94959096 tugas neuro sol

33
LAPORAN KASUS NEUROLOGI SPACE OCCUPYING LESSION Pembimbing : Dr. AGUS PERMADI, Sp.S Disusun Oleh : YULIANA PRIMAWATI 030.07.279 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT OTORITA BATAM 1

Upload: adesambora

Post on 16-Feb-2015

46 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So Tugas-Neuro-So

TRANSCRIPT

Page 1: 94959096 Tugas Neuro Sol

LAPORAN KASUS NEUROLOGI

SPACE OCCUPYING LESSION

Pembimbing :

Dr. AGUS PERMADI, Sp.S

Disusun Oleh :

YULIANA PRIMAWATI

030.07.279

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

PERIODE 9 APRIL -12 MEI 2012

1

Page 2: 94959096 Tugas Neuro Sol

IKHTISAR KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. T

Umur : 42 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

Pekerjaan : -

Tanggal masuk RS : 25 Desember 2012

II. ANAMNESIS

Pasien adalah rujukan dari RSUD Cideres

Keluhan utama : Badan sebelah kanan terasa lemas sejak 3 minggu SMRS.

Keluhan tambahan : Sakit kepala, mual, dan muntah.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke RSUD Arjawinangun dengan keluhan badan sebelah kanan

terasa lemas sejak ± 6 bulan SMRS. , Pasien mengeluh sakit kepala di bagian

puncak kepala, seperti ditusuk-tusuk, sakit kepala muncul tiba-tiba, hilang timbul.

Awalnya sakit kepala tidak disertai muntah, sakit kepala terasa berat saat pasien

batuk/menelan. Pasien berobat ke puskesmas, menurut dokter yang memeriksa

pasisen mengalami sakit kepala biasa, hanya diberi obat sakit kepala, dan sakit

kepala sedikit membaik.

± 2 minggu SMRS, sakit kepala terasa semakin berat, semakin sering. Kepala

terasa mau pecah, disertai dengan muntah. Pasien lalu berobat ke RSUD. Pasien

mengeluh sulit berbicara, sulit tidur dan gelisah. Tidak ada demam, mual (+) dan

muntah 2x berisi cairan tanpa ampas makanan, tidak ada darah. Pingsan disangkal,

tidak ada kejang.

2

Page 3: 94959096 Tugas Neuro Sol

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi disangkal.

Riwayat penyakit jantung tidak ada

Riwayat Diabetes Mellitus disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Diabetes Mellitus disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

III. PEMERIKSAN FISIK

Keadaan umum

Kesadaran : Compos Mentis

Kesan sakit : Sakit Sedang

Tanda vital :

Tekanan darah: 130 / 80 mmhg

Nadi : 90 x / menit

Suhu : 36 , 6˚C diukur di axilla

Pernapasan : 20 x / menit

Status Generalis

Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah dicabut.

Wajah : Simetris, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-), tidak ada nyeri

tekan sinus frontal dan maxilla.

Mata : Ptosis(-), exopthalmus(-), oedem palpebra(-), pupil bulat, isokor,

conjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-

Telinga : Normotia, membran timpani intak, serumen (-), sekret (-)

Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), septum deviasi (-), sekret (-),

mukosa hiperemis (-), oedem concha (-)

Tenggorokan : Faring hiperemis (-), deviasi uvula (-)

Bibir : Simetris, sianosis (-)

Leher : Kaku kuduk (-), tidak teraba pembesaran KGB

3

Page 4: 94959096 Tugas Neuro Sol

Thorax

Paru-paru

Inspeksi : Gerak napas simetris pada kedua hemithorax, retraksi otot-otot

pernapasan (-)

Palpasi : Vocal fremitus simetris pada kedua hemithorax, nyeri tekan(-)

Perkusi : Sonor pada kedua hemithorax

Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Auskultasi : S1 S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar/limpa tidak teraba membesar

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Extremitas

Extremitas atas : Akral hangat +/+, oedem (-), sianosis (-)

Extremitas bawah : Akral hangat +/+, oedem (-), sianosis (-)

IV. STATUS NEUROLOGIS

Dilakukan pada tanggal

Kesadaran : Compos mentis

Saraf cranial :

