uas i metode statistik 2
TRANSCRIPT
DISUSUN OLEH :
GALLIH YULLYAN ADELLA
KELAS III A
842020108026
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROSEDUR ANALISIS
UNTUK PENGAJUAN HIPOTESIS
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat
serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan “Makalah Prosedur
Analisis Untuk Pengujian Hipotesis”.
Dewasi ini, statistik merupakan ilmu yang sangat diperlukan dalam berbagai
bidang. Bahkan kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan sejauh mana Negara itu
dapat menerapkan statistika dalam memecahkan masalah – masalah pembangunan
dan perencanaan pembangunan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas semester ganjil pada mata Kuliah
Metoda Statistika II. Di dalam makalah ini berisi tentang pengujian hipotesis yang
terdapat langkah – langkah atau prosedur analisis pengujian hipotesis
Punyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan, untuk itu kami meminta bantuan kritik dan saran dari
pembaca agar dilain waktu kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
Semoga dalam penyusunan makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber
pengetahuan baru bagi yang membaca. Apabila terdapat banyak kekuarangan
dalam penyusunan makalah ini saya bersedia untuk menerima saran dari pembaca.
Terimakasih, semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
1.1. Statistik dan Statistika …......……….………………………………….. 1
1.2. Statistik Deskriptif ………………...……………………………………. 1
1.3. Statistik Inferensial …………...………………………………………… 1
1.4. Rumusan Masalah …………………………………………………….... 1
1.5. Tujuan Penelitian …………………………………………………….…. 2
1.6. Hipotesis ……………………………………………………………...… 2
BAB II KAJIAN TEORI …………………………………………………….… 3
2.1. Distribusi Normal …………………………………………………….… 3
2.2. Distribusi Student ………………………………………………………. 3
2.3. Distribusi Chi Kuadrat …………………………………………………. 4
2.4. Distribusi F ……………………………………………………………... 4
2.5. Pengujian Hipotesis …………………………………………………….. 5
2.6. Uji Normalitas ………………………………………………………….. 6
2.7. Uji Homogenitas Dua Varians …………………………………………. 7
2.8. Uji Kesamaan Dua Rata – rata …………………………………………. 7
2.9. Uji U Mann Whitney ………………………………………………..….. 8
2.10. Uji Homogenitas Varian Tidak Terpenuhi …………………...………… 8
2.11. Pengujian Paramater Beda Dua Rata – Rata ………………...………….. 9
BAB III LANGKAH – LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS ................... 10
3.1. Hipotesis yang Menentukan Pengujian Satu Pihak Atau Dua Pihak ..... 10
3.2. Prosedur Analisis Pengajuan Hipotesis ……………………………….. 13
3.3. Soal dan Pembahasan 1 ……………………………………….………. 15
3.4. Soal dan Pembahasan 2 ……………………………………………….. 17
3.5. Soal dan Pembahasan 3 ……………………………………………..… 19
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………… 29
LAMPIRAN ........................................................................................................ 30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Statistik dan Statistika
Statistik dalam pengertian umum diartikan kumpulan data dalam bentuk
angka atau bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel atau diagram yang
mengambarkan atau berkaitan dengan masalah tertentu. Contohnya : statistik
ekonomi adalah statistik yang berhubungan dengan masalah – masalah ekonomi.
Statistika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan metode, teknik atau cara
mengumpulkan data atau mengolah data, menyajikan data, menganalisis data,
menarik kesimpulan atau mengimprentasikan data.
1.2. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah bagian dari ilmu yang hanya mengolah, menyajikan
data tanpa mengambil keputusan untuk populasi. Dengan kata lain hanya melihat
gambaran secara umum dari data yang didapatkan. Statistik deskriptif berusaha
menjelaskan atau mengambarkan berbagai karakteristik data, seperti berapa rata –
ratanya, berapa mediannya dan sebagainya.
1.3. Statistik Inferensial
Statistik Inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
sampel, dan hasilnya digenerasikan untuk populasi dimana sampel itu berada.
Statistik inferensial berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan
data yang berasal dari suatu sampel. Tindakan inferensi tersebut seperti
melakukan perkiraan populasi, uji hipotesis, forecasting dan sebagainya.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah bersumber dari masalah yang muncul dari latar belakang
masalah selanjutnya diidentifikasi. Rumusan masalah mempunyai implikasi
terhadap perumusan tujuan penelitan, kerangka pemikiran, pemilihan metode
penelitian, sumber data dan cara analisis data yang lebih cepat. Rumusan masalah
1
dapat dikemukakan dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk pertanyaan
penelitian. Namun pada umumnya dalam bentuk pertanyaan lebih banyak
digunakan, karena sifatnya lebih jelas dari apa yang dijawab melalui penelitian
yang bersangkutan. Contohnya:
1. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa yang diberi tugas secara
berkelompok sebelum pembelajaran ?
