uji kelarutan lipid

14
LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1 UJI KELARUTAN LIPID Nama : Lusiana Setiawati NIM : 06101181320028 Kelompok : 1 ( Satu) Anggota :1. Diah Permata Sari 2. Nurul Mawaddah 3. Mety Trriany 4. Reni Marzela 5. Reni Oktavia Banjar Nahor 6. Wildan Tikto R Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd.M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: lusiana-setiawati

Post on 26-Jan-2016

401 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Laporan Biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Kelarutan Lipid

LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1

UJI KELARUTAN LIPID

Nama : Lusiana Setiawati

NIM : 06101181320028

Kelompok : 1 ( Satu)

Anggota :1. Diah Permata Sari

2. Nurul Mawaddah

3. Mety Trriany

4. Reni Marzela

5. Reni Oktavia Banjar Nahor

6. Wildan Tikto R

Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd.M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Uji Kelarutan Lipid

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

I. PERCOBAAN KE : 9 (SEMBILAN)

II. TANGGAL PRAKTIKUM : 20 NOPEMBER 2015

III. JUDUL PRAKTIKUM : UJI KELARUTAN LIPID

IV. TUJUAN PRAKTIKUM : Mahasiswa dapat memahami kelarutan Lipid pada

pelarut organik yang berbeda

V. DASAR TEORI

Lipid didenifisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstraksi

dari mahluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang polar atau pelarut

nonpolar. Istilah lipid mencakup golongan senyawa-senyawa yang memiliki

keanekaragaman struktur, dan tidak ada skema penggolongan lipid yang bisa diterima

di seluruh dunia. Ciri khas yang umum dijumpai di semua lipid adalah kandungan

hidrokarbonnya diturunkan dari polimerisasi asetat yang diikuti dengan reduksi  rantai

segera setelah rantai itu terbentuk contohnya, polimerisasi asetat menghasilkan rantai

hidrokarbon linear yang panjang. Asam lemak yang terjadi pada proses hidrolisasi

lemak, mengalami proses hidrolisis lemak, mengalami proses oksidasi dan

menghasilkan asetil koenzim A (Poedjiadi, 2004).

Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat

pada plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi

dengan pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan tetraklormetana. Lipid

penting karena memilki nilai energi yang tinggi, bahan isolasi dan pelindung yang

terdapat pada jaringan-jaringan dibawah kulit dan mengelilingi organ-organ tertentu

misalnya jaringan syaraf (Riawan, 2009).

Lipid dibagi atas 3 golongan yaitu: Lipid sederhana yang terdiri atas ester dari

asam-asam lemak gliserol. Ada 3 jenis lemak sederhana yaitu, lemak yang

strukturalnnya pada dalam suhu kamar, minyak yang strukturnya cair dalam suhu

kamar dan lilin atau malam yang merupakan ester asam lemak dengan alkohol. Lipid

campuran fosfolifid ester yang mengandung asam lemak dan yang mengandung gugus

lain yang terikat pada alkohol misalnya fosfolipida dan glikopida. Derivat lipid adalah

zat yang berasal dari hasil hidrolisis zat-zat tersebut antara lain lemak jenuh dan tidak

jenuh, alkohol, gliserol, sterol, dan lemak aldehid (Taufik, 2010).

Fungsi lipid  seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga merupakan

sumber energi utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan yang

Page 3: Uji Kelarutan Lipid

disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid yang

berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel. Steroid senyawa-

senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol berperan dalam proses

pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon

kelamin: dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D (Sutresna,

2009).

Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting

pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif

terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi,

bagian dari membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator

dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ  tubuh serta pelarut

vitamin A, D, E dan K. Penambhan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat

dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan

energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9

Kkal/gram lemak yang dikonsumsi (Sartika, 2008).