N I : Penciuman tidak diperiksa

N II : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak

4

Page 5: 94959096 Tugas Neuro Sol

Langsung +/+. Gangguan lapang pandang pada lateral kedua bola mata

(hemianopsia bitemporalis)

N III : Nistagmus (-), gerak bola mata ke medial +/+, gerak bola mata ke

atas +/+, gerak bola mata ke bawah +/+, gerak bola mata ke atas dalam +/+

N IV : Gerak bola mata ke nasal inferior +/+

N VI : Gerak bola mata ke lateral +/+

N V :

Motorik m. Masseter : +/+, deviasi rahang : tidak ada

Sensorik Cabang 1 : baik

Cabang 2 : baik

Cabang 3 : baik

N VII : Sudut mulut sebelah kiri sedikit tertinggal

Pengecapan tidak ada kelainan

N VIII : Ketajaman pendengaran

Test Schwabach : Tidak dilakukan

Test Rinne : Tidak dilakukan

Test Romberg di pertajam : Tidak dilakukan

Past pointing Test : Tidak dilakukan

Stepping Test : Tidak dilakukan

N IX dan N X : Refleks batuk (+)

Refleks menelan(+)

Uvula simetris

Refleks faring normal

N XI :

5

Page 6: 94959096 Tugas Neuro Sol

M. Sternocleidomastoideus kiri

Statis : Kontur baik, normotrofi, fasikulasi(-), tonus baik

Dinamis : Kekuatan normal

M. Sternocleidomastoideus kanan = kiri

M. Trapezius

Statis : Kontur baik, normotrofi, fasikulasi(-), tonus baik

Dinamis : Kekuatan normal

N XII :

Lidah

Statis : Besar normal, normotrofi, tidak berkerut, deviasi (-), tremor(-), fasikulasi

(-)

Dinamis : Deviasi (-), parese (-)

Motorik

Kekuatan otot : 3 5

3 5

Klonus : - -

- -

Sensorik

Rangsang suhu : Tidak dilakukan

Rangsang raba : Hiperestesi /baik

Rangsang nyeri : Hiperestesi / baik

Refleks

Refleks fisiologis

- Refleks bicep : N/N

- Refleks tricep : N/N

- Refleks patella : N/N

- Refleks achilles : N/N

6

Page 7: 94959096 Tugas Neuro Sol

- Refleks dinding perut : N/N

Refleks patologis

- Refleks oppenheim : -/-

- Refleks gordon : -/-

- Refleks schaefer : -/-

- Refleks chaddock : -/-

- Refleks babinsky : -/-

Rangsang meningeal

- Brudzinsky I : -/-

- Brudzinsky II : -/-

Perasat

- Kernig : Negatif

- Laseque : Negatif

Fungsi luhur

Afasia : (-)

Otonom : BAK normal

Koordinasi : baik

MMSE (Mini Mental State Exam) skor 27

Clock drawing test skor 3

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab Darah

10 April 2012

Hb : 14,8

Ht : 46,2

Trombosit : 234.000

Leukosit : 4.800

7

Page 8: 94959096 Tugas Neuro Sol

CT Scan :

tampak lesi hipodens inhomogen (HU =16) di serebelum kanan ukuran1,92x2,8 cm

bentuk realtif membulat, dinding relative tebal, tak tampak gambaran peritumoral

oedema

Ventrikel lateralis kiri dan kanan, sulci corticalis, fissure dan sisterna normal

Tidak tampak midline shift

Diferensiasi gray white matter baik

Extraaxial tidak tampak perdarahan atau koleksi cairan patologis

Kedua orbita simetris, retrobulbar tidak tampak massa

Sinus paranasalis dan selulae mastoidea kiri kanan cerah

Tulang-tulang intak, tidak tampak fraktur

Kesimpulan :

Mengarah gambaran massa padat hipodens kemungkinan suatu tumor primer atau

metastase DD abcess cerebelum kanan tanpa adanya peritumoral oedem.

Tidak tampak adanya perdarahan intracranial.

Tak tampak adanya tanda-tanda sinusitis maupun mastoiditis.

