konsep ilmu dalam islam

101
Konsep ilmu dalam Konsep ilmu dalam Islam Islam

Upload: aji-wibowo

Post on 27-Sep-2015

42 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Konsep Ilmu Dalam Islam

TRANSCRIPT

  • Konsep ilmu dalam Islam

    *

  • Kedudukan Ilmu Dalam Islam

  • Di dalam Al-Quran

    Katakanlah Apakah sama, orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Hanya orang-orang yang berakal sajalah yang bisa mengambil pelajaran. (QS. Al-Zumar: 9)

    Allah mengangkat orang-orang yang beriman daripada kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadalah, 11).

    *

  • Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba hambaNya hanyalah ulama (al-Fatir 35: 28)

    Dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (Thaha 20: 114)

    *

  • Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah (Muhammad 47: 19)

    Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani (orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah swt. (Al-Imran 3: 79)

    *

  • Lihat juga ayat-ayat al-Quran yang lain seperti: al-Nisa 83,113; Toha 114; al-Kahfi 65-66; Ali Imran 18; al-Rad 19; Al-Syura 52; Yunus 68; al-Maidah 4.

    Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Ali Imran 3: 18)

  • Di dalam Al-Hadits

    Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, yang dia tidak mendatanginya kecuali untuk kebaikan yang akan dipelajarinya atau diajarkannya,maka dia sekedudukan dengan mujahid di jalan Allah. Dan siapa yang datang untuk maksud selain itu, maka dia sekedudukan dengan seseorang yang melihat barang perhiasan orang lain. (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah). Isnadnya hasan, dan disahihkan oleh Ibnu Hibban.

    *

  • Tiadalah seseorang yang pergi pagi hari ke masjid untuk kebaikan yang akan dipelajarinya atau diajarkannya melainkan akan ditetapkan baginya pahala seorang Mujahid yang tidak balik (dari peperangan) kecuali membawa ghanimah.

    Barangsiapa yang pergi menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali. (HR. Timidzi). Hadist ini hasan gharib. Sebagian perawi yang lain meriwayatkan hadits ini, namun tidak memarfukannya.

    *

  • , ,

    Barangsiapa melalui satu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memasukkannya ke salah satu jalan di antara jalan-jaan surga, dan sesungguhnya malaikat benar-benar merendahkan sayap-sayapnya karena ridha terhadap penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang alim benar-benar akan dimintakan ampun oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim atas seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang yang ada. Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan Dinar ataupun dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya, maka hendaklah dia mengambil bagian yang banyak. (Hr. Abu Daud).

    *

  • Dari Perkataan para Sahabat

    Ilmu lebih baik daripada harta, oleh karena harta itu kamu yang menjaganya, sedangkan ilmu itu adalah yang menjagamu. Harta akan lenyap jika dibelanjakan, sementara ilmu akan berkembang jika diinfakkan (diajarkan). Ilmu adalah penguasa, sedang harta adalah yang dikuasai. Telah mati para penyimpan harta padahal mereka masih hidup, sementara ulama tetap hidup sepanjang masa. Jasa-jasa mereka hilang tapi pengaruh mereka tetap ada/membekas di dalam hati.

    Ali bin Abi Talib ra:

    *

  • Muadz bin Jabal:

    Tuntutlah ilmu, sebab menuntutnya untuk mencari keridhaan Allah adalah ibadah, mengetahuinya adalah khasyah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah dan mendiskusikannya adalah tasbih. Dengan ilmu, Allah diketahui dan disembah, dan dengan ilmu pulalah diagungkan dan ditauhidkan. Allah mengangkat (kedudukan) suatu kaum dengan ilmu, dan menjadikan mereka sebagai pemimpin dan Imam bagi manusia, manusia mendapat petunjuk melalui perantaraan mereka dan akan merujuk kepada pendapat mereka.

    *

  • Abu al-Aswad al-Duali:

    Para raja adalah penguasa-penguasa (yang memerintah) manusia, sedangkan para ulama adalah penguasa-penguasa (yang memerintah) para raja.

    Namun, ilmu seperti apakah yang begitu tinggi kedudukannya dalam

    Agama kita tersebut? Apakah ilmu yang kita pelajari di kampus tergolong

    Di dalamnya? Fisika? Kalkulus? Arskom? Digital? Algoritma? Agama ?

    Apakah Itu semua ilmu?

    *

  • Al-Quran memuat sekitar 800 kali ilmu beserta turunannyaPara ulama dan intelektual mencoba membuat definisi ilmu berdasarkan kata ilmu yang ada dalam al-QuranSampai-sampai Roshental mendefinisikan 120 definisi ilmu yang didasarkan pada al-Quran, sehingga menyimpulkan : al-ilmu huwa al-Islam, wa al-islam huwa al-ilmNamun demikian sama sekali tidak ditemukan definsi ilmu di dalam al-Quran (maa huwal ilm?)
  • Konsep Ilmu Dalam al-Quran

  • Tinjauan Bahasa Arab-Islam

    Ilmu berasal dari bahasa Arab yakni ( ) berasal dari (-) maknanya mengetahui-pengetahuan.Tapi () masih satu akar juga dengan () maknanya adalah memberi tanda yang masdarnya (-) maknanya petunjuk/tanda/alamat yang sama maknanya dengan ayat ((Dan begitu pula istilah alam () masih satu akar kata dengannya, termasuk alam shaghir (tubuh kita/anfus) dan alam kabir (jagat raya/afaq)
  • Dengan demikian, ada hubungan erat antara ilmu (), tanda/alamat (), dengan alam/ciptaan ():

