efek ektrak green coffee pada penderita obesitas 2013

40
HUBUNGAN EKSTRAK KOPI HIJAU PADA PENDERITA OBESITAS DISUSUN OLEH: TJIANG KELVIN CANDIAGO (07120110030)

Upload: kelvin-candiago-tjiang

Post on 17-Sep-2015

35 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

adfadsfasdfsadfasdfds

TRANSCRIPT

HUBUNGAN EKSTRAK KOPI HIJAU PADA PENDERITA OBESITASDISUSUN OLEH:

TJIANG KELVIN CANDIAGO (07120110030)Tutor:Dr. cucuBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Obesitas sudah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia dan sangat penting untuk diperhatikan karena jumlah orang yang mengalami obesitas pada masa ini hampir dua kali lipat dari hasil penelitian pada tahun 1980. Pada tahun 2008 WHO mencatat lebih dari 1,4 milyar orang dewasa mengalami kegemukan. Orang dewasa yang dimaksud adalah laki-laki maupun perempuan yang usianya 20 tahun ke astas. Dari hasil tersebut ditemukan 200 juta laki-laki dewasa dan 300 juta wanita dewasa mengalami obesitas. Dan 65% dari populasi dunia mengalami kelebihan berat badan dan obesitas yang angka kematiannya sangat tinggi bila dibandingkan dengan orang yang mengalami kekurangan berat badan(1).

Kegemukan dan obesitas didefinisikan sebagai abnormal atau berlebihan akumulasi lemak yang dapat mengganggu kesehatan. Masalah biaya dan effek samping dari berbagai obat penurun berat badan membuat orang-orang obesitas terobsesi untuk menggunakan alternatif lain seperti suplemen diet atau bahan-bahan herbal yang dipercaya dapat menurunkan berat badan dengan resiko yang minim.

Ekstrak kopi hijau merupakan semua bahan dasar dari semua kopi yang biasa kita nikmati, tetapi kopi hijau tidak melalui proses pemanggangan. Ekstrak kopi hijau terkandung antioksidan tinggi yang dipercaya dapat menurunkan berat badan dengan efek samping yang minimal. Ekstrak kopi hijau terdapat kandungan asam klorogenat yang mencapai 40% yang berfungsi sebagai antioksidan yang dipercaya dapat menurunkan berat badan.Kopi bahan alami yang mungkin untuk menurunkan berat badan karena kafein adalah stimulan yang terkenal , dan sebuah studi epidemiologi menemukan bahwa konsumsi kopi mengakibatkan penurunan berat badan kurang pria obesitas yang dilakukan selama 18 bulan. Bahan polisakarida yang terkandung dalam kopi menyebabkan penurunan berat badan ketika ditambahkan pada pola makan pria yang obesitas tetapi tidak efektif untuk wanita. Kopi kering yang dibekukan ditemukan menyebabkan penurunan berat badan bila diberikan kepada tikus . Hal tersebut juga meningkatkan enzim antioksidan(2).

Kafein merupakan stimulan utama yang terkandung dalam kopi dan telah dikaitkan dengan penurunan berat badan. Kopi juga telah terbukti memiliki resiko penyakit metabolik yang rendah. Bukti yang ada namun terbatas metabolik menunjukkan bahwa mengganti kopi untuk energi yang mengandung minuman ringan dapat memfasilitasi manajemen berat badan(3) .

Beberapa penelitian epidemiologi telah menemukan bahwa konsumsi ekstrak kopi hijau mengurangi risiko diabetes tipe 2 , dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemanjuran asam klorogenat yang terkandung dalam ekstrak kopi hijau dalam mengurangi berat badan.

Hasil peneliatian ini akan dibuktikan menggunakan pengukuran berat masa badan dan persentase lemak total dengan perbandingan sebelum dan sesudah pemberian ekstrak kopi hijau. Penelitian dilakukan selama 2 bulan karena sesuai dengan penelitian sebelumnya dalam waktu 2 bulan ekstrak kopi hijau sudah dapat bekerja dengan signifikan.1.2 RUMUSAN MASALAH

Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi masyarakat dunia sekarang ini. Obesitas dapat menjadi penyebab dari berbagai penyakit lain seperti diabestes, sindroma metabolik , dan lain-lain. Bila tidak dikelola dengan baik obesitas dapat berdampak pada kematian. Selain dengan mengatur pola hidup dan menghindari faktor factor resiko penyebab obesitas, banyak terapi atau pengobatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah obesitas. Selain dari olah raga dan mengatur pola makan yang baik, konsumsi ektrak kopi hijau juga dapat menjadi pilihan alternatif. Penelitian ini dibuat untuk melihat fungsi dari asam klorogenat yang terkandung dalam ekstrak kopi hijau dalam menurunkan berat badan pada orang obesitas.Pertanyaan penelitian

1. Apakah kandungan asam klorogenat dalam ekstrak kopi hijau dapat menurunkan berat badan?I.3TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum:

Mengetahui fungsi asam klorogenat yang terdapat dalam kandungan ekstrak kopi hijau pada orang obesitas.2. Tujuan khusus :

Menilai bagaimana perbedaan sebelum dan sesudah penderita obesitas yang di berikan ekstrak kopi hijau dengan mengukur indeks masa tubuh.

Manfaat dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Aspek Masyarakat

Membuka wawasan masyarakat bahwa ekstrak kopi hijau dapat digunakan baik dalam upaya menurunkan berat badan.

2. Aspek Akademis

Memperluas pengetahuan dan mengetahui kebenaran tentang efek ekstrak kopi hijau.

