tutor imunologi zul

12
TUTOR IMUNOLOGI PEMERIKSAAN RAPID TEST HIV Zulkarnain, dr Pembimbing : dr. Endang Retnowati, MS, Sp.PK (K) 28 Juni 2010 Laboratorium/Instalasi Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Upload: lulut-kusumawati

Post on 25-Jul-2015

208 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tutor Imunologi Zul

TUTOR IMUNOLOGI

PEMERIKSAAN

RAPID TEST HIV

Zulkarnain, dr

Pembimbing : dr. Endang Retnowati, MS, Sp.PK (K)

28 Juni 2010

Laboratorium/Instalasi Patologi Klinik

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

RSUD Dr. Soetomo

SURABAYA

Page 2: Tutor Imunologi Zul

Pendahuluan

HIV merupakan virus penyebab AIDS yang dapat mengakibatkan kerusakan sistem imun. Peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS di dunia secara global mulai mencemaskan organisasi kesehatan tiap negara. Demikian halnya di Indonesia, hampir semua propinsi menunjukkan kenaikan jumlah penderita HIV/AIDS. Hingga Maret 2007, jumlah penderita HIV di Indonesia mencapai 14.628 orang, sedangkan sampai akhir Maret 2010 angka ini terus meningkat menjadi 20.564 dengan angka kematian mencapai 3.936 jiwa.

HIV termasuk retrovirus dan sub famili lentivirus, merupakan RNA dengan genom RNA berserat tunggal (single stranded). Berukuran 100 nm, di bawah mikroskop elektron nampak gambaran berbentuk ikosahedral. Struktur HIV terdiri dari envelope dan inti. Envelope terdiri dari lipid dan glikoprotein, sedangkan inti terdiri dari RNA, enzim reverse transcriptase dan protein inti.

Gbr. 1. Struktur HIV (SU: Surface glycoprotein (gp120), TM: Transmembrane protein (gp41), MA: Matrix (p17), CA: Capsid (p24), NC: Nucleocapsid (p9/p7), IN: Integrase, PR: Protease, RT: reverse transcriptase

Waktu yang dibutuhkan untuk mendiagnosis infeksi HIV merupakan kendala utama dalam menurunkan transmisi HIV. Pemeriksaan konfirmasi, yaitu kombinasi ELISA dan Western Blot membutuhkan waktu lama. Selain itu pemeriksaan ELISA dan WB memerlukan laboratorium khusus dengan tenaga yang terampil serta biaya yang mahal. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan yang lebih cepat dan akurat sehingga penanganan dan pencegahan penularan HIV bisa lebih cepat pula.

Rapid test HIV bisa dilakukan kapan saja dengan cara yang sederhana dan mudah dilakukan. Deteksi cepat memungkinkan penderita menjalani terapi segera dan menjaga perilakunya untuk mencegah transmisi HIV. Semakin cepat terapi dilakukan, semakin baik prognosis penderita. Oleh karena itu, rapid HIV berpotensi menurunkan transmisi HIV dan angka kematian AIDS. Pada tutor kali ini akan dibahas tentang Rapid Test pemeriksaan HIV.

Page 3: Tutor Imunologi Zul

Prinsip Pemeriksaan Rapid Test

Rapid test HIV merupakan uji penapisan infeksi HIV. Pemeriksaan menggunakan prinsip ELISA namun hasil dapat diperoleh lebih cepat, yakni tidak lebih dari 30 menit.

Prinsip pemeriksaan Rapid test HIV sama dengan pemeriksaan rapid test yang lain yaitu Asai Imunokromatografi (ICA). Rapid test HIV dibagi atas dua macam metode yaitu Lateral Flow Test/uji aliran samping dan Flow Through Test. Asai imunokromatografi tidak membutuhkan alat canggih seperti mikroskop fluorescens ataupun radiocounter, untuk membacanya cukup dengan melihat adanya perubahan warna dengan mata telanjang. Selain itu uji ini tidak membutuhkan substrat sehingga tidak membutuhkan waktu inkubasi yang lama. Waktu inkubasi menjadi lebih pendek lagi dengan penggunaan colloidal gold yang amat sensitif, sehingga waktu inkubasi cukup 90 detik hingga 15 menit saja.