    Yaitu tidak lain adalah bahwa alam/ciptaan ini sama kedudukannya dengan ayat yang merupakan tanda/alamat/petunjuk kepada sesuatu di luar dirinya, yaitu Yang menciptakannya al-khaliq ()

    Al-Khaliq, berasal dari () artinya selain mencipta dari ketiadaan juga berarti at-taqdir yang memberi ukuran/kadar (Ibn Manzhur-Lisaan al-Arab)
  • Ini berarti alam diciptakan dengan ukuran tertentu atau kadar tertentu yang bersifat pasti dan tunduk para aturan tertentu.

    Dalam pandangan Barat natural science mengesankan suatu alam (natura=dilahirkan) yang bersifat abadi, dalam islam istilah bagi ilmu alam (science) adalah ilm al-thabiah ( ), tabiah berasal dari () yang berarti : kesan, penutup, jejak, yang menunjukkan adanya PenciptaDengan demikian ilmu bisa didefinisikan sebagai:

    Segala sesuatu yang diperoleh dari alam dan ayat yang dengannya si pencari ilmu memahami alam/ayat tersebut dan dengannya ia mengenal (marifah) kepada Pencipta alam dan ayat tersebut

  • Inilah definisi yang diambil oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas dari al-Jurjani dalam kitab at-Tarifaat:

    Husul suurat asy-syai fil aql, wushul an-nafs ila mana syai

    Karena itu, manusia yang mempelajari alam atau ayat namun dengannya ia tidak menjadi mengenal Pencipta, sungguh merupakan sesuatu yang aneh, seperti mereka yang melihat rambu-rambu lalu-lintas namun ia bukannya mengikuti rambu-rambu itu, justru terpana oleh rambu-rambu itu.
  • MEMBACA

    Al-Quran

    Kitab Tertulis

    ayat

    Alam Semesta

    Kitab tak Tertulis

    ayat

    muhkamat

    mutasyabihat

    tafsir

    Tafsir/tawil

    muhkamat

    mutasyabihat

    tafsir

    Tafsir/tawil

  • Allah menampakkan
    Diri-Nya melalui alam dan ayat

  • Kita tidak bisa dan mampu melihat Allah secara langsung, kita hanya bisa melihat Allah melalui jejak-Nya atau ayat yang tertulis (tanzil) dan yang tidak tertulis (alam).

    .. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu , dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman (Al-Araf 143)

    Atom, elektron, tubuh manusia, hewan, tumbuhan, bumi dan jagat raya ini, tidak lain adalah tanda, simbol, dan alamat yang menunjukkan Pencipta dan Pemiliknya
  • Karenanya kebahagiaan tertinggi adalah ketika kita mampu dan diperkenankan melihat Allah secara langsung di Jannah-Nya kelak (Al-Qiyamah 22-23):

    Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat

    Dalam Hadits, sebuah doa:

    Aku meminta kepada-Mu (ya Allah) kenikmatan memandang wajah-Mu (di akhirat nanti) dan aku meminta kepada-Mu kerinduan untuk bertemu dengan-Mu (sewaktu di dunia) (HR. An Nasa-i dalam As Sunan (3/54 dan 3/55))

    Hadits lain:

    Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (melihat wajah Allah taala) (QS Yunus: 26). (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, no. 181)

  • Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitab beliau Ighaatsatul lahafaan menjelaskan bahwa kenikmatan tertinggi di akhirat ini (melihat wajah Allah taala) adalah balasan yang Allah SWT berikan kepada orang yang merasakan kenikmatan tertinggi di dunia, yaitu kesempurnaan dan kemanisan iman, kecintaan yang sempurna dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya, serta perasaan tenang dan bahagia ketika mendekatkan diri dan berzikir kepada-Nya.
  • Konsep ilmu dalam Islam

    *

  • Tujuan Mencari Ilmu
    Dalam Islam

  • Tujuan Mencari Ilmu

    Tujuan mencari ilmu adalah:Untuk memahami agama dan mengenal AllahMelaksanakan kesempurnaan tugas menjadi hamba dan khalifah AllahPara ulama mengingatkan ummat Islam agar tidak keluar dari tujuan tersebut, dan melarang pencarian ilmu untuk tujuan dunawi.
  • Tujuan Mencari Ilmu

    Ibn Hazm (maratib al-ulum dan al-akhlaq wa siyar):Mengritik orang yang mencari ilmu untuk mencari harta, ia menyebutnya sebagai pengorbanan besar untuk tujuan yang tidak ada nilainya.Sebab pertama, harta bisa dicari dengan cara lebih mudah. Misalnya dengan berdagang atau menjadi pembesar dan kedua ia telah dzalim memperlakukan derajat ilmu.
  • Ilmu juga enggan datang pada orang yang salah dalam niat, seperti yang diungkapkan Imam al-Ghazali:

    (kita menuntut ilmu selain karena Allah, maka ilmu enggan datang kecuali karena Allah)

