tugas msdm

41
Makalah Seminar Manjemen Sumber Daya Manusia Dosen : Drs.Muhammad Imron,MM PENGARUH PELAKSANAAN MUTASI JABATAN STRUKTURAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN MAGETAN Oleh : Kelompok 3 Anggota 1. Irvan Sapari : 11.21.0041 2. Kalindra Ribut Yuda .S : 11.21.0042 3. Moh.Rivan Ardiansyah : 11.21.0047 4. Nur Hadi Eko Prasetyo :

Upload: kalindraributyudas

Post on 27-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS MSDM

Makalah Seminar Manjemen Sumber Daya Manusia

Dosen : Drs.Muhammad Imron,MM

PENGARUH PELAKSANAAN MUTASI JABATAN STRUKTURAL

TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA

KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

KABUPATEN MAGETAN

Oleh :

Kelompok 3

Anggota

1. Irvan Sapari : 11.21.0041

2. Kalindra Ribut Yuda .S : 11.21.0042

3. Moh.Rivan Ardiansyah : 11.21.0047

4. Nur Hadi Eko Prasetyo : 11.21.0053

5. Yuliara Kevynsari Ramanta : 11.21.0079

6. Yuni Kurnianingsih : 11.21.0080

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN

2014

Page 2: TUGAS MSDM

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan

petunjuk Nya dalam menyelesaikan malakah ini, Terima kasih penulis

sampaikan pula kepada Bpk Drs.Muhammad Imron, MM selaku dosen mata

kuliah Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia atas

bimbingannya.Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Seminar

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Mungkin dalam makalah ini terdapat beberapa kekurangan yang disengaja

ataupun yang tidak disengaja oleh karena itu mohon dimaklumi,pembuatan

makalah ini tidak lain adalah salah satu proses pembelajaran.

Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Madiun, 8 April 2014

PENULIS

Page 3: TUGAS MSDM

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Perumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mutasi Karyawan

2.2 Persyaratan yang harus dipenuhi dalam mutasi karyawan

2.3 Metode Mutasi

2.4 Sebab dan Alasan Mutasi

BAB III SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN KENAIKAN PANGKAT

3.1 Sistem Penilaian Kerja

3.2 Sistem Kenaikan Pangkat

3.3 Tata Cara Usulan Kenaikan Pangkat

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN

Page 4: TUGAS MSDM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran Sumber Daya Manusia (SDM) bagi organisasi mempunyai

posisi yang sangat strategis. Dalam organisasi pe-merintahan SDM

yang berperan penting adalah aparatur negara, yaitu Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang bekerja di berbagai instansi baik di pusat maupun

daerah. Sebagai aparatur negara, PNS merupakan tulang punggung

dalam penyelenggaraan roda pemerintahan, dan sebagai abdi

masyarakat harus me-ngabdi pada tugasnya, melaksanakan tugas-nya

yaitu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

Berkaitan dengan sangat urgennya peranan PNS dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara maka untuk mewujudkan

penyelenggaraan pemerintahan dan pem-bangunan yang demikian,

diperlukan PNS yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil

melalui pembinaan dan pengembangan SDM yang dilaksanakan

berdasarkan prestasi kerja dan sistem karir. Tujuan pengembangan

SDM menurut Heidjrachman dan Husnan (1990, h.74) adalah untuk

memperbaiki efektivitas kerja pegawai dalam mencapai hasil-hasil

kerja yang telah ditetapkan. Salah satu bentuk dari pengembangan

SDM adalah dengan me-lakukan mutasi. Mutasi adalah kegiatan

pemindahan pegawai dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain. Menurut

Siswanto (1989, h.210) mutasi merupakan kegiatan yang mutlak harus

dilakukan dalam rangka mengembangkan pegawai yang menjadi

tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan.

Page 5: TUGAS MSDM

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti

dalam mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia tentang mutasi

karyawan khususnya di Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan dan

dapat menambah pengetahuan kita serta mempelajari sebagai topik

pembahasan dalam Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia.

1.3 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah

apa pengertian Mutasi, sistem penilaian kerja dan kenaikan pangkat

dari pelaksanaan mutasi stuktural karyawan di BPS Kabupaten

Magetan.

Page 6: TUGAS MSDM

BAB II

PEMBAHASAN

MUTASI KARYAWAN

2.1 Pengertian Mutasi

Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan

baik secara horizontal maupun vertikal(promosi/demosi) di dalam satu organisasi.