Saran : CT head kontras lanjutan

VI. RESUME

Pasien datang ke Rumah Sakit Otorita Batam dengan keluhan badan sebelah kanan terasa

lemas sejak 3 minggu SMRS. Pasien mengeluh sulit menggerakkan tangan dan kaki kanan

yang terjadi perlahan lahan. Pasien mengeluh nyeri kepala berdenyut yang hilang timbul,

pandangan mata kabur, pandangan double disangkal, kedua telinga berdenging, hilang

timbul. Setelah bunyi berdenging pada telinga hilang maka akan diikuti dengan nyeri

kepala yang hebat. Pasien mengeluh sulit berbicara, sulit tidur dan gelisah, mual (+) dan

muntah 2x berisi cairan tanpa ampas makanan.

8

Page 9: 94959096 Tugas Neuro Sol

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :

Tekanan darah: 130 / 90 mmHg

Status generalis dalam batas normal.

Status neurologis :

Kesadaran : Compos mentis

Saraf cranial :

N. I, III, IV, VI, VIII, IX, X tidak ada kelainan

N II: Hemianopsia bitemporalis

N VII : Sudut mulut sebelah kanan tertinggal

Pengecapan tidak ada kelainan.

N XII : Lidah Dinamis :

Motorik Kekuatan otot : 4 5

4 5

Sensorik baik

Refleks : Refleks fisiologis (+)

Refleks patologis (-)

Tanda rangsang meningeal (-)

Fungsi luhur : MMSE (Mini Mental State Exam) skor 27

Clock drawing test skor 3

VII. DIAGNOSIS KERJA

Space occupying lesion

VIII. TERAPI

IVFD 2A/8 jam

Dexametasone 3x1

Ranitidine 1x1

9

Page 10: 94959096 Tugas Neuro Sol

Neurobion 5000 1x 1

Ikaneuron 1x1

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad functionam : Dubia ad bonam

Ad sanationam : Dubia ad bonam

FOLLOW UP

Tanggal 10 April 2012

S : lengan kanan masih sulit digerakkan, kaki kanan terasa pegal.

TD : 130 / 90 mmHg Suhu : 36,5 oC

Nadi : 88 x / menit RR : 20 x / menit

Status generalis :

Mata : Conjuctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thorax : C S1 S2 reg, M(-), G(-)

P Sn vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), BU (+)

Ekstremitas : Akral hangat (+), oedem (-)

Status neurologicus :

N. I, III, IV, VI, VIII, IX, X tidak ada kelainan

N II : Hemianopsia bitemporalis

N VII : Sudut mulut simetris

N XII : Lidah Dinamis

Motorik Kekuatan otot : 4 5

4 5

Sensorik tidak ada kelainan

Refleks : Refleks fisiologis (+)

10

Page 11: 94959096 Tugas Neuro Sol

Refleks patologis (-)

Tanda Rangsang meningeal (-)

A: SOL

P :

IVFD 2A/8 jam

Dexametasone o,5 mg 3x1

Neurobion 5000 1x 1

Ikaneuron 1

Tanggal 11 April 2012

S : sulit tidur, kepala masih terasa nyeri

TD : 120 / 80 mmHg Suhu : 36,7 oC

Nadi : 84 x / menit RR : 20 x / menit

Status generalis :

Mata : Conjuctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thorax : C S1 S2 reg, M(-), G(-)

P Sn vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), BU (+)

Ekstremitas : Akral hangat (+), oedem (-)

Status neurologicus :

N II : Hemianopsia bitemporalis

Motorik Kekuatan otot: 4 5

4 5

Sensorik tidak ada kelainan

Refleks : Refleks fisiologis (+)

Refleks patologis (-)

Tanda Rangsang meningeal (-)

11

Page 12: 94959096 Tugas Neuro Sol

A: SOL

P :

IVFD 2A/8 jam

Dexametasone 3x1

N 5000 1x 1

Ikaneuron 1

Tanggal 12 April 2012

S : sudah bisa tidur, sakit kepala berkurang

TD : 120 / 90 mmHg Suhu : 36,5 oC

Nadi : 88 x / menit RR : 20 x / menit

Status generalis :

Mata : Conjuctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thorax : C S1 S2 reg, M(-), G(-)

P Sn vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), BU (+)

Ekstremitas : Akral hangat (+), oedem (-)

Status neurologicus :

N. I, III, IV, VI, VIII, IX, X tidak ada kelainan

N II : Hemianopsia bitemporalis

N VII : Sudut mulut simetris

N XII : Lidah Dinamis

Motorik Kekuatan otot : 4 5

4 5

Sensorik tidak ada kelainan

Refleks : Refleks fisiologis (+)

