konsep etika menuntut ilmu menurut syekh …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi...

85
i KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH MUHAMMAD SYAKIR DALAM KITAB WASHAYA AL-ABAA’ LIL ABNAA’ SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SAYYIDATUT TASLIYAH NIM. 111 13 175 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 04-Jun-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

i

KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT

SYEKH MUHAMMAD SYAKIR

DALAM KITAB WASHAYA AL-ABAA’ LIL ABNAA’

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

SAYYIDATUT TASLIYAH

NIM. 111 13 175

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

Page 2: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

ii

Page 3: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

iii

Page 4: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

iv

Page 5: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

v

Page 6: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

vi

MOTTO

“ Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya

memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka

wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduannya maka

wajib baginya memiliki ilmu” (HR. Tirmidzi).

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Swt. Saya persembahkan

skripsi ini kepada:

1. Kedua orangtua saya tercinta, Bapak Sholihudin dan Ibu Siti mahmudah

yang selalu memberikan semangat dan tidak berhenti berdoa untuk saya

agar menjadi orang yang bermanfaat.

2. Kakak-kakakku tercinta Mas Topik, Mas Miftah, Mas Rofiq, Mas Fatkur

dan Mbak Sayyidatul „Aini Ulfah.

3. Sahabat-sahabat terbaikku, Asri Nariswari, Riza Fatmawati, Arifatul

Fitriyah, Durotun Nasikah,dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu

per satu. Terimakasih atas semangatnya yang membuat saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita mencapai kesuksesan bersama.

Amin.

4. Untuk teman-teman senasib dan seperjuangan, mahasiswa PAI 2013.

5. Teman-teman PPL Tahun 2016 di SMK Muhammadiyah Salatiga serta

teman-teman KKN 2017 di DusunKalangan, Kec. Klego, Kab. Boyolali

yang telah banyak membantu dan bersedia bertukar pikiran serta

motivasinya.

Page 7: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah

memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap

Nabi Muhammad Saw, yang telah mencapai puncak kesuksesan tertinggi

sepanjang kehidupan manusia yang pernah ada. Serta keluarga, sahabat dan

pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan dorogan baik moril maupun materi, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis

mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

sekaligus juga sebagai dosen pembimbing akademik.

4. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi.

5. Kepada seluruh dosen Tarbiyah khususnya pada Jurusan Pendidikan Agama

Islam di FTIK IAIN Salatiga.

Page 8: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

viii

Page 9: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

ix

ABSTRAK

Tasliyah, Sayyidatut. 2017. Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh

Muhammad Syakirdalam Kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa.Skripsi.

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh.

Hafidz, M. Ag.

Kata Kunci: Konsep, Etika, Menuntut Ilmu, Syekh Muhammad Syakir

Penelitian ini menggunakan kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’

karena kitab ini sangat cocok bagi peserta didik tingkat MI dan Mts. Karena

kitab ini menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami dan

bertujuan untuk mengetahui konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’. Adapun

rumusan masalahnya antara lain: 1. Bagaimana konsep etika menuntut ilmu

menurut Syekh Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’.

2. Bagaimana relevansi konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa‟ Lil Abnaa‟ dengan

pendidikan akhlak di MI dan Mts?.

Penelitian ini merupakan penelitian library research yaitu penelitian

dengan obyek kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’. Pengumpulan data

dilakukan dengan analsiis data dengan metode analisis content dan metode

induktif.

Adapun hasil penelitian ini antara lain: 1. Konsep etika menuntut ilmu

menurut Syekh Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’

adalah peserta didik belajar dengan sungguh-sungguh dan memiliki semangat

tinggi, manajemen waktu yang bermanfaat, membaca dan memahami

pelajaran, melaksanakan diskusi dengan benar, melakukan belajar secara

bertahap, taat pada aturan yang berlaku, menciptakan situasi dan kondisi yang

kondusif, lebih memuliakan pendidik daripada orang tua, memiliki akhlak yang

terpuji, mencari ridha pendidik. 2. Konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ memiliki

Page 10: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

x

relevansi terhadap pendidikan akhlak di MI dan Mts. Hal itu dapat dilihat dari

kurikulum 2013 dan tujuan pembelajaran serta proses pelaksanaan

pembelajaran di sekolah. Yang mana sama-sama mengendepankan akhlak dan

sikap yang terpuji berdasarkan ajaran agma Islam. Oleh karena itu, kitab

Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ dapat diajdikan sebagai salah satu pedoman

dalam pelaksanaan menuntut ilmu.

Page 11: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... .. i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... . ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... . v

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRISI..........................................................vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... . xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Kajian Penelitian yang Relevan………………………………….6

E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

F. MetodePenelitian………………………………………………... 8

G. Penegasan Istilah ......................................................................... 10

H. Sistematika Penulisan ................................................................ 13

Page 12: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

xii

BAB II BIOGRAFI SYEKH MUHAMMAD SYAKIR

A. Riwayat Hidup Syekh Muhammad Syakir….............………......17

B. Karya-karya Syekh Muhammad Syakir ...................................... 20

BAB III PEMIKIRAN SYEKH MUHAMMAD SYAKIR

A. Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir

dalam KitabWashaya Al-Abaa‟ Lil Abnaa‟ ................................. 23

1. Belajar sungguh-sungguh dan semangat yang tinggi ........ 23

2. Manajemen Waktu ............................................................. 24

3. Membaca dan Memahami Pelajaran.................................. 24

4. Menciptakan Situasi dan Kondisi yang Kondusif ............. 26

5. Taat pada aturan……..……………………..…………....27

6. Lebih Memuliakan Pendidik ............................................. 28

7. Berakhlak Terpuji ............................................................. 29

BAB IV PEMBAHASAN

A. Konsep Etika Menuntut Ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir ....... 33

B. Relevansi Konsep Menuntut Ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir

dalam kitab Washaya Al-Abaa” Lil Abnaa dalam Pendidikan Islam di

Indonesia ............................................................................................... 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ ...... 61

B. Saran ........................................................................................... 62

Page 13: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

xiii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lamp. 1 : Lembar Konsultasi Skripsi

Lamp. 2 : Surat Penunjukan Pembimbing

Lamp. 3 : Daftar Nilai SKK

Lamp. 4 : Biografi Penulis

Page 14: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan bagi

peranannya dimasa yang akan datang (Mansur, 2004:57). Atau dengan kata

lain pendidikan merupakan upaya mewariskan nilai yang akan menjadi

penolong dan penentuan dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia (Mansur, 2001:1).

Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Permendiknas no 22, 2007: 1).

Tujuan pendidikan Islam yaitu terbentuknya manusia yang baik, yang

memiliki ilmu, akhlak dan ketrampilan guna melaksanakan tugas

pengabdian kepada Allah dalam rangka melaksanakan sebagai realisasi

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT (Wahyudi, 2006:62).

Page 15: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

2

Ilmu menjadi sarana bagi setiap manusia untuk memperoleh

kesejahteraan dunia maupun akhirat , maka mencari ilmu hukumnya wajib.

Mengkaji ilmu itu merupakan pekerjaan mulia, karenannya banyak orang

yang keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu dengan didasari iman

kepada Allah SAW. Maka semua yang ada dibumi mendo‟akannya. Karena

mencari ilmu itu pekerjaan yang memerlukan perjuangan fisik dan akal,

maka nabi pernah bersabda bahwa orang yang keluar untuk mencari ilmu,

akan mendapatkan pertolongan dari Allah, karena Allah suka menolong

orang yang mau bersusah payah dalam menjalankan kewajiban agama

(Juwariyah, 2010:141).

Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

apa yang diperlukannya saat itu, kapan saja. Oleh karena setiap orang Islam

mengetahui rukun-rukun dan syarat-syarat sahnya salat, supaya dapat

melaksanakan kewajiban solat dengan sempurna (Aljufri, 2009:5).

Di dalam proses pembelajaran menurut Muliawan (2014:20)

didalamnya ada unsur-unsur pendidikan yaitu Pendidik (Guru) merupakan

salah satu unsur yang berpengaruh terhadap proses pembinaan moral

pendidik. Kedudukan pendidik terutama pendidik agama Islam memiliki

peran yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja.

Karena pada dasarnya tugas pendidik pendidikan agama Islam dalam

membentuk akhlak remaja (Peserta didik) yang berkepribadian muslim

(Jalaluddin, 2001:19). Pendidik sebagai pendidik profesional, sebab secara

implisif ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian

Page 16: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

3

tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua (Daradjat,

2011:37).

Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah sama dengan teori barat

yaitu anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun

psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui pendidikan

(Muhaimin dan Mujib, 1993:177) Sedang menurut H. Arifin menyebut

“peserta didik” dengan manusia didik sebagai mahluk yang sedang dalam

proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masing-masing

yang memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju arah

titik optimal yakni kemampuan fitrahnya (Arifin, 1996:144). Sedang

menurut Jumali, 2004:35 peserta didik ialah anak yang sedang tumbuh dan

berkembang, baik dari segi fisik maupun dari segi mental psikologi.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (UU RI No 20 Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 19, 2003:7

).

Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Keberhasilan implementasi pembelajaran sangat bergantung pada cara

pendidik menggunakan metode pembelajaran. Berkaitan dengan

pendidikan akhlak, ada beberapa metode yang bisa digunakan (Zuhriyah,

2011:65).

Page 17: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

4

Salah satu sistem yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung

secara konsisten dan berkesinambungan dalam mencapai tujuan pendidikan

adalah intitusi atau kelembagaan. Tanpa adanya tempat, kegiatan belajar

tidak mungkin bisa dilakukan (Nata, 1997: 112).

Ahklak yang baik adalah buah imam yang mendalam dan

perkembangan relegius yang benar. Dengan berpijak pada landasan iman

kepada Allah SWT, rasa takut, bersandar, meminta ampun pada Allah,

maka kita akan memiliki potensi menerima keutamaan dan kemuliaan

akhlak (Fatbrani, 1996:10) serta akhlak adalah sifat yang tertanam dalam

jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah,

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Al-Ghazali, 1994:46).

Pendidikan akhlak mempunyai tujuan yaitu untuk membersihkan kalbu

dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci

dan bersih. Bagaikan cermin yang dapat menerima nur cahaya Tuhan.Dari

tujuan tersbut dapat diambil sebuah manfaat yaitu pendidikan akhlak

mempunyai panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan

suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut

perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk (Nata, 2002:14).

Dengan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa menuntut ilmu itu

kewajiban bagi setiap muslim dari lahir sampai meninggal. Tapi dapat di

zaman yang modern ini. Dapat dijumpai dimana-mana banyak problema

yang timbul didalam pendidikan menuntut ilmu. Baik dari pendidik yang

tidak profesional, berkepribadian tidak baik, tidak menguasai materi

Page 18: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

5

dengan baik, semaunya sendiri dan kurang memperhatikan kewajibannya

sebagai pendidik. Sedangkan peserta didik banyak yang melanggar aturan

yang berlaku, berkepribadian tidak baik, tidak menghormati ilmu, pendidik,

teman dan pergaulan bebas serta semangat belajar peserta didik yang

rendah.

Penulis mengambil pemikiran Syekh Muhammad syakir dari kitab

Washaya Al-Abaa’ Lil Abna’ dalam bab menuntut ilmu dikarenakan kitab

ini mengulas tentang konsep-konsep menuntut ilmu dengan menggunakan

bahasa yang mudah difahami oleh peserta didik khususnya para peserta

didik tingkat MI dan Mts. Sehingga dengan mempelajarinya peserta peserta

didik dapat menjadi pedoman dan mengamalkannya di dalam menuntut

ilmu.

Syekh Muhammad Syakir adalah seorang ulama yang hidup pada masa

Mesir di bawah kekuasaan Usmaniah Turki. Beliau lahir dalam mahdzab

Hanafi. Semasa hidup beliau dikenal ahli dalam bidang ilmu mantik, ilmu

hadis dan ilmu akhlak, serta beliau juga seorang tokoh pendidikan, berjasa

besar dalam dunia pendidikan. Lewat kitabnya belajar Washaya Al-Abaa’

Lil Abna’ memberi gambaran tentang nasehat pendidik kepada peserta

didik, wasiat bertakwa kepada Allah SWT, hak dan kewajiban terhadap

Allah, Rasul-Nya dan orang tua, etika menuntut ilmu, akhlak yang baik dan

buruk serta tasawuf dan disini penulis terfokus untuk meneliti tentang etika

menuntut ilmu.