3. Aspek Penelitian

Dapat digunakan sebagai referensi penelitian lebih lanjut untuk memperdalam teori ini dan meninjau efek samping serta mekanisme dari cara penerapannya.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Obesitas adalah energi yang tidak seimbang, dengan asupan energi yang melebihi pengeluarannya, dan diukur dengan perhitungan indeks masa tubuh (BMI > 30). Body mass index (BMI), atau indeks Quetelet, adalah ukuran untuk bentuk tubuh manusia berdasarkan massa individu dan tinggi.

CategoryBMI range kg/m2BMI Prime

Very severely underweightless than 15less than 0.60

Severely underweightfrom 15.0 to 16.0from 0.60 to 0.64

Underweightfrom 16.0 to 18.5from 0.64 to 0.74

Normal (healthy weight)from 18.5 to 25from 0.74 to 1.0

Overweightfrom 25 to 30from 1.0 to 1.2

Obese Class I (Moderately obese)from 30 to 35from 1.2 to 1.4

Obese Class II (Severely obese)from 35 to 40from 1.4 to 1.6

Obese Class III (Very severely obese)over 40over 1.6

Obesitas adalah penyebab utama morbiditas, kematian, tinggi biaya kesehatan di negara amerika serikat. Tiga penyebab utama kematian di amerika serikat yang berhubungan dengan obesitas: penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus tipe 2, kanker (kolon, payudara pada wanita yang sudah menopause, endometrium, prostat, ginjal, dan esofagus). Obesitas dapat menyebabkan hipertensi, stroke, penyakit hepatobilliary, osteoarthritis, dan sleep apnea. Angka obesitas pada anak-anak terus meningkat, dan anak-anak yang mengalami obesitas cenderung menjadi obesitas pada saat dewasa.

Faktor resiko seseorang terkena obesitas adalah masalah genetik, kurang aktivifitas, makanan yang tidak sehat, kebiasaan keluarga, umur, dan masalah ekonomi.

Patofisiologi obesitas sangat kompleks dan melibatkan interaksi berbagai sitokin, hormon, dan neurotransmitter. mekanisme berkontribusi terhadap ketidakseimbangan asupan energi dengan pengeluaran energi dan beberapa efek patogen kelebihan jaringan adiposa tidak sepenuhnya dipahami. Jaringan adiposa mengeluarkan sejumlah hormon dan sitokin yang dikenal sebagai adipokines. adipokines berpartisipasi dalam regulasi dalam asupan makanan, penyimpanan dan metabolisme lipid, sensitivitas insulin, alternatif sistem komplemen, homeostasis vaskular, regulasi tekanan darah, angiogenesis, respon inflamasi , kekebalan tubuh, reproduksi wanita, dan regulasi metabolisme. Akumulasi lemak Viseral menyebabkan disfungsi adipocyte dan mengakibatkan perubahan dalam regulasi dan interaksi hormon ini dan sitokin berkontribusi terhadap penyebab dan penyusunan obesitas, terutama penyakit kardiovaskular.

Neuroendocrines mengatur perilaku makan , metabolisme energi , dan massa lemak tubuh . Sistem neuroendocrine sangat kompleks dan dikendalikan oleh rangkaian dinamis molekul sinyal yang berpusat usat pada batang otak , hipotalamus , dan sistem saraf otonom . ketidakseimbangan dalam sistem ini biasanya berhubungan dengan asupan kalori yang berlebihan dalam kaitannya dengan berolahraga yang mengakibatkan penambahan berat badan dan obesitas .

Arkuata nucleus ( ARC ) di hipotalamus memiliki dua set neuron yang efeknya saling bertentangan yaitu efek yang berinteraksi untuk mengatur dan menyeimbangkan asupan makanan dan metabolisme energi . Set neuron pertama berfungsi untuk menghasilkan neuropeptida Y ( NPY ) dan protein agoutirilated ( AGRP ) , yang merangsang nafsu makan dan menurunkan metabolisme ( anabolik ) . Set neuron yang kedua berfungsi mensintesis pro - opomelanocortin (POMC) untuk mengahsilkan peptida , kokain dan amfetamin regulasi transkrip (CART) , yang berfungsi untuk menghambat nafsu makan dan meningkatkan metabolisme . kedua set neuron ini mengungkapkan efeknya dengan mengaktifkan neuron urutan kedua di hipotalamus , yang meningkatkan atau menurunkan nafsu makan dan metabolisme energi.

Molekul yang merangsang nafsu makan disebut orexines, keluarga peptida yang berfungsi sebagai neurotransmitter untuk merangsang makan, sedangkan molekul yang menghambat nafsu makan adalah anorexins.

Berbagai hormon mengendalikan nafsu makan, rasa kenyang dan berat badan. Sumber hormon tersebut termasuk ghrelin yang dihasilkan di perut, peptida Y, cholecystokinin (CCK), dan glukagon like peptide (CLP-1) yang dihasilkan di usus, insulin dari sel beta pankreas, dan leptine, adiponectine, dan resistine dari jaringan adiposa. Hormon ini beredar dalam darah pada konsentrasi sebanding dengan massa lemak tubuh, dan berfungsi sebagai sinyal dari sekeliling ke arc di hipotalamus, di mana nafsu makan dan metabolisme diatur. Leptine dan insulin biasanya mengurangi nafsu makan dengan menghambat neuron NPY / AGRP (sirkuit anabolik) dan POMC / CART neuron merangsang (sirkuit katabolik). ghrelin, CCK, dan hormon lain merangsang nafsu makan dengan mengaktifkan NPY/AGRP- mengekspresikan neuron. Peptida YY dan hormon lainnya menghambat neuron ini dan mengurangi nafsu makan.

