makalah pbl chf krisna terbaru new

63
Asuhan Keperawatan Gagal Jantung Kongestif BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal (R. Miftah Suryadipraja). CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark. CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di rumah sakit (Miller,1997). Sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, Insiden ini akan terus bertambah setiap tahun pada lansia berusia di atas 50 tahun (Aronow et al,1998). Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang dididiagnosis CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Ebbersole, Hess,1998). B. TUJUAN PENULISAN 1. TUJUAN UMUM Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit CHF Page 2

Upload: desta-pradana-putra

Post on 03-Jan-2016

102 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit (readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal (R. Miftah Suryadipraja).

CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada miokard infark.

CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di rumah sakit (Miller,1997). Sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, Insiden ini akan terus bertambah setiap tahun pada lansia berusia di atas 50 tahun (Aronow et al,1998). Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang dididiagnosis CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Ebbersole, Hess,1998).

B. TUJUAN PENULISAN

1. TUJUAN UMUM

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyakit CHF

2. TUJUAN KHUSUS

a) Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian CHF

b) Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab CHF

c) Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala CHF

d) Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi CHF

e) Mahasiswa mampu menjelaskan masifestasi klinis CHF

f) Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang pada CHF

g) Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan pasien dengan CHF

h) Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan

CHF

Page 2

Page 2: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

BAB IITINJAUAN TEORI GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)

A. PengertianGagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu

memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah relatif terhadap kebtuhan metabolic tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium ; gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulai dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya.

Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum dari pada gagal jantung. Gagal sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk melakukan perfusi jaringan dengan memadai. Defenisi ini mencakup segal kelainan dari sirkulasi yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak memadai, termasuk perubahan dalam volume darah, tonus vaskuler dan jantung.  

Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal jantung kongestif perlu dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya berarti kelebihan bebabn sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada gagal jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau anuria.

B. Klasifikasi

1. Gagal jantung akut -kronik Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunan kardiak output

dan tidak adekuatnya perfusi jaringan. Ini dapat mengakibatkan edema paru dan kolaps pembuluh darah.

Gagal jantung kronik terjadinya secara perkahan ditandai dengan penyakit jantung iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kronik terjadi retensi air dan sodium pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya ventrikel dilatasi dan hipertrofi.

2. Gagal Jantung Kanan- Kiri Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah secara adekuat

sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi dan kelainan pada katub aorta/mitral

Gagal jantung kanan, disebabkan peningkatan tekanan pulmo akibat gagal jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang terbendung akan berakumulasi secara sistemik di kaki, asites, hepatomegali, efusi pleura, dll.

Page 3

Page 3: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

3. Gagal Jantung Sistolik-Diastolik Sistolik terjadi karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel kiri tidak

mampu memompa darah akibatnya kardiak output menurun dan ventrikel hipertrofi Diastolik karena ketidakmampuan ventrikel dalam pengisian darah akibatnya stroke

volume cardiac output turun.

CHF menurut New York Heart Assosiation (NYHA) dibagi menjadi :

Grade 1 :  Penurunan fungsi ventrikel kiri tanpa gejala. Grade 2 :  Sesak nafas saat aktivitas berat Grade 3 :  Sesak nafas saat aktivitas sehari-hari. Grade 4 :  Sesak nafas saat sedang istirahat.

C. Etiologi

Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung congenital

maupun didapat.

Keadaan-keadaan yang menyebabkan gagal jantung:

a. Kelainan otot jantung

Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan

menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot

mencakup arteriosklerosis koroner, hipertensi aterial dan penyakit otot degeneratif atau

inflamasi.

b. Arteriosklerosis Koroner

Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung.

Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium

(kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)

Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi serabut

otot jantung efek hipertropi miokard dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena

akan mengakibatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertropi

otot jantung tidak dapat berfungsi secara normal dan akhirnya terjadi gagal jantung,

d. Peradangan dan penyakit miokardium degenerative

Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut

jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.

Page 4

Page 4: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

e. Penyakit jantung lain

Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak secara

langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup: gangguan

aliran darah melalui jantung (misal: stenosis katup semiluner), ketidakmampuan katup umum

mengisi darah (misal perikarditas konstritif atau stenosis katup Av)

f. Faktor sistemik

Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung.

Meningkatnya laju metabolisme (misal: demam tindoksikosis denanemia) meningkatnya

curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik, juga dapat menurunkan suplai

oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas

jantung.

D. Faktor predisposisi dan Faktor Presipitasi Faktor predisposisi

Yang merupakanfaktor predisposisi gagal jantung antara lain : Hipertensi, Penyakit arteri koroner, Kardiomiopati, Penyakit pembuluh darah, penyakit jantung kongenital, stenosis mitral dan penyakit perikardial.

Faktor PresipitasiYang merupakan faktor pencetus gagal jantung antara lain : Meningkatnya asupan ( intake ), ketidakpatuhan  menjalani pengobatan anti gagal jantung, Hipertensi, infark, emboli paru, anemia, febris, stress emosional, kehamilan/persalinan, pemberian infus/tranfusi.

E. Tanda dan Gejala1. CHF Kronik

Meliputi: anoreksia, nokturia, edema perifer, hiperpigmentasi ekstremitas bawah, kelemahan, heaptomegali,ascites, dyspnea, intoleransi aktivitas barat, kulit kehitaman.

2. CHF AkutMeliputi: ansietas, peningkatan berat badan, restletness, nafas pendek, bunyi krekels, fatigue, takikardi, penurunan resistensi vaskuler, distensi vena jugularis, dyspnea, orthopnea, batuk, batuk darah, wheezing bronchial, sianosis, denyut nadi lemah dan tidak teraba, penurunan urin noutput, delirium, sakit kepala.

3. Gagal Jantung Kiri :Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu memompa darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :

Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnoe pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)

Batuk

Page 5

Page 5: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi

karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk

Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik

4. Gagal jantung Kanan : Kongestif jaringan perifer dan visceral Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema pitting, penambahan

BB. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat

pembesaran vena hepar Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga

abdomen Nokturia Kelemahan

F. Patofisiologi

Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup dan meningkatkan volume residu ventrikel.

Tekanan arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seprti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjdi kongesti sistemik dan edema.

Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katub-katub trikuspidalis atau mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katub atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.

Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga meknisme primer yang dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal  akibat aktivasi istem rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curh jantung. Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahnkan curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan istirahat. Tetapi kelainan pad kerj ventrikel  dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan berktivitas. Dengn berlanjutny gagal jantung  maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif.

Page 6

Page 6: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

G. Pathway

Phatway

miokardiumAritmia Ventrikuler

Tercetusnya Aktivasi (after potensial) otomatisasi dan re-entry

Gagal Jantung

Curah jantung

Kematian mendadak

Kongesti Pulmonalis >>

Tekanan hidrostatik

Perembesan cairan ke alveoli

3.Kerusakan Pertukaran gas

Edema paru

Pengembangan paru tidak seimbang

3.Resiko Pola Nafas tidak efektif

6.Resiko tinggi kelebihan volume cairan

Kelemahan fisik

9.Gangguan Pemenuhan aktivitas sehari-hari

11.Resiko Tinggi trauma

12Resiko tinggi infeksi

10.Gangguan pemenuhan istirahat

Hipertrofi ventrikel

Pemendekan miokard

Pengisian LV (LVEDP)

Aliran tidak adekuat ke jantung dan otak

5.Resti tinggi kesadaran

1.Resti penurunan curah jantung

Syok kardiogenik

Kematian

Kondisi dan prognossis penyakit

14.Resti ketidakpatuhan pengobatan

15.Koping individu inefektif

16.Kurang Pengetahua

13.Ansietas10.Resti konstipasi

Infark miokardium

Iskemia miokardium

Peningkatan hipoksia jaringan miokardium

7.Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

2.Nyeri dada

Perubahan metabilisme miokardium

Peningkatan aktivitas adrenergik

Vasokonstriksi sistemis

Aktivasi sitem renin Angiotensin-Aldosteron

Angiotensin I ACE II

pengeluaran aldosteron

Me reabsorbsi Na+ dan H2O Oleh Tubulus

4.Resti gangguan perfusi jaringan

8.Resti terjadi gagal jantung

6.Resti kelebihan

Urine Output Volume plasma tekanan hidrostatik

Me ekskresi Na+ dan H2O dalam urine

Me GFR nefron

Vasokonstriksi ginjal

Penurunan O2 ke miokardium

Page 7

Page 7: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

H. Komplikasi

1. Kerusakan atau kegagalan ginjal. Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak diobati. Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat membutuhkan dialisis untuk pengobatan

2. Stroke. Kardiovaskular penyakit dapat menyebabkan stroke iskemik, yang terjadi ketika arteri ke otak yang menyempit atau tersumbat dan terlalu sedikit darah mencapai otak Anda.Serangan stroke merupakan keadaan darurat medis - jaringan otak mulai mati hanya dalam beberapa menit dari stroke.

