usul fiqh

10
USUL FIQH 1. JELASKAN PENGERTIAN BERIKUT USUL FIQH : Menurut aslinya kata "Ushul Fiqh" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab "Ushulul Fiqh" yang berarti asal-usul Fiqh. Maksudnya, pengetahuan Fiqh itu lahir melalui proses pembahasan yang digariskan dalam ilmu ushul Fiqh. MENURUT ISTILAH suatu ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syari'at Islam dari sumbernya OBJEK KEJIAN Sumber hukum dengan semua seluk beluknya. Metode pendayagunaan sumber hukum atau metode penggalian hukum dari sumbernya. Persyaratan orang yang berwewenang melakukan istinba (penggalian hukum) dengan semua permasalahannya. Dan lebih rincinya lagi ialah : Sumber-sumber hukum syara , baik yang disepakati seperti al-Quran dan sunnah, maupun yang diperselisihkan, seperti istihsan dan maslahah mursalah Pembahasan tentang ijtihad, yakni syarat-syarat dan sifat- sifat orang yang melakukan ijtihad. Mencarikan jalan keluar dari dua dalil yang bertentangan secara zahir, ayat dengan ayat atau sunah dengan sunah, dan lain lain baik dengan jalan pengompromian (al-Jam u wa al-Taufiq), menguatkan salah satu (tarjih), pengguguran salah satu atau kedua dalil yang bertentangan nasakh. Pembahasan hukum syara yang meliputi syarat-syarat dan macam-macamnya, baik yang bersifat tuntutan, larangan, pilihan atau keringanan (rukhsah). Juga dibahas tentang hukum, hakim, mahkum alaih (manusia), dan lain-lain. Pembahasan kaidah-kaidah yang akan digunakan dalm mengistinbat} hukum dan cara menggunakannya. TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai dari ilmu Ushul fiqh ialah utuk dapat menerapkan kaidah-kaidah terdapat dalil-dalail syara yang terinci agar sampai kepada hukum-hukum syara yang bersifat amali , yang ditunjuk oleh dalil-dalil itu. Dengan kaidah ushul serta bahasannya itu dapat dipahami nash-nash syara dan hukum yang terkandung didalamnya. Memang dengan metode tersebut para ulama telah berhasil merumuskan hukum syara dan telah terjaqbar secara rinci dalam kitab-kitab fiqh. Lantas untuk apa lagi Ushul

Upload: muhammad-fakhruddin

Post on 29-Nov-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

baca

TRANSCRIPT

Page 1: usul fiqh

USUL FIQH

1. JELASKAN PENGERTIAN BERIKUT USUL FIQH : Menurut aslinya kata "Ushul Fiqh" adalah kata yang berasal

dari bahasa Arab "Ushulul Fiqh" yang berarti asal-usul Fiqh. Maksudnya, pengetahuan Fiqh itu lahir melalui proses pembahasan yang digariskan dalam ilmu ushul Fiqh.MENURUT ISTILAH suatu ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syari'at Islam dari sumbernya

OBJEK KEJIAN Sumber hukum dengan semua seluk beluknya. Metode pendayagunaan sumber hukum atau metode penggalian hukum

dari sumbernya. Persyaratan orang yang berwewenang melakukan istinba (penggalian

hukum) dengan semua permasalahannya.

Dan lebih rincinya lagi ialah : Sumber-sumber hukum syara’, baik yang disepakati seperti al-Quran dan

sunnah, maupun yang diperselisihkan, seperti istihsan dan maslahah mursalah

Pembahasan tentang ijtihad, yakni syarat-syarat dan sifat-sifat orang yang melakukan ijtihad.

Mencarikan jalan keluar dari dua dalil yang bertentangan secara zahir, ayat dengan ayat atau sunah dengan sunah, dan lain lain baik dengan jalan pengompromian (al-Jam’u wa al-Taufiq), menguatkan salah satu (tarjih), pengguguran salah satu atau kedua dalil yang bertentangan nasakh.