Page 19: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

6

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan oleh penulis diatas. Maka

dalam hal ini penulis ingin meneliti dan mengetahui lebih dalam dengan

mengangkat judul skripsi “Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abna’”.

B. Rumusan Masalah

Dengan banyaknya permasalahan yang muncul, maka penulis dengan

penelitian ini mefokuskan pada beberapa masalah yaitu:

1. Bagaimana konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad

Syakir dalam Kitab Washoya Al-Abaa’lil Abnaa’?

2. Bagaimana relevansi konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’ dengan

pendidikan akidah-akhlak di MI dan Mts?

C. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang dapat diambil oleh penulis sesuai dengan

rumusan masalah diatas, diantaranya:

1. Untuk mengetetahui konsep menuntut ilmu menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab WashayaAl-Abaa’lil Abnaa’.

2. Untuk mengetahui relevansi konsep menuntut ilmu menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’ dengan

pendidikan akidah akhlak di MI dan Mts.

Page 20: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

7

D. Kajian Pustaka yang Relevan

Dalam penulisan penelitian ini, terlebih dahulu penulis menelaah

beberapa skripsi yang berkaitan dengan apa yang akan penulis tuangkan

dalam penelitian ini. Adapun penelitian atau skripsi-skripsi yang telah ada

sebelumnya memberikan gambaran umum tentang sasaran yang akan

penulis sajikan dalam skripsi ini, dan menghindari kesamaan pembahasan

dengan skripsi sebelumnya.

1. Skripsi dari Nur Afidatul Lailiyah, Alumni IAIN Sunan Ampel,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan PAI tahun 2013, yang

berjudul “ Konsep Pendidikan Moral Perspektif Kitab Washoya Al-

Abaa’lil Abnaa’ karya Syekh Muhammad Syakir Al-Iskandari.

Dalam skripsinya pengarang mengungkapkan pengertian moral,

macam-macamnya serta tujuannya, metode dan model pendidikan

moral, biografi, karya-karya Syekh Muhammad Syakir dan

gambaran isi kitab. Menitik beratkan pada pendidikan moral pada

penddidikan moral perspektif kitab Washoya Al-Abaa’lil Abnaa’.

2. Skripsi dari Muhammad Irsyadi, Alumni IAIN Salatiga, Fakultas

Tarbiyah PAI tahun 2013, yang berjudul Pendidikan Kepribadian

Anak dalam Kitab Washoya Al-Abaa’lil Abnaa’ karya Syekh

Muhammad Syakir. Dalam skripsinya pengarang mengungkapkan

tentang konsep pendidikan, metode pembelajaran, pilar-pilar

kepribadian, ilmu, akhlak kepada guru, ilmu, diri sendiri, teman dan

Page 21: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

8

lingkungan. Menitik beratkan kepada pendidikan anak meliputi ilmu,

akhlak dan amal bakti.

3. Skripsi dari Amin Zamroni, Alumni Unissula Semarang, Fakultas

Ilmu Tarbiyah tahun 2014, yang berjudul Pemikiran Syekh

Muhammad Syakir Tentang Pendidikan Akhlak Anak (Analisis Kitab

Washoya Al-Abaa’lil Abnaa’). Pengarang mengungkapkan tentang

akhlak serta macam-macamnya, pemikiran serta biografi Syekh

Muhammad Syakir. Menitik beratkan pada pendidikan akhlak anak.

Dari 3 skripsi diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam pendidikan

anak harus di dasari dengan pendidikan moral, akhlak dan kepribadian

yang baik dengan analisis kitab Washoya Al-Abaa’lil Abnaa’ karya Syekh

Muhammad Syakir.

Berdasarkan kajian pustaka diatas, belum ada yang membahas tentang

konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir dalam

Kitab Washoya Al-Abaa’lil Abnaa’.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan khasanah keilmuan terhadap pendidikan Islam di

Indonesia yang terkait denganKonsep Menuntut Ilmu menurut

Syekh Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’

Page 22: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

9

2. Manfaat Praktik

Penelitian ini berupaya untuk mengkaji ulang Konsep

Menuntut Ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir dalam Kitab

Washoya Al-Abaa’lil Abnaa’ untuk mewujudkan akhlak peserta

didik dalam menuntut ilmu dengan senantiasa memperbaiki diri,

mendekatkan diri kepada Allah SWT belajar yang sungguh-

sungguh juga menghormati ilmu, pendidk dan teman-temannya.

Serta diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi bagi

masyarakat khususnya bagi pendidk dan peserta didik dalam

menuntut ilmu. Agar dipermudah dalam menuntut ilmu dan berkah

ilmunya.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian dalam skripsi ini termasuk jenis penelitian

kepustakaan atau disebut dengan Libraby Research yaitu penelitian

yang dilakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya buku,

Koran, majalah dan lain sebagainya yang berkaitan dengan konsep

etika menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir.

2. Sumber data

Penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan. Sedangkan data-data tersebut

dibagi menjadi dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

Page 23: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

10

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama

digunakan dan sesuai dengan permasalahan dalam peneliti

ini, yaitu Kitab Washoya Al-Abaa’lil Abnaa’ karya Syekh

Muhammad Syakir.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data informasi yang dipeoleh

dari sumber-sumber lain selain data primer, yang secara

tidak langsung bersinggungan dengan tema penelitian yang

dilakukan. Diantaranya buku-buku literatur, internet,

artikel, dan sumber data lain yang berkaitan dengan

penelitian ini. Seperti terjemah syarah kitab Washoya Al-

Abaa’ lil Abnaa’. Untuk memudahkan penulis dalam

menerjemahkan kitab aslinya. Dalam penulisan ini tentu

tidak lepas akan adanya beberapa referensi yang berkorelasi

dengan judul untuk membantu menjelaskan, menjabarkan

dan memperkuat pendapat yang dikemukakan Syekh

MuhammadSyakir.

3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif. Dengan

demikian pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

metode dokumentasi yaitu menghimpun data dengan cara

Page 24: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

11

menggunakan bahan-bahan tertulis, seperti dari buku, kitab,

jurnal, surat kabar, ataupun artikel yang berkaitan dengan judul.

a. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam

penyusunan skripsi ini adalah:

1) Metode Analisis Content atau isi. Metode ini

merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu

komunikasi (Muhadjir, 1992:76). Menurut (Bungin,

2001:172-173) analisis ini adalah teknik penelitian

yang membuat inferensi-inferensi (proses penarikan

kesimpulan berdasarkan pertimbangan yang dibuat

sebelumnya atau pertimbangan umum; simpulan)

yang dapat ditiru (Replicabel), dan shahih data

dengan memperhatikan konteksya.

2) Metode Induktif merupakan cara berfikir dengan

berlandaskan pada fakta yang khusus dan kemudian

ditarik menjadi pemecahan yang bersifat umum

(Hadi, 1981:42).

3) Metode Kontekstual

Dalam kamus besar bahasa Indonesia konteks berarti

apa yang ada di depan dan di belakang (KKBI,

2005:521). Metode kontekstual adalah metode yang

digunakan untuk mencari, mengolah, dan

Page 25: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

12

menemukan kondisi yang lebih konkret (terkait

dengan kehidupan nyata). Metode ini akan

membantu penulis untuk mengaitkan antara isi yang

ada di dalam kitab Washaya Al-Aba’ Lil Abnaa’

dengan pendidikan akidah akhlak di MI dan Mts

situasi dan mendorong penulis untuk membuat

hubungan antara isi yang ada dalam kitab Washaya

Al-Aba’ Lil Abnaa’ dengan penerapannya dalam

pendidikan akidah akhlak di MI dan Mts.

G. Penegasan Istilah

1. Konsep

Konsep adalah rancangan, ide, atau pengertian yang

diabstrakkan dari peristiwa konkret. Pengertian disini ruang lingkup

tentang suatu nilai terhadap pendidikan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2007:558).

Konsep juga berasal dari kata latin Concipere yang berarti

mencakup, mengambil, menangkap.Dari kata concipere muncul kata

benda conceptus yang berarti tangkapan. Konsep ini dalam bahasa

Indonesia sering diterjemahkan dengan istilah pengertian yakni

makna yang terkandung oleh sesuatu (Bakri, 1986:2).

Jadi konsep disini adalah suatu rancangan tentang konsep

menuntut ilmu dari pemikiran Syeh Muhammad Syakir dan penulis

Page 26: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

13

juga membahas tentang bagaimana rancangan konsep menuntut ilmu

menurut Syehk Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’.

2. Etika

Secara bahasa, berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti

watak, kesusilaan, atau adat. Dalam Encyclopedia britanica

dijelaskan bahawa etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang

berarti karakter dan studi yang sistematis tentang pengertian dan

hakikat nilai baik dan buruk, salah dan benar, seharusnya dan tidak

sepantasnya, serta prinsip umum yang membenarkan kita melakukan

atau menggunakan sesuatu. Dalam bahasa belanda ethica berarti

ilmu moral atau etika; ethisch berarti segala sesuatu yang

berhubungan dengan moral; sedangkan etiquette adalah tata tertib

dalam pergaulan (Depag, 2009:6).

Sedangkan secara istilah etika adalah cabang aksiologi yang

secara prinsipil membicarakan masalah predikat-predikat nilai

“benar” (right) dan “salah” (wrong) dalam pengertian susila (moral)

dan tindak susila (immoral) (Halimi, 2008:12).

Jadi etika adalah akhlak atau perbuatan manusia baik maupun

buruk didalam bersosialisasi dengan sesama maupun dengan

lingkungan.

3. Menuntut Iilmu

Menuntut Ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk merubah tinggkah laku dan perilaku kearah yang

Page 27: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

14

lebih baik, karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju

kebenaran dan meninggalkan kebodohan (Masan, 1994:142-143).

. Menuntut ilmu merupakan salah satu wujud dari ibadah yang

didasari iman kepada Allah. Seperti sabda Nabi Muhammad saw

“barangsiapa berjalan disuatu tempat guna menuntut ilmu, maka

Allah memudahkan baginya jalan ke surga serta sabda Nabi

muhammad saw ” Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap

muslim laki-laki maupun perempuan dari lahir sampai liang lahat”.

Jadi menuntut ilmu itu kewajiban setiap muslim laki-laki dan

perempuan. Tidak dibedakan antara kedunya. Dengan demikian yang

diharapkan dari menuntut ilmu adalah perubahan dari segala aspek

yang kurang baik ke yang lebih baik lagi agar selamat dan bahagia di

dunia dan akherat.

4. Syekh Muhammad Syakir

Syekh Muhammad Syakir lahir di Jurja pada pertengahan

syawal tahun 1282 H. Ayahnya bernama Ahmad bin Abdul Qodir

bin Abdul Waris (Bruinessen, 1995:160). Beliau lahir dalam mazhab

Hanafi, dalam wasiatnya hak-hak teman, beliau menjadikan iman

Hanafi sebagai contoh, yakni saat imam Hanafi ditanya tentang

keberhasilannya dalam memperoleh ilmu pengetahuan, beliau

menjawab”saya tidak pernah malas mengajarkan ilmu pengetahuan

pada orang lain dan terus berusaha menuntut ilmu”. Selain itu,

memang sebagian warga Mesir adalah pengikut Mazhab Hanafi dan

Page 28: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

15

Mazhab Maliki mendominasi Mesir bagian atas, sedangkan Syiah

mendominasi mesir bagian bawah (Abdulah, 2002:173).

Beliau akhli dalam bidang akhlak, ilmu mantik dan ilmu hadist.