2. Bagaimana prestasi belajar matematika siswa yang diberi tugas secara
individu ?
3. Apakah terdapat pengaruh pemberian tugas secara kelompok sebelum
pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa ?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya suatu
yang ingin diperoleh setelah penelitian selesai dilakukan. Tujuan penelitian
mengungkapkan tentang maksud dan capaian – capaian yang ingin dihasilkan.
Tujuan penelitian dirumuskan dengan merujuk pada rumusan masalah penelitian.
Jika biasanya rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan maka tujuan
penelitian digunakan mengunakan kalimat aktif atau pasif dengan didahului
kalimat pembuka seperti : untuk menemukan, untuk mengetahui, untuk
membandingkan, agar dapat diketahui, agar dapat dibandingkan dan sebagainya.
1.6. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenaranya perlu dibuktikan. Hipotesis mengungkapkan jawaban sementara
didasarkan pada anggapan dasar (asumsi atau postulat) yang digunakan dalam
kerangaka pemikiran. Hipotesis mengungkapkan jawaban sementara secara
teoritis dianggap paling tinggi kemungkinan kebenarannya.
Contohnya : “Terdapat pengaruh pemberian tugas secara berpasangan terhadap
prestasi belajar siswa”.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Distribusi Normal
Distribusi ini merupakan salah satu yang paling penting dan banyak
digunakan. Jika variabel acak kontinu X mempunyai fungsi densitas pada X = x
dengan persamaan :
( )
√
(
)
Keterangan:
= nilai konstan yang ditulis hingga 4 desimal = 3, 1416
e = bilangan konstan, bila ditulis hingga 4 desimal, e = 2,7183
= parameter, ternyata merupakan rata-rata untuk distribusi
= parameter, merupakan simpangan baku untuk distribusi
Sifat – sifat distribusi normal
1) Grafiknya selalu ada di atas sumbu datar x
2) Bentuknya simetri terhadap
3) Grafiknya mendekati sumbu x dimulai ke kanan dan
4) Luas daerah grafik selalu sama dengan satu unit
Untuk pengunaan yang praktis rumus diatas dapat ditransformasikan menjadi
distribusi normal baku atau nilai baku Z :
2.2. Distribusi Student
Distribusi yang variabel acaknya kontinyu lainnya yang mirip dengan
distribusi normal adalah distribusi t (student – t distribution) dengan persamaan
densitasnya adalah :
3
( )
(
)
Dengan harga – harga t yang memenuhi dan K merupakan bilangan
tetap yan besarnya bergantung pada n. Pada distribusi ini terdapat bilangan (n-1)
yang dinamakan derajat kebebasan (dk) maka dk = 1 – n.
2.3. Distribusi Chi Kuadrat
Distribusi chi kuadrat merupakan distribusi dengan variabel acak kontinu.
Simbul yang dipakai untuk chi kuadrat ialah X2 (baca : ci kuadrat).
Persamaan distribusi chi kuadrat adalah:
( )
Keterangan :
u = X2 untuk mempermudah menulis, dan harga u > 0,
v = derajat kebebasan.
K = bilangan tetap tergantung pada v.
e = bilangan konstan, bila ditulis hingga 4 desimal, e = 2,71832.
Salah satu pengunaan tabel distribusi chi kuadrat adalah untuk menguji
normalitas sembarang data. Besarnya harga tabel chi kuadrat ditentukan dengan
rumus :
∑( )
= frekuensi observasi
= frekuensi yang diharapkan
2.4. Distribusi F
Distribusi F mempunyai variabel acak yang kontinyu. Fungsi densitasnya
mempunyai persamaan :
( )
( )
(
) ( )
4
keterangan :
F = Variabel acak yang memenuhi F > 0
K = bilangan tetap tergantung pada v.
= derajat kebebasan antara varian rataan sampel (pembilang)
= derajat kebebasan dalam keseluruhan sampel.
2.5. Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan angapan dasar peneliti terhadap suatu
masalah yang sedang dikajian. Dalam penelitian ini peneliti menggap benar
kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan
mengunakan data yang diperoleh selama melakukan penelitian.