  • Tujuan Mencari Ilmu

    Ibn Hazm (taqrib):Tujuan menulis karya ilmiah/buku adalah:Mengutarakan sesuatu yang asliMelengkapkan sesuatu yang belum lengkapMemperbaiki yang salahMenjelaskan yang terlalu rumit dan sukarMeringkaskan yang terlalu panjangMenggabung informasi dari berbagai sumberMenyatukan dan menyusun informasi menjadi sesuatu yang bernilai
  • Tujuan Mencari Ilmu

    Harta tidak menghalangi ulama menguasai ilmuIbnu Rusyd, Ibn Hazm, Ibn Khaldun dll, adalah orang-orang kayaIbnu Siddah, Ibn Baqi dll, di sisi lain adalah seorang miskin, bahkan al-Jahidz dan penjual ikan di pasarDialog antara Ibn Hazm dengan Sulayman bin Bajj sungguh sangat menarik.
  • Tujuan Mencari Ilmu

    Karena itulah para ulama tidak menjadi seorang yang hanya mengetahui satu bidang (spesialis), namun menjadi seorang yang universalis (bukan generalis)Ibnu Rusyd adalah ahli fiqh, fisika, kimia, filsafat, pengobatan dllIbn Hazm, adalah ahli ahli fiqh, sastra, filsafat, perbandingan agama, dllIbnu Khaldun, fiqh, sejarah, bahasa, politik ,dllFakhruddin Ar-Razi, ahli tafsir, fiqh, fisika, dlldll
  • Hubungan Konsep Ilmu, Iman, amal, moral, dan spiritualitas

  • Rasionalitas & Spiritualitas

    Ali Imran 3

  • Iman dan Ilmu

    .Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

    Al-Mujadilah 11

  • Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.

    Al-Nur 55

    Iman dan Amal

  • Rasulullah saw bersabda:

    .

    Artinya:

    Tidaklah seorang itu bernama alim sebelum berbuat menurut

    ilmunya.

    Rasulullah saw juga bersabda:

    .

    Artinya: Barangsiapa menuntut ilmu yang menuju keridhaan

    Allah untuk memperoleh harta benda duniawi, maka orang itu

    tidak akan mencium bau sorga pada hari kiamat. (HR. Abu

    Daud dan Ibnu Majah).

    Iman, Ilmu dan Amal/Moral

  • Murtada al-Zabidi (w. 1205/1790) menyatakan:

    ...Sesungguhnya adalah fardu atas manusia supaya ber-Iman. Sebabnya, Iman itu hakikatnya terdiri dari rangkuman ilmu (yang tertentu) dan amal (yang tertentu); justru tidaklah tergambar akan wujud iman melainkan dengan ilmu dan amal. Kemudian dari (wajibnya meyakini rukun Iman) itu, mengamalkan cara hidup (shari'ah) Islam adalah kewajiban atas setiap Muslim, dan tidak mungkin menunaikannya melainkan sesudah mencapai (Ilmu) marifah dan pengetahuan mengenai shari'ah yang tersebut.

    Allah mengeluarkan para hamba-Nya dari perut ibu mereka dengan sifat tidak mengetahui apa-apa [al-Nahl, 16: 78]. Oleh sebab itu, menuntut Ilmu adalah fardu atas tiap-tiap Muslim. Tidak bisa mengabdikan diri kepada Allahsedangkan ibadah itu haq Allah atas sekalian hamba-Nya kecuali dengan ilmu, dan tidak mungkin mencapai ilmu melainkan dengan menuntutnya (walau dari mana sekalipun)

    Iman, Ilmu dan Amal/Moral

  • Allah berfirman yang artinya: Amat besar kutukan dari Allah taala bahwa kamu katakan apa yang tidak kamu kerjakan. (Surat Al-Saff, 3)

    Allah berfirman yang artinya: Adakah kamu menyuruh manusia dengan kebaikan dan kamu lupakan akan dirimu sendiri. (Surat al-Baqarah, 44)

    Iman, Ilmu dan Amal/Moral

    *

  • Ilmu terkait secara erat dengan agama

    Ibn Sirin (110 H):

    *

  • Al-Khawarizmi menyatakan: Agamalah yang mendorong saya menyusun karya tulis singkat dalam hal hitungan dengan memakai prinsip operasi hitung seperti penambahan dan pengurangan, yang bermanfaat untuk pengguna aritmatika, biasa diibaratkan para pria yang terlibat dalam persoalan benda pusaka, warisan, perkara hukum, dan perdagangan serta dalam segala kesepakatan kerja atau yang bertalian dengan pengukuran dalamnya tanah, penggalian kanal, perhitungan geometri dan segala jenis objek dan yang ditekuninya.

    Ilmu terkait secara erat dengan agama

  • Ilmu: Islam, jahiliyyah, dan masyarakat modern

  • Tinjauan Bahasa Arab-Pra-Islam

    Istilah Ilmu ( ) sudah ada sejak sebelum Islam (jahiliyyah). Makna dari ilmu, sebelum islam adalah wawasan atau pengetahuan praktis (skill) untuk bertahan hidup dan jalan keluar dari lingkungan fisik yang tidak bersahabatIlmu dalam masa jahiliyah juga dimaknai sebagai pengetahuan yang berasal dari pengalaman individu atau kelompok yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam bentuk amtsal (peribahasa).
  • Tinjauan Bahasa Arab-Pra-Islam