Pembahasan hukum syara’ yang meliputi syarat-syarat dan macam-macamnya, baik yang bersifat tuntutan, larangan, pilihan atau keringanan (rukhsah). Juga dibahas tentang hukum, hakim, mahkum ‘alaih (manusia), dan lain-lain.

Pembahasan kaidah-kaidah yang akan digunakan dalm mengistinbat} hukum dan cara menggunakannya.

TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai dari ilmu Ushul fiqh ialah utuk dapat

menerapkan kaidah-kaidah terdapat dalil-dalail syara’ yang terinci agar sampai kepada hukum-hukum syara’ yang bersifat amali’, yang ditunjuk oleh dalil-dalil itu. Dengan kaidah ushul serta bahasannya itu dapat dipahami nash-nash syara’ dan hukum yang terkandung didalamnya.

Memang dengan metode tersebut para ulama telah berhasil merumuskan hukum syara’ dan telah terjaqbar secara rinci dalam kitab-kitab fiqh. Lantas untuk apa lagi Ushul Dfiqh bagi umat yang datang kemuddian? Dalam hal ini ada 2 (dua) maksud mempelajari Ushul Fiqh yaitu:

Page 2: usul fiqh

pertama, bila kita sudah mengetahui metode Ushul Fiqh yang dirumuskan ulama terdahulu, maka tatkala kita menghadapi maslah baru yang tidak mungkin ditemukan hukumnya dalam kitab-kitab fiqh terdahulu, maka kita akan dapat mencari jawaban hukum terhadap masalah baru itu dengan cara menerapkan kaidah-kaidah hasil rumusan ulama terdahulu itu.

Kedua, bila kita menghadapi masalah hukum fiqh yang terurai dalam kitab-kitab fiqh, tetapi mengalami kesukaran dalam penerapannya karena sudah begitu jauhnya perubahan yang terjadi, dan kita ingin mengkaji ulang rumusan fuqaha ulama itu atau ingin merumuskan hukum yang sesuai dengan kemaslahatan dan tuntutan kondisi yang menghendakinya. Maka usaha yang harus ditempuh adalah merumuskan kaidah baru yang memungkinkan timbulnya rumusan baru dalam fiqh.

2. PENGERTIAN FIQH DAN SYARIAT. PERBEZAAN DAN CONTOHNYA

SYARIAT: Kata syarî’ah itu asalnya dari kata kerja syara’a. kata ini menurut ar-Razi dalam bukunya Mukhtâr-us Shihah,bisa berarti nahaja (menempuh), awdhaha (menjelaskan) dan bayyan-al masâlik (menunjukkan jalan).

Fiqih menurut bahasa berarti ‘paham’

Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti: Pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari’at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma’ dan ijtihad. Hukum-hukum syari’at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua definisi tersebut bahwa yang pertama di gunakan untuk mengetahui hukum-hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada), sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum syari’at itu sendiri (yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya).

PERBEZAAN

SYARIAH FIQIH Objeknya meliputi bukan saja batin

manusia akan tetapi juga lahiriah manusia dengan Tuhannya (ibadah).

Objeknya peraturan manusia yaitu hubungan lahir antara manusia dengan manusia, manusia dengan makhluk lain.

Page 3: usul fiqh

Sumber Pokoknya ialah berasal dari wahyu ilahi dan atau kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari wahyu.

anksinya adalah pembalasan Tuhan di Yaumul Mahsyar, tapi kadang-kadang tidak terasa oleh manusia di dunia ada hukuman yang tidak langsung

PERBEDAAN POKOK Berasal dari Al-Qur'an dan As-

sunah Bersifat fundamental Hukumnta bersifat Qath'i (tidak

berubah) Hukum Syariatnya hanya Satu

(Universal) Langsung dari Allah yang kini

terdapat dalam Al-Qur'an CNTH : kewajiban puasa

Ramadlan  memulai shalat harus dengan niat

Berasal dari hasil pemikiran manusia dan kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam masyarakat atau hasil ciptaan manusia dalam bentuk peraturan atau UU.

