varikokel
DESCRIPTION
varikokelTRANSCRIPT
STATUS ILMU PENYAKIT BEDAH
SMF ILMU PENYAKIT BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOESELO SLAWI
Nama Mahasiswa : Rifrita Fransisca Halim
NIM : 03011254
Dokter Pembimbing : dr. Bambang Supriyo, DTM&H, Sp.B
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sodikin
Usia : 62 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Yamansari
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan : SD
Asuransi : Jkn non PB1
No. Rekam Medis : 427354
Tanggal masuk RS : 07 Oktober 2015
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Kamis, 08 Oktober 2015 pukul
06.15 WIB di ruang rawat inap Bougenvil RSUD dr. Soeselo Slawi.
1. Keluhan utama
Benjolan di buah pelir yang semakin membesar sejak 5 tahun yang lalu.
2. Keluhan tambahan
Benjolan hilang timbul tapi dalam 3 bulan ini benjolan sudah menetap.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poliklinik bedah umum RSUD dr. Soeselo Slawi dengan
keluhan terdapat benjolan di buah pelir sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Benjolan
awalnya hanya sebesar kelereng tetapi semakin lama semakin bertambah besar dan
1
sekarang sudah sebesar telur angsa. Benjolan berbentuk lonjong hanya satu buah dan
terdapat hanya pada sisi sebelah kanan. Benjolan teraba lunak dan dapat digerakkan.
Benjolan sering muncul saat pasien berdiri, bersin, mengejan, dan batuk, tetapi
menghilang saat pasien berbaring, kadang-kadang dalam posisi berbaring benjolan
juga muncul.
Benjolan tersebut tidak terasa sakit dan muncul saat pasien mengejan tetapi
dapat masuk sendiri setelah pasien selesai buang air besar. Pasien menyangkal adanya
pekerjaan mengangkat beban berat, riwayat batuk lama juga disangkal, dan tidak
terdapat benjolan di tempat lain. Pasien menyangkal adanya demam, mual muntah,
batuk-batuk lama, penurunan berat badan, gangguan berkemih, dan gangguan buang
air besar.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengaku belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, asma, dan batuk lama disangkal. Pasien memiliki
riwayat operasi prostat sebelumnya.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat anggota keluarga mengalami hal yang sama disangkal, riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, asma, dan keganasan dalam keluarga disangkal.
6. Riwayat kebiasaan
Pola kebiasaan buang air besar pasien setiap hari 2-3 kali, jarang mengejan
dan konsistensi feses umumnya lunak. Pasien dulunya pernah merokok tapi sudah
beberapa tahun terakhir berhenti merokok, tidak minum minuman beralkohol, dan
olahraga setiap pagi hari. Pasien suka mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan serta
cukup banyak mengkonsumsi air putih perhari. Kebiasaan mengangkat beban berat
disangkal.
2
7. Riwayat pengobatan
Pasien sebelumnya sudah pernah berobat, tetapi karena menolak operasi
sehingga pasien hanya mendapat terapi medikamentosa dan perkembangan dari terapi
medikamentosanya adalah benjolan menetap dan malah semakin bertambah besar.
Riwayat alergi obat disangkal.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis, GCS = 15
Kesan sakit : Tampak sakit ringan
Kesan gizi : BMI = 19,5 kg/m2
2. Tanda vital
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Suhu : 36,2°C
Nadi : 60 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
3. Status generalis
Kepala : Normocephal, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut
Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia, simetris, nyeri tekan (-), sekret (-)
Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-), epistaksis (-)
Mulut : Bibir simetris, stomatitis (-), labioschisiz (-), karies gigi (+),
tonsil T1-T1 dan hiperemis (-), uvula ditengah, arkus faring
simetris
Leher : Simetris, KGB tidak membesar, pembesaran tiroid (-)
Thorax
o Inspeksi : bentuk normal, gerak dinding dada saat bernapas simetris, spider
nervi (-), tipe pernapasan abdominal-thorakal, ictus cordis tidak terlihat, aerola
mamae simetris, tidak terdapat ginekomastia.
o Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, vocal fremitus simetris
o Perkusi : kedua hemithorax sonor
3
o Auskultasi : suara napas vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I-
II normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
o Inspeksi : bentuk datar, gerak dinding perut simetris, ikterik (-), sianosis (-),
spider nevi (-), smiling umbilikus (-), peristaltik usus (-)
o Auskultasi : bising usus 2x/menit
o Perkusi : timpani dikeempat kuadran abdomen, ballottement (-), undulasi (-)
o Palpasi : supel, tidak teraba masa, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba, nyeri ketok costovertebra (-), ballottement (-)
Genitalia
o Tidak simetris, benjolan pada scrotum dextra (+), hiperemis (-), epispadi (-),
hipospadi (-)
Ekstremitas
o Ekstremitas atas : simetris, ukuran proporsional, kulit sawo matang, sianosis
-/-, ikterik -/-, deformitas -/-, udema -/-, akral hangat +/+, kekuatan otot 5/5
Ekstremitas bawah : simetris, ukuran proporsional, kulit sawo matang,
sianosis -/-, ikterik -/-, deformitas -/-, udema -/-, akral hangat +/+, kekuatan
otot 5/5
4. Status lokalis
Regio genitalia
Inspeksi : posisi berdiri tampak benjolan di skrotum (+), posisi berbaring
tampak benjolan di skrotum (+), benjolan berbentuk lonjong , berjumlah 1 buah,
dan tidak tampak tanda-tanda inflamasi didaerah sekitar benjolan, permukaan
kulit rata, dan warna kulit kehitaman.