Kalau kita kembali kepada tujuan utama mutasi yaitu tercapainya efisiensi dan

efektivitas kerja, maka tujuan lain dari mutasi dapat kita lihat dari dua sudut

pandang yang berbeda yaitu dari sudut pandang kepentingan pegawai dan juga

organisasi sebagai berikut:

Bagi Kepentingan Pegawai. memperluas atau pengembangan pegawai (program

pelatihan jabatan)

a. Menghilangkan kejenuhan terhadap pekerjaan

b. Memberikan kejenuhan terhadap pekerjaan

c. Penyesuaian pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai

d. Mengatasi perselisihan antara sesame pegawai (kondisional)

Bagi Kepentingan Organisasian menciptakan keseimbangan antara sumber daya

manusia dengan komposisi pekerjaan atau jabatan

a. Meningkatkan produktivitas kerja

b. Memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasi seseorang

c. Alat pendorong agar semangat kerja meningkat melalui persaingan

terbuka.

2.2 Persyaratan Yang Harus dipenuhi dalam Mutasi Stuktural

Pengangkatan PNS dalam jabatan struktural pada dasarnya harus

memenuhi semua syarat dan kriteria yang diwajibkan peraturan perundang-

undangan. Agar nantinya setelah dilantik diharapkan pejabat yang diangkat

mampu melaksanakan tugasnya secara baik dan profesional demi mewujudkan

tujuan nasional dan pembangunan nasional. Persyaratan untuk dapat diangkat

Page 7: TUGAS MSDM

dalam jabatan struktural, berdasarkan Pasal 5 PP No 100 Tahun 2000 adalah

sebagai berikut:

a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;

b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah jenjang

pangkat yang ditentukan;

c. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;

d. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam 2 (dua) tahun terakhir;

e. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan; dan

f. Sehat jasmani dan rohani.

2.3 Metode Mutasi :

Metode Ilmiah

Tidak didasarkan pada norma/standar tertentu,misal analisis

pekerjaan

Berorientasi hanya pada ijazah atau masa kerja,bukan atas

prestasi atau faktor-faktor riil

Berorientasi pada banyaknya anggaran yang tersedia,bukan

atas kebutuhan riil karyawan

Metode Non Ilmiah

Berdasarkan pada norma/standar tertentu,misal analisis

pekerjaan

Berorientasi pada kebutuhan riil

Berorientasi pada formasi riil kepegawaian

Berorientasi pada tujuan yang beraneka ragam

Berdasarkan obyektivitas yang dapat dipertanggung

jawabkan.

2.4 Sebab dan Alasan Mutasi

Permintaan Sendiri

Mutasi yang dilakukan atas keinginan sendiri karyawan yang

bersangkutan dan dengan mendapat persetujuan pimpinan

organisasi.

Page 8: TUGAS MSDM

Alasan-alasannya seperti,masalah kesehatan,keluarga,maupun

karena sulit bekerjasama.

Alih Tugas Produktif (ATP)

Mutasi karena kehendak pimpinan untuk meningkatkan

produktivitas dengan menempatkan karyawan bersangkutan pada

jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan kecakapanya.

BAGAN STUKTURAL ORGANISASI

Istilah

IPDS = Integrasi Pengolahan Desiminasi Statistik

KSK = Koordinator Statistik Kecamatan

BKN ( Pusat )

Seksi

Produksi

Seksi

Nerwilis

Seksi SosialSeksi

Distribusi

Seksi

IPDS

KSK

BPS PROVINSI

KEPALA BPS Kab/Kota

Kab/Kota

BAPERJAKAT

STAFT STAFT STAFT STAFT STAFT

Page 9: TUGAS MSDM

BAB III

SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN KENAIKAN PANGKAT

3.1 Sistem Penilaian Kinerja

Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 yang

dituangkan dalam Bab IV tentang arah kebijakan penyelenggara negara

dinyatakan untuk meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki

kesejahteraan dan keprofesionalan serta melakukan sistem karir berdasarkan

prinsip dengan prinsip memberikan penghargaan dan sangsi. Lebih lanjut

dalam pasal 17ayat (2) UU No. 43 Tahun 1999 dinyatakan bahwa pangkat

Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip

profesionalisme sesuai dengan kompetisi, prestasi kerja dan jejang pangkat

yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa

membedakan jenis kelamin, ras agama, ras atau golongan.

