uji lipid ayu

36
PERCOBAAN III UJI LIPIDA I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari dan memahami reaksi uji kualitatif terhadap lipida. I.2 Dasar Teori Lemak berasal dari bahasa Yunani Lipos yang berarti lemak. Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar atau semi polar seperti eter dan kloroform. Lemak dan minyak merupakan salah satu bagian lipid disamping jenis yang lain, seperti prostaglandin, fosfolipid, terpenoid, streoid dan lain-lain. Meskipun struktur lemak bermacam-macam, semua lemak mempunyai sifat struktur spesifik, yaitu mempunyai gugus hidrokarbon hidrofob yang banyak sekali dan hanya sedikit, jika ada gugusan hidrokarbon hidrofil. Hal ini menggambarkan sifat struktur lemak yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar (Fessenden & Fessenden, 1990). Minyak dan lemak merupakan bahan yang penting bagi kita, dan termasuk bahan organik yang penting

Upload: muhammad-khairun-n

Post on 25-Nov-2015

182 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

PERCOBAAN III

PERCOBAAN IIIUJI LIPIDA

I. PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari dan memahami reaksi uji kualitatif terhadap lipida.

I.2 Dasar TeoriLemak berasal dari bahasa Yunani Lipos yang berarti lemak. Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non polar atau semi polar seperti eter dan kloroform. Lemak dan minyak merupakan salah satu bagian lipid disamping jenis yang lain, seperti prostaglandin, fosfolipid, terpenoid, streoid dan lain-lain. Meskipun struktur lemak bermacam-macam, semua lemak mempunyai sifat struktur spesifik, yaitu mempunyai gugus hidrokarbon hidrofob yang banyak sekali dan hanya sedikit, jika ada gugusan hidrokarbon hidrofil. Hal ini menggambarkan sifat struktur lemak yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar (Fessenden & Fessenden, 1990).

Minyak dan lemak merupakan bahan yang penting bagi kita, dan termasuk bahan organik yang penting bagi tubuh disamping karbohidrat dan protein. Minyak dan lemak termasuk kelompok zat kimia yang disebut lipid. Lipid adalah senyawa organik yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut-pelarut non-polar seperti eter dan kloroform (Keenan. 1991).

Proses hidrolisis menyebabkan lemak terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah mol asam lemak tergantung dari panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak disbut bilangan penyabunan (Poedjiadi, 2007).Apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati, akan timbul bau yang tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida atau akrolein. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah dijadikan reaksi untuk menentukan adanya gliserol atau senyawa yang mengandung gliserol. Bila lemak dan minyak dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan hati-hati juga akan terjadi akrolein (Poedjiadi, 2007).Sifat-sifat kimia dari minyak dan lemak antara lain : reaksi adisi, reaksi oksidasi dan hidrolisis.

1. Reaksi adisi lemak dan minyak terjadi pada senyawa yang mengandung ikatan tak jenuh seperti halnya pada alkena dan alkuna dimana pada minyak dan lemak mengandung asam-asam tak jenuh seperti palmitoleat, asam oleat, linoleat, dan asam linolenat.

2. Asam-asam lemak tak jenuh yang terikat pada molekul trigliserida dari minyak cair dapat mengadisi hidrogen sehingga ikatannya menjadi jenuh. Oleh karena itu reaksi adisi hidrogen ini digunakan untuk memadatkan minyak dalam pengolahan bahan makanan.

3. Reaksi adisi dengan iodium dan brom yang digunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan (jumlah ikatan rangkap dua) dari suatu minyak atau lemak. Hal ini dikarenakan karena kelarutan iodium dan brom dalam alkohol yang berwarna cokelat muda diadisi asam lemak tak jenuh sehingga warnanya akan hilang.

4. Oksidasi minyak dan lemak akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak yang disebut bau tengik(Fessenden & Fessenden, 1990).

