tugas resume buku ilmu pendidikan islam

20
OLEH : AHD. GOZALI BP : S1.11.158 SEMT : IV B DOSEN PEMBIMBING: Salman Al Farisyi, M.A

Upload: ahmad-al-gozali-almandili

Post on 21-Jun-2015

7.887 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

OLEH : AHD. GOZALI

BP : S1.11.158

SEMT : IV B

DOSEN PEMBIMBING: Salman Al Farisyi, M.A

Page 2: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[2]

TUGAS RESUME BUKU ILMU PENDIDIKAN ISLAM

1 Judul Buku : Ilmu Pendidikan Islam

2 Tahun Terbit : Desember 2011

3 Penulis : Soleha dan Rada

4 Editor Subardi dan Yusra Jamali

5 Desain Sampul : Tim Alfabeta

6 Penerbit : Alfabeta

7 Alamat Penerbit : Bandung

8 Jumlah Halaman : 142 halaman, 6 bab

9 Cetakan : Ke-1

RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Buku ini terbit dengan tebal buku 142 halaman dan terdiri dari 6 bab yang masing-

masing bab saling terkait sehingga menjadikan buku ini mudah dipelajari. Bab-bab

yang terdapat dalam buku “Ilmu Pendidikan Islam” ini yaitu:

BAB I : PERKEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM

1. Pendahuluan

2. Perkembangan Ilmu Pendidikan Islam

3. Pengertian dan Batasan Ilmu Pendidikan Islam

4. Tujuan Mempelajari Ilmu Pendidikan Islam

5. Urgensi Ilmu Pendidikan Islam

6. Fungsi Ilmu Pendidikan Islam

BAB II : KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM

1. Pendahuluan

2. Pengertian Pendidikan Islam

3. Sumber dan Dasar pendidikan Islam

4. Tujuan Pendidikan islam

5. Fungsi Pendidikan Islam

6. Tanggung Jawab dan Lingkungan Pendidikan Islam

BAB III : GURU DAN SERTIFIKASI

1. Pendahuluan

2. Guru dalam Pandangan Pendidikan Islam

3. Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Page 3: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[3]

4. Membangun Guru yang Profesionalisme

5. Sertifikasi Guru dalam mewujudkan Profesionalisme

BAB IV : KURIKULUM ILMU PENDIDIKAN ISLAM

1. Pendahuluan

2. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam

3. Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam

4. Karakteristik 2urikulum Pendidikan Islam

5. Reorientasi Kurikulum Pendidikan Islam

6. Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB V : METODE PEMBELAJARAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM

1. Pendahuluan

2. Pengertian Metode Pmbelajaran

3. Manfaat Metode Pembelajaran

4. Metode-metode Pembelajaran

5. Metode Pembelajaran Tuntas

BAB VI : EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Evaluasi

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam

3. Prinsip-prinsip Evaluasi

4. Sasaran Evaluasi

5. Jenis-jenis Evaluasi

6. Prosedur Evaluasi

7. Syarat-syarat Evaluasi

Page 4: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[4]

BAB I

PERKEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A. Pendahuluan. (Hal.1)

Perkembangan pendidikan dewasa ini mengalami krisis, disebabkan ada

dua orientasi yang berbeda yakni pendidikan umum dan pendidikan Islam. Namun

dalam Islam universal dan tidak mengenal dikonomi ilmu pengetahuan.

Dalam situasi kritis para ilmuwan Islam terus mencari solusi dari

problematika pendidikan. Salah satu usahanya ialah lahirnya Konsep pendidikan

Pendidikan Islam yang mandiri, dengan harapan mampu melahirkan konsep yang

ideal dan realistic serta dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman

dalam dunia pendidikan Islam.

B. Perkembangan Ilmu Pendidikan Islam. (Hal.2-5)

Sebenarnya sejak adanya Fakultas Tarbiyah IAIN Pendidikan Islam

sudah dijadikan salah satu bahan kajian, namun pengembangan serius terhadap

Ilmu Pendidikan Islam baru dijadikan Mata Kuliah dalam kurikulum Fakultas

Tarbiyah Jurusan Pendidik sejak Bulan Oktober 1993 setelah diadakan

Musyawarah Nasional Ilmu Pendidikan Islam di Ciawi Bogor dmulaiian Agama

Islam. Kemudian pada Tahun 1995 munculah Jurusan Kependidikan Islam (KI)

lengkap dengan silabusnya.

Menurut Ahmad Tafsir pengembangan Ilmu Pendidikan Islam mulai

serius dikembangan sejak Oktober 1993, bahkan sepanjang tahun 1994 – 1996

banyak sekali dilakukan seminar nasional yang membicarakan Ilmu Pendidikan

Islam. Hasilnya dapat tersusun sebuak buku yang diproduk oleh Asosiasi Sarjana

Pendidikan Islam (ASPI) yang membicarakan landasan filosofis, paradigm,

metodologi, model penelitian dan peta penelitian. Kesemuanya itu digunakan

dalam pengembangan Ilmu Pendidikan Islam. (Priatna 2004:39).

