalam hal ini ada sepuluh, enam komponen besar, yaitu bauran produk, layanan, suasana toko, harga, promosi, dan lokasi.

Faktor-faktor Bauran Eceran ( Retailing Mix )Dari definisi yang telah dikemukakan oleh Henri Maruf, enam variable bauran eceran diantaranya meliputi :1. Lokasi ( Location )Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai atau toko akan lebih sukses dibanding toko lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.Sebelum sebuah toko atau tempat berbelanja didirikan, langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Menurut Hendri Maruf (2005 : 124), ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi area perdagangan ritel, diantaranya sebagai berikut :1. Besar populasi dan karakteristiknyaJumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi factor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan retail. Jumlah peritel yang sama di dua wilayah tetapi kepadatan penduduknya berbeda akan menyebabkan omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang padat penduduknya.2. Kedekatan dengan pemasokPemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan penyediaan merchandise, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain- lain. Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya tidak terjadi ketergantungan pada satu atau dua pemasok saja. 3. Basis ekonomiBasis ekonomi yang dimaksud di sini adalah industri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena factor musiman, dan fasilitas keuangan. Industri yang bervariasi akan mempunyai pengaruh yang yang berbeda dibandingkan dengan industri yang terkonsentrasi ( pada suatu sector ).4. Ketersediaan tenaga kerjaTenaga kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat, yaitu dari tingkat administratif dan lapangan hingga management trainee dan mengerial. Management trainee adalah pada lulusan perguruan tinggi yang memulai karier di perusahaan retail pada tingkat staff, dan diproyeksikan untuk menjadi tenaga pemimpin. Tenaga mangerial adalah para assistant manager atau manager bahkan general manager yang siap direkrut dan siap kerja ( tidak seperti management trainee yang harus dilatih lebih dulu).5. Situasi persainganPertumbuhan luas toko yang sejalan dengan pertumbuhan permintaan pasar ( yaitu besar belanja total penduduk setempat ) berarti semua perusahaan ritel setempat tumbuh secara stabil atau secara tetap. Jika banyak pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesar- besarnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu terlalu banyak peritel dibandingkan total belanja konsumen.6. Fasilitas promosiAdanya media massa seperti surat kabar dan radio akan memfasilitasi kegiatan promosi peritel. Juga kesiapan sarana pendukung seperti biro iklan, production house, dan pembuat barang souvenir yang memperlancar kegiatan promosi perlu mendapat perhatian.7. Kesediaan lokasi tokoFactor bagi suatu area perdagangan dan hal- hal yang terkait dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akases pada masing- masing lokasi, perpeluang kepemilikan atau leasing, pembatasan zona perdagangan, dan biaya- biaya terkait.8. Hukum dan peraturanHukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika terdapat Perda ( Peraturan Daerah ) yang tidak terdapat di daerah lain. 2. Barang Dagangan ( Marchandise )Merchandise merupakan produk- produk yang dijual peritel dalam gerainya, sedangkan merchandise adalah kegiatan pengadaan agarang- barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah dan produk umum lainnya ) untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel.Para pelanggan selalu berharap untuk memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkannya disetiap toko, kebutuhan dan keinginan pelanggan sangat beragam dan toko diharapkan dapat memenuhinya. Fungsi pengelolaan barang dagangan ( merchandise ) merupakan fungsi yang harus diberi prioritas, bagaimanapun efektif dan efisiennya bagian lain, bila urusan barang dagangan salah, bila urusan barang dagangan salah, maka hampir dapat dipastikan sukses akan sulit diraih. Karena, dalam suatu ikatan kelompok, pembelian merchandise di pusatkan pada induk yang mengendalikan kelompok. Masing- masing gerai atau toko tunggal menerima merchandise dan menjualnya.