Refleks patologis (-)

Tanda Rangsang meningeal (-)

12

Page 13: 94959096 Tugas Neuro Sol

A: SOL

P :

IVFD 2A/8 jam

Dexametasone 3x1

N 5000 1x 1

Ikaneuron 1

Tanggal 13 April 2012

S : sakit kepala berkurang

TD : 130 / 90 mmHg Suhu : 36,7 oC

Nadi : 84 x / menit RR : 20 x / menit

Status generalis :

Mata : Conjuctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thorax : C S1 S2 reg, M(-), G(-)

P Sn vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), BU (+)

Ekstremitas : Akral hangat (+), oedem (-)

Status neurologicus :

N. I, III, IV, VI, VIII, IX, X tidak ada kelainan

N II : lapang pandang lateral terbatas

N VII : Sudut mulut simetris

N XII : Lidah Dinamis

Motorik Kekuatan otot : 4 5

4 5

Sensorik tidak ada kelainan

Refleks : Refleks fisiologis (+)

Refleks patologis (-)

Tanda Rangsang meningeal (-)

A: SOL

13

Page 14: 94959096 Tugas Neuro Sol

P : IVFD 2A/8 jam

Dexametasone 3x1

N 5000 1x 1

Ikaneuron 1

Tanggal 14 April 2012

S :tidak ada keluhan

TD : 120 / 90 mmHg Suhu : 36,5 oC

Nadi : 88 x / menit RR : 20 x / menit

Status generalis :

Mata : Conjuctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Thorax : C S1 S2 reg, M(-), G(-)

P Sn vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), BU (+)

Ekstremitas : Akral hangat (+), oedem (-)

Status neurologicus :

N. I, III, IV, VI, VIII, IX, X tidak ada kelainan

N II : Hemianopsia bitemporalis

N VII : Sudut mulut simetris

N XII : Lidah Dinamis

Motorik Kekuatan otot : 4 5

4 5

Sensorik tidak ada kelainan

Refleks : Refleks fisiologis (+)

Refleks patologis (-)

Tanda Rangsang meningeal (-)

A: SOL

P : IVFD 2A/8 jam

Dexametasone 3x1

14

Page 15: 94959096 Tugas Neuro Sol

N 5000 1x 1

Ikaneuron 1

ANALISA KASUS

1. Dasar diagnosis

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan :

a. Identitas

Pasien adalah Pria berusia 40 tahun.

Insiden tertinggi pada tumor otak dewasa terjadi pada dekade ke 5, 6, 7 dengan

tingginya insiden pada pria usia dewasa.

b. Anamnesis

Pasien datang ke Rumah Sakit Otorita Batam dengan keluhan badan sebelah

kanan terasa lemas sejak 3 minggu SMRS. Pasien mengeluh sulit

menggerakkan tangan dan kaki kanan yang terjadi perlahan lahan. Pasien

mengeluh nyeri kepala berdenyut yang hilang timbul, pandangan mata kabur,

kedua telinga berdenging, hilang timbul. Setelah bunyi berdenging pada telinga

hilang maka akan diikuti dengan nyeri kepala yang hebat. Pasien mengeluh

sulit berbicara, sulit tidur dan gelisah. Mual (+) dan muntah 2x berisi cairan

Hal ini sesuai dengan anamnesis SOL dimana terjadi peningkatan tekanan

intracranial yang menyebabkan nyeri kepala. Pada SOL nyeri kepala bersifat

dalam, terus-menerus, tumpul dan kadang- kadang bersifat hebat sekali,

biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktivitas yang

menyebabkan peningkatan TIK, yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.

Nausea dan muntah akibat rangsangan pada medual oblongata. Gangguan

penglihatan kemungkinan akibat statis vena yang menimbulkan pembengkakan

papila saraf optikus.

c. Pemeriksaan Fisik

Status neurologis :

Saraf cranial :

N II : Hemianopsia bitemporalis.

