lipid- biokimia

26
UJI KELARUTAN LEMAK, UJI KETIDAKJENUHAN LEMAK, UJI GLISEROL, UJI LIEBERMANN-BURCHARD, UJI SAPONIFIKASI, DAN UJI ASAM LEMAK BEBAS disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Laboratorium yang diampu oleh Drs.H.Yusuf Hilmi Adisendjaja,M.Sc dan Drs.Suhara oleh: Kelompok 2 Kelas A Agi Azkya 1300416 Anggi Angreani 1301226 Audya Nurfadillah H 1301282 Reyhan Ramzy Zainal 1301621 Rizky Ayu Kania 1302315 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

Upload: audya-nurfadillah

Post on 23-Jul-2015

205 views

Category:

Science


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: lipid- biokimia

UJI KELARUTAN LEMAK, UJI KETIDAKJENUHAN LEMAK, UJI

GLISEROL, UJI LIEBERMANN-BURCHARD, UJI SAPONIFIKASI, DAN

UJI ASAM LEMAK BEBAS

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Laboratorium yang

diampu oleh Drs.H.Yusuf Hilmi Adisendjaja,M.Sc dan Drs.Suhara

oleh:

Kelompok 2

Kelas A

Agi Azkya 1300416

Anggi Angreani 1301226

Audya Nurfadillah H 1301282

Reyhan Ramzy Zainal 1301621

Rizky Ayu Kania 1302315

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014

Page 2: lipid- biokimia

A. JUDUL PRAKTIKUM

Uji Kelarutan Lemak, Uji Ketidakjenuhan Lemak, Uji Gliserol, Uji Liebermann, Uji

Saponifikasi, Dan Uji Asam Lemak Bebas

1. Pelaksanaan Praktikum

a. Praktikum dan pengamatan Uji Kelaruta Lemak, Uji Ketidak-jenuhan dan Uji

Akrolein dilaksanakan pada :

hari : Kamis 30 Oktober 2014

waktu : pukul 07.00-09.30

tempat pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI

b. Praktikum dan pengamatan Uji Liberman-Burchard, Uji Saponikasi, dan Uji

Asam Lemak Bebas dilaksanakan pada :

hari : Kamis, 6 Oktober 2014

waktu : pukul 07.00-09.30

tempat pelaksanaan : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI

B. ISI

1. Dasar Teori

Lipid adalah molekul yang mengandung hidrokarbon dan membuat building

blocks struktur dan fungsi sel hidup. Lipid contohnya lemak, minyak, lilin, vitamin

tertentu, hormon dan sebagian besar non-protein membran sel. Lipid tidak larut

dalam air dengan demikian larut dalam nonpolar lingkungan seperti di

choloroform tetapi tidak larut dalam kutub lingkungan seperti air (Dr Ananya

Mandal).

a. Uji Kelarutan Lemak

Gugus – gugus utama lipida memiliki karakteristik kelarutan (solubilitas)

yang berbeda dan sifat yang digunakan dalam ekstraksi dan pemisahan lemak

dari materi biologis.

Emulsi adalah dispersi atau suspensi mestabil suatu cairan lain yang kedua

tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabila diperlukan suatu

zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi

Page 3: lipid- biokimia

menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerja

emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekunya yang dapat terikat baik

pada minyak maupaun air. Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling

minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi

kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lainnya (Dewi Agus

Saputri, 2013)

b. Uji Ketidakjenuhan Pada Lipid

Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji

apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan

pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam

lemak yang diuji ditambah kloroform sama banyaknya. Reaksi positif

ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah asam

lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah

yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada

rantai hidrokarbon asam lemak. Trigliserida yang mengandung asam lemak

yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji

ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang

mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna

merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak

jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble (Erma, 2011).

c. Uji Gliserol

Pengujian adanya ngliserol dalam larutan uji bisa diidentifikasi dari bau

yang dihasilkan ketika larutan uji dipanaskan sampai mendidih dan

menghasilkan asap yang beraroma tertentu. Apabila aroma asap larutan uji

sama dengan aroma asap dari gliserol maka larutan tersebut mengandung

gliserol.

d. Uji Liebermann-Burchard

Kolesterol merupakan prekursor utama biosintesis hormon-hormon steroid,

misalnya androgen dan glukortinoid, yang berperan dalam pembentukan

membrane sel-sel eukariotik. Kolesterol adalah biomolekul sejenis lipid yang

Page 4: lipid- biokimia

mempunyai rangkaian empat struktur siklik lima atau enam karbon. Kolesterol

dapat ditemukan dalam membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah.