    Kita perhatikan pada zaman modern ini apa yang dimaksud dengan menuntut ilmu? Tidak lain adalah peningkatan skill/keterampilan saja demi pekerjaan, bukankah kita sudah kembali ke masa jahiliyyah?Kedatangan al-Quran/Islam berarti telah mengislamkan ilmu (islamisasi ilmu)
  • amal

    ilm

    alam

    moral

    ayat

    Pra al-Quran

    Tanpa Konsep

    Pasca turun al-Quran

    Terbentuk worldview Islam

    tentang ilmu, yaitu prinsip tauhid

    Medan Sematik Bahasa Arab: Islamisasi Ilmu

    ayat

    moral

    amal

    alam

    ilmu

  • Kita melihat bahwa ilmu atau konsep ilmu pada akhirnya bersumber pada Allah. Pada hakikatnya seluruh konsep dalam Islam akan bermuara pada konsep tentang Allah, inilah yang disebut sebagai prinsip tauhid

    Al-Maidah 3

  • Ibrahim 24-25

    Tauhid Dalam Konsep Ilmu Islam

  • al-Quran

    Peradaban Islam

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

    ILMU

  • Konsep Ilmu

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Al-Alaq 1-5

  • Konsep Ilmu

    Konsep Tuhan

    Konsep Kehidupan

    Konsep manusia

    Konsep moralitas

    Konsep Ukhuwwah

    Konsep Jihad

    Konsep Alam Semesta

    dsb

    Worldview Seorang Muslim

    Realitas

    Seorang ilmuwan Muslim tidak pernah objektif (dalam pengertian Barat). Jiwa dan pikirannya telah dipenuhi oleh konsep-konsep

  • Sumber Ilmu
    Menurut Islam dan Barat

  • Mohamad Ishaq (PIMPIN)

    Mohamad Ishaq (PIMPIN)

    *

  • Otoritas adalah suatu berita yang benar (al-khabar ash-shadiq) yang bisa meliputi dua macam, yaitu: pertama, berita yang datang secara berantai dan bersambung dari sejumlah orang kepada kita, di mana tidak mungkin mereka bersepakat dalam kebohongan secara bersama-sama. Kabar terpercaya ini terbagi dalam dua bagian:Beritanya benar, tapi masih dapat dipersoalkan (nisbi), otoritasnya yaitu berupa kesepakatan para ulamaBeritanya benar mutlak, yaitu al-Quran dan as-Sunnah

    Pendapat orang-orang terpercaya

  • Pendapat orang-orang terpercaya

    Islam sangat menekankan kualitas dan akhlaq guru untuk murid dalam menuntut ilmu:

    Luqman al-Hakim:

    Wahai anakku, bergaullah dengan orang-orang alim dan duduklah dengan hormat bersama mereka karena Allah SWT menghidupkan jiwa dengan cahaya hikmah-Nya, seperti Dia menghidupkan tanah gersang dengan hujan dari langit

    Ibn Sirin (110 H):
  • Indera terdiri dari dua bagian, yaitu indera lahiriah dan indera batin.Indera lahir adalah: penciuman (hidung), rasa (lidah), penglihatan (mata), pendengaran (telinga), sentuhan (tangan dsb)Indera batin adalah: indera umum (common sense, hish al-mustarak), representasi (al-khayyaliyah), estimasi (al-wahmiyyah), ingatan-pengingatan (al-hafid, adz-dzakir), dan imajinasi (al-mutakhayyaliyah)Ilmuwan Islam merupakan pelopor dalam metoda demonstratif seperti yang dilakukan oleh al-Haytham untuk membuktikan teori cahayanya sebelum snell

    Indera Yang Sehat

  • Kata aql sendiri berarti pengikatan atau penahanan. Ia adalah suatu entitas yang aktif dan sadar, yang menahan dan mengikat obyek ilmu dengan kata-kata dan bentuk-bentuk perlambang lain. Aql (akal) mengacu pada realitas yang sama dengan qalb (hati), ruh (ruh) dan nafs (jiwa). Perbedaan keempatnya adalah pada peran dan fungsi namun mengacu pada entitas yang samaAkal yang sehat (aql salim) bukanlah sebatas inderawi yang bekerja secara logis, sistematis dalam menafsirkan fakta dan data dari pengalaman inderawi menjadi sesuatu yang gambaran akliah (maqulat) yang difahami (akal seperti ini disebut reason atau nalar dalam pandangan Barat). Akal ini menjadikan alam bisa difahami cara kerjanya

    Akal (Aql)

  • Dalam Islam akal lebih dari sekadar reason/nalar. Akal dalam fungsinya lebih dalam adalah suatu organ ruhaniah yang melekat dalam hati atau qalb yang merupakan tempat terjadinya intuisi, yang dalam pandangan Barat di sebut intellectus. Akal inilah yang bekerja ketika melihat fenomena alam kemudian kita mengenal Allah dalam suatu cara tertentu

    Akal (Aql)

  • Islam tidak membatasi intuisi hanya dalam aspek inderawi yaitu suatu pengenalan dan pemahaman langsung tanpa proses karena proses perenungan dan pengalaman inderawi yang panjang dan berulang. Dalam Islam intuisi adalah juga pemahaman langsung atas kebenaran-kebenaran agama, realitas akan eksistensi Allah. Intuisi tidak datang kepada sembarang orang, tetapi kepada orang yang beribadah dan mengabdi kepada Allah secara ikhlas dan memahami keesaan-Nya.