15

Page 16: 94959096 Tugas Neuro Sol

Motorik

Kekuatan otot : 3 5

3 5

Sensorik

Rangsang raba : Hiperestesi /baik

Rangsang nyeri : Hiperestesi / baik

Berdasarkan pemeriksaan fisik, tampak adanya gangguan fungsi pada saraf

kranial yang merupakan masalah yang sering ditemukan pada penderita SOL

pada umumnya yakni gangguan penglihatan serta adanya hemiparese pada

ekstremitas superior sebelah kanan..

d. Pemeriksaan penunjang

CT Scan

Hasil : Mengarah gambaran massa padat hipodens kemungkinan suatu tumor

primer atau metastase DD abcess cerebelum kanan tanpa adanya peritumoral

oedem.

2. Dasar penatalaksanaan

Pada pasien ini diberikan :

Infus 2A yang isinya glukosa 5% dan natrium klorida 0,45% yang berguna

untuk mengatasi dehidrasi, menambah kalori, dan mengembalikan

keseimbangan elektrolit.

Dexamethasone merukapan steroid untuk mengurangi edema di sekitar tumor.

Dexamathasone 10 mg IV/ p.odilanjutkan dengan 4mg setiap 6 jam

Ranitidine Suatu antagonis histamin pada reseptor H2 yang menghambat kerja

histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam

lambung. Kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50%

perangsangan sekresi asam lambung adalah 36 – 94 mg/ml. kadar tersebut

bertahan selama 6 – 8 jam setelah pemberian dosis 50 mg IM/IV.

16

Page 17: 94959096 Tugas Neuro Sol

Neurobion 5000 Drip berisi Vitamin B1 yang berperan sebagai koenzim pada

dekarboksilasi asam keto dan berperan dalam metabolisme karbohidrat.

Vitamin B6 didalam tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin

fosfat yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan asam amino.

Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam nukeat dan berpengaruh pada

pematangan sel dan memelihara integritas jaringan saraf.

Ikaneuron 1 beisi Vitamin B1 100 mg, Vitamin B6 200 mg, Vitamin B12 200

µg. indikasinya untuk Polineuritis (degenerasi saraf-saraf tepi secara

serentak dan simetris), neuralgia (nyeri pada saraf)

17

Page 18: 94959096 Tugas Neuro Sol

TINJAUAN PUSTAKA

SPACE OCCUPYING LESION ( SOL )

Definisi

SOL ( Space Occupying Lesion ) merupakan generalisasi masalah tentang adanya

lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat

menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan

tumor intracranial. Karena cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang

terfiksasi maka lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang

meluas pertama kali diakomodasi dengan cara mengeluarkan cairan serebrospinal dari

rongga cranium. Akhirnya vena mengalami kompresi, dan gangguan sirkulasi darah otak

dan cairan serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Kongesti

venosa menimbulkan peningkatan produksi dan penurunan absorpsi cairan serebrospinal

dan meningkatkan volume dan terjadi kembali hal-hal seperti diatas.1

Posisi tumor dalam otak dapat mempunyai pengaruh yang dramatis pada tanda-tanda dan

gejala. Misalnya suatu tumor dapat menyumbat aliran keluar dari cairan serebrospinalatau

yang langsung menekan pada vena-vena besar, meyebabkan terjadinya

peningkatantekanan intracranial dengan cepat. Tanda-tanda dan gejala memungkinkan

dokter untuk melokalisir lesi akan tergantung pada terjadinya gangguan dalam otak serta

derajat kerusakan jaringan saraf yang ditimbulkan oleh lesi. Nyeri kepala hebat,

kemungkinan akibat  peregangan durameter dan muntah-muntah akibat tekanan pada

batang otak merupakan keluhan yang umum. Pungsi lumbal tidak boleh dilakukan pada

pasien yang diduga tumor intracranial. Pengeluaran cairan serebrospinal akan mengarah

pada timbulnya pergeseran mendadak hemispherium cerebri melalui takik tentorium

kedalam fossa cranii posterior atau herniasi medulla oblongata dan serebellum melalui

foramen magnum. Pada saat ini CT-scan dan MRI digunakan untuk menegakkan

diagnosa.1

Tumor otak adalah sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di

dalam tengkorak. Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak / ganas

yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. 1

18

Page 19: 94959096 Tugas Neuro Sol

ETIOLOGI

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah

banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu: 1,2

Herediter: Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan

kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada

anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang

dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor

familial yang jelas.

Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest). Bangunan-bangunan embrional

berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi

yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan

embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di

sekitarnya.