3. Aneurisma.Kardiovaskular penyakit juga dapat menyebabkan aneurisma, sebuah komplikasi serius yang dapat terjadi di mana saja di tubuh Anda. Aneurisma adalah suatu tonjolan di dinding arteri Anda. Jika suatu aneurisma pecah, Anda mungkin menghadapi mengancam kehidupan perdarahan. Walaupun ini biasanya tiba-tiba, kejadian bencana, yang lambat mungkin bocor. Jika gumpalan darah dalam suatu aneurisma dislodges, hal itu mungkin memblokir arteri pada titik lain

4. Penyakit arteri perifer. Aterosklerosis yang sama yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan penyakit arteri perifer. Ketika Anda mengembangkan penyakit arteri perifer (PAD), ekstremitas Anda - biasanya kaki Anda - tidak menerima aliran darah yang cukup untuk memenuhi permintaan. Ini menyebabkan gejala, terutama kaki sakit ketika berjalan (klaudikasio).

5. Katup jantung masalah. The katup-katup jantung Anda, yang menjaga agar darah tetap mengalir dalam arah yang tepat melalui hati, dapat menjadi rusak dari darah dan cairan yang dibuat dari gagal jantung

6. Kerusakan hati. Gagal jantung dapat mengakibatkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu banyak tekanan pada hati. Cadangan cairan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang membuatnya lebih sulit bagi hati Anda berfungsi dengan benar

I. Pemeriksaan Diagnostik1. Periksaan Fisik

Pemeriksaan fisik terdiri atas keadaan umum dan pengkajian B1-B6

Keadaan Umum Pasien

Pada pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya didapatkan kesadaran yang baik atau compos metis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi sistem saraf pusat.

B1 (Breathing)

Pengkajian yang didapat dengan adanya tanda kongesti vaskuler pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal, batuk, edema pulmonal akut. Creckles atau ronkhi

Page 8

Page 8: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

basah halus secara umum terdengar pada dasar posterior paru. Hal ini dikenali sebagai bukti gagal ventrikel kiri. Sebelum creckles dianggap sebagai kegagalan pompa, klien harus diinstruksikan untuk batuk dalam guna membuka alveoli basilaris yang mungkin dikompresi dari bawah diafragma

B2 (Bleeding)

Berikut ini kan dijelaskan mengenai pengkajian apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan jantung dan pembuluh darah

1. InspeksiInspeksi adanya parut pasca pembedahan jantung. Lihat adanya dampak penurunan curah jantung. Selain gejala-gejala yang diakibatkan dan kongesti vaskuler pulmonal, kegagalan ventrikel kiri juga dihubungkan dengan gejala tidak spesifik yang berhubungan dengan penurunan curah jantung. Klien dapat mengeluh lemah, mudah lelah, apatis, latergi, kesulitan berkonsentrasi, defisit memori, dan penurunan toleransi latihan. Gejala ini mungkin timbul pada tingkat curah jantung rendah kronis dan merupakan keluhan utama klien.

Distensi Vena JugularisBila ventrikel kanan tidak mampu berkompensasi maka akan terjadi dilatasi ruang, peningkatan volume dan tekanan pada diastolik akhir ventrikel kanan, tahanan untuk mengisi ventrikel , dan peningkanan lanjut pada atrium kanan. Peningkatan tekanan ini sebaliknya memantulkan ke hulu vena kava dan dapat diketahui dengan peningkatan pada vena jugularis. Seseorang bisa mengevaluasi hal yang paling baik ini dengan melihat pada vena-vena dileher dan memerhatikan ketinggian kolom darah. Pada klien yang berbaring pada tempat tidur ditinggikan antara 300 dan 600 pada oarang normal kolom darah vena-vena jugularis eksternal akan hanya beber4apa milimeter di atas batas klavukula, bila ini terlihat sama sekali.

Edema.Edema sering dipertimbangkan sebagai tanda gagal jantung yang dapat dipercaya. Tentu saja ini sering ada bila ventrikel kanan telah gagal. Setidaknya hal ini merupakan tanda yang dapat dipercaya dari disfungsi ventrikel. Banyak orang, terutama lansia yang menghabiskan waktu mereka untuk duduk dikursi dengan kaki tergantung. Sebagai akibat dari posisi tubuh ini, terjadi penurunan turgor jaringan subkutan yang berhubungan dengan usia lanjut, dan mungkin penyakit vena primer seperti varikositis. Edema pergelangan kaki dapat terjadi yang mewakili faktor ini daripada kegagalan ventrikel kanan.

Edema yang berhubungan dengan kegagalan di ventrikel kanan, bergantung pada lokasinya. Bila klien berdiri atau bangun, perhatikan pergelangan kakinya dan tinggikan kaki bila kegagalan makin buruk. Bila klien berbaring di tempat tidur, bagian yang bergesekan dengan tempak tidur menjadi area sakrum. Edema harus diperhatikan di tempat tersebut. Manifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah, yang

Page 9

Page 9: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia dan mual, nokturia, serta kelemahan. Edema dimulai pada kaki dan tumit dan secara bertahap bertambah ke atas tungkai yang akhirnya ke genetaliaeksterna serta tubuh bagian bawah.edema sakral sering jarang terjadi pada klien yang berbaring lama, kerena daerah yang dependen. Pitting Edema adalah edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung jarinya.

2. PalpasiOleh karena peningkatan frekuensi jantung merupakan respon awal jantung terhadap stress, sinus takikardia mungkin dicurigai dan sering ditemukan pada pemeriksaan klien dengan kegagalan pompa jantung. Irama lain yang berhubungan dengan kegagalan pompa jantung meliputi: kontraksi atrium prematur, takikardiaatrium proksimal, dan denyut ventrikel prematur.

Perubahan NadiPemeriksaan denyut arteri selama gagal jantung menunjukkan denytu yang cepat dan lemah. Denytu yang cepat atau takikardia, mencerminkan respons terhadap perangsangan saraf simpatis. Penurunan yang bermakna dari curah sekuncup dan adanya vosokontriksi perifer mengurangi tekanan nadi, sehingga menghasilkan denyut yang lemah atau thready pulse. Hipotensi sistolik ditemukan pada gagal jantung yang lebih berat. Selain itu, pada gagal jantung kiri yang berat dapat timbul pulsus alternans. Pulsus alteenans menunjukkan gangguan fungi mekanis yangb berat dengan berulangnya variasi denyut ke denyut pada curah sekuncup.

3. AuskultasiTekanan darah biasanya menurun akibat penurunan isi sekuncup.

Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dapat dikenali dengan mudah bagian yang meliputi : bunyi jantung ke 3 dan ke 4 (S3,S4) serta creaklespada paru-paru. S4 atau gallop atrium, mengikuti kontraksi atrium dan terdengar paling baik dengan bel stetoskop yang ditempelkan dengan tepat pada aspeks jantung.

Posisi lateral kiri mungkin diperlukan untuk mendapatkan bunyi. Ini terdengar sebelum bunyi jantung pertama (S1) dan tidak selalu tanda pasti kegagalan kongestif, tetapi dapat menurunkan komplains (peningkatan kekauan) miokard. Ini mungkin indikasi awal premonitari menuju kegagalan. Bunyi S4 adalah bunyi yang umum yang terdengar pada klien infark miokardium akut dan mungkin tidak mempunyai prognosis bermakna, tetapi mungkin menunjukkan kegagalan yang baru terjadi.

S3 ataugallop ventrikel adalah tanda penting dari gagal ventrikel kiri dan pada oarang dewasa hampir tidak pernah ada pada adnya penyakit jantung yang signifikan. Kebanyakan dokter akan setuju bahwa tindakan terhadap gagal jangtung kongestif diindikasikan dengan adanya tanda ini. S3 terdengar pada awal diatolik setelah bunyi jantung ke 2, dan berkaitan dengan periode pengisian ventrikel pasif yang cepat. Ini juga dapat didengar paling baik dengan bel stetoskop yang diletakkan tepat di apeks, dengan klien pada posisi lateral kiri dan pada akhir ekspirasi. Bunyi jantung tambahan akibat

Page 10

Page 10: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

kelainan katup biasanya didapatkan apabila penyebab gagal jantung karena kelainan katup.

4. PerkusiBatas jantung ada pergeseran yang menandakan adanya hipertrofi jantung (kardiomegali)

B3 (Brain)

Kesadaran biasanya compos metis, didapatkan sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien: wajah mengiris, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat.