Semua norma sanksi bersifat sekunder, dengan Menunjuk sebagai Pelaksana alat pelaksana Negara sebagai pelaksana sanksinya.

FIQIH Karya Manusia yang bisa Berubah Bersifat Fundamental Hukumnya dapat berubah Banyak berbagai ragam Bersal dari Ijtihad para ahli hukum

sebagai hasil pemahaman manusia yang dirumuskan oleh Mujtahid.

CNTH : kapan mulai puasa dan kapan akhir Ramadlan itu

apakah niat itu dilisankan (dengan ushalli) atau cukup dalam hati.

3. Metode ijtihad iman syafie dan iman hanafi serta contoh kasus hukum yg terdapat perbedaan

4. Kewajipan shalat dan puasa adalah muwassa dan mudhayyad dari segi waktu

lalu bagaimana jika seorg lupa untk melakukan sebagian atau seluruh dari rukun tersebut.

Page 4: usul fiqh

5. Illat dibahagi kepada tiga Illatun nash: Illat dalam suatu hukum kadang-kadang disebutkan dalam nash

seperti Khamar ini misalnya disebutkan dalam al-Qur`an, juga dijelaskan dalam hadits. Illat nash ini jelas n tidak memerlukan penjelasan lagi.

Illat qiyasi : Illat Qiyasi,adalah jenis illat yang digunakan untuk mengetahui apakah ketentuan hukum yang berlaku terhadap sesuatu persoalan yang dijelaskan didalam nash dapat diberlakukan pada persoalan lain-masalah baru yang tidak dijelaskan oleh nash karena adanya kesamaan illat antara keduanya.

Illat tahsini: illat yang digunakan dalam hal yang berhubungan dengan kehormatan , tata krama serta bagaimana menjalani kehidupan dengan lurus dan benar.

6. Maksud qath`iy dalah dan zhanniy da dalalah serta contoh qath`iy dalah: dalil yang meyakinkan datangnya dari syara, jelas dan tidak

memerlukan penjelasan yang jelas. Conth : dirikan shalat tunaikan zakat.

zhanniy da dalalah: dalah nash–nash yang tidak jelas dan tegas. Dengan kata lain, nash–nash yang akan dijadikan dalil itu, kepastiannya tidak sampai ketingkat qath’iy. Conth : ثالثة بانفسهمن يتربصن والمطلقات قروء

7. Hak dan kewajipan suami istri secara seimbang dan proposional, kaitkan dengan dalil al-quran dan hadist.

Hak adalah suatu yg melekat pd manusia, tanpa hak manusia tdk dpt hdp. Namun hak dalam keluarga merupakan suatu yg dimiliki oleh suami dan istri akibat perkahwinan. Manakala kewajipan ialah suatu yg harus dilakukan atau diadakan oleh istri untuk memenuhi hak dr pihak yg lain. Suami dan istri masing2 mmpyai peran yg sama iaitu sm2 mendidik,menjaga dan memebri nafkah lahir dan batin. Hak dan kedudukan suami dan istri adalah seimbang dgn hak dan kehidupan rumah tangga n pergaulan hdp dlm masyarakt.

Suami istri masing2 memikul kewajipan yg luhur untuk menegakkan rumah tangga yg majdi sendi dasar susunan masyrakat.

dan isteri-isteri itu mempunyai hak Yang sama seperti kewajipan Yang ditanggung oleh mereka (terhadap suami) Dengan cara Yang sepatutnya (dan tidak dilarang oleh syarak); Dalam pada itu orang-orang lelaki (suami-suami itu) mempunyai satu darjat kelebihan atas orang-orang perempuan (isterinya). dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. (al-baqarah.228).

Page 5: usul fiqh

hadis dari Amru Bin Al-Ahwash ketahuilah bhw kamu mempyai hak yg hrs dipikul oleh istrimu dan istrimu juga mpyai hak yg hrs kamu pikul.

8. Pendapat ulama tentang perkahwinan dibawah umur ibnu Syubromah menyatakan bahwa agama melarang pernikahan dini (pernikahan

sebelum usia baligh). Menurutnya, nilai esensial pernikahan adalah memenuhi kebutuhan biologis, dan melanggengkan keturunan.

