pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

101
BAB I Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku ►Sejarah Pendidikan Kesehatan Usaha pendidikan kesehatan di Indonesia sudah dimulai secara sederhana pada zaman Hindia Belanda. Pada tahun 1942 Dr.Heidrich disponsori yayasan Rockefeller mengadakan pendidikan mengenai hal cacing. Ia menyadari bahwa pendidikan kesehatan dapat digunakan untuk membantu usaha kesehatan. Pada tahun 1970 diseluruh Indonesia baru terdapat 4 orang ahli pendidikan kesehatan masyarakat dengan latar belakang pendidikan luar negeri yang berijazah “Master of Public Health” (MPH). Pada tahun 1974, unit-unit yang ada ditingkat propinsi mulai mengembangkan aktivitas, fasilitas, maupun tenaga pendidik kesehatan masyarakat. Pada tahun 1975, FKM UI menghasilkan tenaga dibidang ini disebut tenaga spesialis pendidikan kesehatan. Setelah tahun 1978, dengan membuka program pendidikan kesehatan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Kemudian diikuti oleh perguruan tinggi lainnya yaitu UNHAS, UNDIP, USU, dan lain- lain. ►Definisi Pendidikan Kesehatan Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Upload: pancarini-cici

Post on 17-Dec-2014

7.739 views

Category:

Health & Medicine


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

BAB I

Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Sejarah Pendidikan Kesehatan

Usaha pendidikan kesehatan di Indonesia sudah dimulai secara sederhana pada

zaman Hindia Belanda. Pada tahun 1942 Dr.Heidrich disponsori yayasan Rockefeller

mengadakan pendidikan mengenai hal cacing. Ia menyadari bahwa pendidikan

kesehatan dapat digunakan untuk membantu usaha kesehatan. Pada tahun 1970

diseluruh Indonesia baru terdapat 4 orang ahli pendidikan kesehatan masyarakat dengan

latar belakang pendidikan luar negeri yang berijazah “Master of Public Health” (MPH).

Pada tahun 1974, unit-unit yang ada ditingkat propinsi mulai mengembangkan aktivitas,

fasilitas, maupun tenaga pendidik kesehatan masyarakat.

Pada tahun 1975, FKM UI menghasilkan tenaga dibidang ini disebut tenaga

spesialis pendidikan kesehatan. Setelah tahun 1978, dengan membuka program

pendidikan kesehatan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Kemudian diikuti oleh perguruan

tinggi lainnya yaitu UNHAS, UNDIP, USU, dan lain-lain.

Definisi Pendidikan Kesehatan

Berikut ini akan dikemukan beberapa pengertian pendidikan kesehatan yang

dikemukakan oleh para ahli pendidikan kesehatan dalam berbagai pengertian,

tergantung pada sudut pandang masing-masing :

- Wood (1926) mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan sebagai sekumpulan

pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang

berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat dan ras.

- Nyswander (1947) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1997) menyatakan bahwa

pendidikaan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, BUKAN

proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan BUKAN pula

seperangkat prosedur.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 2: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Hal ini dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan :

“Pendidikan kesehatan suatu proses perubahan pada diri seseorang yang

dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan

kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat

prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi

sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis

yang didalam nya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek

baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.”

Tujuan Pendidikan Kesehatan

♣ Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan masyarakat ialah mengubah

perilaku individu di bidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut dalam

bentuk:

1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.

2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan

kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan

kesehatan.

♣ Secara Operasional Tujuan Pendidikan Kesehatan

1. Agar penderita memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan

(dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.

2. Agar setiap orang melakukan langkah-langkah positif dalam hal mencegah

penyakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah, dan mencegah

keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh

penyakit.

3. Agar setiap orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan

perubahan-perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efisien.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 3: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

4. Agar setiap orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan

bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan

yang normal.

Peran Pendidikan Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan urutan besarnya pengaruh terhadap kesehatan tersebut adalah sebagai

berikut:

Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Lingkungan,

Mencangkup lingkungan fisik, social, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya.

Perilaku masyarakat yang tidak dapat memelihara fasilitas kesehatan yang

dibangun oleh berbagai pihak serta tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Maka, perlu pendidikan kesehatan, agar mereka dapat memanfaatkannya

sebagimana mestinya.

Peran Pendidikan Kesehatan dalam Perilaku

Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan

perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Kesehatan bukan hanya

disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus

dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (practice).

Peran Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan

Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal

ini Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat

dalam bentuk PUSKESMAS. Namun pemanfaatan Puskesmas belum optimal.

Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Hereditas

Orang tua, khusunya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan

status kesehatan kepada anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya

baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anaknya.

Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari dimensi tingkat

pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat

pencegahan (five levels of prevention) dari (leavel and clark), yaitu sebagai berikut:

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 4: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Promosi kesehatan (Health promotion)

. Promosi kesehatan dilakukan melalui intervensi pada host/tubuh orang

misalnya makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas

lingkungan untuk mencegah terjadinya, dan lain-lain.

Perlindungan khusus (Specific protection)

Perlindungan khusus dilakukan melalui tindakan tertentu misalnya imunisasi

atau proteksi pada bahan industri berbahaya dan bising . Melakukan kegiatan kumur-

kumur dengan larutan flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi, dan

perlindungan khusu penyakit lainnya.

Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prampt treatment)

Pembatasan cacat (Disability limitation)

Rehabilitasi (Rehabilitation).

Prinsip-Prisnsip Pendidikan Kesehatan

1) Peranan Pendidikan Kesehatan

Ketika dilakukan penelitian perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar.

Lewreance Green menjelaskan bahwa perilaku dilatarbelakangi oleh tiga factor pokok,

yakni factor predisposisi, factor pendukung, dan factor yang memperkuat atau

mendorong. Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha untuk menyediakan kondisi

psikologis dari sasaran agar perilaku sesuai dengan tuntunan nilai-niai kesehatan.

2) Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan. Kegiatan belajar

mempunyai ciri-ciri, yaitu kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu,

kelompok, dan masyarakat yang sedang belajar, baik actual maupun potensial,

perubahan didapatkan karena kemampuan yang berlaku untuk waktu yang lama, dan

perubahan terjadi karena usaha serta disadari, dan bukan karena kebetulan.

Hukum-Hukum Dasar Dalam Pendidikan

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 5: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Hukum-hukum berdasarkan kepada perkembangan manusia, antara lain:

1. Teori Empirisme

Bahwasannya, hasil pendidikan dan perkembangan tergantung pada

pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak didik selama hidupnya

2. Teori nativisme

Nativisme melihat pendidikan sebagai sesuatu yang membiarkan anak

bertumbuh berdasarkan pembawaannya.

3. Teori naturalism

Dikemukakan oleh Jan jack Rousseau, yang berpendapat bahwa semua manusia

akan lahir dalam keadaan baik, tetapi buruk karena manusia itu sendiri.

4. Teori Konvergensi

Teori yang mengawinkan teori empirisme dan nativisme, bahwa perkembangan

anak itu tidak hanya semata-mata ditentukan oleh pembawaan atau lingkungan

saja, melainkan kedua factor tersebut saling menentukan perkembangan anak.

Sub Bidang Keilmuan Pendidikan Kesehatan

Perbedaan strategi dan pendekatan berakibat dikembangkannya berbagai mata

pelajaran atau sub disiplin ilmu sebagai bagian dari pendidikan kesehatan, yaitu antara

lain:

1. Komunikasi Kesehatan

Diperlukan untuk mengkondisikan factor-faktor predisposisi dan memberikan

informasi-informasi kesehatan yang efektif.

2. Dinamika Kelompok

Diperlukan untuk mengkondisikan factor-faktor predisposisi perilaku kesehatan

yang dikuasai oleh petugas kesehatan.

3. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)

Masyarakat harus mampu untuk mengorganisasikan komunitasnya sendiri untuk

berperan serta dalam penyediaan fasilitas-fasilitas. Maka, para petugas kesehatan

harus dibekali ilmu pengetahuan dan pengorganisasian masyarakat (PPM).

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 6: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

4. Pemasaran Sosial Jasa Bidang kesehatan

Dalam pemasaran social diperlukan intervensi pada factor-faktor pendukung dan

factor-faktor pendukung melalui dalam perubahan perilkau masyarakat.

5. Pendididkan dan Pelatihan

Ditengah-tengah masyarakat petugas kesehatan menjadi panutan masyarakat

dibidang kesehatan. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus memperoleh

pendidikan kesehatan dan petugas lain harus memperoleh pelatihan khususnya

tentang kesehatan dan ilmu perilaku.

6. Teknologi Pengembangan Media Promosi Kesehatan

Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagi alat peraga untuk menyampaikan

informasi atau pesan-pesan tentang kesehatan.

7. Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan

Tujuan program pendidikan sebagai indicator keberhasialan dari program

pendidikan kesehatan untuk perubahan sikap dan perilaku sasaran yang

memerlukan pengukuran khusus.

8. Antropologi Kesehatan

Untuk melakukan pendekatan perilaku, petugas kesehatan harus menguasai

berbagai macam latar belakang masyarakat yang bersangkutan.

9. Sosiologi Kesehatan

Latar belakang, stuktur social, dan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap

perilaku kesehatan masyarakat.

10. Psikologi Sosial

Untuk memahami perilaku individu, kelompok, maupun maysarakat dalam

perspektif perilaku masyarakat, maka psikologi social yang sangat diperlukan.

BAB II

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 7: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Teori Proses Belajar

♠ Pengertian Belajar

Pendidikan tidak terlepas dari proses pendidikan . Pendidikan dilihat secara

makro sedangkan pengajaran (proses belajar) dilihat secara mikro. Menurut konsep

Amerika, pengajaran diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan

manusia dalam hidup bermasyarakat. Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan

potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam

hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat. Akan tetapi menurut

konsep Eropa arti belajar itu agak sempit, hanya mencakup menghapal, mengingat, dan

mereproduksi sesuatu yang dipelajari.

1) Ciri-ciri Kegiatan belajar

Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan

dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri :

♣ Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang

sedang belajar, baik actual maupun potensial.

♣ Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku

untuk waktu yang relative lama.

♣ Perubahan-perubahan terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan.

Pendapat ini didukung oleh Hilgard, yang disarikan oleh Pasaribu, dan

Simanjuntak, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan

dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila

oleh pertumbuhan atau keadaan sementara, misalnya kelelahan atau karena obat-obatan.