Palpasi : konsistensi benjolan lunak, permukaan licin, tidak terdapat nyeri
tekan, suhu benjolan sama dengan sekitarnya, dan dapat di dorong masuk
menggunakan ujung jari. Testis dapat teraba (+)
Auskultasi : terdengar bising usus (+)
Finger tip test : menyentuh ujung jari (+)
4
5
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal pemeriksaan: 30 september 2015
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Darah rutin
Leukosit 7,3 x 10^3/uL 3,8 – 10,6
Eritrosit 5,9 x 10^6/uL 4,40 – 5,90
Hemoglobin 15,4 g/dl 13,2 – 17,3
Hematokrit 45 % 40 – 52
Trombosit 211 x 10^3/uL 150 – 400
APTT test 34,2 detik 25,5 – 42,1
PT test 6,4 detik 9,7 – 13,1
Golongan darah B
Rhesus factor Positif
Kimia klinik
Gula darah sewaktu 84 mg/dl 75 – 140
Ureum 26,4 mg/dl 17,1 – 42,8
Kreatinin 0,83 mg/dl 0,40 – 1,00
Albumin 4,30 g/dl 3,8 – 5,3
SGOT 15 U/L 13 – 33
SGPT 11 U/L 6,0 – 30,0
Sero imunologi
HBsAg Non reaktif Non reaktif
6
2. Rontgen
Foto Thorax PA
Deskripsi :
Cor : CTR < 50 %, batas jantung kanan dan kiri normal, dan pinggang jantung
masih terlihat.
Pulmo : corakan bronkovaskular tidak tampak meningkat, tidak tampak
penebalan parahiler, sinus costo frenikus tajam.
Kesan : Tidak tampak adanya pembesaran jantung, tampak gambaran paru dan jantung
dalam batas normal.
7
V. RESUME
Pasien laki-laki berusia 62 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan di buah
pelir sebelah kanan sejak 5 tahun yang lalu. Benjolan sebelumnya hilang timbul tetapi
dalam 3 bulan terakhir ini benjolan sudah menetap. Benjolan berbentuk lonjong, tidak
sakit, hanya 1 buah, terdapat hanya pada sisi sebelah kanan, dan tidak terdapat benjolan
ditempat lain. Benjolan teraba lunak dan muncul saat pasien berdiri, mengejan, batuk dan
bersin, kemudian menghilang saat pasien berbaring.
Pemeriksaan fisik status lokalis saat inspeksi tampak scrotum asimetris terdapat
benjolan pada sisi sebelah kanan saat posisi pasien berdiri dan berbaring. Benjolan
berbentuk lonjong , berjumlah 1 buah, dan tidak tampak tanda-tanda inflamasi didaerah
sekitar benjolan, permukaan kulit rata, dan warna kulit kehitaman. Pada palpasi
konsistensi benjolan teraba lunak, permukaan licin, tidak terdapat nyeri tekan, suhu
benjolan sama dengan sekitarnya, dan dapat di dorong masuk menggunakan ujung jari.
Testis masih dapat teraba. Pada auskultasi terdengar bising usus dan pada pemeriksaan
finger tip test benjolan menyentuh ujung jari.
VI. DIAGNOSIS
Hernia inguinalis lateralis dextra reponibel
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan didaerah scrotum masih dapat didorong masuk,
dan benjolan tidak memiliki batas yang jelas pada sisi kranial, serta pada pemeriksaan
finger tip test saat pasien diminta mengejan benjolan terasa di ujung jari.
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Hidrocele
2. Elephantiasis scrotum
8
VIII. PENATALAKSANAAN
Konservatif
1. Benjolan di reposisi
2. Pemakaian penyangga
Operatif
1. Herniotomi
Tindakan operatif herniotomi adalah melakukan pembebasan pada kantong hernia
sampai ke leher, kantong hernia dibuka, isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan
dan dilakukan reposisi, kemudian kantong hernia dijahit dan diikat setinggi mungkin
lalu dipotong.
2. Hernioplasti
Hernioplasti adalah tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
3. Herniorafi
Herniorafi atau repair hernia adalah operasi hernia yang terdiri dari operasi
herniotomi dan hernioplasti.
Rencana penatalaksanaan
1. Edukasi pasien tentang hernia inguinalis lateralis
2. Rencanakan opname, infus ringer laktat, injeksi antibiotik profilaksis
3. Rujuk spesialis bedah umum
Laporan operasi dan tindakan
Operasi dilakukan pada hari kamis, 8 Oktober 2015 pukul 10.45 sampai pukul 11.45 WIB
Jenis operasi : Herniorafi
Diagnosis : Hernia inguinalis lateralis dextra reponibel
Diagnosis pasca operasi : Hernia inguinalis lateralis dextra reponibel
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
9
10
11