Semasa hidupnya beliau menghafal Al-Qur‟an dan belajar dasar-

dasar studi di Jurna. Kemudian beliau bepergian untuk menuntut

ilmu di Universitas Al-Azhar. Pada saat belajar di sana beliau belajar

dengan pendidik besar pada masa itu. Pada tahun 1307 H beliau

dipercayai untuk memberikan fatwa dan menduduki jabatan sebagai

ketua mahkama Mudiniyah Al-Qulyubiyyah dan tinggal disana

selama tujuh tahun sampai beliau dipilih menjadi Qadhi (hakim)

untuk negeri Sudan pada tahun 1317 H. Beliau adalah seorang tokoh

pembaharu di Universitas Al-Azhar. (Abdullah, 2002:172).

5. Kitab Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’

Kitab Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’ adalah kitab yang berisi

wasiat tentang akhlak atau adab didalam proses pendidikan yang

diberikan oleh pendik kepada peserta didik. Dalam mengungkapkan

nasehat-nasehatnya tentang akhlak Syekh Muhammad Syakir

menempatkan dirinya sebagai guru sedang menasehati muridnya.

Dimana hubungan pendidik dan peserta didik di diibaratkan

sebagaimana orang tua dan anak kandung. Bisa dikatakan begitu

karena orang tua kandung pasti mengharapkan kebaikan pada

anaknya, maka dari seorang guru yang baik adalah guru yang

Page 29: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

16

mengharapkan kebaikan pada anak didiknya, menyayangi

sebagaimana anak kandungnya sendiri, salah satunya lewat

mau’idhoh hasanah, teladan yang baik dan mendo‟akan kebaikan

anaknya.

Kitab ini selesai dikarang oleh Syekh Muhammad Syakir pada

bulan Dzul Qo‟dah pada Tahun 1326 H atau 1907 M (Muhammad

Syakir, tt:47). Kitab ini sangat familiar dalam kurikulum non formal

seperti madrasah diniyah dan pesantren. Namun tidak familiar dalam

kurikulum pendidikan formal. Biasanya kitab ini dikaji pada santri

yang baru awal masuk pesantren sebagai bekal dalam menuntut ilmu.

H. Sistematika Penulisan

Pada bagian ini penulis akan menjabarkan secara global dari penulisan

penelitian yang berkaitan dengan Konsep Menuntut Ilmu menurut Syeh

Syakir Adapun sistimatika penulisan atau urutan dalam penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut:

BAB I: Pada bab ini berisi tentang pendahuluan yang mencangkup

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,

metode pengumpulan data dan sistematika penelitian.

BAB II: Berisi tentang biografi, pada bab ini penulis akan meaparkan

tentang: Riwayat hidup Syekh Muhammad Syakir dan hasil

karya dari Syekh Muhammad Syakir kita.

Page 30: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

17

BAB III: Berisi tentang diskripsi pemikiran dari Syekh Muhammad

Syakir tentang konsep etika menuntut ilmu dalam kitab

Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’.

BAB IV:Pada bab ini berisi tentang pembahasan, pada bab ini

menjelaskan tentang konsep-konsep pendidikan Syekh

Muhammad Syakir yang terdapat dalam kitab Washaya Al-

Abaa’ Lil Abnaa’dan relevansi konsep etika menuntut ilmu

dalam kitab Washoya Al-Abaa’ lil Abnaa’ dengan

pendidikan akidah-akhlak di MI dan Mts.

BAB V :Penutup, Pada bab ini akan dibahas tentang kesimpulan dan

saran

Page 31: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

18

BAB II

BIOGRAFI SYEKH MUHAMMAD SYAKIR

A. Riwayat Hidup Muhammad Syakir

Muhammad Syekh Syakir lahir di Jurja, pada pertengahan syawal

tahun 1282 H. Ayahnya bernama Ahmad bin Abdul Qodir bin Abdul Waris

( Bruinessen, 1995:160). Beliau adalah Abdul Qadir.Beliau lahir dikairo

Mesir pada tanggal 29 Jumadil Akhir 1309 H. (sekitar abad ke-19 M), pada

hari jum‟at ketika fajar menyingsing. Beliau masih keturunan shahabat

Rasulullah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu „anhu. sy-Syaikh Ahmad bin

Muhammad Syakir bin Muhammad bin Ahmad bin Abdil Qadir. Beliau

lahir dalam mazhab Hanafi, dalam wasiatnya pada bab hak-hak teman,

beliau menjadikan iman Hanafi sebagai contoh, yakni saat imam Hanafi

ditanya tentang keberhasilannya dalam memperoleh ilmu pengetahuan,

beliau menjawab ”saya tidak pernah malas mengajarkan ilmu pengetahuan

pada orang lain dan terus berusaha menuntut ilmu”. Selain itu, memang

sebagian warga Mesir adalah pengikut Mazhab Hanafi dan Mazhab Maliki

mendominasi Mesir bagian atas, sedangkan Syiah mendominasi Mesir

bagian bawah (Abdulah, 2002:173).

Syekh Muhammad Syakir mulai jadi seorang penunut ilmu sejak

usiannya belumlah meguncapai sepuluh tahun. Ayah beliaulah yang

menjadi guru utama beliau. Beliau belajar berbagai cabang ilmu, ketika

ayahnya yang sebelumnya adalah kepala hakim di Sudan pindah ke

Iskandariyah, Syekh Muhammad Syakir juga turur serta. Beliaupun

kemudian tumbuh terbimbing di lingkungan ulama.Di antara ulama

Page 32: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

19

tersebut adalah Asy-Syaikh Abdussalam Al-Faqi, dimana beliau belajar

syair dan sastra Arab dari beliau. Waktu itu usia beliau belumlah samapai

20 tahun, akan tetapi beliau telah bersemangat untuk mempelajari ilmu

hadits. Ketika ayahnya diangkat menjadi wakil rector Universitas Al-azar,

Syaikh Muhammad Syakir juga ikut belajar di Universitas tersebut. Di sana

beliau belajar dari beberapa orang ulama, diantaranya: Asy Syaikh Ahmad

Ays-Syingithi, Asy-Syaikh Syakir Al-iraqi dan Syekh Jamaluddin Al-

Qasimi. Menurut Asy-Syaikh Muhammad Hamid Syekh Muhammad

Syakir memiliki kesabaran yang begitu tinggi. Hafalannya pun kuat tidak

tertandingi, beliau juga memiliki kemammpuan tinggi dalam memahami

hadits dan bagus mengungkapkannya dengan akal dan nash. Beliau juga

dalam pandangan ilmunya serta taqlid kepada seorang pun (https:/ /

ahlulhadits.Wordpress.Com/2007/09/26/syaikh-ahmad-syakir/ ,akses 18

april 2017, 09.30 WIB).

Semasa hidupnya beliau menghafal Al-Qur‟an dan belajar dasar-

dasar studi di Jurna. Kemudian beliau bepergian untuk menuntut ilmu di

Universitas Al-Azhar. Pada saat belajar di sana beliau belajar dengan guru-

guru besar pada masa itu. Pada tahun 1307 H beliau dipercayai untuk

memberikan fatwa dan menduduki jabatan sebagai ketua mahkama

mudiniyah Al-Qulyubiyyah dan tinggal disana selama tujuh tahun sampai

beliau dipilih menjadi Qadhi (hakim) untuk negeri Sudan pada tahun 1317

H. Beliau adalah seorang tokoh pembaharu di Universitas Al-Azhar.

(Abdullah, 2002:172).

Page 33: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

20

Syekh Muhammad Syakir adalah orang pertama yang menduduki

jabatan ini dan orang pertama yang menetapkan hukum-hukum hakim yang

syar‟i di Sudan di atas asas yang paling terpercaya dan paling kuat.

(Zainuddin, Ahli Hadis, sumber http) pada tahun 1322 H, beliau di tunjuk

sebagai ulama Iskandariyyah sampai membuahkan hasil dan memunculkan

bagi kaum muslimin, orang-orang yang menunjukkan umat supaya dapat

mengembalikan kejayaan Islam di seantero dunia, selain itu beliau juga

sebagai wakil para guru Al-Azhar, sampai beliau menebarkan benih-benih

yang baik ketika itu, beliau menggunakan kesempatan dengan mendirikan

Jami’iyyah Tasyni’iyyah pada tahun 1913 H. kemudian beliau berusaha

untuk menjadi anggota organisasi tersebut sebagai pilihannya dari segi

pemerintahan Mesir (Abdullah,2002: 173).

Dengan itulah beliau meninggalkan jabatannya, serta enggan untuk

kembali pada satu bagian pun dan jabatan-jabatan tersebut. Beliau tidak

lagi berhasrat setelah itu kepada sesuatu yang memikat dirinya, bahkan

beliau lebih mengutamakan untuk hidup dalam keadaan pikiran, amalan

hati, dan ilmu yang bebas lepas. Di samping itu, beliau memiliki pemikiran

yang benar pada tulisannya, dan ucapan-ucapan yang membakar, senantiasa

ada yang menentang itu yang mengumandangkannya pada pikiran-pikiran

sebagian besar orang-orang yang bersikeras terhadap perkara-perkara

Ijtimaiyyah. Dan termasuk karakteristik beliau yaitu bahwa beliau

mengokohkan pemikirannya. Beliau merupakan seorang tokoh pemberani

Page 34: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

21

bukan pengecut, tidak menghindar dari seorangpun, dan tidak merasa takut

kecuali kepada Allah Ta‟ala,

Pada akhir hayatnya, beliau terbaring di rumahnya karena sakit, dan

selalu berada di ranjangnya tatkala lumpuh menimpannya. Beliau

merasakan sakitnya dengan sabar dan penuh berharap atas ampunan-Nya,

terhadap ridho Tuhan-Nya dan terhadap dirinya, dengan penuh keyakinan

bahwa dirinya benar-benar telah menegakkan apa yang diwajibkan bagi

dirinya berdasarkan agamannya dan umatnya, menunggunpanggilan

umatnya, menunggu panggilan Robbnya kepada hambaNya yang shaleh.

Beliau rahimahullah wafat pada tahun 1358 H yang bertepatan pada

1939 M. Semoga Allah Ta‟ala merahmati beliau dengan rahmat yang luas

dan semoga juga terlimpah bagi anak beliau yaitu Al-„Allamah Syaikh

Ahmad Muhammad Syakir Abil Asybal sorang muhaddits besar yang wafat

pada taun 1958 M. Beliau telah menulis suatu risalah tentang perjalanan

hidup ayahnya yang diberi nama “Muhammad Syakir” seorang tokoh dan

para tokoh zaman (Abdullah, 2002: 173)

B. Karya-karya Syekh Muhammad Syakir

Syekh Muhammad Syakir telah banyak memberikan kontribusi

yang besar bagi dunia Islam. Diantara karya-karyanya yaitu:

1. Dalam bidang akhlak adalah Washaya al-abaa’ lil abnaa.

2. Dalam bidang ilmu Mantik beliau berhasil menulis kitab Min al-

Himayah ala Sayyadah.

Page 35: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

22

3. Dalam bidang ilmu Hadist kitab al-Idah li al Matan Isauji adalah

karyanya (http://al-charish.blogspot.co.id/2012/06/syech-

muhammad-syakir.html, diakses pada 11 April 2017, 21.27 WIB).

Dalam bidang ilmu Mantik beliau berhasil menulis kitab Min al-

himayah ala sayyadah.

Dalam bidang ilmu hadist perhatian Syekh Muhammad Syakir

terhadap sunnah Nabi amat besar. dimana dalam hal ini telah terlihat

dalam kitab-kitab Syekh Muhammad Syakir yang berisi tahqiq/teliti

dan perhatiannya terhadap kitab-kitab hadits. Dalam bidang hadits ini

karya Syekh Muhammad Syakir meliputi:

1. Kitab al-idah Li al Matan Isauji

2. Syarh Musnad Imam Ahmaad (selesi samapi beliau wafat)

3. Tahqiq terhadap Al-Ihkam karya Ibnu Hazm

4. Tahqiqi terhadap Alfiyatul Hadits Karya As-Syuyuti

5. Takhrij terhadap Tafsir At-Thabrani bersama sudara beliau

Muhmud Syakir

6. Tahqiq terhadap kitab Al-Kharaj karya Yahya bin Adam

7. Tahqiq terhadap kitab Ar-Raudathun Nadhiyah karya Shiddiq

hasan Khan

8. Ta’lid dan Tahqiq terhadap Al-Muhalla Karya Ibnu Hazm

9. Tahqiq Syarh Aidah Thahawiyah

10. Syarh Sunnah At-Tirmidz (belum selesai sampai beliau wafat)

Page 36: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

23

11. Umdatut Tafsir ringkasan Tafsir Ibnu katsir (belum selesai sampai

beliau wafat).

