tugas resume
DESCRIPTION
xcgTRANSCRIPT
TUGAS RESUME
STRUKTUR SIFAT MATERIAL
Disusun Oleh :
Dikki Setyo N L2E009074
Denas Permana L2E009075
Pandhu Mardiantoro L2E009103
A.Riyan Nur Ramadhan L2E009117
Guntur Rian M L2E009127
Mujid Ridwansyah L2E009150
Stefanus Prasetyo L2E009151
Bintang Satria H L2E009156
CHAPTER 5. DIFUSI
5.1. PENGERTIAN DIFUSI
DIFUSI itu merupakan fenomena pergerakan material akibat gerakan dari atom.
Fenomena ini digambarkan dengan mendekatkan 2 buah batang logam (contohnya : nikel dan
tembaga) sehingga keduanya bersentuhan secara langsung tanpa ada jarak. Kemudian kedua
logam ini dipanaskan selama beberapa waktu dengan suhu yang terus meningkat tetapi tetap
dibawah suhu leleh dari kedua logam dan kemudian didinginkan pada suhu ruangan. Analisis
kimia akan memperlihatkan hasil bahwa ada daerah yang merupakan murni logam tersebut dan
dipisahkan dengan daerah alloy (padanan logam) antara keduanya. Hal ini akibat adanya migrasi
atau difusi atom diantara keduanya. Atom nikel berdifusi ke bagian tembaga dan begitu juga
sebaliknya. Proses ini disebut sebagai INTERDIFUSI atau DIFUSI TIDAK MURNI.
Interdifusi mungkin dapat diketahui dari perspektif makro dengan perubahan konsentrasi
tehadap waktu. Difusi juga dapat terjadi pada logam murni tetapi semua atomnya yang berubah
posisi bertipe sama yang disebut sebagai DIFUSI DIRI
5.2. MEKANISME DIFUSI
Sebelumnya difusi hanya dipandang seperti perpindahan atom dari satu tempat ke tempat
lain. Kenyataannya, atom di material padat itu bergerak secara konstan dan berpindah-pindah
posisi. Untuk bergerak seperti itu ada 2 kondisi yaitu 1. Harus ada daerah yang bisa diisi atom
tersebut dan 2. Atom harus punya cukup energi untuk melepaskan ikatan dengan atom
tetangganya .
DIFUSI KEKOSONGAN
Difusi ini tejadi akibat pergerakan atom dari tempat asalnya ke tempat yang mengalami
kekosongan. Jadi atom bergerak pada suatu arah tertentu dan kekosongannya akan bergerak
kearah sebaliknya. Difusi diri dan interdifusi menggunakan mekanisme ini. Yang selanjutnya
atom tak murni menggantikan banyak atom lainnya.
D
C
B
AD
C
B
A
increasing elapsed time
DIFUSI SISIPAN
Difusi ini akibat migrasi atom dari posisi yang menyisip ke tetangganya yang kosong.
Mekanisme ini dapat ditemukan di interdifusi tak murni seperti hidrogen,oksigen dll yang
memiliki bentuk atom yang cukup kecil sehingga bisa menempati daerah yang menyisip diantara
atom-atom lainnya. Di banyak padanan logam difusi sisipan ini terjadi lebih cepat dibandingkan
difusi kekosongan akibat dari ukuran atom yang lebih kecil sehingga lebih mudah bergerak. Dan
juga ruang kosong yang menyisip atom lainnya lebih banyak dibandingkan tempat kosong pada
difusi kekosongan sehingga kemungkinannya semakin besar.
5.3. DIFUSI ARUS TUNAK
Untuk mengetahui seberapa cepat difusi yang terjadi disebut FLUKS DIFUSI ( J ).
dt
dM
AAt
MJ
1
Dengan : J = fluks difusi (kg/m2s atau atoms/ m2s)
M = massa atau jumlah atom (kg atau atom)
A = luas daerah terjadinya difusi (m2)
Jika J tidak berubah dengan waktu maka kondisi aliran tunak terpenuhi. Contohnya
adalah difusi dari sebuah atom yang melewati sebuah pelat yang konsentrasinya atau jaraknya
untuk spesies difusi nya pada 2 buah permukaan pelat adalah konstan.
Saat dibuat grafik konsentrasi C terhadap posisi atau jarak maka hasil kurvanya disebut
sebagai profil konsentrasi dan kemiringan pada tiap titik disebut sebagai gradien konsentrasi.
Konsentrasi gradien ¿dCdx
Pada perlakuan ini, profil konsentrasi diasumsikan linear, seperti
digambarkan pada Gambar 5.4b, dan
Secara matematis dari difusi aliran tunak untuk 1 arah adalah fluks difusi yang
proporsional terhadap gradien konsentrasi nya atau biasa disebut hukum fick pertama
J=−DdCdx
Dengan D adalah koefisien difusi (m2/s). Tanda negatif menyatakan bahwa arah dari difusi itu
dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah.
