tugas uas geologi batubara _komang wahyu krisna brata

11
1 TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER GEOLOGI BATUBARA Disusun oleh :  Nama : Komang Wahyu K risna Brata  NIM : 1107045039 Prodi : Konsentrasi Geofisika Geologi Semester : 5 (lima) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2014

Upload: komang-wahyu-krisna-brata

Post on 10-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

batubara

TRANSCRIPT

  • 1

    TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

    GEOLOGI BATUBARA

    Disusun oleh :

    Nama : Komang Wahyu Krisna Brata

    NIM : 1107045039

    Prodi : Konsentrasi Geofisika Geologi

    Semester : 5 (lima)

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS MULAWARMAN

    SAMARINDA

    2014

  • 2

    Soal Ujian Akhir Semester !!!

    1. Cari literatur untuk penghitungan kualitas batubara yang meliputi : (DAF,

    DMMF, NAR, FC, dan GAR) !

    2. Jelaskan proses geologi pada setiap peringkat batubara (peat to

    anthracite/antrasit) !

    Jawaban :

    1. Perhitungan kualitas batubara yang meliputi :

    a. DAF (Dried & Ash Free)

    Dry & ash free basis merupakan suatu kondisi asumsi dimana

    batubara sama sekali tidak mengandung air maupun abu. Adanya

    tampilan dry & ash free basis menunjukkan bahwa hasil analisis dan

    uji terhadap sampel yang telah dikeringkan di udara terbuka seperti di

    atas, lalu dikonversikan perhitungannya sehingga memenuhi kondisi

    tanpa abu dan tanpa air.

    b. DMMF (Dried Mineral Matter Free)

    Basis DMMF dapat diartikan pula sebagai pure coal basis, yang

    berarti batubara diasumsikan dalam keadaan murni dan tidak

    mengandung air, abu, serta zat mineral lainnya.

    Untuk konversi perhitungan ke basis ini, maka besarnya zat zat

    mineral harus diketahui terlebih dulu. Dalam hal ini, perhitungan yang

    paling banyak digunakan adalah persamaan parr, seperti ditunjukkan

    di bawah ini.

    M = 1.08A + 0.55S . (1)

    Dimana

    M: Mineral matters (%); A: Ash (%); S: Sulfur (%).

    Akan tetapi persamaan ini tidak dapat diterapkan untuk

    perhitungan yang teliti dari setiap jenis batubara.

    Dalam transaksi komoditas batubara, persyaratan kualitas yang

    umumnya tercantum dalam kontrak pembelian adalah hasil analisis

    proksimat, yaitu TM, IM, Ash, VM, FC, kemudian ditambah dengan

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 1

  • 3

    kalori serta sulfur. Karena basis DMMF tidak pernah digunakan untuk

    uji dan analisis parameter parameter tadi, maka konversi konversi

    nilai kualitas yang muncul di tulisan ini selanjutnya akan dibatasi

    hanya pada 4 basis saja, yaitu ARB, ADB, DB, dan DAF.

    Tabel 1.1. Formula konversi analisis batubara

    *Untuk DAF, kalikan DB dengan [100 / (100 A%)]. A dalam ADB.

    (Sumber: Coal Convertion Facts, WCI, 2004)

    c. NAR (Net CV; ARB)

    Kondisi inilah yang benar benar menampilkan energi panas

    efektif dalam pemanfaatan batubara.

    Secara ringkasnya, transaksi komoditas batubara (uap) sebenarnya

    sama saja dengan membeli kalor (efektif). Sehingga dapat dipahami

    bahwa munculnya prasyarat NAR merupakan sesuatu yang logis.

    Untuk mendapatkan nilai GCV dalam NAR ini, perlu dilakukan

    perhitungan dengan rumus seperti di bawah

    NAR (kcal/kg) = GAR (kcal/kg) 50.7H 5.83TM . (3)

    Beberapa hal yang perlu di perhatikan dari persamaan di atas adalah:

    - NAR adalah NCV dalam ARB.

    - GAR adalah GCV dalam ARB. Karena biasanya dalam ADB,

    maka harus dikonversi ke ARB.

    - H (kadar hidrogen) biasanya dalam DB atau DAF sehingga harus

    dikonversi ke ARB.

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 2

  • 4

    d. FC atau ADB (Air Dried Basis)

    Pada kondisi ini, Free Moisture (FM) tidak diikutkan dalam

    analisis batubara. Secara teknisnya, uji dan analisis dilakukan dengan

    menggunakan sampel uji yang telah dikeringkan pada udara terbuka,

    yaitu sampel ditebar tipis pada suhu ruangan, sehingga terjadi

    kesetimbangan dengan lingkungan ruangan laboratorium, sebelum

    akhirnya diuji dan dianalisis.

    Nilai analisis pada basis ini sebenarnya mengalami beberapa

    fluktuasi sesuai dengan kelembaban ruangan laboratorium, yang

    dipengaruhi oleh musim dan faktor cuaca lainnya. Akan tetapi bila

    dilihat secara jangka panjang dalam waktu satu tahun misalnya, maka

    kestabilan nilai tertentu akan didapat. Disamping itu, basis uji &

    analisis ini sangat praktis karena perlakuan pra pengujian terhadap

    sampel adalah pengeringan alami sesuai suhu ruangan sehingga

    tidaklah mengherankan bila standar ADB ini banyak dipakai di seluruh

    dunia.

    e. GAR (Gross CV; ARB)

    Karena analisis untuk kalori pada kondisi ini memasukkan faktor kadar

    air total, maka kondisi ini menunjukkan batubara dalam keadaan siap

    digunakan. Akan tetapi, tampilan kalori masih belum menunjukkan

    kalor yang efektif untuk dimanfaatkan dalam konversi energi yang

    bermanfaat.