B4(Bladder)

Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan asupan cairan, karena itu perawat perlu memantau adanya oliguria karena merupakan tanda awal dari syok kardiogenik. Adanya edema ekstremitas menandakan adanya retensi cairan yang parah.

B5 (Bowel)

Klien biasanya didapatkan mual,muntah,penurunan nafsu makan akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen, serta penurunan berat badan.

Hepatomegali

Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena dihepar merupakan manifestasi dari kegagalan jantung. Bila proses ini berkembang, maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat, sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen, yaitu suatu kondisi yang dinamakan asites. Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafragma dan distres pernafasan.

B6(Bone)

Hal-hal yang biasanya terjadi dan ditemukan pada pengkajian B6 adalah sebagai berikut.

1. Kulit DinginGagal depan pada ventrikel kiri menimbulkan tanda-tanda berkurangnya perfusi ke organ-organ. Oleh karena darah dialihkan dari organ-organ non vital demi mempertahankan perfusi ke jantuung dan otak, maka manifestasi paling dini dari gagal ke depan adalah berkurangnya perfusi organ-organ seperti kulit dan otot-otot rangka. Kulit yang pucat dan dingin diakibatkan oleh vasokonstriksi perifer, penurunan lebih lanjut dari curah jantung dan meningkatnya kadar hemoglobin tereduksi mengakibatkan

Page 11

Page 11: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

sianosis. Vasokonstriksi kulit menghambat kemampuan tubuh untuk melepaskan panas. Oleh kare itu, demam ringan dan keringat yang berlebihan dapat ditemukan.

2. Mudah lelahMudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang, sehingga menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat peningkatan energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distres pernafasan dan batuk. Perfusi yang kurang pada otot-otot rangka menyebabkan kelemahan dan keletihan. Gejala-gejala ini dapat diekserbadi oleh ketidakseimbangan cairan dan elektrolit atau anoreksia. Pemenuhan personal higiene mengalami perubahan.

2. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.

3. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung.

4. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.

5. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.6. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan

gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner.

7. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.

8. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM.9. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan

peningkatan tekanan karbondioksida.10. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal infark

miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH).

J. Penatalaksanaan1. Non Farmakologis

a. CHF KronikMeningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi oksigen melalui istirahat atau pembatasan aktivitas. Diet pembatasan natrium Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karena efek

prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari) Olah raga secara teratur

b. CHF Akut Oksigenasi (ventilasi mekanik)

Page 12

Page 12: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Pembatasan cairan2. Farmakologis

a. First line drugs; diureticTujuan: mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic.Obatnya adalah: thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic, metolazon (kombinasi dari loop diuretic untuk meningkatkan pengeluaran cairan), Kalium-Sparing diuretic

b. Second Line drugs; ACE inhibitorTujuan; membantu meningkatkan COP dan menurunkan kerja jantung.Obatnya adalah: Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan untuk kegagalan

diastolic yang mana dibutuhkan pengembangan ventrikel untuk relaksasi Hidralazin; menurunkan afterload pada disfungsi sistolik. Isobarbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk disfungsi sistolik,

hindari vasodilator pada disfungsi sistolik. Calsium Channel Blocker; untuk kegagalan diastolic, meningkatkan relaksasi dan

pengisian dan pengisian ventrikel (jangan dipakai pada CHF kronik). Beta Blocker; sering dikontraindikasikan karena menekan respon miokard.

Digunakan pada disfungsi diastolic untuk mengurangi HR, mencegah iskemi miocard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel kiri.

3. Penatalaksanaan Medisa. Terapi Diuretik

Diberikan untuk memacu ekresi natrium dan air melalui ginjal, obat ini tidak diperlukan bila pasien bersedia merespon. Pembatasan aktivitas digitalis dan diet rendah natrium, jadwal pemberian obat ditentukan oleh berat badan, furosemid (Lasix) terutama sangat penting dalam terapi gagal jantung karena dapat mendilatasi renula, sehingga meningkatkan kapasitas urea yang pada gilirannya mengurangi preload (darah vena yang kembali ke jantung).

Terapi diuretic jangka panjang dapat menyebabkan hiponatremia yang mengakibatkan lemah, letih, malaise, kram otot dan denyut nadi yang kecil dan cepat.

Pemberian diuretic dalam dosis besar dan berulang juga bisa mengakibatkan hipokalemia ditandai dengan denyut nadi lemah, suara jantung menjauh, hipertensi, otot kendor, penurunan refleks tendon dan kelemahan umum.

b. Terapi Vasodilator Obat-obatan vasoaktif merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal

jantung. Natrium nitraprosida secara intravena melalui infuse yang dipantau tepat dosisnya

harus dibatasi agar tekanan systole arteriole tetap dalam batas yang diinginkan.c. Pemberian digitalis,

Membantu kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan

volume darah dan peningkatan diuresis akan mengurangi edema.

Page 13

Page 13: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Pada saat pemberian ini pasien harus dipantau terhadap hilangnya dispnea, ortopnea, berkurangnya krekel, dan edema perifer.

Apabila terjadi keracunan ditandai dengan anoreksia, mual dan muntah namun itu gejala awal selanjutnya akan terjadi perubahan irama, bradikardi kontrak ventrikel premature, bigemini (denyut normal dan premature saling berganti ), dan takikardia atria proksimal.

d. Pemberian Diuretic Yaitu unutuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. Bila sudah diresepkan harus diberikan pada siang hari agar tidak mengganggu

istirahat pasien pada malam hari, intake dan output pasien harus dicatat mungkin pasien dapat mengalami kehilangan cairan setelah pemberian diuretic, pasien juga harus menimbang badannya setiap hari turgor kulit untuk menghindari terjadinya tanda-tanda dehidrasi.

e. Morfin, Diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, hati-hati depresi

pernapasan.f. Pemberian oksigen.

4. Pendidikan Kesehatana. Informasikan pada klien, keluarga dan pemberi perawatan tentang penyakit dan

penanganannya.b. Informasi difokuskan pada: monitoring BB setiap hari dan intake natrium.c. Diet yang sesuai untuk lansia CHF: pemberian makanan tambahan yang banyak

mengandung kalium seperti; pisang, jeruk, dll.d. Teknik konservasi energi dan latihan aktivitas yang dapat ditoleransi dengan bantuan

terapis.

K. Diagnosa Keperawatan1. Penurunan curah jantung2. Bersihan jalan nafas tidak efektif3. Gangguan pertukaran gas4. Ketidakefektifan pola nafas5. Nyeri Akut6. Ketidakseimbangan nutrisi 7. Kelebihan volume cairan8. Intoleransi aktivitas9. Deficit perawatan diri10. Resti kekambuhan11. ansietas

Page 14

Page 14: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan miokardium sabagai

dampak sekunder dari penurunan suplai darah ke miokardium atau peningkatan produksi asam laktat

Tujuan : dalam waktu 1X24 jam terdapat penurunan respon nyeri dada

Kreteria Hasil: secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada secara objektif didapatkan TTV dalam

batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perifer, urine > 600 ml/hari

INTERVENSI RASIONAL

Catat karakteristik nyeri, lokasi ,intensitas, lama dan penyebarannya Variasi penampilan dan prilaku klien karena terjadi nyeri

sabagai temuan pengkajian

Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera Nyeri berat dapat menyebabkan syok kardiogenik yang

berdampak pada kematian mendadak

Lakukan menejemen nyeri keperawatan

1.Atur posisi fisiologis

2.Istirahatkan Klien

3.Berikan oksigen tambahan dengan kanul nasal atau masker sesuai

dengan indikasi

4.manajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi

pengunjung

5.Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam

6.Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri

1.Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 ke

jaringan yang mengalami iskemia

2.Istirahat akan menurunkan kebutuhan O2 jaringan

perifer sehinga akan menurunkan kebutuhan miokardium

dan akan meningkatkan suplai darah dan oksigen ke

miokardium yang membutuhkan O2 untuk menurunkan

iskemia

3.Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk

pemakaian miokardium sekaligus mengurangi

ketidaknyamanan karena iskemia

4.Lingkungan yang tenang akan menurunkan stimulasi

nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan

membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan

berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di

ruangan

5.Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurunkan

nyeri sekunder dari iskemia jaringan

6.Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan

stimulus internal dengan mekanisme peningkatan

produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblok

resptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebri

sehingga menurunkan persepsi nyeri

INTERVENSI RASIONAL

7.Lakukan manajemen sentuhan 7.Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan

dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri.