Obesitas berhubungan dengan peningkatan tingkat sirkulasi leptin , insulin , ghrelin , dan PYY . Interaksi antara hormon ini pada tingkat hipotalamus mungkin merupakan penentu penting massa lemak yang berlebihan . Receptor leptin di hypothalamus berfungsti untuk mengatur kenyang dan berat badan dalam kisaran yang cukup sempit. Rendahnya level leptin selama normal fasting merangsang asupan makanan dan mengurangi pengeluaran energi dan tingkat leptin tinggi di fed state menghambat asupan makanan dan meningkatkan pengeluaran energi . Peningkatan sekresi leptin sebagai adiposit peningkatan ukuran atau angka ( hyperleptinemia ) . Tingginya tingkat leptin pada obesitas mengakibatkan kurangnya ekfektifitas pada penurunan nafsu makan dan peningkatkan pengeluaran energi yang dikenal sebagai leptin resistance . Ghrelin yang diproduksi oleh lambung yang memiliki respon terhadap kelaparan dan merangsang asupan makanan dan menyebabkan perubahan metabolik yang menyebabkan peningkatan berat badan dan massa lemak tubuh . Ghrelin juga merangsang pelepasan growth hormone ( GH ) dari hipofisis anterior , pelepasan asam lambung dan motilitas lambung , dan mempengaruhi fungsi di pankreas . Ghrelin juga memiliki efek vasodilatasi , kardioprotektif , dan antiproliferatif. Leptin dan ghrelin saling melengkapi , namun sinyal antagonis mencerminkan perubahan akut dan kronis dalam keseimbangan energi yang dimediasi oleh neuropeptide di hipotalamus seperti NPY dan AGRP.

Adiponektin memiliki sifat sensitisasi insulin dan kadar plasma menurun pada obesitas viseral , mempengaruhi insulin resisten , penyakit jantung , dan sindrom metabolik . Penderita obesitas , terutama mereka dengan perluasan jaringan adiposa viseral berada pada peningkatan risiko untuk penyakit arteri koroner akibat hiperlipidemia , hipertensi , dan faktor-faktor yang mendorong terbentuknya trombosit dan peradangan . Penurunan kadar adiponenctine berhubungan dengan peningkatan penanda inflamasi , seperti IL - 6 dan TNF - alfa . adiponektin dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi, anti-aterogenik plasma protein dan mungkin memiliki peran penting dalam remodeling vaskuler yang fungsinya terbatas pada penderita obesitas .

Obesitas berhubungan dengan insulin resisten , yang merupakan predisposisi individu untuk mengalami diabetes mellitus tipe 2 . Insulin yang resisten berhubungan dengan reseptor insulin cacat atau efek postreseptor dengan perubahan dalam fungsi transporter glukosa . Insulin yang berlebihan dapat mengakibatkan asupan kalori yang berlebihan . Pada penderita obesitas kandungan resistin sangat tinggi dalam tubuh yang memiliki fungsi antagonis terhadap insulin(4) .Ekstrak kopi hijau merupakan bahan dasar dari kopi yang biasa kita konsumsi. Kopi biasa merupakan hasil dari pemanggangan dan pengolahan kopi hijau. Pengolahan ini mengubah susunan kimiawi dari produk tanaman yang menyebabkan turunnya kandungan alami yang terdapat dalam kopi. Biji kopi hijau mengandung kafein dan antioksidan yang kuat dalam kategori polyphenol. Pada studi saat ini ekstrak kopi hijau yang digunakan telah disediakan oleh Applied Food Science Inc dengan merk dagang GCA. GCA berisi ekstrak kopi hijau standar total asam chlorogenic diuji sebesar 45,9%, dengan asam hydroxycinnamik lain yang diketahui memiliki manfaat kesehatan anti-oksidan. Total asam klorogenat dan kandungan asam hydroxycinnamik lainnya adalah 56.66%. Kandungan kafein adalah 2% -4% dan diuji di 2,60% 0,18% untuk dua lot (5).Antioksidan adalah zat yang menginaktivasi radikal bebas, molekul yang sangat tidak stabil yang dapat merusak membran sel dan merusak informasi genetik (DNA) dalam sel . Radikal bebas diproduksi dalam tubuh saat metabolisme normal berlangsung, dan juga pada tingkat metabolisme yang lebih tinggi seperti, pada saat merokok , terpapar sinar matahari , sinar-x , dan pengaruh lingkungan lainnya . Antiokssidan berperan penting untuk melawan racun yang dihasilkan metabolisme tubuh. Antioksidan terbagi menjadi dua yaitu endogen dan eksogen. Endogen adalah zat antioksidan alami yang dihasilkan oleh tubuh. Antioksidan endogen diproduksi di dalam tubuh manusia dalam bentuk enzim. Tubuh menghasilkan 5 jenis antioksidan endogen yaitu Superoxide Dismatuse (SOD), Alpha Lipoic Acid (ALA), Coenzyme Q10, Catalase, dan Glutathione Peroxidase (SOD), Catalase, dan Glutathione merupakan enzim yang paling baik karena jumlah yang dihasilkan oleh tubuh lebih banyak daripada jenis enzim lainnya. Agar tubuh bisa menghasilkan enzim (antioksidan endogen), maka harus distimulasi dengan asupan makanan sehat terutama yang mengandung protein. Asupan makanan yang mengandung antioksidan adalah antioksidan eksogen.Vitamin A , C , dan E , beta - karoten , dan mineral selenium berfungsi sebagai antioksidan . Zat lain dalam makanan seperti lutein , lycopene dan astaxanthin juga memiliki aktivitas antioksidan .