Asam lemak adalah bagian penting dari seluruh jaringan tubuh dan merupakan

bagian utama senyawa fodpolipid membran sel. Dalam tubuh, asam lemak tidak hanya

diperkukan untuk sintesa membran, modifikasi protein dan kabohidrat, pembangunan

beberapa elemen struktur dalam sel dan jaringan, menghasilkan senyawa penanda dan

bahan bakar, tetapi juga untuk melarutkan berbagai macam bagian seluler serta

ekstraseluler yang sulit larut dan  nonpolar (Tuminah, 2010).

Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase

terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang

terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa

yang lain, seperti air dan minyak. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki

karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan

pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda. Emulsi tersusun atas tiga komponen utama,

yaitu: pertama, fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil

kedalam zat cair lain (fase internal). Kedua, fase pendispersi (zat cair yang berfungsi

sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase eksternal). Terakhir

emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi) (Fessenden, 1990).

Minyak bersifat tidak larut dalam pelarut polar & larut dalam pelarut non

polar. Pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa

protein. Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang

Page 4: Uji Kelarutan Lipid

terdapat di alam bebas. Digunakan natrium karbonat atau natrium hidroksida untuk

proses pembuatan sabun. Secara umum reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan

asam lemak + NaOH menghasilkan air & garam. Natrium stear dengan 18 karbon

adalah sabun yang sangat keras dan tidak larut (Taufik, 2010).

VI. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Gelas kimia

5. Gelas ukur

6. Hotplate

b. Bahan

1. Minyak goreng

2. Mentega

3. NaOH

4. Aquadest

5. Eter

6. Bensin

VII. PROSEDUR PERCOBAAN

Gambar Keterangan

Siapkan sampel dan pelarut yang akan

digunakan

Masukkan 1 mL sampel yang akan diuji

kedalam empat tabung reaksi.

Page 5: Uji Kelarutan Lipid

Tambahkan 1 mL pelarut ke dalam

sampel yang akan diuji.

Tabung 1 : ditambah 1 mL air.

Tabung 2 : ditambah 1 mL

bensin.

Tabung 3 : ditambah dengan 1

mL eter

Tabung 4 : ditambah 1 mL

NaOH

Kocok dan diamkan selama beberapa

menit kemudian amati perubahan.

VIII. DATA HASIL PENGAMATAN

Sampe

l

Tabung Pereaksi Hasil Keterangan

MIN

YA

K

1 1 mL air Tidak larut Terbentuk dua lapisan (-)

2 1 mL bensin Larut +

3 1 mL eter Larut +

4 1 mL NaOH Tidak Larut Terbentuk dua lapisan (-)

ME

NT

EG

A

1 1 mL air Tidak larut Mentega menggumpal

2 1 mL bensin Larut +

endapan

(+)

3 1 mL eter Larut (+)

4 1 mL NaOH Tidak Larut Mentega menggumpal

Page 6: Uji Kelarutan Lipid
Page 7: Uji Kelarutan Lipid

IX. PERSAMAAN REAKSI

a.Pemeriksaan Kelarutan Lemak

b.Mentega

X. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini membahas mengenai uji kelarutan lipid. Percobaan ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelarutan lipid dalam pelarut organik yang

berbeda. Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dan gliserol.

Pada percobaan ini sempel yang diuji adalah minyak goreng dan mentega, sedangkan

pelarut organik yang digunakan adalah air, bensin, eter dan NaOH.

Pada percobaan pertama yang dilakukan yaitu menguji kelarutan minyak

goreng. Sampel minyak sayur dimasukkan kedalam empat tabung reaksi sebanyak 1

mL yang kemudian diuji kelarutannya dengan menggunakan pelarut yang berbeda.