Page 15

Page 15: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Masase ringan dapat meningkatkan aliran darah serta secara

otomatis membantu suplai darah dan oksigen ke area nyeri

juga menurunkan sensasi nyeri yang dirasakan

Kolaboresikan dengan dokter pemberian terapi farmakologi

antiangina

-. Antiangina (nitrogliserin)

-. Analgetik, morfin 2-5mg intravena

-.penyekat beta (contoh : atenolol,tonormin,pindolol,visken),

propanolol (inderal)

Obat-obat anti angina bertujuan untuk meningkatkan aliran

darah,baik dengan menambah suplai oksigen maupun dengan

mengurangi kebutuhan miokardium akan oksigen

-. Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi

koroner

-. Menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi dan

mengurangi kerja miokardium

-. Penghambat (adrenergik) beta menghambat reseptor beta1

untuk mengontrol nyeri melalui efek hambatan rangsang

simpatis. Dengan demikian, denyut jantung akan berkurang.

Obat-obat ini digunakan sebagai antiangina,antiaritmia,dan

antihipertensi. Penghambat beta efektif sebagai antiangina

karena dapat mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas

miokardium. Obat ini menurunkan kebutuhan pemakaian

oksigen sehingga meredakan rasa nyeri angina

Kolaborasi pemberian terapi farmakologis trombolitik Trombolitik mengahancurkan trombus dengan mekanisme

fibrinolitik, mengubah plasminogen menjadi plasmin yang

menghancurkan fibrin dalam bekuan darah

Aktual/Resti menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikal.

Tujuan:dalam waktu 2X24 jam tidak terjadi penurunan curah jantung.

Kriteria: stabilitas hemodinamik baik (tekanan darah dalam batas normal, curah jantung kembali meningkat,

intake dan output sesuai, tidak menunjukkan tanda-tanda disritmia), urine >600 ml/hari

INTERVENSI RASIONAL

Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam

keadaan berbaring, duduk atau berdiri bila memungkinkan

Hipotensi dapat terjadi pada disfungsi ventrikel. Hipertensi juga

fenomena umum yang berhubungan dengan nyeri cemas

pengeluaran katekolamin.

Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi. Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kekuatan

nadi.

Catat terjadinya S3/S4 S3 berhubungan dengan adanya gagal jantung kongestif atau

gagal mitral yang disertai infark berat. S4 berhubungan dengan

iskemia, kekakuan ventrikel atau hipertensi pulmonal

Catat murmur Menunjukkan gangguan aliran darah dalam jantung (kelainan

Page 16

Page 16: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

katup, kerusakan septum, atau vibrasi otot papilar)

Pantau frekuensi jantung dan irama Perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukkan komplikasi

disritmia

Berikan makanan kecil/mudah dikunyah, batasi asupan

kafein

Makanan besar dapat meningkatkan kerja miokardium. Kafein

dapat merangsang langsung ke jantung, sehingga meningkatkan

frekuensi

Kolaborasi:

1.Pertahankan cara masuk heparin (IV) sesuai indikasi

2.Pantau data laboratorium enzime jantung,GDA, dan

elektrolit

1.Jalur paten penting untuk pemberian obat darurat

2.Enzim memantau perluasan infark, elektrolit berpengaruh

terhadap irama jantung

Aktual/Resti pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di

paru sekunder dari edema paru akut.

Tujuan : dalam waktu 3X 24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas.

Kriteria: klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal, 16-20 x/menit, respon batuk berkurang

INTERVENSI RASIONAL

Auskultasi bunyi nafas (krakles) Indikasi edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung

Kaji adanya edema C uriga gagal kongestif/kelebihan volume cairan

Ukur intake dan output Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal,

retensi natrium/air, dan penurunan keluaran urine

Timbang berat badan Perubahan tiba-tiba dari berat badan menunjukka gangguan

keseimbangan cairan

Pertahankan pemasukan total cairan 2.000 ml/24 jam dalam

toleransi kardiovaskuler

Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi

memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung.

Kolaborasi :

1.Berikan diet tanpa garam

2.Berikan dieretik, contoh : furosemide, sprinolakton, dan

hidronolakton

3.Pantau data laboratorium elektrolit kalium

1.Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume

plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja

jantung sehingga akan meningkatkan kebutuhan miokardium

2.Dieretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan

menurunkan retensi cairan di jaringan, sehingga menurunkan

resiko terjadinya edema paru.

3.Hipokalemia dapat membatasi keefektifan terapi.

Aktual/resiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan menurunnya curah jantung

Tujuan : dalam waktu 1x24 jam perfusi perifer meningkat

Page 17

Page 17: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Kriteria: klien tidak mengeluh pusing, TTV dalam batas normal, CRT <3 detik, urine >600 ml/hari

INTERVENSI RASIONAL

1.Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam

keadaan berbaring, duduk atau berdiri bila memungkinkan

2.Kaji status mental klien secara teratur

3.kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis

secara teratur

4.kaji kualitas peristaltik, jika perlu pasang sonde

5.kaji adanya kongesti hepar dan abdomen kanan atas

6.Pantau urine output

7.catat adanya keluhan pusing

8.Catat murmur

9.pantau frekuensi jantung dan irama

10.berikan makanan kecil/mudah dikunyah, batasi asupan

kafein

11.Kolaborasi

Pertahankan cara masuk heparin IV sesuai indikasi

1.Hipotensi dapat terjadi sampai dengan disfungsi ventrikel.

Hipertensi juga merupakan fenomena umum berhubungan

dengan nyeri cemas karena pengeluaran katekolamin

2.mengetahui derajat hipoksia pada otak

3.mengetahui derajat hipoksemia dan peningkatan tahanan

perifer

4.mengetahui pengaruh hipoksia terhadap fungsi saluran

cerna, serta dampak penurunan elektrolit

5.sebagai dampak gagal jantunga kanan. Jika berat, akan

ditemukan tanda kongesti

6.penurunan curah jantung menyebabkan menurunnya

produksi irine. Pemantauan yang ketat terhadap produksi urine

<600 ml/hari merupakan tanda-tanda terjadinya syok

kardiogenik

7.keluhan pusing merupakan manifestasi penurunan suplai

darah ke jaringan otak

8.menunjukkan gangguan aliran darah dalam jantung,

(kelainan katup), kerusakan septum, atau vibrasi otot papilar

9.perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukkan

komplikasi disritmia

10.makanan besar dapat meningkatkan kerja miokardium,

kafein dapat merasangsang langsung ke jantung, sehingga

meningkatkan frekuensi jantung

11.jalur yang paten penting untuk pemberian obat darurat

Page 18

Page 18: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Intoleran aktivitas berhubungan dengan penurunan perfusi perifer sekunder dari ketidakseimbangan antara suplai

oksigen miokardium dengan kebutuhan

Tujuan : dalam waktu 3X24 jam aktivitas klien mengalami peningkatan

Kriteria: klien tidak mengeluh pusing,alat dan sasaran untuk memenuhi aktivitas tersedia dan mudah klien jangkau,

TTV dalam batas normal, CRT < 3 detik, urine >600 ml/hari

INTERVENSI RASIONAL

1.Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan tekenan

darah selama dan sesudah aktivas

2.Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan

aktivitas senggang yang tidak berat

3.anjurkan klien menghindari peningkatan tekanan

abdomen, misalnya mengejan saat defekasi

4.Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat

aktivitas. Contoh: bangun dari kursi, bila tak ada nyeri,

ambulansi dan istirahat selama 1 jam setelah makan

5.Rujuk ke program rehabilitasi jantung

1.Respons klien terhadap aktivitas dapat

mengindikasikan penurunan oksigen miokardium

2.menurunkan kerja miokardium/ kosumsi oksigen

3.dengan mengejan dapat menimbulkan bradikardi,

menurunkan curah jantung dan takikardia serta

peningkatan TD

4.aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung,

meningkatkan renggangan dan mencegah aktivitas

berlebihan

5.meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk

pemakaian miokardium sekaligus mengurangi

ketidaknyamanan karena iskemia

Page 19

Page 19: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian,ancaman atau perubahan kesehatan

Tujuan : dalam waktu 1X24 jam kecemasan klien berkurang

Kriteria: klien mengatakan kecemasan berkurang, mengenai perasaannya, dapat mengidentidikasi penyebab atau

faktor yang mempeengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks

INTERVENSI RASIONAL

1.Bantu klien mengekpresikan perasaan marah, kehilangan

dan takut

2.kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan , serta

dampingi klien dan lakukan tindakan bila menunjukkan

perilaku merusak

3.Hindari konfrontasi

4.Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan.

Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat

5.Tingkatkan kontrol sensasi klien

6.Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktivitas

yang diharapkan

7.beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

ansietasnya

8.berikan privasi untuk klien dan orang terdekat

9.Kolaborasi : berikan anticemas sesuai indikasi contohnya

diazepam

1.cemas yang berkelanjutan memberikan dampak serangan

jantung selanjutnya

2.Reaksi verbal /non verbal dapat menunjukkan rasa agitasi,

marah dan gelisah

3.konfrontasi dapat mengakibatkan rasa marah , menurunkan

kerja sama, dan mungkin memperlambat penyembuhan

4.mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu

5.Kontrol sensasi klien (dalam menurunkan ketakutan) dengan

cara memberikan informasi mengenai keadaan klien,

menekankan pada penghargaan terhadap sumber-sumber

koping (pertahanan diri) yang positif, membantu latihan

relaksasi dan teknik-teknik pengalihan, serta memberikan

respon balik yang positif

6.Orientasi dapat menurunkan kecemasan

7.dapat menghilangakan ketegangan terhadap kekawatiran

yang tidak di ekspresikan

8.Memberikan waktu untuk mengekpresikan perasaan,

menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi. Adanya keluarga

dan teman-teman yang dipilih klien untuk melayani aktivitas

dan pengalihan akan menurunkan perasaan terisolasi

9.meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan

Page 20

Page 20: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan prognosis penyakit, gambaran diri yang salah dan

perubahan peran

Tujuan: dalam waktu 1X24 jam klien mampu mengembangkan koping yang efektif

Kriteria: klien kooperatif pada setiap intervensi keperawatan, mampu menyetakan atau mengkomunikasikan dengan

orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap

situasi, mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara akurat tanpa harga diri yang

neagatif.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungannya

dengan derajat ketidakmampuan

Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana

perawatan atau pemilihan intervensi

Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada klien Beberapa klien dapat menerima dan mengatur perubahan fungsi

secara efektif dengan sedikit penyesuaian diri. Sedangkan yang

yang lain mempunyai kesulitan membadingkan mengenal dan

mengatur kekurangan

Anjukan klien untuk mengekspresikan perasaan termasuk

permusuhan dan kemarahan

Menunjukkan penerimaan, membantu klien untuk mengenal,

dan mulai menyesuaikan dengan perasaan tersebut.

Catat ketika klien menyatakan terpengaruh seperti sekarat

atau mengingkari dan menyatakan inilah kematian

Mendukung penolakan terhadap bagian tubuh atau perasaan

negatif terhadao gambaran tubuh dan kemampuan yang

menunjukkan kebutuhan dan intervensi serta dukungan

emosional.

Penyertaan pengakuan terhadap penolakan tubuh,

meningkatkan kembali fakta kejadian tentang realitas bahwa

masih dapat menggunakan sisi sakit dan belajar mengontrol

sisi yang sehat

Membantu klien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua

bagian sebagai bagian dari seluruh. Mengizinkan klien untuk

merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru

Bantu dan ajnurkan perawatan yang baik serta memperbaiki

kebiasaan

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol

lebih dari satu area kehidupan

Anjurkan orang yang terdekat untuk mengizinkan klien

melakukan sebanyak-banyaknya hal-hal untuk dirinya.

Menghidupkan kembali perassaan kemandirian dan membantu

perkembangan harga diri serta mempengaruhi proses rehabilitasi

Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau

partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.

Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian

tentang peran individu pada masa mendatang

Dukung penggunaan alat-alat yang dapat mengadaptasikan

klien, tongkat, alat bantu jalan dan tas panjang untuk kateter

Meningkatkan kemandirian untuk membantu pemenuhan

kebutuhan fisik dan menunjukkan posisi untuk lebih aktif dalam

kegiatan sosial.

Pantau gangguan tidur peningkatan kesulitan kosentrasi,

latergi dan menarik diri

Dapat mengidikasikan terjadinya depresi. Umumnya terjadi

sebagai pengaruh dari stroke di mana memerlukan intervensi

dan evaluasi lebih lanjut

Kolaborasi rujuk pada ahli neuropsikologi dan konseling

bila ada indikasi

Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk

perkembangan perasaan

Page 21

Page 21: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kuarangnya informasi tentangproses penyakit, cara pencegahan terjadinya

komplikasi

Tujuan : Terpenuhuinya pengetahuan klien tentang kondisi penyakit

Kriteria : klien mengungkapkan pengertian tentang penyakit, bagaimana penanganan yang diperlukan dan

kemungkinan komplikasinya, mengenal perubahan gaya hidup dan tingkah laku untuk mencegah terjadinya

komplikasi

INTERVENSI RASIONAL

1.Berikan penjelasan mengenai gejala-gejala dan tanda-tanda

penyakit yang diderita klien agar segera bisa melaporkan pada

petugas kesehatan

2.beritahu pasien/keluarga mengenai dosis,aturan, dan efek

pengobatan. Diet yang dianjurkan, pembatasan aktivitas yang

dapat dilakukan

3.Identifikasi sumber-sumber pendukung yang memungkinkan

untuk nmempertahankan perawatan dirumah yang dibutuhkan

1.untuk bertanggung jawab terhadap kesehatannya, pasien

membutuhkan pengertian tentang penyakit khusus, tindakan

dan efek jangka panjang yang mungkin terjadi pada kondisi

inflamasi, baik tanda gejala atau komplikasinya

2.informasi dibutuhkan untuk meningkatkan perawatan diri,

untuk menambah kejelasan efektifitas pengobatan dan

mencegah komplikasi

3.keterbatasan aktivitas dapat menggangu kemampuan pasien

untuk memenuhikebutuhan sehari-hari

Page 22

Page 22: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Resiko kekambuhan yang berhubungan dengan ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik, tidak mau menerima

perubahan pola hidup yang sesuai

Tujuan: dalam waktu 1X 24 jam klien mengenal faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan resiko kekambuhan.

Kriteria: Klien secara subyektif mengatakan bersedia dan termotimasi untuk melakukan aturan terapeutik jangka

panjang dan mau menerima perubahan pola hidup yang efektif,klien mampu mengulang faktor-faktor resiko

kekambuhan

INTERVENSI RASIONAL

Identifikasi faktor yang mendukung pelaksanaan terapeutik Keluraga terdekat yang mampu mendapat penjelasan dan

menjadi pengawas klien dalam menjalankan pola hidup yang

efektif selama klien dirumah dan memiliki waktu yang

optimal dalam menjaga klien

Berikan penjelasan penatalaksanaan terapeutik lanjutan Setelah mengalami serangan akut, perawat perlu menjelaskan

penatalaksanaan lanjutan dengan tujuan dapat: membatasi

ukuran infark, menurunkan nyeri dan kecemasan, mencegah

aritmia dan komplikasi

Berikan penjelasan mengenai :

1.Pemakaian obat Nitrogliserin

2.Perubahan Pola aktivitas

3.pendidikan kesehatan diet

4.Hindari merokok

1.Minum obat nitrogliserin 0,4-0,6 mg tablet secara sublingual

3-5 menit sebelum melakukan dengan tujuan untuk

mengantisipasi serangan angina. Klien dianjurkan untuk selalu

membawa obat tersebut setiap keluar rumah walaupun klien

tidak merasakan gejala dari angina

2.Aktifitas yang berlebihan dapat menjadi presipitasi

seranmgan angina kembali. Klien dianjurkan untk mengurangi

aktivitas fisik yang sebelumnya dilakukan sebelum keluhan

angina

3.kosumsi banyak makanan yang mengandung tepung adalah

faktor presipitasi dari serangan angina. Klien dianjurkan untuk

beraktivitas minimal 1jam setelah makan, pemberian makanan

sedikit tapi sering akan mempermudah saluran pencernaan

dalam mencerna makanan sangat dianjurkan klien setelah

mengalami serangan angina

4.merokok akan meningkatkan adhesi trombosit, merangsang

pembentukan trombus pada arteri koroner

Page 23

Page 23: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

INTERVENSI RASIONAL

5.Hindari dingin

6.Manuver dinamik

7.Pendidikan kesehatan Seks

8.pembatasan asupan garam

5.Klien dianjurkan untuk menghindari terpaan angin dan suhu

yang sangat dingin dengan tujuan agar serangan angina dapat

dihindari.

6.Klien dianjurkan untuk tidak menggunakan manuver

dinamik seperti berjongkok, mengejang dan terlalu lama

menahan nafas yang merupakan faktor presipitasi timbulnya

angina. Dalam melakukan defekasi klien dianjurkan

pemberian laksatif agar dapat mempermudah pola defekasi

klien

7.jika hubungan seks merupakan faktor presipitasi timbulnya

angina,maka sebelum melakukan hubungan seksual klien

dianjurkan untuk meminum obat nitrgliserin atau sedatif atau

keduanya. Pengaturan sedikit aktivitas fisik pada klien dalam

melakukan hubungan seksual dapat dijelaskan pada

pasangannya.