Perkembangan Ilmu Pendidikan Islam Menurut Nung Muhajir adalah

filsafat yang digunakan haruslah filsafat yang mengakui secara ekplisit kebenaran

etik yang diwujudkan berupa nilai. Karena filsafat seperti ini memuat idalisme,

realism, khususnya realism metafisik (Tafsir 1994:23). Disamping itu perlu ada

paradigm yang dapat digunakan dengan cara mengambil teori yang ada lantas

dikonultasikan kepada wahyu Tuhan , atau diistilahkan dengan “Induksi

konsultasi” (Tafsir 1994:24-25).

Cara Islamisasi Ilmu Pendidikan Barat dengan menggunakan realism-

metafisik dan paradigm induksi konsultasi dengan memilih tiga cara yaitu :

1. Merevisi teori yang sudah ada.

Page 5: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[5]

2. Mengganti teori lama yang dianggap tidak lagi sesuai dengan kondisi

sekarang dengan teori baru.

3. Membuat teori baru.

Ada dua cara pengembangan Ilmu pendidikan Islam yakni :

1. Cara deduksi,

2. Cara induksi-konsultasi.

C. Pengertian dan Batasan Ilmu Pendidikan Islam. (Hal.5-7)

Ilmu pendidikan Islam merupakan Ilmu Pengetahuan praktis; Ilmu

Pengetahuan rohani. Batasan Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu yang mengkaji

pandangan Islam tentang pendidikan dengan menafsirkan nilai-nilai yang

terkandung dalam ajaran Islam dan mengkomunikasikan secara timbale balik

dengan fenomena sosialdalam situasi pendidikan kontemporer.

D. Tujuan Mempelajari Ilmu Pendidikan Islam (Hal.7)

Tujuan mempelajari Ilmu Pendidikan Islam antara lain :

1. Untuk mengetahui problema-problema dan isu-isu baru komponen

2. Untuk merekontruksi Sistem Pendidikan Islam dengan paradigm

baru yang sesuai dengan ajaran Islam.

3. Untuk merefleksikan pertautan nilai-nilai transcendental Ilahi

dengan realitas kependidikan.

4. Untuk mencerahkan situasi Ilmu Pendidikan Islam

E. Urgensi Ilmu Pendidikan Islam (Hal.8)

Urgensi Ilmu Pendidikan Islam antara lain :

1. Sebagai usaha untuk membentuk pribadi manusia.

2. Merupakan proses ikhtiar secara paedagogis untuk mengembangkan

hiduo anak didik ke arah kedewasaan/ kematangan.

3. Mempunyai arti fungsional dan actual dalam diri manusia untuk

tercapainya tujuan hidup bahagia dunia dan akherat.

F. Fungsi Ilmu Pendidikan Islam (Hal.9)

Ilmu Pendidikan Islam mempunyai fungsi, yaitu :

1. Ingin melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan

Islam agar menjadi kenyataan.

2. Memberikan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam

segala aspeknya bagi pengembangan Ilmu Pendidikan Islam.

3. Menjadi pengoreksi kekurangan teori-teori ilmu Pendidikan Islam

Page 6: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[6]

BAB II

KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM

A. Pendahuluan. (Hal.11-15)

Islam sebagai agama menempatkan pendidikan dalam posisi yang

sangat vital. Pernyataan ini didukung dengan lima ayat pertama yang diwahyukan

Allah SWT dalam Surat Al „laq. Hal ini diakui Malik Fajar bahwa hubungan Islam

dengan pendidikan bagaikan dua keping mata sisi uang artinya, Islam dan

pendidikan mempunyai hubungan filosofis yang sangat mendasar, baik secara

ontologism, efistimonologi maupun aksiologi (Fajar 1999:27).

Islam menganjurkan dan mendorong mencari ilmu bahkan dikatakan

bahwa semua hasil ilmu pengetahuan modern telah ada dalam al-Qur‟an. Untuk

membekali ilmu bagi umat Islam yang efekif melalui pendidikan, baik formal

maupun non formal (Isna 2001:64).

Kursyid Ahmad, dan Fazlur Rahman berpendapat bahwa pembaharuan

dalam bentuk apapun harus melalui pendidikan. Kita tidak bisa mencapai suatu cita-

cita nasional kecuali dengan pendidikan (Abidin 1991:17), hanya saja , pendidikan

harus mampu mendorong terciptanya daya pikir, sehingga melahirkan manusia yang

dinamis. Karena itu, umat Islam pada masa Klasik patut dijadikan motivasi untuk

memberikan arah di bidang pendidikan masa sekarang dan yang akan datang karena

pendidikan di masa tersebut mampu memberikan dorongan terwujudnya masa

keemasan Islam (Sawito 1995:7).

Berdasarkan rujukan dari aspek tersebut, maka konsep tentang

pendidikan dapat disusun dengan hakikat pendidikan menurut ajaran Islam. Sebab

keduanya tak mungkin dapat dipisahkan. Untuk menggambarkan hal itu, berikut

dijelaskan diskursus pendidikan Islam.

B. Pengertian Pendidikan Islam. (Hal.15-24)

Ada tiga istilah yang umn.um yang digunakan dalam Pendidikan Islam

yakni, al-t’lim, al-tarbiyah dan al-ta’dib. Ketiga makna tersebut mempunyai

pengertian tersendiri dalam pendidik.

Terma al-tarbiyah, sangat luas cakupannya meliputi semua aspek

pendidikan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, baik dari aspek jasmani

maupun rohani, secara harmonis dan integral. Sehingga esesnsi tarbiyah

mengandung makna yaitu proses aktualisasi sesuatu yang dilakukan secara bertahap

dan terencana sampai pada batas kesempurnaan (kedewasaan).

Page 7: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[7]

Terma ta‟lim digunakan oleh Abdul Fatah Jalal menjelaskan bahwa

ta‟lim secara implicit juga menanamkan aspek afektif, karena pengetian ta‟lim

sangat ditekankan pada prilaku yang baik (Nizar 2001:86).

Ibnu Mansur dalam bukunya Lisan al „arab Juz 9, mengemukakan

bahwa ta‟lim adalah pengajaran yang bersifat pemberian, penyampaian, pengertian,

pengetahuan serta keterampilan. Penunjukan kata ta‟lim pendidikan sesuai dengan

Firman Allah QS. Albaqoroh: 31.

Selanjutnya tokoh yang memakai istilah ta‟dib adalah Syeh Naquib a-

Attas dengan memeberikan rujukan mengenai konsep pendidikan dengan memakai

istilah ta‟dib yang berarti secara bahasa merupakan bentuk masdar dari kata addaba

yang berarti member adab, mendidik (Yunus 1972:37).

Terlepas dari batasan makna yang tepat dari ketiga istilah diatas, maka

dapat ditarik benang merah bahwa tabiyah merupakan upaya sadar akan

pemeliharaan, pengembangan seluruh potensi diri manusia, secara fitrahna dan

perlindungan menyeluruh terhadap hak-hak kemanusiannya.

Sementara kata ta’lim mengesankan proses pemberian ilmu

pengetahuan dan penyadaran fitrah serta tugas-tugas nyata. Sedangkan ta’dib

mengesankan proses pembinaan kepribadian dan sikap moral (afektif) dan etika

dalam kehidupan (Djuwaeli 1998:4).

Penggunaan istilah tarbiyah mewakili untuk memaknai Pendidikan

Islam. Hal ini karena muatan maknanya lebih luas yang meliputi aspek jasmani,

akal, daya kreasi dan social kemasyarakatan manusia aspek yang tidak bisa

dipisahkan dalam proses pendidikan islam (Aziz dan Majid tt: 59.

Secara terminology para pakar telah mendefinisikan Pendidikan Islam

berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang mereka. Namun dapat disimpulkan

bahwa Pendidikan Islam adalah suatu proses yang sangat konfrehensif, disusun

secara sistimatis, terencana dalam upaya mengembangkan potensi yang ada pada

diri anak didik secara optimal, untuk menjlankan tugas ilahiyah yang didasarkan

dengan bingkaian ajaran Islam pada semua aspek kehidupan.

C. Sumber dan Dasar pendidikan Islam. (Hal.24-38)

Kata Dasar dalam Bahasa (Arab; Asas, Inggris; foundation, Perancis,

Latin; fundamentum). Secara etimologi berarti; alas, fundamen, pokok atau pangkal

sesuatu pendapat, ajaran, aturan. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pendidikan dan

Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1991:211).

Secara terminology dasar mengandung arti sebagai sumber adanya

sesuatu dan proposisi paling umum dan makna yang paling luas yang dijadikan

sumber ilmu pengetahuan, ajaran, atau hukum. (Aly 1999:19-30)

Page 8: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[8]

Sumber Pendidikan Islam ada dua: pertama, sumber Ilahi yang meliputi

al-Qur‟an, Hadits, dan alam semesta sebagai ayat kauniyah yang perlu ditafsirkan

kembali. Kedua, sumber insaniyah yaitu lewat proses ijtihad manusia dari fenomena

yang muncul dari kajian terhadap sumber Ilahi yang masih bersifat global. (Nizar

2001:95). Hasan Langulung menambahkan yang ketiga yaitu Ijtihad.

Dalam meletakan Ijtihad sebagai sumber dasar Pendidikan Islam, ada

dua pendapat: pertama, tidak menjadikannya sebagai sumber dasar Pendidikan

Islam. Kedua, meletakkan ijtihad sebagai sumber dasar Pendidikan Islam.

D. Tujuan Pendidikan Islam. (Hal. 39-45)

Tujuan pendidikan Islam tidak lepas kaitannya dengan eksistensi hidup

manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi ini. Menurut Abdurrahman an-

Nawawi ada empat tujuan umumnya yaitu :

1. Pendidikan Akal dan persiapan pikiran.

2. Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada anak

didik.

3. Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan

mendidik mereka sebaik-baiknya.

4. Berusaha untuk menyeimbangkan segala kekuatan dan kesedian-

kesediaan manusia (Asyaf 1986:418-419).