3. Harga (Price )Penetapan harga adalah yang paling krusial dan sulit dinatara unsur- unsur dalam bauran pemasaran ritel lainnya, dan harga merupakan satu-satunya unsur dalam pemasaran ritel yang akan mendatangkan laba bagi peritel. Sebuah toko dapat menjadi terkenal karena harga jual yang ditetapkan cukup murah atau harga jual yang di tetapkan merupakan harga pasti. Berdasarkan hal itu, pengecer harus dapat menetapkan harga yang tepat untuk barang- barang yang akan dijualnya, sehingga kelancaran penjualan barang akan lebih terjamin. Semua pengecer senantiasa berkeinginan menetapkan harga yang tinggi dengan volume penjualan yang tinggi pula, namun kedua hal ini sulit di terapkan secara bersamaan.Penetapan harga berkaitan dengan aspek- aspek laba, pelanggan, pasar dan persaingan, pengadaan barang dagangan, citra kualitas merek yang berbeda dan hokum peraturan, yang akan di uraikan sebagai berikut :1. Harga berkaitan dengan maksimalisasi labaSetiap peritel atau perusahaan dagangan eceran, sepertihalnya semua perusahaan, ingin memaksimalisasikan laba. Laba dapat dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang.2. Harga berkaitan dengan pelangganMemaksimalisasikan laba adalah salah satu sisi dari selembar mata uang, sisi lainnya adalah kepuasan konsumen. Tujuan perusahaan adalah kepuasan pelanggan melalui operasional perusahaan yang akan member laba yang patut.3. Harga berkaitan dengan pasar dan perdaganganFactor pasar atu persaingan merupakan factor penting yang amat mempengaruhi penetapan harga.Untuk suatu peritel yang hendak memperluas pembeli dalam suatu wilayah atau dalam suatu segmen disebut sebagai penetrasi pasar, penetapan harga rendah atau harga bersaing dilakukan.4. Harga berkaitan dengan pengadaan barang daganganBarang persediaan yang masih banyak dan agak lambat penjualannya padahal periode penerimaan baranga sudah terlalu lama, mengharuskan tindakan penjualan sesegera mungkin. Karena akan masuk barang baru. Itu hanya bisa dilakukan dengan harga diskon atau menjual barang dengan beberapa paket.5. Harga berkaitan dengan citra kualitasHarga berkaitan dengan citra kualitas, sebagian besar masyarakat mempunyai anggapan bahwa terdapat kolelasi erat antara harga dan kualitas.Harga yang rendah dianggap pertanda kualitasnya rendah sebaliknya harga tinggi mencerminkan kualitas tinggi.6. Harga berkaitan dengan merk yang berbedaProduk dari merek-merk/penerbit-penerbit yang berbeda dapat diberi label harga yang berbeda menurut :a. Merk/penerbit terunggul yang diberi label termahalb. Merk pesaing atau merek sendiri dengan label harga sedang, danc. Merk dengan harga terendah7. Harga berkaitan dengan hukum dan peraturanSaat ini dapat dikatakan masih sangat minim hukum dan peraturan yang mengatur penetapan harga barang dan jasa eceran. Ini berarti para peritel mempunyai ruang gerak yang cukup bebas dalam menetapkan harga. Namun patokan umim berlaku yaitu kepatutan berdasarkan etika bisnis khususnya dari sudut pandang konsumen yaitu value for money.

4. Promosi ( Promotion )Komunikasi sebagai dasar promosi bertujuan mendorong target market untuk mau menjadi pembeli bahkan menjadi pelanggan setia. Esensi dari komunikasi pemasaran ini kita dapat menyampaikan apa yang kita tawarkan kepada konsumen dapat di terima dengan baik. Komunikasi pemasaran tidak hanya membuat pelanggan tertarik dan ingin membeli, namun komunikasi pemasaran juga bisa menciptakan citra tertentu yang kita sesuaikan dengan pasaran sasaran.Menurut Kotler yang di kutip dari buku M. Taufik Amir ( 2005 : 85 ) menyatakan bahwa ada beberapa elemen penting dalam komunikasi pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka (personal selling), kehumasan (public relation) dan pemasaran langsung.