5.4. DIFUSI NON TUNAK
Banyak situasi difusi di kehidupan sehari-hari merupakan difusi dengan aliran yang tak
tunak. Dimana difusi yang tejadi berbeda-beda untuk tiap waktunya. Persamaannya biasa dikenal
dengan hukum fick kedua yaitu :
∂ C∂ t
=∂x (D
∂ C∂ x )
Jika koefisien difusinya independen maka dapat disederhanakan menjadi
∂ C∂ t
=D( ∂2 C∂ x2 )
5.5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIFUSI
1. jenis yang berdifusi.
Tiap benda yang melakukan difusi jelas akan berbeda koefisien difusi (D) nya.
Contohnya pada 5000C untuk besi α nilai D adalah 3 X 10-21 m2/s dan untuk karbon adalah 2,4 x
10-12 m2/s.
2. Temperatur.
Temperatur memiliki pengaruh yang paling besar pada koefisien difusi. Contohnya pada
besi α. Saat temperatur 5000C koefisien difusinya 3 X 10-21 m2/s sedangkan saat 9000C
koefisiennya bertambah menjadi 1,8 X 10-15 m2/s. Secara matematis hubungannya adalah
D=D 0exp (−Qd
RT)
Dimana D0 = koefisien difusi pre-exponential (m2/s)
Qd = energi aktivasi untuk difusi (j/mol atau eV/atom)
R = konstanta gas 8,31 J/mol K
T = temperatur absolut (K)
Energi aktivasi dapat dinyatakan sebagai energi yang dibutuhkan untuk memproduksi gerakan
difusi pada 1 mol atom. atau dapat ditulis juga sebagai.
ln D=ln D0−Qd
R( 1
T)
Atau
log D=log D0−Q d
2,3 R( 1T
)
Karena D0, Qd, R konstan maka persamaan diatas dapat dianggap sebagai persamaan garis lurus
yaitu :
y=b+mx
Dimana y dan x dianalogikan sebagai variabe log D dan 1/T. Sehingga jika diplotkan maka akan
terbentuk garis lurus.
5.6. DIFUSI PADA SEMIKONDUKTOR
Salah satu aplikasi dari teori difusi zat padat adalah pembuatan integratedcircuitatau IC.
IC sangat tipis dengan orde milimeter. Walaupun demikian didalamnya terdiri atas beragam
perangkat elektronik. Kristal silikon tunggal menjadi material dasar untuk banyak IC. Salah satu
cara membuat IC adalah dengan memanfaatkan difusi atom.
Biasanya 2 cara pemanasan digunakan pada proses ini. Pertama tahap predepositionatau
predeposisi. Atom yang tidak murni di difusi kedalam silikon. Seringkali dalam fase gas.
Tekanan sebagian dijaga agar konstan. Jadi komposisi permukaan yang tidak murni juga tetap
konstan. Sehingga konsentrasi ketidakmurnian tehadap silikon adalah fungsi dari posisi terhadap
waktu. Proses ini biasanya dilakukan pada temperatur 900 0C sampai 1000 0C selama kurang dari
1 jam.
Cara selanjutnya biasanya disebut drive-indiffusion. Untuk transport atom tidak murni
terhadap silikon untuk menyediakan distribusi konsentrasi yang cocok tanpa kenaikan konten.
Cara ini biasa menggunakan pada temperatur yang lebih tinggi dibandingkan cara yang pertama
yaitu lebih darin 1200 0C. Juga pada suasana oksidasi akar tercipta lapisan oksida di
permukaannya dan menjadi SiO2. Kecepatan difusi di lapisan ini sangat lambat. Karena sangat
sedikit atom yang tidak murni yang bisa keluar dari silikon.
Jika kita asumsikan ketidakmurnian atom ada pada saat proses predeposisi di lapisan
silikon yang sangat tipis sehingga solusi untuk hukum Fick kedua adalah
C ( x , t )=Q 0
2√ πDtexp( −x2
4 Dt )Dimana Q0 merepresentasikan jumlah total ketidakmurnian pada bahan padat yang ada pada
proses predeposisi (jumlah atom tidak murni per luas).yang dapat ditunjukkan dengan
Q0=2C s √ D p t p
π
Dimana: Cs = konsentrasi permukaan untuk proses predeposisi yang konstan
Dp =koefisien difusi
Tp = waktu proses predeposisi
Parameter difusi lain yang penting adalah kedalaman sambungan ( junctiondepth ) xj
yang menyatakan kedalaman dimana konsentrasi ketidakmurnian yang bernilai sama dengan
konsentrasi latar pada silikon yang tidak murni (CB) pada proses drive-in . Persamaannya adalah
x j=[ (4 Dd t d ) ln( Q0
CB √D d td π )]