Tujuan Pendidikan Islam menurut hasil keputusan kongres pendidikan

Islam sedunia tahun 1980 di Islamabad yaitu upaya untuk menumbuhkan

kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang, melalui latihan jiwa,

intelek, diri manusia yang rasional, perasaan dan indra.

Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam mempunyai cakupan yang

sangat luas baik secara material maupun sacara spiritual. Pendidikan Islam tidak

hanya melihat bahwa pendidikan sebagai upaya mencerdaskan semata (Pendidikan

Intelek, kecerdasan), melainkan sejalan dengan konsep Islam tentang manusia dan

hakikat eksistensinya. Bahkan pendidikan Islam berupaya menumbuhkan

pemahaman dan kesadaran bahwa manusia itu sama di depan Allah. Perbedaannya

adalah kadar ketaqwaannya, sebagai bentuk perbedaan secara kualitatif (Karim

1991 :32).

E. Fungsi Pendidikan Islam. (Hal.45-49)

Fungsi Pendidikan Islam menurut Khursid Ahmad sebagaimana dikutif

Ramayulis (1990:19-20) dengan membagi kepada dua fungsi pendidikan Islam

yakni :

1. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-

tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan social serta ide-ide

masyarakat dan negara.

Page 9: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[9]

2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang

secara garis besarnya mencakaup ilmu pengetahuan serta

keterampilan yang baru ditemukan dan melatih tenaga-tenaga

manusia yang produktif untuk menemukan perubahan social dan

kemampuan ekonomi secara seimbang.

Dengan demikian fungsi pendidikan Islam dapat mengembangkan dan

mengarahkan manusia agar mampu mengembangkan amanah dari Allah, yakni

menjalankan tugas-tugas hidupnya di muka bumi ini, baik sebagai hamba Allah

yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan maupun sebagai khalifah Allah di

muka bumi ini. Yang menyangkut tugas kholifah terhadap diri sendiri, rumah

tangga, masyarakat serta alam sekitarnya (Muhaimin 2002:24).

Pendidikan Islam bukan sekedar transfer of knowledge ataupun transfer

of training, tetapi sebuah system yang ditata diatas pondasi keimanan dan

keshalihan yang terkait langsung dengan tuhannya (Ahmadi 1987:10). Dalam hal

ini, lembaga pendidikan Islam dituntut profesionalisme untuk mampu mentrsfer

sejumlah keterampilan dengan warna dan nilai religious yang bermutu dan

disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja yang ada, sehingga diharapkan

output-nya memiliki keterampilan yang dapat diandalkan dan direalisasikan secara

nyata.

F. Tanggung Jawab dan Lingkungan Pendidikan Islam. (Hal.49-60)

Tanggung Jawab pendidikan Islam agar berkembang harus diserahkan

kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga institusi ini harus mampu

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai srana yang memberikan motivasi,

fasilitas, educative, wahana pengembangan yang ada pada diri peserta didik dan

mengarahkan untuk mampu bernilai efektif dan efisien sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan zamannya, serta memberikan bimbingan dan

perhatian yang serius terhadap kebutuhan moral-spiritual peserta didiknya.

Bimbingan tersebut meliputi pengembangan potensi peserta didik,

tranformasi ilmu pengetahuan dan kecakapan lainnya, dan membangkitkan motif-

motif yang ada seoptimal mungkin (Nawawi 1989:8). Disamping itu Syahminan

Zaini (1996:136) menambahkan dari ketiga komponen itu yakni tanggung jawab

terhadap diri sendiri.

BAB III

GURU DAN SERTIFIKASI

A. Pendahuluan. (Hal.61-63)

Guru adalah actor utama dalam praksis pendidikan. Guru adalah salah

satu komponen dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha

Page 10: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[10]

pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah rendahnya kualitas dan

kualifikasi guru dalam proses belajar mengajar, hal ini terjadi pada pendidikan dasar

hingga pendidikan tinggi. Dalam menghadapi persaingan globalisasi, guru dituntut

bersaing dengan pekerja professional lainnya.

Problematika yang dihadapi pendidikan Islam saat ini adalah masih

banyaknya para guru yang mengajar di sekolah-sekolah tidak berdasarkan pada

kualifikasi dan kompetensi dasar, atau bidang keahlian pada mata pelajaran yang

diajarkan, karena dalam proses pembelajaran mereka hanya menekankan pada

materi pelajaran sementara teknik dan metode mengajar cenderung diabaikan,

sehingga akhirnya kegiatan belajar mengajar menjadi vakum dan monoton sehingga

guru kehabisan bahan materi pelajaran dan siswa tidak memiliki kemampuan atau

keterampilan yang sangat diharapkan.

B. Guru dalam Pandangan Pendidikan Islam. (Hal.63-65)

Guru dalam leteratu kependidikan Islam biasa disebut sebagai ustadz,

mu’alim, murabby, mursyid, mudarris dan mu’addib (Muhaimin 2003:209). Dari

hasil telaahan terhadap istilah-istilah dan makna guru ditemukan bahwa guru adalah

orang yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Mempunyai komitmen terhadap profeisonalitas, yakni melekat pada

dirinya sikap dedikatif.

2. Mempunyai komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta

sikap continuous improvement.

3. Mengusai ilmu dan mampu mengembangkan serta menjelaskan

fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan

prktisnya, atau sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan,

internalisasi serta amaliah (implementasi).

4. Mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi,

serta mampu mengatur, memelihara hasil kreasinya untuk tidak

menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, alam

sekitarnya.

5. Mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri, atau menjadi

pusat panutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.

6. Memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbaharui

pengetahuan dan keahlian secara berkelanjutan, dan berusaha

mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan serta

melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat kemampuannya.

7. Mampu bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang

berkualitas di masa depan.

C. Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar. (Hal.65-72)

Tugas pokok seorang guru adalah mengajar dan mendidik. Mengajar

mengacu pada pemberian pengetahuan dan melatih keterampilan dalam melakukan

Page 11: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[11]

sesuatu sedangkan mendidik mengacu pada upaya membina kepribadian dan

karakter anak didik dengan nilai-nilai tertentu, sehingga nilai-nilai tersebut

mewarnai kehidupannya dalam bentuk prilaku dan pola hidup sebagai manusia yang

berakhlak, tindakan dan fungsi seorang guru yang harus dilakukan sebagai berikut :

1. Sebelum Guru mengajar

a) Mempersiapkan bahan yang mau diajarkan

b) Mempersiapkan alat-alat peraga/ praktikum yang akan

digunakan

c) Mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang

siswa aktif belajar

d) Mempelajari keteladanan siswa, mengetahi kelemahan dan

kelebihan siswa

e) Mempelajari pengetahuan awal siswa

f) Selama Proses Pembelajaran

1) Mengajak siswa aktif belajar

2) Siswa dibiarkan bertanya

3) Menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan

4) Mengikuti pikiran dan gagasan siswa

5) Menggunakan variasi metode pembelajaran

6) Mengadakan praktikum terpimpin maupun bebas

1. Sesudah Proses Pembelajaran

a) Guru memberikan PR dan mengumpulkan serta

mengoreksinya.

b) Memberikan tugas lain untuk pendalaman

c) Tes yang membuat siswa berpikir, bukan hapalan

d) Sikap yang Perlu dipunyai Guru

1) Siswa dianggap bukan tabula rasa, tetapi subyek yang

sudah tahu sesuatu

2) Model kelas, siswa aktif, guru menyertai

3) Bila ditanyasiswa yang tidak bisa menjawab tidak usah

marah dan mencerca

4) Menyediakan ruang tanya jawab dan diskusi

5) Guru dan siswa aling belajar

6) Yang penting bukan bahan selesai, tetapi siswa belajar

untuk beajar sendiri

7) Memberikan ruang siswa untuk boleh bersalah

8) Hubungan guru-siswa dialogis

9) Pengetahuan yang luas dan mendalam

10) Mengerti kontek bahan yang mau diajarkan

(Suparno 2004:34-35)

Page 12: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[12]

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka fungsi guru mengalami

perubahan dan pengembangan. Guru dapat berfungsi sebagai motivator,

dinamisator, evaluator dan justifikator yang menilai dan memberi catatan ,

tambahan, pembenaran dan sebagainya terhadap hasil temuan siswa.

D. Membangun Guru yang Profesionalisme. (Hal.72-78)

Guru adalah pekerjaan professional. Oleh karena itu guru sebagai

pelaku utama pendidikan merupakan pendidik profesional (Sukamadinata

1997:191). Wolmer dan Mills mengemukakan bahwa pekerjaan yang dikatakan

profesionalisme sebagai berikut :

1. Memiliki kualitas ilmu yang mendalam yang mencakup pada

pengetahuan umum yang luas.

2. Memiliki keakhlian khusus yang mendalam disamping memperoleh

dukungan masyarakat dan pengesahan serta perlindungan hukum.

Ciri khusus untuk profesi seorang guru dalam garis besarnya ada tiga

yaitu :

1. Seorang guru yang professional harus menguasai bidang ilmu

pengetahuan yang diajarkannya dengan baik.

2. Seorang guru yang professional harus memiliki kemampuan

menyampaikannya atau mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada

murid-muridnya secara efektif dan efisien.

3. Seorang guru yang professional harus berpegang teguh pada kode

etik professional. Kode etik ini lebih ditekankan pada perlunya

memilki akhlaknya yang mulia.

Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-

kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaannya

sebagai guru.”Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah

kompetensi bidang subtansi atau bidang studi, kompetensi bidang pembelajaran,

kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta kompetensi bidang

hubungan dan pelayanan/pengabdian masyarakat. Pengembangan profesionalisme

guru meliputi Peningkatan kompetensi, peningkatan kinerja (performance) dan

kesejahteraannya. Guru sebagai pofesional dituntuk untuk senantiasa meningkatkan

kemampuan wawasan dan kreativitasnya masing-masing yang saling

mempengaruhi, merumuskan beberapa kompetensi atau kemampuan yang sesuai

seperti kompetensi kepribadian, bidang studi dan pendidikan dan pengajaran

(Sanaky 2 Mei 2005).

E. Sertifikasi Guru dalam mewujudkan Profesionalisme. (78-82)

Sertifikasi guru merupakan bentuk perhatian pemerintah dalam upaya

membangun profesionalsme sang guru dan untuk meningkatkan kesejahteraannya

yang terus terpinggirkan. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, tampaknya

Page 13: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[13]

pemerintah memandang perlu pembentukan sebuah badan independen profesi guru

yang menilai profesionalsme guru.

Badan tersebut, nantinya akan mengeluarkan sertifikat bagi para guru

yang dinilai memiliki kompetensi atau memenuhi persyaratan sebagai profesi guru.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah

bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagi

tenaga professional.

Tujuan sertifikasi guru adalah :

1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan

2. Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak kompeten,

sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan,

3. Membantu dan melindungilembaga penyelenggara pendidik,

dengan menyediakan rambu-rambu dan instrument untuk

melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten

4. Membangun citra masyarakatterhadap profesi pendidik dan tenaga

kependidikan

5. Memberi solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan

tenaga kependidikan (Mulyasa 2007:35).

Dengan adanya sertifikasi guru, para guru dituntut harus siap

memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerjanya agar memilki kompetensi yang

optimal dalam usaha membimbing siswa agar siap menghadapi kenyataan hidup

dan bahkan mampu memberikan contoh, tauladan bagi siswa, memiliki pribadi dan

penampilan yang menarik, mengesankan dan menjadikan dambaansetiap orang.

BAB IV

KURIKULUM ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A. Pendahuluan. (Hal. 83-84)

Kurikulum merupakan inti dari sekolah yang ditawarkan pada public,

dengan dukungan sember daya manusianya. Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk

mencapai pendidikannya, dalam kaitannya sebagai alat untuk mencapai tujuan,

maka kurikulum harus memiliki dua sifat, yaitu anticipatory dan refortorial. Hal ini

berarti kurikulum harus dapat meramalkan kejadian di masa mendatang. Bahkan

kurikulum boleh dikata sebagai jantungnya pendidikan, karena dengan kurikulum

sekolah dapat menggambarkan dan merumuskan kualifikasi dan kompetensi

outcome dari program pendidikannya, dan dengan kurikulum pulalah, sekolah

merancang upaya-upaya untuk mencapai kompetensi.

Page 14: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[14]

B. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam. (Hal. 84-89)

Kurikulum dalam pendidikan Islam di kenal dengan kata “Manhaj”

yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya

untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik

(Nasution 1993:9)

Dari pengertian yang sempit , kurikulum merupakan seperangkat

rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah Dalam

pengertian yang lebih luas, kurikulum merupakan segala kegiatan yang dirancang

oleh lembaga pendidikan untuk disajikan kepada peserta didik guna mencapai

tujuan pendidikan (Muhaimin 2003:182-183).

Kurikulum mempunyai empat unsure atau aspek utama, yaitu :

1. Tujuan dan obyektif yang ingin dicapai oleh pendidikan.

2. Pengetahuan dan Informasi, data. Aktivitas, dan pengalaman yang

membentuk kurikulum itu.

3. Metode atau cara mengajar yang digunakan oleh guru untuk

mengajarkan dan mendorong murid belajar dan membawa mereka

kea rah yang dikehendaki oleh kurikulum.

4. Metode atau cara mengajar yang digunakan dalam mengukur dan

menilaikurikulum serta hasil pembelajaran pendidikan yang

dirancang dalam kurikulum (Langulung : 241)

Untuk itu, pengislaman kurikulum atau dalam istilah lain penerapan

nilai Islam dalam kurikulum harus mencakup empat unsure diatas, dalam rangka

konsepsi (taswwur) Islam.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. (Hal. 90-95)

Prinsip-prinsip yang menjadi dasar kurikulum pendidikan Islam

menurut Al-Syaibany adalah :

1. Pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilai-

nialainya.

2. Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-

kandungan kurikulum.

3. Keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan-

kandungan kurikulum.

4. Berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-kemampuan dan

kebutuhan peserta didik.

5. Pemeliharaan perbedaan-perbedaan individu diantara peserta didik

dalam bakat-bakat, minat, kemampuan-kemampuan dan kebutuhan-

kebutuhan, dan masalah-maslahnya.

6. Prinsip perkembangan dan perubahan.

Page 15: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[15]

7. Prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman

dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.

D. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam. (Hal. 95-96)

Karakteristik kurikulum pendidikan Islam adalah :

1. Islam menolak dualism system kurikulum dan sekularisme.

2. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan.

3. Meluasnya perhatian dan menyeluruhnya kandungan-

kandungannya.

4. Ciri-ciri keseimbangan yang relative diantara kandungan-

kandungan kurikulum dari ilmu-ilmu dan seni atau kemestian-

kemestian.

5. Kecenderungan pada seni-halus, aktivitas pendidikan, jasmani dan

pengetahuan teknik, latihan kejuruan, bahasa-bahasa asing,

sekalipun atas dasar perseorangan dan juga bagi mereka yang

memiliki kesediaan dan bakat bagi perkara-perkra ini dan

mempunyai keinginan untuk mempelajari dan melatih diri dalam

perkara tersebut.

E. Reorientasi Kurikulum Pendidikan Islam. (Hal. 96-100)

Orientasi kurikulum pendidikan Islam yaitu :

1. Pendidikan Islam kurikulumnya harus didesain untuk integrasikan

dengan keseluruhan proses maupun institusi pendidikan lain.

2. Pendidikan Islam harus mampu melakukan internalisasi nilai-nilai

dan norma keislaman yang fungsional secara normal untuk

mengembangkan keseluruhan system social budaya. Pembentukan

wawasan ijtihadiyah secara aktif sehingga mampu menjawab

tuntutan masa depan (Sanaky 2003:170)

F. Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Hal. 100-104)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan suatu konsep

kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan

(kompetensi) tugas-tugas dengan standar ferformance tertentu, sehingga hasilnya

dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat

kompetensi tertentu (Mulyasa 2003:39).

Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat diorientasikan pada tiga hal

dimana peserta didik dapat menguasainya :

1. Seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan wawasan, serta

penerapannya untuk memenuhi kualitas sesuai dengan criteria atau

tujuan pembelajaran.

Page 16: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[16]

2. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan , keahlian berkarya,

sikap dan prilaku berkarya dan caraberkehidupan di masyarakat

sesuai dengan profesinya.

3. Didasarkan pada pengembangan kemampuan dan kepribadian yang

oftimal.

Dengan demikian desain program kurikulum pendidikan Islam

diharapkan mampu menghantarkan peserta didik untuk dapat memiliki lima

kompetensi dasar yaitu kompetensi Islamiyah,knowledge, skills, Ability,

kompetensi social-kultur.

BAB V

METODE PEMBELAJARAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A. Pendahuluan. (Hal. 105-106)

Model pembelajaran yang semakin berkembang di abad 21 ini,

khususnya di Indonesia dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi, maka

beragam model pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru sebuah keniscayaan.

Hal ini bertujuan untuk mempercepat penguasaan kompetensi oleh peserta didik

setelah mempelajari suatu mata pelajaran. Untuk itu diperlukan berbagai model

pembelajaran yang memberikan kontribusi penting bagi kurikulum berbasis

kompetensi.

B. Pengertian Metode Pembelajaran. (Hal. 106-110)

Metologi berasal dari Bahasa Yunani; Metha (dibalik atau dibelakang).

Hodos berarti melalui, melewati atau berarti jalan. Cara atau (thariqoh, arab) dan

logos yang berarti ilmu atau science, sedang metodologi berarti ilmu mengenai

berbagai cara atau jalan yang ditempuh untuk sampai ke tujuan. Pembelajaran

berasal dari kata instruction (dalam Bahasa Yunani in tructus, intrucre) yang berarti

menyampaikan pikiran. Jadi arti Intructional adalah menyampaikan pikiran atau ide

yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.

Maka metode pembelajaran berarti berbagai cara atau seperangkat cara

atau jalan yang dilakukan, ditempuh guru secara sistematis melakukan upaya

pembelajaran yang telah diolah sehingga menjadi milik peserta didik. Metode

pembelajaran diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan yang

mengarahkan perkembangan seseorang, khususnya proses belajar mengajar.

C. Manfaat Metode Pembelajaran. (Hal. 110-111)

Manfaat metodologi pembelajaran bagi guru yaitu :

Page 17: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[17]

1. Membahas tentang berbagai prinsip dan teknik-teknik serta

pendekatan pengajaran yang digunakan, maka dengan mempelajari

metodologi pembelajaran seorang guru dapat memilih metode mana

yang layak untuk dipakai dalam proses belajar mengajar.

2. Dapat mengetahu dan mempertimbangkan keunggulan dan

kelemahan metode-metode pembelajaran tersebut.

3. Dengan banyaknya materi dan terbatasnya waktu untuk

menyampaikan materi, maka seorang pendidik dapat merancang

dan mendesain pengajaran.

4. Dengan mengetahui metodologi pembelajaran, maka seorang guru

dapat memberikan kontribusi pengetahuan kepada peserta didik

sebagai calaon guru atau pendidik.

D. Metode-metode Pembelajaran. (Hal. 111-117)

Ada beberapa macam metodologi pembelajaran; sebagai berikut :

1. Metode Ceramah

2. Metode Diskusi

3. Metode Tanya Jawab

4. Metode Pemberian Tugas.

5. Metode Demontrasi

6. Metode bermain Peranan

E. Metode Pembelajaran Tuntas. (Hal. 118-120)

Metode pembelajarn tuntas merupakan suatu model yang banyak

dimanfaatkan para guru dalam pembelajaran dan intruktur dalam pelatihan. Hal ini

dimaksudkan agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajran yang

dirancang oleh guru untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan

keterampilan peserta didik terakhir. Model Pembelajaran Tuntas adalah suatu usaha

yang berhasil membawa semua peserta didik kepada tujuan , apa yang diajarkan

hendaknya difahami oleh peserta didik.