Hipotesis antioksodan terakhir menyatakan bahwa herbal dan suplemen dengan sifat antioksidan dapat mencegah penyakit dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan kelebihan aktivitas radikal bebas . Sebagai contoh, kondisi penyakit jantung, kanker , degenerasi makula , dan penuaan kulit.

Fungsi-fungsi asam klorogenat bagi tubuh manusia yaitu :

Memperlambat penyerapan glukosa, mereduksi peningkatan insulin setelah makanAsam klorogenik telah lama dikenal sebagai antioksidan kuat akan tetapi, ketertarikan akan komposisi dalam senyawa klorogenik mulai meningkat di awal tahun 2000 saat peneliti menemukan bahwa asam klorogenik dapat memperlambat penyerapan glukosa dalam usus manusia, sehingga dapat mengurangi lonjakan insulin setelah makan , efek tersebut memiliki manfaat yang signifikan bagi mereka yang menderita diabetes tipe II, resistensi terhadap insulin, sindrom metabolik atau sindrom ovarium polikistik. Pada tahun 2009 sebuah studi menemukan bahwa glukosa dalam darah dan kadar insulin secara signifikan berkurang dalam 15 menit saat tes toleransi glukosa, setelah mengkonsumsi 1000 mg asam chlorogenic, namun, area di bawah kurva pada akhir tes, atau jumlah total insulin dan gula darah, tidak berbeda secara signifikan dari subyek kontrol. Asam klorogenik memiiki fungsi untuk menunda, tetapi tidak mencegah, penyerapan glukosa menurut penelitian ini(6)(7)(8).

Hasil sebuah artikel pada tahun 2007, yang membahas lebih rinci mengenai 'reduced body mass and fat yang bertentangan dengan ini, menemukan bahwa penyerapan glukosa berkurang sebesar 6,9% setelah pemberian asam klorogenik dengan dosis yang serupa dalam secangkir besar kopi. Adapun penelitian yang mendukung efek ini pada studi hewan laboratorium dengan tikus yang telah menemukan bahwa suplementasi makanan tikus dengan asam klorogenik tidak signifikan menurunkan area di bawah kurva untuk glukosa darah dan insulin setelah makan.

Salah satu cara di mana asam klorogenik dapat mengurangi tingkat dan / atau jumlah total karbohidrat yang diserap dari makanan adalah dengan kerjanya alpha-glucosidase inhibitor. Alpha-glucosidase adalah enzim yang memecah enzim menjadi glukosa, sehingga dapat mengurangi jumlah karbohidrat yang dapat masuk ke aliran darah sebagai glukosa(9).

Menurunkan produksi glukosa di hati

Asam klorogenik pada eksperimental laboratorium juga memiliki fungsi menghambat enzim hati glukosa-6-fosfatase yang memainkan peran penting dalam produksi glukosa di hati. Dalam penelitian laboratorium dari sel-sel hati manusia dalam piring petri, larutan 1 mM asam klorogenat terbukti mengurangi aktivitas glukosa-6-fosfatase sebesar 40%. Sangat mungkin bahwa asam klorogenik mengurangi jumlah glukosa yang diproduksi oleh hati pada manusia, meskipun percobaan sejauh ini belum mampu menunjukkan penurunan kadar glukosa yang diproduksi oleh sel-sel hati di piring petri, maupun dalam percobaan perfusi hati. Menanamkan asam klorogenik melalui infus intravena tidak menghasilkan penurunan kadar glukosa darah, yang menunjukkan bahwa kadar asam klorogenik yang diperoleh dalam manusia tidak cukup besar untuk mereproduksi efek yang diamati pada eksperimental laboratorium(10).

Meningkatan penyerapan glukosa pada jaringan otot

Asam klorogenik dapat meningkatkan tingkat fungsi otot dalam menggunakan glukosa dalam dua cara. Hal ini dapat langsung merangsang enzim AMPK, khususnya subunit A2, yang melakukan berbagai macam tindakan dalam tubuh, salah satunya adalah jaringan otot merangsang pengambilan glukosa untuk energi, tanpa bergantung pada insulin. Ada kemungkinan bahwa sebenarnya asam caffeic metabolit pada asam klorogenik yang melakukan ini, pada penelitian laboratorium, asam klorogenik tidak terbukti dapat langsung merangsang AMPK melalui peningkatan fosforilasi. Fosforilasi terjadi ketika gugus fosfat ditambahkan ke protein seperti kerja enzim (atau molekul organik lainnya), yang dalam kasus enzim protein bertindak seperti tombol on / off untuk enzim, menyebabkan ia berfungsi atau tidak.

Cara lain asam klorogenik dapat meningkatkan pemanfaatan glukosa darah dengan otot adalah dengan merangsang transporter tipe 4 (GLUT4) protein glukosa yang bekerja dengan insulin untuk mengangkut glukosa ke dalam sel. The GLUT4 protein dirangsang melalui fosforilasi jenis AKT2 protein kinase B (PKB).

Menurunkan resiko diabetes tipe II

Orang yang minum kopi dalam jumlah yang signifikan dapat menurukan resiko dari terkena diabetes tipe II dari orang yang bukan peminum kopi. Kafein dalam kopi dapat memperburuk sensitivitas insulin, namun karena adanya asam klorogenik dalam kopi, sensitivitas insulin dapat dipertahankan. Sehingga orang yang biasanya mengkonsumsi kopi dalam jangka panjang dapat menurunkan resiko terkena diabetes tipe II.

