uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ektrak kunyit
TRANSCRIPT
PRAKTIKUK ANALISIS MIKROBIOLOGI DAN BIOASSAY
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI, ANTIJAMUR, ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS PADA EKSTRAK
KUNYIT
KELOMPOK 1
AI IDA HANDAYANI
DESI MENTARY
DWI RIZKIA RAHMAH
GINANJAR PUSPANEGARA
LATAR BELAKANG
Tanaman kunyit dalam bahasa latin disebut Curcuma domestica atauCurcuma longa, sedangkan dalam bahasa inggris disebut turmeric (Curcuma domestica) banyak ditemukan dinegara-negara tropis seperti Indonesia.
Kandungan utama rimpang kunyit adalah curcuminoid dan minyak atsiri yang diduga dapat berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba, antikolesterol, anti-HIV, dan antitumor. Oleh karena kandungannya tersebut, dilakukanlah analisis mikrobiologi dan biossay terhadap ekstrak kunyit untuk mengetahui aktivitas biologi ekstrak tersebut.
TUJUAN
• Untuk menegetahui aktivitas antibakteri pada contoh ekstrak kunyit
• Untuk mengetahui aktivitas antijamur pada contoh ekstrak kunyit
• Untuk mengetahui tingkat bahaya racun suatu contoh ekstrak kunyit yang diduga bersifat toksik terhadap hewan uji
• Untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada contoh ekstrak kunyit dengan metode DPPH
KUNYIT Klasifikasi
• Divisio : Spermatophyta
• Sub-diviso : Angiospermae
• Kelas : Monocotyledoneae
• Ordo : Zingiberales
• Famili : Zungiberaceae
• Genus : Curcuma
• Species : Curcuma domestica Val.
MANFAAT KUNYIT
antimikroba
antitumor
Penurun kadar lemak
Pembersih darah
antikanker
antioksidan
antiinflamasi
ANTIBAKTERI
Menurut Mazni (2008), antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang dapat digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroba yang menyebabkan interaksi pada manusia.
Kadar mineral yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya masing–masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM).
MEKANISME KERJA OBAT ANTIMIKROBA
• Penghambatan terhadap sintesis dinding sel
• Penghambatan terhadap fungsi membran sel
• Penghambatan terhadap sintesis protein
• Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat
ANTIJAMUR
Menurut Ganiswara (1995), zat antijamur merupakan bahan yang dapat membasmi jamur pada umumnya, khususnya yang bersifat patogen bagi manusia.
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, senyawa antifungi dibagi atas fungisida dan fungistatik.
PENENTUAN AKTIVITAS ANTIJAMUR DAPAT DILAKUKAN DENGAN SALAH SATU DARI DUAMETODE UTAMA BERIKUT :
1. Metode dilusi cair atau padat
Sejumlah obat antimikroba tertentu dicampurkan pada perbenihan mikroba yang padat atau cair, kemudian ditanami dengan bakteri atau jamur yang diperiksa, dan diinkubasi.
2. Metode difusi
Metode difusi Cakram kertas saring atau cawan berliang renik atau silinder tidak beralas yang mengandung obat dalam jumlah tertentu ditempatkan pada media padat yang telah ditanami dengan biakan kuman yang diperiksa. Setelah inkubasi, garis tengah daerah hambatan jernih yang mengelilingi obat dianggap sebagai ukuran kekuatan hambatan obat terhadap organisme yang diperiksa
TOKSISISTAS
TOKSIK atau RACUN dapat berupa zat kimia, fisis, dan biologis. Toksikatau Racun diartikan sebagai zat yang dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan hidup (Sax, 1957), zat yang bila masuk kedalam tubuh dalam dosis cukup, bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan kematian / kerusakan berat pada orang sehat (Goodman & Gilman 1956) atau zat yang bila dapat memasuki tubuh dalam keadaan cukup, secara konsisten menyebabkan fungsi tubu menjadi tidak normal.
ANTIOKSIDAN
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menetralkan dan melawan zat toksik (radikal bebas) dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga mengurangi terjadinya kerusakan sel.
Berdasarkan mekanisme pencegahan dampak negatif radikal bebas, antioksidan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu, antioksidan pencegah yang mengurangi kecepatan inisiasi (permulaan) rantai reaksi, dan antioksidan pemecah rantai yang akan memotong perbanyakan reaksi berantai (Murrayet al 2003).
BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan terdiri dari : ekstrak kunyit, media Nutrien Agar, Potatoes Dextrose Agar. Jenis bakteri yang dijadikan bahan uji adalah E. Coli dan Bacillus sp untuk uji Antibakteri; A.niger, Penicillium sp, Furasium sp dan scapulariopus untuk uji Antijamur; Larva udang Artemia salina L, air laut/ air garam (15g/L), DMSO (Dimetil sulfoksida) 99% dan aquades untuk uji BSLT. Standar yang digunakan adalah Amoxicillin dan Nistatin
Alat yang digunakan terdiri dari : untuk uji antibakteri adalah pipet 0,1 mL, pipet 1 mL, bulb, cawan petri dan kertas cakram. Untuk uji antijamur adalah pipet 0,5 mL, pipet 1 mL, bulb, cawan petri dan kertas cakram. Untuk Uji BSLT adalah neraca analitik, Erlenmeyer, batang pengaduk, labu takar 25 mL, pipet tetes, mikro pipet, bulb, boto vial/tabung rekasi dan pipet 5 mL
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA EKSTRAK KUNYIT DENGAN METODE DIFUSI AGAR CAKRAMa. Bakteri uji
b. Sampel uji
c. Standar antibakteri (Amoxicillin)
0,1 ml bakteri dimasukan kedalam
cawan petriMedia ADiamkan sampai
membeku
Tambahkan media Nutrien Agar secukupnya
1 ml ekstrak kunyit dimasukan dalam
cawan petri
Inkubasi pada suhu 37oC selama 2x24
jam dan amati
Kertas cakram dijenuhkan
Kertas cakram yang sudah jenuh letakan
di media A
UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR PADA EKSTRAK KUNYIT DENGAN METODE DIFUSI AGAR CAKRAM
a. Jamur uji
b. Sampel uji
c. Standar (Nistatin)
0,5 ml jamur uji dimasukan kedalam
cawan petriMedia ADiamkan sampai
membeku
Tambahkan media Potatoe Dextrose Agar secukupnya
1 ml ekstrak kunyit dimasukan dalam
cawan petri
Inkubasi pada suhu 37oC selama 2x24
jam dan amati
Kertas cakram dijenuhkan
Kertas cakram yang sudah jenuh letakan
di media A
UJI TOKSISITAS DENGAN BSLT
Timbak 200 mg ekstrak kunyit kedalam Labu
takar 100 mL
Buat larutan stok dengan masing –
masing konsentrasi 200, 20 ppm
Tera dengan air laut dan homogenkan
(2000 ppm)
Pipet 5 ml larutan pada konsentrasi 2000, 200, dan 20 ppm ke dalam
tabung reaksi
Tambahkan DMSO 10 tetes
Tambahkan masing-masing konsentrasi
dengan 10 ekor larva udang Artemia salina L
Tambahkan air laut sampai volume 10 ml
Dilakukan pengulangan 3 kali pada masing-masing konsentrasi
Buat kurva linier
Dibuat blanko , 10 ekor larva udang kedalam 10 ml air laut tanpa
sampel
Simpan larva di bawah pencahayaan neon
selama 24 jam. Amati dan hitung jumlah
larva mati
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPHa. Pembuatan larutan induk
Timbang 250 mg ekstrak kunyit ke
dalam labu takar 50 ml
Tera dengan methanol dan homogenkan
Pipet sebanyak 0,05; 0,10; 0,25; 0,5 dan 1 ml kedalam tabung
reaksi
Tambahkan 1 ml DPPH
Tambahkan methanol hingga volume 5 ml
Homogenkan dengan alat vortex
Buat blanko
Ukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 517nm
Inkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC
HASIL DAN PEMBAHASAN• Contoh Uji : Ekstrak kunyit
• Deskripsi contoh uji : ekstrak berupa cairan berwarna kuning pekat kecoklatan, berbau khas kunyit.
A. AKTIVITAS ANTIBAKTERI
Ulangan
ke-
Ekstrak kunyit
E.colli (mm)
Ekstrak kunyit
Bacillus (mm)
Amoxicillin
E.colli(mm)
Amoxicillin
Bacillus(mm)
DK DC DH DK DC DH DK DC DH DK DC DH
1 9 6 3 8 6 2 9 6 3 8 6 2
2 7 6 1 7 6 1 - - - - - -
Standar
Sampel
B. AKTIVITAS ANTIJAMUR
StandarSam
pel
C. Uji TOKSISITAS dengan BLST
UlanganKonsentrasi
ekstrak kunyit (ug/mL)
Jumlah larva hidup
Jumlah larva mati
% larva mati
Rerata % Kematian
Persamaan regresi
Lc-50(ug/mL)
1
10 7 3 30
26.67
r = 0.9925y=
21.1111 + 0.0751 x
384.6724
10 7 3 30
10 8 2 20
2
100 6 4 40
23.33100 8 2 20
100 9 1 10
3
1000 0 10 100
96.671000 0 10 100
1000 1 9 90
Blanko 0 10 0 0 - - -
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 10000
20
40
60
80
100
120
Grafik Uji Toksisitas Ekstrak Kunyit terhadap Larva Udang Artemia Salina Leach
Konsentrasi (µg / mL)
% K
emati
an
D. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
NamaContoh
Konsentrasi(ug/mL)
Absorbansiblanko
Absorbansicontoh
%Inhibisi
Persamaanregresi
Ic-50
EkstrakKunyit
50 0.926 0.857 7.45
y = 8.1164 + 0.0392𝑥r = 0.9319
1068.46
100 0.926 0.844 8.86
250 0.926 0.756 18.36
500 0.926 0.576 37.80
1000 0.926 0.531 42.66
0 200 400 600 800 1000 12000
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Grafik Uji Antioksidan Ekstrak Kunyit
Konsentrasi (µg / mL)
% In
hibi
si
REAKSI DPPH DENGAN ANTIOKSIDAN
SIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kunyit mengandung aktivitas antibakteri yang ditunjukkan oleh adanya zona hambat pada media yang telah ditumbuhi bakteri E. Colli dan bakteri Bacillus sp. Namun pada pengujian antijamur, kunyit tidak dapat menghambat aktivitas jamur A. Niger, Penicillium sp, Fusarium sp, dan Scopulariopsis sp karena tidak menunjukkan zona hambat.
Kunyit dapat memberikan sifat toksik terhadap udang Artemia Salina Leach pada uji BSLT dengan LC-50 sebesar 384.6724. Kunyit juga memiliki aktivitas antioksidan yang ditunjukkan dari pemudaran warna ungu pada DPPH. Hasil yang didapatkan pada ekstrak rimpang kunyit memiliki nilai Ic-50 sebesar 1068.46 ppm.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA