tugas neuro

6
1. THE FOISTEN – MINI MENTAL STATE EXAMINATION ( MMSE ) Demensia adalah sindrom yang ditandai oleh penurunan fungsi kognitif yang dapat diukur dengan MMSE. Mini Mental State Examination (MMSE) merupakan tes singkat untuk menilai fungsi kognitif yang sudah dipergunakan secara luas. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran nilai MMSE pada manula di Panti Sosial “Budi Sejahtera” Banjarbaru periode 23 Januari-22 Pebruari 2006 ditinjau dari segi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat stroke, dan kebiasaan merokok. Metode yang digunakan adalah cross-sectional dan bersifat dekskriptif. Subyek penelitian berjumlah 45 manula dengan usia antara 65 sampai 90 tahun. Sebagian besar adalah perempuan (68,9%) dan sebesar 71,1 % subyek memiliki tingkat pendidikan rendah. Persentase kategori demensia, demensia ‘borderline’, fungsi luhur sedang dan fungsi luhur baik barturut-turut adalah 73,3%, 15,6%, 6,7%, dan 4,4%. Rata-rata nilai total MMSE berdasrkan usia diperoleh 18,2 (kelompok usia 65-69 tahun), 15,7 (70-74), 14,3 (75-79), dan 13,9 (= 80). Berdasarkan jenis kelamin, rata-rata nilai total MMSE adalah 17,1 (pria) dan 14,7 (wanita). Pada tingkat pendidikan rendah, sedang, dan tinggi berturut-turut didapatkan sebesar 13,2, 20,3, dan 22,5. Ditinjau dari riwayat penyakit stroke dan non stroke, rata-rata nilai total MMSE diperoleh 14,2 (stroke) dan 15,8 (non stroke); sedangkan dari faktor kebiasaan merokok, diperoleh 17,0 pada perokok dan 14,9 pada non perokok. Secara keseluruhan terjadi penurunan fungsi kognitif dengan rerata nilai total MMSE sebesar 15,4. Nilai ini cenderung semakin menurun seiring bertambahnya usia, tingkat pendidikan rendah, adanya riwayat stroke dan jenis kelamin wanita. Pada manula perokok didapatkan nilai total MMSE lebih tinggi daripada yang non perokok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah MMSE (Mini Mental State Examination) oleh Folstein dalam (Lumbantobing, 2001).

Upload: nikenundipawati

Post on 23-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1. THE FOISTEN MINI MENTAL STATE EXAMINATION ( MMSE )Demensia adalah sindrom yang ditandai oleh penurunan fungsi kognitif yang dapat diukur dengan MMSE. Mini Mental State Examination (MMSE) merupakan tes singkat untuk menilai fungsi kognitif yang sudah dipergunakan secara luas. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran nilai MMSE pada manula di Panti Sosial Budi Sejahtera Banjarbaru periode 23 Januari-22 Pebruari 2006 ditinjau dari segi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat stroke, dan kebiasaan merokok. Metode yang digunakan adalah cross-sectional dan bersifat dekskriptif. Subyek penelitian berjumlah 45 manula dengan usia antara 65 sampai 90 tahun. Sebagian besar adalah perempuan (68,9%) dan sebesar 71,1 % subyek memiliki tingkat pendidikan rendah. Persentase kategori demensia, demensia borderline, fungsi luhur sedang dan fungsi luhur baik barturut-turut adalah 73,3%, 15,6%, 6,7%, dan 4,4%. Rata-rata nilai total MMSE berdasrkan usia diperoleh 18,2 (kelompok usia 65-69 tahun), 15,7 (70-74), 14,3 (75-79), dan 13,9 (= 80). Berdasarkan jenis kelamin, rata-rata nilai total MMSE adalah 17,1 (pria) dan 14,7 (wanita). Pada tingkat pendidikan rendah, sedang, dan tinggi berturut-turut didapatkan sebesar 13,2, 20,3, dan 22,5. Ditinjau dari riwayat penyakit stroke dan non stroke, rata-rata nilai total MMSE diperoleh 14,2 (stroke) dan 15,8 (non stroke); sedangkan dari faktor kebiasaan merokok, diperoleh 17,0 pada perokok dan 14,9 pada non perokok. Secara keseluruhan terjadi penurunan fungsi kognitif dengan rerata nilai total MMSE sebesar 15,4. Nilai ini cenderung semakin menurun seiring bertambahnya usia, tingkat pendidikan rendah, adanya riwayat stroke dan jenis kelamin wanita. Pada manula perokok didapatkan nilai total MMSE lebih tinggi daripada yang non perokok.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah MMSE (Mini Mental StateExamination) oleh Folstein dalam (Lumbantobing, 2001).a. Tes ini dilakukan selama 10 menitb. Orang-orang dengan perbedaan kebudayaan, inteligensi rendah dan pendidikanrendah akan mempengaruhi skorc. MMSE mengukur diantaranya, orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi,mengingat, serta kemampuan berbahasad. MMSE telah diuji validitas dan reabilitas di berbagai populasi. Skor 24-30merupakan fungsi kognitif normal, 17-23 indikkasi mungkin terdapat gangguankognitif (probable gangguan kognitif), 0-16 indikasi mengalami gangguankognitif (definite gangguan kognitif).Tehnik yang dipakai dalam instrumen ini yaitu wawancara dan observasiInstrumen pengumpulan data MMSE (Mini Mental State Examination) terdiri dari: a. OrientasiPasien diminta menyebutkan hari, tanggal, bulan, tahun, dan musim sekarangdengan skor masing-masing jawaban jika benar 1 dan salah 0, jumlah skor 5.2)Pasien diminta menyebutkan negara, provinsi, kota, RS, dan bagian RS denganskor masing-masing jawaban jika benar 1 dan salah 0, jumlah skor 5.b. RegistrasiPemeriksa menyebutkan 3 nama benda dengan antara 1 detik waktu menyebutkannama benda tersebut diantaranya garputala, reflek hummer, tongue spatel. Setelahselesai menyuruh penderita menyebutkan, memberi skor 1 untuk tiap benda yangbenar dan 0 untuk jawaban benda yang salah, jumlah skor 3.c. Perhatian dan KalkulasiPasien diberi hitungan kurangg 7, 100-7 pendapatannya dikurangi lagi dengan 7,demikian seterusnya sampai 5 jawaban. Jadi 100-7=93-7=86-7=79-7=72-7=65. Ataupasien disuruh mengeja kata WAHYU secara terbalik (UYHAW). Skor 1 untuksetiap jawaban yang benar, dan 0 untuk yang salah, jumlah skor 5d. Mengingat KembaliMenanyakan kembali nama benda yang telah disebutkan pada pertanyaan nomor 3.Beri skor 1 bagi jawaban yang benar, salah dengan skor 0. Jumlah skor 3.e. Bahasa1) Menunjukkan buku dan pulpen. Menyuruh pasien menyebutkan nama bendayang ditunjuk. Beri skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawabanyang salah. Jumlah skor 2.2) Menyuruh pasien mengulang kalimat berikut Tanpa kalau, dan atau tetapi.Beri skor 1 untuk pernyataan kalimat yang benar dan skor 0 untuk kalimat yangsalah. Jumlah skor 1.3) Menyuruh pasien melakukan suruhan tiga tingkat yaitu:Ambil kertas dengan tangan kananmuLipat dua kertasDan letakkan kertas itu dilantaiBeri skor 1 untuk setiap tindakan pasien yang benar dan skor 0 untuk setiaptindakan yang salah. Jumlah skor 3.4) Pemeriksa menulis kalimat suruhan dan meminta pasien melakukannyaAngkatlah tangan kiri anda5) Meminta pasien menulis satu kalimat pilihan sendiri (Kalimat harusmengandung subyek dan obyek serta mempunyai makna, sallah eja tidakdiperhitungkan bila memberi skor). Skor 1 untuk tulisan yang sesuai, dan skor 0bila tidak sesuai.6)Meminta pasien mengkopi, gambar di bawah iniBeri skor 1 bila semua sisi digambar dan potongan antara segi lima tersebutmembentuk segi empat, skor 0 bila tidak sesuai. Jumlah skor 1.

2. THE MEMORIAL DELERIUM SCALE (MDAS )KONTEKS :The Memorial Skala Penilaian Delirium ( MDAS ) adalah instrumen yang dapat diandalkan dan divalidasi dengan yang untuk menilai delirium . Namun , MDAS tanggap hanya telah diselidiki secara tidak langsung . Juga , neurobehavioral dan global faktor kognitif tampaknya menjadi MDAS beban faktor utama.