Perlindungan terhadap penyakit Alzheimer, degenerasi saraf

Gangguan neurodegenerative termasuk penyakit Alzheimer sangat terkait dengan stres oksidatif pada sel-sel saraf, yang disebut neuron. Ini kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif, termasuk hidrogen peroksida. Studi populasi telah mengaitkan orang yang mengkonsumsi kopi pada batas normal dengan penurunan risiko penyakit neurodegenerative dan studi laboratorium telah mulai mengkonfirmasi bahwa asam klorogenat merupakan salah satu agen yang bertanggung jawab untuk efek perlindungan ini, meskipun kafein juga dianggap cenderung memiliki efek perlindungan.

Asam klorogenat melindungi neuron dari hidrogen peroksida stres-diinduksi melalui regulasi enzim antioksidan NADPH: quinine oxidoreductase 1 (NQO1). Para peneliti juga mengindikasi bahwa asam klorogenat juga dapat bekerja untuk menjaga neuron dopaminergik dengan menekan inflamasi pada neuron(11).

Menurunkan resiko penyakit hati

Hasil dari penelitian epidemiological, menyatakan bahwa penggunaan kopi dapat membantu menghindari beberapa penyakit kronis, termasuk cirrhosis dan kanker hati begitu juga dengan kanker batu ginjal.

Mengurangi massa tubuh dan lemak

Sebuah studi kecil dari 30 subyek yang kelebihan berat badan atau obesitas dengan usia 18-44 tahun menunjukan bahwa mereka mengkonsumsi kopi instan yang diperkaya dengan asam klorogenat selama 12 minggu, hasil menunjukan bahwa subjek kehilangan rata-rata 5,4 kg berat badan dibandingkan dengan 1,7 kg pada kelompok kontrol. Penelitian menunjukan total 6,9% penurunan massa tubuh yang disebabkan oleh rendahnya glukosa yang diserap oleh tubuh disesuaikan dengan diet yang mereka lakukan yaitu pemberian kopi instan (10 gram) yang berisi 909 mg asam klorogenat. Dosis tunggal kopi yang diberikan setara dengan 5 cangkir kopi instan standar.

Penelitian yang dilakukan kepada tikus, memberikan hasil bahwa chlorogenic acid memiliki efek yang kuat terhadap mengurangi masa tubuh, lemak, insulin dan kadar leptin pada tikus yang menderita obesitas. Kopi yang ditambahkan kepada makanan mereka dengan jumlah 0,02 % dari jumlah makanan tersebut dengan kata lain setiap kilogram makanan yang diberikan, subjek diberikan 200 miligram chlorogenic acid(12).

Penelitian yang dilakukan pada bulan May tahun 2013, menyatakan bahwa tikus jantan yang diberikan diet tinggi lemak dengan 0,01% asam klorogenat dari jumlah berat makanan memiliki peningkatan insiden resistensi terhadap insulin dan fatty liver.

Dengan kedua penelitan, perlu diingatkan bahwa manusia sangat berbeda dengan tikus. Hasil dari penelitian ini mungkin tidak relevan, akan tetapi penelitan tentang efek chlorogenic acid memang masih harus diteliti ulang lebih dalam.

Meningkatkan pembakaran lemak dan mencegah pembentukan sel lemak baru

Beberapa penelitian menyarankan bahwa asam klorogenat dapat digunakan untuk memacu pembakaran lemak dengan mengubah kalori melalui pembakaran. Proses ini disebut dengan thermogenesis. Asam klorogenat dapat meningkatkan thermogenesis dengan berperan sebagai PPARA ( peroxisome proliferator-activated receptor alpha) agonis yang sama seperti obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit akibat kolesterol dan tingginya kadar trigliserida.

Pada penelitian laboratorium biologi, sebuah studi menyatakan bahwa asam klorogenat juga dapat mengurangi proliferasi sel lemak baru melalui efek anti oksidan yang dikandung didalamnya(13).

Menurunkan tekanan darah

Asam klorogenat dapat menurunkan tekanan darah, dibuktikan oleh efek pada sukarelawan yang diberikan 200 mg asam klorogenat, yang memberikan hasil penurunan rata-rata 2,5 mmHg pada sistolik dan 1,5 mmHg pada diastolik. Studi lain juga menyatakan bahwa orang yang memiliki mild hypertension yang diberikan 140 mg asam klorogenik per hari juga dapat mengurangi tekanan darah secara aman (tidak drastic), dan juga tanpa efek samping, dengan perkiraan penurunan 5 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik, namun dosis ini tidak memiliki pengaruh terhadap body mass index atau denyut nadi(14)(15).

Stimulus

Asam klorogenik memiliki efek psychostimulant yang lemah, dapat dibuktikan pada penelitian yang dilakukan kepada tikus, diestimasi bahwa efek psychostimulant pada asam klorogenik hanya sepertiga dari efek yang diberikan oleh kafein.

Efek kopi terhadap kesehatan

Kafein dikenal untuk meningkatkan metabolisme manusia serta pembakaran lemak pada individu dengan berat badan normal. Pada orang kurus, kafein meningkatkan thermogenesis sekitar 7,5%, dan pada penderita obesitas sekitar 5%. Hal ini meningkatkan suasana hati dan mental kewaspadaan, tetapi juga telah sangat terkait dengan peningkatan risiko infark miokard akut (serangan jantung), terutama pada orang yang memiliki kemampuan yang kurang untuk melakukan metabolisme , yang menghasilkan banyaknya kafein seluruh tubuh lebih lama, dan dengan efek yang lebih lama.

Tidak ada perbedaan dalam lipid (lemak) metabolisme, lipolisis (tingkat di mana lemak dimetabolisme), atau mekanisme anti-obesitas langsung lainnya belum teridentifikasi yang terisolasi untuk asam klorogenat dengan sendirinya daripada kombinasi asam klorogenat (dan mungkin polifenol lainnya) dengan hadir kafein dalam kopi sebagai makanan keseluruhan bukan dalam bentuk tambahan konstituen terisolasi(16).