Pelaksanaan pembinaan pegawai dapat menjadi proses perubahan dari

pegawai-pegawai yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-karyawan yang

cakap, dan karyawan-karyawan sekarang dapat dikembangkan untuk memikul

tanggung jawab baru. Untuk mengukur sukses atau tidaknya program yang

dilaksanakan maka diperlukan adanya penilaian dan evaluasi secara sistematis.

Penilaian prestasi pegawai dikenal dengan istilah “performance rating,

performance appraisal, personnel assessment, employee evaluation, merit

rating, efficiency rating, service rating.”

Penilaian kinerja yang dikemukakan oleh Roger Bellows (dalam

manulang, 2001) penilaian kerja sering disebut seperti: employee evaluation,

merit rating, efficiency rating, progress report dan personal review. Sementara

itu Amstrong dan Baron menyebutnya performance measurement. Lebih

lanjut Schuler dan Jackson (terjemahan Penerbit Erlangga, 1999)

menyebutkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu sistem formal dan

terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang

Page 10: TUGAS MSDM

berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat

ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif

seseorang karyawan sehingga organisasi dan masyarakat semuanya

memperoleh manfaat. Lebih lanjut (Prawirosentono, 1999) menyatakan bahwa

performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika.

Penilaian kinerja di lingkungan Pegawai Negeri Sipil dalam sistem

administrasi negara Indonesia, mempunyai peran dan kedudukan yang sangat

signifikan.

Pegawai Negeri sebagai unsur utama aparatur pemerintah bertugas

melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan untuk mencapai

tujuan nasional. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

nasional sangat tergantung pada kualitas Pegawai Negeri. Kedudukan penting

Pegawai Negeri telah ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 1999

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian, yang dinyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil

berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas memberikan

palayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam

penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.

Di lingkungan Pegawai Negeri Sipil Penilaian Kinerja Pegawai

dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 tentang

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.

Penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS dituangkan dalam suatu daftar

(yang popular dengan singkatan DP-3) yang memuat hasil penilaian

pelaksanaan pekerjaan seorang PNS dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, yaitu

sejak bulan Januari sampai dengan Desember.

Page 11: TUGAS MSDM

DP-3 ini merupakan bahan pertimbangan yang obyektif dalam

pembinaan karir PNS yang dibuat oleh Pejabat Penilai dan ditanda tangani

oleh 3 (tiga) pihak, yaitu: pegawai yang dinilai, oleh Pejabat Penilai dan

Atasan Pejabat Penilai. Sedangkan unsur-unsur yang dinilai ada 8 (delapan)

yang terdiri dari:

a. Kesetiaan;

b. Prestasi Kerja;

c. Tanggung Jawab;

d. Ketaatan;

e. Kejujuran;

f. Kerjasama;

g. Prakarsa; dan

h. Kepemimpinan (khusus bagi PNS yang menjadi pejabat eselon V

keatas).

DP-3 bagi CPNS dibuat dalam tahun yang bersangkutan, apabila yang

bersangkutan belum bekerja selama 6 (enam ) bulan maka DP-3nya dibuat

pada tahun berikutnya.Khusus menjadi CPNS yang akan diangkat menjadi

PNS, DP-3nya dibuat setelah yang bersangkuatan sekurang - kurangnya

telah 1 (satu) tahun menjadi CPNS terhitung yang bersangkutan secara nyata

melaksanakan tugasnya.

Pejabat yang berwenang memberikan nilai dalam DP-3 tersebut

dinamakan Pejabat Penilai,sedangkan pejabat yang secara vertikal

membawahi Pejabat penilai disebut Atasan Pejabat penilai. Pejabat Penilai

ini serendah-rendahnya menduduki jabatan eselon V atau eselon terendah

dalam suatu unit organisasi.

Dalam proses penilaian, sebelum CPNS atau PNS menandatangani DP-3,

yang bersangkutan memiliki hak untuk setuju atau tidak setuju. Apabila

setuju maka yang bersangkutan menandatanganinya dan apabila tidak setuju

maka yang bersangkutan boleh menyatakan keberatan dalam formulir DP-3

pada kolom atau lembar yang tersedia. Dalam hal demikian,

Page 12: TUGAS MSDM

ia mengajukan keberatannya kepada Atasan Pejabat Penilai sebagai

pengambil keputusan terakhir.

Penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut dinyatakan dengan sebutan dan

angka sebagai berikut:

a. Amat baik dengan angka 91 sampai dengan 100

b. Baik dengan angka 76 sampai dengan 90

c. Cukup dengan angka 61 sampai dengan 75

d. Sedang dengan angka 51 sampai dengan 60

e. Kurang dengan angka 50 ke bawah;

DP-3 bersifat rahasia, artinya hanya Pejabat Penilai, Atasan Pejabat Penilai,

yang bersangkutan dan pejabat lain yang karena tugasnya berurusan dengan

DP-3 yang berhak mengetahuinya.

3.2 Sistem Kenaikan Pangkat

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan PNS atas dasar sistem

prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja,

maka PNS yang memenuhi syarat dapat dinaikkan pangkatnya. Kenaikan

pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian

PNS terhadap negara. Selain itu, kenaikan pangkat juga dimaksudkan sebagai

dorongan kepada PNS untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan

pengabdiannya. Dalam PP No. 99 Tahun 2000 jo. PP No. 12 Tahun 2002

disebutkan adanya 2 jenis kenaikan pangkat, yaitu kenaikan pangkat reguler

dan kenaikan pangkat pilihan.

Dalam lingkungan PNS terdapat 17 jenjang pangkat, 4 (empat) golongan,

dimana setiap golongan dibagi ke dalam 4 (empat) ruang, kecuali golongan

IV yang dibagi ke dalam 5 (lima) ruang. Di bawah ini adalah matriks jenjang

pangkat dan golongan penggajian yang berlaku di lingkungan Pegawai Negeri

Sipil.

Page 13: TUGAS MSDM

No PANGKAT GOLONGAN RUANG

1 Juru Muda I A

2 Juru Muda Tk. I I B

3 Juru I C

4 Juru Tk. I I D

5 Pengatur Muda II A

6 Pengatur Muda Tk. I II B

7 Pengatur II C

8 Pengatur Tk. I II D

9 Penata Muda III A

10 Penata Muda Tk. I III B

11 Penata III C

12 Penata Tk. I III D

13 Pembina IV A

14 Pembina Tk. I IV B

15 Pembina Utama Muda IV C

16Pembina Utama

MadyaIV D

17 Pembina Utama IV e

Page 14: TUGAS MSDM

1. Kenaikan Pangkat Reguler

Kenaikan pangkat reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS

yang telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan.

Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada PNS yang:

a. Tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu;

b. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan

struktural atau jabatan fungsional tertentu; dan

c. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk

dan tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional

tertentu.

Kenaikan pangkat reguler diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat

atasan langsungnya dan setelah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;

b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam 2 (dua) tahun terakhir.

Kenaikan pangkat reguler ini tidak secara terus menerus diberikan kepada

PNS, akan tetapi sangat dipengaruhi oleh jenjang pendidikan PNS yang

bersangkutan. Pangkat puncak/tertinggi yang dapat dicapai oleh PNS,

yaitu sampai dengan:

a. Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki STTB

Sekolah Dasar;

b. Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki STTB Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama;

c. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki STTB

Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama;

d. Penata muda Tingkat I, golongan ruang III/b bagi yang memiliki

STTB Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Lanjutan Kejuruan

Tingkat Atas 3 (tiga), Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 4

(empat), Diploma I atau Diploma II;

Page 15: TUGAS MSDM

e. Penata golongan ruang III/c bagi yang memiliki Ijazah Sekolah Guru

Pendidikan Luar Biasa, Diploma III, Sarjana Muda, Akademi, atau

Bakaloreat;

f. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki ijazah

Sarjana (S1) atau Diploma IV;

g. Pembina, golongan ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah Dokter,

Apoteker, magister (S2), atau Ijazah lain yang setara; dan

h. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki ijazah

Doktor (S3).

2. Kenaikan Pangkat Pilihan

Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang

diberikan kepada PNS atas prestasi kerjanya yang tinggi. Kenaikan

pangkat pilihan diberikan kepada PNS yang:

a. Menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu;

b. Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan

Keputusan Presiden;

c. Menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya;

d. Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara;

e. Diangkat menjadi pejabat negara;

f. Memperoleh STTB atau ijazah;

g. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan

struktural atau jabatan fungsional tertentu;

h. Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar; dan

i. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi

induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan atau jabatan

fungsional tertentu.