5. Pelayanan ( Service )Menurut Kotler (2002 : 427) yang di alih bahasakan oleh AB. Susanto menyatakan bahwa Pelayanan setiap tindakan atau keterampilan yang dapat ditawarkan oleh apapun juga yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan sesuatu, pelayanan dapat disertakan dalam produk yang berbentuk fisik.Aspek pelayanan semakin hari semakin nyata perannya, secara umum pelayanan tersebut meliputi bagaimana kecepatan melayani pelanggan sebelum berbelanja dan pada saat berbelanja.Dengan demikian usaha tersebut harus mampu mencoba sedemikian rupa agar pelayanan yang dirasakan pelanggan meningkat serta sesuai dengan kehendak pelanggan.Unsur pelayanan adalah unsur yang memiliki peranan sangat penting dalam persaingan non- harga dengan retail-retail lain. Unsur-unsur pelayanan menjadi nyata bagi perusahaan dalam bersaing dengan para pesaingnya karena unsur pelayanan sangat sulit ditiru oleh pesaing. Menurut Kotler (2002 : 446) yang di alih bahasakan oleh AB. Susanto membagi pelayanan menjadi dua bagian yaitu pelayanan primer dalam usaha took buku antara lain adalah pembayaran / transaksi, pengantaran, penanganan keluhan, penanganan parki, tempat ibadah , ruang istirahat termasuk toilet. Sedangkan yang termasuk pelayanan pendukung antara lain : pembungkusan, informasi lokasi barang, konsultasi dan informasi pembelian, tempat penitipan barang. Pelayanan adalah salah satu factor pembeli nilai-nilai tambah bagi peritel, atau pritel dapat memilih kombinasi ragam produk dan tingkat pelayanan sebagai positioning.

6. Suasana Dalam TokoJika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau mendorong konsumen, untuk datang ke gerai/toko dan untuk membeli barang, maka suasana toko atau atmosfer dalam gerai atau toko berperan penting mengikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk/buku apa yang perlu di miliki baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan yg lainnya. Gerai kecil yang tertata rapih dan menarik akan lebih mengundang pembeli di bandingkan gerai yang di atur biasa saja tapi bersih lebih menarik dari pada gerai yang tidak di atur sama sekali dan tampak kotor.Suasana dalam gerai menggambarkan moment of truth, yaitu situasi langsung yang di rasakan konsumen pada saat berbelanja.Jika setting dari suasana itu optimal maka peritel (dengan gerai yang di kunjungi konsumen) akan dapat menyentuh emosi konsumen dan member dalam pengalaman berbelanja. Desain toko yang baik akan menarik banyak konsumen untuk datang, desain toko merupakan strategi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah berada dalam suatu gerai atau toko. Desain toko, yaitu desain interior yang mencakup tata letak rak-rak barang, aksesoris toko, dan desain eksterior mencakup lay-out, pintu masuk, dan jalan masuk. Menurut Berman dan Evans (2004;105) dalam buku Foster (2008:51) untuk bentuk toko yang berdasarkan Store Based Retail terdapat strategi bauran penjualan eceran terdiri dari lokasi departement store (store location) prosedur pembelian/pelayanan (operating procedures), produk/barang yang ditawarkan (good offered), harga barang (pricing tactics), suasana departement store (store atmosphere), karyawan (costumer services), dan metode promosi (promotional methods).Ketujuh hal inilah yang dijadikan acuan pembahasan aplikasi bauran pemasaran di PT. Gramedia Asri Media ,dengan teori bauran penjualan.

2.1.4 Tujuan Bauran Eceran/pemasaranDalam membangun suatu perusahaan atau bisnis ritel perlu adanya strategi- strategi dalam meningkatkan kualitas suatu bisnis ritel. Strategi yang digunakan yaitu salah satunya bauran eceran yang harus sesuai dengan bisnis yang digeluti sehingga membawa dampak positif terhadap perkembagan bisnis tersebut. Adapun tujuan dari bauran eceran tersebut adalah sebagai berikut :1. Untuk mencapai target perusahaan2. Untuk memperlancar distribusi barang kepada konsumen akhir.3. Agar dapat membandingkan dengan peritel lainnya melalui strategi- strategi yang digunakan.4. Untuk memperlancar proses penjualan sehingga menambah jumlah konsumen.5. Untuk mempermudah konsumen mendapatkan barang kebutuhan sehari- hari.