Hipotesis statistik adalah suatu asumsi atau angapan atau pernyataan yang
mungkin benar atau kemungkinan salah mengenai parameter populasi. Hipotesis
ini dirumuskan berdasarkan pengamatan penelitian terhadap populasi dalam
bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalkan H0 : r = 0, atau H0 : p = 0 B.
Hipotesis nol (H0) adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya perbedaan.
Hipotesis ini pada umumnya diformasikan untuk ditolak. Apabila ditolak, maka
hipotesis tandingan atau hipotesis alternatif atau hipotesis satu (Ha atau H0) yang
diterima.
Hipotesis alternatif (H1) adalah hipotesis penelitian dari si pembuat
eksperimen, yang dinyatakan secara operasional. Hipotesis ini merupakan prediksi
dari teori yang diuji. Bila dikehendaki membuat keputusan mengenai perbedaan –
perbedaan, di uji H0 terhadap H1, maka H1 merupakan pernyataan yang diterima
jika H0 ditolak.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat
terjadi, dikenal dengan nama – nama:
a) Kekeliruan tipe I: ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima,
b) Kekeliruan tipe II: ialah meneriam hipotesis yang seharusnya diterima.
Untuk mengingat hubungan antara hipotesis, kesimpulan dan tipe kekeliruan
yang dapat terjadi, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
5
TIPE KEKELIRUAN KETIKA MEMBUAT KESIMPULAN
TENTANG HIPOTESIS
KESIMPULAN KEADAAN SEBENARNYA
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima Hipotesis BENAR KELIRU
(Keliru Tipe II)
Tolak Hipotesis KELIRU
BENAR (Keliru Tipe I)
Daerah kritis (crictical value) adalah nilai yang begitu ekstrem sehingga
probalitas untuk mendapatkan nilai tersebut atau yang lebih ekstrem, bila H0
benar, sama dengan . Dengan demikian bahwa kaidah pengambilan keputusan
(decision rule) dapat dinyatakan menurut nilai – nilai kritis. Sebagai contoh dalam
uji satu sisi kaidah pengambilan keputusan memutuskan bahwa menolak H0 jika
nilai uji statistik uji hasil perhitungtan lebih ekstrem (entah lebih besar atau lebih
kecil, bergantung pada hipotesis tandingan) dari pada daerah kritis.
Taraf signifikan 5% adalah kira – kira 5 dari tiap - tiap 100 kesimpulan
bahwa kita akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Dengan kata lain
95% yakin bahwa kita membuat kesimpulan yang benar.
Interval kepercayaan 95% adalah kemungkinan membuat kesimpulan 95%
benar, berati 95 dari 100 kesimpulan yang kita buat benar dengan tingkat
kesalahan / taraf signifikasi = 5%.
2.6. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap tes akhir yang diperoleh dari
postes kelompok eksperimen dan kelompok control. Uji normalitas ini
mengunakan uji chi kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
∑( )
Keterangan :
Ei : Frekuensi ekspetasi
Oi : Frekuensi observasi
6
2.7. Uji Homogenitas Dua Varians
Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians
populasi homogeny atau tidak. Untuk pengujian homogeny dilakukan uji F yang
rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
Vb : Varians terbesar
Vk : Varians terkecil
2.8. Uji Kesamaan Dua Rata – Rata
Uji kesamaan dua rata – rata dilakukan dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
a) Mencari deviasi standar gabungan dengan rumus :
√( )
( )
Keterangan :
Dsg : Deviasi standar gabungan
n1 : Ukuran sampel yang variansnya besar