    Intuisi

  • Mohamad Ishaq (PIMPIN)

    Mohamad Ishaq (PIMPIN)

    *

  • Barat tidak mengakui otoritas berupa wahyu atau manusia yang diberikan otoritas oleh Tuhan sebagai sumber ilmu, sebab mereka tidak mengenal imanMereka mengakui indera dan rasio serta intuisi dalam aspek inderawi melalui perdebatan dan pergulatan pemikiran. Menurut sebagian pandangan, kebenaran hanya dicapai melalui rasio (Plato) dan sebagian lainnya berpandangan kebenaran hanya dicapai melalui empirik (Aristoteles)
  • Sumber Ilmu

    Empirisisme

    (Panca-Indera)

    Rasionalisme

    (Akal)

    John Locke (1711-1776)

    Rene Descartes (1596-1650)

    Plato

    Aristoteles

    David Hume

    Immanuel Kant (1724-1804)

    Rasional-Empirik

    (Akal-Panca-Indera)

    *

  • Descartes

    Ia memandang logika dan argumen rasional* sebagai alat pokok untuk mendapatkan kebenaran . Para rasionalis biasanya cenderung tidak mempercayai bukti yang didasarkan pada indera* belaka. Descartes merupakan contohnyaKata-katanya yg terkenal : cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada). Ia memandang satu-satunya yang nyata adalah ketika seseorang berpikir. Karena segala sesuatu di luar pikiran kita bisa membawa pada kesalahan. Ia pertama-tama harus menolak atau skeptis pada semua kebenaran kecuali, pikirannya membenarkannya. Bandingkan dengan nasihat al-Ghazali:
  • Wahai Anakku, Janganlah menjadi orang yang bangkrut amal, dan jangan menjadi orang yang sunyi/ jauh dari keadaan-keadaan ruhani. Yakinlah bahwa ilmu saja tidak berguna.

    Bagi kita yang benar adalah kita beramal (dengan ilmu) maka kita ada

    Descartes termasuk pemikir yang mempercayai adanya Tuhan. Tapi Tuhan yang diapercayai adalah Tuhan yang yang ada karena manusia berpikir Tuhan itu ada. Tuhan Filsafat
  • David Hume

    Pengalaman* dan pengamatan inderawi* sebagai alat pokok untuk mendapatkan kebenaran filosofis. Para empirisis biasanya cenderung tidak mempercayai bukti yang didasarkan pada argumentasi logis belaka. Hume merupakan contoh khas empirisis.Hume menyatakan bahwa induksi (menarik kesimpulan dari data pengalaman) selalu melibatkan suatu dugaan, sehingga takkan pernah bisa disediakan kepastian mutlak bahwa simpulannya benar. Karenanya ia seorang yang skeptik, yaitu orang yang tidak mempercayai bahwa manusia bisa mencapai pengetahuan atau kepastian
  • David Hume

    Konsekuensi dari empirisisme adalah bahwa sesuatu yang gaib dan metafisi tidak mengandung kebenaran dan tidak ada. Karena itulah David Hume tidak mempercayai Tuhan dan Agama.Keberadaan Tuhan bukanlah gagasan yang dengan sendirinya terbukti, juga bukan kebenaran yang bisa ditunjukan secara logis, seseorang bisa saja menyangkal keberadaan Tuhan tanpa bertentangan dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu Hume mengkritik keras ketiga bukti keberadaan Tuhan yang disampaikan Descartes.
  • Immanuel Kant (1724-1804):

    Analytic a priori

    Synthetic a posteriori

    Synthetic a priori

    Ilmu Pengetahuan (kebenaran)

    *

  • Immanuel Kant (1724-1804):

    Imanuel Kant (1724-1804) mencoba mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar separuh, dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. Ada kondisi-kondisi tertentu dalam manusia yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia.
  • Immanuel Kant (1724-1804):

    Kant mencoba menyelamatkan Tuhan dari serangan kaum empirisisme seperti Hume dengan melalui pendekatan moral (argumen moral)(1) Perilaku bermoral adalah rasional
    (2) Perilaku bermoral bisa terjadi jika adanya keadilan
    (3) Keadilan hanya ada jika ada Tuhan
    Karenannya:
    (4) Tuhan itu adaNamun konsepnya tentang Tuhan tidaklah sama dengan konsep kita tentang Tuhan (Allah), tuhan yang mereka maksud tidak beranjak dari Tuhan yang dipikirkannya ada, sebagai mana diistilahkan oleh Aristoteles First Mover
  • Immanuel Kant (1724-1804):

    Immanuel Kant menyatakan bahwa apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indera. Lain daripada itu merupakan ilusi saja, hanyalah ide.Metafisika (sederhananya hal-hal ghaib) adalah tidak mungkinMetafisika adalah ilusi keilahianPernyataan-pernyataan metafisis tidak memiliki nilai epistemologis (ilmiah)RASIONALISME
  • Ilmu yang kosong dari agama (ilmu sekular) merupakan fondasi utama dari peradaban Barat modern saat ini. Epistemologi Barat-sekular termanifestasikan dalam berbagai aliran seperti rasionalisme, empirisisme, skeptisisme,agnotisisme, positivisme, objektifisme, subjektifisme dan relativisme.