Bahan uji yang diperlukan untuk rapid test HIV adalah whole blood, plasma atau serum pasien. Pada alat uji dipasang antigen yang akan berikatan dengan antibodi dari bahan yang diperiksa. Ikatan antigen-antibodi menyebabkan reaksi pada reagen warna sehingga terjadi perubahan warna yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Perubahan warna tersebut tampak sebagai garis berwarna pada alat penguji. Hasil dinyatakan positif, negative atau tidak valid. Positif bila tampak 2 garis yakni pada area tes maupun area kontrol, apabila hanya tampak 1 garis pada area kontrol berarti negatif dan bila tidak tampak satupun garis berarti tidak valid.

Lateral Flow Test

Lateral Flow Through/Tes aliran lateral disebut juga tes immunochromatografi strip.

Komponen yang terdapat pada test strip /lateral flow through (gambar 2) adalah :

1. Bantalan sampel Tempat meneteskan sampel yang diduga mengandung antibodi.

2 dan 3. Bantalan konjugat dan konjugat deteksi, merupakan bantalan yang berisi bahan yang akan mendeteksi bahan antibodi yang terdapat dalam sampel.4. Membran nitroselulose5a. Garis test5b. Garis control6. Bantalan absorben7. Plastik penutup bagian belakang alat.

Page 4: Tutor Imunologi Zul

.Gambar 2. Komponen lateral flow test

Cara Kerja Lateral Flow Test

Untuk melakukan pengujian, sampel diteteskan pada bantalan sampel. Sampel dapat hanya terdiri dari serum/plasma ataupun whole blood saja, atau dicampur dengan buffer. (gambar 3)

Gambar 3

Sampel akan bergerak menuju bantalan konjugat. Pada daerah deteksi konjugat, jika pada sampel terdapat antibodi, maka antibodi tersebut akan berikatan dengan konjugat yang mengandung antigen, membentuk suatu ikatan kompleks antibodi-konjugat. (Gambar 4)

Gambar 4

Page 5: Tutor Imunologi Zul

Kemudian kapiler akan menarik ikatan tadi sampai ke membrane nitroselulose. Pada area ini kompleks antibodi konjugat akan mengikat capture antigen sehingga terbentuk kompleks konjugat-antibodi-antigen. Kompleks konjugat-antibodi-antigen ini akan memberikan warna pada garis tes maupun garis kontrol (biasanya warna merah). (Gambar 5)

Gambar 5

Cairan yang berisi ikatan tadi akan terus bergerak sampai berakhir di bantalan absorben. (Gambar 6)

Gambar 6

Interpretasi Hasil Pemeriksaan

Negatif /Non reaktif : Bila warna hanya tampak pada garis kontrol.

Positif/reaktif : Bila tampak warna merah pada garis tes maupun kontrol

Invalid/meragukan : Bila tidak tampak warna pada garis tes maupun controlPemeriksaan Rapid Test HIV dengan metode lateral flow tes yang dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik RSUD dr. Soetomo adalah :

1. Fokus test anti-HIV ½ cassette HIV-1: protein rekombinan antigen gp120 dan p40.HIV-2: protein rekombinan antigen gp36.Sensitivitas: 100%, spesifisitas: 99,43% (perbandingan dengan Western blot)21

2. Bioline SD HIV-1/2 3.0 HIV-1: protein rekombinan antigen gp41 dan p24.HIV-2: protein rekombinan antigen gp36.Sensitivitas: 100%, spesifisitas: 99,8% (perbandingan dengan metode ELISA)Sensitivitas: 99,33%, spesifisitas: 99,44% (perbandingan dengan Western blot)21

Page 6: Tutor Imunologi Zul

Flow Through Test

Pada pemeriksaan Flow Through HIV test cairan sampel yang mengandung analit yang akan diperiksa diteteskan pada alat akan melalui membran berpori dan menuju bantalan penyerap. Di bawah membran terdapat lapisan kedua atau disebut sub membran yang berfungsi menghambat arus balik dari cairan sampel yang diperiksa. Analit yang spesifik ditangkap pada permukaan membran oleh molekul penangkap analit dan kemudian divisualisasikan dengan penambahan molekul pendeteksi analit. Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi pada sampel pasien. Saat sampel diteteskan pada membran, maka sampel tersebut akan dihisap dengan gerakan kapiler. Berikutnya, secara berurutan, ada langkah mencuci, penambahan reagen penguat tanda, dan pencucian kedua untuk membersihkan membran.

