pengaruh ektrak chavicol daun sirih terhadap pertumbuhan bakteri
TRANSCRIPT
Pengaruh ekstrak chavicol daun sirih (Piper bettle) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
Oleh :Mawan eko defriatno
080210103024
Latar belakang
Masyarakat indonesia sudah sejak lama mengenal daun sirih sebagai bahan untuk menginang dengan keyakinan bahwa daun sirih dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka-luka kecil dimulut, menghilangkan bau mulut menghentikan pendarahan gusi dan sebagai obat kumur. Keyakinan yang turun temurun tersebut menggugah penulis untuk membuktikan khasiat daun sirih secara klinis
Menurut Sastroamidjojo (1997), Indonesia memiliki jenis tanaman obat yang banyak ragamnya. Jenis tanaman yang termasuk dalam kelompok tanaman obat mencapai lebih dari 1000 jenis, salah satunya yaitu sirih (Piper betle L.). Daun sirih dapat digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit diantaranya obat sakit gigi dan mulut, sariawan, abses rongga mulut, luka bekas cabut gigi, penghilang bau mulut, batuk dan serak, hidung berdarah, keputihan, wasir, tetes mata, gangguan lambung, gatal-gatal, kepala pusing, jantung berdebar dan trachoma (Syukur dan Hernani, 1999)
Daun sirih dapat digunakan sebagai
antibakteri karena mengandung 4,2%
minyak atsiri yang terdiri dari
betephenol yang merupakan isomer
Euganol allypyrocatechine, Cineol
methil euganol, Caryophyllen
(siskuiterpen), kavikol, kavibekol,
estragol dan terpinen (Sastroamidjojo,
1997)
Heyne (1987) menyebutkan, komponen utama minyak atsiri terdiri dari fenol dan senyawa turunannya. Salah satu senyawa turunan itu adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan fenol.
• Tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka,
dan Malaysia ini telah dikenal sejak tahun
600 SM. Pada daunnya terkandung minyak
atsiri yang dapat menguap. Di antaranya
yang terbesar chavicol dan betlephenol.
• Aroma khas dari daun dan minyak sirih itu
karena kandungan chavicol tadi. Senyawa ini
memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya
bunuh bakterinya bisa sampai lima kali lipat
dari fenol biasa
Dalam beberapa buku kuno India dan
Yunani, seperti dikutip Darwis S.N.,
disebutkan daun yang merupakan bahan
utama menginang ini memiliki sifat
styptic (menahan perdarahan), vulnerary
(menyembuhkan luka kulit), stomachic
(obat saluran pencernaan), menguatkan
gigi, dan membersihkan tenggorokan.
Bakteri yang berperan penting dalam
pembentukan plak adalah bakteri
yang mampu membentuk polisakarida
ekstraseluler, yaitu bakteri dari genus
Streptococcus. Bakteri Streptococcus
yang ditemukan dalam jumlah besar
pada plak penderita karies adalah
Streptococcus mutans (Roeslan,1996).
Pada uji antibakteri dengan metode
dilusi air rebusan daun sirih jawa
dapat menghambat pertumbuhan
Stapilococcus aureus pada
konsentrasi 60% (Irmasari, 2002).
• Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian “ pengaruh ekstrak chavicol daun sirih (Piper bettle) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans “.
Rumusan masalah
• Apakah ada pengaruh ekstrak chavicol daun sirih (Piper bettle) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
Tujuan
Menguji adanya pengaruh antara
ekstrak chavicol pada daun sirih
(Piper bettle) terhadap
pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans
Manfaat• Menambah pengetahuan bagi peneliti dan
masyarakat tentang manfaat daun sirih.
• Memberi informasi tentang kandungan
chavicol dalam daun sirih yang dapat
mengatasi gusi berdarah
• bagi peneliti lain, sebagai masukan untuk
melakukan penelitian sejenis.