Pada percobaan ini, dilakukan penentuan kadar kolesterol dengan

menggunakan metode kolorimetri Lieberman-Burchard. Metoda ini

menggunakan asam asetat anhidrida dan asam sulfat sebagai reagen. Anhidrida

asam asetat berfungsi sebagai dehidrator pada kolesterol supaya

ketidakjenuhannya meningkat dan terbentuk ikatan konjugasi yang cukup

banyak. Warna hijau pada larutan menandakan adanya kolesterol dalam sampel

serum darah tersebut (Anonym, 2013).

e. Uji Saponifikasi

Pembentukan saponifikasi memberikan hasil positif. Dari ketiga bahan lipid

yang dipakai ternyata minyak merupakan larutan lipid terbanyak dan tercepat

dalam pembentukan sabun. Sabun yang terbentuk dalam percobaan tersebut

berasal dari larutan alkali (dalam percobaan menggunakan NaOH) berlebih

yang beraksi dengan asam lemak bebas membentuk garam natrium. Sabun yang

terbentuk bersifat larut dalam air tapi akan mengalami pengendapan bila ada

penambahan NaCl berlebih (Dezz, Lolichan).

f. Uji Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas adalah asam lemah yang terbentuk akibat proses

hidrolisis yang terjadi pada lemak sehingga menghasilkan gliserol dan asam

lemak bebas. Kadar air yang tinggi baik yang terkandung pada minyak ataupun

pada bahan pangan yang akan diolah dengan minyak mengakibatkan semakin

banyak terbentuknya asam lemak bebas. Kandungan asam lemak bebas yang

berlebihan pada minyak mengakibatkan mutu minyak tersebut menjadi buruk,

begitupula bahan makanan yang kelak akan diolah bersama minyak tersebut. Hal

ini diperkuat oleh pendapat Anonim (2012) Asam lemak bebas terbentuk karena

proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan penyimpanan.

Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih besar dari berat lemak

akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat

meracuni tubuh (Sari, 2012).

Page 5: lipid- biokimia

2. Cara Kerja

a. Uji Kelarutan Lemak

1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid

yang akan diuji.

2) Pelarut sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3) Lipid yang akan diuji dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah

berisi pelarut ( lipid cair: sepuluh tetes. Lipid padat: seujung sendok).

4) Tabung reaksi yang berisi larutan tersebut diamati.

5) Hasil pengamatan dan kesimpulan dicacat di dalam jurnal praktikum.\

b. Uji Ketidakjenuhan Lemak

1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid

yang akan diuji

2) Chloroform sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3) Sedikit lipid dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi

chloroform.

4) Sebanyak 3-5 tetes Bromin dimasukkan ke dalam tabung tersebut.

5) Larutan dalam tabung reaksi diamati.

6) Hasil pengamatan dan kesimpulan dicatat di dalam jurnal praktikum.

c. Uji Gliserol

1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid

yang akan diuji

2) Sedikit KHSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3) Sedikit lipid dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi

KHSO4 tersebut.

4) Sedikit KHSO4 ditambahkan kembali ke dalam tabung reaksi tersebut.

5) Tabung yang telah berisi lipid dan KHSO4 tersebut dipanaskan dengan

hati-hati di atas pembakar bunsen sampai mendidih.

6) Bau yang dihasilkan dari proses pembakaran diidentifikasi.

7) Hasil identifikasi bau dan kesimpulan dicacat di dalam jurnal praktikum.

d. Uji Liebermann-Burchard

Page 6: lipid- biokimia

1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid

yang akan diuji

2) Larutan chloroform sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3) Sedikit larutan lemak yang akan diuji ditambahkan ke dalam tabung

reaksi tersebut.

4) Sebanyak 1 ml anhidrid asetat ditambahkan ke dalam tabung reaksi

tersebut.

5) Dua tetes asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

6) Larutan yang ada di tabung reaksi dikocok dengan baik.

7) Simpan beberapa saat, kemudian perubahan yang terjadi pada larutan

diamati dengan seksama.

8) Hasil pengamatan dan kesimpulan dicatat di dalam jurnal praktikum.

e. Uji Saponifikasi

1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid

yang akan diuji

2) Lipid dimasukkan ke dalam tabung reaksi (cair: 10 tetes, padat: satu

sendok.

3) KOH alkoholik sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

4) Tabung reaksi yang sudah berisi lipid dan KOH dipanaskan dalam

penangas selama satu menit.

5) Aquades sebanyak 10 ml ditambahkan ke dalam tabung reaksi.

6) Tabung reaksi kembali dipanaskan dalam penangas selama satu menit.

7) Siapkan empat tabung reaksi yang berbeda dengan diberi label A,B, C, D.

8) Setelah dikeluarkan dari penangas, sebanyak 2 ml larutan yang ada di

dalam tabung reaksi dipindahkan ke dalam masing-masing tabung

berlabel A, B, C, D.

9) CaCl2 ditambahkan ke dalam tabung A, MgCl2 ditambahkan ke dalam

tabung B, Pb-asetat ditambahkan ke dalam tabung C (masing-masing

sebanyak 20 tetes), tabung D tidak diberi tambahan larutan.

10) Larutan di dalam tabung A, B, C, D diamati.

Page 7: lipid- biokimia

11) Perubahan yang terjadi dan kesimpulan yang dibuat dicatat di dalam

jurnal praktikum.

f. Uji Asam Lemak Bebas

1) Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid

yang akan diuj.

2) Eter sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3) Lipid yang akan diuji ditambahkan ke dalam tabung reaksi.

4) Phenolptalein sebanyak 5-10 tetes ditambahkan ke dalam tabung reaksi.

5) Larutan di dalam tabung reaksi diamati.

6) Hasil pengamatan dan kesimpulan dicatat di dalam jurnal praktikum.

C. Hasil Pengamatan

1. Uji Kelarutan Lemak

Tabel 1. Uji Kelarutan lemak

No Lemak Aseton Benzen Etanol Khloroform Eter H2O Gambar Pengamatan

+ - + - + - + - + - + -

1 Margarin √ √ √ √ √ √

Gambar 1. Margarin, Asam Stearat,

Minyak Kelapa, Gliserol

(Dokumentasi Pribadi, 2014)

2 Asam

Stearat

√ √ √ √ √ √

3 Minyak

Kelapa

√ √ √ √ √ √

4 Gliserol √ √ √ √ √ √

5 Mentega √ √ √ √ √ √

Gambar 2. Mentega, Asam Asetat, Asam

Oleat

(Dokumentasi Pribadi, 2014)

6 Asam Asetat √ √ √ √ √ √

7 Asam Oleat √ √ √ √ √ √

Page 8: lipid- biokimia

Kesimpulan:

Lemak yang larut di dalam aseton yaitu minyak kelapa, asam asetat, asam

stearat, asam oleat. Sedangkan yang tidak larutnya margarin, mentega, dan

gliserol

Pembahasan :

Dalam pengujian kelarutan lemak yang dilakukan oleh kelompok kami

menggunakan pelarut Aseton tampak bahwa ketujuh bahan (margarin,

mentega,minyak kelapa, Asam asetat,Asam stearat,Asam Oleat, gliserol )

yang di uji menampakkan hasil yang berbeda-beda. Untuk margarin, dan

mentega sendiri ketika saat pengujian, tampak bahwa margarin tidak larut

dalam senyawa pelarut aseton.

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa lemak hanya larut dalam senyawa

non polar sehingga ketika dimasukan ke dalam pelarut non polar seperti

aseton maka yang terjadi yakni lemak akan larut. Untuk margarin dan

mentega, kedua bahan tesebut larut sebagian dan terbentuk suspensi. Hal

tersebut terjadi mungkin karena jumlah mentega maupun margarin yang

dilarutkan sedikit dibandingkan dengan pelarutnya (aseton) sehingga sebagian

margari maupun mentega dapat dilarutkan.

Page 9: lipid- biokimia

2. Uji Ketidakjenuhan Lemak.

Tabel 2. Uji Ketidakjenuhan Lemak

No Lipid Berubah Tidak

Berubah

Keterangan Gambar Pengamatan

1 Mentega √ Tidak jenuh

Gambar 3. Lipid hasil pengujian

(Dokumentasi Kelompok 2A, 2014 )

2 Asam Stearat √ Tidak jenuh

3 Asam Oleat √ Jenuh

4 Minyak √ Tidak jenuh

Kesimpulan:

Dari keempat lipid yang diuji, yang merupakan lipid tidak jenuh adalah

mentega, asam stearat, dan minyak, karena ketiganya menghilangkan warna

merah bromin.

Pembahasan :

Uji ketidak jenuhan ini bertujuan untuk menguji suatu lemak tergolong ke

dalam lemak jenuh atau tidak. Prinsipnya asam lemak yang ada dalam lemak

hewan selalu jenuh, sedangkan asam lemak di dalam minyak tumbuhan

mengandung satu atau beberapa ikatan rangkap atau tidak jenuh. Kemudian

lauran bromin yang berwarna merah dapat dijadikan indikator terhadap

senyawa lemak jenuh atau tidak karena bromin mampu bereaksi dengan ikatan

rangkap yang terdapat pada lemak yakni dengan cara emutus ikatan rangkap

tersebut.

Dari hasil praktikum yang dilakukan pada beberapa lipid seperti minyak,

mentega, asam stearat dan asam oleat tampak bahwa asam stearat tidak

tergolong kedalam lemak jenuh karena saat ditetesi bromin warna asam stearat

tidak berubah. Kita tahu bahwa senyawa bromin akan bereaksi dengan ikatan

Page 10: lipid- biokimia

rangkap pada lemak dengan menunjukan adanya perubahan warna larutan

bromin itu sendiri, dan pada asam stearat sebelum ditetesi berwarna serbuk

putih, setelah dietesi bromin warna larutan menjadi merah (warna bromin yng

merah tidak berubah saat direaksikan dengan asam stearat ). Dengan demikian

kesimpulan yang di dapat bahwa asam stearat tergolong ke dalam lemak jenuh

karena tidak memiliki ikatan rangkap. Dibuktikan dengan reaksi penambahan

senyawa bromin diana warna bromin tidak berubah.

Untuk lipid ; asam oleat, minyak dan metega menunujkan perubahan saat

ditetesi senyawa bromin. Warna merah senyawa bromin hilang saat bereaksi

dengan lipid tersebut dan hal tersebut menunjukan bahwa senyawa tersebut

tergolong kedalam senyawa yang berikatan rangkap dan hal itu membuktikan

bahwa asam oleat, mentega dan minyak tergolong ke dalam asam lemak tak

jenuh.

Minyak kelapa juga mengandung asam kaprilat, asam kaprat, dan asam

oleat. Mentega merupakan salah satu produk makanan konsumsi sehari-hari

yang dibuat dengan menggunakan bahan baku lemak nabati. Mentega dibuat

melalui proses hidrogenasi asam lemak tak jenuh yang bersumber dari tanaman.

Mentega adalah emulsi air dalam minyak yang berbentuk padat.

Pada hasil percobaan, minyak dan mentega memberikan hasil positif yaitu

dengan hilangnya warna larutan iodium. Minyak menghasilkan warna kuning

bening, mentega menghasilkan warna putih keruh, dan asam oleat

menghasilkan warna bening. Hal itu berarti pada ketiga zat itu, terdapat ikatan

tak jenuh (ikatan rangkap)

Page 11: lipid- biokimia

3. Uji Gliserol

Tabel 3. Uji Gliserol

No Lipid Bau Gambar Pengamatan

1 Gliserol Bau Caramel

Gambar Gliserol, Asam Oleat, Asam Stearat,

Minyak

(Dokumentasi Pribadi, 2014)

2 Asam Oleat Bau Baso Mentah

3 Asam Stearat Bau Lem Super Glue

4 Minyak Bau Minyak Jelantah

5 Mentega Bau Susu

Gambar Margarin, Mentega

(Dokumentasi Pribadi, 2014)

6 Margarin Bau Kue

Kesimpulan : setiap bahan yang di uji menghasilkan bau yang berbeda-beda sesaui

dengan kemampuan peneliti dalam menafsirfakn bau tersebut.

Pembahasanan:

Pada uji gliserol diatas, saat masing-masing tabung reaksi yang berisi

mentega, margarin, minyak, asam oleat , gliserol, dan asam stearat ditambahkan

beberapa ml larutan KHSO4 sebagian besar tidak mengalami perubahan warna.

Apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan akan timbul bau yang

tajam khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya

akrilaldehida atau akrolein. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu, akrolein

mudah diketahui dan reaksi ini telah mengandung gliserol seperti minyak dan

lemak.

Page 12: lipid- biokimia

Penambahan pereaksi KHSO4, bertujuan untuk mengkatalisis gliserol yang

mungkin ada dalam larutan senyawa lemak. Selanjutnya, pemanasan tabung

dengan api yang kecil dimaksudkan supaya dehidrasi terjadi dan akrolein aldehid

yang terbentuk memiliki karakteristik bau.