n2 : Ukuran sampel yang variansnya kecil
b) Mencari nilai t dengan rumus
√
c) Mencari derajat kebebasan (db), dengan rumus
db= n1 + n2 – 2
d) Mencari nilai t dari daftar
e) Pengujian hipotesis
7
2.9. Uji U Mann Whitney
Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal maka dapat
dilanjutkan dengan uji U Mann Whitney, karena dalam penelitian ini memakai
dua kelas sebagai pembanding. Yaitu dengan rumus sebagai berikut :
( )
dan
( )
Keterangan:
n1 : Jumlah sampel 1
n2 : Jumlah sampel 1
U1 : Jumlah peringkat 1
U2 : Jumlah peringkat 2
R1 : Jumlah rangking pada sampel n1
R2 : Jumlah rangking pada sampel n2
2.10. Uji Homogenitas Varian Tidak Terpenuhi
Jika kedua data normal tetapi homogenitas varians tidak terpenuhi maka
digunakan uji t’ yaitu :
√(
) (
)
Keterangan :
: Skor rata – rata kelompok eksperimen
: Skor rata – rata kelompok eksperimen
: Banyak data kelompok eksperimen
: Banyak data kelompok eksperimen
: Varian data kelompok eksperimen
: Varian data kelompok eksperimen
8
2.11. Pengujian Paramater Beda Dua Rata – Rata ( )
Jika simpangan baku dua populasi itu diketahui, katakanlah dan . Maka
pengujian hipotesisnya yaitu :
( ) ( )
di mana:
√
, bila dua populasi tak terbatas
√
√
( ) ( )
Keterangan:
dan : Simpangan baku dua populasi yang diketahui
( ) : Parameter beda dua rata – rata
dan : Rata – rata populasi data kesatu dan data kedua
Cara lain yang dapat dipakai untuk menguji parameter beda dua rata – rata
adalah mengunakan cara sebagai berikut :
√
Keterangan :
= Rata – rata beda atau selisih nilai dua kelompok = ∑
∑( )
= Nilai beda yang dihipotesiskan = 0
= Simpangan baku nilai – nilai d
9
BAB III
LANGKAH – LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS
3.1. Hipotesis yang Menentukan Pengujian Satu Pihak Atau Dua Pihak
Bila hipotesis nol, dilawankan dengan hipotesis alternatif
atau , maka pengujian hipotesis ini disebut uji satu pihak.
Uji satu pihak mempunyai bentuk seperti berikut:
Pengajuan H0 dan H1 dalam uji satu pihak adalah sebagai berikut:
H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
H1 : ditulis dalam bentuk lebih besar (>) atau lebih kecil (<)
Contohnya :
Dari 100 nasabah bank rata-rata melakukan penarikan $495 per bulan melalui
ATM, dengan simpangan baku = $45. Dengan taraf nyata 1% , Ujilah apakah rata-
rata nasabah menarik melalui ATM kurang dari $500 per bulan ?
Jawab:
Diketahui: x = 495 s = 45 n=100 0 =500 =1%
1. H0 : = 500 H1 : < 500
2. statistik uji : z karena contoh besar
3. arah pengujian : 1 arah
4. Taraf Nyata Pengujian = = 1% = 0.01
10
5. Titik kritis z < - z0 01. z < - 2.33
6. Statistik Hitung
zx
n
0
/=
495 500
45 100
/= 5
4 5.= -1.11
7. Kesimpulan : z hitung = -1.11 ada di daerah penerimaan H0
H0 diterima, rata-rata pengambilan uang di ATM masih = $ 500
Apabila hipotesis nol itu dilawankan dengan hipotesis alternatif : ,
maka pengujian ini disebut uji satu pihak.
Pengajuan H0 dan H1 dalam uji dua arah adalah sebagai berikut :
H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)
H1 : ditulis dengan menggunakan tanda
Contohnya :
Seorang job-specialist menguji 25 karyawan dan mendapatkan bahwa rata-
rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan adalah 22 bulan dengan simpangan baku
= 4 bulan. Dengan taraf nyata 5%. Apakah rata-rata penguasaan kerja
kesekretarisan tidak sama dengan 20 bulan?