12. Syarh Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (bar beliau wafat) padau

mencapai pesertiganya beliau wafat tahun 1946 M.)

Syekh Muhammad Syakir termasuk imam dalam ilmu hadits.

Karena telah banyak memberikan kontribusi di dalam bidang ilmu

hadits. Pengakuan ini akan semakin kuat dari kalangan para penuntut

ilmu hadits Nabi.

Serta dalam bidang ilmu Akhlak karya Syekh Muhammad

Syakir dalamkitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ yang didalmnya

membahas tentang nasehat-nasehat guru kepada muridnya dalam hal

taqwa kepada Allah, adab menuntut ilmu dan bersosialisai dengan

sesama, hubungan dengan Allah swt dan hungan dengan lingkuangan

ada (https:/ / ahlulhadits.Wordpress.Com/2007/09/26/syaikh-ahmad-

syakir/ ,akses 18 april 2017, 09.30 WIB).

Karena keberadaan penulis yang tidak memungkinkan

menelusuri sampai negara asal atau tempat dimana beliau pernah

berkiprah, dan juga tidak banyaknya para pendahulu yang menelusuri

sejarah Muhammad Syekh Syakir dan tidak memungkinkannya

menemui Para ahli waris yang sangat sulit untuk ditelusuri, akhirnya

penulis menfokuskan pada informasi yang telah dihimpun untuk

memperjelas tentang karya-karya Syekh Muhammad Syakir.

Page 37: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

24

BAB III

PEMIKIRAN SYEKH MUHAMMAD SYAKIR

A. Pemikiran Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Syakir dalam

Kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’

Dalam bukunya Syekh Muhammad Syakir telah memberikan

pemahaman tentang bagaimana menuntut ilmu, adab-adab yang ada

didalam menuntut ilmu tersebut. Setelah penulis membaca dan memahami

konsep menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir. Penulis

menemukan ide atau gagasan tentang konsep menuntut ilmu yang terdapat

dalam kitab washaya Al-Abaa’lil Abnaa’ karya Syekh Muhammad Syakir.

Konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir dalam

kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ yaitu sebagai berikut:

1. Belajar yang sungguh-sungguh dan semangat yang tinggi

Peserta didik harus belajar yang sungguh-sungguh, semangat dan

memanfaatkan waktu yang baik. Adapun yang terkutip dalam kitab ini

yaitu:

احش يا بني شبط, ثجذ ع ع طت ا لزه : الج ص ع

غأخ رغزف١ذب ث فع ف١ ء ال ر ش ٠زت .ا

“Wahai anakku, belajarlah dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat.

Janganlah waktumu jangan sampai berlalu dengan sesuatu yang tidak

mendatangkan manfaat bagimu”.

Jadi dalam menuntut ilmu peserta didik harus ikhtiar belajar yang

sungguh-sungguh dan semangat tinggi dan iringi dengan berdo‟a. Agar

Page 38: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

25

dipermudah dalam menuntut ilmu serta ilmunya berkah dan manfaat di dunia

akherat.

2. Manajemen Waktu

Peserta didik sebagai penuntut ilmu harus pandai-pandai untuk

manajemen waktu dengan baik. Mengisi waktu dengan hal-hal yang

bermanfaat seperti: ibadah, membaca buku pelajaran atau buku yang

positif lainya misalnya: biografi, sejarah, novel. Di samping itu peserta

didik tidak menunda-nunda pekerjaan dan tidak mengisi waktu dengan

banyakbermain yang hanya sia-sia yang tidak mendatangkan

kemanfaatan. Bermain boleh tapi sewajarnya saja untuk refesing.

Di dalam kitab ini Syekh Muhammad Syakir menyelaskan

لز احشص عى غأخ رغزف١ذب ث فع ف١ ء ال ر ش ٠ذت ه ا

“Jagalah waktumu jangan sampai berlalu dengan sesuatu yang tidak

mendatangkan manfaat bagimu.”

Jadi peserta didik harus bisa menggunakan waktu sebaik-baiknya

mengisi dengan hal-hal yang positif yang mendatangkan kemanfaatan

3. Membaca dan Memahami Pelajaran

Peserta didik di manapun berada baik di sekolah, rumah,

perpustakaan maupun tempat lainnya. Peserta didik dapat membaca dan

memahami materi pelajaran. Seperti yang terkutip dalam kitab tersebut

adalah:

بعب أعز طبعخ ج١ذح لج سح ع١ه مش عه ا طبع دس

غأخ ش ف ع١ه األ ارا أشى جظ اذسط, األعزبر ف

Page 39: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

26

عشضب ىف غبءي فل رغز ع ا اه زشزشن ع أحذ أخ

ب ف اال ف غأخ ا اخش لج زم ال ر ب، ف

ط س اذ ه ىبه از ع١ ارا أجغه االعزبر ف ج١ذا

فل رجظ ف غ ط ف١ ج اه ثب أرا رعذ ع١ه أحذ أخ . ١ش

ش إ أعزبرن حز ٠م١ اسفع اال الرشبر فل ربصع

ع١ ىبه ا ٠جغه ف .

“Wahai anakku, baca dan pahamilah dengan penuh kesungguhan

pelajaaran yang telah maupun yang belum di bahas oleh pendidikmu

bila engkau menemui kesulitan jangan ragu untuk bertaya dan

mendiskusikannya dengan temanmu. Dan jangan engkau alihkan

kemasalah lain, sebelum tuntas masalah pertama dan dapat kau

pahami dengan baik. Apabila peserta didik telah memilihkan tempat

untukmu, jangan engkau pindah ke tempat yang lain. Bila seorang

teman kamu hendak menempati tempat dudukmu, janganlah kamu

bertengkar atau menganggunya, tetapi kemukakan kepada peserta didik

agar beliau memberimu tempat duduk tertentu”.

Jadi peserta didik dimanapun berada dapat membaca dan

memahi materi pelajaran dengan baik. Kalau belum paham jangan

pindah ke materi yang lain.

4. Menciptakaan Situasi dan kondisi yang Kondusif

Peserta didik harus memperhatikan pendidik pada saat

menerangkan, kalau belum paham taya dengan sopan dan suara yang

halus. Seperti yang terkutip dalam kitab yaitu:

Page 40: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

27

ع لشاءح اذسط فل رزشبغ : ارا ششع االعزبر ف ٠ب ث

االعزبر ثبحذ٠ث ب ٠م أصغ أ اه، ع أخ بلشخ ال ثب

اجظ ا ء أخش فىشن ثش رشغ أ٠بن أ ب، أصغبء رب

غأخ ثعذ رىش٠ أرا أشىذ ع١ه شب افغ١خ اثبء اذسط،

رشفع أ٠بن أ بي اعبدرب، ى ا األعزبرثبالدة فطت

زفذ أ ٠ ه ربصع إرا أعشض ع ره ع أعزبرن، ا ص

ه. ل

“Wahai anakku, bila pendidik telah memulai pelajaran, jangan engkau larut

dalam pembicaraan dengan temanmu, simaklah setiap pembicaraan pendidk

dengan penuh kesungguhan. Jangan engkau melamun ditengah-tengah

pelajaran.Bila engkau menemui kesulitan, mintalah kepada pendidik dengan

sopan untuk mengulangi menerangkan sekali lagi.Jangan engkau bantah

penjelasan pendidik, sehingga dia tidak menyukaimu”.

Pada saat proses pelajaran berlangsung di dalam kelas. maka situasi dan

konsidi kelas harus diatur terlebih dahulu seperti: mengatur tempat duduk

peserta didik, peserta didik duduk yang rapi, kelas dalam keadaan bersih dan

rapi.Serta Pada saat pendidik menjelaskan pelajaran maka peserta didik harus

fokus mendengarkan dengan seksama. Jangan sibuk bermain sendiri atau asyik

ngobrol dengan temannya.Ketika belum paham dengan materi yang belum

faham maka jangan malu-malu untuk bertanya kepada pendidik agar di

jelaskan kembali.Tetapi pada saat bertaya harus memperhatikan waktu yang

tepat.Yaitu ketika pendidik memberikan waktu untuk bertaya.Jangan bertaya

ketika pendidik sedang menerangkan materi pelajaran.

Page 41: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

28

Jadi sebelum proses pelajaran dimulai maka situasi dan kondisi kelas harus

diatur terlebih dahulu. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran.maka

peserta didik harus fokus mendengarkan dengan seksama. Dan ketika belum

faham materi tersebut.Maka peserta didik dapat bertaya kepada pendidik atau

teman untuk menjelaskan kembali.Dengan kata-kata yang sopan dan baik.Serta

memperhatkan waktu yang tepat untuk bertaya.

5. Taat pada Aturan

Di sekolah pasti ada yang namanya tata tertib yang berlaku.

Tata tertib tersebut dibuat untuk mengatur peserta didik agar tertib

dalam menuntut ilmu.Bagi peserta didik yang melanggar tatatertib yang

sudah dibuat oleh sekolah, maka peserta didik tersebut mendapat saksi

sesuai dengan yang dilanggarnya.

Maka Bagi peserta didik yang melanggar adab terhadap guru dan teman

maka wajib dididik masalah adab. Seperti yang terkutip dalam kitab yaitu:

عمطذ يا بني أعزبر ٠ذ حذ األدة ث١ ١ز ع : أرا خشج از

ذ اع ز ع جش ع ل١ اض اعزحك ازأد٠ت ا ذ أخ ع زبر

لخ أدث

“Wahai anakku, bila seorang peserta didik telah melanggar adab dihadapan

guru dan teman-temannya, maka wajiblah dididik untuk beradab yang baik

karena belum menguasai masalah adab”.

Jadi peserta didik harus menaati tata tertib yang berlaku disekolah.Agar

peserta didik dalam menuntut ilmu berjalan dengan lancar.Bagi siswa yang

melanggar tatatertib sekolah maka peserta didik tersebut mendapat saksi sesuai

Page 42: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

29

dengan yang dilanggarnya dan mendapat bimbingan dari pendidik atau BK.

Agar peserta didik yang melanggar aturan tersebut menjadi lebih baik lagi.

7. Lebih Memuliyakan pendidik

Dalam bab ilmu peserta didik harus memulyakan ilmu, pendidik

dan teman. Agar dalam menuntut ilmu dipermudah dan berjalan dengan

baik. Seperti yang terkutip dalam kitab yaitu:

رغزفذ يا بني ه الث١ه ق اخزشا أعزبرن ف رحزش : أرا

ش١ئب. ع دس ال ع

“Wahai anakku, bila engkau tidak memuliakan pendidik lebih dari

orang tuamu, maka engkau tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu

yang diajarkannya”.

Jadi dalam bab menuntut ilmu peserta didik harus memuliakan pendidik

terlebih dahulu dari pada orang tua serta memuliakan ilmu dan teman. Agar

ilmu yang didapat berkah dan dapat diamalkan.

8. Berakahlak terpuji

Dalam menuntut ilmu peserta harus menghiasi diri dengan akhlak

terpuji. Khususnya peserta didik harus memiliki sifat tawadhu (rendah

hati) merasa belum bisa apa-apa, tidak suka dipuji, tidak suka pamer

serta tidak suka berdebat yang tidak mendatangkan kemanfaatan.