Kolesterol adalah salah satu lemak dengan gugus steroid yang penting dan terdapat banyak di alam. Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. Salah satu diantaranya ialah reaksi salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan diatas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambahkan anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Ini disebut reaksi Lieberman Burchard. Warna hijau yang terjadi ini sebanding dengan konsentrasi kolesterol. Karena itu reaksi Lieberman Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 mg tiap 100 mL darah (Poedjiadi, 2007).II. METODE PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan

II.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah beker glass, bunsen, gelas ukur, kaki tiga, pengaduk, pipet tetes, tabung reaksi dan rak

II.1. 2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol, alpukat, asetat anhidrous, asam asetat glasial, etanol, eter, HCL pekat, HNO3 pekat, H2SO4 pekat, kertas lakmus, KOH alkoholis 10%, kloroform, larutan ammonium molibdat, larutan brom, larutan KI 10%, lemak/minyak, lesitin, minyak, mentega, sabun dan telur.II.2 Cara Kerja

II.2.1 Penyiapan sampel

Ditimbang

II.2.2 Uji Akrolein

- Digerus dalam mortir

- Dimasukkan dalam tabung reaksi kering

- Dipanaskan diatas api bunsen

- Diperhatikan bau yang terciumII.2.3 Uji Busa untuk sabun

II.2.4 Uji Penyabunan

II.2.5 Uji Pengendapan

II.2.6 Uji Salkowski

II.2.7 Uji Liebermman-Burchard

II.2.8 Uji Fosfor

II.2.9 Uji Ketidakjenuhan

Ditambahkan Ditambahkan Ditambahkan Ditambahkan

Ditambahkan

Ditambahkan beberapa tetesII.2.10 Uji Peroksida

III. HASIL PERCOBAAN

III.1Hasil dan Data Percobaan

III.1.1 Uji Busa untuk sabun

TabungMinyakMentegaTelurAlpukat

Sabun1 ml1 ml1 ml1 ml

Air1 ml1 ml1 ml1 ml

Kocok kuat-kuat

PengamatanTerbentuk busa (+)Terbentuk busa (+)Terbentuk busa (+)Terbentuk busa (+)

III.1.2 Uji Penyabunan (untuk asam-asam lemak)

TabungMinyakMentegaTelurAlpukat

Sampel1 ml1 ml1 ml1 ml

KOH alkoholis10 ml10 ml10 ml10 ml

Panaskan

Air10 ml10 ml10 ml10 ml

Panaskan sampai alkohol menguap

Uji busaTerbentuk busa (+)Terbentuk busa (+)Terbentuk busa (+)Terbentuk busa (+)

III.1.3 Uji Pengendapan (untuk sabun)

TabungMinyakMentegaTelurAlpukat

Sabun1 ml1 ml1 ml1 ml

Asam klorida pekat5 tetes5 tetes 5 tetes5 tetes

Kocok dengan baik, sampai larutan bereaksi dengan kertas lakmus

PengamatanKertas lakmus berwarna merah, tidak terjadi endapan, terbentuk gelembung dibawah tabungKertas lakmus berwarna biruKertas lakmus berwarna merahKertas lakmus berwarna merah

III.1.4 Uji Salkowski untuk kolesterol

TabungMinyakMentegaTelurAlpukat

Kolesterol1 ml1 ml1 ml1 ml

Kloroform3 ml3 ml3 ml3 ml

PengamatanTerbentuk 2 lapisan :

Lapisan atas bening,

Lapisan bawah hijau

Asam sulfat pekat3 ml3 ml3 ml3 ml

Kocok tabung perlahan-lahan, biarkan cairan terpisah

PengamatanTerbentuk 4 lapisan :

Lapisan atas cokelat, lapisan kedua cokelat merah, lapisan ketiga kuning, lapisan bawah beningTidak terbentuk lapisanLapisan berwarna merah bataAda gelembung-gelembung. Terbentuk 3 lapisan :

Lapisan atas kuning, lapisan tengah cokelat, lapisan bawah keruh (Cokelat muda)

III.1.5 Uji Liebermman-Burchard untuk kolesterol

TabungMinyakMentegaTelurAlpukat

Kolesterol dalam kloroform2 ml2 ml2 ml2 ml

Asam asetat anhidrous10 tetes10 tetes10 tetes10 tetes

Asam sulfat pekat2 tetes2 tetes2 tetes2 tetes

Kocok perlahan-lahan dan biarkan beberapa menit

PengamatanEndapan cokelat dalam larutan keruhTidak terbentuk lapisanLarutan kuning muda, ada sedikit endapanTerbentuk 3 lapisan : Lapisan atas kuning keruh, lapisan tengah cokelat, lapisan bawah keruh