    Epistemologi sekular memiliki karakteristik seperti menceraikan antara ilmu dan agama, melenyapkan Wahyu sebagai sumber ilmu, memisahkan wujud dari yang sakral, meredusir Intelek kepada rasio dan menjadikan rasio yang manjadi basis keilmuan, menyalah-pahami konsep ilmu, mengaburkan maksud dan tujuan ilmu yang sebenarnya,

    Ilmu Dalam Peradaban Barat

  • Barat sangat mengaggungkan sains (saintisme) sehingga segala sesuatu harus terukur dan terbukti secara empirik. Sayangnya banyak ummat Islam yang terperngaruh pemahaman ini

    Filsafat sains dan ilmu sains (alam) Barat tidak bersangkut-paut dengan Pencipta (agama). Tujuan mereka hanya:

    Menemukan hukum-hukum alamMensintesakan temuan-temuan sains (Fiskka, Kimia, Biologi, dll) menjadi satu kesatuan utuhFilsafat sains-nya bertujuan untuk membangun pertahanan epistemologis sains
  • Ilmu Pengetahuan adalah kepercayaan yang paling benar (objektif).

    Ilmu Pengetahuan (knowledge) lebih tinggi dari kepercayaan (belief).

    Akal lebih tinggi dari Wahyu (Agama).

    *

  • Friedrich Nietzsche (1844-1900):

    There exists between religion and true science neither affinity, nor friendship, nor even enmity; they dwell on different stars.

    (Antara agama dan sains yang benar, tidak terdapat keterkaitan, pesahabatan, bahkan yang ada hanya permusuhan: keduanya menetap di bintang yang berbeda).

  • Friedrich Nietzsche (1844-1900)

    Kebenaran adalah rezim dan ilusi.God died; now we want the overman to live.Agama adalah membuat sesaat lebih baik sesaat dan membiuskan (momentary amelioration and narcoticizing).
  • Friedrich Nietzsche (1844-1900)

    Seseorang tidak dapat mempercayai dogma-dogma agama dan metafisika ini jika ia memiliki metode-metode yang ketat untuk meraih kebenaran di dalam hati dan kepalanya.
  • Konsep ilmu dalam Islam

    *

  • Produk Manusia :
    Antara Konsep Islam vs. Barat

  • Contoh Biografi Para Intelektual Barat

    Jean-Jacques Rousseau (1712-1778) Sang bapak demokrasi ini senang berjalan-jalan di Turin di jalan gelap dan menampakkan (maaf) bagian belakangnya kepada para wanita.

    Ia menulis: Kesenangan bodoh yang yang saya pernah lakukan adalah menampakkannya di depan mata-mata yang tidak dapat digambarkan.

    *

  • Contoh Biografi Para Intelektual Barat

    Hemingway tumbuh menjadi pendusta yang luar biasa. Di usianya yang muda, di depan orang tuanya Hemingway mengucapkan doa-doa sebagaimana umat Kristen yang taat, namun diam-diam ia memploklamirkan diri sebagai seorang Atheis, bahkan mengatakan bahwa Tuhan adalah ancaman bagi kebahagiaan manusia.. Ucapannya tersebut tergambar jelas dalam perilakunya. Isteri Hemingway bersaksi bahwa suaminya hanya dua kali berlutut dalam altar sepanjang hidupnya yakni saat menikah dan saat anaknya dibaptis. Kebohongan menjadi kemahiran Hemingway, bahkan ibunya merasa tidak tahan dengan perilakunya ini, selain pemalas dan jual tampang. Paul Johnson mendeksripsikan kemampuan Ernest Hemingway dalam berbohong dengan kalimat yang indah : He thought, and sometimes boasted, that lying was part of his training as a writer. He lied both consciously and without thinking .

    *

  • Contoh Biografi Para Intelektual Barat

    Bertrand Russell, lain lagi, filusuf dan pemikir bijak yang banyak dirujuk dan dikagumi dunia ini adalah seorang dengan sosok pribadi yang bertolak belakang degan pemikirannya. Ia adalah karakter dengan arogan, kasar dan penuh skandal. Ia tumbuh sebagai seorang yatim dan besar sebagai penulis brilian yang tak mengakui Tuhan. Kami tak percaya pada Tuhan, tapi yakin atas supremasi kekuatan manusia, begitu ikrarnya. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah Why I am Not a Christian. Ia adalah tokoh penentang perang, namun di saat yang sama menjadi penasihat pemerintah Amerika untuk menyerang Kremlin.

    *

  • Contoh Biografi Para Intelektual Barat

    Jean Paul Sartre tentu bukan nama terlalu asing. Namun ia ternyata tidak jauh berbeda dengan Russell. Seorang pesohor dan intelektual yang bukunya banyak terjual lebih dari 2 juta copy hanya di Perancis saja. Namun ternyata ia seorang egois dan tergila-gila pada empat kombinasi yaitu : whiski, jazz, perempuan nakal dan pertunjukkan kabaret. (hal 234)

    *

  • Contoh Biografi Para Intelektual Barat

    Bagaimana dengan Karl Marx? Nabinya kaum Komunis. Ia adalah personifikasi dari kemarahan. Dalam buku ini dijelaskan bahwa ia selalu mengalami pertengkaran dengan orang-orang yg bekerja dengannya. Sebuah puisi dituilskan untuk menggambarkannya:
    Dark fellow from Trier in fury raging
    His evil fist is clenched,
    he roars interminably
    As though ten thousand devils had him by the hair.

    Apapun yang ia katakan memiliki nada ketidaksetujuan dan tajam. Ia pernah menantang duel rekannya August von Willich pada 1850 karena perselisihan. Marx memandang kekerasan dan terosisme sebagai sesuatu yang wajar. Ia mengatakan "We are ruthless and ask no quarter from you. When our turn comes we shall not disguise our terrorism."