2.1.5 Manfaat Bauran Eceran/PemasaranSuatu bisnis eceran dapat berkembang dengan baik jika strategi- strategi yang digunakan telah diterapkan dengan baik pula. Selain tujuan dari bauran eceran adapun manfaat yang didapat perusahaan, diantaranya sebagai berikut :1. Target perusahaan dapat tercapai.2. Kegiatan perusahaan dapat terkoordinir dengan baik.3. Membentuk citra baik perusahaan dimata konsumen.4. Menambah omzet penjualan perusahaan.5. Memberi masukan yang baik untuk perkembangan perusahaan.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Perusahaan PT.GRAMEDIA ASRI MEDIA adalah Perusahaan retail yang bergerak dibidang penjualan buku ,alat tulis dan perlengkapan lainnya. Tetapi lebih dominan pada penjualan Buku-buku. Melalui usaha memberikan pelayanan yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat PT.Gramedia Asri Media berusaha menjadi perusahaan retail terbaik.PT.Gramedia Asri Media berdiri pada tanggal 2 Februari 1970 dengan diawali dari satu toko buku kecil berukuran 25m di daerah Jakarta Barat dan sampai tahun 2002 telah berkembang menjadi lebih dari 50 toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain menyediakan buku, toko-toko Gramedia juga menyediakan berbagai produk lain seperti alat tulis, perlengkapan kantor, alat olahraga, dll.Sebagai toko penjualan terlengkap & terbesar di Indonesia serta sebagaii perusahaan dengan brand yang mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas.Gramedia tentu mempunyai strategi dan aplikasi target yang ingin perusahaan ini raih di masa yang akan dating. Adapun Visi & Misinya yaitu :VISI Toko buku Gramedia harus menjadi agen pembaharu dalam masyarakat majemuk, pemimpin di bidang usaha retail dan bisnis media dalam rangka menyampaikan pengetahuan informasi pendidikan, dan hiburan melalui kepeloporan, produk-produk yang inovatif, serta berorientasi kepada pasar.MISIToko buku Gramedia akan turut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, menuju masyarakat baru Indonesia yang berkehidupan Pancasila dengan menyebarluaskan pengetahuan dan informasi , melalui berbagai sarama usaha retail dan distribusi buku, peralatan sekolah dan Kantor serta produk multimedia ditandai dengan pelayanan unggul, manajemen proaktif , dan perilaku bisnis sehat.3.2 Pembahasan Dalam pembahasan ini Saya akan menguraikan bagaimana teori yang berkaitan dengan bauran penjualan/pemasaran dan pelaksanaan dilapangan yang dilaksanakan PT. Gramedia Asri Media, sehingga mampu mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian.Alat-alat bauran penjualan yang dapat dikontrol oleh ratail-retail, Menurut Berman dan Evans (2004;105) dalam buku Foster (2008:51) untuk bentuk toko yang berdasarkan Store Based Retail terdapat strategi bauran penjualan eceran terdiri dari lokasi departement store (store location) prosedur pembelian/pelayanan (operating procedures), produk/barang yang ditawarkan (good offered), harga barang (pricing tactics), suasana departement store (store atmosphere), karyawan (custumer services), dan metode promosi (promotional methods).1. Lokasi ( Location )Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai atau toko akan lebih sukses dibanding toko lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.Cara mencari lokasi untuk industri ritel dan faktor-faktor yg menjadi tolak ukur dari pemain ritel. Ada delapan faktor utama yg perlu pelajari dengan baik, yaitu : a. Population CharacteristicsPopulasi karakter ini adalah hal yang terpenting, yang harus dilihat sebagai langkah potensi pasar pertama. Lihat secara detail dari populasi yang ada di area tersebut, baik dalam jumlah perkembangan penduduk, fasilitas yang mendukung industri ritel itu, baik dalam industri sektor lain tapi yang mempunyai multiplier effect dengan usaha ritel kita, seperti industri jasa ataupun industri sosial faktor di daerah itu, seperti sekolah dll.Populasi karakter harus melihat dengan detail, baik dimulai dari segi manusianya, umurnya, latar belakang edukasi mereka, pekerjaan, ras, suku dan juga perkembangan pasar industri yang ada. Sering sekali survei hanya melihat dari data perkembangan jumlah penduduk atau kepadatan penduduknya, tapi bukan dari karakter populasi yang terjadi, ini jauh