III.1.6 Uji ketidakjenuhan

TabungMinyakMentegaTelurAlpukat

Lesitin0,5 ml0,5 ml0,5 ml0,5 ml

Kloroform1 ml1 ml1 ml1 ml

Larutan brom180 tetes50 tetes 7 tetes200 tetes

Kocok perlahan-lahan dan biarkan beberapa menit

PengamatanTidak terjadi perubahanTidak terjadi perubahanLarutan kuning permanenTidak terjadi perubahan

III.1.7 Uji peroksida

TabungMinyakMentegaTelurAlpukat

Lesitin1 ml1 ml1 ml1 ml

Kloroform1 ml1 ml1 ml1 ml

Tambahkan asam asetat glasial 2 ml

Pengamatan---Terbentuk 2 lapisan : lap.atas hijau keruh, lapisan bawah bening keruh

Tambahkan 1 tetes larutan KI 10%, biarkan 10 menit

PengamatanTerbentuk 2 lapisan : Lapisan atas kuning muda, lapisan bawah kuning keruhTerbentuk 2 lapisan : lapisan atas berwarna kuning tua, lapisan bawah kuning mudaTerbentuk 2 lapisan : Lapisan atas ada gumpalan kuning padat, lapisan bawah larutan kuningTerbentuk 3 lapisan : Lapisan atas kuning keruh, lapisan tengah putih sabun, lapisan bawah bening keruh

IV. PEMBAHASANPraktikum kali ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui uji-uji kualitatif terhadap lipid. Lipida terdiri dari lemak (sekitar 95%), steroida, karotenoida, vitamin yang larut dalam lemak. Lipid merupakan ester dari asam lemak, antara satu dengan yang lain memiliki kemiripan sifat fisika, yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform dan benzena yang sering disebut pelarut lemak. Berdasarkan sifatnya ini, lipid dapat diperoleh melalui fraksinasi dan ekstraksi dengan alkohol panas, eter atau pelarut lemak lainnya.

Penyiapan bahan dilakukan dengan fraksinasi sampel lipid berupa minyak, alpukat, telur dan mentega, untuk menghasilkan lipid berupa lesitin, sabun dan kolesterol, yang selanjutnya digunakan untuk pengujian. Fraksinasi merupakan pemisahan komponen senyawa sederhana dari senyawa yang kompleks berdasarkan perbedaan kelarutan dalam berbagai pelarut organik. Lesitin larut dalam semua pelarut lemak, kecuali aseton, karena itulah untuk memperoleh lesitin dalam sampel, filtrat sampel ditambahkan pada aseton, yang kemudian akan dapat mengendapkan, dan diperoleh lesitin hanya pada sampel kuning telur.

Selanjutnya, sabun dipisahkan dengan mengekstraksi filtrat eter aseton. Sabun terbentuk melalui proses penyabunan asam lemak dengan basa KOH 10 %, karena umumnya asam lemak larut dalam eter, maka penambahan eter setelah penyabunan, akan mengendapkan sabun. Sabun diperoleh dari keempat sampel telur, mentega, alpukat dan minyak. Sehingga dapat dikatakan keempat sampel mengandung asam-asam lemak.

Ekstraksi terakhir dilakukan untuk memperoleh kolesterol. Kolesterol dapat larut dalam dalam pelarut lemak seperti eter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Karena itulah, untuk memperoleh kolesterol dari sampel, maka filtrat eter dari proses sebelumnya diekstraksi dengan alkohol panas dan disentrifuse. Kolesterol jika terdapat dalam konsentrasi tinggi, maka akan mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna. Kolseterol dapat dihasilkan dari keempat sampel. Kemudian lesitin, sabun dan kolesterol yang diperoleh dilakukan untuk pengujian.

IV.1Uji penyabunan

Penyabunan adalah reaksi esterifikasi asam-asam lemak dari lipid kompleks oleh hidrolisa alkali menghasilkan sabun, dengan bantuan katalis logam Pt atau Ni. Sabun yang diperoleh dari reaksi penyabunan untuk selanjutnya dilakukan uji busa, untuk memastikan ada tidaknya sabun yang terbentuk.

