fiqh aulawiyat

31
FIQH AULAWIYAT (FIQH PRIORITAS) PERHATIKAN …………………..

Upload: miladya-rahmawati

Post on 05-Jul-2015

2.002 views

Category:

Spiritual


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqh aulawiyat

FIQH AULAWIYAT(FIQH PRIORITAS)

PERHATIKAN …………………..

Page 2: Fiqh aulawiyat

FIQH AULAWIYAT

• Apa amal yang harus kita kerjakan terlebih dahulu? Al-Hadits:

• “Apa yang diperintahkan untukmu, maka kerjakanlah semampumu, apa yang dilarang, maka tinggalkanlah”.

• Apa yang disebut “semampumu”?

• Apa sandarannya?

• Apakah mengikuti pilihan “nafsu” kita sendiri?

• Ataukah harus mengikuti ketentuan syari’at?

Page 3: Fiqh aulawiyat

Ketentuan syari’at:

• Bila terjadi “benturan” dalam beramal, bagaimana membuat skala prioritasnya?

1. Bila mubah bertemu sunnah, maka yang sunnah harus didahulukan.

2. Bila sunnah bertemu wajib, maka yang wajib harus didahulukan

3. Bila wajib bertemu wajib, mana yang harus didahulukan?

Page 4: Fiqh aulawiyat

Bila wajib bertemu wajib

• Fardlu ‘ain harus didahulukan dari fardlu kifayah.

• Namun harus diingat, fardlu kifayah bisa menjadi fardlu ‘ain bila pelaksanaannya belum sempurna.

• Bagaimana bila fardlu ‘ain berbenturan dengan fardlu ‘ain?

• Mana yang harus didahulukan?

Page 5: Fiqh aulawiyat

Fardlu ‘ain bertemu fardlu ‘ain

1. Kewajiban yang bersifat hajiyat harus didahulukan dari yang bersifat tahsiniyat.

2. Bila hajiyat bertemu dengan dlaruriyat, maka dlaruriyat harus didahulukan.

3. Bila dlaruriyat bertemu dlaruriyat, mana yang harus didahulukan?

4. Harus mengikuti skala prioritas dlaruriatnya.

Page 6: Fiqh aulawiyat

Bagaimana penjelasannya?

1. Kewajiban yang bersifat dharuriah: Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia

akan hancur atau musnah.1. Kewajiban yang bersifat hajiyah:

Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia hanya akan mengalami kesukaran.

1. Kewajiban yang bersifat tahsiniah: Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia

hanya akan kurang sempurna , tidak harmonis, kurang indah.

Page 7: Fiqh aulawiyat

PRIORITASDLARURIAT

1. Hifdzud-din. Menjaga agama.

2. Hifdzun-nafs. Menjaga jiwa.

3. Hifdzun-nasl. Menjaga keturunan.

4. Hifdzul-karamah. Menjaga kehormatan.

5. Hifdzul-aql. Menjaga akal.

6. Hifdzul-mal. Menjaga harta.

Page 8: Fiqh aulawiyat

Contoh tahsiniyat-hajiyat-dharuriyat:• Sholat adalah perkara dharury. Kebolehan menjama’

dan mengqoshor sholat bagi yang sedang safar adalah perkara hajy. Menghadap kiblat adalah perkara tahsiny. Ketidaktahuan arah kiblat tidak boleh menghalangi pelaksanaan sholat.

• Makan untuk menjaga jiwa adalah perkara dharury. Kebolehan mencari nafkah dengan berburu adalah perkara hajy. Kewajiban makan daging yang halal adalah perkara tahsiny. Jika di hutan tidak ditemukan binatang buruan kecuali babi, maka makan babi untuk menjaga jiwa harus didahulukan.

Page 9: Fiqh aulawiyat

Contoh, lanjutan:

• Memberi nafkah untuk kebutuhan makan adalah perkara dharury. Kebolehan berhutang adalah perkara hajy. Membayar hutang tepat waktu adalah perkara tahsiny. Jika uang terbatas, maka memberi nafkah harus didahulukan dari membayar hutang.

• Menjaga jiwa adalah perkara dharury. Kebolehan berobat adalah perkara hajy. Menutup aurat adalah perkara tahsiny. Jika dalam berobat (dioperasi) harus membuka aurat, maka berobat dengan operasi yang membuka aurat harus didahulukan dari menutup aurat.