Reaksi antara gliserol dan KHSO4 akan menghasilkan akrolein, reaksinya

adalah :

CH2 CH2

│ │

CHOH + KHSO4 ─→ CH + 2 H2O

│ │

CH2OH ↑ CHO

(Gliserol) (api) (Akrolein)

Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan

bau yang tajam yang diidentifikasi oleh praktikan sebagai bau akrolein. Pada

teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa

yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak. Dalam

percobaan ini asam lemak seperti gliserol, mentega dan minyak memberikan hasil

uji positif dan memiliki bau akrolein. Dari hasil pengujian gliserol menunjukan

bau caramel, oleat menghasilkan bau khas seperti baso mentah, minyak

menghasilkan bau sepertu susu, dan mentega menghasilkan bau kue.

Page 13: lipid- biokimia

4. Uji Liebermann-Burchard

Tabel 4. Uji Liebermann-Burchard

No Lemak Warna Hijau Gambar Pengamatan

+ -

1 Kolesterol √

Gambar Kolesterol, Asam Stearat,

Minyak, Margarin

(Dokumentasi Pribadi, 2014)

2 Asam Stearat √

3 Minyak √

4 Margarin √

Kesimpulan:

Dari keempat lipid yang diuji, yang positif mengandung kolesterol

adalah kolesterol

Pembahasan :

Uji ini dimaksudkan untuk melihat adanya atau kandungan kolesterol.

Terdapat atau tidaknya kolesterol ditandai dengan dengan adanya warna

hijau setelah ditetesi anhidrida asetan dan asam sulfat kemudian setelah

dikocok. Warna hijau yang terjadi ini ternyata sebanding dengan

konsentrasi kolesterol. Hal ini membuktikan bahwa reaksi Lieberman-

Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara

kuantitatif.

Dari hasil praktikum yang dilakukan tampak bahwa kolesterol, minyak

, mentega, dan margarin setelah reaksi warna nya menjadi hijau. Untuk

kolesterol sendiri memang kandungan kolesterol pasti positi tetapi untuk

minyak sendiri warna hijau ditimbulkan karena mengandung vitamin

yaitu vitamin yang merupakan turunan dari sterol, jadi untuk minyak

Page 14: lipid- biokimia

meskipun hasilnya berubah warna menjadi hijau tidak berarti ia

mengandung kolesterol.

5. Uji Saponifikasi dan Kesahadahan

Tabel 5. Uji Saponifikasi dan Kesahadahan

No Lemak CaCl MgCl Pb Asetat Kolesterol Gambar

Pengamatan

1 Stearat +++ + ++ -

Gambar6. Stearat Uji

Saponifikasi

(Dokumentasi Pribadi,

2014)

Kesimpulan:

Stearat merupakan lipid yang dapat membentuk sabun, dan stearat

bereaksi dengan CaCL, MgCl, Pb Asetat membentuk sabun yang tidak

larut (mengalami kesadahan)

Pembahasan :

Terjadinya pemebentukan sabun ditandai denganadanya buih seerti

halnya karak teridtik sabun yang berbuih ketika dikocon Dari

pengamatan, kelompok kami mendapatkan bahwa KOH bereaksi dalam

proses saponifikasi. Hal tersebut terjadi karena adanya unsur kalium

dalam larutan tersebut. Kita tahu bahwa kalium termasuk golongan alkali.

Dan pada prinsip saponifikasi lemak dan minyak di pisahkan dengan

alkali. Dengan begitu asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan dari

lemak dan minyak.

Kesadaahan

Page 15: lipid- biokimia

Saat ditambahkan CaCl2, MgCl2, dan Pb(CH3COO)2 terdapat endapan

putih pada bagian bawah tabung reaksi, itu terjadi karena penambahan

NaCl menimbulkan reaksi yang berakibat membentuk endapan putih

tersebut. Itu menunjukkan semua garam tidak larut sepenuhnya.

6. Uji Asam Lemak Bebas

Tabel 6. Uji Asam Lemak Bebas

No Lemak Bebas Tidak

Bebas

Keterangan Gambar Pengamatan

1 Asam

Stearat

+ Bening

Gambar Asam Stearat, Minyak, Mentega,

Margarin, Oleat

(Dokumentasi Pribadi, 2014)

2 Minyak - Pink

3 Mentega - Pink

4 Margarin - Pink

5 Oleat + Bening

Kesimpulan:

Dari kelima lipid yang diuji, stearat dan oleat merupakan asam lemak

bebas.