O

R O C CH2

O

R O C CH2 + 3NaOH

O

R O C CH2

Lipid

CH2 OH

RCOONa

CH OH + RCOONa

CH2OH

RCOONaGliserol

sabun

Reaksi penyabunan dilakukan dengan menambahkan KOH alkoholis ke dalam sampel lemak, kemudian dikocok dan dipanaskan pada penangas air hingga satu tetes larutan ini larut semuanya dalam air. Tambahkan air dan kemudian dipanaskan lagi diatas penangas air didih sampai semua alkohol menguap. Sabun yang terbentuk kemudian digunakan untuk uji busa, keempat sampel memberikan reaksi positif pada reaksi penyabunan, karena pada keempatnya terbentuk sabun dibuktikan melalui uji busa menghasilkan busa yang stabil.

IV.2 `Uji busa untuk sabunSabun merupakan garam alkali dari asam lemak rantai panjang yang bersumber dari minyak atau lemak, dimana jumlah rantai karbon mulai dari asam lemak pembentuk sabun dari atom C-10-C-16. Kebanyakan sabun dibuat dengan jalan penyabunan antara lemak dengan suatu basa monovalen seperti kalium hidroksida melalui reaksi penyabunan. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan dikocok kuat. Sabun yang diperoleh dari keempat sampel, kemudian diujikan dengan uji busa. Untuk uji busa, busa dihasilkan dengan menambahkan beberapa ml air kedalam keempat sampel sabun, kemudian dikocok kuat-kuat, busa yang terbentuk harus tahan selama kira-kira beberapa menit, barulah dapat dikatakan sampel benar-benar mengandung sabun. Keempat sampel sabun yang diujikan, memberikan hasil positif, dengan membentuk busa yang tahan lama.

IV.3Uji Pengendapan untuk sabunSabun yang diperoleh dari proses penyabunan, merupakan ester asam lemak yang bersifat basa, sehingga dengan penambahan asam akan membentuk endapan garam. Menyebabkan larutan bersifat asam, sehingga akan menyebabkan warna merah pada kertas lakmus. RCOONa

RCOOH

RCOONa + 3HCl RCOOH + 3NaCl

RCOONa

RCOOHSabun

Asam

GaramKeempat sampel yang diujikan pada uji pengendapan memberikan hasil positif pada kertas lakmus dengan memberikan warna merah, kecuali sampel yang mengandung mentega. Tetapi, pada keempat sampel tidak terbentuk endapan yang seharusnya ada, pada minyak hanya terjadi gelembung-gelembung gas dibawah tabung. Kemungkinan endapan yang terbentuk sangat sedikit dan berupa koloid, sehingga sulit untuk diamati.

IV.4Uji Salkowski untuk kolesterol

Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat dibanyak alam. Sterol tak jenuh jika direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi percobaan, maka mula-mula akan terbentuk kompleks asam yang teraktifasi, kemudian akan terbentuk agregasi beberapa molekul yang menghasilkan sistem terkonjugasi membentuk beberapa lapisan. Pengujian akan memberikan hasil yang baik, jika alat-alat yang digunakan untuk pengujian dalam keadaan kering dan bersih.Uji salkowski dilakukan dengan menuangkan kedalam H2SO4 pekat secara hati-hati, sejumlah kolesterol yang telah dilarutkan dalam kloroform sebelumnya. Maka akan terbentuk lapisan dari sistem konjugasi, dimana bagian asam akan berwarna kekuningan dengan fluorosensi hijau bila dikenai cahaya, bagian kloroform akan berwarna biru dan berubah menjadi merah, kemudian ungu. Bagian kloroform ada pada lapisan atas bagian asam, karena BJ kloroform lebih kecil dibandingkan BJ asam sulfat yaitu 1,47, sedangkan BJ asam sulfat 1,84.

Keempat sampel yang diujikan, hanya alpukat dan minyak yang menujukkan hasil positif menghasilkan lapisan kolesterol berwarna kuning. Pada minyak terbentuk 4 lapisan, lapisan atas berwarna cokelat, lapisan kedua cokelat merah menunjukkan bagian kloroform, lapisan ketiga berwarna kuning menunjukkan bagian asam dan lapisan bawah bening menunjukkan bagian kolesterol. Sampel alpukat membentuk 3 lapisan, lapisan atas kuning, lapisan tengah cokelat, lapisan bawah keruh (Cokelat muda). Pada telur hanya terbentuk lapisan berwarna merah bata yaitu bagian kloroform, dan pada mentega tidak terbentuk lapisan. IV.5Uji Liebermman-Burchard untuk kolesterol

Kolesterol juga dapat ditentukan melalui reaksi wana liebermman-burchard. Uji ini dilakukan dengan menambahkan anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat ke dalam kolesterol yang telah dilarutkan dengan kloroform, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi kolesterol, karenanya uji ini dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif.