berbeda.Perkembangan jumlah penduduk hanya perkembangan asumsi potensi jumlah customer saja tetapi populasi karakter kita melihat dari semua sudut pandang yang menjadikan sebuah karakter yg menjadi ukuran kekuatan potensi pasar yang ada.b. Buyer Behavior CharacteristicsHal lain yang sangat menjadikan sebuah potensi pasar dalam menganalisa pasar yang ada adalah langkah kita melihat dan mengenal kelakuan (behavior) karakter dari PEMBELI pasar tersebut.Sebagai contoh, di salah satu daerah yg akan dibuka sebuah store, kebiasaan dan karakteristik penduduk daerah tersebut dalam berbelanja adalah membawa anaknya, maka sudah jelas jika ingin membuka supermaket di sana, hal pertama yg menjadi acuan dari kebiasaan (behavior) pembeli/penduduk dengan berbelanja bersama anaknya adalah sebuah tempat di mana anak-anak mereka dapat bermain.Maka jika kita membuka store tanpa memperhatikan kebiasaan ini jangan heran kalau pengunjungnya sedikit meskipun harga jual kita sudah menarik/murah karena store kita tidak ada hal yang membuat kebiasaan karakter mereka terpenuhi.Kelihatannya simple, tetapi banyak pelaku ritel tidak menyelidiki kebiasaan karakter pembeli dengan baik, sehingga potensi pasar yang ada tidak tergarap dengan penuh.Data-data kebiasaan karakter pembeli ini tidak bisa dilihat hanya dari data perkembangan penduduk tetapi bisa digali dari tim Sales Promotion Girl (SPG) yang sudah ada di daerah pasar tersebut dan sudah tahu kebiasaan karakter pembeli disana.c. Household IncomeKekuatan rata-rata pendapatan keluarga di daerah tersebut juga menjadikan apakah daerah tersebut pasar yg berpotensi untuk industri Ritel kita, karena jika pendapatan keluarga di daerah tersebut tidak terdistribusi dengan baik, maka pasarnya tidak stabil, dan juga peta potensi pasar kita tidak imbang.Sebuah daerah dengan penghasilan tinggi secara pendapatan keluarga, tetapi tidak terdistribusi dengan baik, dan yang terjadi tidak merata akan membuat sebuah fenomena belanja yang berbeda jika pendapatan rata-rata keluarga di daerah tersebut sebanding semua atau equal.Lihat sebuah contoh di daerah yang dihuni pendapatan keluarga kelas menengah ke bawah dan padat akan menjadikan potensi pasar yang baik untuk jenis Ritel ini. Kenapa?Karena gaya mereka dari penghasilan rata-rata yang sama dan terdistribusi dengan baik menjadikan sebuah gaya berbelanja yang berulang-ulang dengan jumlah yang sedikit tetapi berulang kali. Apalagi banyak pelajar dan Mahasiswa yang sangat membutuhkan produk-produk kita.d. Household Age ProfileUmur dan kategori dari keluarga yang berdomisili disekitar potensi pasar yang akan kita bidik juga menjadi pengaruh yang besar. Sebuah potensi pasar di daerah yang berkembang populasi dengan penduduk dengan usia muda akan menjadikan potensi pasar dipengaruhi gaya hidupnya (lifestyle).Sehingga hal no 1, 2 dan 3 di atas akan sangat berbeda dengan usia penduduk di suatu daerah yang didominasi oleh keluarga berumur, di mana akhirnya mereka mempunyai sebuah gaya hidup dengan komunitas (community), bukan gaya hidup dengan lifestyle, yang mana juga akan membuat potensi pasar yang berbeda.e. Household CompositionKomposisi keluarga ini sangat berpengaruh dengan potensi pasar. Lihat jika disana keluarga muda dan berubah menjadi komposisi berkeluarga dan mempunyai anak, maka komposisi belanja mereka beralih dari konsumtif gaya hidup ke konsumtif kebutuhan keluarga, dan otomatis gaya pengeluaran belanja menjadi beda.Itulah sebabnya, industri Ritel seharusnya selalu melihat perkembangan komposisi keluarga ini setelah tahun ke tahun karena daerah mereka karakternya berkembang sesuai umur dari pembeli dan potensi pasar yang ada menjadi bergeser arahnya.f. Community Life CycleKomunitas selalu berubah dan berkembang seiring dengan waktu tetapi bisa kita lihat dan pastikan menjadi 4 hal yang sangat mayoritas, yaitu perkembangan/pertumbuhan baru, perkembangan/pertumbuhan kontinyu, perkembangan/pertumbuhan stabil atau perkembangan/pertumbuhan sudah turun.Peritel yang baik akan selalu menempatkan diri di pasar potensi yang sedang kontinyu bertumbuh karena ini yang sedang pesat-pesatnya dan secara tidak langsung memberikan kesempatan potensi pasar yang baik dan bergairah untuk masa investasi mereka.