Radiasi: Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat

mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu

terjadinya suatu glioma.

Virus: Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar

yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses

terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara

infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

Substansi-substansi Karsinogenik: Penyelidikan tentang substansi karsinogen

sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang

karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan

percobaan yang dilakukan pada hewan.

PATOFISIOLOGI 3

Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan edema serebral

Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologis fokal

19

Page 20: 94959096 Tugas Neuro Sol

Hidrosefalus

Gangguan fungsi hipofisis

Pada fase awal, abses otak ditandai dengan edema local, hyperemia, infiltrasi leukosit/

melunaknya parenkim trombosis sepsis dan edema, beberapa hari atau minggu dari

faseawal terjadi proses uque fraction atau dinding kista berisi pus. Kemudian rupture maka

infeksi akan meluas ke seluruh otak dan bisa timbul meningitis.

Terjadi proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada daerah central

nervus (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat

disekitarnya mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (Gangguan Fokal Akibat

Tumor Dan Peningkatan TIK).

Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20 % dari penyebab semua kematian

kanker. Tumor-tumor otak biasanya manifestasi dari paru-paru, payudara, cairan

gastrointestinal bagian bawah, pankreas, ginjal, dan kulit (melanoma).

Insiden tertinggi pada tumor otak dewasa terjadi pada dekade ke 5, 6, 7 dengan tingginya

insiden pada pria usia dewasa tumor otak banyak dimulai dari sel gelia (sel

untuk membuat struktur dan mendukung sistem otak dan medula spinalis ) dan merupakan

supratentorial (Terletak diatas penutup cerebellum) jelasnya neoplastik dalam palastik

menyebabkan kematian yang mengganggu fungsi vital, seperti pernafasan atau

adanya peningkatan TIK.

MANIFESTASI KLINIS 4

a. Peningkatan tekanan intracraniala

Nyeri kepala Nyeri bersifat dalam, terus-menerus, tumpul dan kadang- kadang

bersifat hebat sekali, biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat

beraktivitas yang menyebabkan peningkatan TIK, yaitu batuk, membungkuk dan

mengejan.

b. Nausea dan muntah

Akibat rangsangan pada medual oblongata.

c. Papil edema

20

Page 21: 94959096 Tugas Neuro Sol

Statis vena menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus.

KLASIFIKASI 4

Berdasarkan jenis tumor dapat dibagi menjadi :

a. Jinak Acoustic neuroma

a. Meningioma

b. Pituitary adenomaAstrocytoma ( grade I )

b. MalignantAstrocytoma ( grade 2,3,4 )

a. Oligodendroglioma

b. Apendymoma

 Berdasarkan lokasi tumor dapat dibagi menjadi :

a. Tumor intradural Ekstramedular 

a. Cleurofibroma

b. Meningioma intramedural

c. Apendimoma

d. Astrocytoma

e. Oligodendroglioma

f.  Hemangioblastoma

b. Tumor ekstradural

Merupakan metastase dari lesi primer.

PEMERIKSAAN PENUNJANG4,5

CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan, jejas tumor,

dan meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi tentang sistem vaskuler.

MRI : Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang otak dan

daerah hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT Scan

Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberi

dasar  pengobatan serta informasi prognosisi.

Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak tumor

Elektroensefalografi ( EEG ) : Mendeteksi gelombang otak abnormal.

KOMPLIKASI4,5

21

Page 22: 94959096 Tugas Neuro Sol

Gangguan fungsi neurologis.

Gangguan kognitif 

Gangguan tidur dan mood

Disfungsi seksual

DIAGNOSA 1,2

Gangguan perfusi jaringan berhubungn dengan obstruksi ventrikel.

Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK.

Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kurang nutrisi.

Gangguan imobilitas fisik berhubungan dengan tekanan pada serebelum (otak kecil).

Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan

INTERVENSI3,4,5

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan obstruksi ventrikel

a. Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam diharapkan perfusi jaringan kembali

normal dengan KH : TTV normal

Kesadaran pasien kembali seperti sebelum sakit

Gelisah hilang

Ingatanya kembali seperti sebelum sakit

b. Intervensi :

1. Pantau status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan keadaan

normalnya seperti GCS

2. Pantau frekuensi dan irama jantung

3. Pantau suhu juga atur suhu lingkungan sesuai kebutuhan. Batasi penggunaan

selimut dan lakukan kompres hangat jika terjadi demam.