Keempat sampel yang diujikan memberikan hasil negatif, pada minyak terbentuk endapan cokelat dalam larutan keruh, mentega tidak mengalami perubahan apapun, telur menghasilkan sedikit endapan, dan alpukat membentuk 3 lapisan. Hasil negatif dari reaksi liebermman-burchard, kemungkinan dikarenakan sedikitnya konsentrasi kolesterol yang terkandung dalam sampel, sehingga warna hijau hampir tidak terbentuk. Sedangkan pada mentega, tidak mengandung kolesterol, karena memberikan hasil negatif baik terhadap uji salkowski, maupun uji liebermman-burchard. IV.6Uji KetidakjenuhanLipid yang diujikan untuk uji ketidakjenuhan merupakan lesitin yang diperoleh dari fraksinasi sampel. Lesitin diperoleh dari kuning telur (lekhytos), karena itu diberi nama lesitin. Jenis lesitin tergantung pada asam lemaknya, diantaranya asam palmitat, stearat, oleat, linoleat dan linolenat. Asam lemak yang mengikat pada atom karbon nomor 1 pada umumnya adalah asam lemak jenuh, dan yang terikat pada atom karbon nomor 2 adalah asam lemak tidak jenuh.

Derajat ketidakjenuhan dari suatu minyak atau lemak, dapat ditentukan melalui reaksi adisi dengan iodium dan brom. Reaksi adisi dengan iodium dan brom yang digunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan (jumlah ikatan rangkap dua) dari suatu minyak atau lemak, dikarenakan karena kelarutan iodium dan brom dalam alkohol yang berwarna cokelat muda diadisi asam lemak tak jenuh sehingga warnanya akan hilang atau menjadi lebih muda yaitu berwarna kuning.

Pada uji ketidakjenuhan kali ini, digunakan larutan brom untuk mengadisi asam lemak tak jenuh dalam lesitin, dilakukan dengan meneteskan larutan brom kedalam sampel yang telah dilarutkan dalam kloroform sampai terbentuk warna kuning permanen dari larutan brom, yang menunjukkan asam lemak telah teradisi ikatan rangkapnya menjadi ikatan tunggal yang telah jenuh oleh brom. Dari keempat sampel, hanya kuning telur yang memberikan hasil positif dengan 7 tetes larutan brom. Sedangkan untuk minyak, tidak memberikan warna kuning denga 180 tetes larutan brom, begitu pula mentega dengan 50 tetes dan alpukat dengan 200 tetes. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sampel lipid yang terkandung dalam telur yang paling jenuh, dan lipid yang paling tidak jenuh terkandung dalam sampel alpukat, karena dengan penambahan 200 tetes larutan brom tetap tidak memberikan warna kuning pada larutan.

Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

O

OBr

CH2OC-C15H31

CH2OCH-C15H31

CHOC-C15H31 + 2Br2

CHOCH-C15H31

CH2OC-C15H31

CH2OCH-C15H31IV.7Uji Peroksida

Uji peroksida dimaksudkan untuk menganalisis ada tidaknya gugus peroksida di dalam lipid. Adanya peroksida ditunjukkan dengan pembebasan iodin dari KI. Uji dilakukan dengan menambahkan 2 ml asam asetat glasial dan satu tetes larutan KI 10% kedalam lemak yang telah dilarutkan dalam kloroform, kemudian dibiarkan selama 5 menit. Dari keempat sampel membentuk 2 lapisan, dimana lapisan atas berwarna kuning lebih tua dibandingkan warna kuning lapisan bawah, tetapi pada sampel alpukat membentuk 3 lapisan, dimana lapisan atas berwarna kuning, lapisan tengah putih dan lapisan bawah bening keruh.V.KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan kali ini, diantaranya :1. Lipid merupakan ester asam lemak dengan gliserol, keberadaanya dan jenisnya dapat dianalisis secara kualitatif melalui beberapa reaksi warna dan pengendapan.

2. Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisa asam lemak yang dapat diesterkan dengan alkali mebentuk sabun. Keempat sampel memberikan hasil membentuk sabun, dibuktikan melalui uji busa dan uji pengendapan.3. Uji untuk kolesterol berdasarkan reaksi warna, yaitu uji salkowski dan uji liebermman-burchard. Uji liebermman-burchard dapat digunakan untuk uji kuantitatif kolesterol. Sampel kecuali mentega memberi hasil positif.4. Uji ketidakjenuhan merupakan uji untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam-asam lemak, diujikan kepada lesitin. Hanya kuning telur yang memberikan hasil positif.

5. Uji peroksida merupakan uji untuk mengetahui ada tidaknya peroksida dalam lipid. Keempat sampel memberikan hasil positif.6. Sabun terdapat didalam keempat sampel.

7. Lesitin hanya terdapat pada sampel kuning telur.8. Kolesterol terdapat dalam minyak, kuning telur dan alpukat.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden. 1990. Kimia Organik, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Keenan. 1991. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia. JakartaLABORATORIUM KIMIA FARMASIPROGRAM STUDI FARMASI F-MIPAUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN IIIUJI LIPIDA

Disusun Oleh :

Dita Ayulia Dwi Sandi

J1E107028

Kelompok IX

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2008

HALAMAN PENILAIAN

Laporan Praktikum Biokimia dengan Judul

Percobaan III. Uji Lipida

UraianNilai

1. Post Test

2. Jurnal Praktikum

3. Laporan Praktikum

Banjarbaru, 19 November 2008

Tanda tangan

(Maya Liansari)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PERTANYAAN

Uji Busa untuk sabun1. Apakan busa itu ?

Jawab : Buih atau gelembung-gelembung kecil pada sabun, jika kedalamnya ditambahkan air kemudian dikocok kuat.

2. Bagaiman busa itu terbentuk?

Jawab : Kedalam sabun ditambahkan beberapa ml air, kemudian dikocok kuat-kuat..

Uji Penyabunan (untuk asam-asam lemak)1.Senyawa apa lagi selain sabun yang membentuk busa ?

Jawab : Asam-asam lemak dan saponin yang termasuk glikosida.Uji Pengendapan untuk sabun1.Apa hasilnya ?

Jawab : Terbentuk warna merah pada kertas lakmus, tidak terbentuk endapan, tetapi terbentuk gelembung-gelembung kecil pada sampel minyak. Pada alpukat dan telur kertas lakmus menjadi merah, sedangkan pada mentega kertas lakmus menjadi biru.2.Senyawa organik lain apa yang juga memberikan reaksi positif ?

Jawab : Senyawa alkali.Uji Salkowski untuk kolesterol1.Lapisan mana yang merupakan lapisan kloroform, bagaiman warnanya ?

Jawab : Lapisan atas, berwarna merah cokelat. 2.Jelaskan warna lapisan asam sulfat dalam cahaya yang diperlukan dan cahaya yang distransmisi ?

Jawab :Bagian asam berwarna kuning, bila dikenai cahaya akan berfluoresensi hijau.

Uji Liebermman-Burchard1.Jelaskan warna dari isi tabung?

Jawab : Minyak : Endapan cokelat dalam larutan keruh.

Alpukat : Terbentuk 3 lapisan : Lapisan atas kuning keruh, lapisan tengah cokelat, lapisan bawah keruh

Telur : Larutan kuning muda, ada sedikit endapan

Mentega : Tidak terbentuk endapan

2.Bagaimana kepekaan daripada kedua uji salkowski dan liebermman-Burchard terhadap kolesterol ?

Jawab : Uji salkowski lebih peka untuk mendeteksi adanya kolesterol, karena uji liebermman-Burchard menghasilkan warna yang sebanding dengan konsentrasi kolesterol.3.Apa yang menyebabkan reaksi warna ini berguna untuk penentuan kuantitatif?

Jawab : Karena warna yang dihasilkan pada uji liebermman-burchard sebanding dengan konsentrasi kolesterol, semakin banyak konsentrasi kolesterol, maka akan menghasilkan warna lebih tua. Sehingga dari warna yang dihasilkan dapat ditentukan seberapa banyak konsentrasi kolesterol yang terdapat didalam sampel.Uji Ketidakjenuhan1.Berikanlah komentar saudara pada hasil yang diperoleh ?