Masa atau periode kenaikan pangkat PNS ditetapkan pada tanggal 01

April dan 01 Oktober setiap tahun. Selanjutnya selain jenis-jenis kenaikan

Page 16: TUGAS MSDM

pangkat reguler dan pilihan, ada juga kenaikan pangkat Anumerta dan

kenaikan pangkat Pengabdian.

PNS yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya masih satu

tingkat dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan

itu, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila;

a. Telah 1 (satu) tahun dalam pangkat yang dimiliki;

b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dlam jabatan struktural yang

didudukinya, dan

c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam 2 (dua) tahun terakhir.

PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya selama 1

(satu) tahun terakhir, dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa

terikat pada jenjang pangkat apabila:

a. sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir; dan

b. setiap unsur penilaian prestasi kerja bernilai amat baik dalam 1 (satu)

tahun terakhir.

Dengan Keputusan Presiden, PNS dapat dinaikkan pangkatnya

setingkat lebih tinggi apabila menemukan penemuan baru yang bermanfaat

bagi negara tanpa terikat dengan jenjang pangkatnya. Hal ini dapat

dilakukan apabila PNS yang bersangkutan telah 1 (satu) tahun dalam

pangkat terakhir dan mempunyai penilaian prestasi kerja dalam 1 (satu)

tahun terakhir rata-rata bernilai baik.

Begitu pula bagi PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan

diberhentikan dari jabatan organiknya, dapat dinaikkan pangkatnya setiap

kali setingkat lebih tinggi tanpa terikat dengan jenjang pangkatnya apabila:

a. sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; dan

b. setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam 1 (satu) tahun terakhir

sekurang-kurangnya bernilai baik.

Page 17: TUGAS MSDM

PNS juga dapat dinaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila

yang bersangkutan memperoleh:

a. Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tingkat

I, golongan ruang I/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi

Juru, golongan ruang I/c;

b. Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,

Diploma I atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Tingkat I,

golongan ruang I/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi

Pengatur Muda, golongan ruang II/a;

c. Surat tanda Tamat Belajar atau Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar

Biasa atau Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda, golongan

ruang II/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur

Tingkat I, golongan ruang II/b;

d. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah Diploma III dan

masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b ke

bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang

II/c;

e. Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat

Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan

pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a;

f. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah lain yang setara, Ijazah

Magister (S2) dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang

III/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda

Tingkat I, golongan ruang III/b;

g. Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I,

golongan ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi

Penata, golongan ruang III/c;

Demikian pula bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus

dan memperoleh:

Page 18: TUGAS MSDM

a. Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II dan masih

berpangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a ke bawah, dapat

dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Tingkat I, golongan ruang

II/b;

b. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi atau Ijazah Diploma III dan

masih berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b ke

bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur, golongan ruang

II/c;

c. Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat

Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan

pangkatnya menjadi Penata Muda, golongan ruang III/a;

d. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker dan Ijazah lain yang setara, Ijazah

Magister (S2) dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang

III/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda

Tingkat I, golongan ruang III/b;

e. Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I,

golongan ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi

Juru, golongan ruang III/c

3. Kenaikan Pangkat Anumerta

Kenaikan Pangkat Anumerta adalah kenaikan pangkat yang diberikan

kepada PNS yang dinyatakan tewas, artinya meninggal dunia dalam dan

karena menjalankan tugas kewajibannya. Untuk menghargai keadaan

tersebut Pemerintah memberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi

dari pangkat yang dimilikinya, yang berlaku mulai tanggal PNS yang

bersangkutan tewas (artinya tidak mengikuti masa kenaikan pangkat

sebagaimana tersebut dalam alinea diatas ini).