    *

  • Contoh Biografi Para Intelektual Barat

    Leo Tolstoy, sastrawan Rusia yang terkenal humanis itu ternyata pecandu seks bebas, menelantarkan anak dan isteri dan keluarganya terabaikan sebelum menjadi petapa.

    *

  • Al-Hakam bin Hisyam al-Tsaqafi mengatakan: Orang menceritakan kepadaku di negeri Syam, suatu cerita tentang Abu Hanifah, bahwa beliau adalah seorang manusia pemegang amanah yang terbesar. Sultan mau mengangkatnya menjadi pemegang kunci gudang kekayaan Negara atau memukulnya kalau menolak. Maka Abu Hanifah memilih siksaan daripada siksaan Allah Taala.

    Biografi Para Ulama

    Al-Rabi mengatakan: Imam Syafii mengkhatamkan al-Quran misalnya, dalam bulan Ramadhan, enam puluh kali. Semuanya itu dalam shalat.

    Imam Abu Hanifah

    Imam Syafii

  • Imam Bukhari

    Imam al-Bukhari menulis karyanya , selama 16 tahun.

    Imam Bukhari mengatakan:

    *

  • Selain menghafal al-Quran dan banyak al-Hadist, ia juga menghafal al-Shamil, karya Imam al-Haramayn, al-Mutamad, karya Abu al-Husayn al-Basri, dan al-Mustasfa, karya al-Ghazali.

    Tradisi Keilmuan Muslim

    Fakhruddin al-Razi (1149-1210)

    Imam Nawawi (676H) :

    Tradisi lainnya

    *

  • Klasifikasi Ilmu

  • *

    *

  • Klasifikasi Ilmu oleh al-Ghazali

    *

  • Ilmu fard kifayah, tidaklah sama untuk setiap orang, dan untuk setiap waktu. Jadi ilmu fard kifayah sifatnya dinamis, selain berbeda untuk setiap orang menurut kemampuannya, juga bisa berkembang sesuai keperluan

    Menurut al-Ghazali, Ilmu juga ada yang tercela, seperti sihir, mantera, Hipnotis, dll atau ilmu yang dipelajari untuk tujuan yang salah

  • Ilmu Fardu Ayn

    Ilmu fardu ayn merupakan kewajiban pada setiap orang Islam. Setiap aqil baligh tidak boleh tidak tahu mengenainya. Dalam pandangan al-Khawarizmi, ilmu fardu ayn wajib ke atas semua manusia, baik kalangan masyarakat awam atau golongan terpilih (khawass), pemerintah atau menteri, yang merdeka atau hamba, yang tua dan yang muda, dan seterusnya. Ilmu fardu ayn memiliki tiga dimensi.

    Dimensi pertama ilmu fardu 'ayn adalah itiqad, yaitu, membenarkan segala apa yang sahih disampaikan Allah kepada Rasulullah dengan itiqad yang tetap dan pasti, yang bebas dari sebarang shakk (keraguan). Dimensi pertama ilmu fardu ayn ini juga terkenal dengan nama ilmu al-tawhid, karena merangkum pengenalan mengenai Allah Maha Pencipta yang cabang-cabangnya diperincikan dalam rukun iman yang lain.

  • Kadar ilmu Itiqad yang wajib dituntut adalah secukupnya untuk menghilangkan kesangsian dan kekacauan aqidah yang boleh dialami. Yaitu, mampu mengenal antara aqidah yang haqq dan yang batil sehingga terhindar dari kepercayaan yang batil menurut hawa nafsu atau menafikan 'aqidah yang haqq

    Dimensi kedua ilmu fardu 'ayn adalah berkenaan dengan perbuatan yang wajib dilaksanakan. Pertama, kewajiban menuntut ilmu ini berkembang mengikuti waktu; semakin lama seseorang mukallaf itu hidup, semakin berkembanglah urusan-urusan fardu aynnya yang memerlukan ilmu yang berkaitan.

  • Dimensi ini terdiri dari beberapa kaidah. (a) Kaidah pertama, semakin lama seseorang mukallaf itu hidup, semakin berkembanglah urusan-urusannya yang wajib, dari shalat lima waktu hinggalah puasa ramadan, dari zakat harta sampai ke haji yaitu, apa yang dinamakan rukun Islam. Inipun hanyalah permulaan agama yang dapat dikembangkan lagi; seperti akar pohon yang berkembang tumbuh berdahan, beranting dan berbuah.

    Selanjutnya termasuk ilmu mengenai apa yang halal dalam soal makanan, minuman, pakaian, pergaulan dan perhubungan sesama manusia dan lain-lain hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan biasa. Perincian ilmu fardu ayn tentang amal sedikit-sebanyak berbeda, karena perberbedaan keadaan dan kedudukan seseorang. Yang menjadi sebab wajibnya ilmu tertentu berkaitan dengan apa yang dituntut oleh keperluan hidup.

  • (b) Kaedah kedua untuk memahami perkembangan ruang lingkup ilmu-ilmu fardu ayn yang berkaitan dengan perbuatan yang wajib dilaksanakan adalah prinsip tidak diperbolehkan melakukan sesuatu usaha melainkan setelah mengenal syarat-syaratnya dalam agama.