g. Population DensityPopulasi kepadatan ini bisa dikonotasikan dengan jumlah orang per meter persegi dari potensi pasar yang ada karena ini menjadikan patron dari kekuatan pembeli yang ada.Semakin besar kepadatan populasinya, maka kita sebaiknya menyiapkan luas toko yang sesuai dengan potensi pasarnya. Lihat daerah potensi pasar di perumahan yang baru dengan keluarga yang hanya 2 orang akan berbeda dengan keluarga dengan rata-rata 4 hingga 5 orang.h.MobilityJika potensi pasar yang ada dipenuhi dengan gaya pembeli atau orang yang mobilitasnya tinggi, maka sudah jelas mereka adalah pasar potensi yang bergerak jadi, bukan acuan untuk selalu datang ke lokasi Ritel kita yang ada di dekat mereka, karena mereka adalah pembeli yang bergerak.Sebuah makro kondisi dengan harga BBM yang tinggi, bisa menjadikan acuan orang/pembeli untuk berbelanja di daerah kediaman mereka.

PT. Gramedia adalah perusahaan retail yang dalam pendistribusiannya kepada konsumen dilakukan melalui cabang-cabang yang berupa department store.PT. Gramedia Asri Media yang berpusat di Jakarta sendiri tidak sebagai tempat distribusi untuk konsumen (masyarakat umum) secara langsung melainkan sebagai kantor administrasi dan gudang utama sebagai pendistributor dari supllier utama kepada cabang-cabang yang sudah tersebar di berbagai daerah. Cabang PT. Gramedia berorientasi pada daerah yang sangat membutuhkan informasi-informasi yang bermanfaat. Biasanya PT. Gramedia tersebar di kawasan kota/daerah yang telah banyak penduduk yang memang membutuhkan informasi-informasi dari buku.Berikut adalah contoh-contoh display / pelayanan yang di berikan oleh toko Gramedia :Gramedia MatramanBentuk promosi yang dilakukan SPG/SPM

Training Public Speaking , dimana mengajarkan karyawan untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap konsumen/customerBazaar / discount untuk menarik customer