11
Jawab:
1. H0 : = 20 H1 : 20
2. statistik uji : t karena contoh kecil
3. arah pengujian : 2 arah
4. Taraf Nyata Pengujian = = 5% = 0.05
/2 = 2.5% = 0.025
5. Titik kritis
db = n-1 = 25-1 = 24
Titik kritis t tdb
)
( , 2
dan t tdb
)
( ; 2
t < -t (24; 2.5%) t < -2.064 dan
t > t (24; 2.5%) t > 2.064
6. Statistik Hitung
tx
s n
0
/=
22 20
4 25
/=
2
08.= 2.5
7. Kesimpulan : t hitung = -2.5 ada di daerah penolakan H0
H0 ditolak, H1 diterima,
rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan 20 bulan
12
3.2. Prosedur Analisis Pengajuan Hipotesis
Langkah – langkahnya sebagai berikut:
1. Analisis Univariat/Deskriptif yaitu menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2
digunakan statistik sebagai berikut:
a. Menentukan nilai maksimum dan minimum data kedua kelas
b. Menentukan rentang (jangkauan)
c. Menghitung rata – rata (mean) kedua kelompok
d. Menghitung standar deviasi kedua kelas
e. Membuat diagram batang
2. Analisis Bivariat Inferensial yaitu menjawab rumusan masalah nomor 3
digunakan langkah – langkah statistik sebagai berikut:
a) Menghitung rata – rata skor
b) Menghitung deviasi standar (simpangan baku dari masing – masing kelompok,
untuk menghitung penyebaran kelompok data)
c) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi
normal atau tiadak. Uji normalitas dilakukan terhadap tes akhir yang diperoleh
dari postes kelompok eksperimen dan kelompok control. Uji normalitas ini
mengunakan uji chi kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
∑( )
Keterangan :
Ei : Frekuensi ekspetasi
Oi : Frekuensi observasi
d) Uji Homogenitas Dua Varians
Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians
populasi homogeny atau tidak. Untuk pengujian homogen dilakukan uji F yang
rumusnya sebagai berikut:
13
Keterangan:
Vb : Varians terbesar
Vk : Varians terkecil
e) Uji Kesamaan Dua Rata – Rata
Uji kesamaan dua rata – rata dilakukan dengan langkah – langkah sebagai
berikut :
a. Mencari deviasi standar gabungan dengan rumus :
√( )
( )
Keterangan :
s : Deviasi standar gabungan
n1 : Ukuran sampel yang variansnya besar
n2 : Ukuran sampel yang variansnya kecil
b. Mencari nilai t dengan rumus
√
c. Mencari derajat kebebasan (db), dengan rumus
db= n1 + n2 – 2
d. Mencari nilai t dari daftar
e. Pengujian hipotesis
f) Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal maka dapat
dilanjutkan dengan uji U Mann Whitney, karena dalam penelitian ini memakai
dua kelas sebagai pembanding. Yaitu dengan rumus sebagai berikut :
( )
dan
( )
Keterangan:
n1 : Jumlah sampel 1
n2 : Jumlah sampel 1
14
U1 : Jumlah peringkat 1
U2 : Jumlah peringkat 2
R1 : Jumlah rangking pada sampel n1
R2 : Jumlah rangking pada sampel n2
g) Jika kedua data normal tetapi homogenitas varians tidak terpenuhi maka
digunakan uji t’ yaitu :
√(
) (
)
Keterangan :
: Skor rata – rata kelompok eksperimen
: Skor rata – rata kelompok eksperimen
: Banyak data kelompok eksperimen
: Banyak data kelompok eksperimen
: Varian data kelompok eksperimen
: Varian data kelompok eksperimen
3.3. Soal dan Pembahasan 1
Sebuah industry lampu pijar ingin mengetahui perkembangan hasil
industrinya dengan cara mengambil sampel acak sebanyak 160 buah lampu pijar
merek DOP, yang menunjukan daya tahan rata – rata 1.410 jam dengan standar
deviasi 130 jam. Sebagai pembanding diambil juga secara acak lampu pijar merek
SINAR sebanyak 120 buah yang mempunyai daya tahan hidup rata – rata 2.110
jam dengan standar deviasi 90 jam. Ujilah hipotesis ynag menyatakan daya tahan
kedua merek tersebut adalah berbeda dengan dan daiasumsikan
berdistribusi normal.
JAWABAN
Misalkan : rata – rata daya hidup lampu merek DOP
rata – rata daya hidup lampu merek SINAR
Dua populasi dianggap berdistribusi normal, tak terbatas dengan varian tidak
diketahui.
15
Lampu merek DOP : n1 = 160, = 1.410, dan S1 = 130
Lampu merek SINAR : n1 = 120, = 2.110, dan S2 = 90
Karana dan dari populasi tidak diketehui dan smpel cukup besar, maka kita
biasa taksir dengan nilai S1 = 130 dan S2 = 90, sehingga:
√
√
( )
( )
√
1. Hipotesis:
2. , uji dua arah
Nilai kriti
Daerah penolakan ada di bagian kiri nilai kritis dan ada di
bagian kanan .
3. Statistik Uji:
( ) ( )
( )
4. Maka diperoleh nilai
Kesimpulan: menolak H0, dengan kata lain, rata – rata daya hidup dua merek
tersebut ternyata perbedaannya signifikan
Grafik
16
3.4. Soal dan Pembahasan 2
Untuk meningkatkan kinerja karyawanya, maka Unwir melakukan DIKLAT
bagi karyawannya. Hasil kinerja 5 orang karyawan yang diambil secara acak
menunjukan data sebagai berikut :
Nama Karyawan Hasil Kinerja
Sebelum Diklat Sesudah Diklat
Supriyanto 80 100
Suprapti 90 90
Toni 120 150
Bernard 150 180
Darius 100 90
Berdasarkan data di atas, dengan menggunakan taraf kepercayaan 95%. Apakah
diklat yang dilakukan cukup efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan Unwir?