Karena dengan sifat tawadhu‟ ini hati menjadi tenang siswa akan lebih

mudah dalam menyerap ilmu. Sedangkan sifat sombong ini akan

menjadikan peserta didik merasa paling pintar sendiri dan tidak mau

dikalahkan. Sifat sombong ini akan menjadikan siswa itu tidak

Page 43: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

30

menghargai pendapat atau kepintaran orang lain. Seperti yang terkutip

dalam kitab yaitu:

سف اضع لل ر اضع األدة، ف از : ص٠خ اع ٠ب ث حجت ف١ ع

, ض للا إ١ ثغ ابط أع١ ذة عمظ أعبء ا رىجش م, خ

. ٠غفك ع١ أ فل ٠ىبد ٠جذ إغبب ٠ىش

“Wahai anak ku tawadlu’ atau merendahkan hati dan akhlak yang baik

itu adalah hiasan ilmu pengetahuan. Maka barang siapa tawadlu’

karena Allah maka akan diangkatlah derajatnya. Allah akan

menjadikan seluruh makhlukNya cinta dan hormat kepadanya.

Barangsiapa takabur dan berakhlak tercela maka jatuhlah

martabatnya.Allah akan menjadikan seluruh makhluk membenci

dirinya, dan tidak mungkin ada orang yang menghormati, memulyakan,

dan menyayanginya”.

Jadi dalam menuntut ilmu peserta didik harus menghiasi diri

dengan akhlak terpuji seperti mempunyai sifat tawadhu‟ dan

menghindari sifat sombong. Serta didalam menuntut ilmu peserta didik

harus berakhlak baik terhadap pendidik, menjalankan perintahnya

dengan baik dan meninggalkan larangannya.Berahklak baik terhadap

pendidik dan mencari ridhonya (Sunarto, 2011:45-51). Seperti yang

terkutip dalam kitab yaitu:

يا بني غضت األعبرزح ع ء أضش ع طبت ا : ال ش

بء. فب٠بن ع -ا -٠ب ث ع١ ذس رغضت احذا ا

ب ٠ أل , فب ب ءاالدة ا رغ زج غضت األعبرزح ا

مط١عخ فبلج ا ب حش -ا ظ -٠ب ث ز ا ص١حز ه

Page 44: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

31

فزح عغ للا أ عبء ه ثب اذ اعأ شب٠خه ا سض

إرا خد ثفغه ف ه. عبء ٠غزج١ت دعبء اذ بوثش

إ ث ع ا ابفع ع ٠شصله ا اإلثزبي إ للا رعب أ

اجد. اعع اىش عبء ١ع اذ سثه ع

“Wahai anakku, tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi peserta didik

dari pada kemarahan pendidik dan ulama, karena itu, takutlah anakku, jangan

sampai engkau membuat kemarahan pendidikmu atau menunjukkan aklah

tercela dihadapannya.Terimalah anakku nasehat ini! Carilah keridhoan

pendidik, mintalah do’a mereka agar engkau mudah dalam belajar. Semoga

Allah mengabulkan do’a para pendidik sehingga tercapai cita-citamu. Apabila

engkau sedang menyepi seorang diri, perbanyaklah munajat(berdialog) dan

tawakal(berserah diri) kepada Allah, semoga Allah memberimu ilmu

pengeahuan yang luas dan bermanfaat dengan mengamalkan ilmu tersebut.

Sesungguhnya Rabbmu Maha mendengar dan mengabulkan segala do’a, yang

luas Anugerh dan kemulyaan-Nya”.

Jadi dalam menuntut ilmu peserta didik harus berakhlak baik terhadap

pendidik, ilmu dan teman bersikap dan bertutur kata yang baik dan sopan,

menjalankan perintahnya dengan baik.Perintah dalam hal ketaatan, dan

menjauhi larangannya.

Dalam etika menuntut ilmu peserta didik harus meluruskan niat menuntut

ilmu yang manfaat dengan ikhtiar belajar yang sungguh-sungguh dan semangat

serta diiringi dengan do‟a. memanajemen waktu dengan mengisi waktu yang

bermanfaat. Belajar dengan bertahap membaca materi pelajaran dengan

memahaminya.Memerhatiakan guru pada saat dijelaskan jangan asyik bermain

sendiri. Kalau belum faham taya kepada pendidik atau teman dengan tutur kata

yang baik bagi peserta didik yang melanggar adab wajib dididik masalah adab

dan dibimbingnya agar menjadi lebih baik lagi. Dalam bab ilmu pendidik harus

Page 45: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

32

lebih memulikan pendidik dari bada orang tuanya. Menghiasi diri dengan

akhlak terpuji seperti memiliki sifat tawadhu‟ dan menghindari sifat sombong.

Berakhlak terpuji dan mencari Ridho-Nya.

Page 46: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

33

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir

Dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik dalam melaksanakan

tugasnya sebagai peserta didik dalam belajar mengemban ilmu di tempat

majlis ilmu (Madrasah) menurut Syekh Muhammad Syakir bagi peserta

didik dalam menuntut ilmu harus memperhatikan sebagai berikut:

1. Belajar Sungguh-sungguh dan Semangat Tinggi

Dalam belajar peserta didik harus bersungguh-sungguh dan

selalu bersemangat tinggi dalam mencari ilmu. bersungguh-sungguh

dan selalu bersemangat tinggi terdapat dalam kitab ini dijelaskan yaitu:

ع طت شبط الج ثجذ ع ا

“belajarlah dengan sungguh-sungguh dan penuh

semangat”

Kata sungguh-sungguh dalam kitab ini menggunakan kata ثجذ

yang berartidengan sungguh-sungguh. Selaras dengan firman Allah

yang terdapat pada surat Ar-Ra‟ad 13:11 yang artinya “sesungya Allah

SWT tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”, serta pribahasa arab

Man Jadda Wajadda yaitu barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti

berhasil (vesi novel Negeri 5 Menara). Jadi dalam proses menuntut

ilmu itu para peserta didik harus bersungguh-sungguh dalam belajar

dan memilih lingkungan yang baik dalam menuntut ilmu. Agar dapat

Page 47: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

34

menguasai ilmu dengan baik. Tidak mungkin orang tidak usaha

mendapatkan hasil. Seperti halnya orang yang tidur-tiduran tidak

berkerja tidak akan mendapatkan gaji. Untuk menanamkan sifat

kesungguhan maka dengan cara peserta didik meluruskan niat untuk

mencari ilmu yang berkah dan manfaat di dunia akhirat. serta untuk

mendapatkan ridho Allah.

Sedangkan kata penuh semangat di tulis dengan kata شبط yang berarti

penuh semanagat Menurut Syekh Az-Zarnuji dalam kitabnya menjelaskan

bahwasannya Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya. Jadikan

hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu yang

berguna (Aljufri, 2009:7).

Jadi di dalam menuntut ilmu peserta didik harus tertanamkan dalam

dirinya rasa semangat tinggi dan senang. Karena dengan bekal rasa tersebut

para peserta didik akan menjadikannya lebih menyenangkan dan

meminimalisir hambatan didalam proses menuntut ilmu.

2. Manajemen Waktu

Dengan waktu yang ada dalam menuntut ilmu peserta didik dapat

memanajemen waktu dengan baik. Dalam kitab ini Syekh Muhammad Syakir

menjelaskan

ء ش ٠ذت لزه ا احشص عى غأخ رغزف١ذب. ث فع ف١ ال ر “jagalah waktumu jangan sampai berlalu dengan sesuatu yang tidak

mendatangkan manfaat bagimu.”

Page 48: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

35

Para peserta didik harus bisa memanajemen waktu dengan baik.

Manajemen adalah kegiatan bersama antara pendidik, pelajar maupun semua

personal yang ada dalam proses tersebut.

Sedangkan manajemen atau pengelolaan interaksi belajar mengajar

adalah:

a. Suatu keahlian yang diperlukan untuk memimpin, mengatur,

menggerakkan waktu, ruang, manusia dana untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

b. Dengan manajemen diharapkan tujuan tercapai secara efisien

dan efektif untuk ini meliputi bidang perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian serta

pengontrolan. (Roestiyah Nk dan Staf Pembina Ilmu Keguruan

IKIP, 1986:75)

Kemampuan yang diperlukan dalam mengatur waktu adalah

perencanaan untuk masa depan, penetapan tujuan, mempriyoritaskan tugas-

tugas mana yang harus dikerjakan dan memantau kemana sebenarnya waktu

kita dibuang. Time management yang buruk bisa berarti kontrol diri yang

kurang baik dan berakibat pada penumpuknya tugas karena sering menunda

waktu.

Waktu bukanlah hal yang bisa diatur, karena baik kita lahir ataupun

tidak, waktu akan terus berjalan dan tidak akan berhenti. Jam dinding hanya

dapat gunakan sebagai pengingat waktu tidak bisa mengatur clock time, karena

memang begitulah adanya. Tapi, kita dapat mengatur realtimekarena we create

Page 49: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

36

our own real time. Sebagai yang berakal, kita menciptakan waktu itu

sendiri.Waktu yang kita ciptakan inilah yang kita atur. Jadi time management

sebenarnya adalah self management atau kemampuan untuk mengatur diri

sendiri ( Letisha, 2016:12-14).

Sedangkan menurut Syekh AZ-Zarnuji dalam kitabnya menjelaskan

bahwasannya masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu sebaik-

baiknya. Adapun waktu belajar yang paling baik adalah menjelang waktu

subuh dan antara waktu maghrib sampai waktu isa‟ (Aljufri, 2009:80).

Jadi dengan waktu yang ada para peserta didik harus pandai-pandai di

dalam memanajemen waktu. Memiliki jadwal yang jelas. Mengisi waktu yang

ada dengan hal-hal yang positif yang mendatangkan kemanfaatan..Maka para

peserta didik harus dapat memanajemen waktu dengan sebaik-baiknya.Agar

tujuannya dapat tercapai dengan baik sesuai dengan keinginan.

3. Membaca dan Memahami Pelajaran

Para peserta didik tidak dapat meninggalkan dalam kegiatan membaca.

Bisa jadi membaca dapat menjadi makanan pokok bagi peserta didik dalam

menuntut imu.Karena dengan membaca peserta didik dapat mengetahui dan

memahami materi pelajaran serta ilmu yang lainnya. Di dalam kitab ini Syekh

Muhammad Syakir menjelaskan

بعب أعز طبعخ ج١ذح لج سح ع١ه مش عه ا طبع دس

جظ اذسط. األعزبر ف

“baca dan pahamilah dengan penuh kesungguhan pelajaaran yang telah

maupun yang belum di bahas oleh pendidik”.

Page 50: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

37

Dalam kitab ini Syekh Muhammad Syakir menyebutnya dengan

menggunakan kata طبع yang berarti baca dan pahamilah. Maksudnya yaitu

para peserta didik harus dapat membaca serta memahami pelajaran yang ada

dengan penuh kesungguhan yang sudah atau belum di bahas oleh peserta didik.

Agar peserta didik dapat menyerap pemahaman materi pelajaran dengan lebih

baik.

Serta senada dengan wahyu Allah SWT yang pertama kali turun dengan

ayat suci al-Qur‟an Surat Al-Alaq yang diawali dengan kata iqra’ bacalah.

Tulis baca adalah kunci ilmu pengetahun

Dalam proses pembelajaran dalam beberapa kesempatan, sering terdapat

kejadian bahwa materi tidak dapat diselesaikan didalam kelas dan harus

diselesaikan di luar kelas karena banyaknya materi yang harus diselesaikan.

Dalam keadaan seperti ini dapat digunakan secara optimal. Dengan

menggunakan metode Reading Guide (Panduan Membaca)Dengan langkah-

langkahnya seperti:

a. Tentukan bacaan yang akan dipelajari.

b. Buat pertayaan-pertayaan yang akan dijawab oleh peserta didik

atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi

oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi.

c. Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya

kepada peseta didik.

Page 51: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

38

d. Tugas perserta didik adalah mempelajari bahan bacaan dengan

menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktifitas

ini sehingga tidak akan memakan waktu yang berlebihan.

e. Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan

jawaban kepada peserta didik.

f. Di akhir pelajaran beri ulasan secukupnya (Zaini dkk, 2008:8).

Selain menggunakan metode Reading Guide (Panduan

Membaca) Ada dua cara yang mungkin membantu para peserta didik agar

pesan (materi pelajaran) tersebut mudah diterima. Cara pertama, perlu adanya

pengulangan sehingga membantu peserta didik memperkuat pemahamannya.

Cara kedua, peserta didik menyebutkan kembali pesan yang disampaikan oleh

guru kepadanya. Cara pertama dilakukan oleh pendidik sedangkan cara kedua

menjadi tugas peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan

oleh pendidik kepada peserta didik. Kedua cara tersebut pada hakikatnya

adalah stimulus belajar yang diupayakan oleh pendidik pada waktu ia mengajar

(Sriyono dkk, 16:1992).

Dengan tolak ukur keberhasilan tujuan pendidikan yang berbasis

kompetensi sekurang-kurangnya memuat tiga hal. Pertama, tumbuhnya minat

membaca dan kemampuan untuk mengerti apa yang dibaca. Kemampuan ini

akan tampak pada keterampilan untuk mengungkapkan diri secara lisan dan

tertulis. Tumbuhnya kesanggupan untuk mengemukakan suatu gagasan dengan

teratur dan logis yang menjadi sarana mempertanggungjawabkan apa yang

dimengerti dan diungkapkannya secara argumntatif. Kedua, berkembangnya

Page 52: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

39

kemampuan untuk memahami pikiran orang lain dengan tepat menanggapinya

secara terbuka dan kritis. Ketiga, tumbuhnya kebiasaan mempelajari secara

sistimatis apa yang dilakukan dan mulai mengadakan studi terbatas sebagai

pendasaran pembentukan pendapat pribadi. Dengan kata lain, berkambang

disposisi pembelajaran yang memungkinkan peningkatan kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan (Harsanto, 2007:15-16).

Jadi menurut pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwasannya para

peserta didik harus membaca materi pelajaran yang sudah atau yang belum

dijelaskan oleh pendidik.Kalau materi pelajaran yang terlalu banyak dan tidak

mungin diselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan di sekolah.agar materi

pelajaran dapat diterima dengan baik secara keseluruhan maka dapat

menggunakan berbagai metode seperti: a). Reading Guide b). pengulangan c).

menyampaikan kembali yang diterangkan pendidik.a.) tumbuhnya minat

membaca b). Berkembangnya kemampuan untuk memahami oranglain secar

logis dan terbuka. c). tumbunya kebiasaan mempelajri secara sistematis agar

argument pribadi lebis logis dan dapat menyesuaian dengan lingkungan.

4. Melaksanakan Diskusi

Ketika menemukan masalah kesulitan materi pelajaran para peserta didik

sebaiknya berdiskusi bersama pendidik atau teman untuk memecahkan

masalah tersebut. Menurut Syekh Muhammad Syakir dalam kitab ini

menjelaskan

غبءي فل ا غأخ ش ف ع١ه األ ارا أشى ىف رغز

ب. ع ف اه زشزشن عشضب ع أحذ إخ

Page 53: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

40

“Bila engkau menemui kesulitan jangan ragu untuk bertanya dan

mendiskusinkannya dengan temanmu”.

Pada umumnya metode diskusi di aplikasikan dalam proses

belajar mengajar untuk:

a. Mendorong peserta didik berfikir kritis.

b. Mendorong peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara

bebas.

c. Mendorong peserta didik mengkontribusikan buah pikirannya untuk

memecahkan masalah bersama.

d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa jawaban untuk

memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama

(Syah, 1995:206).

Dalam berdiskusi biasanya setiap peserta didik diberi kesempatan

untuk mengeluarkan pendapat, serta bersama-sama membahasnya segala

permasalahan yang dihadapinya (Ahmadi, 1993:35).

Maka apabila di dalam proses pembelajaran menemukan masalah

materi pelajarn atau materi yang belum faham dapat juga menggunakan

metode diskusi dengan para untuk memecahkan masalah tersebut.

Diskusi dilakukan dengan cara yang baik. Karena dengan diskusi dapat

menyampaikan pendapat masing-masing kemudian diambil yang paling

kuat argumennya. Dengan menggunakan metode diskusi ini peserta

didik dapat belajar aktif dengan menyampaikan penadapatnya, saling

menambahi, saling menyanggah.Tetapi dengan menggunakan kata-kata

yang baik dan tidak menyinggung perasaan teman maupun

Page 54: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

41

pendidik.Tidak boleh saling menjatuhkan dan tidak mau dikalahkan serta

menghargai pendapat teman.Dengan metode diskusi ini dapat

memecahkan masalah tersebut dengan baik.

5. Belajar Secara Bertahap

Dalam belajar dengan materi pelajaran yang sangat banyak jangan

belajar dengan menggunakan sistem belajar kebut semalam karena model

belajar tersebut tidak banyak yang masuk atau difahami dan mungkin cepat

hilang hanya bertahan sementara. maka sebaiknya peserta dididk belajar sedikit

demi sedikit tetapi diresapi dan dipahami dengan baik. Sulaiman (27:1986)

dalam bukunya menjelaskan bahwa belajar bertahap, jangan sekali-kali peserta

didik mempelajari ilmu secara serempak (sekaligus), melainkan hendaknya ia

memperhatikan urutam (sequenceusia) jika tidak memungkinkannya untuk

menuntut seluruh ilmu, maka hendaknmpuanya ia mengambil yang paling baik

saja serta mengerahkan seluruh kemampuan untuk memetik ilmu yang paling

mudah dicapai guna menyempurnakan ilmu yang paling mulia, yaitu ilmu

akhirat (Qomariyah, 2008:178-179). Dalam kitab ini Syekh Muhammad Syakir

menjelaskan:

ارا ب ج١ذا ف اال ف غأخ ا اخش لج زم ال ر

ط ف س اذ ه ىبه از ع١ ل رجظ أجغه االعزبر ف

. ف غ١ش

“Dan jangan engkau alihkan kemasalah lain, sebelum tuntas masalah

pertama dan dapat kau pahami dengan baik”.

Page 55: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

42

Jadi peserta didik belajar dengan materi pelajaran yang sangat banyak jangan

menggunakan sistem model belajar kebut semalam.Model tersebut tidak baik

dan tidak efektif karena sedikit mteri yang dapat dipahami.Tetapi sebaiknya

peserta didik belajar dengan bertahab sedikit demi sedikit.Dengan memahami

dan meghayati materi tersebut. Kalau belum paham jangan pindah ke mateti

lain.

6. Taat pada aturan

Setiap sekolahan pasti mempunyai tata tertib yang berlaku.Tata

tertib tersebut dibuat untuk mengatur peserta didik agar tertib dalam

menuntut ilmu.Bagi peserta didik yang melanggar perlu di beri sanksi

sesuai dengan yang berlaku dan dibimbing agar menjadi lebih baik

(Sunarto, 2011:47). Menurut Syekh Muhammad Syakir di dalam kitab

ini menyebutkan

ز عمطذ ل١ أعزبر ٠ذ حذ االدة ث١ ١ز ع أرا خشج از

ا اعزحك ازأد٠ت ا ذ أخ ع ذ اعزز جش ع لخ ع ض

. أدث

“Apabila murid telah melanggar adab dihadapan pendidik dan teman-

temannya, maka wajiblah dididik untuk beradab yang baik karena belum

memahami masalah adab”.

Seperti apabila seorang pendidk telah memilihkan tempat untukmu

jangan engkau pindah ke tempat lain. Bila salah seorang teman kamu hendak

menempati tempat dudukmu, jangan engkau bertengkar atau mengganggunya,

Page 56: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

43

tetapi kemukakan kepada pendidik agar beliau memberimu tempat duduk

tertentu.

Menurut Syekh Az-Zarnuji di dalam kitabnya menjelaska bahwasanya

seorang peserta didik tidak boleh meremehkan adab sopan santun dan hal-hal

yang hukumnya sunnah. Karena orang yang meremehkan adab, pasti dia akan

terhalang dari hal-hal yang sunnah. Barangsiapa meremehkan ibadah-ibadah

sunnah, maka dia pasti terhalang dari ibadah fardu. Akibatnya dia bisa

meremehkan ibadah fardhu. Dan orang yang meremehkan ibadah fardu tentu

terhalang dari urusan akhirat (Aljufri, 2009:95)

Sedangkan Proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling selalu

diawali identifikasi masalah atau tugas perkembangan yang akandicapai.

Selanjutnya akan dirumuskan tujuan yang akan dicapai, dilanjutkan

menentukan masalah/materi yang akan dibahas. Agar materi atau masalah yang

dibahas itu dapat dipahami oleh peserta didik yang pada gilirannya masalah

peserta didik terpecahkan atau siswa dapat mencapai tugas perkembangan

dengan baik maka dibutuhkan media (Nursalim, 2013:5).

Kegiatan belajar sikap atau yang dikenal dengan kegiatan belajar

afektif. Kegiatan belajar ini lebih tepat menggunakan istilah pendidikan

daripada pembelajaran maupun pengajaran. Sikap diartikan sebagai pola

tindakan peserta didik dalam merespons stimulus tertentu. Sikap merupakan

kecenderungan atau predisposisi perasaan dan perbuatan yang konsisten pada

diri seseorang. Sikap berhubungan dengan minat, nilai, penghargaan, pendapat,

Page 57: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

44

dan prasangka. Dalam belajar sikap, upaya pendidik adalah membantu peserta

didik memilki dan mengembangkan perubahan sikap (Suprijono, 2011:9-10).

Bimbingan konseling merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

seorang pendidik bimbingan dan konseling (guru BK/ konselor dalam upaya

memandirikan peserta didik. Bimbingan dan konseling yang memandirikan

mengamatkan kepada pendidik BK/konselor untuk memahami tiap klien atau

konseli secara utuh. Dengan bermodalkan kesadaran diri dan kemampuan

interpersonalnya untuk memahami konseli secara empati, konselor melakukan

interaksi bimbingan dan konseling yang peduli kemaslahatan (Nursalim,

2013:2)

Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk, dan

oleh manusia memiliki pengertian-pengertian yang khas. Bimbingan

merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada

individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar individu

tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang

didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut

konselor) kepada individu (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya

masalah yang dihadapi klien (Prayitno dan Erman Anti, 2013:130)

Jadi ketika peserta didik melanggar aturan yang ada maka pendidik atau

BK di sekolah dapat memberi pengarahan kepada peserta didik. Dengan

mengidentifikasi masalah, mendiagnosa, memberi solusi yang tepat agar

sikapnya lebih baik lagi.

Page 58: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

45

7. Menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif

Pada saat preoses pelajaran berlangsung di dalam kelas.maka situasi dan

kondisi kelas harus diatur terlebih dahulu. Peserta didik menyiapkan degan

hikmah untuk menerima materi yang disampaikan oleh pendidik. Di dalam

kitab ini Syekh Muhammad Syakir

ثبحذ٠ث ع لشاءح اذسط فل رزشبغ ارا ششع االعزبر ف

اال ب ٠م أشغ أ اه، ع أخ مشخ ال ثب عزبر أصغبء

اجظ افغ١خ ا ء أخش فىشن ثش رشغ أ٠ه أ ب، رب

اثبء اذسط.

“Bila pendidik telah memulai pelajaran, jangan engkau larut dalam

pembicaraan dengan temanmu, simaklah setiap pembicaraan pendidik dengan

penuh kesungguhan, jangan engkau melamun di tenggang-tenggah pelajaran”.

Dalam proses pembelajaran menurut Syaikh Az-Zarnuji dalam kitabnya

menjelaskan peserta didik hendaknya tidak banyak bicara dihadapan pendidik.

tidak bertanya sesuatu bila pendidik sedang capek atau bosan. Harus menjaga

waktu.Jangan mengetuk pintunya, tapi sebaiknnya menunggu sampai beliau

keluar (Aljufri, 2009:29).

Jadi dalam menuntut ilmu pada saat pendidik menjelaskan materi

pelajaran maka peserta didik harus fokus mendengarkannya.Jangan sibuk main

sendiri atau ngobrol dengan temannya.Hendaknya peserta didik tidak banyak

bicara.Agar materi pelajaran yang disampaikan pendidik dapat diterima dengan

baik.Peserta didik yang belum paham bertaya pada saat pendidik memberi

kesempatan untuk bertaya.