Page 10: Fiqh aulawiyat

Contoh dhorury-dhorury:

• Jihad untuk memelihara agama harus didahulukan walaupun harus mengorbankan jiwa.

• Memberikan harta miliknya yang dirampok untuk menjaga jiwa harus didahulukan dari memelihara harta.

• Memelihara kehormatan dari ancaman pemerkosaan harus didahulukan dari menjaga harta.

Page 11: Fiqh aulawiyat

Kesimpulan:

• Prioritas amal:

1.Amalan wajib yang bersifat dharuriat.

2.Amalan wajib yang bersifat hajiyat.

3.Amalan wajib yang bersifat tahsiniyat.

4.Amalan wajib kifayah.

5.Amalan yang sunnah.

6.Amalan yang mubah.

Page 12: Fiqh aulawiyat

APLIKASI FIQH AULAWIYAT

UNTUK MENENTUKAN KEWAJIBAN MEMULAI PERJUANGAN YANG

PALING UTAMA

Page 13: Fiqh aulawiyat

Dari mana perjuangan harus dimulai?

• Harus mengikuti tertib maqoshidu tasyri’iyyah:

1.Prioritas utama: Mewujudkan Umurudh-dharuriah.

2.Prioritas kedua: Mewujudkan Umurul-hajiyah. 3.Prioritas ketiga: Mewujudkan Umurut-

tahsiniah,

Page 14: Fiqh aulawiyat

Apa konsekuensinya?

1. Mewujudkan Umurudh-dharuriah. Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia

akan hancur atau musnah.1. Mewujudkan Umurul-hajiyah.

Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia hanya akan mengalami kesulitan.

1. Mewujudkan Umurut-tahsiniah, Jika tidak terwujud, maka kehidupan manusia

hanya akan kurang sempurna , tidak harmonis, kurang indah.

Page 15: Fiqh aulawiyat

Oleh karena itu:

• Mewujudkan umurudh-dharuriah merupakan prioritas amalan yang paling utama.

• Mengapa?

• Jika tidak diwujudkan, kehidupan umat manusia akan musnah, hancur, binasa.

• Bagaimana cara mewujudkannya?

• Apakah individu bisa mewujudkannya?

• Ataukah kelompok atau jama’ah dari kaum muslimin?

Page 16: Fiqh aulawiyat

JAWABNYAADALAH:

Individu tidak bisa mewujudkannya

Kelompok atau jama’ah kaum muslimin juga tidak bisa.

Siapakah yang bisa? Yang bisa mewujudkannya

hanyalah negara! Negaralah yang bisa

mewujudkannya atau menjaganya.

Page 17: Fiqh aulawiyat

Bagaimana negara itu menjaga?

1. Menjaga agama. Ancaman hukuman mati bagi yang hendak

murtad.

1. Menjaga jiwa. Ancaman hukuman qishos bagi pembunuh.

1. Menjaga keturunan. Ancaman hukuman cambuk 100x atau rajam.

Page 18: Fiqh aulawiyat

Bagaimana negara…

4. Menjaga kehormatan. Ancaman hukuman 80x bagi pelaku qadzaf.

4. Menjaga akal. Ancaman hukuman cambuk 40x bagi peminum

khamr.

4. Menjaga harta. Ancaman hukuman potong tangan bagi pencuri.

Page 19: Fiqh aulawiyat

PENJAGAAN OLEH NEGARA:• Menjaga yaitu dengan menegakkan aturan

dan sangsinya.• Jika aturan dan sangsi diambil dari luar Islam,

kehidupan tidak akan hancur, tetapi akan rusak (fasad).

• Kewajiban yang paling agung bagi negara adalah mewujudkan urusan dlaruriyat.

• Melalaikannya merupakan kema’siyatan yang paling besar.

Page 20: Fiqh aulawiyat

KESIMPULAN

� Kewajiban dlaruriyat merupakan prioritas tertinggi dalam beramal.

� Bila masalah dlaruriyat tidak dijaga, maka kehidupan manusia akan hancur, runtuh atau musnah.

� Siapa yang paling bertanggung jawab untuk mewujudkan dan menjaga masalah dlaruriyat?

� Negara…!

Page 21: Fiqh aulawiyat

BAGAI MANA JIKA NEGARALALAI?

• Penguasa akan berdosa.

• Bagaimana dengan rakyatnya?

• Jika rakyat mendiamkan, akan berdosa juga.