Gambar 7 menunjukkan susunan alat flow through HIV rapid test.

Gambar 7. Susunan alat Flow through HIV

Langkah Pengerjaan Flow Through

Tahap Pertama

Teteskan sample yang telah diencerkan dengan buffer ke permukaan membran

Ketika cairan sampel melewati membrane , analit ditangkap oleh molekul penangkap analit.

Page 7: Tutor Imunologi Zul

Tahap Kedua

Tahap Ketiga

Cuci membrane untuk menghindari ikatan non spesifik

Buffer pencuci mengalir melalui membran, untuk membuang bahan yang tidak diikat oleh molekul pengikat analit.

Teteskan larutan yang mengandung molekul pendeteksi. Molekul ini terdiri dari dua komponen : yaitu komponen untuk mengikat analit yang spesifik dan yang lainnya komponen untuk memudahkan mendeteksi secara visual. Pada kebanyakan alat pemeriksaan yang modern membutuhkan partikel mikroskopik (seperti latex beads atau colloidal gold) yang akan tampak saat mereka terkumpul. Namun beberapa tes yang menggunakan enzyme kimia immunoassay model lama dapat menghasilkan presipitat yang dapat dilihat dengan mata telanjang

Ketika larutan tadi mengalir melalui membran menuju bantalan absorbent, molekul pendeteksi berikatan dengan analit

Page 8: Tutor Imunologi Zul

Langkah Keempat

Interpretasi Hasil

Cuci membran Buffer pencuci mengalir melalui membran, untuk membuang bahan yang tidak diikat oleh molekul pengikat analit. Suatu titik/spot akan tampak pada permukaan membran jika pada specimen terdapat analit.

Page 9: Tutor Imunologi Zul

Alat pemeriksaan rapid test dengan metode flow through yang tersedia :1. HIV TRI-DOT (J.Mitra & Co. Pvt. Ltd)

HIV 1 : Protein rekombinan antigen gp 120 dan gp 41HIV 2 : Protein rekombinan antigen gp 36Sensitivitas 100 % dan spesifisitas 100 %

2. HIV Spot (Genelabs Diagnostics)HIV 1 : Protein rekombinan antigen gp 120 dan gp 41HIV 2 : Purified peptide- Sensitifitas untuk HIV-1 = 100 %- Sensitifitas untuk HIV-2 = 99,5 %Keuntungan dari tipe tes adalah bahwa prosedur tes yang sangat cepat, dengan hasil yang dapat

diperoleh dalam waktu 3 sampai 5 menit. Namun, tes perlu dilakukan sendiri dan perlu perhatian terus menerus, karena pemeriksaan ini tidak seperti lateral test flow dimana setelah penetesan sampel, sampel akan bergerak menuju bantalan absorben dengan sendirinya.

Kerugian pemeriksaan Rapid tes HIV dengan metode flow tes, jika sampel yang diperiksa banyak maka ketelitian petugas akan berpengaruh. Karena pada pada pemeriksaan dengan flow tes, perlu penetesan pada alat berulang-ulang. Untuk sampel yang banyak metode ELISA lebih menguntungkan.

Diskusi

Pemeriksaan HIV dengan rapid test relative lebih mudah dilakukan dan waktu pemeriksaan yang sangat singkat. Namun karena untuk menegakkan diagnosis HIV harus dengan 3 kali pemeriksaan dengan alat berbeda, maka klinisi tidak diperkenankan menegakkan diagnosis jika hanya melakukan pemeriksaan satu atau dua kali saja.