Untuk orang dewasa yang mengkonsumsi kopi dalam jumlah sedang (3-4 cangkir per hari mengandung 300-400 mg kafein), ada sedikit bukti risiko kesehatan dan beberapa bukti manfaat kesehatan. Telah dibuktikan melalui epidemiologi (populasi) dan studi hewan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah sedang dikaitkan dengan penurunan massa tubuh dan massa lemak serta mengurangi risiko diabetes tipe II berkembang melalui penurunan toleransi terhadap glukosa. Tampaknya bahwa efek anti-diabetes asam klorogenat lebih besar daripada dampak pro-diabetes kafein bila dikonsumsi dalam rasio dan jumlah yang ditemukan dalam minuman kopi yang khas(17).

Kemungkinan efek samping

Hipotesis pada tahun 1960-an bahwa asam klorogenat sensitizer kimia, bertanggung jawab untuk menyebabkan alergi pernafasan untuk bahan tanaman tertentu yang mengandung asam klorogenat pada manusia. Beberapa percobaan pada hewan dengan menggunakan teknik yang cukup agresif, dapat menyebabkan reaksi alergi parah setelah materi itu disuntikkan ke binatang, baik untuk memperoleh respon terhadap alergi.

Konsumsi kopi dikaitkan dengan peningkatan beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskular , termasuk tekanan darah dan kadar homosistein plasma . Asam klorogenik juga telah dikaitkan dengan peningkatan tingkat protein asam amino homocysteine . Peningkatan kadar homosistein terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular , namun belum terbukti bahwa mengurangi homocysteine dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular bagi orang-orang . Sebuah studi pada tahun 2001 menemukan bahwa 2,5 g asam klorogenat dapat meningkatkan kadar homosistein pada manusia sebesar 12 % (4,5 gram bubuk teh hitam) , kira-kira setara dengan 2 liter teh hitam yang kuat , peningkatan kadar homosistein sebesar 11 % jika dibandingkan dengan plasebo , 4 - 5 jam setelah dikonsumsi . Setelah 20 jam , peningkatan ini telah berkurang menjadi hanya 4 % untuk asam klorogenat dan 5% untuk teh hitam . Peningkatan kadar homosistein juga dapat disebabkan oleh kekurangan dalam vitamin B piridoksin ( B6 ) , asam folat ( vitamin B9 ) dan cobalomin ( B12 ) . Wanita dengan PCOS cenderung lebih berisiko kekurangan vitamin B pada umumnya dan jika mereka telah menggunakan obat untuk menurunkan resistensi terhadap insulin (metformin). Kandungan kafein yang berada dalam kopi yang dapat menyebabkan efek samping seperti insomnia, mual, muntah, dan apabila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan sakit kepala, gelisah, dan kuping berdenging.

Asam klorogenat dan asam caffeic yang pernah dianggap mampu menyebabkan defisiens vitamin B1, bagaimanapun, hipotesis ini terbukti tidak benar di awal 1980-an. Hal ini dapat terjadi apabila, terdapat penurunan penyerapan dari zinc dan iron yang terdapat dalam diet(18).

DosisPada penelitian sebelumnya tentang ekstrak kopi hijau terhadap penurunan kadar gula posprandial, asam klorogenat dikatakan dapat bekerja maksimal pada dosis total 1050 gr ekstrak kopi hijau dengan pemberian 350 mg 3x sehari, maka pada penelitian ini akan menggunakan dosis yang sama untuk menguji penurunan berat badan pada orang obesitas dengan melihat penurunan BMI peserta penelitian. Kimiawi

Dalam umsur kimia, asam klorogenat adalah asam quinic konjugat dari asam caffeic, ester yang terbentuk ketika dua komponen tersebut bergabung. Istilah asam klorogenat, bagaimanapun, sebenarnya digunakan untuk menggambarkan sekelompok asam chlorogenic, termasuk asam quinic yang dikombinasikan baik dengan asam caffeic, asam ferulic atau asam p-coumaric, yang adalah keluarga ester dari asam hydroxycinnamic. Nama asam klorogenat sebenarnya berasal dari kata Yunani untuk menggambarkan perubahan warna (hijau muda) ketika teroksidasi. Sebuah contoh yang baik dari hal ini adalah kentang.

Kopi terdapat kandungan hydroxycinnamates terkonjugasi kolektif yang biasa disebut sebagai asam klorogenat. Asam klorogenat utama adalah asam 5-Ocaffeoylquinic (5-CQA) , isomernya asam 3-O-caffeoylquinic (3-CQA) dan asam 4-O-caffeoylquinic (4-CQA), gabungan dari ketiga komponen ini terkandung 80% pada total asam chlorogenic.

Sangat sedikir dari asam klorogenat yang dapat diserap dan masuk ke aliran darah, tetapi setelah masuk melalui pembuluh darah asam klorogenat akan tetap stabil keutuhannya hingga mencapai lambung dan sepertiga dari usus halus tepat dimana kandungan tersebut diserap. Fungsi utama akan tetap utuh dalam usus yaitu dapat menghambat penyerapan karbohidrat , zinc dan besi non - heme , atau besi dari sumber nabati . Ketika asam klorogenat mencapai sekum , atau persimpangan antara usus kecil dan usus besar , mikroflora hadir di sana memecahkan ikatan antara asam quinic dan molekul asam caffeic , yang kemudian dapat diserap ke dalam aliran darah dari usus besar .