8.kosumsi garam yang tinggi akan meningkatkan dan

mempercepat serangan angina karena akan meningkatkan

tekanan darah. Pemberian obat deuritik dilakukan

mempercepat penurunan garam dalam sirkulasi

Page 24

Page 24: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal / jam MRS : minggu 24 maret 2013

Ruang : srikandi

No. Register : 32220011

Dx medis : Arterosklerosis

Tanggal Pengkajian : senin 25 maret 2013

1. Biodata :

Pasien Nama/umur : Tn. UJenis kelamin : laki-lakiAgama : islamSuku Bangsa : jawaPendidikan : SMAPekerjaan : wiraswastaStatus Pernikahan : kawinAlamat : RT.01 RW.42 Gemawang, Mlati Sleman

Penanggung jawabNama/Umur : Ny. SJenis kelamin : perempuanHubungan dengan pasien : istriAlamat : RT.01 RW.42 Gemawang, Mlati Sleman

2. Riwayat Sakit dan Kesehatan

a. Keluhan Utama : Ny. F(45 thn) datang kepoli penyakit dalam dengan keluhan

rasa sakit akan bertambah jika sedang beraktifitas yang berat, sakit biasanya menghilang bila

beristirahat

b. Riwayat Penyakit Sekarang : Ny. F(45 thn) datang kepoli penyakit dalam dengan keluhan

rasa sakit akan bertambah jika sedang beraktifitas yang berat, sakit biasanya menghilang bila

beristirahat

c. Riwayat Penyakit Dahulu : klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu

d. Riwayat Penyakit Keluarga : klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pada keluarga

e. Genogram dan keterangan :

Page 25

Page 25: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

3. Pemeriksaan Fisik :

a. Keadaan Umum :

Kesadaran

Kesadaran Hari/tgl/jam

08.00 25

maret 2013

CM

Apatis

Somnolen

Sopor

Coma

GCS E…V…M… E…V…M... E…V…M… E…V…M… E…V…M… E…V…M…

Vital Sign

Vital Sign Hari/tgl/jam25/03/13

BPNadi (R/I) 105 x/mntRR (R/I) 24 x/mntSuhu 37oc

R : regularI : ireguler

Nyeri

Nyeri Hari/tgl/jam25/03/13

P Saat beraktifitas

Q Hilang timbul

R Di dada

Page 26

Page 26: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

S 6

T Hilang timbul

Masalah keperawatan :Nyeri Akut

Berat badanSebelum sakit : 65 kgSaat sakit : 60 kgTinggi Badan : 167 cm

Pemeriksaan BB Ideal IMT Presentase penurunan BBHasil BB/TB-100 X 100 % BB (kg)/TB(m)2 BB sblm-BB saat ini x 100%

BB sblm sktKeterangan Obesitas : >120 %

Overweigth : 110-120%Normal : 80-109%Under W : <80%

<20 under W20-24 Normar25-30 overweigth>30 obesitas

65-60x100 %65

Masalah keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b. Kepala Kulit : tidak ada kelainan pada klien Rambut : tidak ada kelainan pada klien Muka : klien tidak mengalami klien pada mukanya Mata :

Konjungtiva : konjungtiva klien tampak merah mudah Sclera : sclera klien tampak tidak ada kelainan Pupil : pupil klien tampak tidak ada kelainan Palpebra : palpebra klien tampak tidak ada kelainan Lensa : lensa mata klien tampak tidak ada kelainan Visus : visus klien tampak tidak ada kelainan Buta warna : klien tidak mengalami buta warna

Hidung : hidung klien tidak ada kelainan Mulut :

Gigi : gigi klien tidak ada kelainan Bibir : bibir klien tampak mengalami sianosis

Telinga : telinga klien tidak mengalami kelainan Leher ; leher klien tidak mengalami kelainan Tenggorokan : tenggorokan klien tidak ada kelainan

Masalah keperawatan :

Tidak ada masalah pada klien

Page 27

Page 27: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

c. Dada :1. Inspeksi : dada klien tidak ada kelainan2. Pulmo :

Palpasi : fremitus taktil kanan/kiri tidak ada kelainanPerkusi : kanan/kiri tidak ada kelainanAuskultasi : tidak ada kelainan

3. Cor :Palpasi : Ictus cordis : ada pembesaran pada jantungPerkusi : batas jantung : ada pembesaran pada jantungAsukultasi : bunyi jantung I (SI) : tidak ada kelainan : ada bunyi lup

Bunyi jantung II (SII) : tidak ada kelainan : ada bunyi dub Bunyi jantung III (SIII) : tidak terdengar Murmur : tidak ada

Masalah keperawatan :Gangguan perfusi jaringan

d. Abdomen1. Inspeksi :

Bentuk : tidak ada kelainan pada klienTepi perut : tidak ada kelainan pada klienBendungan : tidak ada kelainan pada klien Asites : tidak ada kelainan pada klien

2. Perkusi : tidak ada kelainan pada klien3. Palpasi : tidak ada kelainan pada klien

Nyeri : tidak ada nyeri pada abdomen klienMassa/benjolan : tidak ada benjolan pada abdomen klienPembesaran hepar : tidak ada pembesaran pada klienTitik Mc Burney : tidak ada kelainan pada klien

Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah pada klien

e. Musculoskeletal :a. Ektremitas superior :

Kekuatan otot ka/ki : tidak ada kelainan pada klien ROM ka/ki : tidak ada kelainan pada klien Capillary refile : tidak ada kelainan pada klien Pitting edema : tidak ada kelainan pada klien Akral : tidak ada kelainan pada klien

b. Ektremitas inferior : Kekuatan otot ka/ki : tidak ada kelainan pada klien ROM ka/ki : tidak ada kelainan pada klien

Page 28

Page 28: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Capillary refile : tidak ada kelainan pada klien Pitting edema : tidak ada kelainan pada klien Akral : tidak ada kelainan pada klien

Masalah Keperawatan :

Tidak masalah pada klien

f. Integumen1. Warna kulit : tidak ada kelainan pada klien 2. Turgor : turgor klien tidak ada kelainan3. Lesi : tidak ada lesi pada integumen klien4. Vulnus : tidak ada vulnus pada integumen klien5. Edema : tidak ada edema pada klien6. Bercak : tidak ada bercak pada klien7. Bengkak : tidak ada pembengkakan pada klien

g. Genetalia dan rektum1 Inspeksi : tidak ada kelainan pada klien2 \palpasi : tidak ada kelainan : tidak ada pembesaran pada klien

Masalah Keperawatan :

h. Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaan Hasil KeteranganGCSPx 12 sistem saraf kranialisKaku kuduk Kernig’s signBrudzinzki IBrudzinzki IIBrudzinzki IIIBrudzinzki IVLasegue Refleks superficial Refleks fisiologisRefleks patologisRefleks primitive

Masalah keperawatan :

Tidak ada masalah pada klien

Page 29

Page 29: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

4. Pola Fungsi Gordona. Nutrisi dan metabolisme

Pemeriksaan Sebelum sakit Sesudah sakitFrekuensi makan 3 x/sehari 2 x/ sehariJenis makan Nasi, sayur lauk Bubur, sayurPorsi makan Sedang KecilNafsu makan Baik KurangDiet khusus Tidak ada Mengurangi makan,

makanan yang mengandung lemak

Makanan yang di sukai Daging sapi BuburKeluhan Tidak ada Malas untuk makan

Pemeriksaan Sebelum sakit Sesudah sakitFrekuensi makan 5 gelas / hari 6 gelas/hariJenis minum Air putih dan kopi Air putihJumlah Keluhan Tidak ada Tidak ada

Masalah keperawatan :

b. Eliminasi dan cairan

Pemeriksaan eliminasi urin Sebelum sakit Sesudah sakitFrekuensi/hariPancaran (Kuat,lemah/menetes)Jumlah / BAKBau Warna Sedikit ke kuning-kuningan jernihPerasaan stlh BAK Lega LegaTotal produksi urin

Masalah keperawatan :

Pemeriksaan eliminasi alvi Sebelum sakit Sesudah sakitFrekuensiKonsistensiBau Warna

Masalah keperawatan :

Pemeriksaan Jenis (cc) Total Intake Makan :

Minum :Infus :Tranfusi :

Page 30

Page 30: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Output Urin :Feses :Muntah :Drainage :Perdarahan :IWL :