4. Kenaikan Pangkat Pengabdian

Kenaikan pangkat Pengabdian adalah kenaikan pangkat setingkat

lebih tinggi yang diberikan kepada PNS yang meninggal dunia atau akan

Page 19: TUGAS MSDM

diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas

usia pensiun,dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih

tinggi apabila:

a. Memiliki masa kerja sebagai PNS:

1) Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun secara terus menerus

dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) bulan dalam pangkat

terakhir;

2) Sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus

dan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat

terakhir;

3) Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus dan

sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;

b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam 1 (satu) tahun terakhir;

c. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin Tingkat Sedang atau berat

dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Kenaikan Pangkat Pengabdian mulai berlaku:

a. Tanggal PNS yang bersangkutan meninggal dunia;

b. Tanggal 1 (satu) pada bulan PNS yang bersangkutan diberhentikan

dengan hormat dengan hak pensiun.

Selain itu kepada PNS atau CPNS yang oleh Tim Penguji Kesehatan

dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua

jabatan negeri, diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih

tinggi.

Selanjutnya bagi PNS yang akan naik golongan, yaitu dari golongan I

ke golongan II, dan dari golongan II ke golongan III untuk dapat dinaikkan

ke golongan lebih tinggi selain harus memenuhi syarat yang ditentukan

juga harus lulus ujian dinas.Dikecualikandari Ujian Dinas bagi PNS yang:

Page 20: TUGAS MSDM

a. Akan diberikan kenaikan pangkat karena telah menunjukkan prestasi

kerja luar biasa baiknya;

b. Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan penemuan baru

yang bermanfaat bagi negara;

c. Diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena:

1) Mencapai batas usia pensiun;

2) Dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi

dalam semua jabatan negeri oleh Tim Penguji Kesehatan.

d. Telah memperoleh:

1) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk Ujian Dinas Tk.I.

2) Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah lain

yang setara atau Doktor (S3) untuk ujian dinas Tk. I atau Tk. II.

3) Telah mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan

Kepemimpinan.

3.3 Tata Cara Usulan Kenaikan Pangkat

1.Prosedur Pengajuan Usul

a. Pangkat Penata Muda (III/a) sampai dengan pangkat Pembina Utama

IV/e

Pengajuan usul kenaikan pangkat untuk memperoleh penetapan

kenaikan pangkat dalam rentang pangkat Penata Muda (III/a) sampai

dengan pangkat Pembina Utama (IV/e) disampaikan ke BPS.

Selanjutnya usul kenaikan pangkat Penata Muda (III/a) sampai dengan

Pembina Tk. I (IV/b) akan diteruskan kepada Kepala BKN. Sedangkan

usul kenaikan pangkat Pembina Utama Muda (IV/c) ke atas

disampaikan ke Presiden melalui Sekretariat Negara dengan tembusan

kepada Kepala BKN.

b. Pangkat Pengatur Tk. I (II/d) ke bawah

1) Pengajuan usul kenaikan pangkat untuk memperoleh penetapan

kenaikan pangkat Pengatur Tk. I (II/d) ke bawah bagi pegawai BPS

yang bekerja di BPS Provinsi/Kabupaten/Kota dikoordinasikan

Page 21: TUGAS MSDM

kepada BPS Provinsi masing-masing untuk selanjutnya akan

diproses melalui Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara

yang bersangkutan.

2) Bagi pegawai BPS yang berpangkat Pengatur Tk. I (II/d) ke bawah

yang bekerja di BPS (Pusat), usul kenaikan pangkat golongan

dimaksud disampaikan kepada Biro Kepegawaian untuk

selanjutnya akan diproses penetapan kenaikan pangkatnya melalui

Badan Kepegawaian Negara.

c. Prosedur pengajuan usul kenaikan pangkat menurut pangkat/golongan

tersebut dalam butir a dan b di atas berlaku untuk semua jenis kenaikan

pangkat.

2. Tata Cara Pengajuan Usul

Untuk menjamin kelancaran proses administrasi dan keseragaman

prosedur maka seluruh usul kenaikan pangkat harus menggunakan

formulir Usul Kenaikan Pangkat Pegawai seperti terlampir.

Formulir Usul Kenaikan Pangkat Pegawai dibuat secara perorangan

dengan lampiran kelengkapan administrasi kenaikan pangkat yang sesuai

dengan jenis kenaikan pangkat yang diusulkan.

Formulir Usul Kenaikan Pangkat Pegawai berisi informasi tentang

Nama, Nip, Nomor Seri KARPEG, Tempat dan Tanggal Lahir, Jabatan,

Pangkat/Golongan terakhir, Pangkat/Golongan yang diusulkan,

Keterangan Nama/NIP/Pangkat/Jabatan atasan langsung, dan tally check

kelengkapan administrasi kenaikan pangkat.