Sebagian dari asam klorogenat yang tertelan akan dihancurkan menjadi hippuric acid, pemecahan satu molekul asam klorogenat dapat menghasilkan dua molekul hippuric acid, jika kedua asam caffeic dan asam gugus quinic dimetabolisme menjadi asam hipurat . Asam hipurat dijual sebagai antiseptik kemih untuk pengobatan infeksi saluran kemih ( dalam hubungannya dengan bahan lain ) . Ini memiliki efek antiseptik ringan dalam urin dan menjaga pH yang lebih asam .

Hubungan antara orang obesitas dengan kandungan asam klorogenat yang terkandung dalam ekstrak kopi hijau adalah asam klorogenat dapat mengurangi lemak dan kadar glukosa darah orang yang obesitas dengan menghambat penyerapan gula dan mengurangi penggunaan gula, karena efek tersebut metabolisme tubuh akan meningkat sehingga akan mengurangi masa lemak dan terjadinya penumpukan lemak baru (lipolisis).BAB III

KERANGKA KONSEP, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINIS OPERASIONAL

Kerangka Konsep

Definisi operasionalVariabelDefinisiCara pengukuranSkala

BMIukuran untuk bentuk tubuh manusia berdasarkan massa individu dan tinggi.membaik = naik tingkat BMI

sama = tidak berubah dalam tingkat BMI

memburuk = turun tingkat BMINominal

Ekstrak kopi hijau

Kopi yang dihasilkan tanpa melalui proses pemanggangan dan terdapat kandungan asam klorogenat yang merupakan antioksidan.Dosis = 350 mg 3x sehari secara oral

Numerik

ObesitasOrang yang memiliki BMI yang lebih dari 30-35.

Placebo

Diberikan kandungan inaktif 350 mg 3x sehari secara oral

Hipotesis

Konsumsi ekstrak kopi hijau dapat menurunkan berat badan dan persentase masa lemak pada orang obesitas.

BAB IV

METODE PENELITIANDesain Penelitian

Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan dilakukan sebuah intervensi berupa ekstrak kopi hijau yang telah ditentukan sebagai penunjang hasil penelitian yang akan dikaji.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, sejak tanggal 1 Juni 2014 hingga tanggal 31 Juli 2014.

Populasi dan Sampel

Berikut ini adalah populasi dan sampel:

1. Populasi target

Mahasiswa universitas Pelita Harapan

2. Populasi terjangkau

Mahasiswa universitas Pelita Harapan yang tinggal di Jakarta

3. Sampel berasal dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteteria inklusi dan eksklusi, dan dipilih berdasarkan metode acak sederhana (simple randome sampling).Kriteria Inklusi dan Eksklusi1. Inklusi

Orang yang memeliki BMI antara 30-35

Berusia 21-25 tahun

Bersedia menjadi subyek untuk penelitian ini dan menandatangani informed consent

2. Eksklusi

Memiliki riwayat diabetes Memiliki riwayat hipertensi

Sedang mengkonsumsi obat steroid

Sedang mengkonsumsi obat yang berhubungan dengan berat badan

Sample sizePenentuan besar sampel dalam penelitian ini digunakan rumus besar sampel untuk data analitik komparatif numerik tidak berpasangan. Formula yang akan digunakan untuk menentukan sample size adalah :

Z = 1,64 menandakan bahwa penelitian ini memiliki tingkat signifikansi 5% atau dengan kata lain peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe di dalam penelitian (tingkat kepercayaan) sebesar 95%. Tingkat kekuatan uji di dalam penelitian adalah 20% atau Z = 0,84 yang merupakan peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe . Standar deviasi ditentukan S = 3 dan perbedaan minimal yang dianggap bermakna adalah 2 . Dengan demikian hasil perhitungan n = 27,67 dan dibulatkan menjadi 28 orang dalam masing-masing kelompok.

Metode SampelSample didapatkan dengan metode single blinded random sampling yang dipilih secara acak dengan subyek memenuhi kriteria inklusi dan menyetujui informed consent. Sampel akan diambil dengan menghitung terlebih dahulu jumlah subjek dalam populasi terjangkau yang akan diambil sampelnya. Kemudian secara acak memilih orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Setiap subjek yang bersangkutan akan diberikan tanda berupa nomor lalu ditentukan secara acak yang terpilih sebagai subjek penelitian. Setiap subjek yang terpilih akan di intervensi sebagai kelompok pengguna ekstrak kopi hijau dan kelompok control tanpa mengetahui tipe kelompok yang telah ditentukan peneliti.Alur Penelitian

Cara kerja penelitianSample diambil dari mahasiswa universitas pelita harapan sebanyak 28 orang dalam masing-masing kelompok memalui metode single blinded random sampling. Sampel yang terpilih merupakan subyek yang memenuhi kriteria inklusi, tidak memiliki kriteria eksklusi, dan telah menyetujui informed consent untuk ikut serta dalam penelitian . Sample yang telah didapatkan akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok dengan ekstrak kopi hijau dan kontrol. Kedua kelompok tersebut akan menjalani proses penelitian selama 60 hari. Konsumsi ekstrak kopi hijau tiga kali sehari dan kelompok kontrol akan mengkonsumsi placebo tiga kalo sekali. Masing masing subjek akan dilakukan evaluasi setiap satu bulan sekali untuk melihat perubahan masa indek badan dalam proses penelitian. Rencana analisis dataAnalisis data untuk komparatif numerik tidak berpasangan adalah uji Logistic Regression. Analisa menggunakan program STATA 12.