Sebaliknya, mayoritas pakar hukum Islam melegalkan pernikahan dini. Pemahaman ini merupakan hasil interpretasi dari QS. al Thalaq: 4. Disamping itu, sejarah telah mencatat bahwa Aisyah dinikahi Baginda Nabi dalam usia sangat muda. Begitu pula pernikahan dini merupakan hal yang lumrah di kalangan sahabat.

Fiqh klasik sebenarnya tidak melarang pernikahan di bawah umur. Pendapat ini didukung oleh mayoritas ulama dari 4 mazhab. Malah Ibn al-Mundzir menganggap bolehnya pernikahan di bawah umur sebagai ijmak kalau memang kuf` (sekufu). Dalil yang dipakai mayoritas ulama ini ada banyak, salah satunya adalah nikahnya Nabi Muhammad SAW dengan ‘Â`isyah sewaktu masih berumur 6 tahun.

Akan tetapi, Ibn Syubramah, Abû Bakar al-`Asham, dan ‘Ustmân al-Batî; berpendapat bahwa anak kecil sama ada lelaki atau wanita itu tidak dibenarkan berkawin sehingga mereka baligh. Ini didasari dari firman Allah SWT “ إذا حتى

النكاح .”بلغوا Seumpama diperbolehkan menikahkan mereka sebelum baligh, maka ayat ini tidak memiliki faedah, karena mereka tidak ada kebutuhan untuk melakukan pernikahan.

Jadi, KHI pada dasarnya mengambil pendapat minoritas yaitu Ibn Syubramah, Abû Bakar al-`Asham, dan ‘Ustmân al-Batî. Hanya saja, pendapat minoritas ini belum menetapkan batasan umur, akan tetapi hanya batasan baligh. Sedangkan baligh ketentuannya bukan hanya umur, akan tetapi bisa saja dengan keluarnya mani atau mulai haid bagi perempuan. Kalau ditinjau secara umur, pendapat ulama secara umumnya terbagi menjadi dua pendapat, yaitu 15 tahun [18]dan 18 tahun.

9. Benarkah thalaq hny hak suami, bagaimana islam mengatur hak penceraian dan hikmahnya.Memang talak ini hak suami namun islam mengatur hak-istri selepas diceraikan. Namun setiap lafaz cerai atau talak merupakan hak mukhlak suami. Tetapi istri jugak mempunyai hak yaitu khulu namun khulu harus disertakan bayaran kepada suami. Dalam islam telah mengatur hak penceraian bagi hanya bagi suami antara hikmahnya adalah suami sebagai pemimpin bagi istri malah suami juga mempunyai emosi yang lebih tenang berbanding istri. Sekiranya talak itu diberikan kepada istri maka perkataan talak akan menjadi ucapan yang biasa bagi seorang perempuan. Islam telah meletakkan hak penceraian kepada suami supaya perkataan talak ini sejajar dengan konsep kepimpinan islam.

Page 6: usul fiqh

10. Jelaskan hubungan/ posisi sunnah setelah al-quran Al-hadits oleh para ulama didefinisikan seperti definisi Al-Sunnah, yaitu

"Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad saw., baik ucapan, perbuatan dan taqrir (ketetapan), maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi maupun sesudahnya." Ulama ushul fiqh, membatasi pengertian hadis hanya pada "ucapan-ucapan Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan hukum"; sedangkan bila mencakup pula perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai Al-Sunnah. Pengertian hadis seperti yang dikemukakan oleh ulama ushul tersebut, dapat dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT yang tidak berbeda dari segi kewajiban menaatinya dengan ketetapan-ketetapan hukum yang bersumber dari wahyu Al-Quran.

11. Seorang mati meninggalkan 1 istri, 2 anak laki2,4 anak perempuan, bapak n ibu. Tentukan.Istri :1/8Anak kali-laki dan anak perempuan :asobahBapak: 1/6Ibu:1/6

12. Tujuan2 ditetapkan maqasid syariyah dlm tingkatan2 dibawah Adh dharuriyah: aslahah Adh-Dharuriyah adalah kemaslahatan yang berkaitan

atau berhubungan dengan kebutuhan pokok umat manusia di dunia dan akhirat. Artinya, kehidupan manusia tidak punya arti apa-apa bila satu saja dari prinsip yang lima itu tidak ada. Maslahah Adh-Dharuriyah dibagi menjadi lima, Yaitu : (1) memelihara agama, (2) memelihara jiwa, (3) memelihara akal, (4) memelihara keturunan, dan (5) memelihara harta.

Hajjiyah: Adalah kemaslahatan yang dibutuhkan dalam penyempurnaan kemaslahatan pokok (mendasar ) yang berbentuk keringan untuk mempertahankan dan memelihara kebutuhan mendasar manusia. Contoh dalam bidang ibadah diberi keringanan meringkas (qosr) shalat dan berbuka puasa bagi yang sedang musafir, dalam bidang mu'amalah dibolehkan berburu binatang dan memakan makanan yang baik-baik, dibolehkan jual beli pesanan ( bay' usalam ), kerja sama dalam pertanian ( muza'roah ) dan perkebunan ( musaqoh ).

Tahsiniyyah: Adalah kemaslahatan yang sifatnya pelengkap berupa keluasan yang dapat melengkapi kemaslahatan sebelumnya. Atau kemaslahatan yang kebutuhan hdup manusia kepadanya tidak sampai dhoruri, juga tidak sampai pada tingkat hajjiyah, namun kebutuhan tersebut perlu dipenuhi dalam rangka memberi kesempurnaan dan keindahan bagi kehidupan manusia. Contohnya, dianjurkan untuk memakan makanan yang bergizi, berpakaian yang bagus,melakukan ibadah-ibadah sunah sebagai tambahan.

Page 7: usul fiqh

13. Macam2 najis dan cara bersuci

Najis Mukhaffafah (ringan): ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibunya. CARA MNYUCIKAN cukup diperciki air pada tempat najis itu.

Najis Mughallazhah (berat): ialah najis anjing dan babi dan keturunannya.CARA MENYUCIKAN  wajib dibasuh 7 kali dan salah satu di antaranya dengan air yang bercampur tanah.

Najis Mutawassithah (sedang): ialah najis yang selain dari dua najis tersebut di atas, seperti segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan binatang, kecuali air mani, barang cair yang memabukkan, susu hewan yang tidak halal dimakan, bangkai, juga tulang dan bulunya, kecuali bangkai-bangkai manusia dan ikan serta belalang. CARA MENYUCIKAN at suci dengan cara dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, bau dan rasanya) itu hilang. Adapun dengan cara tiga kali cucian atau siraman lebih baik.

14. Sistematika fiqh dan usul fiqh

sistematika ilmu ushul fiqh dibagi menjadi 4 macam yaitu dalil, hukum, kaidah kebahasaan dan kaidah legislasi.

1. Pembahasan tentang dalil

Pembahasan tentang dalil dalam ilmu ushul fiqh adalah secara global. Di sini dibahas tentang macam-macamnya, rukun atau syarat masing-masing dari macam dalil itu, kekuatan dan tingkatan-tingkatannya. Jadi di dalam ilmu ushul fiqh tidak dibahas satu persatu dalil bagi setiap perbuatan. Dalam prakteknya, ilmu ushul fiqh ini mempelajari tentang dalil-dalil yang disepakati dan dalil-dalil yang tidak disepakati dan juga membahas kaidah-kaidah ushuliyah.

2. Pembahasan tentang hukum

Pembahasan tentang hukum dalam ilmu ushul fiqh adalah secara umum, tidak dibahas secara terperinci hukum bagi setiap perbuatan. Pembahasan tentang hukum ini, meliputi pembahasan tentang macam-macam hukum seperti hukum takhlifi, wadh’I dan takhyiri, yang menetapkan hukum(al-Hakim), orang yang dibebani hukum (al-Mahkum ‘alaih) dan syarat-syaratnya, ketetapan hukum (al-Mahkum bih) dan macam-macamnya dan perbuatan-perbuatan yang ditetapi hukum (al-Mahkum fih) serta syarat-syaratnya.