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 3

  • 5

    Tabel 1.2. Contoh Hasil Analisis Perhitungan Kualitas Batubara

    Tabel 1.3. Spesifikasi Batubara

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 4

  • 6

    2. Proses pembentukan batu bara sendiri sangatlah kompleks dan

    membutuhkan waktu hingga berjuta-juta tahun lamanya. Batubara

    terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang kemudian mengendap

    selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses pembatubaraan

    (coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun geologi. Oleh

    karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Secara

    ringkas ada 2 tahap proses pembatubaraan yang terjadi, yakni:

    a. Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada

    saat dimana tumbuhan yang telah mati mengalami pembusukan

    (terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini kemudian diubah

    menjadi gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit

    (gambut) terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses

    perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan

    biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan

    (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk

    gambut.

    b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari

    lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

    Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon

    (Carboniferous Period), dikenal sebagai zaman batubara pertama, yang

    berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Proses

    awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang

    selanjutnya berubah menjadi batubara muda (lignite) atau disebut pula

    batubara coklat (brown coal). Setelah mendapat pengaruh suhu dan

    tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batubara muda

    akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas

    organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batubara subbituminus

    (sub-bituminous). Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga

    batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 5

  • 7

    membentuk bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam

    kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi

    terus berlangsung hingga membentuk antrasit. Rank of coal atau tingkatan

    kualitas batubara digambarkan pada gambar 1 yang terdiri dari :

    1. Gambut (peat)

    2. Lignit (brown coal)

    3. Bituminus

    4. Antrasit

    Sumber : Pusdiklat PT. Bukit Asam, Tanjung Enim

    Gambar Tingkatan Kualitas Batubara

    Proses pembentukan batubara dari gambut hingga antrasit, tentu

    saja dipengaruhi oleh terdapat beberapa faktor seperti adanya

    perkembangan dan jenis tumbuh-tumbuhan, keadaan lingkungan

    pengendapan, dan adanya proses geologi.

    Perkembangan dan jenis tumbuh-tumbuhan sangat berpengaruh

    sekali terhadap jenis dan akumulasi batubara yang terjadi. Berbagai

    macam jenis tumbuhan dan bagian-bagian dari akar sampai bunga, antara

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 6

  • 8

    lain : vitrain yang terbentuk dari batang kayu yang keras dan merupakan

    batubara yang porous.

    Sementara itu, keadaan lingkungan pengendapan batubara akan

    mempengaruhi jenis, kilap dan peringkat dari batubara. Keadaan

    lingkungan pengendapan ini meliputi : cuaca, iklim dan keadaan tanah

    maupun rawa-rawa tersebut. Batubara yang terendapkan pada daerah

    tropis dan beriklim hangat akan membentuk batubara yang mengkilap,

    sedangkan pada daerah dingin akan membentuk batubara yang kusam.

    Sedangakan proses geologi yang dapat mempengaruhi

    pembentukan atau peningkatan derajat kualitas batubara, antara lain :

    Intrusi yang menyebabkan batubara mengalami metamorfosa

    kontak sehingga derajat batubara akan meningkat seperti di

    Tambang Air Laya dan Balong Hijau.

    Perlipatan yang terjadi pada zona perlipatan yang kuat, batubara

    akan mengalami kenaikan derajat.

    Patahan atau zona patahan, batubara akan mengalami metamorfosis

    akibat adanya dislokasi, misalnya : di Ombilin Sumatera Barat.

    Secara lebih rinci, proses pembentukan batu bara dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    - Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan

    oleh bakteri anaerob.

    - Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses

    pembusukan selanjutnya akan mengalami pengendapan, biasanya

    di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan ini dengan

    endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan

    gambut.

    - Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui

    proses biokimia dan mengakibatkan keluarnya air dan sebagian

    hilangnya sebagian unsur karbon dalam bentuk karbondioksida,

    karbonmonoksida, dan metana. Secara relatif, unsur karbon akan

    bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 7

  • 9

    - Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat

    adanya gaya tektonik dan kemudian akan mengalami perlipatan

    dan patahan. Batubara low grade dapat berubah menjadi batubara

    high grade apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya tektonik

    aktif, karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya

    intrusi atau keluarnya magma. Selain itu, lingkungan pembentukan

    batubara yang berair juga dapat berubah menjadi area darat dengan

    adanya gaya tektonik setting tertentu.

    - Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara

    yang telah mengalami proses geotektonik. Permukaan yang telah

    terkelupas akibat erosi inilah yang hingga saat ini dieksploitasi

    manusia.

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 8

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/05/30/persyaratan-produk-dalam-

    transaksi-batubara/

    http://barep84.blogspot.com/2013/07/persyaratan-produk-dalam-transaksi.html

    http://logku.blogspot.com/2011/02/proses-pembentukan-batubara.html

    http://fyofa.blogspot.com/2012/10/proses-pembentukan-batubara.html

    Komang Wahyu Krisna Brata Tugas UAS Geologi Batu Bara Page 9