JAWABAN
Gunakan Tabel berikut
Sebelum Diklat Sesudah Diklat
( ) ( )
80 100 20 400
90 90 0 0
120 150 30 900
150 180 30 900
100 90 -10 100
Zd = 70 ∑
Misalkan d = rata – rata hasil diklat
∑
∑ (∑ )
( )
( ) ( )
( )
17
Dua populasi dianggap tak terbatas, maka diperoleh simpangan baku sampel
rata – rata adalah sebagai berikut:
√
√
1. Hipotesis :
2. Karena taraf kepercayaan 95 % maka diambil , uji satu arah
3. Nilai Kritis ( ) ( )
4. Statistik Uji:
√
5. Maka diperoleh nilai ( )
Kesimpulan : menerima H0 berati rata – rata nilai sebelum dan sesudah
DIKLAT perbedaanya kurang signifikan pada . Dengan kata lain,
DIKLAT yang dilakukan kurang efektif untuk meningkatkan kinerja kerja
karyawan UNWIR.
Grafik :
18
3.5. Soal dan Pembahasan 3
Ujilah hipotesis dari sebuah penelitian pendidikan matematika sebagai berikut :
;
Keterangan :
H0 : Prestasi belajar matematika siswa yang diber tugas secara kelompok
tidak lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang diberi tugas
secara individu
H1 : Prestasi belajar matematika siswa yang diber tugas secara kelompok
lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang diberi tugas secara
individu
U1 : Rata – rata prestasi belajar siswa kelas eksperimen
U2 : Rata – rata prestasi belajar siswa kelas eksperimen
Kelas control Kelas Eksperimen
Subjek Pretest Postest Subjek Pretest Postest
K-1 60 65 E-1 80 94
K-2 66 50 E-2 55 60
K-3 60 60 E-3 60 65
K-4 50 75 E-4 55 55
K-5 56 65 E-5 55 60
K-6 70 74 E-6 75 86
K-7 73 74 E-7 50 60
K-8 50 55 E-8 70 68
K-9 65 70 E-9 70 77
K-10 40 53 E-10 82 97
K-11 45 58 E-11 60 75
K-12 70 68 E-12 60 80
K-13 50 45 E-13 55 65
K-14 40 59 E-14 60 71
K-15 34 50 E-15 60 57
K-16 40 60 E-16 70 80
K-17 60 65 E-17 75 75
K-18 50 45 E-18 50 55
K-19 60 67 E-19 70 85
K-20 60 60 E-20 63 72
K-21 50 55 E-21 60 70
K-22 50 65 E-22 55 60
K-23 55 75 E-23 55 70
K-24 57 60 E-24 65 85
K-25 68 75 E-25 50 75
K-26 70 80 E-26 50 54
K-27 68 70 E-27 78 75
K-28 60 65 E-28 60 55
K-29 70 75 E-29 80 93
K-30 70 75 E-30 60 57
K-31 55 70 E-31 50 56
K-32 68 75 E-32 77 82
19
JAWABAN
1. Uji Normalitas
A. Kelas Eksperimen
Kriteria tolak H0 jika x2 hitung > x
2 tabel
* Gain maksimum = 25
* Gain minimum = -5
* Range = Gain max – Gain min
= 25 – (-5)
= 30
* Banyak kelas (
)
* Panjang Kelas
Kelas Eksperimen
Subjek Pretest Postest Gain
E-1 80 94 14
E-2 55 60 5
E-3 60 65 5
E-4 55 55 0
E-5 55 60 5
E-6 75 86 11
E-7 50 60 10
E-8 70 68 -2
E-9 70 77 7
E-10 82 97 15
E-11 60 75 15
E-12 60 80 20
E-13 55 65 10
E-14 60 71 11
E-15 60 57 -3
E-16 70 80 10
E-17 75 75 0
E-18 50 55 5
E-19 70 85 15
E-20 63 72 9