4. Pantau masukan dan pengeluaran, catat karakteristik urin, tugor kulit dan keadaan

membrane mukosa

5. Gunakan selimut hipotermia

6. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti steroid, klorpomasin,

asetaminofen

22

Page 23: 94959096 Tugas Neuro Sol

c. Rasional :

1. Pengkajian kecenderungan adanya perubahan tingkat kesadaran dan potensi TIK

adalahsangat berguna dalam menentukan lokasi, penyebaran, luas,dan

perkembangan darikerusakan.

2. Perubahan pada frekuensi dan disritmia dapat terjadi yang mencerminkan trauma

atau tekanan batang otak tentang ada tidaknya penyakit.

3. Demam biasanya berhubungan dengan proses inflamasi tetapi mungkin merupakan

komplikasi dari kerusakan pada hipotalamus.

4. Hipertermi meningkatkan kehilangan air dan meningkatkan resiko dehidrasi,

terutama jika tingkat kesadaran menurun.

5. Membantu dalam mengontrol peningkatan suhu

6. Dapat menurunkan permebilitas kapiler untuk membatasi pembentukan edema,

mengatasi menggigil yang dapat meningkatkan TIK, menurunkan metabolisme

seluler/menurunkan konsumsi oksigen

2. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK

a. Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam nyeri hilang dengan KH : 

Nyeri hilang

Pasien tenang

Tidak terjadi mual muntah

Pasien dapat beristirahat dengan tenang

b. Intervensi :

1. Berikan lingkungan yang tenang.

2. Tingkatkan tirah baring, bantu perawatan diri pasien.

3. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin diatas mata.

4. Dukung pasien untuk menemukan posisi yang nyaman.

5. Berikan ROM aktif/pasif.

6. Gunakan pelembab yang agak hangat pada nyeri leher/punggung yang

tidak ada demam.

23

Page 24: 94959096 Tugas Neuro Sol

7. Kolaborasi pemberian obat analgetik seperti asetaminofen, kodein sesuai

indikasi

c. Rasional :

1. Menurunkan reaksi terhadap stimulus dari luar dan meningkatkan istirahat

2. Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri.

3. Meningkatkan vasokontriksi, penumpukan resepsi sensori akan

menurunkan nyeri.

4. Menurunkan iritasi meningeal, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut

5. Membantu merelaksasi ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri.

6. Meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan rasa sakit.

7. Untuk menghilangkan nyeri yang hebat.

3. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kurang nutrisi

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan pasien

menjadia dekuat dengan KH :

Mual muntah hilang

Napsu makan meningkat

BB kembali seperti sebelum sakit

Intervensi :

1. Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan.

2. Beri makanan dalam jumlah kecil dan sering.

3. Timbang berat badan.

4. Kolaborasi dengan ahli gizi

Rasional :

1. Menentukan pemilihan terhadapjenis makanan sehingga pasien terlindungi dari

aspirasi.

2. Meningkatkan proses pencernaan dan kontraksi pasien terhadap nutrisi yang

diberikandan dapat meningkatkan kerjasama pasien saat makan.

3. Mengevaluasi keefektifan/ kebutuhan mengubah pemberian nutrisi.

4. Merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori \nutrisi

24

Page 25: 94959096 Tugas Neuro Sol

DAFTAR PUSTAKA

1. Long, B. C. Perawatan medikal bedah. 1996. Jakarta: EGC

2. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. Buku ajar keperawatan medikal bedah. (Ed.8).2001.

Jakarta: EGC

3. Price, S. A., & Wilson, L. M. Patofisiologi; konsep klinik proses- proses penyakit.

(Ed. 4). 1995.Jakarta: EGC

4. Herainy, H. (2008). Tumor otak. Diperoleh pada tanggal 12 April 2012 dari

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_TumorOtakTinjauanKepustakaan.pdf/

11_TumorOtakTinjauanKepustakaan.html

5. Carpenito, L. J. Diagnosa keperawatan. 1997. Ed. 6. Jakarta: EGC

6. Doenges, M. E. , et al. Rencana asuhan keperawatan. 1997.Jakarta: EGC

25