Jawab : Pada ketiga sampel alpukat, mentega dan minyak tidak dihasilkan warna kuning permanen, sehingga dapat dikatakan sampel tidak mengandung lemak tak jenuh. Warna kuning permanen dihasilkan oleh reaksi addisi lemak dengan larutan brom. Warna kuning permanen dengan penambahan brom hanya dihasilkan sampel telur, sehingga dapat dikatakan telur mengandung lemak tak jenuh.Uji peroksida1.Lipid mana yang menunjukkan hasil positif ?

Jawab : Tidak ada.50 ml eter

15 ml KOH 10%

Hasil

Filtrat eter aseton

Hasil

Ditambahkan

Dipanaskan diatas penangas air mendidh

Ditambahkan dan dikocok

Dipanaskan diatas penangas air mendidh

Hasil

Ditambahkan beberapa ml

Dikocok kuat-kuat

Dimasukkan dalam tabung reaksi

Air

Sabun

Minyak

10 ml KOH alkoholis

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan

Dipanaskan hingga

10 mL air

Sabun

Asam klorida pekat

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan

Dikocok dengan kuat

Hasil

Ditambahkan

Dikocok perlahan

Kloroform

mg kolsterol

Asam sulfat pekat

Dilarutkan dalam 3 ml kloroform anhidrous

Ditambahkan volume sama

Dikocok perlahan-lahan

Hasil

Hasil

Ditambahkan

Dipanaskan hingga

Dilarutkan dalm 3 ml kloroform

10 tetes asam asetat dan 2 tts asam pekat

mg kolesterol

2 ml asam nitrat pekat

Diambil, dimasukkan dalam tabung reaksi

10 mg fosfolipid

Dipanaskan

Logam Na

Ditambahkan kedasar tabung reaksi

Dipanaskan lagi

Tabung

Disentuhkan ke air dalam beker glass

Diaduk, disaring dan didinginkan

1 ml larutan

Larutan Brom

Hasil

Kloroform/Etanol

lesitin

Gemuk/gajih

1 tetes minyak olive

Endapan lesitin

5 ml eter

Residu

Dicuci dengan10 ml alkohol + 5 ml eter

Residu

Filtrat

25 ml alkohol + 12,5 ml eter

10 g Sampel

Ditambahkan

Dipanaskan pada 60o

3 ml lar. Ammonium molibdat

Hasil

Ditambahkan

Didihkan larutan hingga volume tinggal setengah

1 ml minyak olive

Dilarutkan daam 1 ml kloroform

2 ml asam asetat

Ditambahkan

1 tetes larutan KI 10%

Ditambahkan

Diaduk dengan baik

Dibiarkan selama 5 menit

Hasil

EMBED Word.Picture.8

0,5 g lemak dan 0,5 g KHSO4

Filtrat eter

Endapan sabun

5 ml alkohol

Supernatan

Air

Supernatan jenuh

Residu krisal

Air

Kolesterol

Diuapkan pada penangas air

Didiamkan 10 menit

Disaring

Diuapkan pada penangas air

Didinginkan

Ditambahkan

Dituang kedalam 15 ml aseton

Diaduk perlahan-lahan

Disaring

Ditambahkan

Larutan dipanaskan selama 30 menit

Didinginkan

Ditambahkan

Larutan disaring

Diuapkan sampai kering

Diuji

Diuji

Hasil

Ditambahkan untuk mengekstraksi

Dipanaskan diatas penangas air

Dimasukkan dalam tabung sentrifuse kering

Disentrifuse salama 2-3 menit

Diambil

Dimasukkan dalam tabung sentrifus lain dengan pipet tetes

Ditambahkan setetes demi setetes sampai tidak terbentuk endapan

Larutan dibiarkan selamam 30 menit

Disentrifuse lagi

Diambil

Direkristalisasi dengan alkohol panas

Didinginkan

Ditambahkan beberapa tetes untuk menyempurnakan rekristalisasi

Disentrifuse

Dikeringkan

Hasil

Hasil

Diuji

OBr

O

OBr

O

_1160936395.unknown

_1287758704.doc