BAB IVPENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah di bahas Saya pada PT.Gramedia mengenai bauran penjualan ritel, maka pada bagian ini saya mencoba untuk menarik kesimpulan sebagai berikut : Dengan diterapkannya kegiatan bauran penjualan/pemasaran pada setiap store dapat memberikan kesan baik dan daya tarik dibenak konsumen mengenai produk yang akan ditawarkan maupun citra perusahaan. Dengan demikian konsumen akan tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan karena informasi yang mereka peroleh dari kegiatan promosi mampu mempengaruhi mereka untuk berbelanja pada store tersebut, dimana salah satunya adalah melakukan kegiatan promosi yang meliputi penjualan pribadi (pemberian informasi serta pemberian layanan), hubungan masyarakat dan pubilistas (mengadakan kegiatan social serta mensponsori kegiatan kemasyarakatan) dan pemasaran langsung (katalog) sebagai salah satu cara untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan serta keunggulan yang dimiliki dari barang dan atau jasa yang ditawarkan.PT. Gramedia memiliki kiat-kiat yang efektif untuk membantu meningkatkan kinerja toko sehingga penghasilan yang maksimal dapat diperoleh demi keberhasilan usaha mitra PT. Gramedia Asri Media. Kiat-kiat tersebut antara lain, adalah:1. Kelengkapan Produk PilihanDengan dukungan beragam supplier berskala nasional dan lokal, PT. GRAMEDIA senantiasa mampu menyajikan berbagai produk dengan tingkat penjualan tinggi.2. Kehandalan Kualitas Karyawan ; Kualitas ini mencakup, kemampuan keilmuan karyawan serta etos kerja positif. PT.GRAMEDIA memiliki system rekrutmen dan pelatihan yang mampu menyiapkan tenaga kerja handal di bidang ritel. Hal ini dimungkinkan dengan adanya dukungan kerjasama dengan perguruan tinggi yang secara khusus menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang profesional di dunia ritel. 3. Pengelolaan dan Pengembangan Bisnis yang Terarah;Mengelola dan mengembangkan bisnisnya sesuai dengan perkembangan standard internasional agar dapat mencapai kinerja yang unggul untuk menghadapi persaingan ritel modern yang semakin global dan kompetitif.

4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran bagi PT.Gramedia Asri Media yang mudah-mudahan berguna bagi pihak perusahaan di antaranya adalah : 1. Karena begitu banyaknya pesaing dalam usaha yang sama (retailing), sebaiknya bauran penjualan ritel yang telah di nilai baik oleh konsumen seperti halnya lokasi toko, prosedur pembelian, produk yang ditawarkan, harga, suasana toko, karyawan serta metode promosi hendaknya tetap dipertahankan atau bahkan ditingkatkan sehingga kemampuan Gramedia Book Store untuk tetap bersaing dengan peritel lainnya mampu dipertahankan atau bahkan lebih unggul. 2. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen secara rutin dan berkelanjutan (continue). Karena hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Apabila kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut mampu dipenuhi oleh perusahaan, maka tingkat seringnya konsumen memesan produk akan tinggi, adanya penciptaan prospek, memesan produk yang bervariasi serta kekebalan akan pesaing tinggi pula.

3. Pelaksanaan bauran penjualan ritel yang baik akan mendorong mereka untuk memasuki toko sampai akhirnya akan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Oleh karena itu penting sekali pihak perusahaan untuk terus membantu perkembangan dan pelaksanaan bauran penjualan ritel demi kelangsungan hidup perusahaan yang dikelola dan tercapainya target penjualan yang telah direncanakan. Selain itu diharapkan pula adanya penelitian lain selain bauran penjualan ritel. Sehingga pihak perusahaan dapat lebih mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangannya yang membuat perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan sejenis.

DAFTAR PUSTAKAFoster ,Bob. 2008. Manajemen Ritel. Alfabeta, Bandung

Hendri, Maruf , 2005, Pemasaran Ritel, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, Philip, 2000, Marketing Management, The Millenium 1st Edition. Prentice Hall, New Jersey.

Kotler Philip yang di terjemahkan oleh AB. Susanto, 2002, Manajemen Pemasaran, PT. Prenhalindo, Yogyakarta.

M. Taufik Amir, 2004, Manajemen Ritel ,PPM, Jakarta.

M Taufik Amir, , 2005, Dinamika Pemasaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Philip Kotler,Alih Bahasa Hendra Teguh dkk, 2004, Manajemen Pemasaran, PT.Indek,Jakarta.WEBSITE :http://artikelbisnisusaha.blogspot.com/http://artikelbisnisusaha.blogspot.com/http://hindystreet.blogspot.com/2012/10/makalah-bisnis-retail.html http://id.wikipedia.org/wiki/Gramedia_%28toko_buku% Bussiness of Retail15