Page 59: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

46

8. Lebih Memuliakan pendidik dari pada Orang Tua

Dalam bab ilmu peserta didik harus lebih memuliyakan

pendidik daripada orang tua Menurut Syekh Muhammad Syakir dalam

kitab ini menjelaskan

ق أعزبرن ف رحزش أرا ع رغزفذ ه الث١ه احزشا

ش١ئب. ع دس ال

“Bila engkau tidak memulyakan pendidik lebih dari orang tuamu, maka

engkau tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu yang diajarkannya”.

Menurut Syaikh Az-Zarnuji peserta didik tidak akan memperoleh ilmu

dan tidak akan mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati ilmu dan guru

(Aljufri, 2009:27).

Hampir di semua bangsa yang beradab, pendidik diakui sebagai suatu

profesi khusus.Dikatakan demikian, karena profesi keguruan bukan saja

memerlukan keahlian tertentu sebagaimana profesi lain, tetapi juga

mengemban misi yang paling berharga, yaitu pendidikan dan peradapan. Atas

dasar itu dalam kebudayaan bangsa yang beradab, pendidik senantiasa

diagungkan, disanjung, dikagumi, dan dihormati, karena perannya yang

penting bagi eksistensi bangsa di masa depan (Marno dan Idris, 2010:16).

Secara normative, kedudukan pendidik dalam Islam sangat mulia.tidak

sedikit penulis yang menyimpulkan kedudukan pendidik setingkat dibawah

kedudukan Nabi dan Rasul, seraya mengemukakan hadis nabi dan perkataan

ulama: “Tinta para ulama lebih baik dari darahnya para syuhada”. Penyair

Syauki, sebagaimana dikutip Al-Abrasyi, berkata “berdiria dan hormatilah

Page 60: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

47

pendidik dan berilah penghargaan, seorang pendidik itu hampir saja

merupakan seorang rosul”. Hampir bisa dipastikan bahwa yang dimaksud

pendidik sebagaimana hadis dan syair diatas , adalah seorang ulama yang

sempurna (al-ulama al-rasyidun), yaitu seorang pendidik yang telah

tercerahkan dan mampu mencerahkan peserta didik, bukan semata-mata

pendidik sebagai pekerja yang menjadikan pekerjaan mengajar semata-mata

sebagai media mencari nafkah. Kedudukan pendidik memang terhormat dan

mulia apabila yang menduduki jabatan itu juga orang yang terormat dan

mulia.sebab kehormatan dan kemuliaan itu tidak hanya terkait secara

struktural, tetapi yang lebih penting adalah secara subtansial dan fungsional

(Marno dan Idris, 2010:17).

Penghargaan Islam yang tinggi terhadap pendidik (pengajar) dan

termasuk peserta didik (terdidik) sebenarnya tidak berdiri sendiri, melainkan

terkait dengan penghargaan Islam terhadap ilmu pengetahuan dan akhlak.Ini

berarti pendidik yang memiliki kedudukan mulia adalah pendidik yang

menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki akhlak dan mampu

memberdayakan peserta didik dengan ilmu dan akhlaknya itu.Karena itu,

seseorang menjadi mulia bukan semata-mata secara struktural sebagai

pendidik, melainkan secara subtansial memang mulia dan secara fungsional

mampu memerankan fungsi kependidiknya, yaitu mencerdaskan dan

mencerahkan kehidupan bagsa (Marno dan Idris, 2010:18).

Tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya pendidik.Ini wajib

dipelihara oleh setiap orang Islam.Sungguh pantas bila seorang pendidik yang

Page 61: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

48

mengajar, walau hanya satu huruf, diberi hadiah satu dirham sebagai tanda

hormat padanya. Sebab pendidik yang mengajar satu huruf yang kamu

butuhkan dalam agama, dia ibarat bapakmu (Aljufri, 2009:28).

Kedua pendidik dan orang tua sama-sama miliki kedudukan yang

terhormat. Di dalam hadis Nabi Rasulullah saw bersabda: ”kedudukan bagi

kalian seperti seorang ayah bagi anaknya” maksudnya: Beliau saw sebagai

pendidik dalam menyelamatkan manusia dari penderitaan jangka panjang yang

abadi nanti di akhirat. Sedang kedua orang tua yang menyelamatkan anaknya

dari penderitaan di dunia belaka. Oleh karena itu, hak seorang pendidik lebih

besar daripada hak kedua orang tua dalam bab ilmu, karena orang tua sebagai

sebab hadirnya seorang anak dalam kehidupan yang fana di dunia ini,

sementara pendidik menjadi sebab untuk meraih kebahagiaan dalam

kehidupan jangka panajang yang abadi di akhirat nanti (al-Ihya Ulumuddin

imam ghozali). Dalam QS.Al-Israa‟ ayat 23 yang artinya dan Tuhanmu telah

memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaknya

kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-sebaiknya. Jika salah

seorang antara keduanya atau kedua-duannya berumur lanjut dalam

pemeliharaan-mu maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya

perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia.

Jadi dalam bab ilmu pendidik memberikan nafkah rohani sedang kedua

orang tua memberi nafkah jasmani. Cara menghorami pendidik dengan cara

mengamalkan ilmunya. Tetapi kedua orang tua dapat berperan ganda, yaitu

Page 62: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

49

sebagai orang tua dan juga sekaligus sebagai pendidik.Dulu ketika seorang

anak lahir, bapak yang pertamakali mengumandangkan adzan yang berisi

kalimat tauhid dan takbir di telinga kanan dan kiri anak.Sebelum mau makan

dilatih untuk berdo‟a, dilatih sholat dan hal-hal yang baik lainnya.tapi orang

tua mengajarinya tidak didasari dengan ilmu seutunya bisa di katakana hanya

mengajari prakteknya. Sedang pendidik membeir teorinya.Ketika orang tua

tidak sanggup mendidik anaknya maka di serahkan kepada guru.

9. Akhlak terpuji

Akhlak yang baik adalah pribadi umat Islam. Dalam kitab ini Syekh

Muhammad Syakir menjelaskan bahwasannya

خم حجت ف١ سفع اضع لل ر اضع األدة، ف از ص٠خ اع

ذة عم أعبء ا رىجش , فل ، ثغض للا إ١ ابط أع١ ظ

. ٠شفك ع١ أ غبب ٠ىش ٠ىبد ٠جذ إ

“Wahai anak ku tawadlu’ atau merendahkan hati dan akhlak

yang baik itu adalah hiasan ilmu pengetahuan. Maka barang

siapa tawadlu’ karena Allah maka akan diangkatlah

derajatnya. Allah akan menjadikan seluruh makhlukNya

cinta dan hormat kepadanya. Barangsiapa takabur dan

berakhlak tercela maka jatuhlah martabatnya.Allah akan

menjadikan seluruh makhluk membenci dirinya, dan tidak

Page 63: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

50

mungkin ada orang yang menghormati, memulyakan, dan

menyayanginya”.

Sedangkan tawadhu‟ tidak memandang pada diri sendiri lebih dari

orang lainnya, bahkan memandangnya sama-sama, dan tidak menonjolkan diri

(Asy‟ari, 2008:66).

Jadi dalam menuntut ilmu peserta didik harus memiliki akhlak yang

baik seperti tawadhu‟ dalam kondisi apapun. Tawadhu adalah akhlak terpuji

yang wajib dimiliki oleh setiap peserta didik dan juga pendidik. tidak merasa

paling tinggi dan pintar sendiri. Dengan meninggalkan ahklak tercela seperti

takabur.Karena dengan bekal sikap tawadhu‟ tersebut menjadikan hati lebih

tenang dan belajar mesara mudah.karena rasa tawadhu‟ merupakan cara untuk

menjauhkan diri dari sifat sombong sehingga peserta didik juga akan

mempunyai rasa hormat kepada siapapun.

10. Mencari Ridho Pendidik

Dalam menuntut ilmu peserta didik harus berakhlak

yang baik kepada siapaun. Terutama kepada pendidik.Menurut

Syekh Muhammad Syakir dalam kitab ini Menjelaskan

bahwasanya

غضت األ ع ء أضش ع طبت ا بء. ال ش ع ا عبرزح

-فب٠بن ءاالدة -٠ب ث رغ ا ع١ ذس ا رغضت احذا ا

امط١عخ ب حش زج غضت األعبرزح ا ب ٠ أل ، فب ب ا

-فبلج ص١حز ه -٠ب ث اعأ شب٠خه ا ظ سض ز ا

Page 64: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

51

إرا ه. ٠غزج١ت دعبء عبء ه ثبفزح عغ للا أ اذ

اإلثزبي إ للا رعب أ عبء اذ خد ثفغه فبوثش

ابفع ع ٠شصله ا اعع اىش عبء ١ع اذ سثه ع إ ث ع ا

اجد.

“Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi peserta

didik dari pada kemarahan pendidik dan ulama, karena itu,

takutlah anakku, jangan sampai engkau membuat

kemarahan pendidikmu atau menunjukkan aklah tercela

dihadapannya.Terimalah anakku nasehat ini! Carilah

keridhoan para pendidik, mintalah do’a mereka agar

engkau mudah dalam belajar. Semoga Allah mengabulkan

do’a para pendidik sehingga tercapai cita-citamu. Apabila

engkau sedang menyepi seorang diri, perbanyaklah munajat

(berdialog) dan tawaka l(berserah diri) kepada Allah,

semoga Allah memberimu ilmu pengeahuan yang luas dan

bermanfaat dengan mengamalkan ilmu tersebut.

Sesungguhnya Rabbmu Maha mendengar dan mengabulkan

segala do’a, yang luas Anugerh dan kemulyaan-Nya”.

Termasuk menghormati ilmu adalah menghormati teman dan orang

yang mengajar.Peserta didik harus saling mengasihi dan menyayangi, apalagi

kepada pendidik supaya ilmunya berfaedah dan diberkati (Aljufri 2009:36).

Peserta didik tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat

mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati ilmu dan pendidik. Karena

ada yang mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil mereka ketika

menuntut ilmu sangat menghormati hal tersebut.Dan orang-orang yang tidak

berhasil dalam menuntut ilmu, karena mereka tidak mau menghormati atau

memuliakan ilmu dan pendidik.Ada yang mengatakan bahwa menghormati itu

lebih baik dari pada menaati.Karena manusia tidak dianggap kufur karena

Page 65: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

52

bermaksiat. Tapi dia menjadi kufur karena tidak menghormati atau

memuliyakan perintah Allah (Aljufri, 2009:27-28)

Jadi untuk mendapatkan ridho pendidik. maka peserta didik harus bisa

menjaga sikap, perilaku dan perkatan dengan baik. Menghormati ilmu, guru

dan teman Serta menjalankan perintah dan menjauhi laranganya.

B. Relevansi Konsep Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir

dalam Kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ dengan pendidikan Akidah-

Akhlak di MI dan Mts.

Keputusan mentri agama republik Indonesia nomor: 165 tahun 2014

tentang “kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan agama Islam dan bahasa

arab pada madrasah”. Kurikulum 2013 dimasudkan untuk mengembangkan

potensi peserta didik menuju kemampuan dalam berfikir reflektif bagi

penyelesaian masalah sosial di masyarakat. Adapun tujuan adalah

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagi

pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

Rumusan kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi: 1) untuk

kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi sikap social, 3) KI-3

untuk Kompetensi inti ketrampilan. Urutan tersebut mengacu pada urutan yang

disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasioanal No. 20 Tahun

2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap,

pengetahuan dan ketrampilan.