2) Beberapa Teori Proses Belajar

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 8: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Perkembangan teori proses belajar yang ada dapat dikelompokkan ke dalam dua

kelompok besar, yakni:

Ő Teori stimulus berpangkal pada psikologi asosiasi dirintis oleh John Locke

dan Herbart. Didalam teori ini apa yang terjadi pada diri subjek belajar merupakan

rahasia atau biasa disebut sebagai black fox.Teori ini tidak memperhitungkan factor

internal yang terjadi pada diri subjek belajar.

Ő Teori proses belajar yang kedua sudah memperhitungkan factor internal

maupun eksternal. Pertama, teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi

kognitif. Selanjutnya dijelaskan bahwa belajar dimulai dari kontak individu dengan

dunia luar.

1. Teori Belajar Gestalt

Beranggapan, bahwa setiap fenonema terdiri dari suatu kesatuan esensial yang

melebihi jumlah dari unsur-unsurnya. Para ahli psikologi Gestalt menyimpulkan

bahwa seseorang dikatakan belajar apabila memperoleh pemahaman dalam

situasi yang problematika. Pemahaman tersebut ditandai dengan adanya:

Suatu perubahan yang tiba-tiba keadaan yang tak berdaya menjadi keadaan yang

mampu menguasai atau memecahkan masalah atau problema.

Adanya retensi yang baik

Adanya peristiwa transfer. Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa, dan

dimanfaatkan atau ditransfer ke dalam situasi lain yang mempunyai pola atau

struktur yang sama atau hampir sama secara keseluruhan (bukan detailnya).

2. Teori Asosiasi

Dirintis oleh John Lock dan Herbart. Menurut teori ini belajar adalah mengambil

tanggapan-tanggapan dan menggabung-gabungkan tanggapan dengan jalan

mengulang-ngulang. Tanggapan yang telah ada saling berhubungan, dan

menggabungkan dengan tanggapan lama. Konsekuensi dari teori ini adalah

pengajar harus sebanyak mungkin memberikan stimulus (S) kepada subjek

belajar untuk menimbulkan respons (R). Makin banyak terjalin S dan R, maka

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 9: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

makin mendalam orang mempelajari sesuatu, dan makin banyak S maka makin

banyak R.

3. Teori Belajar Sosial (Social Learning)

Teori Belajar Tiruan NE. Miller dan J.Dollard

Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil belajar.

Prinsip psikologi belajar ada 4, yaitu dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah laku balas

(response), dan ganjaran (reward). Lebih lanjut mereka membedakan adanya 3 macam

mekanisme tingkah laku tiruan:

Tingkah Laku Sama ( Same Behavior)

Tingkah laku yang terjadi apabila dua orang yang bertingkah laku berespon

sama terhadap rangsangan atau isyarat yang sama

Tingkah Laku Tergantung ( Matched Dependent Behavior)

Tingkah laku yang timbul dalam interaksi antara dua pihak, dimana salah satu

mempunyai kelebihan dari pihak lain.

Tingkah Laku Salinan ( Copying Behaviour)

Tingkah laku salinan peniru bertingkah laku atas dasar isyarat yang berupa

tingkah laku yang diberikan oleh model.

Teori Belajar Sosial dari A. Bandura dan RH. Wolter

Menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk asosiasi dari

rangsang dengan rangsangan lain. Penguat (reinforcement) memang memperkuat

tingkah laku balas (response), tetapi dalam proses belajar social hal ini tidak terlalu

penting. Menurut A. Bandura dan RH. Wolter, pengaruh pada tingkah laku model

terhadap tingkah laku peniruini dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Efek modeling,

Yaitu peniru melakukan tingkah laku-tingkah laku baru melalui asosiasi

sehingga sesuai dengan tingkah laku model.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 10: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

2. Efek menghambat dan penghapus hambatan,

Yaitu dimana tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model yang

dihambat timbulnya sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku

model dihapuskan hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat

menjadi nyata.

3. Efek kemudahan,

Yaitu tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah

muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model.

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.Guilbert, mengelompokkan factor-faktor

yang mempengaruhi proses belajar kedalam 4 kelompok besar, yakni:

- Factor materi : Belajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan akan

menentukan perbedaan proses belajar.

- Faktor lingkungan : Dikelompokkan menjadi dua, yaitu lingkungan fisik dan

lingkungan social.

- Faktor instrumental : Terdiri dari alat perangkat keras seperti perlengkapan

belajar, dan alat-alat peraga. Instrumental dirancang sedemikian rupa untuk

memperoleh proses belajar yang efektif.

- Faktor kondisi individual subjek belajar : Dibedakan kedalam kondisi fisiologis

seperti kekurangan gizi, pancaindera. Sedangkan, kondisi psikologis misalnya

intelijensi, pengamatan, daya tangkap, dan motvasi.

4) Proses Belajar Dalam Pendidikan Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan proses pendidikan yang tidak lepas dari proses

belajar. Di dalam belajar mencakup hal-hal berikut:

a. Latihan

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 11: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dngan

mengulang-ngulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu perbuatan pokok

dalam kegiatan belaja, sama halnya dengan pembiasaan.

b. Menambah/Memperoleh Tingkah Laku Baru

Proses belajar terjadi suatu peralihan dari potensi keaktivitasan. Peralihan dari

potensi keaktivitasan berlaku secara subjektif, maksudnya bahwa kesanggupan

yang ada pada subjek menjadi aktif (misalnya potensi bercakap-cakap menjadi

tindakan bercakap-cakap).

5) Proses Belajar Orang Dewasa

Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bentuk pendidikan

orang dewasa. Hasil pendidikan orang dewasa adalah perubahan kemampuan,

penampilan atau perilakunya. Agar pesan-pesan pendidikan dapat dipahami oleh orang

dewasa dan dapat mempunyai dampak perubahan perilaku adalah dengan memilihkan

metode belajar mengajar dengan tepat. Dengan mengetahui kebutuhan kelompok

sebagai subyek pendidikan orang dewasa, maka dapat menentukan strategi dan susunan

belajar dan mengajar yang tepat. Hasil akhir yang dinilai dalam pendidikan orang

dewasa adalah apa yang diperoleh sasaran belajar, bukan apa yang dilakukan oleh

pelatih atau faslitator belajar.

Verner dan division yang dikutip oleh Lunardi mengidentifikasikan adanya

enam factor yang dapat menghambat proses belajar pada orang dewasa yakni :

1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang data

dilihat secara jelas mulai bergerak jauh.

2. Dengan bertambahnya usia, titik jauh penglihatan atau titik terjauh yang dapat

dilihat secara jelas mulai berkurang.

3. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang diperlukan

dalam situasi belajar.

4. Makin bertambah usia, persepsi kontras cenderung kearah merah daripada

spectrum.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 12: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

5. Makin bertambah usia, kemampuan menerima suara makin menurun.

6. Makin bertambah usia, kemampuan untuk membedakan bunyi makin

mengurang.

6) Prinsip-Prinsip Belajar

1. Prinsip 1

Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri si pelajar yang

diaktifkan oleh individu itu sendiri.

2. Prinsip 2

Belajar adalah proses yang melakukan penggalian ide-ide yang berhubungan

dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan

tujuan yang dicapai.

3. Prinsip 3

Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi bertanggung

jawab ketika ia diserahi tanggung jawab.

4. Prinsip 4

Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan memperkuat

proses belajar. Orang pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling membantu.

5. Prinsip 5

Belajar adalah evolusi, bukan proses revolusi karena perubahan perilaku

memerlukan waktu dan kesabaran.Pendidikan kesehatan tidak dapat diperoleh dengan

segera, tidak boleh tergesa-gesa, dan memerlukan kesabaran dan ketekunan.

6. Prinsip 6

Belajar terkadang merupakan suatu proses menyakitkan. Perubahan perilaku

sering menghendaki perubahan perbuatan atau kebiasaan yang sangat menyenangkan

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 13: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

dan sangat berharga bagi dirinya, yang mungkin harus melepaskan sesuatu yang

menjadi hidup atau pegangan hidupnya.

7. Prinsip 7

Belajar adalah proses emosinal dan intelektual. Belajar dipengaruhi oleh

keadaan individu secara keseluruhan. Bila seseorang dalam keadaan kalut, iklim proses

belajar harus diciptakan sedemikian rupa agar tercipta situasi hidup, gembira, dan tidak

terlalu formal.

8. Prinsip 8

Belajar bersifat individu dan unik. Setiap orang memilki gaya belajar dan

keunikan sendiri dalam belajar. Tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar

sesuai keunikan dan gaya masing-masing.

7) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Orang Dewasa

1. Faktor Kebebasan

2. Faktor Tanggung Jawab

3. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri

4. Faktor Pengaruh Diri Sendiri

5. Faktor Psikologis

6. Faktor Fisik

7. Faktor Motivasi

8) Gaya Belajar Orang Dewasa

Menjadi fasilitator dalam proses belajar orang dewasa tidaklah mudah, sebab

mereka merupakan orang-orang yang sudah terbentuk. Misalnya saja, mahasiswa yang

merasa bosan dan kadang-kadang lesu, sebab bahan yang mereka terima tidak sesuai

atau tidak relevant dengan minat dan kebutuhan mereka. Padahal menurut penilaian

dosen bahan yang dipilih telah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Agar mahasiswa mudah untuk menguasai bahan yang disampaikan oleh dosen, dosen

diharapkan terampil untuk:

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 14: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

a. Memulai Diskusi

b. Menyediakan Informasi

c. Meningkatkan partisipasi

d. Menentukan Kriteria dan Rambu-rambu

e. Menengahi Perbedaan

f. Mengkoordinasikan dan Menganalisis Informasi

g. Memberi Ringkasan atau Rangkuman

9) Prinsip dan Proses Metode Training

Training merupakan kegiatan yang direncanakan, dilaksanakan secara sistematis

dan metodis, dan dievaluasi secara tuntas. Dalam pelaksanaan training selain materi dan

metodenya, perlu pula diperhatikan prinsip, proses, dan pendekatan yang akan

digunakan.

Prinsip Training

- Belajar Dari Pengalaman

- Melibatkan Emosi dan Budi

- Melalui Kebersamaan dan Kerja Sama

- Melihat Dalam Menemukan Sendiri Relevansi Training

Proses Training

Ω Siap dan bersedia meninjau pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan

keterampilan serta berusaha untuk mengubahnya.

Ω Mengenal kekuatan-kekuatan yang mendukung tejadinya perubahan serta

mengambil langkah yang positif.

Ω Merumuskan perubahan yang mereka inginkan.

Ω Dapat mempraktekkan aspek-aspek yang telah dirubah baik selama training

maupun dalam hidup dan kerja mereka.

Ω Dapat mengintegrasikan perubahan-perubahan dalam kerangka hidup dan

pengembangan diri dan profesinalisme.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 15: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Beberapa pendekatan dalam training anatara lain:

- Ekshortatif, yaitu dengan memberi intruksi, pengarahan, dan ceramah

kepada peserta.

- Pendekatan ilmiah, yaitu dengan menyampaikan kepada peserta, konsep,

teori, hasil penelitian dibidang penegtahuan, sikap, perilaku, kecakapan, dan

keterampilan.

- Pendekatan terjun langsung, yaitu dengan menempatkan peserta pada pusat

kejadian dan keadaan.

Metode Training

Metode training adalah cara yang ditempuh dan langkah-langkah yang diambil

untuk mencapai tujuan tujuan training, baik secara keseluruhan maupun persesi. Pada

pokoknya, metode training dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah metode

untuk mengawali training. Bagian kedua adalah metode untuk pengolahan sesi-sesi

dalam training, sedangkan bagian ketiga adalah metode untuk penutupan training.

- Metode Pada Babak Awal : Metode untuk mengawali training meliputi

perkenalan dan pemanasan atau ice breaking.

- Metode Babak Tengah : Pengolahan acara training, baik untuk

menyampaikan seluruh training maupun tiap-tiap sesi pada pokoknya

metode pengolahan sesi.

- Metode Informatif : Menyampaikan informasi, penjelasan, data, fakta, dan

pemikiran.

- Metode Partisipatif : Melibatkan peserta dalam pengolahan materi training,

bentuknya berupa pada pernyataan (statement), curah pendapat

(brainstorming), audio visual, dan lain-lain.

- Metode Eksperensial : Metode yang memungkinkan peserta untuk

terlibatdalam penuh pengalaman untuk belajar sesuatu daripada nya.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 16: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

BAB III

Prinsip Pendidikan, Pengembangan, dan Penggunaan Media Pendidikan

♠♠ Pendahuluan

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu sehingga

diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Pendidikan

kesehatan juga merupakan suatu proses yang mempunyai masukan (input) dan keluaran

(output). Suatu proses pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar

mencapai hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara

harmonis.

♠♠ Metode Pendidikan Kesehatan

Berikut ini diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok, dan

massa (public) :

1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Bertujuan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang

mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar penggunaan

metode pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau

alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru

tersebut.

Bentuk pendekatan ini antara lain :

Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counceling)

Dengan metode ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif

sehingga setiap masalah klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 17: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Akhirnya, klien dengan sukarela dan sadar serta penuh pengertian akan

menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

Wawancara (Interview)

Tujuan metode ini adalah untuk menggali informasi mengapa ia tidak

atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap

perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan

diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila

belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.

Kelompok Besar

Apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk

kelompok besar ini antara lain :

a) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan

menengah ke atas. Seminar ialah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau

beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap

hangat di masyarakat.

Kelompok Kecil

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 18: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk

kelompok kecil antara lain :

a) Diskusi kelompok

b) Curah pendapat (Brain storming)

c) Bola salju (Snow balling)

d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)

e) Memainkan peran (Role play)

f) Permainan simulasi (Simulation game)

3. Metode Pendidikan Massa

Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat

terhadap suatu inovasi awareness dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada

perubahan perilaku. Pada umumnya, bentuk pendekatan ini tidak langsung. Biasanya

menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini beberapa contoh metode yang

cocok untuk pendekatan massa :

Ceramah umum (public speaking)

Pidato-pidato/ diskudi tentang kesehatan melalui media elektronik.

Simulasi.

Sinetron

Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun

tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit.

Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dsb.

Alat Bantu/Peraga/Media Pendid ikan Kesehatan

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 19: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

1. Pengertian

Penyusunan alat peraga dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran.

didasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan pada manusia diterima atau ditangkap

melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu

maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Intinya, alat

peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu

objek sehingga mempermudah pemahaman.

Setiap alat peraga mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu

permasalahan seseorang. Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam

dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah

kerucut.

Kerucut Edgar Dale

Dari kerucut tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pendidikan benda asli

(lapisan paling dasar) mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsikan

bahan pendidikan dibandingkan dengan kata-kata (lapisan paling atas). Jelas bahwa

penggunaan alat peraga merupakan pengalaman salah satu prinsip proses pendidikan.

Manfaat Alat Bantu Pendidikan

Secara terperinci, manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut :

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 20: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

Mencapai sasaran yang lebih banyak.

Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman.

Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang

diterima kepada orang lain.

Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para

pendidik.

Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih

mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.

Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

Macam-Macam Alat Bantu Pendidikan

Pada garis besarnya, hanya ada 3 macam alat bantu pendidikan, yaitu :

Alat bantu lihat (visual aids), berfungsi membantu menstimulasi indera mata

(penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :

a) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dsb.

b) Alat yang tidak diproyeksikan, misalnya gambar peta (2 dimensi),

dan bola dunia (3 dimensi).

Alat bantu dengar (audio aids), berfungsi membantu menstimulasi indera

pendengaran pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan. Misalnya,

piring hitan, radio, pita suara, dsb.

Alat bantu lihat-dengar (audio-visual aids/AVA), seperti televisi dan video

cassette.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 21: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Menurut pembuatan dan penggunaannya, alat peraga dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

:

Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, slide, dsb yang

memerlukan listrik dan proyektor.

Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan

yang mudah didapat, seperti karton, kaleng bekas, kertas koran, dsb.

a) Contoh alat peraga sederhana

Di rumah tangga, seperti leaflet, model buku bergambar,

benda-benda yang nyata (buah-buahan), dsb.

Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet,

boneka wayang, dsb.

b) Ciri alat peraga sederhana

Ciri-ciri alat peraga kesehatan yang sederhana antara lain :

Mudah dibuat.

Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal.

Mencerminkan kebiasaan, kehidupan, dan kepercayaan

setempat.

Ditulis (digambar) dengan sederhana.

Memakai bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh

masyarakat.

Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan

masyarakat.

2. Sasaran yang Dicapai Alat Bantu Pendidikan

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 22: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Menggunakan alat peraga harus didasari pengetahuan tentang sasaran

pendidikan yang akan dicapai alat peraga tersebut.

Yang perlu diketahui tentang sasaran, antara lain :

a) Individu atau kelompok.

b) Kategori-kategori sasaran, seperti kelompok umur, pendidikan,

pekerjaan, dsb.

c) Bahasa yang mereka gunakan.

d) Adat-istiadat serta kebiasaan.

e) Minat dan perhatian.

f) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan

diterima.

Tempat memasang (menggunakan) alat-alat peraga

a) Di dalam keluarga, antara lain di dalam kesempatan kunjungan rumah,

waktu menolong persalinan dan merawat bayi, atau menolong orang

sakit, dsb.

b) Di masyarakat, misalnya pada waktu perayaan hari-hari besar, arisan-

arisan, pengajian, dsb, serta dipasang juga di tempat-tempat umum yang

stategis.

c) Di instansi-instansi, antara lain puskesmas, rumah sakit, kantor-kantor,

sekolah-sekolah, dsb.

Alat-alat peraga tersebut sedapat mungkin dapat dipergunakan oleh :

a) Petugas-petugas puskesmas/kesehatan.

b) Kader kesehatan.

c) Guru-guru sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 23: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

d) Pamong desa.

3. Merencanakan dan Menggunakan Alat Peraga

Sebelum membuat alat peraga, kita harus merencanakan dan memilih alat peraga

yang paling penting dan tepat untuk digunakan. Untuk itu perlu diperhatikan antara lain

hal-hal sebagai berikut.

Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan pendidikan

Menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsep-konsep.

a) Mengubah sikap dan persepsi.

b) Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.

Tujuan penggunaan alat peraga

Alat peraga dapat digunakan, yaitu :

a) Sebagai alat bantu dalam latihan/penataran/pendidikan.

b) Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah.

c) Untuk mengingatkan suatu pesan/informasi.

d) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.

4. Persiapan Penggunaan Alat Peraga

Sebelum menggunakan alat peraga sebaiknya petugas mencoba terlebih dahulu

alat-alat yang masih dalam bentuk kasar atau draft, sebelum diproduksi seluruhnya. Test

ini berguna untuk mengetahui sejauh mana alat peraga tersebut dapat dimengerti oleh

sasaran pendidikan. Cara melakukan test tersebut antara lain sebagai berikut :

Merencanakan terlebih dahulu tes pendahuluan untuk suatu media yang akan

diproduksi.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 24: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Menentukan pokok-pokok yang akan dipesankan dalam media tersebut.

Menentukan gambar-gambar pokok atau simbol-simbol yang disesuaikan dengan

ciri-ciri sasaran.

Memperlihatkan alat peraga/media tersebut kepada sasaran tercoba.

Memperlihatkan kepada sasaran tercoba :

a) Apakah mereka mengalami kesukaran dalam memahami pesan-pesan, kata-kata,

dan gambar-gambar di dalam media tersebut.

b) Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.

c) Mencatat komentar-komentar dari sasaran tercoba.

d) Melakukan perbaikan alat peraga (media) tersebut.

Mendiskusikan alat yang dibuat tersebut dengan orang lain (teman-teman) atau

dengan para ahli.

5. Cara Mempergunakan Alat Peraga

Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung pada jenis alatnya. Di

samping itu juga dipertimbangkan faktor sasaran pendidikannya. Dan yang lebih

penting adalah bahwa alat yang digunakan harus menarik sehingga menimbulkan minat

para pesertanya. Pada waktu menggunakan AVA hendaknya memperhatikan hal-hal

berikut ini :

Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.

Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan dibicarakan/ dipergunakan itu adalah

penting.

Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar agar mereka tidak kehilangan

kontrol pihak pendidik.

Gaya bicara hendaknya bervariasi agar pendengar tidak bosan dan tidak mengantuk.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 25: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Ikut sertakan para peserta/pendengar dan berikan kesempatan untuk memegang dan

atau mencoba alat-alat tersebut.

Bila perlu berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana, dsb.

6. Media Promosi Kesehatan

Disebut media promosi kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran

(channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi

menjadi 3, yakni media cetak, media elektronik, dan media papan.

Media Cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi,

diantaranya :

a) Booklet

b) Leaflet

c) Flyer

d) Flip chart (lembar balik

e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah.

f) Poster.

g) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.

Media Elektronik, misalnya televise, radio, slide dan sebagainya.

Media Papan (Billboard), yaitu papan dipasang di tempat-tempat umum dapat

diisi dengan pesan-pesan kesehatan. Papan disini juga mencakup pesan-pesan

yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan

umum (bus dan taksi).

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 26: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

BAB IV

Strategi Promosi Kesehatan

A. Pengertian

Menurut Ottawa Charter, 1986 (Soekidjo, 2007)

Health promotion is the process of enabling people to increase control over and

improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and social,

well-being, an individual or group must be able to identify and realize

aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment.

Promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,

sikap, dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki

lingkungan (baik fisik maupun nonfisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan

kesehatan mereka. Strategi promosi kesehatan adalah cara untuk mencapai atau

mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien.

B. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

Kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yaitu promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitative. Ahli lain hanya membaginya menjadi 2 aspek, yakni aspek

promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, serta aspek preventif dan kuratif

dengan sasaran kelompok orang yang berisiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok

yang sakit.

a) Promosi kesehatan pada aspek promotif

Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang sehat.

Kelompok yang jumlahnya sekitar 80-85% dari populasi ini kurang mendapat

perhatian dalam upaya kesehatan masyarakat. Apabila jumlah ini tidak dibina

kesehatannya, maka jumlah ini akan meningkat. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 27: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

pada kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat atau lebih meningkat

lagi.

a) Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan

Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup 3 upaya/kegiatan,

yakni :

♦ Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)

♦ Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)

♦ Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)

Ruang Lingkup Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan

Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi atau

pendidikan kesehatan, maka ruang lingkup promosi kesehatan ini dapat

dikelompokkan menjadi :

a) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

b) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah

c) Promosi kesehatan di tempat kerja

d) Promosi di tempat-tempat umum

e) Fasilitas pelayanan kesehatan

Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan

Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan

dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan (five levels of prevention)

dari Leavel and Clark.

a) Promosi kesehatan (Health promotion)

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 28: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

b) Perlindungan khusus (Specific protection)

c) Diagnosis dini dan pengeobatan segera (Early diagnosis and

prompt treatment)

d) Pembatasan cacat (Disability limitation)

e) Rehabilitas (Rehabilitation)

C. Visi dan Misi Promosi Kesehatan

Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan

No. 23/1992, maupun WHO, yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya

sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Untuk mencapai visi tersebut, perlu

upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut “misi”. Misi pendidikan

kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut. Misi

promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir.

Advokat (Advocate)

Melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu

kebijakan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan

perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.

Menjembatani (Mediate)

Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan

sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program

kesehatan perlu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun

sektor lain yang terkait.

Memampukan (Enable)

Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka

mampu memelihara dan menigkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 29: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

D. Bentuk-Bentuk Strategi Promosi Kesehatan

Strategi Global (Promosi Kesehatan) Menurut WHO, 1984

a) Advokasi (Advocacy)

Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-

kebijakan yang menguntungkan kesehatan publik.

b) Dukungan sosial (Social support)

. Tujuannya adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh

dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga) yang akhirnya

dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat.

c) Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)

Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

♣ Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986

menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) dan salah satunya rumusan strategi

promosi kesehatan yang dikelompokkan menjadi 5 butir.

a) Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)

Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan yang dibuat oleh para pembuat, penentu,

pengembangan keputusan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan

dampak kesehatannya bagi masyarakat.

b) Lingkungan yang mendukung (Supportive environment)

Kegiatan ini untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang

mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta

pengelola tempat-tempat umum (public places).

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 30: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

c) Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)

Memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya

sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan ini bervariasi, mulai dari terbentuknya lembaga swadaya masyarakat (LSM)

yang peduli terhadap kesehatan, baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-bantuan

teknis (pelatihan), sampai dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.

d) Keterampilan individu (Personal skill)

Masing-masing individu di dalam masyarakat seyogyanya mempunyai

pengetahun dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara memelihara kesehatannya,

mengenal penyakit-penyakit dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu

meningkatkan kesehatannya, dan mampu mencari pengobatan yang layak bilamana

mereka atau anak-anak mereka sakit.

e) Gerakan masyarakat (Community action)

Upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-

unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dengan perkataan lain,

meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan

kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community action).

BAB V

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 31: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Metode dan Teknik Penyuluhan

A. Pengertian

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan

seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau

mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk

dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002). Pada umumnya

ada 4 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat yaitu, fasilitas,

pengertian, persetujuan dan kemampuan.

Metode penyuluhan adalah suatu alat untuk menghantar materi dan pesan

kesehatan, yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan sasaran-sasaran. Sedangkan teknik penyuluhan adalah cara menggunakan

“alat” untuk menghantar materi atau pesan kesehatan.

B. Metode Penyuluhan/Promosi Kesehatan

♥ Berdasarkan Teknik Komunikasi

a. Metode penyuluhan langsung.

Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD),

pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.

b. Metode yang tidak langsung.

Menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi

dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb.

♥ Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai

a. Penyuluhan PERORANGAN

b. Penyuluhan KELOMPOK

c. Penyuluhan MASAL

C. Berdasarkan Indera Penerima

a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN

b. Metode PENDENGARAN

c. Metode “KOMBINASI”

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 32: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode dan teknik

promosi kesehatan adalah :

1. Tujuan yang ingin dicapai

2. Sarana dan prasarana

3. Waktu

4. Fasilitator/petugas

5. Besar kecilnya kelompok sasaran

♠ Penyuluhan Perorangan

Penyuluhan perorangan dapat dilakukkan melalui Kunjungan Rumah

(KR). Teknik yang dapat digunakan dalam melakukan metode penyuluhan ini

adalah wawancara atau tatap muka.

Pelaksanaan Kunjungan Rumah

Persiapan (P1)

1. Rapat tim PKMD desa membahas hasil pelaksanaan DKT

2. Mempelajadi kesimpulan DKT

3. Menetapkan sasaran

4. Menetapkan topik dan tujuan

5. Menyiapkan bahan-bahan dan media

6. Menentukan jadwal kunjungan

7. Menentukan petugas kunjungan rumah

8. Memikirkan kemungkinan tindak lanjut

Pelaksanaan (P2)

1. Salam, ucapkan salam, bina suasana, jelaskan maksud kedatangan, tunjukan

sikap ingin membantu dan katakan bahwa masalah keluarga dapat diatasi

bersama

2. Ajak Bicara, beri penjelasan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah dan gunakan alat peraga bila perlu, dan ajak keluarga ke pelayanan

kesehatan terdekat untuk mengatasi masalah

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 33: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

3. Jelaskan dan Bantu, jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh

keluarga untuk mengatasi masalah, jika tidak dapat diatasi sendiri oleh

keluarga dapat dirujuk ke puskesmas.

4. Ingatkan, kepada keluarga untuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk

tindak lanjut masalah, dan buat perjanjian untuk bertemu kembali.

Evaluasi (P3)

Jika KR ditolak ?

1. Jangan berkecil hati dan memaksakan diri

2. Tetap bersikap ramah dan ajak orang yang disegani (RT, Kades dll) pada

kunjungan berikutnya

Jika KR diterima ?

1. Memperkenalkan diri dan bina suasana dan kepercayaan keluarga

2. Jelaskan maksud kedatangan

3. Jika ada permasalahan keluarga yang harus didiskusikan dalam DKT, minta

persetujuan terlebih dahulu. Jika tidak berkenan, cukup dibahas dalam KR

4. Berikan saran dengan halus jika diperlukan ke pelayanan kesehatan

Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kunjungan rumah, yaitu :

1. Jelaskan maksud kedatangan anda

2. Sampaikan penjelasan yang sederhana, menarik dan sesuai kebutuhan keluarga

tersebut.

3. Simpulkan, ulangi dan tekankan pada poin yang perlu diingatkan

♠ Penyuluhan Kelompok

Salah satu bentuk dari penyuluhan kelompok adalah diskusi kelompok

terarah atau FGD (Focus Discussion Group). Diskusi kelompok terarah adalah suatu

proses komunikasi dua arah antara pemandu dengan peserta DKT yang terdiri dari

kader keluarga (kk) dan antara sesama peserta DKT.

Langkah-langkah Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terarah

Persiapan (P1)

1. Rapat Tim PMKD

2. Pelajari masalah yang ada

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 34: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

3. Tentukan topik yang akan dibahas dalam DKT dan tujuannya

4. Tentukan pemandu, pencatat, dan pengamat

5. Buat kesepakatan jadwal pertemuan, tempat dan waktu

6. Siapkan media yang diperlukan

7. Kuasai materi yang akan dibahas dengan mengembangkan pertanyaan yang

akan diajukan

8. Merancang posisi duduk

Pelaksanaan (P2)

1. Salam dan ucapan terima kasih

2. Mulai dengan pembicaraan ringan

3. Rumuskan topin yang hendak dibahas dengan persetujuan peserta

4. Mulailah diskusi dan lakukan pemerataan perhatian terhadap semua peserta

5. Gunakan media untuk memperjelas informasi yang disampaikan

6. Rumuskan kesimpulan dan tindak lanjut dari diskusi kelompok

7. Buat perjanjian untuk pertemuan selanjutnya dan topik yang akan dibahas,

dan tutup pertemuan dengan mengucapkan terima kasih.

Penilaian(P3)

1. Langsung, pada saat DKT berlangsung dengan melihat pasrtisipasi peserta

dan kesimpulan yang dihasilkan

2. Tidak langsung, setelah DKT dengan melihat laporan pengamat

♠Penyuluhan Masa

Adapun ciri dari penyuluhan massa adalah komunikasi terjadi satu arah

dan kebanyakan dalam penyuluhan massa, peserta ada yang tidak kenal dengan

peserta yang lain.

Langkah-langkah Penyuluhan Massa

Persiapan (P1)

1. Analisa masalah kesehatan dan gizi di tingkat desa

2. Tentukan masalah yangakan ditanggulangi

3. Rumuskan tujuan dan sasaran

4. Menyiapkan materi dan isi pesan

5. Menentukan metode

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 35: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

6. Menyiapkan media

7. Membuat rencana pelaksanaan (waktu, tempat, dan pembicara)

8. Tokoh masyarakat/narasumber (misalnya yang berkhotbah di masjid)

9. Menentukan jangka waktu penyuluhan

Pelaksanaan (P2)

1. Peresmian oleh tokoh masyarakat yang disegani

2. Penyebarluasan pesan-pesan melalui media massa setempat, dapat dilakukan

secara serempak (multimedia) misalnya, pemutaran film kesehatan, koran,

poster, dan lain-lain

Penilaian (P3)

Keberhasilan penyuluhan dapat dinilai dengan menggunakan lembar

pertanyaan, lembar pengamatan, dan kuis. Dan unsur yang dinilai adalah

input dan proses.

Beberapa metode yang sering digunakan untuk penyuluhan (Notoatmojo,2007)

1. Curah Pendapat

2. Diskusi Pleno/Diskusi Kelompok

3. Peragaan/Demonstrasi

4. Penugasan (Kerja Perorangan/kelompok)

5. Tanya Jawab

6. Bermain peran (Role play)

7. Diskusi Panel (Terbuka/Tertutup)

8. Ceramah

BAB VI

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 36: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Persepsi dan Motivasi Sehat-Sakit

A. Persepsi Sehat-Sakit

Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme,

benda asing atau luka (injury). Sedangkan, sakit (illness) adalah penilaian seseorang

(subjektif) terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung

dialaminya. Berdasarkan batasan diatas tampak adanya perbedaan konsep sehat-sakit

yang kemudian akan menibulkan masalam konsep sehat-sakit dalam masyarakat.

Penyakit (disease)Tak hadir (not

present)Hadir (present)

Tak dirasa (not perceived) 1 2

Dirasa (perceived) 3 4

Pada area 1 menggambarkan bahwa seseorang seseorang tidak menderita

penyakit sekaligus tidak merasakan sakit. Dalam keadaan ini maka orang tersebut sehat

menurut konsep sehat (kacamata petugas kesehatan).

Pada area 2, seseorang ada penyakit secara klinis namun ia tidak merasa sakit.

Dari sinilah muncul konsep sehat masyarakat, yaitu sehat adalah orang yang dapat

bekerja dan menjalankan pekerjaannya sehari-hari, dan konsep sakit menurut

masyarakat dimana seseorang yang sudah tidak dapat bangkit lagi dari tempat tidurnya

dan tidak dapat mejalankan pekerjaan sehari-hari.

Pada area 3, seseorang tidak memiliki penyakit tetapi merasa sakit atau tidak

enak badan. Dalam kenyataannya, orang seperti ini sedikit. Hal ini mungkin karena

gangguan –gangguan psikis saja.

Pada area 4 menggambarkan seseorang memang menderita suatu penyakit dan ia

juga merasa sakit. Untuk meningkatkan area 4 ini diperlukan suatu koreksi terhadap

konsep sehat dan sakit.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Sakit (illness)

Page 37: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Elemen-elemen Pokok Perilaku Sakit

Empat elemen yang merupakan komponen dasar dalam perilaku sakit adalah

content (isi), sequence (urut-urutannya), spacing (jarak) dan variability (variabilitas

perilaku sakit). Dari ke-4 elemen ini dapat dikembangkan menjadi :

5 Konsep Analisis Perilaku Sakit

a. Shoping : Proses mencari beberapa sumber berbeda dari medical care untuk satu

persoalan.

b. Fragmentation : Proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi

yang sama.

c. Procastination : Proses penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala

dirasakan

d. Self medication : mengobati diri sendiri

e. Discontinuity : Proses menghentikan pengobatan

Tahap-tahap Pembuatan Keputusan

1. Tahap pengalaman/pengenalan gejala (the symptom experience).

2. Tahap asumsi peranan sakit ((the assumption of the sick role)

3. Tahap ketergantungan pasien (the dependent patient stage)

4. Tahap penyembuhan atau rehabilitasi (the recovery of rehabilitation)

B. Motivasi

Ada 3 komponen utama motivasi menurut Steer Porter (1995) yaitu :

1. Energizing, yaitu sesuatu yang mendorong atau menentukan tingkah laku

2. Directing, yaitu sesuatu yang membimbing atau menentukan tingkah laku

3. Maintaining/sustaining, yang memelihara dan menindaklanjuti tingkah laku.

Teori Hirarki Kebutuhan Manusia dari Maslow

Kebutuhan fisiologis (Phisiological needs),

Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs), Kebutuhan sosial (Social needs)

Kebutuhan penghargaan (Esteem needs), dan Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self actualization needs).

BAB VII

Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 38: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

A. Pendahuluan

Masyarakat atau anggota masyarakat yang menderita penyakit dan tidak

merasakan sakit (disease but no illness) sudah barang tentu tidak akan bertindak apa-apa

terhadap penyakitnya tersebut, tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan

sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha, antara lain.

Pertama, tidak bertindak apa-apa (no action). Alasannya antara lain karena

kondisi yang demikian tidak mengganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari.

Kedua, bertindak mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti

diuraikan diatas. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang tersebut sudah

percaya pada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasarkan pengalaman-

pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan

kesembuhan. Ketiga, mencari pengobatan kefasilitas pengobatan tradisional (traditional

remedy). Untuk masyarakat pedesaan khususnya, pengobatan tradisional ini masih

menduduki tempat teratas dibandingkan dengan pengobatan-pengobatan lainnya.

Keempat, mencari pengobatan dengan membeli obat-obat kewarung obat (chemist shop)

dan sejenisnya termasuk tukang-tukang jamu. Kelima, mencari pengobatan ke fasilitas-

fasilitas pengobatan modern yang di adakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga

kesehatan swasta yang dikategorikan kedalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah

sakit. Keenam, adalah mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang

diselenggarakan oleh para dokter praktek (privat medicine)

B. Kerangka Kerja Anderson dan Newman

Anderson dan Newman (1979) dalam Notoatmojo (1993) menyarankan bahwa

model penggunaan pelayanan kesehatan ini dapat membantu/memenuhi satu atau lebih

dari lima tujuan sebagai berikut :

1. Untuk melukiskan hubungan kedua belah pihak antara factor-faktor penentu

dari penggunaan pelayanan kesehatan.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 39: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

2. Untuk meringankan peramalan kebutuhan-kebutuhan masa depan terhadap

pelayanan kesehatan.

3. Untuk menentukan apakah ada atau tidak adanya pelayanan dari pemakaian

pelayanan kesehatan yang berat sebelah, dan lainnya.

C. Tujuan Berbagai Tipe Kategori Penggunaan Pelayanan Kesehatan

1. Model Demografi (kependudukan)

Dalam model ini tipe variable-variabel yang dipakai adalah umur, seks,

status perkawinan dan besarnya keluarga. Variable-variabel ini digunakan

sebagai ukuran mutlak atau indicator fisiologis yang berbeda dan siklus hidup

dengan asumsi bahwa perbedaan drajad kesehatan, drajad kesakitan dan

penggunaan pelayanan kesehatan sedikit banyak akan berhubungan dengan

variable diatas.

2. Model-model struktur social (social struktur model)

Di dalam model ini tipe variable yang dipakai adalah pendidikan,

pekerjaan dan kebangsaan. Variabel-variabel ini mencerminkan keadaan social

dari individu atau keluarga di dalam masyarakat. Maka mengingatkan akan

berbagai gaya kehidupan yang diperlihatkan oleh individu-individu dan keluarga

dari kedudukan social tertentu.

3. Model-model social Psikologis (psychalogocal models)

Dalam model ini tipe variable yang dipakai adalah ukuran dari sikap dan

keyakinan individu. Variable-variabel sosio-psikologis pada umumnya terdiri

dari empat kategori : Pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian

keseluruhan dari penyakit, Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan

tindakan dalam menghadapi penyakit, dan kesiapan tindakan individu.

4. Model Sumber Keluarga (family resourse models)

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 40: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Dalam model ini variable terikat yang dipakai adalah pendapat keluarga,

cakupan asumsi keluarga atau sebagai anggota suatu asuransi kesehatan dan

pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya.

5. Model Sumber Daya Masyarakat (community resourse models)

Tipe model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan

sumber-sumber di dalam masyarakat, dan ketercapaian dari pelayanan kesehatan

yang tersedia dan sumber-sumber di dalam masyarakat.

6. Model-model organisme (organization models)

Dalam model ini variable yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk-

bentuk system pelayanan kesehatan. Biasanya variable yang digunakan adalah :

Gaya (style) praktek pengobatan (sendiri, rekanan, atau grup), Sifat (nature)

dari pelayanan tersebut (membayar langsung atau tidak),lLetak dari

pelayanan kesehatan (tempat pribadi, rumah sakit, atau klinik), dan petugas

kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien (dokter, perawat, asisten

dokter)

7. Model Sistem Kesehatan

Keenam kategori model penggunaan fasilitas kesehatan tersebut tidak

begitu terpisah, meskipun ada perbedaan dalam sifat (nature). Model system

kesehatan mengintegrasi keenam model terdahulu ke dalam model yang lebih

sempurna.).

8. Model Kepercayaan Kesehatan

Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-

problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat

untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang

diselenggarakan oleh provider.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 41: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

BAB VIII

Sifat Umum dan Khusus Perilaku Manusia

A. Sifat Umum Perilaku Manusia

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan

lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. Perilaku

diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Dalam perilaku

terdapat hasil akhir yang dapat saling mempengaruhi antara berbagai gejala. Gejala

yang saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku manusia tersebut antara lain :

1. Pengamatan

Yakni pengenalan objek dengan cara melihat, mendengar, meraba,membau, dan

megecap, yang dikenal dengan istilah ‘Modalitas Pengamatan’.

a. Penglihatan

Penglihatan digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :

1) Melihat bentuk yakni melihat objek yang berdimensi.objek-objek

penglihatan membentuk diri menjadi keseluruhan (gestalt) menurut

hukum-hukum tertentu yakni :

- Hukum keterdekatan (hal yang berdekatan adalah gestalt)

- Hukum Ketertutupan (hal yang tertutup adalah gestalt)

- Hukum Bersamaan (hal yang sama adalah gestalt)

2) Melihat dalam yakni melihat objek berdimensi tiga.

3) Melihat warna,dua hal penting mengenai warna secara psikologis yaitu :

- Nilai efektif warna, berpengaruh terhadap perilaku

masyarakat

- Nilai lambing warna, yang memerikan kesan tertentu kepada

seseorang sehingga melambangkan sifat tertentu.

b. Pendengaran

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 42: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Bunyi dan suara itu dapat kita golongkan atas dasar dua cara, yaitu:

1) Berdasarkan atas keteraturan dapat kita bedakan antara

- Gemerisik

- .Nada

2) Selanjutnya nada itu biasa dibeda-bedakan atas dasar:

- Tinggi rendahnya, yang tergantung kepada besar kecilnya

frekuensi

- Intensitasnya yang tergantung pada ampiltudonya

- Timbrennya yang tergantung pada kombinasi bermacam-

macam frekuensi dalam tinggi rendahnya suara

2. Perhatian

Adalah pemusatan energy psikis yang tertuju pada suatu objek. Beberapa macam

perhatian yakni :

a. Perhatian berdasarkan intensitasnya

- Perhatian intensif

- Perhatian tidak intensif

b. Perhatian berdasarkan cara timbulnya

- Perhatian spontan

- Perhatian disengaja

c. Perhatian berdasarkan luas objek yang dikenai perhatian

- Perhatian terpencar (distributive)

- Perhatian terpusat (konsentratif)

Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menarik perhatian yaitu :

a. Pandangan dari segi objek

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 43: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

b. Pandangan dari segi subjek

Dilihat dari subjek yang memperhatikan,hal-hal yang dapat menarik perhatian

adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegemaran, kebutuhan, pekerjaan dan

sejarah hidup subjek itu sendiri.

3. Tanggapan

Yakni gambaran yang tertinggal dalam ingatan sebagai reaksi setelah

dilakukannya pengamatan.

Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

- Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan

- Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasikan

- Tanggapan masa kini atau tanggapan representatif (tanggapan

mengimajinasikan)

Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan:

Tanggapan

Cara tersedianya objek disebut representative

Objek tidak ada pada dirinya sendiri tetapi ada (diadakan) pada diri subjek

yang menangkap

.Objek hanya ada pada dan untuk subjek yang menanggap

Terlepas dari unsur tempat, keadaan dan waktu

Pengamatan

.Cara tersedianya objek disebut persentasi

Objek ada pada dirinya sendiri

Objek ada pada setiap orang

Terikat pada tempat, keadaan dan waktu

4. .Fantasi

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 44: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Yakni daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan

pertolongan tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus

dengan benda-benda yang ada.

Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan

manusia untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia riil.

Secara garis besar fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:

Fantasi tidak sadar (tidak disengaja)

Fantasi disadari (disengaja)

Fantasi bersifat mengabstraksikan, kalau dalam berfantasi itu ada bagian-

bagian yang dihilangkan. Fantasi bersifat mendeterminasikan kalau dalam

berfantasi itu sudah ada semacam skema tertentu, lalu diisi dengan gambaran

lain. Fantasi bersifat mengkombinasikan kalau menggabungkan bagian dari

tanggapan yang satu dengan yang lainnya.

Relevansi fantasi dengan kehidupan manusia sehari-hari antara lain :

a) Fantasi memungkinkan orang menetapkan diri dalam hidup kepribadian

orang lain

b) Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada

umumnya

c) Fantasi meyakinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dab waktu

d) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dan kesukaran yang

dihadapi

e) Fantasi memungkinkan orang untuk menciptakan sesuatu yang dikejar,

membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya

5. Ingatan

Yaitu kemampuan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-

kesan. Ingatan yang baik yakni ingatan yang memiliki karakteristik, cepat, setia,

teguh, luas dan siap.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 45: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Proses ingatan ada 3 yakni :

1. Mencamkan

Menurut terjadinya, mencamkan itu dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu:

a. Mencamkan dengan sekehendak hati, dan

b. Mencamkan dengan tidak sekehendak

2. Mengingat dan lupa (retensi)

Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan dan hal yang dilupakan

adalah hal-hal yang tidak diingat (tidak dapat diingat kembali)

3. Reproduksi

Yaitu pengaktifan kembali hal-hal yang telah dicamkan. Dalam reproduksi

ada dua bentuk, yaitu:

a. Mengingat kembali (recall), dan

b. Mengenal kembali (recognition)

4. Asosiasi

Yaitu hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya

dalam jiwa kita.

Adapun hukum-hukum asosiasi itu adalah sebagai berikut:

a.Hukum sama saat atau serentak

b.Hukum berurutan

c.Hukum kesamaan dan kesesuaian

d.Hukum berlawanan

e.Hukum sebab akibat

6. Berfikir

Bahwa berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif,

a. Bahwa berfikir itu sifatnya ideasional

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 46: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Jadi berfikir merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan dengan

proses atau jalannya.Proses jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga

langkah, yaitu:

a. Pembentukan pengertian

b. Pembentukan pendapat dan

c. Penarikan kesimpulan

7. .Perasaan

Macam-macam perasaan menurut Bigot (1950) yaitu :

a. Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah):

Perasaan indriah

Perasaan vital

b. Perasaan-perasaan rohaniah

Perasaan intelektual

Perasaan kesusilaan

Perasaan Keindahan

Perasaan social

Perasaan harga diri

Perasaan Keagamaan

8. .Motif-Motif

Yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong untuk melakukan aktifitas-

aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

.Menurut Woodworth dan Marguis (1955) motif itu dapat dibedakan

menjadi 3 macam, yaitu:

1) Kebutuhan-kebutuhan organic

2) Motif-motif darurat

3) Motif-motif objektif

Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya motif-motif itu, yaitu:

1) Motif-motif bawaan

2) Motif-motif yang dipelajari

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 47: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Berdasarkan atas jalarannya, yaitu:

1) Motif-motif ekstrinsik

2) Motif-motif intrinsik

Berdasarkan isi dan persangkutpautannya, yaitu:

1) Motif jasmaniah

2) Motif rohaniah

B. Sifat Khusus Individu

1. Teori Tipologi

a.Hipocrates Galenus

Mengungkapkan bahwa sifat yang ada pada manusia adalah seperti

halnya isi alam semesta ini yang terdiri dari tanah,air,udara, dan api,

maka pada manusia terdapat 4 macam cairan. Tipologi Hipocrates

Galenus yaitu :

- Melanchole

- Chole

- Phlegma

- Sanguis

b.Kretschmer

Berdasarkan penelitian Kretschmer ia menggolongkan manusia menjadi

4 macam yaitu :

- Tipe Picnic,dengan ciri khas pendek dan gemuk

- Tipe Leptosom,dengan ciri khas tinggi jangkung

- Tipe atletik,dengan ciri khas tubuh tampak selaras

- Tipe dis plastic,dengan ciri khusus yang merupakan

penyimpangan dari ketiga tipe sebelumnya

c.Sheldon

Sheldon menggolongkan manusia berdasarkan konstitusi dan

temperamennya yaitu :

1) Berdasarkan konstitusinya yakni :

- Tipe endomorfik,mirip dengan tipe picnic

- Tipe masomorfik,mirip dengan tipe atletik

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 48: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

- Tipe ektomorfik, mirip dengan tipe leptosome

2) Berdasarkan Temperamennya yakni :

- Tipe viscerotonik,cenderung santai dan gemar hiburan

- Tipe cerebrotonik.cenderung ragu-ragudan sosio-fobia

- Tipe somatotonik,sikap gagah dan perkasa

d.Spranger

Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya ada 2 macam roh, yakni

roh subjek dan roh subjektif

e.Freud

Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian manusia terdiri dari 3

aspek yakni :

1. Das esadalah aspek biologi kepribadian

2. Das ich adalah aspek psikologi kepribadian

3. Das uber ich adalah aspek sosiologis kepribadian

2. Intellegensi

Menurut hasil penelitian telah dibuktikan bahwa angka korelasi

intelegensi dan prestasi belajar antara 0,50 artinya sebesar 25% dari keseluruhan

varian prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intelegensi. Teori intelegensi

yakni :

a. Teori Spearman

b.Teori yang bersifat pragmatis

c.Teori faktor

d.Teori yang bersifat operasional

e.Teori fungsional

f.Pengukuran intelegensi

3.Bakat

Bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit

sekali tergantung pada latihan mengenai hal tersebut (William B. Micheel).

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 49: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

BAB IX

Determinan dan Perubahan Perilaku

A. Konsep Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Skiner

(1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau

reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dari sudut biologis, perilaku

adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati

secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo.2004).

Macam – macam Perilaku

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua:

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang

yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau

praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain

(Notoatmodjo, 2003).

Domain Perilaku

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 50: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Menurut (Notoatmodjo, 2003), meskipun perilaku adalah bentuk respon atau

reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam

memberikan respons sangat tergantung pada karekteristik atau faktor-faktor lain dari

orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi

beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan

respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang

Menurut (Sunaryo.2004), perilaku dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor

eksternal, yaitu:

Faktor genetik atau faktor endogen

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk

kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam

diri individu (endogen), antara lain:

1. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling

berbeda satu dengan lainnya.

2. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara

berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria

disebut maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin.

3. Sifat fisik, misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk

berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.

4. Sifat kepribadian, perilaku individu tidak ada yang sama karena adanya

perbedaan kepribadian yang dimiliki individu, yang dipengaruhi oleh

aspek kehidupan seperti pengalaman,usia watak, tabiat, sistem norma,

nilai dan kepercayaan yang dianutnya.

5. Bakat pembawaan, bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan

lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk

pengembangan.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 51: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

6. Inteligensi, Ebbinghaus mendefinisikan inteligensi adalah kemampuan

untuk membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa

inteligensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu

Faktor eksogen atau faktor dari luar individu

1. Faktor lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu

yang ada disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial.

Ternyata lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu

karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.

2. Pendidikan. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya

melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok.

3. Agama. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke

dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam

cara berpikir, bersikap, beraksi, dan berperilaku individu.

4. Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu

lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah

lingkungan sosial.

5. Kebudayaan. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan

mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.

Faktor Determinan Perilaku

Pada dasarnya faktor determinan perilaku manusia sulit ditentukan, namun

secara garis besarnya ada tiga yakni :

1. Fisik

2. Psikis

3. Social

Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti

pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan

sebagainya.Gejala kejiwaan ditentukan oleh berbagai factor diantaranya

Factor pengalaman

Keyakinan

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 52: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Sarana fisik

Sosio budaya masyarakat

Teori yang berhubungan dengan determinan perilaku.

1. Teori Laurence Green

Green menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Menurut Green

kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu

Factor perilaku (behaviour cause).

Factor diluar perilaku (non-behaviour cause)

Selanjutnya, prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,

nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya

fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya

puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan

sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud

dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain,

yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat.

2. Teori Snehandu B. Kar

Kar menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu

merupakan fungsi dari :

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatannya (behaviour intention)

b. Dukungan social dari masyarakat sekitarnya (social-support)

c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan ( accessibility of information)

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 53: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan

atau keputusan (personal autonomy)

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak

(action situation).

3. Teori WHO

Tim kerja dari WHO mengenalisis bahwa yang menyebabkan seseorang

itu berprilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok pemikiran dan perasaan

(thought and feeling) yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,

kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek.

a. Pengetahuan

b. Kepercayaan

c. Sikap

d. Orang penting sebagai referensi

e. Sumber-sumber daya

f. Perilaku normal, kebiasaan yang umumnya disebut kebudayaan.

B. Teori Perubahan Perilaku

Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-

kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerap-kan perilaku

tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu,

sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.

1. Health Belief Model

Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50-an dan didasarkan atas

partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap

berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada program tersebut

kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model didasarkan atas 3

faktor esensial ;

Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari

suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehata

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 54: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya

merubah perilaku

Perilaku itu sendiri.

Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan

dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan

sarana & petugas kesehatan.

Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang

dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di

tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan

perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.

1. Teori S-O-R:

Perubahan perilaku didasari oleh: StimulusOrganismeRespons.

Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak

rangsangan (stimulus)

Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning

process).

Materi pembelajaran adalah stimulus.

Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:

a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak

b. Apabila diterima (adanya perhatian) mengerti (memahami) stimulus.

c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:

Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)

Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)

2. Teori “Dissonance” : Festinger

Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara

sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance).

Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang

tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 55: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Jika stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya)

maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya

kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).

Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:

Pentingnya Stim xJml kog dis

Dissonance:---------------------------------------------------

Pentingnya Stim x Jml kog con

Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang

seimbang dengan elemen tidak seimbang.Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan

kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian

stimulus (anjuran perikasa hamil).

3. Teori fungsi: Katz

Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus

atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).

Prinsip teori fungsi:

a. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)

b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila

hujan, panas)

c. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap

gejala sosial)

d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah,

senang)

4. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin\

a. Perilaku adalah keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces)

dan kekuatan penahan (restraining forces), dimana :

Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.

Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 56: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

b. Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua

kekuatan tersebut.

c. Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku.

C. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

1. Perubahan alamiah (natural change),

2. Perubahan terencana (planned change),

3. Kesiapan berubah (Readiness to change).

D. Strategi Perubahan Perilaku

Inforcement:

1. Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan

peraturan atau perundangan.

2. Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak

langgeng)

Education:

1. Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari

pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan.

2. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

E. Cara-cara Perubahan Perilaku

Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh,

yaitu :

1. Dengan Paksaaan.

2. Dengan memberi imbalan.

3. Dengan membina hubungan baik.

4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.

5. Dengan memberikan kemudahan.

6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi

BAB X

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 57: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Ranah Perilaku

Menurut Skiner (1938), seorang ahli psokologi, dalam Soekidjo (2007),

perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar).

Ki Hajar Dewantoro, seorang tokoh pahlawan pendidikan nasional Indonesia,

membagi ranah (kawasan) perilaku menjadi cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa

(konasi). Ketiga ranah perilaku ini harus dikembangkan secara seimbang agar terbentuk

lah manusia yang seutuhnya.

Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, dalam Winkel

(1996), membagi perilaku dalam tiga domain, yaitu:

a. Ranah kognitif (Cognitive domain)

b. Ranah afektif (Affective domain)

c. Ranah psikomotor (Psychomotor domain)

A. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan (ranah kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan merupakan hasil dari

proses pengindraan seseorang terhadap objek tertentu. Pengindraan tersebut meliputi

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan rabaan.

1. Proses Adopsi Perilaku

Penelitian Rogers (1983) mengungkapkan bahwa adopsi perilaku baru pada

diri seseornag melalui beberapa proses sebagai berikut:

Awarness (kesadaran), menyadari dan mengetahui keberadaan objek (stimulus).

Interest, mulai tertarik kepada stimulus.

Evaluation, menimbang-nimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 58: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Trial, telah mencoba perilaku baru.

Adoption, telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan

sikapnya terhadap stimulus.

Namun, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan

perilaku tidak selalu melalui rangkaian proses di atas.

Perilaku yang dilandasi pengetahuan dan kesadaran akan berlangsung lama

(langgeng), sedangkan perilaku yang dilakukan tanpa disertai pengetahuan dan

kesadaran akan berlangsung tidak dalam jangka waktu yang lama.

2. Tingkatan Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Enam tingkatan di dalam domain kognitif menurut Sukidjo (1993), yaitu:

Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk juga di dalamnya yaitu mengingat kembali (recall). Ini

merupakan tingkatan yang paling rendah.

Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar dan tepat mengenai materi yang telah diketahui, serta dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar pula. Hal itu mencakup kegiatan menjelaskan, memberikan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari ke dalam kondisi sebenarnya (kehidupan nyata).

Analisis (analysis)

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 59: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada

keterkaitan satu sama lain.

Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan umtuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Atau dengan kata lain

yaitu kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan

sebagainya dari rumusan materi yang telah ada atau telah diterima.

Evaluasi (evaluation)

Evaluasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menilai materi yang telah

diterima dan telah diproses.

Pengukuran terhadap tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian.

B. Sikap (Attitude)

Menurut Newcomb, seorang ahli psokologi sosial, sikap merupakan pelaksana

motif tertentu. Sikap merupakan respon atau reaksi yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus, belum berupa reaksi terbuka atau tingkah laku yang nampak . Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus sebagai suatu penghayatan

terhadap stimulus tersebut.

1) Komponen Pokok Sikap

Kepercayaan atau keyakinan

Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

Kecenderungan untuk bertindak

2) Tingkatan Sikap

Menerima (reseiving), berarti subjek bersedia dan memperhatikan stimulus

yang diberikan.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 60: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Merespon (responding), berarti menjawab apabila ditanya, dan

menyelasaikan tugas yang diberikan.

Menghargai (valuing), berarti mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah terkait stimulus yang diberikan.

Bertanggung jawab (responsible), berarti menerima segala risiko atas

segala sesuatu yang telah dipilih atau diputuskan.

Pengukuran terhadap sikap dapat dilakukan secara langsung dan atau tidak

langsung. Secara langsung yaitu dengan menanyakan langsung melalui lisan kepada

responden mengenai sikapnya terhadap suatu kondisi yang ingin kita ketahui.

Sementara secara tidak langsung yaitu dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang

berisi pilihan (misalnya: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).

C. Praktik atau Tindakan (Practice)

Untuk terwujudnya sikap menjadi tindakan, diperlukan beberapa faktor

pendukung, di antaranya yaitu fasilitas dan dukungan dari orang-orang terdekat.

Tingkatan tindakan meliputi:

a. Persepsi (Perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil.

b. Respon Terpimpin (Guided response), yaitu melakukan sesuatu dengan urutan

yang benar sesuai dengan contoh.

c. Mekanisme (Mechanism), berarti telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, dan sudah menjadi kebiasaan.

d. Adaptasi (Adaptation), adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan

baik, sudah mengalami modifikasi dengan tanpa mengurangi kebenaran dari

tindakan tersebut.

Pengukuran terhadap tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung dengan

wawancara mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau

bulan yang lalu. Serta dapat juga dilakukan secara langsung dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden (Glazn, 1996).

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 61: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

BAB XI

Langkah- Langkah Mengenal Masalah Perilaku

A. Langkah Pertama: Mengenal Masalah

Yaitu menentukan masalah apa yang akan dikembangkan dalam penyuluhan.

B. Langkah Kedua: Mengenal Penyebab Masalah

Setelah diketahui dengan jelas apa masalah yang akan dikembangkan, maka

kita harus mengetahui dengan jelas apa penyebab dari masalah tersebut.

C. Langkah Ketiga: Mengenal Sifat Masalah

Yang dimaksud dengan sifat masalah yaitu beratnya masalah, luasnya masalah,

bermusim atau tidaknya masalah, dan prioritasnya masalah.

D. Langkah Keempat: Mengenal Perkembangan Masalah

Perkembangan masalah ialah urutan kejadian sampai munculnya masalah.

E. Lengkah Kelima: Mengenal Kebiasaan

Mengenal kebiasaan, maksudnya ialah menganalisis hubungan antara

perkembangan masalah dengan kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan masyarakat.

Kemudian akan diketahui kebiasaan apa saja yang mendukung timbulnya masalah.

F. Langkah Keenam: Mengenal Sebab Kebiasaan

Maksud dari mengenal kebiasaan yaitu mengenali alasan atau penyebab

mengapa masyarakat memiliki kebiasaan seperti itu.

G. Langkah Ketujuh: Rumuskan Perilaku yang Diharapkan

Maksudnya ialah merumuskan perilaku yang diharapkan, yaitu perilaku yang

dapat mengurangi atau mencegah terulangnya masalah yang ada sekarang.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 62: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

H. Langkah Kedelapan: Mengenal Hambatan

Yaitu mengenali atau mempelajari apa saja hambatan yang mungkin terjadi

dalam proses mengubah perilaku sasaran (masyarakat).

I. Langkah Kesembilan: Mengenal Hal-Hal yang Mendorong

Yaitu mengenali atau mempelajari hal-hal apa saja yang mungkin akan

mempermudah atau mendukung proses perubahan perilaku sasaran (masyarakat).

J. Langkah Kesepuluh: Mengenal Hasil-Hasil Sampingan

Yaitu mengenali dan menentukan hal apa saja yang akan menjadi dampak dari

perubahan perilaku yang dianjurkan kepada sasaran. Gunanya ialah untuk mencegah

munculnya masalah-masalah baru sebagai akibat dari perubahan perilaku.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 63: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

BAB XII

Diffusion Of Innovation

1) Pendahuluan

Banyak inovasi promosi kesehatan yang gagal karena adanya kesenjangan

diantara titik dimana pengembangan inovasi berakhir dan perencanaan difusi dimulai.

2) Pengertian

Inovasi adalah sebagai suatu ide/gagasan, tindakan atau barang yang dianggap

baru oleh seseorang atau asepter (penerima). Difusi adalah sebagai suatu proses dimana

yang disebarkan dapat diterima melalui saluran tertentu pada anggota sistem sosial

dalam waktu yang tidak dapat ditemukan. 4 elemen pokok dalam proses difusi daripada

inovasi yaitu :

1. The Innovation ( Inovasinya sendiri)

2. Communication channels (cara komunikasi yang digunakan)

3. Time ( waktu tertentu yang digunakan)

4. A social system (individu-individu sebagai anggota sosial)

Sifat – sifat atau ciri – ciri inovasi yang menentukan kecepatan difusi antara

lain : relative advantage, compability, complexity, triability, observability, impact on

social relation, reversibility, communicability, time required, risk and uncertainty,

commitment required, dan modifiabikity.

Commuciation Channel

Cara komunikasi ada dua yaitu,

a. Komunikasi massa : komunikasi yang dilakukan terhadap sasaran yang

jumlahnya amat besar (massa), dengan mempergunakan media massa seperti

TV, radio, film. Surat kabar, majalah dan sejenisnya.

b. Komunikasi interpersonal : komunikasi langsung dengan berhadap – hadapan,

yang dapat dilakukan terhadap sasaran perorangan ataupun sasaran kelompok.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 64: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Cara dan saluran komunikasi yang dipakai, tergantung pada tujuan yang ingin

dicapai dan jumlah sasaran.

Time ( waktu tertentu yang digunakan )

Dalam proses difusi pada elemen waktu ini mencakup 3 (tiga) yaitu :

a. Waktu yang diperlukan oleh seseorang mulai dikenal suatu inovasi (awaress)

sampai menerima (adaption) atau menjolak (rejection) inovasi tersebut.

b. Cepat lambatnya seseorang menerima inovasi. Berdasarkan kecepatan dalam

menerima inovasi, masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori :

Kelompok innovator (pelopor), kelompok early adopter (penerima dini),

kelompok early majority (penerima awal), kelompok late majority (penerima

akhir), kelompok laggard (penolakan).

c. Proses adopsi. Adalah proses yang dialami seseorang mulai berkenalan dengan

suatu inovasi sapai yang bersangkutan menerima (adopsi) atau menolak inovasi

tersebut.

Proses Adopsi mempunyai 5 tahap (Rogers,1983) yaitu :

Sekedar tahu (awareness)

Tertarik (interet)

Penilaian (evaluasi)

Percobaan (trial)

Menerima (adoption)

The innovation – Decison Proccess

Mengingat adanya protes yang banyak dikemukakan oleh para ahli, maka teori

Everett M. Rogers, 1993 mengemukakan teori “ The Innovation Decision Process” yang

terdiri dari 5 (lima) tahap sebagai berikut :

1) Pengertian (Knowledge)

Pada tahap ini individu diperkenalkan kepadanya, maka dalam diri individu lalu

memperoleh pengertian tentang inovasi tersebut.

2) Persuasi (Percuasion)

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 65: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Setelah mengenal dan mempunyai sedikit pengertian tentang inovasi yang

diperkenalkan kepadanya, maka dalam diri individu tersebut akan tumbuh sikap

positif atau negatif terhadap inovasi tersebut.

3) Pengambilan Keputusan (Decision)

Sesudah individu mempunyai sikap positif atau negatif, amak individu tersebut

sampai pada tahap harus memutuskan, apakah ia menerima atau menolak

inovasi tersebut.

4) Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini individu telah menempatkan inovasi kedalam kehidupan sehari–

hari.

5) Pemantapan (Confirmation)

Pada tahap ini individu mencari informasi lebih lanjut sehubungan dengan

keputusan dan implementasi yang telah diambil.

Model innovation decision process ini sejalan dengan proses belajar (learning

process) dan teori perubahan sikap. Rangsangan yang diterima oleh indivisu berupa

informasi tentang suatu inovasi, tertimbun dalam diri individu sampai yang

bersangkutan memberi reaksi tentang inovasi tersebut yaitu menerima atau menolak.

Adanya stimulasi (rangsangan), kemudian timbul reaksi terhadap stimulasi adalah

proses belajar. Adapun adopter diantaranya : invator, kemolpok pengetrap dini dan

kelompok pengentrapan awal.

BAB XIII

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 66: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Health Belief Model (HBM)

(Victor J Stecher & Irwin M Rosestock)

A. Ilustrasi Dasar Teori HBM

Timbulnya fenomena – fenomena bahwa seseorang yang tidak sedang sakit,

akan sulit untuk diajak atau menerima sosialisasi dalam upaya mencegah agar tidak

sakit (upaya preventif).

B. Pengertian Belief Model

HBM, awalnya merupakan sutu model yang memberikan gambaran tentang

prilaku seseorang yang terkait denga kesehatan yang digunakan untuk :

a. Menjelaskan perubahan prilaku maupun mempertahankan prilaku tertentu.

b. Sebagai penuntun dalam melaksanakan intervensi perilaku kesehatan. Pada ahal

ini terdapat 2 teori yang berpengaruh yaitu : Teori kognitif dan Teori stimulus

respon.

C. Komponen – komponen HBM

Perceive Benefits : Merupakan kepercayaan atau pendapat seseorang

tantang kemanjuran atau manfaat dari suatu tindakan yang dianjurkan

untuk mengurangi resiko dan keseriusan suatu masalah.

Perceive Barriers : Komponen ini menggambarkan aspek negatif dari

tindakan kesehatan tertentu.

Cues to Action : Adalah kesiapan inividu untuk menerima atau melakukan

suatu tindakan.

Self Efficency : Keyakinan bahwa seseorang akan berhasil melakukan

suatu perilaku

Variabel lain

D. Aplikasi Dalam Upaya Perubahan Perilaku HBM dan Kebiasaan Merokok.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 67: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Dari beberapa ilustrasi penelitian menyebutkan bahwa HBM dapat dipakai

sebagai alat untuk mengubah perilaku hidup sehat pada masyarakat, disamping tentunya

hal hal yang mungkin sulit untuk mengubah perilaku masyakarat, terutama yang

perokok berat meskipun mereka tahu bahwa yang mengancamnya bila merokok.

E. Aplikasi HBM Terhadap Penyebaran Penyakit AIDS

Berdasarkan pada cara penyebaran penyakit AIDS, maka upaya yang dapat

dilakukan terkait dengan HBM adalah ditekankan pada penyuluhan/ pendidikan intensif

tentang :

1. Bahaya AIDS untuk mengubah perilaku seksual masyarakat tertentu,

misalnnya :

Penderita AIDS tidak mengadakan hubungan seksual.

Mengurangi pasangan seksual sekecil mungkin (monogami)

Menghindari hubungan seksual dengan WTS

Meningkatkan pemakaian kondom

2. Bahaya AIDS kepada masyarakat luas secara intensif seperti :

Penyuluhan bahaya AIDS di sekolah – sekolah

Memberitahu risiko melahirkan/hamil bagi ibu yang sero positif HIV

Membujuk ibu hamil memeriksakan darahnya secara sukarela

Petunjuk memberikan tranfusi pada pasien secara benar agar terhindar

penularan HIV melalui darah.

BAB XIV

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 68: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

Perencanaan Pendidikan Kesehatan (Precede Process)

A. Pendahuluan

Undang-undang tentang ‘Health Maintenance Organization’ yang

disahkan pada tahun 1973, secara khusus menyebut bahwa pelayanan

pencegahan dan pendidikan harus dilaksanakan oleh organisasi-organisasi

pemeliharaan kesehatan yang mendapat pengakuan federal (pemeritah pusat

AS). Pada tahin 1973, Komite Pendidikan Kesehatan dari Presiden AS

(Precident’s Committee on Health Education) mengusulkan berdirinya suatu

Biro Pendidikan Kesehatan di DepartemenKesehatan, Pendidikan dan

Kesejahteraan.

B. Tujuan Akhir Mutu Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan memotivasi orang untuk mendapatkan informasi

dan melakukan hal yang sesuai dengan informasi tersebut demi menjaga agar ia

lebih sehat dengan cara menghindari tindakan yang membahayakan dan dengan

membentuk kebiasaan yang menguntungkan”.

Richards, didalam ulasan komprehensifnya mengenai metode dan efikasi

didalam pendidikan kesehatan. Knowles, seorang pengajar promosi kesehatan

dan kedokteran pencegahan terkemuka, yang menyebut kebutuhan akan

pendidikan kesehatan sekolah.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Berbagai label yang di gunakan untuk program kesehatan dan pendidikan

kesehatan program motivasi, midifikasi perilaku, konseling, dan batas-batas

pendidikan yang diterapkan dibidang kesehatan.

Motivasi adalah suatu bangunan (konstruk) yang berkaitan dengan

dinamika internal perilaku bukan dengan rangsang luar. Sejumlah variasi metode

modifikasi perilaku yang digunakan ditatanan pendidikan dirancang secara

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 69: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

khusus guna meningkatkan derajat pengendalian diri (self-control) dan derajat

pengarah diri (self-direction) yang dicoba oleh pribadi-pribadi yang

bersangkutan.

Bentuk dan metode lain pendidikan kesehatan yang tegas ruang lingkup

adalah pengorganisasian masyarakat pelatihan sambil bekerja (in-servis),

konsultasi kerja kelompok, pembelajaran berbantuan computer, mesin

pengajaran non-komputer, konferensi dan interaksi rutin penyediaan konsumen

kesehatan. Ruang lingkup pendidikan kesehatan ditemukan baik oleh banyaknya

hasil diharapkan maupun oleh metode dan bentuknya.

D. Pendidikan Kesehatan Sebagai Intervensi Kerangka-Kerja PRECEDE

PRECEDE adalah singkatan dari predisposing, reinforcing, and enabling

causes in educational diagnosis and evaluation yang akan memberikan wawasan

spesifik menyangkut evaluasi.

1. Belajar Untuk Memulai dari Ujung Lain.

Para praktisi kesehatan karena orientasi tugasnya, mempunyai

kecenderungan yang dapat dimengerti untuk memulai dari masukan.

Setelah memiliki pandangan sekilas tentang masalah umum, mereka

segera mulai merancang dan melaksanakan intervensi pendidikan

kesehatan dan meraka mengira bahwa keluaran akan menjadi dengan

sendirinya.

2. Tujuh Tahap PRECEDE

Ada tujuh tahap dasar didalam prosedur ini:

a. Tahap 1

Mempertimbangkan “kualitas hidup” dengan mengukur

sejumlah masalah umum yang menyangkut masalah sosial.

b. Tahap 2

Mengidentifikasikan masalah kesehatan spesifik yang terlihat

ada hubungannya dengan masalah social pada tahap 1.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan

Page 70: Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku resume

c. Tahap 3

Pengidentifikasikan perilaku khusus yang berhubungan

dengan kesehatan yang terlihat berkaitan dengan masalah

kesehatan yang dipilih sebagai masalah yang paling pantas

untuk mendapatkan perhatian pada tahap 2.

d. Tahap 4

Kelas factor yang mempunyai potensi dalam mempengaruhi

perilaku kesehatan: factor predisposisi, factor pemungkin, dan

factor pemuat.

e. Tahap 5

Study tentang fektor-faktor predisposisi, factor pemungkinan

dan factor penguat dengn sendirinya membawa pendidikan

kedalam tahap ke5 PRECEDE.

f. Tahap 6

Pengembangan sumberdaya yang dimiliki, kendala waktu dan

kemampuan, intervensi pendidikan yang tepat guna dapat di

pastikan terbukti dengan sendirinya dari diagnosis factor-

faktor predisposisi.

g. Tahap 7

Menepatkan evaluasi sebagai tahap terakhir merupakan suatu

kekeliruan.

Resume Dasar Promosi dan Perilaku Kesehatan