    Aspek ketiga ilmu fardu 'ayn adalah berkenaan dengan masalah yang wajib ditinggalkan. Kewajiban ilmu ini berkembang menurut keadaan seseorang yang berbeda-beda antara satu sama lain.

  • Ilmu Fardu Kifayah

    Menurut al-Ghazzali, ilmu fardu kifayah adalah ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakkan urusan duniawi masyarakat Islam. Dalam kewajiban fardu kifayah, kesatuan masyarakat Islam secara bersama memikul tanggungjawab kefarduan untuk menuntutnya.

    Menurut al-Ghazzali, ilmu fardu kifayah bisa dinilai dari dua jurusan. Pertama, pengkhususan dalam ilmu-ilmu Shariah yang wajib dituntut karena ia menjadi perantara dalam menegakkan urusan keagamaan masyarakat Islam di dunia, seperti disiplin bahasa Arab al-Qur'an, usul fiqh, fiqh jual-beli dan perdagangan, pengurusan jenazah dan harta pewarisan, munakahat (nikah-kahwin dan perceraian), jinayah dan ketatanegaraan, dan lain sebagainya.

  • Bagian kedua ilmu fardu kifayah yang wajib dituntut adalah ilmu bukan Shariah karena ia tidak dapat dikesampingkan dalam menegakkan urusan duniawi masyarakat Islam. Dalam kewajiban ilmu fardu kifayah, kesatuan para mukallaf masyarakat Islam secara bersama memikul tanggungjawab kefarduan untuk menuntutnya. Yaitu, jika sejumlah mukallafin ada yang menegakkan kewajiban menuntut ilmu fardu kifayah tersebut, maka kefarduan itu telah terpenuhi dan gugurlah dosa bagi yang tidak mengerjakannya. Sebaliknya, jika tiada seorang pun yang menegakkan kewajiban menuntut ilmu fardu kifayah tersebut, atau mengambil keputusan untuk bersepakat untuk meninggalkan ilmu fardu kifayah itu, maka semua mukallaf masyarakat tersebut berdosa karena mengabaikan kewajiban itu.

  • Sumbangan Muslim
    Terhadap Dunia

  • Sumbangan Pemikir Muslim Terhadap Peradaban Dunia

    Di antara karya-karya Ibn Sina adalah sebagai berikut:

    Ibn Sina menulis al-Hasil wa al-Mahsul yang terdiri dari 20 jilid ketika berusia 21 tahun; Al-Shifa (Penyembuhan), 18 jilid; al-Qanun (kaidah), 14 jilid; Al-Insaf (Pertimbangan), 20 jilid; al-Najat (Penyelamatan), 3 jilid; Lisan al-Arab (Bahasa Arab), 10 jilid.

    *

  • Buku al-Qanun fi al-Tibb diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona di Toledo Spanyol pada abad ke-12. Buku ini menjadi buku rujukan utama di universitas-universitas Eropa hingga tahun 1700-an.

    Pada abad ke-15, buku tersebut sudah disalin ke dalam bahasa Latin sebanyak 16 kali (edisi). Sebuah edisi dalam bahasa Ibrani.

    Pada abad ke-16, disalin sebanyak 21 edisi. Al-Qanun digunakan sebagai buku teks kedokteran di berbagai universitas di Perancis. Sekolah Tinggi Kedokteran di Montpellier dan Louvain, misalnya, telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke-17.

  • G.C. Anawati: Sebelum meninggal, ia (Ibnu Sina) telah mengarang sejumlah kurang lebih 276 karya. Ini meliputi berbagai subjek ilmu pengetahuan seperti filsafat, kedokteran, geometri, astronomi, musik, syair, teologi, politik, matematika, fisika, kimia, sastra, kosmologi dan sebagainya.

    Phillip K. Hitti: al-Qanun adalah sebuah ensiklopedi kedokteran.

    Ohaucer: Sejak abad ke- 13 hingga 16, tak serang dokter atau penulis pun (dalam bidang kedokteran) yang leas dari pengaruhnya.

    *

  • Lahir di Rayy pada tahun 543/544-606 H (1149-1210)Menguasai berbagai bidang keilmuan seperti al-Quran, al-Hadith, tafsir, fiqh, usul fiqh, sastra arab, perbandingan agama, filsafat, logika, matematika, fisika, dan kedokteran. Selain telah menghafal al-Quran dan banyak al-Hadits, Fakhruddin al-Razi telah menghafal beberapa buku seperti al-Shamil fi Usul al-Din, karya Imam al-Haramain, al-Mutamad karya Abu al-Husain al-Basri dan al-Mustasfa karya al-Ghazali.

    Fakhruddin al-Razi: Ulama yang Saintis

    *

  • akar masalah yang sedang kita hadapi ini sesungguhnya terletak pada masalah disekitar pengertian ilmu. Akal pikiran kita telah diliputi oleh masalah sifat dan tujuan ilmu yang salahorang Islam telah terpedaya dan secara tidak sadar telah menerima pengertian ilmu yang dianggap sama dengan pengertian kebudayaan Barat.

    (SMN. Al-Attas)

    Al-Khaatimah

    Karenanya kebangkitan ummat Islam tidak bisa tidak

    harus dimulai dari membenahi ilmu dan pendidikan,

    melalui pembenahan worldview Islam dan Islamisasi ilmu. Tema selanjutnya yang bisa kita bahas