E-21 60 70 10
E-22 55 60 5
E-23 55 70 15
E-24 65 85 20
E-25 50 75 25
E-26 50 54 4
E-27 78 75 -3
E-28 60 55 -5
E-29 80 93 13
E-30 60 57 -3
E-31 50 56 6
E-32 77 82 5
20
Data Frekuensi Kelas Eksperimen
Kelas Batas kelas Titik Tengah Frekuensi
(fx) F x2 (Xi) (fi)
(-5) - 0 (-5,5) - 0.5 -2.5 7 -17.5 43.75
1 - 6 0,5 - 6,5 3.5 8 28 98
7 - 12 6,5 - 12,5 9.5 8 76 722
13 - 18 12,5 - 18,5 15.5 6 93 1441.5
18 - 23 18,5 - 23,5 21.5 2 43 924.5
24 - 29 23,5 - 29,5 27.5 1 27.5 756.25
∑ 32 250 3986
∑
∑
( ∑ (∑ )
( ))
( )( ) ( )
( )
√
Z1 Z2 P1(Z1) P2(Z2) l =(P2-P1) Ei =( l xn) Oi
-1.65 -0.90 0.0495 0.1841 0.1346 4.3072 7
-0.90 -0.16 0.1841 0.4364 0.2523 8.0736 8
-0.16 0.58 0.4364 0.7190 0.2826 9.0432 8
0.58 1.32 0.7190 0.9066 0.1876 6.0032 6
1.32 1.94 0.9066 0.9738 0.0672 2.1504 2
1.94 2.68 0.9738 0.9963 0.0225 0.72 1
1)
3)
2)
4)
21
5)
6)
∑( )
(( )
) (
( )
) (
( )
)
(( )
) (
( )
) (
( )
)
= 1,68 + 0 + 0,12 + 0 + 0,01 + 0,11
= 1,92
db = k – 3
( )( ) = 6 – 3
= 7,81 = 3
Kesimpulan : ternyata
maka nilai akhir kelas Berdistribusi
normal.
22
B. Kelas Kontrol
Kriteria tolak H0 jika x2 hitung > x
2 tabel
* Gain maksimum = 25
* Gain minimum = -16
* Range = Gain max – Gain min
= 25 – (-16)
= 41
* Banyak kelas (
)
* Panjang Kelas
Kelas kontrol
Subjek Pretest Postest Gain
K-1 60 65 5
K-2 66 50 -16
K-3 60 60 0
K-4 50 75 25
K-5 56 65 9
K-6 70 74 4
K-7 73 74 1
K-8 50 55 5
K-9 65 70 5
K-10 40 53 13
K-11 45 58 13
K-12 70 68 -2
K-13 50 45 -5
K-14 40 59 19
K-15 34 50 16
K-16 40 60 20
K-17 60 65 5
K-18 50 45 -5
K-19 60 67 7
K-20 60 60 0
K-21 50 55 5
K-22 50 65 15
K-23 55 75 20
K-24 57 60 3
K-25 68 75 7
K-26 70 80 10
K-27 68 70 2
K-28 60 65 5
K-29 70 75 5
K-30 70 75 5
K-31 55 70 15
K-32 68 75 7
23
Data Frekuensi Kelas Kontrol
Kelas Batas kelas Titik Tengah Frekuensi
(fx) F x2 (Xi) (fi)
(-16) - (-10) (-16,5) - (-9,5) -13 1 -13 169
(-9) - (-3) (-9,5) - (-2,5) -6 2 -12 72
(-2) - 4 (-2,5) - 4,5 1 7 7 7
5 - 11 4,5 - 11,5 8 13 104 832
12 - 18 11,5 - 18,5 15 5 75 1125
19 - 25 18,5 - 25,5 22 4 88 1936
∑ 32 249 4141
∑
∑
( ∑ (∑ )
( ))
( )( ) ( )
( )
√
Z1 Z2 P1(Z1) P2(Z2) l =(P2-P1) Ei =( l xn) Oi
-2.88 -2.05 0.0020 0.0202 0.0182 0.5824 1
-2.05 -1.22 0.0202 0.1112 0.0910 2.912 2
-1.22 -0.39 0.1112 0.3483 0.2371 7.5872 7
-0.39 0.44 0.3483 0.6700 0.3217 10.2944 13
0.44 1.27 0.6700 0.8980 0.2280 7.296 5
1.27 2.10 0.8980 0.9821 0.0841 2.6912 4
1)
3)
2)
4)
24
5)
6)
∑( )
(( )
) (
( )
) (
( )
)
(( )
) (
( )
) (
( )
)
= 0,30 + 0,29 + 0,05 + 0,71 + 0,72 + 0,64
= 2,70
db = k – 3
( )( ) = 6 – 3
= 7,81 = 3
Kesimpulan : ternyata
maka nilai akhir kelas Berdistribusi
normal.