TUJUAN :Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi MDAS respon dan menganalisis faktor individu pada skala ini . Tujuan kedua adalah untuk mengkonfirmasi validitas bersamaan dan keandalan versi Spanyol dari MDAS .

METODE :Metode terjemahan terjemahan kembali digunakan untuk mendapatkan versi Spanyol dari MDAS . Diagnosis delirium ditentukan oleh klinis Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental , Edisi Keempat , Revisi Teks dan kriteria dengan Metode Penilaian Kebingungan . Responsiveness dan faktor loadings ditentukan dengan Penilaian Delirium Skala-Revisi - 98 , Mini - Mental Negara Pemeriksaan ( MMSE ) , dan MDAS pada awal ( 0 jam ) dan pada 72 jam .

HASIL :Variasi dalam nilai dari Penilaian Delirium Skala-Revisi - 98 menunjukkan korelasi r = 0,93 , dengan variasi skor MDAS pada P < 0,001 . Variasi dalam skor MMSE menunjukkan korelasi r = -0.84 , dengan variasi skor MDAS pada P = 0,015 . Faktor I , neurobehavioral ( kesadaran berkurang , mengurangi perhatian , gangguan persepsi , delusi , aktivitas psikomotor diubah , dan gangguan siklus tidur-bangun ) , berkorelasi cukup dengan MMSE pada -0.56 . Faktor II , dunia kognitif ( disorientasi , gangguan memori jangka pendek , gangguan rentang digit , dan berpikir tidak teratur ) , berkorelasi kuat dengan MMSE pada -0.81 . Faktor II secara signifikan lebih dapat diandalkan dibandingkan Faktor I , rho = 0,7 , P = 0,01

KESIMPULAN :Respon tinggi menegaskan nilai MDAS untuk penilaian delirium berkelanjutan . Dua faktor loadings dibedakan menunjukkan kebutuhan masa depan yang potensial untuk MDAS subscales.V3. THE DELERIUM RATING SCALE ( DRS )INSTRUKSIPENGANTAR Delirium adalah salah satu bentuk yang paling sering psikopatologi pada pasien usia lanjut dan pasien rawat inap di akhir-hidup. Delirium berkembang dalam waktu singkat dan gejala berfluktuasi sepanjang hari . Delirium The Observasi Skala Skrining adalah skala observasional 13 -item perilaku verbal dan nonverbal . pengamatan dapat dilakukan selama perawatan rutin . Untuk mengoptimalkan pengakuan delirium , rekaman pengamatan per shift penting .PENILAIAN Selama ini tidak pernah pergeseran , dalam kontak dengan pasien perilaku yang digambarkan tidak diamati ( Lingkari nomor SESUAI INI KOLOM ) kadang - Selama pergeseran ini , dalam kontak dengan pasien perilaku yang digambarkan selalu itudiamati sekali , atau beberapa kali atau bahkan sepanjang waktu ( Lingkari NOMOR TEPAT DI KOLOM INI ). Selama mampu pergeseran ini , dalam kontak dengan pasien perilaku yang digambarkan tidak diamati sejak pasien tertidur atau tidak memberikan diperlukan respon verbal ATAU penilai tidak menemukan dirinya / dirinya kompeten untuk mengamati ketidakhadiran atau adanya perilaku ( LINGKARAN - )SKOR : Untuk setiap shift total skor dihitung dengan menghitung peringkat dilingkari , total skor per shift minimal 0 dan maksimal 13 Menambahkan total skor per shift memberikan skor total untuk hari ini, skor total untuk hari ini adalah minimum 0 dan maksimal 39 DOS skor akhir Scare dihitung dengan membagi skor total untuk hari ini oleh 3; final DOSnilai antara 0 dan 13 Sebuah Skala skor akhir DOS < 3 berarti bahwa pasien yang paling mungkin tidak mengigau , Skala DOS skor akhir ! 3 berarti bahwa pasien yang paling mungkin mengigau ** Dalam sebuah penelitian terhadap 18 pasien mengigau dalam kelompok 92 pasien patah tulang pinggul, 94,4 % ( sensitivitas Skala DOS )dari pasien mengigau memiliki skor akhir Skala DOS dari 3 atau lebih; 76,6 % ( spesifisitas Skala DOS ) daripasien non - mengigau memiliki skor akhir Skala DOS kurang dari 3 . ( Schulman itu , 2001)