Etika

Penelitian ini tidak mengandung unsur intervensi terhadap subyek yang bersedia ikut. Manfaat bagi subyek yang ikut adalah dapat mengatasi masalah obesitas yang dialami oleh peserta dengan gratis dan mengurangi resiko-resiko penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas. Dilakukan persetujuan tertulis (informed consent) untuk setiap peserta penelitian. Akan diberikan penjelasan secara tertulis dan lisan mengenai latar belakang, tujuan dan maksud serta manfaat dari penelitian ini kepada subyek dan atau keluarganya. Pada pengambilan data BMI diberikan kode sesuai inisial nama, nomor urut penelitian, tanggal dan tahun pengambilan sampel yang hanya diketahui oleh peneliti dan tim yang membantu proses pemeriksaan sampel.

DAFTAR PUSTAKA

(1) World Health Organization (WHO). Fact Sheet 311. Geneva: WHO; 2011.(2) del Castillo MD, Ames JM, & Gordon MH. (2002)Effect of roasting on the antioxidant activity of coffee brews.Journal of agricultural and food chemistry, 50(13), 3698-703. PMID:12059145(3) Greenberg JA, Axen KV, Schnoll R, & Boozer CN. (2005)Coffee, tea and diabetes: the role of weight loss and caffeine.International journal of obesity (2005), 29(9), 1121-9. PMID:15925959(4) McCance, K.L. and Hueter,S.E. (2009) The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, 6th edn., United State: Mosby.(5) Friedman M. (1997). Chemistry, Biochemistry, and Dietary Role of Potato Polyphenols. A Review.J. Agric. Food Chem.45(5): pp 15231540.doi:10.1021/jf960900s.

(6) Bassoli BK, Cassolla P, Borba-Murad GR, Constantin J, Salgueiro-Pagadigorria CL, Bazotte RB, da Silva RS, & de Souza HM. (2008)Chlorogenic acid reduces the plasma glucose peak in the oral glucose tolerance test: effects on hepatic glucose release and glycaemia.Cell biochemistry and function, 26(3), 320-8. PMID:17990295(7) Olthof MR, Hollman PC, & Katan MB. (2001)Chlorogenic acid and caffeic acid are absorbed in humans.The Journal of nutrition, 131(1), 66-71. PMID:11208940(8) Clifford, Michael N. (2000-05-15)Chlorogenic acids and other cinnamates nature, occurrence, dietary burden, absorption and metabolism. , 80(7), 1033-1043. DOI:10.1002/(SICI)1097-0010(20000515)80:7(9) Benalla W, Bellahcen S, & Bnouham M. (2010)Antidiabetic medicinal plants as a source of alpha glucosidase inhibitors.Current diabetes reviews, 6(4), 247-54. PMID:20522017(10) Henry-Vitrac C, Ibarra A, Roller M, Mrillon JM, & Vitrac X. (2010)Contribution of chlorogenic acids to the inhibition of human hepatic glucose-6-phosphatase activity in vitro by Svetol, a standardized decaffeinated green coffee extract.Journal of agricultural and food chemistry, 58(7), 4141-4. PMID:20302380(11) Cho ES, Jang YJ, Hwang MK, Kang NJ, Lee KW, & Lee HJ. (2009)Attenuation of oxidative neuronal cell death by coffee phenolic phytochemicals.Mutation research, 661(1-2), 18-24. PMID:19028509(12) Cho AS, Jeon SM, Kim MJ, Yeo J, Seo KI, Choi MS, & Lee MK. (2010)Chlorogenic acid exhibits anti-obesity property and improves lipid metabolism in high-fat diet-induced-obese mice.Food and chemical toxicology : an international journal published for the British Industrial Biological Research Association, 48(3), 937-43. PMID:20064576(13) Shimoda H, Seki E, Aitani M. Inhibitory effect of green coffee bean extract on fat accumulation and body weight gain in mice. BMC Complement Altern Med. 2006;6:9.(14) Mubarak A, Bondonno CP, Liu AH, Considine MJ, Rich L, Mas E, Croft KD, & Hodgson JM. (2012)

(15) Acute effects of chlorogenic acid on nitric oxide status, endothelial function, and blood pressure in healthy volunteers: a randomized trial.Journal of agricultural and food chemistry, 60(36), 9130-6. PMID:22900702

(16) Crozier TW, Stalmach A, Lean ME, & Crozier A. (2012)Espresso coffees, caffeine and chlorogenic acid intake: potential health implications.Food & function, 3(1), 30-3. PMID:22130653(17) Higdon JV, & Frei B. (2006)Coffee and health: a review of recent human research.Critical reviews in food science and nutrition, 46(2), 101-23. PMID:16507475(18) Shimoda H, Seki E, & Aitani M. (2006)Inhibitory effect of green coffee bean extract on fat accumulation and body weight gain in mice.BMC complementary and alternative medicine, 9. PMID:16545124Kerangka Teori

Chologenic acid

Metabolic impriting

Physiological aspect

Genetic

Environmental factor

Access to information

Cultural and socioeconomic aspects

Thermogenesis

Resting metabolic rate

Food intake

Physical activity

Composition of the diet

Insulin

Total caloric content

Leptin

Menyebabkan

Menurunkan

Meningkatkan

Kandungan kopi hijau

Obesitas

Energy intake

Neuroendocrine regulation

Physical activity

Energy expenditure

obesitas

Pemberian ekstrak kopi hijau

Variable kendali:

Usia

BMI

Riwayat penyakit yang berhubungan dengan berat badan

Variabel perancu: Pola makan

Pola tidur

Olah raga

Mahasiswa Obesitas

Inklusi

+

Informed Consent

Eksklusi

ekstrak kopi hijau

Kontrol

60 Hari

Check up setiap 1 bulan sekali

Analisis data

Pengolahan data

PAGE 24