• Mengapa diamnya rakyat akan membawa dosa?

• Akan mendapat “dosa investasi”!

• Apa itu?

Page 22: Fiqh aulawiyat

DOSA INVESTASI

• Apakah “dosa investasi” itu?

• Dosa yang akan diperoleh seorang muslim apabila berdiam diri terhadap tidak diamalkannya suatu kewajiban.

• Mengapa?

• Sebab dosa itu muncul dari dua kemungkinan:

1.Diamalkannya suatu keharaman.

2.Tidak diamalkannya suatu kewajiban.

Page 23: Fiqh aulawiyat

Bagaimana mengetahuinya?

Hubungan manusia dengan Allah:

1. Aqoid2. Ibadah

Hubungan manusia dengan dirinya:

1. Makanan 2. Minuman3. Pakaian 4. Akhlaq

Hubungan manusia dengan manusia lain:

1. Sistem pemerintahan 2. Sistem ekonomi3. Sistem sosial 4. Sistem pidana5. Politik pendidikan6. Politik luar negeri

DIMENSI IDIMENSI I

DIMENSI IIDIMENSI II

DIMENSI IIIDIMENSI III

Page 24: Fiqh aulawiyat

SUDAHKAH DIAMALKAN SELURUHNYA?

1. DIMENSI I– Sudah diamalkan oleh ummat Islam.– Walaupun sebagian besar masih meninggalkan.

1. DIMENSI II– Sudah diamalkan oleh ummat Islam.– Walaupun sebagian besar masih meninggalkan.

1. DIMENSI III– TIDAK DAPAT diamalkan oleh ummat Islam!– Mengapa? – Karena negara tidak mau mengamalkannya!– Dari dimensi inilah “dosa investasi” akan muncul.

Page 25: Fiqh aulawiyat

Apa contoh “dosa investasi”?

• Jika ada orang yang meninggal, kemudian jenazahnya tidak diurus, siapakah yang berdosa?– Seluruh ummat Islam berdosa!– Mengapa?– Insya Allah ummat Islam sudah faham.

• Jika ada orang yang berzina, siapakah yang berdosa?– Seluruh ummat Islam berdosa!– Mengapa? – Silakan baca: QS. An Nuur: 2.

Page 26: Fiqh aulawiyat

• Jika ada orang yang membunuh, siapakah yang berdosa?– Seluruh ummat Islam berdosa!– Mengapa? – Silakan baca: Al Baqarah: 178.

• Jika ada orang yang mencuri, siapakah yang berdosa?– Seluruh ummat Islam berdosa!– Mengapa? – Silakan baca: Al Maidah: 38.

• Jika banyak orang yang kafir, siapakah yang berdosa?– Seluruh ummat Islam berdosa!– Mengapa? – Silakan baca: At Taubah: 29

Page 27: Fiqh aulawiyat

Bagaiman jika diamalkan?• Jika ada yang berzina, kemudian kita hukum

cambuk atau dirajam ramai-ramai. – Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

• Jika ada yang mencuri, kemudian kita hukum potong tangan. – Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

• Jika ada membunuh, kemudian kita hukum qishos. – Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

Page 28: Fiqh aulawiyat

• Jika ada tetangga yang murtad, kemudian kita hukum mati. – Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

• Jika ada tetangga yang kafir, kemudian kita perangi. – Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

• Jika ada bank yang menerapkan riba, kemudian kita bakar ramai-ramai.– Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

Page 29: Fiqh aulawiyat

• Jika ada sekolahan yang mengajarkan ilmu-ilmu yang sesat, kemudian kita bakar.– Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

• Jika stasiun televisi banyak menayangkan pornografi, kita ledakkan stasiunnya.– Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

• Jika ada gedung parlemen yang banyak menghasilkan perundang-undangan kufur, kemudian kita robohkan.– Bolehkah?– Jawabnya: tidak boleh, hukumnya haram!

Page 30: Fiqh aulawiyat

BAGAIMANA SEHARUSNYA?

Jika negara tidak mau mengamalkan, maka individu maupun kelompok tidak boleh mengamalkannya.

Bagaimana caranya agar negara mau mengamalkannya?

Wajib ada dakwah kepada negara!

Merupakan kewajiban yang paling agung!

Page 31: Fiqh aulawiyat

ALLAHU AKBAR……………

PERJUANGAN SUDAH DIMULAI ………

LANJUTKAN………………………..