Balance cairan Total Intake-total output keteranganMasalah keperawatan :Tidak ada masalah pada klien

c. Aktifitas dan kebersihan diri

Aktifitas Sebelum sakit Sesudah sakitMandi 2 x/sehari 2 x/sehariBerpakaian mandiri MandiriBerhias - -Toileting mandiri MandiriMakan minum mandiri MandiriTingkat ketergantungan

Masalah keperawatan :Tidak ada masalah pada klien

Indeks Katz

No Kategori kriteria1 Mandi Dapat mengerjakan

sendiriSebagian/ pada bagian tertentu dibantu

Sebagian besar/seluruhnya dibantu

2 Berpakian Seluruhnya tanpa bantuan

Sebagian/ pada bagian tertentu dibantu

Seluruhnya dengan bantuan

3 Toileting Dapat mengerjakan sendiri

Memerlukan bantuan Tidak dapat pergi ke KM

4 Berpindah/berjalan Tanpa bantuan Dengan bantuan Tidak dapat melakukan

5 BAB dan BAK Dapat mengontrol Kadang-kadang gompol/defekasi di tempat tidur

Dibantu seluruhnya

6 Makan Tanpa bantuan Dapat makan sendiri kecuali hal-hal tertentu

Seluruhnya dibantu

Klasifikasi :A : Mandiri, untuk 6 FungsiB : Mandiri, untuk 5 FungsiC : Mandiri, kecuali untuk mandi dan 1 fungsi lainD : Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakian, dan 1 fungsi lain

Page 31

Page 31: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

E : Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakian, pergi ke toilet dan 1 fungsi lainF : Mandiri, kecuali untuk mandi, berpakian, pergi ke toilet dan 1 fungsi lainG : Tergantung untuk 6 fungsiKeterangan :Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu

d. Istirahat tidur

Pemeriksaan Sebelum sakit Sesudah sakitJml jam tidur siang 12.30-13.30 WIB Gak pastiJml jam tidur malam 10.00 – 05.30 WIB 09.30 – 05.00 WIBPengantar tidur Tidak ada Tidak adaGangguan tidur Tidak ada Tidak adaPerasaan waktu bangun Badan klien tampak rilek Badan klien tampak rilek

Masalah keperawatan :Tidak ada masalah pada klien

e. Konsep Diri :1. Body Image : klien mengatakan tidak merasa malu dengan kondisinya yang

seperti ini2. Ideal diri : klien mengatakan kalau sudah sembuh dia akan lebih menjaga

kesehatannya3. Harga diri : klien mengatakan tidak merasa minder4. Peran : klien mengatakan sebagai kepala keluarga5. Indentitas diri : laki-laki

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah pada klien

f. Nilai dan kepercayaan1. Pelaksanaan ibadah : ranjin sholat lima waktu2. Larangan/pantangan : berjudi, mabuk-mabukan

masalah keperawatan :Tidak ada masalah pada klien

g. Kognitif dan perceptual1. Bicara : tidak ada masalah2. Bahasa : tidak ada masalah3. Kemampuan membaca : tidak ada masalah4. Ansietas : tidak ada5. Perubahan sensori : tidak ada masalah

Masalah keperawatan :Tidak ada masalah pada klien

Page 32

Page 32: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

h. Koping 1. Kehilangan/perubahan yang dialami sebelumnya : tidak ada2. Adaptasi/koping yang sering di pakai : selalu sabar

Masalah keperawatan :Tidak ada masalah pada klien

i. Peran dan hubungan1. Pekerjaan : sebagai wiraswasta2. Hub. Dgn orang lain : baik3. Kualitas bekerja : 4. System pendukung : keluarga

Masalah keperawatan :

Tidak ada masalah pada klien

j. Seksual dan reproduksi1. Status perkawinan : kawin2. Masalah reproduksi : tidak ada masalah

5. Pemeriksaan Penunjang :

Jenis Pemeriksaan

Tanggal Hasil Nilai normal Keterang

LaboratoriumPhoto rotgenUSGLain-Lain :EKG

Sekmen ST terjadi elevasi

6. Terapi Medis

CairanIV :

- Diberikancairan IV ( RL ) 1500cc / 20 tpm

Obatperoral :

1. Kaptopril 12.5 mg 2x1

2. HCT

3. Atenolol

Obatparenteral :

-

Page 33

Page 33: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

ANALISA DATA

ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI KODE NANDADS :

- Klien mengatakan rasa sakit disekitar dada

- Klien mengatakan nyeri bertambah jika sedang beraktifitas yang berat

- Sacla : 6

DO :- Wajah klien tampak

pucat

Nyeri akut Agen cidera biologis

00132

DS :- Klien mengatakan nyeri

jika sedang beraktifitas yang berat

DO :- klien tampak mengalami

kelemahan fisik ketika beraktitas yang agak berat

Itoleransi aktifitas Penurunan suplay darah ke jantung

00092

DS :- klien mengatakan

menderita hipertensi sejak 8 tahun yang lalu

DO :- pemeriksaan EKG

terdapat hipertrofi atrial dan ventrikuler

- terdapat iskemia

Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung

Hipertensi 00200

DS :- klien mengatakan

memiliki riwayat asma

DO :- klien tampak

menggunakan otot bantu

Ketidakefektifan pola nafas

Nyeri 00032

Page 34

Page 34: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

pernafasan-

DIAGNOSA PRIORITAS

1. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung 2. Ketidakefektifan pola nafas3. Nyeri akut4. Intoleransi aktifitas

Page 35

Page 35: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

RENCANA KEPERAWATAN

NOPKL/HARI/ TANGGAL

DX. KEPERAWATAN

TUJUAN DAN KH

INTERVENSI RASIONAL TD

1 08.00 wib 25 maret 2013

Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung(00200)

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalahRisiko Penurunan Perfusi Jaringan JantungDapat teratasiKH :

- klien tidak mengeluh pusing,

- TTV dalam batas normal,

- CRT <3 detik, urine >600 ml/hari

1. Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri bila memungkinkan

2. Kaji status mental klien secara teratur

3. kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur

4. catat adanya keluhan pusing

5. pantau frekuensi jantung dan irama

6. kolaborasi :Pertahankan cara masuk heparin IV sesuai indikasi

1. Hipotensi dapat terjadi sampai dengan disfungsi ventrikel. Hipertensi juga merupakan fenomena umum berhubungan dengan nyeri cemas karena pengeluaran katekolamin

2. mengetahui derajat hipoksia pada otak

3. mengetahui derajat hipoksemia dan peningkatan tahanan perifer

4. perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukkan komplikasi disritmia

5. keluhan pusing merupakan manifestasi penurunan suplai darah ke jaringan otak

6. jalur yang paten penting untuk pemberian obat darurat

Page 36

Page 36: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

2 08.00 wib 25 maret 2013

Ketidakefektifan pola nafas

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam masalah nyeri akut dapat di atasi.KH :- tidak sesak

napas, - RR dalam

batas normal, 16-20 x/menit,

- respon batuk berkurang

1. Auskultasi bunyi nafas (krakles)

2. Kaji adanya edema

3. Ukur intake dan output

4. Pertahankan pemasukan total cairan 2.000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

1. Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan keluaran urine

2. C uriga gagal kongestif/kelebihan volume cairan

3. Indikasi edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung

4. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung.

3 08.00 wib 25 maret 2013

Nyeri Akut Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam masalah nyeri Akut dapat di atasi.KH :- secara

subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada

- secara objektif didapatkan TTV dalam batas normal,

1. Catat karakteristik nyeri, lokasi ,intensitas, lama dan penyebarannya

2. Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera

3. Atur posisi fisiologis

4. manajemen lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung

5. Ajarkan teknik relaksasi pernafasan

1. Variasi penampilan dan prilaku klien karena terjadi nyeri sabagai temuan pengkajian

2. Nyeri berat dapat menyebabkan syok kardiogenik yang berdampak pada kematian mendadak

3. Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 ke jaringan yang mengalami

Page 37

Page 37: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

wajah rileks, tidak terjadi penurunan perifer, urine > 600 ml/hari

dalam6. Kolaboresikan

dengan dokter pemberian terapi farmakologi antiangina-. Antiangina (nitrogliserin)

-. Analgetik, morfin 2-5mg intravena

iskemia4. Lingkungan

yang tenang akan menurunkan stimulasi nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan

5. Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari iskemia jaringan

6. Obat-obat anti angina bertujuan untuk meningkatkan aliran darah,baik dengan menambah suplai oksigen maupun dengan mengurangi kebutuhan miokardium akan oksigen-. Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi koroner

-.Menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi dan mengurangi kerja miokardium

4 08.00 wib Intoleransi aktifitas Setelah di 1. Catat frekuensi 1. Respons klien

Page 38

Page 38: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

25 maret 2013

lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah intoleransi aktifitas dapat di atasiKH :a. klien tidak

mengeluh pusing,alat dan sasaran untuk memenuhi aktivitas tersedia dan mudah klien jangkau,

b. TTV dalam batas normal, CRT < 3 detik, urine >600 ml/hari

jantung, irama, dan perubahan tekenan darah selama dan sesudah aktivas

2. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat

3. anjurkan klien menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya mengejan saat defekasi

4. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas. Contoh: bangun dari kursi, bila tak ada nyeri, ambulansi dan istirahat selama 1 jam setelah makan

5. Rujuk ke program rehabilitasi jantung

terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardium

2. menurunkan kerja miokardium/ kosumsi oksigen

3. dengan mengejan dapat menimbulkan bradikardi, menurunkan curah jantung dan takikardia serta peningkatan TD

4. aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan renggangan dan mencegah aktivitas berlebihan

5. .meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardium sekaligus mengurangi ketidaknyamanan karena iskemia

Page 39

Page 39: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE I

NOPKL/HRI/

TGLDX.