25
2. Uji Homogenitas Dua Varians
H0 : Varian data gain kedua kelas bersifat homogen
H1 : Varian data gain kedua kelas tidak bersifat homogeny
Kriteria : tolak H1 jika F hitung Lebih besar dari F tabel
Varians Data
Varians data kelas eksperimen Varians data kelas kontrol
S12 = 65,58
V1 = 31
S12 = 71,08
V2 = 31
F hitung = Varians terbesar : Varians terkecil
= 71,08 : 65,58
= 0,922
F tabel = F (0,95) (31/31)
= F (0,05) (30/30) = 1,84
= F (0,05) (31/30) = 1,84
(0,05) = 1,83
Karena F hitung Lebih kecil dari F tabel maka H0 di terima dan H1 ditolak, berati
bersifat homogen.
26
3. Uji Perbedaan Rata – Rata Tes Belajar
a) Deviasi Standar Gabungan
√( )
( )
√( ) ( )
√
b. Mencari t hitung
√
√
√
( )
c. Derajat Kebebasan
Db = n1 + n2 – 2
= 32 + 32 – 2
= 62
27
d. Mencari t tabel
t0,95 (62)
t0,95 (60) = 1,67
t0,95 (120) = 1,66
t0,95 (62) = 1,67 –
(0,01) = 1,66
e. Penentuan Hipotesis
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, jika
H0 diterima dan Ha ditolak atau jika maka Ha diterima dan
H0 ditolak.
f. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Prestasi belajar matematika yang diberi tugas secara berkelompok nilai
rata – rata sebesar 7,81 dan simpangan baku 8,098.
b. Prestasi belajar matematika yang diberi tugas secara individu nilai
rata – rata sebesar 7,78 dan simpangan baku 8,43.
c. Dari hasil uji t diperoleh nilai t hitung = dan t tabel = 1,66. Karena
, dapat disimpulkan antara kelas eksperimen dengan
kelas control tidak terdapat perbedaan hasil prestasi belajar matematika.
28
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenaranya perlu dibuktikan. Hipotesis mengungkapkan jawaban sementara
didasarkan pada anggapan dasar (asumsi atau postulat) yang digunakan dalam
kerangaka pemikiran. Hipotesis mengungkapkan jawaban sementara secara
teoritis dianggap paling tinggi kemungkinan kebenarannya. Terhadap hipotesis
yang sudah ditentukan peneliti dapat bersikap dua hal yaitu : menerima keputusan
seperta apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian),
atau menganti hipotesis jika melihat tanda – tanda bahwa data yang terkumpul
tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Dalam membuat rumusan pengujian hipotesis, hendaknya kita selalu
membuat pernyataan hipotesis yang diharapkan akan diputuskan untuk ditolak
hipotesis ini disebut disebut hipotesis nol H0.penolakan hipotesis nola akan
mengarah pada penerimaan hipotesis alternatif atau hipotesis tandingan H1.
Didalam pengujian hipotesis, terdapat dua macam kekeliruan yaitu :
a) Kekeliruan tipe I : ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima
b) Kekeliruan tipe II : ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
Ketika merencanakan suatu penelitian dalam rangka pengujian hipotesis ,
jelas kiranya bahwa kedua tipe kekeliruan itu harus dibuat sekecil mungkin.
Dalam pengunaan disebut taraf signifikasi dapat diambil terlebih dahulu
dengan harga yang bisa digunakan , yaitu atau . Dengan
misalnya atau sering dipula disebut taraf signifikasi 1%, berarti kira –
kira 10 dari 100 kesimpulan bahwa kita akan menolak hipotesis yang seharusnya
diterima. Dengan kata lain kira – kira interval kepercayaan 90% bahwa kita
membuat kesimpulan yang benar berate hipotesis telah ditolak pada taf nyata 0,1
yang berati kita mungkin salah dengan peluang 10%.
29
LAMPIRAN
1. Tabel Distribusi Normal (Z)
30
2. Tabel Distribusi Student (t)
31
3. Tabel Distribusi Chi Kuadrat (X2)
32
4. Tabel Distribusi F
33
LANJUTAN DISTRIBUSI F
34
LANJUTAN DISTRIBUSI F
35
LANJUTAN DISTRIBUSI F
36