Dengan menggunakan formulir tersebut diharapkan segala kekurang

lengkapan berkas administrasi kenaikan pangkat dapat dideteksi lebih dini,

sehingga dapat diantisipasi di tingkat pengolah administrasi kepegawaian

di BPS Provinsi/Kota/ Kabupaten atau di Biro Kepegawaian. Setiap usulan

kenaikan pangkat pegawai harus melampirkan berkas kelengkapan

Page 22: TUGAS MSDM

administrasi kenaikan pangkat yang sesuai masing-masing rangkap 2

(dua).

Bagi usulan kenaikan pangkat pegawai yang tidak dilengkapi dengan

persyaratan sesuai yang ditentukan, maka akan ditangguhkan

pemrosesannya sampai dengan dipenuhinya kelengkapan administrasi

dimaksud.

3. Persyaratan Usul Kenaikan Pangkat

Persyaratan usul kenaikan pangkat adalah dokumen-dokumen yang

harus dilampirkan bersama usul kenaikan pangkat. Dokumen yang

dilampirkan tersebut berbeda-beda jenisnya tergantung jenis kenaikan

pangkat yang diusulkan. Untuk lebih memudahkan berikut ini ditampilkan

tabel jenis kenaikan pangkat dan jenis dokumen yang diperlukan.

Page 23: TUGAS MSDM

Bagan Pelaksanaan Mutasi stuktural di kantor BPS dalam provinsi

PINDAH DALAM PROVINSI

Pelaksanaan mutasi jabatan stuktural yang terjadi dari Staf ke KSK

atau KSK ke Staf dalam lingkup dalam Provinsi.Pada tahap pertama

Kepala BPS Kab/Kota menyampaikan usulan mengenai pengangkatan

atau pemindahan data calon pejabat stuktural di lingkungan BPS

pemerintah kabupaten,yang disampaikan kepada Kepala BPS

Provinsi,sebelum Kepala BPS Provinsi mengambil keputusan,maka

dibentuk suatu tim yang bertugas memberikan saran dan per-

timbangan dalam pengangkatan jabatan yaitu Badan Pertimbangan

Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat)Provinsi.Dari usulan yang di

ajukan Kepala BPS Kab/Kota diseleksi kembali oleh tim Baperjakat

Provinsi,Data calon yang diusulkan untuk diajukan dalam sidang

Baperjakat harus sesuai dengan format yang ditentukan,dan dilampiri

Daftar Riwayat Hidup dan dengan melihat perkembangan PNS

tersebut terutama melalui Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP-3)

selama 2 (dua) tahun terakhir.Dari sidang Baperjakat maka dihasilkan

suatu keputusan yang akan ditetapkan oleh ketua Baperjakat

Provinsi,apabila data calon yang diusulkan telah memenuhi

persyaratan sesuai dengan format yang ditentukan maka akan

dibuatkan SK mutasi apabila di setujui,sebaliknya bila tidak memenuhi

persyaratan akan ditolak.Hasil keputusan yang telah disetujui akan

ditandatangani oleh BPS Prov setelah ada persetujuan BPS

pusat(BKN),Kemudian oleh Ketua Baperjakat akan diserahkan

kebagian Simpeg(Sistem Informasi Pegawai) untuk dikirim ke pihak

yang bersangkutan.SK mutasi akan dikirimkan kepada kepala BPS

Kab/Kota setempat.