KEPERAWATANIMPLEMENTASI EVALUASI TD

1 26 maret 201307.15 WIB

07.30 WIB

07.45 WIB

08.00 WIB

08.15 WIB

08.30 WIB

Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung

1. Mengauskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri bila memungkinkan

2. Mengkaji status mental klien secara teratur

3. mengkaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur

4. mencatat adanya keluhan pusing

5. memantau frekuensi jantung dan irama

6. mengkolaborasikan :Pertahankan cara masuk heparin IV sesuai indikasi

S : - klien mengatakan

masih sedikit pusing

O :- TD: 150 / 100

mmhg- 105 x/mnt

A : masalah belum teratasi

P : intervensi 1,2,3,4, 5 dan 6 di lanjutkan1. Auskultasi TD.

Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri bila memungkinkan

2. Kaji status mental klien secara teratur

3. kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur

4. catat adanya keluhan pusing

5. pantau frekuensi jantung dan irama

6. kolaborasi :Pertahankan cara masuk heparin IV sesuai indikasi

Ns. D

Ns. A

2 26 maret 201308.45 WIB09.00 WIB09.15 WIB09.30 WIB

Ketidakefektifan pola nafas

1. Mengauskultasi bunyi nafas (krakles)

2. Mengkaji adanya edema3. mengukur intake dan output4. mempertahankan pemasukan

total cairan 2.000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

S :- klien mengatakan

masih merasa sesak nafas,

O :- RR : 24 x/mnt- Tampak

menggunakan otot bantu

Ns. M

Page 40

Page 40: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

pernafasanA : masalah belum teratasiP : intervensi 1,2,3 dan 4 di lanjutkan 1. Auskultasi bunyi

nafas (krakles)2. Kaji adanya edema3. Ukur intake dan

output4. Pertahankan

pemasukan total cairan 2.000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

Ns. M

3 26 maret 201309.45 WIB

10.00 WIB

10.15 WIB10.30 WIB

10.45 WIB

11.00 WIB

Nyeri akut 1. mencatat karakteristik nyeri, lokasi ,intensitas, lama dan penyebarannya

2. emnganjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera

3. mengatur posisi fisiologis4. memenejemen lingkungan :

lingkungan tenang dan batasi pengunjung

5. mengajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam

6. mengkolaboresikan dengan dokter pemberian terapi farmakologi antiangina-. Antiangina (nitrogliserin)

-. Analgetik, morfin 2-5mg intravena

S :- klien

mengatakan masih terasa sakit di area dada ketika beraktifitas

O :- wajah klien tidak

tampak rilex- TD : 150 / 100

mmhg- N : 105 x/mnt

A : masalah belum teratasiP : intervensi 1,2,3,4,5 dan 6 lanjutkan1. Catat karakteristik

nyeri, lokasi ,intensitas, lama dan penyebarannya

2. Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera

3. Atur posisi fisiologis4. manajemen

lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung

5. Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam

6. Kolaboresikan

Ns. K

Ns. K

Page 41

Page 41: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

dengan dokter pemberian terapi farmakologi antiangina-. Antiangina (nitrogliserin)

-. Analgetik, morfin -5mg intravena

4 26 maret 201311.15 WIB

11.30 WIB

11.45 WIB

12.00 WIB

12.15 WIB

Intolerasi aktifitas 1. mencatat frekuensi jantung, irama, dan perubahan tekenan darah selama dan sesudah aktivas

2. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat

3. menganjurkan klien menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya mengejan saat defekasi

4. menjelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas. Contoh: bangun dari kursi, bila tak ada nyeri, ambulansi dan istirahat selama 1 jam setelah makan

5. merujuk ke program rehabilitasi jantung

S :- klien mengatakan

paham dengan penjelasan perawat mengenai penyakitnya

O :- alat – alat dan

kebutuhan klien sudah terdapat di dekat klien

A : masalah teratasi

P : Intervensi 1,2,3,4 dan 5 di pertahankan1. Catat frekuensi

jantung, irama, dan perubahan tekenan darah selama dan sesudah aktivas

2. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat

3. anjurkan klien menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya mengejan saat defekasi

4. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas. Contoh: bangun dari kursi, bila tak ada nyeri, ambulansi dan istirahat selama 1 jam setelah makan

5. Rujuk ke program rehabilitasi jantung

Ns. E

Ns. E

Page 42

Page 42: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE II

NOPKL/HRI/

TGLDX.

KEPERAWATANIMPLEMENTASI EVALUASI TD

1 27 maret 201307.15 WIB

07.30 WIB

07.45 WIB

08.00 WIB

08.15 WIB

08.30 WIB

Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung

1. Mengauskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri bila memungkinkan

2. Mengkaji status mental klien secara teratur

3. mengkaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur

4. mencatat adanya keluhan pusing

5. memantau frekuensi jantung dan irama

6. mengkolaborasikan :Pertahankan cara masuk heparin IV sesuai indikasi

S : - klien mengatakan

masih sudah tidak terasa pusing lagi

O :- TD: 130/90

mmhg- 95 x/mnt

A : masalah teratasi

P : intervensi 1,2,3,4, 5 dan 6 di pertahankan1. Auskultasi TD.

Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri bila memungkinkan

2. Kaji status mental klien secara teratur

3. kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur

4. catat adanya keluhan pusing

5. pantau frekuensi jantung dan irama

6. kolaborasi :Pertahankan cara masuk heparin IV sesuai indikasi

Ns. D

Ns. A

2 27 maret 201308.45 WIB09.00 WIB09.15 WIB09.30 WIB

Ketidakefektifan pola nafas

1. Mengauskultasi bunyi nafas (krakles)

2. Mengkaji adanya edema3. mengukur intake dan output4. mempertahankan pemasukan

total cairan 2.000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

S :- klien mengatakan

sudah tidak sesak nafas lagi

O :- RR : 19 x/mnt- klien tidak

tampak

Ns. M

Page 43

Page 43: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

menggunakan otot bantu pernafasan

A : masalah teratasiP : intervensi 1,2,3 dan 4 di pertahankan1. Auskultasi bunyi

nafas (krakles)2. Kaji adanya edema3. Ukur intake dan

output4. Pertahankan

pemasukan total cairan 2.000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

Ns. M

3 27 maret 201309.45 WIB

10.00 WIB

10.15 WIB10.30 WIB

10.45 WIB

11.00 WIB

Nyeri akut 1. mencatat karakteristik nyeri, lokasi ,intensitas, lama dan penyebarannya

2. menganjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera

3. mengatur posisi fisiologis4. memenejemen lingkungan :

lingkungan tenang dan batasi pengunjung

5. mengajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam

6. mengkolaboresikan dengan dokter pemberian terapi farmakologi antiangina-. Antiangina (nitrogliserin)

-. Analgetik, morfin 2-5mg intravena

S :- klien

mengatakan dadanya sudah tidak terasa sakit lagi

O :- wajah klien

tampak rilex- TD : 130 / 90

mmhg- N : 95 x/mnt

A : masalah teratasiP : intervensi 1,2,3,4,5 dan 6 di pertahankan1. Catat karakteristik

nyeri, lokasi ,intensitas, lama dan penyebarannya

2. Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera

3. Atur posisi fisiologis4. manajemen

lingkungan : lingkungan tenang dan batasi pengunjung

5. Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam

6. Kolaboresikan dengan dokter

Ns. K

Ns. K

Page 44

Page 44: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

pemberian terapi farmakologi antiangina-. Antiangina (nitrogliserin)

-. Analgetik, morfin -5mg intravena

Page 45

Page 45: Makalah Pbl Chf Krisna Terbaru New

Page 46