Pada tabung pertama ditambah dengan pelarut air sebanyak 1 mL yang disertai dengan

Page 8: Uji Kelarutan Lipid

pengocokan, kemudian didiamkan selama beberapa menit. Hasil pengamatan yang

diperoleh bahwa minyak syur tidak larut dalam pelarut air. Hal ini disebabkan karena

minyak sayur bersifat non polar sedangkan air bersifat polar. Pada tabung kedua

sampel minyak sayur diuji kelarutannnya dengan pelarut bensin sebanyak 1 mL

disertai dengan pengocokan dan didiamkan selama beberapa menit. Hasil pengamatan

yang diperoleh adalah sampel minyak sayur larut dalam pelarut bensin. Hal ini

dikarenakan bensin dapat memecah ikatan polipeptida pada rantai hidrokarbonnya

yang terdapat dalam minyak goreng sehingga minyak goreng dapat larut dalam pelarut

bensin. Pada tabung ketiga sampel minyak goreng diuji kelarutannya dengan pelarut

eter sebanyak 1 mL disertai dengan pengocokan dan didiamkan selama beberapa

menit. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah sampel minyak goreng larut dalam

pelarut eter. Hal ini disebabkan minyak goreng bersifat nonpolar dan pelarut eter

bersifat nonpolar sehingga minyak goreng dapat larut. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar akan larut

dalam pelarut nonpolar. Pada tabung keempat sampel minyak goreng diuji

kelarutannya dengan pelarut NaOH sebanyak 1 mL disertai dengan pengocokan dan

didiamkan selama beberapa menit. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah sampel

minyak goreng tidak larut dalam pelarut NaOH tetapi terjadi reaksi penyabunan.

Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah reaksi hidrolisis lemak atau minyak

dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH dan KOH dan membentuk produk

garam asam lemak dan hasil samping berupa gliserin.

Pada sampel mentega juga dilakukan seperti uji dengan menggunakan sampel

minyak goreng. Mentega yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam empat tabung

reaksi sebanyak 1 mL. Pada tabung pertama diuji dengan pelarut air, pada tabung

kedua diuji dengan pelarut bensin, pada tabung ketiga diuji dengan pelarut eter dan

pada tabung keempat diuji kelarutannya dengan pelarut NaOH. Hasil pengamatan

yang diperoleh adalah sampel mentega larut sebagian dalam pelarut bensin dan eter

serta tidak larut dengan pelarut air dan NaOH. Hal ini dikarenakan mentega bersifat

nonpolar sehingga larut dalam pelarut bensin dan eter yang juga bersifat nonpolar dan

tidak larut dalam pelarut air yang bersifat polar sedangkan jika direaksikan dengan

pelarut NaOH terjadi reaksi penyabunan. Mentega tidak larut sempurna dalam pelarut

bensin dan eter karena volume pelarut yang digunakan terlalu sedikit.

Page 9: Uji Kelarutan Lipid

XI. KESIMPULAN

1. Minyak goreng dan mentega tidak larut dalam pelarut air karena minyak goreng

dan mentega bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar.

2. Minyak goreng dan mentega larut dalam pelarut bensin dan eter karena sama-sama

bersifat nonpolar.

3. Minyak goreng dan mentega tidak larut dalam pelarut NaOH karena terjadi reaksi

penyabunan.

4. Semakin banyak volume pelarut bensin dan eter yang digunakan maka akan

melarutkan mentega dengan sempurna.

Page 10: Uji Kelarutan Lipid

XII. DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. (1997). Dasar-Dasar Kimia Organik . Jakarta: Aksara.

Poedjiadi, A. (2004). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Riawan, M. (2010). Minyak Sumber Panganan , Pengolahan, dan Pemurnian. Bandung: ITB.

Sartika, R. A. (2008). Pengarauh asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2 (40 , 154-160.

Sutresna, N. (2009). Kimia. Bandung: Grafindo.

Taufik. (2010). Metabolisme Lipid. Dipetik Nopember 24, 2015, dari http://Taufikchemistry.

Tuminah, S. (2010). Efek Perbedaan Sumber dan Struktur Kimia Asam Lemak Jenuh Terhadap Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 38 (1) , 43-51.

Page 11: Uji Kelarutan Lipid

XIII. LAMPIRAN GAMBAR