Pembahasan :

Pada uji asam lemak bebas, senyawa minyak, mentega, dan margarine

menghasilkan warna pink setelah dicampur eter dan ditetesi

phenolphtalien, sedangkan asam oleat dan asam stearat, warna pink

hilang seketika setelah diteteskan.

Warna Penofthalen akan hilang jika berada dalam senyawa asam

lemak bebas. Penoftalen yang telah di tambah NaOH menjadi basa. Saat

Page 16: lipid- biokimia

direaksikan dengan asam lemak, maka terjadi reaksi penetralan sehingga

membuat larutan menjadi bening.

Menurut teori, ditangkapnya asam lemak bebas ditandai dengan

hilangnya warna pada campuran larutan alkali encer (eter) dan asam

lemak yang ditambah phenolptalien. Semakin banyak asam lemak bebas

ditangkap, berarti semakin hilang pula warna merah muda pada

campuran larutan tersebut. Sehingga warna pink pada minyak, mentega,

dan margarin disebabkan karena tidak adanya asam lemak bebas atau

asam lemak bebas hanya sedikit, sedangkan warna pink yang hilang pada

asam oleat dan asam stearat menunjukkan bahwa asam oleat dan asam

stearat mengandung banyak asam lemak bebas.

D. Jawaban Pertanyaan

1. Apakah semua pelarut dapat melarutkan senyawa lemak? Mengapa?

Jawaban :

Tidak, karena senyawa lemak hanya dapat larut dalam pelarut non polar.

2. Apa yang menyebabkan hilangnya warna air iodium pada penambahan

larutan lemak pada uji ketidakjenuhan?

Jawaban :

Hilangnya warna air iodium pada penambahan larutan lemak pada uji

ketidakjenuhan karena terikatnya unsur halogen pada ikatan rangkap.

3. Senyawa mana yang paling cepat menghilangkan warna iodium?

Jawaban: Asam oleat

4. Jelaskan mengapa dilakukan penambahan KHSO4 lagi pada uji gliserol?

Jawaban :

Penambahan KHSO4 pada Uji Gliserol dimaksudkan agar larutan

terdehidrasi dan menimbulkan bau dari akrolein aldehid.

5. Senyawa mana yang diuji mengandung gliserol?

Jawaban : Minyak dan Mentega

Page 17: lipid- biokimia

6. Apa yang menyebabkan adanya perbedaan warna hijau pada larutan yang

Anda uji pada uji Liebermann-Burchard?

Jawaban :

Yang menyebabkan perbedaan warna hijau adalah kandungan kolesterol

pada larutan lemak, semakin banyak kolesterol semakin hijau warna

larutannya.

7. Setelah dilakukan uji asam lemak bebas, mana diantara senyawa yang

diuji yang merupakan asam lemak bebas?

Jawaban : yang merupakan asam lemak bebasa yakni Asam Stearat dan

Asam Oleat ditandai dengan hilangnya warna penofthalen.

8. Bagaimana prinsip kerja dari uji asam lemak bebas?

Jawaban :

Jadi prinsipnya Semakin banyak asam lemak bebas ditangkap, berarti

semakin hilang pula warna merah muda pada campuran larutan tersebut

sehingga larutan lemak menjadi jernih.

Page 18: lipid- biokimia

DAFTAR PUSTAKA

Suhara,dkk. 2014. Petunjuk Kegiatan Laboratoiu Biokomia. FPMIPA : UPI Bandung

Diva, Dio A., Asam Amino. 2013. [Online] Tersedia di:

http://organiksmakma3c11.blogspot.com/2013/05/asam-amino.html. [Diakses 20

September 2014]

Mei, Supriadi. Asam Amino. 2013 [Online] Tersedia di:

http://spriyadimei.blogspot.com/2013/07/asam-amino.html [Diakses 20 September

2014]

Rahmawati, Siti.Ninhidrin.2013.[Online]. Tersedia

di :http://sittirahmawati.blogspot.com/2011/03/ninhidrin.html [Diakses 20

September 2014]

Tarsana, Agus.Identifikasi Kandungan Asam Amino.2013[Online].Tersedia

di:http://agustarsana.blogspot.com/2010/11/identifikasi-kandungan-asam-amino-

pada.html [Diakses 20 September 2014]