Page 24: TUGAS MSDM

Bagan Pelaksanaan Mutasi stuktural di kantor BPS antar Provinsi

PINDAH ANTAR PROVINSI

Pelaksanaan Mutasi jabatan stuktural yang terjadi antar provinsi.Pada

Tahap pertama pejabat Eselon II menyampaikan usulan mengenai

pengangkatan atau pemindahan data calon pejabat stuktural di

lingkungan BPS pemerintah Kab/Kota setempat yang disertai berkas-

berkas dari data calon pejabat yang akan dimutasikan untuk

disampaikan kepada Ketua Baperjakat dan Sestama BPS

Pusat,Baperjakat akan mengkaji ulang data calon yang akan

dimutasikan dengan melihat berkas-berkas yang sertakan,apabila data

calon yang diusulkan telah memenihi persyaratan sesuai dengan format

yang ditentukan,Dimana dilampirkan Daftar Riwayat Hidup dan Daftar

Penilaian Prestasi kerja (DP-3) selama 2 tahun terakhir,maka Ketua

Baperjakat akan menyetujui dan menimbang surat penawaran

penempatan (Prov tujuan dan asal) yang diajukan BPS Prov yang akan

menjadi tempat mutasi dari calon pejabat bersangkutan,apabila usulan

Page 25: TUGAS MSDM

tersebut disetujui oleh Ketua Baperjakat dan Sestama BPS pusat dan

ditanda tangani setelah ada persetujuan dari BPS Pusat(BKN) maka

akan dibuatkan SK mutasi untuk calon yang bersangkutan,Kemudian

SK mutasi akan dikirimkan kepada pihak yang bersangkutan melalui

Simpeg(Sistem Informasi Pegawai) kepada Kepala BPS Kab/Kota

yang bersangkutan.

Bagan Pelaksanaan Mutasi kenaikan Jabatan

MUTASI/PROMOSI JABATAN

Pelaksanaan Mutasi/Promosi jabatan,Misal yang dikenakan kepada

pejabat Eselon III untuk naik jabatan ke Eselon IV,pelaksanaannya

dilakuakan oleh Ketua Baperjakat dan Sestama BPS Pusat atas usul

BPS Prov,Dari data calon yang diusulkan oleh pejabat Eselon II yang

ada di Prov yang disertai berkas-berkas pengajuan mutasi jabatan akan

diterima dan ditampung oleh Baperjakat Pusat,Setelah diseleksi dan

Page 26: TUGAS MSDM

sesuai dengan persyaratan yang diajukan maka disetujui oleh Ketua

Baperjakat Pusat dan ditanda tangani BPS Pusat(BKN),Hasil dari

keputusan Ketua Baperjakat maka akan dibuatkan SK kenaikan

Jabatan untuk calon pejabat Eselon III yang akan dipromosikan

mendudiki jabatan Eselon IV,Setelah berkas-berkas telah memenuhi

persyaratan dan SK kenaikan Jabatan telah disetujui,maka dilakuakan

pelantikan dan pengambilan sumpah janji sebagai bagian seremonial

serta penguatan hukum atas pelantikan pejabat struktural di SKPD.

SPP dan SK Eselon IV kemudian akan dikirimkan kepada pihak

bersangkutan melalui Simpeg(Sistem Informasi Pegawai) kepada BPS

Kab/Kota yang bersangkutan.

Bagan Pelaksanaan Mutasi stuktural antara instansi

PINDAH ANTAR INSTANSI

Pelaksanaan Mutasi jabatan stuktural Antar Instansi,Pada tahap

pertama dilakukan pengajuan usulan oleh Ketua BPS Kab/Kota dalam

satu Prov disertai berkas-berkas sebagai persyaratan mutasi bagi calon

Page 27: TUGAS MSDM

yang diajukan,Dari usulan tersebut akan ditampung oleh Ketua

Baperjakat dan Sestama BPS Prov,yang kemudian akan dilakukan

sidang baperjakat dari hasil sidang Baperjakat tersebut akan dibuat

keputusan setelah melihat berkas-berkas dan menimbang dari data

calon yang akan di mutasi telah memenuhi persyaratan dengan format

yang ditentukan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Mutasi stuktural karyawan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

pelaksanaan pembinaan PNS atas dasar sistem prestasi kerja dan sistem

karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja, maka PNS yang

memenuhi syarat dapat dinaikkan pangkatnya. Kenaikan pangkat adalah

penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian PNS

terhadap negara.

Adapun persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural,garus

sesuai berdasarkan Pasal 5 PP No 100 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:

a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;

b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah

jenjang pangkat yang ditentukan;

c. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;

d. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam 2 (dua) tahun terakhir;

e. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan; dan

f. Sehat jasmani dan rohani.

4.2 SARAN

Page 28: TUGAS MSDM

Dalam melakukan mutasi karyawan disarankan kepada tim Baperjakat

untuk lebih selektif lagi dalam memilih PNS yang akan diangkat dalam

jabatan stuktural,jangan mengangkat PNS yang disiplin ilmunya tidak

sesuai dengan bidang tugasnya,karena itu akan menghambat kinerja PNS

yang berimbas kepada pelayanan masyarakat.