3. Pembahasan tentang kaidah

Page 8: usul fiqh

Pembahasan tentang kaidah yang digunakan sebagai jalan untuk memperoleh hokum dari dalil-dalillnya antara lain mengenaimacam-macamnya, kehujjahannya dan hokum-hukum dalam mengamalkannya.

4. Pembahasan tentang ijtihad

Dalam pembahasan ini, dibicarakan tentang macam-macamnya, syarat-syarat bagi orang yang boleh melakukan ijtihad, tingkatan-tingkatan orang dilihat dari kaca mata ijtihad dan hokum melakukan ijtihad.

sistematika ilmu fiqh Bagian pertama: Bagian Ibadah Bagian kedua: Ahwal Syakhsyiah (Munakahah) bagaian ketiga: Mu’amalat Madaniya

15. Mcm2 bentuk putusnya perkahwinan dan akibatnyaPutusnya akibat talak: talak berarti memutuskan atau melepaskan ikatan

perkahwinan dan berakhirnya hubungan perkahwinan. Akibat talak: talak terbahagi kepada 3 yaitu

Talak raj`i yaitu talak yg tdk melarang mantan suami untuk berkumpul dgn mantan istri

Talak bain sugra: memutuskan hubungan perkahwinan antara suami dan istri setelah suami kata talak diucapkan.

Talak bain kubra: memutuskan hubungan perkahwinan antara suami dan istri setelah suami kata talak diucapkan namun tdk meghalalkan bekas suami merujuk kembali bekas istri kecuali setelah istri berkahwin dgn laki2 lan dan bercerai setelah dikumpuli oleh suami barunya.

Akibat fasakh: namun putus perkahwinan kerana fasakh tdk akan mengurangi bilangan talak. Suami bisa saja merujuk istri. Fasakh berlaku karana adanya syarat2 yg tdk dipenuhi.

Akibat khulu: talak yang diucapkan oleh istri beserta adanya tebusan kepada sang suami. Artinya tebusan itu dibayar oelah suami sebagai mengembalikan mahar yang pernah dibayar oleh suami.

Akibat sumpah li`an: ucapan seorg suami yang menuduh istrinya berzina serta tdk mengaku anak yg dikandung istrinya. Suami istri akan bercerai selama-lamanya.

16. Jelaskan apa yg mjadi prinsip dasar ibadah, muamalah, munakahat dan jinayah Prinsipnya adalah tauqifiyah, artinya sebuah perbuatan atau perkataan hanya

bisa digolongkan sebagai ibadah jika ia memiliki dasar dari al-Qur`an dan sunnah. Apa yang tidak memiliki dasar berarti bukan ibadah. Dalam perkara ibadah yang kita cari adalah dasar yang menetapkannya sebagai ibadah, atau dengan bahasa lain, dalil yang memerintahkannya. Ada, berarti ia dilakukan, tidak ada, berarti harus menahan diri, karena kita tidak lebih tahu dan tidak boleh merasa lebih tahu daripada Allah dan rasulNya.

Page 9: usul fiqh

Sebagai sistem kehidupan, Islam memberikan warna dalam setiap dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali dunia ekonomi. Sistem Islam ini berusaha mendialektikkan nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah atau pun etika. Artinya, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dibangun dengan dialektika nilai materialisme dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan tetapi terdapat sandaran transendental di dalamnya, sehingga akan bernilai ibadah. Selain itu, konsep dasar Islam dalam kegiatan muamalah (ekonomi) juga sangat konsen terhadap nilai-nilai humanisme.

17. Permasalahan wali bagi perempuan dewasa, jelaskan sebab perbedaan antara iman syafi`i dan iman hanafi

18. Jelaskan perbedaan antara rukun haji dengan wajib haji