Adapun tujuan pembelajaran tuntas adalah tercapainya tiga ranah

kognitif, afektif dan psikomotor.

BAB VI

EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Evaluasi. (Hal. 121-122)

Secara harfiyah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evalution;

dalam bahasa Arab : al-Tadir, dalam bahasa Indonesia: penilaian. Sedangkan akar

katanya yaitu : value dalam bahasa Arab al-Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti

Page 18: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[18]

nilai. Secara Harfiyah evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam

bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

pendidikan. Adapun menurut Istilah bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan

atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu dan hasil-

hasilnya (Sudijono 2006:1).

Untuk evaluasi pendidikan Islam Zuhairini dkk (1981:139)

mengemukakan yaitu suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu

aktivitas di dalam pendidikan Islam.

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam. (Hal. 122-124)

M. Athiyah al-abrasyi menyebutkan tujuan evalusi pendidikan yang

dikutip oleh Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir (2006:211) adalah untuk

mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih

kebaranian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah

diberikan , dan mengetahui tingkat perubahan prilakunya.

Oemar Hamalik (1982:106-107) memberikan penjelasan tentang fungsi

dari evaluasi adalah membantu peserta didik agar ia dapat mengubah dan

mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberikan bantuan padanya

cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Disamping itu

fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan

adequate (cukup memadai) metode pengajaran serta membantu dan

mempertimbangkan administrasinya.

C. Prinsip-prinsip Evaluasi. (124-125)

Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila

dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar yaitu :

1. Prinsip Keseluruhan (al-Kalam, al-Tamam)

2. Prinsip Kesinambungan (Istimrar)

3. Prinsip Objektivitas (Maudlu‟yyah) (Sudijono 2006 dan Mujib dan

Mudzakkir 2000:213)

D. Sasaran Evaluasi. (Hal. 125-126)

Menurut A Thabrani ada tiga sasaran pokok dalam evaluasi, yaitu :

1. Segi Tingkah Laku, artinya segi-segi yang menyangkut sikap,

minat, perhatian, keterampilan murid sebagai akibat dari proses

belajar mengajar

2. Segi Pendidikan, artinya penguasaan materi pelajaran yang

diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar

3. Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar dan mengajar

itu sendiri, yaitu bahwa proses belajar mengajar perlu diberikan

Page 19: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[19]

penilaian secara obyektif dari guru. Seab baik tidaknya proses

belajar mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang

dicapai oleh murid (2000: 218)

E. Jenis-jenis Evaluasi. (Hal. 126-129)

Ramayulis mengemukakan bahwa jnis-jenis evaluasi yang diterapkan

dalam pendidikan Islam ada empat macam, yaitu :

1. Evaluasi Formatif

2. Evaluasi Sumatif

3. Evaluasi Penempatan (Placement)

4. Evaluasi Diagnosis.

F. Prosedur Evaluasi. (Hal. 129-131)

Anas Sudijono (2006: 59-62) merinci kegiatan evaluasi hasil

belajarkedalam enam langkah pokok, yaitu :

1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar

2. Menghimpun data

3. Melakukan verifikasi data

4. Mengolah dan menganalisis data

5. Memberikan interprestasi dan menarik kesimpulan

6. Tidak lanjut hasil evaluasi

G. Syarat-syarat Evaluasi. (Hal. 131)

Syarat-syarat yang dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi yaitu :

1. Validitas

Tes harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi,

yang meliputi seluruh bidang tertentu yang diinginkan dan diselidiki sehingga tidak

hannya mencakup satu bidang saja. Soal-soal tes harus memberikan gambaran ke

seluruh dari kesanggupan peserta didik mengenai bidang tertentu.

2. Reliable

Tes yang dapat dipercaya yang memberikan keterangan tentang

kesanggupan peserta didik yang sesungguhnya. Soal yang ditampilkan tidak

membawa tafsiran yang macam-macam.

3.Efisiensi

Tes yang mudah dalam administrasi, penilaian, dan interprestasi

(Nasution 1982:167-170).

Page 20: Tugas resume buku ilmu pendidikan islam

[20]

PENUTUP

Buku ini tampil dengan sangat menarik disertai bahasanya yang mudah

dipahami dan mudah dicerna oleh semua kalangan khususnya para mahasiswa.

Buku ini menerangkan materi seputar Ilmu Pendidikan Islam. Dengan buku

diharapkan sebagai calon guru atau pendidik kita memahami apa sebenarnya

pendidikan Islam sehingga saat kita sudah menjadi pendidik kelak dapat

mempraktekannya.

Buku ini tergolong buku yang baru terbit terbukti pada bulan Desember

tahun 2011 sebagai cetakan yang kesatu. Buku ini harganya murah tetapi isinya

sangat baik sehingga para konsumen lebih condong memilih buku ini.

Terima kasih atas segala perhatian, kami menantikan saran dan kritik

yang membangun. Mohon maaf atas segala kekurangan.