Page 66: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

53

Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah

dirumuskan untuk jenjang satuan pendidikan Madrasah ibtidaiyah (MI),

Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah

Kejuruan (MAK) dipergunakan untuk merumuskan kompetensi dasar

(KD) yang diperlukan untuk mencapainya. Mengingat standar

kompetensi lulusan harus tercapai pada akhir jenjang. Sebagai usaha

untuk memudahkan operasioanal perumusan kompetensi dasar,

diperlukan tujuan antara yang menyatakan capaian kompetensi pada

tiap akhir jenjang kelas pada setiap jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI),

Madrasah Tsanawiyah (Mts), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah

Aliyah Kejuruan (MAK). Capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang

kelas dari 1 samapi VI, kelas VII samapai dengan IX, Kelas X samapi

dengan kelas XII disebut dengan Kompetensi Inti.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasioal, kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kompetensi Inti (KI) kurikulum adalah pengikat berbagai

kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata

pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antara mata

pelajaran

Page 67: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

54

Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di Madrasah. Sebagai rangkaian

untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata pelajarn

diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencampaian

kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran. Rumusannya

dikembangkan dengan mempraktikan karakteristik peserta didik,

kemampuan awal, serta cirri dari suatu mata pelajaran sebagai

pendukung pencapaian.

Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokan menjadi empat

sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu: 1).

Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung KI-1) atau

kelompok 1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung

KI-2) atau kelompok 2, 3). Kelompok kompetensi dasar pengetahuan

(mendukung KI-3) atau kelompok 3, dan 4). Kelompok kompetensi

dasar ketrampilan (mendukung KI-4) atau kelompok 4.

Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses

pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian

dilanjutkan menjadi kompetensi ketrampilan, dan berakhir pada

pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun

pemahamannya (dan bagaimana membacanya) dimulai dari kompetensi

dasar kelompok hasil rumusan kompetensi dasar krlompok 3

dipergunakan untuk merumuskan kompetensi dasar kelompok 4.

Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan

untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan 2. Proses

Page 68: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

55

berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut

ke ketrampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat

yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan,

ketrampilan dan sikap.

1. Tujuan Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di MI dan Mts

a. Tujuan Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di MI

Akidah akhlak di MI merupakan salah satu mata pelajaran di MI

merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang

rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan

terhadap al-Asma’ al-Husna , serta penciptaan suasana keteladanan

dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami

melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara subtansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kedapa peserta didik untuk

mempraktikan al-Akhlak al-Karimah dan adab Islami dalam

kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada

Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,

hari akhir, serta qada dan qadar.

Al-Akhlak al –Karimah sangat penting untuk dipraktekan dan

dibiasakan sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-

hari, terutama dalam mengantisipasi dampak negatif era globalisasi

Page 69: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

56

dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara

Indonesia.

Mata pelajaran Akidah-Akhlak di MI bertujuan untuk membekali

peserta didik agar dapat

1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,

pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan, pembiasaan, serta pengamalan peserta didik

tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim

yang terus berkembang keimanan dan ketakwaan kepada

Allah swt.

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari

baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai

manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

2. Tujuan Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Mts

Akidah-Akhlak di Mts adalah salah satu mata pelajaran PAI

yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah

dipelajari peserta didik di MI. peningkatan itu dilakukan dengan

cara mempelajari rukun iman mulai dari iman kepada Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir,

sampai iman kepada qada dan qadar yang dibuktikan dengan dalil-

dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-

Asma al-Husna dengan menunjukkan ciri-ciri/perilaku seseorang

Page 70: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

57

dalam realitas kehidupan individu dan sosial serta pengalaman

akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan

sehari-hari.

Secara subtansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki

kontribusi dalam memberikan kontribusi dalam memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan

mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan-pembiasaan

utuk mempraktikan aklak terpuji dan menghindari akhlak tercela

dalam kehidupan sehari-hari. Al-Akhlak al-Karimah ini sangat

penting untuk dipraktikan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam

kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama untuk

mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis

multidimensioanal yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.

1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,

pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik

tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim

yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada

Allah swt.

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari

baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai

manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

Page 71: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

58

Menurut penulis konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-abaa’ Lil Abnaa’ yang

garis besarnya berisi belajar yang sungguh-sungguh, semangat

tinggi, manajemen waktu, membaca dan memahami pelaran,

bertaya, diskusi, taat pada aturan, memperhatikan situasi dan

kondisi yang kondusif, lebih memulyakaan pendidik dari pada

orang tua, akhlak terpuji, dan mencari ridho pendidik relevan

dengan pendidikan Akidah-Akhlak di Mi dan Mts. Yang mana

pendidikan Akidah-Akhlak di Mi dan Mts mengunakan kurikulum

2013 untuk mengembangkan potensi peserta didik menuju

kemampuan dalam berfikir reflektif bagi penyelesaian masalah

sosial di masyarakat. Adapun tujuanya adalah mempersiapkan

manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagi pribadi

dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Mata pelajaran Akidah-Akhlak memberikan pelajaran rukun

iman serta penghayatan terhadap Asma’ al-Husna, teladan dan

pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan meghindri

akhlak tercela, adab Islami dan melalui contoh-contoh perilaku dan

cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

kehidupan individu maupun sosial. Sehingga konsep etika menuntut

ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir dalam kitab Washaya Al-

Page 72: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

59

Abaa‟ Lil Abnaa‟ dapat menjadi pedoman bagi peserta didik dalam

menuntut ilmu agar dapat menjalankan etika menuntut ilmu serta

dipermudah belajarnya, manfaat ilmunya dan mendapat ridho Allah.

Page 73: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan penyajian yang telah penulis lakukan,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan

1. Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir

dalam Kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’sebagai berikut:

a. Belajar Sungguh-Sungguh dan Semangat Tinggi

b. Manajemen Waktu

c. Membaca dan Memahami Pelajaran

d. Melaksanakan diskusi

e. Belajar Secara Bertahab

f. Taat pada Aturan

g. Menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif

h. Lebih Memulyakan Pendidik dari pada Orang Tua

i. Akhlak terpuji

j. Mencari Ridho Pendidik

2. Relevansi Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad

Syakir dalam Kitab Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’ dengan Pendidikan

Akidah-Akhlak di MI dan Mts

Konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh Syakir dalam kitab

Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’ relevan dengan pendidikan akidah-

akhalak di MI dan Mts. Dimana dalam menuntut ilmu peserta didik

Page 74: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

61

harus memperhatikan hal-hal seperti yang diutarakan oleh Syekh

Syakir dalam kitab Washaya Al-Abaa’lil Abnaa’. Relevansi kitab

Washaya al Aba’ lil Abnaa’ dengan pendidikan akidah-akhlak di MI

dan Mts. Hal itu dapat dilihat pedidikan di Indonesia sekarang

menggunakan kurikulum 2013. Mata pelajaran Akidah-Akhlak

memberikan pelajaran rukun iman serta penghayatan terhadap Asma’

al-Husna, teladan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji

dan meghindri akhlak tercela, adab Islami dan melalui contoh-contoh

perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik

dalam kehidupan individu maupun sosial. Sehingga konsep etika

menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir dalam kitab

Washaya Al-Abaa‟ Lil Abnaa‟ dapat menjadi pedoman bagi peserta

didik dalam menuntut ilmu agar dapat menjalankan etika menuntut

ilmu serta dipermudah belajarnya, manfaat ilmunya dan mendapat

ridho pendidik.

Hal tersebut dapat menjadi solusi dalam memperbaiki kualitas

ahklak dan kualitas pendidikan di berbagai bidang, khususnya dalam

menghadapi perkembangan zaman sekarang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas maka untuk

menindak lanjuti dapat penulis kemukaan saran-saran sebagai berikut:

1. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dari lahir sampai

meninggal. Tidak ada batasan umur, waktu dan tempat dalam menuntut

Page 75: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

62

ilmu. Maka dalam situasi dan konsidi apapun tetap semangat dalam

menuntut ilmu.

2. Peserta didik dalam menuntut ilmu harus memperhatikan hak dan

kewajibannya dalam menuntut ilmu serta menghiasi diri dengan akhlak

terpuji. Menjalankan perintah pendidik serta tugas-tugasnya dengan

baik dan meninggalkan larangan yang ada.

Page 76: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

63

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali. 1994. Terjemah Ihya’ Ulumuddin Jilid V. Semarang: CV Asy-

Syifa‟.

Aljufri, Abdul Kadir. 2009. Terjemah Ta’lim Muta’allim. Surabaya:

MutiaraIlmu.

Amti, Erman dan Prayitno. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arif Abdullah, Fattah Thabrni. 1996. Dosa Dalam Pandangan Islam, terj.

Bahrun Abu Bakar. Bandung: Risalah.

Arifin, H. M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: BinaAksara.

Asy‟ari, Hasyim. Adab Al-Alim Wa-al Muta‟alim

BakriNour. 1986. Logika Praktis. Bandung:Leberty.

Bruinessen, Martin Van. 1995. Kitab Kuning Pesantrendan Tarekat: Tarekat

Islam di Indonsia. Bandung: Mizan.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Chomariyah, Nurul. 2008. Hancurkan Virus Mindermu. Solo: Smart Media

Berpikir cerdas.

Daradjat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Mutiara.

Depag. 2009. Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan berpolitik. Jakarta:

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an.

Departemen Agama RI. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: CV

Pustaka Agung Harapan

Firdaus, Irfan. 2006. Dialog Agama dan Budaya Local, dalam Jurnal Penelitian

Agama UIN Sunan Kalijaga Vol XV. Yogyakarta: Lembaga Penelitian

UIN Sunan Kalijaga.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Jilid 1. Yogyakarta: Yayasan

Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Page 77: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

64

Halimi, Safrodin. 2008. Etika Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an. Semarang:

Walisongo Press.

Harsanto, Radno. 2007. Pengeloaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta:

Kanisius.

http://al-charish.blogspot.co.id/2012/06/syech-muhammad-

syakir.html, diakses pada 11 April 2017, 21.27 WIB).

Jumali, Surtikanti, Taurat Aly, & sundar. 2004. Landasan Pendidikan.

Surakarta: Muhammadiyah University press.

Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Teras.

Jalaluddin. 2001. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Kasiran. 1986. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Pustaka Belajar

Kodir, Abdul. 2015. Sejarah Pendidikan Islam dari Masa Rasulullah hingga

Reformasi di Indonesia.Bandung: CV Pustaka Setia.

Letisha, Zivanna. 2016. Trik Juara Mengatur Waktu. Jakarta Selatan; Gagas

Media.

Marno dan Idris. 2010. Strategi & Metode Penajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Mansur. 2004. SejarahSarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Mansur. 2001. Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masan. Aidah Akhlak. Semarang: Al-Fat.

Muhajir, Noeng. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake

Sarasin.

Mujib, Muhaimindan Abdul. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Tri

GandaKarya.

Mujib, Muhaimindan Abdul. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Tri

GandaKarya.

Munthoha, dkk. 2002. Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: UII Press.

Nata, Abuddin. 2002. Ahklak Tasawuf. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Page 78: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

65

Nursalim, Mochammad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan

Konseling. Jakarta Barat: Kademia.

Roestiyah NK dan Staf Pembina Ilmu Keguruan IKIP. 1986. Masalah-Masalah

Ilmu Keguruan. Jakarta:PT. Bina Aksara.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar dalam CBSA. Jakarta Timur: Rineka Cipta.

Sulaiman, Fathiyyah Hasan. 1986. Alam Pikiran al-Ghozali Mengenai

Pendidikan dan Ilmu. Bandung: CV. Diponegoro.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Syakir, Muhammad. 1326 Washoya Al-Abna. Semarang: Toha Putra.

Syakir, Muhammad. 2011. Nasihat Orang Tua Kepada Anaknya. Surabaya: Al

Miftah.

Syarifah, Eti. 2008. Teknik Penyuluhan Proposal dan Laporan Penelitian

Tindakan Kelas. Bandung

Taufik, Abdulah. 2002. Ensiklopedi Temati Dunia Islam, Akal dan Awal.

Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

UU RI No 20 Tahun 2003. 2003. Sistem Pendidika Nasional (Pasal 1 ayat 19).

Jakarta: CV.Mini Jaya Abadi.

Wahyudi, M. Jindar. 2006.Nalar Pendidikan Qur’an. Yogyakarta:

ApeironPhilotes.

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif

Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 79: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

1

Page 80: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

2

Page 81: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

3

Page 82: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

4

Page 83: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

5

Page 84: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

6

Page 85: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1961/1/skripsi jadi,..OK.pdf · Setiap orang Islam diwajibkan menuntut ilmu yang berkaitan dengan

7